PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
Lidya Permata Sari
2010301015
HALAMAN JUDUL
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
Lidya Permata Sari
2010301015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
Lidya Permata Sari
2010301015
Oleh :
Tanggal : ………………………
HALAMAN PENGESAHAN
iii
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERILAKU AKTIVITAS FISIK DAN KENDALANYA PADA
ANAK DISABILITAS DI YOGYAKARTA
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
Lidya Permata Sari
2010301015
Dewan Penguji
Mengesahkan
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji Syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena nikmat dan Karunia-Nya
sehingga iman dan islam tetap terjaga, Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah utusan Allah SWT. Karena berkah dan Rahmat Allah SWT, serta pertolongan-Nya
lah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Aktivitas Fisik Dan Kendalanya Pada Anak Disabilitas Usia 7-13
Tahun Di Yogyakarta” ini dengan lancer dan tidak ada halangan yang berarti.
Begitu pula proposal skripsi yang telah penulis susun, masih banyak kekurangan yang
dilakukan. Penulis berharap kritik dan saran yang membangun, supaya tidak terjadi
kesalahan. Semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat untuk seluruh pembaca.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................9
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................9
D. Manfaat Penelitian........................................................................................9
E. Keaslian Penelitian......................................................................................11
BAB II...................................................................................................................16
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................16
A. Tinjauan Teoritis........................................................................................16
B. Tinjauan Pustaka........................................................................................37
C. Kerangka Konsep.......................................................................................51
BAB III..................................................................................................................52
METODE PENELITIAN....................................................................................52
A. Jenis Penelitian...........................................................................................52
B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................53
C. Sumber Data...............................................................................................53
D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................53
E. Teknik Analisis Data...................................................................................56
F. Validasi data................................................................................................57
G. Uji Keabsahan Data....................................................................................57
H. Etika Penelitian...........................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................61
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR SINGKATAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
aktivitas fisik bagi anak penyandang disabilitas sangat penting bagi kesehatan,
aktivitas fisik ini merupakan setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi
istirahat dan ditandai oleh modalitas, frekuensi, intensitas, durasi, dan konteks
dan perilaku pasif yang menetap (Cook et al., 2015; Davies, 2018; Protic &
Válková, 2018). Aktivitas fisik dibagi menjadi tiga jenis yakni aktivitas fisik
rendah, aktivitas fisik sedang, dan aktivitas fisik tinggi menurut (Dwivanissha,
2020). Aktivitas fisik yang di rekomendasikan untuk remaja adalah aktivitas yang
menyapu, mengepel , berkebun, dan olahraga yang sering dilakukan remaja yaitu
basket sepakbola, lari, voli, berenang, jogging, bersepeda menurut (Darni et al.,
2021).
yang signifikan dari populasi yang tidak memenuhi tingkat aktivitas fisik yang
2022, lebih dari 80% remaja dan 27% orang dewasa di Amerika tidak memenuhi
terjadi peningkatan prevalensi kegiatan fisik penduduk umur ≥10 tahun urutan
11
prevalensi urutan kegiatan fisik kurang di daerah DKI Jakarta di tahun 2018
sebanyak 47,8%, dibedakan tahun 2013 sebanyak 44,2%. Pada tahun 2018 grup
umur 15-19 tahun diurutkan kurang aktivitas fisik sebesar 49,6% dimana
kegiatan fisik kurang pada remaja laki laki sebanyak 36,4% dan remaja
disparitas yang tidak selaras antara kegiatan fisik dengan status gizi
mempunyai gizi lebih sebesar 49 orang (40,5%) sedangkan siswa yang aktivitas
Anak-anak dan remaja berusia 5-14 tahun yang melakukan aktivitas fisik
rata-rata 60 menit per hari dengan intensitas sedang hingga kuat dapat
membantu menjaga berat badan yang sehat (World Health Organization, 2020).
dibakar lebih sedikit dibandingkan jumlah kalori yang masuk dari makanan yang
al., 2020).
aktivitas fisik yang rendah menjadi faktor resiko utama untuk masalah kesehatan
dan meningkatkan angka kematian akibat masalah kesehatan. Orang yang tidak
melakukan aktivitas fisik yang cukup memiliki resiko lebih besar terkena
12
Aktivitas ini terutama dilakukan untuk menjaga fungsi anggota tubuh bekerja
dengan baik. Salah satunya dengan olahraga, olahraga pada umumnya bertujuan
untuk menjaga otot dalam tubuh bekerja secara optimal dari hari ke hari.
Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur bermanfaat untuk menjaga berat
memperkuat tulang dan otot (Kemenkes RI, 2019), Aktivitas fisik dapat
kepercayaan diri.
dengan aktivitas fisik rendah, 69,1% remaja yang tidak mengalami obesitas
dengan aktivitas fisik sedang, sedangkan 100% remaja yang tidak mengalami
interaksi antara individu dengan kondisi kesehatan atau gangguan dan faktor
gangguan pada struktur atau fungsi tubuh seseorang, keterbatasan aktivitas, dan
pada kehilangan atau kelainan pada struktur atau fungsi psikologis, fisiologis,
13
fisik, intelektual, mental, dan atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam
berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan
kesamaan hak. (Dinkes DIY, 2018) Di Brazil survei kesehatan nasional 2019
disabilitas sebanyak 17,3 juta mewakili 8,4% dari populasi dari jumlah tersebut
1,5% diantaranya adalah anak anak berusia dua hingga sembilan tahun dan 3,3%
disabilitas namun penting untuk dicatat bahwa statistik ini mungkin tidak
mencakup semua jenis disabilitas dan mungkin tidak mencerminkan data terbaru.
Sebuah studi yang lebih baru oleh UNICEF memperkirakan bahwa secara global,
12,5% anak-anak berusia 5-17 tahun memiliki disabilitas sedang hingga berat
2018, 3,3% anak usia 5-17 tahun di Indonesia menyandang disabilitas. Namun,
survei SUSENAS pada tahun 2018 dan 2021 menemukan persentase yang lebih
tercatat di Sulawesi Tengah sebesar lebih dari 7% dan terendah di Jambi sebesar
1,4%.
14
Namun, aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan kesehatan fisik dan
mental, rendahnya rasa percaya diri, biaya yang tinggi, kurangnya fasilitas atau
program yang dapat diakses, dan tidak ada akses ke penyedia layanan yang
aktivitas fisik sedang hingga berat setiap hari, dan mereka juga harus berusaha
melakukan aktivitas yang memperkuat tulang dan otot mereka setidaknya 3 hari
dalam seminggu. Program olahraga dan aktivitas fisik yang dirancang dan
Indonesia bisa sangat luas dan parah, yang berdampak pada kesehatan jangka
panjang, prestasi akademik, dan kepuasan hidup mereka. (Laili Hanifah, 2023)
kurangnya tempat yang aman dan mudah diakses untuk beraktivitas fisik, serta
15
norma budaya dan sosial yang lebih mengedepankan prestasi akademik daripada
aktivitas fisik. Partisipasi dalam aktivitas fisik dan olahraga bermanfaat bagi
bisa menjadi objek hinaan dan cemoohan atau dapat diabaikan dan ditinggalkan,
kinerja akademik yang buruk (Talab dan Sulaiman 2019). Bullying bisa lebih
diri yang relatif rendah, harga diri di bawah rata-rata, kurang percaya diri mereka
sendiri dan rasa frustrasi yang disebabkan oleh kegagalan mereka yang berulang-
ulang dalam bidang tertentu dalam fungsi sehari-hari. (Alsayyid, 2021). Paru
Pada anak disabilitas faktor yang dapat memicu gangguan kesehatan, seperti
jumlah anak yang kelebihan berat badan dan obesitas mengalami peningkatan
yang signifikan selama tiga dekade terakhir, yaitu sekitar 170 juta anak di bawah
menyebabkan banyak energi yang disimpan dalam bentuk lemak, sehingga orang
16
yang kurang melakukan aktivitas fisik cenderung menjadi gemuk. Anak yang
kelebihan berat badan. Perubahan indeks massa tubuh dapat terjadi pada
orangorang dari berbagai usia dan jenis kelamin. Setiap orang memerlukan
indeks massa tubuh yang normal untuk memperlancar aktivitas sehari-hari dan
lebih baik, peningkatan kekuatan otot, dan berat badan yang lebih rendah,
berpartisipasi dalam kegiatan fisik, seperti keterbatasan fisik atau mental, rasa
rendah diri, dan kurangnya fasilitas atau program yang dapat diakses. Penting
penting karena tingginya prevalensi kurangnya aktivitas fisik dan perilaku kurang
gerak di kalangan anak muda Indonesia. Menurut tinjauan ruang lingkup, belum
ada pedoman nasional khusus tentang aktivitas fisik dan perilaku kurang gerak di
17
QS. Jumuah Ayat 9-11
َلْيَس َع َلى اَاْلْع ٰم ى َحَر ٌج َّو اَل َع َلى اَاْلْع َر ِج َحَر ٌج َّو اَل َع َلى اْلَم ِرْيِض َح َر ٌج َّو اَل َع ٰٓلى َاْنُفِس ُك ْم َاْن َت ْأُك ُلْو ا
ِم ْۢن ُبُيْو ِتُك ْم َاْو ُبُيْو ِت ٰا َبۤا ِٕىُك ْم َاْو ُبُيْو ِت ُاَّم ٰه ِتُك ْم َاْو ُبُيْو ِت ِاْخ َو اِنُك ْم َاْو ُبُيْو ِت َاَخٰو ِتُك ْم َاْو ُبُي ْو ِت َاْع َم اِم ُك ْم َاْو ُبُي ْو ِت
َع ّٰم ِتُك ْم َاْو ُبُيْو ِت َاْخ َو اِلُك ْم َاْو ُبُيْو ِت ٰخ ٰل ِتُك ْم َاْو َم ا َم َلْكُتْم َّم َفاِتَح ٓٗه َاْو َصِد ْيِقُك ْۗم َلْيَس َع َلْيُك ْم ُجَناٌح َاْن َت ْأُك ُلْو ا َجِم ْيًع ا
ٰٓل
َاْو َاْش َتاًتۗا َفِاَذ ا َد َخ ْلُتْم ُبُيْو ًتا َفَس ِّلُم ْو ا َع ى َاْنُفِس ُك ْم َتِح َّيًة ِّم ْن ِع ْنِد ِهّٰللا ُم ٰب َر َك ًة َطِّيَبًة ۗ َك ٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ُهّٰللا َلُك ُم اٰاْل ٰي ِت َلَع َّلُك ْم
Artinya: "Tidak ada halangan bagi disabilitas netra, tidak (pula) bagi
disabilitas daksa, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu,
rumah) yang kamu miliki kuncinya atau (di rumah) kawan-kawanmu.Tidak ada
penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam
yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan
18
bahwa tidak ada pemerataan perilaku aktivitas fisik yang baik pada anak di
perilaku aktivitas fisik yang baik pada anak untuk dapat meningkatkan jumlah
anak dengan perilaku aktivitas fisik yang baik. Penelitian lain menemukan bahwa
jasmani dan olahraga. Oleh karena itu, penting untuk mempromosikan aktivitas
kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas fisik. (Tri Hadi Karyono et al., 2022)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah “Apakah Ada Faktor-Faktor Aktivitas Fisik Dan Kendala Pada Anak
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dibedakan menjadi 2 tujuan yaitu, tujuan umum dan
tujuan khusus :
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kelamin, genetik dll) pada anak disabilitas usia 7-13 tahun di Yogyakarta
Yogyakarta
19
c. Diketahuinya aktivitas fisik dan kendalanya pada anak disabilitas usia 7-
13 tahun di Yogyakarta
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan mata
2. Manfaat Praktis
a. Masyarakat
Yogyakarta
pengetahuan aktivitas fisik pada anak disabilitas dan guna menjadi bahan
c. Peneliti
penelitian selanjutnya.
20
21
22
E. Keaslian Penelitian
1. Cahyo Suwandaru, HUBUNGAN AKTIVITAS penelitian korelasional kelas X SMK Negeri hasil menerangkan tidak ada
Taufiq Hidayat FISIK DENGAN PRESTASI yang bertujuan untuk 1 Surabaya relasi atau hubungan yang
0,05.
2. Adilson Marquez et Prevalensi Aktivitas Fisik Di Penelitian ini didasarkan 100 remaja dari 105 Anak laki-laki dan anak
al., 2020 Kalangan Remaja Dari 105 pada survey cross- negara Perempuan menunjukkan
Rendah, Menengah, Dan remaja dari beberapa setengah dari anak laki-laki
23
laki-laki menunjukkan
3. Rafaela Brandao Anak-anak Dan Remaja Cross-sectional dengan Anak-anak dan Pengembangan kegiatan
Almeida et al., 2023 Dengan Disabilitas Metode kualitatif Remaja Disabilitas pengajaran tentang anak-anak
resmi universitas
4. Benjamin Zablotsky Disabilitas Perkembangan Cross-sectional dengan Anak Penyandang Anak laki-laki (4,66%) lebih
24
et al., 2023 Yang Didiagnosis Pada Anak wawancara responden Disabilitas dari tiga kali lebih
Perempuan (1,50%)
5. Fitria D . Andriyani Penelitian Aktivitas Fisik Dan Pengukuran berbasis Anak-anak sekolah Jumlah penelitian aktivitas
et al., 2020 Perilaku Kurang Gerak Pada perangkat, desain dasar fisik dan perilaku kurang
Metode campuran
6. Fitrianih Azzahrah, Hubungan Aktivitas Fisik Penelitian ini Anak usia sekolah di Hasil penelitian inni
Nourmayansa Vidya Dengan Risiko Obesitas Pada menggunakan desain SDN Grogol 02 menunjukkan bahwa ada
Anggraini, 2022 Anak Usia Sekolah Di SDN penelitian cross sectional Depok hubungan yang bermakna
probability sample
7. Leigh M Vanderloo, Aktivitas fisik di antara anak- Studi kualitatif empiris Anak-anak Aktivitas fisik di antara anak-
et al., 2022 anak penyandang disabilitas akan dipertimbangkan penyandang disabilitas anak muda (<5,99 tahun)
8. Arlene M, et al., Persepsi Orang Tua Terhadap Penelitian ini Anak Disabilitas Sepuluh penelitian disertakan,
2018 Fasilitator dan Hambatan menggunakan Pendekatan Intelektual yang berkisar dari kualitas
Dalam Melakukan Aktivitas meta-etnografi digunakan yang lemah hingga yang kuat.
26
Fisik Bagi Anak Dengan untuk mensintesis hasil Tujuh puluh satu tema
fisik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Aktivitas Fisik
aktivitas selama dalam perjalanan dan aktivitas lain yang dilakukan untuk
Kamboja 7,3% Filipina 7,7% Timor Leste 8,9% dan Afghanistan 10,1%
adalah negara negara dengan prevalensi aktivitas fisik yang cukup rendah
tiga dari negara negara tersebut berasal dari Asia Timur dan Tenggara
Kamboja, Filipina dan Timor Leste dari wilayah line negara negara
27
28
Afrika Utara 10,6% Amerika Latin dan Karibia 11,7% Sub-Sahara Afrika
12,1% dan Estonia dari Eropa tengah dan timur 16,4% negara-negara
(33,5 %). Jumlah ini mengalami peningkatan dari data Riskesdas 2013
2018).
Aktivitas fisik secara teratur dengan durasi dan intensitas yang memadai
seperti obesitas, penyakit jantung dan paru, penyakit tulang dan sendi,
kanker, depresi, asma, dan fungsi kognitif (Rahmah et al., 2021). Remaja
(Bates et al., 2020). Mengembangkan gaya hidup aktif sejak dini dapat
kognisi, dan kinerja skolastik pada remaja. Efek aktivitas fisik pada
fungsi neuroelektrik.
et al., 2023)
2023)
untuk menentukan intensitas dan jumlah kalori yang terbakar dari suatu
minggu
kategori berikut:
IPAQ:
kilokalori per kilogram berat badan per jam (atau 3,5 mililiter
al., 2020).
2020).
(2021).
waktu yang Anda habiskan untuk bekerja. Kalori yang terbakar per
jam per kilogram berat badan adalah satuan ukuran untuk MET.
apa pun sama dengan satu MET. Untuk menjelaskan fakta bahwa
aktivitas sedang empat kali lebih berat daripada duduk diam, kami
atau sedang.
dengan tenang.
2. .Disabilitas
a. Definisi Disabilitas
sekitar, serta sulit untuk ikut andil secara efektif dengan masyarakat lain
berdasarkan kesamaan hak. Difabel merupakan salah satu istilah lain dari
pada tahun 1998. Difabel atau differently able adalah orang dengan
diperhalus. Penghalusan kata ini bertujuan karena kata yang selama ini
b. Klasifikasi Disabilitas
1) Disabilitas Fisik
a) Tunanetra
(Dewi, 2022).
39
b) Tunarungu
c) Tunadaksa
2) Disabilitas Mental
a) Tunalaras
b) Tuna wicara
bahasa, isi bahasa, atau fungsi bahasa (Noviandari, H., & Huda,
T. F. 2018).
c) Hiperaktivitas
40
3) Disabilitas Intelektual
a) Tuna grahita
(Scandurra., 2019)
c) Anak berbakat
2022).
T. A. (2022).
fungsi dari panca indera, seperti tuna wicara, tuna netra, dan tuna
42
rungu.
c. Karakteristik Disabilitas
1) Tuna netra
2) Tunarungu
pengolaan kosakata,
3) Tunadaksa
dari lingkungannya.
4) Tunagrahita
(Sabdaniyah, 2019).
5) Tunalaras
44
6) Autism
8) Anak berbakat
lebih suka bergaul dengan orang yang usianya lebih tua dari
a) Herediter
45
b) Infeksi
2020).
c) Keracunan
a) Trauma
al., 2021).
b) Neonatal (1)
kelainan.
1) Usia Ibu
dengan hasil (OR= 5,2%, p value = 0,001), usia ibu yang terlalu
B. Tinjauan Pustaka
1. Aktivitas Fisik pada Anak Disabilitas
dijadikan referensi. Menurut studi oleh Widodo dan Sari, aktivitas fisik
Menurut laporan dari UNICEF dalam jurnal "Anak dengan Disabilitas dan
yoga, dan berjalan kaki. Olahraga yang dapat diikuti meliputi bola basket,
bola voli, dan renang. Senam dan yoga dapat membantu meningkatkan
dan senam tetap dapat diakses. Berjalan kaki dan bersepeda membantu
dan senam tetap menjadi pilihan yang baik untuk meningkatkan kesehatan
mereka.
seperti yang disebutkan oleh Sari Susanti (2019) dalam jurnal Informatika.
digunakan, yaitu Scadi, merupakan dataset baru yang belum banyak diteliti
kebugaran fisik. Oleh karena itu, disarankan agar aktivitas fisik pada anak
Selain itu, aktivitas fisik juga berpotensi meningkatkan kualitas hidup dan
kesehatan mental pada anak disabilitas. Oleh karena itu, ditekankan agar
aktivitas fisik ini diterapkan secara teratur dan sesuai dengan kondisi fisik
anak.
52
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pola aktivitas fisik pada anak
pada peningkatan keterampilan motorik halus dan kasar pada anak dengan
fisik, tetapi juga pada kualitas hidup anak disabilitas. Partisipasi rutin
ingat mereka.
penyakit jantung.
tingkat disabilitas fisik yang lebih rendah cenderung memiliki harga diri
disabilitas.
kesehatan mereka. Jurnal lain yang berjudul "Hubungan Asupan Gizi dan
Aktivitas Fisik dengan Status Gizi (Skor z IMT/U) Anak Usia 7-12
intelektual dapat berdampak negatif pada status gizi mereka. Oleh karena
sekitarnya.
kondisi kesehatan mereka. Kegiatan fisik yang terlalu intens atau tidak
dalam kegiatan fisik, penilaian terhadap kondisi fisik dan mental anak-
dibandingkan dengan yang lebih tua. Jenis kegiatan fisik yang dipilih juga
tersebut.
dukungan dan bantuan dari orang dewasa untuk melibatkan mereka dalam
melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan, berlari, dan melompat. Hal ini
atau kelemahan otot. Penelitian yang dilakukan oleh Fadillah dkk. (2020)
dan vitamin C. Namun, mereka memiliki asupan gizi kategori baik untuk
status gizi (skor z IMT/U) (p>0,05). Ada hubungan asupan energi dan
r=0,53) dengan korelasi sedang dan arah positif. Ada hubungan asupan
lemak dengan status gizi (skor z IMT/U) (p=0,001, r=-0,4) dengan korelasi
status gizi anak disabilitas intelektual. Hasil uji statistik Rank Spearman
status gizi (skor z IMT/U) (p>0,05). Ada hubungan asupan energi dan
r=0,53) dengan korelasi sedang dan arah positif. Ada hubungan asupan
lemak dengan status gizi (skor z IMT/U) (p=0,001, r=-0,4) dengan korelasi
kurang terlibat dalam aktivitas fisik yang melibatkan gerakan tubuh. Hal
penyakit jantung.
Oleh karena itu, penting bagi anak-anak disabilitas untuk terlibat dalam
jantung. Hal ini disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik dan pola makan
yang tidak sehat. Oleh karena itu, penting bagi anak-anak disabilitas untuk
terlibat dalam aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi fisik mereka dan
dan Nugraheni (2020) di Kota Semarang, Indonesia, faktor asupan gizi dan
disabilitas tunanetra.
aktivitas fisik, dan faktor-faktor lain seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat
disabilitas.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Kurniawan, Sari, dan Suryani (2019)
WHO (2010), aktivitas fisik yang teratur merupakan faktor protektif bagi
karena itu, aktivitas fisik yang baik sangat penting bagi anak disabilitas
dukungan keluarga, dukungan teman sebaya, dan aktivitas fisik yang baik
berikut:
lain-lain.
lain-lain.
oleh berbagai faktor seperti jadwal terapi, jadwal sekolah, dan lain-
lain.
oleh berbagai faktor seperti biaya terapi, biaya perawatan, dan lain-
lain.
lain.
C. Kerangka Konsep
Masa Prenatal:
a. Herediter
b. Usia Ibu
c. Infeksi Ibu saat Hamil
d. Keracunan
e. Merokok
Perintal:
a. Trauma
b. Persalinan
Perintal:
a. Prematuritas
b. BBLR
Disabilitas
63
Diteliti
Tidak diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
aktivitas fisik pada anak-anak disabilitas usia 7-13 tahun. Pemilihan metode ini
tersebut.
proses yang menghasilkan data deskriptif baik dalam bentuk kata tertulis maupun
lisan dari individu atau perilaku yang dapat diamati. Mereka menekankan
penelitian ini tidak hanya memandang individu atau organisasi sebagai variabel
atau hipotesis terpisah, melainkan sebagai bagian integral dari suatu keseluruhan
dengan jelas faktor-faktor yang terkait dengan perilaku aktivitas fisik pada anak-
anak disabilitas usia 7-13 tahun. Upaya ini diarahkan untuk mengumpulkan data
yang relevan terkait fakta dan fenomena yang berkaitan dengan faktor-faktor
tersebut.
65
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SLB Rela Bhakti I Gamping dengan waktu penelitian
C. Sumber Data
penelitian ini jenis dan sumber data yang penulis gunakan adalah: (Sugiyono,
2019)
wawancara secara lisan dengan pihak yang terkait yang dianggap perlu
langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.
66
67
orang-orang yang diteliti untuk mengumpulkan data (Sugiyono, 2019) Dalam hal
pengumpulan data ini, penulis terjun langsung pada objek penelitian untuk
berikut:
1. Metode Observasi
A., & Setiawan, J. 2018). Dalam observasi secara langsung ini, peneliti
4. Metode Dokumentasi
dan lain-lainnya.
a) Reduksi Data
penting. Proses ini membantu peneliti mendapatkan gambaran yang tepat dan
efektif dari data yang telah dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan
perilaku aktivitas fisik dan kendalanya pada anak disabilitas usia 7-13 tahun
di Yogyakarta.
b) Penyajian Data
teks tanpa penambahan yang tidak sesuai dengan fakta yang ada. Tujuan dari
penyajian data ini adalah untuk menyampaikan data yang sudah direduksi
dengan perilaku aktivitas fisik pada anak disabilitas usia 7-13 tahun.
perilaku aktivitas fisik dan kendalanya pada anak disabilitas usia 7-13 tahun
F. Validasi data
Menurut Ahyar (2020) ada tiga tipe triangulasi, yaitu triangulasi sumber,
penelitian, dengan melakukan cek dan ricek serta croscek terhadap prosedur
1. Credibility (Kebenaran)
2. Dependability (Kekonsistenan)
3. Transferability (Keteralihan)
4. Confirmability (Kepastian)
diperoleh.
H. Etika Penelitian
2. Anonymity (Anonimitas)
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
tidak akan diungkapkan secara publik dan hanya akan digunakan untuk
74
Keberhasilan penelitian tidak hanya diukur dari segi ilmiah tetapi juga dari
DAFTAR PUSTAKA
A., G. P., Apsari, N. C., & Mulyana, N. (2018). Penyandang Disabilitas dalam
Dunia Kerja. 1(8), 234–244.
Almeida, R. B., Cesar, G., Fiorini, R., & De, F. I. S. (2023). Anak-anak dan Remaja
dengan Disabilitas : Tantangan dalam Pelatihan Medis. 47(2).
Andryani, F. D., Biddle, S. J. H., Arovah, N. I., & Cocker, K. de. (2020). Penelitian
Aktivitas Fisik dan Perilaku Kurang Gerak pada Remaja Indonesia : Tinjauan
Ruang. https://doi.org/10.3390/ijerph17207665
Anggito, A., & Setiawan, J. (2023). Metodologi Penelitian Kualitatif. CV Jejak
(Jejak Publisher).
Azis, M., & Adila, N. . (2019). Analisis Kesulitan Belajar Membaca dan Menulis
Permulaan PAUD Di Kelompok Bermain Fun Islamic School. Al-Athfaal:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 100–110.
Brown, S., & Jones, M. (2023). Understanding the Disability Voting Gap in the UK
☆. Electoral Studies, 85(September), 102674.
https://doi.org/10.1016/j.electstud.2023.102674
Burhaein, E., & Saleh, M. (n.d.). Analisis Kebutuhan Instrumen Aktivitas Fisik pada
Disabilitas.
Carr, S., Atkin, A. J., Jones, A. P., & Milton, K. (2023). Pengobatan Pencegahan
Hubungan antara Kondisi Kronis dan Disabilitas dengan Aktivitas Fisik yang
Dilaporkan Sendiri di antara Orang Dewasa di Inggris. 177.
Daulay, N. A., Mayanjani, T., Wulandari, S., & Darmayanti, N. (2023). Pentingnya
Mengenali Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Tuna Laras. Innovative:
Journal Of Social Science Research, 3(3), 3652–3658.
Dewi, D. (2022). Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Tunanetra di SLB Negeri 1
Palopo. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo.
Ezeh, N. ., Anidi, O. C., & Nwokolo, B. . (2021). Body Language as a
Communicative Aid amongst Language Impaired Students: Managing
Disabilities. English Language Teaching, 14(6), 125–134.
Fadillah, A., Widajanti, L., & Nugraheni, S. A. (2020). Hubungan Asupan Gizi dan
Aktivitas Fisik dengan Status Gizi (Skor Z IMT/U) Anak Usia 7-12 Tahun
Penyandang Disabilitas Intelektual di Kota Semarang. Media Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 19(2), 108–115.
Fakhiratunnisa, S. A., Pitaloka, A. A. P., & Ningrum, T. K. (2022). Konsep Dasar
Anak Berkebutuhan Khusus. Masaliq, 2(1), 26–42.
Ginis, K. A. M., Ploeg, H. P. Van Der, Foster, C., Lai, B., Mcbride, C. B., Ng, K.,
Pratt, M., Shirazipour, C. H., Smith, B., Vásquez, P. M., & Heath, G. W. (n.d.).
Aktivitas Fisik 2 Partisipasi Penyandang Disabilitas dalam Aktivitas Fisik :
76
LAMPIRAN
79
79
80
81
82