Disusun Oleh
Yogyakarta,
Mengetahui,
Penyusun
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar isi iv
Visi, Misi dan Tujuan Program Studi S1 Fisioterapi ……………… v
Ayat Suci Al Qur‟an ………………………………………………. vii
PANDUAN PRAKTIKUM
PANDUAN TUGAS
Visi
Menjadi program studi Fisioterapi terbaik di Indonesia tahun 2016
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan sarjana Fisioterapi dan pendidikan profesi yang
berkualitas, berkesinambungan dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan
tuntutan ketenagaan kesehatan pada tingkat nasional, regional maupun global
2. Mengembangkan Program Studi S1 Fisioterapi sebagai pusat pelatihan,
penelitian, pelayanan, dan rujukan pendidikan fisioterapi di tingkat Nasional
3. Merealisasikan pendidikan tinggi qur‟ani untuk menghasilkan lulusan S1
Fisioterapi dengan mengintegrasikan nilai-nilai qur‟ani
4. Menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan stakeholders
5. Mengembangkan pendidikan tinggi S1 Fisioterapi dengan keunggulan disaster
management
6. Mengembangkan organisasi program studi yang sesuai dengan tuntutan zaman
serta meningkatkan manajemen yang transparan dan berkualitas secara
berkelanjutan.
Keunggulan
Menjadi Program Studi S1 Fisioterapi dengan keunggulan disaster management
Tujuan
Menghasilkan ahli Fisioterapi yang berkompeten, profesional dan mampu
Dengan Kemampuan seperti di atas, maka lulusan S1 Fisioterapi akan memiliki profil :
a. Menjadi Praktisi Fisioterapi
b. Menjadi Manajer Fisioterapi
c. Menjadi Konsultan Kesehatan
d. Menjadi Peneliti
Al Hajj ayat 5
"Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya kami
telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang
tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim,
menurut kehendak kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami
keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai
kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara
kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui
lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila
telah kami turunkan air hujan di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan
menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah".
(Q.S. Al-Hajj: 5)
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik. [QS. al-Mukminun (23):12-14]
Al mu’min ayat 67
(Q.S.Al Mu‟min: 67) Artinya: “Dialah yang menciptakan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes air mani, sesudah itu dari segumpal darah. Kemudian
dilahirkan kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya
kamu sampai pada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan hidup lagi) sampai tua,
diantara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu (kami perbuat demikian), supaya
kamu sampai pada ajal yang ditentukan supaya kamu memahaminya.
Al qiyamah ayat 37-38
Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani
itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya.
(Al-qiyamah:37:38)
Modul ini akan dijalankan dalam 7 minggu pada tahun 2016/2017 untuk
mahasiswa semester empat. Pada modul ini mahasiswa akan dibekali
pengetahuan tentang Kesehatan wanita. Pemahaman yang mendalam pada
modul ini akan memunculkan motivasi dan upaya belajar mahasiswa untuk
selanjutnya. Selain itu pada modul ini mahasiswa mulai mampu menguasai
konsep-konsep teoritis kefisioterapian dan ilmu-ilmu dasarnya dari Fisioterapi
Kesehatan Wanita.
Modul Fisioterapi Kesehatan wanita yang dipelajari oleh mahasiswa meliputi
Konsep/Paradigma Fisioterapi pada kesehatan wanita, Konsep fisioterapi pada
kesehatan reproduksi, Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita dan pria,
Patologi sistem reproduksi (Ginekologi (kanker/tumor payudara, serviks),
Perkembangan reproduksi remaja, Perubahan fungsional kehamilan, Patologi
dan problematik kehamilan, Proses Fisioterapi pada pre natal (Kehamilan),
Fisioterapi pre natal exercise (senam hamil), Proses Fisioterapi pre dan post
bedah peralinan dan ginekologi (assesment-evaluasi), Proses Fisioterapi pada
persalinan fisiologis dan Patologis (Vacum)(senam nifas), Physical agent
Fisioterapi pada kesehatan wanita, Manajemen laktasi dan kontrasepsi,
Menopause dan Andropause.
Modul ini akan dipelajari dengan menggunakan strategi problem based-
learning (PBL), dengan metode diskusi tutorial menggunakan seven jump, kuliah,
praktek dan belajar keterampilan klinik.
IV . RANCANGAN PEMBELAJARAN
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN MODUL
Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis tentang Konsep/Paradigma
Fisioterapi pada kesehatan wanita, Konsep fisioterapi pada kesehatan reproduksi,
Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita dan pria, Patologi sistem
reproduksi (Ginekologi (kanker/tumor payudara, serviks), Perkembangan
reproduksi remaja, Perubahan fungsional kehamilan, Patologi dan problematik
kehamilan, Manajemen laktasi dan kontrasepsi, Menopause dan Andropause.
Mahasiswa mampu mengaplikasikan tindakan teknis fisioterapi pada lingkup
yang luas terkait dengan Proses Fisioterapi pada pre natal (Kehamilan),
Fisioterapi pre natal exercise (senam hamil), Proses Fisioterapi pre dan post
bedah peralinan dan ginekologi (assesment-evaluasi), Proses Fisioterapi pada
persalinan fisiologis dan Patologis (Vacum)(senam nifas), Physical agent
Fisioterapi pada kesehatan wanita.
B. KARAKTERISTIK MAHASISWA
Modul ini diikuti oleh mahasiwa semester empat tahun 2015/2016
Program Studi S1 Fisioterapi reguler
D. PRE ASSESMENT
Kegiatan pembelajaran harus diikuti mahasiswa sebagai pra syarat untuk
mengikuti ujian akhir. Minimal keikutsertaan dalam kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
Kehadiran :
Teori : 75%
*
Tutorial : 100%
Praktikum : 100%*
o Musibah
E. STRATEGI PEMBELAJARAN
Minggu 1 dan Minggu 2
NO TOPIC STRATEGY DEPARTMEN LECTURER DURATION
T
Minggu 3
N TOPIC STRATEG DEPARTMEN LECTURE DURATIO
O Y T R N
Minggu 4
NO TOPIC STRATEGY DEPARTMENT LECTURER DURATION
Minggu 5
NO TOPIC STRATEG DEPARTMEN LECTURE DURATIO
F. AKTIFITAS PEMBELAJARAN
Aktivitas pembelajaran berikut ini dipersiapkan untuk memandu pada
mahasiswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran modul ini.
Step 3 : Brainstorming
Step 7 : Reporting
4. Konsultasi Pakar
Pada kesempatan ini mahasiswa diberikan kesempatan, secara
perorangan atau kelompok, untuk mendiskusikan secara khusus mengenai
suatu informasi dengan pakar yang bersangkutan. Diharapkkan
mahasiswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mantap sesuai
dengan informasi yang didiskusikan.
5. Pembelajaran mandiri
Aktivitas pembelajaran mandiri merupakan inti dari kegiatan pembelajaran
yang didasarkan pada paradigm pembelajaran mahasiswa aktif (student-
ceneter learning-SCL) Dalam hal ini secara bertahap mahasiswa dilatih dan
dibiasakan untuk belajar secara mandiri (tidak harus manunggu saat ujian
atau atas permintaan dosen).
6. Diskusi Kelas
Diskusi ini dilakukan dengan peserta seluruh mahasiswa dalam kelas.
Diskusi ini akan dihadiri oleh dosen pakar. Tujuan aktivitas pembelajaran
ini ialah untuk lebih memantapkan pemahaman semua informasi yang
telah ditelaah.
Hasil penilaian, baik dinyatakan secara absolut maupun secara huruf untuk
menggambarkan mutu, didasarkan pada perolehan nilai:
Jumlah 100%
MATERI I
F. Other
5. Preparing for and managing the changes that occur during the
menopause
1. Agar tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis baik pada perempuan
maupun laki-laki. Antara lain seorang perempuan harus memiliki rongga
pinggul yang cukup besar untuk mempermudah kelahiran bayinya kelak.
3. Setiap orang hendaknya terbebas dari kelainan atau penyakit yang baik
langsung maupun tidak langsung mengenai organ reproduksinya. Setiap
lelainan atau penyakit pada organ reproduksi, akan dapat pula
menggangu kemampuan seseorang dalam menjalankan tugas
reproduksinya. Termasuk disini adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual-misalnya AIDS dan Hepatitis B, infeksi lain pada organ
reproduksi, infeksi lain yang mempengaruhi perkembangan janin, dampak
pencemaran lingkungan, tumor atau kanker pada organ reproduksi, dan
ganguan hormonal terutama hormon seksual.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
4. Seorang perempuan hamil memerlukan jaminan bahwa ia akan dapat
melewati masa tersebut dengan aman. Kehamilan bukanlah penyakit atau
kelainan. Kehamilan adalah sebuah proses fisiologis. Meskipun demikian,
kehamilan dapat pula mencelakai atau mengganggu kesehatan
perempuan yang mengalaminya. Kehamilan dapat menimbulkan kenaikan
tekanan darah tinggi, pendarahan, dan bahkan kematian. Meskipun ia
menginginkan datangnya kehamilan tersebut, tetap saja pikirannya penuh
dengan kecemasan apakah kehamilan itu akan mengubah penampilan
tubuhnya dan dapat menimbulkan perasaan bahwa dirinya tidak menarik
lagi bagi suaminya. Ia juga merasa cemas akan menghadap i rasa sakit
ketika melahirkan, dan cemas tentang apa yang terjadi pada bayinya.
Adakah bayinya akan lahir cacat, atau lahir dengan selamat atau hidup.
Perawatan kehamilan yang baik seharusnya dilengkapi dengan konseling
yang dapat menjawab berbagai kecemasan tersebut.
d. Mortalitas dan morbiditas ibu dan anak (sebagai kesatuan) selama kehamilan,
persalian dan masa nifas, yang diikuti dengan malnutrisi, anemia, berat bayi
lahir rendah;
g. Sindrom pre dan post menopause dan peningkatan resiko kanker organ
reproduksi;
Masalah reproduksi
5. Etika dan hukum yang berkaitan dengan masalah teknologi reproduksi ini.
1. Masalah penyakit menular seksual yang lama, seperti sifilis, dan gonorhea;
2. Masalah penyakit menular seksual yang relatif baru seperti chlamydia, dan
herpes;
c. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi
karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap
pria yang membeli kebebasannya secara materi, dsb);
d. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca
penyakit menular seksual, dsb).
Tujuan Utama
Tujuan Khusus
Dari tujuan umum tersebut dapat dijabarkan empat tujuan khusus yaitu :
3. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari
perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan
pasangan dan anak-anaknya;
Sasaran KIE Kesehatan reproduksi menurut Hanim, dkk (2013) adalah setelah
melakukan analisis masalah kesehatan reproduksi dan perilaku, langkah
berikutnya ialah menetapkan sasaran. Di dalam KIE Kesehatan Reproduksi,
yang dimaksud dengan sasaran ialah individu atau kelompok yang dituju oleh
program KIE Kesehatan Reproduksi. Sasaran ditetapkan berdasarkan hasil
analisis masalah kesehatan dan perilaku. Agar lebih efektif, KIE Kesehatan
Reproduksi haruslah ditujukan kepada sasaran yang spesifik yaitu sasaran yang
mempunyai ciri yang serupa dan berkaitan dengan masalah yang akan
dipecahkan melalui KIE. Sasaran yang spesifik disebut segmen sasaran dan
tindakan kita membagi-bagi sasaran menjadi segmen-segmen sasaran disebut
segmentasi sasaran. Segmentasi sasaran yang banyak dipakai dewasa ini
adalah sebagai berikut :
(c) Akan memperoleh manfaat paling besar dari hasil perubahan perilaku.
Seringkali sasaran primer masih dibagi-bagi lagi dalam beberapa segmen,
sesuai keperluan. Segmentasi ini bisa berdasarkan :
Menurut Hanim, dkk (2013) Ada beberapa definisi yang dipergunakan untuk
istilah strategi. Tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa strategi adalah cara
yang tepat yang dipilih untuk mencapai tujuan.
1. Pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan (Advocacy) Ini
merupakan pendekatan ditujukan kepada :
a. Para pengambil keputusan (Misal Bupati, Camat, Kepala desa, dsb);
b. Orang-orang yang berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan
(anggota DPRD, anggota Badan Perwakilan Desa, dsb).
c. Para penyandang dana di berbagai tingkatan.
Kegiatan operasional perlu ditetapkan secara jelas agar bisa dan musah
dilaksanakan, dipantau serta dievaluasi
Salah satu hal yang penting untuk diketahui dalam mewujudkan kondisi
reproduksi sehat adalah memahami anatomi dan fungsi organ reproduksi. Organ
reproduksi adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam proses
melanjutkan keturunan. Semenjak di dalam kandungan, setiap manusia telah
dibekali dengan alat reproduksi, akan tetapi baru akan mulai aktif berfungsi pada
waktu seseorang memasuki masa pubertasnya. Sistem reproduksi pada manusia
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu sistem reproduksi pria dan sistem reproduksi
wanita (Asna, 2009).
A. Genitalia Eksterna
Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
B. Genitalia Interna
1. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di
bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di
sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix
posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral
dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah
mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan
lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari
duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu
fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik
Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3
anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vagina.
a. Mukosa : terdiri atas epitel squamous complex yang tidak ada lapisan
tanduknya. Sel-sel mukosa kaya akan glikogen, yang oleh bakteri
Doderlin dirubah menjadi asam laktat (laktat acid), sehingga pH vagina
menjadi asam. Dibawah epitel terdapat sub mukos, merupakan lapisan
tipis jaringan pengikat yang kaya pembuluh darah.
b. Lapisan muskularis : terdiri atas 2 lapis otot poklos, yaitu bagian luar yang
berjalan longitudinal dan bagian dalam yang berjalan sirkuler. Dibagian
bawah vagina terdapat spincter vaginae, merupakan seberkas tipis otot
volunter , walaupun demikian penutup vagina yang nyata adalah
musculus levator ani.
Vaskularisasi :
Darah kembali melalui plexus venosus yang ada, antara lain plexus
pampiniformis, selanjutnya ke vena hipogastrica, kemudian ke vena iliaca.
Saluran limfe:
2. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum
(serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan
nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding
uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.
3. Serviks uteri Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan /
menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3
komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin)
dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri
(dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi
epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam,
arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium
externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/
multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-
posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular)
serta mukosa dengan epitel bersilia.
8. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum,
sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan
pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium
berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari
sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks),
ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid
(estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum
pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui
perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat
ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang
aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
Ovum yang dilepaskan dikelilingi oleh zona pellucida, yang diluarnya lagi
sel-sel yang membentuk corona radiata.setelah spermatozoon membuahi ovum
(terjadi fertilisasi), maka zona ellucidae segera mengalami perubahan, sehingga
tidak dapat ditembus spermatozoon lainnya.
Setelah terjadi fertilisasi , kemudia ovum akan berubah membentuk
zygote. Beberapa jam kemudian mulai terjadi pembelahan zygote, sehingga
mula-mula terbentuk dua blatomer. Dalam 3 hari, selama perjalanan di tubae,
akaan membentuk sekelompok blastomer yang sama besarnya, sehingga hasil
konsepsi berada dalam stadium morula.
Sekumpulan sel yang terdapat dalam blastocyt disebut inner cell mass.
Blastocyst dibagian luarnya dikelilingi oleh sel-sel yang lebih kecil yang disebut
trofoblast (tropholast), yang mempunyai kemampuan menerobos masuk ke
Hormon-hormon reproduksi
1. GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi
hipofisis
anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin
(FSH /LH).
2. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap
GnRH.Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel
granulosa diovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3
jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim
inhibin darisel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
3.LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase
luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum
pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik /
pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria :
LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
4.Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di
ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar
adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian
di testis.Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi
wanita. Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.Pada serviks :
menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. Pada vagina :
menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi
pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang,
estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan/
regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang
keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik)
pengganti.
5.Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium,
sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di
plasenta.Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase
B. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan
melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu
untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus
memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau
mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan
suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya
menjadi lebih hangat).
C. Testis
Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng
dengan panjang sekitar 4 cm dan diameter sekitar 2.5 cm. Testis berada
didalam skrotum bersama epididimis yaitu kantung ekstraabdomen tepat
dibawah penis. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone.
A. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari
epididimis. Panjangnya 45 cm yang berawal dari ujung bawah epididimis,
saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra
dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya
pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan
membentuk korda spermatika.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
B. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam
penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung
semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
Uretra memiliki 2 fungsi:
1. Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung
kemih
2. Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
C. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya
merupakan kelenjar dan sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x
3,5 x 4,5 cm. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar
sejalan dengan pertambahan usia. Kelenjar prostat terletak di bawah
kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari
uretra. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari
testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan
retensi urin.
Fungsi Prostat:
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra
dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang
memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
D. Vesikula seminalis.
Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung
pada dasar kandung kemih di depan rectum. Masing-masing vesicular
memiliki panjang 5 cm dan menempel lebih erat pada kandung kemih
daripada pada rectum. Vesikula seminalis memproduksi sekitar 50-60 %
dari total volume cairan semen. Komponen penting pada semen yang
berasal dari vesukula seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin. Cairan
lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari
kelenjar lendir di dalam kepala penis.
Fungsi Vesika seminalis :
Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk
sebagian besar cairan semen
3) Duktus Duktuli
A. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 m terletak sepanjang
atas tepi dan belakang dari testis. Saluran epididimis dikelilingi oleh
jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian
dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm,
berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus
epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens.
B. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian
duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih,
di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika
seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di
prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.
A. Funikulus Spermatikus
Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe,
dan serabut-serabut saraf.
B. LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi
menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
D. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-
sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang
mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam
cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.
E. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi
metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan
pembelahan awal pada spermatogenesis.
MATERI IV
Sistem reproduksi manusia dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan
maupun penyakit.
Gangguan sistem reproduksi dapat terjadi baik pada wanita maupun pria.
b. Kanker genitalia Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina,
serviks, dan ovarium. Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya, mungkin
karena iritasi yang disebabkan oleh virus. Pengobatannya dengan kemoterapi
dan bedah laser. Kanker serviks terjadi bila pertumbuhan sel-sel yang abnormal
di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dengan pengangkatan uterus,
oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limfa panggul.
Kanker ovarium gejalanya tidak jelas. Biasanya dapat berupa rasa pegal pada
panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan
vagina abnormal. Penanganannya dengan kemoterapi dan pembedahan.
Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi
gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan
kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola
dan infeksi.
Kelainan ini dialami oleh laki-laki, yaitu suatu keadaan penis yang tidak dapat
melakukanereksi (tegang), sehingga sulit untuk melakukan kopulasi (fertilisasi).
Biasanya impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu terhambatnya fungsi
hormon reproduksi, bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional
Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi
gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan
kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola
dan infeksi.
Kelainan ini dialami oleh laki-laki, yaitu suatu keadaan penis yang tidak dapat
melakukanereksi (tegang), sehingga sulit untuk melakukan kopulasi (fertilisasi).
Biasanya impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu terhambatnya fungsi
hormon reproduksi, bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional
seseorang. g. Sifilis Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, penyakit
ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah, atau luka
Vulva
a.Himen imperforata
yaitu selaput dara yang tidak menunjukkan lubang (hiatus himenalis) sama
sekali. Kemungkinan besar tidak diketahui sebelum menarche. Molimia menstruasi
dialami tiap bulan tetapi darah haid tidak keluar. Darah terkumpul di dalam vagina dan
menyebabkan himen tampak kebiru-biruan dan menonjol keluar disebut hematokoplos.
Hematokoplos adalah hematometra dimana uterus terisi dengan darah haid,
hematosalpinks (tuba kiri dan kanan terisi darah). Hal ini dapat diraba dari luar sebagai
tumor kistik di kanan dan kiri atas simfisis.
Disebabkan oleh membrana urogenitalis yang tidak menghilang. Pengeluaran air kencing
dan darah haid tidak terganggu sehingga terdapat lubang kecil di bagian depan vulva
dibagian clitoris. Koitus dalam hal ini masih dilaksanakan. Kehamilan dapat terjadi. Pada
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
saat partus diperlukan sayatan di garis tengh yang cukup panjang untuk melahirkan
anak. Atresia labia minora dapat terjadi setelah partus. Oleh karena adanya radang
sehingga kedua labium minus melekat.
a. Duplikasi vulva
Jarang ditemukan, ditemukan bersamaan dengan kelainan lain yang lebih berat
sehingga bayi tidak dapat hidup.
b. Hipoplasia vulva
Ditemukan bersamaan dengan genitalia interna yang kurang berkembang pada keadaan
hipoestrogenisme, infantilisme. Ciri –ciri sekunder juga tidak berkembang.
Kelainan perineum
a. Kloaka persisten adalah septum urogenital tidak tumbuh, bayi tidak mempunyai
lubang anus, atau anus bermuara dalam sinus urogenitalis dan terdapat satu lubang
tempat keluar air kencing dan faeces.
b. septum vagina, adanya sekatsagital di vagina yang ditemukan dibagian atas vagina.
Sering ditemukan dengan kelainan pada uterus adalah adanya gangguan dalam fusi
atau kanalisasi kedua duktus Mulleri. Hal ini pada umumnya tidak menimbulkan keluhan.
Ditemukan pada pemeriksaan ginekologik. Darah haid keluar secara normal.pada
persalinan septum robek spontan atau disayat, jika terjadi dispareuni septum disayat
dan diikat.
kedua duktus Mulleri mengadakan fusi, tetapi tidak berkembang dan tidak mengadakan
fusi, tetapi tidak berkembang dan tidak mengadakan kanalisasi bila diraba hanya
ditemukan jaringan yang menebal. Aplasia vagina, tidak terdapat vagina, hanya
cekungan pada introitus vagina. Pengobatan dengan pembuatan vagina baru.
a. Kista vagina
Kelainan pada uterus dan tuba fallopi disebabkan kelainan yang timbul pada
pertumbuhan duktus Mulleri.
2. Kelainan kongenital pada sistem reproduksi karena keadaan kromosom tidak normal
atau pengaruh hormonal.
Tidak ditemukan sel-sel kelainan primordial. Tidak ada pertumbuhan korteks atau
medulla pada gonad. Gonad dijumpai sebagai suatu jaringan ikat putih seperti pita
(streak gonad). Ciri sindrom turner (disgenesis gonad) : wanita, pendek (< 150 cm),
epifisis tulang panjang lama terbuka, amenore primer, pterigium kolli, nervus kulit
banyak, koarktasi valgus, ciri kelamin sekunder tidak tumbuh, genitalia eksterna kurang
tumbuh, kecerdasan normal.
a. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi terdiri atas amenore primer dan amenore sekunder. Amenore
primer adalah tidak terjadinya manarkhe (menstruasi) sampai usia 17 tahun dengan
atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya
menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami siklus
menstruasi.
b. Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks, dan ovarium.
Kankervagina tidak diketahui penyebabnya, mungkin karena iritasi yang disebabkan oleh
virus. Pengobatannya dengan kemoterapi dan bedah laser. Kanker serviks terjadi bila
pertumbuhan sel-sel yang abnormal di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya
dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan
kelenjar limfa panggul. Kanker ovarium gejalanya tidak jelas.
Biasanya dapat berupa rasa pegal pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan,
atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganannya dengan kemoterapi dan
pembedahan.
c. Endometriosis
d. Infeksi vagina
Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi
kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk
menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit
terjadi.
f. Kemandulan/infertilitas
Dalam keadaan normal, seorang laki-laki yang mengalami ejakulasi mengeluarkan cairan
semen atau mani sebanyak 4 mililiter setiap kalinya. Dalam 4 ml mani tersebut
terkandung 120 juta ekor sperma. Jumlah ini memiliki peluang untuk dapat membuahi
sel telur. Apabila kandungan sperma di bawah angka 120 juta dalam setiap ejakulasi,
sudah termasuk tidak subur atau kategori mandul. Bagi wanita, kesuburan ditandai
dengan matangnya satu buah sel telur sekali dalam sebulan. Jika dalam perjalanan
hidupnya tidak setiap bulan sel telur yang siap dibuahi, wanita tersebut dikategorikan
kurang subur atau mandul.
Gangguan ini dialami oleh wanita. Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang
leher rahim perempuan melalui tahap-tahap pra-kanker (displasia ringan), displasia
berat, kanker yang belum menyebar dan kanker yang akan menyebar. Pada stadium
lanjut, kanker ini memiliki gejala pendarahan setelah senggama, pendarahan setelah
menopouse dan keputihan atau keluar cairan kekuningkuningan, berbau dan bercampur
dengan darah.
h. Kanker Payudara
Penyakit ini juga rentan menyerang wanita. Seorang wanita yang tidak pernah menyusui
besar kemungkinan dapat menderita penyakit ini.
Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang indung telur kiri atau kanan, atau
kedua-duanya. Kanker indung telur biasanya menyerang perempuan yang sudah
menopouse (berumur 50 tahun ke atas).
Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi
gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan
kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola
dan infeksi.
l. Condiloma Accuminata
Penyakit condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human papilloma. Penyakit ini
ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan
kanker mulut rahim.
MATERI V
Masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-
perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan
fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik yang terjadi pada
masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastis,
tidak beraturan dan terjadi pada sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi
Sekitar dua tahun pertumbuhan berat dan tinggi badan mengikuti perkembangan
kematangan seksual remaja. Anak remaja putri mulai mengalami pertumbuhan tubuh
pada usia rata-rata 8-9 tahun, dan mengalami menarche rata-rata pada usia 12 tahun.
Pada anak remaja putra mulai menunjukan perubahan tubuh pada usia sekitar 10-11
tahun, sedangkan perubahan suara terjadi pada usia 13 tahun. Penyebab terjadi makin
awalnya tanda-tanda pertumbuhan ini diperkirakan karena faktor gizi yang semakin
baik, rangsangan dari lingkungan, iklim, dan faktor sosio-ekonomi.
6. Pembesaran uterus
MATERI VI
PERUBAHAN FUNGSIONAL KEHAMILAN
c. Ovarium
2. Payudara
3. Sistem Endokrin
4. Sistem Imun
Selama kehamilan dapat timbul berbagai komplikasi (penyulit) sebagai akibat langsung
kehamilan.
Istilah toxaemia gravidarum dewasa ini tidak dianjurkan untuk dipakai lagi,
karena istilah tersebut mencakup berbagai penyakit hipertensif dalam kehamilan dengan
etiologi yang berbeda-beda.selain itu tidak pernah ditemukan toksin sebgai penyebab.
Istilah yang kini dianjurkan dipakai adalah E-P-H gestosis, dengan trias gejala : Edema
(E), Proteinuria (P), Hipertensi (H).
a. pre eklampsia :
Pada pre eklampsia berat, ditemukan juga nyeri kepala di daerah frontal,
skotoma, diplopia (melihat dobel), penglihatan kabur, nyeri di daerah
epigastrium, mual atau muntah
c. Eclampsia :
2. Kehamilan Ektopik :
Bila telur atau ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar
endometrium cavum uteri , disebut sebagai kehamilan ektopik (ectopic
pregnanc). Sebagian besar berlokasi pada tuba, sangat jarang terjadi implantasi
di ovarium, cavum abdominale, canalis cervcalis, cornu uteri dll)
Pada kehamilan tuba terganggu atau dikenal juga sebagai hamil extra –
uterine terganggu (H.E.T), gejala, dan tanda klinis sangat berbeda-beda, ada
yang ringan dan ada yang berat hingga timbl shock. Kehamilan tuba terganggu
patut dicurigai bila kita berhadapan dengan wanita dalam masa reproduksi,
amenorrhoe, mendadak mengeluh nyeri perut bagian bawah dan perdarahan per
vaginam yang biasanya tidak banyak. Dalam hal ini prnnggulangannya berupa
dilakukan laparotomi (operasi membuka dinding perut ) dan shalphingectomi
(memotong dan mengangkat tuba yang mengandung hasil konsepsi)
3.Penyakit trofoblast :
b.Chorio-carcinoma
bersifat ganas. Dikenal pula sebagai penyakit trofoblast ganas jenis non-
villosum sering terjadi metastasis, 80,2% bermetatasis ke paru dan susunan
saraf pusat (SSP) 19,8 % vulva dan vagina
a.Placenta praevia
b.Solutio placentae
- Bila hanya sebagian kecil pinggir placenta yang terlepas, disebut ruptura
sinus marginalis
5.kehamilan ganda :
Bila kembar dua disebut GEMELLI, frekuensi kira-kira : 89.bila kembar tiga
disebut TRIPLET, selanjutnya disebut Quadruplet, QUINTIPLET
Bahaya bagi ibu tidak seberapa besar, tetapi risiko bagi janin baik saat
kehamilan maupun persalinan
1. History taking :
2. Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan Khusus
B. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
D. INTERVENSI
E. EVALUASI
F. DOKUMENTASI
Merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada ibu hamil untuk
mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk menghadapi
dan mempersiapkan persalinan yang cepat, aman dan spontan.
SENAM HAMIL
PRENATAL EXERCISE
Pendahuluan
6. Senam sebaiknya dilakukan tiga kali dalam satu minggu dan dilaksanakan
sebatas kemampuan ibu, tidak boleh sampai melelahkan. Sebelumnya
diberikan penjelasan tentang senam, hal-hal yang berhubungan dengan
senam
a. Timbul rasa nyeri, terutama nyeri dada, nyeri kepala, dan nyeri pada
persendian
b. Kontraksi rahim yang lebih sering (interval < 20 menit dan timbul
kontraksi terus : 20x/jam)
j. Kelelahan berlebihan
8. Yang tidak diperbolehkan mengikuti senam hamil adalah ibu hamil dengan
penyakit sebagai berikut :
a. Absolut
- Gagal jantung
- Thrombophlebitis
- Emboliparu
- Gawat janin
b. Relatif
- Hipertensi esensial
- Anemia
- Penyakit tiroid
- Kencing manis
- Obesitas
- Kehamilan besar
b. Mudah lelah, hal ini dipicu oleh trimester 3 kebutuhan aliran darah
yang kurang diimbangi oleh ketersediaan darah. Peningkatan volume
darah akan mengakibatkan pemekaran pembuluh darah sehingga
timbul keluhan varises, ambient, bengkak kaki
e. Nyeri panggul
Tujuan
1. Menyiapkan ibu hamil agar lebih siap menghadapi perubahan yang terjadi
selama kehamilan baik secara fisik dan mental.
2. Menambah pengetahuan ibu hamil tentang perubahan yang terjadi selam
kehamilan.
3. Menguatkan otot otot yang diperlukan dalam masa persalinan.
4. Menguatkan otot pernafasan dan meningkatkan kapasitas paru.
5. Menguatkan otot dasar panggul, otot punggung dan otot perut.
6. Mengajarkan body mekanik yang benar agar tidak terjadi cidera.
7. Meningkatkan stamina fisik agar lebih siap dalam permintaan energi yang
besar saat melahirkan, khususnya kelahiran yang panjang / sulit.
8. Mengurangi keluhan selama kehamilan.
9. Meningkatkan edaran darah
Persiapan senam
1. Calon ibu dalam keadaan sehat dan tidak sedang sakit atau tidak enak
badan.
2. Ruangan berventilasi bagus, cukup cahaya dan tidak berangin.
3. Ada kaca untuk koreksi gerakan.
4. Dibimbing oleh fisioterapis.
5. Minum yang cukup selama senam.
6. Memakai pakaian senam yang sesuai ,jangan terlaku ketat karena akan
menekan janin.
7. Waspadai hal hal yang tidak mengenakkan yang muncul selama
pelaksanaan senam.
8. Cek tekanan darah sebelum senam dan timbang berat badan pasien
Bentuk Latihan
Pemanasan
◦ Tujuan
Mempersiapkan awal bekerjanya otot
Meregangkan dan melenturkan otot
Latihan Relaksasi
Tujuan membantu ibu untuk mendapatkan relaksasi
Latihan Koreksi Sikap
Tujuan :
Mengurangi /menghindari cedera otot
Mengurangi nyeri panggul ataupun pinggang
Memudahkan jalan keluarnya bayi (jongkok berdiri)
Pendinginan
Tujuan :
Mengembalikan denyut jantung kembali normal
Mencegah mengumpulnya darah di tungkai
Gerakan - Gerakan Senam Hamil
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
A. Teknik Pernapasan
1. Pernapasan Dada
a. Kegunaannya :
b. Sikap :
a. Kegunaannya :
b. Sikap / posisi :
c. Gerakannya :
Catatan :
a. Kegunaan :
c. Gerakan :
Catatan :
1. Kegunaan
1. Posisi / sikap :
b. Duduk bersila
c. Berdiri
2. Gerakan :
1. Kegunaan :
2. Sikap / posisi :
3. Tahap-tahap gerakan :
e. Lakukan gerakan ini 4-8 kali dalam 1 kali latihan tetapi kalau
ada pembengkaan / kram / kesemutan lakukan yang sebanyak
mungkin
1. Posisi / sikap :
a. Duduk bersila
b. Merangkak
F. Latihan Antisungsang
1. Kegunaan :
2. Sikap :
Hal – hal yang perlu diperhatikan ibu hamil selama proses perawatan payudara
3. Asupan nutrisi / gisi ibu hamil harus lebih baik dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan wanita normal
Tujuan utama persiapan puting susu bagi ibu hamil adalah untuk menguatkan,
melenturkan dan mengatasi terpendamnya puting susu (inverted nipples). Agar
tujuan tersebut tercapai, puting susu harus dipersiapkan sejak usia kehamilan
memasuki trimester kedua, dan dilakukan sehari dua kali. Hal-hal yang harus
dilakukan pada tahap persiapan puting susu sebagai berikut :
c. Jika puting susu normal, letakkan ibu jari dan jari telunjuk disekitar
puting susu. Lakukan gerakan memutar ke arah dalam sebanyak 30
kali putaran untuk meningkatkan elastisitas otot puting susu
d. Jika puting susu datar atau masuk ke dalam, letakkan kedua jari
telunjuk di sebelah kiri dan kanan puting susu. Secara perlahan, tekan
dan hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu sebanyak 20 kali
e. Lakukan hal sama dengan tahap d, tetapi tarik dan hentakkan jari
telunjuk dari arah atas dan bawah
Catatan :
- Lakukan tahap-tahap persiapan puting ini di pagi hari dan sore hari
b. Oleskan minyak kelapa atau baby oil secara merata pada payudara
Sumber :
ACOG Committee Opinion No. 267. (2002). Exercise During Pregnancy and the
Postpartum Period. Obstetrics and Gynecology 99(1): 171-173.
a. Pengaruh latihan pada diastasis otot rektus abdominis yang pada periode
antenatal dan postnatal: review sistematis oleh Benjamin (2014). Tujuan
penelitian adalah untuk menentukan apakah intervensi non-bedah (seperti
olahraga) mencegah atau mengurangi diastasis dari otot rektus
abdominis.Hasilnya : Latihan antenatal: Tiga penelitian melaporkan bahwa
olahraga antenatal mengurangi diastasis dari otot rectus abdominis
sebesar 35% (RR 0,65, 95% CI 0,46-0,92; Ι² = 39%; NNT = 3)
dibandingkan dengan kelompok-kelompok non-pengendali/ kontrol. Dua
penelitian (satu dilaporkan baik antenatal dan postnatal) menunjukkan
bahwa olahraga antenatal mengurangi lebar diastasis selama periode
antenatal dan postnatal (tidak ada analisis dikumpulkan). Tidak ada
perbedaan signifikan yang ditemukan waktu untuk pemulihan diastasis
dari otot rektus abdominis (satu penelitian).
Latihan Postnatal: Satu RCT melaporkan penurunan diastasis dari otot
rektus abdominis dengan latihan perut setelah melahirkan. Dua penelitian
Exercise and physical activity have been studied and suggested as a way
to reduce or minimize the effects of pre-eclampsia. Our aim was to
evaluate the association between exercise and/or physical activity and
occurrence of pre-eclampsia. We conducted electronic searches without
year of publication and language limitations. This was a systematic review
designed according to PRISMA. Different databases accessed were as
follows: PubMed; Latin-American and Caribbean Literature in Health
Sciences (LILACS); Scientific Electronic Library On-line (SciELO);
Physiotherapy Evidence Database (PEDro); and ISI web of KnowledgeSM.
The Medical Subject Headings (MeSH) were as follows: ("exercise" OR
"motor activity" OR "physical activity") AND ("pre-eclampsia" OR
"eclampsia" OR "hypertension, pregnancy-induced"). Inclusion criteria
were studies conducted in adults who were engaged in some physical
activity. The selection and methodological evaluation were carried out by
two independent reviewers. Risk assessment was made by the odds ratio
(OR) and incidence of pre-eclampsia in the population who performed
physical activity/exercise. A total of 231 articles were found, 214 of which
were excluded based on title and full-text, so that 17 remained.
Comparison of six case-control studies showed that physical activity had a
protective effect on the development of pre-eclampsia (OR 0.77, 95%
confidence interval (CI) 0.64 to 0.91, p < 0.01). The 10 prospective
cohort studies showed no significant difference (OR 0.99, 95% CI 0.93 to
1.05, p = 0.81). The only randomized clinical trial showed a protective
effect on the development of pre-eclampsia in the stretching group (OR
6.34, 95% CI 0.72 to 55.37, p = 0.09). This systematic review indicates a
MATERI X
PROSES FISIOTERAPI PADA PERSALINAN FISIOLOGIS DAN
PATOLOGIS
Definisi persalinan
Menurut Depkes (2003) dalam Phutry (2010) bahwa persalinan adalah proses
untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan (yaitu, janin yang viable,
plasenta dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina kedunia luar.
Persalinan adalah proses yang dimulai dengan kontraksi uterus yang
menyebabkan dilatasi progresif dari servik, kelahiran bayi dan plasenta,
sedangkan persalinan normal merupakan proses yang normal dengan janin
cukup bulan, presentasi occiput, dilakukan melalui jalan lahir spontan sesuai
kurva partograf yang normal.
NIFAS/PUERPERIUM
• Masa nifas; (peuerperium) di mulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat2 kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil
dan sekitar 4 - 6 minggu.
• Nifas adalah:darah yang keluar dari rahim disebabkan kelahiran,baik
bersamaan dgn kelahiran itu, sesudahnya/sebelumnya (2/3 hari) yg
disertai rasa sakit.
Gambar 1. a
Gambar 1. c
2. Pernafasan Perut
Gambar 2
Gambar 3. a Gambar 3. a
Gambar 3. b
B. Hari Kedua
1. Posisi tidur terlentang, tekuk kaki kanan dan kiri secara bergantian
kemudian kencangkan otot-otot dari pangkal paha sampai kaki kanan/kiri
(saling menekan). Gambar 1.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
2. Tekuk kedua kaki kemudian saling menekan lalu lepaskan.
Gambar 2
3. a. Posisi duduk dengan kedua tangan dilipat di depan dada lalu saling
mendorong secara bersamaan sehingga payudara terasa tertarik (latihan
penguatan otot-otot payudara).
Gambar 3. a
C.Hari ketiga
Latihan hari 1 dan 2 ditambah dengan koreksi tubuh dan home program
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Proses persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu :
Kala I (Kala pembukaan)
Pada kala ini cervix membuka sampai terjadi pembukaan lengkap (10 cm).
Klinis dinyatakan partus dimulai (in partu) bila telah timbul his dan ibu telah
mengeluarkan lendir bercampur darah (belanda: bloed slym) per vaginam. Lendir
berasal dari lendir yang ada di canalis cervicalis karena cervix mulai membuka
dan mendatar. Sedangkah darah berasal dari kapiler-kapiler yang terdapat di
sekitar canalis cervicalis yang pecah karena pergeseran-pergeseran ketika cervix
membuka.
Saat cevix membuka lengkap atau hampir lengkap umunya ketuban akan
pecah, sehingga air ketuban akan keluar melalui vagina.
Lamanya kala I : Primigravida 13 jam, multipara 7 jam
Kala II (Kala Pengeluaran)
Berkat adanya kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin akan didorong keluar
sampai lahir.
Pada kala ini, kepalajanin yang ada di ruang panggul akan menekan otot-
otot dasar panggul, secara reflektoris akan menimbulkan rasa mengedan ;
setelah itu, adanya tekanan ke rectum menimbulkan rasa ingin defekasi (BAB =
Buang
Air Besar)
Lamanya kala II : Primigravida 1 ½ jam; multipara 7 jam
Kala III (Kala Uri)
Pada kala ini placenta kan terletas dari dinding uterus dan dilahirkan. Biasanya
placenta akan lepas dalam waktu 6 - 15 menit setelah bayi dilahirkan dan
kemudian akan dieluarkan spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran placenta akan diikuti oleh keluaran darah
Kala IV
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Mulai dari lahirnya placenta hingga 1 jam kemudian. Kala ini dimaksudkan
untuk mengamati apakah ada perdarahan post partum.
Mekanisme persalinan pada janin letak kepala :
Hampir 96% janin didalam uterus dengan letak kepala, hal ini kemungkinannya
disebabkan :
- Kepala relatif lebih besar dan lebih berat
- Bentuk uterus yang sedemikian rupa, sehingga volume bokong dan
ekstremitas yang lebih besar berada diatas, diruang yang lebih luas;
sedangkan kepala berada di bawah yang lebih sempit (teori akomodasi)
Sebab-sebab terjadinya partus hingga kini masih merupakan teori-teori yang
kompleks. Faktor-faktor humoral, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh
saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus
dimulai :
- Penurunan kadar estrogen danprogesteron, yang menurun 1-2
minggu sebelum partus dimulai. Penurunan ini ada hubungannya
dengan villi choriales yang mengalami perubahan akibat makin
tuanya kehamilan.
- Uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan
ischemia otot-otot uterus, yang akan menganggu sirkulasi
uteroplasenter, sehingga plcenta mengalami degenerasi
- Berkurangnya nutrisi pada janin (hippocrates)
- Tekanan pada ganglion cervicale dari plexus frankenhauser yang
terletak dibelakang cervix, yang akan membangkitkan kontraksi
uterus.
Ada 7 langkah utama janin dilahirkan, hal ini akibat bentuk rongga pelvis yang
irreguler dan kepala janin yang relatif besar :
MATERI XI
PROSES FISIOTERAPI PADA
Pendahuluan
Masa nifas
Setelah melahirkan membutuhkan waktu cukup lama untuk
mengembalikan organ-organ tubuh kembali seperti sebelum hamil. Apalagi,
persalinan lewat operasi caesar memerlukan perawatan yang lebih lama lagi
dibandingkan dengan persalinan yang dilakukan secara alami. Sekitar 4-6
minggu, kondisi tubuh dapat kembali seperti semula. Namun, keadaan inipun
sifatnya sangat individual, tergantung pada kondisi tubuh dan persalinan masing-
masing.
Operasi caesar
Tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut dan dinding rahim
yang bertujuan untuk melahirkan bayi. Menurut sejarah operasi Caesar, bayi
terpaksa dilahirkan melalui cara ini apabila persalinan alami sudah dianggap tidak
efektif.
Perawatan dirumah
1. Menjaga kebersihan diri
Untuk menjaga kebersihan badan, ibu dapat mandi. Jangan khawatir
terhadap luka bekas irisan yang terkena air karena akan aman selama luka
ditutup kain kasa lembut yang diatasnya dilapisi plester kedap air. Maka akan
Sectio caesarea klasik atau korporal dengan incisi memanjang pada korpus uteri
dan sectio caesarea ismika atau profunda dengan incisi pada segmen bawah
rahim.
2) Sectio caesarea ekstraperitonealis
Anastesi merupakan upaya untuk menghilangkan rasa sakit dan nyeri pada
waktu menjalani operasi. Teknik anastesi yang akan dibahas pada kasus sectio
caesarea disini yaitu anastesi regional. Pada pembiusan regional, ibu yang
menjalani persalinan tetap dalam keadaan sadar sebab yang mati rasa hanyalah
saraf-saraf di bagian perut termasuk rahimnya. Pembiusan regional yang
digunakan untuk operasi caesarea pada persalinan diantaranya adalah bius
epidural, spinal dan kelamin. Jenis pembiusan ini dilakukan dengan memberi
obat pemati rasa ke daerah tulang belakang, mengakibatkan sebatas panggul ke
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
bawah mati rasa, tetapi ibu masih sadar selama proses pembedahan
berlangsung.
Anatomi fungsional yang dibahas pada kasus post operasi sectio caesarea terdiri
dari anatomi dinding perut dan otot dasar panggul.
Dinding perut dibentuk oleh otot-otot perut dimana disebelah atas dibatasi oleh
angulus infrasternalis dan di sebelah bawah dibatasi oleh krista iliaka, sulkus
pubikus dan sulkus inguinalis. Otot-otot dinding perut tersebut terdiri dari otot-
otot dinding perut bagian depan, bagian lateral dan bagian belakang.
Terletak pada permukaan abdomen menutupi linea alba, bagian depan tertutup
vagina dan bagian belakang terletak di atas kartilago kostalis 6-8. origo pada
permukaan anterior kartilago kostalis 5-7, prosesus xyphoideus dan ligamen
xyphoideum. Serabut menuju tuberkulum pubikum dan simpisis ossis pubis.
Insertio pada ramus inferior ossis pubis. Fungsi dari otot ini untuk flexi trunk,
mengangkat pelvis.
2) Otot piramidalis
Terletak di bagian tengah di atas simpisis ossis pubis, di depan otot rectus
abdominis. Origo pada bagian anterior ramus superior ossis pubis dan simpisis
ossis pubis. Insertio terletak pada linea alba. Fungsinya untuk meregangkan linea
Otot ini berupa tendon menuju linea alba dan bagian inferior vagina musculi recti
abdominis. Origo pada permukaan kartilago kostalis 7-12. insertio pada fascia
lumbo dorsalis, labium internum Krista iliaka, 2/3 lateral ligamen inguinale.
Berupa tendon menuju linea alba dan bagian inferior vagina muskuli recti
abdominis. Fungsi dari otot ini menekan perut, menegangkan dan menarik
dinding perut.
Letaknya yaitu pada bagian lateral abdomen tepatnya di sebelah inferior thoraks.
Origonya yaitu pada permukaan luas kosta 5-12 dan insertionya pada vagina
musculi recti abdominis. Fungsi dari otot ini adalah rotasi thoraks ke sisi yang
berlawanan.
Otot ini terletak pada anterior dan lateral abdomen, dan tertutup oleh otot
obligus eksternus abdominis. Origo terletak pada permukaan posterior fascia
lumbodorsalis, linea intermedia krista iliaka, 2/3 ligamen inguinale insertio pada
kartilago kostalis 8-10 untuk serabut ke arah supero medial. Fungsi dari otot ini
untuk rotasi thoraks ke sisi yang sama.
c. Fisiologi nifas
Perubahan yang terjadi selama masa nifas post sectio caesarea antara lain: (1)
Uterus, setelah plasenta dilahirkan, uterus merupakan alat yang keras karena
kontraksi dan reaksi otot-ototnya. Fundus uteri 3 jari di bawah pusat. Ukuran
uterus mulai dua hari berikutnya, akan mengecil hingga hari kesepuluh tidak
teraba dari luar. Invulsi uterus terjadi karena masing-masing sel menjadi kecil,
yang disebabkan oleh proses antitoksis dimana zat protein dinding pecah,
diabsorbsi dan dibuang melalui air seni. Sedangkan pada endomentrium menjadi
luka dengan permukaan kasar, tidak rata kira-kira sebesar telapak tangan. Luka
ini akan mengecil hingga sembuh dengan pertumbuhan endometrium baru di
bawah permukaan luka, mulai dari pinggir dan dasar luka, (2) pembuluh darah
uterus yang saat hamil dan membesar akan mengecil kembali karena tidak
dipergunakan lagi, (3) dinding perut melonggar dan elastisitasnya berkurang
akibat peregangan dalam waktu lama.
PATOLOGI
Pada operasi sectio caesarea transperitonial ini terjadi, perlukaan baik pada
Komplikasi yang bisa timbul pada sectio caesarea adalah sebagai berikut : (1)
infeksi puerperal yang terdiri dari infeksi ringan dan infeksi berat. Infeksi ringan
ditandai dengan kenaikan suhu beberapa hari dalam masa nifas, infeksi yang
berat ditandai dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi bisa terjadi sepsis, infeksi
ini bisa terjadi karena karena partus lama dan ketuban yang telah pecah terlalu
lama, (2) perdarahan bisa terjadi pada waktu pembedahan cabang-cabang
atonia uteria ikut terbuka atau karena atonia uteria, (3) terjadi komplikasi lain
karena luka kandung kencing, embolisme paru dan deep vein trombosis, (4)
terjadi ruptur uteri pada kehamilan berikutnya.
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
ETIOLOGI
Pada persalinan normal bayi akan keluar melalui vagina, baik dengan alat
maupun dengan kekuatan ibu sendiri. Dalam keadaan patologi kemungkinan
dilakukan operasi sectio caesarea.
Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih (giant baby), menyebabkan bayii
sulit keluar dari jalan lahir.
Janin sakit atau abnormal, misalnya gangguan Rh, kerusakan genetic, dan
hidrosephalus (kepala besar karena otak berisi cairan), dapat menyebabkan
diputuskannya dilakukan operasi.
4) Bayi kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran
kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran
b. Kelainan panggul
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada
jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
PROGNOSIS
Dulu angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin tinggi, pada masa
sekarang oleh karena kemajuan yang pesat dalam teknik operasi, anastesi,
penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibioti angka ini sangat menurun.
Angka kematian ibu pada rumah-rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik
dan tenaga-tenaga yang cekatan kurang dari 2 per 1000.
Adapun problem yang dihadapi oleh pasien post operasi sectio caesarea adalah :
1. Nyeri
2. Potensial terjadinya penurunan elastisitas otot perut dan otot dasar panggul
Penurunan elastisitas otot perut dan elastisitas otot dasar panggul terjadi karena
pada masa kehamilan terjadi penguluran pada otot-otot tersebut.
Hubungan pendek (shunt) antara sirkulasi ibu dan plasenta didapat pada masa
kehamilan. Shunt akan hilang dengan tiba-tiba setelah melahirkan ada
kompensasi hemokonsentrasi dengan peningkatan viskositas darah sehingga
volume darah kembali seperti sedia kala. Dengan adanya mekanisme tersebut
maka potensial terjadi trombosis pada pembuluh darah venanya karena tungkai
dibiarkan terlalu lama tidak bergerak.
Karena adanya nyeri pada masa incisi menyebabkan pasien enggan untuk
bergerak. Sehingga pasien mengalami gangguan dalam transfer, ambulasi
ataupun ADL.
Merupakan gerakan yang diselenggarakan dan dikontrol oleh kerja otot yang
disadari, bekerja melawan tenaga dari luar.
Klasifikasinya :
Merupakan gerakan yang terjadi karena adanya kerja otot yang bersangkutan
melawan pengaruh gravitasi. Dalam melawan gravitasi kerjanya dibantu oleh
kekuatan dari luar.
Merupakan gerakan yang terjadi karena kerja otot dalam melawan pengaruh
gravitasi, yang kerjanya tidak dibantu oleh kekuatan dari luar.
2. Breathing exercise
3. Statik kontraksi
Latihan pada otot-otot perut dan otot dasar panggul bertujuan untuk
meningkatkan kekuatan dan elastisitas otot-otot perut dan otot-otot dasar
panggul. Dilakukan setelah 12 minggu dari post Sectio Caesaria.
5. Edukasi
Menjelaskan pada Ibu tentang manfaat latihan penguatan otot perut dan
aktivitas perawatan diri di rumah. Selain itu diberi petunjuk latihan di rumah cara
menyusui dan perawatan payudar
Bedah Laparatomi
2.Komplikasi
a.Ventilasi paru tidak adekuat
b.Gangguan kardiovaskuler : hipertensi, aritmia jantung.
c.Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
d.Gangguan rasa nyaman.
3.Post Laparatomi
Hysterectomy
Definisi Hysterectomy
Hanya 10% dari hysterectomy dilakukan untuk kanker. Artikel ini akan terutama
berfokus pada penggunaan dari hysterectomy untuk sebab-sebab yang bukan kanker,
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
bukan keadaan darurat, yang dapat melibatkan bahkan keputusan-keputusan yang lebih
menantang untuk wanita-wanita dan dokter-dokter mereka.
Prolaps Uteri
Prolapsus uteri adalah keadaan dimana turunnya uterus melalui hiatus
genitalis yang disebabkan kelemahan ligamen-ligamen (penggantung), fasia
(sarung) dan otot dasar panggul yang menyokong uterus. sehingga dinding
vagina depan jadi tipis dan disertai penonjolan kedalam lumen vagina. Sistokel
yang besar akan menarik utero vesical junction dan ujung ureter kebawah dan
keluar vagina, sehingga kadang-kadang dapat menyebabkan penyumbatan dan
kerusakan ureter. Normalnya uterus tertahan pada tempatnya oleh ikatan sendi
dan otot yang membentuk dasar panggul. Faktor penyebab lain yang sering
adalah melahirkan dan menopause, persalinan lama dan sulit, meneran sebelum
pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina bawah pada kala II,
penatalaksanaan pengeluaran plasenta, reparasi otot-otot dasar panggul menjadi
atrofi dan melemah. Oleh karena itu prolapsus uteri tersebut akan terjadi
bertingkat-tingkat
Langkah Kejadian
Normalnya uterus tertahan pada tempatnya oleh ikatan sendi dan otot
yang membentuk dasar panggul. Prolapsus uteri terjadi ketika ikatan sendi atau
otot-otot dasar panggul meregang atau melemah, membuat sokongan pada
uterus tidak adekuat. Faktor penyabab lain yang sering adalah melahirkan dan
menopause. Persalinan lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap,
laserasi dinding vagina bawah pada kala II, penatalaksanaan pengeluaran
plasenta , reparasi otot-otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah
Etiologi
KEGEL EXERCISE 1
Gambaran
Kegel exercise adalah tipe latihan khusus dengan target otot dasar panggul. Otot
ini menyokong rectum, vagina dan urethra pada pelvis, penguatan otot ini dapat
membantu mencegah incontinence/tidak bisa menahan air kencing setelah
proses kelahiran, penurunan kejadian prolaps rectal dan uretheral (herniasi
inguinalis) dan dapat memudahkan proses kelahiran
Sekarang ini anda telah mengetahui lokasi yang tepat dari otot dasar panggul, sekarang
saatnya untuk memulai latihan otot ini. Keuntungan dari latihan ini dibandingkan dengan
Ulangi 25 kali dan lakukanlah tiga kali sehari lanjutkan latihan ini selama 2
minggu
3. Tahan dengan kuat selama mungkin sampai 10 detik dengan tetap bernapas
secara normal.
Dengan melatih otot-otot tersebut secara perlahan dan cepat, baik serat
otot yang berkedut perlahan (tipe I) maupun berkedut cepat (tipe II) akan
teraktivasi. Prosedur senam dasar panggul dapat diingat dan dilakukan bersama
aktifitas yang berkaitan dengan bayi, misalnya menyusui, memandikan
membasuhnya. Aktifitas ini dapat dilakukan sambil ibu duduk di kamar mandi
setiap habis berkemih. Ini adalah posisi relaks untuk mengontraksi otot-otot
tersebut. Sebuah tanda pengingat untuk melakukan aktivitas ini, dapat
ditempelkan di balik pintu kamar mandi rumah sakit. Bila nyeri perineum
membuat senam menjadi sulit dilakukan dalam posisi duduk, posisi lain yang
dapat dipakai adalah telungkup, atau berbaring miring dengan bantal diletakkan
di antara kaki, atau berdiri dengan kedua kaku direntangkan (Eileen, 2007 dalam
Atika, 2011)
Ibu harus dianjurkan untuk membebat area dasar panggul ketika batuk,
tertawa, mengangkat, atau jongkok. Ibu harus diberi tahu bahwa kondisi ini
dapat berlangsung tiga bulan untuk memperoleh kembali fungsi penuh dasar
panggul. Namun, semua ibu dianjurkan untuk melanjutkan senam dasar panggul
secara teratur sepanjang hidup, agar terhindar dari gangguan berkemih di
kemudian hari. Mereka dapat menguji kekuatan fungsi otot-otot dasar panggul
pada 8-12 minggu pascalahir. Seharusnya tidak ada lagi urine yang menetes bila
otot-otot telah mencapai kekuatan dan fungsinya seperti semula. Bila saat
MATERI XII
Adnexitis
Pada infeksi desenden ini terjadi jika ada inflamasi pada organ sekitar misalnya
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
appendicitis atau proctitis atau adanya radang usus besar yang menyebar ke
tuba falopii. Infeksi haematogen merupakan infeksi pada peredaran darah dan
termasuk jenis adnexitis micobacterium tuberculosa yang berhubungan dengan
tuberculosa. Untuk mengetahui adanya adnexitis diperlukan suatu pemeriksaan
antara lain: anamnesa, pemeriksaan gynekologi dan pemeriksaan darah lengkap.
