Anda di halaman 1dari 9

Satuan Acara Penyuluhan

( S. A. P. )

Topik : Pengertian, klasifikasi, penyebab, manifestasi, pemeriksaan penunjang,


penatalaksanaan, dan pencegahan timbulnya asma pada penderita
Sasaran
1. Umum : Pasien dan keluarga pasien peserta penkes di rumah Tn. B
2. Khusus : Pasien dengan asma
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Mei 2017
Alokasi Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn. B
Penyuluh : Endah Kusumawardani

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan tentang pengertian, klasifikasi, penyebab,
manifestasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan pencegahan timbulnya
asma pada penderita, klien dapat memahami tentang penyakit asma dan dapat
mengetahui cara mencegah terjadinya asma
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit baik klien maupun anaknya
mampu
o Menjelaskan pengertian asma
o Menyebutkan klasifikasi DM
o Menyebutkan penyebab DM
o Menyebutkan manifestasi DM P
o Menjelaskan pemeriksaan penunjang DM
o Menjelaskan penatalaksanaan DM
o Menyebutkan jenis diet yang boleh dikonsumsi penderita DM

B. Sub-Pokok Bahasan Penyuluhan


o Pengertian
o Klasifikasi
1
o Penyebab
o Manifestasi
o Pemeriksaan Penunjang
o Penatalaksanaan
o Jenis diet pada penderita DM

C. Media
o Lembar balik pengertian, klasifikasi, penyebab, manifestasi, pemeriksaan
penunjang, penatalaksanaan, dan jenis diet pada penderita Diabetes Mellitus.
o Leaflet pengertian, klasifikasi, penyebab, manifestasi, pemeriksaan penunjang,
penatalaksanaan, dan jenis diet pada penderita Diabetes Mellitus.

D. Rancangan Tempat

Ket:
1
1: perawat
2: audiens
2 2 3: fasilitator
3 3

23

E. Kegiatan penyuluhan

No 2
Tahap Estimasi
Kegiatan Penyuluh Respon Metode
Kegiatan Waktu

1. Mengucapkan 1. Menjawab salam


salam 2. Memperhatikan
1 Pendahuluan 5 menit ceramah
3. Memperhatikan
2. Memperkenalkan
4. Memperhatikan
diri

2
3. Menjelaskan
tujuan umum

4. Kontrak waktu

2 Penyampaian Penyampaian materi


materi
1. Materi 1. Memperhatikan
penjelasan dan
a. Menjelaskan
mencermati
pengertian
materi
pengertian DM
b. Menyebutkan
klasifikasi DM
c. Menyebutkan
penyebab DM Ceramah
d. Menyebutkan
manifestasi DM &

e. Menjelaskan
Tanya
pemeriksaan
jawab
penunjang DM
f. Menjelaskan
penatalaksanaan
DM
g. Menyebutkan
15 menit
jenis diet pada
penderita DM
h. Kesimpulan

2. Memberikan
kesempatan
untuk bertanya 2. Bertanya
3. Menjawab
pertanyaan

3
peserta 3. Memperhatikan
jawaban

Penutup

1. Menyimpulkan a. Memperhatikan
3 Penutup 10 menit ceramah
hasil penyuluhan
b. Menjawab salam
2. Mengakhiri
dengan salam

F. Evaluasi

Aspek Waktu Metode Alat Evaluator

Kognitif Setelah materi Daftar


Tanya jawab Tim penyaji
Afektif selesai pertanyaan

Daftar pertanyaan
1. Jelaskan pengertian DM
2. Sebutkan klasifikasi DM
3. Sebutkan penyebab DM
4. Sebutkan minimal 3 gejala DM
5. Jelaskan penatalaksanaan DM
6. Sebutkan jenis diet pada penderita DM
7. Bagaimana rencana pasien kedepan setelah mendapat penjelasan tentang DM?

G. Sumber
1. Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G,. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung
Waluyo(dkk). Jakarta: EGC.

