Anda di halaman 1dari 4

SOP HIPERTENSI

No. Dokumen :

RS TANDUN
PT NLM
DesaTalang Danto,
Kec.TapungHulu
KAMPAR

PANDUAN
PRAKTIK KLINIS
(PPK)
PROSEDUR
TINDAKAN
1. Definisi

2. Anamnesa

No. Revisi :

Halaman :

00.00.01

TanggalTerbit :

1-1

Ditetapkan,
Direktur RS Tandun

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana


terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka
waktu lama). Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah
140/90 mmHg atau ke atas (Armilawaty, 2007)
a) Hipertensi Esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Faktor
Penyebabnya
1) Faktor keturunan
2) Ciri Perorangan
3) Kebiasaan hidup
(Kowalski, Robert, 2010)
b) Hipertensi Sekunder atau renal yaitu hipertensi yang
disebabkan oleh penyakit lain. Faktor pencetus munculnya
hipertensi sekunder antara lain :
1) Penggunaan kontrasepsi oral,
2) neurogenik (tumor otak, ensefalitis, gangguan psikiatris)
3) kehamilan
4) peningkatan tekanan intravaskuler
5) luka bakar dan stress.
(Udjianti, Wajan, 2011 )

3. Pemeriksaan
fisik

Tanda dan gelala hipertensi yaitu ;


1) Sakit kepala
2) Epitaksis
3) Rasa berat di tengkuk
4) Mata berkunang kunang
5) Mual, muntah, Kelemahan / letih
6) Sesak nafas
7) Kenaikan tekanan darah dari normal
8) Penurunan kekuatan genggaman tangan

9) Pandangan mata kabur/tidak jelas


( Aziza, Lucky, 2007 )
4. Diagnosis
Kerja

5. Pemeriksaan
Penunjang

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII


Kategori
Tekanan
Darah Tekanan Darah Diastolik
Sistolik
Normal
< 120 mmHg
(dan) < 80 mmHg
Pre120-139 mmHg
(atau) 80-89 mmHg
hipertensi
Stadium 1 140-159 mmHg
(atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg
(atau) >= 100 mmHg

1.

Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel


terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan
faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.

2.

BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang


perfusi/fungsi ginjal.

3.

Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus


hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar
katekolamin (meningkatkan hipertensi).

4.

Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan


adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek
samping terapi diuretik.

5.

Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat


meningkatkan hipertensi.

6.

Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar


dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan
plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)

7.

Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan


vasikonstriksi dan hipertensi.

8.

Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji


aldosteronisme primer (penyebab).

9.

Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan


disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.

10.

VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat


mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab); VMA
urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma
bila hipertensi hilang timbul.

11.

Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai


faktor resiko terjadinya hipertensi.

12.

Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan


hiperadrenalisme, feokromositoma atau disfungsi ptuitari,
sindrom Cushings; kadar renin dapat juga meningkat.

13.

IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti

penyakit parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.

6. Penatalaksanaan

14.

Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada


area katub; deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran
jantung.

15.

CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau


feokromositoma.

16.

EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola


regangan, gangguan konduksi. Catatan : Luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.

a) Penatalaksanaan Non Farmakologis.


1) Diet
2) Aktivitas.
b) Penatalaksanaan Farmakologis.
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.\
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi seperti :
I.
golongan diuretic, golongan betabloker,
II.
golongan antagonis kalsium,
III.
golongan penghambat konversi rennin angitensin.

7. Edukasi

8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat
Rekomendasi
11. Indikator Medis
12. Kepustakaan

Hipertensi sendiri dikategorikan menjadi tiga, yaitu pre-hipertensi,


ringan, dan berat. Konsumsi obat diperlukan jika penderita sudah
mengalami hipertensi berat. Kalau tekanan darah sedikit tinggi,
itu tidak langsung dikasih obat. Perbaiki dulu gaya hidupnya.
makanannya, olahraganya, berat badannya, rokoknya, alkoholnya
Usia, ras, jenis kelamin, kebiasaan mengkomsumsi alkohol,
hiperkolestrol, intoleransi glukosa dan berat badan.
Prevalensinya 6-15 % pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak
menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka
cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak
menghindari dan tidak mengetahui faktor resikonya, dan 90 %
merupakan hipertensi esensial.
Dapat di rawat di rumah sakit tipe C
sebagai tolak ukur adanya hipertensi pada dwasa dan lanjut usia
1) Armilawaty, dkk.2007. Hipertensi dan Faktor Risikonya

Dalam
Kajian
Epidemiologi akses
internet
di http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/12/08/hiperten
si-dan-faktor-risikonya-dalam-kajian-epidemiologi/
2) Kowalski, Robert E. 2010. Terapi Hipertensi Porogram 8
Minggu. Bandung : PT.Mizan Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai