Anda di halaman 1dari 342

Mahasiswa

MODUL KESEHATAN WANITA


PANDUAN TUTORIAL, PANDUAN PRAKTIKUM,
PANDUAN TUGAS MODUL KESEHATAN WANITA

Disusun Oleh

Siti Khotimah,SSt.Ft, M.Fis


Rizky Wulandari, M.Fis

FAKULTAS ILMU KESEHTAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI S1


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2016-2017
LEMBAR PENGESAHAN

MODUL KESEHATAN WANITA


BAGI MAHASISWA REGULER SEMESTER IV
CETAKAN KETIGA
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

Modul ini digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan


kegiatan belajar mengajar Modul Kesehatan Wanita
Program Studi S1 Fisioterapi
UNIVERSITAS „Aisyiyah Yogyakarta

Yogyakarta,

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Fisioterapi Koordinator Modul

Siti Khotimah, M.Fis Rizky Wulandari, M.Fis

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil‟alamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT


dapat menyelesaikan modul Kesehatan Wanita sehingga dapat digunakan mahasiswa
S1 Fisioterapi UNIVERSITAS „Aisyiyah Yogyakarta.
Modul Kesehatan Wanita berguna untuk memperkuat dasar keilmuan.
Diharapkan mahasiswa mampu membekali dirinya dengan keilmuan, sehingga
mahasiswa mampu menjadi fisioterapis yang profesional dalam melaksanakan
tugasnya. Amin.
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, Januari 2017

Penyusun

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar isi iv
Visi, Misi dan Tujuan Program Studi S1 Fisioterapi ……………… v
Ayat Suci Al Qur‟an ………………………………………………. vii

I. Deskripsi Modul ........................................................................ 1


II. Topik Tree .................................................................................. 1
III. Kompetensi Dasar ..................................................................... 2
IV. Rancangan Pembelajaran............................................................ 2
A. TUJUAN MODUL.................................................................. 2
B. KARAKTERISTIK MAHASISWA ....................................... 2
C. LEARNING OUTCOME ....................................................... 3
D. MATERI ................................................................................ 3
E. PRE ASSESMENT ............................................................... 3
F. STRATEGI PEMBELAJARAN ........................................... 4
G. SARANA PENUNJANG …………………………………… 6
H. AKTIFITAS PEMBELAJARAN .......................................... 6
I. PENILAIAN ……………………………………………….. 8
V. Lampiran – Lampiran ………………………………………... 12
A. LAMPIRAN MATERI
B. SUMBER PEMBELAJARAN MODUL / DAFTAR PUSTAKA

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


PANDUAN TUTORIAL

PANDUAN PRAKTIKUM

PANDUAN TUGAS

VISI, MISI, KEUNGGULAN DAN TUJUAN


PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

Visi
Menjadi program studi Fisioterapi terbaik di Indonesia tahun 2016
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan sarjana Fisioterapi dan pendidikan profesi yang
berkualitas, berkesinambungan dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan
tuntutan ketenagaan kesehatan pada tingkat nasional, regional maupun global
2. Mengembangkan Program Studi S1 Fisioterapi sebagai pusat pelatihan,
penelitian, pelayanan, dan rujukan pendidikan fisioterapi di tingkat Nasional
3. Merealisasikan pendidikan tinggi qur‟ani untuk menghasilkan lulusan S1
Fisioterapi dengan mengintegrasikan nilai-nilai qur‟ani
4. Menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan stakeholders
5. Mengembangkan pendidikan tinggi S1 Fisioterapi dengan keunggulan disaster
management
6. Mengembangkan organisasi program studi yang sesuai dengan tuntutan zaman
serta meningkatkan manajemen yang transparan dan berkualitas secara
berkelanjutan.
Keunggulan
Menjadi Program Studi S1 Fisioterapi dengan keunggulan disaster management
Tujuan
Menghasilkan ahli Fisioterapi yang berkompeten, profesional dan mampu

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


menerapkan nilai qur‟ani dalam pelayanan Fisioterapi kepada individu, kelompok
dan komunitas masyarakat, dengan kompetensi sbb:
a. Mampu menerapkan ilmu murni, ilmu sosial dan ilmu perilaku dalam praktek
Fisioterapi
b. Mampu melakukan pendekatan terhadap pasien/klien dalam upaya melakukan
asuhan Fisioterapi dimulai dari pendekatan kepada pasien/klien secara holistik
sampai pada respon pasien/klien
c. Mampu merumuskan diagnosis Fisioterapi baik yang aktual maupun yang
potensial
d. Mampu merencanakan tindakan Fisioterapi
e. Mampu mengimplementasikan dan memodifikasi tindakan Fisioterapi yang
efektif dan efisien
f. Mampu melakukan evaluasi dan re-evaluasi
g. Mampu berkomunikasi verbal dan non verbal serta berkoordinasi dengan
pasien/klien/keluarga, tenaga kesehatan lain dan juga mengakses perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan Fisioterapi
h. Mampu mengidentifikasi kebutuhan pasien/klien, menyusun tujuan pembelajaran
dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan fasilitas yang tepat serta
mengevaluasi dan memodifikasi hasil pembelajaran
i. Mampu memberdayakan sumber daya yang ada, bersikap profesional dan
berpartisipasi aktif dalam program pelayanan kesehatan.
j. Mampu melaksanakan penelitian pada bidang yang diminati, mulai dari
identifikasi masalah sampai pembuatan laporan dan publikasi hasil penelitian.
k. Mampu untuk patuh pada hukum, berperan pada kesehatan masayarakat,
memahami konsep peningkatan mutu, menjalankan praktik dengan landasan etika
profesi sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya.
l. Kemampuan menjunjung tinggi etika moral dan profesionalisme
m. Meningkatkan dan mengembangkan diri dalam bidang Fisioterapi sesuai azas
belajar sepanjang hayat.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


n. Menilai kegiatan profesinya secara berkala, menyadari keperluan untuk
menambah pendidikannya, memiliki sumber-sumber pendidikan yang serasi dan
menilai kemajuan yang telah dicapai secara kritis
o. Mampu menjadi muslim berakhlak mulia dan berperan dalam dakwah.

Dengan Kemampuan seperti di atas, maka lulusan S1 Fisioterapi akan memiliki profil :
a. Menjadi Praktisi Fisioterapi
b. Menjadi Manajer Fisioterapi
c. Menjadi Konsultan Kesehatan
d. Menjadi Peneliti

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Ayat Suci Al Qur’an

 Al Hajj ayat 5

 "Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya kami
telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang
tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim,
menurut kehendak kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami
keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai
kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara
kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui
lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila
telah kami turunkan air hujan di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan
menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah".
(Q.S. Al-Hajj: 5)

 Al mu’minun ayat 12-14

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik. [QS. al-Mukminun (23):12-14]

 Al mu’min ayat 67

(Q.S.Al Mu‟min: 67) Artinya: “Dialah yang menciptakan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes air mani, sesudah itu dari segumpal darah. Kemudian
dilahirkan kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya
kamu sampai pada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan hidup lagi) sampai tua,
diantara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu (kami perbuat demikian), supaya
kamu sampai pada ajal yang ditentukan supaya kamu memahaminya.
 Al qiyamah ayat 37-38

Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani
itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya.

(Al-qiyamah:37:38)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


I. DESKRIPSI MODUL

Modul ini akan dijalankan dalam 7 minggu pada tahun 2016/2017 untuk
mahasiswa semester empat. Pada modul ini mahasiswa akan dibekali
pengetahuan tentang Kesehatan wanita. Pemahaman yang mendalam pada
modul ini akan memunculkan motivasi dan upaya belajar mahasiswa untuk
selanjutnya. Selain itu pada modul ini mahasiswa mulai mampu menguasai
konsep-konsep teoritis kefisioterapian dan ilmu-ilmu dasarnya dari Fisioterapi
Kesehatan Wanita.
Modul Fisioterapi Kesehatan wanita yang dipelajari oleh mahasiswa meliputi
Konsep/Paradigma Fisioterapi pada kesehatan wanita, Konsep fisioterapi pada
kesehatan reproduksi, Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita dan pria,
Patologi sistem reproduksi (Ginekologi (kanker/tumor payudara, serviks),
Perkembangan reproduksi remaja, Perubahan fungsional kehamilan, Patologi
dan problematik kehamilan, Proses Fisioterapi pada pre natal (Kehamilan),
Fisioterapi pre natal exercise (senam hamil), Proses Fisioterapi pre dan post
bedah peralinan dan ginekologi (assesment-evaluasi), Proses Fisioterapi pada
persalinan fisiologis dan Patologis (Vacum)(senam nifas), Physical agent
Fisioterapi pada kesehatan wanita, Manajemen laktasi dan kontrasepsi,
Menopause dan Andropause.
Modul ini akan dipelajari dengan menggunakan strategi problem based-
learning (PBL), dengan metode diskusi tutorial menggunakan seven jump, kuliah,
praktek dan belajar keterampilan klinik.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


II. TOPIC TREE BLOK FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA,
GERIATRI DAN WELLNESS

FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Konsep/Paradigma Fisioterapi Proses Fisioterapi pada pre


pada kesehatan wanita natal (Kehamilan)

Konsep fisioterapi pada Fisioterapi pre natal exercise


kesehatan reproduksi (senam hamil)

Proses Fisioterapi pre dan


Anatomi dan fisiologi sistem
post bedah peralinan dan
reproduksi wanita dan pria
ginekologi

Patologi sistem reproduksi


Proses Fisioterapi pada
(Ginekologi (kanker/tumor
persalinan fisiologis dan
payudara, serviks)
Patologis

Perkembangan reproduksi Modalitas Fisioterapi pada


remaja kesehatan wanita

Perubahan fungsional Manajemen laktasi dan


kehamilan kontrasepsi

Patologi dan problematik Menopause dan Andropause


kehamilan

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


III. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada akhir modul ini diharapkan mahasiswa mampu menguasai konsep
teoritis pada bidang keilmuan fisioterapi tentang sistem reproduksi wanita dan
problematikannya dan mampu menguasai konsep teoritis pelaksanaan praktek
fisioterapi pada kesehatan wanita dan Mampu mengaplikasikan tindakan teknis
fisioterapi pada lingkup yang luas terkait dengan fisioterapi kesehatan wanita.

IV . RANCANGAN PEMBELAJARAN
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN MODUL
Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis tentang Konsep/Paradigma
Fisioterapi pada kesehatan wanita, Konsep fisioterapi pada kesehatan reproduksi,
Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita dan pria, Patologi sistem
reproduksi (Ginekologi (kanker/tumor payudara, serviks), Perkembangan
reproduksi remaja, Perubahan fungsional kehamilan, Patologi dan problematik
kehamilan, Manajemen laktasi dan kontrasepsi, Menopause dan Andropause.
Mahasiswa mampu mengaplikasikan tindakan teknis fisioterapi pada lingkup
yang luas terkait dengan Proses Fisioterapi pada pre natal (Kehamilan),
Fisioterapi pre natal exercise (senam hamil), Proses Fisioterapi pre dan post
bedah peralinan dan ginekologi (assesment-evaluasi), Proses Fisioterapi pada
persalinan fisiologis dan Patologis (Vacum)(senam nifas), Physical agent
Fisioterapi pada kesehatan wanita.

B. KARAKTERISTIK MAHASISWA
Modul ini diikuti oleh mahasiwa semester empat tahun 2015/2016
Program Studi S1 Fisioterapi reguler

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang Konsep/Paradigma Fisioterapi pada kesehatan wanita
2. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita dan pria
3. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis dan mampu
mengaplikasikan pada bidang keilmuan fisioterapi tentang Konsep
fisioterapi pada kesehatan reproduksi
4. Mahasiswa mampu mengkaji dan menyelesaikan masalah pada bidang
keilmuan fisioterapi tentang Patologi sistem reproduksi (Ginekologi
(kanker/tumor payudara, serviks)
5. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang Perkembangan reproduksi remaja
6. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis perubahan fungsional
proses kehamilan
7. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis tentang Patologi dan
problematik kehamilan
8. Mahasiswa mampu mengaplikasikan tindakan teknis fisioterapi pada
lingkup yang luas terkait dengan proses Fisioterapi pada pre natal
(Kehamilan) dari assessment sampai evaluasi.
9. Mahasiswa mampu mengaplikasikan tindakan teknis fisioterapi pada
lingkup yang luas terkait dengan Fisioterapi pre natal exercise atau senam
hamil
10. Mahasiswa mampu mengaplikasikan tindakan teknis fisioterapi pada
lingkup yang luas terkait dengan Proses Fisioterapi pre dan post bedah
peralinan dan ginekologi dari assesment sampai evaluasi.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


11. Mahasiswa mampu mengaplikasikan tindakan teknis fisioterapi pada
lingkup yang luas terkait dengan proses Fisioterapi pada persalinan
fisiologis (normal) dan Patologis (Vacum) dengan senam nifas.
12. Mahasiswa mampu mengaplikasikan tindakan teknis fisioterapi pada
lingkup yang luas terkait dengan Physical agent Fisioterapi pada
kesehatan wanita
13. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang manajemen laktasi dan kontrasepsi
14. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang menopause dan Andropause

D. PRE ASSESMENT
Kegiatan pembelajaran harus diikuti mahasiswa sebagai pra syarat untuk
mengikuti ujian akhir. Minimal keikutsertaan dalam kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
Kehadiran :

 Teori : 75%

*
 Tutorial : 100%

 Skill lab : 100%*

 Praktikum : 100%*

Catatan : * tidak hadir maksimal 2x pertemuan dlm 1 modul dengan


alasan yang dapat dipertanggungjwbkan :

o Sakit dibuktikan dengan surat keterangan dokter

o Musibah

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


o Tugas kampus dibuktikuan dengan surat tugas

E. STRATEGI PEMBELAJARAN
Minggu 1 dan Minggu 2
NO TOPIC STRATEGY DEPARTMEN LECTURER DURATION
T

1 Konsep/Paradigm Lecture Kesehatan Siti Khotimah, 2x2


a Fisioterapi Wanita M.Fis
pada kesehatan
wanita
2 Konsep Lecture Kesehatan Siti Khotimah, 2x2
fisioterapi pada Wanita M.Fis
kesehatan
reproduksi
3 Anatomi dan Lecture Anatomi Dika Rizki 2x2
fisiologi sistem dan Imania, M.Fis
reproduksi fisiologi
wanita dan pria

4 Patologi sistem Lecture, Patologi Lailatuz 2x2


reproduksi Zaidah, M.Or
Tutorial 2x2
(Ginekologi
(kanker/tumor
payudara,
serviks)

5 Perkembangan Lecture, Anatomi Dika Rizki 2x2

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


reproduksi tutorial Imania, M.Fis 2x2
remaja

6 Perubahan Lecture, Anatomi Anjarwati, 2x2


fungsional dan MPH
Tutorial 2x2
kehamilan Fisiologi

7 Patologi dan Lecture, Patologi Anjarwati, 2x2


problematik MPH
Tutorial 2x2
kehamilan

Minggu 3
N TOPIC STRATEG DEPARTMEN LECTURE DURATIO
O Y T R N

8 Proses Lecture, Asuhan Siti 2x2


Fisioterapi Fisioterapi Khotimah,
Tutorial, 2x2
pada pre Kesehatan M.Fis
natal Praktikum Wanita 2x2
(Kehamilan
)

9 Fisioterapi Lecture, Asuhan Siti 2x2


pre natal Fisioterapi Khotimah,
Tutorial, 2x2
exercise Kesehatan M.Fis
(senam Praktikum Wanita 2x2
hamil)

10 Proses Lecture, Asuhan Siti 2x2

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Fisioterapi Tutorial, Fisioterapi Khotimah, 2x2
pre dan Kesehatan M.Fis
Praktikum 2x2
post bedah Wanita
peralinan
dan
ginekologi

Minggu 4
NO TOPIC STRATEGY DEPARTMENT LECTURER DURATION

11 Proses Lecture, Asuhan Dika Rizki 2x2


Fisioterapi pada Fisioterapi Imania,
Tutorial, 2x2
persalinan Kesehatan M.Fis
fisiologis dan Praktikum Wanita 2x2
Patologis
(Vacum)(senam
nifas)

12 Physical agent Lecture, Asuhan Siti 2x2


Fisioterapi pada Fisioterapi Khotimah,
Tutorial, 2x2
kesehatan Kesehatan M.Fis
wanita Praktikum Wanita 2x2

Minggu 5
NO TOPIC STRATEG DEPARTMEN LECTURE DURATIO

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Y T R N

13 Manajemen Lecture, Kesehatan Anjarwati, 2x2


laktasi dan Wanita MPH
Tutorial, 2x2
kontrasepsi
Praktikum 2x2

14 Menopause Lecture Kesehatan Lailatuz 2x2


dan Wanita Zaidah,
Andropaus M.Or
e

F. AKTIFITAS PEMBELAJARAN
Aktivitas pembelajaran berikut ini dipersiapkan untuk memandu pada
mahasiswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran modul ini.

1. Diskusi Kelompok Kecil (DKK) atau Tutorial


Dalam diskusi kelompok, mahasiswa diminta memecahkan masalah
yang terdapat pada skenario yaitu mengikuti metode “Seven Jump-
Steps”, terdiri dari 7 langkah pemecahan masalah yaitu :

Step 1 : Clarifying unfamiliar terms

Mengklarifikasi istilah atau konsep; istilah-istilah dalam


skenario yang belum jelas atau yang menyebabkan
banyak interpretasi ditulis dan diklarifikasi terlebih
dahulu

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Step 2 : Problem definition

Masalah yang ada dalam skenario diidentifikasi dan


dirumuskan dengan jelas (bisa dalam bentuk
pertanyaan)

Step 3 : Brainstorming

Pada langkah ini setiap anggota kelompok melakukan


brainstorming mengemukakan penjelasan tentative
terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan di
step 2 dengan menggunakan pre-exiting knowledge

Step 4 : Analyzing the problem

Mahasiswa memberikan penjelasan secara sistematis


terhadap jawaban pada step 3, bisa juga dengan saling
menghubungkan antar konsep, klasifikasikan jawaban
atas pertanyaan, menarik kesimpulan dari masalah
yang sudah dianalisis pada step 3

Step 5 : Formulating learning issues

Mennetapkan tujuan belajar (learning objective);


informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
permasalahan dirumuskaan dan disusun secara
sistematis sebagai tujuan belajar

Step 6 : Self study

Mengumpulkan informasi tambahan dengan belajar


mandiri; kegiatan mengumpulkan informasi tambahan

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


dilakukan dengan mengakses informasi dari internet,
jurnal, perpustakaan, kuliah dan konsultasi pakar

Step 7 : Reporting

Mensintesis atau menguji informasi baru; mensintesis,


mengevaluasi dan menguji informasi baru hasil belajar
setiap anggota kelompok

Sedangkan teknis pelaksanaan kegiatan pembelajaran tutorial sebagai


berikut :

1) Setiap skenario diselesaikan dalam 1 minggu dengan 2 kali


pertemuan
2) Step 1-5 dilaksanakan pada pertemuan pertama dihadiri oleh
tutor
3) Step 6 dilaksanakan antara pertemuan pertama dan kedua,
dengan belajar mandiri tanpa kehadiran tutor
4) Step 7 dilaksanakan pada pertemuan kedua bersama dengan
tutor
5) Pentingnya learning atmosphere : keterbukaan dan kebersamaan
dalam belajar kelompok, mahasiswa berperan aktif dalam setiap
diskusi, bebas mengemukakan pendapat, tanpa khawatir
dianggap salah, diremehkan atau pendapatnya dinilai tidak
bermutu oleh temen-temennya.
2. Kuliah Pakar
Kuliah diberikan dalam rangka penataan pengetahuan/informasi yang
telah diperoleh oleh mahasiswa. Kuliah pakar akan berhasil guna dan
tepat guna apabila dalam suatu saat itu, pertemuan mahasiswa dengan

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


pakar, mahasiswa secara aktif mengungkapkan hal-hal yang ingin
dipahami.

3. Aktivitas Laboratorium (Praktikum)


Aktivitas ini merupakan aktivitas pembelajaran dalam rangka memahami
sesuatu informasi secara mantap. Mahasiswa diberi kesempatan untuk
melihat secara nyata melalui serangkaian percobaan yang dilakukan di
dalam laboratorium.

4. Konsultasi Pakar
Pada kesempatan ini mahasiswa diberikan kesempatan, secara
perorangan atau kelompok, untuk mendiskusikan secara khusus mengenai
suatu informasi dengan pakar yang bersangkutan. Diharapkkan
mahasiswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mantap sesuai
dengan informasi yang didiskusikan.

5. Pembelajaran mandiri
Aktivitas pembelajaran mandiri merupakan inti dari kegiatan pembelajaran
yang didasarkan pada paradigm pembelajaran mahasiswa aktif (student-
ceneter learning-SCL) Dalam hal ini secara bertahap mahasiswa dilatih dan
dibiasakan untuk belajar secara mandiri (tidak harus manunggu saat ujian
atau atas permintaan dosen).

6. Diskusi Kelas
Diskusi ini dilakukan dengan peserta seluruh mahasiswa dalam kelas.
Diskusi ini akan dihadiri oleh dosen pakar. Tujuan aktivitas pembelajaran
ini ialah untuk lebih memantapkan pemahaman semua informasi yang
telah ditelaah.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


G. PENILAIAN

Hasil penilaian, baik dinyatakan secara absolut maupun secara huruf untuk
menggambarkan mutu, didasarkan pada perolehan nilai:

NO KEGIATAN YANG DINILAI NILAI ABSOLUT

1 Kuliah teori/ UAS Modul 40%

2 Tutorial (2 skenario) 20%

3 Praktikum/skill lab (7 Skill lab dan 7 20%


Praktikum)

5 Tugas 20% 20%

Jumlah 100%

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


KUMPULAN MATERI

FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA

MATERI I

KONSEP /PARADIGMA FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

A. Definisi Kesehatan Wanita

Menurut INTERNATIONAL ORGANIZATION OF PHYSICAL


THERAPISTS IN WOMEN‟S HEALTH (IOPTWH, 2013) yang diambil dr WHO
(1997) : Women‟s health has commonly been defined as a state of

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


complete physical, mental, and social well being and not merely the
absence of disease or infirmity

B. Ruang Lingkup Kesehatan wanita

 The role of the physical therapist in women‟s health

 Evaluation, treatment, and education of women throughout the life


stages

 Education of students of physical therapy

 Education of health professionals or providers

 Education of the community at large

 The scope of knowledge for physical therapy practice in women‟s


health

 Promotion of research efforts in women‟s health and women‟s


health physical therapy

C. The role of the physical therapist in women‟s health

Expertise is demonstrated in the roles of educator, clinical practitioner,


consultant, researcher, and administrator. In all roles the physical
therapist considers and treats the woman as a „whole person‟, including
physical and emotional or psychosocial factors related to her health.

D. Evaluation, treatment, and education of women throughout the stages of


life Childbearing year

 Prevention of musculoskeletal dysfunction via education in posture,


body mechanics, and appropriate fitness routines and exercise

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


 Assessment and treatment of musculoskeletal or orthopedic
dysfunction related to pregnancy, childbirth, and infant care :
Sacroiliac joint dysfunction, pubic symphysis separation, low back
pain, etc.

 Management during high risk pregnancy, including bed rest/activity


restrictions

 Post-Cesarean section rehabilitation

 Pre-natal and postpartum care, including exercise, assistance with


breastfeeding and related issues, and ergonomics.

 Prevention or management of pelvic floor dysfunction

 Training the patient and, when appropriate, labor and delivery


partner in pain management strategies which might include
relaxation techniques, breathing awareness, positioning, massage

 Consideration of the individual needs of other patient populations:


women who have disabilities, those with specific cultural needs, the
pregnant athlete, the adolescent or older mother-to-be

E. Gynecological, urological and gasteroenterological conditions

1. Pelvic floor dysfunction – urinary and fecal incontinence, pelvic


organ prolapse, sexual dysfunction related to muscle weakness,
“overactivity”, and/or pain syndromes, related bowel elimination
dysfunction (which includes the management of such dysfunctions
in men and children)

2. Bladder and/or urethral pain and dysfunction

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


3. Chronic pelvic pain including, but not limited to: interstitial cystitis,
irritable bowel, constipation, endometriosis, dysmenorrhea, pre-
menstrual syndrome, dyspareunia, vulvodynia, sexual health

4. Post-gynecologic surgery rehabilitation, including lymphedema


management

5. Post-abdominal surgery rehabilitation

F. Other

1. Bone health – prevention and/or physical therapy management of


osteopenia, osteoporosis, and related health risks

2. Post breast surgery - musculoskeletal dysfunction, lymphedema


management

3. Management of fibromyalgia and chronic pain syndromes

4. Eating disorders – education, activities of daily living, development


of reasonable and safe exercise programs

5. Preparing for and managing the changes that occur during the
menopause

6. Healthy ageing and other geriatric considerations

7. Special considerations for the adolescent

8. Sports medicine issues unique to women

9. Cardiovascular issues unique to women or more prevalent in


women; prevention and rehabilitation

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


10. Treatment of female survivors of torture and/or abuse (domestic
violence, sexual abuse, emotional abuse and other physical abuse)

11. Stress related illnesses including physical strategies to enable


improved mental health

G. The scope of knowledge for physical therapy practice in women‟s health

 Basic sciences: anatomy, neurology, physiology, kinesiology,


biomechanics, pathology, histology, embryology, genetics

 Clinical sciences: obstetrics, gynecology, urology, gastroenterology,


knowledge of surgical procedures, neonatology, neurophysiology,
pharmacology, anesthesiology, endocrinology,nutrition,
orthopedics, rheumatology, exercise physiology

 Social sciences: psychology, sociology, statistics, research


methodology, communications, ethics, multicultural issues

 Clinical and academic teaching

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


MATERI II

KONSEP /PARADIGMA FISIOTERAPI PADA KESEHATAN REPRODUKSI

A. Konsep Pemikiran Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita

Menurut Imamah (2009) Pembangunan kesehatan bertujuan untuk


mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat
kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota
keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga,
supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda. Oleh sebab
itu wanita, seyogyanya diberi perhatian sebab :

1. Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria


berkaitan dengan fungsi reproduksinya

2. Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak yang


dikandung dan dilahirkan.

3. Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan


mengatas namakan “pembangunan” seperti program KB, dan
pengendalian jumlah penduduk.

4. Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Intemasional


diantaranya Indonesia menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai
kesehatan reproduksi dan kependudukan (Beijing dan Kairo).
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
5. Masih adanya kebiasaaan tradisional yang merugikan baik bagi kesehatan
perempuan secara umum maupun bagi perempuan hamil.

6. Di berbagai dunia masih terjadi berbagai diskriminasi yang berdampak


negatif terhadap kesehatan dan hak reproduksi perempuan.

7. Adanya ketidaksetaraan bagi perempuan dalam akses pendidikan,


pekerjaan, pengambilan keputusan dan sumber daya yang tersedia.

8. Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan wanita merupakan aspek paling


penting disebabkan pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh sebab
itu pada wanita diberi kebebasan dalam menentukan hal yang paling baik
menurut dirinya sesuai dengan kebutuhannya di mana ia sendiri yang
memutuskan atas tubuhnya sendiri.

B. Defenisi Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi yang sempurna dari fisik,


mental dan keadaan sosial (tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan/
kecacatan) dalam setiap persoalan yang berhubungan dengan sistem, fungsi
serta proses reproduksi. Konsep dan definisi lainnya yang juga disepakati dan
berkaitan dengan kesehatan reproduksi, yaitu kesehatan seksual, hak seksual,
dan hak reproduksi (Imamah, 2009).
Agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat, dalam pengertian fisik,
mental maupun sosial, diperlukan beberapa prasyarat :

1. Agar tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis baik pada perempuan
maupun laki-laki. Antara lain seorang perempuan harus memiliki rongga
pinggul yang cukup besar untuk mempermudah kelahiran bayinya kelak.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Ia juga harus memiliki kelenjar-kelenjar penghasil hormon yang mampu
memproduksi hormon-horman yang diperlukan untuk memfasilitasi
pertumbuhan fisik dan fungsi sistem dan organ reproduksinya.
Perkembangan-perkembangan tersebut sudah berlangsung sejak usia
yang sangat muda. Tulang pinggul berkembang sejak anak belum
menginjak remaja dan berhenti ketika anak itu mencapai usia 18 tahun.
Agar semua pertumbuhan itu berlangsung dengan baik, ia memerlukan
makanan dengan mutu gizi yang baik dan seimbang. Hal ini juga berlaku
bagi laki-laki. Seorang lakilaki memerlukan gizi yang baik agar dapat
berkembang menjadi laki-laki dewasa yang sehat.

2. Baik laki-laki maupun perempuan memerlukan landasan psikis yang


memadai agar perkembangan emosinya berlangsung dengan baik. Hal ini
harus dimulai sejak sejak anak-anak, bahkan sejak bayi. Sentuhan pada
kulitnya melalui rabaan dan usapan yang hangat, terutama sewaktu
menyusu ibunya, akan memberikan rasa terima kasih, tenang, aman dan
kepuasan yang tidak akan ia lupakan sampai ia besar kelak. Perasaan
semacam itu akan menjadi dasar kematangan emosinya dimasa yang
akan datang.

3. Setiap orang hendaknya terbebas dari kelainan atau penyakit yang baik
langsung maupun tidak langsung mengenai organ reproduksinya. Setiap
lelainan atau penyakit pada organ reproduksi, akan dapat pula
menggangu kemampuan seseorang dalam menjalankan tugas
reproduksinya. Termasuk disini adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual-misalnya AIDS dan Hepatitis B, infeksi lain pada organ
reproduksi, infeksi lain yang mempengaruhi perkembangan janin, dampak
pencemaran lingkungan, tumor atau kanker pada organ reproduksi, dan
ganguan hormonal terutama hormon seksual.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
4. Seorang perempuan hamil memerlukan jaminan bahwa ia akan dapat
melewati masa tersebut dengan aman. Kehamilan bukanlah penyakit atau
kelainan. Kehamilan adalah sebuah proses fisiologis. Meskipun demikian,
kehamilan dapat pula mencelakai atau mengganggu kesehatan
perempuan yang mengalaminya. Kehamilan dapat menimbulkan kenaikan
tekanan darah tinggi, pendarahan, dan bahkan kematian. Meskipun ia
menginginkan datangnya kehamilan tersebut, tetap saja pikirannya penuh
dengan kecemasan apakah kehamilan itu akan mengubah penampilan
tubuhnya dan dapat menimbulkan perasaan bahwa dirinya tidak menarik
lagi bagi suaminya. Ia juga merasa cemas akan menghadap i rasa sakit
ketika melahirkan, dan cemas tentang apa yang terjadi pada bayinya.
Adakah bayinya akan lahir cacat, atau lahir dengan selamat atau hidup.
Perawatan kehamilan yang baik seharusnya dilengkapi dengan konseling
yang dapat menjawab berbagai kecemasan tersebut.

C. Ruang lingkup permasalahan kesehatan reproduksi

Isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi kadang merupakan


isu yang pelik dan sensitif, seperti hak-hak reproduksi, kesehatan seksual,
penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, kebutuhan khusus remaja,
dan perluasan jangkauan pelayanan kelapisan masyarakat kurang manpu atau
meraka yang tersisih. Karena proses reproduksi nyatanya terjadi terjadi melalui
hubungan seksual, defenisi kesehatan reproduksi mencakup kesehatan seksual
yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup dan hubungan antar individu,
jadi bukan hanya konselingdan pelayanan untuk proses reproduksi dan PMS.
Dalam wawasan pengembagan kemanusiaan. Merumuskan pelayanan kesehatan
reproduksi yang sangat penting mengingat dampaknya juga terasa pada kualitas

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


hidup generasi berikutnya. Sejauh mana seseorang dapatmenjalankan fungsi dan
proses reproduksinya secara aman dan sehat sesungguhnya tercermin dari
kondisi kesehatan selama siklus kehidupannya, mulai dari saat konsepsi, masa
anak, remaja, dewasa, hingga masa pasca usia reproduksi.

Masalah kesehatan reproduksi ditinjau dari pendekatan siklus kehidupan


keluarga, meliputi :

a. Praktek tradisional yang berakibat buruk semasa anak-anak (seperti mutilasi,


genital, deskriminasi nilai anak, dsb);

Dibahas dalam pertemuan ICPD ( International conference on population


and development) di Kairo bahwa kebiasaan ini meningkatkan kerentanan anak
perempuan terhadap hak azasi manusia karena:

1. Sunat perempuan dilakukan terhadap anak perempuan yang tidak bisa


memberikan informed consent.

2. Ada kebiasaan di lingkungan budaya tertentu, di mana sunat


perempuan mengarah kepada genital mutilation, dan bisa berdampak
negatif pada kesehatan perempuan.

b. Masalah kesehatan reproduksi remaja (kemungkinan besar dimulai sejak


masa kanak-kanak yang seringkali muncul dalam bentuk kehamilan remaja,
kekerasan/pelecehan seksual dan tindakan seksual yang tidak aman);

c. Tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB, biasanya terkait dengan isu aborsi


tidak aman;

d. Mortalitas dan morbiditas ibu dan anak (sebagai kesatuan) selama kehamilan,
persalian dan masa nifas, yang diikuti dengan malnutrisi, anemia, berat bayi
lahir rendah;

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


e. Infeksi saluran reproduksi, yang berkaitan dengan penyakit menular seksual;

f. Kemandulan, yang berkaitan erat dengan infeksi saluran reproduksi dan


penyakit menular seksual;

g. Sindrom pre dan post menopause dan peningkatan resiko kanker organ
reproduksi;

h. Kekurangan hormon yang menyebabkan osteoporosis dan masalah ketuaan


lainnya.

Masalah kesehatan reproduksi mencakup area yang jauh lebih luas,


dimana masalah tersebut dapat kita kelompokkan sebagai berikut:

Masalah reproduksi

1. Kesehatan, morbiditas (gangguan kesehatan) dan kematian perempuan


yang berkaitan denga kehamilan. Termasuk didalamnya juga maslah gizi
dan anemia dikalangan perempuan, penyebab serta komplikasi dari
kehamilan, masalah kemandulan dan ketidaksuburan; Peranan atau
kendali sosial budaya terhadap masalah reproduksi. Maksudnya
bagaimana pandan gan masyarakat terhadap kesuburan dan
kemandulan, nilai anak dan keluarga, sikap masyarakat terhadap
perempuan hamil;

2. Intervensi pemerintah dan negara terhadap masalah reproduksi.


Misalnya program KB, undang-undang yang berkaitan dengan masalah
genetik, dan lain sebagainya;

3. Tersedianya pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana,


serta terjangkaunya secara ekonomi oleh kelompok perempuan dan
anak-anak;

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


4. Kesehatan bayi dan anak-anak terutama bayi dibawah umur lima tahun;

5. Dampak pembangunan ekonomi, industrialisasi dan perubahan


lingkungan terhadap kesehatan reproduksi.

Masalah gender dan seksualitas

1) Pengaturan negara terhadap masalah seksualitas. Maksudnya adalah


peraturan dan kebijakan negara mengenai pornografi, pelacuran dan
pendidikan seksualitas;

2) Pengendalian sosio -budaya terhadap masalah seksualitas, bagaimana


norma-norma.

3) sosial yang berlaku tentang perilaku seks, homoseks, poligami, dan


perceraian;

4) Seksualitas dikalangan remaja;

5) Status dan peran perempuan;

6) Perlindungan terhadap perempuan pekerja.

Masalah kekerasan dan perkosaan terhadap perempuan

1) Kencenderungan penggunaan kekerasan secara sengaja kepada


perempuan, perkosaan, serta dampaknya terhadap korban;

2) Norma sosial mengenai kekerasan dalam rumah tangga, serta mengenai


berbagai tindak kekerasan terhadap perempuan;

3) Sikap masyarakat mengenai kekerasan perkosaan terhadap pelacur;

4) Berbagai langkah untuk mengatasi masalah- masalah tersebut.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Masalah pelacuran

1) Demografi pekerja seksual komersial atau pelacuran;

2) Faktor-faktor yang mendorong pelacuran dan sikap masyarakat


terhadapnnya;

3) Dampaknya terhadap kesehatan reproduksi, baik bagi pelacur itu sendiri


maupun bagi konsumennya dan keluarganya

Masalah sekitar teknologi

1. Teknologi reproduksi dengan bantuan (inseminasi buatan dan bayi


tabung);

2. Pemilihan bayi berdasarkan jenis kelamin (gender fetal screening);

3. Pelapisan genetik (genetic screening);

4. Keterjangkauan dan kesamaan kesempatan;

5. Etika dan hukum yang berkaitan dengan masalah teknologi reproduksi ini.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi

Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang


dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi:

Masalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual :

1. Masalah penyakit menular seksual yang lama, seperti sifilis, dan gonorhea;

2. Masalah penyakit menular seksual yang relatif baru seperti chlamydia, dan
herpes;

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


3. Masalah HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acguired
immunodeficiency Syndrome);

4. Dampak sosial dan ekonomi dari penyakit menular seksual;

5. Kebijakan dan progarm pemerintah dalam mengatasi maslah tersebut


(termasuk penyediaan pelayanan kesehatan bagi pelacur/pekerja seks
komersial);

6. Sikap masyarakat terhadap penyakit menular seksual.

a. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat


pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual
dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil);

b. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak


buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki,
informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja
karena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb);

c. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi
karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap
pria yang membeli kebebasannya secara materi, dsb);

d. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca
penyakit menular seksual, dsb).

Pengaruh dari semua faktor diatas dapat dikurangi dengan strategi


intervensi yang tepat guna, terfokus pada penerapan hak reproduksi wanita dan
pria dengan dukungan disemua tingkat administrasi, sehingga dapat
diintegrasikan kedalam berbagai program kesehatan, pendidikan, sosial dam

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


pelayanan non kesehatan lain yang terkait dalam pencegahan dan
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

E. Tujuan dan Sasaran Kesehatan Reproduksi

Tujuan Utama

Sehubungan dengan fakta bahwa fungsi dan proses reproduksi harus


didahului oleh

hubungan seksual, tujuan utama program kesehatan reproduksi adalah


meningkatkan kesadaran kemandiriaan wanita dalam mengatur fungsi dan
proses reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak
reproduksinya dapat terpenuhi, yang pada akhirnya menuju penimgkatan
kualitas hidupnya.

Tujuan Khusus

Dari tujuan umum tersebut dapat dijabarkan empat tujuan khusus yaitu :

1. Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi


reproduksinya;

2. Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan


kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan;

3. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari
perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan
pasangan dan anak-anaknya;

4. Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang


berkaitan dengan proses reproduksi, berupa pengadaan informasi dan

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan untuk mencapai kesehatan
reproduksi secara optimal.

Tujuan diatas ditunjang oleh undang-undang No. 23/1992, bab II pasal 3


yang menyatakan: “Penyelenggaraan upaya kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat”, dalam bab III
pasal 4 “Setiap orang menpunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat
kesehatan yang optimal.

Sasaran KIE Kesehatan reproduksi menurut Hanim, dkk (2013) adalah setelah
melakukan analisis masalah kesehatan reproduksi dan perilaku, langkah
berikutnya ialah menetapkan sasaran. Di dalam KIE Kesehatan Reproduksi,
yang dimaksud dengan sasaran ialah individu atau kelompok yang dituju oleh
program KIE Kesehatan Reproduksi. Sasaran ditetapkan berdasarkan hasil
analisis masalah kesehatan dan perilaku. Agar lebih efektif, KIE Kesehatan
Reproduksi haruslah ditujukan kepada sasaran yang spesifik yaitu sasaran yang
mempunyai ciri yang serupa dan berkaitan dengan masalah yang akan
dipecahkan melalui KIE. Sasaran yang spesifik disebut segmen sasaran dan
tindakan kita membagi-bagi sasaran menjadi segmen-segmen sasaran disebut
segmentasi sasaran. Segmentasi sasaran yang banyak dipakai dewasa ini
adalah sebagai berikut :

1. Sasaran Primer : Yaitu individu atau kelompok yang :

(a) Terkena masalah

(b)Diharapkan akan berperilaku seperti yang diharapkan

(c) Akan memperoleh manfaat paling besar dari hasil perubahan perilaku.
Seringkali sasaran primer masih dibagi-bagi lagi dalam beberapa segmen,
sesuai keperluan. Segmentasi ini bisa berdasarkan :

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Umur : remaja, wanita usia subur, usia lanjut, dsb;
Jenis kelamin (seks) : pria dan wanita;
Pendidikan : buta huruf, tingkat SD, SLTP, SLTA, Akademi, Perguruan Tinggi;
Status sosial ekonomi : orang miskin, orang kaya;
Tahap perkembangan reproduksi : ibu hamil, ibu nifas,ibu menyusui;

2. Sasaran Sekunder : Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok individu


yang berpengaruh atau disegani oleh sasaran primer. Sasaran sekunder
diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran
primer.

3. Sasaran Tersier : Ini mencakup para pengambil keputusan, para penyandang


dana, dan lain-lain pihak yang berpengaruh. Sasaran tersier juga masih bisa
dibagi lagi dalam segmen-segmen yang lebih kecil, misalnya berdasarkan :
Tingkatannya : kecamatan, desa, keluarga, dsb.
Bidang pengaruhnya : agama, politif, profesi, dsb.

Menetapkan Strategi KIE Kesehatan Reproduksi

Menurut Hanim, dkk (2013) Ada beberapa definisi yang dipergunakan untuk
istilah strategi. Tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa strategi adalah cara
yang tepat yang dipilih untuk mencapai tujuan.
1. Pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan (Advocacy) Ini
merupakan pendekatan ditujukan kepada :
a. Para pengambil keputusan (Misal Bupati, Camat, Kepala desa, dsb);
b. Orang-orang yang berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan
(anggota DPRD, anggota Badan Perwakilan Desa, dsb).
c. Para penyandang dana di berbagai tingkatan.

Yang diharapkan dari pendekatan ini antara lain :


a. Kebijakan yang mendukung;
b. Peraturan-peraturan yang mendukung dan mempermudah terciptanya perilaku
hidup bersih dan sehat dalam program Kesehatan Reproduksi.
c. Adanya dukungan dana atau sumber dana lainnya.

2. Dukungan lingkungan (Social support)


Perilaku hidup sehat dalam Kesehatan Reproduksi dapat tercipta dan
berkembang jika lingkungan mendukung hal ini. Lingkungan di sini mencakup
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik. Dukungan lingkungan dapat
muncul dalam bentuk:
a. Perilaku hidup sehat dalam Kesehatan Reproduksi dianggap sebagai bagian
dari norma masyarakat;
b. Adanya anjuran dan contoh positif dari pemuka masyarakat;
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
c. Adanya anjuran dan contoh positif dari petugas kesehatan;
d. Opini masyarakat dan anjuran media massa agar melaksanakan perilaku
hidup sehat dalam Kesehatan Reproduksi sebagai hal yang terpuji;
e. Kesiapan pelayanan Kesehatan Reproduksi yang bermutu dan simpatik dari
sarana-sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta,bila
masyarakat memerlukan pelayanan Kesehatan Reproduksi.

Kegiatan yang dilakukan antara lain :


a. Pertemuan baik individu maupun kelompok;
b. Mengembangkan kemitraan dengan sektor terkait, LSM dan swasta terkait,
agar selanjutnya terbentuk jaringan kerja;
c. Mengadakan pelatihan dan pembinaan terhadap organisasi/institusi kesehatan
baik pemerintah maupun swasta;
d. Mengadakan pertemuan kelompok media massa.

Kegiatan operasional perlu ditetapkan secara jelas agar bisa dan musah
dilaksanakan, dipantau serta dievaluasi

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


MATERI III

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN


WANITA

Sistem Reproduksi pada Manusia

Salah satu hal yang penting untuk diketahui dalam mewujudkan kondisi
reproduksi sehat adalah memahami anatomi dan fungsi organ reproduksi. Organ
reproduksi adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam proses
melanjutkan keturunan. Semenjak di dalam kandungan, setiap manusia telah
dibekali dengan alat reproduksi, akan tetapi baru akan mulai aktif berfungsi pada
waktu seseorang memasuki masa pubertasnya. Sistem reproduksi pada manusia
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu sistem reproduksi pria dan sistem reproduksi
wanita (Asna, 2009).

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA

1. Anatomi sistem reproduksi wanita

Organa genetalia dibagi dua:

 Genetalia eksterna : bersama- sama dengan vagina, terutama berfungsi


untuk copulasi (coitus, cohabitasi, sexual intercoarse)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


 Genetalia interna : secara langsung berhubungan dengan perkembangan
dan kelahiran bayi (fetus).

A. Genitalia Eksterna

Gambar 1 : Genitalia Externa

Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.

1. Mons pubis / mons veneris Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os


pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
2. Labia mayora Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan
belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan
skrotum pada pria.
3. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura
posterior).

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


4. Labia minora Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai
folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung
serabut saraf.
5. Clitoris Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior
vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
Homolog embriologik dengan penis pada pria.Terdapat juga reseptor
androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf,
sangat sensitif.
6. Vestibulum Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas
lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital.Terdapat 6
lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus
glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet
dan vagina terdapat fossa navicularis.
7. Introitus / orificium vagina terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis
(virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh
tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah
menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum
atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk
lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
8. Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak
pada wanita pernah melahirkan / para.Hymen yang abnormal, misalnya
primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina,
dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
9. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot
diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis
(m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).Perineal body
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.Perineum
meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk
memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.

B. Genitalia Interna

Gambar 2 : Genitalia interna (dilihat dari samping kiri)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Gambar 3 : Genitalia interna (dilihat dari depan)

1. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di
bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di
sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix
posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral
dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah
mengikuti siklus haid.

Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan
lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari
duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu
fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik
Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3
anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vagina.

Dinding vagina terdiri dari 3 lapis:

a. Mukosa : terdiri atas epitel squamous complex yang tidak ada lapisan
tanduknya. Sel-sel mukosa kaya akan glikogen, yang oleh bakteri
Doderlin dirubah menjadi asam laktat (laktat acid), sehingga pH vagina
menjadi asam. Dibawah epitel terdapat sub mukos, merupakan lapisan
tipis jaringan pengikat yang kaya pembuluh darah.
b. Lapisan muskularis : terdiri atas 2 lapis otot poklos, yaitu bagian luar yang
berjalan longitudinal dan bagian dalam yang berjalan sirkuler. Dibagian
bawah vagina terdapat spincter vaginae, merupakan seberkas tipis otot
volunter , walaupun demikian penutup vagina yang nyata adalah
musculus levator ani.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


c. Bagian terluar adalah jaringan pengikat yang menghubungkan vagina
dengan jaringan sekitarnya, yang kaya akan serabut jaringan pengikat
elastis dan terdapat plexus venosus.

Lipatan-lipatan yang terdapat didinding vagina disebut rugae. Adanya


lipatan-lipatan ini memungkinkan vagina melebar saat persalinan berlangsung,
sesuai dengan fungsinya sebagai jaringan lunak jalan lahir.

Vaskularisasi :

a. 1/3 bagian atas oleh ramus cervicovaginalis, cabang dari arteria


uterina
b. 1/3 bagian tengah oleh arteria vesicalis inferior
c. 1/3 bagian bawah oleh arteria hemorrhoidalis mediana dan arteria
pudenda interna

Darah kembali melalui plexus venosus yang ada, antara lain plexus
pampiniformis, selanjutnya ke vena hipogastrica, kemudian ke vena iliaca.

Saluran limfe:

a. 1/3 bagian bawah ke glandula lympatica inguinalis


b. 1/3 bagian tengah ke glandula lympatica hipogastricus
c. 1/3 bagian atas ke glandula lympatica iliaca

2. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum
(serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan
nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding
uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.

Gambar 4 : uterus dan vagina (dilihat dari samping kiri)

letak dan topografi dari uterus itu sendiri sebagai berikut :

 Ke anterior : corpus uteri disebelah anterior berbatasan dengan excavation


vesico uterine dan facies superior vesica urinaria. Portio supravaginalis cervicis
berbatasan dengan facies superior vesica urinaria Portio vaginalis cervicis
berbatasan dengan fornix vaginae pars anterior.

 Ke posterior : corpus uteri di sebelah posterior berbatasan dengam excavation


rectouterina (cavum douglas ) beserta lengkung ileum atau colon sigmoideum
yang ada di cavum.

 Ke lateral : corpus uteri di sebelah lateral berhubungan dengan ligamentum


latum serta arteria dan vena uterine. Portio supravaginalis cervicis berbatasan
dengan ureter di tempat masuk ureter berjalan ke depan untuk masuk ke vesica
urinaria. Portio vaginalis cervicis berbatasan dengan fornix vaginae pars lateralis.
Tuba uterine masuk pada sudut supero lateral uterus, dan ligamentum ovarii
proprium serta ligamentum teres uteri dilekatkan pada uterus sedikit dibawah
tempat ini.

Posisi uterus pada sebagian besar perempuan, sumbu panjang uterus


melengkung ke depan terhadap sumbu panjang vagina. Posisi ini dinamakan anteverstio
uterus. Selanjutnya sumbu panjang corpus uteri melengkung ke depan setinggi ostium
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
histologicum uteri internum pada sumbu panjang cervix uteri, posisi ini dinamakan
antefleksio uterus. Pada beberapa perempuan, fundus dan corpus uteri melengkung ke
belakang terhadap vagina sehingga uterus terletak di dalam excavation rectouterina
(cavum douglasi). Pada keadaan ini uterus dikatakan terletak retroversi. Bila corpus uteri
juga terletak melengkung ke belakangterhadap cervis uteri, posisi ini disebut
retrofleksio.

Gambar 5 : posisi cavum uteri (antevertio, antefleksio,retrovertio, retrofleksio)

3. Serviks uteri Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan /
menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3
komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin)
dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri
(dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi
epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam,
arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium
externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/
multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-
posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin)
dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan
viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
4. Corpus uteri Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang
melekat pada ligamentum latum uteri di intra abdomen, tengah lapisan
muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah
serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan
endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai
siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di
atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks
uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar).
5. Ligamenta penyangga uterus Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum
uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina
propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,
ligamentum rectouterina.
6. Vaskularisasi uterus Terutama dari arteri uterina cabang arteri
hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
7. Salping / Tuba Falopii Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus
Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan
transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.

Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular)
serta mukosa dengan epitel bersilia.

Tuba Fallopi Terdiri dari :

 Pars isthmica (proksimal/isthmus) Merupakan bagian dengan lumen


tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
 Pars ampularis (medial/ampula) Tempat yang sering terjadi fertilisasi
adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik
(patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
 Pars infundibulum (distal) Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae
abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium.
Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
 Mesosalping Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium
pada usus).

8. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum,
sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan
pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium
berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari
sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks),
ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid
(estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum
pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui
perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat
ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang
aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

Fisiologi sistem reproduksi Wanita

Ciri khas kedewasaan manusia adalah adanya perubahan-perubahan siklik


pada alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan. Hal ini merupakan
hasil kerjasama yang kompleks dan harmonis antara :cortex cerebri,

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


hypothalamus, hipofisis (hypofisis, pituitary gland), ovarium, cortex adrenal
(cortex glandula suprarenalis), glandula thyreoidea dan sistem endokrin
beberapa susunan saraf pusat tertentu seperti glandula pinealis, glandula
amygdalae dan hypocampus yang mempunyai hubungan neurohormonal dengan
hypothalamus dan hipofisis.

Hyothalamus mengeluarkan R.F (Releasing factor) yang ajan


mempengaruhi hipofisis.adapun R.F yang dikenal adalah :

 FSH-RF (Follicle Stimulating Hormon-releasing Factor), yang akan


merangsang hipofisis mengeluarkan FSH (Follicle Stimulating
hormone)

 LH-RF (Luteinizing Hormone-Releasing Factor) yang akan merangsang


hipofisis mengeluarkan LH (Luteinizing Hormone)

 PIH (Prolactine Inhibiting Factor) yang akan menghambat hipofisis


mengeluarkan prolactin

 Beberapa R.F untuk somatotropin ; TSH (Thyroid Stimulating Hormon)


yang akan merangsang glandula thyroidea mengeluarkan hormon
thyroxin;ACTH (Adreno Cortico Thropic Hormone)yang akan
merangsang cortex adrenaluntuk mengeluarkan berbagai hormon, di
antaranya estrogen (oestrogen)

Wanita pada masa reproduksi(chid bearing periode) akan mengalami


menstruasi (haid,mensis) yaitu pengeluaran darah, mucus dan debris seluler
yang fisiologis danperiodik dari mukosa uterus yang terjadinya pada interval
waktu tertentu, kecuali pada masa hamil atau menyusui (laktasi), mulai
semenjak pubertas hingga menopause.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Menarche (bahasa yunani men = bulan;arche = mulai), artinya untuk
pertama kali. Sedang pubertas pubertas (latin ; pubertas =dewasa), merupakan
masa peralihan dari anak-anak hingga maturitas. Menarche rata-rata terjadi saat
umur 13-14 tahun, tetapi ada pula yang timbul diawal pada umur 10 tahun atau
timbul paling lambat pada umur 17 tahun.

Menopause (yunani ; men = bulan; pausis = berhenti), artinya


berhentinya menstruasi sama sekali. Rata-rata terjadi pada umur 45-50 tahun
tetapi ada yang kurang dari 45 tahun dan ada yg lebih dari 50 tahun.

Menstruasi terjadi secara periodik dengan ciri-ciri :


 Interval : rata-rata 28 hari (21-35 hari)
 Durasi : rata-rata 4-6 hari (2-8 hari)
 Jumlah : rata-rata 50 ml
 Karakter dari menstruasi discharge : terdiri atas capuran darah,
mucus, dan jaringan endometrium yang dilepaskan dan tidak
membeku
Perubahan-perubahan yang terjadi selama siklus / daur menstruasi
Pada tiap siklus menstruasi,hipofisis akan mengeluarkan beberapa hormon
gonadotropin (FSH,LH,LTH) yang akan mempengaruhi ovarium. Mula-mula FSH
dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis, yang akan mempengaruhi folikel
primodial (pada umumnya satu, kadang-kadang lebih dari satu )berkembang
menjadi folikel de graff yang memproduksi estrogen (oestrogen), estrogen yang
dihasilkan kemudian akan menyebabkan endometrium tumbuh dan
berproliferasi, sehingga endometrium berada pada masa proliferasi.
Estrogen yang dihasilkan ini ternyata akan menekan produksi FSH lebih
lanjut (meekanisme umpan balik, feed back mecanishm), sehingga
memungkinkan lobus anterior hipofisis mengeluarkan hormon gonadotopin ke
dua, yaitu LH. Dibawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi lebih matang,
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
mendekati permukaan ovarium, kadang-kadang timbul perdarahan sedikit yang
akan merangsang peritonium di pelvis, sehingga menimbulkan rasa nyeri di perut
bagian bawah kanan dan kiri, yang disebut intermenstrual pain (mittle schemrz).
Dapat pula diikuti adanya perdarahan per vaginam sedikit.
Ovulasi umumnya terjadi 14  2 hari sebelum menstruasi yang
berikutnyaa. Bila tidak terjadi fertilisasi (bergabungnya spermatozoon dengan
ovum), makan ovum akan mati dalam 24 jam. Setelah terjadi ovulasi, sisa folikel
de graaf akan berubah menjadi corpus rubrum, kemudian corpus luteum. Di
bawah pengaruh hormon LH dan LTH (Luteotrophic hormone), corpus luteum
akan menghasilkan hormon progesteron.
Progesteron akan mempengaruhi endometrium, yang akan menyebabkan
kelenjar-kelenjar endometrium berada pada masa sekresi. Bila terjadi
pembuahan , maka corpus luteum akan dipertahankan, bahkan berkembang
menjadi corpus luteum grviditas. Bila tidak terjadi pembuahan , corpus luteum
akan mengalami degenerasi dan berakibat kadar hormon estrogen dan
progesteron menurun, sehingga arteri yang ada di endometrium mengalami
dilatasi dan stasis dengan hyperemia, yang diikuti spasme dan ischemia
endometrium, akhirnya endometrium mengalami degenerasi, perdarahan dan
pelepasan jaringan nekrotik, sehingga terjadi menstruasi (haid, mensis)
Perubahan nidasi dan placentasi
Setelah ovulasi, ovum yang dilepaoleh ovarium akan disapu oleh
mikrofilamen-mikrofilamen fibriae infundibulum ke arah ostium tubae
abdominalis dan disalurkan terus ke arah medial. Bila saat itu terjadi coitus
(copulasi, cohabitasi, sexual intercoarsae), jutaan spermatozoon yang
dikeluarkan di fornix vaginae dan sekitasr portio, beberapa ratus ribu diantaranya
akan masuk ke cavum uteri dan tubae, hanya beberapa ratus yang dapat sampai
ke ampullae tubae. Disini hanya satu spermatozoon yang mampu membuahi
ovum (fertilisasi).
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Gambar 6 : ovum

Ovum yang dilepaskan dikelilingi oleh zona pellucida, yang diluarnya lagi
sel-sel yang membentuk corona radiata.setelah spermatozoon membuahi ovum
(terjadi fertilisasi), maka zona ellucidae segera mengalami perubahan, sehingga
tidak dapat ditembus spermatozoon lainnya.
Setelah terjadi fertilisasi , kemudia ovum akan berubah membentuk
zygote. Beberapa jam kemudian mulai terjadi pembelahan zygote, sehingga
mula-mula terbentuk dua blatomer. Dalam 3 hari, selama perjalanan di tubae,
akaan membentuk sekelompok blastomer yang sama besarnya, sehingga hasil
konsepsi berada dalam stadium morula.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Gambar 7 : fertilisasi hingga morulla

Di cavum teri hasil konsepsi mencapai stadium blastula dan terbentuk


blastocyt. Blastocyt terbentuk karena terjadi akumulasi cairan didalam morula.

Gambar 8 : stadium blastula

Sekumpulan sel yang terdapat dalam blastocyt disebut inner cell mass.
Blastocyst dibagian luarnya dikelilingi oleh sel-sel yang lebih kecil yang disebut
trofoblast (tropholast), yang mempunyai kemampuan menerobos masuk ke

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


endometrium. Peristiwa masuknya blastocyst ke dalam endometrium disebut
nidasi (implantasi), yang biasanya terjadi  6 hari setelah konsepsi. Nidasi
biasanya terjadi didinding depan atau belakang uterus. Bila telah terjadi nidasi,
makan baru dapat disebut adanya kehamilan (gravid).
Pada perkembangan selanjutnya, sel-sel trofoblas (trophoblast)
berkembang menjadi cytotrophoblast dan syncitiotrophoblast. Sel-sel yang dekat
dengan ruang extracoeloma membentuk primitive entoderm dan york sac :
sedang sel-sel yang lebih besar membentuk embryonic disk dan amnion.
Sel-sel fibroblast mesodermal tumbuh disekitar embrio dan melapisi
sebelah dalam trofoblas, sehingga terbentuk chorionic membarane yang kelak
menjadi chorion. Sel-sel trofoblast menghasilkan hormon HCG (Human Chorionic
Gonadotropin), yang meningkat sampai  hari ke 60 kehamilan, untuk kemudian
turun lagi. Fungsi hormon HCG diduga mempengaruhi corpus luteum untuk
tumbuh terus dan menghasilkan progesteron, sampai placenta mampu membuat
progesteron yang cukup.
Setelah beberapa hari terjadi nidasi, maka selsel endometrium berubah
menjadi decidua, yang dapat dibedakan menjadi :
 Decidua basalis : terletak dia antara hasil konsepsi dengan dinding
uterus
 Decidua capsularis : diantara hasil konsepsi dengan cavum uteri
 Decidua parietalis/vera : yang meliputi dinding uterus yang lain.
Pada saat nidasi, kadang-kadang terjadi perdarahan pada luka decidua
(tanda hartman).
Embryo berkembang dari embryonic disk yang selanjutnya terdiri atas 3
unsur lapisa, yaitu :exoderm, mesoderm dan entoderm.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Gambar 9 : pembentukan placenta

Ruang amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak ruang exocoelema


dan akhirnya mendekati chorion.
Mesoblast antara ruang amnion dan embryo menjadi padat, disebut body
stalk, menghubungkan embryo dengan dinding trofoblas (throphoblast) yang
kelak menjadi tali pusat. Umumnya placenta terbentuk lengkap pada kehamilan
 16 minggu (4 bulan). Placenta terbentuk dari dua unsur, sebagian dari unsur
janin, villi choriales yang berasal dari chorion dan sebagian kecil dari unsur ibu,
yaitu decidua basalis.
Fungsi placenta adalah :
 Nutritif : alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke janin
 Eksresi : alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari janin ke ibu
 Respirasi : menyalurkan O2 dari ibu ke janin dan sebaliknya CO2
dari janin ke ibu
 Alat pembentuk hormon :
- Chorionic gonadotropin : yang berfungsi mempertahan corpus
luteum sehingga tetap memproduksi estrogen dan progesteron

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


sampai placenta mampu membuat sendiri secara cukup
estrogen dan progesteron
- Chorionic somato-mammotropin : hormon yang merangsang
pertumbuhan
- Chorionic thryrotropin
- Estrogen
- Progesteron
 Alat penyalur antibodi dari ibu ke janin, sehingga kekebalan yang
diperoleh janin secara pasif ini dapat berlangsung terus hingga
empat bulan setelah dilahirkan.
Placenta dihubungkan dengan umbilicus janin melalui tali pusat (umbilical
cord) yang mengandung 2 arteria umbilicalis dan 1 vena umbilicalis.
Menginat obat-obatan yang dimakan ibu dapat masuk ke tubuh janin
melalui placenta, maka beberapa obat yang bersifat teratogenik dapat
menimbulkan kelainan bawaan (kongenital) bila diberikan pada triwulan
pertama kehamilan. Contoh obat-obatan teratogenik :
- Thalidomide dapat menyebabkan phocomelia
- Jodium dan propylthiouracil (PTU) dapat menimbulkan struma
(pembesaran ukuran anatomis glandula thyreoidea)
- Tetracycline mengakibatkan gigi bayi sedang tumbuh berwarna
lain (kuning) dan mengganggu tumbuhnya tulang-tulang
panjang
- Streptomycin dapat menimbulkan ketulian
- Sulfonamida dapat menimbulkan kern icterus
Liquor amnii (air ketuban, cairan amnion)
Terdapat didalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri atas lapisan
amnion dan chorion. Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan berkisar
1.000-1.500 ml.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Fungsi air ketuban :
- Melindungi janin terhadap trauma luar
- Memungkinkan janin bergerak dengan bebas
- Melindungi suhu tubuh janin
- Meratakan tekanan intrauterine pada saat partus, sehingga
cervix membuka
- Membersihkan jalan lahir jika selaput ketuban pecah
Bila cairan amnion lebih dari 2.000 ml, disebut hydramnion. Hal ini dapat terjadi
karena:
1. Kelainan pada janin : anenchepalus, spina bifida, atresia oesophagus,
hydrops foetalis, kembar monozygotik, hemangioma placentae,
agenesis ginjal
2. Kelainan pada ibu : diabetes militus (DM), penyakit jantung, pre
eclampsi

Hormon-hormon reproduksi
1. GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi
hipofisis
anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin
(FSH /LH).
2. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap
GnRH.Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel
granulosa diovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3
jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim
inhibin darisel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
3.LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase
luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum
pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik /
pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria :
LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
4.Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di
ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar
adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian
di testis.Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi
wanita. Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.Pada serviks :
menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. Pada vagina :
menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi
pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang,
estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan/
regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang
keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik)
pengganti.
5.Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium,
sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di
plasenta.Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus
berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
6.HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu
(sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar
1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar
10.000mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus
luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa
kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada
darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan
(tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
7.LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta.
8.(HPL / Human PlacentalLactogen).
Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi
/pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH
hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat
terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid
berupa amenorhea.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA


ANATOMI SALURAN REPRODUKSI PRIA
Menurut Piarce (2002) bahwa 1) Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri
dari : penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar).
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
A. Penis
Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ujung penis
disebut glans. Glands penis ini mengandung jaringan erektil dan berlanjut ke
korpus spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang dapat ditarik
ke proksimal disebut prepusium (kulit luar), prepusium ini dibuang saat dilkukan
pembedahaan (sirkumsisi). Penis berfungsi sebagai penetrasi. Penetrasi pada
wanita memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat serviks uterus.
Penis terdiri dari:
1. Akar (menempel pada didnding perut)
2. Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
3. Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
4. Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih)
terdapat di ujung glans penis. Dasar glans penis disebut korona.
5. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium)
membentang mulai dari korona menutupi glans penis.

 Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:


1. 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus,
terletak bersebelahan.
2. Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.
Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku
dan tegak (mengalami ereksi).

B. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan
melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu
untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus
memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau
mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan
suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya
menjadi lebih hangat).

C. Testis
Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng
dengan panjang sekitar 4 cm dan diameter sekitar 2.5 cm. Testis berada
didalam skrotum bersama epididimis yaitu kantung ekstraabdomen tepat
dibawah penis. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone.

 Fungsi testis, terdiri dari :


1. Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di
Tubulus seminiferus.
2. Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.

2) Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat


dan vesikula seminalis.Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian :

A. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari
epididimis. Panjangnya 45 cm yang berawal dari ujung bawah epididimis,
saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra
dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya
pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan
membentuk korda spermatika.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
B. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam
penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung
semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
 Uretra memiliki 2 fungsi:
1. Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung
kemih
2. Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

C. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya
merupakan kelenjar dan sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x
3,5 x 4,5 cm. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar
sejalan dengan pertambahan usia. Kelenjar prostat terletak di bawah
kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari
uretra. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari
testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan
retensi urin.

 Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50


kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
1. Lobus posterior
2. Lobus lateral
3. Lobus anterior
4. Lobus medial

 Fungsi Prostat:
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra
dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang
memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.

D. Vesikula seminalis.
Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung
pada dasar kandung kemih di depan rectum. Masing-masing vesicular
memiliki panjang 5 cm dan menempel lebih erat pada kandung kemih
daripada pada rectum. Vesikula seminalis memproduksi sekitar 50-60 %
dari total volume cairan semen. Komponen penting pada semen yang
berasal dari vesukula seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin. Cairan
lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari
kelenjar lendir di dalam kepala penis.
 Fungsi Vesika seminalis :
Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk
sebagian besar cairan semen

3) Duktus Duktuli

A. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 m terletak sepanjang
atas tepi dan belakang dari testis. Saluran epididimis dikelilingi oleh
jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian
dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm,
berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus
epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis,
mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.

B. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian
duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih,
di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika
seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di
prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.

4) Bangunan Penyokong atau Penyambung

A. Funikulus Spermatikus
Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe,
dan serabut-serabut saraf.

II. FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA


1) Hormon pada Laki-laki

A. FSH (Follicle Stimulating Hormone)


FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan
berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan
spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.

B. LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi
menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


C. Testosteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara
tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel
germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk
membentuk spermatosit sekunder.
Testosteron bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki
terutama organ seks sekundernya.

Efek hormon testoteron pada pria:


 Sebelum lahir:
1. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
2. Mendorong penurunan testis ke skrotum
 Efek reproduksi
1. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
2. Penting dalam spermatogenesis

D. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-
sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang
mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam
cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.

E. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi
metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan
pembelahan awal pada spermatogenesis.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


2) Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi
spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi
spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir
spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa.
Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala,
badan dan ekor.

Corwin, E.J. 2008. Handbook of Pathophysiology.


http://books.google.co.id/book ISBN : 0781763118

MATERI IV

PATOLOGI SISTEM REPRODUKSI

Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita

Sistem reproduksi manusia dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan
maupun penyakit.

Gangguan sistem reproduksi dapat terjadi baik pada wanita maupun pria.

1. Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita

Gangguan pada sistem reproduksi wanita dapat berupa gangguan menstruasi,


kanker genitalia, endometriosis, dan infeksi vagina.

a. Gangguan menstruasi Gangguan menstruasi terdiri atas amenore primer dan


amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya manarkhe

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


(menstruasi) sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual
sekunder. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6
bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi.

b. Kanker genitalia Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina,
serviks, dan ovarium. Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya, mungkin
karena iritasi yang disebabkan oleh virus. Pengobatannya dengan kemoterapi
dan bedah laser. Kanker serviks terjadi bila pertumbuhan sel-sel yang abnormal
di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dengan pengangkatan uterus,
oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limfa panggul.
Kanker ovarium gejalanya tidak jelas. Biasanya dapat berupa rasa pegal pada
panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan
vagina abnormal. Penanganannya dengan kemoterapi dan pembedahan.

c. Endometriosis Endometriosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium


terdapat di luar rahim, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jalur
di luar rahim. Gejalanya berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri
pada saat menstruasi. Jika tidak ditangani akan menyebabkan sulit terjadinya
kehamilan. Penanganannya dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi, atau
bedah laser.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


d. Infeksi vagina Gejalanya berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi ini
menyerang wanita usia produktif terutama yang menikah. Penyebabnya adalah akibat
hubungan kelamin.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


e. Penyempitan Saluran Telur/Oviduk Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi
adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit
akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga
menyebabkan pembuahan sulit terjadi.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
f. Kemandulan/infertilitas Dalam keadaan normal, seorang laki-laki yang mengalami
ejakulasi mengeluarkan cairan semen atau mani sebanyak 4 mililiter setiap kalinya.
Dalam 4 ml mani tersebut terkandung 120 juta ekor sperma. Jumlah ini memiliki
peluang untuk dapat membuahi sel telur. Apabila kandungan sperma di bawah angka
120 juta dalam setiap ejakulasi, sudah termasuk tidak subur atau kategori mandul. Bagi
wanita, kesuburan ditandai dengan matangnya satu buah sel telur sekali dalam sebulan.
Jika dalam perjalanan hidupnya tidak setiap bulan sel telur yang siap dibuahi, wanita
tersebut dikategorikan kurang subur atau mandul. g. Kanker Cerviks (Mulut
Rahim) Gangguan ini dialami oleh wanita. Kanker leher rahim adalah kanker yang
menyerang leher rahim perempuan melalui tahap-tahap pra-kanker (displasia ringan),
displasia berat, kanker yang belum menyebar dan kanker yang akan menyebar. Pada
stadium lanjut, kanker ini memiliki gejala pendarahan setelah senggama, pendarahan
setelah menopouse dan keputihan atau keluar cairan kekuningkuningan, berbau dan
bercampur dengan darah. h. Kanker Payudara Penyakit ini juga rentan
menyerang wanita. Seorang wanita yang tidak pernah menyusui besar kemungkinan
dapat menderita penyakit ini. i. Kanker Ovarium Kanker ovarium adalah kanker
yang menyerang indung telur kiri atau kanan, atau kedua-duanya. Kanker indung telur
biasanya menyerang perempuan yang sudah menopouse (berumur 50 tahun ke atas).
j. Hamil Anggur (Mola Hidalidosa)

Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi
gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan
kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola
dan infeksi.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


k. Kanker Prostat Kanker
prostat adalah kanker yang menyerang kelenjar prostat pada pria. Kanker ini
menyebabkan sel-sel dalam kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali.
Kanker prostat biasanya menyerang pria usia 60 tahun ke atas. l.
Condiloma Accuminata Penyakit condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human
papilloma. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan
akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim. 2. Gangguan pada
sistem Reproduksi Pria Gangguan pada sistem reproduksi pria dapat berupa
hipogonadisme, kriptorkidisme, prostatitis, epididimitis, dan orkitis.
a. Hipogonadisme, merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan
interaksi hormon, seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan
infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat
dilakukan dengan terapi hormon. b. Kriptorkidisme,
merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke
dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian
hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang testoteron.
c. Uretritis, peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air
kecil. Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum, atau virus
herpes. d. Prostatitis,
merupakan peradangan prostat. Penyebabnya adalah bakteri Escherichia coli ataupun
bukan bakteri. e. Epididimitis, merupakan
infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah E. coli dan
Chlamydia. f. Orkitis, merupakan
peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria
dewasa dapat menyebabkan infertilitas. g. Impotensi

Kelainan ini dialami oleh laki-laki, yaitu suatu keadaan penis yang tidak dapat
melakukanereksi (tegang), sehingga sulit untuk melakukan kopulasi (fertilisasi).
Biasanya impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu terhambatnya fungsi
hormon reproduksi, bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


seseorang.
H. Sifilis Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, penyakit ini dapat
ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah, atau luka mikroskopis.
i. Gonorhoe (kencing nanah) Penyakit gonorhoe adalah penyakit kelamin yang
disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa menular
melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih, rasa nyeri
pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.
j. Sifilis (Raja singa) Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
Penyakit ini menular melalui hubungan seksual. Gejala yang timbul adalah luka
pada kemaluan, bintik atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung,
pembuluh saraf dan kulit.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
e. Penyempitan Saluran Telur/Oviduk Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi
adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit
akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga
menyebabkan pembuahan sulit terjadi.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


f. Kemandulan/infertilitas Dalam keadaan normal, seorang laki-laki yang mengalami
ejakulasi mengeluarkan cairan semen atau mani sebanyak 4 mililiter setiap kalinya.
Dalam 4 ml mani tersebut terkandung 120 juta ekor sperma. Jumlah ini memiliki
peluang untuk dapat membuahi sel telur. Apabila kandungan sperma di bawah angka
120 juta dalam setiap ejakulasi, sudah termasuk tidak subur atau kategori mandul. Bagi
wanita, kesuburan ditandai dengan matangnya satu buah sel telur sekali dalam sebulan.
Jika dalam perjalanan hidupnya tidak setiap bulan sel telur yang siap dibuahi, wanita
tersebut dikategorikan kurang subur atau mandul.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


g. Kanker Cerviks (Mulut Rahim) Gangguan ini dialami oleh wanita. Kanker leher rahim
adalah kanker yang menyerang leher rahim perempuan melalui tahap-tahap pra-kanker
(displasia ringan), displasia berat, kanker yang belum menyebar dan kanker yang akan
menyebar. Pada stadium lanjut, kanker ini memiliki gejala pendarahan setelah
senggama, pendarahan setelah menopouse dan keputihan atau keluar cairan
kekuningkuningan, berbau dan bercampur dengan darah.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


h. Kanker Payudara Penyakit ini juga rentan menyerang wanita. Seorang wanita yang
tidak pernah menyusui besar kemungkinan dapat menderita penyakit ini.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


i. Kanker Ovarium Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang indung telur kiri atau
kanan, atau kedua-duanya. Kanker indung telur biasanya menyerang perempuan yang
sudah menopouse (berumur 50 tahun ke atas).

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


j. Hamil Anggur (Mola Hidalidosa)

Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi
gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan
kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola
dan infeksi.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


k. Kanker Prostat Kanker
prostat adalah kanker yang menyerang kelenjar prostat pada pria. Kanker ini
menyebabkan sel-sel dalam kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali.
Kanker prostat biasanya menyerang pria usia 60 tahun ke atas. l.
Condiloma Accuminata Penyakit condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human
papilloma. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan
akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim. 2. Gangguan pada
sistem Reproduksi Pria Gangguan pada sistem reproduksi pria dapat berupa
hipogonadisme, kriptorkidisme, prostatitis, epididimitis, dan orkitis. a. Hipogonadisme,
merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon,
seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan
dengan terapi hormon. b. Kriptorkidisme, merupakan kegagalan dari satu atau kedua
testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi.
Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin
untuk merangsang testoteron. c. Uretritis, peradangan uretra dengan gejala rasa gatal
pada penis dan sering buang air kecil. Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis,
Ureplasma urealyticum, atau virus herpes. d. Prostatitis, merupakan peradangan prostat.
Penyebabnya adalah bakteri Escherichia coliataupun bukan bakteri. e. Epididimitis,
merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah
E. coli dan Chlamydia. f. Orkitis, merupakan peradangan pada testis yang disebabkan
oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas. f.
Impotensi

Kelainan ini dialami oleh laki-laki, yaitu suatu keadaan penis yang tidak dapat
melakukanereksi (tegang), sehingga sulit untuk melakukan kopulasi (fertilisasi).
Biasanya impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu terhambatnya fungsi
hormon reproduksi, bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional
seseorang. g. Sifilis Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, penyakit
ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah, atau luka

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


mikroskopis. h. Gonorhoe (kencing nanah) Penyakit gonorhoe adalah
penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit
kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan
berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra
bengkak dan agak merah. i. Sifilis (Raja singa) Penyakit sifilis disebabkan oleh
bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini menular melalui hubungan seksual.
Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik atau bercak merah di
tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


e. Penyempitan Saluran Telur/Oviduk Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi
adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit
akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga
menyebabkan pembuahan sulit terjadi.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Kelainan – kelainan congenital alat-alat genital dapat disebabkan oleh kelaianan
kromosom ataupun faktor lingkungan. Kelainan kromosom khususnya kromosom seks
dan gangguan hormonal sering menimbulkan masalah interseks. Adapun faktor
lingkungan : keadaan endometrium yang mempengaruhi nutrisi mudigah, penyakit
metabolic, penyakit virus dan obat-obat teratogenik.

1.kelainan kongenital berupa gangguan dalam organogenesis dari sistem reproduksi


pada janin yang genetik dan normal

Vulva

a.Himen imperforata

yaitu selaput dara yang tidak menunjukkan lubang (hiatus himenalis) sama
sekali. Kemungkinan besar tidak diketahui sebelum menarche. Molimia menstruasi
dialami tiap bulan tetapi darah haid tidak keluar. Darah terkumpul di dalam vagina dan
menyebabkan himen tampak kebiru-biruan dan menonjol keluar disebut hematokoplos.
Hematokoplos adalah hematometra dimana uterus terisi dengan darah haid,
hematosalpinks (tuba kiri dan kanan terisi darah). Hal ini dapat diraba dari luar sebagai
tumor kistik di kanan dan kiri atas simfisis.

Pengobatannya dengan himenektomi+ pemberian antibiotika. Post himenektomi


penderita dibaringkan dalam letak fowler selama 2-3 hari darah warna merah tua kental
akan mengalir disertai pengecilan massa tumor. Atresia himenalis pada neonatus vagina
terisi cairan lendir hidrokoplos. Tindakan himenektomi + pasang drain+ antibiotika.

b.atresia kedua labium minus

Disebabkan oleh membrana urogenitalis yang tidak menghilang. Pengeluaran air kencing
dan darah haid tidak terganggu sehingga terdapat lubang kecil di bagian depan vulva
dibagian clitoris. Koitus dalam hal ini masih dilaksanakan. Kehamilan dapat terjadi. Pada
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
saat partus diperlukan sayatan di garis tengh yang cukup panjang untuk melahirkan
anak. Atresia labia minora dapat terjadi setelah partus. Oleh karena adanya radang
sehingga kedua labium minus melekat.

Pengobatan : melepaskan perlekatan dan menjahit luka yang timbul

a. Duplikasi vulva

Jarang ditemukan, ditemukan bersamaan dengan kelainan lain yang lebih berat
sehingga bayi tidak dapat hidup.

b. Hipoplasia vulva

Ditemukan bersamaan dengan genitalia interna yang kurang berkembang pada keadaan
hipoestrogenisme, infantilisme. Ciri –ciri sekunder juga tidak berkembang.

Kelainan perineum

a. Kloaka persisten adalah septum urogenital tidak tumbuh, bayi tidak mempunyai
lubang anus, atau anus bermuara dalam sinus urogenitalis dan terdapat satu lubang
tempat keluar air kencing dan faeces.

b. septum vagina, adanya sekatsagital di vagina yang ditemukan dibagian atas vagina.
Sering ditemukan dengan kelainan pada uterus adalah adanya gangguan dalam fusi
atau kanalisasi kedua duktus Mulleri. Hal ini pada umumnya tidak menimbulkan keluhan.
Ditemukan pada pemeriksaan ginekologik. Darah haid keluar secara normal.pada
persalinan septum robek spontan atau disayat, jika terjadi dispareuni septum disayat
dan diikat.

c. aplasia dan atresia vagina

kedua duktus Mulleri mengadakan fusi, tetapi tidak berkembang dan tidak mengadakan
fusi, tetapi tidak berkembang dan tidak mengadakan kanalisasi bila diraba hanya
ditemukan jaringan yang menebal. Aplasia vagina, tidak terdapat vagina, hanya
cekungan pada introitus vagina. Pengobatan dengan pembuatan vagina baru.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Vagina

a. Kista vagina

dikenal 2 macam kista kongenital:

1. Kista dari sisa-sisa epitel duktus Mulleri

2. Kista dari sisa-sisa duktus Gartner yang terletak dibagian anterolateral


vagina

Pengobatan : pengangkatan kista dengan pengupasan simpainya.

Kelainan uterus dan tuba fallopii

Kelainan pada uterus dan tuba fallopi disebabkan kelainan yang timbul pada
pertumbuhan duktus Mulleri.

2. Kelainan kongenital pada sistem reproduksi karena keadaan kromosom tidak normal
atau pengaruh hormonal.

Kelainan disebabkan oleh kromosom abnormal

sindroma turner (disgenesis gonad)

Tidak ditemukan sel-sel kelainan primordial. Tidak ada pertumbuhan korteks atau
medulla pada gonad. Gonad dijumpai sebagai suatu jaringan ikat putih seperti pita
(streak gonad). Ciri sindrom turner (disgenesis gonad) : wanita, pendek (< 150 cm),
epifisis tulang panjang lama terbuka, amenore primer, pterigium kolli, nervus kulit
banyak, koarktasi valgus, ciri kelamin sekunder tidak tumbuh, genitalia eksterna kurang
tumbuh, kecerdasan normal.

Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Wanita. Sistem reproduksi manusia


dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun penyakit.
Gangguan sistem reproduksi dapat terjadi baik pada wanita maupun pria. Pada

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


gangguan Sistem Reproduksi Wanita dapat berupa gangguan menstruasi, kanker
genitalia, endometriosis, dan infeksi vagina.

a. Gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi terdiri atas amenore primer dan amenore sekunder. Amenore
primer adalah tidak terjadinya manarkhe (menstruasi) sampai usia 17 tahun dengan
atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya
menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami siklus
menstruasi.

b. Kanker genitalia

Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks, dan ovarium.
Kankervagina tidak diketahui penyebabnya, mungkin karena iritasi yang disebabkan oleh
virus. Pengobatannya dengan kemoterapi dan bedah laser. Kanker serviks terjadi bila
pertumbuhan sel-sel yang abnormal di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya
dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan
kelenjar limfa panggul. Kanker ovarium gejalanya tidak jelas.

Biasanya dapat berupa rasa pegal pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan,
atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganannya dengan kemoterapi dan
pembedahan.

c. Endometriosis

Endometriosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium terdapat di luar rahim,


yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jalur di luar rahim. Gejalanya
berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Jika tidak
ditangani akan menyebabkan sulit terjadinya kehamilan. Penanganannya dengan
pemberian obat-obatan, laparoskopi, atau bedah laser.

d. Infeksi vagina

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Gejalanya berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang wanita usia
produktif terutama yang menikah. Penyebabnya adalah akibat hubungan kelamin.

e. Penyempitan Saluran Telur/Oviduk

Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi
kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk
menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit
terjadi.

f. Kemandulan/infertilitas

Dalam keadaan normal, seorang laki-laki yang mengalami ejakulasi mengeluarkan cairan
semen atau mani sebanyak 4 mililiter setiap kalinya. Dalam 4 ml mani tersebut
terkandung 120 juta ekor sperma. Jumlah ini memiliki peluang untuk dapat membuahi
sel telur. Apabila kandungan sperma di bawah angka 120 juta dalam setiap ejakulasi,
sudah termasuk tidak subur atau kategori mandul. Bagi wanita, kesuburan ditandai
dengan matangnya satu buah sel telur sekali dalam sebulan. Jika dalam perjalanan
hidupnya tidak setiap bulan sel telur yang siap dibuahi, wanita tersebut dikategorikan
kurang subur atau mandul.

g. Kanker Cerviks (Mulut Rahim)

Gangguan ini dialami oleh wanita. Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang
leher rahim perempuan melalui tahap-tahap pra-kanker (displasia ringan), displasia
berat, kanker yang belum menyebar dan kanker yang akan menyebar. Pada stadium
lanjut, kanker ini memiliki gejala pendarahan setelah senggama, pendarahan setelah
menopouse dan keputihan atau keluar cairan kekuningkuningan, berbau dan bercampur
dengan darah.

h. Kanker Payudara

Penyakit ini juga rentan menyerang wanita. Seorang wanita yang tidak pernah menyusui
besar kemungkinan dapat menderita penyakit ini.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


i. Kanker Ovarium

Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang indung telur kiri atau kanan, atau
kedua-duanya. Kanker indung telur biasanya menyerang perempuan yang sudah
menopouse (berumur 50 tahun ke atas).

j. Hamil Anggur (Mola Hidalidosa)

Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi
gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan
kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola
dan infeksi.

l. Condiloma Accuminata

Penyakit condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human papilloma. Penyakit ini
ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan
kanker mulut rahim.

MATERI V

PERKEMBANGAN SISTEM REPRODUKSI REMAJA

Masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-
perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan
fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik yang terjadi pada
masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastis,
tidak beraturan dan terjadi pada sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


dan mempengaruhi organreproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta
mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai dengan
perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual
sekunder. Karakteristik seksual primer mencakup perkembangan organ-organ
reproduksi, sedangkan karakteristik seksual sekunder mencakup perubahan dalam
bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya, pada remaja putri ditandai dengan
menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya rambut-rambut pubis, pembesaran buah
dada, pinggul, sedangkan pada remaja putra mengalami pollutio (mimpi basah
pertama), pembesaran suara, tumbuh rambut-rambut pubis, tumbuh rambut pada
bagian tertentu seperti di dada, di kaki, kumis dan sebagainya.

Sekitar dua tahun pertumbuhan berat dan tinggi badan mengikuti perkembangan
kematangan seksual remaja. Anak remaja putri mulai mengalami pertumbuhan tubuh
pada usia rata-rata 8-9 tahun, dan mengalami menarche rata-rata pada usia 12 tahun.
Pada anak remaja putra mulai menunjukan perubahan tubuh pada usia sekitar 10-11
tahun, sedangkan perubahan suara terjadi pada usia 13 tahun. Penyebab terjadi makin
awalnya tanda-tanda pertumbuhan ini diperkirakan karena faktor gizi yang semakin
baik, rangsangan dari lingkungan, iklim, dan faktor sosio-ekonomi.

Ciri-ciri perubahan seksual sekunder pada anak perempuan :

Estrogen ovarium menghasilkan perubahan pada anak perempuan yang


mengalami pubertas sebagai berikut :

3. Tumbuh rambut pubis

4. Keratinisasi (kornifikasi ) mukosa vagina

5. Pembesaran labia minor dan mayor

6. Pembesaran uterus

7. Peningkatan timbunan lemak di pinggul dan paha

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Gambar 10 : perkembangan payudara

Tahap-tahap perkembangan payudara pada anak perempuan :

1. Pra remaja : hanya papilla yang terangkat (usia 9-13 th)

2. Tahap permulaan /pucuk payudara. Payudara dan papilla menonjol


seperti gunduka kecil. Diameter aerolla membesar (usia 9-13 th)

3. Pembesaran lebih lanjut pada payudara dan aerolla tanpa perbedaan


kontur (usia 10-14 th)

4. Aerolla dan papillae menonjol untuk membentuk gundukan sekunder


diatas payudara (usia 10-15 th)

5. Tahap matur penonjolan hanya pada papillae karena kembalinya


aerolla ke kontur umum payudara (11-18 th)

Tahap-tahap pertumbuhan rambut pubis pada anak perempuan :

1. Pra remaja. Tidak terdapat rambut pubis (tidak lebih tebal


dari rambut dinding abdomen)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


2. Pertumbuhan yang tipis dari rambut halus, panjang dan
sedikit berpigmen terutama disepanjang labia (usia 9-14)

3. Rambut menghitam, menebal dan sebagian besar keriting.


Rambut menyebar jarang disepanjang sambungan labia (usia 10 – 14)

4. Rambut kini tampak seperti pada orang dewasa, namun


areanya lebih kecil dari orang dewasa. Tidak ada penyebaran ke
permukaan medial paha (usia 10 – 15)

5. Penampakan dan jumlah rambut seperti pada orang


dewasa, bentuk menyerupai segitiga terbalik seperti pada pola wanita.
Penyebaran ke permukaan medial paha namun tidak melebihi dasar
segitiga (usia 12 – 16)

Pada masa pubertas, hormon-hormon yang mulai berfungsi selain menyebabkan


perubahan fisik/tubuh juga mempengaruhi dorongan seks remaja. Remaja mulai
merasakan dengan jelas meningkatnya dorongan seks dalam dirinya, misalnya muncul
ketertarikan dengan orang lain dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual.

Selama masa remaja, perubahan tubuh ini akan semakin mencapai


keseimbangan yang sifatnya individual. Di akhir masa remaja, ukuran tubuh remaja
sudah mencapai bentuk akhirnya dan sistem reproduksi sudah mencapai kematangan
secara fisiologis, sebelum akhirnya nanti mengalami penurunan fungsi pada saat awal
masa lanjut usia. Sebagai akibat proses kematangan sistem reproduksi ini, seorang
remaja sudah dapat menjalankan fungsi prokreasinya, artinya sudah dapat mempunyai
keturunan. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa remaja sudah mampu
bereproduksi dengan aman secara fisik. Secara fisik, usia reproduksi sehat untuk wanita
adalah antara 20 – 30 tahun. Faktor yang mempengaruhinya ada bermacam-macam .
Misalnya, sebelum wanita berusia 20 tahun secar fisik kondisi organ reproduksi seperti
rahim belum cukup siap untuk memelihara hasil pembuahan dan pengembangan janin.
Selain itu, secara mental pada umur ini wanita belum cukup matang dan dewasa.
Perawatan pra-natal pada calon ibu muda usia biasanya kurang baik karena rendahnya
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
pengetahuan dan rasa malu untuk datang memeriksakan diri ke pusat pelayanan
kesehatan.

