ABSTRAK
lainnya mungkin akan meningkat. melukai saraf perifer, ujung saraf, dan
Pengulangan dengan waktu kurang dari 30 reseptor mekanik dan menimbulkan gejalan
detik telah dianggap sebagai “repetitif mati rasa, kesemutan, rasa sakit, dan
motion”. kehilangan sensivitas. Getaran dapat
Posisi kerja statis dan postur tangan memiliki efek langsung pada arteri digital.
tidak ergonomis pada bahu, lengan, dan
pergelangan tangan dalam jangka waktu METODOLOGI PENELITIAN
yang lama akan menyebabkan peradangan Jenis penelitian ini adalah penelitian
pada jaringan otot, syaraf, maupun deskriptif dengan pendekatan observasional
keduanya. Pembengkakan tersebut akan yang dilakukan di Desa Lempang,
menekan saraf medianus tangan sehingga Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru
bisa menimbulkan Carpal Tunnel Syndrome Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di
(CTS). Fleksi dan Ekstensi, fleksi yaitu Dusun Sikapa. Sampel yang diambil dalam
posisi pergelangan tangan yang menekuk ke penelitian ini adalah seluruh pekerja yang
°
arah dalam dan membentuk sudut ≥ 45 . merupakan pekerjaan utamanya sebagai
Pekerjaan dengan tenaga/kekuatan pengrajin batu tatakan di Desa Lempang
pada tangan akan meningkatkan risiko Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru,
Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Terjadinya yaitu 59 pekerja. Variabel terikat dalam
tekanan langsung pada jaringan otot yang penelitian ini adalah kejadian Carpal
lunak. Sebagai contoh, pada saat tangan Tunnel Syndrome (CTS), sementara yang
harus memegang alat, maka jaringan otot menjadi variabel bebas faktor pekerjaan
tangan yang lunak akan menerima tekanan berisiko (gerakan berulang, pekerjaan
langsung dari pegangan alat, dan apabila hal menggenggam atau menjepit , dan postur
ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa janggal). Data yang diperoleh dari
nyeri otot yang menetap. (Tarwaka et al, penelitian ini kemudian diolah
2004 dalam Nurhikmah, 2012:46). menggunakan program SPSS.
Getaran langsung pada tangan atau
penggunakan alat genggam yang bergetar HASIL PENELITIAN
akan berdampak pada meningkatnya Adapun keterkaitan kejadian Carpal
kontraksi otot. Getaran juga dapat Tunnel Syndrome (CTS) dengan faktor
menyebabkan abrasi mekanik selubung pekerjaan berisiko ((gerakan berulang,
tendon, neurologis dan ganggunan pekerjaan menggenggam atau menjepit ,
peredaran darah. Getaran dapat langsung dan postur janggal) adalah sebagai berikut.
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 22
59 responden terdapat 22 responden yang dalam satu menit secara terus menerus
mengalami Carpal Tunnel Syndrome dalam melakukan pekerjaan yaitu sebesar
(CTS) dan berisiko melakukan pekerjaan 96.6%. Hal ini menunjukkan bahwa risiko
menggenggam atau menjepit. pekerja untuk mengalami Carpal Tunnel
Adapun hasil analisis data untuk Syndrome (CTS) juga menjadi semakin
faktor pekerjaan dengan postur janggal besar. Terlebih bagi pekerja yang telah
menunjukkan bahwa dari 59 responden cukup lama menggeluti pekerjaannya
23 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4
tersebut. Tidak hanya itu, jenis kelamin (Bina Kurniawan dkk, 2008).
juga memberi andail yang cukup besar Pada penelitian Lie T dan Merijanti
dalam timbulnya CTS. Biasanya CTS lebih S, (2005) analisis bivarian gerakan repetitif
sering dialami oleh wanita yang berusia 29- tinggi (>1200 gerakan/jam) mempunyai
62 tahun. hubungan bermakna dengan CTS. Pekerja
Pada saat melakukan kegiatan dengan gerakan repetitif tinggi mempunyai
kerjanya, bisa saja pekerja pernah risiko lima kali lebih besar terhadap CTS
mengalami gangguan rasa sakit, namun bila dibandingkan dengan yang rendah.
