Anda di halaman 1dari 15

STUDI KASUS

PENYAKIT TIDAK
MENULAR

KASUS PJPD
1. Pasien laki-laki berumur 56 tahun, gemuk datang dengan keluhan nyeri dada sejak 2 jam
yang lalu, ketika nyeri datang pasien sedang tidak melakukan apa-apa. Riwayat merokok
sejak 15 tahun yang lalu. Sifat nyeri dada seperti tertekan dan menjalar ke muka dan lengan.
Riwayat penyakit lain tidak diketahui. ( alur angina, IMA/nyeri dada)
2. Datang seorang wanita 62 tahun dengan keluhan sesak napas yang akhir-akhir ini sering
dikeluhkan sesak terutama bila berjalan agak jauh dan melakukan kegiatan rumah tangga
biasa seperti menyapu dan mencuci. Wanita ini gemuk. Akhir-akhir ini dia juga mengeluhkan
kakinya sering bengkak bila lama duduk. Ada riwayat hipertensi namun tidak control teratur
dan tidak minum obat teratur. ( alur gagal jantung)
3. Pasien laki-laki- 47 tahun datang dengan keluhan tiba – tiba pelo dan wajah menjadi
mencong sejak sejak tadi pagi, sebelumnya dia sering mengeluhkan kesemutan dan kram, ada
riwayat kolesterol tinggi namun tidak minum obat, jarang olah raga. (alur TIA/Stroke)
4. Seorang laki-laki berusia 70 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan pusing sejak 3 hari
yang lalu. Pusing dirasakan hilang timbul, sesak nafas dan nyeri dada di sangkal. Pasien
diketahui memiliki hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, merokok satu bungkus per hari.

Dari pemeriksaan fisik di dapatkan: TD 170/100 mmHg, nadi 90 x/mnt, pernafasan 20 x/mnt
dan Suhu 37,2 °C . Pemeriksaan jantung, paru, abdomen dan ekstrimitas dalam batas normal.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut: Kolesterol total pasien
305 mg/dl, gula darah puasa 180 mg/dl dan gula darah 2 jam PP 250 mg/dl.

Pertanyaan?
 Apakah faktor risiko Kardiovaskular pada pasien ini?
 Berapakah resiko kejadian penyakit kardiovaskular pasien tersebut?
 Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian
Kardiovaskularbeserta target terapinya?
5. Seorang perempuan berusia 47 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan dada tidak enak
sejak 5 hari yang lalu. Nyeri dada pasien tidak khas. Sesak nafas di sangkal. Pasien diketahui
memiliki hipertensi sejak 15 tahun yang lalu, tidak merokok.

Dari pemeriksaan fisik di dapatkan TD 160/90 mmHg, nadi 88 x/mnt, pernafasan 20 x/mnt.
Suhu 36,8 °C . Pemeriksaan jantung, paru, abdomen dan ekstrimitas dalam batas normal.

Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut: Kolesterol total pasien 280
mg/dl, gula darah puasa 90 mg/dl dan gula darah 2 jam PP 140 mg/dl.

Pertanyaan?
 Apakah faktor risiko Kardiovaskular pada pasien ini?
 Berapakah resiko kejadian penyakit kardiovaskular pasien tersebut?
 Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian
Kardiovaskularbeserta target terapinya?
6. Seorang laki-laki berusia 40 tahun. Datang ke puskesmas dengan keluhan berdebar sejak 3
hari yang lalu. Berdebar timbul sejak ayahnya meninggal 3 hari yang lalu. Ayah pasien
seorang penderita penyakit jantung koroner sejak berusia 42 tahun dan di usianya yang 54
tahun sudah mengalami Bedah Pintas Arteri Koroner. Sesak nafas dan nyeri dada di sangkal.
Pasien tidak memiliki hipertensi tetapi ibunya seorang penderita hipertensi. Tidak merokok.
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan TD 130/80 mmHg, nadi 65 x/mnt, pernafasan 20 x/mnt.
Suhu 37

°C . Pemeriksaan jantung, paru, abdomen dan ekstrimitas dalam batas normal. Dilakukan
pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut: Kolesterol total pasien 160 mg/dl,
gula darah sewaktu 160 mg/dl.

Pertanyaan?
 Apakah faktor risiko Kardiovaskular pada pasien ini?
 Berapakah risiko kejadian penyakit kardiovaskular pasien tersebut?
 Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian
Kardiovaskularbeserta target terapinya?
7. Laki-laki, Tn. M, 64 tahun, datang dengan keluhan kepala terasa ringan. Pasien di ketahui
menderita hipertensi sejak 10 tahun lalu dan saat ini pasien secara rutin mengkonsumsi
kaptopril dan amlodipin setiap hari. Ayah pasien meninggal akibat stroke pada umur 56
tahun akibat hipertensi yang tidak terkontrol. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/75
mmHg, Pemeriksaan laboratorium: kolesterol total 300 g/dL, LDL 170 g/dL, HDL 30 g/dL,
dan EKG dalam batas normal.

Pertanyaan :
 Apa saja faktor risiko kardiovaskular pada pasien tersebut ?
 Bagaimana stratifikasi risiko kardiovaskular pada pasien tersebut?
 Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko
kejadianKardiovaskular beserta target terapinya?
8. Perempuan, Ny. W,42 thn, seorang wanita karir. Memiliki 2 orang anak yang masih remaja.
Saatkunjungan pertama ini pasien datang untuk pemeriksaan kesehatan rutin;merokok
setengah bungkus/hari, tidak mengkonsumsi obat apapun. KU baik, IMT 29.2 kg/m2, TD
170/95 mmHg, nadi 80/min, pernapasan 14/min, PF lain dalam batas
normal.Pemeriksaanlab hitung darahperifer, gambaran metabolisme dasar, dan urinalisis
memberikan hasil yang normal. Pertanyaan :
 Apa saja faktor risiko kardiovaskular pada pasien tersebut ?
 Bagaimana stratifikasi risiko kardiovaskular pada pasien tersebut?
 Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko
kejadianKardiovaskular beserta target terapinya

