Anda di halaman 1dari 38

SEMINAR

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY“I” UMUR 1 HARI, BCB, SMK,


PERSALINAN SPONTAN/ PRESENTASI KEPALA DENGAN
MIKROPENIS DI BPM ROSMIATI, S.ST,. M. Kes
TANGGAL 17 FEBRUARI 2021

OLEH :
Marselina Jemena 1218004
Nurafnika 1218008
Nofita Makehe 1218017
Wa Ode Erni 1218031
Irmawati 1218035
Mastini 1218037
Nadila R. Burahima 1218038.
Maslama 1218039
Madhura 1218040

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
MAHASISWA PKK II STIK GIA MAKASSAR
PROGRAM DIII KEBIDANAN

Makassar, 1 April 2021

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

Rosmiati Ny Sinaga, S.ST., M.Kes Hermayani, S.ST,. M.Keb

Menyetujui,
Ketua Jurusan DII Kebidanan
Stik Gia Makassar

Herlianty, S.ST,. SKM,. M.Kes


NIDN : 0926018601

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT tuhan semesta
alam. Berkat Taufik dan Rahmat-Nya lah sehingga kami diberikan Nikmat kesehatan
sehingga bisa menyusun askeb seminar ini. Shalawat serta salam tak lupa kami hanturkan
kepada junjungan Nabi yullah Muhammad SAW, dialah Nabi sang pembawa kecerahan
dalam kehidupan umat-Nya.

Askeb ini berisikan tentang “Asuhan Kebidanan Pada Bayi NY”I” Umur 1
Hari, BCB, SMK, Persalinan Spontan/Presentasi Kepala Dengan MIKROPENIS Di
BPM Rosmiati Tanggal 16-17 Februari 2021”. Kami menyadari askeb yang dibuat ini
tidaklah sempurna. Oleh karena itu, apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun
terhadap askeb ini, kami sangat berterima kasih.

Demikian makalah ini kami susun, semoga dapat berguna untuk kita semua. Amin.

Makassar, Februari 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
C. Manfaat ............................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 4
A. Pengertian Mikropenis ..................................................................................... 4
B. Etiologi Mikropenis ......................................................................................... 4
C. Patofisiologi Mikropenis .................................................................................. 5
D. Prognosis Mikropenis ..................................................................................... 5
E. penatalaksanaan Mikropenis ............................................................................ 6
F. Komplikasi Mikropenis.................................................................................... 7
BAB III TINJAUAN KASUS ...................................................................................... 9
A. Standar I. Identifikasi Data Dasar .................................................................... 9
B. Standar II. Identifikasi Diagnosa...................................................................... 16
C. Standar III. Intervensi....................................................................................... 19
D. Standar IV. Implementasi ................................................................................ 21
E. Standar V. Evaluasi .......................................................................................... 24
F. Pendokumetasian Hasil Asuhan Kebidanan .................................................... 25
G. Catatan Perkembangan ..................................................................................... 29
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................... 32
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 32
B. Saran ................................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
1. ANC : Antenatal Care
2. ASI : Air Susu Ibu
3. BAB : Buang Air Besar
4. BAK : Buang Air Kecil
5. BB : Berat Badan
6. BBL : Bayi Baru Lahir
7. DJJ : Denyut Jantung Janin
8. DM : Diabetes Militus
9. Hb : Hemoglobin
10. HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
11. HPL : Hari Perkiraan Lahir
12. IMD : Inisiasi Menyusu Dini
13. KB : Keluarga Berencana
14. KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
15. KN : Kunjungan Neonatus
16. LiLA : Lingkar Lengan Atas
17. TB : Tinggi Badan
18. TBJ : Tafsiran Berat Janin
19. TD : Tekanan Darah
20. TFU : Tinggi Fundus Uteri
21. TM : Trimester
22. Td : Tetanus difteri
23. TTV : Tanda-Tanda Vital
24. TBC : Tuber culosis
25. LP :lingkaran kepala
26. LD :Lingkarang dada
27. JK :Jenis kelamin
28. LK :Lingkarang kepala
29. SPT :Spontan
30. UK :Umur kehamilan
31. DJB :Denyut jantung bayi
32. PBK :Persentasi bayi kepala
33. SMK :Sesuai massa kehamilan
34. KMK : Kecil masa kehamilan
35. BKB :Bayi kurang bulan
36. BCB :Bayi cukup bilan
37. BLB :Bayi lebih bulan

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Dikatakan fenomena penis anak yang sangat kecil. Ukuran penis anak
yang dapat mengalami mikropenistak lebih besar dari ibu jari. Umumnya panjang penis
pada anak yang baru lahir umumnya mencapai 3-4cm. sedangkan pada umur satu tahun
rata-rata panjang penis anak mencapai 3-5cm jika ukuran kurang dari ukuran normal
bisa jadi anak mengalami micropenis.

Saat ini, perbedaan ukuran organ vital pria di dunia masih menjadi topik dalam
berbagai diskusi. Berbagai pendapat menyebutkan bahwa ukuran alat vital pria
dipengaruhi oleh jenis ras. Mitos mengatakan bahwa para lelaki dari ras arab dianggap
memiliki ukuran penis yang relative lebih besar. Data tahun 2011menunjukan ukuran
rata-rata penis pria Ind1onesia masuk dalam ukuran terkecil yaitu 9,6 cm. ukuran ini
sama dengan korea. Sedangkan ukuran rata-rata penis pria arab Saudi adalah 12,4cm.
berdasarkan penelitian Universitas Ulster tahun 2013 terhadap 116 negara untuk
mengetahui ukuran alat kelamin pria, Afrika memiliki penis paling besar dan yang
terkecil adalah penis lelaki Asia. Rata-rata panjang penis pria dewasa disudan adalah
16,47 sentimeter ketika ereksi dan rata-rata panjang penis priadewasa asia ketika ereksi
adalah 12cm(Mohamed,2011)

Panjang penis pada anak-anak cukup bervariasi berdasarkan dengan usianya.


Namun , ukuran penis yang kurang dari normal akan menjadi masalah bagi orang tua
dan juga masalah psikososial pada anak, karena funsi penis adalah untuk menunjukan
identitas jenis kelamin,membantu posisi berkemih yang normal, serta untuk fungsi
seksual (Indrawan 2010)
Mikropensi adalah bagian dari kelompok kondisi yang lebih luas yang dikenal
sebagai incons picuous penis. Namun, secara fundamental berbeda dengan diagnosis

1
lain dalam mkelompok ini, seperti penis bersepalut dan npensi yang tekubur, karena
masalhnya adalah ukuran penis itu sendiri tidak dengan kulit disekitarnya dan
diatasnya. Kondisi ini biasanya akibat cacat pada sumbu hipotalamus-hipofisis-gonad,
walaupun penyebab iatroginik jarak diketahui. Manajemen berkisar pada testoteron
(pemberian langsung atau mendorong tubuh pasien untuk membuatnya sendiri), dan
hasil jangka panjang berkenaan dengan peningkatan panjang penis sangat
menjanjikan. Pembedahan rekonstruksif didasarkan pada penggunaan lipatan bebas
vascular, vascular dan dicadangkan untuk pasien yangb gagal merespon pengobatan
hormonal. Meskipun data jangka panjang yang subtansial kurang, pasien dewasa
dengan mikropenis tampaknya melaporkan ketidak puasan pada penampilan penis,
namun sebagian besar tampaknya memiliki fungsi seksual yang memadai.
Evaluasi genetalia ekternal merupakan bagian penting dari pemeriksaan fisik
anak yang baru lahir. Penis ukuran yang “tidak memadai” pada bayi laki-laki yang
baru lahir memberi peringatan kepada dokter dalam kasus kelainan yang berpotensi
mengancam jiwa dan dapat menyebabkan kecemasan orang tua. Kehadiran nilai
standar terkait usia untuk ukuran penis dapat membantu diagnosis dini dan pengobatan
penyakit potensial.
Mikropenis merupakan diagnosis medis yang tergantung metode pengukuran.
Mikropensi dapat merupksn kondisi tersendiri atau bagian dari sindrom atau kondisi
lain yang lebih kompleks. Penilaian endokrinologis dapat membantu menentukan
pemyebab mikropenis. Diagnosis awal penting untuk pilihan terapi.

B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum : Mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian pada bayi baru lahir dengan mikropenis.
b. Dapat menentukan diagnosa kebidanan pada bayi baru lahir.

2
c. Dapat melakukan intervensi secara tepat pada bayi baru lahir.
d. Dapat mengimplementasikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
mikropenis.
e. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan mikropenis.
f. Dapat mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan bayi baru lahir dalam bentuk
SOAP.
D. Manfaat
1. Bagi orang tua anak : para orang tua yang mengetahui bahwa anaknya memiliki
kelainan mikropenis, dapat langsung melakukan tindakan atau berkonsultasi
kepada dokter spesialis anak.
2. Bagi Mahasiswa : penulisan ini diharapkan dapat menambah referensi buku
bacaan sebagai bahan kepustakaan dan membagi sumber informasi mengenai
angka kejadian dan karakteristik mikropenis
3. Bagi Institusi Pendidikan : sebagai masukan dan informasi untuk peserta didik
dimasa mendatang dan menambah bahan kepustakaan mengenai angka kejadian
dan karakteristik mikropenis.
E. Waktu Pengkajian
Pengambilan Data dan Pengkajian Asuhan Kebidanan Pada bayi Ny”I” hari
pertama dengan Mikropenis dilakukan pada tanggal 16-17 Februari 2021
F. Tempat Pengkajian
Pengambilan Data dan Pengkajian Asuhan Kebidanan Pada bayi Ny”I” hari
pertama dengan Mikropenis dilakukan di BPM Rosmiati.

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
MIKROPENIS
1. Definisi
Mikro penis adalah kecilnya ukuran penis seseorang. Pada kondisiereksi di
bawah 7 cm sudah dikategorikan mikropenis (normalnya rata-rata12,5 cm). Mikropenis
dapat terjadi akibat dari kurangnya kadar hormon seks pria atau testoteron saat
trimester kedua dan ketiga masa kehamilan. Atau bisa disebabkan karena ketidak-
mampuan dalam merespon hormon testoteronsecara normal.Seorang pria dikatakan
memiliki mikropenis apabila panjang penisnya kurang dari 2,5 standar deviasi rata-rata
ukuran penis pria normal pada usia tertentu.Acuan ukuran yang dapat dipakai adalah
apabila ukuran penis kurang dari 2 cm saat kelahiran, 2,5 cm saat berusia satu tahun, 4
cm pada masa pubertas, dan 10 cm di akhir masa pubertas atau saat dewasa. (NANDA.
2015)
Selain itu dikatakan fenomena penis anak yang sangat kecil. Ukuran penis anak
yang mengalami mikropneis tak lebih besar dari ibu jari.Umumnya, panjang penis pada
anak yang baru lahir mencapai 3-4 cm.Sedangkan pada umur 1 tahun, rata-rata panjang
penis anak mencapai 3-5 cm.Jika ukuran kurang dari ukuran normal bisa jadi anak
mengalami mikropenis. (NANDA. 2015)

