GANGGUAN PANIK
OLEH
ANNISA RACHMA MULYANI
111 2016 2068
PEMBIMBING
dr. HAM F. SUSANTO, M.Kes, Sp.KJ
Proses berpikir
Arus pikiran :
A.Produktivitas : Cukup
B. Kontinuitas : Relevan
C. Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi Pikiran
A. Preokupasi : Tidak ada
B. Gangguan isi pikiran : Tidak ada
Pengendalian impuls
Baik
Daya nilai
Norma sosial : Tidak terganggu
Uji daya nilai : Tidak terganggu
Penilaian Realitas : Tidak terganggu
Tilikan (insight)
Derajat VI: Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh
pengobatan dari dokter
Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya.
IKHTISAR PENEMUAN
BERMAKNA
Seorang perempuan 44 tahun datang konsultasi ke
Poli Jiwa Bhayangkara dengan keluhan cemas yang
dialami sejak tahun 2014. Pasien merasa jantungnya
berdebar-debar, keringat dingin, sakit kepala, tegang
leher, sulit tidur dan ketika tidur pasien sering
terbangun pada malam hari, merasa khawatir akan
terjadi sesuatu terhadap dirinya dan keluarganya,
pasien juga sering merasakan takut mati dan sering
mimpi buruk tentang kematian, namun keluhan
tersebut tidak dialami secara terus menerus.
Pasien mengaku keluhan timbul setelah ibu pasien meninggal dunia
pada tahun 2013, dan 3 bulan setelahnya ayah pasien juga meninggal
dunia.
Sejak saat itu suami pasien mulai berubah menjadi kasar kepada
pasien dan anaknya. Pasien juga mengatakan sering bertengkar
dengan suaminya sejak 3 tahun terakhir dikarenakan sang suami
berselingkuh dan saat ini pasien tinggal bersama anaknya di
Makassar sedangkan suaminya tinggal di Barru.
Kesadaran composmentis, perilaku dan aktivitas psikomotor tenang,
pembicaraan spontan, lancar, intonasi cukup. Sikap terhadap
pemeriksa kooperatif. Keadaan mood cemas, afek apropriate,
empati dapat dirabarasakan. Fungsi kognitif, taraf pendidikan,
pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai dengan taraf pendidikan.
Daya konsentrasi baik, orientasi waktu, tempat dan orang baik, daya
ingat jangka panjang dan pendek baik. Gangguan persepsi tidak ada,
tidak ada gangguan isi pikir, tilikan 6.Taraf dapat dipercaya.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesa didapatkan adanya gejala klinis yang
bermakna yaitu cemas. Saat serangan, pasien merasa jantungnya berdebar-debar,
keringat dingin, sakit kepala, tegang leher, sulit tidur. Keadaan ini menimbulkan
penderitaan atau distress sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
Gangguan Jiwa.
Pada pemeriksaan status mental pasien tidak ada hendaya berat dalam menilai
realita, tidak terdapat halusinasi ataupun waham dll, sehingga pasien didiagnosa
sebagai Gangguan Jiwa Non Psikotik.
Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status interna tidak
ditemukan adanya kelainan yang mengindikasi gangguan medis umum yang
menimbulkan gangguan fungsi otak serta dapat mengakibatkan gangguan jiwa
yang diderita pasien ini, sehingga diagnose gangguan mental dapat disingkirkan
dan didiagnosa Gangguan Jiwa Non Psikotik Non Organik.
Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, didapatkan adanya serangan
panic dan cemas. Berdasarkan PPDGJ III, pasien dapat digolongkan dalam
Gangguan Panik (F41.0)
Aksis II
Pasien merupakan orang yang ramah dan mudah bergaul dikeluarga dan
lingkungannya, sehingga diarahkan pada pasien dengan ciri kepribadian tidak khas.
Aksis III
Tidak ada
Aksis IV
Stressor psikososial yaitu orang tua pasien yang telah meninggan dan pasien tidak
memiliki hubungan yang baik dengan suaminya.
Aksis V
GAF Scale sekarang 90-81: gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
masalah harian yang biasa.
