Disusun oleh :
NIM : 1710301166
Disusun oleh :
NIM : 1710301166
2
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL
Disusun Oleh:
171030166
Oleh :
Tanda Tangan :
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat dan Karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian narrative reviewdengan
judul Pengaruh Pemberian Mulligan exercise Untuk Peningkatan Range Of Motion Pada
Osteoarthritis knee knee : Narrative Review” ini dengan baik.
Adapun tujuan penelitian proposal ini untuk memenuhi salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Fisioterapi (S.Ftr) bagi mahasiswa program S-1 di
Fakultas Ilmu Kesehatan program studi Fisioterapi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Terselesaikannya proposal ini juga tidak lepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini dengan rasa rendah hati dan rasa hormat yang sangat
dalam penulis ingin menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua pihak
yang telah memberikan bantuan baik dalam moril maupun materi baik langsung maupun
tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada yang Terhormat :
1. Warsiti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan di
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Dika Rizki Imania, M.Fis., AIFO-FIT, selaku Ketua Program Studi S1
Fisioterapi di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
4. Riska Risty Wardhani, M.Biomed selaku pembimbing, yang selalu membimbing
dan arahan dalam proses penyelesaian proposal ini.
5. Siti Khotimah, M.Fis selaku penguji I.
6. Ali Purnawan, Ayah tercinta telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang
serta perhatian moril maupun materil kepada penulis.
7. Sri Yatun, ibu tercinta yang selalu memberikan motivasi, dukungan serta dOA
kepada penulis.
8. Para dosen dan staf Program Studi Fisioterapi S1, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
4
9. Teman-teman seperjuangan Kelas C tdan juga teman – teman Kelompok
4th_Fisioterapi 2017 yang selalu memberikan semangat selama ini.
10. Kepada pihak-pihak yang ikut terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung yang telah memberikan masukan, dukungan, motivasi dan bantuannya
dalam menyelesaikan proposal.
11. Almamater tercinta dan yang penulis banggakan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak kekurangan.
Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis
mengucapkan mohon maaf atas segala kekurangan dan terima kasih atas bantuan yang
telah diberikan.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................8
C. Tujuan...............................................................................................................................8
D. Manfaat.............................................................................................................................8
BAB II METODELOGI NARRATIVE REVIEW.........................................................................10
A. Rancangan Narrative Review..........................................................................................10
B. Mengidentifikasi Pertanyaan Narrative Review..............................................................10
C. Mengidetifikasi Studi Yang Relevan...............................................................................11
D. Seleksi Artikel Yang Relevan..........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................17
LAMPIRAN................................................................................................................................19
DAFTAR TABEL
6
Table 2. 1 PICO................................................................................................................10
Table 2. 2 Keyword..........................................................................................................11
Table 2. 3 kriteria inklusi dan ekslusi..............................................................................14
Table 2. 4 Diagram flowchart..........................................................................................16
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kartu Bimbingan.....................................................................................................20
8
Lampiran 2 Time Schedule Narrative Review............................................................................21
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia merupakan salah satu fase kehidupan yang akan dilewati manusia. Seiring
Selain itu lansia memiliki resiko tinggi untuk mengalami beberapa penyakit yang
disebabkan oleh faktor usia. Osteoarthritis knee merupakan salah satu penyakit yang
menyerang lansia. Merupakan penyakit jangka panjang yang menyebab kan kemunduran
pada tulang rawan sendi sehingga dapat menimbulkan gesekan antar tulang yang
menyebabkan kekauan, timbulnya rasa nyeri yang dapat mengganggu kegiatan sehari
diartikan sebagai kondisi dimana terdapat gejala kecacatan pada integritas articular
tulang rawan yang ditandai dengan perubahan kapsula sendi (Yovita & Enestesia, 2015).
mengenai sendi penopang berat badan (weight bearing) misalnya pada panggul, lutut,
vertebra, tetapi dapat juga mengenai bahu, sendi-sendi jari tangan, dan pergelangan kaki.
