Anda di halaman 1dari 29

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN 25 AGUSTUS 2017


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

GANGGUAN PANIK

OLEH
ANNISA RACHMA MULYANI
111 2016 2068

PEMBIMBING
dr. HAM F. SUSANTO, M.Kes, Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2017
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Minasa Upa
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : Sarjana S1
Tanggal Pemeriksaan : 8 Agustus 2017
Tempat Pemeriksaan : Poli Jiwa
LAPORAN PSIKIATRI
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utama
Cemas

Riwayat gangguan sekarang


Seorang perempuan 44 tahun datang konsultasi ke Poli
Jiwa Bhayangkara dengan keluhan cemas yang dialami
sejak tahun 2014. Pasien merasa jantungnya berdebar-
debar, keringat dingin, sakit kepala, tegang leher, sulit tidur
dan ketika tidur pasien sering terbangun pada malam hari,
merasa khawatir akan terjadi sesuatu terhadap dirinya
dan keluarganya, pasien juga sering merasakan takut mati
dan sering mimpi buruk tentang kematian, namun
keluhan tersebut tidak dialami secara terus menerus.
Pasien mengaku keluhan timbul setelah ibu
pasien meninggal dunia pada tahun 2013, dan 3
bulan setelahnya ayah pasien juga meninggal
dunia.
Sejak saat itu suami pasien mulai berubah
menjadi kasar kepada pasien dan anaknya.
Pasien juga mengatakan sering bertengkar
dengan suaminya sejak 3 tahun terakhir
dikarenakan sang suami berselingkuh dan saat
ini pasien tinggal bersama anaknya di Makassar
sedangkan suaminya tinggal di Barru.
Hendaya Disfungsi
Hendaya Sosial (-)
Hendaya Pekerjaan (-)
Hendaya waktu senggang (-)

Faktor Stressor Psikososial


Pasien tidak memiliki hubungan baik dengan
suaminya. Pasien sering bertengkar dengan
suaminya.
RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

Riwayat penyakit dahulu :


Gastritis
Riwayat penggunaan zat psikoaktif :
Tidak ada
Riwayat gangguan psikiatrik
sebelumnya:
Tidak ada
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

Riwayat prenatal dan perinatal


Pasien lahir di Makassar tahun 1973 lahir
cukup bulan dan persalinan di tolong oleh
bidan. Pasien merupakan anak terakhir dari
delapan bersaudara.Pasien mendapatkan ASI
hingga usia 2 tahun.
Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangannya sama
dengan anak seusianya. Pasien juga
memperoleh perhatian yang cukup dari
kedua orang tuanya.
Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11
tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya.
Pertumbuhan dan perkembangan baik.
Pasien masuk SD saat berusia 6 tahun.
Pertumbuhan dan perkembangannya sama
dengan anak seusianya. Pasien juga memiliki
banyak teman dan ramah pada orang lain.
Riwayat masa kanak akhir dan remaja (usia 12-
18 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya.
Pertumbuhan dan perkembangan baik.
Riwayat masa dewasa
Riwayat Pendidikan
Setelah tamat SD, pasien melanjutkan ke SMP
lalu melanjutkan ke tingkat SMA kemudian
melanjutkan kuliah di UNHAS Fakultas
Kehutanan.
Riwayat Pekerjaan
Tahun 2008 - sekarang : bekerja di dinas
kehutanan
Riwayat Kehidupan pribadi
Pasien dikenal sebagai seorang yang ramah dan
pandai bersosialisasi.
Riwayat kehidupan keluarga
Pasien merupakan anak perempuan ke 8 dari 8
bersaudara dan saudaranya terdiri dari 2 saudara
laki-laki dan 6 saudara perempuan.
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
Tidak ada
Situasi Kehidupan sekarang
Saat ini pasien tinggal di Makassar bersama anak
perempuannya dan suaminya tinggal di Barru.
Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien berharap gejala yang dirasakan dapat
hilang.
STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
Penampilan:
Tampak seorang perempuan, wajah sesuai umur
meggunakan baju berwarna coklat dan rok panjang
coklat. Perawatan diri cukup dan perawakan biasa.
Kesadaran: baik
Perilaku dan aktivitas psikomotor : pasien bersikap
tenang dan ramah
Pembicaraan : pasien menjawab spontan, lancar,
intonasi biasa dengan nada yang biasa
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
Keadaan afektif
Mood : Cemas
Afek : Apropriate
Empati : Dapat dirabarasakan