DAFTAR PROBLEM
Organobiologik
Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang
bermakna, tetapi diduga terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter
sehingga pasien memerlukan psikofarmako.
Psikologik
Ditemukan adanya masalah/stressor
psikososial sehingga pasien memerlukan
psikoterapi.
RENCANA TERAPI
Farmakoterapi:
Benzodiazepin: Alprazolam 0,5 mg 0 - 0 -
1
SSRI: Fluoxetine 20 mg 1 x 1
Psikoterapi:
Ventilasi
Konseling
Sosioterapi
PROGNOSIS
Bonam
Faktor pendukung :
Pasien menyadari penyakitnya
Kenginan yang jelas dari pasien untuk
sembuh
Tidak ada kelainan organobiologik.
PEMBAHASAN
Definisi
Serangan panik adalah lonjakan tiba-
tiba rasa takut yang intens atau
ketidaknyamanan yang mencapai
puncaknya dalam beberapa menit, disertai
dengan gejala fisik dan / atau kognitif.
Serangan panik dengan gejala terbatas
meliputi kurang dari empat gejala.
Etiologi
faktor keturunan/genetik
Nyeri dada
Palpitasi atau Mual atau
Sensasi sesak atau rasa
jantung Gemetar. distress
napas. tidak
berdebar. abdominal.
nyaman.
Derealisasi
(perasaan tak
Parestesia nyata) atau
Menggigil
(mati rasa depersonalis Perasaan
Berkeringat. atau sensasi
atau sensasi asi (terpisah tersedak.
panas.
kesemutan). dari diri
sendiri).
Takut Merasa
kehilangan pusing, tidak
Takut mati.
kendali atau seimbang,
"menjadi gila" atau pingsan.
B. Setidaknya satu dari serangan panik telah diikuti selama satu
bulan (atau lebih) oleh salah satu atau dua keadaan berikut :
Rasa khawatir yang terus-menerus tentang adanya serangan
panik susulan atau risiko yang ditimbulkan serangan panik
tersebut. (misalnya; kehilangan kendali, serangan jantung,
menjadi gila).
Sebuah perubahan maladaptif yang signifikan pada kebiasaan
yang terkait dengan serangan (misalnya; kebiasaan yang
dilakukan untuk menghindari serangan panik, seperti
menghindari aktivitas atau lokasi yang asing).
C. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari
substansi
D. Gangguan ini tidak dijelaskan lebih baik oleh gangguan
mental lain
Sedangkan berdasarkan PPDGJ-III gangguan panic baru
ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan
adanya gangguan anxietas fobik. Untuk diagnosis pasti harus
ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat
dalam masa kira-kira satu bulan
1. Pada keadaan sebenarnya secara obyektif tidak berbahaya
2. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang
dapat diduga sebelumnya(unpredictable situation)
3. Dengan keadaan yang relative dari gejala-gejala anxietas
pada periode diantara serangan-serangan panic (meskipun
demikian umunya dapat jugaanietas antipsikotik yaitu
anietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang
mengkhawatirkan akan terjadi.
Penatalaksanaan
Terapi perilaku kognitif / Cognitive-Behavioral Therapy (CBT)
Terapi biasanya dimulai dengan sesi psikoedukasi yang berfungsi untuk
mengidentifikasi gejala-gejala pasien, serta memberikan informasi yang
akurat tentang sifat dan penyebab dari kecemasan dan ketakutan.
Terapi Kelompok (Group Therapy)
1) mengurangi stigma dan rasa malu melalui berbagi pengalaman dengan
orang lain yang memiliki gejala dan kesulitan yang sama
2) memberikan kesempatan untuk modeling, memberi inspirasi, dan
dukungan, oleh anggota kelompok lainnya; dan
3) menyediakan wadah untuk pasien yang takut mengalami gejala panik
dalam situasi sosial.
Patient Support Groups
Pasien yang berpartisipasi dalam kelompok memiliki kesempatan untuk
memahami bahwa mereka tidak aneh dalam mengalami serangan panik,
dan untuk berbagi cara mengatasi penyakit mereka.
Terapi Farmakologi
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI)
Benzodiazepine
Terimakasih