Anda di halaman 1dari 19

Penggunaan Alat Kontrasepsi Menurut Islam

Makalah dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam


Dengan dosen pembimbing : Nur Aksin, S.Ag.,M.Si

Disusun oleh :
Kelompok 6 kelas 1.A1
Nama kelompok :
1. Ryan Ahmad Syahada (P1337420119002)
2. Choyum Choirun T.H (P1337420119004)
3. Alfina Anggraeni (P1337420119006)
4. Mayckel Pramudya (P1337420119008)
5. Zikry Ardian (P1337420119010)
6. Favian Rajendra Syafiq (P1337420119012)

PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019/2020

i
MOTTO

”Harga kebaikan manusia diukur menurut apa yang telah dilaksanakan atau
diperbuatnya.” (Ali Bin Abi Thalib)
"Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang
harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka
menyukainya atau tidak." (Aldus Huxley)

i
i
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah dengan judul “alat kontrasepsi pada pria dan wanita


dalam islam dan kesehatan” telah dibuat oleh :
Kelompok :6
Hari / Tanggal :

Dosen Pembimbing

Nur Aksin, S.Ag.,M.Si

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tak lupa shalawat serta salam
kami haturkan pada nabi agung Muhammad SAW yang kami harapkan
syafaatnya di yaumul kiamah nanti.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Nur Aksin, S.Ag, M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Pendidikan Agama Islam,
2. Teman-teman yangtelah berkontribusi dalam menyelesaikan makalah
tentang alat kontrasepsi menurut pandangan islam,
3. Semua pihak yang telah mendukung,memberikan arahan atau
bimbingan dan mendoakan kami dalam pembuatan makalah.
Dalam makalah ini kami mengangkat topik tentang “Alat
Kontrasepsi Menurut Pandangan Islam” . Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini sehingga kami
membutuhkan saran dan kritik bagi semua pembaca agar makalah ini
menjadi lebih baik kedepannya. Semoga dengan pembuatan makalah ini
dapat bermanfaat bagi diri saya sendiri dan semua pembaca. Kurang
lebihnya kami mohon maaf dan mengucapkan terima kasih.

Semarang, 10 September 2019

1
2
DAFTAR ISI

JUDUL...........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................... 1
DAFTARISI.................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................3
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
a. Hukum Pemakain Alat Kontrasepsi Menurut Islam ? .......... 4
b. Al-Quran Atau Hadits Yang Mengatur Tentang Pemakaian
Alat Kontrasepsi ................................................................... 5
c. Cara Pemakaian Alat Kontrasepsi Yang Baik Dan Benar Menurut
Islam ..................................................................................... 6
d. Analisis kualitas sperma …………………………………... 6
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan ........................................................................... 7
b. Saran ......................................................................................7
DAFTARPUSTAKA......................................................................................8

2
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kontrasepsi ialah penvegahan kehamilan dengan mencegah terjadinya
konsepsi. Terdapatberbagai cara kontrasepsi, antara lain kontrasepsi suntikan,
kontrasepsi oral, kontrasepsi intravaginal, kondom, dan alat kontrasepsi dalam
rahim. Kontrasepsi yang banyak digunakan para wanita adalah kontrasepsi
suntikan oleh lebih dari 10 juta wanita,sedangkan yang digunakan pria adalah
kontrasepsi kondom. Kontrasepsi ini dalam islam juga dijelaskan karena hal
initermasuk dalam permasalahan fikih serta kesehatan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana hukum pemakain alat kontrasepsi menurut islam ?
2. Bagaimana menurut al-quran atau hadits yang mengatur tentang pemakaian
alat kontrasepsi ?
3. Bagaimana cara pemakaian alat kontrasepsi yang baik dan benar menurut
islam ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hukum pemakain alat kontrasepsi menurut pandangan
islam
2. Untuk mengetahui surah atau hadits yang mengatur tentang pemakaian alat
kontrasepsi
3. Dapat memahami pemakaian alat kontrasepsi yang baik dan benar menurut
islam

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. HUKUM PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI MENURUT


PANDANGAN ISLAM
MUSLIMAH- Menurut pendapat mayoritas para ulama, hukum memasang
alat kontrasepsi adalah boleh-boleh saja selama masih sejalan dengan cara-cara
Islam. Misalnya, untuk menjaga jarak kelahiran antara satu anak dengan anak
berikutnya. Sebab, jarak kelahiran yang terlalu dekat memang kurang baik
untuk kesehatan anak, ibu, dan janin. Mengapa? Pertama, anak akan
kekurangan suplai ASI. Ketika seorang ibu hamil kembali dan ada anak yang
masih berada dalam masa penyusuannya, maka produksi ASI yang
dihasilkannya akan berkurang. Menurut dokter, sekurang-kurang 6 bulan jika
Anda ingin hamil kembali setelah Anda melahirkan. Kedua, kondisi ibu belum
pulih benar. Setelah hamil selama lebih dari 9 bulan, kemudian melahirkan,
maka seorang ibu membutuhkan waktu untuk membuat tubuhnya kembali fit.
Apalagi jika masih ada bayi yang membutuhkan perhatian ekstra seorang ibu.
Memang, inilah perjuangan seorang ibu. Tapi, pastikan juga Anda tetap
menjaga kesehatan Anda dan keluarga Anda. Ketiga, janin yang dikandung
memiliki resiko lebih besar dan lebih tinggi untuk lahir prematur, bayi
meninggal, dan bayi cacat lahir. Karena itu, tunggulah sampai setahun dua
tahun untuk kembali hamil.
Alasan lain diperbolehkannya KB adalah karena pertimbangan
kesejahteraan penduduk yang diidam-idamkan oleh bangsa dan negara. Sebab
kalau pemerintah tidak melaksanakannya maka keadaan rakyat di masa datang,
diprediksi akan menderita. Inilah yang dalam nalar fiqih Islam disebut dengan
‘Sadd al-Dzarî’ah’ (upaya preventif agar tidak terjadi sesuatu yang
menimbulkan dampak negatif).
Oleh karena itu, pemerintah menempuh suatu cara untuk mengatasi ledakan
penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan perekonomian nasional
dengan menyelenggarakan program KB, untuk mencapai kemaslahatan seluruh

4
rakyat.Upaya pemerintah tersebut, sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang
berbunyi:

5
3
‫َصرُّ فُ اأْل ِ َماِم َعلَى الرَّا ِعيَّ ِة َمنُوْ طٌ بِ ْال َمصْ لَ َح ِة‬
َ ‫ت‬
“Kebijaksanaan imam (pemerintahan) terhadap rakyatnya bisa dihubungkan
dengan (tindakan) kemaslahatan.” Yang diperbolehkan untuk pemasangan alat
kontrasepsi bagi wanita adalah IUD (ADR), pil, obat suntik, susuk, cara-cara
tradisional dan metode yang sederhana, seperti minum jamu.
Sedangkan bagi pria biasanya mengenakan kondom ketika berhubungan
intim. Ini juga bagian dari cara untuk mencegah terjadinya kehamilan pada
sang istri. Dan soal kondom ini dibolehkan dalam Islam, merujuk pada hadits
Nabi tentang ‘azl (mengeluarkan sperma di luar) ketika berhubungan intim.
Nabi Saw. bersabda,“Kami pernah melakukan ‘azal (coitus interruptus) di
masa Rasulullah s.a.w., sedangkan al-Quran (ketika itu) masih (selalu) turun.”
(H.R. Bukhari-Muslim dari Jabir).
Pada hadis lain,“Kami pernah melakukan ‘azl (yang ketika itu) nabi
mengetahuinya, tetapi ia tidak pernah melarang kami.” (H.R. Muslim, yang
bersumber dari ‘Jabir juga). Alat kontrasepsi yang dilarang dalam Islam adalah
bila wanita melakukan Menstrual Regulation (MR atau pengguguran
kandungan yang masih muda); Abortus atau pengguguran kandungan yang
sudah bernyawa; Ligasi Tuba (mengikat saluran kantong ovum) dan tubektomi
(mengangkat tempat ovum). Kedua istilah ini disebut sterilisasi. Sedangkan
larangan untuk pria adalah vasektomi (mengikat atau memutuskan saluran
sperma dari buah zakar).
Demikian tentang hukum pemasangan alat kontrasepsi. Kesimpulannya:
memasang KB atau alat kontrasepsi itu boleh hukumnya selama adanya
beberapa alasan yang dibolehkan dalam syariat, seperti untuk menjaga
kesehatan ibu dan anak serta untuk menjamin kesejahteraan rakyat. Wallahu
a’lam bil-shawab! Khunaefi dari berbagai sumber