2. Etiologi
Mikropenis sejati adalah akibat kelainan hormonal yang terjadi setelah 12
minggu masa kehamilan . penyebab kondisi ini dapat dibagi menjadi 3 kelompok
besar:hipogonanaldotropik hipogonadisme (hipofisi /kegagalan hipotalamus ),
hipogonadisme hipogonodotropik (kegagalan testisprimer), dan idiopatik . ini
merupakan etiologi mikropenis yang paling umum. (Gloria, Dkk. 2016)
1. Kelainan SSP (Sistem saraf pusat)
Hipogonadotropik hipogonadisme, hipergonatropik
hipogonadisme,gangguan hipofise, anesefal, midline defect, sindrom Kalman,

4
sindromPrader Willi, defisiendi GH, sindrom Rotnow dan sindrom lain.
(Gloria, Dkk. 2016)
2. .Kelainan gonad
Hipogonadisme adalah suatu kondisi ketika hormon seksual
yang dihasilkan oleh kelenjar seksual (pada pria disebut testis dan pada wanita
disebut ovarium) berada di bawah jumlah normal. (Gloria, Dkk. 2016)
3. Disgenesis gonad, sindrom Klinefelter, sindrom insensitivitas parsial,sindrom
Bjoreson
4. Idiopatik
3. Patofisiologi
Penyebab pasti dari mikropenis belum diketahui secara pasti. Namun ada
beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain makanan yang dikonsumsi ibu ketika
mengandung anak. Makanan yang mengandung hormon estrogen(zat penggemuk pada
hewan ternak) dapat memicu terjadinya mikropenis.selain itu mikropenis dapat
disebabkan karena faktor hormonals ejak seorang anak masih dikandung, salah satunya
adalah kekurangan hormon androgen pada kehamilan dini. (Akura, Dkk 2015)
Mikropenis juga dapat diakibatkan oleh zat kimia yang disebut endocrine
disrupter chemicals (EDC) yang dapat mengganggu ataumengubah fungsi endokrin
sehingga terjadi penghambatan kerja androgen,terutama menggangu substansi yang
bertanggung jawab dalam pembentukanorgan seksual dan perkembangan karakteristik
sekunder laki-laki. (Akura, Dkk 2015)
Salah satu contoh EDC adalah zat yang terdapat dalam pestisida kimia
sepertidiklorodifenil-trikloroetan (DDT). Zat pengganggu tersebut dapat
bereaksidengan estrogen atau reseptorandrogen serta sebagai senyawa antagonis
yangmelawan hormon endrogen. (Akura, Dkk 2015)
4. Prognosis
Prognosis micropenis tergantung pada etiologi yang mendasari, dan pada umumnya
baik jika disebabkan oleh defisiensi hormon testosteron dan gonadotropin. Komplikasi

5
micropenis yang umum berkaitan dengan gangguan miksi pada posisi berdiri. (Gloria,
Dkk. 2016)
Selain itu, pasien dengan micropenis juga sering mengalami masalah psikologis
akibat rasa cemas dan khawatir akan tampilan fisik, identitas, dan jenis kelaminnya.
Komplikasi lainnya adalah terkait efek samping terapi hormon. (Gloria, Dkk. 2016)

5. Penatalaksanaan
A. Terapi Farmakologi
1. Testosterone enanthate
25-50 mg im setiap 3 mgg,4 kali dengan memperhatikan respon yang didapat
sampai tercapainya target ukuran penisnormal. Waktu yang tepat untuk terapi ini pada
masa bayi dan pre pubertas.Pemberian terapi hormonal ini harus hati-hati karena bila
dosisnya berlebihdapat terjadi pubertas prekok

2. Terapi dari penyakit primer, bila merupakan bagian dari kelainan sistemik,
penyakit atau sindrom tertentu. (Nerli, Dkk 2013)

Pengobatan mikropenis tergantung pada penyebabnya. Tidak semua penis


yang berukuran kecil terindikasi terapi hormonal. Untuk itu diperlukan berkonsultasi
dengan dokterspesialis endrokrinologi anak, terutama pada kasus mikropenis yang
kompleks, pada masa anak pengobatan mikropenis sederhana dengan memberikan
hormone testoteron, pemberian hormone ini menyebabkan pertumbuhan penis
sehingga dapat mencapai pertumbuhan normal pada masa remaja. Pemberian
hormone testoteron secara berlebihan. (Nerli, Dkk 2013)
B. Pengobatan
Untuk pengobatan mikropenis, dapat ditempuh terapi hormone sejak dini,
bahkan sejak bayi menggunakan intramuskular testoteron atau geldihidro testoteron
topikal. Terapi yang dilakukan sebaiknya sebelum masa pubertas atau sebelum berusia
14 tahun. Terapi diberikan 4 kali setiap 3-4minggu dengan total sebanyak 4 suntikan.

6
Terapi ini memiliki beberapa efeksamping seperi seringnya terjadi ereksi, memacu
penutupan lempeng tulang, dan memacu pubertasapabila terapi diberikan secara
berlebihan. (Nerli, Dkk 2013)
Apabila terapi hormon tidak berhasil dilakukan, pengobatan yangdapat
ditempuh adalah bedahorchiopexy. Bedah ini dapat dilakukan
denganmempertimbangkan faktor fisiologis, teknis, dan risiko apabila operasidiadakan
terlalu dini. Secara fisiologis, waktu yang tempat untuk melakukan operasi ini adalah
saat kelahiran hingga usia 6 bulan.Usia 6-12 bulan, bayimulai memiliki kesadaran diri
dan kewaspadaan akan dipisahkan denganibunya.Kewaspadaan ini akan meningkat
pada usia 1-3 tahun sehinggaapabila anak pada usia tersebut dioperasi maka harus
didampinginibunya. Pada usia 3-6 tahun, akan lebih mudah untuk melakukan
operasinamun di atas usia 6 tahun, mereka mulai cemas dengan operasi kelamin yang
akan dijalani.Secara teknis orchiopexy dapat dilakukan oleh ahli pediatric dengan
bantuan bius yang baik. (Nerli, Dkk 2013)

6. Komplikasi
Micropenis dapat berdampak buruk pada psikologi pasien. Hal ini sering
disebabkan oleh kekhawatiran terhadap beberapa hal, seperti identitas jenis kelamin,
tidak dapat miksi pada posisi normal (berdiri), tampilan fisik akibat ukuran penis yang
kecil, dan performa seksual. Infertilitas mungkin dapat terjadi. (Moorhead, Dkk.2016)
Komplikasi lain disebabkan oleh etiologi yang mendasari. Pada kasus sindrom
Kallman, dapat saja ditemukan osteoporosis, gangguan pendengaran, dan anosmia.
Pada sindrom Klinefelter, dapat terjadi infertilitas, gynecomastia, kesulitan membaca,
dan koordinasi yang buruk. (Moorhead, Dkk.2016)
Pada sindrom Noonan dapat terjadi malformasi skeletal, gangguan perdarahan,
dan stenosis pulmonal. Pada hipopituitarisme, dapat terjadi gangguan pertumbuhan.
Komplikasi micropenis lainnya adalah komplikasi terkait pemberian terapi hormon
testosteron yang dapat menyebabkan percepatan laju pertumbuhan dan penutupan
tulang. (Moorhead, Dkk.2016)

7
Beberapa komplikasi juga dapat terjadi setelah prosedur pembedahan
micropenis. Pada prosedur pemanjangan penis (penile-lengthening), komplikasi yang
dapat ditimbulkan berupa pemendekan kembali panjang penis, instabilitas penis, dan
terjadi penurunan derajat elevasi penis pada saat ereksi, meskipun jarang terjadi.
(Moorhead, Dkk.2016)
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat augmentasi penis dan
phalloplasty, antara lain hematoma, nyeri, infeksi, nekrosis kulot, trombosis
vena/arteri, kontraktur, stenosis meatal dengan atau tanpa fistula, striktur, hingga
kehilangan penis. Oleh karena banyaknya dampak negatif terkait micropenis, maka
diperlukan evaluasi, tata laksana, dan konseling yang tepat. (Moorhead, Dkk.2016)

8
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “I” UMUR 1 HARI , BCB, SMK,
PERSALINAN SPONTAN/PRESENTASE KEPALA DENGAN
MIKROPENIS DI BPM ROSMIATI
TANGGAL 17 FEBRUARI 2021

No. Register : 1076 /II/21

Tanggal Lahir : 16 Februari 2021, pukul 19.45 wita

Tanggal Pengkajian : 17 Februari 2021, Pukul 06.00 wita

Nama pengkaji : Nurafnika

STANDAR I. INDENTIFIKASI DATA DASAR

1. Identifikasi bayi

Nama : Bayi Ny “I”

Umur : 1 hari

Tanggal lahir : 16 Februari 2021

Jenis Kelamin : ♂ Laki-laki

2. Identifikasi Orang Tua

Nama : Ny. “I” / Tn. “A”

Umur : 35 thn / 39 thn

Nikah / lamanya : 1x / ± 15 thn

Suku : Makassar/Makassar

Agama : Islam/Islam

Pendidikan : SMP/SMP

9
Pekerjaan : IRT / swasta

Alamat : Jl. Capoa, kel. panampu

3. Data Biologis / Fisiologi

a. Riwayat kelahiran

Keadaan bayi setelah lahir baik, lahir secara spontan, segera menangis warna

kulit kemerahan gerakan aktif, dengan apgar score 8/10

b. Riwayat Prenatal

1. Umur kehamilan : 39 minggu 2 hari

2. GV PIV A0

3. HPHT 18-05-2020

4. HTP 24-02-2021

Pemeriksaan ANC sebanyak 1 kali pada

1. TD 4 : 9-02-2021

2. Riwayat Neonatal

a. Keadaan umum bayi baik lahir tanggal 16 Februari 2021,pukul 19.45wita

b. BBL : 3400 cm

c. PB : 49 cm

d. Bayi lahir tidak segera menangis , gerakan aktif, tonus otot baik, kaki dan

tangan hangat

e. A/S : 8/10

f. Penolong persalinan adalah bidan

g. Bayi sudah IMD dari jam 19.55 wita – jam 20.55 wita

10
h. Kemampuan menghisap (reflek sucking) dan menelan (reflek swallowing)

baik

i. Bayi belum BAB dan BAK

j. Tempat persalinan BPM Rosmiati

Kala I

Ibu masuk klinik tanggal 16 Februari 2021 jam 12.00 wita dengan keluhan sakit perut

tembus ke belakang mulai jam 05.00 wita dengan pembukaan lengkap jam 18.47,

ketuban (+), kala 1 berlangsung ± 6 jam dari datangnya ibu sampai pembukaan lengkap

Kala II

Pembukaan lengkap 10 cm jam 18.47 wita, partus aterm bayi lahir spontan segera

menangis jam 19.45 wita, lamanya kala II ± 58 menit.

APGAR SCORE : 8 / 10

Kala III

a. Plasenta lahir pukul 19.55 wita, berlangsung 10 menit

b. Plasenta lahir lengkap

c. Perdarahan ± 150 cc

d. Tidak ada komplikasi

Kala IV

Berlangsung normal dari jam 19.55 wita sampai 21.55 wita

3. Riwayat kesehatan lalu


a. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular seperti, hepatitis, TBC,

HIV / AIDS

11
b. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti : hipertensi, asma,

DM, jantung

c. Ibu tidak pernah alergi terhadap obat-obatan, makanan, minuman dan jamu

d. Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama kehamilan

4. Riwayat psikologi, sosial, ekonomi dan spiritual orang tua

a. Ibu dan suami serta keluarganya bahagia dengan kelahirannya

b. Pengambil keputusan adalah suami

c. Biaya persalinan ditanggung mandiri

d. Hubungan ibu dan tetangganya baik

e. Ibu dan keluarga berdoa kepada Tuhan agar ibu dan bayinya berada dalam

keaadan sehat

5. Riwayat pemenuhan kebutuhan

a. Nutrisi / cairan

1) Bayi sudah IMD (ASI Colostrum)

2) Reflek menghisap baik

b. Eliminasi

1) Bayi belum BAK dan BAB

c. Istirahat

1) Bayi sudah tidur

d. Personal hygiene

1) Genetalia dan anus sudah di bersihkan

12
2) Bayi sudah di mandikan

e. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum bayi baik ditandai dengan

TTV : DJB : 144 x / menit

P : 44 x / menit

S : 36,8ºC

2) Pengukuran antropometri

BB : 3400 (N : 2500 – 4000 gram)

PB : 49 cm (N : 48 – 52 cm)

JK : ♂ laki-laki

LK : 34 cm (N : 33 – 35 cm)

LD : 30 cm ( N : 30 – 38 cm)

LP : 32cm (N : 32 – 38 cm)

d. Pemeriksaan head to toe

1) Kepala

Inspeksi : rambut tipis, lurus, warna rambut hitam

Palpasi : tidak ada sutura, moulase, caput supcadeneum, cepalhematome dan

hidrocefalus

2) Wajah

Inspeksi : Kulit kemerahan, tidak pucat, tidak ada oldface dan moonface

Palpasi : tidak ada oedema

3) Mata

13
Inspeksi :Simetris kiri dan kanan, sclera putih, tidak eksoftalmus dan

enoftalmus dan tidak strabismus atau juling

4) Telinga

Inspeksi : jumlah telinga 2, simetris kiri dan kanan, bersih dan tidak serumen

Palpasi : daun telinga di lipat dan segera kembali

5) Hidung

Inspeksi : bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada epistaksis,

tidak ada pengeluaran darah atau lender

Palpasi : tidak ada fraktur

6) Mulut

Inspeksi : bibir lembab dan tidak pucat, warna bibir merah muda ,lidah bersih,

tidak ada kelainan seperti labiokisis, palatokisis, labiapalatokisis,

tidak ada bercak putih pada gusi, reflek menghisap baik, tidak ada

trismus, pada lidah tidak ditemukan makroglosia dan glosoptosis

7) Leher

Inspeksi : Simetris, tidak ada pembengkakan / benjolan, tidak ada pembesaran

kelenjar getah bening

8) Klavikula dan lengan

Inspeksi : gerakan baik dan kuat

Palpasi : tidak ada fraktur klavikula

9) Dada

14
Inspeksi : Putting susu terbentuk, tidak ada kesulitan bernafas, gerakan ada

seirama dengan nafas bayi, payudara bayi simetris, frekuensi DJB

: 144x/menit

10) Abdomen

Inspeksi : abdomen bayi tidak cekung, tidak kembung, tidak ada benjolan

pada tali pusat, tidak ada pendarahan tali pusat.

11) Genetalia

Inspeksi : testis sudah turun ke dalam skrotum, Mikropenis (+) 1 cm

12) Anus

Inspeksi : Lubang anus (+), tidak ada kelainan seperti atresia ani dan

megakolon

13) Ekstremitas atas

Inspeksi : jari – jari lengkap, kuku melewati ujung jari, simetris kiri dan

kanan, warna kuku merah muda

14) Eksetremitas bawah

Inspeksi : Jari – jari lengkap, kuku melewati ujung jari, simetris kiri dan

kanan, warna kuku merah muda

15) Refleks

Refleks Moro : (+)

Refleks Sucking : (+)

Refleks Rooting : (+)

Refleks Babysky : (+)

15
Refleks Swallowing : (+)

Refleks Graps : (+)

STANDAR II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA

Diagnosa : Bayi umur 1 hari, BCB, SMK, SPT/PBK, Mikropenis

1. Bayi umur 1 hari

DS : Ibu mengatakan bayi nya lahir tanggal 16 Februari 2021

DO : bayi lahir jam 19.45 dengan BB 3400 gram

Tanggal pengkajian : 17 Februari 2021, jam 06.00

Analisa dan interpretasi data

Bayi umur 1 hari di hitung dari tanggal 16 Februari 2021 jam 19.45 wita sampai

tanggal pengkajian 17 Februari 2021 jam 06.00 wita

2. BCB

DS : HPHT 18– 05 - 2020

: Ibu mengatakan bayi lahir tanggal 16 – 02 – 2021, jam 19:45 wita di BPM

Rosmiati

DO : HTP 25– 02 – 2021

: Bayi lahir cukup bulan

: Bayi lahir segera menangis

: Bayi lahir dengan : BB : 3400 gram

PB : 49 cm

16
JK : ♂ laki-laki

LK : 34 cm

LD : 30 cm

LP : 32cm

DJB : 144 x / menit

Analisa dan interpretasi data

Dari HPHT 18 – 05 – 2020 sampai bayi lahir tanggal 16 – 02 – 2021, maka umur

kehamilan 39 minggu 2 hari menandakan bayi cukup bulan dengan berat badan : 3400

gram, PB : 49 cm, bayi lahir di katakan cukup bulan apabila usia kehamilan mencapai

37 – 42 minggu ( Hutari Puji, 2016)

3. SMK

DS : ibu mengatakan usia kehamilannya ± 9 bulan

DO : Usia kehamilan 37 – 42 minggu

: BB : 3400 gram

: PB : 49 cm

: JK : ♂ laki-laki

: LK : 34 cm

: LD : 30 cm

: LP : 32cm

: Kulit kemerahan

: Gerakan normal dan aktif

: Bayi menangis kuat

17
: A / S : 8 / 10

Analisa dan Interpretasi data

Dari HPHT tanggal 18 – 05 – 2020 sampai bayi lahir tanggal 16 – 02 – 2021 gestasi

39 mingggu 2 hari, menandakan ibu melahirkan sesuai masa kehamilan (Hutari Puji,

2015).

4. SPT/PBK

DS : Bayi lahir tanggal 16-02-2021, jam 19.45 wita di tolong oleh bidan

DO : Bayi lahir segera menangis dan A/S : 8/10 dengan presentasi belakang kepala

Analisa dan Interpretasi data

1. Bayi lahir dikatakan normal apabila bayi cukup bulan dan lahir dengan

presentasi belakang kepala (Mika Oktarina, 2015).

2. Bayi lahir normal ditandai dengan bayi segera menangis, bernapas spontan dan

teratur ( Legawati, 2018).

5. Mikropenis
DO : Ukuran penis bayi baru lahir 1 cm

Analisa dan Interpretasi data


Bayi dikatakan mengalami mikropenis apabila Ukuran penis anak yang mengalami
mikropneis tak lebih besar dari ibu jari.Umumnya, panjang penis pada anak yang
baru lahir mencapai 3-4 cm. (Internasional, NANDA. 2015).

18
STANDAR III. INTERVENSI

Diagnosa : Bayi baru lahir umur 1 hari, BCB, SMK, SPT/PBK, Mikropenis

Tujuan : Bayi dapat beradaptasi dari lingkungan intrauterir ke ekstrauteri

Kriteria : TTV : S : 36,5 – 37,5 ºC

P : 40 – 60 x / menit

DJB : 120 – 160 x / menit

Apgar 8

Pemenuhan nutrisi terpenuhi

: Tidak terjadi infeksi pada tali pusat dengan tanda Kemerahan, bengkak,

panas, bernanah

INTERVENSI

Tanggal 17-02-2021

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

Rasional : Meminimalisir kontak langsung dengan mikroorganisme

2. Lakukan pengukuran antropometri

3. Pertahankan suhu bayi tetap hangat

Rasional : agar bayi tidak hipotermi

4. Observasi TTV

Rasional : untuk mengetahui keadaan umum bayi

5. Berikan konseling pada ibu untuk perawatan bayi sehari-hari

19
a. Memandikan bayi

Rasional : agar bayi merasa segar dan terbebas dari kuman

b. Perawatan tali pusat

Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi

c. Mengganti popok setiap kali basah

Rasional : untuk mencegah terjadinya hipotermi dan iritasi

6. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan hanya memberi ASI

ekslusif sampai 6 bulan

Rasional : agar kebutuhan bayi terpenuhi karena ASI mengandung zat anti body

yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit

7. Aanjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin tanpa di jadwalkan

(ondemen) dan hanya memberi ASI ekslusif sampai 6 bulan.

Rasional : Agar nutrisi bayi dapat tercukupi, dan meningkatkan kekebalan tubuh

anak

8. Ajarkan pada ibu teknik menyusui yang baik dan benar

Rasional : agar putting susu ibu tidak lecet, dan bayi tidak menjadi kembung dan

gumoh

9. Beri penjelasan pada ibu tentang gizi pada ibu menyusui

Rasional : agar kebutuhan ibu terpenuhi dengan memperbanyak konsumsi buah-

buahan, sayur dan kacang-kacangan untuk memperbanyak ASI ibu,

20
10. Jelaskan tanda bahaya pada bayi bayi seperti bayi tidak bisa menyusui, kejang ,tidak

sadar, pernapasan terlalu lambat, pernapasan terlalu cepat, merintih, kulit bayi

berwarna biru

Rasional : agar ibu dapat mengetahui tanda bahaya pada bayi dan dapat segera

meminta pertolongan pada bidan / petugas kesehatan

11. Jelaskan pada ibu tentang 5 imunisasi dasar pada bayi

Rasional : agar bayi terhindar dari kuman saat kontak kulit dengan kulit yang lain

serta kekebalan tubuh bayi selalu terjaga.

12. Menyampaikan kepada orang tua bayi jika bayinya mengalami Mikropenis

Rasional : agar orang tua bayi mengetahui kelainan pada bayinya

STANDAR IV. IMPLEMENTASI

Tanggal 17-02-2021, jam 06.00 wita

1. 06.00 wita . Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

Hasil : sudah dilakukan cuci tangan

2. 06.03 wita . Melakukan pengukuran antropometri

a. Berat badan

Hasil : berat badan bayi 3400 gram

b. Panjang badan

Hasil : panjang badan bayi 49 cm

c. Lingkar kepala

21
Hasil : 34 cm

d. Lingkar dada

Hasil : 30 cm

e. Lingkar perut

Hasil : 32 cm

f. Ukuran penis

Hasil : 1 Cm

3. 06.22 wita. Mempertahankan suhu bayi tetap hangat dengan cara selimuti dan

keringkan

4. 06.30 wita . Mengobservasi TTV : DJB : 144 x / menit

P : 44 x / menit

S : 36.8 ºC

5. 06.35 wita . Memberikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi

a. Memandikan bayi

Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya

b. Perawatan tali pusat

Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya

c. Mengganti loyor tiap kali basah

Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya

6. 06.45 wita, Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan hanya

memberi ASI ekslusif sampai 6 bulan

Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya

22
7. 06.50 wita . Menganjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

tanpa di jadwalkan (ondemen) dan hanya memberi ASI ekslusif sampai 6 bulan.

Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya

8. 06.55 wita . Mengajarkan pada ibu teknik menyusui

Hasil : Ibu menyusui bayinya

9. 07.00 wita . Memberi penjelasan pada ibu tentang gizi pada ibu menyusui seperti

mengkonsumsi kacang-kacangan, sayur, buah, ikan, daging

Hasil : Ibu mengerti dan mau mau melakukannya

10. 07.15 wita. Jelaskan tanda bahaya pada bayi seperti bayi tidak bisa menyusui,

kejang ,tidak sadar, pernapasan terlalu lambat, pernapasan terlalu cepat, merintih,

kulit bayi berwarna biru

Ibu mengerti

11. 07.30 wita . Menjelaskan pada ibu tentang 5 imunisasi dasar pada bayi.

a. Hb0 pada usia 0-7 hari

b. BCG pada usia 1 bulan

c. POLIO pada usia 2 bulan

d. DPT pada usia 3 bulan

e. CAMPAK pada usia 9 bulan

Hasil : ibu bersedia untuk mengimunisasi bayinya

12. 07.35 Wita. Menyampaikan kepada orang tua bayi jika bayinya mengalami
Mikropenis.

23
panjang penis pada anak yang baru lahir mencapai 3-4 cm, ada beberapa faktor yang
berpengaruh, antara lain makanan yang dikonsumsi ibu ketika mengandung anak.
Makanan yang mengandung hormon estrogen(zat penggemuk pada hewan ternak)
dapat memicu terjadinya mikropenis.selain itu mikropenis dapat disebabkan karena
faktor hormonals ejak seorang anak masih dikandung, salah satunya adalah kekurangan
hormon androgen pada kehamilan dini.
Rasional : agar orang tua bayi mengerti dengan penjelasan yang berikan dan ikhlas

menerima keadaan bayinya.

STANDAR V . EVALUASI

Tanggal 17 Februari 2021, jam 07.40 wita

1. Bayi dapat beradaptasi dari lingkungan intrauterin ke ekstrauterin di tandai dengan:

TTV : DJB : 144 x / menit

P : 44 x / menit

S : 36.8 ºC

2. Pengukuran antropometri dalam kondisi normal ditandai dengan :

BB : 3400 gram

PB : 49 cm

LK : 34 cm

LD : 30 cm

LP : 32 cm

UK penis : 1 cm

3. Tali pusat dalam kondisi normal

24
4. Tidak ada infeksi tali pusat yang ditandai dengan kemerahan dan pembengkakan

5. Bayi kuat menyusui

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “I”

TANGGAL 17 FEBRUARI 2021

Data Subjektif (S)

1. Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 17 Februari 2021, jam 19.45 wita

2. Ibu mengatakan bayinya lahir cukup bulan

3. Ibu mengatakan ini kehamilan yang kelima

Data Objektif (O)

1. Keadaan umum bayi baik

2. HTP 25-02-2021

3. Tanggal lahir 16-02-2021

4. BB : 3400 gram

PB : 49 cm

LK : 34 cm

LD : 30 cm

LP : 32cm

Uk penis : 1 cm

JK : ♂ Laki-laki

A/S : 8/10

25
4. TTV : DJB : 144 x / menit

P : 44 x / menit

S : 36.5 ºC

Analisa (A)

Diagnosa : Bayi Ny “I” usia 1 hari, BCB, SMK, SPT/PBK, Mikropenis.

Penatalaksanaan (P)

Tanggal 23 November 2020, jam 06.00 wita

1. 06.00 wita . Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

Hasil : sudah dilakukan cuci tangan

2. 06.03 wita . Melakukan pengukuran antropometri

a. Berat badan

Hasil : berat badan bayi 3400 gram

b. Panjang badan

Hasil : panjang badan bayi 49 cm

c. Lingkar kepala

Hasil : 34 cm

d. Lingkar dada

Hasil : 30 cm

e. Lingkar perut

Hasil : 32 cm

26
f. Ukuran penis

Hasil : 1 cm

3. 06.22 wita. Mempertahankan suhu bayi tetap hangat dengan cara selimuti dan

keringkan

4. 06.30 wita . Mengobservasi TTV : DJB : 144 x / menit

P : 44 x / menit

S : 36.8 ºC

5. 06.35 wita . Memberikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi

d. Memandikan bayi

Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya

e. Perawatan tali pusat

Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya

f. Mengganti loyor tiap kali basah

Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya

6. 06.45 wita, Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan hanya

memberi ASI ekslusif sampai 6 bulan

Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya

7. 06.50 wita . Menganjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

tanpa di jadwalkan (ondemen) dan hanya memberi ASI ekslusif sampai 6 bulan.

Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya

8. 06.55 wita . Mengajarkan pada ibu teknik menyusui

Hasil : Ibu menyusui bayinya

27
9. 07.00 wita . Memberi penjelasan pada ibu tentang gizi pada ibu menyusui seperti

mengkonsumsi kacang-kacangan, sayur, buah, ikan, daging

Hasil : Ibu mengerti dan mau mau melakukannya

10. 07.15 wita. Jelaskan tanda bahaya pada bayi seperti bayi tidak bisa menyusui,

kejang ,tidak sadar, pernapasan terlalu lambat, pernapasan terlalu cepat, merintih,

kulit bayi berwarna biru

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

11. 07.30 wita . Menjelaskan pada ibu tentang 5 imunisasi dasar pada bayi.

a) Hb0 pada usia 0-7 hari

b) BCG pada usia 1 bulan

c) POLIO pada usia 2 bulan

d) DPT pada usia 3 bulan

e) CAMPAK pada usia 9 bulan

Hasil : ibu bersedia untuk mengimunisasi bayinya

12. 07.35 Wita. Menyampaikan kepada orang tua bayi jika bayinya mengalami
Mikropenis.
panjang penis pada anak yang baru lahir mencapai 3-4 cm, ada beberapa faktor
yang berpengaruh, antara lain makanan yang dikonsumsi ibu ketika mengandung
anak. Makanan yang mengandung hormon estrogen(zat penggemuk pada hewan
ternak) dapat memicu terjadinya mikropenis.selain itu mikropenis dapat
disebabkan karena faktor hormonals ejak seorang anak masih dikandung, salah
satunya adalah kekurangan hormon androgen pada kehamilan dini.
Rasional : agar orang tua bayi mengerti dengan penjelasan yang berikan dan ikhlas

menerima keadaan bayinya.

28
CATATAN PERKEMBANGAN PADA BAYI NY “I”

HARI PERTAMA

NO Hari/tanggal Waktu Catatan Perkembangan

1 Rabu, 17-01- 06.00 Data Subjektif (S)

2021 a. Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal

16 Februari 2021, jam 19.45

b. Ibu mengatakan bayi sudah dimandikan

c. Ibu mengatakan bayinya sudah

menyusui

Data Objektif (O)

d. Keadaan umum bayi baik

e. Kesadaran komposmentis

f. BB : 3400 gram

PB : 49 cm

LK : 34 cm

LD : 30 cm

LP : 32 cm

Uk Penis : 1 cm

g. TTV : DJB : 144 x / menit

P : 44 x / menit

S : 36.8ºC

29
Analisa (A)

BCB, SMK, SPT/PBK, Mikropenis / Bayi Ny

“I” umur 1 hari

Penatalaksanaan (P)

h. Mengobservasi TTV : DJB : 144 x /

menit

P : 44 x / menit

S : 36.8 ºC

i. Mempertahankan suhu bayi tetap

hangat dengan cara menyelimuti bayi

j. Mengajarkan pada ibu tentang

perawatan tali pusat

k. Mengajarkan pada ibu teknik menyusui

yang benar

l. Menganjurkan ibu untuk menyusui

bayinya sesering mungkin dan hanya

memberikan ASI saja selama 6 bulan.

m. Memberikan dukungan kepada orang

tua agar ikhlas menerima keadaan

bayinya. Serta menyarankan agar

30
konsultasi secepatnya ke dokter

spesialis anak.

31
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Melaksanakan pengkajian pada Bayi baru lahir Ny “I” dengan Mikropenis,
pemeriksaan fisik kemudian data yang diperoleh dianalisis menjadi data
objektif
2. Mengidentifikasi diagnosa/masalah aktual pada Bayi baru lahir Ny “I”
dengan Mikropenis
3. Mengimplementasikan asuhan kebidanan pada Bayi baru lahir Ny “I” secara
tepat
4. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada Bayi baru lahir Ny “I” dengan
Mikropenis
5. Mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada Bayi baru lahir Ny “I”
dengan Mikropenis dalam bentuk SOAP

B. Saran
1. Untuk Orang Tua Bayi
Diharapkan kepada orang tua lebih memperhatikan perkembangan
ukuran penis anaknya, karena ukuran penis normal akan mempengaruhi
psikologis anak, fungsi berkemih serta fungsi seksual.
2. Untuk Bidan
Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya deteksi dini ukuran
penis pada anak yang dapat diketahui sejak masa pra sekolah .

32
DAFTAR PUSTAKA
Internasional, NANDA. 2015. Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi2015-
2017 edisi 10. Jakarta : EGC.
M.Bulechek, Gloria, Dkk. 2016.nursing intervisions classification edisi keenam
.Indonesia : ELSEVIER.
Moorhead, Sue, Dkk.2016.Nursing outcomes classification edisi kelima.Indonesia :
ELSEVIER
Hay WW, Levin MJ, Deterding RR, Sondheimer JM. Current Diagnosis andtreatment
Pediatrics. 9th ed. United States: MC Graw Hill; 2009.
Subramanian KN.Extremely Low Birth Weight Infant. Medscape 2014:
Wiygul, Jeremy and Palmer, Lane S. Micropenis. The Scientific World Journal.2011,
hal. 1462-9.
Akura, Bina and Sacharina Nanis. Micropenis. Seputar Kesehatan Anak – IDAI.
2015.
Nerli, Rajendra, et al. Penile growth in response to hormone treatment in children with
mocropenis. Indian Journal of Urology. 2013, hal. 288-91.

33

Anda mungkin juga menyukai