Salah satu faktor resiko terjadinya OA adalah usia atau degeneratif, namun penyebabnya
OA sendiri di bagi menjadi dua, yaitu faktor yang dapat dicegah dan faktor yang tidak
dapat dicegah. Adapun untuk faktor yang dapat dicegah berupa indeks masa tubuh, yang
dapat dicegah antara lain indeks massa tubuh, konsumsi steroid, konsumsi kafein,
kerutinan olahraga, paritas, menyusui, merokok, kurang konsumsi kalsium dan vitamin
D, serta konsumsi alkohol. Sedangkan faktor yang tidak dapat dicegah adalah jenis
kelamin, usia, ras, riwayat keluarga, tipe tubuh dan menopause. faktor resiko diatas
pertumbuhan dan remodelling tulang diikuti dengan atrofi dan destruksi tulang
primer dan Osteoarthritis knee sekunder. Osteoarthritis knee primer disebut juga
Osteoarthritis knee idiopatik yang mana penyebabnya tidak diketahui dan tidak ada
hubungannya dengan penyakit sistemik, inflamasi, ataupun perubahan lokal pada sendi.
sendi yang berlebihan dalam aktifitas kerja, olahraga berat, adanya cedera sebelumnya,
penyakit sistemik, inflamasi, kondisi seperti trauma sendi, kelainan bawaan, faktor gaya
hidup, dan respon imun semua dapat menjadi pemicu terjadinya Osteoarthritis knee.
Radiografik tidak menunjukan adanya Osteoarthritis knee; Tahap 1: Hampir tidak ada
penyempitan ruang sendi dan kemungkinan ada Osteofit; Tahap 2 : Adanya osteofit dan
penyempitan; ruang sendi sangat jelas, sklerosis berat dan adanya deformitas tulang (No
2
Osteoarthritis knee merupakan penyakit kedua yang paling banyak ditemui di
dunia. Berdasarkan data WHO di Inggris terdapat ada 1,3 juta sampai 1,75 juta orang
tahun 2025 jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan
terus bertambah. Di Indonesia prevalensi kejadian Osteoarthritis knee sebesar 8.1% dari
pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia >61 tahun.(Suari et
al., 2015). Hasil riskesda tahun 2018 menyatakan prevalensi penyakit sendi di Indonesia
mencapai 7.3% dengan prevalensi tertinggi berada di provinsi aceh sebesar 13.3% dan
provinsi Sulawesi barat menjadi yang terendah dengan prevalensi sebesar 3.2%
sebanyak 5.6% sedangkan yang berdasarkan diagnosa dan gejala sebanyak 22.7%.
panggul 7.4%, kejadiannya pada wanita (8%) lebih tinggi dibanding laki-laki (6.7%).
Sedangkan prevalensi Osteoarthritis knee lutut 12.2%, perempuan (14.9%) lebih tinggi
daripada laki-laki (8.7%) diikuti peningkatan usia. Berdasarkan hasil penelitian diatas
dibandinggkan panggul.
Gambaran keluhan yang paling sering dirasakan oleh penderita OA yaitu nyeri
(66.66%), nyeri yang disertai dengan pembengkakan sendi (48.14%). Kekakuan sendi
gerak sendi diakibatkan oleh timbulnya osteofit dan penebalan kapsuler, muscle spasme
serta nyeri yang membuat pasien tidak mau melakukan gerakan secara maksimal sampai
batas normal, sehingga dalam waktu tertentu mengakibatkan keterbatasan lingkup gerak
sendi pada lutut. Keterbatasan gerak biasanya bersifat pola kapsuler yaitu gerakan fleksi
kualitas hidup, aktivitas hidup sehari-hari (ADL). 80% pasien dengan OA lutut
yang ditimbulkan akibat munculnya rasa nyeri. Nyeri dapat mengakibtakan penurunan
kekuatan otot, dimana otot sebagai stabilisator dari sendi lutut. Nyeri juga dapat
mengurangi luas gerak sendi penderita OA yang mengakibatkan penderita tidak leluasa
bergerak. Selain itu, gangguan kesemibangan juga menjadi permasalah lain pada
penderita OA, dimana Kerusakan pada rawan sendi menyebabkan ligament kendur dan
kapsul sendi mengalami kerusakan, sehingga reseptor proprioseptif yang terdapat pada
sendi, tulang, otot dan ligament mengalami gangguan. Proprioseptif berfungsi sebagai
diakibatkan oleh gangguan propioseptip, namun juga akibat adanya penurunan kekuatan
meningkatkan resiko jatuh pada penderita osteOArtritis knee, yang menyebabkan resiko
semakin lama akan memburuk, sehingga menjadikan sukar digerakkan dan pada
4
akhirnya akan terhenti pada posisi tertekuk. Pertumbuhan baru dari tulang, tulang rawan
dan jaringan lainnya akan menyebabkan sendi membesar, dan tulang rawan yang kasar
menyebabkan terdengarnya suara gemeretak pada sendi saat digerakkan. Secara klinis
akan menimbulkan rasa nyeri dan kekakuan pada sendi sehingga menurunkan Lingkup
Gerak Sendi. Penurunan LGS disebabkan oleh tidak adanya aktivitas fisik. Untuk
mempertahankan LGS sendi pada keadaan normal dan otot harus digerakkan secara
optimal dan teratur. Aktivitas fisik juga dianjurkan untuk terapi yang dapat
pergerakan sendi dan jaringan lunak, yang akan meminimalkan pembentukan kontraktur
(Wardhani, 2014).