Pada anamnesa biasanya penderita mengeluh nyeri hebat di daerah perut bagian
bawah, nyeri saat menstruasi, nyeri saat berhubungan sexual dan kadang
penderita mengeluh nyeri pinggang. Pada saat dilakukan palpasi pada abdomen
ditemukan ketegangan pada dinding abdomen oleh karena adanya kontraksi otot
abdominalis sebagai reaksi proteksi terhadap radang, terdapat nyeri tekan pada
abdomen bagian bawah. Pada pemeriksaan gynekologi saat uterus dipalpasi
(dengan tussue) juga dirasakan nyeri. Dan pada pemeriksaan darah lengkap LED
meningkat. Nyeri meningkat pada saat kegiatan naik turun tangga dan
mengangkat barang-barang berat.
Otot-otot pelvic
m. levator ani (m. pubo coccygeus, pubo vaginalis dan pubo rectalis),
m. sphincter ani externus,
m. bulbo cavernosus
m. ischio coccygeus.
Bagian dari pintu bawah panggul adalah diagfragma pelvis yang dibentuk oleh
m. levator ani dan m. coccygeus. Lapisan paling luar (di atas dasar panggul)
dibentuk oleh otot-otot bulbo cavernosus, yang melingkari genitalia externa, otot
perinea transversus superfisialis, otot ischio cavernosus dan sphincter
ani externus. Dinding abdomen terdiri atas kulit, lemak dan otot-otot diantaranya
mm. Rectus obliqus externus dan internus, transversus abdominalis dan
apponeurosis. M. rectus abdominalis berpangkal di depan coxae 5, 6, 7 berjalan
ke bawah symphisis, bersama dengan otot yang lain berjalan miring dan
melintang membentuk suatu system sehingga dinding abdomen menjadi lebih
kuat. Salah satu fungsi dinding abdomen yang sangat penting ialah bersama
dengan diagfragma mengecilkan rongga perut dan meningkatkan tekanan
dalam rongga perut, sebagai salah satu fungsi yang penting pada persalinan,
sebaliknya jika otot tersebut lemah maka dapat mengganggu persalinan serta
membuat seseorang gampang terkena nyeri pinggang.
Persarafan tuba falopii sebagian besar berasal dari plexus ovaricus dan untuk
sebagian dari plexus uterina. Serabut aferen disalurkan ke dalam nervi thoracici
XI-XII,dan nervus lumbalis1.
Persarafan pada pelvic yaitu :
n. pudendus yang terdiri dari n. haemoridalis inferior, n. perinea dan n. dorsalis
clitoris. Di dalam panggul berisi: sistima urinaria yang tediri dari ureter, uretra,
dan vesica urinaria, sistima genetalia pada wanita terdiri dari uterus, tuba falopii,
ovarium dan vagina dan sistima digestive yaitu rectum.
Serabut saraf dari ovaricus menurun mengikuti pembuluh ovarica. Plexus
ovaricus berhubungan dengan plexus uterina. Serabut parasimpatikus dalam
plexus berasal dari nervus vagus. Serabut aferen dari ovarium memasuki medulla
spinalis melalui nervus thoracicus X.
Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP) nyeri adalah
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak nyaman yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan atau berpotensi merusak jaringan atau menyatakan
kerusakan jaringan. Nyeri dapat terjadi oleh karena adanya stimulus, ada
reseptor yang menerima rangsangan dan ada yang menghantar rangsang
sampai ke pusat sensori di otak sehingga ditafsirkan sebagai rasa nyeri.
Selanjutnya otak mengadakan reaksi untuk menghindari stimulus tadi yaitu
dengan adanya reaksi tubuh berupa proteksi. Sehingga dengan sendirinya tubuh
akan terhindar dari kerusakan jaringan yang lebih parah.
Gangguan nyeri akibat adnexitis terjadi karena adanya inflamasi pada adnexa
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
yaitu salah satu atau kedua tuba falopii dan ovarium yang mengakibatkan
penurunan aktifitas, peran dan fungsi biologis wanita.
Mekanisme Nyeri
Pada prinsipnya terjadi nyeri harus ada stimulus reseptor, saraf afferen dan
pusat sensori di korteks serebri. Keempat unsur tersebut harus ada, jika salah
satu tidak bekerja dengan baik maka tidak akan terjadi nyeri. Mempelajari nyeri
dengan melewati keempat unsur tersebut dikenal dengan trasmisi nyeri yaitu
neuron pertama, neuron kedua dan neuron ketiga. Pertama stimulus dapat
berupa mekanis, termal ataupun kimia diterima oleh reseptor yang bertugas
menerima rangsang nyeri yaitu nosiseptor (nouciceptor) merupakan ujung saraf
afferen di perifer (neuron pertama). Nosiseptor paling banyak terdapat di kulit,
fasia, periost, otot dan kapsul sendi. Sedangkan di tulang rawan sendi (cartilago
hyalin) tidak terdapat nosiseptor. Kedua, dari neuron pertama disampaikan ke
neuron kedua di medula spinalis yang selanjutnya dihantarkan melalui
spinothalamic menuju ke thalamus. Ketiga, dari thalamus disampaikan ke kortex
(neuron ketiga) merupakan pusat sensorik yang kemudian ditafsirkan sebagai
rasa nyeri.
Menurut Nugroho (2002) Radang adalah reaksi tubuh terhadap mikro organisme,
benda asing dan ruda paksa. Tanda-tanda adanya radang antara lain
nyeri,bengkak, panas, merah dan kemampuan fungsi menurun. Radang pada
tuba falopii dan ovarium akan menimbulkan reaksi jaringan berupa pelepasan zat
iritan nyeri (algogene) seperti produk kimiawi prostaglandin, bradikinine dan
histamin. Akibat adanya zat iritan nyeri tersebut menyebabkan nyeri daerah
abdomen bawah, tekanan uterus sering meningkat, adnexa (tuba falopii dan
Adnexitis akut
Tanda-tanda adanya radang yaitu: calor (panas), dolor (nyeri), tumor (bengkak),
rubor (merah), functio laesa (kelemahan fungsi). Gejala pada adnexitis akut
antara lain: suhu tubuh meningkat, nyeri hebat di daerah abdomen bawah,
dinding abdomen menjadi tegang karena adanya kontraksi otot abdominalis
sebagai reaksi proteksi terhadap radang. Demam dan kadang disertai mual dan
muntah, kondisi umum terdapat kelemahan yang parah, sering kali lapisan yang
meradang mengeluarkan nanah, tekanan uterus sering meningkat dan
menimbulkan nyeri, adnexa (tuba falopii dan ovarium) menjadi bengkak
sehingga tekanannya menimbulkan nyeri, gerakan-gerakan servix terasa nyeri,
hypersensitif daerah ovarium dan tuba falopii.
Adnexitis kronik
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Jika fase akut telah hilang kemudian timbul keluhan lagi (excubation) ini
merupakan inflamasi ulangan mungkin karena ketidakberhasilan dalam
pengobatan atau akibat perubahan bekas luka (jaringan parut) setelah inflamasi
sembuh. Keluhan juga dapat timbul jika penderita terlalu lelah, hal ini
dikarenakan adanya kontraksi otot-otot abdomen yang menimbulkan ketegangan
dinding abdomen sehingga terjadi kelemahan pada otot-otot abdomen dan
akhirnya timbul nyeri. Gejala pada fase kronik sama seperti adnexitis akut hanya
pada adnexitis kronik tidak terdapat peningkatan suhu tubuh. Gejala lain yang
terjadi pada fase kronik antara lain: nyeri pada saat menstruasi oleh karena
terjadinya kram atau kontraksi otot uterus, nyeri pada saat berhubungan sexual,
nyeri setelah aktifitas berat dan nyeri bersifat menyebar ke struktur disekitarnya
dan kadang penderita mengeluh nyeri pinggang bawah atau low back pain (LBP).
Jika hal tersebut terjadi secara terusmenerus maka berbahaya untuk terjadinya
infertilitas karena adanya pembengkakan dan jaringan parut yang lengket pada
tuba falopii sehingga menyebabkan tuba non patten (tidak berlubang). Fase
kronik dapat terjadi beberapa bulan sampai bertahun-tahun.
Pengaruh terapeutik
9.2 Kontrasepsi
Alat kontrasepsi memiliki berbagai macam jenis. Secara garis besar, alat
kontrasepsi dibagi menjadi 3 bagian yakni kontrasepsi mekanik, kontrasepsi
hormonal, dan konstrasepsi mantap. Berikut ulasan singkat dari berbagai macam
atau jenis alat kontrasepsi :
1. Kontrasepsi mekanik
a. Kondom
Kondom yang dahulu terbuat dari usus atau kulit binatang, yang jika di
gunakan harus direndam terlebih dahulu, kini ada kondom yang terbuat dari
bahan karet yang tipis dan elastis (lentur) berbentuk seperti kantong. Pada
dasarnya fungsi kondom hanya untuk menampung sperma agar tidak masuk ke
dalam vagina. Penggunaan kondom dinilai cukup efektif mencegah kehamilan
hingga 90 %. Bahkan penggunaan kondom untuk pencegahan kehamilan akan
semakin efektif apabila disertai penggunaan spermisida (pembunuh sperma)
b. Diafragma
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau IUD atau yang lebih dikenal sebagai
alat kontrasepsi spiral. AKDR atau IUD ini berbentuk alat kecil dan banyak
variasi. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD) atau spiral ini ada yang
terbuat dari plastik seperti huruf S (Lippes Loop), tembaga yang berbentuk
seperti angka 7 (tujuh/ Copper Seven) dan huruf T (Copper T) serta ada yang
berbentuk seperti sepatu kuda (Multiload).
Dari beberapa jenis alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD ini yang paling
sering digunakan adalah jenis Copper T dan Multiload. Kedua alat kontrasepsi
tersebut dipilih karena kenyamannya. Adapula model terbaru dari Copper T yakni
Nova T yang memiliki keunggulan karena lebih lembut.
Alat kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya dapat dilakukan dan dipasang lelh
dokter ahli atau bidan yang sudah terlatih. Fungsi dari AKDR ini adalah
mencegah kehamilan dengan mencegah sel telur yang telah dibuahi bersarang di
dalam rahim. AKDR atau IUD dapat bertahan di dalam rahim selama 2-5 tahun
dan dapat dikeluarkan kembali apabila ada keinginan untuk hamil kembali.
Hal yang perlu diingat alat kontrasepsi jenis ini dapat menimbulkan infeks
vagina, pendarahan, keputihan yang disebabkan dari benang pada alat
d. Spermisida
2. Kontrasepsi Hormonal
Dengan minum pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak
digunakan para wanita atau istri dari sekian banyaknya alat kontrasepsi. Di
Indonesia, banyak wanita yang menggunakan PIL KB atau disuntikan sebagai
alat kontrasepsi yang dinilai aman. Pil KB memiliki berbagai macam, ada pil yang
hanya mengandung hormon progesteron, adapula yang mengandung kombinasi
antara progesteron dan estrogen. Namun penggunaan pil KB ini dinilai cukup
rumit karena menggunakan sistem kalender laykanya siklus haid (sekuensial).
Dengan menggunakan sistem kalender ini mereka para wanita dapat mengetahui
batasan waktu dalam mengkonsumsi pil KB ini. Pil KB menggunakan 2 cara yakni
:
- Diminum dengan menggunakan sistem 28, yang artinya pil diminum terus-
menerus tanpa berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo)
b. Suntikan
c. Susuk
Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga
disebut sebagai alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kukit
pada lengan kiri atas. Bentuk susuk ini seperti tabung-tabung kecil atau
pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api.
Susuk dipasang seperti kipas dengan 6 buah kapsul. Susuk yang ditanam
dibawah kulit ini berisi zat aktif yang berupa hormon atau levonorgestrel.
Kemudian susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Susuk
ini bekerja dengan cara menghalangi terjadinya ovulasi (pembuahan) dan
menghalangi migrasi sperma.
Dampak negatif dari penggunaan alat kontrasepsi jenis susuk ini berupa
terganggunya menstruasi, haid tidak lancar, bercak atau tidak mengalami
menstruasi sama sekali. Selain itu mengalami kenaikan berat tubuh, ketegangan
payudara dan liang vagina terasa kering. Timbul infeksi pada pencabutan susuk
3. Kontrasepsi Mantap
1. Perubahan fisiologis
I. Andropause
a. Clinical History
Sejarah keluarga
Kondisi emotional
Pemeriksaan Fisik bisa dilakukan baik ada keluhan maupun tidak ada
keluhan. Selanjutnya bisa dilakukan test dan pengukuran baik dari sisi
anthropometri, endurance , cardiorespirasi, balance dll
c. Laboratorium test.
Terapi sulih hormon tidak dianjurkan bagi mereka yang terindikasi mengidap
tumor dan cancer. Terapi hormon berbeda dengan obat-obatan pembangkit
1. Keuntungan TSH
2. Resiko TSH
b. Peranan FISIOTERAPI
MENOPAUSE
Pada usia empat puluhan, siklus mulai memanjang lagi. Meskipun kebanyakan
orang cenderung percaya bahwa dua puluh delapan hari merupakan panjang siklus yang
normal, penelitian telah membuktikan bahwa hanya 12,4% wanita benar-benar
mempunyai siklus dua puluh delapan hari dan 20% dari semua wanita mengalami siklus
tidak teratur.
Pada saat ini telah terjadi penurunan fungsi ovarium dimana progesteron sudah
sangat berkurang. Tetapi masih sedikit hormon estrogen yang seringkali menyebabkan
ketidakseimbangan hormonal. Pada saat ini dapat terjadi keluhan klimatetik berupa
gangguan vasomotor seperti tercantum pada tabel berikut :
3. Depresi 70%
9. Obstipasi 40%
Perubahan Hormon
Dua hingga delapan tahun sebelum menopause, kebanyakan wanita menjadi tak
teratur ovulasinya. Selama tahun-tahun tersebut, folikel indung telur (kantung indung
telur), yang mematangkan telur setiap bulan, akan mengalami tingkat kerusakan yang
semakin cepat hingga pasokan folikel itu akhirnya habis. Penelitian menunjukkan bahwa
percepatan rusaknya folikel ini dimulai sekitar usia tiga puluh tujuh atau tiga puluh
delapan. Inhibin, zat yang dihasilkan dalam indung telur, juga semakin berkurang
sehingga mengakibatkan meningkatnya kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone -
hormon perangsang folikel yang dihasilkan hipofise).
Perubahan hormon ini juga berpengaruh pada mineralisasi pada tulang. Estrogen
berpengaruh pada mineralisasi tulang dengan pengaktivan osteoklas. sehingga,
penurunan kadar estrogen pada wanita menopause akan menurunkan densitas tulang
DISUSUN OLEH
HALAMAN PENGESAHAN
SEMESTER 4 REGULER
1. Pengorganisasian Tutorial
Proses tutorial dilaksanakan dengan menggunakan kelompok kecil yang
terdiri dari 10 – 15 mahasiswa. Setiap mahasiswa secara bergiliran
bertugas menjadi ketua, sekretaris dan anggota kelompok. Dalam
pelaksanaan diskusi tutorial, didampingi satu orang tutor sebagai
fasilitator akan membantu proses diskusi untuk mencapai tujuan belajar
yang sudah ditentukan. Adapun tugas dan fungsi masing-masing peran
adalah :
a. Tutor
1) Memotivasi seluruh anggota kelompok untuk berpartisipasi dalam
diskusi
Step 3 : Brainstorming
Step 7 : Reporting
A. Skenario 1
Capaian Pembelajaran
B. Skenario 2
Capaian Pembelajaran
KASUS SKENARIO 2
4 bulan yang lalu Ny Fulan bahagia bukan kepalang ketika dr. Spesilais
Obstetri dan ginekologi menginformasikan bahwa dia hamil sudah 3 bulan. Hari
ini kehamilan NY. Fulan genap 7 bulan dan berat badannya kini 70 KG padahal
sebelum hamil BB nya hanya 50 KG. Dari hasil USG tiga dimensi diketahui bahwa
janin yang ada di kandungannya berjenis laki-laki, kebahagiaannya makin
bertambah karena kedua anak sebelumnya adalah perempuan (G3P2A0). Ny.
Fulan Kini berusia 40 th maka disamping kebahagian muncul juga rasa was- was,
sejak 2 tahun terakhir dokter penyakit dalam menyimpulkan bahwa dia
mengalami Diabetus Melitus dengan hasil test gula puasa 200mg/l. Meskipun
C. Skenario 3
Capaian Pembelajaran
KASUS SKENARIO 3
Seorang perempuan umur 30 tahun sudah menikah 5 tahun yang lalu belum
dikarunia anak, periksa ke dokter kandungan, hasil USG ada adnexitis billateral.
Pasien sering mengalami keputihan dan rasa nyeri di perutnya. Dirujuk ke
Fisioterapi untuk dilakukan tindakan fisioterapi.
Bagaimanakah proses fisioterapi pada pasien tersebut?
Hari/Tanggal : Fasilitator :
Jam : TTD :
Hari/Tanggal : Fasilitator :
Jam : TTD :
Keterangan:
Hari/Tanggal : Fasilitator :
Jam : TTD :
Keterangan:
Nilai akhir tutorial = (nilai mini kuis x 15%)+(nilai assessment tutorial x 85%
Hari/Tanggal : Fasilitator :
Jam : TTD :
Keterangan:
Nilai akhir tutorial = (nilai mini kuis x 15%)+(nilai assessment tutorial x 85%)
Hari/Tanggal : Fasilitator :
Jam : TTD :
Hari/Tanggal : Fasilitator :
Jam : TTD :
Keterangan:
Nilai akhir tutorial = (nilai mini kuis x 15%)+(nilai assessment tutorial x 85%)
Hari/Tanggal : Fasilitator :
Jam : TTD :
Keterangan:
Nilai akhir tutorial = (nilai mini kuis x 15%)+(nilai assessment tutorial x 85%)
Hari/Tanggal : Fasilitator :
Jam : TTD :
Keterangan:
Nilai akhir tutorial = (nilai mini kuis x 15%)+(nilai assessment tutorial x 85%)
Hartono dan Wahyuni. 2009. Hubungan antara diastasis musculus rectus abdominis
dengan involusi uteri postpartum pervaginam. Jurnal Fisioterapi Vol 9 No 2.
Rahman dan wahyuni. 2011. Pengaruh penambahan tehnik relaksasi progresif pada
terapi latihan terhadap penurunan nyeri post Sectio Caesaria di Rumah Sakit Umum
Daerah dr Moewardi. Available from
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/3342/1.%20FARID%20RA
HMAN.pdf?sequence=1 diakses tanggal 17 Januari 2015.
KELAS A
B. Tata Tertib
1. Mahasiswa hadir tepat waktu, keterlambatan lebih dari 15 menit tidak diperbolehkan
masuk.
2. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan tutorial dengan baik
3. Mahasiswa wajib mengikuti dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok, baik di dalam proses tutorial maupun di luar proses tutorial (mengerjakan
tugas kelompok ).
4. Mahasiswa mengenakan pakaian seragam sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Ketentuan lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian
Kelas A :
Kelas B :
D. Tugas
1. Tugas / laporan tutorial selama proses tutorial boleh diketik atau ditulis tangan.
3. Tugas/ laporan direvisi setelah mendapatkan masukan dari proses diskusi maupun kuliah
pakar.
BAB VI PENUTUP
Panduan Tutorial Modul fisioterapi pada kesehatan wanita ini diharapkan dapat
membantu mahasiswa dalam kegiatan tutorial tentang proses pembelajaran dengan metode PBL.
Disusun oleh :
Page 1
A. DESKRIPSI SKILL LAB DAN PRAKTIKUM
Skill Lab dan praktikum modul fisioterapi pada kesehatan wanita ini dilaksanakan empat belas kali
pertemuan yaitu tujuh kali skill lab dan tujuh kali praktikum. Buku panduan ini mahasiswa akan belajar
tentang bagaimana cara melakukan proses asessment fisioterapi dan bagaimana intervensi fisioterapi
serta penatalaksanaan fisioterapi pada kasus-kasus kesehatan wanita. Pada panduan ini mahasiswa akan
belajar tentang (1) Proses Fisioterapi pada pre natal/ Kehamilan, (2) Pre natal exercise/ senam Hamil, (3)
Proses Fisioterapi pre dan post bedah persalinan dan ginekologi (assesment-evaluasi), (4) Proses
Fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis (normal dan vacum), (5) Terapi latihan pada pre dan
post bedah peralinan dan ginekologi, (6) Physical Agent pada pre dan post bedah persalinan dan
ginekologi, (7) Intervensi fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis (normal dan vacum) dengan
senam nifas.
Dengan pembelajaran skill lab dan praktikum ini, sebagai dasar keilmuan dalam proses belajar
mengajar, maka diharapkan mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi kasus – kasus di
lapangan.
Dengan pembelajaran praktikum ini, sebagai dasar keilmuan dalam proses belajar mengajar maka
diharapkan mahasiswa akan dapat mempersiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran dengan
SCL.
Page 2
B. JADWAL
1. Minggu II, Maret 2015 Proses Fisioterapi pada pre natal/ Kehamilan
2. Minggu II, Maret 2015 Pre natal exercise/ senam Hamil
Proses Fisioterapi pre dan post bedah persalinan dan
3. Minggu III, Maret 2015 ginekologi (assesment-evaluasi)
Proses Fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis
4. Minggu III, Maret 2015 (normal dan vacum)
Terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan
5. Minggu IV, Maret 2015 ginekologi
Physical Agent pada pre dan post bedah persalinan dan
6. Minggu IV, Maret 2015 ginekologi
Intervensi fisioterapi pada persalinan fisiologis dan
7. Minggu I, April 2015 patologis (normal dan vacum) dengan senam nifas.
C. MATERI
Page 3
PRAKTIKUM I
1. Capaian Pembelajaran
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan menganalisis bagaimana proses fisioterapi pada pre
natal / kehamilan.
b. Mahasiswa mampu mengaplikasikan proses fisioterapi (asesment-evaluasi) pada pre natal /
kehamilan.
c. Mahasiswa mampu melakukan proses fisioterapi (asesment-evaluasi) pada pre natal /
kehamilan.
2. Bahan dan alat:
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Timbangan untuk berat badan
d. Termometer
e. Fomulir Asuhan Fisioterapi pada kehamilan
f. Mideline
g. VAS
h. Matras
i. Bantal
j. Guling
3. Cara kerja:
a. Skill lab proses Fisioterapi pada pre natal / kehamilan
Page 4
3) Setiap pasang, yang satu menjadi pasien dan yang satu menjadi fisioterapisnya
diberi 1 skenario kemudian melakukan proses fisioterapi pada pre natal/
kehamilan dari skenario tersebut.
2) Setiap satu pasang diberi 1 skenario dengan cara mengambil skenario sendiri
sebelum dipraktekkan
Page 5
No Aspek yang diamati Actual Maxi
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12
2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 memakai seragam praktek 0 1 2 2 1 4
10 Persiapan alat :
a. Form asuhan
0 1 2 2 1 4
Fisioterapi dan alat
tulis
b. Tensimeter 0 1 2 3 1 6
c. Stetoscop 0 1 2 3 1 6
d. M0 1 2 2 1 4
ideline
e. T0 1 2 2 1 4
ermometer
f. T0 1 2 3 1 6
imbangan
Page 6
g. VAS/VDS 0 1 2 2 1 4
b. Nadi 0 1 2 3 4 2 1 8
c. Pernafasan 0 1 2 3 4 2 1 8
d. Suhu 0 1 2 3 4 2 1 8
e. Berat badan 0 1 2 3 4 2 1 8
f. Inspeksi 0 1 2 3 4 2 2 16
g. Palpasi 0 1 2 3 4 2 2 16
13 Melakukan pemeriksaan
Gerak dasar
a. Aktif 0 1 2 3 4 2 2 16
b. Pasif 0 1 2 3 4 2 2 16
b. Functional Limitation 0 1 2 3 4 5 2 2 20
c. Restriction 0 1 2 3 4 2 1 8
Partisipation
Page 7
16 Program Fisioterapi 0 1 2 3 4 5 3 3 45
17 Evaluasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20
18 Edukasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20
19 Benar Lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 2 30
20 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 2 30
Nilai =
596
Nilai Kelulusan
≥ 70 : Lulus
Page 8
Penguji Tanda tangan penguji
2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan 0 1 2 3 4 5 3 3 45
memberikan perhatian
Page 9
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 memakai seragam praktek 0 1 2 2 1 4
10 Persiapan alat :
a. Form asuhan
0 1 2 2 1 4
Fisioterapi dan alat
tulis
b. Tensimeter 0 1 2 3 1 6
c. Stetoscop 0 1 2 3 1 6
d. M0 1 2 2 1 4
ideline
e. T0 1 2 2 1 4
ermometer
f. T0 1 2 3 1 6
imbangan
g. VAS/VDS 0 1 2 2 1 4
Page 10
i. Nadi 0 1 2 3 4 2 1 8
j. Pernafasan 0 1 2 3 4 2 1 8
k. Suhu 0 1 2 3 4 2 1 8
l. Berat badan 0 1 2 3 4 2 1 8
m. Inspeksi 0 1 2 3 4 2 2 16
n. Palpasi 0 1 2 3 4 2 2 16
13 Melakukan pemeriksaan
Gerak dasar
c. Aktif 0 1 2 3 4 2 2 16
d. Pasif 0 1 2 3 4 2 2 16
e. Functional Limitation 0 1 2 3 4 5 2 2 20
f. Restriction 0 1 2 3 4 2 1 8
Partisipation
16 Program Fisioterapi 0 1 2 3 4 5 3 3 45
17 Evaluasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20
18 Edukasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20
19 Benar Lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 2 30
20 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 2 30
Page 11
22 Menjaga privasi pasien 0 1 2 3 4 2 1 8
Nilai =
596
Nilai Kelulusan
≥ 70 : Lulus
Page 12
PRAKTIKUM II
1. Tujuan praktikum
1) Matras
2) Bantal
3) Guling
4) Timbangan
5) Tensimeter
6) Stetoscop
7) Tape recorder dan kaset musik klasik/ ayat ayat al qur’an
3. Cara kerja:
a) Skill lab pre natal exercise / senam hamil
3) Setiap pasang, yang satu menjadi pasien dan yang satu menjadi fisioterapisnya diberi 1
skenario kemudian melakukan senam hamil dari skenario tersebut.
Page 13
4) Fasilitator menilai sekaliyan memberikan penjelasan lagi apabila ada pasangan yang
melakukan kesalahan dalam melakukan senam hamil dari skenario tersebut.
1) Sebelum praktikum dimulai mahasiswa mengambil nomor undian yang digunakan untuk
menentukan pasangannya maupun urutan majunya
2) Setiap satu pasang diberi 1 skenario dengan cara mengambil skenario sendiri sebelum
dipraktekkan
Page 14
0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 b Score
I SIKAP DAN PERILAKU
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12
2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 Persiapan alat :
a. Matras 0 1 2 3 2 12
b. Timbangan 0 1 2 3 2 12
c. Tensimeter 0 1 2 3 2 12
d. Stetoscop 0 1 2 3 2 12
e. Bantal 0 1 2 2 1 4
f. Guling 0 1 2 1 1 2
9 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan senam hamil
10 Melakukan gerakan senam 0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi tidur telentang
Page 15
11 Melakukan gerakan senam
0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi tidur miring
17 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45
Nilai =
624
Nilai Kelulusan
≥ 70 : Lulus
Page 16
< 70 : Tidak Lulus
2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam, 0 1 2 3 4 2 1 8
menyambut pasien,
Page 17
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 Persiapan alat :
a. Matras 0 1 2 3 2 12
b. Timbangan 0 1 2 3 2 12
c. Tensimeter 0 1 2 3 2 12
d. Stetoscop 0 1 2 3 2 12
e. Bantal 0 1 2 2 1 4
f. Guling 0 1 2 1 1 2
9 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan senam hamil
10 Melakukan gerakan senam 0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi tidur telentang
11 Melakukan gerakan senam
0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi tidur miring
Page 18
14 Melakukan gerakan senam
0 1 2 3 4 5 3 3 45
hamil posisi berdiri
17 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45
Nilai =
624
Nilai Kelulusan
≥ 70 : Lulus
Page 19
PRAKTIKUM III
MATERI Proses Fisioterapi pre dan post bedah persalinan dan ginekologi (assesment-evaluasi)
1) Tujuan praktikum
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan menganalisis bagaimana proses fisioterapi pada pre dan post
bedah persalinan dan ginekologi
b. Mahasiswa mampu mengaplikasikan proses fisioterapi (asesment-evaluasi) pada pre dan post bedah
persalinan dan ginekologi
c. Mahasiswa mampu melakukan proses fisioterapi (asesment-evaluasi) pada pre dan post bedah
persalinan dan ginekologi
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. VAS
d. Termometer
e. Fomulir Asuhan Fisioterapi pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi
f. Mideline
g. Hanscoon
h. Masker
3) Cara kerja:
Page 20
a. Skill lab proses Fisioterapi pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi
1. Fasilitator menjelaskan prosedur melakukan proses fisioterapi pada pre dan post bedah
persalinan dan ginekologi
2. Setelah mahasiswa menerima penjelasan prosedur melakukan proses fisioterapi pada pre dan
post bedah persalinan dan ginekologi, dalam 1 kelompok dibagi menjadi 7 pasang atau 8 pasang
dengan cara diundi pasangannya.
3. Setiap pasang, yang satu menjadi pasien dan yang satu menjadi fisioterapisnya diberi 1 skenario
kemudian melakukan proses fisioterapi pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi dari
skenario tersebut.
4. Fasilitator menilai sekaliyan memberikan penjelasan lagi apabila ada pasangan yang melakukan
kesalahan dalam melakukan proses fisioterapi pada pre dan post bedah persalinan dan
ginekologi dari skenario tersebut.
b. Praktikum proses fisioterapi pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi
2) Setiap satu pasang diberi 1 skenario dengan cara mengambil skenario sendiri
sebelum dipraktekkan
3) Mahasiswa melakukan secara mandiri proses fisioterapi pada pada pre dan post
bedah persalinan dan ginekologi dari skenario tersebut
Page 21
Raw Score C - Criticality Level D - Grade
0 Not done 1 Least critical 1 Least difficulty
1 Perfrorm 1 action (s) faultlessly 2 Critical 2 Difficulty
2 Perform 2 3 Very critical 3 Very difficulty
3 Perform 3
4 Perform 4
5 Perform 5
2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 memakai seragam praktek 0 1 2 2 1 4
10 Persiapan alat :
Page 22
a. Form asuhan
0 1 2 2 1 4
Fisioterapi dan alat
tulis
b. Tensimeter 0 1 2 3 1 6
c. Stetoscop 0 1 2 3 1 6
d. M0 1 2 2 1 4
ideline
e. T0 1 2 2 1 4
ermometer
f. H0 1 2 3 1 6
anscoon
g. VAS/VDS 0 1 2 2 1 4
h. Masker 0 1 2 3 1 6
b. Keluhan Utama 0 1 2 3 1 6
c. Riwayat Kehamilan 0 1 2 3 1 6
d. Riwayat persalinan 0 1 2 3 1 6
e. Riwayat Penyakit 0 1 2 2 1 4
12 Melakukan pemeriksaan
umum:
o. Tekanan darah 0 1 2 3 4 2 1 8
p. Nadi 0 1 2 3 4 2 1 8
q. Pernafasan 0 1 2 3 4 2 1 8
r. Suhu 0 1 2 3 4 2 1 8
s. Berat badan 0 1 2 3 4 2 1 8
t. Inspeksi 0 1 2 3 4 2 2 16
u. Palpasi 0 1 2 3 4 2 2 16
13 Melakukan pemeriksaan
Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Page 23
Gerak dasar
e. Aktif 0 1 2 3 4 2 2 16
f. Pasif 0 1 2 3 4 2 2 16
h. Functional Limitation 0 1 2 3 4 5 2 2 20
i. Restriction 0 1 2 3 4 2 1 8
Partisipation
16 Program Fisioterapi 0 1 2 3 4 5 3 3 45
17 Evaluasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20
18 Edukasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20
19 Benar Lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 2 30
20 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 2 30
Nilai =
Page 24
Jumlah nilai yang diperoleh x 100
608
Nilai Kelulusan
≥ 70 : Lulus
Page 25
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12
2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 memakai seragam praktek 0 1 2 2 1 4
10 Persiapan alat :
i. Form asuhan
0 1 2 2 1 4
Fisioterapi dan alat
tulis
j. Tensimeter 0 1 2 3 1 6
k. Stetoscop 0 1 2 3 1 6
l. M0 1 2 2 1 4
ideline
m. T0 1 2 2 1 4
ermometer
n. H0 1 2 3 1 6
anscoon
o. VAS/VDS 0 1 2 2 1 4
Page 26
p. Masker 0 1 2 3 1 6
b. Keluhan Utama 0 1 2 3 1 6
c. Riwayat Kehamilan 0 1 2 3 1 6
d. Riwayat persalinan 0 1 2 3 1 6
e. Riwayat Penyakit 0 1 2 2 1 4
12 Melakukan pemeriksaan
umum:
v. Tekanan darah 0 1 2 3 4 2 1 8
w. Nadi 0 1 2 3 4 2 1 8
x. Pernafasan 0 1 2 3 4 2 1 8
y. Suhu 0 1 2 3 4 2 1 8
z. Berat badan 0 1 2 3 4 2 1 8
aa. Inspeksi 0 1 2 3 4 2 2 16
bb. Palpasi 0 1 2 3 4 2 2 16
13 Melakukan pemeriksaan
Gerak dasar
g. Aktif 0 1 2 3 4 2 2 16
h. Pasif 0 1 2 3 4 2 2 16
k. Functional Limitation 0 1 2 3 4 5 2 2 20
l. Restriction 0 1 2 3 4 2 1 8
Page 27
Partisipation
16 Program Fisioterapi 0 1 2 3 4 5 3 3 45
17 Evaluasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20
18 Edukasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20
19 Benar Lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 2 30
20 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 2 30
Nilai =
608
Nilai Kelulusan
≥ 70 : Lulus
Page 28
observer dan
Tanda tangan penguji
Penguji
PRAKTIKUM IV
MATERI : Proses Fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis (normal dan vacum)
1) Tujuan praktikum
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan menganalisis bagaimana proses fisioterapi pada persalinan
fisiologis dan patologis
c. Mahasiswa mampu melakukan proses fisioterapi (asesment-evaluasi) pada persalinan fisiologis dan
patologis
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. VAS
d. Termometer
f. Mideline
Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Page 29
g. Hanscoon
h. Masker
3) Cara kerja:
1. Fasilitator menjelaskan prosedur melakukan proses fisioterapi pada persalinan fisiologis dan
patologis
2. Setelah mahasiswa menerima penjelasan prosedur melakukan proses fisioterapi pada persalinan
fisiologis dan patologis, dalam 1 kelompok dibagi menjadi 7 pasang atau 8 pasang dengan cara
diundi pasangannya.
3. Setiap pasang, yang satu menjadi pasien dan yang satu menjadi fisioterapisnya diberi 1 skenario
kemudian melakukan proses fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis dari skenario
tersebut
4. Fasilitator menilai sekaliyan memberikan penjelasan lagi apabila ada pasangan yang melakukan
kesalahan dalam melakukan proses fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis dari
skenario tersebut.
b. Praktikum proses fisioterapi pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi
2) Setiap satu pasang diberi 1 skenario dengan cara mengambil skenario sendiri
sebelum dipraktekkan
Page 30
4) Fasilitator melakukan penilaian praktikum terhadap pasangan tersebut.
2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa- 0 1 2 3 4 5 3 3 45
Page 31
gesa, percaya diri dan tidak
gugup
II CONTENT
8 memakai seragam praktek 0 1 2 2 1 4
10 Persiapan alat :
q. Form asuhan
0 1 2 2 1 4
Fisioterapi dan alat
tulis
r. Tensimeter 0 1 2 3 1 6
s. Stetoscop 0 1 2 3 1 6
t. M0 1 2 2 1 4
ideline
u. T0 1 2 2 1 4
ermometer
v. H0 1 2 3 1 6
anscoon
w. VAS/VDS 0 1 2 2 1 4
x. Masker 0 1 2 3 1 6
b. Keluhan Utama 0 1 2 3 1 6
c. Riwayat Kehamilan 0 1 2 3 1 6
d. Riwayat persalinan 0 1 2 3 1 6
e. Riwayat Penyakit 0 1 2 2 1 4
12 Melakukan pemeriksaan
umum:
cc. Tekanan darah 0 1 2 3 4 2 1 8
dd. Nadi 0 1 2 3 4 2 1 8
Page 32
ee. Pernafasan 0 1 2 3 4 2 1 8
ff. Suhu 0 1 2 3 4 2 1 8
hh. Inspeksi 0 1 2 3 4 2 2 16
ii. Palpasi 0 1 2 3 4 2 2 16
13 Melakukan pemeriksaan
Gerak dasar
i. Aktif 0 1 2 3 4 2 2 16
j. Pasif 0 1 2 3 4 2 2 16
n. Functional Limitation 0 1 2 3 4 5 2 2 20
o. Restriction 0 1 2 3 4 2 1 8
Partisipation
16 Program Fisioterapi 0 1 2 3 4 5 3 3 45
17 Evaluasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20
18 Edukasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20
19 Benar Lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 2 30
20 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 2 30
Page 33
23 Pertanyaan tidak terlalu
panjang dan bahasa yang 0 1 2 3 4 2 1 8
mudah dimengerti
Nilai =
608
Nilai Kelulusan
≥ 70 : Lulus
Page 34
2 Perform 2 2 Critical 2 Difficulty
3 Perform 3 3 Very critical 3 Very difficulty
4 Perform 4
5 Perform 5
2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
0 1 2 2 1 4
pemeriksaan, meminta
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 memakai seragam praktek 0 1 2 2 1 4
10 Persiapan alat :
y. Form asuhan
0 1 2 2 1 4
Fisioterapi dan alat
tulis
Page 35
z. Tensimeter 0 1 2 3 1 6
aa. Stetoscop 0 1 2 3 1 6
bb. M0 1 2 2 1 4
ideline
cc. T0 1 2 2 1 4
ermometer
dd. H0 1 2 3 1 6
anscoon
ee. VAS/VDS 0 1 2 2 1 4
ff. Masker 0 1 2 3 1 6
b. Keluhan Utama 0 1 2 3 1 6
c. Riwayat Kehamilan 0 1 2 3 1 6
d. Riwayat persalinan 0 1 2 3 1 6
e. Riwayat Penyakit 0 1 2 2 1 4
12 Melakukan pemeriksaan
umum:
jj. Tekanan darah 0 1 2 3 4 2 1 8
kk. Nadi 0 1 2 3 4 2 1 8
ll. Pernafasan 0 1 2 3 4 2 1 8
mm. Suhu 0 1 2 3 4 2 1 8
oo. Inspeksi 0 1 2 3 4 2 2 16
pp. Palpasi 0 1 2 3 4 2 2 16
13 Melakukan pemeriksaan
Gerak dasar
k. Aktif 0 1 2 3 4 2 2 16
Page 36
l. Pasif 0 1 2 3 4 2 2 16
q. Functional Limitation 0 1 2 3 4 5 2 2 20
r. Restriction 0 1 2 3 4 2 1 8
Partisipation
16 Program Fisioterapi 0 1 2 3 4 5 3 3 45
17 Evaluasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20
18 Edukasi 0 1 2 3 4 5 2 2 20
19 Benar Lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 2 30
20 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 2 30
Nilai =
608
Page 37
Nilai Kelulusan
≥ 70 : Lulus
PRAKTIKUM V
MATERI : Terapi latihan pada pre dan post bedah peralinan dan ginekologi
1. Tujuan praktikum
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami terapi latihan pada pre dan post bedah
persalinan dan ginekologi
b. Mahasiswa mampu mengaplikasikan terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan
ginekologi
c. Mahasiswa mampu melakukan terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi
1) Tensimeter
2) Stetoscop
Page 38
3) Termometer
4) Mideline
5) VAS/VDS
6) Formulir Asuhan Fisioterapi pada post bedah persalinan dan ginekologi
7) Handscoon
8) Masker
3. Cara kerja:
a) Skill lab terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi
2) Setelah mahasiswa menerima penjelasan prosedur melakukan terapi latihan pada pre dan
post bedah persalinan dan ginekologi, dalam 1 kelompok dibagi menjadi 7 pasang atau 8
pasang dengan cara diundi pasangannya.
3) Setiap pasang, yang satu menjadi pasien dan yang satu menjadi fisioterapisnya diberi 1
skenario kemudian melakukan terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan
ginekologi dari skenario tersebut.
4) Fasilitator menilai sekaliyan memberikan penjelasan lagi apabila ada pasangan yang
melakukan kesalahan dalam melakukan terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan
dan ginekologi dari skenario tersebut.
b) Praktikum terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi
1) Sebelum praktikum dimulai mahasiswa mengambil nomor undian yang digunakan untuk
menentukan pasangannya maupun urutan majunya
2) Setiap satu pasang diberi 1 skenario dengan cara mengambil skenario sendiri sebelum
dipraktekkan
3) Mahasiswa melakukan secara mandiri terapi latihan pada pre dan post bedah persalinan dan
Page 39
ginekologi dari skenario tersebut
2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan 0 1 2 3 4 5 3 3 45
memberikan perhatian
Page 40
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 Persiapan alat :
a. Mideline 0 1 2 3 2 12
b. VAS 0 1 2 3 2 12
c. Tensimeter 0 1 2 3 2 12
d. Stetoscop 0 1 2 3 2 12
e. Termometer 0 1 2 2 1 4
f. Formulir Asuhan 0 1 2 3 1 6
Fisioterapi
9 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan terapi latihan
10 Melakukan gerakan aktif 0 1 2 3 4 5 3 3 45
15 Melakukan edukasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45
17 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45
Page 41
III TEKNIS
Nilai =
628
Nilai Kelulusan
≥ 70 : Lulus
Page 42
4 Perform 4
5 Perform 5
2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 Persiapan alat :
a. Mideline 0 1 2 3 2 12
b. VAS 0 1 2 3 2 12
c. Tensimeter 0 1 2 3 2 12
d. Stetoscop 0 1 2 3 2 12
Page 43
e. Termometer 0 1 2 2 1 4
f. Formulir Asuhan 0 1 2 3 1 6
Fisioterapi
9 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan terapi latihan
10 Melakukan gerakan aktif 0 1 2 3 4 5 3 3 45
15 Melakukan edukasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45
17 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45
Nilai =
628
Page 44
Nilai Kelulusan
≥ 70 : Lulus
PRAKTIKUM VI
MATERI : Physical Agent pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi
1. Tujuan praktikum
a. Mahasiswa mampu mengaplikasikan dalam memberikan physical agent pada pre dan post
bedah persalinan dan ginekologi
b. Mahasiswa mampu melakukan physical agent pada pre dan post bedah persalinan dan
ginekologi
a. IR
Page 45
b. US (Ultra Sounic)
c. ES (TENS/ IF)
d. Handuk
e. Bantal
f. Guling
h. VAS
3. Cara kerja:
a) Skill lab physical agent pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi
1) Fasilitator menjelaskan prosedur melakukan physical agent pada pre dan post bedah
persalinan dan ginekologi
2) Setelah mahasiswa menerima penjelasan prosedur melakukan physical agent pada pre dan
post bedah persalinan dan ginekologi, dalam 1 kelompok dibagi menjadi 7 pasang atau 8
pasang dengan cara diundi pasangannya.
3) Setiap pasang, yang satu menjadi pasien dan yang satu menjadi fisioterapisnya diberi 1
skenario kemudian melakukan physical agent pada pre dan post bedah persalinan dan
ginekologi dari skenario tersebut.
4) Fasilitator menilai sekaliyan memberikan penjelasan lagi apabila ada pasangan yang
melakukan kesalahan dalam melakukan physical agent pada pre dan post bedah persalinan
dan ginekologi dari skenario tersebut.
b) Praktikum physical agent pada pre dan post bedah persalinan dan ginekologi
1) Sebelum praktikum dimulai mahasiswa mengambil nomor undian yang digunakan untuk
menentukan pasangannya maupun urutan majunya
Page 46
2) Setiap satu pasang diberi 1 skenario dengan cara mengambil skenario sendiri sebelum
dipraktekkan
3) Mahasiswa melakukan secara mandiri physical agent pada pre dan post bedah persalinan
dan ginekologi dari skenario tersebut
2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan 0 1 2 2 1 4
pemeriksaan, meminta
Page 47
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 Persiapan alat :
a. IR 0 1 2 3 2 12
b. US dan gel 0 1 2 3 2 12
c. ES (TENS/IF) 0 1 2 3 2 12
d. Handuk 0 1 2 3 2 12
e. Bantal 0 1 2 2 1 4
f. Formulir Asuhan 0 1 2 3 1 6
Fisioterapi
g. Guling 0 1 2 2 1 4
9 Persiapan Pasien :
a. Posisi pasien 0 1 2 3 1 6
b. Test sensibilitas 0 1 2 3 1 6
c. Bebas pakaian 0 1 2 3 1 6
10 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan terapi
11 Melakukan tindakan IR 0 1 2 3 4 5 3 3 45
12 Melakukan tindakan US 0 1 2 3 4 5 3 3 45
13 Melakukan tindakan ES 0 1 2 3 4 5 3 3 45
Page 48
(TENS/IF)
14 Melakukan edukasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45
15 Benar lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 3 45
16 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45
Nilai =
560
Nilai Kelulusan
≥ 70 : Lulus
Page 49
5. Checklist Assesment Praktikum
2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
0 1 2 2 3 12
pasien dengan tepat dan
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
Page 50
II CONTENT
8 Persiapan alat :
a. IR 0 1 2 3 2 12
b. US dan gel 0 1 2 3 2 12
c. ES (TENS/IF) 0 1 2 3 2 12
d. Handuk 0 1 2 3 2 12
e. Bantal 0 1 2 2 1 4
f. Formulir Asuhan 0 1 2 3 1 6
Fisioterapi
g. Guling 0 1 2 2 1 4
9 Persiapan Pasien :
a. Posisi pasien 0 1 2 3 1 6
b. Test sensibilitas 0 1 2 3 1 6
c. Bebas pakaian 0 1 2 3 1 6
10 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan terapi
11 Melakukan tindakan IR 0 1 2 3 4 5 3 3 45
12 Melakukan tindakan US 0 1 2 3 4 5 3 3 45
13 Melakukan tindakan ES
0 1 2 3 4 5 3 3 45
(TENS/IF)
14 Melakukan edukasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45
15 Benar lokasinya 0 1 2 3 4 5 3 3 45
16 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45
Page 51
18 Bekerja secara sistematis,
0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien
Nilai =
560
Nilai Kelulusan
≥ 70 : Lulus
PRAKTIKUM VII
Page 52
MATERI : Intervensi fisioterapi pada persalinan fisiologis dan patologis (normal dan vacum) dengan
senam nifas.
1. Tujuan praktikum
1) Tensimeter
2) Stetoscop
3) Termometer
4) Mideline
5) VAS/VDS
6) Formulir Asuhan Fisioterapi pada post bedah persalinan dan ginekologi
7) Handscoon
8) Masker
3. Cara kerja:
3) Setiap pasang, yang satu menjadi pasien dan yang satu menjadi fisioterapisnya diberi 1
skenario kemudian melakukan senam nifas dari skenario tersebut.
Page 53
4) Fasilitator menilai sekaliyan memberikan penjelasan lagi apabila ada pasangan yang
melakukan kesalahan dalam melakukan senam nifas dari skenario tersebut.
1) Sebelum praktikum dimulai mahasiswa mengambil nomor undian yang digunakan untuk
menentukan pasangannya maupun urutan majunya
2) Setiap satu pasang diberi 1 skenario dengan cara mengambil skenario sendiri sebelum
dipraktekkan
Page 54
1 Mencuci tangan 0 1 2 3 4 3 1 12
2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 Persiapan alat :
a. Mideline 0 1 2 3 2 12
b. VAS 0 1 2 3 2 12
c. Tensimeter 0 1 2 3 2 12
d. Stetoscop 0 1 2 3 2 12
e. Termometer 0 1 2 2 1 4
f. Formulir Asuhan 0 1 2 3 1 6
Fisioterapi
9 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan senam nifas
10 Melakukan gerakan senam 0 1 2 3 4 5 3 3 45
nifas hari 1
11 Melakukan gerakan senam
0 1 2 3 4 5 3 3 45
nifas hari 2
Page 55
12 Melakukan gerakan senam
0 1 2 3 4 5 3 3 45
nifas hari 3
15 Melakukan edukasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45
17 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45
Nilai =
628
Nilai Kelulusan
≥ 70 : Lulus
Page 56
5. Checklist Penilaian Praktikum
2 Menggunakan APD 0 1 2 3 4 2 1 8
(masker/handscoon)
3 Mengucapkan salam,
menyambut pasien, 0 1 2 3 4 2 1 8
memperkenalkan diri dan
berjabat tangan dengan ramah
4 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan, meminta 0 1 2 2 1 4
persetujuan dan kontrak baru
5 Memberikan pertanyaan
kepada pasien dan
memberikan perhatian 0 1 2 3 4 5 3 3 45
terhadap setiap jawaban
pasien
Page 57
6 Merespon terhadap reaksi
pasien dengan tepat dan 0 1 2 2 3 12
komunikasi dengan aktif
7 Sabar, teliti, tidak tergesa-
gesa, percaya diri dan tidak 0 1 2 3 4 5 3 3 45
gugup
II CONTENT
8 Persiapan alat :
a. Mideline 0 1 2 3 2 12
b. VAS 0 1 2 3 2 12
c. Tensimeter 0 1 2 3 2 12
d. Stetoscop 0 1 2 3 2 12
e. Termometer 0 1 2 2 1 4
f. Formulir Asuhan 0 1 2 3 1 6
Fisioterapi
9 Menjelaskan tujuan 0 1 2 3 4 5 2 2 20
pelaksanaan senam nifas
10 Melakukan gerakan senam 0 1 2 3 4 5 3 3 45
nifas hari 1
11 Melakukan gerakan senam
0 1 2 3 4 5 3 3 45
nifas hari 2
15 Melakukan edukasi 0 1 2 3 4 5 3 3 45
17 Benar Prosedurnya 0 1 2 3 4 5 3 3 45
Page 58
16 Bekerja secara sistematis,
0 1 2 3 4 5 2 2 20
efektif dan efisien
Nilai =
628
Nilai Kelulusan
≥ 70 : Lulus
PANDUAN TUGAS
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Page 59
PENYUSUN :
Siti Khotimah, SSt.FT., M.Fis
LEMBAR PENGESAHAN
Page 60
PANDUAN TUGAS
MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
BAGI SEMESTER 4 KELAS REGULER CETAKAN KETIGA
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Fisioterapi Koordinator Modul
Page 61
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji bagi Alloh SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan buku panduan Tugas Modul
Fisioterapi pada Kesehatan Wanita. Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk memberikan
panduan mahasiswa dalam belajar aktif dan mandiri tentang keterampilan-keterampilan spesifik
pada Modul Fisioterapi pada Kesehatan Wanita.
Penyusunan buku ini dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat selaku Ketua STIKES ‟Aisyiyah Yogyakarta.
2. M. Ali Imron, M.Fis selaku Ketua Program Studi S1 Fisioterapi STIKES ‟Aisyiyah
Yogyakarta.
3. Rekan – rekan tim Tugas Modul Fisioterapi pada Kesehatan Wanita atas kerjasama yang baik
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
diperlukan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan penyusunan yang akan
datang.
Penulis
Page 62
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Depan........................................................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................................. ....................... ii
Lembar Pengesahan.................................................................................................................. iii
Daftar Isi................................................................................................................................... iv
A. Deskripsi Tugas...................................................................................................................
B. Prosedur Pelaksanaan.........................................................................................................
C. Sistem Penilaian..................................................................................................................
D. Kriteria Penilaian Tugas......................................................................................................
Page 63
A. Deskripsi Tugas
Tugas dalam modul Fisioterapi pada Kesehatan Wanita ini dilaksanakan dua kali.
Dalam panduan ini mahasiswa akan belajar tentang kasus-kasus Kesehatan Wanita dan
bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada Kesehatan Wanita. Dengan pembelajaran tugas ini
sebagai dasar keilmuan dalam proses belajar mengajar. Maka diharapkan mahasiswa akan dapat
mengikuti perkuliahan selanjutnya dengan mudah dan tepat.
B. Prosedur Pelaksanaan
Pada saat pelaksanaan mahasiswa akan diberikan tugas berupa :
1. Mencari jurnal minimal 5 pada setiap topiknya dan masing masing jurnal tersebut dibuat
kesimpulan atau resume dari masing masing jurnal
a. Jurnal Prenatal Exercise (Senam Hamil)
b. Jurnal Post Natal Exercise (Senam Nifas)
c. Jurnal physical agent pada Kesehatan Wanita
d. Jurnal Fisioterapi post partum patologis
e. Jurnal Fisioterapi pada post laparatomi (Kistectomy/ Myomectomi/
Hysterectomy)
Dari 5 topik tersebut masing masing topik 5 jurnal sehingga jumlah jurnal 25 judul jurnal
lengkap dengan kesimpulannya
2. Membuat makalah dari kasus-kasus Fisioterapi pada Kesehatan Wanita beserta evidence
basednya
Membuat makalah dari salah satu kasus Fisioterapi pada Kesehatan Wanita berikut ini :
a. Fisioterapi pada Pre Natal Fisiologis
b. Fisioterapi pada Pre Natal Patologis dengan LBP atau Varises atau dengan yang
lainnya (Asma,dan lain lain)
c. Fisioterapi pada Post Natal Fisiologis
d. Fisioterapi pada Post Natal Patologis
f. Fisioterapi pada Post Laparatomy (Kistectomy/ Myomectomi/ Hysterectomy)
Page 64
C. Sistem Penilaian
TINGKAT ANGKA MUTU
1 ≥ 80.00 A
2 70.00-79.00 B
3 56.00-69.00 C
4 41.00-55.00 D
5 < 41.00 E
a. Tugas 1
Mencari dan mengumpulkan jurnal lengkap, jurnal dapat dari jurnal Indonesia (bahasa
Indonesia) maupun dari luar yang berbahasa Inggris kemudian :
Page 65
1) di print lalu dari masing masing jurnal yang diperoleh di rangkum/di resume ke
dalam kertas HVS 70 gram. Kemudian dijilid dengan cover sesuai dengan lampiran
dibawah ini.
2) Softcopy dikirim email ke khotim38@yahoo.co.id
Page 66
LAPORAN TUGAS JURNAL
MODUL FISIOTERAPI
KESEHATAN WANITA
Di susun oleh
NAMA :
NIM :
PRODI S1 FISIOTERAPI
Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Page 67
STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2014-2015
Isi tugas jurnal
a. Penulis, tahun terbitnya jurnal, judul jurnal
b. Resume / rangkuman dari judul jurnal tersebut
b. Tugas 2
Page 68
LAPORAN TUGAS MAKALAH
MODUL FISIOTERAPI
KESEHATAN WANITA
Di susun oleh
NAMA :
NIM :
PRODI S1 FISIOTERAPI
STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015-2016
Panduan Praktikum MODUL FISIOTERAPI PADA KESEHATAN WANITA
Page 69
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji bagi Alloh SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan pembuatan makalah ini
adalah sebagai Tugas dari modul Fisioterapi Kesehatan Wanita
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah masih jauh dari sempurna, untuk itu
diperlukan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan.
Yogyakarta, .................2016
Penulis
Page 70
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
TUJUAN MAKALAH
ISI MAKALAH
a. Definisi kasusnya
b. Etiologi kasusnya
c. Tanda dan gejala dari kasusnya
d. Patofisiologi dari kasusnya
e. Assesment Fisioterapi dari kasusnya
f. Problem Fisioterapi dari kasusnya
g. Diagnose Fisioterapi dari kasusnya
h. Intervensi Fisioterapi dari kasusnya
i. Evaluasi Fisioterapi dari kasusnya
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Page 71