MATERI VI
PERUBAHAN FUNGSIONAL KEHAMILAN

6.1 Perubahan anatomik dan fisiologi pada wanita hamil


Gravida : adalah seorang wanita yang sedang hamil
Primigravida : seorang wanita yang hamil untuk pertama kali
Multigravida : seorang wanita yang sudah beberapa kali hamil
Grandemulti: seorang wanita yang sudah puluhan kali hamil
Rata-rata masa kehamilan bila dihitung mulai hari pertama menstruasi
terakhir (HPM) adalah 280 hari atau 10 bulan atau 40 minggu. karena interval
antara hari pertama menstruasi dan ovulasi rata-rata 13 hari, maka rata-rata
masa kehamilan yang sesungguhnya adalah 267 hari (antara 266-270 hari)
Bila HPM diketahui dan siklus haid  28 hari, maka tanggal perkiraan
partus (hari perkiraan lahir (HPL) dapat diperkirakan dengan rumus Naegele
yaitu : hari +7, bulan -3 dan tahun +1. Misalnya HPM 20 – 10 – 2010, Maka HPL
27 – 7 – 2011. Demikian pula HPM 25 – 1 – 2011, makan HPL 2 – 11 – 2011.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Lama kehamilan dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Kehamilan triwulan pertama : antara 0 – 12 minggu. alat-alat dalam
tubuh janin mulai dibentuk (organogenesis)
2. Kehamilan triwulan kedua : antara 12 – 28 minggu. alat-alat tubuh
telah terbentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih
disangsikan
3. Kehamilan triwulan ke tiga : antara 28 – 40 minggu. janin yang
dilahirkan telah viable (dapat hidup)
Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari cavum uteri pada kehamilan dibawah 28
minggu disebut abortus. Atau dikatakan abortus adalah penghentian kehamilan
sebelum janin viabel, berat badan dibawah 1.000 gram atau tua kehamilan
dibawah 28 minggu.
Partus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari
dalam uterus melalui vagina (pervaginam) atau jalan lain (misalnya S.C = sectio
caesaria) kedunia luar.
- Partus prematurus : bila partus terjadi diantara 28-36 minggu.hasil konsepsi
dapat hidup, tetapi belum aterm 9cukup bulan). Berat badan janin antara
1.000-2.500 gram.
- Partus aterm (cukup bulan) : partus terjadi diantara 38-40 minggu.berat
janin 2.500 – 4.500 gram
- Partus post maturus/serotinus : partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari
HPL (Hari Perkiraan Lahir), keadaan ini dihubungkan dengan peningkatan
mortalitas perinatal bayi yang dikandung.
Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang hidup atau
viable :
- nullipara :seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang viable
- primipara:mseorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang viable untuk
pertama kalinya
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
- multipara/pleuripara : seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang
viable untuk beberapa kali
di rumah sakit , para ibu hamil dibuatkan status yang menyatakan riwayat
kehamilan dan persalinan, misalnya : G V P II A II H I, artinya:
- Gravida V : hamil ke lima kalinya
- Partus II : pernah melahirkan bayi yang hidup dua kali
- Abortus II : pernah dua kali abortus
- Hidup I : anak yang masih hidup hanya satu
Perubahan pada seluruh tubuh wanita yang hamil adalah sebagai berikut :
1. Uterus
Uterus pada wanita tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan
uterus akan membesar dibawah pengaruh hormon estrogen dan progesteron
yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini karena hipertropfi otot olos uterus ;
disamping serabut-serabut kolagen menjadi higroskopik akibat meningkatnya
kadar estrogen, sehingga memungkinkan uterus dapat mengikuti pertumbuhan
janin.
Pada kehamilan 8 minggu , uterus membesar sebesar telur bebek. Pada
kehamilan ke 12 minggu sebesar telur angsa dan pada saat ini fundus uteri telah
diraba dari luar diatas symphisis ossis pubis.
Pada kehamilan ke 16 minggu, uterus sebesar kepala bayi atau sebesar tinju
orang dewasa, dari luar fundus uteri dapat diraba kira-kira di antara setengah
jarak pusat ke symphisis.
Pada masa kehamilan selanjutnya, letak fundus uteri (Tinggi Fundus
Uteri=TFU) sebagai berikut :
- 20 minggu : dipinggir bawah pusat (pst)
- 24 minggu : tepat dipinggir atas pusat
- 28 minggu : 3 jari di atas pusat atau 1/3 jarak pusat ke processus
xypoideus (px)
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
- 32 minggu : ½ jarak pusat dan processus xyphoideus
- 36 minggu : 1 jari dibawah processus xyphoideus
- 40 minggu : fundus uteri turun, 3 jari dibawah processus
primigravida, hal ini karena kepala janin pada primigravida telah turun
dan masuk ke dalam rongga penggul.
a. Cervic uteri
Mengandung lebih banyak jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Pada
kehamilan, akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, konsistensi menjadi lunak. Juga kelenjar-kelenjardi cervix
akan berfungsi lebih dan mengeluarkan sekresi lebih banyak, sehingga wanita
hamil mengeluh mengeluarkan cairan per vaginam lebih banyak.
b. Vagina dan vulva
Akibat hormon estrogen akan mengalami perubahan.adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan keduanya tampak lebih merah dan agak
kebiru-biruan (livide)
c. Ovarium
Corpus luteum graviditas yang menghasilkan estrogen dan progesteron
akan mengecil setelah placenta terbentuk (  16 minggu), karena fungsinya
telah diambil alih oleh placenta.
2. Mammae
Akan membesar dan tegang. Pada kehamilan 12 minggu ke atas, dari
papilla mammae dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih yang disebut
colostrum. Papilla mammae dan areola mammae tampak lebih hitam karena
hiperpigmentasi
3. Sirkulasi darah
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan
adanya pencairan darah yang disebut hydraemia. Volume darah bertambah kira-
kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu. diikuti dengan cardiac
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
output yang meninggi sebanyak 30 %. Hemodilusi mulai jelas timbul pada
minggu ke 16 dan bila ibu mempunyai penyakit jantung, dapat mengakibatkan
timbulnya decompensatio cordis.
Erythropoiesis meningkat untuk memenuhi keperluan transport O2, yang
kebutuhannya meningkat dalam kehamilan. Meskipun ada peningkatan jumlah
eritrosit secara keseluruhan , tetapi penambahan volume plasma jauh lebih
besar, sehingga kadar Hb (Hemogobin) dalam dalam akan menurun.
Jumlah leukosit meningkat sampai 10.000/mm 3 dan produksi thrombosit
meningkat pula. Laju endap darah (LED) pada umumnya meningkat sampai
empat kali.
Segera setelah post partum, karena sirkulasi antara uterus dan placenta
berhenti, sejumlah darah untuk sirkulasi sistemik akan membebani jantung, bila
wanita hamil ada kelainan jantung, dapat mencetuskan timbulnya decompensatio
cordis.
Disamping itu juga ditemukan hemokonsentrasi dengan puncaknya pada
hari ke 3-5 post partum, juga peningkatan jumlah thrombosit dan sebagainya,
sehingga ada kecenderungan timbul thrombophlebitis post partum.
4. Sistem respirasi
Pada kehamilan 32 minggu, sering seorang wanita hamil mengeluh rasa
sesak dan pendek nafas. Hal ini karena usus terdorong oleh uterus yang
membesar ke arah diaphrahma, sehingga diaphragma kurang leluasa bergerak.
Karena kebutuhan O2 meningkat  20%, seorang wanita selalu bernafas lebih
dalam dan thorax bagian bawah melebar ke samping.
5. Tractus digestivus
Dapat ditemukan hipersalivasi (pengeluaran air ludah lebih dari biasa.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan tidak jarang dapat dijumpai gejala muntah
(emesis), yang biasanya terjadi pada pagi hari sehingga dikenal sebagai morning
sicknesas. Bila emesis terlampau sering dan terlalu banyak muntahnya, bersifat
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
patologik dan disebut hyperemesis gravidarum. Karena otot-otot tractus
digestivus menurun, sehingga sering menimbulkan keluhan konstipasi.
6. Tractus urinarius
Karena adanya peningkatan sirkulasi di ginjal, sehingga filtrasi di
glomerulus meningkat sampai 60%, sehingga terdapat polyuria (kencing
banyak). Disamping itu juga ditemukan gejala sering kencing, yang ditemukan
pada bulan-bulan pertama kehamian karena vesica urinaria tertekan oleh uterus
yang membesar. Tetapi keadaan ini akan hilang bila uterus gravidus telah keluar
dari rongga panggul. Gejala ini akan timbul lagi pada akhir kehamilan, bila kepala
janin mulai turun ke bawah ke pintu Atas Panggul (PAP), karena vesica urinaria
mulai tertekan kembali.
Karena uterus yang membesar lebih sering memutar kearah kanan, sering
akan menekan ureter kanan, sehingga sering dijumpai hydroureter dextra dan
pyelitits dextra.
7. Kulit
Pada tempat-tempat tertentu dapat ditemukan deposit pigmen dan
hiperpegmentasi atas pengaruh MSH (Melanophore Stimulating Hormone) yang
dihasilkan oleh sel-sel anterior hipofisis
Hiperpegmentasi didaerah dahi , pipi dan hidung dikenal sebagai
chloasma gravidarum. Hiperpegmentasi juga dapat ditemukan didaerah leher,
papillae mammae dan aerola mammae.
Linea alba menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisea (linea nigra)
Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak, warnanya berubah
menjadi agak hiperemesis dan kebiru-biruan yang disebut striae lividae. Setelah
partus, stria livida berubah warna menjadi putih dan disebut stria albicantes.
8. Metabolisme

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


BMR (Basal Metabolic Rate) meningkat 15-20% yang umumnya ditemukan
pada triwulan terakhir kehamilan dan glandula thyreoidea (kelenjar gondok)
tampak lebih jelas.
Kebutuhan kalori diperoleh terutama dari pembakaran karbohidrat, khususnya
sesudah lebih dari 20 minggu. akan tetapi bila diperlukan , dipakai juga lemak
untuk mendapatkan tambahan kalori.
Proteim sangat diperlukan dalam kehamilan untuk perkembangan badan,
alat kandungan , mammae dan janin, simpanan protein yang diperlukan kelak
saat laktasi (menyusui ) sehingga wanita hamil perlu mendapatkan cukup protein
selama hamil.
Janin membutuhkan 30-40 gram calsium untuk pembentukkan tulang –
tulang, terutama pada trimester akhir.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira 6,5 -16,5 kg. Kenaikan berat
badan ini terjadi terutama 20 minggu terakhir. Pada kehamilan sesudah 20
minggu, kenaikan berat badan sebaiknya hanya 2 kg per bulan, karena kenaikan
berat badan yang terlalu banyak sering ditemukan pre-eclampsia (dengan tris
gejala: edema, proteinuria , hypertension), sehingga meningkatkan morbiditas
dan mortalitas ibu dan janin
Kenaikan berat badan dalam kehamilandisebabkan oleh :
1. Hasil konsepsi : fetus , placenta, liquor amnii
2. Ibu sendiri :
- Uterus dan mammae yang membesar
- Volume darah yang meningkat
- Lemak dan protein lebih banyak
- Adanya retensi air
6.2 Tanda dan gejala kehamilan
Yang mengarah ke persangkaan (presumptive) adanya kehamilan :
2. Amenorrhoe : tidak menstruasi lagi
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
3. Mual (nausea ) dan muntah (emesis), karena sering timbul pada pagi
hari, lazim disebut morning sickness. Bila terlampau sering, dapat
menganggu kesehatan dan disebut hyperemesis gravidarum.
Umumnya timbul pada akhir bulan pertama dan akan menghilang
spontan 6-8 minggu kemudian.
4. Perubahan pada mammae, yang menjadi tegang , membesar dan
mengeluarkan colustrum
5. Perasaan adanya gerakan yang bergetar didalam abdomen, yang timbul
pada 8-12 minggu, yang perlahan-lahan meningkat intensitasnya.
6. Perubahan warna membrana mukosa vagina dan vulva
7. Pigmentasi kulit dan timbul striae lividae di dinding perut
8. Gangguan miksi (mictio)
9. Rasa lelah
Yang mengarah ke kemungkinan (probable) adanya kehamilan:
1. Pembesaran perut
2. Perubahan ukuran, bentuk dan konsistensi uterus
3. Perubahan pada cervix
4. Braxton hicks contraction : kontraksi uterus yang tidak menimbulkan
rasa nyeri dan timbul dengan interval irregular
5. Ballottement : bila tangan pemeriksa secara mendadak menekan uterus,
maka akan terasa seperti ada bola menyentuh tangan pemeriksa
6. Teraba bagian-bagian janin, yang berupa bagian-bagian besar (kepala
dan bokong) dan bagian-bagian kecil (ekstremitas)
7. Test urine untuk kehamilan yang positif, yang menunjukkan didalam
urine terdapat HCG (Human Chotionic Gonadotropin)
Tanda pasti adanya kehamilan :
6. Terdengarnya denyut jantung janin dengan frekuensi antara 120-140
denyutan/menit
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
7. Persepsi adanya gerakan aktif janin oleh pemeriksa
8. Tampak kerangka janin pada pemeriksaan dengan sinar X (sinar
rontgen) atau terlihatnya janin dengan USG (Ultrasonografi)
Pseudocyesis (kehamilan imaginer) :
Biasanya ditemukan pada wanita yang ingin sekali hamil. Wanita
tersebut mengaku dirinya hamil, terdapat amenorrhoe, perut membesar,
tetapi tanda-tanda kehamilan lain dan test urine untuk kehamilan negatif.
Trimester 1
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot
sementara produksi meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu
terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot luar. Kerja
sama tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada
bulan-bulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahanya usia
kehamilan akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm
bahkan kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon
esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu
lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil
konsepsi.pada awal kehamilan tuba fallopi,ovarium,dan ligamentum rotundum
berada sedikit dibawah apeks fundus,sementara pada akhir kehamilan akan
berada sedikit di atas pertengahan uterus.posisi plasenta juga mempengaruhi
penebalan sel-sel otot uterus,dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi
plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya.
Sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan
tanda piscaseck.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk
aslinya seperti buah alvokat.seiring dengan perkembangan kehamilannya,daerah
fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia
kehamilan 12 minggu.
Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus
uteri yang mengakibatkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal
dengan tanda Hegar.
Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding
abdominal mendorong usus seiring perkembangannya,uterus akan menyentuh
dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan keatas, terus tumbuh
hingga hampir menyentuh hati. Sejak trimester I kehamillan uterus akan
mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.
b. Serviks
serviks menjadi lunak(soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak
jaringan ikat yang mengandung kolagen,kelenjar servikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran
pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.
c. Ovarium
proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel
baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.
Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif
minimal.
d. Vagina dan Vulva
Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan
kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5
menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan
elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi estrogen membentuk rabas
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
vagina disebut leukore (keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan vagina
supaya distensi selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal,
jarinagn ikat longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.
2. Payudara
Fungsi hormone yang mempersiapkan pemberian ASI antara lain
sebagai berikut.
a. Esterogen
1. Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara.
2. Menimbulkan penimbunan lemak dan air,serta garam sehingga payudara
tampak makin besar.
3. Tekanan saraf-saraf akibat penimbunan lemak,air,dan garam
menyebabkan rasa sakit pada payudara.
b. Progesteron
1. Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
2. Menambah sel asinus.
c. Somatomamotrofin
6. Memengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,laktabumin,dan
laktoglobulin.
7. Penimbunan llemak sekitar alveolus payudara.
8. Sistem Endokrin
a) Meningkatnya hormon esterogen dan progesteron
b) HCG berfungsi memproduksi korpus luteum
c) HPL naik bersifat diabetogenik, sehingga kebutuhan insulin wanita
hamil naik.
d) Prolaktin terus meningkat
e) STH rendh ditekan HPL
4. Sistem Imun

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


a. Peningkatan PH vagina menyebabkan wanita hamil rentan terhadap
infeksi vagina.
b) b.Sistem pertahanan tubuh ibu tetap utuh,kadar immunoglobin
dalam kehamilan tidak berubah.
Trimester II
1.Sistem Reproduksi
a. Uterus
bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat sedangkan
pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan lima bulan,rahim
teraba seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim terasa tipis.
Posisi rahim :
a. Pada empat bulan kehamilan,rahim tetap berada pada rongga pelvis.
b. setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesaranya
dapat mencapai batas hati.
b. c. rahim yang hamil biasa nya mobilitas nya, lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruh
nya di isi oleh amion dimana desidua kapsularis dan desidua vera
(parietalis) telah menjadi satu. Tinggi TFU terletak antara pertengahan
simpisis pusat. Plansenta telah terbentuk seluruh nya. Pada kehamilan 20
minggu, TFU terletak 2-3 jari di bawa pusat. Pada kehamilan 24 minggu,
TFU terletak setinggi pusat.
b. serviks
serviks bertambah dan menjadi lunak (soft) yang di sebut dengan tanda
Gooldell. Kelenjar endoserfikal membesar dan mengeluarkan cairan mukus. Oleh
karna pertumbuhan dan pelebaran pembulu darah, warna nya menjadi lipid yang
di sebut tanda Chandwick.
c. Ovarium

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuk nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan
progesteron ( kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas
berdiameter kurang lebih 3 cm)
d. Vagina dan vulva
Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan sensitifitas yang
menyolok,serta meningkatkan libido.
2. Payudara
Perubahan pada ibu hamil
a. payudarah menjadi lebih besar
b. ariola payudarah makin hitam karna hiperpigmentasi
c. glandula montgomery makin tanpak menonjol di permukaan ariola mamae
d. d.pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu akan keluar cairan
putih jernih ( kolestrum) yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai
bereaksi
e. pengeluaran ASI belum terjadi karna prolaktin ini di tekan oleh PIH (
prolactine inhibiting hormone)
3. Sistem Endokrin
pada kehamilan plasenta membentuk sejumlah besar gonadotropin korion
manusia , progesteron , somamotropin korion manusia . pada bumil ovum tidak
terbentuk tetapi estrogen & progesteron yang terbentuk . sekresi hormon dapat
diukur dalam darah , menjelang 16 – 20 mgg setelah ovulasi akan terjadi
peningkatan sampai kadar relatif rendah .
• Sekresi hipofisis , kelenjar hipofisis anterior membesar sedikir nya 50% selama
kehamilan & meningkat kortikotropin tirotropin, & prolaktin.
• Sekresi kortikosteroid , menigkat selama kehamilan untuk membeantu
mobilisasi asam amino dari jaringan ibu sehingga dapat dipakai untuk sintesis
jaringan janin
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
• Sekresi kelenjar tiroid , membesar sekitar 50% dan meningkat produksi tiroksin
yang sesuai dengan Pembesaran tersebut .
• Sekresi kelejar paratiroid , membesar selama kehamilan  terjadi bila ibu
mengelamai defisiensi Ca / kalsium dalam makanan nya . karna janin akan
mengunakan Ca ibu untuk pembentukan tulangnya sendiri .
• Sekresi relaksin oleh ovarium . agak diragukan fungsi nya karna mempunyai
efek perlunakan servik ibu hamil pada saat persalinan dan penghambatan
mortilitas uterus .
4. Sistem Imun
Janin sebenar nya merupakan benda asing bagi ibu nya karna hasil
pertemuan dua gamet yang berlainan. Namun ternyata janin dapat diterima oleh
sistem imunitas tubuh , hal ini merupakan keajaiban alam dan belum ada
gambaran jelas tentang mekanisme sebenar nya yang Berlangsung pada tubuh
bumil.
Imunologi dalam janin kebanyakan : dari ibu ke janin sekitar 16 mgg
kehamilan dan terus meningkat ketika kehamilan bertambah , tetapi sebagian
besar lagi diterima janin selama empat minggu terakhir kehamilan.
Trimester III
1 Sistem Reproduksi
a. Uterus
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram pada akhir
kehamilan empat puluh minggu.pada kehamilan 28 minggu, TFU terletak 2-3 jari
diatas pusat,pada kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu jari dibawah Px. Dan
pada kehamilan 40 minggu,TFU berada tiga jari dibawah px. Pada trimester III
, istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen
bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi
otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis
(tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik.
Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.
b. serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri
atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks
tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks
akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan
bagian bawah janin kebawah . Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-
lipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada
kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak
dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu
kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan
sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh
mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas
tertentu masih merup akan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon
progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama
pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu persalinan.

c. Ovarium

Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan


progesteron di ambil alih oleh plasenta.

d. Vagina dan Vulva

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh
esterogen.akibat dari hipervaskularisi,vagina dan vulva terlihat lebih merah atau
kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks di sebut tanda chadwick.

2. Payudara

a. Payudara menjadi besar dan meregang dan bertambah berat

b. Hyperpigmentasi terjadi pada areola

c. Pertambahan besar pada payudara dipengaruhi oleh hormon progesteron dan


estrogen.

3. Sistem Endokrin

Hormon Somatomamotropin, esterogen, dan progesteron merangsang


mammae semakin membesar dan meregang, untuk persiapan laktasi

4. Sistem Imun

Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita


hamil. Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari minggu ke
10 kehamilan, hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan tetap
berada pada kadar ini hingga term. Perubahan –perubahan ini dapat
menjelaskan penigkatan risiko infeksi yang tidak masuk akal pada wanita hamil.

6.3 Pengawasan wanita hamil (ANC=Ante Natal Care ; Ante Partum


Care)
Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia sebagik-baiknya
fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan
dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak
hanya fisik, tetapi juga mental.
Idealnya wanita hamil telah memeriksakan diri ketika menstruasi
terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Jika segala sesuatunya normal, maka

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


pemeriksaan selanjutnya dilakukan tiap 4 minggu sampai kehamilan 28 minggu,
sesudah itu tiap 2minggu dan sesudahnya 36 minggu tiap minggu.
Tiap pemeriksaan dilakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan
obstetrik.
Pemeriksaan umum diantanya adalah :
- Berat badan : bila lebih dari ½ kg per minggu, perlu diteliti latar
belakangnya dan dianjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat, tetapi lemak jangan dikurangi, juga sayur mayur dan buah-
buahan
- Tekanan darah : bila tekanan darah mencapai 130/90 mmHg (tekanan
sistolik =130 mmHg; tekanan diastolik 90 mmHg) merupakan batas
memerlukan kewaspadaan.
- Adanya oedema dimata kaki dan tangan, perlu dianjurkan untuk membatasi
makanan yang mengandung garam (NaCl).
Pemeriksaan obstetrik diantaranya adalah :
- Tinggi fundus uteri (TFU), apakah sesuai dengan umur kehamilan?]
- Letak janin dalam uterus, apakah letak kepala dan sikap badan fleksi pada
semua sendi?
- Letak punggung janin, punggung di sebelah kanan (pu ka) atau di sebelah
kiri (pu ki)?
- Apakah bagian terendah janin telah masuk ke dalam PAP (pintu atas
panggul)
- Bunyi jantung janin
Nasehat-nasehat yang perlu diberikan, antara lain :
- Coitus : pada umumnya diperbolehkan pada masa kehamilan, asal
dilakukan dengan hati-hati. Bila sebelumnya ada riwayat abortus, sebaiknya
coitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu, setelah placenta terbentuk
sempurna. Pada akhir kehamilan, jika kepaa janin telah masuk panggul,
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
hendaknya dihentikan, karena dapat menimbulkan rasa nyeri dan
perdarahan.
- Kebersihan dan pakaian : kebersihan harus selalu dijaga dan baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Pada multigravida, sebaiknya
dianjurkan memakai stagen untuk menunjang otot-otot perut.
Sepatu atau alas kaki dengan tumit tinggi sebaiknya tidak dipakai, karena
tempat titik berat telah berubah, sehingga meningkatkan lordosis yang
memungkinkan timbulnya nyeri pinggang dan mudah tergelincir atau jatuh
karena sulit mempertahankan keseimbangan tubuh.
Mammae harus terpelihara baik dan membutuhkan Bra yang cukup besar
yang cukup menunjang; papilla mammae dibersihkan secara teratur dan
diberi minyak supaya kulitnya tetap lemas, sehingga kelak bila menyusui
bayi / laktasi, tidak mudah retak atau pecah.
- Exercise : wanita hamil mudah lelah, harus dicegah jangan sampai
kelelahan. Wanita-wanita yang mengerjakan sendiri pekerjaan rumah
tangga, bila ditinjau dari segi fisik, sedikit atau tidak memerlukan program
exercise secara khusus, tetapi dari sisi psikologis, pemberian program
exercise dapat bermanfaat.
- Bekerja : boleh tetap bekerja, tetapi jangan terlalu berat. Lakukan istirahat
sebanyak mungkin. Menurut Undang-undang perburuhan, wanita hamil
berhak cuti hamil satu setengah bulan sebelum dan sesudah bersalin.
- Merokok : bila terlalu banyak merokok akan melahirkan anaka yang lebih
kecil atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan:
Ada 3, yaitu :
1.Jalan lahir
- Jalan keras
- Jalan lunak
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
2.Janin
3.Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu
1.Jalan lahir
a. Tulang-tulang panggul (pelvis):
Terdiri atas os coxae yang terdapat 2 buah kanan dan kiri, yang merupakan
gabungan dari os ileum, os ischium dan os pubis, satu os sacrum dan
beberapa os coccygyus.
Tulang-tulang tersebut membentuk persendian, yaitu :
- Sympisis pubis, terdapat di depan, menghubungkan os pubis kanan dan
kiri, diperkuat oleh ligamentum pubicum superior dan ligamentum
arcuatum pubis.
- Articulatio sacroiliaca, terdapat dua buah kanan dan kiri, menghubungkan
os sacrum dam illium (os coxae) kanan dan kiri diperkuat oleh ligamentum
interosseus dan ligamentum sacdoiliacum anterior dan posterior
- Articulation sacrococygea, yang menghubungkan os sacrum dengan
coccygis.
Dalam keadaan tidak hamil, persendian tersebut hanya memungkinkan
persendian sedikit, tetapi dalam keadaan hamil atau waktu persalinan, mungkin
akibat aktivitas hormonal, persendian tersebut dapat bergeser lebih jauh dan
lebih longgar.
Lebih mudah bergesernya persendian tersebut ada untung dan ruginya.
Keuntungannya antara lain ujung os coccigys dapat bergerak kebelakang sejauh
 2 ½ cm, yang berarti melebarkan PBP (Pintu bawah panggu) atau pelvis
outlet.
Kerugiannya antara lain :
- Bila wanita hamil bergerak terlampau cepat dari posisi duduk ke berdiri,
karena terjadi pergeseran yang lebar dari articulatio sacroiliaca, dapat
menimbulkan rasa nyeri di daerah persendian tersebut.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
- Sehabis partus akan tergelincir, tidak jarang dijumpai symphisiolysis, karena
longgarnya hubungan di symphisis, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan
gangguan jalan.
Secara fungsional panggul dibagi dua bagian :
- Pelvis major ( false pelvis) terletak diatas linea terminalis
- Pelvis minor (true pelvis) dibawah linea terminalis. Pelvis minor kelak akan
dilewati bayi saat partus berlangsung
Pelvis minor merupakan saluran dengan sumbu melengkung ke depan
(sumbu carus)
Bidang atas saluran ini berbentuk hampir bulat disebut Pintu Atas Panggul
(PAP) atau pelvis inlet. Bidang bawah saluran ini terdiri atas dua bidang, disebut
Pintu Bawah Panggul (PBP) atau pelvic outlet. Diantara kedua bidang ini terdapat
ruang yang disebut Ruang Panggul (Pelvic cavity).
Bila wanita hamil berada dalam posisi dorsal lithotomy, karena terjadi gliding
movement dari articulatio sacroiliaca ke arah atas, maka diameter PBP dapat
diperluas 1 ½ -2 cm.
b. Bagian lunak jalan lahir
Pada saat persalinan, bayi akan melewati canalis cervicalis dan vagina.
Otot-otot yang menahan dasar paggul:
- Bagian luar (superficial):
 Musculus sphincter ani externus
 Musculus bulbocavernosus yang melingkari vagina
 Musculus perinei transversus superficialis
- Bagian tengah :
 Musculus sphincter urethrae yang melingkari urethra
 Musculus iliococcygeus
 Musculus ischiococcygeus
 Musculus perinei transversus profundus
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
- Bagian dalam (profunda) :
Otot – otot dalam ini kuat dan disebut diaphragma pelvis, terdiri atas
musculus levator ani yang berfungsi menahan dasar panggul. Bagian
depan otot ini berbentuk segitiga disebut trigonum urogenitalis (hiatus
genitalis), di trigonum ini berada urethra, vagina dan rectum
2. Janin
Kepala janin merupakan bagian yang paling besar dan keras dibanding
bagian-bagian lainnya yang akan dilahirkan. Umumnya jika kepala janin telah
dilahirkan, bagian – bagian lain dengan mudah menyusul.
Bagian calvaria tulang tengkorak (cranium) terdiri atas 2 buah os
parietale, sebuah os occipitale dan 2 buah os frontale (setelah lahir os frontale
yang semula 2 buah akan menjadi satu). Tulang-tulang ini berhubungan satu
dengan lainnya dengan membran, yang kelak setelah lahir menjadi tulang.
Batas antara 2 tulang disebut suture dan antara sudut-sudut tulang
terdapat ruang tertutup membran yang disebut fontanella (ubun-ubun)
Fontanella (ubun-ubun) ada dua:
- Fontanella minor (UUK=Ubun-ubun kecil) :berbentuk segitiga, dibatasi
oleh os occipitale dan os parietale kanan dan kiri
- Fontanella major (UUB = Ubun-ubun besar ) : berbentuk segiempat
panjang, dibatasi oleh os parietale kanan dan kiri serta os frontale
Akibat sutura belum menutup, maka tepi tulang yang satu dapat menyisip
di bawah tepi tulang disebelahnya (tumpang tinggi; overlapping), maka kepala
janin dapat berubah dalam bentuk dan ukuran. Kemampuan kepala dapat
berubah bentuk ini disebut moulage.
Kedudukan dan keadaan janin didalam uterus ditanyaan dengan istilah
tertentu sebagai berikut :
a. Letak janin (lie of the fetus)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Menyatakan hubungan sumbu panjang janin terhadap sumbu ibu untuk ini
dikenal:
- Letak memanjang (longitudinal lies) : berarti sumbu panjang
janin sejajar dengan sumbu ibu. 99% fetus letak memanjang.
Letak memanjang ada 2, yaitu :
 Letak kepala (let kep), artinya kepala dibawah (95%)
 Letak sungsang, artinya bokong dibawah (4%)
- Letak lintang ( transverse lies) : berarti sumbu panjang janin
tegak lurus sumbu ibu (1%)
- Latek miring atau mengolak (obique lies) : selama persalinan
selalu akan menjadi letak memanjang atau letak lintang.
b. Sikap badan (attitude:habitus)
Berarti hubungan bagian-bagian janin terhadap sumbunya sendirinya,
khususnya terhadap tulang punggungnya. Pada umumnya kepala, tulang
punggung dan ekstremitas janin dalam keadaan fleksi, sehingga disebut :
janin dengan sikap fleksi. Sikap demikian ini sebagai akibat pola pertumbuhan
janin dan proses akomodasi antara janin dan cavum uteri.
c. Presentasi (presentation) :
Berarti bagian janin yang berada dibagian bawah dari uterus, yang bisa
diketahui dengan melakukan vaginal toucher (VT).
Bila yang ada ditempat tersebut adalah kepala disebut presentasi kepala
(cephalic presentation). Bila bokong disebut presentasi bokong ( breech
presentation). Bila janin letak mengolak, biasanya bahu akan berada dibagian
bawah uterus, sehingga disebut presentasi bahu (shoulder presentation).
Pada presentasi kepala, masih dapat dikenal beberapa jenis, sesuai
dengan bagian mana dari kepala yang ada dibagian bawah uterus, misalnya :
- Presentasi belakang kepala : kepala janin fleksi maksimal
- Presentasi puncak kepala
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
- Presentasi dahi
- Presentasi muka : kepala janin ekstensi maksimal
Pada letak sungsang, demikian pula dapat ditemukan presentasi kaki dan
sebagainya.
d. Posisi
Menyatakan bagian janin yang ada di bagian bawah uterus terdapat
disebelah mana terhadap sumbu ibu. Dalam hal ini diperlukan adanya petunjuk,
biasanya yang dipakai sebagai petunjuk adalah ubun-ubun kecil, dagu, sacrum.
Misalnya : ubun-ubun kecil kiri depan , dagu didepan kamar, sacrum belakang
kanan dan lain sebagainya
Demikian pemeriksaan luar (melalui dinding perut) dan pemeriksaan
dalam (dengan vaginal toucher), dapat diketahui misalnya : janin letak
memanjang, sikap fleksi, presentasi belakang kepada, ubun-ubun kecil kanan
depan.
3. Kekuatan – kekuatan yang ada pada ibu :
Kontraksi otot-otot uterus sewaktu persalinan disebut his yang berguna
untuk mendorong janin keluar dari uterus.
Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut tempat tuba
masuk ke dalam dinding uterus. Gelombang bergerak ke dalam dan ke bawah
dengan kecepatan 2 cm/detik untuk mengikutsertakan seluruh uterus.
Sifat-sifat his antara lain :
- Kontraksinya simetris
- Kontraksi paling kuat di fundus uteri (fundal dominant)
- Sesudah kontraksi diikuti relaksasi, tetapi panjang otot corpus uteri
sesudah tiap his menjadi lebih pendek daripada sebelumnya (retraksi)
Saat persalinan berlangsung dan dengan adanya his, maka perlahan –
lahan uterus akan dapat dibedakan menjadi 2 bagian yang berbeda. Bagian atas
aktif berkontraksi dan makin menebal; bagian bawah yang tediri atas segmen
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
bawah rahim (berasal dari isthimus uteri) dan cervix uteri, merupakan bagian
pasif dan akan tertarik dan menipis, akhirnya membentuk saluran dengan
dinding muskuler yang tipis sebagai tempat lewatnya fetus. Karena adanya
peregangan segmen bawah rahim, setiap his akan diikuti rasa nyeri.
Pada saat persalinan berlangsung his mula-mula timbul lemah dengan
interval 15-30 menit sekali kemudian secara perlahan –lahan menjadi 1-2 menit
sekali. Durasi dari his mula-mula hanya berlangsung beberapa detik, makin lama
menjadi makin lama menjadi  60 detik (45-90 detik).
Bila cervix telah membuka lengkap (10 cm), maka jani mulai dikeluarkan
dari uterus. Untuk menambah kekuatan uterus yang sudah optimum,
berbarengan dengan timbulnya his ibu akan mengejan untuk meningkatkan
tekanan intra abdominal , yaitu dengan cara mengontraksikan otot-otot
diafragma dan otot – otot dinding abdomen.
Agar kekuatan ibu lebih efisien, maka badan ibu dibuat fleksi, dagu ibu
didekatkan arah dada, badan fleksi dan kedua tangan menarik pahanya dekat
pada lutut.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


MATERI VII

PATOLOGI DAN PROBLEMATIK KEHAMILAN

Selama kehamilan dapat timbul berbagai komplikasi (penyulit) sebagai akibat langsung
kehamilan.

1. Pre eklampsia dan eklampsia:

Istilah toxaemia gravidarum dewasa ini tidak dianjurkan untuk dipakai lagi,
karena istilah tersebut mencakup berbagai penyakit hipertensif dalam kehamilan dengan
etiologi yang berbeda-beda.selain itu tidak pernah ditemukan toksin sebgai penyebab.

Istilah yang kini dianjurkan dipakai adalah E-P-H gestosis, dengan trias gejala : Edema
(E), Proteinuria (P), Hipertensi (H).

Pre eklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit, hanya eklampsia


merupakan peningkatan yang lebih berat dan berbahaya dari pre eklampsia, dengan
tambahan gejala- gejala tertentu.

Di Indonesia, eklampsia disamping perdarahn dan infeksi, masih merupakan


sebab utama kematian ibu dan menyebabkan kematian perinatal yang tinggi (kematian

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


perinatal ialah jumlah bayi lahir mati dan kematian bayi dalam 7 hari pertama sesudah
lahir

a. pre eklampsia :

umumnya terjadi pada trimester ke 3 kehamilan. etiologi hingga sekarang


belum diketahui. Pre eklampsi ringan ditandai dengan :

1. Edema : akibat penimbunan cairan berlebihan dan secara menyeluruh


dalam jaringan tubuh, dengan manifestasi berupa penambahan berat
badan berlebihan (normal: ½ kg/minggu) dan pembengkakan di kaki, jari
tangan dan muka

2. Proteinuria : artinya terdapat protein di dalam urine penderita

3. Hipertention (hipertensi) : tekanan darah pendertia meninggi baik sistolik


maupun distolik.

Pre eklampsia ringan, hanya ditemukan tanda-tanda di atas tanpa gejala-


gejala subjektif

Pada pre eklampsia berat, ditemukan juga nyeri kepala di daerah frontal,
skotoma, diplopia (melihat dobel), penglihatan kabur, nyeri di daerah
epigastrium, mual atau muntah

c. Eclampsia :

Berasal dari bahasa yunani yang berarti “halilintar”

Wanita mengalami serangan kejang, diikuti coma. Kematian ibu berkisar


antara 9,8-25,5 %, biasanya disebabkan perdarahan otak, decompensatio cordis
dengan edema paru, gagal ginjal/ payah ginjal (renal failure) dan aspirasi isi
lambung ke dalam jalan pernafasan sewaktu penderita kejang.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Kematian bayi 42,2% - 44, 9%, terutama disebabkan hypoxia intrauterine
dan prematuritas.

2. Kehamilan Ektopik :

Bila telur atau ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar
endometrium cavum uteri , disebut sebagai kehamilan ektopik (ectopic
pregnanc). Sebagian besar berlokasi pada tuba, sangat jarang terjadi implantasi
di ovarium, cavum abdominale, canalis cervcalis, cornu uteri dll)

Istilah kehamilan extra uterine termasuk dalam kehamilan dilokasi


tersebut, kecuali di pars interstitialis tubae dan canalis cervicalis, karena kedua
tempat ini masih termasuk bagian uterus. Kehamilan tuba yang belum terganggu
tidak menunjukkan gejala dan tanda yang khas, sampai terjadi abortus atau
ruptur tuba

Pada kehamilan tuba terganggu atau dikenal juga sebagai hamil extra –
uterine terganggu (H.E.T), gejala, dan tanda klinis sangat berbeda-beda, ada
yang ringan dan ada yang berat hingga timbl shock. Kehamilan tuba terganggu
patut dicurigai bila kita berhadapan dengan wanita dalam masa reproduksi,
amenorrhoe, mendadak mengeluh nyeri perut bagian bawah dan perdarahan per
vaginam yang biasanya tidak banyak. Dalam hal ini prnnggulangannya berupa
dilakukan laparotomi (operasi membuka dinding perut ) dan shalphingectomi
(memotong dan mengangkat tuba yang mengandung hasil konsepsi)

3.Penyakit trofoblast :

Penyakit ini berasal dari kelainan pertumbuhan sel-sel trofoblast placenta


atau calon placenta dan bersifat neoplastik. Pada umumnya timbulnya
berhubungan dengan adanya kehamilan (gestation, gestasi)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


a. Mola hydatidosa :

Kehamilan abnormal dengan hasil konsepsi tidak ditemukan janin, tetapi


hanya berupa gelembng-gelembung dan jaringan saja yang menyerupai buah
anggur. Gelembung-gelembung dan jaringan saja yang menyerupai buah
anggur. Gelembung-gelembung tersebut adalah villi choriales yang berisi cairan.
Kelainan ini bersifat jinak

b.Chorio-carcinoma

bersifat ganas. Dikenal pula sebagai penyakit trofoblast ganas jenis non-
villosum sering terjadi metastasis, 80,2% bermetatasis ke paru dan susunan
saraf pusat (SSP) 19,8 % vulva dan vagina

4.Perdarahan antepartum (ante partum hemorrhage = A.P.H) :

Perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. umumnya bersumber


pada kelainan placenta

a.Placenta praevia

placenta dalam keadaan normal berinsertio di bagian atas uterus. Pada


placenta praevia, placenta letaknya abnormal, yaitu pada segment bawah rahim,
sehingga dapat menutupi sebagian atau seleruh permukaan jalan lahir.

Berdasarkan terabanya jaringan placenta melalui pembukaan jalan lahir,


dapat dibedakan :

- Placenta praevia totalis : bila seluruh permukaan tertutup oleh jaringan


placenta

- Placenta praevia lateralis : bila sebagian pembukaan tertutup placenta

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


- Placenta praevia marginalis : bila pinggir placenta tepat berada di pinggir
pembukaan

- Placenta letak rendah : bila placenta terletak di segmen bawah rahim,


belum sampai menutup pembukaan jalan lahir.

Gambaran klinik placenta praevia umumnya adalah : perdarahan


berwarna merah segar tanpa alasan dan tanpa disertai rasa nyeri, selagi
penderita tidur atau bekerja biasa.

Tindakan – tindakan penanggulangannya lebih banyak ditujukan demi


keselamatan ibu daripada janinnya

b.Solutio placentae

terlepasnya placenta yang letaknya normal pada corpus uteri sebelum


janin lahir. Jenis-jenisnya:

- Bila placenta terlepas seluruhnya, disebut solutio placentae totalis

- Bila terlepasnya sebagian , disebut solutio placentae partialis

- Bila hanya sebagian kecil pinggir placenta yang terlepas, disebut ruptura
sinus marginalis

Pada solutio placentae, akan timbul perdarahan per vaginam yang


berwarna kehitam-hitamn, disertai nyeri perut terus-menerus, uterus sangat
tegang dan nyeri. Timbulnya dapat perlahan-lahan atau mendadak. Ibu dapat
jatuh ke dalam shock

Penangannya : bila berat, kehamilan harus secepatnya diakhiri.

5.kehamilan ganda :

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Ialah kehamilan dengan 2 janin atau lebih

Bila kembar dua disebut GEMELLI, frekuensi kira-kira : 89.bila kembar tiga
disebut TRIPLET, selanjutnya disebut Quadruplet, QUINTIPLET

Bahaya bagi ibu tidak seberapa besar, tetapi risiko bagi janin baik saat
kehamilan maupun persalinan

Kehamilan kembar dapat bersifat monozygotik (berasal dari satu ovum)


atau dizygotik (berasal dari ovum)

Keluhan –keluhan yang lazim dijumpai selama kehamilan:


- Nyeri pinggang (backache):
Derajat ringan disebabkan oleh strain berlebihan atau kelelahan,
membungkuk atau mengangkat berlebihan dan berjalan dengan
kompensasi yang buruk terhadap perubahan postural. Pada keadaan
demikian hanya diperlukan penjelasan, membatasi keadaan-keadaan yang
dapat menimbulkan strain dan kadang-kadang perlu diberi support dengan
stagen.
Derajat berat dapat berhubungan dengan adanya defek anatomik
sebelumnya, baik kongenital atau akibat trauma
Nyeri pinggang yang disertai penjalaran rasa nyeri ke tungkai merupakan
akibat adanya HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yang menekan serabut saraf.
- Varicositas/ varises:
Timbulnya varices pada umumnya berhubungan dengan tendensi herediter
dan diperberat dengan berdiri lama, kehamila dan bertambahnya usia.
Varices yang timbul pada ekstremitas bawah dapat ditanggulangi dengan
istirahat secara periodik disertai elevasi kaki atau menggunakan elastic
stocking untuk waktu tertentu sepanjang hari.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Varices yang timbul di vulva dapat ditanggulangi dengan penggunaan
sabuk yang dilengkapi dengan vaginal pad.
- Hemorroid :
Dapat menimbulkan perdarahan, mengalami thrombosis atau prolaps, yang
dapat menimbulkan nyeri. Dapat ditanggulangi dengan: diet rendah residu,
minyak mineral,aplikasi dingin, suppositoria (obat yang dimasukkan
kedalam lubang anus) atau ointment (salep) yang mengandung obat-
obatan anaesthetic.
- Leg cramp:
Minum susu (milk) dalm jumlah besar atau minum dicalcium phosphate
cenderung menimbulkan muscular tetany dan leg cramp, akibat penyerapan
fosfat berlebihan. Untuk ini dianjurkan untuk membatasi minum susu dan
pemakaian sediaan calcium bebas fosfat, misalnya calcium gluconat sebagai
sumber calcium.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


MATERI VIII
PROSES FISIOTERAPI PADA PRE NATAL/ KEHAMILAN
Proses fisioterapi pada pre natal atau pada kehamilan terdiri dari
assessment/ pemeriksaan (pemeriksaan subyektif dan pemeriksaan
obyektif), diagnosis, rencana fisioterapi, intervensi, evaluasi dan
dokumentasi.
A. ASSESMENT / PEMERIKSAAN
Asessment termasuk pemeriksaan dan evaluasi pada ibu hamil, yang nyata
atau yang berpotensi untuk terjadi kelemahan, keterbatasan fungsi,
ketidakmampuan atau kondisi kesehatan lain dengan cara pengambilan
perjalanan penyakit (history taking) dari awal kehamilannya, skreening, test
khusus jika ada keluhan, pengukuran dan evaluasi dari hasil pemeriksaan
melalui analisis dan sintesa dalam sebuah proses pertimbangan klinis.

1. History taking :

a. Anamnesis : menanyakan Usia Kehamilan (HPMT), Kehamilan


Keberapa, Pernahkah Abortus, Pernah melahirkan, Perkembangan
Berat badan dari trimester I sampai sekarang (sudah naik berapa
kilo dari sebelum hamil), Keluhan utama saat ini, Apakah ibu
merasa tegang.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


b. Anamnesis system : menanyakan dari masing masing sistem
tubuhnya

1) Kepala dan leher : adakah keluhan kaku kuduk , vertigo


2) Kardiovaskuler : Oedem, berdebar-debar, varises,
haemorrhoid
3) Respirasi : sesak napas
4) GIT : constipasi
5) Muskuloskeletal : kram tungkai, nyeri pinggang, nyeri
payudara

2. Pemeriksaan Fisik

a. Vital Sign : pemeriksaan Tekanan Darah (≠> 140/90 mm Hg),


Nadi, Respiratori rate, Berat Badan, Tinggi Badan
b. Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi : postur, oedem, pucat, menahan nyeri, sesak


napas
2) Palpasi : suhu local, oedem, spasme otot pinggang, tinggi
fundus
3) Auskultasi : mendengarkan denyut jantung janin (DJJ)
4) Perkusi : tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Gerak : Gerakan aktif, gerakan pasive dan resisted test


untuk Anggota gerak Atas dan anggota gerak bawah

4. Pemeriksaan Khusus

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


a. Kalau ada nyeri pinggang : Ukur Nyeri nya (VAS, VDS, VRS dll)
b. Cek Diastasis Recti abdominis
c. Cek oedem : antropometri
d. Cek spasme : ada/tidak (1 : ada, 2 : tidak ada)
e. Cek kekuatan otot perut dan dasar panggul
f. Aktifitas Fungsional : Indeks ADL atau Indeks Katz

B. DIAGNOSIS FISIOTERAPI

Diagnosis ditegakkan dari pemeriksaan dan evaluasi dan menyatakan


hasil dari proses pertimbangan/pemikiran klinis, dapat berupa
pernyataan keadaan disfungsi gerak, dapat meliputi/mencakup kategori
kelemahan, limitasi fungsi, atau ketidakmampuan. Ada 3 diagnosis
Fisioterapi, yaitu : dalam fisioterapi pre natal :

a. Impairment : adakah nyeri gerak, adakah nyeri tekan, sesak


napas, varises, diastasis recti, spasme otot
b. Fungsional Limitation : Ketidakmampuan Fungsional (transver
dan ambulasinya)
c. Restriction Partisipation: Keterbatasan aktivitas sosial dan
pekerjaannya

C. RENCANA INTERVENSI / GOAL

Perencanaan dimulai dengan pertimbangan kebutuhan intervensi dan


biasanya menuntun kepada pengembangan rencana intervensi, termasuk
hasil sesuai dengan tujuan yang terukur yang disetujui pasien/klien, famili
atau pelayan kesehatan lainnya.
Dapat menjadi pemikiran perencanaan alternatif untuk dirujuk kepada

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


pihak lain bila dipandang kasusnya tidak tepat untuk fisioterapi. Untuk
Fisioterapi pada pre natal ini tujuan yang akan dicapai dapat berupa untuk
mengurangi nyeri, mengurangi sesak napas, mengurangi
oedem,mengurangi varises,mengurangi spasme otot pinggang,
meningkatkan Kekuatan Otot Perut dan otot dasar panggul,membantu
mempersiapkan Laktasi

D. INTERVENSI

Intervensi di-implementasikan dan dimodifikasikan untuk mencapai


tujuan yang disepakati dan dapat termasuk penanganan secara manual;
peningkatan gerakan; peralatan fisis, peralatan elektroterapuetis dan
peralatan mekanis; pelatihan fungsional; penentuan bantuan dan
peralatan bantu; instruksi dan konseling; dokumentasi dan koordinasi,
komunikasi. Intervensi yang dapat diberikan pada pre natal (kehamilan)
dapat berupa : Senam Hamil, Exercise Therapy, Massage, Physical
agent.

E. EVALUASI

Evaluasi yang dilakukan selama dan sesudah dilakukan intervensi dapat


berupa pemeriksaan Nyeri, Oedem, Sesak napas, Spasme, kekuatan
otot perut dan dasar panggulnya serta pemeriksaan aktifitas
fungsionalnya.

F. DOKUMENTASI

Semua proses fisioterapi pada pre natal dari assessment sampai


evaluasi didokumentasikan dalam rekam medis fisioterapi.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


MATERI IX
FISIOTERAPI PRE NATAL EXERCISE/ SENAM HAMIL

Perubahan fisik selama kehamilan tidak menghalangi langkah pasien dalam


berolahraga. Apalagi dengan adanya senam hamil, kesehatan ibu baik secara
fisik dan mental dapat dijaga dan terlebih lagi, senam ini membantu anda
mempersiapkan persalinan yang lancar.

Definisi Senam Hamil

Merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada ibu hamil untuk
mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk menghadapi
dan mempersiapkan persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Senam hamil adalah suatu bentuk latihan yang ditujukan untuk


mempersiapkan diri ibu hamil agar mudah menghadapi persalinan (fisik dan
psikologis), juga agar fit kembali setelah persalinan. Hal ini diperlukan karena
adanya perubahan-perubahan pada respirasi, cardiovaskuler, hormonal,
persendian dan otot, ginjal dan kandung kemih, postur.

SENAM HAMIL
PRENATAL EXERCISE

Pendahuluan

1. Merupakan program kebugaran yang diperuntukkan untuk ibu hamil dan


merupakan bagian dari perawatan antenatal

2. Mempunyai prinsip-prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan


kondisi ibu hamil
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
3. Dirancang untuk menyehatkan dan membugarkan ibu hamil, mengurangi
keluhan yang timbul selama kehamilan, mempersiapkan fisik dan psikis
ibu hamil dalam menghadapi persalinan

4. Dapat diikuti setelah mencapai umur kehamilan 16 minggu, seijin dan


sepengetahuan dokter atau bidan yang merawat selama kehamilan

5. Senam hamil dapat dibagi menurut umur kehamilan, yaitu :

a. Latihan untuk kehamilan trimester 1

b. Latihan untuk kehamilan trimester 2

c. Latihan untuk kehamilan trimester 3

6. Senam sebaiknya dilakukan tiga kali dalam satu minggu dan dilaksanakan
sebatas kemampuan ibu, tidak boleh sampai melelahkan. Sebelumnya
diberikan penjelasan tentang senam, hal-hal yang berhubungan dengan
senam

7. Senam hamil harus dihentikan apabila terdapat keluhan dan gejala


sebagai berikut

a. Timbul rasa nyeri, terutama nyeri dada, nyeri kepala, dan nyeri pada
persendian

b. Kontraksi rahim yang lebih sering (interval < 20 menit dan timbul
kontraksi terus : 20x/jam)

c. Perdarahan pervaginam, keluarnya cairan ketuban

d. Napas pendek yang berlebihan/ sesak nafas

e. Denyut jantung meningkat ( >140/menit)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


f. Mual dan muntah yang menetap

g. Kesulitan untuk jalan

h. Pembengkakan yang menyeluruh

i. Aktivitas janin yang berkurang/ Penurunan gerak janin

j. Kelelahan berlebihan

8. Yang tidak diperbolehkan mengikuti senam hamil adalah ibu hamil dengan
penyakit sebagai berikut :

a. Absolut

- Penyakit jantung yang aktif

- Gagal jantung

- Penyakit jantung rematik

- Thrombophlebitis

- Emboliparu

- Penyakit infeksi akut

- Resiko kelahiran premature

- Pendarahan pervaginam atau pecahnya ketuban

- Gangguan pertumbuhan janin

- Riwayat kebidanan yang jelek

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


- Penyakit hipertensi yang berat

- Tidak pernah mendapatkan perawatan antenatal

- Gawat janin

b. Relatif

- Hipertensi esensial

- Anemia

- Penyakit tiroid

- Kencing manis

- Letak sungsang pada trimester akhir

- Obesitas

- Berat badan rendah pada kelahiran sebelumnya

- Kehamilan besar

9. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan senam hamil

a. Kehamilan berjalan normal dengan rekomendasi/ izin dari dokter/


bidan

b. Kehamilan berusia minimal 4 bulan

c. Diutamakan pada kehamilan pertama atau kehamilan berikutnya yang


mengalami kesulitan persalinan atau melahirkan anak premature

d. Latihan harus dilakukan secara teratur dalam suasana yang tenang

e. Berpakaian cukup longgar

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


f. Menggunakan kasur atau matras (jangan dilantai langsung)

10. Keluhan – keluhan ibu hamil :

a. Mudah terengah-engah terutama pada trimester 3

b. Mudah lelah, hal ini dipicu oleh trimester 3 kebutuhan aliran darah
yang kurang diimbangi oleh ketersediaan darah. Peningkatan volume
darah akan mengakibatkan pemekaran pembuluh darah sehingga
timbul keluhan varises, ambient, bengkak kaki

c. Mual dan muntah

d. Nyeri punggung dan pinggang

e. Nyeri panggul

f. Kejang tungkai/ kram/ kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki

g. Bengkak pada kedua kaki dan tangan

h. Tidak bisa tidur

Tujuan Utama Persiapan Fisik

1. Mencegah terjadinya depormitas (cacat) kaki dan memelihara fungsi kaki


sehingga dapat menahan berat badan yang semakin meningkat, rasa
nyeri, telapak kaki yang menjadi ceper, varises, bengkak dan lain-lain.

2. Melatih dan menguasai teknik pernapasan yang berperan penting selama


kehamilan dan proses persalinan. Dengan demikian, proses relaksasi
dapat berlangsung lebih cepat dan kebutuhan zat asam (oksigen) tubuh
dapat terpenuhi.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
3. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,
ligamentum, otot-otot dasar panggul dan otot-otot paha bagian dalam.
Dengan demikian, proses kontraksi dan relaksasi yang berhubungan
dengan persalinan dapat dikuasai.

4. Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan. Dengan


demikian, ibu hamil dapat mengatasi keluhan yang timbul akibat
terjadinya perubahan bentuk tubuh ( misalnya sakit pinggang, sakit
punggung, dan kejang).

5. Memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna dengan memberikan latihan-


latihan kotraksi dan relaksasi. Relaksasi yang sempurna diperlukan selama
kehamilan, pada proses persalinan, mengatasi stress, rasa sakit dari his,
dan sebagainya.

6. Mendukung ketenangan fisik.

Tujuan Untuk Mempersiapkan Mental

Tercapainya ketenangan rohani dan terbentuknya rasa percaya diri

Tujuan

1. Meningkatkan kebugaran tubuh secara keseluruhan

2. Menguatkan dan meregangkan otot-otot tertentu terutama otot yang


berperan untuk persalinan dan mempertahankan postur (misal :
mempersiapkan otot-otot kaki untuk menyesuaikan dengan bertambahnya
berat badan ketika hamil, melatih otot-otot perut dan dasar panggul serta
otot-otot sekitar paha agar dapat terkontrol kekuatannya, mengajarkan

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


otot-otot yang mengontrol sikap tubuh dalam menghadapi bertambahnya
berat janin dan mengajarkan reflek postural).

3. Melatih agar otot-otot dapat terkontrol kerjanyadalam berkontraksi dan


relaksasi, khususnya otot-otot perut, otot-otot dasar panggul dan otot-
otot pinggul.

4. Meningkatkan relaksasi tubuh agar dapat mencapai ketenangan jiwa dan


raga.

5. Melatih teknik pernapasan yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi rasa


nyeri his kala I maupun kala II serta melatih alat-alat pernapasan agar
dapat menyesuaikan fungsinya dengan perubahan kondisi perut dan agar
dapat relaksasi serta memenuhi kebutuhan oksigen bagi tubuh.

Manfaat senam hamil

1. Menyiapkan ibu hamil agar lebih siap menghadapi perubahan yang terjadi
selama kehamilan baik secara fisik dan mental.
2. Menambah pengetahuan ibu hamil tentang perubahan yang terjadi selam
kehamilan.
3. Menguatkan otot otot yang diperlukan dalam masa persalinan.
4. Menguatkan otot pernafasan dan meningkatkan kapasitas paru.
5. Menguatkan otot dasar panggul, otot punggung dan otot perut.
6. Mengajarkan body mekanik yang benar agar tidak terjadi cidera.
7. Meningkatkan stamina fisik agar lebih siap dalam permintaan energi yang
besar saat melahirkan, khususnya kelahiran yang panjang / sulit.
8. Mengurangi keluhan selama kehamilan.
9. Meningkatkan edaran darah

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


10. Memperbaiki postur tubuh ibu hamil
11. Memperlancar persalinan normal secara fisik dan mental
12. Meningkatkan mood dan pola tidur ibu
13. Mengurangi kecemasan dan ketegangan selama kehamilan
14. Mempercepat penurunan berat badan ibu setelah melahirkan
15. Memperingan gejala-gejala yang timbul selama kehamilan seperti
konstipasi, bengkak pada kaki, varises vena, nyeri punggung dan cepat
lelah.

Persiapan senam

1. Calon ibu dalam keadaan sehat dan tidak sedang sakit atau tidak enak
badan.
2. Ruangan berventilasi bagus, cukup cahaya dan tidak berangin.
3. Ada kaca untuk koreksi gerakan.
4. Dibimbing oleh fisioterapis.
5. Minum yang cukup selama senam.
6. Memakai pakaian senam yang sesuai ,jangan terlaku ketat karena akan
menekan janin.
7. Waspadai hal hal yang tidak mengenakkan yang muncul selama
pelaksanaan senam.
8. Cek tekanan darah sebelum senam dan timbang berat badan pasien

Bentuk Latihan
 Pemanasan
◦ Tujuan
 Mempersiapkan awal bekerjanya otot
 Meregangkan dan melenturkan otot

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


 Memacu denyut jantung
 Melonggarkan persendian
 Latihan Pernapasan
◦ Tujuan :
 Memperbaiki Ventilasi
 Membantu mengalihkan konsentrasi
 Memberikan efek ketenangan
 Membantu proses kelahiran tanpa merasa lelah
 Latihan Penguatan :
◦ Tujuan :
 Melancarkan sirkulasi darah
 Menguatkan otot-otot terutama otot dasar panggul
 Latihan sebaikanya progresif
 Jangan menahan napas
 Bila ada rasa kurang enak sebaiknya berhenti

 Latihan Relaksasi
Tujuan membantu ibu untuk mendapatkan relaksasi
 Latihan Koreksi Sikap
 Tujuan :
 Mengurangi /menghindari cedera otot
 Mengurangi nyeri panggul ataupun pinggang
 Memudahkan jalan keluarnya bayi (jongkok berdiri)
 Pendinginan
 Tujuan :
 Mengembalikan denyut jantung kembali normal
 Mencegah mengumpulnya darah di tungkai
Gerakan - Gerakan Senam Hamil
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
A. Teknik Pernapasan

Ada 3 macam teknik pernapasan

1. Pernapasan Dada

a. Kegunaannya :

1) Untuk mengurangi rasa sakit dalam menghadapi persalinan

2) Untuk meningkatkan kondisi umum ibu hamil

3) Untuk memperoleh oksigen sebanyak mungkin yang


dibutuhkan oleh ibu dan janin

4) Untuk mengurangi keluhan pusing, buyer dan pening

b. Sikap :

Bisa dilakukan dalam segala posisi, baik posisi tidur terlentang,


miring kiri, miring kanan, duduk, dan berdiri dimanapun

c. Gerakannya ada 3 macam pernapasan dada

1) Pernapasan dada bagian apical

a) Kedua telapak tangan diletakkan di dada bagian atas


sebagai perangsang

b) Tarik napas lewat hidung (rongga dada akan


mengembang dan mendorong kedua telapak tangan),
kemudian keluarkan napas (tiup lewat mulut) sambil
menekankan tangan ke dada bagian atas. Lakukan 4-8 x
gerakan terutama di pagi hari (bangun tidur) dan di

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


malam hari (sebelum tidur) atau setiap ada keluhan
pusing dimanapun dan kapanpun dalam semua posisi

2) Pernapasan dada bagian costal

Teknik pergerakannya sama dengan pernapasan dada


bagian apical hanya bentuk kedua tangan menggenggam /
mengepal dan letaknya pada iga-iga sebagai perangsang

3) Pernapasan dada bagian lower costal

Teknik gerakannya sama dengan pernapasan dada bagian


apical hanya letak tangannya di bawah payudara (costa
bagian bawah) / dada bagian bawah

2. Pernapasan Perut / Abdominal Breathing

a. Kegunaannya :

1) Untuk melemaskan dinding perut sehingga akan


mempermudah pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter
atau bidan

2) Untuk meningkatkan kekuatan otot perut

3) Untuk mengurangi nyeri pada perut yang diakibatkan oleh


ketegangan otot peut

b. Sikap / posisi :

1) Dapat dilakukan semua posisi ( posisi tidur terlentang, tidur


miring kiri atau kanan, duduk maupun berdiri )

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


2) Kedua telapak tangan diletakkan diatas perut ( disekitar
pusar ) sebagai perangsang

c. Gerakannya :

1) Tarik napas dari hidung dengan mulut tertutup ( perut akan


mengembang dan mendoorong kedua tangan keatas )

2) Secara perlahan-lahan, dikeluarkan napas dari mulut ( tiup )


sambil menekan tangan kedinding perut ( mengempiskan
perut )

3) Lakukan sebanyak 4-8x gerakan di pagi hari ( bangun tidur )


dan malam hari ( sebelum tidur ) atau pada saat muncul
rasa nyeri di perut (gambar 95)

Catatan :

Untuk mengetahui kekuatan otot perut kita dengan cara


melakukan gerakan diatas ( tarik napas lewat hidung, perut
dikembangkan ditahan 8 detik kemudian keluarkan napas dari
mulut dengan mengempiskan perut ) Hanya penahanan ini tidak
boleh dilakukan pada saat ada nyeri di perut. Dapat dilakukan
dalam semua posisi.

3. Pernapasan Mulut / Painting Breathing

a. Kegunaan :

1) Untuk menghindari bengkak atau robeknya jalan lahir (


maka pernapasan ini digunakan pada saat proses
pembukaan / kala 1 )

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


2) Untuk mengurangi kelelahan pada saat kala 1

b. Posisi / Sikap : Dapat dilakukan dalam posisi tidur miring kiri,


miring kanan, tidur terlentang. Tapi pada saat kala 1,
disarankan untuk melakukannya pada posisi tidur miring
disesuaikan dengan letak punggung janin.

c. Gerakan :

1) Tarik napas dan keluarkan napas / tiup lewat mulut

2) Pada waktu kala I, melakukannya dengan napas pendek.


Dengan cara ini, tenaga untuk mengejan akan berkurang
saat pembukaan belum lengkap

3) Lakukan sebanyak 4 – 8 x gerakan di pagi hari (bangun


tidur) dan malam hari (sebelum tidur)

Catatan :

Teknik pernapasan tersebut di atas, ketiga-tiganya dapat


dilakukan pada trisemester 1,2,3.

B. Latihan Kontraksi – Relaksasi

1. Kegunaan

a. Untuk memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna sehingga


dapat mengatasi stres, mengurangi rasa sakit di pundak dan di
pinggang

b. Untuk mengurangi kekakuan, kesemutan pada kedua tangan

2. Posisi / sikap : Posisi tidur terlentang, duduk, berdiri

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


3. Gerakan :

a. Genggam kedua tangan, tahan selama 4 detik, posisi siku lurus


sambil melakukan pernapasan dada ( tarik napas lewat hidung )
kemudian hemuskan / tiup sambil jari-jari tangannya dibuka

b. Gerakan sama dengan diatas, hanya saja posisi siku ditekuk


pada saat tarik napas kemudian diluruskan pada saat ditiup.

c. Tekan kedua bahu ke bawah sambil tarik napas lewat hidung


kemudian lemaskan bahu sambil hembuskan napas / ditiup. Ini
gerakan untuk mengurangi rasa sakit dipundak

d. Tekan pinggang ke bawah, ditahan 4 detik kemudian lemaskan.


Gerakan ini untuk mengurangi rasa nyeri di pinggang. Khusus
gerakan ini harus dilakukan pada posisi tidur terlentang

e. Gerakan a-d dilakukan sebanyak 4-8x gerakan terutama pada


pagi hari ( bangun tidur ) dan di malam hari ( sebelum tidur )
atau pada saat muncul rasa nyeri di perut

C. Latihan Untiuk Memperkuat Otot-Otot Dasar Panggul Dan


Otot-Otot Paha Bagian Dalam

1. Posisi / sikap :

a. Tidur terlentang kedua lutut ditekuk

b. Duduk bersila

c. Berdiri

2. Gerakan :

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


a. Kontraksikan otot dasar pada panggul dengan cara melakukan
gerakan seperti menahan kencing dan kentut ( buang angin ),
jadi vagina dikerutkan dan anus dikerutkan kedalan tanpa
disertai kontraksi otot perut bagian bawah kemudian
direlaksasikan

b. Untuk mengetahui kekuatan otot dasar panggulnya, dengan


cara pada saat dikontraksikan, kemudian ditahan 10 detik lalu
dikendorkan / dilemaskan. Hanya pada saat ada nyeri di vagina
tidak boleh ditahan

c. Dalam posisi tidur miring ke kanan, kaki kanan ditekuk lututnya


kaki kiri lutunya lurus, gerakan kaki kiri ke atas ( abduksi hip ).
Lakukan gerakan 4-8 kali gerakan. Kemudian tekuk lutut kiri
sampai didepan perut lalu luruskan lututnya, lakukan gerakan
tersebut 4-8 kali

d. Dalam posisi tidur miring ke kiri, gerakan berlawanan dengan


gerak diatas ( poin c ). Gerakan c & d tidak boleh diberikan
pada trimester 1 & 2

D. Latihan Gerakan Kaki

1. Kegunaan :

a. Memperlancar sirkulasi darah di kaki

b. Mencegah atau mengurangi pembengkaan, kekakuan pada rasa


kesemutan dari pangkal paha sampai jari jari kaki

2. Sikap / posisi :

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


a. Tidur terlentang dengan kaki lurus

b. Duduk dengan kedua lutut lurus, bersandar, kedua lengan


diletakkan disamping badan

3. Tahap-tahap gerakan :

a. Gerakkan jari kanan dan kiri cengkeram ( fleksi jari jari )


kemudian lemaskan / kendorkan ke posisi semula.

b. GerakanPergelangan kaki keatas ( dorsi fleksi ). Posisi lutut


bagian belakang menekan kasur sehingga betisnya terasa
ketarik dan menunduk / turunkan ( plantar fleksi ) pergelangan
kakinya

c. Gerakan memutar kedua pergelangan kaki ke kanan dan ke kiri


( rotasi ) sampai merasakan betisnya terasa ketarik sehingga
kedua lututnya tidak boleh terangkat

d. Gerakan menutup dan membuka pergelangan kaki ( inversi &


eversi ) dengan cara tegakkan kedua telapak kaki ( posisi
tungkai agak membuka / abduksi, hadapkan kedua telapak kaki
satu sama lain sampai ujung jari kaki menyentuh karpet lalu
buka sampai ujung jari kelingking menyentuh lantai

e. Lakukan gerakan ini 4-8 kali dalam 1 kali latihan tetapi kalau
ada pembengkaan / kram / kesemutan lakukan yang sebanyak
mungkin

f. Gerakan menekuk lutut dengan posisi pergelangan kaki plantar


fleksi kemudian luruskan lututnya dengan posisi pergelangan
kaki dorsi fleksi, kanan dan kiri secara bergantian

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


g. Gerakan menekuk lutut sampai full, buka lututnya kesamping
(abduksi hip dalam posisi fleksi knee ) lalu kembalikan ke posisi
semula kemudian luruskan kembali. Lakukan gerakan ini untuk
kaki kanan & kiri secara bergantian. Gerakan ini tidak boleh
diberikan pada kehamilan trimester 1& 2

h. Dalam posisi duduk, kaki kanan diletakkan diatas kaki kiri


kemudiangerakan pergelangan kaki kebawah ( plantar fleksi )
sambil jari jari kakinya cengkeram, otot-otot paha dikontraskan,
otot dasar panggul juga dikontraskan secara bersama-sama
tanpa disertai kontraksi otot perut.

E. Latihan Mengoreksi / Menguatkan Otot-Otot Tulang


Punggung

1. Posisi / sikap :

a. Duduk bersila

b. Merangkak

2. Tahap tahap gerakan :

a. Dalam posisi duduk bersila kedua tangan diatas lutut lalu


gerakan tekan lutut kebawah kekanan dan kekiri secara
bergantian. Lakukan gerakan 4-8 kali

b. Dalam posisi duduk bersila kedua tangan diletakkan kebelakang


dengan jari-jari tangan saling mengait. Gerakan tangan ditarik
ke belakang lalu lemaskan / kendorkan

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


c. Dalam posisi merangkak, kedua lengan sejajar bahu, kedua
lutut sejajar panggul, kepala dan bahan sejajar kasur / matras (
sikap awal ). Gerakannya kepala menunduk sambil tarik nafas
dada punggung melengkung ke atas kemudian kepala tengadah
sambil hembuskan / tiup nafas, punggung melengkung ke
bawah. Lakukan gerakan 4-8 kali gerakan.

d. Dalam posisi merangkak sikap awal seperti diatas, gerakannya


tangan kanan masukkan kedalam kemudian buka keatas
pandangan mengikuti gerakan tangan (adduksi & abduksi
shoulder ). Lakukan gerakan 4-8 kali gerakan

e. Dalam posisi merangkak sikap awal seperti diatas, gerakannya


lutut kanan maju, tangan kanan mundur kepala menoleh ke
kanan lihat jempol kaki kanan, lalu kembalikan ke posisi semula.
Gantian lutut kiri maju, tangan kiri mundur kepala menoleh
kekiri lihat jempol kaki kiri, lalu kembali ke posisi semula.
Lakukan 4-8 kali gerakan gantian kanan & kiri.

F. Latihan Antisungsang

1. Kegunaan :

Mempertahankan dan memperbaiki posisi janin agar bagian kepala


tetap di bawah

2. Sikap :

Posisi merangkak diatas kasur / matras, kedua lengan sejajar bahu,


kedua lutut sejajar, dan panggul agak direnggangkan

3. Tahap tahap gerakan :

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


a. Letakkan kepala diantara kedua tangan. Hadapkan kepala
kekanan atau kekiri

b. Letakkan siku diatas matras / kasur, lalu jauhkan siku sejauh


mungkin kesamping kiri dan kanan sehingga bagian dada
menyentuh kasur atau matras

c. Gerakan ini dilakukan selama 5 menit, apabila dijumpai ada


sungsang dilakukan minimal 20 menit sehari 1 kali

PERAWATAN PAYUDARA SELAMA KEHAMILAN

PRENATAL BREAST CARE

Tujuan perawatan payudara secara umum

1. Memelihara kesehatan dan kebersihan payudara ibu

2. Melenturkan dan menguatkan puting susu

3. Mengatasi puting susu pada keadaan datar/ terbenam sehingga dapat


menyembul keluar, puting susu yang menyembul keluar siap disusukan
kepada bayi (memperbaiki bentuk puting susu)

4. Merangsang kelenjar susu agar produksi ASI meningkat

Hal – hal yang perlu diperhatikan ibu hamil selama proses perawatan payudara

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


1. Perawatan payudara harus dilakukan secara teratur 2x sehari sebelum
mandi

2. Harus memperhatikan kebersihan hidup sehari-hari

3. Asupan nutrisi / gisi ibu hamil harus lebih baik dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan wanita normal

4. Memakai BH yang dapat menopang (menyangga) payudara

Teknik perawatan payudara ibu hamil terdiri dari 3 tahap :

1. Tahap pemeriksaan payudara

Pemeriksaan payudara dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya benjolan pada


payudara ibu. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri. Caranya, salahsatu
tangan diluruskan ke atas, jari-jari tangan yang lain digunakan untuk memeriksa
payudara. Letakkan 2-3 jari tangan di bagian atas payudara dengan cara
gerakan memutar mengelilingi payudara, lalu pijat payudara dengan cara
gerakan memutar mengelilingi payudara menuju areola bagian atas.

2. Tahap persiapan puting susu

Tujuan utama persiapan puting susu bagi ibu hamil adalah untuk menguatkan,
melenturkan dan mengatasi terpendamnya puting susu (inverted nipples). Agar
tujuan tersebut tercapai, puting susu harus dipersiapkan sejak usia kehamilan
memasuki trimester kedua, dan dilakukan sehari dua kali. Hal-hal yang harus
dilakukan pada tahap persiapan puting susu sebagai berikut :

a. Kompres puting susu sampai bagian aerola mammae dengan kapas


yang telah dibasai minyak selama 2-3 menit. Tahap ini bertujuan untuk

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


memperlunak kotoran / kerak yang menempel pada puting susu
sehingga mudah untuk dibersihkan.

b. Olesi ibu jari dan telunjuk dengan minyak.

c. Jika puting susu normal, letakkan ibu jari dan jari telunjuk disekitar
puting susu. Lakukan gerakan memutar ke arah dalam sebanyak 30
kali putaran untuk meningkatkan elastisitas otot puting susu

d. Jika puting susu datar atau masuk ke dalam, letakkan kedua jari
telunjuk di sebelah kiri dan kanan puting susu. Secara perlahan, tekan
dan hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu sebanyak 20 kali

e. Lakukan hal sama dengan tahap d, tetapi tarik dan hentakkan jari
telunjuk dari arah atas dan bawah

Catatan :

- Lakukan tahap-tahap persiapan puting ini di pagi hari dan sore hari

- Hindari pemakaian bahan-bahan seperti alkohol atau sabun karena


akan menyebabkan kulit menjadi kering dan lecet

- Tahap d dan e merupakan tahap yang sudah umum dilakukan


untuk mengatasi puting susu yang datar dan masuk ke dalam
(inverted nipples). Teknik ini dikenal dengan gerakan Hoffman

3. Tahap merangsang kelenjar susu

a. Posisi ibu duduk di kursi dengan payudara terbuka

b. Oleskan minyak kelapa atau baby oil secara merata pada payudara

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


c. Ketuk-ketuk payudara dan tarik puting susu ke arah luar 30 x

d. Lakukan massage dengan gerakan melingkar dari arah pangkal ke


ujung areola, satu tangan menyangga satu tangan mengepal,
dilakukan 30 x

e. Lakukan massage payudara dengan cara kedua tangan di bawah


payudara, massage dengan arah dari bawah ke atas 30 x, terus dari
atas ke bawah kemudian payudara diangkat, dilakukan sebanyak 30 x

f. Cek produksi ASI

g. Bersihkan puting dengan kapas

Berikut adalah tips dan trik dalam melakukan senam hamil :

 Latihan yang teratur, setidaknya tiga kali dalam seminggu


 Selama tri-semester kedua dan ketiga, hindari gerakan berbaring
terlentang karena akan mengurangi aliran darah ke janin.
 Hindari latihan yang menguras tenaga hingga anda terengah-engah. Ini
adalah tanda bahwa janin anda dan anda kekurangan oksigen.
 Jagalah keseimbangan tubuh selama latihan.
 Hindari gerakan atau latihan yang menimbulkan trauma atau desakan
pada perut anda.
 Minumlah banyak cairan sebelum dan selama latihan untuk mengurangi
resiko dehidrasi atau overheating.
 Lakukan relaksasi dan peregangan sebelum dan sesudah latihan.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


 Makanlah makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran dan karbohidrat
kompleks. Apalagi bila anda senam hamil mungkin keburuhan energy
akan meningkat.

Sumber :

ACOG Committee Opinion No. 267. (2002). Exercise During Pregnancy and the
Postpartum Period. Obstetrics and Gynecology 99(1): 171-173.

Suci,H.K. 2009. Senam Hamil untuk persalinan lancar, http://www.tanyadok.com

Hasil penelitian terkait dengan pre natal exercise

a. Pengaruh latihan pada diastasis otot rektus abdominis yang pada periode
antenatal dan postnatal: review sistematis oleh Benjamin (2014). Tujuan
penelitian adalah untuk menentukan apakah intervensi non-bedah (seperti
olahraga) mencegah atau mengurangi diastasis dari otot rektus
abdominis.Hasilnya : Latihan antenatal: Tiga penelitian melaporkan bahwa
olahraga antenatal mengurangi diastasis dari otot rectus abdominis
sebesar 35% (RR 0,65, 95% CI 0,46-0,92; Ι² = 39%; NNT = 3)
dibandingkan dengan kelompok-kelompok non-pengendali/ kontrol. Dua
penelitian (satu dilaporkan baik antenatal dan postnatal) menunjukkan
bahwa olahraga antenatal mengurangi lebar diastasis selama periode
antenatal dan postnatal (tidak ada analisis dikumpulkan). Tidak ada
perbedaan signifikan yang ditemukan waktu untuk pemulihan diastasis
dari otot rektus abdominis (satu penelitian).
Latihan Postnatal: Satu RCT melaporkan penurunan diastasis dari otot
rektus abdominis dengan latihan perut setelah melahirkan. Dua penelitian

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


melaporkan penurunan lebar diastasis dengan latihan gabungan perut dan
korset dan atau postur.

b. Physical activity and exercise during pregnancy. Kader and Naim


(2014).

A physical inactive lifestyle is associated with increased prevalence of


chronic diseases such as cardiovascular disease, type 2 diabetes,
osteoporosis and cancer. The proportion of pregnant women with
overweight or obesity is increasing rapidly across the world and this
excess weight, mainly obesity, is associated with increased risk of health
problems during pregnancy and in connection with childbirth. Pregnancy
poses significant physiological changes in the body and thus many
pregnant women are worried about being physically active or exercising
during this period. This literature review aimed to determine the
advantages or disadvantages, current recommendations and restrictions
on physical activity and exercise during normal pregnancy. Searches were
carried out on databases PubMed, CINAHL and the Cochrane Library. The
review indicates that all healthy pregnant women can be physically active
to achieve health benefits. Physical activity and exercise during pregnancy
does not increase any risk of adverse pregnancy or birth outcomes, not
even for elite athlete women. All healthy pregnant women can remain
physically active. However, high-risk sports or hard working should be
avoided; greater caution and carefulness should be taken to avoid any
unexpected complications and elite knowledge about physical activity and
exercise during normal pregnancy is necessary

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


c. Kasawara, et all. 2012. Exercise and physical activity in the
prevention of pre-eclampsia: systematic review

Exercise and physical activity have been studied and suggested as a way
to reduce or minimize the effects of pre-eclampsia. Our aim was to
evaluate the association between exercise and/or physical activity and
occurrence of pre-eclampsia. We conducted electronic searches without
year of publication and language limitations. This was a systematic review
designed according to PRISMA. Different databases accessed were as
follows: PubMed; Latin-American and Caribbean Literature in Health
Sciences (LILACS); Scientific Electronic Library On-line (SciELO);
Physiotherapy Evidence Database (PEDro); and ISI web of KnowledgeSM.
The Medical Subject Headings (MeSH) were as follows: ("exercise" OR
"motor activity" OR "physical activity") AND ("pre-eclampsia" OR
"eclampsia" OR "hypertension, pregnancy-induced"). Inclusion criteria
were studies conducted in adults who were engaged in some physical
activity. The selection and methodological evaluation were carried out by
two independent reviewers. Risk assessment was made by the odds ratio
(OR) and incidence of pre-eclampsia in the population who performed
physical activity/exercise. A total of 231 articles were found, 214 of which
were excluded based on title and full-text, so that 17 remained.
Comparison of six case-control studies showed that physical activity had a
protective effect on the development of pre-eclampsia (OR 0.77, 95%
confidence interval (CI) 0.64 to 0.91, p < 0.01). The 10 prospective
cohort studies showed no significant difference (OR 0.99, 95% CI 0.93 to
1.05, p = 0.81). The only randomized clinical trial showed a protective
effect on the development of pre-eclampsia in the stretching group (OR
6.34, 95% CI 0.72 to 55.37, p = 0.09). This systematic review indicates a

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


trend toward a protective effect of physical activity in the prevention of
pre-eclampsia.

MATERI X
PROSES FISIOTERAPI PADA PERSALINAN FISIOLOGIS DAN
PATOLOGIS

Definisi persalinan
Menurut Depkes (2003) dalam Phutry (2010) bahwa persalinan adalah proses
untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan (yaitu, janin yang viable,
plasenta dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina kedunia luar.
Persalinan adalah proses yang dimulai dengan kontraksi uterus yang
menyebabkan dilatasi progresif dari servik, kelahiran bayi dan plasenta,
sedangkan persalinan normal merupakan proses yang normal dengan janin
cukup bulan, presentasi occiput, dilakukan melalui jalan lahir spontan sesuai
kurva partograf yang normal.

DEFINISI PERSALINAN NORMAL


Partus Biasa (normal) disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya
bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umurnya kurang dari 24 jam.
PERSALINAN DIBAGI 4 KALA
1) KALA I (KALA PEMBUKAAN)
2) KALA II (KALA PENGELUARAN JANIN)
3) KALA III (KALA PENGELUARAN URI)
4) KALA IV (KALA PENGAWASAN)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


1). KALA I (Kala pembukaan)
• dibagi atas 2 fase yaitu:
– Fase laten yaitu dimana pembukaan serviks berlangsung lambat,
sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
– Fase aktif yaitu berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3
subfase yaitu:
• Periode akselerasi yaitu berlangsung 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm.
• Periode dilatasi maksimal (steddy) yaitu selama 2 jam
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
• Periode deselerasi yaitu berlangsung lambat, dalam waktu 2
jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.

2).KALA II (kala pengeluaran janin)


• Pada Kala II, histerkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek troris
menimbulkan rasa ingin meneran.
• Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar,
dengan tanda anus membuka.
• Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum meregang. Dengan his meneran yang terpimpin, akan lahirlah
kepala, diikuti oleh seluruh badan janin.

3). KALA III (kala pengeluaran Uri)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


• Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras
dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal
2 kali sebelumnya.
• Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri.
Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam
vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simfisis atau fundus uteri, seluruh proses biasanya berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir.
• Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-
200 cc.

4). KALA IV (KALA PENGAWASAN)


• kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum.

NIFAS/PUERPERIUM
• Masa nifas; (peuerperium) di mulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat2 kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil
dan sekitar 4 - 6 minggu.
• Nifas adalah:darah yang keluar dari rahim disebabkan kelahiran,baik
bersamaan dgn kelahiran itu, sesudahnya/sebelumnya (2/3 hari) yg
disertai rasa sakit.

Periode masa nifas


1. Purperium dini
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
• kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan jalan2
2. Purperium intermedia
• kepulihan menyeluruh alat2 genetelia yg lamanya 6-8 minggu
3. Remote puerperium
• Waktu yg diperlukan utk pulih dan sehat sempurna (terutama bila
ibu hamil/ waktu persalinan mempunyai komplikasi )
Perubahan fisiologis Masa Nifas
1. Involusi
2. Laktasi
3. Involusi tempat plasenta
4. Perubahan pembuluh darah rahim
5. Perubahan pada servix dan vagina
6. Dinding perut dan periteneum
7. Saluran kencing

Perawatan dalam nifas


a. Pemeriksaan plasenta,supaya tidak ada bagian plasenta yang tertinggal
b. Pengawasan tingginya fundus uterus
- setinggi pusat setelah janin dilahirkan
- setinggi dua jari bawah pusat segera setelah plasenta lahir
- setinggi 7 cm atas simvisis osis pubis/ ½ simvisis pusat ke-5
- tidak dapat diraba di atas simvisis osis pubis setelah 12 hari
c. Pengawasan pendarahan di vagina
d. Pengawasan konsistensi rahim

PROSES FISIOTERAPI PADA PERSALINAN NORMAL


• ASSESMENT : Assessment subyektif yang terdiri dari anamnese (Keluhan
utama, Riwayat Kehamilan dan persalinannya, riwayat penyakit dahulu
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
dan anamnesis sistem), dan assessment obyektif yang terdiri dari :
Inspeksi, palpasi, Perkusi dan auskultasi, serta vital sign. Dilanjutkan
dengan pemeriksaan fungsi gerak dasar dan pemeriksaan khusus.
Pada pemeriksaan khusus pasca persalinan normal terdiri dari Homan‟s
Sign untuk mengetahui apakah ada potensi terjadinya DVT (Deep Vein
Trombosis), pemeriksaan diastasis recti untuk mengetahui penurunan
elastisitas perut, pemeriksaan PERFECT Sceme untuk mengetahui adanya
kelemahan otot dasar panggul.
• DIAGNOSIS : Impairment, Fungtional limitation, Restriction participation
• RENCANA INTERVENSI : untuk tujuan jangka pendek disesuaikan dengan
diagnosis impairment nya dan untuk tujuan janggka panjang disesuaikan
dengan diagnose Fungtional limitation, Restriction participation
• INTERVENSI : senam nifas jika tidak ada komplikasinya
• EVALUASI : disesuaikan dengan hasil pemeriksaan

Permasalahan yang sering terjadi pada ibu setelah melahirkan adalah


penururnan berat badan dan penurunan elastisitas dan kekuatan otot perut dan
otot dasar panggul.
Tujuan post natal exercise : penurunan Berat Badan, menguatkan otot
perut & dasar panggul,mengembalikan elastisitas otot perut & dasar panggul ,
fittness otot-otot lain,koreksi sikap, intensif ASI. Manfaatnya memperbaiki
peredaran darah, menurangi rasa sakit, membentuk sikap dan bentuk yang baik
dan mempercepat perawatan di rumah sakit / Rumah bersalin.
Prinsip post natal exercise adalah mengembalikan kondisi tubuh relatif
sempurna seperti sebelum hamil dan persiapan Home program.
Pelaksanaan post natal exercise
A. Hari Pertama

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


1. Pernafasan Dada

a. Posisi tidur terlentang, kedua tangan diletakkan di dada bagian atas


kemudian tarik nafas melalui hidung lalu keluarkan melalui mulut
secara perlahan-lahan.

Gambar 1. a

b. Kedua tangan diletakkan disamping kanan dan kiri dada dengan


tangan menggenggam kemudian tarik nafas melalui hidung lalu
keluarkan melalui mulut secara perlahan-lahan.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Gambar 1. b

c. Kedua tangan diletakkan di dada bagian bawah (bawah payudara)


kemudian tarik nafas melalui hidung lalu keluarkan melalui mulut secara
perlahan-lahan.

Gambar 1. c

Lakukan masing-masing gerakan sebanyak 4-8 kali.

2. Pernafasan Perut

Posisi tidur terlentang, kedua tangan diletakkan di atas perut kemudian


tarik nafas melalui hidung hingga perut mengembang lalu dikeluarkan
melalui mulut secara perlahan-lahan hingga perut mengempis.

Gambar 2

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Lakukan 4-8 kali.

3. Latihan Pergelangan Kaki

a. Posisi tidur terlentang dengan kaki lurus, gerakkan jari-jari kaki


kanan/kiri mencengkeram kemudian lemaskan.

Gambar 3. a Gambar 3. a

b. Gerakan pergelangan kaki ke atas (dorsi fleksi) sehingga betis terasa


tertarik kemudian turunkan pergelangan kaki (plantar fleksi).

Dorsi Fleksi Plantar Fleksi

Gambar 3. b

c. Gerakan memutar (rotasi) kedua pergelangan kaki ke kanan/kiri.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Gambar 3.
d. Gerakan kaki menutup (inversi) hingga ujung ibu jari menyentuh kasur
kemudian kaki membuka (eversi) sampai ujung jari kelingking
menyentuh kasur.

Inversi Gambar 3. d Eversi

Lakukan gerakan masing-masing 4-8 kali.

4. Gerakan otot-otot dasar panggul (seperti menahan buang air kecil)

B. Hari Kedua

Latihan hari 1 ditambah dengan :

1. Posisi tidur terlentang, tekuk kaki kanan dan kiri secara bergantian
kemudian kencangkan otot-otot dari pangkal paha sampai kaki kanan/kiri
(saling menekan). Gambar 1.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
2. Tekuk kedua kaki kemudian saling menekan lalu lepaskan.

Gambar 2

3. a. Posisi duduk dengan kedua tangan dilipat di depan dada lalu saling
mendorong secara bersamaan sehingga payudara terasa tertarik (latihan
penguatan otot-otot payudara).

Gambar 3. a

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


b. Tekuk kedua tangan di samping dengan jari-jari di atas bahu kemudian
lakukan putaran (rotasi) ke dalam lalu ke luar (sebaliknya dari luar ke
dalam). Latihan 4-8 kali.

Gambar 3. b. Rotasi ke dalam

Gambar 3. b. Rotasi ke luar

C.Hari ketiga
Latihan hari 1 dan 2 ditambah dengan koreksi tubuh dan home program
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Proses persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu :
Kala I (Kala pembukaan)
Pada kala ini cervix membuka sampai terjadi pembukaan lengkap (10 cm).
Klinis dinyatakan partus dimulai (in partu) bila telah timbul his dan ibu telah
mengeluarkan lendir bercampur darah (belanda: bloed slym) per vaginam. Lendir
berasal dari lendir yang ada di canalis cervicalis karena cervix mulai membuka
dan mendatar. Sedangkah darah berasal dari kapiler-kapiler yang terdapat di
sekitar canalis cervicalis yang pecah karena pergeseran-pergeseran ketika cervix
membuka.
Saat cevix membuka lengkap atau hampir lengkap umunya ketuban akan
pecah, sehingga air ketuban akan keluar melalui vagina.
Lamanya kala I : Primigravida  13 jam, multipara  7 jam
Kala II (Kala Pengeluaran)
Berkat adanya kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin akan didorong keluar
sampai lahir.
Pada kala ini, kepalajanin yang ada di ruang panggul akan menekan otot-
otot dasar panggul, secara reflektoris akan menimbulkan rasa mengedan ;
setelah itu, adanya tekanan ke rectum menimbulkan rasa ingin defekasi (BAB =
Buang
Air Besar)
Lamanya kala II : Primigravida  1 ½ jam; multipara  7 jam
Kala III (Kala Uri)
Pada kala ini placenta kan terletas dari dinding uterus dan dilahirkan. Biasanya
placenta akan lepas dalam waktu 6 - 15 menit setelah bayi dilahirkan dan
kemudian akan dieluarkan spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran placenta akan diikuti oleh keluaran darah
Kala IV
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Mulai dari lahirnya placenta hingga 1 jam kemudian. Kala ini dimaksudkan
untuk mengamati apakah ada perdarahan post partum.
Mekanisme persalinan pada janin letak kepala :
Hampir 96% janin didalam uterus dengan letak kepala, hal ini kemungkinannya
disebabkan :
- Kepala relatif lebih besar dan lebih berat
- Bentuk uterus yang sedemikian rupa, sehingga volume bokong dan
ekstremitas yang lebih besar berada diatas, diruang yang lebih luas;
sedangkan kepala berada di bawah yang lebih sempit (teori akomodasi)
Sebab-sebab terjadinya partus hingga kini masih merupakan teori-teori yang
kompleks. Faktor-faktor humoral, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh
saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus
dimulai :
- Penurunan kadar estrogen danprogesteron, yang menurun 1-2
minggu sebelum partus dimulai. Penurunan ini ada hubungannya
dengan villi choriales yang mengalami perubahan akibat makin
tuanya kehamilan.
- Uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan
ischemia otot-otot uterus, yang akan menganggu sirkulasi
uteroplasenter, sehingga plcenta mengalami degenerasi
- Berkurangnya nutrisi pada janin (hippocrates)
- Tekanan pada ganglion cervicale dari plexus frankenhauser yang
terletak dibelakang cervix, yang akan membangkitkan kontraksi
uterus.
Ada 7 langkah utama janin dilahirkan, hal ini akibat bentuk rongga pelvis yang
irreguler dan kepala janin yang relatif besar :

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


1. Engagement : pada letak kepala, berarti kepala mulai masuk ke dalam rongga
panggul. Pada primigravida telah terjadi engagement pada akhir kehamila;
sedang pada multipara terjadi engagement pada saat partus dimulai.
2. Descent : janin bergerak turun
3. Fleksi : terjadinya fleksi kepala janin karena sumbu kepala janin lebih dekat
pada, sub-occiput, jadi terletak eksentrik atau tidak simetri, sehingga dengan
adanya tahanan dari jaringan yang ada di bawah terhadap kepala yang
sedang turun, menyebabkan kepala fleksi di dalam rongga panggul menurut
hukum kopel.
4. Internal rotation (putaran paksi dalam ): kepala janin yang sedang turun akan
tertahan oleh diaphragma pelvis, yang membentang dari belakang atas ke
bawah depan. Akibat adanya elastisitas diaphragma pelvis dengan adanya
tekanan intra uterine oleh his yang timbulnya berulang-ulang , kepala janin
akan mengadakan rotasi didalam panggul., yang disebut internal rotation
(putaran paksi dalam). Akibat adanya rotasi ini, maka ubun-ubun kecil (uuk)
akan berputar kearah depan dan berada dibawah symphisis.
5. Extention ( defleksi) : setelah UUK berada di bawah symphisis, maka UUK
akan bertindak sebagai hypomochlin (fulcrum) sehingga kepala akan
mengadakan defleksi. Akibat defleksi kepala janin vulva akan membuka,
perineum menjadi makin lebar dan tipis, akhirnya berturut-turut dahi, muka
dan dagu akan tampak melewati perineum dan akhirnya kepala seluruhnya
keluar.
6. External rotation (putaran paksi luar) : segera setelah kepala janin lahir,
kepala akan mengadakan rotasi lagi guna menyesuaikan kembali kedudukan
kepala dan punggung.
7. Expulsion : setelah kepala lahir, kedua bahu akan berada dalam posisi depan-
belakang. Mula-mula bahu depan dilahirkan, diikuti bahu belakang. Demikian

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


juga untuk throchanter major, akan keluar dulu throcanther major depan,
diikuti throchanter major belakang

MATERI XI
PROSES FISIOTERAPI PADA

PRE DAN POST BEDAH PERSALINAN DAN GYNEKOLOGI

Pendahuluan

Melahirkan merupakan puncak peristiwa dari serangkaian proses


kehamilan. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
melahirkan bayi yang sempurna. Namun, tidak jarang proses persalinan
mengalami hambatan dan harus dilakukan dengan operasi. Setelah melewati
masa operasi caesar, biasanya seorang ibu mulai khawatir dengan cara
perawatan yang benar dan aman, alasannya karena mereka baru saja
melahirkan melalui operasi caesar, yang perawatannya harus lebih spesial dari
yang melahirkan normal. Yang sebenarnya, perawatan ibu pasca caesar tidak
berbeda jauh dengan ibu yang melahirkan normal atau pervagina.

Masa nifas
Setelah melahirkan membutuhkan waktu cukup lama untuk
mengembalikan organ-organ tubuh kembali seperti sebelum hamil. Apalagi,
persalinan lewat operasi caesar memerlukan perawatan yang lebih lama lagi
dibandingkan dengan persalinan yang dilakukan secara alami. Sekitar 4-6
minggu, kondisi tubuh dapat kembali seperti semula. Namun, keadaan inipun
sifatnya sangat individual, tergantung pada kondisi tubuh dan persalinan masing-
masing.

Operasi caesar
Tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut dan dinding rahim
yang bertujuan untuk melahirkan bayi. Menurut sejarah operasi Caesar, bayi
terpaksa dilahirkan melalui cara ini apabila persalinan alami sudah dianggap tidak
efektif.
Perawatan dirumah
1. Menjaga kebersihan diri
Untuk menjaga kebersihan badan, ibu dapat mandi. Jangan khawatir
terhadap luka bekas irisan yang terkena air karena akan aman selama luka
ditutup kain kasa lembut yang diatasnya dilapisi plester kedap air. Maka akan

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


mencegah terjadinya infeksi karena terkena air. Kebersihan vagina juga
harus dijaga, mengganti pembalut bila terasa terisi penuh.
2. Jangan mengangkat benda berat
Usahakan untuk tidak mengangkat benda-benda yang berat karena kegiatan
ini bisa mengakibatkan tekanan pada bagian perut maupun pinggang
sehingga merasa sakit.
3. Jangan membungkuk
Dalam melakukan pekerjaan apapun, termasuk mengangkat, mamandikan,
serta memakaikan pakaian ke bayi, usahakan untuk tidak membungkuk.
Gerakan ini menyebabkan punggung dan pinggang terasa sakit. Kalau harus
membungkuk untuk mengambil sesuatu, tekuklah kedua lutut.
4. Beristirahatlah
Istirahat akan mengembalikan energi yang kurang dan memulihkan tubuh
kembali. Namun, apabila merasa sehat, disarankan untuk mengembalikan
fungsi tubh seoptimal mungkin. Oleh karena itu, kurangi pekerjaan rumah
tangga yang banyak menguras tenaga dan pikiran. Prioritaskan pekerjaan
pada perawatan bayi. Coba manfaatkanlah waktu untuk tidur pada saat bayi
tidur.
5. Kenakan baju yang nyaman
Selama minggu-minggu pertama setelah operasi, luka di perut masih nyeri
atau terasa seperti tertari. Bahkan, mungkin terasa kebas dan gatal. Oleh
karena itu, kenakan pakaian yang nyaman di tubuh, yaiitu yang longgar dan
mudah menyerap keringat dan tipis. Dengan demikian, kain tersebut tidak
akan menekan bekas sayatan operasi.
6. Jangan menjadi wanita super
Jangan terlalu bekerja keras dengan mengurus pekerjaan rumah sendiri.
Biarkan oeang lain membantu walaupun hasilnya tidak sesuai dengan
keinginan.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
7. Makan makanan bergizi
Makanan bergizi yang bergizi seimbang, sesuai dengan kebutuhan sangat
dianjurkan. Misalnya, untuk mencegah sembelit dan memenuhi kebutuhan
vitamin C, makanlah banyak buah-buahan dan sayuran segar. Selain itu,
agar ASI tetap berproduksi baik, asupan cairan dan gizi seimbang yang
sesuai kebutuhan ibu menyusui harus dipenuhi, minum susu akan lebih
menyempurnakan gizi. Porsi makan pasca caesar lebih banyak dibandingkan
yang melahirkan normal, karena diperlukan untuk 3 macam hal. Pertama
untuk kekuatan diri sendiri, kedua untuk penyembuhan luka oprasi, dan
ketiga untuk kebutuhan ASI si bayi.
8. Merawat bekas sayatan
Biasanya, benang operasi terserap secara otomatis. Beberapa cara merawat
bekas sayatan operasi sebagai berikut.
a. Bagi ibu yang sudah bisa mandi tanpa diseka, sebaiknya mandi dengan
shower atau mandi bersiram. Kalau ingin mandi berendam dalam bath up,
bersihkan tempat mandi tersebut sebelum dan setelah digunakan.
b. Setelah mandi, segera keringkan bekas sayatan tersebut dengan handuk
yang lembut, kertas tisu, atau kapas.
c. Jangan memakai celan dalam yang pendek (jenis bikini) karena karet
celana jenis ini akan menekan bekas sayatan sehinggan akan terasa sakit.
d. Kalau bekas sayatan menjadi bengkak kemerahan dan terasa tanda-tanda
ini menunjukkan terjadinya infeksi.
e. Jika merasa gatal, jangan digaruk, bisa meringankan rasa gatal tersebut
dengan memberi bedak.

FISIOTERAPI PADA SECTIO CAESARIA

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Menurut Fisioterapi Indonesia (2012), Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa
latin caedere yang artinya memotong. Sedangkan definisi sectio caesarea adalah
suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus
melalui dinding depan perut atau vagina.

Beberapa macam teknik operasi sectio caesarea adalah :

a.Sectio caesarea abdominalis

1)Sectio caesarea transperitonealis

Sectio caesarea klasik atau korporal dengan incisi memanjang pada korpus uteri
dan sectio caesarea ismika atau profunda dengan incisi pada segmen bawah
rahim.
2) Sectio caesarea ekstraperitonealis

Yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian tidak membuka


kavum abdominal.

b. Sectio caesarea vaginalis

Anastesi merupakan upaya untuk menghilangkan rasa sakit dan nyeri pada
waktu menjalani operasi. Teknik anastesi yang akan dibahas pada kasus sectio
caesarea disini yaitu anastesi regional. Pada pembiusan regional, ibu yang
menjalani persalinan tetap dalam keadaan sadar sebab yang mati rasa hanyalah
saraf-saraf di bagian perut termasuk rahimnya. Pembiusan regional yang
digunakan untuk operasi caesarea pada persalinan diantaranya adalah bius
epidural, spinal dan kelamin. Jenis pembiusan ini dilakukan dengan memberi
obat pemati rasa ke daerah tulang belakang, mengakibatkan sebatas panggul ke
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
bawah mati rasa, tetapi ibu masih sadar selama proses pembedahan
berlangsung.

ANATOMI FUNGSIONAL DAN FISIOLOGI

Anatomi fungsional yang dibahas pada kasus post operasi sectio caesarea terdiri
dari anatomi dinding perut dan otot dasar panggul.

Anatomi dinding perut

Dinding perut dibentuk oleh otot-otot perut dimana disebelah atas dibatasi oleh
angulus infrasternalis dan di sebelah bawah dibatasi oleh krista iliaka, sulkus
pubikus dan sulkus inguinalis. Otot-otot dinding perut tersebut terdiri dari otot-
otot dinding perut bagian depan, bagian lateral dan bagian belakang.

1) Otot rectus abdominis

Terletak pada permukaan abdomen menutupi linea alba, bagian depan tertutup
vagina dan bagian belakang terletak di atas kartilago kostalis 6-8. origo pada
permukaan anterior kartilago kostalis 5-7, prosesus xyphoideus dan ligamen
xyphoideum. Serabut menuju tuberkulum pubikum dan simpisis ossis pubis.
Insertio pada ramus inferior ossis pubis. Fungsi dari otot ini untuk flexi trunk,
mengangkat pelvis.

2) Otot piramidalis

Terletak di bagian tengah di atas simpisis ossis pubis, di depan otot rectus
abdominis. Origo pada bagian anterior ramus superior ossis pubis dan simpisis
ossis pubis. Insertio terletak pada linea alba. Fungsinya untuk meregangkan linea

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


alba.

3) Otot transversus abdominis

Otot ini berupa tendon menuju linea alba dan bagian inferior vagina musculi recti
abdominis. Origo pada permukaan kartilago kostalis 7-12. insertio pada fascia
lumbo dorsalis, labium internum Krista iliaka, 2/3 lateral ligamen inguinale.
Berupa tendon menuju linea alba dan bagian inferior vagina muskuli recti
abdominis. Fungsi dari otot ini menekan perut, menegangkan dan menarik
dinding perut.

4) Otot obligus eksternus abdominis

Letaknya yaitu pada bagian lateral abdomen tepatnya di sebelah inferior thoraks.
Origonya yaitu pada permukaan luas kosta 5-12 dan insertionya pada vagina
musculi recti abdominis. Fungsi dari otot ini adalah rotasi thoraks ke sisi yang
berlawanan.

5) Otot obligus internus abdominis

Otot ini terletak pada anterior dan lateral abdomen, dan tertutup oleh otot
obligus eksternus abdominis. Origo terletak pada permukaan posterior fascia
lumbodorsalis, linea intermedia krista iliaka, 2/3 ligamen inguinale insertio pada
kartilago kostalis 8-10 untuk serabut ke arah supero medial. Fungsi dari otot ini
untuk rotasi thoraks ke sisi yang sama.

b. Otot dasar panggul

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Otot dasar panggul terdiri dari diagfragma pelvis dan diagfragma urogenital.
Diagfragma pelvis adalah otot dasar panggul bagian dalam yang terdiri dari otot
levator ani, otot pubokoksigeus, iliokoksigeus, dan ischiokoksigeus. Sedangkan
diafragma urogenetik dibentuk oleh aponeurosis otot transverses perinea
profunda dan mabdor spincter ani eksternus. Fungsi dari otot-otot tersebut
adalah levator ani untuk menahan rectum dan vagina turun ke bawah, otot
spincter ani eksternus diperkuat oleh otot mabdor ani untuk menutup anus dan
otot pubokavernosus untuk mengecilkan introitus vagina.

c. Fisiologi nifas

Perubahan yang terjadi selama masa nifas post sectio caesarea antara lain: (1)
Uterus, setelah plasenta dilahirkan, uterus merupakan alat yang keras karena
kontraksi dan reaksi otot-ototnya. Fundus uteri 3 jari di bawah pusat. Ukuran
uterus mulai dua hari berikutnya, akan mengecil hingga hari kesepuluh tidak
teraba dari luar. Invulsi uterus terjadi karena masing-masing sel menjadi kecil,
yang disebabkan oleh proses antitoksis dimana zat protein dinding pecah,
diabsorbsi dan dibuang melalui air seni. Sedangkan pada endomentrium menjadi
luka dengan permukaan kasar, tidak rata kira-kira sebesar telapak tangan. Luka
ini akan mengecil hingga sembuh dengan pertumbuhan endometrium baru di
bawah permukaan luka, mulai dari pinggir dan dasar luka, (2) pembuluh darah
uterus yang saat hamil dan membesar akan mengecil kembali karena tidak
dipergunakan lagi, (3) dinding perut melonggar dan elastisitasnya berkurang
akibat peregangan dalam waktu lama.

PATOLOGI
Pada operasi sectio caesarea transperitonial ini terjadi, perlukaan baik pada

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


dinding abdomen (kulit dan otot perut) dan pada dinding uterus. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi penyembuhan dari luka operasi antara lain adalah
suplay darah, infeksi dan iritasi. Dengan adanya supply darah yang baik akan
berpengaruh terhadap kecepatan proses penyembuhan. Perjalanan proses
penyembuhan sebagai berikut : (1) sewaktu incisi (kulit diiris), maka beberapa
sel epitel, sel dermis dan jaringan kulit akan mati. Ruang incisi akan diisi oleh
gumpalan darah dalam 24 jam pertama akan mengalami reaksi radang
mendadak, (2) dalam 2-3 hari kemudian, exudat akan mengalami resolusif
proliferasi (pelipatgandaan) fibroblast mulai terjadi, (3) pada hari ke-3-4
gumpalan darah mengalami organisasi, (4) pada hari ke 5 tensile strength
(kekuatan untuk mencegah terbuka kembali luka) mulai timbul, yang dapat
mencegah terjadi dehiscence (merekah) luka, (5) pada hari ke-7-8, epitelisasi
terjadi dan luka akan sembuh. Kecepatan epitelisasi adalah 0,5 mm per hari,
berjalan dari tepi luka ke arah tengah atau terjadi dari sisa-sisa epitel dalam
dermis, (6) Pada hari ke 14-15, tensile strength hanya 1/5 maksimum, (7) tensile
strength mencapai maksimum dalam 6 minggu. Untuk itu pada seseorang
dengan riwayat SC dianjurkan untuk tidak hamil pada satu tahun pertama
setelah operasi.

Komplikasi yang bisa timbul pada sectio caesarea adalah sebagai berikut : (1)
infeksi puerperal yang terdiri dari infeksi ringan dan infeksi berat. Infeksi ringan
ditandai dengan kenaikan suhu beberapa hari dalam masa nifas, infeksi yang
berat ditandai dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi bisa terjadi sepsis, infeksi
ini bisa terjadi karena karena partus lama dan ketuban yang telah pecah terlalu
lama, (2) perdarahan bisa terjadi pada waktu pembedahan cabang-cabang
atonia uteria ikut terbuka atau karena atonia uteria, (3) terjadi komplikasi lain
karena luka kandung kencing, embolisme paru dan deep vein trombosis, (4)
terjadi ruptur uteri pada kehamilan berikutnya.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
ETIOLOGI
Pada persalinan normal bayi akan keluar melalui vagina, baik dengan alat
maupun dengan kekuatan ibu sendiri. Dalam keadaan patologi kemungkinan
dilakukan operasi sectio caesarea.

Adapun penyebab dilakukan operasi sectio caesarea adalah :

a. Kelainan dalam bentuk janin

1) Bayi terlalu besar

Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih (giant baby), menyebabkan bayii
sulit keluar dari jalan lahir.

2) Ancaman gawat janin

Keadaan gawat janin pada tahap persalinan, memungkinkan dokter memutuskan


untuk segera melakukan operasi. Apalagi jika ditunjang oleh kondisi ibu yang
kurang menguntungkan.
3) Janin abnormal

Janin sakit atau abnormal, misalnya gangguan Rh, kerusakan genetic, dan
hidrosephalus (kepala besar karena otak berisi cairan), dapat menyebabkan
diputuskannya dilakukan operasi.

4) Bayi kembar

Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran
kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah
letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.

b. Kelainan panggul

Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul patologis dapat


menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan. Terjadinya kelainan panggul ini
dapat disebabkan oleh terjadinya gangguan pertumbuhan dalam rahim (sejak
dalam kandungan), mengalami penyakit tulang (terutama tulang belakang),
penyakit polio atau mengalami kecelakaan sehingga terjadi kerusakan atau patah
panggul.

c. Faktor hambatan jalan lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada
jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.

PROGNOSIS
Dulu angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin tinggi, pada masa
sekarang oleh karena kemajuan yang pesat dalam teknik operasi, anastesi,
penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibioti angka ini sangat menurun.
Angka kematian ibu pada rumah-rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik
dan tenaga-tenaga yang cekatan kurang dari 2 per 1000.

DESKRIPSI PROBLEMATIKA FISIOTERAPI

Adapun problem yang dihadapi oleh pasien post operasi sectio caesarea adalah :
1. Nyeri

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Nyeri dirasakan sebagai akibat adanya luka incisi pada dinding perut ataupun
dinding uterus.

2. Potensial terjadinya penurunan elastisitas otot perut dan otot dasar panggul
Penurunan elastisitas otot perut dan elastisitas otot dasar panggul terjadi karena
pada masa kehamilan terjadi penguluran pada otot-otot tersebut.

3. Potensial terjadinya trombosis

Hubungan pendek (shunt) antara sirkulasi ibu dan plasenta didapat pada masa
kehamilan. Shunt akan hilang dengan tiba-tiba setelah melahirkan ada
kompensasi hemokonsentrasi dengan peningkatan viskositas darah sehingga
volume darah kembali seperti sedia kala. Dengan adanya mekanisme tersebut
maka potensial terjadi trombosis pada pembuluh darah venanya karena tungkai
dibiarkan terlalu lama tidak bergerak.

4. Penurunan kemampuan ADL

Karena adanya nyeri pada masa incisi menyebabkan pasien enggan untuk
bergerak. Sehingga pasien mengalami gangguan dalam transfer, ambulasi
ataupun ADL.

TEKNOLOGI INTERVENSI FISIOTERAPI

Terapi latihan merupakan salah satu modalitas fisioterapi dimana dalam


pelaksanaannya menggunakan latihan-latihan gerak tubuh, baik secara pasif
maupun aktif (Kisner, 2007). Terapi latihan bertujuan untuk mempertahankan
dan memperkuat elastisitas otot-otot dinding perut. Otot-otot dasar panggul,
ligamen dan jaringan serta fasia, perawatan dan pemeliharaan keindahan tubuh.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Tehnik yang digunakan pada terapi latihan antara lain :
1. Gerakan aktif (active movement)

Merupakan gerakan yang diselenggarakan dan dikontrol oleh kerja otot yang
disadari, bekerja melawan tenaga dari luar.

Klasifikasinya :

a. Assisted active movement

Merupakan gerakan yang terjadi karena adanya kerja otot yang bersangkutan
melawan pengaruh gravitasi. Dalam melawan gravitasi kerjanya dibantu oleh
kekuatan dari luar.

b. Free active movement

Merupakan gerakan yang terjadi karena kerja otot dalam melawan pengaruh
gravitasi, yang kerjanya tidak dibantu oleh kekuatan dari luar.

2. Breathing exercise

Merupakan suatu latihan pernafasan yang ditujukan untuk memelihara daya


kembang thoraks. Selain itu juga membantu mengeluarkan mucus yang ada
pada sistem pernafasan. Teknik yang digunakan adalah SMI (sustained maximal
inspirited) yaitu inspirasi maximal yang ditahan 2-3 detik kemudian dihembuskan
perlahan-lahan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya kembang thoraks
sehingga volume paru meningkat.

3. Statik kontraksi

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Suatu metode terapi latihan yang bertujuan untuk mengurangi nyeri dan spasme
otot.
4. Latihan otot-otot perut dan otot dasar panggul

Latihan pada otot-otot perut dan otot dasar panggul bertujuan untuk
meningkatkan kekuatan dan elastisitas otot-otot perut dan otot-otot dasar
panggul. Dilakukan setelah 12 minggu dari post Sectio Caesaria.

5. Edukasi

Menjelaskan pada Ibu tentang manfaat latihan penguatan otot perut dan
aktivitas perawatan diri di rumah. Selain itu diberi petunjuk latihan di rumah cara
menyusui dan perawatan payudar

Bedah Laparatomi

Tindakan bedah kandungan yang sering dilakukan dengan teknik sayatan


arah laparatorni adalah berbagai jenis operasi uterus, operasi pada tuba fallopi
dan operasi ovarium yaitu: histerektomi baik itu histerektoini total, histerektomi
sub total, histerektomi radikal, eksenterasi pelvic dan salpingo -coforektomi
bilateral.

Selain tindakan bedah dengan teknik sayatan laparatomi pada bedah


digestif dan kandungan, teknik ini juga sering dilakukan pada pembedahan organ
lain.
Ada 4 (empat) cara, yaitu :
a. Midline incision 2,5 cm), panjang (12,5 cm).
b. Paramedian, yaitu sedikit ke tepi dari garis tengah

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


c. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya
pembedahan colesistotomy dan splenektomy. 4 cm di atas anterior spinal
iliaka, misalnya; pada operasi appendictomy.
d. Transverse lower abdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian
bawah

2.Komplikasi
a.Ventilasi paru tidak adekuat
b.Gangguan kardiovaskuler : hipertensi, aritmia jantung.
c.Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
d.Gangguan rasa nyaman.

3.Post Laparatomi

a.Perawatan post Laparatomi adalah bentuk pelayanan perawatan yang


diberikan kepada pasien-pasien yang telah menjalani operasi pembedahan perut.
b.Tujuan perawatan post Laparatomi :
1).Mengurangi komplikasi akibat pembedahan.
2).Mempercepat penyembuhan.
3).Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum
operasi.
4). Mempertahankan konsep diri pasien.
5).Mempersiapkan pasien pulang.
c.Komplikasi post Laparatomi.
1. Tromboplebitis.
Tromboplebitis postoperasi biasanya timbul 7 - 14 hari setelah operasi.
Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding
pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru, hati,
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
dan otak.Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan ankle post operasi, ambulatif
dini dan kaos kaki TED yang dipakai klien sebelum mencoba ambulatif
2. Infeksi.
Infeksi luka sering muncul pada 36 - 46 jam setelah operasi. Organisme
yang paling sering menimbulkan infeksi adalah stapilokokus aurens, organisme;
gram positif. Stapilokokus mengakibatkan pernanahan. Untuk menghindari
infeksi luka yang paling penting adalah perawatan luka dengan memperhatikan
aseptik dan antiseptik.
3. Dehisensi luka atau eviserasi.
Dehisensi luka merupakan terbukanya tepi-tepi luka. Eviserasi luka
adalah keluarnya organ-organ dalam melalui insisi. Faktor penyebab dehisensi
atau eviserasi adalah infeksi luka, kesalahan menutup waktu pembedahan,
ketegangan yang berat pada dinding abdomen sebagai akibat dari batuk dan
muntah.
d.Proses penyembuhan luka.
1). Fase pertama
Berlangsung sampai hari ke 3. Batang lekosit banyak yang rusak / rapuh.
Sel-sel darah baru berkembang menjadi penyembuh dimana serabut-serabut
bening digunakan sebagai kerangka.
2). Fase kedua
Dari hari ke 3 sampai hari ke 14. Pengisian oleh kolagen, seluruh
pinggiran sel epitel timbul sempurna dalam 1 minggu. Jaringan baru tumbuh
dengan kuat dan kemerahan.
3). Fase ketiga
Sekitar 2 sampai 10 minggu. Kolagen terus-menerus ditimbun, timbul
jaringan-jaringan baru dan otot dapat digunakan kembali.
4). Fase keempat
Fase terakhir. Penyembuhan akan menyusut dan mengkerut.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
d. Intervensi : sama dengan proses fisioterapi pada post sectio caesaria,
jika pasien post laparatomi mengalami nyeri pada leher akibatnya
menimbulkan pusing yang hebat maka dapat diberikan modalitas Electrical
Stimulation berupa TENS. TENS telah digunakan baik pada nyeri akut dan
kronik. TENS diduga dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor
tidak nyeri (non-nosiseptor) dalam area yang sama seperti pada serabut
yang menstrasmisikan nyeri. Mekanisme ini sesuai dengan teori nyeri gate
control. Reseptor tidak nyeri diduga memblok transmisi sinyal nyeri ke otak
pada jaras asendens saraf pusat. Mekanisme ini akan menguraikan
keefekitan stimulasi kutan saat digunakan pada area yang sama seperti pada
cedera. Sebagai contoh, saat TENS digunakan apda pasien pasca operatif.

Hysterectomy

Definisi Hysterectomy

Hysterectomy adalah prosedur operasi dengan mana kandungan (uterus atau


womb) dikeluarkan atau diangkat. Hysterectomy adalah prosedur operasi non-obstetrical
yang paling umum dari wanita-wanita di Amerika. Kira-kira 300 dari setiap 100,000
wanita-wanita akan menjalani hysterectomy.

Sebab yang paling umum hysterectomy dilakukan adalah untuk fibroid-fibroid


kandungan (uterine fibroids). Sebab-sebab berikutnya yang paling umum adalah:

 perdarahan kadungan yang abnormal (perdarahan vagina),


 cervical dysplasia (kondisi-kondisi leher rahim atau serviks sebelum
bersifat kanker),
 endometriosis dan uterine prolapse (termasuk pengendoran pelvis).

Hanya 10% dari hysterectomy dilakukan untuk kanker. Artikel ini akan terutama
berfokus pada penggunaan dari hysterectomy untuk sebab-sebab yang bukan kanker,
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
bukan keadaan darurat, yang dapat melibatkan bahkan keputusan-keputusan yang lebih
menantang untuk wanita-wanita dan dokter-dokter mereka.

Uterine fibroids (juga dikenal sebagai uterine leiomyomata) adalah betul-betul


sebab yang paling umum hysterectomy dilakukan. Uterine fibroids adalah pertumbuhan-
pertumbuhan yang tidak berbahaya dari kandungan (uterus), penyebab darinya tidak
diketahui. Meskipun mayoritas yang luas adalah tidak berbahaya, yang berarti mereka
tidak menyebabkan atau berubah ke kanker, uterine fibroids dapat menyebabkan
persoalan-persoalan medis. Indikasi-indikasi untuk hysterectomy pada kasus-kasus dari
uterine fibroids adalah ukuran yang berlebihan (biasanya lebih besar dari ukuran
kehamilan delapan bulan), tekanan atau nyeri, dan/atau perdarahan yang cukup parah
untuk menghasilkan anemia. Pengendoran pelvis (pelvic relaxation) adalah kondisi yang
lain yang dapat memerlukan perawatan dengan hysterectomy. Pada kondisi ini, wanita
mengalami pengendoran dari otot-otot pendukung dan jaringan-jaringan pada area
pelvis. Pengendoran yang ringan dapat menyebabkan prolapse (turunnya kandungan)
derajat pertama, dimana leher rahim atau serviks kira-kira setengah jalan turun kedalam
vagina. Pada prolapse derajat kedua, serviks atau tepi uterus yang memimpin telah
bergerak ke mulut vagina, dan pada prolapse derajat ketiga serviks dan uterus menonjol
keluar melewati mulut vagina. Turunnya kandungan (uterine prolapse) derajat kedua
dan ketiga harus dirawat dengan hysterectomy. Kelemahan dinding vagina yang
mengendor seperti cystocele, rectocele, atau urethrocele dapat menjurus pada gejala-
gejala seperti urinary incontinence (kehilangan urin yang tidak disengaja), keberatan
pelvis, dan prestasi seksual yang terganggu. Kehilangan urin cenderung diperburuk oleh
bersin, batuk, atau ketawa. Kemampuan beranak kemungkinan terlibat dalam
meningkatkan risiko untuk pengendoran pelvis, meskipun sebab-sebab yang tepat untuk
ini tetap tidak jelas. Penghindaran kelahiran melalui vagina dan mempunyai belahan
caesarean tidak mengeliminasi risiko mengembangkan pengendoran pelvis (pelvic
relaxation).

Hysterectomy juga dilakukan untuk merawat kanker kandungan atau sebelum


kanker-kanker yang sangat parah (disebut dysplasia, carcinoma in situ, atau CIN III,

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


atau microinvasive carcinoma dari serviks). Hysterectomy untuk kanker endometriosis
(kanker lapisan kandungan) mempunyai maksud yang jelas, yang dari pengangkatan
kanker dari tubuh. Prosedur ini adalah dasar dari perawatan untuk kanker kandungan.

Prolaps Uteri
Prolapsus uteri adalah keadaan dimana turunnya uterus melalui hiatus
genitalis yang disebabkan kelemahan ligamen-ligamen (penggantung), fasia
(sarung) dan otot dasar panggul yang menyokong uterus. sehingga dinding
vagina depan jadi tipis dan disertai penonjolan kedalam lumen vagina. Sistokel
yang besar akan menarik utero vesical junction dan ujung ureter kebawah dan
keluar vagina, sehingga kadang-kadang dapat menyebabkan penyumbatan dan
kerusakan ureter. Normalnya uterus tertahan pada tempatnya oleh ikatan sendi
dan otot yang membentuk dasar panggul. Faktor penyebab lain yang sering
adalah melahirkan dan menopause, persalinan lama dan sulit, meneran sebelum
pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina bawah pada kala II,
penatalaksanaan pengeluaran plasenta, reparasi otot-otot dasar panggul menjadi
atrofi dan melemah. Oleh karena itu prolapsus uteri tersebut akan terjadi
bertingkat-tingkat

Langkah Kejadian

Normalnya uterus tertahan pada tempatnya oleh ikatan sendi dan otot
yang membentuk dasar panggul. Prolapsus uteri terjadi ketika ikatan sendi atau
otot-otot dasar panggul meregang atau melemah, membuat sokongan pada
uterus tidak adekuat. Faktor penyabab lain yang sering adalah melahirkan dan
menopause. Persalinan lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap,
laserasi dinding vagina bawah pada kala II, penatalaksanaan pengeluaran
plasenta , reparasi otot-otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah
Etiologi

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Etiologi dari prolapsus uteri terdiri dari : Kelemahan jaringan ikat pada
daerah rongga panggul, terutama jaringan ikat tranversal. Pertolongan
persalinan yang tak terampil sehingga meneran terjadi pada saat pembukaan
belum lengkap. Terjadi perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan lemahnya
jaringan ikat penyangga vagina. Serta ibu yang banyak anak sehingga jaringan
ikat di bawah panggul kendor. Menopause juga dapat menyebabkan turunnya
rahim karena produksi hormon estrogen berkurang sehingga elastisitas dari
jaringan ikat berkurang dan otot-otot panggul mengecil yang menyebabkan
melemahnya sokongan pada rahim
Dasar panggul yang lemah oleh kerusakan dasar panggul pada partus
(rupture perinea atau regangan) atau karena usia lanjut. Menopause, hormon
estrogen telah berkurang sehingga otot dasar panggul menjadi atrofi dan
melemah. Tekanan abdominal yang meninggi karena ascites, tumor, batuk yang
kronis atau mengejan (obstipasi atau strictur dari tractus urinalis). Partus yang
berulang dan terjadi terlampau sering. Partus dengan penyulit. Tarikan pada
janin sedang pembukaan belum lengkap. Ekspresi menurut creede yang
berlebihan untuk mengeluarkan placenta.
Jadi tidaklah mengherankan jika prolapsus genitalis terjadi segera setelah
partus atau dalam masa nifas. Ascites dan tumor-tumor didaerah pelvis
mempermudah terjadinya hal tersebut. Bila prolapsus uteri dijumpai pada
nullipara, factor penyebabnya adalah kelainan bawaan berupa kelemahan
jaringan penunjang uterus
Patologi
Prolapsus uteri terdapat dalam berbagai tingkat, dari yang paling ringan
sampai prolapsus uteri kompleta atau totalis. Sebagai akibat persalinan,
khususnya persalinan yang susah terdapat kelemahan-kelemahan ligament yang
tergolong dalam fascia endopelvika dan otot-otot serta fasia-fasia dasar panggul.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Dalam keadaan demikian tekanan intraabdominal memudahkan penurunan
uterus, terutama apabila tonus oto-otot berkurang.
Jika serviks uteri terletak di luar vagina, maka ia menggeser dengan
celana yang dipakai oleh wanita dan lambat laun bias berbentuk ulkus, yang
dinamakan ulkus dekubitus.
Jika fascia didepan dinding vagina kendor oleh suatu sebab, biasanya
trauma obstetric, ia terdorong oleh kandung kencing ke belakang dan
menyebabkan menonjolnya dinding depan vagina ke belakang, hal ini dinamakan
sistokel.
Sistokel ini pada mulanya hanya ringan saja, dapat menjadi besar kar\ena
persalinan berikutnya, terutama jika persalinan itu berlangsung kurang lancar,
atau harus diselesaikan dengan menggunakan peralatan. Urethra dapat pula ikut
serta dalam penurunan itu den menyebabkan urethrokel. Uretherokel ini harus
dibedakan dari divertikulum urethra. Pada divertikulum keadaan urethra dan
kandung kencing normal, hanya dibelakang urethra ada lubang yang menuju ke
kantong antara urethra dan vagina.
Kekendoran fascia dibelakang vagina oleh trauma obstetric atau sebab-
sebab lain dapat menyebabkan turunnya rectum ke depan dan menyebabkan
dinding belakang vagina menonjol ke lumen vagina, ini dinamakan rectokel.
Enterokel adalah suatu hernia dari cavum douglasi. Dinding vagina atas
bagian belakang turun , oleh karena itu menonjol kedepan, isi kantong hernia ini
adalah usus halus atau sigmoid.
Klasifikasi
Beberapa macam klasifikasi yang dikenal yaitu:

 Prolapsus uteri tingkat I, dimana serviks uteri turun sampai introitus


vagina ;

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


 Prolapsus uteri tingkat II, dimana serviks menonjol keluar dari introitus
vagina
 Prolapsus uteri tingkat III, seluruh uterus keluar dari vagina; prolapsus ini
juga disebut prosidensia uteri.

 Prolapsus uteri tingkat I, serviks mencapai introitus vagina ;


 Prolapsus uteri tingkat II, uterus keluar dari introitus kurang dari setengah
bagian ;
 Prolapsus uteri tingkat III, uterus keluar dari introitus lebih besar dari
setengah bagian.

 Prolapsus uteri tingkat I, serviks mendekati prosesus spinosus ;


 Prolapsus uteri tingkat II, serviks terdapat antara prosesus spinosus dan
introitus vagina ;
 Prolapsus uteri tingkat III, serviks keluar dari introitus. Klasifikasi ini sama
dengan klasifikasi D
 Ditambah dengan proplapus uteri tingkat IV (Prosidensia uteri)

Prosidensia uteri adalah suatu penyimpangan anatomi yang paling


kompleks. Dapat menjadi sistokel karena kendornya fasia dinding depan vagina
(misal trauma obstetrik) sehingga vesika urinaria terdorong ke belakang dan
dinding depan vagina terdorong ke belakang. Dapat terjadi rektokel, karena
kelemahan fasia di dinding belakang vagina, oleh karena trauma obstetrik atau
lainnya, sehingga rekrum turun ke depan dan menyebabkan dinding vagina atas
belakang menonjol ke depan.
Suspensi Putung Vagina ( Colpopleksi )
yang dapat dikerjakan transvaginal atau transabdominal. Tindakan ini berupa
penggantungan puntung vagina pada sakrum atau pada ligamentum
sakrospinosum atau ligamentum uterosakral.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
A. Konservatif
Pengobatan cara ini tidak seberapa memuaskan tetapi cukup membantu.
Cara ini dilakukan pada prolapsus ringan tanpa keluhan, atau penderita masih
ingin mendapat anak lagi, atau penderita menolak untuk operasi atau kondisinya
tidak memungkinkan untuk dioperasi.
1. Latihan-latihan otot dasar panggul
Latihan ini sangat berguna pada prolapsus ringan, terutama yang terjadi
pada pasca persalinan yang belum lewat 6 bulan. Tujuannya untuk menguatkan
otot-otot dasar panggul dan otot-otot yang mempengaruhi miksi. Latihan ini
dilakukan selama beberapa bulan. Caranya ialah penderita disuruh
menguncupkan anus dan jaringan dasar panggul seperti biasanya setelah selesai
berhajat, atau penderita disuruh membayangkan seolah-olah sedang
mengeluarkan air kencing dan tiba-tiba menghentikannya. Latihan ini bisa
menjadi lebih efektif dengan menggunakan perineometer menurut Kegel. Alat ini
terdiri atas obturator yang dimasukkan ke dalam vagina, dan yang dengan suatu
pipa dihubungkan dengan suatu manometer. Dengan demikian, kontraksi otot-
otot dasar panggul dapat diukur.
2. Stimulasi otot-otot dengan alat listrik
Kontraksi otot-otot dasar panggul dapat pula ditimbulkan dengan alat
listrik, elektrodenya dapat dipasang dalam pessarium yang dimasukkan dalam
vagina.
3. Pengobatan dengan pessarium
Pengobatan dengan pessarium sebetulnya hanya bersifat paliatif, yakni
menahan uterus di tempatnya selama dipakai. Oleh karena jika pessarium
diangkat, timbul prolapsus lagi. Prinsip pemakaian pessarium adalah bahwa alat
tersebut mengadakan tekanan pada dinding vagina bagian atas, sehingga bagian
dari vagina tersebut beserta uterus tidak dapat turun dan melewati vagina
bagian bawah. Jika pessarium terlalu kecil atau dasar panggul terlalu lemah,
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
pessarium jatuh dan prolapsus uteri akan timbul lagi. Pessarium yang paling baik
untuk prolapsus genitalis adalah pessarium cincin, terbuat dari plastik. Jika dasar
panggul terlalu lemah, digunakan pessarium Napier yang terdiri atas suatu
gagang (stem) dengan ujung atas suatu mangkok (cup) dengan beberapa
lubang, dan diujung bawah 4 tali. Mangkuk ditempatkan dibawah serviks dan
tali-tali dihubungkan dengan sabuk pinggang untuk memberi sokongan pada
pessarium. Sebagai pedoman untuk mencari ukuran yang cocok, diukur dengan
jari jarak antara forniks vagina dengan pinggir atas introitus vaginae; ukuran
tersebut dikurangi dengan 1 cm untuk mendapat diameter dari pessarium yang
akan dipakai. Untuk mengetahui setelah dipasang, apakah ukurannya cocok,
penderita disuruh batuk atau mengejan. Jika pessarium tidak keluar, penderita
disuruh jalan-jalan, apabila ia tidak merasa nyeri, pessarium dapat dipakai terus.
Pessarium dapat dipakai selama beberapa tahun, asal saja penderita
diawasi secara teratur. Periksa ulang sebaiknya dilakukan 2-3 bulan sekali;
vagina diperiksa inspekulo untuk menentukan ada tidaknya perlukaan; pessarium
dibersihkan dan dicucihamakan, dan kemudian dipasang kembali. Apabila
pessarium dibiarkan dalam vagina tanpa pengawasan yang teratur, dapat timbul
komplikasi ulserasi, dan terpendamnya sebagian dari pessarium dalam vagina,
bahkan bisa terjadi fistula vesikovaginalis atau fistula rektovaginalis.
B. Fisioterapi
Jika prolapsus bersifat ringan sampai sedang, dapat dirujuk kepada pakar
fisioterapi untuk penanganannya. Fisioterapi dapat membantu merencanakan
jadwal individual yang melibatkan senam otot dasar panggul. Senam ini, yang di
sebut senam Kegel, dapat mencegah prolapsus bertambah parah dan dapat
mengurangi rasa nyeri punggung, nyeri panggul dan inkontinensia urin.

KEGEL EXERCISE 1

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Penguatan Otot Dasar Panggul

Gambaran
Kegel exercise adalah tipe latihan khusus dengan target otot dasar panggul. Otot
ini menyokong rectum, vagina dan urethra pada pelvis, penguatan otot ini dapat
membantu mencegah incontinence/tidak bisa menahan air kencing setelah
proses kelahiran, penurunan kejadian prolaps rectal dan uretheral (herniasi
inguinalis) dan dapat memudahkan proses kelahiran

Bagaimanakah cara menguatkan otot ini?. Caranya sangat mudah untuk


menemukan kontraksi otot dasar panggul yaitu dengan cara pergilah ke kamar
mandi dan duduklah ditoilet anda. Setelah itu mulailah kencing kemudian selama
proses kencing tahanlah air kencing tersebut. Lakukanlah proses ini beberapa
kali. Otot yang anda gunakan untuk menahan kencing itulah yang disebut
dengan otot dasar panggul ( catatan menahan kencing ini hanya dilakukan untuk
mengetahui bahwa anda telah menggontraksikan otot dasar panggung bukan
sebagai dasar untuk latihan)

Sekarang ini anda telah mengetahui lokasi yang tepat dari otot dasar panggul, sekarang
saatnya untuk memulai latihan otot ini. Keuntungan dari latihan ini dibandingkan dengan

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


latihan yang lain adalah anda dapat melakukannya kapan saja dan dimana saja! Dan
tidak ada orang lain yang tahu kalo anda sedang latihan kegel

Latihan Kegel Untuk Minggu Pertama

Dimulai dengan mengontraksikan otot dasar panggul anda (seperti menahan


kencing) dan tahan kontraksi tersebut selama 6 detik. Kemudian istirahat selama
6 detik juga.

Ulangi 25 kali dan lakukanlah tiga kali sehari lanjutkan latihan ini selama 2
minggu

Kegel Exercise untuk mengatasi kejadian inkontinensia urin pada ibu


postpertum dapat dilakukan dengan cara :

a. Kedutan Perlahan tipe I (Slow Twitch I)

1. Mengencangkan anus seperti menahan defekasi.

2. Mengerutkan uretra dan vagina seperti menahan berkemih.

3. Tahan dengan kuat selama mungkin sampai 10 detik dengan tetap bernapas
secara normal.

4. Rileks dan istirahat selama 3 detik.

5. Ulangi dengan perlahan sebanyak mungkin sampai maksimum 10 kali.

b. Kedutan Cepat tipe II (Fast Twitch II)

Setelah melakukan gerakan itu, ulangi senam dengan mengencangkan dan


mengendurkan dengan lebih cepat sampai 10 kali tanpa menahan kontraksi.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Untuk merencanakan senam dasar panggul secara mandiri, ingatlah
lamanya dalam detik. Pasien dapat menahan kontraksi dan hitung berapa kali
pasien dapat mengulang latihan sebelum otot menjadi lelah. Tujuannya untuk
meningkatkan jumlah latihan sampai sebanyak 10 x 10, yang dialkukan dalam
beberapa minggu (Eileen, 2007 dalam Atika, 2011)

Dengan melatih otot-otot tersebut secara perlahan dan cepat, baik serat
otot yang berkedut perlahan (tipe I) maupun berkedut cepat (tipe II) akan
teraktivasi. Prosedur senam dasar panggul dapat diingat dan dilakukan bersama
aktifitas yang berkaitan dengan bayi, misalnya menyusui, memandikan
membasuhnya. Aktifitas ini dapat dilakukan sambil ibu duduk di kamar mandi
setiap habis berkemih. Ini adalah posisi relaks untuk mengontraksi otot-otot
tersebut. Sebuah tanda pengingat untuk melakukan aktivitas ini, dapat
ditempelkan di balik pintu kamar mandi rumah sakit. Bila nyeri perineum
membuat senam menjadi sulit dilakukan dalam posisi duduk, posisi lain yang
dapat dipakai adalah telungkup, atau berbaring miring dengan bantal diletakkan
di antara kaki, atau berdiri dengan kedua kaku direntangkan (Eileen, 2007 dalam
Atika, 2011)

Ibu harus dianjurkan untuk membebat area dasar panggul ketika batuk,
tertawa, mengangkat, atau jongkok. Ibu harus diberi tahu bahwa kondisi ini
dapat berlangsung tiga bulan untuk memperoleh kembali fungsi penuh dasar
panggul. Namun, semua ibu dianjurkan untuk melanjutkan senam dasar panggul
secara teratur sepanjang hidup, agar terhindar dari gangguan berkemih di
kemudian hari. Mereka dapat menguji kekuatan fungsi otot-otot dasar panggul
pada 8-12 minggu pascalahir. Seharusnya tidak ada lagi urine yang menetes bila
otot-otot telah mencapai kekuatan dan fungsinya seperti semula. Bila saat

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


pengujian terjadi penetesan, ibu sebaiknya dirujuk pada ahli fisioterapi
kesehatan wanita untuk mendapatkan terapi. Kehamilan berikutnya dianggap
dapat membebani otot dasar panggul karenanya tidak diperkenankan sampai
rehabilitasi dasar panggul benar-benar pulih.

C. Hormone replacement therapy (HRT)


Wanita menopaus yang mengalami prolapsus uteri dapat mendapat manfaat dari
Terapi Penggantian Hormon (TPH). TPH dapat membantu menguatkan dinding
vagina dan otot dasar panggul dengan meningkatkan konsentrasi estorgen dan
kolagen dalam darah; tetapi tidak banyak bukti yang menyatakan apakah efektif
atau tidak dalam menangani prolapsus uteri.
D. Operatif
Penanganan bedah mungkin diperlukan apabila prolapsus itu
menyebabkan gejala yang bermakna. Beberapa metode tersedia dan pilihan
yang mana akan bergantung kepada beberapa variabel dan kehadiran keadaan
lain yang bisa mengancam. Kebanyakan tujuan dari penanganan bedah pada
prolaps adalah untuk mengangkat keatas organ prolaps itu kembali ke posisi
asalnya. Prosedur ini dijalankan bagi wanita yang masih ingin hamil. Histerektomi
adalah satu-satunya tindakan yang sama sekali membuang organ yang prolaps
itu. Bagi wanita yang telah mempunyai anak, atau yang tidak mau hamil lagi,
maka histerektomi pervaginum adalah pilihan yang sesuai untuk penanganan.
Pilihan operasi tergantung kepada jenis prolaps yang dialami pasien, umur,
keinginan mempunyai anak lagi atau tidak, keaktifan seksual, ketrampilan
operator dan juga pendapat pasien.
E. Prognosa

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Sebagian besar wanita dengan prolapsus uteri ringan tidak mengalami
gejala dan tidak butuh pengobatan. Pessarium vagina dapat sangat efektif untuk
banyak wanita dengan prolapsus uteri.tindakan operasi selalu memberikan hasil
yang memuaskan, meskipun beberapa wanita mungkin membutuhkan
pengobatan lagi di masa akan datang untuk prolapsus dinding vagina yang
berulang

MATERI XII

PHYSICAL AGENT PADA KESEHATAN WANITA

Penanganan Fisioterapi pada Nyeri Adnexitis

Adnexitis

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Menurut Fisioterapi Indonesia (2013), Adnexitis adalah inflamasi yang mengenai
adnexa yaitu salah satu atau kedua tuba falopii dan ovarium. Radang tuba falopii
dan radang ovarium (adnexa) biasanya terjadi bersamaan. Oleh sebab itu
tepatlah nama salpingo-ooforitis atau adneksitis untuk radang tersebut. Tuba
dan ovarium (adneksum) berdekatan, dan dengan perabaan tidak dapat
dibedakan apakah suatu proses berasal dari tuba atau dari ovarium, maka lazim
digunakan istilah kelainan adneksum. Istilah tumor adneks digunakan apabila
pembesaran terdapat disebelah uterus, dan tidak diketahui apakah itu berasal
dari tuba atau dari ovarium, serta tidak/belum diketahui pula apakah itu proses
peradangan atau neoplasma. Apabila itu jelas proses peradangan, maka
istilahnya diubah menjadi adneksitis (akuta atau kronika). Pada adnexitis di
samping cukup banyaknya durasi nyeri juga menyebabkan keterbatasan yang
nyata pada aktifitas, peran dan fungsi biologis wanita. Adnexitis terutama terjadi
pada wanita usia 16-35 tahun dan berbahaya bagi wanita karena dapat
menimbulkan infertilitas karena adanya pembengkakan dan jaringan parut yang
lengket pada tuba falopii sehingga menyebabkan tuba non patten (tidak
berlubang).

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Adnexitis terutama disebabkan oleh infeksi bakteri dan jarang oleh virus.
Sebagian besar kasus infeksi disebabkan oleh gonococcus, streptococcus,
staphylococcus, E. coli, chlamydia trachoma, dan clostridium, dimana bakteri-
bakteri tersebut hidup tanpa oksigen. Faktor air sangat dicurigai sebagai faktor
penyebab adnexitis, hal ini dikarenakan air mengandung bakteri yang dapat
masuk ke dalam tuba falopii melalui vagina. Begitu pula dengan pembalut wanita
yang kurang steril dan micobacterium tuberculosa juga dapat menimbulkan
adnexitis. Adnexitis dapat dengan mudah terjadi pada wanita saat dan setelah
menstruasi, setelah aborsi dan setelah melahirkan. Hal ini disebabkan oleh
pengeluaran zat horsestyle yang ikut keluar pada saat menstruasi, saat aborsi
dan saat melahirkan. Zat tersebut berfungsi sebagai daya tahan tubuh terhadap
mikroorganisme atau benda asing yang akan menyebabkan terjadinya suatu
penyakit atau radang. Dengan berkurangnya zat tersebut akan menyebabkan
daya tahan tubuh menurun. Sehingga mikroorganisme atau benda asing dapat
dengan mudah masuk ke tubuh melalui organ genitalia eksterna dan
menimbulkan reaksi berupa penyakit atau radang. Perjalanan infeksi pada
adneksitis yaitu faktor penyebab tiba di ovarium dan tuba falopii dengan cara
yang berbeda, tergantung pada tempat daerahnya. Bisa dari asenden dan
desenden. Jika faktor penyebab tiba di peredaran darah ovarium dan tuba falopii
maka disebut infeksi haematogen. Pada infeksi asenden faktor pencetus
adnexitis bergerak ke lapisan atas dan uterus masuk ke tuba falopii. Faktor
pencetus infeksi asenden antara lain: air, pembalut wanita yang kurang steril,
selama dan setelah menstruasi, setelah melahirkan, setelah aborsi, gangguan-
gangguan uterus misalnya adanya spiral, perubahan membran mucus dalam
servix oleh karena keluarnya nanah yang mengalir dari tuba falopii dan ovarium,
adanya myoma atau polips serta tumor.

Pada infeksi desenden ini terjadi jika ada inflamasi pada organ sekitar misalnya
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
appendicitis atau proctitis atau adanya radang usus besar yang menyebar ke
tuba falopii. Infeksi haematogen merupakan infeksi pada peredaran darah dan
termasuk jenis adnexitis micobacterium tuberculosa yang berhubungan dengan
tuberculosa. Untuk mengetahui adanya adnexitis diperlukan suatu pemeriksaan
antara lain: anamnesa, pemeriksaan gynekologi dan pemeriksaan darah lengkap.
Pada anamnesa biasanya penderita mengeluh nyeri hebat di daerah perut bagian
bawah, nyeri saat menstruasi, nyeri saat berhubungan sexual dan kadang
penderita mengeluh nyeri pinggang. Pada saat dilakukan palpasi pada abdomen
ditemukan ketegangan pada dinding abdomen oleh karena adanya kontraksi otot
abdominalis sebagai reaksi proteksi terhadap radang, terdapat nyeri tekan pada
abdomen bagian bawah. Pada pemeriksaan gynekologi saat uterus dipalpasi
(dengan tussue) juga dirasakan nyeri. Dan pada pemeriksaan darah lengkap LED
meningkat. Nyeri meningkat pada saat kegiatan naik turun tangga dan
mengangkat barang-barang berat.

Tulang dan sendi pelvic

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Pelvic di bentuk oleh 4 buah tulang yaitu 2 buah tulang pangkal paha (coxae)
yang terletak di sebelah depan dan samping tulang coxae sendiri merupakan

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


pertautan antara tulang usus, tulang duduk dan tulang kemaluan. 1 buah tulang
belangkang (sacrum) di sebelah belakang, 1 buah untaian tulang ekor
(coccygeus) di sebelah belakang bersambung dengan sacrum. Rongga Pelvic
dibagi dua yaitu pelvic mayor dan pelvis minor. Ada 4 buah sendi yang penting
antara lain: artc. sacro iliaca 2 buah masing-masing kiri dan kanan (berkapsul),
artc. Symphisis pubis (tanpa kapsul), artc. sacro

coccygeus dan artc. lumbosacral.

Otot-otot pelvic

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Dasar panggul adalah “diagfragma muscular” yang memisahkan rongga pelvic di
sebelah atas dengan ruang perineum di sebelah bawah. Jadi dasar panggul
sepenuhnya terdiri atas sejumlah otot panggul yang sangat penting fungsinya.

Otot-otot tersebut antara lain:

 m. levator ani (m. pubo coccygeus, pubo vaginalis dan pubo rectalis),
 m. sphincter ani externus,
 m. bulbo cavernosus
 m. ischio coccygeus.

Bagian dari pintu bawah panggul adalah diagfragma pelvis yang dibentuk oleh
m. levator ani dan m. coccygeus. Lapisan paling luar (di atas dasar panggul)
dibentuk oleh otot-otot bulbo cavernosus, yang melingkari genitalia externa, otot
perinea transversus superfisialis, otot ischio cavernosus dan sphincter
ani externus. Dinding abdomen terdiri atas kulit, lemak dan otot-otot diantaranya
mm. Rectus obliqus externus dan internus, transversus abdominalis dan
apponeurosis. M. rectus abdominalis berpangkal di depan coxae 5, 6, 7 berjalan
ke bawah symphisis, bersama dengan otot yang lain berjalan miring dan
melintang membentuk suatu system sehingga dinding abdomen menjadi lebih
kuat. Salah satu fungsi dinding abdomen yang sangat penting ialah bersama
dengan diagfragma mengecilkan rongga perut dan meningkatkan tekanan
dalam rongga perut, sebagai salah satu fungsi yang penting pada persalinan,
sebaliknya jika otot tersebut lemah maka dapat mengganggu persalinan serta
membuat seseorang gampang terkena nyeri pinggang.

Persarafan dan pembuluh darah pelvic

 Sistem pembuluh darah

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Aliran darah arteri untuk tuba falopii dilepaskan dari arteria uterina dan arteria
ovarica. Vena-vena tuba falopii mencurahkan isinya ke dalam vena uterina dan
vena ovarica.