diabaikan begitu saja dengan anggapan hal Gerakan berulang dengan frekuensi
tersebut adalah hal yang biasa dan sudah ≥ 30 kali dalam satu menit dan dilakukan
sepantasnya terjadi dengan beban kerja setiap hari dapat meninggkatkan tendinitis
yang ada. Pada penelitian yang dilakukan yang menjadi penyebab terjadinya kompresi
Pratiwi, dkk (2013) pada pekerja pembersih pada saraf dan menimbulkan Carpal Tunnel
kulit bawang menemukan bahwa pada Syndrome (CTS). Sehingga disarankan
responden dengan gerakan berulang > 30 untuk melakukan istirahat dan peregangan
kali permenir yang mengalami Carpal pada tangan sehingga dapat memperlancar
Tunnel Syndrome (CTS) 50.9%. Hal ini aliran darah pada pembuluh darah.
membuktikan bahwa gerakan berulang Pekerjaan menggenggam atau menjepit
dalam waktu yang singkat memberikan Risiko Carpal Tunnel Syndrome
peluang yang besar terhadap terjadinya akan lebih besar pada jenis pekerjaan yang
CTS. membutuhkan tenaga/kekuatan pada tangan
Pada penelitian lainnya, seseorang sebab terjadinya tekanan langsung pada
yang bekerja dengan melakukan gerakan jaringan otot lunak. Pada saat tangan harus
berulang pada tangan dan pergelangan memegang alat kerja, maka jaringan otot
tangan adalah faktor risiko Carpal Tunnel tangan yang lunak akan menerima tekanan
Syndrome (CTS) yang memiliki pengaruh langsung dari pegangan alat. Ketika hal ini
pada faktor beban kerja fisik. Semakin terjadi cukup sering dalam waktu yang
tinggi frekuensi gerakan berulang semakin singkat namun dalam frekuensi yang lama
tinggi risiko terjadinya Carpal Tunnel maka dapat menyebabkan rasa nyeri otot
Syndrome (CTS). Hal ini dibuktikan dalam menetap (Nurhikah, 2011 dalam Annisa,
penelitiannya yang menyatakan bahwa 2014).
frekuensi gerakan berulang dengan dalam Pada penelitian ini tercatat bahwa
bekerja akan menyebabkan terjadinya CTS seluruh pekerja melakukan pekerjaan
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 24
menggenggam atau menjepit secara terus Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang
menerus saat melakukan pekerjaan. dilakukan oleh Lie T, Merijanti S (2005)
Pekerjaan menggenggam atau menjepit yang membuktikan adanya hubungan
merupakan faktor yang berisiko terhadap bermakna antara gerakan fleksi tangan dan
semua responden sehingga responden pergelangan tangan >45 derajat terhadap
diharapkan melakukan peregangan pada kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
tangan atau jari-jari untuk mengurangi Kejadian CTS lebih banyak
terjadinya kram. ditemukan pada responden dalam
Postur janggal penelitian terkait dengan kerja mengetik,
Keseluruhan responden dalam baik dalam kondisi ergonomis maupun
penelitian bekerja dengan salah satu postur yang tidak ergonomis. CTS muncul ketika
tangan yang tidak alamiah. Beberapa hasil saraf medianus mengalami kompresi pada
penelitian menuliskan bahwa responden saluran dalam pergelangan yang disebut
yang melakukan pekerjaan dengan postur tendo fleksor, ligament karpal yang
yang tidak alamiah tidak berisiko melitang dan tulang karpal yang sering
mengalami Carpal Tunnel Syndrome dikenal sebagai nerve-entrapment
(CTS). Dan dalam beberapa kondisi, syndrome (Bambang Suherman, dkk,
justru pekerja yang tidak melakukan 2012).
pekerjaan dengan postur janggal malah
memiliki risiko CTS. Hal ini dapat terjadi KESIMPULAN
karena dipengaruhi faktor pekerjaan fisik Berdasarkan data yang dikumpulkan
lain seperti gerakan berulang dan pekerjaan dari penelitian, maka dapat disimpulkan
menggenggam atau menjepit yang bahwa responden yang mengalami Carpal
dilakukan oleh pekerja. Tunnel Syndrome (CTS) sebanyak 20 dari
Penting untuk diketahui bahwa total 57 responden dalam keadaan bekerja
gerakan fleksi tangan dan pergelangan dengan gerakan berulang berisiko. Dari 59
tangan >45 derajat termasuk dalam jenis responden terdapat 22 responden yang
gerakan yang tidak netral/alamiah mengalami Carpal Tunnel Syndrome
(awkward posture). Gerakan ini dapat (CTS) dan berisiko melakukan pekerjaan
menyebabkan tekanan secara langsung menggenggam atau menjepit. Terdapat 22
pada saraf medianus sehingga bila responden yang mengalami Carpal Tunnel
dilakukan berulang dapat menimbulkan Syndrome (CTS) dan memiliki postur
terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS). janggal yang berisiko (responden bekerja
25 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4