KASUS KANKER
1. Seorang perempuan umur 35 tahun, menikah pada umur 20 tahun, isteri ke-2, mengalami
keputihan,pendarahan per-vaginam: pasca coital, antar-menstruasi, pasca-menopause, nyeri
perut bagian bawah, Lesi putih , timbul ulserasi pada mulut rahim (curiga kanker leher
rahim), lihat alur IVA
2. Seorang perempuan umur 45 tahun, menikah pada umur 25 tahun, ada riwayat keluarga
menderita kanker yaitu tante terkena kanker payudara, kakek terkena kanker colon,
benjolandi payudara, retraks ikulit, puting susu mengeluarkan cairan / darah, payudara
membesar sebelah, teraba nodul (curiga kanker payudara), lihat alur payudara
3. Seorang laki-laki, umur 62 tahun mengalami kesulitan dalam buang air kecil, pancaran seni
tidak beraturan, rasa ingin buang air kecil terus menerus / anyang-anyangan, BB menurun
terus-menerus sudah dua bulan, KGD normal (kanker prostat)
4. Seorang laki-laki , umur 53 tahun, penderita TB paru dengan keluhan batuk kronik>3
minggu, berdarah, nyeri dada, sesak nafas, suara serak, bendungan di leher, riwayat merokok
aktif atau pasif, sudah minum obat TB sebulan belum ada perbaikan (curiga kanker paru)
5. Seorang laki-laki, umur 42 tahun, ada riwayat kakek menderita kanker usus, jarang makan
sayur dan buah, mengalami keluhan perubahan kebiasaan buang air besar, perdarahan rektum
(kanker kolorektal)
6. Seorang laki-laki umur 64 tahun, mengalami keluhan penurunan berat badan, disfagia,
dispepsia, nyeri perut, cepat kenyang, pencernaan terganggu, keasaman dan bersendawa,
diare, berulang, sembelit, anemia defisiensi zat besi
KASUS DM
1. Datang seorang ibu rumah tangga, usia 50 tahun, beberapa hari ini mengeluh kencing
bertambah sering dan banyak, terasa haus yang berakibat sering minum dan makan banyak,
serta kedua kaki sering kesemutan. Ibu tersebut berbadan gemuk. (Alur tatalaksana integrasi
DM dan Hipertensi)
2. Seorang laki-laki berusia 55 tahun, perokok sejak 20 tahun lalu, datang ke puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan kadar gula darahnya. Dari riwayat penyakit pasien menderita DM
sejak 3 tahun yang lalu. (Alur tatalaksana integrasi DM dan Hipertensi)
3. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dibawa keluarganya ke Unit Gawat Darurat RS dengan
penurunankesadaran sejak 1 jam yang lalu. Dari anamnesis pasien adalah penderita DM dan
minum obat antidiabetik oral secara rutin 3 kali sehari. Sejak satu minggu yang lalu nafsu
makan turun, tetapi pasien masih rajin minum obat.(Alur keluhan kesadaran)
4. Seorang perempuan berusia 57 tahun dibawa ke Unit gawat darurat RS dalam kondisi tidak
sadar danpanas tinggi. Dari anamnesis ke keluarga, pasien sebelumnya mengalami demam,
sulit tidur & sesak nafas sejak 3 hari. Terlihat adanya luka bernanah di ujung ibu jari kaki.
(Alur keluhan kesadaran)
5. Seorang ibu berusia 55 tahun diketahu menderita DM sejak 5 tahun lalu, mengeluh sering
kesemutan di kaki. Ibu tersebut masih bekerja dan tetap melakukan pekerjaan rumah tangga.
Datang ke Puskesmas karena menderita luka di ibu jari yang sulit sembuh. ( Alur Perawatan
Kaki DM)
6. Laki-Laki bernama Boediono berusia 59 tahun, baru pensiun dari PNS, datang ke PKM
dengan keluhan sakit kepala yang hilang timbul sejak 6 bulan terakhir. Boediono sering
meminum obat warung tapi sakit kepalanya tidak sembuh. Pasien mempunyai kebiasaan
merokok 2 bungkus/hari dan masih sering begadang bersama teman-teman kampung sampai
jam 2 pagi. Sejak 3 tahun yang lalu setelah pensiun Pak Boediono mengelola dan menjaga
warung yang menjual barang kelontong, mulai dari jam 08.00 dampai menjelang jam 22.00.
Dia pernah dirawat di Rumah Sakit tingkat II dengan keluhan sakit kepala. Sejak kejadian
tersebut, Pak Boediono sering mengeluh sakit dada kiri, namun malas berobat. Tinggi
badannya 164 cm, berat badannya 89 kg, lingkar perut 104cmdan tekanan darah
150/90mmHg.
Pertanyaannya
a. Masalah apa yang dialami Pak Boediono?
b. Sebutkan beberapa faktor risiko terkait penyakit tidak menular yang sering
menjadi penyebab komplikasi penyakit jantung?
c. Apa saran terbaik yang dapat dilakukan untuk dia?
Pak Boediono sudah konsultasi beberapa kali ke puskesmas, mendapat saran untuk diet
1700 kalori, olah raga dan menghentikan rokok serta mendapat pengobatan Amlodipin
1x10mg. Pada pemeriksaan, masih mengeluh sakit kepala dan belum bisa menghentikan
kebiasaan merokok. Pada pemeriksaan, TD 150/90mmHg, BB 89 kg, Hasil pemeriksaan
darah: gula darah puasa 210mg/dL dan gula darah 2 jam setelah makan 251mg/dL, kolestrol
total 280mg/dL dan asam urat 11mg/dL.

 Apa saja faktor risiko kardiovaskular pada pasien tersebut ?


 Bagaimana stratifikasi risiko kardiovaskular pada pasien tersebut?
 Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian
Kardiovaskular beserta target terapinya?
7. Ny. Wati 46 tahun datang ke PKM Kucang untuk berobat karena keluhan buang air kecil
yang dirasakan makin sering dan disertai rasa nyeri sejak 5 hari terakhir ini. Ny Wati datang
diantaroleh anaknya yang ke-3 yang saat ini duduk di SMA kelas 3. Dari catatan medis
yang ada ternyata bu Wati sudah sering berobat dengan keluhan yang sama, beberapa kali
dengan disertai keputihan, namun dapat diobati dengan obat yang ada di puskesmas. Bu
Wati mempunyai TB 149 cm, namun mempunyai berat badan 68 kg. % bulan yang lalu BB
75 kg. Satu bulan kemudian bu Wati datang kembali dengan keluhan yang sama. Kali ini
membawa hasil pemeriksaan darah, yang hasilnya : GD puasa 154, hasil urinalisis
menunjukan adanya sel darah putih yang penuh pada seluruh lapang pandang si sertai
bakteri yang positif, reduksi urine positif 3

Pertanyaan:
 Apa saja faktor risiko kardiovaskular pada pasien tersebut ?
 Bagaimana stratifikasi risiko kardiovaskular pada pasien tersebut?
 Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko
kejadianKardiovaskular beserta target terapinya?
KASUS PPOK
 Studi Kasus1
Bapak Trikarno usia 57 tahun, pensiunan, berobat ke fasyankes untuk mendapatkan obat
sesak napas yang setiap hari ia minum. Keluhan sesak napas sejak lama dirasakan
semakin lama semakin bertambah, sehingga ia tidak lagi melakukan olahraga yang
dahulu sering dilakukannya. Bila berjalan jauh (±100 m) ia harus beristirahat. Ia adalah
perokok satu bungkus perhari, kretek, sejak usia 20 tahun. Karena situasi di atas
fasyankes merujuk ke fasyankes untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan. Di fasyankes
dilakukan pemeriksaan klinis dan penunjang. Pada pemeriksaan fisis didapatkan tampak
sesak, frekuensi napas 12x/menit, penggunaan otot bantu napas, tidak ada sianosis,
tekanan darah 140/90, nadi 90/menit. Pada pemeriksaan fisis paru sela iga melebar,
barrell chest, hipersonor, vesikuler melemah dan tidak terdengar bunyi napas tambahan.

Pertanyaan:
a. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan terhadap Bapak Trikarno?
b. Apa diagnosisnya?
c. Jelaskan berat penyakit (stadium penyakit)?
d. Nasehat apa yang perlu diberikan?
e. Pengobatan apa yang anda rekomendasikan?
f. Adakah penyakit penyerta?
g. Kapan pasien dirujuk kembali ke Puskesmas?

 Studi Kasus 2
Ibu Hartini, 60 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak bertambah sejak 5 hari yang
lalu dan disertai sesak napas, pasien telah berobat ke Fasyankes dan mendapatkan
antibiotik dan obat lainnya, keluhan batuknya sedikit berkurang tetapi pasien mengeluh
sesak napas yang bertambah, karena itu ia berobat ke fasyankes. Sesungguhnya keluhan
batuk berdahak sejak 5 tahun terakhir, kadang disertai sesak. Suami pasien seorang
perokok berat dan selalu merokok di dalam rumah. Riwayat alergi disangkal. Di
fasyankes dokter melakukan pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Pertanyaan:
a. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan terhadap Ibu Hartini?
b. Apa diagnosisnya?
c. Adakah tanda kegawat daruratan?
d. Pengobatan apa yang sebaiknya diberikan?
e. Perlukah di rawat inap?
f. Nasehat apa yang perlu diberikan?
g. Tindakan lanjutan yang direncanakan

KASUS ASMA
 Studi Kasus 1
Ibu Anti berusia 32 tahun datang ke poliklinik rumah sakit dengan keluhan sesak napas
yang hilang timbul dan batuk terutama di malam hari menjelang subuh, sejak 1 bulan
terakhir. Ibu Anti adalah penderita eksim pada kulit kaki yang sering hilang timbul.
Keluhan bersin, batuk dan sesak napas sering timbul bila Ibu Anti membersihkan rumah,
kelelahan atau mencium bau-bauan yang tajam dan mereda dengan obat sesak napas yang
dibeli di apotik. Pada pemeriksaan fisis didapatkan tidak tampak sesak, pernapasan 16 x
/menit, nadi 80x/menit dan tidak ada penggunaan otot bantu napas. Pemeriksaan fisis
paru bunyi napas vesikuler dan terdengar mengi dikedua lapangan paru.