Fungsi Intelektual (Kognitif)


Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Pengetahuan dan kecerdasan sesuai taraf pendidikannya.
Daya konsentrasi : baik
Orientasi : Baik
Daya ingat
Jangka Pendek : Baik
Jangka Sedang : Baik
Jangka Panjang : Baik
Bakat kreatif : tidak ada
Kemampuan menolong diri sendiri : baik
Gangguan persepsi
Halusinasi : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada

Proses berpikir
Arus pikiran :
A.Produktivitas : Cukup
B. Kontinuitas : Relevan
C. Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi Pikiran
A. Preokupasi : Tidak ada
B. Gangguan isi pikiran : Tidak ada
Pengendalian impuls
Baik

Daya nilai
Norma sosial : Tidak terganggu
Uji daya nilai : Tidak terganggu
Penilaian Realitas : Tidak terganggu

Tilikan (insight)
Derajat VI: Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh
pengobatan dari dokter
Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya.
IKHTISAR PENEMUAN
BERMAKNA
Seorang perempuan 44 tahun datang konsultasi ke
Poli Jiwa Bhayangkara dengan keluhan cemas yang
dialami sejak tahun 2014. Pasien merasa jantungnya
berdebar-debar, keringat dingin, sakit kepala, tegang
leher, sulit tidur dan ketika tidur pasien sering
terbangun pada malam hari, merasa khawatir akan
terjadi sesuatu terhadap dirinya dan keluarganya,
pasien juga sering merasakan takut mati dan sering
mimpi buruk tentang kematian, namun keluhan
tersebut tidak dialami secara terus menerus.
Pasien mengaku keluhan timbul setelah ibu pasien meninggal dunia
pada tahun 2013, dan 3 bulan setelahnya ayah pasien juga meninggal
dunia.
Sejak saat itu suami pasien mulai berubah menjadi kasar kepada
pasien dan anaknya. Pasien juga mengatakan sering bertengkar
dengan suaminya sejak 3 tahun terakhir dikarenakan sang suami
berselingkuh dan saat ini pasien tinggal bersama anaknya di
Makassar sedangkan suaminya tinggal di Barru.
Kesadaran composmentis, perilaku dan aktivitas psikomotor tenang,
pembicaraan spontan, lancar, intonasi cukup. Sikap terhadap
pemeriksa kooperatif. Keadaan mood cemas, afek apropriate,
empati dapat dirabarasakan. Fungsi kognitif, taraf pendidikan,
pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai dengan taraf pendidikan.
Daya konsentrasi baik, orientasi waktu, tempat dan orang baik, daya
ingat jangka panjang dan pendek baik. Gangguan persepsi tidak ada,
tidak ada gangguan isi pikir, tilikan 6.Taraf dapat dipercaya.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesa didapatkan adanya gejala klinis yang
bermakna yaitu cemas. Saat serangan, pasien merasa jantungnya berdebar-debar,
keringat dingin, sakit kepala, tegang leher, sulit tidur. Keadaan ini menimbulkan
penderitaan atau distress sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
Gangguan Jiwa.
Pada pemeriksaan status mental pasien tidak ada hendaya berat dalam menilai
realita, tidak terdapat halusinasi ataupun waham dll, sehingga pasien didiagnosa
sebagai Gangguan Jiwa Non Psikotik.
Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status interna tidak
ditemukan adanya kelainan yang mengindikasi gangguan medis umum yang
menimbulkan gangguan fungsi otak serta dapat mengakibatkan gangguan jiwa
yang diderita pasien ini, sehingga diagnose gangguan mental dapat disingkirkan
dan didiagnosa Gangguan Jiwa Non Psikotik Non Organik.
Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, didapatkan adanya serangan
panic dan cemas. Berdasarkan PPDGJ III, pasien dapat digolongkan dalam
Gangguan Panik (F41.0)
Aksis II
Pasien merupakan orang yang ramah dan mudah bergaul dikeluarga dan
lingkungannya, sehingga diarahkan pada pasien dengan ciri kepribadian tidak khas.

Aksis III
Tidak ada

Aksis IV
Stressor psikososial yaitu orang tua pasien yang telah meninggan dan pasien tidak
memiliki hubungan yang baik dengan suaminya.

Aksis V
GAF Scale sekarang 90-81: gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
masalah harian yang biasa.
DAFTAR PROBLEM
Organobiologik
Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang
bermakna, tetapi diduga terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter
sehingga pasien memerlukan psikofarmako.