(primer), fisioterapis dapat terlibat sebagai anggota utama dalam tim, berperan dalam
menangani kasus Osteoarthritis knee knee di Indonesia tertera dalam PMK RI Nomor 5
Tahun 2017 tentang Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
2015-2019 yang di dalamnya, kasus Osteoarthritis knee knee masuk ke dalam Penyakit
Tidak Menular (PTM) lainnya karena merupakan penyakit yang memerlukan durasi
No. 5 Tahun 2017, 2017) .Dengan program nasional yang dijalankan berupa
“GERMAS” atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Program tersebut meliputi antara
lain: Peregangan di tempat kerja yang dilakukan secara berkala dengan posisi statis
serta pemeriksaan kesehatan secara rutin sebagai upaya promotif dan preventif
kardiovaskular, paru, serta gangguan gerak dan fungsi tubuh lainnya. Fisioterapis juga
berperan dalam pelayanan khusus dan kompleks, serta tidak terbatas pada area rawat
inap, rawat jalan, rawat intensif, klinik tumbuh kembang anak, klinik geriatri, unit
stroke, klinik olahraga, dan/atau rehabilitasi. Salah satu tenik yang dapat diberika dalam
Mulligan exercise adalah salah satu teknik terapi manual yang dikembangkan
oleh Brian Mulligan yang dapat dilakukan untuk memberikan bantuan terhadap
permasalahan pada kasus penurunan keterbatasan gerak. Menurut Alagesan dkk (2011)
Controlled Trial yang menyatakan bahwa terdapat hasil peningkatan lingkup gerak sendi
peningkatan ROM sebesar 46% yang lebih besar dari kelompok Maitland Mobilization
yang menunjukkan sebesar 14% dan kelompok kontrol yang memiliki peningkatan
ROM 11%. dan pendapat dari Milazzo (2009) dalam Alagesan dkk (2011) yang
keterbatasan gerak pada sendi lutut. Mekanisme pengulangan gerak sendi aktif pada
6
teknik Mulligan yang dilakukan oleh pasien dan terapis secara berulang-ulang sehingga
akan mengembalikan fungsi dari kerja sendi. Hal ini sesuai dengan prinsip Mobilitation
with movement (MWM) yang menekankan kepada proses self-treatment yang dapat
mereduksi rasa nyeri pada saat menambahkan gerakan kepada sendi yang terbatas
dengan cara sendi digerakkan aktif oleh pasien sendiri (Pharmaceutical & Sciences,
2011).
Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini berupa WOMAC scale dan
Index) adalah indeks yang digunakan untuk menilai keadaan pasien dengan osteoartritis
pada lutut. Total 24 parameter yang terdiri dari nyeri, kekakuan (stiffness), fungsi fisik
dan social yang dibagi menjadi 3 sub bagian berupa : Nyeri (5 item): saat berjalan,
menggunakan tangga, di tempat tidur, duduk atau berbaring, dan berdiri tegak.
Kekakuan (2 item): setelah pertama kali bangun dan di kemudian hari. Fungsi Fisik (17
masuk/keluar dari mobil, berbelanja, memakai/melepas kaus kaki, bangun dari tempat
tidur, berbaring di tempat tidur, masuk/keluar dari mandi, duduk, naik / turun toilet,
tugas rumah tangga yang berat, tugas rumah tangga yang ringan. Istilah goniometri
berasal dari dua kata Yunani, gonia , yang berarti "sudut" dan metron, yang berarti
"pengukuran". Goniometer memiliki jenis yang berbeda; yang paling banyak digunakan
adalah goniometer standar universal, yang dibuat dengan alat plastik atau logam. Ini
terdiri dari lengan stasioner, lengan bergerak, dan titik tumpu. Jenis goniometer lain
yang digunakan untuk pengukuran lingkup gerak sendi adalah goniometer berlengan
Range Of Motion Knee Pada OsteOAtrithis. Narrative review adalah sebuah metode
yang sistematis, eksplisit dan reprodusibel untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan
sintesis terhadap karya-karya hasil penelitian dan hasil pemikiran yang sudah dihasilkan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam hasil penelitian ini sebagai
berikut:
8
1. Bagi keilmuan fisioterapi
osterthtritis Knee.
