FARMASI FISIKA
PERCOBAAN 6 : BOBOT JENIS
Disusun oleh,
Kelompok 5
Ashry Nurrachmah 31113007
Ina Lisnawati 31113021
Irfan Maulana 31113023
Novia Hergiani 31113035
Tia Sulistiani 31113049
B. Tujuan Percobaan
Untuk mengatahui bobot jenis dari suatu zat cair dengan menggunakan alat
piknometer.
C. Prinsip Percobaan
Menetukan kerapatan dan bobot jenis cairan
Penentuan bobot jenis dengan menimbang piknometer kosong dan piknometer yang
telah diisi sampel, lalu selisih penimbangan dibagi dengan volume piknometer yang
ditentukan sebagai bobot jenis lalu dibandingkan dengan bobot jenis air suling untuk
mendapatkan rapat jenisnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volumenya sama pada suhuyang sama dan dinyatakan dalam desimal. Penting untuk
membedakan antara kerapatan dan bobot jenis. Kerapatan adalah massa per satuan
volume, yaitu bobot zat per satuan volume. Misalnya,satu mililiter raksa berbobot
13,6 g, dengan demikian kerapatannya adalah13,6 g/mL. Jikakerapatan dinyatakan
sebagai satuan bobot dan volume, maka bobot jenis merupakan bilanganabstrak.
Bobot jenis menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat terhadap sebagian
besarperhitungan dalam farmasi dan dinyatakan memiliki bobot jenis 1,00. Sebagai
perbandingan, bobot jenis gliserin adalah 1,25 , artinya bobot gliserin 1,25 kali bobot
volume air yang setara, dan bobot jenis alkohol adalah 0,81 , artinya bobot jenis
alkohol 0,81 kali bobot volume air yang setara. (Ansel,2006)
Zat yang memiliki bobot jenis lebih kecil dari 1,00 lebih ringan daripada
air.Zat yang memiliki bobot jenis lebih besar dari 1,00 lebih berat daripada air.Bobot
jenis dinyatakan dalam desimal dengan beberapa angka di belakang koma sebanyak
akurasiyang diperlukan pada penentuannya. Pada umumnya, dua angka di belakang
koma sudahmencukupi. Bobot jenis dapat dihitung, atau untuk senyawa khusus dapat
ditemukan dalam UnitedStates Pharmacopeia (USP) atau buku acuan lain. (Ansel,
2006)
Bobot jenis suatu zat dapatdihitung dengan mengetahui bobot dan volumenya,
melalui persamaan berikut (Ansel, 2006)
Dalam persamaan ini, penting untuk menggunakan satuan bobot yang sama
untuk pembilang danpenyebut, umumnya gram, sehingga satuan akan hilang dan
hasilnya akan berupa bilangan abstrak. Selain itu, penting disadari bahwa karena 1 mL air
dianggap berbobot 1 g, maka “bobot sejumlah volume air yang setara” pada penyebut adalah angka
numerik yang sama dalam mililiter dan gram. Dengan demikian , jika 25 ml suatu zat berbobot 30
g, maka “volume air yang setara” (25 mL) berbobot 25 g dan bobot jenis zat ini dapat
dihitung sebagai (Ansel, 2006) Dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, bobot
volumenya atau volume bobotnya dapat ditentukandengan menggunakan persamaan
diatas. Misalnya, jika suatu zat mempunyai bobot jenis 0,80 ,maka bobot dari 200
mL dapat dihitung sebagai (Ansel, 2006) Jika suatu zat memiliki bobot jenis 1,20 ,
volume 100 g dapat dihitung sebagai: (Ansel, 2006)120
Karena air merupakan zat baku dalam perhitungan boboott jenis dan 1 mL air
dianggap berbobot 1g, persamaan berikut ini dapat digunakan untuk menghitung
volume dan bobot (Ansel, 2006) :
Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu.
Sifat ini merupakansalah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus
merupakan salah satu sifat fisika yangpaling definitive, dengan demikian dapat
digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat (Martin,1993).
Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukan ukuran dan
bobot molekul suatukomponen, tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat
karakteristik “pemadatan” (“PackingCharacteristic”). Dalam sistem matriks kerapatan diukur
dengan gram/milimeter (untuk cairan) atau gram/cm2 (Martin, 1993).
Kerapatan dan berat jenis Ahli farmasi sering kali mempergunakan besaran
pengukuran ini apabilamengadakan perubahan antara massa dan volume. Kerapatan
adalah turunan besaran karenamenyangkut satuan massa dan volume. Batasannya
adalah massa per satuan volume padatemperatur dan tekanan tertentu, dan dinyatakan
dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter kubik(gram/cm3) (Martin, 1993).
Berbeda dengan kerapatan, berat jenis adalah bilangan murni tanpa dimensi,
yang dapat diubahmenjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok. Berat
jenis didefinisikan sebagaiperbandingan kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan
air, harga kedua zat itu ditentukan padatemperatur yang sama, jika tidak dengan cara
lain yang khusus. Istilah berat jenis, dilihat daridefinisinya, sangat lemah, akan lebih
cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif (Martin,1993).
Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai
perbandingan massa darisuatu zat terhadap massa sejumlah volume air yang sama
pada suhu 4oC atau temperatur lain yangtertentu. Notasi berikut sering ditemukan
dalam pembacaan berat jenis: 25oC/25oC, 25oC/4oC, dan4oC/4oC.
Angka yang pertama menunjukkan temperatur udara di mana zat ditimbang;
angka dibawah garis miring menunjukkan temperatur air yang dipakai. Buku-buku
farmasi resmimenggunakan patokan 25oC /25oC untuk menyatakan berat jenis
(Martin, 1993).
Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai tipe piknometer,
neraca Mohr-Westphal, hidrometer dan alat-alat lain. Pengukuran dan perhitungan
didiskusikan di buku kimiadasar, fisika dan farmasi (Martin, 1993).Rapatan
diperoleh dengan membagi massa suatu obyek dengan volumenya. (Martin, 1993)
Suatu sifat yang besarnya tergantung pada jumlah bahan yang sedang
diselidiki disebut sifatekstensif. Baik massa maupun volume adalah sifat-sifat
ekstensif. Suatu sifat tergantung pada jumlah bahan adalah sifat intensif. Rapatan
yang merupakan perbandingan antara massa danvolume, adalah sifat intensif. Sifat-
sifat intensif umumnya dipilih oleh para ilmuwan untuk pekerjaan ilmiah karena
tidak tergantung pada jumlah bahan yang sedang diteliti. (Petrucci, 1985)
Pengujian bobot jenis dilakukan untuk menentukan 3 macam bobot jenis yaitu
(Lachman, 1994) :
1. Bobot jenis sejati
Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka
dan tertutup.
2. Bobot jenis nyata
Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori/lubang terbuka,
tetapi termasuk pori yang tertutup.
3.Bobot jenis efektif
Massa parikel dibagi volume partikel termausk pori yang tebuka dan tertutup.
Seperti titik lebur, titikdidih atau indeks bias (bilangan bias). Kerapatan relatif
merupakan besaran spesifik zat. Besaran inidapat digunakan untuk
pemeriksan konsentrasi dan kemurniaan senyawa aktif, senyawa bantu
dansediaan farmasi. (Lachman, 1994)
Metode penentuan untuk zat cairan (Ansel ; 466) :
a. Metode Piknometer.
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan
ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk
menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer
akan bertambah hingga mencapai keoptimuman tertentu dengan
bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar
isi ruang 30 ml.
b. Metode Neraca Hidrostatik.
Metode ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu suatu benda yang
dicelupkan ke dalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat volume
cairan yang terdesak.
c. Metode Neraca Mohr-Westphal.
Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada balok timbangan yang
ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disitimbangkan dengan bobot lawan.
Keuntungan penentuan kerapatan dengan neraca Mohr-Westphal adalah
penggunan waktu yang singkat dan mudah dlaksanakan.
d. Metode areometer.
Penentuan kerapatan dengan areometer berskala (timbangan benam,
sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung gelas
tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan
pelelehan.
B. Uraian Bahan
1. Aqudes ( Farmakope Indonesia edisi III, 96)
Nama resmi : Aqua Destilata
Nama lain : Aquadest, air suling
RM : H2O
Bobot jenis : 0,997 g/ml (250C)
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai
rasa
Penyimpanan : Dalam wadah terutup baik
Kegunaan : Sebagai larutan uji, sebagai pelarut
4. Sampel Fruitea
Nama : Minuman Fruit Tea Apple 200ml
Merk : Fruit Tea
Tipe : Minuman
Satuan Kemasan : botol
Informasi Isi :
a. Dimensi : -
b. Berat : 200ml
c. Rasa : Apel
Informasi Tambahan :
Fruit Tea Sosro adalah minuman teh dengan konsentrat buah berbahan baku asli
& alami. Komposisi : air, gula, ekstrak the, asam sitrat, natrium sitrat, asam
askorbat, konsentrat sari buah dan perisa
5. Gotri (Peluru)
Merupakan Bola kecil, bulat, dan marmer berukuran bijih besi diproduksi sebagai
pakan untuk blast furnace. Arti dari gotri menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah: got.ri
Berasal dari bahasa Jawa Nomina (kata benda): (1) mimis kecil; (2) logam
bulat kecil (seperti kelereng kecil)
6. Lilin
Lilin merupakan bahan terbuat dari parafin, mudah mencair jika dipanaskan,
dapat dipakai sebagai pelita dan/atau untuk membatik; bahan yg mengandung
lemak, lekat, mengental, mencair jika dipanaskan, dicetak dl berbagai bentuk
untuk alat penerang (dng diberi sumbu di tengahnya) atau benda mainan; Dalam
pengertian awam bisa berupa bahannya ( malam atau wax), bisa pula berarti yang
digunakan sebagai penerangan maupun upacara (candle). Lilin bahan adalah zat
lemak yang banyak digunakan untuk menyalut permukaan sebagai pelindung
agar tahan terhadap udara, air dan perubahan kimia. Kebanyakan lilin padat pada
suhu kamar, namun melunak bila dipanasi. Dikenal 3 macam lilin : hewani,
mineral dan nabati. Kebanyakan jenis jenis lilin ini dicampur untuk memperoleh
kualitas yang diinginkan misalnya lilin gereja terbuat dari paraffin (60%) , asam
stearate (35%) dan malam lebah (5%). Lilin hewani misalnya malam (lilin lebah ,
mirisil 1 palmitat) lilin wol (lanolin), spermaseti ( lemak dari kepala ikan paus
sperm, setil palmitat digunakan dalam kosmetika dan obat-obatan)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum kelarutan ini berlangsung pada hari Senin tanggal 13 dan 20 April 2015 di
Laboratorium Farmakologi Farmasi STIKes BTH Tasikmlaya.
C. Prosedur Percobaan
a. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
Timbang piknometer yang kering dan bersih isi air hingga penuh
B. Perhitungan
1. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
Bobot piknometer + air = 23,18 g
Bobot piknometer kosong = 12,56 g
Bobot air = ((Berat piknometer + air) – Berat piknometer kosong)
= 23,18 g -12,56 g
= 10,62 gram
Kerapatan air = 0,996 g/ml
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑖𝑟(𝑔𝑟𝑎𝑚)
Volume piknometer (Vp) = 𝑝 𝑎𝑖𝑟 (𝑔/𝑚𝑙)
10,62
= = 10,662 ml
0,996
Pada saat praktikum penentuan kerapatan dan bobot jenis zat-zat tersebut
sering terjadi penyimpangan sehingga memberikan hasil yang berbeda dengan yang
seharusnya (sesuai ketentuan di Farmakope Indonesia).
Penyimpangan-penyimpangan ini antara lain disebabkan oleh karena berbagai
kesalahan pada saat melakukan praktikum. Kesalahan penimbangan, cara penutupan
piknometer yang salah, pengaruh perubahan suhu yang terlalu cepat, piknometer
belum benar-benar kering dan bersih, volume air yang di masukkan ke dalam
piknometer tidak tepat, kebersihan, sampel yang terkontaminasi, dan juga karena
pengenceran etanol yang kurang tepat.
1. Penimbangan
Kesalahan akibat penimbangan ini bisa disebabkan karena timbangan yang
digunakan berganti-ganti. Sehingga hasil penimbangan antara timbangan yang
satu dengan yang lain belum tentu sama.
2. Cara penutupan piknometer yang salah
Cara penutupan piknometer yang terlalu cepat dapat menyebabkan air yang
tumpah terlalu banyak sehingga tentu mempengaruhi berat pada penimbangan.
3. Pengaruh perubahan suhu
Perubahan suhu yang terlalu cepat dapat menyebabkan cairan di dalam
piknometer memuai/menyusut dengan tidak semestinya, sehingga pada waktu
ditimbang zat tersebut memberikan hasil yang berbeda dengan yang telah
ditentukan.
4. Piknometer yang belum kering dan bersih
Piknometer yang demikian belum bisa digunakan untuk penentuan kerapatan dan
bobot jenis, karena masih ada cairan/kontaminan yang tertinggal di dalamnya
sehingga tentu saja akan mempengaruhi hasil akhir.
5. Volume air yang tidak tepat
Volume air yang dimasukan ke dalam piknometer harus tepat dengan yang telah
ditentukan, karena jika terlalu banyak atau terlalu sedikit maka akan
mempengaruhi hasil akhir.
6. Sampel yang terkontaminasi
Sampel yang terkontaminasi tentu saja akan memberikan hasil yang
menyimpang, karena kemurnian zat tersebut sudah berbeda dengan zat yang
masih murni.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang di lakukan maka dapat di tarik kesimpulan berat
jenis semua bahan dan kerapatn yang diperoleh dengan metode piknometer adalah
sebagai berikut :
1. Kerapatan merupakan perbandingan mass per volume suatu zat pada suhu
yang dikehendaki. Berbeda halnya dengan berat jenis, berat jenis merupakan
perbandingan kerapatan suatu zat dengan kerapatan air.
2. Kerapatan dipengaruhi oleh volume dan massa. Semakin besar massa benda
maka semakin besar pula kerapatan yang dimiliki, sedangkan semakin besar
nilai volumenya maka semakin kecil kerapatan yang dimiliki.
3. Bobot jenis dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai kerapatan, semakin
besar kerapatan maka berat jenis juga semakin besar.
4. Penyimpangan dapat terjadi karena beberapa faktor di antaranya, kesalahan
penimbangan, cara penutupan piknometer yang salah, pengaruh perubahan
suhu yang terlalu cepat, piknometer belum benar-benar kering dan bersih,
volume air yang di masukkan ke dalam piknometer tidak tepat, kebersihan,
dan sampel yang terkontaminasi.
B. Saran
Sebaiknya selama praktikum, praktikan harus menjaga kebersihan laboratorium.
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, lebih mengefektifkan waktu dengan
membagi beberapa praktikum kepada masing-masing kelompok. Alat-alat
laboratorium agar segera dilengkapi untuk menunjang jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Lachman, Leon. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jilid III.Edisi III. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Ditjen POM . 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI,.
Anief, M . 2003 . Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik . Yogyakarta : UGM-Press.
Martin, Alfred . 1990 . Farmasi Fisika Edisi I . Jakarta : Universitas Indonesia Press.