Pertanyaan:
1. Apa kemungkinan diagnosis kerja dan diagnosis banding untuk kasus di atas
dan jelaskan alasannya
2. Adakah pemeriksaan penunjang lanjutan yang perlu dilakukan
3. Apakah klasifikasi dari penyakit Ibu Anti?
4. Adakah kemungkinan penyakit penyerta?
5. Pengobatan apa yang akan diberikan (jangka pendek dan jangka panjang)
6. Bagaimana monitoring pengobatan yang direncanakan
7. Apakah diperlukan tatalaksana lain di luar pengobatan (non farmako terapi)
8. Apakah pasien perlu dikelola bersama dengan Fasyankes
 Studi Kasus 2
Bapak Darma, 42 tahun datang ke fasyankes rumah sakit dengan keluhan sesak napas
sejak 3 hari yang lalu. Selain sesak, ia juga mengeluh batuk-batuk dengan dahak kental
putih. Ia sudah menggunakan obat inhalasi salbutamol yang biasa digunakan tetapi
keluhan tidak berkurang. Sesak bertambah dan semakin berat bernapas. Sebetulnya
pasien telah didiagnosis asma sejak beberapa tahun yang lalu, serangan timbul jika pasien
kelelahan dan mendapat infeksi pernapasan. Sehari-hari pasien hanya menggunakan
inhalasi salbutamol jika perlu. Keluhan napas timbul 2-3 kali/ minggu. Pasien
mempunyai riwayat merokok kadang- kadang sejak remaja. Pemeriksaan fisis: pasien
sadar tetapi tampak gelisah, bicara terbata-bata, tidak bisa tidur telentang tetapi merasa
lebih nyaman jika posisi duduk membungkuk, tampak sesak napas, penggunaan otot
bantu napas positif, frekuensi napas 22x/menit, nadi 100x/menit, tekanan darah 140/90
dan tidak ada sianosis. Pemeriksaan fisis paru retraksi otot interkostal positif, paru sonor,
vesikuler, terdengar bunyi napas tambahan mengi dan ronki kering di kedua lapangan
paru.

Pertanyaan:
a. Adakah tanda kegawat daruratan pada kasus di atas?
b. Apakah diagnosis kerja dan diagnosis banding untuk kasus di atas dan
jelaskan alasannya!
c. Adakah pemeriksaan penunjang lanjutan yang perlu dilakukan?
d. Pengobatan apa yang akan diberikan?
e. Selain pengobatan apa yang perlu dilakukan di fasyankes?
f. Apakah Bapak Darma perlu dirawat/ dirujuk?
g. Apakah tatalaksana yang harus diberikan selanjutnya?
 Studi Kasus 3
Steven, 8 tahun 40 kg,datang ke fasyankes pada dini hari, dengan keluhan sesak napas
berat sampai diajak bicara pun sulit.Anak mulai tampak sesak napas sejak sore.
Semalaman anak tidak dapat tidur. Saat datang di fasyankes anak datang digendong
ayahnya dari rumah yang jaraknya hanya 100 meter dari fasyankes. Pada pemeriksaan
fisik, napas 48 X/menit, nadi 140 X/menit, tidak panas. Tampak anak dengan napas
cuping hidung, retraksi suprasternal, mengi, ekspirium diperpanjang. Anak mengalami
serangan sesak napas sekitar 1 x dalam sebulan, sering batuk terutama dini hari, sering
terbangun di malam hari karena batuk, tetapi baru malam itu mendapat serangan yang
berat.

Pertanyaan:
Bagaimana tatalaksana pasien ini ?

 Studi Kasus 4
Seorang anak laki-laki, berusia 8 tahun, BB 33 kg, datang dengan keluhan batuk sejak 5
hari sebelumnya. Lima hari yang lalu pasien menghadiri pesta ulang tahun temannya,
menyantap es krim coklat. Keluhan lebih berat pada malam hari sehingga pasien
beberapa kali terbangun. Tidak ada keluhan sesak napas maupun napas berbunyi ngik-
ngik. Keluhanini sudah beberapa kali dialami pasien sejak kurang lebih 9 bulan terakhir.
Keluhan yang sama dialami sekitar 2 bulan yang lalu. Batuk biasanya timbul bila pasien
tertular batuk pilek, makan snack gurih atau coklat. Pasien tidak demam, makan minum
baik. Ibu pasien sering mengalami biduran jika dingin. Ayah pasien alergi jika minum
obat antalgin. Ayah pasien adalah seorang perokok. Pada pemeriksaan fisis dalam batas
normal.

Pertanyaan:
1. Apakah diagnosis pasien ini?
2. Bagaimana terapi pasien ini?
3. Apakah edukasi yang perlu disampaikan kepada orang tua?

 Studi Kasus 5
Seorang anak perempuan berusia 12 tahun, BB 32 kg datang dengan keluhan sesak napas
sejak 2 jam yang lalu. Napas berbunyi ngik-ngik. Sejak 3 hari yang lalu pasien
mengalami batuk pilek disertai demam tertular oleh teman sekolahnya. Pasien masih bisa
diajak berkomunikasi namun hanya berupa penggalan kalimat. Pasien agak malas makan
dan minum.

Selama ini pasien sering mengalami keluhan yang sama hampir setiap bulan sejak 2 tahun
yang lalu. Pasien juga sering mengalami batuk-batuk di malam hari. Kakek pasien
diketahui penderita asma. Ibu pasien sering mengalami pilek atau bersin- bersin di pagi
hari.

Pada pemeriksaan fisis ditemukan pasien sadar, sesak napas, napas cuping (+), ditemukan
retraksi suprasternal. Frekuensi nadi 110 kali/menit, frekuensi napas 34
kali/menit. Bibir tidak tampak biru. Pada pemeriksaan paru ditemukan suara napas
vesikuler, tidak terdapat ronki, terdapat mengi dan eksperium memanjang.

Pertanyaan:
1. Apa diagnosis lengkap pasien ini?
2. Bagaimana terapi pasien ini?
3. Apakah edukasi yang perlu disampaikan kepada orang tua?

ILUSTRASI KASUS GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN


DAN PENDENGARAN

Ilustrasi Kasus Gangguan Penglihatan


1. KATARAK

Pasien laki-laki umur 57 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan penglihatan mata kiri
buram dan memburuk sejak tahun lalu, silau ketika melihat cahaya atau lampu. Pasien merasakan
penglihatannya menjadi sangat kabur dalam 1 bulan terakhir. Keluhan pasien tidak disertai mata
merah ataupun nyeri pada matanya. Pasien memakai kacamata untuk membaca sebelumnya.
Pasien memiliki hipertensi yang terkontrol. Pada pemeriksaan fisik didapati visus 1/60 dan
terdapat kekeruhan pada lensa yang menyeluruh dengan shadow test positif. Apa diagnosis dan
tatalaksana dari kasus ini ?

2. KELAINAN REFRAKSI

Pasien anak umur 10 tahun dengan orang tuanya datang ke puskesmas dengan keluhan sejak 3
bulan yang lalu merasakan kabur saat melihat jauh, pasien tidak dapat melihat tulisan di papan
tulis jika duduk di belakang. Pasien lebih senang melihat jarak dekat. Pasien merasa matanya
cepat lelah tapi tidak merasakan pusing. Apa diagnosis dari kasus tersebut :

Setelah melakukan pemeriksaan secara detail, apa diagnosis dan tatalaksana dari kasus ini?

Ilustrasi Kasus Gangguan Pendengaran


1. OMSK

Pasien anak-anak umur 6 tahun dengan orang tuanya datang ke puskesmas keluhan keluar cairan
melalui telinga kanan sejak lebih kurang 1 minggu yang lalu. Cairan tersebut berbau, berwarna
kuning kehijauan, agak kental dan bersifat hilang timbul. Menurut orang tua pasien tersebut
dikeluhkan keluar cairan jika menderita pilek atau batuk. Rasa nyeri dan demam tidak ada.
Ternyata 1 minggu pasien sebelumnya berenang. Riwayat orang tuan mengaku pernah menderita
keluhan serupa pada ke dua telinga lebih kuran 1 tahun lalu. Apa diagnosis dari da tatalaksana
kasus tersebut ?
2. SERUMEN

Pasien perempuan umur 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan telinga kanan terasa
tersumbat sejak 2 minggu yang lalu. Pasien merasa saat mandi keramas terasa kemasukan air,
kemudian pasien merasa budek. Pasien lalu membersihkan telingannya dengan cotton bud.
Keluhan pendengaran masih tetap dirasakan disertai nyeri dan berdengung. Pasien sebelumnya
belum pernah mengalami sakit ini sebelumnya.

Apa diagnosis dan tatalaksana kasus tersebut?

DAFTAR PEMBAGIAN SOAL

Kelompok 1 Kelompok 2
Tema Soal – Jumlah soal
(Nomor Soal) (Nomor Soal)
PJPD (8) 1-4 5–8
KANKER (6) 1-3 4 -6
DM (7) 1-3 4–7
PPOK (2) 1 2
ASMA (5) 1-2 3–5
GANGGUAN INDERA Katarak Kelainan refraksi
DAN FUNGSIONAL (4)
OMSk serumen

Anda mungkin juga menyukai