Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

REGIMEN TERAPEUTIK

DISUSUN OLEH:
NAMA :
NIM : 1710053
TINGKAT : 3B
RUANG PRAKTIK :
NAMA PEMBIMBING :

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

1. Kasus (Masalah Utama) :


Regiment Terapeutik

2. Proses terjadinya masalah :


a. Pengertian
Regimen terapeutik adalah pengobatan yang terputus pada saat dirumah
sehingga terapi yang dijalani oleh pasien berhenti yang mengakibatkan
gangguan jiwa yang dialami pasien terjadi kembali. (Wardani, 2012)
Terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini diberikan dalam upaya
mengubah perilaku pasien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku
adaptif. Sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan. (Eko Prabowo, 2014)

b. Etiologi
1) Faktor Predisposisi:
a) Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau amuk.
b) Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan
kekerasan sering mengobserpasi kekerasan dirumah atau diluar rumah,
semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan
c) Sosial budaya, budaya tertutup dan membahas secara diam (pasif
agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan
akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima.
d) Bioneorologis, banyak pendapat bahwa kerusakan sistem limbik,
lobus prontal, lobus temporal, dan ketidak seimbangan neurotransmiter
turut berperan dalam terjadinya kekerasan (Wardani, 2012)

2) Faktor Presipitasi
Karena ketidak kooperatifan pasien dalam melakukan terapi obat
seperti bosan meminum obat dan terjadi depresi dan keputusasaan.
Karena ketidak kooperatifan keluarga dalam melakukan pemberian
terapi dikarenakan malu dan mengucilkan. Keluarga merupakan faktor
yang sangat penting dalam proses kesembuhan pasien gangguan jiwa.
Keluarga merupakan lingkungan terdekat pasien. Dengan keluarga yang
bersikap terapeutik dan mendukung pasien, masa kesembuhan pasien
dapat dipertahankan selama mungkin. Sebaliknya, jika keluarga kurang
mendukung, angka kekambuhan menjadi lebih cepat. Berdasarkan
penelitian ditemukan bahwa angka kambuh pada pasien gangguan jiwa
tanpa terapi keluarga sebesar 25-50%, sedangkan angka kambuh pada
pasien yang mendapat terapi keluarga adalah sebesar 5-10% (Ulpa,
2012)

c. Proses terjadinya masalah


Karena klien gangguan jiwa kurang mendapat dukungan dari keluarga
untuk melakukan terapi atau pengobatan, dan masyarakat belum bisa
menerima keadaan klien setelah keluar dari rumah sakit jiwa dan klien
merasa dikucilkan sehingga berakibat klien merasa cemas, mudah marah,
sering menyendiri, dan stres sehingga menjadi gangguan jiwa.Akibat pola
pikir yang keliru di masyarakat, banyak keluarga pasien penyakit jiwa
yang tidak mau menerima anggota keluarganya setelah sembuh secara
medis. Akhirnya, penyakit pasien kambuh dan terpaksa dirawat kembali
kerumah sakit. (Budi Anna K & Akemat, 2007) .Stresor predisposisi
adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan
timbulnya kecemasan. Ketegangan kehidupan tersebut dapat berupa :
1) Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan
berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis
perkembangan ataupun situasional
2) Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan
dengan baik
3) Frustasi akan menimbulkan ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego
4) Pola mekanisme koping keluarga atau menangani klien akan
mempengaruhi individu dalam respon terhadap konflik (Hawari,
2007)
d. Tanda dan gejala:
1) Gejala-gejala awal orang yang menderita regimen terapeutik sangat
banyak wujudnya tidak menyangkut kondisi fisik, bisa berupa :
2) Emosional tidak stabil
3) Kemampuan berhubungan interpersonal menurun
4) Halusinasi, agresi, waham, delusi, menarik diri meningkat
5) Perilaku sulit diarahkan
6) Proses berpikir ke arah tidak logic (Ulpa, 2012)

3. Pohon Masalah

4. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji


Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji
Regiment terapeutik/ DS :
koping keluarga in
Klien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa
efektif
tetapi klien tidak minum obat secara rutin dan tidak
kontrol ulang lagi sehingga kambuh kembali dan
keluarga yang membawa ke RSJ.

DO :

keluarga tidak pernah mengujungi klien selama dirawat.


5. Diagnosis Keperawatan
a. Gangguan Regiment terapeutik berhubungan dengan koping keluarga in
efektif

6. Rencana Tindakan Keperawatan


Inisial klien :
Ruangan :
No RM :

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Intervensi


Kriteria Hasil
1 Regiment terapeutik Klien dapat Sp 1
inifektif d/d : menggunakan obat a. Membina hubungan saling
DS : dengan benar percaya
dengan kriteria b. Mengidentifikasi masalah
Klien mengatakan pernah
hasil :
dimasa lalu
mengalami gangguan jiwa - Klien
dan klien tidak minum obat mengindentifika
Sp 2
si masalah yang
secara rutin dan tidak
dihadapi klien a. Mengidentifikasi tentang
kontrol ulang lagi sehingga lingkungan dan rutinitas klien
- Klien dapat
kambuh kembali dan b. Memberi kesempatan pada
menyebutkan
keluarga yang membawa pasien untuk mengungkapkan
obat-obat yang
perasaan penyebab
ke RSJ ini. diminum dan
ketidakkooperatifan dalam
kegunaannya
DO : melakukan terapi obat
(jenis, waktu,
Klien dirawat sejak tanggal
14 April 2011 sampai dosis dan
Sp 3
sekarang dan keluarga efeknya).
tidak pernah mengujungi a. Diskusikan dengan pasien
klien selama dirawat. - Klien dapat
tentang kerugian tidak minum
minum obat
obat serta karakteristik obat
sesuai program
yang di minum
pengobatan.
b. Beri reinforcement positif bila
pasien menggunakan obat
dengan benar

c. Anjurkan pasien untuk


konsultasi dengan
dokter/perawat apabila terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan

DAFTAR PUSTAKA
Eko Prabowo. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hawari. (2007). Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta:
Balai FKUI.
Rahmawati, A. (2015). Hubungan regimen terapeutik dengan kejadian kebutaan .
Artikel Jurnal Program Studi S1 Keperawatan UMJ.
Ulpa, D. (2012). Keperawatan Klinis . Jurnal Keperawatan Klinis Vol 2 No 1.
Wardani, I. Y. (2012). Dukungan Keluarga: Faktor Penyebab ketidakpatuhan klien
menjalani pengobatan. Jurnal Keperawatan Indonesia Vol.15 No.1.

Anda mungkin juga menyukai