Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

KONSEP KELUARGA BERENCANA DAN PROGRAM KB

DI INDONESIA DAN KONSEP KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

Disusun oleh

Nama : jahrotun misbah

Nim : 201830004

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ICHSAN MEDICAL CENTRE

BINTARO

JL.jombang raya no.56, jombang , ciputat, kota tangerang selatan, banten, 15143
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyusun dan menyelesaikan Makalah yang berjudul konsep KB dan program KB di Indonesia,
dan konsep kependudukan di Indonesia.

Dalam penulisan makalah ini, saya menemui banyak hambatan dikarenakan terbatasnya Ilmu
Pengetahuan mengenai hal yang berkenaan dengan penulisan makalah ini.

Harapan saya, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menjadi referensi khususnya
bagi saya dalam mengarungi masa depan. Saya sadar bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk
memperbaiki karya tulis saya selanjutnya.

Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Tangerang selatan, 6 maret 2020

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Ledakan penduduk
ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Kondisi ini jelas menimbulkan
dua sisi yang berbeda. Disatu sisi kondisi tersebut bisa menjadi salah satu kekuatan yang besar
untuk Indonesia. Tetapi di satu sisi kondisi tersebut menyebabkan beban negara menjadi semakin
besar. Selain menjadi beban negara juga menimbulkan permasalahan lain. Banyaknya jumlah
penduduk yang tidak disertai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang mampu menampung
seluruh angkatan kerja bisa menimbulkan pengangguran, kriminalitas, yang bersinggungan pula
dengan rusaknya moralitas masyarakat.
Karena berhubungan dengan tinggi rendahnya beban negara untuk memberikan penghidupan
yang layak kepada setiap warga negaranya, maka pemerintah memberikan serangkaian usaha
untuk menekan laju pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi ledakan penduduk yang lebih
besar. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggalakkan program
KB (Keluarga Berencana). Program KB pertama kali dilaksanakan pada masa pemerintahan
Soeharto yaitu saat Orde Baru. Melalui KB masyarakat diharuskan untuk membatasi jumlah
kelahiran anak, yaitu setiap keluarga memiliki maksimal dua anak. Tidak tanggung-tanggung,
KB diberlakukan kepada seluruh lapisan masyarakat, dari lapisan bawah hingga lapisan atas
dalam masyarakat 
 
B. RUMUSAN MASALAH
 
1. pengertian KB, manfaat KB, macam-macam metode KB
2. perkembangan KB di Indonesia dan sejarah KB
3. tujuan program KB dan sasaran KB
4. ruang lingkup keluarga berencana beserta metode
5. factor yang mempengaruhi perkembangan KB di Indonesia dan organisasi KB di Indonesia
6. strategi pendekatan dan cara operasional program pelayanan KB
7. dampak program KB terhadap pencegahan kelahiran
8. pengertian penduduk dan dinamika kependudukan
9. factor-faktor demografi yang mempengaruhi perkembangan KB di Indonesia
10. transisi penduduk dan masalah kependudukan di indonesia
 
C. TUJUAN
 
1. Untuk  mengetahui sejarah pengertian KB, manfaat KB, macam-macam metode KB
2. Untuk mengetahui perkembangan KB di Indonesia dan sejarah KB tujuan program KB
Dan sasaran KB
3. Untuk mengetahui ruang lingkup keluarga berencana beserta metode
4. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi perkembangan KB di Indonesia dan
Organisasi KB di Indonesia
5. Untuk mengetahui strategi pendekatan dan cara operasional program pelayanan KB
dampak program KB terhadap pencegahan kelahiran
6. Untuk mengetahui pengertian penduduk dan dinamika kependudukan
7. Untuk mengetahui factor-faktor demografi yang mempengaruhi perkembangan KB
di Indonesia
8. Untuk mengetahui transisi penduduk dan masalah kependudukan di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keluarga berencana ( KB )

Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organization) adalah tindakan


yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mengatur jarak kelahiran,dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Program keluarga berencana memberikan kesempatan untuk mengaturjarak kelahiran
atau mengurangi jumlah kelahiran dengan menggunakan metode kontrasepsi hormonal
atau non hormonal. Upaya ini dapat bersifat sementara ataupun permanen, meskipun
masing-masing jenis kontrasepsi memiliki tingkat efektifitas yang berbeda dan hampir
sama (Gustikawati, 2014).
Penggunaan kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama antara pria dan wanita
sebagai pasangan, sehingga metode kontrasepsi yang akan dipilih sesuai dengan
kebutuhan serta keinginan bersama. Dalam hal ini bisa saja pria yang memakai
kontrasepsi seperti kondom, coitus interuptus (senggama terputus) dan vasektomi.
Sementara itu apabila istri yang menggunakan kontrasepsi suami mempunyai peranan
penting dalam mendukung istri dan menjamin efektivitas pemakaian kontrasepsi
(Saifuddin, 2010).
Usia produktif perempuan pada umumnya adalah 15-49 tahun. Maka dari itu perempuan
atau pasangan usia subur ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan kontrasepsi atau
cara KB. Tingkat pencapaian pelayanan KB dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang
sedang atau pernah menggunakankontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis
kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor (Depkes, 2010 ).
B. Manfaat KB
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997), banyak sekali manfaat yang
dirasakan apabila sebuah keluarga mengikuti program KB, karena bukan hanya orang tua
saja yang merasakan manfaatnya, manfaatnya dapat dirasakan oleh ;
1. Ibu
Dengan mengatur jumlah dan juga jarak kelahiran, ibu akan mendapatkan manfaat
berupa :
 Perbaikan kesehatan tubuh atau badan karena tercegahnya kehamilan yang
berulang kali dalam waktu yang pendek.
 Meningkatnya kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan memiliki waktu
yang cukup dalam mengasuh anak-anak, untuk beristirahat serta melakukan
kegiatan-kegiatan yang lain.
2. Anak-Anak Yang Dilahirkan
 Anak yang yang nantinya dilahirkan bisa dapat tumbuh secara normal karena ibu
yang mengandungnya sedang dalam keadaan sehat.
 Setelah lahir anak tersebut ia akan memperoleh perhatian, pemeliharaan dan juga
makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan
direncanakan oleh pasutri.
3. Untuk Anak-Anak Yang Lain
 Memberi kesempatan kepada anak-anak yang lain supaya perkembangan fisiknya
dapat berjalan dengan baik karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup
dari sumber yang tersedia dalam keluarga.
 Perkembangan mental dan sosialnya akan semakin baik karena pemeliharaan
yang lebih baik dan lebih banyak waktu luang yang diberikan oleh ibu untuk
setiap anak.
 Mendapatkan pendidikan yang lebih baik karena sumber- sumber pendapatan
keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup.
4. Ayah
Memberikan kesempatan kepada seorang ayah agar bisa ;
 Memperbaiki kesejahteraan fisik dan mentalnya.
 Memperbaiki kesehatan mental & sosial karena kecemasan berkurang dan lebih
banyak waktu luang untuk keluarga.
5. Untuk Seluruh Keluarga
 Kesehatan fisik dan mental sosial dari masing-masing anggota keluarga
bergantung pada kesehatan seluruh keluarga.
 Tiap-tiap anggota keluarga memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk
mendapatkan pendidikan.
C. Macam-macam metode KB
a) Metode dengan menggunakan alat
Metode ini bekerja dengan cara menghalangi pertemuan antara sel sperma
dengan sel telur ketika melakukan hubungan seksual (merintangi pembuahan).
Diantaranya:
1. Kondom
Kondom (pria dan wanita) adalah metode yang mengumpulkan air mani dan
sperma di dalam kantung kondom dan mencegahnya memasuki saluran
reproduksi wanita. Kondom pria harus dipakai setelah ereksi dan sebelum alat
kelamin pria penetrasi ke dalam vagina yang meliputi separuh bagian penis yang
ereksi. Tidak boleh terlalu ketat (ada tempat kosong di ujung untuk menampung
sperma). Kondom harus dilepas setelah ejakulasi.
a) Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 3-14 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama
b) Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, satu-satunya kontrasepsi yang mencegah
PMS,infeksi GO, klamidia.

c) Kerugian
Kegagalan tinggi bila tidak digunakan dengan benar, alergi lateks pada orang
yang sensitif.
2. Spermisida
Agen yang menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan motilitas (pergerakan
sperma). Tipe spermisida mencakup foam aerosol, krim, vagina suposituria, jeli, sponge
(busa) yang dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
a) Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-26 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
b) Keuntungan
Tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas, dapat mencegah PMS
bakterial.
c) Kerugian
Angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus HIV, hanya efektif 1-
2 jam.
3. Diafragma
Kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan mencegah sperma masuk
ke dalam saluran reproduksi. Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang
fleksibel. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis pubis sehingga serviks (leher
rahim) tertutupi semuanya. Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah senggama.
a) Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
b) Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan kesehatan,
melindungi dari PMS.
c) Kerugian
Angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari
tenaga kesehatan, ketidaknyamanan.

4. Cervical Cap
Cervical cap (penutup serviks) adalah kop bulat yang diletakkan menutupi leher rahim
dengan perlekatan di bagian forniks. Terbuat dari karet dan harus tetap di tempatnya lebih
dari 48 jam.
a) Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
b) Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan kesehatan,
melindungi dari PMS.
c) Kerugian
Angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari
tenaga kesehatan, ketidaknyamanan.
b) Metode Hormonal
1) Suntik KB
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal.
2) Jenis Kontrassepsi Sutikan
a. Suntikan 1 bulan, berisi Estrogen dan Progesteron. Untuk wanita yang menyusui
sebaiknya tidak menggunakan yang 1 bulan karena akan mempengaruhi produksi
Air Susu Ibu (ASI). Contoh : cyclofem.
b. Suntikan 3 bulan , berisi Progesteron saja. Contoh : Depoprovera,
c. Depogeston.
3) Cara Kerja
a) Menghalangi ovulasi (masa subur).
b) Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental.
c) Menghambat sperma dan menimbulkan perubahan pada rahim.
d) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
e) Mengubah kecepatan transportasi sel telur
4) Keuntungan
a) Efektifitasnya tinggi.
b) Cara pemberiannya sederhana.
c) Cukup aman.
d) Kesuburan dapat kembali.
e) Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui untuk KB suntik 3 bulan.
5) Efek Samping
a) Gangguan haid.
1. Mual, sakit kepala, penambahan berat badan.
2. Kadang kala ibu mengeluh gairahnya menurun
6) Cara Pemberian
a) Waktu Pemberian
Setelah melahirkan : hari ke 3-5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi.
Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah
keguguran (asal ibu belum hamil lagi.
Dalam masa haid : hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
b) Lokasi Penyuntikan : Daerah bokong/pantat dan daerah otot lengan atas.
7) Kontra Indikasi
a) Absolut
Hamil, riwayat kanker payudara, perdarahan pervaginam yang tidak diketahui
penyebabnya
b) Relatif
Riwayat gangguan jiwa, riwayat penyakit payudara, riwayat sakit kepala, wanita
yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun ke depan, wanita yang ingin hamil lebih
cepat.
c) Pil KB ( Kontrasepsi Oral)
1. Pil Progestin ( minipil)
1. Cara kerja
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu
kuat), endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi
lebih sulit, mengentalkan lendir servik sehingga menghambat penetrasi sperma,
dan mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.

2. Keuntungan
Sangat efektif, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mempengaruhi ASI,
kesuburan cepat kembali, nyaman dan mudah digunakan.
a) Indikasi
Usia reproduksi, yang telah memiliki anak atau belum, meginginkan suatu metode
kontrasepsi yang efektif selama menyusui., pasca persalinan dan tidak menyusui
dan pasca keguguran.
b) Kontraindikasi
Hamil atau di duga hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya,
kanker payudara atau riwayat, miom uterus dan riwayat stroke.
2. Pil Kombinasi (hormon estrogen dan progerteron)
a. Cara kerja
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir servik mengental sehingga suit dilalui
sperma dan pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya
akan terganggu pula.
b. Kegunaan
Memiliki efektivitas tinggi ( hampir menyerupai efektivitas tubektomi) bila
digunakan setiap hari ( 1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama
penggunaan, tidak mengganggu hubungan seksual, keuburan segera kembali, dll.
c. Indikasi
Usia reproduksi, setelah melahirkan dan tidak menyusui, pasca keguguran, anemia
karena haid berlabihan, siklus haid tidak teratur, dll.
d. Kontraindikasi
Hamil atau dicurigai hamil, menyusui eksklusif, perdarahan pervaginam yang belum
diketahui penyebabnya, penyakit hati akut, dll.
3. Susuk/implan
1. Pengertian yaitu Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah kontrasepsi yang
disusupkan di bawah kulit.

2. Dosis
Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi levornorgestrel
sebanyak 36 mg. Sedang Implanon terdiri 1 kapsul silastik yang berisi etonogestrel
sebanyak 68 mg, yang dilepas tiap hari kurang lebih 30 microgram/hari.
3. Cara Kerja
Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit, maka
setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke dalam darah melalui
proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya
levonogestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik
dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut. Satu set Implant yang terdiri dari 6
kapsul dapat bekerja secara efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon yang terdiri
dari 1 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 3 tahun.
4. Cara Kerja Dalam Pencegahan Kehamilan
Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan kontinyu maka
cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3
mekanisme dasar yaitu, menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan
endometrium tidak siap untuk nidasi, mempertebal lendir serviks, menipiskan
lapisan endometrium.
5. Efektifitas
Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalannya teoritis 0,2%, dalam praktek 1 - 3%.
6. Keuntungan
a) Tidak menekan produksi ASI.
b) Praktis, efektif.
c) Tidak ada faktor lupa.
d) Masa pakai panjang.
e) Membantu mencegah anaemia.
f) Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan.
g) Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.
7. Kekurangan
a) Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
b) Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
c) Implant mahal.
d) Implant sering mengubah pola haid.
e) Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit.
8. Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak. Berdasarkan
penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk pemasangan, yang
sebelumnya dilakukan anaestesi lokal.
9. Tahap Pasca tindakan
a) Peserta KB Susuk sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal
selama 3 hari
untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi.
b) Lengan akseptor kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna kebiru-
biruan. Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant
dan akan menghilang dalam 3 hari hingga 5 hari.
c) Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk Implanon pemakaian, implant dapat
dilepas.
10. Kontraindikasi.
a) Hamil atau diduga hamil.
b) Tumor.
c) Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis
11. Efek samping.
Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik yaitu:
a) Gangguan haid.
b) Jerawat
c) Perubahan libido.
d) Keputihan
e) Peubahan berat badan
c. Metode IUD atau AKDR
IUD adalah alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan
mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim, yang menghalangi
terjadinya pembuahan maupun implantasi.
a. Kontraindikasi
Dimana seorang wanita tidak seharusnya menggunakan IUD adalah :
1. Kehamilan
2. Sepsis
3. Aborsi postseptik dalam waktu dekat.
4. Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim.
5. Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
6. Penyakit tropoblastik ganas
7. Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium
8. Penyakit radang panggul
9. PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan imunokompromise (penurunan
kekebalan tubuh)
10. TBC panggul
b. Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 0,3-0,8 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama
c. Keuntungan
1. Sangat efektif, bekerja cepat setelah dimasukkan ke dalam rahim.
2. Bekerja dalam jangka waktu lama
3. Pengembalian kesuburan cepat setelah dilepaskan
d. Kerugian
a) Resiko infeksi panggul
b) Dismenorea (nyeri saat haid)
c) Menoragia pada bulan-bulan pertama
d) Peningkatan resiko perforasi (robek) rahim
e) Resiko kehamilan ektopik
f) IUD dapat lepas dengan sendirinya
e. Efek samping
1. Nyeri
2. Perdarahan
3. Peningkatan jumlah darah menstruasi

d. Metode Operasi ( Sterilisasi)


1. Pengertian
Kontrasepsi mantap (kontap ) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan
dalam jangka waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap salah seorang dari
pasangan suami istri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan
sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh wanita maupun pria. Tindakan kontap pada
wanita disebut kontap wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita ) atau tubektomi,
sedangkan pada pria MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi. Kontrasepsi
mantap pada wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi, yaitu
tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi
oleh sperma. Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau
vasektomi., yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran benih agar sperma
tidak keluar dari buah zakar.
1. Cara kerja
a) Tubektomi (MOW)
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup.
b) Vasektomi (MOP)
Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan sperma.
2. Keuntungan
Secara umum keuntungan kontap wanita dan pria dibandingkan dengan kontrasepsi
lain adalah :
a) Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara kontrasepsi
lain
b) Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja
c) Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan merupakan cara
kontrasepsi
d) Permanen
e) Lebih ekonomis, karena hanya memerlukan biaya untuk satu kali tindakan saja.
Secara khusus keuntungan kontap wanita dan pria adalah:

a) Tubektomi (MOW)
1) Sangat efektif dan permanen
2) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
3) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
4) Tidak mempengaruhi proses menyusui
5) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
6) Tidak menggangu hubungan seksual
b) Vasektomi (MOP)
1) Sangat efektif dan “permanen”
2) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
3) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
4) Tidak menggangu hubungan seksual
5) Tindakan bedah yang aman dan sederhana.
3. Kerugian
a) Tubektomi (MOW)
1)Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
2)Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan
b) Vasektomi (MOP)
1) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak
2) Harus ada tindakan pembedahan minor.
4. Syarat
Setiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:
a) Sukarela
Setiap calon peserta kontap harus secara sukarela menerima pelayanan kontap,
artinya secara sadar dan dengan kemauan sendiri memilih kontap sebagai cara
kontrasepsi.
b) Bahagia
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia, artinya :
1) Calon peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan harmonis dan telah
dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak yang sehat rohani dan jasmani.
2) Bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang terkecil paling sedikit
umur sekitar 2 tahun.
3) Umur istri paling muda sekitar 25 tahun.
c) Kesehatan
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak
ditemukan adanya hambatan atau kontra indikasi untuk menjalani kontap. Oleh
karena itu setiap calon peserta harus diperiksa terlebih dahulu kesehatannya oleh
dokter, sehingga diketahui apakah cukup sehat untuk dikontap atau tidak. Selain
itu juga setiap calon peserta kontap harus mengikuti konseling (bimbingan tatap
muka) dan menandatangani formulir persetujuan tindakan medik (Informed
Consent).
5. Yang dapat menjalani
a) Tubektomi (MOW)
1) Usia lebih dari 26 tahun
2) Sudah punya anak cukup (2 anak), ank terkecil harus berusia minimal 5 (lima)
tahun
3) Yakin telah mempunyai keluarga yag sesuai dengan kehendaknya.
4) Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
5) Ibu pasca persalinan.
6) Ibu pasca keguguran
b) Vasektomi (MOP)
Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan istri beresiko tinggi.
6. Yang sebaiknya tidak menjalani
a) Tubektomi (MOW)
1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
2) Menderita tekanan darh tinggi
3) Kencing manis (diabetes)
4) Penyakit jantung
5) Penyakit paru-paru
6) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi)
7) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau
dikontrol)
8) Ibu yang tidak boleh menjalani pembedahan
9) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilisasi di masa depan
10) Belum memberikan persetujuan tertulis
b) Vasektomi (MOP)
1) Infeksi kulit atu jamur di daerah kemaluan
2) Menderita kencing manis
3) Hidrokel atau varikokel yang besar
4) Hernia inguinalis
5)Anemiaberat,gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoagulansia.
e. Metode Alami
1. Metode Kalender.
Sering juga dikenal sebagai metode ogino knaus dan mulai dipergunakan sejak
tahun 1930. Menurut ogino ovulasi biasanya terjadi pada hari ke 14 sebelum haid
yang akan datang, tapi dapat terjadi pada hari ke 12 dan hari ke 16 sebelum haid.
Jadi ke 5 hari itu merupakan masa yang terlarang untuk koitus.
Karena sel sperma dapat hidup selama 3 hari dalam alat reproduksi wanita maka
di tambahkan hari ke 17 dan ke 18, kemudian ditambahkan 1 hari lagi yaitu hari
ke 11, untuk hidupnya sel ovum sehingga masa subur menjadi 8 hari pada siklus
28 hari, yaitu pada hari ke 11 sampai hari ke 18.
Yang paling menyulitkan pada metode kalender adalah pada wanita yang siklus
haidnya tidak teratur setiap 28 hari. Misalnya : Pada siklus haid tidak teratur
yang bervariasi antara 25 dan 32 hari, maka masa aman pre ovulasi diperoleh
dengan mengurangi 18 hari dari yang terpendek (25-18 = 7) dan masa aman post
ovulasi dengan mengurangi 11 dari siklus yang terpanjang (32-11 = 21) maka
masa tidak subur adalah sebelum hari ke 7 dan sesudah hari ke 21.

2. MAL (Metode Amenore Laktasi).


1. Pengertian
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif,
artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun
lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
1) Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila pemberian ≥ 8x
sehari
2) Belum haid
3) Efektif sampai 6 bulan
4) Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.
2. Cara Kerja
Penundaan/penekanan ovulasi.
3. Keuntungan
a) Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan).
b) Segera efektif
c) Tidak mengganggu senggama
d) Tidak ada efek samping secara sistemik
e) Tidak perlu pengawasan medis
f) Tidak perlu obat atau alat
g) Tanpa biaya
4. Keuntungan non kontrasepsi
a) Untuk bayi
Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan lewat ASI),
sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi
yang optimal dan terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu
lain atau formula, atau alt minum yang terpakai.
b) Untuk ibu
Mengurangi perdarahan pascapersalinan, mengurangi resiko anemia, dan
meningkatkan hubungan psikologis ibu dan bayi.

5. Keterbatasan
a) Perlu perawatan sejak perawatan kehamilanagar segera menyusui dalam 30
menit pascapersalinan
b) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
c) Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.
d) Tidak melindungi terhadap PMS termasuk virus B/HBV dan HIV/AIDS
6. Indikasi
Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan
belum mendapat haid setelah melahirkan.
7. Kontra indikasi
a) Sudah mendapat haid setelah bersalin
b) Tidak menyusui secara eksklusif
c) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
d) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.
3. Metode Lendir Serviks
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks
setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin.
Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi,
setiap hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu
lendir masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.(24)
4. Senggama Terputus (Coitus Interuptus).
1. Pengertian
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai
ejakulasi.
2.Cara Kerja
Alat kelamin ( penis) dikeluarkan dari vagina sebelum ejakulasi sehingga sperma
tidak masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan
ovum dan kehamilan dapat dicegah

3. Keuntungan
1) Kontrasepsi
Yaitu efektif bila dilaksanakan dengan benar, tidak mengganggu produksi
ASI, dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya, tidak ada efek
samping, dapat digunakan setiap waktu, dan tidak membutuhkan biaya.
2) Non Kontrasepsi
Yaitu meningkatkan keterlibatan suami dalam KB, untuk pasangan
memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.
4. Keterbatasan
1. Efektifitas sangat tergantung pada kesetiaan pasangan untuk melakukan
senggama terputus (angka kegagalan 4-27 kehamilan/ 100 perempuan per
tahun).
2. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi
masih melekat pada penis.
3.Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual.
5. Indikasi
1) Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam KB.
2) Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak
memakai metode- metode lain.
3) Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera.
4) Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode
yang lain.
5) Pasangan yng membutuhkan metode pendukung.
6) Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
6. Kontra indikasi
1. Suami dengan pengalaman ejakulasi dini.
2. Suami yang sulit melakukan senggama terputus.
3. Suami yang memiliki kelainan fisik dan psikologi.
4. Istri yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama.
5. Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi.
6. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.
7. Konseling untuk klien
1.Meningkatkan kerja sama dan sebelum melakukan hubungan seksual dan
pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati pengguanaan merode
senggama terputus.
2.Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih
dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi
sebelumnya.
3.Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari
vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
4. Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya.
5.Senggama tidak dianjurkan pada masa subur.
5. Metode Suhu Basal.
Dasar dari metode ini adalah naiknya suhu basal pada waktu ovulasi karena kadar
progesteron naik. Kenaikan suhu antara 0,3–0,5oC. Kenaikan suhu ini dapat terjadi
segera atau secara berangsur-angsur dan terus menerus, dengan bentuk tangga atau
seperti gambaran gigi gergaji. Kadang-kadang penurunan suhu mendahului
kenaikan suhu.
Suhu basal harus diukur dengan termometer yang khusus dan dicatat pada kartu
grafik tertentu. Karena yang paling penting adalah nperubahan suhu dan bukan
nilai absolutnya, maka pengukuran harus dilakukan setiap hari, yaitu pada pagi hari
sebelum bangun dari tempat tidur dan sebelum makan atau minum.
Pengukuran ini secara oral (3 menit) atau rektal (1 menit). Kekurangan dari cara ini
adalah kita hanya dapat menentukan masa aman post ovulasi. Karena itu sering
dikombinasikan dengan metode kalender untuk menentukan masa tidak subur pre
ovulasi.
Jadi, pelaksanaannya masa aman pre ovulasi ditentukan dengan metode kalender
atau dengan mengurangi 6 hari dari kenaikan suhu yang paling dini yang telah
tercatat selama 6 bulan. Masa aman post ovulasi adalah 3 hari setelah kenaikan
suhu basal.
Metode suhu basal tidak dapat digunakan pada remaja dan dalam klimakterium,
karena sering siklus yang ovulatoir diselingi denga siklus yang anovulatoir.
PROGRAM KB

A. Perkembangan KB di Indonesia dan sejarah KB


Di Indonesia sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk
mencegah kehamilan. Di Irian Jaya telah lama dikenal ramuan dari daun-daunan yang khasiatnya
dapat mencegah kehamilan. Dalam masyarakat hindu bali sejak dulu hanya ada nama untuk
empat orang anak, mungkin suatu cara untuk menganjurkan supaya pasangan suami istri
mengatur kelahiran anaknya sampai empat.
Di Indonesia keluarga berencana modern mulai dikenal pada tahun 1953. Pada waktu itu
sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat.
Pada tanggal 23 Desember 1957 mereka mendirikan wadah dengan nama perkumpulan
keluarga Berencana Indonesia (PKBI ) dan bergerak secara silent operation membantu
masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela, jadi di Indonesia PKBI adalah pelopor
pergerakan keluarga Berencana nasional.
Untuk menunjang dalam rangka mencapai tujuan, berdasarkan hasil penandatanganan
Deklarasi Kependudukan PBB 1967 oleh beberapa Kepala Negara Indonesia, maka dibentuklah
suatu lembaga program keluarga Berencana dan dimasukkan dalam program pemerintah sejak
pelita 1 (1969) berdasar instruksi presiden nomor 26 tahun 1968 yang dinamai Lembaga
Keluarga Berencana Nasional (LKBN ) sebagai lembaga semi pemerintah.
Pada tahun 1970 ditingkatkan menjadi Badan pemerintah melalui Keppres No. 8 tahun 1970
dan diberi nama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN ) yang bertanggung
jawab kepada presiden dan bertugas mengkoordinasikan perencanaan, pengawasan dan penilaian
pelaksanaan program keluarga Berencana.
Melalui Keppres no. 33 tahun 1972 dilakukan penyempurnaan struktur organisasi, tugas pokok
dan tata kerja BKKBN. Dengan Keppres no 38 tahun 1978 organisasi dan struktur BKKBN
disempurnakan lagi, dimana fungsinya diperluas tidak hanya masalah KB tetapi juga kegiatan-
kegiatan lain, yaitu kependudukan yang mendukung KB (beyond family planning). Sesuai
dengan perkembangan program pembangunan nasional, ditetapkan adanya Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH ) dengan Keppres no 25 tahun 1983 yang bergerak
langsung dalam bidang kependudukan, maka dilakukan lagi penyempurnaan organisasi BKKBN
dengan keppres no 64 tahun 1983 dengan tugas pokok adalah menyiapkan kebijaksanaan umum
dan mengkoordinasikan penyelenggaraan program secara menyeluruh dan terpadu.
1.      Peristiwa Bersejarah dalam Perkembangan KB di Indonesia
a. Pada bulan Januari 1967 di adakan symposium kontrasepsi di Bandung yang diikuti oleh
masyarakat luas melalui media masa
b. Pada bulan Februari 1967 diadakan kongres PKBI pertama yang mengharapka agar KB
sebagai program pemerintah segera dilaksanakan
c. Pada bulan April 1967 Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menganggap bahwa sudah
waktunya kegiatan KB dilancarkan secara resmi di Jakarta dengan menyelenggarakan proyek
KB DKI Jakarta Raya
d. Tanggal 16 agustus 1967 gerakan KB di Indonesia memasuki era peralihan pidato pemimpin
Negara selama orde lama. Organisasi pegerakan dilakukan oleh tenaga suka rela dan
beroperasi secara diam- diam karena kepala Negara waktu itu anti terhadap KB , maka dalam
orde baru gerakan KB di akui dan di masukan dalam program pemeritah
e. Bulan Oktober 1968 berdiri lembaga KB nasional ( LKBN ) yang sifatnya semi pemerintah
yang dalam tugasnya di awasi dan di bombing oleh mentri Negara kesejahteraan rakyat,
merupakan kristalisasi dan kesungguhan pemerintah dalam kebijakan KB
Peristiwa peristiwa bersejarah didalam perkembangan di Negara Indonesia adalah
masuknya program KB itu kedalam repelita I. adanya KUHP pasal 283 yang melarang
menyebarluaskan gagasan KB sehingga kegiatan penerangan dan pelayanan masih dilakukan
secara terbatas.
2.      Tahap –Tahap program KB Nasional
Adapun tahap kebijakan pemerintah dalam penyelenggarakan program KB Nasional di
Indonesia adalah
a.       Tahun 1970 – 1980 di kenal dengan Manajement For The
1. Pemerintah lebih banyak berinisiatif
2. Partisipasi masyarakat rendah sekali
3. Terkesan kurang demokratif
4. Ada unsur pemaksaan
5. Berorientasi pada target

b.        Tahun 1980 – 1990 terjadi perubahan pada Manajement With The Peopl
1. Pemaksaan di kurangi
2. Di mulainya program safari pada awal 1980_an
c.         Tahun 1985 – 1988 pemerintah menetapkan program KB Lingkaran Biru, dengan kebijakan:
1. Masyarakat bebas memilih kontrasepsi yang akan dipakainya meskipun masih tetap
dipilhkan jenis kontrasepsi
2. Dari 5 jenis kontrasepsi di pilihkan salah satu dari jenisnya
d.         Tahun 1988 terjadi perkembangan kebijakan, pemerintah menerapkan program Kb
Lingkar Emas yaitu:
1. Pilih alat kontrasepsi sepenuhnya diserahkan pada peserta, asal jenis kontrasepsi sudah
terdapat di
2. Masyarakat sudah mulai membayar sendiri untuk alat kontrasepsinya
f. Tahun 1998 terjadi peningkatan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan pendapatan
kelurga ( Income Generating ) pada tanggal 29 juni 1994 presiden Suharto di sidoarjho
melaksanakan plesterisasi / lantainisasi rumah- rumah secara gotong royong untuk keluarga
presejahteraan.
B. tujuan program KB
Menurut UU RI. No 52 tahun 2009 mengenai perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga, kebijakan keluarga berencana bertujuan untuk:
1. Mengatur waktu kehamilan yang sesuai dengan keiinginan.
2. Menjaga kesehatan dan mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
3. Mengembangkan kualitas informasi, dan konseling pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi.
4. Mengembangkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga berancana.
5. Mempromosikan penyusuan bayi sebagai usaha untuk menjarangkan jarak kehamilan

C.Sasaran KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 sebagai berikut :
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadin1,14% per tahun
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat / cara kontrasepsi menjadi 6%
4. Meningkatkan peserta KB laki-laki menjadi 4,5%
5. Meningkatnya penggunan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun
Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak
7. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang aktif
dalam usaha ekonomi produktif
8. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan program
KB Nasional.
D. Ruang lingkup KB dan metodenya
Ruang lingkup program KB mencakup sebagai berikut :
a.Ibu
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran. Adapun manfaat yang diperoleh oleh ibu
adalah sebagai berikut :
1. Tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek,
sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara terutama kesehatan organ reproduksinya.
2. Meningkatnya kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu
yang cukup untukmengasuh anak-anak dan beristirahat yang cukup karena kehadiran
akan anak tersebut memang diinginkan.
b.Suami
Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal berikut.
1. Memperbaiki kesehatan fisik
2. Mengurangi beban ekonomi keluarga yang ditanggungnya
c. Seluruh Keluarga
Dilaksanakannya program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan sosial
setiap anggota keluarga, dan bagi anak dapat memperoleh kesempatan yang lebih besar
dalam hal pendidikan serta kasih saying orang tuanya.
Ruang lingkup KB secara umum adalah sebagai berikut:

1.Komunikasi informasi dan edukasi ( KIE )

2.Konseling

3.Pelayanan kontrasepsi

4.Pelayanan infertilisasi

5.Pendidikan sex ( sex education )


6.Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan

7.Konsultasi genetik
D.Factor yang mempengaruhi perkembangan KB di Indonesia
1. Social ekonomi
tinggi rendahnya status social dan keadaan ekonomi penduduk di indonesia akan
mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB di indonesia. Kemajuan program
KB tidak bisa terlepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena berkaitan erat dengan
kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang di gunakan.
Dengan suksesya program KB maka perekonomian suatu Negara akan lebih baik krena
dengan anggota kelurga yang sedikit kebutuhan dapat lebih tercukupi dan sejahtera dapat
terjamin.
2. sosial budaya
sejumlah factor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih metode
kontrasepsi.faktor-faktor ini meliputi salah pengertian dalam masyarakat mengenai berbagai
metode, kepercayaan religious,serta budaya, tingkat pendidikan persepsi mengenai resiko
kehamilan dan status wanita.
3. pendidikan
tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan KB tetapi juga
pemilihan suatu metode.wanita yang berpendidikan menginginkan keluarga berencana yang
efektif,tetapi tidak rela untuk mengambil resiko yang terkait sebagai metode kontrasepsi.
4. Agama
Di berbagai daerah kepercayaan religious dapat mempengaruhi klien dalam memilih
metode. sebagai contoh penganut katolik yang taat membatasi kontrasepsi mereka yang
memakai KB alami. !emimpoin islam mengklaim bahwa sterilisasi dilarang sedangkan
sebagian lainya mengijinkan. agama islam tidak melarang metode kontrasepsi secara umum,
akseptor wanita berpendapat pola pendarahan yang tidak teratur disebabkan metode
hormonal akan sangat menyiulitkan merreka selama haid. "masyrakat hindu dilarang
mempersiapkan makanan selama haid sehingga pola haid yang tidak teratur dapat menjadi
masalah.
5. Status wanita
wanita dalam masyarakat mempengaruhi kemampuan mereka memperoleh dan
menggunakan berbagai metode kontrasepsi. Di daerah yang setatus wanita nya meningkat,
memiliki pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode yang lebih mahal serta
memiliki lebih banyak suara dalam mengambil keputusan.
E. Organisasi KB di Indonesia
1. Organisasi non pemerintah yaitu PKBI ( Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)
Pada tahun 1953, sekelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan, khususnya dari
kalangan kesehatan memulai prakarsa kegiatan KB, kegiatan kelompok ini berkembang hingga
berdirilah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia ( PKBI ). Pada tahun 1957 tepatnya pada
tanggal23 Desember 1957 dengan Dr. R Soeharto sebagai ketua PKBI adalah pelopor pergerakan
keluarga berencana yang membantu masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela.
Tujuan dari PKBI adalah memperjuangkan terwujudnya keluarga sejahtera melalui 3 macam
usaha yaitu :
a) Mengatur kahamialn
b) Mengobati kemandulan
c) Memberi nasehat perkawinan

Visi, Misi dan Strategi PKBI

VISI

Pusat Unggulan (Center of Excellence) Pengembangan Program dan Advokasi Kesehatan


Seksual dan Reproduksi yang mandiri pada tahun 2020

MISI

•Mengembangkan pusat informasi, edukasi dan konseling serta pelayanan kesehatan seksual dan
reproduksi ditekankan pada pelayanan Keluarga Berencana yang berkualitas, berbasis hak dan
berperspektif jender, melalui peningkatan peran PKBI yang profesional, kredibel, mandiri dan
berkelanjutan.

• Memberdayakan masyarakat, agar mampu mengambil keputusan terbaik bagi dirinya dan
berperilaku bertanggungjawab dalam hal Kesehatan Seksual dan Reproduksi.

•Mempengaruhi para pengambil kebijakan untuk memberikan dukungan dan komitmen atas
terjaminnya pemenuhan hak-hak seksual dan reproduksi
Pada tahun 1970 LKBN di bubarkan oleh pemerintah dan kemudian di bentuk Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ).
2. Organisasi pemerintah yaitu BKKBN ( Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional )
Keputusan presiden RI Nomor 8 tahun 1970 tentang BKKBN yaitu Depkes sebagai unit
pelaksanaan program KB. BKKBN yaitu badan resmi pemerintah yang bertamnggung jawab
penuh mengenai pelaksanaan program KB di Indonesia. Keuntungan dari BKKBN adalah
a) Memungkinkan program- program melepaskan diri pendekatan klinis yang jangkauannya
terbatas.
b) Memungkinkan besarnya peranan pakar – pakar non medis dalam mensukseskan program
keluarga berencana di Indonesia melalui pendekatan ke masyarakat.
Sedangkan fungsi BKKBN adalah pengkoordinasi, perencana, perumus kebijakan, pengawas
pelaksana dan evaluasi. Pada waktu itu tujuan program keluarga berencana adalah :
a) Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak keluarga dan bangsa.
b) Mengurangi angka kelahiran untuk menaikan taraf hidup rakyat dan bangsa.
Dalam perkembangan selanjutnya BKKBN mengembangkan lagi kegiatannya menjadi
program nasional kependudukan dan KB (KKB) yang pada waktu ini mempunyai 2 tujuan :
a) Tujuan demografis,yaitu mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk berupa penurunan
angka fertilitas dari 44 permil pada tahun 1979 menjadi 22 permil pada tahun 1990 atau 50
% dari keadaan pada tahun 1971
b) Tujuan normatif,yaitu dapatdihayati norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS)
yang pada satu waktu akan menjadi falsafah hidup masyarakat dan bangsa indonesia.
3. Visi dan Misi BKKBN
a. Visi

Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh
seimbang dan keluarga berkualitas

b. Misi

1. Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan.

2. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

3. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga.


4. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaanKependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga.

5. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten.


4. Tujuan
Memberikan kontribusi, terciptanya penduduk yang berkualitas, SDM yang bermutu dan
meningkatnya kesejahteraan keluarga.
struktur dan fungsi organisasi KB di Indonesia :
1. BKKBN pusat berfungsi untuk mempersiapkanan kebijaksanaan umum dan
mengkoordinasi pelaksanaan program KB nasional dan kependudukan yang
mendukungnya.
2. BKKBN provinsi, kabupaten, kota, fungsinya melaksanakan program pokok
mengkoordinir penyelenggaraan KB ditingkat provinsi, kabupaten, kota, mengadakan
evaluasi kegiatan  program KB.
3. tingkat kecamatan fungsinya yaitu
a. mengkoordinir penyelenggaraan KB di tingkat kecamatan
b. mengadakan rapat koordinasi melibatkan pihak pihak terkait
c. mengadakan evaluasi pelaksanaan program KB berdasar laporan dan cakupan wilayah
4. tingkat desa fungsinya yaitu
a.memberi pelayanan kontrasespi sederhana dan pilKB ulangan pada peserta KB
b. membina kelestarian peserta KB
c. memberi nasehat untuk peserta KB dari akibat efek samping
d. memotivasi calon peserta KB BARU.
5. tingkat pelayanan terpadu fungsinya yaitu
a. membantu petugas KB dalam pendataan peserta KB
b. membina kelestarian peserta KB
c. melayani kontrasepsi sederhana dan pil ulangan.
6. Kelompok akseptor fungsinya yaitu
a. memberikan pelayanan KB
b. memberikan alat kontrasespi, pil ulang,
c. memotivasi dan penanggulanhan akibat pemakaian alat kontrasepsi.
7. pesertra KB fungsinya yaitu
a. menerima jasa pelayanan KB
b.meningkatkan kemandirian ber KB
F. Strategi pendekatan dan program pelayanan KB
1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang
dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.
2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera
sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai
tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
3. Pendekatan integrative (integrative approach).
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan
potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi
manfaat pada semua pihak.
4. Pendekatan kualitas (quality approach).
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima
pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu
untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB
nasional.
6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb nasional. strategi ini
diterapkan atas dasar survei terhadap kecenderungan respon pasangan usia subur (PUS) di
Indonesia terhadap ajakan (KIE) untuk berkb. Berdasarkan hasil survei tersebut respon pus
terhadap KIE kb terbagi dalam 3 kelompok :
1) 15% pus langsung merespon ya untuk ber kb.
2) 15% - 55% pus merespon ragu-ragu untuk ber kb.
3) 30% pus merespon tidak untuk ber kb.
Strategi 3 dimensi ini juga diterapkan untuk merespon kemendesakkannya untuk scepatnya
menurunkan TFR dan membudayakan NKKBS sebagai normaprogram KBN .
Strategi dimaksud dibagi dalam 3 tahap pengelolahan program KBN sebagai berikut :
1. Tahap perluasan jangkauan
Pada tahap ini penggarapan program lebih di fokuskan kepada sasaran :
a. Coverage Wilayah
Penggarapan wilayah adalah penggarapan program kb lebih diutamakan pada penggarapan
wilayah potensial seperti wilayah jawa bali yaitu propinsi jawa barat, jawa tengah, jawa
timur, dan bali dengan kondisi jumlah peduduk dan laju pertumbuhan yang besar.
b. Coverage Khalayak
Diarahkan pada upaya menjadi akseptor kb sebanyak banyaknya pada tahap ini pendekatan
pelayanan kb didasarkan pada pendekatan klinik.
2. Tahap Pelembagaan
Tahap ini diterapkan untuk menganti simpasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap
perluasan jangkauan. Pada tahap ini Coverage Wilayah diperluas menjangkau propinsi
propinsi diluar jawa sampai bali dengan sebutan propinsi luar jawa bali yaitu: Propinsi-
propinsi dipulau sumatera, sebahagian pulau kalimatan, pulau sulawesi.Sedangkan pda
tahap ini Coverage khalayak diarahkan pada jangkauan PUS yang ragu-ragu dengan
merangsang timbulnya partisipasi masyarakat sebagai pengelola program yang seperti
PPKBD (Pos LB Desa, Sub Pos KB dan LSM lainnya).
Pada tahap ini indikator kuantitatif kesertaan berKB pada kisaran 45% - 65% dengan
prioritas pada pelayanan kontrasepsi Methode Jangka Panjang (MJP) dengan memanfaatkan
momentum-momentum besar.
3. Tahap pembudayaan program kb
Pada tahap ini Coverage Wilayah diperluas menjangkau propinsi-propinsi diseluruh
Indonesia . Sedangkan Coverage khalayak diperluas menjangkau sisa PUS yng menolak,
oleh peserta itu pendekatan program KB dilengkapi dengan pendekatan Takesra dan
Kukesra.
G. Cara operasional program pelayanan KB
1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan
konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui media
cetak, elektronik. Dengan penerangan, motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi
peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam berKB, melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS).
2. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.
Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu atau
ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk
mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi
reproduksi. Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisk, mental dan
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi
serta proses reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta
dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
material, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang
antar anggota dan antara keluarga dengan lingkungan.
Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan
gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga
sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana
Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
3. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah.
PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas
Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
4. Pendidikan KB.
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan, dokter berupa
pelatihan konseling dan keterampilan.
H. Dampak program KB terhadap pencegahan kelahiran.
1. untuk Ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka manfaatnya :
a. perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam
jangka waktu yang terlalu pendek
b. meningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup
untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan
lainnya.
2. untuk anak-anak yang dilahirkan, manfaatnya anak dapat tumbuh setara wajar karena ibu yang
mengandungnya dalam keadaan sehat Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan
dan makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan
direncanakan.
3. untuk anak-anak yang lain, manfaatnya
a. memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap
anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga
b. perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih baik
dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak.
c. perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karenasumber-sumber pendapatan
keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup semata-mata.
4. untuk ayah, memberikan kesempatan kepadanya agar dapat
a. memperbaiki kesehatan fisiknya
b. memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta lebih
banyak waktu terluang untuk keluarganya.
5. untuk seluruh keluarga, manfaatnya kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota keluarga
tergantung darikesehatan seluruh keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatanyang
lebih banyak untuk memperoleh pendidikan.

BAB III
KONSEP KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

A. pengertian penduduk
Penduduk menurut UU.RI.No. 10 tahun 1992 yaitu orang sebagai pribadi,, anggota
masyarakat, warga negara dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal disuatu tempat
dalam batas wilayah Negara pada waktu tertentu. Penduduk yaitu orang dalam matranya
sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara dan himpunan
kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu
tertentu.
Penduduk adalah semua warga yang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu /
jangka waktu tertentu. Penduduk dipelajari oleh ilmu kependudukan, fokus perhatian
demografi adalah perubahan beserta komposisi dan distribusi pendukung.
B. Dinamika kependudukan
1. Pengertian
Dinamika penduduk yaitu suatu proses perubahan penduduk secara terus menerus
yang mempengaruhi jumlah penduduk
Dinamika kependudukan merupakan perubahan kependudukan untuk suatu daerah
tertentu dari waktu ke waktu
2. Penyebab perubahan penduduk
Dinamika penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ; kelahiran, kematian,
perpindahan penduduk serta kondisi sosial ekonomi dan budaya yang berkembang
dimasyarakat.
a. Penyebab langsung
Yang dimaksud dengan penyebab langsung dari pertumbuhan penduduk adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk secara langsung tanpa
melalui variabel antara lain kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk.

Berdasarkan faktor-faktor diatas, maka pertambahan penduduk secara sederhana terbagi


menjadi :
1. Pertumbuhan penduduk alami yaitu pertambahan penduduk karena adanya selisih
antara kelahiran dan kematian.
2. Pertambahan penduduk sosial yaitu pertambahan penduduk disebabkan selisih antara
kelahiran, kematian dan migrasi
b. Penyebab tidak langsung
Faktor yang mempengaruhi perubahan penduduk secara tidak langsung melalui variabel
antara yaitu keadaan sosial ekonomi dan budaya antara lain :
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan oleh hubungan kelamin
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan untuk konsepsi
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran selamat
C. Faktor demografi yang mempengaruhi pertumbuhan dan penduduk
Laju pertumbuhan penduduk (Growht Rate) ditentukan oleh tingkat kelahiran dan kematian.
Tingkat kelahiran kasar (Crude Birth Rate) dan tingkat kematian kasar (Crude Death Rate)
masing-masing menunjukan jumlah kelahiran hidup dan jumlah kematian per 1000 penduduk
pertahun.
1) Angka Kelahiran Kasar/CBR (Crude Birth Rate) Adalah
B (Birth ) : Jumlah kelahiran
P (Population ): Jumlah penduduk
2) Angka Kematian Kasar/CDR (Crude Death Rate)
Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000
penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu.
D (death) : Jumlah kematian
P (population) : Jumlah penduduk
D. TRANSISI DEMOGRAFI
Transisi demografi adalah berkembangnya keadaan peralihan penduduk yang semula relatif tetap
(stasioner) berkembangnya dengan pesat dan akhirnya mencapai tetap (stasioner) kembali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi transisi demografi tidak terlepas dari mortalitas dan natalitas.

Faktor-faktor tersebut antara lain :


1) Perkembangan tekinologi, perkembangan teknologi dibidang pertanian dan
perkembangan industry modern revolusi hijau yang ada pada masyarakat Indonesia
ditetapkan sebagai panca usaha dibidang pertanian.
2) Stabilitas pemerintahan, pemerintahan yang relative stabil / mantap memungkinkan
mantapnya fasilitas penyaluran bahan makanan dan jasa.
3) Kemajuan sanitasi lingkungan, hal ini menimbulkan kondisi lingkungan yang sehat.
4) Kemajuan dibidang kedokteran, gizi, pengobatan dan program-program kesehatan
masyarakat.
5) Faktor sosial ekonomi, kondisi sosial ekonomi dapat mempengaruhi mortalitas.
Dalam masyarakat terdapat 2 kelompok yang mempunyai pendapat dan keyakinan yang berbeda
tentang mortalitas (kematian) yaitu sebagian setuju / pro mortalitas dan sebagian antimortalitas.
Promortalitas adalah kondisi penentu didalam sekelompok manusia (keluarga, suku dan
sebagainya)yang menyebabkan angka kematian didalam kelompok tersebut tetap tinggi.
Kondisi ini meliputi :
1) Kondisi subyektif ( kondisi, agama, kepercayaan ) misalnya berani membela agama dan
membela Negara berani mati menyongsong maut karena kepercayaan dapat masuk
surga / nirwana.
2) Rasa malu (wiring) terdapat dimasyarakat membuat orang mau membunuh diri (tekanan
sosial) misalnya hirarki Jepang
3) Kondisi obyektif (keadaan alam, ekonomi, soaial, dan sebagainya) misalnya :
a.  Bencana alam banyak menelan korban (banjir, gempa dll)
b.  Kelaparan, kekurangan makan karena kegagalan panen atau paceklik
c.   Peperangan
d.  Keracunan akibat polusi (air, tanah dan udara)
e.   Ketagihan minuman keras (candu) dan bahan narkotika
f.    Kondisi pendapatan yang rendah, kondisi ini dapat berakibat gawat karena siklus
yang terjadi akibat kondisi tersebut

E. masalah kependudukan di Indonesia


Masalah kependudukan di Indonesia antara lain :
1. Jumlah dan pertumbuhan penduduk
Orang pertama yang mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas Robert
Melthus yang hidup pada tahun 1886-1824 mengemukakan dua poko pendapatnya yaitu
penduduk seperti bahan makanan adalah penting bagi kehidupan manusia dan nafsu manusia
tidak dapat tertahan dan tidak terbatas atas dua hal tersebut dia mengemukan pendapatnya
bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari pertumbuhan bahan makanan.
Penduduk meningkat secara geografis sedangkan kebutuhan hidup kian meningkat secara alat
aritmatika akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara jumlah
penduduk dan kebutuhan hidup.
Peristiwa kelahiran disuatu daerah menyebabkan perubahan jumlah dan komposisi penduduk
sedangkan peristiwa kematian dapat menambah maupun mengurangi jumlah penduduk
disuatu daerah. Sedangkan Migrasi mengurangi bagi yang ditinggalkan dan menambah bagi
daerah yang didatangi. Selain penyebab langsung seperti kelahiran, kematian dan migrasi
terdapat penyebab tidak langsung seperti keadaan sosial ekonomi, budaya, lingkungan, politik
dan sebagainya. Pertumbuhan penduduk seperti dikemukan diatas dapat dikatakan terlalu
tinggi karena dapat menimbulkan berbagai persoalan
2. Persebaran dan kepadatan penduduk
Permasalahan yang muncul adalah tidak meratanya kepadatan penduduk antara daerah di
Indonesia, secara ekonomi permasalah yang muncul dari kondisi ini adalah rendahnya
produktifitas daereah dengan kepadatan penduduk yang rendah.
3. Struktur umur penduduk
Umur dan jenis kelamin merupakan karakteristik penduduk utama, pengelompokan penduduk
berdasarkan dua karakteristik tersebut selalu diperlukann dalam menganalisis data. Melalui
analisis komponen penduduk berdsarkan umur dan jenis kelmin disuatu daerah atau Negara
dapat dihitung berbagi perbandingan atau rasio antara lain rasio jenis kelamin waktu lahir atau
sex rasio rasio birth, rasio ibu dan anak (wild woment ratio) dan rasio beban ketergantungan
(dependenty ratio). Komposisi penduduk di Indonesia termasuk dalam model ekposive atau
umur muda mengandung masalah penyediaan lapangan kerja pendidikan dan beban kelompok
produktif.
4. Kelahiran dan kematian
Kelahiran adalah ukuran tingkat kelahiran yang digunakan dalam perhitungan proyeksi adalah
angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) dan angka kelahiran menurut umur atau
Age Specificity Fertility Rate (ASFR).
Kematian adalah ukuran tingkat kematian yang digunakan dalam perhitungan proyeksi adalah
angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR), karena IMR merupakan salah satu
indikator yang penting yang mencerminkan derajat kesehatan masyarakat. Disamping itu IMR
dapat dipakai sebagai alat monitoring situasi kependudukan sekarang maupun sebagai alat
untuk mengidentifikasi kelompok umur penduduk tertentu yang mempunyai resiko kematian
tinggi.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
KB (Keluarga Berencana) yaitu membatasi jumlah anak hanya dua, tiga dan lainnya. Keluarga
berencana yang dibolehkan syariat adalah suatu usaha pengaturan kelahiran atau usaha pencegahan
kehamilan sementara atas kesepakatan suami istri. KB juga merupakan suatu tindakan perencanan
suami istri untuk mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interfal kelahiran dan
menentukan jumlah anak sesuai dengan kemampuannya serta sesuai situasi masyarakat dan Negara.
Manfaat Keluarga Berencana terhadap Pengendalian Penduduk (Bangsa dan Negara)
a. Program Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha penanggulangan kependudukan
yang merupakan bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan bertujuan
untuk turut serta mencipatakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk
Indonesia, agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi
nasional.
b. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa
pada umumnya.
c. Meningkatkan taraf hidup rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sehingga
pertambahan penduduk sebanding dengan peningkatan produksi.
Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Indonesia berpijak pada dua landasan ;
a. Prinsip kepentingan nasional.
b. Prinsip sukarela, demokrasi dan menghormati hak asasi manusia.
Karena berpijak pada prinsip sukarela maka usaha yang dilakukan merangsang minat masyarakat
terhadap pelaksana Keluarga Berencana. adapun usaha-usaha yang dilakukan antara lain melalui
pendidikan, penyuluhan dan pendekatan medis. Kegiatan penerangan dan penyuluhan ditujukan
pada masyarakat umum agar setiap anggota masyarakat memiliki pengertian dan rasa tanggung
jawab akan terciptanya keluarga sejahtera dengan menerima norma keluarga kecil yang bahagia dan
sejahtera (NKKB).

B. SARAN
sebagai tenaga bidan diharapkan kita nantinya bisa membantu pemerintah dalam menerapkan
program KB demi mencapainya kesejahteraan dalam masyarakat kita sehingga masalah ekonomi
juga dapat diatasi dengan adanya program KB ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://materibelajar.co.id/pengertian-keluarga-berencana/
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1602420014/BAB_2.pdf
http://kebidananfull.blogspot.com/2013/06/macam-macam-metode-kontrasepsi.html
https://www.academia.edu/38418137/Sejarah_Perkembangan_Program_KB_di_Indonesia_Angg
ia_ZY_
Tim Penyusun, Gerakan Keluarga Berencana, jakarta 1990Jak.ekonomi universitas Indonesia,
Solusi bagi Pembangunan Bangsa info demografi wahana Peningkatan Pengetahuan
Kependudukan
5 tahun HIII, nomor 1, 2005, jakarta.,2000,
 Pedoman Penggarapan Peningkatan Partisipasi Pria dalam Program KB dan Kesehatan
Reproduksi yang Berwawasan &ender 
http::jurnalbidandiah.blogspot.$om:2012:0*:program-kb-di-
indonesia.htmlMi8GG37meraIJmhttp::id.wikipedia.org:iki:keluargaN
%eren$anahttp::bkkbn.go.id

Anda mungkin juga menyukai