H. Materi

4
1. Definisi
Asma merupakan penyakit jalan napas obstruktif intermiten yang bersifat
reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli
tertentu yang ditandai dengan penyempitan jalan napas, yang mengakibatkan dispnea,
batuk dan mengi (Smeltzer & Bare, 2002).
Asma adalah kelainan berupa inflamasi kronik saluran napas yang menyebabkan
hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang dapat menimbulkan gejala
mengi, batuk, sesak napas dan dada terasa berat terutama pada malam dan atau dini
hari yang umumnya bersifat reversible baik dengan atau tanpa pengobatan (Depkes
RI, 2009).
Asma adalah penyakit kronis yang umum dan berpotensi serius yang menyebabkan
beban substansial pada pasien, keluarga dan masyarakat. Penyakit ini menyebabkan
gejala pernapasan, pembatasan kegiatan, dan eksaserbasi (serangan) yang kadang-
kadang memerlukan perawatan kesehatan yang mendesak dan mungkin berakibat
fatal (GINA, 2014).
Kesimpulannya, asma merupakan penyakit inflamasi kronis yang terjadi di saluran
pernafasan yang menyebabkan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan
sehingga menyebabkan penyempitan pada saluran pernafasan yang dapat
menimbulkan sesak, batuk, dan dada terasa berat saat bernapas.

2. Klasifikasi
Terdapat jenis-jenis asma menurut Smeltzer & Bare (2002) yaitu:
a. Asma alergik
Dapat disebabkan oleh alergen, misal serbuk sari, binatang, makanan dan jamur.
Kebanyakan alergen terdapat di udara dan bersifat musiman, biasanya pasien juga
memiliki riwayat keluarga yang alergik dan riwayat medis eczema atau rhinitis
alergik. Pajanan terhadap alergen mencetuskan asma. Anak-anak dengan asma
alergik sering dapat mengatasi kondisi sampai masa remaja.
b. Asma idiopatik atau nonalergik
Jenis asma ini tidak berhubungan dengan alergen spesifik. Faktor seperti common
cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi dan polutan lingkungan dapat
mencetuskan serangan. Selain itu beberapa agen farmakologi juga dapat menjadi
faktor seperti aspirin dan agen antiinflamasi nonsteroid lain, pewarna rambut,

5
antagonis beta-adrenergik dan pengawet makanan. Serangan pada asma ini menjadi
lebih berat dan sering, kemudian dapat berkembang menjadi bronkitis kronis dan
emfisema.
c. Asma gabungan
Merupakan bentuk asma yang paling umum. Asma ini memiliki karakteristik dari
bentuk alergik maupun idiopatik/nonalergik.

3. Etiologi dan Faktor Pencetus


Terdapat tiga proses yang menyebabkan pasien mengalami asma yaitu sensitisasi,
inflamasi dan serangan asma. Ketiga proses ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor genetik dan faktor lingkungan.
a. Sensitisasi
Sensitisasi yaitu individu dengan risiko genetik (alergik/atopi, hipereaktivitas
bronkus, jenis kelamin dan ras) dan lingkungan (alergen, sensitisasi lingkungan
kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi pernapasan (virus), diet, status
sosioekonomi dan besarnya keluarga) apabila terpajan dengan pemicu
(inducer/sensitisizer) maka akan menimbulkan sensitisasi pada dirinya. Faktor
pemicu tersebut adalah alergen dalam ruangan: tungau, debu rumah, binatang
berbulu (anjing, kucing, tikus), jamur, ragi dan pajanan asap rokok.
b. Inflamasi
Inflamasi yaitu individu yang telah mengalami sensitisasi, belum tentu menjadi
asma. Apabila telah terpajan dengan pemacu (enhancer) akan terjadi proses
inflamasi pada saluran napas. Proses inflamasi yang berlangsung lama atau proses
inflamasinya berat secara klinis berhubungan dengan hipereaktivitas. Faktor
pemacu tersebut adalah rinovirus, ozon dan pemakaian 2 agonis.
c. Serangan asma
Serangan asma yaitu setelah mengalami inflamasi maka bila individu terpajan
oleh pencetus (trigger) maka akan terjadi serangan asma (Depkes RI, 2009).

Faktor pencetus asma adalah semua faktor pemicu dan pemacu ditambah dengan
aktivitas fisik, udara dingin, histamin dan metakolin . Secara umum faktor pencetus
serangan asma adalah:
a. Alergen

6
Alergen merupakan zat-zat tertentu yang bila dihisap atau dimakan dapat
menimbulkan serangan asma seperti debu rumah, tungau, spora jamur, bulu
binatang, tepung sari, beberapa makanan laut (Muttaqin, 2008). Makanan lain
yang dapat menjadi faktor pencetus adalah telur, kacang, bahan penyedap,
pengawet, pewarna makanan dan susu sapi (Depkes RI, 2009).
b. Infeksi saluran pernapasan
Infeksi saluran napas terutama disebabkan oleh virus. Diperkirakan dua pertiga
pasien asma dewasa serangan asmanya ditimbulkan oleh infeksi saluran
pernapasan (Muttaqin, 2008). Asma yang muncul pada saat dewasa dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya sinusitis, polip hidung,
sensitivitas terhadap aspirin atau obat-obat Anti-Inflamasi Non Steroid (AINS),
atau dapat juga terjadi karena mendapatkan pemicu seperti debu dan bulu
binatang di tempat kerja yang mengakibatkan infeksi saluran pernapasan atas
yang berulang. Ini disebut dengan occupational asthma yaitu asma yang
disebabkan karena pekerjaan (Ikawati, 2010).
c. Tekanan jiwa
Faktor ini berperan mencetuskan serangan asma terutama pada orang yang agak
labil kepribadiannya, ini lebih menonjol pada wanita dan anak-anak (Muttaqin,
2008). Ekspresi emosi yang dimunculkan secara berlebihan juga dapat menjadi
faktor pencetus asma (Depkes RI, 2009).
d. Olahraga/kegiatan jasmani yang berat
Serangan asma karena exercise (Exercise Induced Asthma/EIA) terjadi segera
setelah olahraga atau aktivitas fisik yang cukup berat. Lari cepat dan bersepeda
merupakan dua jenis kegiatan paling mudah menimbulkan serangan asma (Muttaqin,
2008).
e. Obat-obatan
Pasien asma biasanya sensitif atau alergi terhadap obat tertentu (Muttaqin, 2008).
Obat tersebut misalnya golongan aspirin, NSAID, beta bloker, dan lain-lain (Depkes
RI, 2009).
f. Polusi udara
Pasien asma sangat peka terhadap udara berdebu, asap pabrik atau kendaraan, asap
rokok, asap yang mengandung hasil pembakaran dan oksida fotokemikal serta bau
yang tajam (Muttaqin, 2008).

7
4. Tanda dan Gejala
Gejala asma bersifat episodik, berupa batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada.
Gejala biasanya timbul atau memburuk terutama malam atau dini hari (PDPI, 2003).
Setelah pasien asma terpajan alergen penyebab maka akan timbul dispnea, pasien merasa
seperti tercekik dan harus berdiri atau duduk dan berusaha mengerahkan tenaga lebih kuat
untuk bernapas. Kesulitan utama terletak saat ekspirasi, percabangan trakeobronkial
melebar dan memanjang selama inspirasi namun sulit untuk memaksa udara keluar dari
bronkiolus yang sempit karena mengalami edema dan terisi mukus. Akan timbul mengi
yang merupakan ciri khas asma saat pasien berusaha memaksakan udara keluar. Biasanya
juga diikuti batuk produktif dengan sputum berwarna keputih-putihan (Price & Wilson,
2006).
Tanda selanjutnya dapat berupa sianosis sekunder terhadap hipoksia hebat dan
gejala-gejala retensi karbon dioksida (berkeringat, takikardi dan pelebaran tekanan nadi).
Pada pasien asma kadang terjadi reaksi kontinu yang lebih berat dan mengancam nyawa,
dikenal dengan istilah status asmatikus. Status asmatikus adalah asma yang berat dan
persisten yang tidak berespon terhadap terapi konvensional, dan serangan dapat
berlangsung lebih dari 24 jam (Smeltzer & Bare, 2002). Asma dapat bersifat fluktuatif
(hilang timbul) yang berarti dapat tenang tanpa gejala tidak mengganggu aktivitas tetapi
dapat eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berat bahkan dapat menimbulkan kematian
(Depkes, 2009).
Gejala asma dapat diperburuk oleh keadaan lingkungan seperti perubahan
temperatur, terpapar bulu binatang, uap kimia, debu, serbuk, obat-obatan, olahraga berat,
infeksi saluran pernapasan, asap rokok dan stres (GINA, 2005). Pada awal serangan
sering gejala tidak jelas seperti rasa berat di dada, pada asma alergik biasanya disertai
pilek atau bersin. Meski pada mulanya batuk tidak disertai sekret, namun dalam
perkembangannya pasien asma akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih dan
terkadang purulen. Terdapat sebagian kecil pasien asma yang hanya mengalami gejala
batuk tanpa disertai mengi, yang dikenal dengan istilah cough variant asthma (Sundaru,
2009).

5. Pemeriksaan Diagnostik
6. Penatalaksanaan
7. Diet Pada Penderita DM
8
8. Komplikasi

Anda mungkin juga menyukai