Pembuluh darah pada pelvis berasal dari:


a. ovarica melalui cabang aorta abdominalis ke L2,
a. haemoridalis/rectalis superior yaitu lanjutan a.mesenterica inferior ke L3,
a. iliaca interna dan a. iliaca externa keduanya merupakan cabang a. Iliaca
communis dan cabang-cabangnya antara lain: a. iliaca interna (a. ilio lumbalis, a.
sacralis lateralis, a. glutea superior), a. obturatoria, a. vesicalis superior dan
inferior, a. uterina, a. rectalis/haemoridalis media, a. pudenda interna dengan
cabang a. rectalis inferior, a. perineae, a. Clititoris

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Suplai darah ke ovarium diberikan oleh arteri ovarica. Arteria ovarica cabang dari
pars abdominalis aortae melintas ke kaudal dengan menyusuri dinding abdomen
bagian dorsal. Ditepi pelvis arteria ovarica ini menyilang pembuluh arteri iliaca
externa dan memasuki ligamentum suspensorium ovarii. Arteria ovarica
melepaskan cabang-cabang ke ovarium melalui mesovarium kemudian ke medial
dalam ligamentum latum uteri untuk memasok darah ke tuba uterina dan uterus.
Kedua cabang arteria ovarica beranastomosis dengan arteria uterina. Saluran
vena dari ovarica kanan langsung bermuara ke dalam vena cava inferior,
sedangkan aliran vena ovarica kiri bermuara ke dalam pembuluh balik ginjal kiri.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


 Sistem persarafan

Persarafan tuba falopii sebagian besar berasal dari plexus ovaricus dan untuk
sebagian dari plexus uterina. Serabut aferen disalurkan ke dalam nervi thoracici
XI-XII,dan nervus lumbalis1.
Persarafan pada pelvic yaitu :
n. pudendus yang terdiri dari n. haemoridalis inferior, n. perinea dan n. dorsalis
clitoris. Di dalam panggul berisi: sistima urinaria yang tediri dari ureter, uretra,
dan vesica urinaria, sistima genetalia pada wanita terdiri dari uterus, tuba falopii,
ovarium dan vagina dan sistima digestive yaitu rectum.
Serabut saraf dari ovaricus menurun mengikuti pembuluh ovarica. Plexus
ovaricus berhubungan dengan plexus uterina. Serabut parasimpatikus dalam
plexus berasal dari nervus vagus. Serabut aferen dari ovarium memasuki medulla
spinalis melalui nervus thoracicus X.

Nyeri Akibat Adnexitis

Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP) nyeri adalah
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak nyaman yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan atau berpotensi merusak jaringan atau menyatakan
kerusakan jaringan. Nyeri dapat terjadi oleh karena adanya stimulus, ada
reseptor yang menerima rangsangan dan ada yang menghantar rangsang
sampai ke pusat sensori di otak sehingga ditafsirkan sebagai rasa nyeri.
Selanjutnya otak mengadakan reaksi untuk menghindari stimulus tadi yaitu
dengan adanya reaksi tubuh berupa proteksi. Sehingga dengan sendirinya tubuh
akan terhindar dari kerusakan jaringan yang lebih parah.

Gangguan nyeri akibat adnexitis terjadi karena adanya inflamasi pada adnexa
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
yaitu salah satu atau kedua tuba falopii dan ovarium yang mengakibatkan
penurunan aktifitas, peran dan fungsi biologis wanita.

 Mekanisme Nyeri

Pada prinsipnya terjadi nyeri harus ada stimulus reseptor, saraf afferen dan
pusat sensori di korteks serebri. Keempat unsur tersebut harus ada, jika salah
satu tidak bekerja dengan baik maka tidak akan terjadi nyeri. Mempelajari nyeri
dengan melewati keempat unsur tersebut dikenal dengan trasmisi nyeri yaitu
neuron pertama, neuron kedua dan neuron ketiga. Pertama stimulus dapat
berupa mekanis, termal ataupun kimia diterima oleh reseptor yang bertugas
menerima rangsang nyeri yaitu nosiseptor (nouciceptor) merupakan ujung saraf
afferen di perifer (neuron pertama). Nosiseptor paling banyak terdapat di kulit,
fasia, periost, otot dan kapsul sendi. Sedangkan di tulang rawan sendi (cartilago
hyalin) tidak terdapat nosiseptor. Kedua, dari neuron pertama disampaikan ke
neuron kedua di medula spinalis yang selanjutnya dihantarkan melalui
spinothalamic menuju ke thalamus. Ketiga, dari thalamus disampaikan ke kortex
(neuron ketiga) merupakan pusat sensorik yang kemudian ditafsirkan sebagai
rasa nyeri.

 Proses terjadinya nyeri pada adnexitis

Menurut Nugroho (2002) Radang adalah reaksi tubuh terhadap mikro organisme,
benda asing dan ruda paksa. Tanda-tanda adanya radang antara lain
nyeri,bengkak, panas, merah dan kemampuan fungsi menurun. Radang pada
tuba falopii dan ovarium akan menimbulkan reaksi jaringan berupa pelepasan zat
iritan nyeri (algogene) seperti produk kimiawi prostaglandin, bradikinine dan
histamin. Akibat adanya zat iritan nyeri tersebut menyebabkan nyeri daerah
abdomen bawah, tekanan uterus sering meningkat, adnexa (tuba falopii dan

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


ovarium) menjadi bengkak karena adanya sumbatan pada tuba falopii yang bisa
menjadi bertambah besar dengan terjebaknya cairan yang ada di dalamnya dan
tekanannya menimbulkan nyeri (hydrosalpinx). Penimbunan nanah (abses)
dalam tuba falopii dan ovarium bisa pecah dan nanahnya akan mengalir ke
dalam rongga panggul sehingga menimbulkan nyeri sekali pada perut bagian
bawah. Dinding abdomen menjadi tegang karena adanya kontraksi otot
abdominalis sebagai reaksi proteksi terhadap radang serta gerakan servix uteri
terasa nyeri. Sinyal nyeri ini dihantarkan oleh saraf tipe c. saraf ini kemudian
masuk ke medula spinalis melalui radiks dorsalis dan berakhir di kornu dorsalis
substansia grisea medula spinalis. Kemudian serabut tersebut menyeberang
kesisi medula spinalis yang berlawanan dan berjalan ke cranial menuju otak
melalui traktus spinothalamikus. Nyeri tersebut menyebabkan keterbatasan
seorang wanita dalam melakukan aktifitas, peran dan fungsi biologisnya.

Adnexitis akut

Tanda-tanda adanya radang yaitu: calor (panas), dolor (nyeri), tumor (bengkak),
rubor (merah), functio laesa (kelemahan fungsi). Gejala pada adnexitis akut
antara lain: suhu tubuh meningkat, nyeri hebat di daerah abdomen bawah,
dinding abdomen menjadi tegang karena adanya kontraksi otot abdominalis
sebagai reaksi proteksi terhadap radang. Demam dan kadang disertai mual dan
muntah, kondisi umum terdapat kelemahan yang parah, sering kali lapisan yang
meradang mengeluarkan nanah, tekanan uterus sering meningkat dan
menimbulkan nyeri, adnexa (tuba falopii dan ovarium) menjadi bengkak
sehingga tekanannya menimbulkan nyeri, gerakan-gerakan servix terasa nyeri,
hypersensitif daerah ovarium dan tuba falopii.

Adnexitis kronik
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Jika fase akut telah hilang kemudian timbul keluhan lagi (excubation) ini
merupakan inflamasi ulangan mungkin karena ketidakberhasilan dalam
pengobatan atau akibat perubahan bekas luka (jaringan parut) setelah inflamasi
sembuh. Keluhan juga dapat timbul jika penderita terlalu lelah, hal ini
dikarenakan adanya kontraksi otot-otot abdomen yang menimbulkan ketegangan
dinding abdomen sehingga terjadi kelemahan pada otot-otot abdomen dan
akhirnya timbul nyeri. Gejala pada fase kronik sama seperti adnexitis akut hanya
pada adnexitis kronik tidak terdapat peningkatan suhu tubuh. Gejala lain yang
terjadi pada fase kronik antara lain: nyeri pada saat menstruasi oleh karena
terjadinya kram atau kontraksi otot uterus, nyeri pada saat berhubungan sexual,
nyeri setelah aktifitas berat dan nyeri bersifat menyebar ke struktur disekitarnya
dan kadang penderita mengeluh nyeri pinggang bawah atau low back pain (LBP).
Jika hal tersebut terjadi secara terusmenerus maka berbahaya untuk terjadinya
infertilitas karena adanya pembengkakan dan jaringan parut yang lengket pada
tuba falopii sehingga menyebabkan tuba non patten (tidak berlubang). Fase
kronik dapat terjadi beberapa bulan sampai bertahun-tahun.

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY PADA NYERI


ADNEXITIS

Penetrasi short wave diathermy dalam jaringan

Short wave diathermy memiliki penetrasi paling dalam, tetapi tergantung


tehnik penerapan aplikatornya dan nilai dielektrik jaringan yang dilalui. Pada
through dan through condensor field penetrasi paling dalam dan panas optimal
di jaringan lemak dan jaringan ikat. Pada coplanar condensor field
penetrasi paling superfisial dan panas optimal jaringan dielektrik tinggi misalnya
dalam otot rangka. Pada elektroda double coil/diplode penetrasinya lebih dalam
dari single coil (monode/minode), keduanya efektif untuk jaringan tubuh
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
dielektrik tinggi. Pada metoda inductant coil dengan grid filter (circuplode) tidak
terjadi panas di kulit tetapi pengaruh thermal pada jaringan dibawah kulit,
karena produksi panas ditimbulkan oleh murni medan magnet.

Pengaruh fisiologis short wave diathermy

Meningkatkan metabolisme lokal. Meningkatkan aktivitas lokal dari kerja


kelenjar keringat. Terjadi vasodilatasi lokal, adanya hyperemia merupakan
respon terhadap peningkatan kebutuhan nutrisi jaringan. Meningkatkan rileksasi
otot. Efek sedatif terhadap sistem saraf sensorik bila diberi mild heating. Bila
diberikan dalam waktu yang lama akan meningkatkan temperatur tubuh,
meningkatkan frekuensi pernafasan dan denyut jantung. Respon
tersebut merupakan aksi dari panas yang tidak dipakai oleh tubuh dan respon
dalam memelihara keseimbangan temperatur.

Pengaruh terapeutik

Mengurangi nyeri. Mengurangi spasme otot. Mempercepat penyembuhan


inflamasi kronik dengan cara membantu menyerap kembali (reabsorbsi) exudat
oedema sebagai akibat peningkatan supplay darah. (4) Membantu meningkatkan
sirkulasi cutaneus, memberikan respon vaskuler untuk panas normal. Membantu
dalam mengontrol infeksi kronik oleh peningkatan sirkulasi. Ini akan
meningkatkan sel darah putih dan anti body untuk melawan organisme infeksi,
memperkuat mekanisme petahanan tubuh normal. Meningkatkan extensibility
jaringan fibrous, seperti tendon, kapsul sendi dan jaringan parut (scar) dengan
waktu 5-10 menit yang dihasilkan oleh pengaruh peningkatan temperatur.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Pengaruh short wave diathermy terhadap adnexitis

Meningkatkan sirkulasi darah, sehingga mempercepat penyembuhan inflamasi.


Meningkatkan rileksasi otot. Meningkatkan metabolisme lokal, sehingga
menyebabkan penyembuhan peradangan dipercepat karena absorbsi obat-obat
yang dikonsumsi pasien lebih baik. Mempercepat penyembuhan inflamasi
dengan cara membantu menyerap kembali (reabsorbsi) exudat oedema sebagai
akibat peningkatkan supplay darah. Menguragi nyeri melalui ujung sensorik
serabut A delta dan C. Pengurangan nyeri juga berhubungan
dengan pengurangan spasme otot.

Penatalaksanaan dengan menggunakan intervensi short wave diathermy cross-


fire berdasarkan penelitian yang dilakukan Suwarti, dkk (2006) bahwa penelitian
tersebut perlakuan diberikan intervensi short wave diathermy cross-fire setiap
hari, durasi 15 menit dimana aplikasi pertama selama 7,5 menit dan aplikasi ke
dua 7,5 menit dengan intensitas 10-50 watt/cm² dan frekuensi 6 kali.

Sesuai dengan deskripsi data yang diperoleh, wanita yang menderita


adnexitis berkisar antara usia 24-39 tahun. Dimana 100% baik kelompok
perlakuan I dan II mengeluh nyeri abdomen bagian bawah. Pada kelompok
perlakuan I, 60% pasien mengalami nyeri saat menstruasi. 80% nyeri saat
berhubungan sexual, 70% nyeri pinggang bawah, 50% nyeri timbul setelah
aktifitas berat. Sedangkan pada kelompok perlakuan II, 40% pasien mengalami
nyeri saat menstruasi. 60% nyeri saat berhubungan sexual, 40% nyeri pinggang
bawah, 30% nyeri timbul setelah aktifitas berat. Dari tabel-tabel deskripsi
data pada kelompok perlakuan I sebelum dan sesudah 6 kali intervensi short
wave diathermy cross-fire terjadi pengurangan intensitas nyeri yang ditunjukkan
dalam visual analogue scale. Dimana hal ini terlihat pada nilai Mean sebelum
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
intervensi 73,6 dengan SD 6,736 dan nilai Mean sesudah intervensi adalah
19,9 dengan SD 6,262. Kemudian dibuktikan dengan uji Wilcoxon diperoleh hasil
P=0,005 dan Z= - 2,814 dimana P<0,01, yang berarti ada pengaruh yang
bermakna pemberian short wave diathermy cross-fire terhadap
pengurangan nyeri akibat adnexitis. Adnexitis terutama disebabkan oleh infeksi
bakteri, faktor air, pembalut wanita yang kurang steril juga oleh microbacterium
tuberculosa. Radang tuba falopii dan ovarium atau istilah umumnya disebut
adnexitis ini menyebabkan nyeri hebat daerah abdomen bagian bawah,
tekanan uterus sering meningkat, adnexa (tuba falopii dan ovarium) menjadi
bengkak karena adanya sumbatan pada tuba falopii yang bisa bertambah besar
dengan terjebaknya cairan yang ada didalamnya dan tekanannya menimbulkan
nyeri (hydrosalpinx), penimbunan nanah dalam tuba falopii dan ovarium bisa
pecah dan nanahnya akan mengalir ke rongga panggul sehingga menimbulkan
nyeri sekali pada perut bagian bawah, dinding abdomen menjadi tegang karena
adanya kontraksi otot abdominalis sebagai reaksi proteksi terhadap radang
serta gerakan servix terasa nyeri.

Pada penderita adnexitis yang menggunakan short wave diathermy crossfire


akan mempunyai pengaruh mengurangi nyeri, memperlancar sirkulasi darah,
meningkatkan metabolisme lokal sehingga menyebabkan penyembuhan
peradangan dipercepat karena absorbsi obat-obat yang dikonsumsi pasien lebih
baik, hal ini akan mempercepat penyembuhan inflamasi dengan cara membantu
menyerap kembali exudat oedema sebagai akibat peningkatan supplay darah
dan mengurangi spasme pada otot karena efek thermal memberikan efek
rileksasi pada otot.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


MATERI XIII
MANAJEMEN LAKTASI DAN KONTRASEPSI
Setiap manusia pada umumnya mempunyai payudara, tetapi antara laki-
laki dan perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah
salah satu tanda kelami sekunder dari seseorang gadis dan merupakan salah
satu organ yang indah dan menarik. Lebih dari itu untuk mempertahankan
kelangsungan hidup keturunannya maka organ ini menjadi sumber utama dari
kehidupan, karena Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting
terutama pada bulan-bualan pertama kehidupan (Tiran, 2005)
9.1 Perkembangan payudara

Gambar : struktur payudara manusia


Kelenjar mammae manusia berasal dari ekstoderm. Kelenjar ini pertama
kali dapat terlihat pada embrio yang berusia 4 minggu sebagai tunas (bud) atau

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


nodul jaringan epitel yang tampak di sepanjang garis yang disebut krista susu.
Pada embrio yang lebih berkembang, krista ini meluas dari midaksila sampai
daerah inguinal dan merupakan lokasi payudara atau puting yang berjumlah
banyak (supernumerary) pada orang dewasa. Nodul epitel yang rudimenter
awalnya terbenam di dalam mesenkim embrionik, yang kemudian akan
mengalami diferensiasi lebih lanjut, tampaknya dibawah pengaruh sinyal
parenkin dari mesenkim. Tunas epitel sekunder membentuk korda seluler yang
memanjang, bercabang, dan berongga. Korda ini menjadi duktus ekskretoris dan
laktiferus pada kelenjar mammae.
Kelenjar mammae manusia merupakan struktur tuboalveolar yang terdiri
atas 15-25 lobus yang ireguler yang letaknya radier menjauhi puting. Setiap
lobus terbenam dalam jaringan adiposa dan dipisahkan oleh lapisan jaringan
padat. Setiap lobus lebih jauh lagi dibagi menjadi lobulus, dihubungkan ke puting
oleh duktus laktiferus. Duktus laktiferus dibatasi oleh epitel skuamosa berlapis.
Jaringan ikat longgar (stroma) mengelilingi duktus laktiferus dan dapat
mengalami pelebaran selam menyusui.
Saat lahir, payudara menjadi rudimenter dan hampir seluruhnya terdiri
atas duktus laktiferus. Walaupun payudara tersebut dapat mensekresi beberapa
tetes susu, yang disebut “ susu palsu”, fungsi sekretorik ini hanya sebentar saja
dan payudara cepat menjadi tenang sampai pubertas. Setelah menarche,
pajanan terhadap progesteron siklis menginduksi pertumbuhan duktus
selanjutnya dan perkembangan lobulus yang rudimenter pada ujung duktus.
Epitel duktus tetap sensitif terhadap stimulasi estrogen selama tahun-tahun
reproduksi wanita; jaringan stroma tetap sensitif terhadap stimulasi progesteron.
Payudara terus membesarselam beberaa tahun setelah menarche bersamaan
dengan duktus laktiferus yang secara progresif bercabang-cabang, memanjang
dan berlumen, serta jaringan adiposa yang berakumulasi. Akan tetapi,

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


perkembangan lobulus tidak akan melewati tahap rudimenter pada keadaan
tidak adanya kehamilan.
Pada awal kehamilan terdapat pertumbuhan dan percabangan yang cepat
pada bagian terminal lobulus yang rudimenter. Vaskularitas meningkat cepat.
Wanita yang hamil sering merasakan kedua perubahan ini sebagai perasaan
“kesemutan dan “ketegangan” pada payudara. Perubahan ini dapat mulai
dirasakan sesaat setelah konsepsi dan berlangsung selama trimester pertama.
Sekitar kehamilan minggu ke-8, mulai terjadi diferensiasi alveolar yang
sesungguhnya. Asinus kelenjar yang sesungguhnya terlihat sebagai alveolus
berlumen yang dibatasi oleh satu lapis sel mioepitel. Sel mioepitel yang memiliki
banyak cabang membentuk jaringan longgar yang dikelilingi alveolus. Alveolus
berhubungan dengan ductus laktiferus yang lebih besar melalui duktus
intralobular. Sekresi alveolar dimulai pada kehamilan trimester kedua. Pada
trimester ketiga, sekresi yang kaya imunoglobulin tampak memenuhi alveous.
Meskipun peran steroid ovarium pada perkembangan payudara telah
terbukti secara klinis (keadaan kegagalan gonad pra pubertas berhubungan
dengan tidak adanya perkembangan payudara), namun model pada binatang
menunjukkan bahwa hormon lain juga mungkin terlibat pada perkembangan
payudara manusia. Pajanan insulin menyebabkan terjadinya multiplikasi sel epitel
dan pembentukan arsitektur lobuloalveolar. Diferensiasi secara sitologis dan
fungsional yang sempurna pada sel epitel yang membatasi alveolus
membutuhkan pajanan kortisol, insulin dan prolaktin. Reseptor faktor
pertumbuhan seperti faktor pertumbuhan mirip insulin I (insulin like growth
factor I, IGF-I) dan faktor pertumbuhan epidermal (epidermal growth factor,
EGF) yang telah diketahui terdapat pada sel payudara manusia, menunjukkkan
adanya peranan penting dari ligan-ligannya pada perkembangan struktur dan
fungsi payudara.
Pembentukan Air Susu Ibu (ASI)
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Air Susu Ibu (ASI) mengandung lebih dari 100 zat. Pada dasarnya air susu
merupakan emulsi lemak dalam fase cairan yang isotonik dengan plasma. Air
susu manusia yang telanh matang mengandung 3-5 % lemak, 1 %protein, 7 %
laktosa dan 0,2 mineral, serta memberikan kalori sebesar 60-70 kkal/dl.
Kelompok lemak utama pada air susu manusia adalah trigliseride, yang memiliki
kadar asam palmitat dan adam oleat yang banyak. Protein-protein yang utama
pada air susu manusia adalah kasein,  -laktoalbumin, laktoferin,imunoglobulin
A, lisozim dan albumin. Kasein dan  -laktoalbumin merupakan protein susu
yang paling spesifik.  -laktoalbumin merupakan bagian dari kompleks enzim
laktosa sintetase. Laktosa merupakan jenis gula utama pada air susu manusia.
Asam amino bebas, urea, kreatinin dan kreatin juga terdapat pada air susu.
Mineral yang dikandung meliputi natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfor
dan klorida. Saat meneliti komposisi air susu manusia, beberapa hormon peptida,
teermasuk EGF, faktor pertumbuhan transformasi (transforming growth factor -
 , TGF-  ), somatostatin, IGF-I dan IGF –II juga ditemukan. Air susu yang
pertama kali dikeluarkan setelah melahirkan disebut kolustrum. Kolustrum
mengandung protein yang lebih tinggi (sebagian besar imunoglobulin) serta
kandungan gula yang lebih rendah dibandingkan air susu yang diproduksi
setelahnya.
Sel apithel alveolus yang memprodusi susu merupakan sel terpolarisasi
dan saat berdiferensiasi yang berfungsi mengakumulasi, mensintesis, mengemas
dan mengeluarkan komponen- komponen air susu. Setidaknya empat jalur
transeluler dibutuhkan untuk pembentukkan air susu yang sesuai di dalam
alveolus payudara. Jalur yang pertama meliputi sekresi kation monovalen dalam
air. Air dialirkan mellewati sel alveolus melalui gradien konsentrasi yang
dibangun oleh gula susu yang spesifik, ion-ion mengikuti gradien elektrokimia.
Jalur yang kedua meliputi transpor imunoglobulin yang dimediasi reseptor.
Imunoglobulin A memasuki sel epithel setelah berikatan dengan reseptornya ,
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
menjadi terinternalisasi dan ditranspor ke aparatus golgi atau membran apikal
pada sel untuk disekresi. Jalur yang ketiga meliputi sintesis dan transport
lemaksusu, yang disintesis dalam sitoplasma dan retikulum endoplasma halus.
Lemak susu kemudian beragregasi menjadi droplet yang bergabung untuk
membentuk globul lemak yang lebih besar. Globul lemak kemudian dikeluarkan
dari bagian apikal sel ke dalam lumen alveolar. Jalur yang terakhir meliputi
eksositosis vesikel sekretorik yang mengandung protein susu spesifik, kalsium,
fosfat, sitrat, dan laktosa. Vesikel ini terbentuk didalam aparatus golgi. Disini,
kasein yang merupakan suatu protein susu spesifik, membentuk misel dengan
kalsium dan fosfat. Golgi bersifat impermeable terhadap laktosa. Karena laktosa
merupkan gula yang aktif seecara osmotik, air ditarik kedalam golgi sehingga
kandungan laktosa menentukan volume cairan susu. Jalur yang kelima
dibutuhkan untuk pembentukan air susu. Jalur ini bukan merupakan jalur
transeluler, namun paraseluler. Imunoglobulin seperti Ig A, Plasma protein dan
leukosit dapat bergerak diantara alveolar yang telah kehilangan persambungan
eratnya (tight junction).
Kedua mammae harus sudah dirawat selama kehamilan. Papilla dan
aerolla mammae dicuci secara teratur dengan sabun dan diberi minyak atau
cream., agar tetap lemas dan menghindari kelak mudah lecet atau pecah-pecah
(fissura atau rhagade)
Sebelum menyusui harus dibikin lemas dengan cara dengan melakukan
massage secara menyeluruh. Setelah papillae dan aerolla mammae dibersihkan,
baru menyusui bayi.
Beberapa metode yang dianjurkan :
1. Metode Woolwich : pertama kali dikemukakan oleh Waller. Mengajarkan ibu
untuk mengurut mammae dengan tangan selam 6 minggu terakhir
kehamilan. Metode ini didasarkan pada pengamatan bahwa pengaliran air
susu lebih penting daripada sekresinya oleh sel-sel acinus
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Metode ini bertujuan :
a. colostrum dan sisa-sisa sel dari sistem ductus untuk memungkinkan
aliran yang lancar
b. menghilangkan sumbatan air susu serta perubahan peradangan yang
menyertai, akan mencegah mastitis
2. Metode Hoffman : dengan dua jari yang diletakkan bersebrangan pada
bidang horizontal dan vertikal, papilla mammae diberi rangsangan taktil.
Dianjurkan dilakukan beberapa menit setiap hari pada trimester terakhir.
Maksud manuver ini membebaskan perlengketan pada pangkal papillae
mammae sehingga lebih kontraktil

Gambar 11 : perawatan mammae

9.2 Kontrasepsi

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Kontrasepsi adalah usaha–usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Usaha–usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang
bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi.
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu
harus memenuhi syarat-syarat berbagai berikut: 1) dapat dipercaya; 2) tidak
menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan; 3) daya kerjanya dapat dapat
diatur menurut kebutuhan (Prawirohardjo, 2011).

Alat kontrasepsi memiliki berbagai macam jenis. Secara garis besar, alat
kontrasepsi dibagi menjadi 3 bagian yakni kontrasepsi mekanik, kontrasepsi
hormonal, dan konstrasepsi mantap. Berikut ulasan singkat dari berbagai macam
atau jenis alat kontrasepsi :

1. Kontrasepsi mekanik

Disebut mekanik, karena memiliki sifat untuk melindungi. Kontrasepsi


mekanik ini bekerja dengan cara mencegah pertemuan antara sel sperma
dengan sel telur yang ada di dalam rahim. Yang termasuk dalam kontrassepsi
mekanik ini , ialah kondom dan diafragma.

a. Kondom

Kondom yang dahulu terbuat dari usus atau kulit binatang, yang jika di
gunakan harus direndam terlebih dahulu, kini ada kondom yang terbuat dari
bahan karet yang tipis dan elastis (lentur) berbentuk seperti kantong. Pada
dasarnya fungsi kondom hanya untuk menampung sperma agar tidak masuk ke
dalam vagina. Penggunaan kondom dinilai cukup efektif mencegah kehamilan
hingga 90 %. Bahkan penggunaan kondom untuk pencegahan kehamilan akan
semakin efektif apabila disertai penggunaan spermisida (pembunuh sperma)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


namun jarang sekali ditemukan pasangan suami istri yang menggunakan
spermisida. Namun kemungkinan terjadinya kehamilan masih dapat terjadi dari
survei yang dilakukan dari 100 pasangan suami-istri yang menggunakan alat
kontrasepsi ini sekitar 4 orang wanita yang terjadi kehamilan.Kondom mudah
didapat, dan harga relatif terjangkau, tidak memerlukan resep dokter. Kondom
selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom juga dapat digunakan
sebagai suatu alat bantu dalam pencegahan penularan penyakit kelamin seksual.

Gambar 12: cara pemasangan kondom perempuan

b. Diafragma

Diafragma bentuknya hampir menyerupai kondom. Diafragma berbentuk


seperti topi yang menutupi mulut rahim. Diafragma terbuat dari bahan karet
namun agak tebal dibanding dengan kondom. Kondom berbahan karet tipis yang
masih memiliki kemungkinan terjadinya kebocoran. Namun berbeda dengan
diafragma yang berbahan karet tebal sehingga tidak memungkinkan terjadinya
kebocoran. Diafragma ini hanya digunakan ketika ingin melakukan hubungan
intim, usai melakukan aktivitas seksual dapat dilepaskan kembali atau tetap
berada pada tempatnya. Jenis kontrasepsi yang satu ini cukup efektif dalam
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
mencegah kehamilan yang cara kerjanya hanya dimasukkan ke dalam vagina,
untuk mencegah masuknya sperma ke dalam rahim.

c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau IUD atau yang lebih dikenal sebagai
alat kontrasepsi spiral. AKDR atau IUD ini berbentuk alat kecil dan banyak
variasi. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD) atau spiral ini ada yang
terbuat dari plastik seperti huruf S (Lippes Loop), tembaga yang berbentuk
seperti angka 7 (tujuh/ Copper Seven) dan huruf T (Copper T) serta ada yang
berbentuk seperti sepatu kuda (Multiload).

Dari beberapa jenis alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD ini yang paling
sering digunakan adalah jenis Copper T dan Multiload. Kedua alat kontrasepsi
tersebut dipilih karena kenyamannya. Adapula model terbaru dari Copper T yakni
Nova T yang memiliki keunggulan karena lebih lembut.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Gambar 13 : model IUD

Alat kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya dapat dilakukan dan dipasang lelh
dokter ahli atau bidan yang sudah terlatih. Fungsi dari AKDR ini adalah
mencegah kehamilan dengan mencegah sel telur yang telah dibuahi bersarang di
dalam rahim. AKDR atau IUD dapat bertahan di dalam rahim selama 2-5 tahun
dan dapat dikeluarkan kembali apabila ada keinginan untuk hamil kembali.

Namun disarankan bagi wanita atau istri yang menggunakan Alat


Kontrasepsi Dalam rahim ini harus melakukan pemeriksaan ulang, entah 2
minggu sekali, 3 bulan sekal, 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali setelah
pemasangan alat konrasepsi ini. Penggunaan alat kontrasepsi yang dipilih tanpa
adanya bahan aktif Copper dapat digunakan hingga menjelang menopause,
namun apabila penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung bahan aktif
Copper 3-4 tahun harus diganti.

Hal yang perlu diingat alat kontrasepsi jenis ini dapat menimbulkan infeks
vagina, pendarahan, keputihan yang disebabkan dari benang pada alat

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


kontrasepsi yang digunakan. Disarankan apabila terdapat infeksi genetalia atau
pendarahan yang tidak jelas sebaiknya jangan menggunakan alat kontrasepsi
jenis ini. Namun keuntungan dari alat kontrasepsi jenis ini adalah dapat
digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama dan tidak mempengaruhi
produksi ASI bagi ibu atau wanita yang sedang dalam menyusui balita.

d. Spermisida

Spermisida merupakan alat kontrasepsi yang berbahan kimia yang dapat


membunuh sperma. Spermisida memiliki variasi bentuk ada yang berbentuk
busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet atau aerosol. Penggunaan alat kontrsepsi
jenis ini memang dinilai kurang efektif karena dapat menimbulkan
ketidaknyaman, ketidak puasan pasangan dalam mencapai orgasme dan
menimbulkan alergi yang tidak enak.

Namun masih ada beberapa wanita yang menggunakan alat kontrasepsi


jenis ini. Kontrasepsi jenis ini digunakan dengan cara sebelum melakukan
hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina, dan tunggu sekitar 5-10
menit pemasangan, hubungan sekual baru dapat dilakukan. Keefektifan alat
kontrasepsi ini dinilai efektif apabila dikombinasikan dengan alat lain seperti
kondom atau diafragma.

Jenis alat kontrasepsi apapun masih memungkinkan terjadinya kehamilan.


untuk alat kontrasepsi jenis ini, menurut survei dari 100 pasanagn dalam
setahun, ada 3 wanita yang haml, bahkan ada beberapa kasus yang terjadi
karena salah pemasangan atau pemakaiannya, dapat terjadi kehamilan sampai
30 kehamilan.

2. Kontrasepsi Hormonal

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Jenis kontrasepsi hormonal ini diambil dari kombinasi antara hormon
estorgen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi jenis ini dilakukan dalam
bentuk pil, suntikan atau susuk. Kontrasepsi hormonal ini dilakukan dengan cara
menggunakan hormon progesteron dengan mencegah pengeluaran sel telur dari
indung telur dan mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sel sperma
kesulitan untuk menembus masuk ke sel telur, membuat lapisan rahim menjadi
tipis dan hasil konsepsi tidak dapat tumbuh, serta menghambat jalannya saluran
telur sehingga sel sperma sulit bertemu dengan sel telur.

a. Pil atau Tablet

Dengan minum pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak
digunakan para wanita atau istri dari sekian banyaknya alat kontrasepsi. Di
Indonesia, banyak wanita yang menggunakan PIL KB atau disuntikan sebagai
alat kontrasepsi yang dinilai aman. Pil KB memiliki berbagai macam, ada pil yang
hanya mengandung hormon progesteron, adapula yang mengandung kombinasi
antara progesteron dan estrogen. Namun penggunaan pil KB ini dinilai cukup
rumit karena menggunakan sistem kalender laykanya siklus haid (sekuensial).
Dengan menggunakan sistem kalender ini mereka para wanita dapat mengetahui
batasan waktu dalam mengkonsumsi pil KB ini. Pil KB menggunakan 2 cara yakni
:

- Diminum dengan menggunakan sistem 28, yang artinya pil diminum terus-
menerus tanpa berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo)

- Dengan sistem 22/21, yakni pil diminum terus-menerus, kemudian dihentikan


selama 7-8 hari untuk mendapatkan kesempatan menstruasi.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Namun pada beberapa wanita yang menggunakan Pil KB sebagai alat
kontrasepsi ini, mengalami siklus menstruasi dengan perbandingan. Apabila
wanita mengkonsumsi pil KB dengan efek estorgen yang tinggi akan mengalami
menstruasi kurang dari 4 hari. Sedangkan dengan menggunakan pil KB dengan
kadar estrogen yang rendah akan mengalami menstruasi lebih dari 6 hari. Efek
samping dari penggunaan alat kontrasepsi ini menyebabkan seorang wanita
mudah tersinggung, mudah tegang dan stress, bertambahnya berat badan, nyeri
kepala, darah menstruasi yang banyak seperti pendarahan. Sedangkan yang
berkolaborasi progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi
berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama menjadi kering. Efek
samping lainnya dari pemakaian pil KB dalam jangka waktu yang cukup lama
akan menekan fungsi ovarium. Tak hanya itu efek samping lainnya seperti rasa
mual sampai muntah, pusing, mudah lupa, timbul bercak di kulit wajah seperti
flek hitam sampai mempengaruhi fungsi organ ginjal dan hati. Pil KB yang
mengandung estrogen dapat mengganggu produksi ASI.

Kelebihan dari pil KB ini dapat meningkatkan gairah seksual, sekaligus


sebagai obat untuk mengobati penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur,
mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas
penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari
1.000 pasangan dalam setahun.

b. Suntikan

Kontrasepsi yang menggunakan sutikan mengandung hormon sintetik.


Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan
(Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem).Salah
satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian
hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Kontrasepsi dengan menggunakan suntikan ini dapat membuat tubuh
mengalami kenaikan berat badan karena menigkatnya nafsu makan. Tak hanya
itu membuat lendir rahim menjadi tipis sehingga menstruasi menjadi sedikit,
bahkan beberapa wanita tidak mengalami menstruasi sama sekali. Tingkat
kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam
setahun.

c. Susuk

Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga
disebut sebagai alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kukit
pada lengan kiri atas. Bentuk susuk ini seperti tabung-tabung kecil atau
pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api.
Susuk dipasang seperti kipas dengan 6 buah kapsul. Susuk yang ditanam
dibawah kulit ini berisi zat aktif yang berupa hormon atau levonorgestrel.
Kemudian susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Susuk
ini bekerja dengan cara menghalangi terjadinya ovulasi (pembuahan) dan
menghalangi migrasi sperma.

Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun


(Implanon). Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan
kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya
jika memang ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita
yang hamil dalam setahun.

Dampak negatif dari penggunaan alat kontrasepsi jenis susuk ini berupa
terganggunya menstruasi, haid tidak lancar, bercak atau tidak mengalami
menstruasi sama sekali. Selain itu mengalami kenaikan berat tubuh, ketegangan
payudara dan liang vagina terasa kering. Timbul infeksi pada pencabutan susuk

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


yang disebabkan susuk sulit untuk dikeluarkan karena pemasangan susuk yang
terlalau dalam.

3. Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan suami-istri.


Kalau pun dilakukan didasari alasan yang sangat umum yakni merasa cukup
dengan jumlah anak yang dimiliki. Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan jalan
operasi pemotongan atau memutuskan saluran sperma pada pria yang disebut
vasektomi begitu pula dengan wanita memutuskan atau memotong saluran sel
telur yang disebut dengan tubektomi. Sehingga tidak akan terjadi kehamilan
kembali atau tidak akan memiliki keturunan.

MATERI XIV ANDROPAUSE DAN MENOPAUSE

ANDROPAUSE &TERAPI HORMON


Pendahuluan

Perubahan kondisi manusia (Fisik, Psikhis, sosial) terkait dengan


bertambahnya usia akhir-akhir ini menjadi topik yang terus dibicarakan.
Khusunya perubahan fisiologis organ tubuh yang irreverseble bisa menjadi
problem bagi manusia usia lanjut dan berdampak pada kesehatan masyarakat
secara umum. Hal ini bisa dimaklumi dengan komposisi demografi dimana
manusia dengan usia tua terus bertambanh. Saat ini didapati data bahwa angka
harapan hidup manusia rata-rata terus bertambah, di Indonesia angka harapan
hidup nya adalah 68 tahun jauh diatas angka haran hidup manusia indonesia di
awal kemerdekaan yang hanya 50 th.

Perubahan Fisiologi karena bertambahnya usia bukanlah proses penyakit,


meskipun terjadinya penyakit sangat mungkin menyebabkan perubahan pada

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


organ. Proses perubaan fisiologis akibat penyakit biasanya disebabkan oleh
karena kesalahan dalam pola hidup misalnya merokok, makan berlebihan, tidak
olahraga dengan teratur, atau terpapar secara terus menerus zat kimia, cahaya
dll.

1. Perubahan fisiologis

Perubahan Fisioogis akibat bertambahnya usia biasanya bersifat multi


organ, baik organ interne, organ musculoskeletal, Otak dan lain- lain. Perubahan
itu secara singkat dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Characteristik Akibat proses menua


BODY COMPOSITION
a. Lean Body Mass Turun
b. Fat Mass Naik
c. Bone Mass Turun
d. Total body water Turun
METABOLISM
a. Basal Metabolisme Turun
rate
b. Glucose tolerance Turun
c. Muscle glycogen Turun
d. Insuline responsivenes Turun
e. Calcium balance Turun
f. LDL Cholesterol Naik
Penurunan Kemampuan juga terjadi pada aspek cardiopulmunol dan
vascculer. Disamping itu juga akan terjadi penurunan dalam melakukan kegiatan

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


(functional performance). Kemampuan ini dikukur dari seberapa independennya
seseorang dalam melakukan kegiatan kehidupan sehari-hari. Komponen yang
berpengaruh dalam hal ini adalah strenght, ring of motion, balance dan
endurance.

Dengan bertambahnya usia maka terjadinya kemunduran pada berbagai


organ khususnya pada jantung dan paru-paru juga pada sistem musculoskeletal
akan menurunkan kapasitas fsiiologis.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Gambar 1 : Penurunan kapasitas fungsional terkait dengan penurunan
VO2 max dengan bertambahnya usia

I. Andropause

Perubahan lain yang terjadi secara fisiologis terkait dengan bertambahnya


usia adalah perubahan pada hormon (penurunan hormonal). Hormon yang
menurun adalah Human Growth hormon (HGH or IGF-1), DHEA, thyroid
hormone, Melatonin dan yang lain. Meskipun penurunan hormon ini adalah
proses normal sebagai bagian dari proses menua akan tetapi juga akan diikuti
juga secara gradual peburunan hasrat sexual, suasana hati (mood) dan
semanagat.

Andropause adalah : Penurunan secara pelan produksi hormon


testosteron dan dehidropiandesteron pada pria usia pertengahan yang diikuti
beberapa konsekwensi dari penurunan itu. Saat ini Andropause belum masuk
dalam klasifikasi ICD10 yang dikeluarkan oleh WHO. Sering juga disebut pula
dengan hipogonadisme. Beberapa peneliti menggunakan istilah “ Androgen
deficiency of the aging Male” (ADAM)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Penurunan ecara gradual hormon pria secara umum terjadi pada usia
40-50 th. WHO melaporkan bahwa hormon testosteron pada laki-laki menurun
setiap sepuluh tahun dimulai sekitar umur 30 thnan. Diperkirakan horman laki
laki berusia 50 tahun akan berkurang hingga 30% dan cukup berpotensi
menyebabkan gangguan kesehatan.

II. Hormon testosteron

Testosteron adalah hormon steroid darin group androgen yang ditemukan


pada mamalia, reptil dan burung. Pada manusia testoateron utamanya disekresi
oleh testis dan oleh ovarium pada wanita. Sejumlah kecil juga disekresi oleh
kelenjar adrenalin.

Pada Pria hormon testosteron memainkan peran yang sangat penting


dalam pertumbuhan jaringan reproduksi seperti testis dan prostat dan juga
berpengaruh terhadap tumbuhnya tanda-tanda kelami sekunder, seperti rambut,
otot dll. Testosteron juga sangat berperan pada pencegahan osteoporosis.

Konsentrasi jumlah testosteron 6-82 mg/ dl pada perempuan dewasa


sedang pada laki-laki lebih besar yaitu sekitar 280-800 mg/dl

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Androgen secara umum berperan dalam menunjang sintesis protein. Peran
Testosteron secara umum diklasifikasikan menjadi dua :

a. Anabolic effect yang berperan dalam pembentukan masa otot, densitas


tulang dan maturasi tulang.

b. Androgenic effect berperan dalam pertumbuhan testis pembentukan


scrotum saat janin dan pertumbuhan tanda seksual sekunder seperti
suara, rambut dll.

AGE NORMAL RANGE


Man 280 – 800 ng/dl
Women 6 – 82 ng/dl
Boy < 1 th 12 – 21 ng/dl
1-6 th 3 – 32 ng/dl
7-12 th 3 – 68 ng/dl
13- 17th 13 – 17 ng/dl
Tabel : ukuran normal testosteron

III. Tanda-tanda andropause

Menurunnnya hormon pada laki-laki antara usia 40-50 th akan


menyebabkan perubahan pada prilaku, suasana hati, kepercayaan diri, kekuatan
tubuh, kemampuan sexual, tonus otot, masa otot, jumlah lemak perut dan
kelenturan fisik. Stress Psikhologis dan obesitas juga salah satu akibatnya.

Banyak study telah membuktikan bahwa penurunan hormon testosteron


meningkatkan rsiko terhadap gangguan jantung, osteoporosis dan kelemahan
otot.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


IV. Resiko kekurangan hormon

Sejak ditemukannnya reseptor hormon didalam sel , penurunan hormon


merupakan penyebab utama dari otak, otot, otot, kulit, tulang sendi, pembul
darah dan jantung. Masing-masing hormon memiliki tugas yang specifik dalam
tubuh dan efek-efek yang lebih umum sifatnya yaitu mempengaruhi metabolic,
dan penyusunan beberpa sel tubuh.

a. Andropause dan resiko Osteoporosis

Osteoporosis selama ini lebih dikenal sebagai penyakit perempuan.


Kepadatan tulang sangat dipengaruhi oleh nutrisi dan hormon. Hormon
testosteron dan hormo pertumbuhan berperan sangat penting dalam
menenukan kepadatan tulang. Hormon testosteron menurun 10 percen
persepuluh tahun dimulai dari usia 30 tahun. Sedang kejadian osteoporis
memperlihatkan bahwa pada usia antara 40-70 tahun kepadatan tulang
berkutang hingga 15%.

b. Andropause dan resiko Cardiovascular

Pada cardiovasculer menurunnnya testosteron akan menyebabkan


pengerasan pada dinding vasculer sehingga pada saat yang sama meniakkan
resika terjadinya gangguan jantung.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


V. Pemeriksaan andropause

Penjelasan mengenahi andropause sudah ada sejak tahun 1940, namun


demikian tidaklah mudah kita mendiagnose adanya andropause. Diagnose
semakin mudah dilakukan dengan setelah ditemukannya pemeriksaan secara
laboratorium. Gejala dan tanda adndropause seringkali tidak nyata sehingga
seseorang tidak akan mengetahui apakah dirinya terkena andropause. Namun
demikian penegakan diagnose dapat dilakukan dengan melakukan tiga langkah
pemeriksaan.

a. Clinical History

 Riwayat penyakit terdahulu

 Riwayat penyakit sekarang

 Sejarah keluarga

 Kondisi emotional

 Gaya hidup (pola makan, pola olah raga, dll)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


b. Physical Evaluation

Pemeriksaan Fisik bisa dilakukan baik ada keluhan maupun tidak ada
keluhan. Selanjutnya bisa dilakukan test dan pengukuran baik dari sisi
anthropometri, endurance , cardiorespirasi, balance dll

c. Laboratorium test.

VI. Pengobatan Andropause dan Peranan Fisioterapi

a. Terapi Sulih Hormon (hormone replacement)

Andropause pada dasarnya bukanlah sebuah penyakit, akan tetapi sebuah


perubahan fisiologis yang berpotensi meningkatkan resiko bagi laki-laki untuk
terkena penyakit jantung , osteoporosis dan gangguan pada hasrat sexual. Pada
saat yang sama penyakit tersebut terjadi bukan saja disebabkan oleh
andropause tetapi juga oleh karena faktor lain misalnya diabetes melitus dan
obesitas. Dengan kenyataan ini maka pengobatan terhadap andropause harus
berpijak pada pendekatan “gaya hidup” : optimalisasi diet, reguler ekxcercise,
perubahan pola makan, pengelolaan stress dan penghilangan kebiasaan merokok
dan alkohol.

Pengobatan tambahan bisa dilakukan dengan terapi sulih hormon (hormone


replacement therapy) bisa dilakukan ( misalnya hormon testosteron, hormon
pertumbuhan, growt hormon dan melatonin). Terapi hormon hanya boleh
dilakukan oleh seorang dokter setelah melalui pemeriksaan yang ketat. Terapi ini
aman untuk orang yang betul-betul terbukti mengalami defisiensi hormon.
Prosedur ini aman dan biasanya bisa diberikan lewat suntikan, pil, cream.

Terapi sulih hormon tidak dianjurkan bagi mereka yang terindikasi mengidap
tumor dan cancer. Terapi hormon berbeda dengan obat-obatan pembangkit

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


gairah sexual seperti viagra, cialis dan lain-lain. Obat-obatan pembangkit gairah
sexcual biasanya hanya bekerja pada organ ( memperbaiki ereksi), sedangkan
terapi sulih hormon bekerja lebih sistemik sehingga akan memperbaiki seluruh
sistem tubuh termasuk didalamnya sexual desire.

1. Keuntungan TSH

Penggunaan TSH (dengan testosteron dan growth hormone) secara


signivikan mampu meningkatkan penampilan sexual, libido, memori,
fungsi otak, penyakit jantung, penyakit vaskuler, tonus otot, masa otot,
lemak perut, kekerasan tulang dan meningkatkan kualitas hidup. Manfaat
TSH akan dirasakan dalam hitungan minggu.

2. Resiko TSH

Penelitian di Inggris tahun 2004, menyimulkan bahwa terapi sulih


hormon tidak memiliki efek samping ketika diberikan kepada pasien yang
mngalami defisiensi. Akan tetapi jika diberikan kepada orang dengan
kadar hormon normal akan memunculkan sifat agresif dan hipersexual.

b. Peranan FISIOTERAPI

Sesuai dengan penjelasan diatas maka , peranan Fisuoterapi dapat


dijalankan dengan memberikan resep kepada pasien/klien sebuah program
excercise. Program ini bisa diberikan baik sebagai upaya pencegahan (Preventif)
maupun pengobatan (kuratif). Sebagai upaya kesehatan , maka program
excercise yang diberikan sebelumnya harus didahului dengan pemeriksaan.

MENOPAUSE

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang
berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami
menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi
tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun
berlalu. Menopause kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan. Kondisi
ini juga ditemukan di beberapa spesies lain yang mengalami siklus seperti itu, seperti
misalnya monyet rhesus dan sejumlah cetacean

Ketika menopause sudah mendekat, siklus dapat terjadi dalam waktu-waktu


yang tidak menentu dan bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama
beberapa bulan. Pada usia empat puluh tahun, beberapa perubahan hormon yang
dikaitkan dengan pra-menopause mulai terjadi. Penelitian telah membuktikan, misalnya,
bahwa pada usia empat puluh tahun banyak wanita telah mengalami perubahan-
perubahan dalam kepadatan tulang dan pada usia empat puluh empat tahun banyak
yang menstruasinya menjadi lebih sedikit atau lebih pendek waktunya dibanding
biasanya, atau malah lebih banyak dan/atau lebih lama. Sekitar 80% wanita mulai tidak
teratur siklus menstruasinya. Kenyataannya, hanya sekitar 10% wanita berhenti
menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidakteraturan siklus yang berkepanjangan
sebelumnya. Dalam suatu kajian yang melibatkan lebh dari 2.700 wanita, kebanyakan di
antara mereka mengalami transisi pra-menopause yang berlangsung antara dua hingga
delapan tahun.

Kecuali jika seseorang mengalami menopause secara tiba-tiba akibat operasi


atau perawatan medis, pra-menopase dapat dianggap sebagai akhir dari suatu proses
yang awalnya dimulai ketika seorang perempuan pertama kali mengalami menstruasi.
Periode menstruasi pertama itu biasanya diikuti dengan lima atau tujuh tahun siklus
yang relatif panjang, tidak teratur dan sering tidak disertai pembentukan sel telur.
Akhirnya pada akhir usia belasan atau awal dua puluhan, lamanya siklus menjadi lebih
pendek dan lebih teratur ketika wanita mencapai usia subur puncak, yang berlangsung
selama kira-kira dua puluh tahun.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Menopause pada wanita dimulai dengan masa perimenopause yaitu suatu masa
dimana terjadi tidak teraturnya siklus haid. Masa ini dimulai sekitar usia 40 tahun dan
dapat berlangsung singkat maupun panjang tergantung dari keadaan masing-masing
wanita itu sendiri. Haid menjadi lebih sedikit atau siklusnya menjadi lebih panjang. Lebih
pendek atau tidak beraturan sama sekali. Kadang-kadang disertai timbulnya nyeri haid.

Pada usia empat puluhan, siklus mulai memanjang lagi. Meskipun kebanyakan
orang cenderung percaya bahwa dua puluh delapan hari merupakan panjang siklus yang
normal, penelitian telah membuktikan bahwa hanya 12,4% wanita benar-benar
mempunyai siklus dua puluh delapan hari dan 20% dari semua wanita mengalami siklus
tidak teratur.

Pada saat ini telah terjadi penurunan fungsi ovarium dimana progesteron sudah
sangat berkurang. Tetapi masih sedikit hormon estrogen yang seringkali menyebabkan
ketidakseimbangan hormonal. Pada saat ini dapat terjadi keluhan klimatetik berupa
gangguan vasomotor seperti tercantum pada tabel berikut :

Keluhan klimaterik pada wamita usia 45 dan 54 tahun :

1. Mudah tersinggung, berasa takut, gelisah dan lekas marah 90%

2. Gejolak panas 70%

3. Depresi 70%

4. Sakit kepala 70%

5. Cepat lelah, sulit berkonsentrasi, mudah lupa, kurang tenaga 65%

6. Berat badan bertambah 60%

7. Nyeri tulang dan otot 50%

8. Gangguan tidur 50%

9. Obstipasi 40%

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


10. Jantung berdebar-debar 40%

11. Gangguan libido 30%

12. Kesemutan 25%

13. Berkunag-kunagng 20%

Perubahan Hormon

Dua hingga delapan tahun sebelum menopause, kebanyakan wanita menjadi tak
teratur ovulasinya. Selama tahun-tahun tersebut, folikel indung telur (kantung indung
telur), yang mematangkan telur setiap bulan, akan mengalami tingkat kerusakan yang
semakin cepat hingga pasokan folikel itu akhirnya habis. Penelitian menunjukkan bahwa
percepatan rusaknya folikel ini dimulai sekitar usia tiga puluh tujuh atau tiga puluh
delapan. Inhibin, zat yang dihasilkan dalam indung telur, juga semakin berkurang
sehingga mengakibatkan meningkatnya kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone -
hormon perangsang folikel yang dihasilkan hipofise).

Bertolak belakang dengan keyakinan umum, kadar estrogen perempuan sering


relatif stabil atau bahkan meningkat di masa pra-menopause. Kadar itu tidak bekurang
selama kurang dari satu tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum
menopause, estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol.
Namun selama pra-menopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen
dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung telur
maupun dalam lemak tubuh.

Kadar testoteron biasanya tidak turun secara nyata selama pra-menopause.


Kenyataannya, indung telur pasca-menopause dari kebanyakan wanita (tetapi tidak
semua wanita) mengeluarkan testoteron lebih banyak daripada indung telur pra-
menopause. Sebaliknya, kadar progesteron benar-benar mulai menurun selama pra-
menopause, bahkan jauh sebelum terjadinya perubahan-perubahan pada estrogen atau
testoteron dan ini merupakan hal yang paling penting bagi kebanyakan wanita.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Meskipun reproduksi tidak lagi merupakan tujuan, hormon-hormon reproduksi
tetap memegang peran yang penting, yaitu peran-peran yang dapat meningkatkan
kesehatan dan tidak ada kaitannya dengan melahirkan bayi. Hal ini dapat dilihat dalam
kenyataan bahwa reseptor hormon steroid terdapat dalam hampir semua organ tubuh
perempuan. Estrogen dan androgen (seperti halnya testoteron) adalah penting,
misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat serta jaringan vagina dan
saluran kencing yang lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama penting
untuk mempertahankan lapisan kolagen yang sehat pada kulit.

Perubahan hormon ini juga berpengaruh pada mineralisasi pada tulang. Estrogen
berpengaruh pada mineralisasi tulang dengan pengaktivan osteoklas. sehingga,
penurunan kadar estrogen pada wanita menopause akan menurunkan densitas tulang

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


DAFTAR PUSTAKA
ACOG Committee Opinion No. 267. (2002). Exercise During Pregnancy and the
Postpartum Period. Obstetrics and Gynecology 99(1): 171-173.
Anonim. 2012. Fisioterapi pada sectio Caesaria.http://www.fisioterapi.
web.id/2012/01/fisioterapi-pada-sectio-caesaria.html#more
Anonim. 2012. Kegel Exercise. http://www.fisioterapi.web.id/2012/05/kegel-
exercise-1.html#more
Asna, N. 2009. Pendidikan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja : Studi Kasus
pada Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY ditinjau dari
Perspektif Islam. Digilib.uin-suka.ac.id.
Atika. 2011. Efektifitas Kegel Exercise terhadap Penurunan Kejadian
Inkontinensia Urine pada Ibu Post Partum di Kecamatan Seberang Ulu I
Palembang. Skripsi tidak dipublikasikan.
Benjamin, D.R. van de Water, A. T. Peiris, C. L. 2014. Effects of exercise on
diastasis of the rectus abdominis muscle in the antenatal and postnatal
periods: a systematic review. Physiotherapy. 100(1): 1-8. PubMedID
Corwin, E.J. 2008. Handbook of Pathophysiology. http://books.google.co.id/book
ISBN : 0781763118
Fisioterapi Indonesia. 2012. Fisioterapi pada Sectio Caesaria.
http://www.fisioterapi.web.id
Fisioterapi Indonesia. 2013. Penanganan Fisioterapi pada nyeri adnexitis.
http://www.fisioterapi.web.id.
Hanim, D. Santosa. Affandi. 2013. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE)
Kesehatan Reproduksi. UNS
Imamah. 2009. Perempuan dan Reproduksi Kesehatan. EGALITA, Jurnal
Kesetaraan dan Keadilan Gender, Pusat Studi Gender (PSG) Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Copyright © 2009. Vol. IV
Nomor 2 Tahun 2009 : 199 – 206
International Organization of Physical Therapists in Women‟s Health (IOPTWH).
2013. Women‟s Health. Scope of practice. Available from
http://www.ioptwh.org/pdfs/IOPTWHscopeofpractice.pdf. Diakses tanggal 6
Januari 2015
Kader, M. Naim-Shuchana, S. 2014. Physical activity and exercise during
pregnancy. European Journal of Physiotherapy. Mar;16(1):2-9
Kasawara, K. T. Nascimento, S. L. Costa, M. L. Surita, F. G. Silva, J. L. P. 2012.
Exercise and physical activity in the prevention of pre-eclampsia: systematic
review.
Kisner, C. dan Allen C. L. 2007. Exercise Therapy 5 thEdition. USA : F.A. Davis
Company
Maryunani, A. 2010. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info
Media
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Nugroho, 2002. “Neurofisiologi Nyeri dari Aspek Kedokteran”, dibawakan pada
pelatihan penatalaksanaan fisioterapi komprehensif pada nyeri, Surakarta.
Pearce, C. E. 2002. “Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis”, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Phutry, S. P. K. 2010. Hubungan Karakteristik dan Pelatihan Asuhan Persalinan
Normal dengan Kinerja Praktek Bidan di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Margoyoso Kabupaten Pati Tahun 2010. Digilib.unimus.ac.id.
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Suci, H. K. 2009. Senam Hamil untuk persalinan lancar,
http://www.tanyadok.com
Suwarti. Herawati, D. Anggraini. M. N. 2006. Perbedaan Pengaruh Pemberian
Short Wave Diathermy Cross-Fire dengan Short Wave Diathermy Co Planar
terhadap Pengurangan Nyeri pada Adnexitis.
Tiran, D. 2005. Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


PANDUAN TUTORIAL

MODUL FISIOTERAPI PADA


KESEHATAN WANITA
UNTUK MAHASISWA SEMESTER IV

DISUSUN OLEH

Siti Khotimah, SSt.Ft,. M.Fis

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

HALAMAN PENGESAHAN

PANDUAN TUTORIAL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

SEMESTER 4 REGULER

BUKU PANDUAN TUTORIAL MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


INI DIGUNAKAN SEBAGAI PANDUAN DALAM PELAKSANAAN TUTORIAL PADA
SEMESTER 4 MAHASISWA REGULER

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘ASIYIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA, 1 PEBRUARI 2016

DISETUJUI OLEH DISUSUN OLEH

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


M. ALI IMRON, M.FiS SITI KHOTIMAH, M.Fis

A. DESKRIPSI PEMBELAJARAN TUTORIAL


Tutorial merupakan salah satu kegiatan pada strategi pembelajaran
dengan metode PBL (Problem Based Learning). Proses pembelajaran pada
metode ini berpusat pada mahasiswa (Student Center Learning). Mahasiswa
menggunakan skenario sebagai trigger yang bertujuan antara lain
memberikan bantuan mahasiswa simulasi berbagai situasi/kasus bermasalah
yang autentik dan bermakna sehingga dapat berfungsi sebagai batu loncatan
untuk melakukan analisis dan keterampilan menyelesaikan masalah. Selain
itu juga membelajarkan mahasiswa berperilaku dan memiliki keterampilan
sosial sesuai peran orang dewasa, meningkatkan kemampuan berkomunikasi
dan bekerja dalam tim dan meningkatkan kemampuan mahasiswa belajar
aktif mandiri.

1. Pengorganisasian Tutorial
Proses tutorial dilaksanakan dengan menggunakan kelompok kecil yang
terdiri dari 10 – 15 mahasiswa. Setiap mahasiswa secara bergiliran
bertugas menjadi ketua, sekretaris dan anggota kelompok. Dalam
pelaksanaan diskusi tutorial, didampingi satu orang tutor sebagai
fasilitator akan membantu proses diskusi untuk mencapai tujuan belajar
yang sudah ditentukan. Adapun tugas dan fungsi masing-masing peran
adalah :

a. Tutor
1) Memotivasi seluruh anggota kelompok untuk berpartisipasi dalam
diskusi

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


2) Membantu ketua kelompok dalam mempertahankan kedinamisan
kelopok dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
3) Mencegah side tracking
4) Memastikan bahwa kelompok telah mencapai learning objective
atau tujuan belajar sesuai yang diharapkan
5) Mengecek pemahaman peserta diskusi
6) Menilai penampilan peserta didik saat proses diskusi
b. Chair /Ketua Kelompok
1) Memimpin proses kerja kelompok
2) Meningkatkan seluruh kegiatan anggota tim untuk berpartisipasi
dalam kelompok
3) Mempertahankan kelompok agar tetap dinamis
4) Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
5) Meyakinkan semua tugas kelompok sudah dikerjakan dengan baik
6) Meyakinkan bahwa sekretars dapat mecacat hasil aktivitas
kelompok dengan akurat
c. Scribe / Sekretaris
1) Mencatat point-point dan usulan anggota kelompok
2) Membantu mengurutkan pendapat kelompok
3) berpartisipasi aktif dalam diskusi
4) Mencatat sumber belajar yang digunakan pada diskusi
d. Group Member/ Anggota
1) Mengikuti setiap tahapan proses secara berurutan
2) Berpartisipasi dalam diskusi
3) Mendengarkan dan berkontribusi pada orang lain (kelompok)
4) Bertanya dengan pertanyaan terbuka
5) Meneliti atau melihat kembali semua tujuan bejalar (learning
objective)
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
6) Sharing informasi dengan teman lain
2. Aktifitas Pembelajaran
a. Tutorial
Dalam diskusi kelompok, mahasiswa diminta memecahkan masalah
yang terdapat pada skenario yaitu mengikuti metode “Seven Jump-
Steps”, terdiri dari 7 langkah pemecahan masalah yaitu :

Step 1 : Clarifying unfamiliar terms

Mengklarifikasi istilah atau konsep; istilah-istilah dalam


skenario yang belum jelas atau yang menyebabkan
banyak interpretasi ditulis dan diklarifikasi terlebih
dahulu

Step 2 : Problem definition

Masalah yang ada dalam skenario diidentifikasi dan


dirumuskan dengan jelas (bisa dalam bentuk
pertanyaan)

Step 3 : Brainstorming

Pada langkah ini setiap anggota kelompok melakukan


brainstorming mengemukakan penjelasan tentative
terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan di
step 2 dengan menggunakan pre-exiting knowledge

Step 4 : Analyzing the problem

Mahasiswa memberikan penjelasan secara sistematis


terhadap jawaban pada step 3, bisa juga dengan saling
menghubungkan antar konsep, klasifikasikan jawaban

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


atas pertanyaan, menarik kesimpulan dari masalah
yang sudah dianalisis pada step 3

Step 5 : Formulating learning issues

Mennetapkan tujuan belajar (learning objective);


informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
permasalahan dirumuskaan dan disusun secara
sistematis sebagai tujuan belajar

Step 6 : Self study

Mengumpulkan informasi tambahan dengan belajar


mandiri; kegiatan mengumpulkan informasi tambahan
dilakukan dengan mengakses informasi dari internet,
jurnal, perpustakaan, kuliah dan konsultasi pakar

Step 7 : Reporting

Mensintesis atau menguji informasi baru; mensintesis,


mengevaluasi dan menguji informasi baru hasil belajar
setiap anggota kelompok

Sedangkan teknis pelaksanaan kegiatan pembelajaran tutorial


sebagai berikut :

1) Setiap skenario diselesaikan dalam 1 minggu dengan 2 kali


pertemuan
2) Step 1-5 dilaksanakan pada pertemuan pertama dihadiri oleh
tutor
3) Step 6 dilaksanakan antara pertemuan pertama dan kedua,
dengan belajar mandiri tanpa kehadiran tutor

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


4) Step 7 dilaksanakan pada pertemuan kedua bersama dengan
tutor
5) Pentingnya learning atmosphere : keterbukaan dan
kebersamaan dalam belajar kelompok, mahasiswa berperan
aktif dalam setiap diskusi, bebas mengemukakan pendapat,
tanpa khawatir dianggap salah, diremehkan atau pendapatnya
dinilai tidak bermutu oleh temen-temennya.
b. Pembelajaran Mandiri
Aktivitas pembelajaran mandiri merupakan inti dari kegiatan
pembelajaran yang didasarkan pada paradigma pembelajaran
mahasiswa aktif (student centered learning-SCL).

Dalam hal ini secara bertahap, mahasiswa dilatih dan dibiasakan


untuk belajar secara mandiri (tidak harus menunggu pemberian
materi oleh dosen)

c. Kuliah dan Konsultasi Pakar


Kuliah diberikan dalam rangka penataan pengetahuan/informasi
yang telah diperoleh oleh mahasiswa. Kuliah pakar akan berhasil
tepat guna apabila dalam saat itu terjadi pertemuan antara
mahasiswa dengan pakar, mahasiswa aktif mengungkapkan hal-hal
yang ingin dipahami. Selain itu konsultasi dengan pakar juga bisa
dilakukan, pada kesempatan ini mahasiswa diberikan kesempatan
secara perorangan atau kelompok untuk mendiskusikan secara
khusus mengenai suatu informasi dengan pakar yang bersangkutan.
Diharapkan mahasiswa akan mendapat pemahaman yang lebih
mantap sesuai dengan informasi yang didiskusikan.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


B. CAPAIAN PEMBELAJARAN YANG AKAN DICAPAI
1. Capaian pembelajaran umum
Kompetensi utama Modul Fisioterapi pada kesehatan wanita adalah
Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang proses fisioterapi pada kesehatan wanita serta mampu
mengaplikasikan tindakan teknis fisioterapi pada lingkup yang luas terkait
dengan proses fisioterapi pada kesehatan wanita dalam praktik
pembelajaran dan dalam lahan serta mampu memodifikasi sesuai
dengan perkembangan IPTEK Fisioterapi

2. Capain pembelajaran Khusus


1. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang Konsep/Paradigma Fisioterapi pada kesehatan
wanita
2. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang Konsep fisioterapi pada kesehatan reproduksi
3. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita dan
pria
4. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang Patologi sistem reproduksi (Ginekologi
(kanker/tumor payudara, serviks)
5. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang Perkembangan reproduksi remaja
6. Mahasiswa mampu mengkaji dan menyelesaikan masalah perubahan
fungsional proses kehamilan

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


7. Mahasiswa mampu mengkaji dan menyelesaikan masalah tentang
Patologi dan problematik kehamilan
8. Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep teoritis tindakan teknis
fisioterapi pada lingkup yang luas terkait dengan proses Fisioterapi
pada pre natal (Kehamilan) dari assessment sampai evaluasi.
9. Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep teoritis tindakan teknis
fisioterapi pada lingkup yang luas terkait dengan Fisioterapi pre natal
exercise atau senam hamil
10. Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep teoritis tindakan teknis
fisioterapi pada lingkup yang luas terkait dengan Proses Fisioterapi pre
dan post bedah peralinan dan ginekologi dari assesment sampai
evaluasi.
11. Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep teoritis tindakan teknis
fisioterapi pada lingkup yang luas terkait dengan Fisioterapi pada
persalinan fisiologis (normal) dan Patologis (Vacum) dengan senam
nifas.
12. Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep teoritis tindakan teknis
fisioterapi pada lingkup yang luas terkait dengan Physical agent
Fisioterapi pada kesehatan wanita
13. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang manajemen laktasi dan kontrasepsi

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


BAB II SKENARIO

A. Skenario 1
Capaian Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan


fisioterapi tentang Konsep/Paradigma Fisioterapi pada kesehatan
wanita
2. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang Konsep fisioterapi pada kesehatan reproduksi
3. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita dan
pria
4. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang Patologi sistem reproduksi (Ginekologi
(kanker/tumor payudara, serviks)
5. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang Perkembangan reproduksi remaja
6. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang perubahan fungsional proses kehamilan
7. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis pada bidang keilmuan
fisioterapi tentang Patologi dan problematik kehamilan
8. Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep teoritis tindakan teknis
fisioterapi pada lingkup yang luas terkait dengan proses Fisioterapi
pada pre natal (Kehamilan) dari assessment sampai evaluasi.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


KASUS SKENARIO I

Seorang perempuan usia 30 tahun dengan G2P1A0 hamil 32 minggu datang ke


klinik fisioterapi dengan keluhan masih sungsang, nyeri pinggang dan bengkak
pada kedua kakinya. Sudah periksa ke dokter spesialis kandungan disuruh ke
fisioterapi untuk melakukan senam hamil agar keluhan segera teratasi.
Bagaimanakah fisioterapi melakukan proses fisioterapi pada pasien tersebut?

B. Skenario 2
Capaian Pembelajaran

 Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep teoritis tindakan teknis


fisioterapi pada lingkup yang luas terkait dengan proses fisioterapi pada
komplikasi persalinan
 Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep teoritis tindakan teknis
fisioterapi pada lingkup yang luas terkait dengan fisioterapi pada pre
dan post bedah persalinan dan ginekologi

KASUS SKENARIO 2

4 bulan yang lalu Ny Fulan bahagia bukan kepalang ketika dr. Spesilais
Obstetri dan ginekologi menginformasikan bahwa dia hamil sudah 3 bulan. Hari
ini kehamilan NY. Fulan genap 7 bulan dan berat badannya kini 70 KG padahal
sebelum hamil BB nya hanya 50 KG. Dari hasil USG tiga dimensi diketahui bahwa
janin yang ada di kandungannya berjenis laki-laki, kebahagiaannya makin
bertambah karena kedua anak sebelumnya adalah perempuan (G3P2A0). Ny.
Fulan Kini berusia 40 th maka disamping kebahagian muncul juga rasa was- was,
sejak 2 tahun terakhir dokter penyakit dalam menyimpulkan bahwa dia
mengalami Diabetus Melitus dengan hasil test gula puasa 200mg/l. Meskipun

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


belum termasuk dalam golongan Insulin Depend kondisi ini perlu
dipertimbangkan, apalagi dalam usia 40 maka proses kelahiran direncanakan
dengan operasi saecar karena juga ada kista nya di dalam rahimnya. Akhir-akhir
ini dengan semakin besarnya kehamilan keluhan lainnya muncul pinggangnya
sering terasa nyeri jika berjalan dan nyerinya menjalar ke tungkai kanan. Dan
susah tidurpun mendera setiap malam.

C. Skenario 3
Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep teoritis tindakan teknis fisioterapi


pada lingkup yang luas terkait dengan Proses Fisioterapi pada persalinan
fisiologis dan patologis (Partus Normal dan Vaccum)

KASUS SKENARIO 3

Seorang perempuan usia 30 tahun setelah melahirkan secara spontan anak


keduanya berjenis kelamin perempuan dengan Berat badan lahir 3000 gram di
rumah sakit Harapan Bunda Yogyakarta kemarin pagi. Sekarang pasien tersebut
mengeluh masih merasakan sakit pada vaginanya. Terdapat oedem pada kedua
kakinya dan merasakan perutnya kendor. Untuk jalan masih sakit. Bagaimanakah
proses fisioterapi yang harus diberikan pada pasien tersebut?
D. Skenario 4
Capaian Pembelajaran

Memahami mengaplikasikan konsep teoritis tindakan teknis fisioterapi pada


lingkup yang luas terkait dengan Physical agent Fisioterapi pada kesehatan
wanita

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


KASUS SKENARIO 4

Seorang perempuan umur 30 tahun sudah menikah 5 tahun yang lalu belum
dikarunia anak, periksa ke dokter kandungan, hasil USG ada adnexitis billateral.
Pasien sering mengalami keputihan dan rasa nyeri di perutnya. Dirujuk ke
Fisioterapi untuk dilakukan tindakan fisioterapi.
Bagaimanakah proses fisioterapi pada pasien tersebut?

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


BAB III FORMAT PENILAIAN TUTORIAL

CHECKLIST ASESMEN TUTORIAL

Hari/Tanggal : Fasilitator :

Jam : TTD :

Penilaian (pertemuan ke 1 scenario ke 1)


Tidak ada Kurang Memuaskan Kompeten
No Item
penilaian Memuaskan (2) (3)
(0) (1)
DEALING WITH WORK
1 Preparation of task
2 Completeness in performing
task
3 Brainstorming task
4 Active participation in agroup
5 Report back
DEALING WITH OTHERS
6 Working in a team
7 Listening to others
8 Performance as a chair of a
group
9 Summarizing discussion
DEALING WITH ONE SELF
10 Dealing with feedback
11 Giving feedback
12 The ability to reflect
13 Dealing with appointment
14 Being in time
Jumlah score
Jumlah total score
Keterangan:

1. Tidak ada penilaian : jika mahasiswa tidak hadir (Score 0)


2. Kurang memuaskan : jika keikutsertaan dibawah rata-rata kelompok (Score 1)
3. Memuaskan : jika keikutsertaan berada pada rata-rata kelompok (Score 2)
4. Kompeten : jika penampilan mahasiswa diatas rata-rata kelompok (Score 3)
5. Nilai Assesment tutorial : jumlah total score / 42 x 100
Nilai akhir tutorial = (nilai mini kuis x 15%)+(nilai assessment tutorial x 85%)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


CHECKLIST ASESMEN TUTORIAL

Hari/Tanggal : Fasilitator :

Jam : TTD :

Penilaian (pertemuan ke 2 scenario ke 1)


Tidak ada Kurang Memuaskan Kompeten
No Item
penilaian Memuaskan (2) (3)
(0) (1)
DEALING WITH WORK
1 Preparation of task
2 Completeness in performing
task
3 Brainstorming task
4 Active participation in agroup
5 Report back
DEALING WITH OTHERS
6 Working in a team
7 Listening to others
8 Performance as a chair of a
group
9 Summarizing discussion
DEALING WITH ONE SELF
10 Dealing with feedback
11 Giving feedback
12 The ability to reflect
13 Dealing with appointment
14 Being in time
Jumlah score
Jumlah total score

Keterangan:

1. Tidak ada penilaian : jika mahasiswa tidak hadir (Score 0)


2. Kurang memuaskan : jika keikutsertaan dibawah rata-rata kelompok (Score 1)
3. Memuaskan : jika keikutsertaan berada pada rata-rata kelompok
(Score 2)

4. Kompeten : jika penampilan mahasiswa diatas rata-rata kelompok (Score 3)

5. Nilai Assesment tutorial : jumlah total score / 42 x 100


Nilai akhir tutorial = (nilai mini kuis x 15%)+(nilai assessment tutorial x 85%)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


CHECKLIST ASESMEN TUTORIAL

Hari/Tanggal : Fasilitator :

Jam : TTD :

Penilaian ( pertemuan ke 1 scenario ke 2 )


Tidak ada Kurang Memuaskan Kompeten
No Item
penilaian Memuaskan (2) (3)
(0) (1)
DEALING WITH WORK
1 Preparation of task
2 Completeness in performing
task
3 Brainstorming task
4 Active participation in agroup
5 Report back
DEALING WITH OTHERS
6 Working in a team
7 Listening to others
8 Performance as a chair of a
group
9 Summarizing discussion
DEALING WITH ONE SELF
10 Dealing with feedback
11 Giving feedback
12 The ability to reflect
13 Dealing with appointment
14 Being in time
Jumlah score
Jumlah total score

Keterangan:

1. Tidak ada penilaian : jika mahasiswa tidak hadir (Score 0)


2. Kurang memuaskan : jika keikutsertaan dibawah rata-rata kelompok (Score 1)

3. Memuaskan : jika keikutsertaan berada pada rata-rata kelompok (Score 2)


4. Kompeten : jika penampilan mahasiswa diatas rata-rata kelompok (Score 3)

5. Nilai Assesment tutorial : jumlah total score / 42 x 100

Nilai akhir tutorial = (nilai mini kuis x 15%)+(nilai assessment tutorial x 85%

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


CHECKLIST ASESMEN TUTORIAL

Hari/Tanggal : Fasilitator :

Jam : TTD :

Penilaian ( pertemuan ke 2 scenario ke 2 )


Tidak ada Kurang Memuaskan Kompeten
No Item
penilaian Memuaskan (2) (3)
(0) (1)
DEALING WITH WORK
1 Preparation of task
2 Completeness in performing
task
3 Brainstorming task
4 Active participation in agroup
5 Report back
DEALING WITH OTHERS
6 Working in a team
7 Listening to others
8 Performance as a chair of a
group
9 Summarizing discussion
DEALING WITH ONE SELF
10 Dealing with feedback
11 Giving feedback
12 The ability to reflect
13 Dealing with appointment
14 Being in time
Jumlah score
Jumlah total score

Keterangan:

1. Tidak ada penilaian : jika mahasiswa tidak hadir (Score 0)


2. Kurang memuaskan : jika keikutsertaan dibawah rata-rata kelompok (Score 1)
3. Memuaskan : jika keikutsertaan berada pada rata-rata kelompok (Score 2)
4. Kompeten : jika penampilan mahasiswa diatas rata-rata kelompok (Score 3)

5. Nilai Assesment tutorial : jumlah total score / 42 x 100

Nilai akhir tutorial = (nilai mini kuis x 15%)+(nilai assessment tutorial x 85%)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


CHECKLIST ASESMEN TUTORIAL

Hari/Tanggal : Fasilitator :

Jam : TTD :

Penilaian ( pertemuan ke 1 scenario ke 3 )


Tidak ada Kurang Memuaskan Kompeten
No Item
penilaian Memuaskan (2) (3)
(0) (1)
DEALING WITH WORK
1 Preparation of task
2 Completeness in performing
task
3 Brainstorming task
4 Active participation in agroup
5 Report back
DEALING WITH OTHERS
6 Working in a team
7 Listening to others
8 Performance as a chair of a
group
9 Summarizing discussion
DEALING WITH ONE SELF
10 Dealing with feedback
11 Giving feedback
12 The ability to reflect
13 Dealing with appointment
14 Being in time
Jumlah score
Jumlah total score
Keterangan:

1. Tidak ada penilaian : jika mahasiswa tidak hadir (Score 0)


2. Kurang memuaskan : jika keikutsertaan dibawah rata-rata
kelompok (Score 1)
3. Memuaskan : jika keikutsertaan berada pada rata-
rata kelompok (Score 2)
4. Kompeten : jika penampilan mahasiswa
diatas rata-rata kelompok (Score 3)
5. Nilai Assesment tutorial : jumlah total score / 42 x
100
Nilai akhir tutorial = (nilai mini kuis x 15%)+(nilai assessment tutorial x 85%)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


CHECKLIST ASESMEN TUTORIAL

Hari/Tanggal : Fasilitator :

Jam : TTD :

Penilaian ( pertemuan ke 2 scenario ke 3 )


Tidak ada Kurang Memuaskan Kompeten
No Item
penilaian Memuaskan (2) (3)
(0) (1)
DEALING WITH WORK
1 Preparation of task
2 Completeness in performing
task
3 Brainstorming task
4 Active participation in agroup
5 Report back
DEALING WITH OTHERS
6 Working in a team
7 Listening to others
8 Performance as a chair of a
group
9 Summarizing discussion
DEALING WITH ONE SELF
10 Dealing with feedback
11 Giving feedback
12 The ability to reflect
13 Dealing with appointment
14 Being in time
Jumlah score
Jumlah total score

Keterangan:

1. Tidak ada penilaian : jika mahasiswa tidak hadir (Score 0)


2. Kurang memuaskan : jika keikutsertaan dibawah rata-rata kelompok (Score 1)
3. Memuaskan : jika keikutsertaan berada pada rata-rata kelompok (Score 2)
4. Kompeten : jika penampilan mahasiswa diatas rata-rata kelompok (Score 3)

5. Nilai Assesment tutorial : jumlah total score / 42 x 100

Nilai akhir tutorial = (nilai mini kuis x 15%)+(nilai assessment tutorial x 85%)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


CHECKLIST ASESMEN TUTORIAL

Hari/Tanggal : Fasilitator :

Jam : TTD :

Penilaian ( pertemuan ke 1 scenario ke 4 )


Tidak ada Kurang Memuaskan Kompeten
No Item
penilaian Memuaskan (2) (3)
(0) (1)
DEALING WITH WORK
1 Preparation of task
2 Completeness in performing
task
3 Brainstorming task
4 Active participation in agroup
5 Report back
DEALING WITH OTHERS
6 Working in a team
7 Listening to others
8 Performance as a chair of a
group
9 Summarizing discussion
DEALING WITH ONE SELF
10 Dealing with feedback
11 Giving feedback
12 The ability to reflect
13 Dealing with appointment
14 Being in time
Jumlah score
Jumlah total score

Keterangan:

1. Tidak ada penilaian : jika mahasiswa tidak hadir (Score 0)


2. Kurang memuaskan : jika keikutsertaan dibawah rata-rata kelompok (Score 1)
3. Memuaskan : jika keikutsertaan berada pada rata-rata kelompok (Score 2)
4. Kompeten : jika penampilan mahasiswa diatas rata-rata kelompok (Score 3)

5. Nilai Assesment tutorial : jumlah total score / 42 x 100

Nilai akhir tutorial = (nilai mini kuis x 15%)+(nilai assessment tutorial x 85%)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


CHECKLIST ASESMEN TUTORIAL

Hari/Tanggal : Fasilitator :

Jam : TTD :

Penilaian ( pertemuan ke 2 scenario ke 4 )


Tidak ada Kurang Memuaskan Kompeten
No Item
penilaian Memuaskan (2) (3)
(0) (1)
DEALING WITH WORK
1 Preparation of task
2 Completeness in performing
task
3 Brainstorming task
4 Active participation in agroup
5 Report back
DEALING WITH OTHERS
6 Working in a team
7 Listening to others
8 Performance as a chair of a
group
9 Summarizing discussion
DEALING WITH ONE SELF
10 Dealing with feedback
11 Giving feedback
12 The ability to reflect
13 Dealing with appointment
14 Being in time
Jumlah score
Jumlah total score

Keterangan:

1. Tidak ada penilaian : jika mahasiswa tidak hadir (Score 0)


2. Kurang memuaskan : jika keikutsertaan dibawah rata-rata kelompok (Score 1)
3. Memuaskan : jika keikutsertaan berada pada rata-rata kelompok (Score 2)
4. Kompeten : jika penampilan mahasiswa diatas rata-rata kelompok (Score 3)

5. Nilai Assesment tutorial : jumlah total score / 42 x 100

Nilai akhir tutorial = (nilai mini kuis x 15%)+(nilai assessment tutorial x 85%)

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


BAB IV REFERENSI

Hartono dan Wahyuni. 2009. Hubungan antara diastasis musculus rectus abdominis
dengan involusi uteri postpartum pervaginam. Jurnal Fisioterapi Vol 9 No 2.

Rahman dan wahyuni. 2011. Pengaruh penambahan tehnik relaksasi progresif pada
terapi latihan terhadap penurunan nyeri post Sectio Caesaria di Rumah Sakit Umum
Daerah dr Moewardi. Available from
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/3342/1.%20FARID%20RA
HMAN.pdf?sequence=1 diakses tanggal 17 Januari 2015.

Imamah. 2009. Perempuan dan Reproduksi Kesehatan. EGALITA, Jurnal


Kesetaraan dan Keadilan Gender, Pusat Studi Gender (PSG) Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Copyright © 2009. Vol. IV Nomor 2 Tahun
2009 : 199 – 206

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


BAB V JADWAL KEGIATAN , TATA TERTIB DAN TUGAS
/ LAPORAN

A.Jadwal dan Kegiatan Tutorial

KELAS A

NO WAKTU RUANG MATERI

1 Minggu I T1–4 Skenario 1 pertemuan 1

2 Minggu II T1–4 Skenario 1 pertemuan 2

3 Minggu II T1–4 Skenario 2 pertemuan 1

4 Minggu III T1–4 Skenario 2 pertemuan 2

5 Minggu III T1–4 Skenario 3 pertemuan 1

6 Minggu IV T1–4 Skenario 3 pertemuan 2

7 Minggu IV T1–4 Skenario 4 pertemuan 1

8 Minggu V T1-4 Skenario 4 pertemuan 2

B. Tata Tertib

1. Mahasiswa hadir tepat waktu, keterlambatan lebih dari 15 menit tidak diperbolehkan
masuk.
2. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan tutorial dengan baik
3. Mahasiswa wajib mengikuti dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok, baik di dalam proses tutorial maupun di luar proses tutorial (mengerjakan
tugas kelompok ).
4. Mahasiswa mengenakan pakaian seragam sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Ketentuan lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


C.Pembimbing tutorial

Kelas A :

Kel 1 : Ummy Aisyah, SST.Ft

Kel 2 : Rizka Risti, SST.Ft

Kel 3 : Risa Kusuma, SST.Ft

Kel 4 :Estri Yuliniarsi, SST.Ft

Kelas B :

Kel 1 : Syurrahmi, S.Fis, M.Or

Kel 2 : Siti Nadhir Ollin, SST.Ft

Kel 3 : Ersiana Intan, S.Ft

Kel 4 :Riski Wulandari, SST.Ft, M.Fis

D. Tugas

1. Tugas / laporan tutorial selama proses tutorial boleh diketik atau ditulis tangan.

2. Tugas/ laporan dapat berupa tugas individu maupun tugas kelompok.

3. Tugas/ laporan direvisi setelah mendapatkan masukan dari proses diskusi maupun kuliah
pakar.

4. Tugas dikumpulkan sesuai ketentuan yang telah disepakati.

BAB VI PENUTUP

Panduan Tutorial Modul fisioterapi pada kesehatan wanita ini diharapkan dapat
membantu mahasiswa dalam kegiatan tutorial tentang proses pembelajaran dengan metode PBL.

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


Selain itu juga diharapkan memberikan suatu gambaran tentang proses tutorial dan tugas.
Trimakasih dan semoga bermanfaat..

MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA


PANDUAN PRAKTIKUM
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
SEMESTER IV

Disusun oleh :

SITI KHOTIMAH, SSt.Ft., M.Fis

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2015/2016


Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 1
A. DESKRIPSI SKILL LAB DAN PRAKTIKUM

Skill Lab dan praktikum modul fisioterapi pada kesehatan wanita ini dilaksanakan empat belas kali
pertemuan yaitu tujuh kali skill lab dan tujuh kali praktikum. Buku panduan ini mahasiswa akan belajar
tentang bagaimana cara melakukan proses asessment fisioterapi dan bagaimana intervensi fisioterapi
serta penatalaksanaan fisioterapi pada kasus-kasus kesehatan wanita. Pada panduan ini mahasiswa akan
belajar tentang (1) Proses Fisioterapi pada pre natal/ Kehamilan, (2) Pre natal exercise/ senam Hamil, (3)
Proses Fisioterapi pre dan post bedah persalinan dan ginekologi (assesment-evaluasi), (4) Proses
Fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis (normal dan vacum), (5) Terapi latihan pada pre dan
post bedah peralinan dan ginekologi, (6) Physical Agent pada pre dan post bedah persalinan dan
ginekologi, (7) Intervensi fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis (normal dan vacum) dengan
senam nifas.

Dengan pembelajaran skill lab dan praktikum ini, sebagai dasar keilmuan dalam proses belajar
mengajar, maka diharapkan mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi kasus – kasus di
lapangan.

Dengan pembelajaran praktikum ini, sebagai dasar keilmuan dalam proses belajar mengajar maka
diharapkan mahasiswa akan dapat mempersiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran dengan
SCL.

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 2
B. JADWAL

JADWAL SKILL LAB DAN PRAKTIKUM

NO. WAKTU Topik

1. Minggu II, Maret 2015 Proses Fisioterapi pada pre natal/ Kehamilan
2. Minggu II, Maret 2015 Pre natal exercise/ senam Hamil
Proses Fisioterapi pre dan post bedah persalinan dan
3. Minggu III, Maret 2015 ginekologi (assesment-evaluasi)
Proses Fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis
4. Minggu III, Maret 2015 (normal dan vacum)
Terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan
5. Minggu IV, Maret 2015 ginekologi
Physical Agent pada pre dan post bedah persalinan dan
6. Minggu IV, Maret 2015 ginekologi
Intervensi fisioterapi pada persalinan fisiologis dan
7. Minggu I, April 2015 patologis (normal dan vacum) dengan senam nifas.

C. MATERI

Proses Fisioterapi pada pre natal/ Kehamilan.


Materi I Pengampu : Rizki Wulandari, M.Fis
Pre Natal Exercise / Senam Hamil
Materi II Pengampu : Siti Khotimah, SSt.Ft., M.Fis
Proses Fisioterapi pre dan post bedah persalinan dan ginekologi (assesment-
evaluasi)
Materi III Pengampu : Ummy Aisyah, SST.Ft
Proses Fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis (normal dan vacum)
Materi IV Pengampu : Estri Y, SST.FT
Terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi
Materi V Pengampu : Syurrahmi, S.Ft
Physical Agent pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi
Materi VI Pengampu : Risa , SST.Ft
Intervensi ft pada persalinan fisiologis dan patologis (normal dan vacum) dengan
senam nifas.
Materi VII Pengampu : Siti Nadhir Ollin, SST.Ft

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 3
PRAKTIKUM I

MATERI 1. Proses Fisioterapi pada pre natal/ Kehamilan

1. Capaian Pembelajaran
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan menganalisis bagaimana proses fisioterapi pada pre
natal / kehamilan.
b. Mahasiswa mampu mengaplikasikan proses fisioterapi (asesment-evaluasi) pada pre natal /
kehamilan.
c. Mahasiswa mampu melakukan proses fisioterapi (asesment-evaluasi) pada pre natal /
kehamilan.
2. Bahan dan alat:
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Timbangan untuk berat badan
d. Termometer
e. Fomulir Asuhan Fisioterapi pada kehamilan
f. Mideline
g. VAS
h. Matras
i. Bantal
j. Guling
3. Cara kerja:
a. Skill lab proses Fisioterapi pada pre natal / kehamilan

1) Fasilitator menjelaskan prosedur melakukan proses fisioterapi pada pre natal/


kehamilan

2) Setelah mahasiswa menerima penjelasan prosedur melakukan proses fisioterapi


pada pre natal/ kehamilan, dalam 1 kelompok dibagi menjadi 7 pasang atau 8
pasang dengan cara diundi pasangannya.

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 4
3) Setiap pasang, yang satu menjadi pasien dan yang satu menjadi fisioterapisnya
diberi 1 skenario kemudian melakukan proses fisioterapi pada pre natal/
kehamilan dari skenario tersebut.

4) Fasilitator menilai sekaliyan memberikan penjelasan lagi apabila ada pasangan


yang melakukan kesalahan dalam melakukan proses fisioterapi pada pre natal/
kehamilan dari skenario tersebut.

b. Praktikum proses fisioterapi pada pre natal/ kehamilan

1) Sebelum praktikum dimulai mahasiswa mengambil nomor undian yang


digunakan untuk menentukan pasangannya maupun urutan majunya

2) Setiap satu pasang diberi 1 skenario dengan cara mengambil skenario sendiri
sebelum dipraktekkan

3) Mahasiswa melakukan secara mandiri proses fisioterapi pada pre natal/


kehamilan dari skenario tersebut

4) Fasilitator melakukan penilaian praktikum terhadap pasangan tersebut.

4. Checklist Assesment skill lab


Nama Mahasiswa :.........................................................
NIM :.........................................................

Raw Score C - Criticality Level D - Grade


0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly 2 Critical 2 Difficulty
2 Perform 2 3 Very critical 3 Very difficulty
3 Perform 3
4 Perform 4
5 Perform 5

Raw Score C D Score

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 5
No Aspek yang diamati Actual Maxi
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12

2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 memakai seragam praktek 0 1 2 2 1 4

9 memakai identitas mahasiswa


0 1 2 2 1 4
lengkap

10 Persiapan alat :
a. Form asuhan
0 1 2 2 1 4
Fisioterapi dan alat
tulis
b. Tensimeter 0 1 2 3 1 6

c. Stetoscop 0 1 2 3 1 6

d. M0 1 2 2 1 4
ideline
e. T0 1 2 2 1 4
ermometer
f. T0 1 2 3 1 6
imbangan

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 6
g. VAS/VDS 0 1 2 2 1 4

11 Melakukan tanya jawab


kepada pasien :
a. N
ama, usia, alamat dan 0 1 2 3 1 6
pekerjaan
b. K0 1 2 3 1 6
eluhan Utama
c. R0 1 2 3 1 6
iwayat Kehamilan
d. R0 1 2 2 1 4
iwayat penyakit
12 Melakukan pemeriksaan
umum:
a. Tekanan darah 0 1 2 3 4 2 1 8

b. Nadi 0 1 2 3 4 2 1 8

c. Pernafasan 0 1 2 3 4 2 1 8

d. Suhu 0 1 2 3 4 2 1 8

e. Berat badan 0 1 2 3 4 2 1 8

f. Inspeksi 0 1 2 3 4 2 2 16

g. Palpasi 0 1 2 3 4 2 2 16

13 Melakukan pemeriksaan
Gerak dasar
a. Aktif 0 1 2 3 4 2 2 16

b. Pasif 0 1 2 3 4 2 2 16

14 Test Khusus (Oedem/


0 1 2 3 4 5 3 3 45
nyeri/sesak nafas/diastasis
recti/ perfect scheme)
15 Diagnosis Fisioterapi
a. Impairment 0 1 2 3 4 5 2 2 20

b. Functional Limitation 0 1 2 3 4 5 2 2 20

c. Restriction 0 1 2 3 4 2 1 8
Partisipation

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 7
16 Program Fisioterapi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

17 Evaluasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20

18 Edukasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20

19 Benar Lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 2 30

20 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 2 30

20 Mencuci tangan setelah 0 1 2 3 4 3 1 12


menagani pasien
III TEKNIS

21 Bekerja secara sistematis,


0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien

22 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8

23 Pertanyaan tidak terlalu


panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti

24 Mengadakan kontak mata


0 1 2 3 4 2 1 8
selama tindakan

Jumlah Nilai 596

Nilai =

Jumlah nilai yang diperoleh x 100

596

Nilai Kelulusan

≥ 70 : Lulus

< 70 : Tidak Lulus

NB : Nama dan tandatangan Nama Penguji


observer dan

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 8
Penguji Tanda tangan penguji

5. Checklist Assesment Praktikum


Nama Mahasiswa :.........................................................
NIM :.........................................................

Raw Score C - Criticality Level D - Grade


0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly 2 Critical 2 Difficulty
2 Perform 2 3 Very critical 3 Very difficulty
3 Perform 3
4 Perform 4
5 Perform 5

Raw Score C D Score


No Aspek yang diamati Actual Maxi
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12

2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan 0 1 2 3 4 5 3 3 45
memberikan perhatian

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 9
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 memakai seragam praktek 0 1 2 2 1 4

9 memakai identitas mahasiswa


0 1 2 2 1 4
lengkap

10 Persiapan alat :
a. Form asuhan
0 1 2 2 1 4
Fisioterapi dan alat
tulis
b. Tensimeter 0 1 2 3 1 6

c. Stetoscop 0 1 2 3 1 6

d. M0 1 2 2 1 4
ideline
e. T0 1 2 2 1 4
ermometer
f. T0 1 2 3 1 6
imbangan
g. VAS/VDS 0 1 2 2 1 4

11 Melakukan tanya jawab


kepada pasien :
e. N
ama, usia, alamat dan 0 1 2 3 1 6
pekerjaan
f. K0 1 2 3 1 6
eluhan Utama
g. R0 1 2 3 1 6
iwayat Kehamilan
h. R0 1 2 2 1 4
iwayat penyakit
12 Melakukan pemeriksaan
umum:
h. Tekanan darah 0 1 2 3 4 2 1 8

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 10
i. Nadi 0 1 2 3 4 2 1 8

j. Pernafasan 0 1 2 3 4 2 1 8

k. Suhu 0 1 2 3 4 2 1 8

l. Berat badan 0 1 2 3 4 2 1 8

m. Inspeksi 0 1 2 3 4 2 2 16

n. Palpasi 0 1 2 3 4 2 2 16

13 Melakukan pemeriksaan
Gerak dasar
c. Aktif 0 1 2 3 4 2 2 16

d. Pasif 0 1 2 3 4 2 2 16

14 Test Khusus (Oedem/


0 1 2 3 4 5 3 3 45
nyeri/sesak nafas/diastasis
recti/ perfect scheme)
15 Diagnosis Fisioterapi
d. Impairment 0 1 2 3 4 5 2 2 20

e. Functional Limitation 0 1 2 3 4 5 2 2 20

f. Restriction 0 1 2 3 4 2 1 8
Partisipation
16 Program Fisioterapi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

17 Evaluasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20

18 Edukasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20

19 Benar Lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 2 30

20 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 2 30

20 Mencuci tangan setelah 0 1 2 3 4 3 1 12


menagani pasien
III TEKNIS

21 Bekerja secara sistematis,


0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 11
22 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8

23 Pertanyaan tidak terlalu


panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti

24 Mengadakan kontak mata


0 1 2 3 4 2 1 8
selama tindakan

Jumlah Nilai 596

Nilai =

Jumlah nilai yang diperoleh x 100

596

Nilai Kelulusan

≥ 70 : Lulus

< 70 : Tidak Lulus

NB : Nama dan tandatangan Nama Penguji


observer dan

Penguji Tanda tangan penguji

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 12
PRAKTIKUM II

MATERI 2. Pre Natal Exercise / Senam Hamil

1. Tujuan praktikum

a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami senam hamil.


b. Mahasiswa mampu mengaplikasikan senam hamil.
c. Mahasiswa mampu melakukan senam hamil.
2. Bahan dan alat:

1) Matras
2) Bantal
3) Guling
4) Timbangan
5) Tensimeter
6) Stetoscop
7) Tape recorder dan kaset musik klasik/ ayat ayat al qur’an

3. Cara kerja:
a) Skill lab pre natal exercise / senam hamil

1) Fasilitator menjelaskan prosedur melakukan senam hamil

2) Setelah mahasiswa menerima penjelasan prosedur melakukan senam hamil, dalam 1


kelompok dibagi menjadi 7 pasang atau 8 pasang dengan cara diundi pasangannya.

3) Setiap pasang, yang satu menjadi pasien dan yang satu menjadi fisioterapisnya diberi 1
skenario kemudian melakukan senam hamil dari skenario tersebut.

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 13
4) Fasilitator menilai sekaliyan memberikan penjelasan lagi apabila ada pasangan yang
melakukan kesalahan dalam melakukan senam hamil dari skenario tersebut.

b) Praktikum senam hamil

1) Sebelum praktikum dimulai mahasiswa mengambil nomor undian yang digunakan untuk
menentukan pasangannya maupun urutan majunya

2) Setiap satu pasang diberi 1 skenario dengan cara mengambil skenario sendiri sebelum
dipraktekkan

3) Mahasiswa melakukan secara mandiri senam hamil dari skenario tersebut

4) Fasilitator melakukan penilaian praktikum terhadap pasangan tersebut.

4. Checklist Penilaian Skill Lab

Nama Mahasiswa :.........................................................


NIM :.........................................................

Raw Score C - Criticality Level D - Grade


0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly 2 Critical 2 Difficulty
2 Perform 2 3 Very critical 3 Very difficulty
3 Perform 3
4 Perform 4
5 Perform 5

Raw Score C D Score


No Aspek yang diamati Actual Maxi

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 14
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12

2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT

8 Persiapan alat :

a. Matras 0 1 2 3 2 12

b. Timbangan 0 1 2 3 2 12

c. Tensimeter 0 1 2 3 2 12

d. Stetoscop 0 1 2 3 2 12

e. Bantal 0 1 2 2 1 4

f. Guling 0 1 2 1 1 2

9 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan senam hamil
10 Melakukan gerakan senam 0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi tidur telentang

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 15
11 Melakukan gerakan senam
0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi tidur miring

12 Melakukan gerakan senam


0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi duduk

13 Melakukan gerakan senam


0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi merangkak

14 Melakukan gerakan senam


0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi berdiri

15 Melakukan gerakan senam


0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil persiapan melahirkan/

16 Melakukan gerakan relaxasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

17 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45

18 Mencuci tangan setelah 0 1 2 3 4 3 1 12


menangani pasien
III TEKNIS

16 Bekerja secara sistematis,


0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien

17 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8

18 Pertanyaan tidak terlalu


panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti

19 Mengadakan kontak mata


0 1 2 3 4 2 1 8
selama tindakan

Jumlah Nilai 624

Nilai =

Jumlah nilai yang diperoleh x 100

624

Nilai Kelulusan

≥ 70 : Lulus

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 16
< 70 : Tidak Lulus

NB : Nama dan tandatangan


observer dan penguji

5. Checklist Penilaian Praktikum

Nama Mahasiswa :.........................................................


NIM :.........................................................

Raw Score C - Criticality Level D - Grade


0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly 2 Critical 2 Difficulty
2 Perform 2 3 Very critical 3 Very difficulty
3 Perform 3
4 Perform 4
5 Perform 5

Raw Score C D Score


No Aspek yang diamati Actual Maxi
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12

2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam, 0 1 2 3 4 2 1 8
menyambut pasien,

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 17
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT

8 Persiapan alat :

a. Matras 0 1 2 3 2 12

b. Timbangan 0 1 2 3 2 12

c. Tensimeter 0 1 2 3 2 12

d. Stetoscop 0 1 2 3 2 12

e. Bantal 0 1 2 2 1 4

f. Guling 0 1 2 1 1 2

9 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan senam hamil
10 Melakukan gerakan senam 0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi tidur telentang
11 Melakukan gerakan senam
0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi tidur miring

12 Melakukan gerakan senam


0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi duduk

13 Melakukan gerakan senam


0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi merangkak

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 18
14 Melakukan gerakan senam
0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi berdiri

15 Melakukan gerakan senam


0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil persiapan melahirkan/

16 Melakukan gerakan relaxasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

17 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45

18 Mencuci tangan setelah 0 1 2 3 4 3 1 12


menangani pasien
III TEKNIS

16 Bekerja secara sistematis,


0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien

17 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8

18 Pertanyaan tidak terlalu


panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti

19 Mengadakan kontak mata


0 1 2 3 4 2 1 8
selama tindakan

Jumlah Nilai 624

Nilai =

Jumlah nilai yang diperoleh x 100

624

Nilai Kelulusan

≥ 70 : Lulus

< 70 : Tidak Lulus

NB : Nama dan tandatangan


observer dan penguji

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 19
PRAKTIKUM III

MATERI Proses Fisioterapi pre dan post bedah persalinan dan ginekologi (assesment-evaluasi)

1) Tujuan praktikum

a. Mahasiswa mampu mengetahui dan menganalisis bagaimana proses fisioterapi pada pre dan post
bedah persalinan dan ginekologi

b. Mahasiswa mampu mengaplikasikan proses fisioterapi (asesment-evaluasi) pada pre dan post bedah
persalinan dan ginekologi

c. Mahasiswa mampu melakukan proses fisioterapi (asesment-evaluasi) pada pre dan post bedah
persalinan dan ginekologi

2) Bahan dan alat:

a. Tensimeter

b. Stetoskop

c. VAS

d. Termometer

e. Fomulir Asuhan Fisioterapi pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi

f. Mideline

g. Hanscoon

h. Masker

3) Cara kerja:

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 20
a. Skill lab proses Fisioterapi pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi

1. Fasilitator menjelaskan prosedur melakukan proses fisioterapi pada pre dan post bedah
persalinan dan ginekologi

2. Setelah mahasiswa menerima penjelasan prosedur melakukan proses fisioterapi pada pre dan
post bedah persalinan dan ginekologi, dalam 1 kelompok dibagi menjadi 7 pasang atau 8 pasang
dengan cara diundi pasangannya.

3. Setiap pasang, yang satu menjadi pasien dan yang satu menjadi fisioterapisnya diberi 1 skenario
kemudian melakukan proses fisioterapi pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi dari
skenario tersebut.

4. Fasilitator menilai sekaliyan memberikan penjelasan lagi apabila ada pasangan yang melakukan
kesalahan dalam melakukan proses fisioterapi pada pre dan post bedah persalinan dan
ginekologi dari skenario tersebut.

b. Praktikum proses fisioterapi pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi

1) Sebelum praktikum dimulai mahasiswa mengambil nomor undian yang


digunakan untuk menentukan pasangannya maupun urutan majunya

2) Setiap satu pasang diberi 1 skenario dengan cara mengambil skenario sendiri
sebelum dipraktekkan

3) Mahasiswa melakukan secara mandiri proses fisioterapi pada pada pre dan post
bedah persalinan dan ginekologi dari skenario tersebut

4) Fasilitator melakukan penilaian praktikum terhadap pasangan tersebut.

4) Checklist Assesment Skill Lab

Nama Mahasiswa :.........................................................


NIM :.........................................................

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 21
Raw Score C - Criticality Level D - Grade
0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly 2 Critical 2 Difficulty
2 Perform 2 3 Very critical 3 Very difficulty
3 Perform 3
4 Perform 4
5 Perform 5

Raw Score C D Score


No Aspek yang diamati Actual Maxi
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12

2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 memakai seragam praktek 0 1 2 2 1 4

9 memakai identitas mahasiswa


0 1 2 2 1 4
lengkap

10 Persiapan alat :

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 22
a. Form asuhan
0 1 2 2 1 4
Fisioterapi dan alat
tulis
b. Tensimeter 0 1 2 3 1 6

c. Stetoscop 0 1 2 3 1 6

d. M0 1 2 2 1 4
ideline
e. T0 1 2 2 1 4
ermometer
f. H0 1 2 3 1 6
anscoon
g. VAS/VDS 0 1 2 2 1 4

h. Masker 0 1 2 3 1 6

11 Melakukan tanya jawab


kepada pasien :
a. Nama, usia, alamat dan
0 1 2 3 1 6
pekerjaan

b. Keluhan Utama 0 1 2 3 1 6

c. Riwayat Kehamilan 0 1 2 3 1 6

d. Riwayat persalinan 0 1 2 3 1 6

e. Riwayat Penyakit 0 1 2 2 1 4

12 Melakukan pemeriksaan
umum:
o. Tekanan darah 0 1 2 3 4 2 1 8

p. Nadi 0 1 2 3 4 2 1 8

q. Pernafasan 0 1 2 3 4 2 1 8

r. Suhu 0 1 2 3 4 2 1 8

s. Berat badan 0 1 2 3 4 2 1 8

t. Inspeksi 0 1 2 3 4 2 2 16

u. Palpasi 0 1 2 3 4 2 2 16

13 Melakukan pemeriksaan
Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 23
Gerak dasar
e. Aktif 0 1 2 3 4 2 2 16

f. Pasif 0 1 2 3 4 2 2 16

14 Test Khusus (Oedem/


0 1 2 3 4 5 3 3 45
nyeri/sesak nafas/diastasis
recti/ perfect scheme)
15 Diagnosis Fisioterapi
g. Impairment 0 1 2 3 4 5 2 2 20

h. Functional Limitation 0 1 2 3 4 5 2 2 20

i. Restriction 0 1 2 3 4 2 1 8
Partisipation
16 Program Fisioterapi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

17 Evaluasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20

18 Edukasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20

19 Benar Lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 2 30

20 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 2 30

20 Mencuci tangan setelah 0 1 2 3 4 3 1 12


menagani pasien
III TEKNIS

21 Bekerja secara sistematis,


0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien

22 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8

23 Pertanyaan tidak terlalu


panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti

24 Mengadakan kontak mata


0 1 2 3 4 2 1 8
selama tindakan

Jumlah Nilai 608

Nilai =

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 24
Jumlah nilai yang diperoleh x 100

608

Nilai Kelulusan

≥ 70 : Lulus

< 70 : Tidak Lulus

NB : Nama dan tandatangan Nama Penguji


observer dan

Penguji Tanda tangan penguji

5) Checklist Assesment Praktikum

Nama Mahasiswa :.........................................................


NIM :.........................................................

Raw Score C - Criticality Level D - Grade


0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly 2 Critical 2 Difficulty
2 Perform 2 3 Very critical 3 Very difficulty
3 Perform 3
4 Perform 4
5 Perform 5

Raw Score C D Score


No Aspek yang diamati Actual Maxi
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 25
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12

2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 memakai seragam praktek 0 1 2 2 1 4

9 memakai identitas mahasiswa


0 1 2 2 1 4
lengkap

10 Persiapan alat :
i. Form asuhan
0 1 2 2 1 4
Fisioterapi dan alat
tulis
j. Tensimeter 0 1 2 3 1 6

k. Stetoscop 0 1 2 3 1 6

l. M0 1 2 2 1 4
ideline
m. T0 1 2 2 1 4
ermometer
n. H0 1 2 3 1 6
anscoon
o. VAS/VDS 0 1 2 2 1 4

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 26
p. Masker 0 1 2 3 1 6

11 Melakukan tanya jawab


kepada pasien :
a. Nama, usia, alamat dan
0 1 2 3 1 6
pekerjaan

b. Keluhan Utama 0 1 2 3 1 6

c. Riwayat Kehamilan 0 1 2 3 1 6

d. Riwayat persalinan 0 1 2 3 1 6

e. Riwayat Penyakit 0 1 2 2 1 4

12 Melakukan pemeriksaan
umum:
v. Tekanan darah 0 1 2 3 4 2 1 8

w. Nadi 0 1 2 3 4 2 1 8

x. Pernafasan 0 1 2 3 4 2 1 8

y. Suhu 0 1 2 3 4 2 1 8

z. Berat badan 0 1 2 3 4 2 1 8

aa. Inspeksi 0 1 2 3 4 2 2 16

bb. Palpasi 0 1 2 3 4 2 2 16

13 Melakukan pemeriksaan
Gerak dasar
g. Aktif 0 1 2 3 4 2 2 16

h. Pasif 0 1 2 3 4 2 2 16

14 Test Khusus (Oedem/


0 1 2 3 4 5 3 3 45
nyeri/sesak nafas/diastasis
recti/ perfect scheme)
15 Diagnosis Fisioterapi
j. Impairment 0 1 2 3 4 5 2 2 20

k. Functional Limitation 0 1 2 3 4 5 2 2 20

l. Restriction 0 1 2 3 4 2 1 8

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 27
Partisipation
16 Program Fisioterapi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

17 Evaluasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20

18 Edukasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20

19 Benar Lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 2 30

20 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 2 30

20 Mencuci tangan setelah 0 1 2 3 4 3 1 12


menagani pasien
III TEKNIS

21 Bekerja secara sistematis,


0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien

22 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8

23 Pertanyaan tidak terlalu


panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti

24 Mengadakan kontak mata


0 1 2 3 4 2 1 8
selama tindakan

Jumlah Nilai 608

Nilai =

Jumlah nilai yang diperoleh x 100

608

Nilai Kelulusan

≥ 70 : Lulus

< 70 : Tidak Lulus

NB : Nama dan tandatangan Nama Penguji

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 28
observer dan
Tanda tangan penguji
Penguji

PRAKTIKUM IV

MATERI : Proses Fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis (normal dan vacum)

1) Tujuan praktikum

a. Mahasiswa mampu mengetahui dan menganalisis bagaimana proses fisioterapi pada persalinan
fisiologis dan patologis

b. Mahasiswa mampu mengaplikasikan proses fisioterapi (asesment-evaluasi) pada persalinan fisiologis


dan patologis

c. Mahasiswa mampu melakukan proses fisioterapi (asesment-evaluasi) pada persalinan fisiologis dan
patologis

2) Bahan dan alat:

a. Tensimeter

b. Stetoskop

c. VAS

d. Termometer

e. Fomulir Asuhan Fisioterapi pada persalinan

f. Mideline
Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 29
g. Hanscoon

h. Masker

3) Cara kerja:

a. Skill lab proses Fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis

1. Fasilitator menjelaskan prosedur melakukan proses fisioterapi pada persalinan fisiologis dan
patologis

2. Setelah mahasiswa menerima penjelasan prosedur melakukan proses fisioterapi pada persalinan
fisiologis dan patologis, dalam 1 kelompok dibagi menjadi 7 pasang atau 8 pasang dengan cara
diundi pasangannya.

3. Setiap pasang, yang satu menjadi pasien dan yang satu menjadi fisioterapisnya diberi 1 skenario
kemudian melakukan proses fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis dari skenario
tersebut

4. Fasilitator menilai sekaliyan memberikan penjelasan lagi apabila ada pasangan yang melakukan
kesalahan dalam melakukan proses fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis dari
skenario tersebut.

b. Praktikum proses fisioterapi pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi

1) Sebelum praktikum dimulai mahasiswa mengambil nomor undian yang


digunakan untuk menentukan pasangannya maupun urutan majunya

2) Setiap satu pasang diberi 1 skenario dengan cara mengambil skenario sendiri
sebelum dipraktekkan

3) Mahasiswa melakukan secara mandiri proses fisioterapi pada persalinan


fisiologis dan patologis dari skenario tersebut

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 30
4) Fasilitator melakukan penilaian praktikum terhadap pasangan tersebut.

4) Checklist Assesment Skill Lab

Nama Mahasiswa :.........................................................


NIM :.........................................................

Raw Score C - Criticality Level D - Grade


0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly 2 Critical 2 Difficulty
2 Perform 2 3 Very critical 3 Very difficulty
3 Perform 3
4 Perform 4
5 Perform 5

Raw Score C D Score


No Aspek yang diamati Actual Maxi
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12

2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa- 0 1 2 3 4 5 3 3 45

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 31
gesa, percaya diri dan tidak
gugup
II CONTENT
8 memakai seragam praktek 0 1 2 2 1 4

9 memakai identitas mahasiswa


0 1 2 2 1 4
lengkap

10 Persiapan alat :
q. Form asuhan
0 1 2 2 1 4
Fisioterapi dan alat
tulis
r. Tensimeter 0 1 2 3 1 6

s. Stetoscop 0 1 2 3 1 6

t. M0 1 2 2 1 4
ideline
u. T0 1 2 2 1 4
ermometer
v. H0 1 2 3 1 6
anscoon
w. VAS/VDS 0 1 2 2 1 4

x. Masker 0 1 2 3 1 6

11 Melakukan tanya jawab


kepada pasien :
a. Nama, usia, alamat dan
0 1 2 3 1 6
pekerjaan

b. Keluhan Utama 0 1 2 3 1 6

c. Riwayat Kehamilan 0 1 2 3 1 6

d. Riwayat persalinan 0 1 2 3 1 6

e. Riwayat Penyakit 0 1 2 2 1 4

12 Melakukan pemeriksaan
umum:
cc. Tekanan darah 0 1 2 3 4 2 1 8

dd. Nadi 0 1 2 3 4 2 1 8

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 32
ee. Pernafasan 0 1 2 3 4 2 1 8

ff. Suhu 0 1 2 3 4 2 1 8

gg. Berat badan 0 1 2 3 4 2 1 8

hh. Inspeksi 0 1 2 3 4 2 2 16

ii. Palpasi 0 1 2 3 4 2 2 16

13 Melakukan pemeriksaan
Gerak dasar
i. Aktif 0 1 2 3 4 2 2 16

j. Pasif 0 1 2 3 4 2 2 16

14 Test Khusus (Oedem/


0 1 2 3 4 5 3 3 45
nyeri/sesak nafas/diastasis
recti/ perfect scheme)
15 Diagnosis Fisioterapi
m. Impairment 0 1 2 3 4 5 2 2 20

n. Functional Limitation 0 1 2 3 4 5 2 2 20

o. Restriction 0 1 2 3 4 2 1 8
Partisipation
16 Program Fisioterapi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

17 Evaluasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20

18 Edukasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20

19 Benar Lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 2 30

20 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 2 30

20 Mencuci tangan setelah 0 1 2 3 4 3 1 12


menagani pasien
III TEKNIS

21 Bekerja secara sistematis,


0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien

22 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 33
23 Pertanyaan tidak terlalu
panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti

24 Mengadakan kontak mata


0 1 2 3 4 2 1 8
selama tindakan

Jumlah Nilai 608

Nilai =

Jumlah nilai yang diperoleh x 100

608

Nilai Kelulusan

≥ 70 : Lulus

< 70 : Tidak Lulus

NB : Nama dan tandatangan Nama Penguji


observer dan

Penguji Tanda tangan penguji

5) Checklist Assesment Praktikum

Nama Mahasiswa :.........................................................


NIM :.........................................................

Raw Score C - Criticality Level D - Grade


0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 34
2 Perform 2 2 Critical 2 Difficulty
3 Perform 3 3 Very critical 3 Very difficulty
4 Perform 4
5 Perform 5

Raw Score C D Score


No Aspek yang diamati Actual Maxi
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12

2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
0 1 2 2 1 4
pemeriksaan, meminta
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 memakai seragam praktek 0 1 2 2 1 4

9 memakai identitas mahasiswa


0 1 2 2 1 4
lengkap

10 Persiapan alat :
y. Form asuhan
0 1 2 2 1 4
Fisioterapi dan alat
tulis

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 35
z. Tensimeter 0 1 2 3 1 6

aa. Stetoscop 0 1 2 3 1 6

bb. M0 1 2 2 1 4
ideline
cc. T0 1 2 2 1 4
ermometer
dd. H0 1 2 3 1 6
anscoon
ee. VAS/VDS 0 1 2 2 1 4

ff. Masker 0 1 2 3 1 6

11 Melakukan tanya jawab


kepada pasien :
a. Nama, usia, alamat dan
0 1 2 3 1 6
pekerjaan

b. Keluhan Utama 0 1 2 3 1 6

c. Riwayat Kehamilan 0 1 2 3 1 6

d. Riwayat persalinan 0 1 2 3 1 6

e. Riwayat Penyakit 0 1 2 2 1 4

12 Melakukan pemeriksaan
umum:
jj. Tekanan darah 0 1 2 3 4 2 1 8

kk. Nadi 0 1 2 3 4 2 1 8

ll. Pernafasan 0 1 2 3 4 2 1 8

mm. Suhu 0 1 2 3 4 2 1 8

nn. Berat badan 0 1 2 3 4 2 1 8

oo. Inspeksi 0 1 2 3 4 2 2 16

pp. Palpasi 0 1 2 3 4 2 2 16

13 Melakukan pemeriksaan
Gerak dasar
k. Aktif 0 1 2 3 4 2 2 16

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 36
l. Pasif 0 1 2 3 4 2 2 16

14 Test Khusus (Oedem/


0 1 2 3 4 5 3 3 45
nyeri/sesak nafas/diastasis
recti/ perfect scheme)
15 Diagnosis Fisioterapi
p. Impairment 0 1 2 3 4 5 2 2 20

q. Functional Limitation 0 1 2 3 4 5 2 2 20

r. Restriction 0 1 2 3 4 2 1 8
Partisipation
16 Program Fisioterapi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

17 Evaluasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20

18 Edukasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20

19 Benar Lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 2 30

20 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 2 30

20 Mencuci tangan setelah 0 1 2 3 4 3 1 12


menagani pasien
III TEKNIS

21 Bekerja secara sistematis,


0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien

22 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8

23 Pertanyaan tidak terlalu


panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti

24 Mengadakan kontak mata


0 1 2 3 4 2 1 8
selama tindakan

Jumlah Nilai 608

Nilai =

Jumlah nilai yang diperoleh x 100

608

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 37
Nilai Kelulusan

≥ 70 : Lulus

< 70 : Tidak Lulus

NB : Nama dan tandatangan Nama Penguji


observer dan

Penguji Tanda tangan penguji

PRAKTIKUM V

MATERI : Terapi latihan pada pre dan post bedah peralinan dan ginekologi

1. Tujuan praktikum

a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami terapi latihan pada pre dan post bedah
persalinan dan ginekologi

b. Mahasiswa mampu mengaplikasikan terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan
ginekologi

c. Mahasiswa mampu melakukan terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi

2. Bahan dan alat:

1) Tensimeter
2) Stetoscop

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 38
3) Termometer
4) Mideline
5) VAS/VDS
6) Formulir Asuhan Fisioterapi pada post bedah persalinan dan ginekologi
7) Handscoon
8) Masker

3. Cara kerja:

a) Skill lab terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi

1) Fasilitator menjelaskan prosedur melakukan senam hamil

2) Setelah mahasiswa menerima penjelasan prosedur melakukan terapi latihan pada pre dan
post bedah persalinan dan ginekologi, dalam 1 kelompok dibagi menjadi 7 pasang atau 8
pasang dengan cara diundi pasangannya.

3) Setiap pasang, yang satu menjadi pasien dan yang satu menjadi fisioterapisnya diberi 1
skenario kemudian melakukan terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan
ginekologi dari skenario tersebut.

4) Fasilitator menilai sekaliyan memberikan penjelasan lagi apabila ada pasangan yang
melakukan kesalahan dalam melakukan terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan
dan ginekologi dari skenario tersebut.

b) Praktikum terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi

1) Sebelum praktikum dimulai mahasiswa mengambil nomor undian yang digunakan untuk
menentukan pasangannya maupun urutan majunya

2) Setiap satu pasang diberi 1 skenario dengan cara mengambil skenario sendiri sebelum
dipraktekkan

3) Mahasiswa melakukan secara mandiri terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 39
ginekologi dari skenario tersebut

4) Fasilitator melakukan penilaian praktikum terhadap pasangan tersebut.

4. Checklist Penilaian skill lab

Nama Mahasiswa :.........................................................


NIM :.........................................................

Raw Score C - Criticality Level D - Grade


0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly 2 Critical 2 Difficulty
2 Perform 2 3 Very critical 3 Very difficulty
3 Perform 3
4 Perform 4
5 Perform 5

Raw Score C D Score


No Aspek yang diamati Actual Maxi
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12

2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan 0 1 2 3 4 5 3 3 45
memberikan perhatian

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 40
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT

8 Persiapan alat :

a. Mideline 0 1 2 3 2 12

b. VAS 0 1 2 3 2 12

c. Tensimeter 0 1 2 3 2 12

d. Stetoscop 0 1 2 3 2 12

e. Termometer 0 1 2 2 1 4

f. Formulir Asuhan 0 1 2 3 1 6
Fisioterapi
9 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan terapi latihan
10 Melakukan gerakan aktif 0 1 2 3 4 5 3 3 45

11 Melakukan gerakan pasive 0 1 2 3 4 5 3 3 45

12 Melakukan gerakan breathing


0 1 2 3 4 5 3 3 45
exercise

13 Melakukan gerakan transver 0 1 2 3 4 5 3 3 45

14 Melakukan gerakan ambulasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

15 Melakukan edukasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

16 Melakukan gerakan relaxasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

17 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45

18 Mencuci tangan setelah 0 1 2 3 4 3 1 12


menangani pasien

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 41
III TEKNIS

16 Bekerja secara sistematis,


0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien

17 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8

18 Pertanyaan tidak terlalu


panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti

19 Mengadakan kontak mata


0 1 2 3 4 2 1 8
selama tindakan

Jumlah Nilai 628

Nilai =

Jumlah nilai yang diperoleh x 100

628

Nilai Kelulusan

≥ 70 : Lulus

< 70 : Tidak Lulus

NB : Nama dan tandatangan


observer dan penguji

5. Checklist Penilaian Praktikum

Nama Mahasiswa :.........................................................


NIM :.........................................................

Raw Score C - Criticality Level D - Grade


0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly 2 Critical 2 Difficulty
2 Perform 2 3 Very critical 3 Very difficulty
3 Perform 3

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 42
4 Perform 4
5 Perform 5

Raw Score C D Score


No Aspek yang diamati Actual Maxi
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12

2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT

8 Persiapan alat :

a. Mideline 0 1 2 3 2 12

b. VAS 0 1 2 3 2 12

c. Tensimeter 0 1 2 3 2 12

d. Stetoscop 0 1 2 3 2 12

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 43
e. Termometer 0 1 2 2 1 4

f. Formulir Asuhan 0 1 2 3 1 6
Fisioterapi
9 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan terapi latihan
10 Melakukan gerakan aktif 0 1 2 3 4 5 3 3 45

11 Melakukan gerakan pasive 0 1 2 3 4 5 3 3 45

12 Melakukan gerakan breathing


0 1 2 3 4 5 3 3 45
exercise

13 Melakukan gerakan transver 0 1 2 3 4 5 3 3 45

14 Melakukan gerakan ambulasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

15 Melakukan edukasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

16 Melakukan gerakan relaxasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

17 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45

18 Mencuci tangan setelah 0 1 2 3 4 3 1 12


menangani pasien
III TEKNIS

16 Bekerja secara sistematis,


0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien

17 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8

18 Pertanyaan tidak terlalu


panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti

19 Mengadakan kontak mata


0 1 2 3 4 2 1 8
selama tindakan

Jumlah Nilai 628

Nilai =

Jumlah nilai yang diperoleh x 100

628

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 44
Nilai Kelulusan

≥ 70 : Lulus

< 70 : Tidak Lulus

NB : Nama dan tandatangan


observer dan penguji

PRAKTIKUM VI

MATERI : Physical Agent pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi

1. Tujuan praktikum
a. Mahasiswa mampu mengaplikasikan dalam memberikan physical agent pada pre dan post
bedah persalinan dan ginekologi

b. Mahasiswa mampu melakukan physical agent pada pre dan post bedah persalinan dan
ginekologi

2. Bahan dan alat:

a. IR

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 45
b. US (Ultra Sounic)

c. ES (TENS/ IF)

d. Handuk

e. Bantal

f. Guling

g. Formulir Asuhan Fisioterapi

h. VAS

3. Cara kerja:

a) Skill lab physical agent pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi

1) Fasilitator menjelaskan prosedur melakukan physical agent pada pre dan post bedah
persalinan dan ginekologi

2) Setelah mahasiswa menerima penjelasan prosedur melakukan physical agent pada pre dan
post bedah persalinan dan ginekologi, dalam 1 kelompok dibagi menjadi 7 pasang atau 8
pasang dengan cara diundi pasangannya.

3) Setiap pasang, yang satu menjadi pasien dan yang satu menjadi fisioterapisnya diberi 1
skenario kemudian melakukan physical agent pada pre dan post bedah persalinan dan
ginekologi dari skenario tersebut.

4) Fasilitator menilai sekaliyan memberikan penjelasan lagi apabila ada pasangan yang
melakukan kesalahan dalam melakukan physical agent pada pre dan post bedah persalinan
dan ginekologi dari skenario tersebut.

b) Praktikum physical agent pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi

1) Sebelum praktikum dimulai mahasiswa mengambil nomor undian yang digunakan untuk
menentukan pasangannya maupun urutan majunya

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 46
2) Setiap satu pasang diberi 1 skenario dengan cara mengambil skenario sendiri sebelum
dipraktekkan

3) Mahasiswa melakukan secara mandiri physical agent pada pre dan post bedah persalinan
dan ginekologi dari skenario tersebut

4) Fasilitator melakukan penilaian praktikum terhadap pasangan tersebut.

4. Checklist Assesment Skill Lab

Nama Mahasiswa :.........................................................


NIM :.........................................................

Raw Score C - Criticality Level D - Grade


0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly 2 Critical 2 Difficulty
2 Perform 2 3 Very critical 3 Very difficulty
3 Perform 3
4 Perform 4
5 Perform 5
Raw Score C D Score
No Aspek yang diamati Actual Maxi
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12

2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan 0 1 2 2 1 4
pemeriksaan, meminta

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 47
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT

8 Persiapan alat :

a. IR 0 1 2 3 2 12

b. US dan gel 0 1 2 3 2 12

c. ES (TENS/IF) 0 1 2 3 2 12

d. Handuk 0 1 2 3 2 12

e. Bantal 0 1 2 2 1 4

f. Formulir Asuhan 0 1 2 3 1 6
Fisioterapi
g. Guling 0 1 2 2 1 4

9 Persiapan Pasien :

a. Posisi pasien 0 1 2 3 1 6

b. Test sensibilitas 0 1 2 3 1 6

c. Bebas pakaian 0 1 2 3 1 6

10 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan terapi
11 Melakukan tindakan IR 0 1 2 3 4 5 3 3 45

12 Melakukan tindakan US 0 1 2 3 4 5 3 3 45

13 Melakukan tindakan ES 0 1 2 3 4 5 3 3 45

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 48
(TENS/IF)

14 Melakukan edukasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

15 Benar lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 3 45

16 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45

17 Mencuci tangan setelah 0 1 2 3 4 3 1 12


menangani pasien
III TEKNIS

18 Bekerja secara sistematis,


0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien

19 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8

20 Pertanyaan tidak terlalu


panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti

21 Mengadakan kontak mata


0 1 2 3 4 2 1 8
selama tindakan

Jumlah Nilai 560

Nilai =

Jumlah nilai yang diperoleh x 100

560

Nilai Kelulusan

≥ 70 : Lulus

< 70 : Tidak Lulus

NB : Nama dan tandatangan


observer dan penguji

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 49
5. Checklist Assesment Praktikum

Nama Mahasiswa :.........................................................


NIM :.........................................................

Raw Score C - Criticality Level D - Grade


0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly 2 Critical 2 Difficulty
2 Perform 2 3 Very critical 3 Very difficulty
3 Perform 3
4 Perform 4
5 Perform 5
Raw Score C D Score
No Aspek yang diamati Actual Maxi
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12

2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
0 1 2 2 3 12
pasien dengan tepat dan
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 50
II CONTENT

8 Persiapan alat :

a. IR 0 1 2 3 2 12

b. US dan gel 0 1 2 3 2 12

c. ES (TENS/IF) 0 1 2 3 2 12

d. Handuk 0 1 2 3 2 12

e. Bantal 0 1 2 2 1 4

f. Formulir Asuhan 0 1 2 3 1 6
Fisioterapi
g. Guling 0 1 2 2 1 4

9 Persiapan Pasien :

a. Posisi pasien 0 1 2 3 1 6

b. Test sensibilitas 0 1 2 3 1 6

c. Bebas pakaian 0 1 2 3 1 6

10 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan terapi
11 Melakukan tindakan IR 0 1 2 3 4 5 3 3 45

12 Melakukan tindakan US 0 1 2 3 4 5 3 3 45

13 Melakukan tindakan ES
0 1 2 3 4 5 3 3 45
(TENS/IF)

14 Melakukan edukasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

15 Benar lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 3 45

16 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45

17 Mencuci tangan setelah 0 1 2 3 4 3 1 12


menangani pasien
III TEKNIS

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 51
18 Bekerja secara sistematis,
0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien

19 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8

20 Pertanyaan tidak terlalu


panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti

21 Mengadakan kontak mata


0 1 2 3 4 2 1 8
selama tindakan

Jumlah Nilai 560

Nilai =

Jumlah nilai yang diperoleh x 100

560

Nilai Kelulusan

≥ 70 : Lulus

< 70 : Tidak Lulus

NB : Nama dan tandatangan


observer dan penguji

PRAKTIKUM VII

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 52
MATERI : Intervensi fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis (normal dan vacum) dengan
senam nifas.

1. Tujuan praktikum

a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami senam nifas

b. Mahasiswa mampu mengaplikasikan senam nifas

c. Mahasiswa mampu melakukan senam nifas

2. Bahan dan alat:

1) Tensimeter
2) Stetoscop
3) Termometer
4) Mideline
5) VAS/VDS
6) Formulir Asuhan Fisioterapi pada post bedah persalinan dan ginekologi
7) Handscoon
8) Masker

3. Cara kerja:

a) Skill lab senam nifas

1) Fasilitator menjelaskan prosedur melakukan senam nifas

2) Setelah mahasiswa menerima penjelasan prosedur melakukan senam nifas, dalam 1


kelompok dibagi menjadi 7 pasang atau 8 pasang dengan cara diundi pasangannya.

3) Setiap pasang, yang satu menjadi pasien dan yang satu menjadi fisioterapisnya diberi 1
skenario kemudian melakukan senam nifas dari skenario tersebut.

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 53
4) Fasilitator menilai sekaliyan memberikan penjelasan lagi apabila ada pasangan yang
melakukan kesalahan dalam melakukan senam nifas dari skenario tersebut.

b) Praktikum senam nifas

1) Sebelum praktikum dimulai mahasiswa mengambil nomor undian yang digunakan untuk
menentukan pasangannya maupun urutan majunya

2) Setiap satu pasang diberi 1 skenario dengan cara mengambil skenario sendiri sebelum
dipraktekkan

3) Mahasiswa melakukan secara mandiri senam nifas dari skenario tersebut

4) Fasilitator melakukan penilaian praktikum terhadap pasangan tersebut.

4. Checklist Penilaian skill lab

Nama Mahasiswa :.........................................................


NIM :.........................................................

Raw Score C - Criticality Level D - Grade


0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly 2 Critical 2 Difficulty
2 Perform 2 3 Very critical 3 Very difficulty
3 Perform 3
4 Perform 4
5 Perform 5

Raw Score C D Score


No Aspek yang diamati Actual Maxi
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 54
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12

2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT

8 Persiapan alat :

a. Mideline 0 1 2 3 2 12

b. VAS 0 1 2 3 2 12

c. Tensimeter 0 1 2 3 2 12

d. Stetoscop 0 1 2 3 2 12

e. Termometer 0 1 2 2 1 4

f. Formulir Asuhan 0 1 2 3 1 6
Fisioterapi
9 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan senam nifas
10 Melakukan gerakan senam 0 1 2 3 4 5 3 3 45
nifas hari 1
11 Melakukan gerakan senam
0 1 2 3 4 5 3 3 45
nifas hari 2

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 55
12 Melakukan gerakan senam
0 1 2 3 4 5 3 3 45
nifas hari 3

13 Melakukan gerakan transver 0 1 2 3 4 5 3 3 45

14 Melakukan gerakan ambulasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

15 Melakukan edukasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

16 Melakukan gerakan relaxasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

17 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45

18 Mencuci tangan setelah 0 1 2 3 4 3 1 12


menangani pasien
III TEKNIS

16 Bekerja secara sistematis,


0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien

17 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8

18 Pertanyaan tidak terlalu


panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti

19 Mengadakan kontak mata


0 1 2 3 4 2 1 8
selama tindakan

Jumlah Nilai 628

Nilai =

Jumlah nilai yang diperoleh x 100

628

Nilai Kelulusan

≥ 70 : Lulus

< 70 : Tidak Lulus

NB : Nama dan tandatangan


observer dan penguji

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 56
5. Checklist Penilaian Praktikum

Nama Mahasiswa :.........................................................


NIM :.........................................................

Raw Score C - Criticality Level D - Grade


0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly 2 Critical 2 Difficulty
2 Perform 2 3 Very critical 3 Very difficulty
3 Perform 3
4 Perform 4
5 Perform 5

Raw Score C D Score


No Aspek yang diamati Actual Maxi
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12

2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 57
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT

8 Persiapan alat :

a. Mideline 0 1 2 3 2 12

b. VAS 0 1 2 3 2 12

c. Tensimeter 0 1 2 3 2 12

d. Stetoscop 0 1 2 3 2 12

e. Termometer 0 1 2 2 1 4

f. Formulir Asuhan 0 1 2 3 1 6
Fisioterapi
9 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan senam nifas
10 Melakukan gerakan senam 0 1 2 3 4 5 3 3 45
nifas hari 1
11 Melakukan gerakan senam
0 1 2 3 4 5 3 3 45
nifas hari 2

12 Melakukan gerakan senam


0 1 2 3 4 5 3 3 45
nifas hari 3

13 Melakukan gerakan transver 0 1 2 3 4 5 3 3 45

14 Melakukan gerakan ambulasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

15 Melakukan edukasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

16 Melakukan gerakan relaxasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45

17 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45

18 Mencuci tangan setelah 0 1 2 3 4 3 1 12


menangani pasien
III TEKNIS

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 58
16 Bekerja secara sistematis,
0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien

17 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8

18 Pertanyaan tidak terlalu


panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti

19 Mengadakan kontak mata


0 1 2 3 4 2 1 8
selama tindakan

Jumlah Nilai 628

Nilai =

Jumlah nilai yang diperoleh x 100

628

Nilai Kelulusan

≥ 70 : Lulus

< 70 : Tidak Lulus

NB : Nama dan tandatangan


observer dan penguji

PANDUAN TUGAS
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 59
PENYUSUN :
Siti Khotimah, SSt.FT., M.Fis

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI


STIKES ’AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2014 - 2015

LEMBAR PENGESAHAN

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 60
PANDUAN TUGAS
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
BAGI SEMESTER 4 KELAS REGULER CETAKAN KETIGA
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

Panduan ini digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan


Tugas Modul Fisioterapi pada Kesehatan wanita
Program Studi S1 Fisioterapi
STIKES „Aisyiyah Yogyakarta

Yogyakarta, 1 Pebruari 2016

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Fisioterapi Koordinator Modul

M. Ali Imron, M.Fis


Siti Khotimah, SSt.FT., M.Fis

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 61
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji bagi Alloh SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan buku panduan Tugas Modul
Fisioterapi pada Kesehatan Wanita. Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk memberikan
panduan mahasiswa dalam belajar aktif dan mandiri tentang keterampilan-keterampilan spesifik
pada Modul Fisioterapi pada Kesehatan Wanita.
Penyusunan buku ini dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat selaku Ketua STIKES ‟Aisyiyah Yogyakarta.
2. M. Ali Imron, M.Fis selaku Ketua Program Studi S1 Fisioterapi STIKES ‟Aisyiyah
Yogyakarta.
3. Rekan – rekan tim Tugas Modul Fisioterapi pada Kesehatan Wanita atas kerjasama yang baik
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
diperlukan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan penyusunan yang akan
datang.

Yogyakarta, Pebruari 2016

Penulis

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 62
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Depan........................................................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................................. ....................... ii
Lembar Pengesahan.................................................................................................................. iii
Daftar Isi................................................................................................................................... iv
A. Deskripsi Tugas...................................................................................................................
B. Prosedur Pelaksanaan.........................................................................................................
C. Sistem Penilaian..................................................................................................................
D. Kriteria Penilaian Tugas......................................................................................................

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 63
A. Deskripsi Tugas
Tugas dalam modul Fisioterapi pada Kesehatan Wanita ini dilaksanakan dua kali.
Dalam panduan ini mahasiswa akan belajar tentang kasus-kasus Kesehatan Wanita dan
bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada Kesehatan Wanita. Dengan pembelajaran tugas ini
sebagai dasar keilmuan dalam proses belajar mengajar. Maka diharapkan mahasiswa akan dapat
mengikuti perkuliahan selanjutnya dengan mudah dan tepat.

B. Prosedur Pelaksanaan
Pada saat pelaksanaan mahasiswa akan diberikan tugas berupa :
1. Mencari jurnal minimal 5 pada setiap topiknya dan masing masing jurnal tersebut dibuat
kesimpulan atau resume dari masing masing jurnal
a. Jurnal Prenatal Exercise (Senam Hamil)
b. Jurnal Post Natal Exercise (Senam Nifas)
c. Jurnal physical agent pada Kesehatan Wanita
d. Jurnal Fisioterapi post partum patologis
e. Jurnal Fisioterapi pada post laparatomi (Kistectomy/ Myomectomi/
Hysterectomy)
Dari 5 topik tersebut masing masing topik 5 jurnal sehingga jumlah jurnal 25 judul jurnal
lengkap dengan kesimpulannya
2. Membuat makalah dari kasus-kasus Fisioterapi pada Kesehatan Wanita beserta evidence
basednya
Membuat makalah dari salah satu kasus Fisioterapi pada Kesehatan Wanita berikut ini :
a. Fisioterapi pada Pre Natal Fisiologis
b. Fisioterapi pada Pre Natal Patologis dengan LBP atau Varises atau dengan yang
lainnya (Asma,dan lain lain)
c. Fisioterapi pada Post Natal Fisiologis
d. Fisioterapi pada Post Natal Patologis
f. Fisioterapi pada Post Laparatomy (Kistectomy/ Myomectomi/ Hysterectomy)

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 64
C. Sistem Penilaian
TINGKAT ANGKA MUTU
1 ≥ 80.00 A
2 70.00-79.00 B
3 56.00-69.00 C
4 41.00-55.00 D
5 < 41.00 E

D. Kriteria Penilaian Tugas


NO Kategori* Kriteria*
1 0 Tidak mengumpulkan tugas
2 1 Mengumpulkan tugas belum sesuai dengan ketentuan dan tidak tepat waktu
3 2 Mengumpulkan tugas tidak sesuai dengan ketentuan tetapi tepat waktu
4 3 Mengumpulkan tugas sesuai dengan ketentuan tetapi tidak tepat waktu
5 4 Mengumpulkan tugas sesuai dengan ketentuan dan tepat waktu
Bila ditemukan tugas dengan jawaban yang telah di singgung pada kolom Kriteria* maka dosen
yang menilai akan menjumlah poin Kategori* dan membagi dengan jumlah maksimal kategori
kemudian di kalikan 100. Maka akan didapatkan nilai tugas. Untuk mengetahui mutu maka
kembali pada “C. Sistem Penilaian”.

E. KETENTUAN DAN LAMPIRAN

a. Tugas 1

Mencari dan mengumpulkan jurnal lengkap, jurnal dapat dari jurnal Indonesia (bahasa
Indonesia) maupun dari luar yang berbahasa Inggris kemudian :

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 65
1) di print lalu dari masing masing jurnal yang diperoleh di rangkum/di resume ke
dalam kertas HVS 70 gram. Kemudian dijilid dengan cover sesuai dengan lampiran
dibawah ini.
2) Softcopy dikirim email ke khotim38@yahoo.co.id

Lampiran cover Tugas Jurnal Fisioterapi Kesehatan Wanita

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 66
LAPORAN TUGAS JURNAL
MODUL FISIOTERAPI
KESEHATAN WANITA

Di susun oleh

NAMA :

NIM :

PRODI S1 FISIOTERAPI
Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 67
STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2014-2015
Isi tugas jurnal
a. Penulis, tahun terbitnya jurnal, judul jurnal
b. Resume / rangkuman dari judul jurnal tersebut

b. Tugas 2

1. Di buat dalam bentuk makalah, isi makalah :


a. Cover
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
d. Pendahuluan makalah
e. Tujuan makalah
f. Isi makalah (Sesuai dengan kasus yang dipilih)
a. Definisi kasusnya
b. Etiologi kasusnya
c. Tanda dan gejala dari kasusnya
d. Patofisiologi dari kasusnya
e. Assesment Fisioterapi dari kasusnya
f. Problem Fisioterapi dari kasusnya
g. Diagnose Fisioterapi dari kasusnya
h. Intervensi Fisioterapi dari kasusnya
i. Evaluasi Fisioterapi dari kasusnya
g. Penutup
h. Daftar Pustaka
2. Dikumpulkan paling lambat seminggu sebelum ujian akhir semester.
3. Makalah diprint di kertas HVS 70 gram dengan format sesuai dengan lampiran dibawah
ini dan softcopy dikirim ke email khotim38@yahoo.co.id.
4. Lampiran : Format laporan sebagai berikut

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 68
LAPORAN TUGAS MAKALAH

MODUL FISIOTERAPI
KESEHATAN WANITA

Di susun oleh

NAMA :

NIM :

PRODI S1 FISIOTERAPI
STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015-2016
Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 69
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji bagi Alloh SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan pembuatan makalah ini
adalah sebagai Tugas dari modul Fisioterapi Kesehatan Wanita
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah masih jauh dari sempurna, untuk itu
diperlukan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan.

Yogyakarta, .................2016

Penulis

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 70
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

TUJUAN MAKALAH

ISI MAKALAH
a. Definisi kasusnya
b. Etiologi kasusnya
c. Tanda dan gejala dari kasusnya
d. Patofisiologi dari kasusnya
e. Assesment Fisioterapi dari kasusnya
f. Problem Fisioterapi dari kasusnya
g. Diagnose Fisioterapi dari kasusnya
h. Intervensi Fisioterapi dari kasusnya
i. Evaluasi Fisioterapi dari kasusnya

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA

Page 71

Anda mungkin juga menyukai