2. Bagi fisioterapis
3. Bagi masyarakat.
knee.
10
review bertujuan untuk mengidentifikasi dan merangkum artikel yang telah diterbitkan
sebelumnya, menghindari duplikasi penelitian, dan mencari bidang studi baru yang
google scholar, Pubmed, Sciencedirect, Pedro, dan medline dengan menggunakan kata
pencarian artikel. PICO merupakan salah satu kerangka kerja yang biasa yang biasa
pengaruh atau efektivitas suatu intervensi. Dimana PICO adalah : P (Population, Patient,
metode PICO peneliti dapat mencari literature yang sesuai dengan pertanyaan yang
sudah ada dalam kriteria inklusi an ekslusi yang dibuat sebelum pencarian literature
Table 2. 1 PICO
PICO Keterangan
P (Population, Osteoarthritis knee
Patient, Problem)
I (Intervenstion) Mulligan Exercise
C (Comparison), -
O(Outcome) Peningkatan Range Of Motion
Table 2. 2 Keyword
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kata kunci yang telah di identifikasi
yang berhubungan dengan topik yang akan di review agar dapat menemukan
artikel terkait dengan mudah dan sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan.
Of Motion”.
knee”.
Berdasaran kata kunci diatas peneliti dapat memilih artikel yang disesuaikan
dengan kriteria inklusi berdasarkan rentang tahun publikasi antara tahun 2011 –
2021 atau sepuluh tahun terakhir dengn artikel full text dengan memfokuskan
2. Database
a. PubMed
Amerika Serikat. Konten, yang diambil dari majalah ilmiah dan buku
b. Pedro
bukti berbasis web gratis yang relevan dengan fisioterapi. Ini dikelola
12
keefektifan layanan fisioterapi dengan memfasilitasi penerapan klinis dari
Basis data tersedia dalam banyak bahasa (Inggris, Italia, Prancis, Korea,
bendera di beranda.
c. Medline
Online) adalah situs yang dapat memperoleh jurnal ilmiah dalam bidang
medical atau medis, di mana cara dokter dapat menggunakan data data
dunia.
d. Sciencedirect
Humanities.
e. Google scholar
desiminasi hasil
penelitian yang telah dipublikasikan. Lebih dari itu, Google Scholar dapat
mensitasi artikelnya.
3. Kriteria Elegibility
Kriteria pada penelitian yang akan dicari dan digunakan sebagai referensi
dalam penelitian narrative review ini disusun dalam bentuk kriteria inklusi dan
14
D. Seleksi Artikel Yang Relevan
Hasil pencarian dari 5 databse diatas maka dilakukan screening judul. Screening
secara full text untuk melihat kesesuaian artikel yang ditemukan dengan kriteria inklusi
yang telah ditetapkan. Sehingga jumlah akhir jurnal yang didapatkan akan dapat review
pada akhir penelitian. Setelah itu artikel yang nantinya akan disintesis akan diektraksi
Total pencarian
teridentifikasi
(n=)
16
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kartu Bimbingan
Tanda
Konsultasi
Tanggal Materi Bimbingan dan Arahan tangan
ke
Pembimbing
30 –
Bimbingan judul dan mengganti judul ke
1 Desember - ACC
2
2020
16 - januari
2 Bimbingan judul dan ACC judul proposal ACC
- 2021
17 –
3 Februari - Bimbingan BAB 1 ACC
2021
21 – Maret
4 Revisi Bab 1 ACC
2021
6 – Mei -
5 Bimbingan BAB 1 dan BAB 2 ACC
2021
28 – Mei -
6 Revisi Bab 2 dan ACC ACC
2021
20
Lampiran 2 Time Schedule Narrative Review
No Kegiatan Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep
2020 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021
1 Pengajuan Judul
2 ACC judul
3 BAB I
4 Revisi BAB I
5 BAB I dan BAB II
6 Revisi BAB II
7 Seminar Proposal
8 Revisi Proposal
9 Penyerahan Proposal
10 BAB III
11 Revisi BAB III
12 BAB IV
13 Revisi BAB IV
14 Laporan Narrative Review
15 Ujian Narrative Review
16 Revisi
17 Naskah Publikasi
18 Penjilidan
19 Pengumpulan