4
B. HADITS TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI
Para ulama membolehkan penggunaan obat pencegah kehamilan atau alat
kontrasepsi Jika ada sebab yang dibenarkan dalam syariat. Namun sebelum
membahas lebih lanjut tentang sebab-sebab yang diperbolehkan, kita lihat dulu
tujuan dan dalil-dalil yang melatarbelakangi hukum asalnya. Allah ta’ala
berfirman tentang keluarga dan keturunan:

‫ت ۚ أأَفَبِ ْالبَا ِط ِل‬


ِ ‫َوهَّللا ُ َج َع َل لَ ُك ْم ِم ْن أَ ْنفُ ِس ُك ْم أَ ْز َواجًا َو َج َع َل لَ ُك ْم ِم ْن أَ ْز َوا ِج ُك ْم بَنِينَ َو َحفَ َدةً َو َر َزقَ ُك ْم ِمنَ الطَّيِّبَا‬
َ‫ت هَّللا ِ هُ ْم يَ ْكفُرُون‬ ِ ‫ي ُْؤ ِمنُونَ َوبِنِ ْع َم‬
Arab-Latin: Wallāhu ja'ala lakum min anfusikum azwājaw wa ja'ala lakum
min azwājikum banīna wa ḥafadataw wa razaqakum minaṭ-ṭayyibāt, a fa bil-
bāṭili yu`minụna wa bini'matillāhi hum yakfurụn
Artinya : “Allah menjadikan bagimu istri-istri dari jenismu sendiri dan
menjadikan bagimu dari istri-istrimu itu anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezeki dari yang baik-baik.” (QS. An-Nahl: 72)
Allah ta’ala juga berfirman:

‫ك ثَ َوابًا َوخَ ْي ٌر أَ َماًل‬


َ ِّ‫ات َخ ْي ٌر ِع ْن َد َرب‬ ُ َ‫ْال َما ُل َو ْالبَنُونَ ِزينَةُ ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا ۖ َو ْالبَاقِي‬
ُ ‫ات الصَّالِ َح‬

Arab-Latin: Al-mālu wal-banụna zīnatul-ḥayātid-dun-yā, wal-bāqiyātuṣ-


ṣāliḥātu khairun 'inda rabbika ṡawābaw wa khairun amalā
Artinya : “Harta dan anak-anak adalah perhiasaan kehidupan dunia.” (QS. Al-
Kahfi: 46)
Dari 2 ayat diatas kita bisa tau bahwa hukum asal membatasi atau
menghentikan kelahiran adalah haram, karena tidaklah Allah menganugrahkan
anak melainkan itu adalah rezeki yang baik. Bahkan Rasulullah shalallahu
‘alaihi wassalaam dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan An-
Nasai rahimahumallah, melarang sahabat Ma’qil bin Yasar al-Muzani
radhiyallahu ‘anhu ketika akan menikahi wanita cantik yang berasal dari
keturunan terhormat, namun tidak bisa memiliki anak mandul).

5
Hadits ini menunjukkan anjuran untuk memperbanyak keturunan, dan ini
termasuk tujuan utama dari pernikahan. (Khataru Tahdiidin Nasl 8/16 Syaikh
Muhammad bin Jamil Zainu) Adapun secara tujuan biasanya terbagi menjadi
3; Pertama, Membatasi keturunan: yaitu menghentikan kelahiran secara
permanen setelah memiliki keturunan dengan jumlah tertentu. Tujuannya
memang untuk membatasi jumlah keturunan.
Membatasi keturunan yang tujuannya seperti ini diharamkan secara mutlak
dalam agama Islam, sebagaimana keterangan Lajnah daaimah yang dipimpin
oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz (Fatawal Lajnatid Daaimah, (9/62) no
(1584)), dan Keputusan majelis al Majma’ al Fiqhil Islami (Majallatul
Buhuutsil Islaamiyyah (30/286)). Karena ini bertolak belakang dengan tujuan
mulia syariat Islam, yaitu memperbanyak keturunan. Kedua, Mencegah
kehamilan: yaitu menggunakan cara-cara yang diharapkan bisa menghalangi
seorang dari kehamilan, seperti: ‘Azl (menumpahkan sperma laki-laki di luar
vagina), mengonsumsi obat-obatan yang dapat pencegah kehamilan,
memasang penghalang dalam vagina (Spiral), menghindari hubungan suami
istri ketika masa subur, dan yang semisalnya (Fatwa Haiati Kibarul ‘Ulama’
(5/114 – Majallatul Buhuutsil Islaamiyyah)).
Pencegahan kehamilan seperti ini juga diharamkan dalam Islam, kecuali jika
ada sebab yang dibolehkan dalam syariat. Syaikh Shaleh al-Fauzan berkata:
“Aku tidak menyangka ada seorang ulama ahli fikih pun yang menghalalkan
untuk mengonsumsi obat-obatan pencegah kehamilan, kecuali jika ada sebab
yang dibolehkan dalam syariat, seperti wanita yang tidak mampu menanggung
kehamilan karena menderita penyakit, yang jika dia hamil justru akan
membahayakan kelangsungan hidupnya.
Ini semua dikecualikan dalam rangka untuk menghindari mudharat (bahaya)
dan menjaga kelangsungan hidup bagi wanita tersebut, karena sesungguhnya
syariat Islam datang untuk mewujudkan kemaslahatan (kebaikan) dan
mencegah kerusakan.

5
C. CARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI MENURUT AGAMA
ISLAM
Terkait memakai alat kontrasepsi, jika kita melihat penjelasan diatas maka
hukumnya boleh/halal jika sesuai dengan sebab-sebab yang diperbolehkan
dalam syariat. Namun dalam prakteknya ada adab-adab yang perlu dijaga,
seperti;
1. Pilihlah alat kontrasepsi yang pemasangannya tidak mengharuskan
terbukanya aurat utama (kemaluan dan dubur) di hadapan orang lain.
Karena aurat utama wanita secara hukum asal hanya boleh dilihat oleh
suaminya, adapun selain suami hanya diperbolehkan jika kondisi sangat
darurat atau terpaksa untuk keperluan pengobatan.
2. Pilihlah alat kontrasepsi yang mudah dan tidak membahayakan kesehatan,
atau yang paling ringan efek sampingnya terhadap diri sendiri, karena salah
satu dari kebiasaan baik Rasulullah shallalahu ‘alaihi wassalaam adalah
jika diberi pilihan maka beliau selalu memilih yang paling mudah.
D. Analisis Kualitas Sperma
Pemeriksaan semen secara labiratoris adalah suatu langkah utama untuk
menegakkan diagnosa infertilitas. Hasil pemeriksaan yang didapat menunjukan
kapasitas produksi sperma oleh testis dan memberi informasi dan potensi dan
fungsi saluran kelamin. Analisa semen antara lain memeriksa volume,
viskositas, PH, warna dan bau semen. Sebelum analisis semen dilakukan, orang
yang akan diperiksa sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual (atau lebih
khusus ejakulasi) 48-72 jam sebelum pengambilan contoh. Semen yang akan
dianalisis diperoleh dengan cara masturbasi kedalam wadah tertentu atau dapat
pula menggunakan kondom khusus. Kontrol kualitas analisa sperma diperlukan
untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan sistematik serta varibilitas yang
tinggi melalui metode metode berikut : Analisis makroskopik ; Analisis
mikroskopik ; uji bio kimiawi ; uji imunologi ; uji mikrobiologi ; proses
otomatisasi ; prosedur ART ; simpan beku sperma (frozen sperm).
1. Metode Swim-up

