Anda di halaman 1dari 15

OLEH : KELOMPOK V

JANRI NASUTION 19.11.141

DANDI JADIAMAN 19.11.023

DINA AULIA 19.11.032

ERMI ANJU 19.11.039

PENNI IDOLA 19.11.080

TRIMAYANG SUNDARI19.11.127

SARINA BAKARA 19.11.100

ALICIA 19.11.007

ANISA INTAN SYAFITRI 19.11.016

DOSEN PENGAMPU : Ns.Rentawati Purba,S.Kep,M.Kes


EFEK SAMPING OBAT
1. Pengertian Efek Samping Obat
 Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia
(World Health Organization/WHO 1970) efek
samping suatu obat adalah segala sesuatu
khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi
yang dimaksudkan pada dosis yang dianjurkan.
 Efek samping adalah setiap efek yang tidak
dikehendaki yang merugikan atau
membahayakan pasien (adverse reactions) dari
suatu pengobatan. Efek samping tidak mungkin
dihindari/dihilangkan sama sekali, tetapi dapat
ditekan atau dicegah seminimal mungkin dengan
menghindari faktor-faktor risiko yang sebagian
besar sudah diketahui. (Anief, 2007)
2. Masalah dan Kejadian Efek Samping Obat

 Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping. Oleh


karena itu, efek samping obat juga merupakan hasil interaksi yang kompleks
antara molekul obat dengan tempat kerja spesifik dalam sistem biologik tubuh.
Jika suatu efek farmakologik terjadi secara ekstrim, ini juga akan menimbulkan
pengaruh buruk terhadap sistem biologik tubuh.
 Anief (2007) mengatakan bahwa efek samping adalah sautu obat yang tidak
termasuk kegunaan terapi. Misalnya C.T.M efek samping yang ada ialah
menidurkan. Pengertian efek samping dalam pembahasan ini adalah setiap efek
yang tidak dikehendaki yang merugikan atau membahayakan pasien dari suatu
pengobatan. Efek samping tidak mungkin dihindari atau dihilangkan sama sekali,
tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal mungkin dengan menghindari faktor-
faktor risiko yang sebagian besar sudah diketahui.
Beberapa Contoh Efek Samping Obat

a. Reaksi alergi akut karena penisilin (reaksi


imunologik)
b. Hipoglikemia berat karena pemberian
insulin (efek farmakologik yang
berlebihan)
c. Osteoporosis karena pengobatan
kortikosteroid jangka lama (efek samping
karena penggunaan jangka lama)
d. Hipertensi karena penghentian pemberian
klonidin (gejala penghentian obat)
e. Fokomelia pada anak karena ibunya
menggunakan talidomid pada masa awal
kehamilan (efek teratogenik)
Masalah Efek
Samping Obat Dalam
Klinik

a) Kegagalan pengobatan
Dampak b) Timbulnya keluhan penderitaan atau penyakit
Negatif baru karena obat yang semula tidak diderita
oleh pasien
c) Pembiayaan yang harus ditanggung
sehubungan dengan kegagalan terapi,
memberatnya penyakit atau timbulnya
penyakit yang baru tadi (dampak ekonomik)
d) Efek psikologik terhadap penderita yang akan
mempengaruhi keberhasilan terapi lebih
lanjut misalnya menurunnya
kepatuhan berobat.
3. Pembagian Efek Samping Obat
 Efek samping obat dapat dikelompokkan dengan
berbagai cara, misalnya berdasarkan ada atau tidaknya
hubungan dengan dosis, berdasarkan bentuk-bentuk
manifestasi efek samping yang terjadi dan sebagainya.
Namun, pembagian yang paling praktis dan paling
mudah diingat dalam melakukan pengobatan adalah
sebagai berikut:
Lanjut…….

1. Efek samping yang dapat 2. Efek samping yang tidak


diperkirakan dapat diperkirakan
a. Aksi farmakologik yang a. Reaksi alergi
berlebihan b. Reaksi karena faktor
b. Gejala putus obat karena genetik
narkotika c. Efek yang mungkin
c. Efek samping yang tidak timbul pada
berupa efek farmakologik perpanjangan obat
utama
4. Faktor - Faktor Pendorong Terjadinya Efek Samping Obat

1. Faktor bukan obat


a) Intrinsik dari pasien, yakni umur, jenis kelamin, genetik,
kecenderungan untuk alergi, penyakit, sikap dan kebiasaan hidup.
b) Ekstrinsik di luar pasien, yakni dokter (pemberi obat) dan
lingkungan, misalnya pencemaran oleh antibiotika.