Psikologik
Ditemukan adanya masalah/stressor
psikososial sehingga pasien memerlukan
psikoterapi.
RENCANA TERAPI
Farmakoterapi:
Benzodiazepin: Alprazolam 0,5 mg 0 - 0 -
1
SSRI: Fluoxetine 20 mg 1 x 1

Psikoterapi:
Ventilasi
Konseling
Sosioterapi
PROGNOSIS
Bonam

Faktor pendukung :
Pasien menyadari penyakitnya
Kenginan yang jelas dari pasien untuk
sembuh
Tidak ada kelainan organobiologik.
PEMBAHASAN
Definisi
Serangan panik adalah lonjakan tiba-
tiba rasa takut yang intens atau
ketidaknyamanan yang mencapai
puncaknya dalam beberapa menit, disertai
dengan gejala fisik dan / atau kognitif.
Serangan panik dengan gejala terbatas
meliputi kurang dari empat gejala.
Etiologi

faktor keturunan/genetik

hipersensitivitas dari beberapa daerah otak dapat


menyebabkan perubahan perilaku, vegetatif, perubahan
neuroendokrin serta kelainan EEG nonspesifik

faktor stres dan trauma


Kriteria Diagnostik
A. Adanya Serangan panik dapat muncul baik dalam
keadaan tenang atau cemas, dan selama serangan
tersebut, empat (atau lebih) gejala berikut timbul

Nyeri dada
Palpitasi atau Mual atau
Sensasi sesak atau rasa
jantung Gemetar. distress
napas. tidak
berdebar. abdominal.
nyaman.

Derealisasi
(perasaan tak
Parestesia nyata) atau
Menggigil
(mati rasa depersonalis Perasaan
Berkeringat. atau sensasi
atau sensasi asi (terpisah tersedak.
panas.
kesemutan). dari diri
sendiri).

Takut Merasa
kehilangan pusing, tidak
Takut mati.
kendali atau seimbang,
"menjadi gila" atau pingsan.
B. Setidaknya satu dari serangan panik telah diikuti selama satu
bulan (atau lebih) oleh salah satu atau dua keadaan berikut :
Rasa khawatir yang terus-menerus tentang adanya serangan
panik susulan atau risiko yang ditimbulkan serangan panik
tersebut. (misalnya; kehilangan kendali, serangan jantung,
menjadi gila).
Sebuah perubahan maladaptif yang signifikan pada kebiasaan
yang terkait dengan serangan (misalnya; kebiasaan yang
dilakukan untuk menghindari serangan panik, seperti
menghindari aktivitas atau lokasi yang asing).
C. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari
substansi
D. Gangguan ini tidak dijelaskan lebih baik oleh gangguan
mental lain
Sedangkan berdasarkan PPDGJ-III gangguan panic baru
ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan
adanya gangguan anxietas fobik. Untuk diagnosis pasti harus
ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat
dalam masa kira-kira satu bulan
1. Pada keadaan sebenarnya secara obyektif tidak berbahaya
2. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang
dapat diduga sebelumnya(unpredictable situation)
3. Dengan keadaan yang relative dari gejala-gejala anxietas
pada periode diantara serangan-serangan panic (meskipun
demikian umunya dapat jugaanietas antipsikotik yaitu
anietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang
mengkhawatirkan akan terjadi.
Penatalaksanaan
Terapi perilaku kognitif / Cognitive-Behavioral Therapy (CBT)
Terapi biasanya dimulai dengan sesi psikoedukasi yang berfungsi untuk
mengidentifikasi gejala-gejala pasien, serta memberikan informasi yang
akurat tentang sifat dan penyebab dari kecemasan dan ketakutan.
Terapi Kelompok (Group Therapy)
1) mengurangi stigma dan rasa malu melalui berbagi pengalaman dengan
orang lain yang memiliki gejala dan kesulitan yang sama
2) memberikan kesempatan untuk modeling, memberi inspirasi, dan
dukungan, oleh anggota kelompok lainnya; dan
3) menyediakan wadah untuk pasien yang takut mengalami gejala panik
dalam situasi sosial.
Patient Support Groups
Pasien yang berpartisipasi dalam kelompok memiliki kesempatan untuk
memahami bahwa mereka tidak aneh dalam mengalami serangan panik,
dan untuk berbagi cara mengatasi penyakit mereka.
Terapi Farmakologi
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI)

Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI)

Tricyclic antidepressants (TCA)

Benzodiazepine
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai