TINJAUAN PUSTAKA
bahkan terhenti sama sekali pada area tertentu di otak, misalnya terjadinya emboli
iskemia neuron yang sifatnya irreversibel. Hampir sebagian besar pasien atau
2.2 Epidemiologi
Sampai dengan tahun 2010 dijumpai prevalensi stroke pada laki-laki 2,7%
dan 2,5% pada perempuan dengan usia ≥18 tahun. Diantara orang kulit hitam,
prevalensi stroke adalah 3,7% dan 2,2% pada orang kulit putih serta 2,6 % pada
bahwa penderita laki-laki lebih banyak dari pada perempuan dan profil usia 45
tahun yaitu 11,8%, usia 45-64 tahun berjumlah 54,2% dan diatas usia 65 tahun
33,5%. Data-data lain dari ASNA Stroke Collaborative Study diperoleh angka
yang pertama, dan sebanyak 15-30% penderita stroke mengalami kecacatan yang
2
3
permanen. Mayoritas stroke adalah infark serebral. Sekitar 85% dari semua stroke
2.3 Etiologi
lumen arteri menjadi semakin sempit, sel-sel darah tidak bisa lewat dan akan
terbentuknya bekuan darah. Bekuan darah ini akan menghalang sirkulasi darah
Stroke non hemoragik bisa terjadi akibat suatu dari dua mekanisme
sering timbul selama tidur dan bisa menyebabkan stroke mendadak dan
lengkap. Defisit neurologi bisa timbul progresif dalam beberapa jam atau
2. Emboli serebri terjadi akibat oklusi arteria karotis atau vetebralis atau
Ada beberapa faktor risiko stroke yang sering teridentifikasi pada stroke
non hemoragik, diantaranya yaitu faktor risiko yang tidak dapat di modifikasi dan
1. Usia
Pada umumnya risiko terjadinya stroke mulai usia 55 tahun dan akan
meningkat dua kali dalam dekade berikutnya. 40% berumur 65 tahun dan hampir
2. Jenis kelamin
krena stroke. Risiko stroke pria 1,25 kali lebih tinggi daripada perempuan.
3. Heriditer
hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus dan kelainan pembuluh darah, dan
riwayat stroke dalam keluarga, terutama jika dua atau lebih anggota keluarga
pernah mengalami stroke pada usia kurang dari 65 tahun, meningkatkan risiko
terkena stroke.
5
Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke dari pada kulit putih.
Data sementara di Indonesia, suku Padang lebih banyak menderita dari pada suku
1. Riwayat stroke
lima tahun kemungkinan akan terserang stroke kembali sebanyak 35% sampai
42%.
2. Hipertensi
enam kali ini sering di sebut the silent killer dan merupakan risiko utama
menurut JNC 7 yang dimaksud dengan tekanan darah tinggai apabila tekanan
darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg, makin tinggi tekanan darah kemungkinan
perdarahan otak.
3. Penyakit jantung
paska oprasi jantung juga memperbesar risiko stroke, yang paling sering
darah otak.
4. Diabetes mellitus
Penderita diabetes memiliki risiko tiga kali lipat terkena stroke dan
mencapai tingkat tertinggi pada usia 50-60 tahun. Setelah itu, risiko tersebut akan
menurun. Namun, ada factor penyebab ain yang dapat memperbesar risiko stroke
karena sekitar 40% penderita diabetes pada umumnya juga mengidap hipertensi.
5. TIA
singkat akibat iskemik otak fokal yang cenderung membaik dengan kecepatan dan
tingkat penyembuhan berfariasi tapi biasanya 24 jam. Satu dari seratus orang
dewasa di perkirakan akan mengalami paling sedikit satu kali TIA seumur hidup
mereka, jika diobati dengan benar, sekitar 1/10 dari para pasien ini akan
mengalami stroke dalam 3,5 bulan setelah serangan pertama, dan sekitar 1/3 akan
6. Hiperkolesterol
bebas. Kolesterol dan trigliserida adalah jenis lipid yang relatif mempunyai makna
klinis penting sehubungan dengan aterogenesis. Lipid tidak larut dalam plasma
sehingga lipid terikat dengan protein sebagai mekanisme transpor dalam serum,
dan lipoprotein densitas tinggi (HDL). Dari keempat lipo protein LDL yang paling
protein tertinggi terdapat pada HDL. Kadar kolesterol total >200mg/dl, LDL
akan membentuk plak di dalam pembuluh darah baik di jantung maupun di otak.
7. Merokok
Merokok meningkatkan risiko terjadinya stroke hampir dua kali lipat, dan
perokok pasif berisiko terkena stroke 1,2 kali lebih besar. Nikotin dan
1. Serangan iskemia atau Transient Ischemic Attack (TIA). Pada bentuk ini
menghilang dalam waktu lebih lama 24 jam. Tapi tidak lebih seminggu.
sudah menetap.
8
1. Stroke lakunar
sindrom stroke yang biasanya muncul dalam beberapa jam atau kadang-kadang
lebih lama. Infark lakunar merupakan infark yang terjadi setelah oklusi
aterotrombotik atau hialin lipid salah satu dari cabang-cabang penetrans sirkulus
Willisi, arteria serebri media, atau arteri vertebralis dan basilaris. Trombosis yang
d. Hemiparesis ataksik atau disartria serta gerakan tangan atau lengan yang
Sebagian besar dari stroke ini terjadi saat tidur, sat pasien relative
mengalami dehidrasi dan dinamika sirkulasi menurun. Gejala dan tanda akibat
stroke iskemik ini bergantung pada lokasi sumbatan dan tingkat aliran kolateral di
jaringan yang terkena. Stroke ini sering berkaitan dengan lesi aterosklerotik.
9
3. Stroke embolik
Asal stroke embolik dapat dari suatu arteri distal atau jantung. Stroke yang
dengan efek maksimum sejak awitan penyakit. Biasanya serangan terjadi saat
4. Stroke kriptogenik
Sekitar 80% sampai 85% stroke adalah stroke iskemik, yang terjadi akibat
obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum.
Obstruksi dapat disebabkan oleh bekuan (trombus) yang terbentuk di dalam suatu
pembuluh otak atau pembuluh atau organ distal. Pada trombus vaskular distal,
bekuan dapat terlepas, atau mungkin terbentuk di dalam suatu organ seperti
jantung, dan kemudian dibawa melalui sistem aretri ke otak sebagai suatu
stroke pada orang usia lanjut, yang sering mengalami pembentukan plak
Pangkal arteri karotis interna (tempat arteri karotis komunis bercabang menjadi
10
Trombosis pembuluh darah besar dengan aliran lambat adalah salah satu
subtipe stroke iskemik. Sebagian besar dari stroke jenis ini terjadi saat tidur, saat
pasien relatif mengalami dehidrasi dan dinamika sirkulasi menurun. Stroke ini
karotis interna, atau, yang lebih jarang, di pangkal arteri serebri media atau di taut
arteri vertebralis dan basilaris. Tidak seperti trombosis arteri koronaria yang
besar tergantung pada fungsi sirkulus Willisi. Bila sistem anastomosis arterial
pada dasar otak ini dapat berfungsi normal, maka sumbatan arteri karotis tidak
mengakibatkan kejadian yang lebih berat, dan biasanya fatal. Penyumbatan arteri
parsial adalah defisit perfusi yang dapat terjadi pada reduksi mendadak curah
jantung atau tekanan darah sistemik. Agar dapat melewati lesi stenotik intraarteri,
generalisata CBF, iskemia otak, dan stroke. Dengan demikian, hipertensi harus
diterapi secara hati-hati dan cermat, karena penurunan mendadak tekanan darah
dapat memicu stroke atau iskemia arteri koronaria atau keduanya (Smith, 2013).
embolus. Asal stroke embolik dapat suatu arteri distal atau jantung. Stroke yang
dengan efek maksimum sejak awitan penyakit. Biasanya serangan terjadi saat
darah yang mengalami stenosis. Stroke kardioembolik, yaitu jenis stroke embolik
atrium atau apabila pasien baru mengalami infark miokardium yang mendahului
terjadinya sumbatan mendadak pembuluh besar otak. Embolus berasal dari bahan
trombotik yang terbentuk di dinding rongga jantung atau katup mitralis. Karena
biasanya adalah bekuan yang sangat kecil, fragmen-fragmen embolus dari jantung
mencapai otak melalui arteri karotis atau vertebralis. Dengan demikian, gejala
12
klinis yang ditimbulkannya bergantung pada bagian mana dari sirkulasi yang
perdarahan besar di jaringan yang mengalami infark beberapa jam atau mungkin
hari setelah proses emboli pertama. Penyebab perdarahn tersebut adalah bahwa
struktur dinding arteri sebelah distal dari oklusi embolus melemah atau rapuh
2013).
Gejala klinis stroke iskemik dapat terjadi pada lokasi yang berbeda
2010) :
arteri karotis interna dan eksterna. Cabang arteri karotis interna adalah arteri
a. Dapat terjadi kebutaan satu mata di sisi arteri karotis yang terkena,
c. Lesi dapat terjadai diantara arteri serebri anterior dan arteri serebri
dan komunikasi
d. Disfagia
bersangkutan terganggu
4. Sistem vertobasilar
c. Ataksia
a. Koma
b. Hemiparesis kontralateral
2. 7 Diagnosis
1. Penemuan klinis
Anamnesis :
Pemeriksaan Fisik
2. Pemeriksaan penunjang
hipointens.
2. Ekokardiografi
transesofageal)
4. Angiografi otak
5. Transcranial Doppler
tersumbat.
2.8 Penatalaksanaan
1. Memberi aliran darah kembali pada bagian otak tersebut (Heiss, 2009) :
a. Membuka sumbatan
sirkulasi plasminogen menjadi plasmin. Jadi timbul systemic lytic state, serta
plasminogen activator, disini hanya terjadi fibrinolisis local yang amat singkat.
b. Menghilangkan vasokonstriksi
Calcium channel blocker, agar diberikan dalam 3 jam pertama dan belum
methionine.
d. Inhibisi enzim yang keluar dari neuron seperti enzim protein kinase C
GM1.
bidang ini
Kalau terbentuk trombus pada aliran darah cepat, dan trombus ini
melewati permukan kasar seperti plaque arteria maka akan terbentuk white clot
(gumpalan platelet dengan fibrin). Obat yang bermanfaat adalah aspirin untuk
pelekatan dari fibrin. Bila kemudian hal ini diikuti oleh stenosis dan pelambatan
aliran darah yang progresif, maka terapi adalah antikoagulan sampai penyebab
dapat dihilangkan atau sampai buntu total dan aliran darah hanya dari kolateral
6. Rehabilitasi :
7. Terapi Preventif :
dapat dicapai dengan jalan antara lain mengobati dan menghindari faktor-faktor
risiko stroke :
1. Pengobatan hipertensi
4. Berolahraga teratur.
19
2.9 Prognosis
Prognosis bagi stroke iskemik dipengaruhi oleh usia, letak lesi, beratnya
defisit dan penyebab. Pada pasien yang mempunyai tingkat kesadaran yang
rendah maka prognosisnya adalah buruk. Perbaikan pada fungsi tubuh berlaku
pada 25% pasien yang menghidap stroke iskemik. 40% daripadannya pula