2. Faktor obat
a) Intrinsik dari obat, yaitu sifat dan potensi obat untuk
menimbulkan efek samping.
b) Pemilihan obat.
c) Cara penggunaan obat.
d) Interaksi antar obat.
 Dari penelitian-penelitian praklinik dan penelitian
klinik tahap awal, umumnya akan terdeteksi jenis-
jenis efek samping yang angka kejadiannya cukup
tinggi. Identifikasi efek samping dari suatu obat tidak
akan pernah berhenti, walaupun obat telah diijinkan
dipakai pada pasien. Pemakaian dalam pengobatan
harus selalu diikuti dengan studi-studi maupun cara-
cara tertentu untuk menjaring setiap kemungkinan
kejadian efek samping. Cara-cara ini terutama
digunakan untuk mencari efek samping yang jarang
namun bisa fatal, yang hanya dapat dideteksi dari
populasi pemakai obat yang lebih besar.
Lanjut……
Berbagai cara tersebut antara lain adalah:

1. Penelitian kohort:
Pengamatan dilakukan secara terus menerus terhadap sekelompok pasien yang
sedang menjalani pengobatan, untuk mengevaluasi efek samping yang mungkin
terjadi setelah pemaparan terhadap obat.
2. Laporan spontan terhadap kecurigaan terjadinya efek samping:
Laporan ini dibuat oleh dokter, apabila mereka menjumpai efek samping atau
kemungkinan efek samping. Laporan dikirim ke Tim khusus yang menangani
masalah efek samping (di Indonesia kepada Tim Monitoring Efek Samping Obat -
Departemen Kesehatan RI) yang akan mengumpulkan dan menganalisis laporan
tersebut.
3. Penelaahan terhadap statistik vital:
Penelaahan dilakukan oleh ahli epidemiologi, untuk melihat apakah ada data yang
ganjil pada pola epidemiologi penyakit.
4. Penelitian 'case-control':
Merupakan penelitian retrospektif untuk mengetahui besarnya faktor risiko
paparan pemakaian obat dengan kejadian efek samping obat.
5. Upaya Pencegahan dan Penanganan Efek Samping

1.Upaya pencegahan
a. Selalu harus ditelusur riwayat rinci mengenai pemakaian obat oleh pasien pada
waktu-waktu sebelum pemeriksaan, baik obat yang diperoleh melalui resep
dokter maupun dari pengobatan sendiri.
b. Gunakan obat hanya bila ada indikasi jelas dan bila tidak ada alternatif non-
farmakoterapi.
c. Hindari pengobatan dengan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus.
d. Berikan perhatian khusus terhadap dosis dan respons pengobatan pada anak dan
bayi, usia lanjut dan pasien-pasien yang juga menderita gangguan ginjal, hepar
dan jantung. Pada bayi dan anak, gejala dini efek samping seringkali sulit
dideteksi karena kurangnya kemampuan komunikasi, misalnya untuk gangguan
pendengaran.
e. Bila dalam pengobatan ditemukan keluhan atau gejala penyakit baru, atau
penyakitnya memberat, selalu ditelaah lebih dahulu, bahwa perubahan tersebut
karena perjalanan penyakit, komplikasi, kondisi pasien memburuk, atau justru
karena efek samping obat.
Lanjut……
2. Penanganan efek samping
a. Segera hentikan semua obat bila diketahui atau
dicurigai terjadi efek samping. Telaah bentuk dan
kemungkinan mekanismenya. Bila efek samping
dicurigai sebagai akibat efek farmakologi yang terlalu
besar, maka setelah gejala menghilang dan kondisi
pasien pulih pengobatan dapat dimulai lagi secara hati-
hati, dimulai dengan dosis kecil.
b. Upaya penanganan klinik tergantung bentuk efek
samping dan kondisi penderita. Pada bentuk-bentuk
efek samping tertentu diperlukan penanganan dan
pengobatan yang spesifik.
  6. Tindak Lanjut Sesudah Menghadapi Kasus Efek Samping Obat
 1. Dibuat laporan dokumentasi lengkap mengenai
kasus efek samping yang bersangkutan dan dilaporkan
ke lembaga yang berwenang, yaini ke Panitia MESO
(Monitoring Efek Samping Obat) di Badan
Pengawasan Obat dan Makanan, (Jalan Percetakan
Negara 23, Jakarta).
 2. Jika bekerja di rumah sakit cobalah bahas di Panitia

Farmasi dan Terapi rumah sakit. Dengan mengacu ke


sumber-sumber referensi, dicari kemungkinan faktor
risiko terhadap kasus efek samping tersebut.
contoh dari efek
samping obat yang
biasanya terjadi

a. Kerusakan janin, akibat Thalidomide dan Accutane


b.  Pendarahan usus, akibat Aspirin
c.  Penyakit kardiovaskular, akibat obat penghambat COX-2
d. Tuli dan gagal ginjal, akibat antibiotik Gentamisin
e.  Kematian, akibat Propofol
f.  Depresi dan luka pada hati, akibat Interferon
g.  Diabetes, yang disebabkan oleh obat-obatan psikiatrik neuroleptic
h. Diare, akibat penggunaan Orlistat
i.  Disfungsi ereksi, akibat antidepresan
j.  Demam, akibat vaksinasi
k. Glaukoma, akibat tetes mata kortikosteroid
l.  Rambut rontok dan anemia, karena kemoterapi melawan kanker atau leukemia
m.  Hipertensi, akibat penggunaan Efedrin.
n.  Kerusakan hati akibat Parasetamol
o.  Mengantuk dan meningkatnya nafsu makan akibat penggunaan antihistamin
p.  Stroke atau serangan jantung akibat penggunaan Sildenafil (Viagra)
q.  Bunuh diri akibat penggunaan Fluoxetine, suatu antidepresan
 
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai