Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

AL-ISLAM 1
(Kemanusiaan dan Keimanan)

ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE

Dosen Pengampu : Dr. Budi Santoso Wibowo, M.Pd.I

Kelompok 1:

Sajidi Wardana (210103026)

Fajar Octaviandy (210102066)

Leonardi Mahatma Choto (210103049)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RIAU

2021
DAFTAR ISI

Daftar isi..................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Rumusan Masalah.................................................................................1
3. Manfaat Penulisan................................................................................1
4. Tujuan Penulisan..................................................................................1
BAB II
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE
A. Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Islam..................................................2
1. Pengertian islam..............................................................................2
2. Hakikat dan tujuan agama islam.....................................................5
3. Fungsi islam....................................................................................6
B. Ruang Lingkup Ajaran Islam
(Tuhan, Manusia, Alam, Penciptaan dan Keselamatan)........................9
1. Aqidah.............................................................................................9
2. Ibadah.............................................................................................10
3. Akhlak.............................................................................................11
4. Mu’amalah......................................................................................12
C. Karakteristik Ajaran Islam....................................................................14
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan........................................................................................18
2. Kata Penutup.....................................................................................18
3. Daftar Pustaka...................................................................................18

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, kami memujinya, memohon pertolongan dan


meminta ampun hanya kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan
diri kami dan kejelekan amal yang kami perbuat. Barangsiapa yang Allah SWT.
Beri petujuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang
Allah sesatkan, maka tidak akan adapula yang dapat memberinya petunjuk.
Menjadikan Islam sebagai sistem hidup (way of life) merupakan sebuah
kewajiban jika ingin selamat dunia dan akhirat, hal ini tentu bukan perkataan
sembarangan, jaminan itu dijelaskan oleh Allah SWT. Melalui kalam-Nya yang
mulia bahwa Islam adalah agama keselamatan, Islam adalah rahmatallil’alamin,
Islam adalah penutup dan penyempurna agama-agama sebelumnya, dan Islam
adalah satu-satunya agama yang diridhoi disisi Allah SWT.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,
maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Menjadikan Islam sebagai sistem hidup (way of life) sudah menjadi wajib
bagi kita sebagai seorang muslim. Dengan selalu mengamalkan segala perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya agar kita senantiasa diridhoi Allah SWT.
Dan selamat di dunia dan Akhirat.

1.2.Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang menjadi pedoman dalam makalah yang
berjudul ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian, tujuan dan fungsi Islam?
2. Apa saja ruang lingkup ajaran Islam?
3. Sebutkan karakteristik ajaran Islam?

1.3.Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan dan fungsi Islam
2. Untuk mengetahui apa saja ruang ligkup dari ajaran Islam
3. Untuk mengetahui karakteristik ajaran Islam

1.4.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah:
1. Menambah wawasan mengenai ajaran Islam
2. Menambah wawasan mengenai ruang lingkup dan karakteristik Islam
3. Menambah ilmu dan mewujudkan generasi muda yang cerdas agar
menjadikan Islam sebagai way of life.

iv
BAB II
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE

A.PENGERTIAN, TUJUAN DAN FUNGSI ISLAM


1. PENGERTIAN ISLAM
Secara bahasa pengertian Islam dapat dijelaskan dari berbagai suku kata
dalam bahasa Arab, diantaranya:
a. Berasal dari kata ‘salm’ yang berarti damai
Pengertian Islam secara harfiyah : artinya damai, selamat, tunduk,
dan bersih. Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam),
M (mim) yang bermakna dasar “selamat” (salama)
Pengertian Islam menurut bahasa : Islam berasal dari kata aslama
yang berakar dari kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar
(infinitif) dari kata aslama ini.
Ditinjau dari segi bahasanya yang dikaitkan dengan asal katanya,
Islam memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah:
Dalam Al-Qur’an Allah SWT. Berfirman (Q.S 8:61)

Artinya: “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka


condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S Al-Anfal,
8 : 61)

Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau


perdamaian. Dan ini merupakan ciri Islam, yaitu bahwa Islam agama
yang selalu membawa manusia pada perdamaian.
Dalam sebuah ayat Allah SWT. Berfirman:

Artinya: “Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min


berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari
kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka

v
perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu
kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada
perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan
berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil.” (Q.S 49 : 9)

Sebagai salah satu bukti bahwa Islam merupakan agama yang


sangat menjunjung tinggi perdamaian adalah bahwa islam baru
memperbolehkan kaum muslimin berperang jika mereka diperangi oleh
para musuh-musuhnya.

a. Berasal dari kata ‘aslama’ yang berarti menyerah.


Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

Artinya : “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang


yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun
mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?
Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” (Q.S An-
Nisa’ 4 : 125)

Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta Allah untuk


menyerahkan seluruh jiwa dan raga kita hanya kepada-Nya. Oleh karena
itulah, sebagai seorang muslim, hendaknya kita menyerahkan diri kita
kepada aturan Islam dan juga kepada kehendak Allah SWT. Karena
Insya Allah dengan demikian akan menjadikan hati kita tentram, damai
dan tenang.

b. Berasal dari kata Istaslama-Mustaslimun : penyerahan total kepada


Allah.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :

vi
Artinya : “Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.” (Q.S Ash-
Shoffat, 37 : 26)

Makna ini sebenarnya penguat dari poin kedua. Karena sebagai


seorang muslim, kita benar-benar diminta untuk secara total
menyerahkan seluruh jiwa dan raga serta harta atau apapun yang kita
miliki, hanya kepada Allah SWT.

c. Berasal dari kata ‘saliim’ yang berarti bersih dan suci.


Mengenai makna ini, Allah berfirman :

Artinya: “Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang


bersih.” (Q.S 26 : 89)

Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan
bersih, yang mampu menjadikan para pemeluknya untuk memiliki
kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat mengantarkannya pada
kebahagiaan yang hakiki, baik di dunia maupun di akhirat.

d. Berasal dari ‘sakam’ yang berarti selamat dan sejahtera.


Allah berfirman dalam Al-Qur’an :

Artinya : Berkata Ibrahim: “Semoga keselamatan dilimpahkan


kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku.
Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.” (Q.S Maryam, 19 : 47)

Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa


membawa umat manusia pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena
Islam memberikan kesejahteraan dan juga keselamatan pada setiap
insan.

vii
Adapun Pengertian Islam Menurut Istilah, adalah ketundukan seorang
hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya
Muhammad SAW. Guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/
aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus,
menuju ke kebahagiaan dunia dan Akhirat.

2. HAKIKAT DAN TUJUAN AGAMA ISLAM


Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW1
Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Itu berarti hanya
Islam lah agama yang diakui kebenarannya oleh Allah SWT.2 Oleh sebab itu tidak
ada suatu agama pun yang diterima selain Islam.3
Hakikat beriman kepada Nabi adalah dengan cara membenarkan apa yang
beliau bawa dengan disertai sikap menerima dan patuh, bukan sekedar
pembenaran saja.
Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang
diajarkan oleh agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini
lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena Islam adalah ajaran
yang bisa diterapkan di setiap masa, di setiap tempat dan di masyarakat manapun.
Islam memerintahkan untuk mentauhidkan Allah SWT dan melarang
kesyirikan4. Islam memerintahkan untuk berbuat jujur serta melarang dusta 5. Islam

1
Dalilnya adalah :

Artinya: “Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki diantara kalian, akan
tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi.” (Q.S Al- Ahzab, 33 : 40)
2
Dalilnya adalah :

Artinya: “Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (Q.S Ali Imran, 3 : 19)
3
Dalilnya adalah :

Artinya: “Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Q.S Ali Imran, 3 :
85)
4
Pembahasan tentang tauhid ini bisa dibaca dalam buku penulis yang berjudul
Kitabuttauhid Esa-kanlah-Aku.
5
Allah SWT berfirman :

Artinya : Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta. (Q.S Adz-Zariyat, 51 : 10)

viii
memerintahkan untuk berbuat adil6 dan melarang aniaya7. Islam memerintahkan
untuk menunaikan amanat dan melarang berkhianat. Islam memerintahkan untuk
menepati janji dan melarang pelanggaran janji.
Islam memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua 8 dan melarang
perbuatan durhaka kepada mereka. Islam memerintahkan untuk menjaga
silaturahmi (hubungan kekerabatan yang terputus) dengan sanak famili dan Islam
melarang perbuatan memutuskan silaturahmi. Islam memerintahkan untuk
berhubungan baik dengan tetangga dan melarang bersikap buruk kepada mereka.
Secara umum dapat dikatakan bahwasanya Islam memerintahkan semua
akhlak yang mulia dan melarang akhlak yang rendah dan hina. Islam
memerintahkan segala macam amal salih dan melarang segala amal yang jelek.

3.FUNGSI ISLAM
a. Fungsi Edukatif
Dalilnya adalah :

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah


yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada

6
Allah SWT berfirman :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Maidah, 5 : 8)
7
Allah SWT berfirman :

Artinya : Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan
terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu
tidak mendapat keberuntungan. (Q.S Al-An’am, 6 : 21)
8
Allah SWT berfirman :

Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu. Maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Q.S Al-Isra’, 17 : 23)

ix
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.
(Q.S An-Nur, 24 : 27)

Ayat diatas mengajarkan pada kita, bahwa ketika akan memasuki rumah
oranglain, kita harus mendapat izin untuk memasukinya, karena itu tempat
khusus. Sebaliknya tempat umum seperti perpustakaan kota dan lain-lain adalah
tempat yang untuk memasukinya seseorang tidak perlu meminta izin9.

b. Fungsi Penyelamat
Dalam agama Islam, iabadah sholat juga berfungsi sebagai
penyelamat atau pencegah dari hal yang keji dan munkar. Allah SWT
berfirman :

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab


(Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Angkabut,
29 : 45)

Ibadah lainnya yang juga berfungsi sebagai penyelamat adalah Puasa.

c. Fungsi Perdamaian.
Islam juga mengajarkan perdamaian. Perdamaian akan muncul
dengan sendirinya apabila kita saling menyeru kepada kebaikan dan
mencegah hal-hal yang mungkar. Dalil yang menjelaskan tentang ini
adalah:

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang


menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah

9
Ahmad Syalabi, kehidupan sosial dalam pemikiran Islam, 2001.

x
dari yang munkar10; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali
Imran, 3 : 104)

d. Fungsi Sosial Kontrol


Agama adakalanya berfungsi sebagai kontrol sosial bagi masyarakat.
Maksudnya Islam dalam hal ini melarang penyakit masyarakat seperti
perzinahan. Allah menjelaskan perkara ini melalui kalam-Nya yang mulia

Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu


adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Q.S. Al
Isra’, 17 : 32)

Islam juga melarang minumkhamar dan judi, yang juga


mengakibatkan masalah sosial. Begitu pula judi yang berakibat pada
kehancuran ekonomi alias kemudharatan.

e. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas


Islam juga menyeru agar setiap pemeluknya memupuk solidaritas
antar sesama. Perhatikan hadis berikut ini :

Artinya: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal berkasih sayang


dan saling cinta-mencintai dan mengasihi di antara mereka adalah seperti
satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh
anggota tubuh yang lain turut merasa sakit, dengan tidak bisa tidur dan
demam. (Muttafaqun Alaih)

Jadi sesama muslim harus saling mengasihi tidak saling bermusuhan,


tidak pula bersikap keras dan tidak saling menghujat antara satu sama
lainnya.

10
Ma’ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah
segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya

xi
f. Fungsi Kreatif/Inovatif
Dalam urusan keduniaan, kaidah yang berlaku adalah membuat
inovasi dan kreasi. Sedangkan dalam masalah agama, kaidahnya adalah
mengikuti tuntunan Nabi SAW dan tidak membuat-buat ritual aneh-aneh
yang sifatnya tambahan atau tidak jelas asal-usulnya dalam Islam (bid’ah).
Urusan keduniaan seperti pertanian, perikanan, kedokteran atau membuat
sekolah, itu semua tidak ada aturan yang detail dalam agama Islam, jadi
kita boleh berinovasi dan berkreasi.

B. RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM (TUHAN, MANUSIA, ALAM,


PENCIPTAAN DAN KESELAMATAN)
Ruang lingkup ajaran Islam itu diantaranya adalah :
1. AQIDAH
‘Aqidah menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu
yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan
yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-
rabthu biquw-wah berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang
teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang
menyakininya.11
Jadi, ‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat
pasti kepada Allah SWT dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid12
dan taat kepada-Nya beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-
Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani
seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip agama
(Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang
menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita
qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah

11
Disadur dari kitab syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dengan sedikit
pengembangan, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’I, Po Box
7803/JACC 13340A Jakarta, Cetakan ketiga 1427H/Juni 2006M
12
Dengan Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Asma’ wa Shifat Allah.

xii
ditetapkan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’
Salafush Shalih.13
Di dunia Islam, permasalahan aqidah telah terbawa pada berbagai
pemahaman, sehingga menimbulkan kelompok-kelompok di mana
masing-masing kelompok memiliki metode dan keyakinan masing-masing
dalam pemahamannya. Di antara kelompok-kelompok tersebut adalah
Muktazilah, Asy’ariyah, Muthuridiyah, Khawarij dan Murjiah
Di antara sumber perbedaan pemahaman antara masing-masing
golongan tersebut antara lain adalah masalah kebebasan manusia dan
kehendak mutlak Tuhan.

2. IBADAH
Ibadah berasal dari kata Al-‘Abd yang berarti hamba. Kemudian dari
kata ini muncul kata Al-‘ibadah yang berarti Izhhar Al-Tadzallul
(memperlihatkan/ mendemonstrasikan ketundukan dan kehinaan). Secara
istilah Ibadah berarti usaha menggabungkan dan mendekatkan diri kepada
Allah SWT sebagai Tuhan yang disembah.
Ulama fiqh mendefinisikan ibadah sebagai ketaatan yang disertai
dengan ketundukan dan kerendahan diri kepada Allah SWT. Redaksi lain
menyebutkan bahwa ibadah adalah semua yang dilakukan atau
dipersembahkan untuk memperoleh keredhaan Allah dan mengharapkan
imbalan pahala-Nya di akhirat kelak.
Menurut Nazaruddin Razak, dalam konteks ibadah yang dikerjakan,
terdapat lima pokok ibadah, yakni: shalat, zakat, puasa, dan naik haji serta
disusul dengan thaharah merupakan kewajiban yang menyertai shalat,
zakat, puasa dan naik haji.
Yusuf Al-Qardhawiy menjelaskan lima persyaratan agar suatu
perbuatan dapat bernilai ibadah, yaitu:

13
Lihat Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jama’ah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin
‘Abdul Karim al-‘Aql, cet. II/ Daarul ‘Ashimah/ th. 1419 M, ‘Aqidah Ahlis Sunnah Wal Jama’ah (hal.
13-14) karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd dan Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal
Jamaa’ah fil ‘Aqidah oleh Dr. Nashir bin ‘Abdul Karim al-‘Aql.

xiii
a) Perbuatan yang dimaksud tidak bertentangan dengan syariat Islam.
b) Perbuatan tersebut dilandasi dengan niat yang suci dan ikhlas.
c) Untuk melakukan perbuatan tersebut, yang bersangkutan harus
memiliki keteguhan hati dan percaya diri bahwa perbuatan yang
dilakukan akan membawa kepada kebaikan.
d) Harus memperhatikan garis-garis atau aturan-aturan Allah SWT tidak
ada unsur kelaliman, khianat, penipuan dan lain-lain.
e) Perbuatan-perbuatan duniawi yang dilakukan dengan niat ibadah tidak
boleh menghalangi kewajiban-kewajiban agama seperti berjual beli
yang membuat diri lalai mengerjakan shalat dan sebagainya.

3.AKHLAK
Akhlak merupakan bentuk jamak dari Al-Khuluq yang berarti
(kekuatan jiwa dan perangai yang dapat diperoleh melalui pengasahan
mata bathin). Dari pengertian lughawi ini, terlihat bahwa akhlak dapat
diperoleh dengan melatih mata bathin dan ruh seseorang terhadap hal yang
baik-baik. Dengan demikian dari pengertian lughawi ini tersirat bahwa
pengalaman akhlak lebih menjurus pada perbuatan-perbuatan terpuji.
Konsekuensinya adalah bahwa perbuatan jahat dan melenceng adalah
perbuatan yang tidak berakhlak (akhlak al-mazhmumah).
Secara istilah akhlaq berarti tingkah laku yang lahir dari manusia
dengan sengaja, tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan. Sedangkan
Nazaruddin Razak, mengungkapkan akhlaq dengan makna akhlaq islam,
yakni suatu sikap mental dan laku perbuatan yang luhur, mempunyai
hubungan dengan Zat Yang Maha Kuasa dan juga merupakan produk dari
keyakinan atas kekuasaan dan keesaan Tuhan, yaitu produk dari jiwa
tauhid.
Dari pengertian ini terlihat sinergisitas antara makna akhlaq dengan
Al- Khalq yang berarti penciptaan dimana kedua kata ini berasal dari akar
kata yang sama. Dengan demikian pengertian ini menggambarkan bahwa
akhlaq adalah hasil kreasi manusia yang sudah dibiasakan dan bukan

xiv
datang dengan spontan begitu saja, sebab ini ada kaitannya dengan Al-
Khalq yang berarti mencipta. Makna akhlaq adalah sifat, karakter dan
perilaku manusia yang sudah dibiasakan.
Secara garis besar menurut Endang Saifuddin Anshari, akhlaq terdiri
atas; pertama, akhlak manusia terhadap khalik, kedua, akhlak manusia
terhadap makhluk, yakni akhlak manusia terhadap sesama manusia dan
akhlak manusia terhadap alam lainnya.
Adapun akhlak kepada sesama manusia dapat dibedakan kepada
beberapa hal, yaitu:
a.) Akhlaq kepada orang tua, yaitu dengan senantiasa memelihara
keridhaannya, berbakti kepada keduanya dan memelihara etika
pergaulan dengan keduanya.
b.) Akhlaq terhadap kaum kerabat, yaitu dengan menjaga hubungan
shilaturahim serta berbuat kebaikan terhadap sesama seperti mencintai
dan merasakan suka duka bersama mereka.
c.) Akhlaq kepada tetangga, yaitu dengan menjaga diri untuk tidak
menyakiti hatinya, senantiasa berbuat baik (Ihsan) dan lain-lain
sebagainya.

4.MU’AMALAH
Secara etimologi muamalah semakna dengan Mufa’alah yang berarti saling
berbuat. Kata ini menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang
dengan orang lain atau beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-
masing. Secara terminologi kata ini lebih dikenal dengan istilah fiqh muamalah,
yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan tindak-tanduk manusia dalam
persoalan-persoalan keduniaan. Misalnya dalam persoalan jual beli, utang-
piutang, kerjasama dagang, persyarikatan, kerjasama dalam penggarapan tanah
sewa menyewa dan lain-lain sebagainya.
Disamping itu, juga terdapat beberapa keistimewaan ajaran muamalah yang
bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah, antara lain yaitu:

xv
1.) Prinsip dasar dalam persoalan muamalah adalah untuk mewujudkan
kemashlahatan umat manusia, dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan berbagai situasi dan kondisi yang mengitari
manusia itu sendiri. Dari prinsip pertama ini terlihat perbedaan
muamalah dengan persoalan aqidah, akhlaq dan ibadah. Dalam
persoalan aqidah, syariat Islam bersifat menentukan dan menetapkan
secara tegas hal-hal yang menyangkut masalah aqidah tersebut dan tidak
diberikan kebebasan bagi manusia untuk melakukan suatu kreasi. Dalam
bidang akhlaq juga demikian, yaitu dengan menetapkan sifat-sifat terpuji
yang harus diikuti oleh umat Islam serta sifat-sifat tercela yang harus
dihindari. Selanjutnya dibidang ibadah dan bahkan prinsip dasarnya
adalah tidak boleh dilakukan atau dilaksanakan oleh setiap muslim jika
tidak ada dalil yang memerintahkan untuk dilaksanakan.
2.) Bahwa berbagai jenis muamalah, hukum dasarnya adalah boleh sampai
ditemukan dalil yang melarangnya. Ini artinya, selama tidak ada dalil
yang melarang suatu kreasi jenis muamalah, maka muamalah itu
diperbolehkan. Namun demikian, walau pada prinsipnya muamalah
diperbolehkan selama tidak ada dalil yang melarangnya, tetapi semua itu
tidak boleh terlepas dari sikap pengabdian kepada Allah SWT, dimana
terdapat kaidah-kaidah umum yang mengatur dan mengontrolnya, antara
lain yaitu; Tidak boleh terlepas dari nilai-nilai Ketuhanan dan nilai-nilai
kemanusiaan; Berdasarkan pertimbangan kemashlahatan pribadi dan
masyarakat; Menegakkan prinsip kesamaan hak dan kewajiban sesama
manusia; seluruh perbuatan kotor adalah haram dan seluruh tindakan
yang baik adalah halal, dan lain-lain.
Secara umum mu’amalah mencakup antara lain yaitu; hal-hal yang
berkaitan dengan hak-hak dan hal lain yang terkait dengannya; Hal-hal yang
berkaitan dengan harta seperti hibah, sedekah dan sebagainya; Hal-hal yang
berkaitan dengan perdagangan seperti jual beli, khiyar, ikhtiyar, syirkah,
mudharabah dan sebagainya; Hal-hal yang berkaitan dengan pemberian amanah

xvi
kepada orang lain seperti hiwalah, ijarah, ariyah, al-rahn dan sebagainya; Hal-hal
yang berkaitan dengan lahan pertanian seperti muzara’ah, musaqah, dan lain-lain.

C.KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM


Diantara karakteristik yang mengokohkan kelebihan Islam dan membuat
umat manusia sangat membutuhkan agama Islam adalah sebagai berikut:
1. Islam datang dari sisi Allah SWT dan sesungguhnya Allah lebih
mengetahui apa yang menjadi mashlahatan (kebaikan) bagi hamba-hamba-
Nya.
Allah SWT berfirman:

Artinya : “ Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui?


Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Mulk, 67 : 14)

2. Islam menjelaskan awal kejadian manusia dan akhir kehidupannya, serta


tujuan ia diciptakan.
3. Islam adalah agama fitrah. Islam tidak akan pernah bertentangan dengan
fitrah dan akal manusia.
Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu


ketahui. Karena pendengaran penglihatan dan hati nurani, semua itu akan
diminta pertanggung-jawabannya.” (Q.S. Al-Israa’, 17 : 36)

Islam meliputi ‘aqidah dan syari’at (keyakinan dan pedoman hidup).


Islam telah sempurna dalam ‘aqidah ajaran syari’atnya dan seluruh aspek
kehidupan.
4. Islam adalah ilmu syar’i. Ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan
muslimah, dan ilmu mengangkat derajat orang-orang yang memilikinya ke
derajat yang paling tinggi.
Firman Allah SWT :

xvii
Artinya: “…Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat…” (Q.S. Al-Mujadilah, 58 : 11)

5. Allah SWT menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kemenangan bagi


orang-orang yang berpegang teguh kepada Islam dan menerapkannya
dalam kehidupan, baik bagi perorangan maupun masyarakat.
6. Dalam agama Islam terdapat penyelesaian bagi segala problematika,
karena syari’at dan dasar-dasar ajarannya mencakup segala hukum bagi
segala peristiwa yang tidak terbatas.
7. Syari’at Islam adalah syari’at yang paling bijak dalam mengatur semua
bangsa, paling tepat dalam memberikan solusi dari setiap masalah,
memperhatikan kemashlahatan dan sangat memperhatikan hak-hak
manusia.
8. Islam adalah agama yang fleksibel (cocok untuk semua tempat, zaman,
bangsa dan berbagai macam situasi). Bahkan dunia tidak akan menjadi
baik melainkan dengan agama Islam. Oleh karenanya, semakin modern
zaman dan semakin majunya bangsa selalu muncul bukti baru yang
menunjukkan keabsahan Islam dan ketinggian nilainya.
9. Islam adalah agama cinta, kebersamaan, persahabatan dan kasih sayang
sesama kaum mukminin.
10. Islam adalah agama kesungguhan, keseriusan dan amal.
11. Islam adalah agama yang sangat jauh dari kontradiksi.
Allah SWT berfirman:

Artinya : “Maka apakah mereka tidak menghayati (mendalami) Al-


Qur’an? Kalau kiranya (Al-Qur’an) itu bukan dari sisi Allah, pastilah
mereka menemukan pertentangan yang banyak di dalamnya.” (Q.S. An-
Nisaa’, 4 : 82)
12. Islam itu sangat jelas dan sangat mudah, tidak sulit, dan Islam mudah
difahami oleh setiap orang.

xviii
13. Islam mengajak kepada akhlak mulia dan amal shalih.
Allah SWT berfirman:

Artinya : “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf


serta berpalinglah dari orang-orang bodoh.” (Q.S. Al-A’raaf, 7 : 199)

14. Islam memelihara kesehatan. Banyak sekali dalil dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah tentang pemeliharaan kesehatan.
Para ulama mengatakan, “Sederhana dalam makan dan minum
merupakan faktor utama terpeliharanya kesehatan.”
Di antara isyarat pemeliharaan kesehatan, Islam mengharamkan
makanan yang berbahaya bila dikonsumsi oleh manusia.
Allah SWT berfirman:

Artinya : “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,


darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)
selain Allah…” (Q.S. Al-Baqarah, 2 : 173)

Khamr diharamkan karena di antara bahayanya adalah merusak akal,


melemahkan jantung, merusak hati dan berbagai penyakit lainnya. Allah
SWT berfirman tentang madu yang berkhasiat menyembuhkan penyakit:

Artinya : “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan lalu


tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut
lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang berfikir.” (Q.S. An-Nahl, 16 : 69)

15. Islam seiring dengan penemuan ilimiah. Oleh karena itu tidak mungkin
penemuan ilmiah yang benar bertentangan dengan nash-nash syari’at

xix
Islam yang jelas.

Demikianlah karakteristik Islam yang mengokokohkan agama ini serta


menunjukkan kemuliaannya.

BAB III
PENUTUP

xx
3.1.Kesimpulan
Pada penjelasan diatas dapat kita pahami bahwa di ajaran agama Islam
sangat sempurna. Islam selalu mengajarkan dan mengatur kehidupan seorang
muslim dari hal yang kecil sampai hal yang besar dalam berkehidupan agar
selamat di dunia dan akhirat. Kita sebagai seorang muslim yang beriman wajib
menjadikan islam sebagai sistem hidup (way of life) karena itu sudah dijamin oleh
Allah SWT bahwa Islam adalah agama keselamatan.
Ketika ada suatu hal tentang hukum-hukum syari’at, maka jalan keluarnya
ialah Al-Qur’an, Hadits-hadits, dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, agar
terhindar dari suatu perbuatan yang disebut bid’ah. Dan sebaliknya untuk urusan
dunia kita diberikan kebebasan untuk mengkreasikan dengan inovatif dengan satu
syarat tetap di jalan kebenaran dan tidak menyimpang dari ajaran agama Islam.

3.2.Kata Penutup
Setelah anda memahami dari isi diatas tentang apa itu Islam, Ruang
Lingkup Ajaran Islam dan Karakteristik Ajaran Islam. Anda akan mendapatkan
penjelasan dan dapat menerapkan ajaran Islam sebagai way of life secara
keseluruhan dalam kehidupan anda, Insya Allah. Semoga makalah ini berguna
bagi yang membaca.

3.3.Daftar Pustaka
Abu Hasan, Wismanto dkk. (2019). Buku Ajar AL-ISLAM 1 (Kemanusiaan
dan Keimanan). Pekanbaru: Lembaga Studi Islam dan Kemuhammadiyahan
Universitas Muhammadiyah Riau.

xxi

Anda mungkin juga menyukai