6
Metode sederhana ini dikembangkan oleh maha devan. Teknik (metode)
Swim-up digunakan untuk analisa ketidaksuburan atau pemandulan
(bergerak aktifnya spermatozoa).
Langkah langkah analisis Swim-UP
a) Pendonor yang telah mengalami ejakulasi, semennya dimasukkan ke
dalam tabung kaca. Kemudian sampel diambil dengan pipet dan di cuci
dengan menggunakan larutan asam untuk menghilangkan sel virus,
bakteri, dan jamur.
b) Sampel sperma dilakukan sentrivuge selama 15 menit.
c) Kemudian supernatant yang terbentuk dibuang, pellet dipisahkan dalam
2,5ml medium, kemudian di sentrivugo lagi.
d) Setelah supoernatant di pisahkan, ellet dilapisi dengan medium dan di
inkubasi selama 60 menit dengan suhu 370 derajat celcius
e) Setelah diinkunbasi, cairan semen diukur dengan alat untuk mengetahui
aktif tidaknya sel sel sperma.Setelah melewati beberapa proses, maka sel
sperma yang aktif yang akan dipergunakan.
2. Metode pengendapan migrasi
Metode pegendapan migrasi adalah metode Swim-UP dengan penambahan
sendimentasi atau endapan
Langkah langkah metode pengendapan migras :
a) Ambilah beberapa sampel
b) Ambil alat alat yang diperlukan untuk metode pengendapan migrasi
(tabung plastik dan gelas kaca yang berbentuk kerucut)
c) Alirkan cairan semen kedalam medium supernatant
d) Kemudian sedimentasi tersebut dimasukan kedalam tabung plastik
atau gelas kaca selama 1 jam
e) Setelah 1 jam, maka konsentrat spermaozoid bereaksi didalam tabung
sehingga spermatoza motil dapat terisolasi oleh suntikan semen ICS (intra
citro plasmid)
3. Metode ini merupakan suatu teknik yang menggunakan keseluruhan
volume, sehingga terjadi peningkatan kepadatan berangsur-angsur puncak

6
secara gradual menghasilkan total jumlah spermatozoa motif lebih tinggi.
Metode ini menggunakan prinsip kepadatan gradient configuration yaitu
menggunakan material gradient untuk menyiapkan spermatozoid

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara
atau menetap. Menurut pendapat mayoritas para ulama, hukum memasang alat
kontrasepsi adalah boleh-boleh saja selama masih sejalan dengan cara-cara
Islam. Memasang KB atau alat kontrasepsi itu boleh hukumnya selama adanya
beberapa alasan yang dibolehkan dalam syariat, seperti untuk menjaga
kesehatan ibu dan anak serta untuk menjamin kesejahteraan rakyat. Wallahu
a’lam bil-shawab! Khunaefi dari berbagai sumber.

B. Saran
Mahasiswa diharapkan dapat dapat memahami tentang masalah fikih yang
juga menjadi masalah kesehatan masyarakat indonesia. Tidak hanya menurut
satu sumber saja namun diharpkan dapat mencari dari berbagai sumber yang
benar akan kaidahnya menurut alquran dan hadits sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman yang kaprah.

7
DAFTAR PUSTAKA

 https://tafsirweb.com/4420-surat-an-nahl-ayat-72.html
 https://tafsirweb.com/4872-surat-al-kahfi-ayat-46.html
http://nurvita-
diahrahayu.blogspot.com/2012/03/kaidahfiqhiyah.htmlhttps://www.researc
hgate.net.
 Buku fikih kedokteran kontemporer karya DR. dr. Endy M. Astiwara, MA.
FIS.
 https://www.researchgate.net
 https://www.google.com/search?
q=gambar+kondom&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0a
hUKEwiA8Jy04LbkAhUa7nMBHV5QAjoQ_AUIEigB&biw=1366&bih=
608#imgrc=4Wb0j-8oAnj5uM:

8
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai