AL-ISLAM 1
(Kemanusiaan dan Keimanan)
Kelompok 1:
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RIAU
2021
DAFTAR ISI
Daftar isi..................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Rumusan Masalah.................................................................................1
3. Manfaat Penulisan................................................................................1
4. Tujuan Penulisan..................................................................................1
BAB II
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE
A. Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Islam..................................................2
1. Pengertian islam..............................................................................2
2. Hakikat dan tujuan agama islam.....................................................5
3. Fungsi islam....................................................................................6
B. Ruang Lingkup Ajaran Islam
(Tuhan, Manusia, Alam, Penciptaan dan Keselamatan)........................9
1. Aqidah.............................................................................................9
2. Ibadah.............................................................................................10
3. Akhlak.............................................................................................11
4. Mu’amalah......................................................................................12
C. Karakteristik Ajaran Islam....................................................................14
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan........................................................................................18
2. Kata Penutup.....................................................................................18
3. Daftar Pustaka...................................................................................18
ii
KATA PENGANTAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Menjadikan Islam sebagai sistem hidup (way of life) sudah menjadi wajib
bagi kita sebagai seorang muslim. Dengan selalu mengamalkan segala perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya agar kita senantiasa diridhoi Allah SWT.
Dan selamat di dunia dan Akhirat.
1.2.Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang menjadi pedoman dalam makalah yang
berjudul ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian, tujuan dan fungsi Islam?
2. Apa saja ruang lingkup ajaran Islam?
3. Sebutkan karakteristik ajaran Islam?
1.3.Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan fungsi Islam
2. Untuk mengetahui apa saja ruang ligkup dari ajaran Islam
3. Untuk mengetahui karakteristik ajaran Islam
1.4.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah:
1. Menambah wawasan mengenai ajaran Islam
2. Menambah wawasan mengenai ruang lingkup dan karakteristik Islam
3. Menambah ilmu dan mewujudkan generasi muda yang cerdas agar
menjadikan Islam sebagai way of life.
iv
BAB II
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE
v
perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu
kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada
perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan
berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil.” (Q.S 49 : 9)
vi
Artinya : “Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.” (Q.S Ash-
Shoffat, 37 : 26)
Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan
bersih, yang mampu menjadikan para pemeluknya untuk memiliki
kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat mengantarkannya pada
kebahagiaan yang hakiki, baik di dunia maupun di akhirat.
vii
Adapun Pengertian Islam Menurut Istilah, adalah ketundukan seorang
hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya
Muhammad SAW. Guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/
aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus,
menuju ke kebahagiaan dunia dan Akhirat.
1
Dalilnya adalah :
Artinya: “Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki diantara kalian, akan
tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi.” (Q.S Al- Ahzab, 33 : 40)
2
Dalilnya adalah :
Artinya: “Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (Q.S Ali Imran, 3 : 19)
3
Dalilnya adalah :
Artinya: “Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Q.S Ali Imran, 3 :
85)
4
Pembahasan tentang tauhid ini bisa dibaca dalam buku penulis yang berjudul
Kitabuttauhid Esa-kanlah-Aku.
5
Allah SWT berfirman :
viii
memerintahkan untuk berbuat adil6 dan melarang aniaya7. Islam memerintahkan
untuk menunaikan amanat dan melarang berkhianat. Islam memerintahkan untuk
menepati janji dan melarang pelanggaran janji.
Islam memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua 8 dan melarang
perbuatan durhaka kepada mereka. Islam memerintahkan untuk menjaga
silaturahmi (hubungan kekerabatan yang terputus) dengan sanak famili dan Islam
melarang perbuatan memutuskan silaturahmi. Islam memerintahkan untuk
berhubungan baik dengan tetangga dan melarang bersikap buruk kepada mereka.
Secara umum dapat dikatakan bahwasanya Islam memerintahkan semua
akhlak yang mulia dan melarang akhlak yang rendah dan hina. Islam
memerintahkan segala macam amal salih dan melarang segala amal yang jelek.
3.FUNGSI ISLAM
a. Fungsi Edukatif
Dalilnya adalah :
6
Allah SWT berfirman :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Maidah, 5 : 8)
7
Allah SWT berfirman :
Artinya : Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan
terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu
tidak mendapat keberuntungan. (Q.S Al-An’am, 6 : 21)
8
Allah SWT berfirman :
Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu. Maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Q.S Al-Isra’, 17 : 23)
ix
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.
(Q.S An-Nur, 24 : 27)
Ayat diatas mengajarkan pada kita, bahwa ketika akan memasuki rumah
oranglain, kita harus mendapat izin untuk memasukinya, karena itu tempat
khusus. Sebaliknya tempat umum seperti perpustakaan kota dan lain-lain adalah
tempat yang untuk memasukinya seseorang tidak perlu meminta izin9.
b. Fungsi Penyelamat
Dalam agama Islam, iabadah sholat juga berfungsi sebagai
penyelamat atau pencegah dari hal yang keji dan munkar. Allah SWT
berfirman :
c. Fungsi Perdamaian.
Islam juga mengajarkan perdamaian. Perdamaian akan muncul
dengan sendirinya apabila kita saling menyeru kepada kebaikan dan
mencegah hal-hal yang mungkar. Dalil yang menjelaskan tentang ini
adalah:
9
Ahmad Syalabi, kehidupan sosial dalam pemikiran Islam, 2001.
x
dari yang munkar10; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali
Imran, 3 : 104)
10
Ma’ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah
segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya
xi
f. Fungsi Kreatif/Inovatif
Dalam urusan keduniaan, kaidah yang berlaku adalah membuat
inovasi dan kreasi. Sedangkan dalam masalah agama, kaidahnya adalah
mengikuti tuntunan Nabi SAW dan tidak membuat-buat ritual aneh-aneh
yang sifatnya tambahan atau tidak jelas asal-usulnya dalam Islam (bid’ah).
Urusan keduniaan seperti pertanian, perikanan, kedokteran atau membuat
sekolah, itu semua tidak ada aturan yang detail dalam agama Islam, jadi
kita boleh berinovasi dan berkreasi.
11
Disadur dari kitab syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dengan sedikit
pengembangan, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’I, Po Box
7803/JACC 13340A Jakarta, Cetakan ketiga 1427H/Juni 2006M
12
Dengan Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Asma’ wa Shifat Allah.
xii
ditetapkan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’
Salafush Shalih.13
Di dunia Islam, permasalahan aqidah telah terbawa pada berbagai
pemahaman, sehingga menimbulkan kelompok-kelompok di mana
masing-masing kelompok memiliki metode dan keyakinan masing-masing
dalam pemahamannya. Di antara kelompok-kelompok tersebut adalah
Muktazilah, Asy’ariyah, Muthuridiyah, Khawarij dan Murjiah
Di antara sumber perbedaan pemahaman antara masing-masing
golongan tersebut antara lain adalah masalah kebebasan manusia dan
kehendak mutlak Tuhan.
2. IBADAH
Ibadah berasal dari kata Al-‘Abd yang berarti hamba. Kemudian dari
kata ini muncul kata Al-‘ibadah yang berarti Izhhar Al-Tadzallul
(memperlihatkan/ mendemonstrasikan ketundukan dan kehinaan). Secara
istilah Ibadah berarti usaha menggabungkan dan mendekatkan diri kepada
Allah SWT sebagai Tuhan yang disembah.
Ulama fiqh mendefinisikan ibadah sebagai ketaatan yang disertai
dengan ketundukan dan kerendahan diri kepada Allah SWT. Redaksi lain
menyebutkan bahwa ibadah adalah semua yang dilakukan atau
dipersembahkan untuk memperoleh keredhaan Allah dan mengharapkan
imbalan pahala-Nya di akhirat kelak.
Menurut Nazaruddin Razak, dalam konteks ibadah yang dikerjakan,
terdapat lima pokok ibadah, yakni: shalat, zakat, puasa, dan naik haji serta
disusul dengan thaharah merupakan kewajiban yang menyertai shalat,
zakat, puasa dan naik haji.
Yusuf Al-Qardhawiy menjelaskan lima persyaratan agar suatu
perbuatan dapat bernilai ibadah, yaitu:
13
Lihat Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jama’ah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin
‘Abdul Karim al-‘Aql, cet. II/ Daarul ‘Ashimah/ th. 1419 M, ‘Aqidah Ahlis Sunnah Wal Jama’ah (hal.
13-14) karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd dan Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal
Jamaa’ah fil ‘Aqidah oleh Dr. Nashir bin ‘Abdul Karim al-‘Aql.
xiii
a) Perbuatan yang dimaksud tidak bertentangan dengan syariat Islam.
b) Perbuatan tersebut dilandasi dengan niat yang suci dan ikhlas.
c) Untuk melakukan perbuatan tersebut, yang bersangkutan harus
memiliki keteguhan hati dan percaya diri bahwa perbuatan yang
dilakukan akan membawa kepada kebaikan.
d) Harus memperhatikan garis-garis atau aturan-aturan Allah SWT tidak
ada unsur kelaliman, khianat, penipuan dan lain-lain.
e) Perbuatan-perbuatan duniawi yang dilakukan dengan niat ibadah tidak
boleh menghalangi kewajiban-kewajiban agama seperti berjual beli
yang membuat diri lalai mengerjakan shalat dan sebagainya.
3.AKHLAK
Akhlak merupakan bentuk jamak dari Al-Khuluq yang berarti
(kekuatan jiwa dan perangai yang dapat diperoleh melalui pengasahan
mata bathin). Dari pengertian lughawi ini, terlihat bahwa akhlak dapat
diperoleh dengan melatih mata bathin dan ruh seseorang terhadap hal yang
baik-baik. Dengan demikian dari pengertian lughawi ini tersirat bahwa
pengalaman akhlak lebih menjurus pada perbuatan-perbuatan terpuji.
Konsekuensinya adalah bahwa perbuatan jahat dan melenceng adalah
perbuatan yang tidak berakhlak (akhlak al-mazhmumah).
Secara istilah akhlaq berarti tingkah laku yang lahir dari manusia
dengan sengaja, tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan. Sedangkan
Nazaruddin Razak, mengungkapkan akhlaq dengan makna akhlaq islam,
yakni suatu sikap mental dan laku perbuatan yang luhur, mempunyai
hubungan dengan Zat Yang Maha Kuasa dan juga merupakan produk dari
keyakinan atas kekuasaan dan keesaan Tuhan, yaitu produk dari jiwa
tauhid.
Dari pengertian ini terlihat sinergisitas antara makna akhlaq dengan
Al- Khalq yang berarti penciptaan dimana kedua kata ini berasal dari akar
kata yang sama. Dengan demikian pengertian ini menggambarkan bahwa
akhlaq adalah hasil kreasi manusia yang sudah dibiasakan dan bukan
xiv
datang dengan spontan begitu saja, sebab ini ada kaitannya dengan Al-
Khalq yang berarti mencipta. Makna akhlaq adalah sifat, karakter dan
perilaku manusia yang sudah dibiasakan.
Secara garis besar menurut Endang Saifuddin Anshari, akhlaq terdiri
atas; pertama, akhlak manusia terhadap khalik, kedua, akhlak manusia
terhadap makhluk, yakni akhlak manusia terhadap sesama manusia dan
akhlak manusia terhadap alam lainnya.
Adapun akhlak kepada sesama manusia dapat dibedakan kepada
beberapa hal, yaitu:
a.) Akhlaq kepada orang tua, yaitu dengan senantiasa memelihara
keridhaannya, berbakti kepada keduanya dan memelihara etika
pergaulan dengan keduanya.
b.) Akhlaq terhadap kaum kerabat, yaitu dengan menjaga hubungan
shilaturahim serta berbuat kebaikan terhadap sesama seperti mencintai
dan merasakan suka duka bersama mereka.
c.) Akhlaq kepada tetangga, yaitu dengan menjaga diri untuk tidak
menyakiti hatinya, senantiasa berbuat baik (Ihsan) dan lain-lain
sebagainya.
4.MU’AMALAH
Secara etimologi muamalah semakna dengan Mufa’alah yang berarti saling
berbuat. Kata ini menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang
dengan orang lain atau beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-
masing. Secara terminologi kata ini lebih dikenal dengan istilah fiqh muamalah,
yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan tindak-tanduk manusia dalam
persoalan-persoalan keduniaan. Misalnya dalam persoalan jual beli, utang-
piutang, kerjasama dagang, persyarikatan, kerjasama dalam penggarapan tanah
sewa menyewa dan lain-lain sebagainya.
Disamping itu, juga terdapat beberapa keistimewaan ajaran muamalah yang
bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah, antara lain yaitu:
xv
1.) Prinsip dasar dalam persoalan muamalah adalah untuk mewujudkan
kemashlahatan umat manusia, dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan berbagai situasi dan kondisi yang mengitari
manusia itu sendiri. Dari prinsip pertama ini terlihat perbedaan
muamalah dengan persoalan aqidah, akhlaq dan ibadah. Dalam
persoalan aqidah, syariat Islam bersifat menentukan dan menetapkan
secara tegas hal-hal yang menyangkut masalah aqidah tersebut dan tidak
diberikan kebebasan bagi manusia untuk melakukan suatu kreasi. Dalam
bidang akhlaq juga demikian, yaitu dengan menetapkan sifat-sifat terpuji
yang harus diikuti oleh umat Islam serta sifat-sifat tercela yang harus
dihindari. Selanjutnya dibidang ibadah dan bahkan prinsip dasarnya
adalah tidak boleh dilakukan atau dilaksanakan oleh setiap muslim jika
tidak ada dalil yang memerintahkan untuk dilaksanakan.
2.) Bahwa berbagai jenis muamalah, hukum dasarnya adalah boleh sampai
ditemukan dalil yang melarangnya. Ini artinya, selama tidak ada dalil
yang melarang suatu kreasi jenis muamalah, maka muamalah itu
diperbolehkan. Namun demikian, walau pada prinsipnya muamalah
diperbolehkan selama tidak ada dalil yang melarangnya, tetapi semua itu
tidak boleh terlepas dari sikap pengabdian kepada Allah SWT, dimana
terdapat kaidah-kaidah umum yang mengatur dan mengontrolnya, antara
lain yaitu; Tidak boleh terlepas dari nilai-nilai Ketuhanan dan nilai-nilai
kemanusiaan; Berdasarkan pertimbangan kemashlahatan pribadi dan
masyarakat; Menegakkan prinsip kesamaan hak dan kewajiban sesama
manusia; seluruh perbuatan kotor adalah haram dan seluruh tindakan
yang baik adalah halal, dan lain-lain.
Secara umum mu’amalah mencakup antara lain yaitu; hal-hal yang
berkaitan dengan hak-hak dan hal lain yang terkait dengannya; Hal-hal yang
berkaitan dengan harta seperti hibah, sedekah dan sebagainya; Hal-hal yang
berkaitan dengan perdagangan seperti jual beli, khiyar, ikhtiyar, syirkah,
mudharabah dan sebagainya; Hal-hal yang berkaitan dengan pemberian amanah
xvi
kepada orang lain seperti hiwalah, ijarah, ariyah, al-rahn dan sebagainya; Hal-hal
yang berkaitan dengan lahan pertanian seperti muzara’ah, musaqah, dan lain-lain.
xvii
Artinya: “…Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat…” (Q.S. Al-Mujadilah, 58 : 11)
xviii
13. Islam mengajak kepada akhlak mulia dan amal shalih.
Allah SWT berfirman:
14. Islam memelihara kesehatan. Banyak sekali dalil dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah tentang pemeliharaan kesehatan.
Para ulama mengatakan, “Sederhana dalam makan dan minum
merupakan faktor utama terpeliharanya kesehatan.”
Di antara isyarat pemeliharaan kesehatan, Islam mengharamkan
makanan yang berbahaya bila dikonsumsi oleh manusia.
Allah SWT berfirman:
15. Islam seiring dengan penemuan ilimiah. Oleh karena itu tidak mungkin
penemuan ilmiah yang benar bertentangan dengan nash-nash syari’at
xix
Islam yang jelas.
BAB III
PENUTUP
xx
3.1.Kesimpulan
Pada penjelasan diatas dapat kita pahami bahwa di ajaran agama Islam
sangat sempurna. Islam selalu mengajarkan dan mengatur kehidupan seorang
muslim dari hal yang kecil sampai hal yang besar dalam berkehidupan agar
selamat di dunia dan akhirat. Kita sebagai seorang muslim yang beriman wajib
menjadikan islam sebagai sistem hidup (way of life) karena itu sudah dijamin oleh
Allah SWT bahwa Islam adalah agama keselamatan.
Ketika ada suatu hal tentang hukum-hukum syari’at, maka jalan keluarnya
ialah Al-Qur’an, Hadits-hadits, dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, agar
terhindar dari suatu perbuatan yang disebut bid’ah. Dan sebaliknya untuk urusan
dunia kita diberikan kebebasan untuk mengkreasikan dengan inovatif dengan satu
syarat tetap di jalan kebenaran dan tidak menyimpang dari ajaran agama Islam.
3.2.Kata Penutup
Setelah anda memahami dari isi diatas tentang apa itu Islam, Ruang
Lingkup Ajaran Islam dan Karakteristik Ajaran Islam. Anda akan mendapatkan
penjelasan dan dapat menerapkan ajaran Islam sebagai way of life secara
keseluruhan dalam kehidupan anda, Insya Allah. Semoga makalah ini berguna
bagi yang membaca.
3.3.Daftar Pustaka
Abu Hasan, Wismanto dkk. (2019). Buku Ajar AL-ISLAM 1 (Kemanusiaan
dan Keimanan). Pekanbaru: Lembaga Studi Islam dan Kemuhammadiyahan
Universitas Muhammadiyah Riau.
xxi