Anda di halaman 1dari 101

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN

LUKA PERINEUM DERAJAT II DI


PMB UMMU HANI BANTUL
YOGYAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun oleh
Nursani
1710105199

PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG DIPLOMA III


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2019/2020
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN
LUKA PERINEUM DERAJAT II DI
PMB UMMU HANI BANTUL
YOGYAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai


Gelar Ahli Madya Kebidanan
Program Studi Kebidanan Jenjang Diploma III
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas’Aisyiyah Yogyakarta

Disusun oleh
Nursani
1710105199

PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG DIPLOMA III


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2019/2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN


LUKA PERINEUM DERAJAT II DI
PMB UMMU HANI BANTUL
YOGYAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun oleh:
Nursani
1710105199

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui


Untuk Melakukan Laporan Tugas Akhir
Program Studi Kebidanan Jenjang Diploma III
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Oleh:
Penguji : Siti Istiyati, S.ST,.M.Kes
Tanggal : 4 agustus 2020

Tanda Tangan: ACC

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN


LUKA PERINEUM DERAJAT II DI
PMB UMMU HANI BANTUL
YOGYAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun oleh:
Nursani
1710105199

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan


Diterima Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Mendapatkan Gelar Ahli Madya Kebidanan pada
Program Studi Kebidanan Jenjang Diploma III
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Pada tanggal :

Dewan Penguji :

1. Penguji I : Ellyda Rizki Wijhati, M.Keb


………………..

2. Penguji II : Siti Istiyati, S.ST,.M.Kes


………………..

Mengesahkan

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fiss

iii
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal Dengan Luka
Perineum Derajat II di PMB Ummu Hani Bantul Yogyakarta”. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan berbagai pihak, Laporan Tugas
Akhir ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada yang kami hormati :
1. Warsiti,S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
2. Moh. Ali Imron,S.Sos.,M.Fis selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Nurul Kurniati, S.ST., M.Keb selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
4. Ellyda Rizki Wijhati,M.Kebselaku penguji yang telah banyak memberi
saran dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini.
5. Siti Istiyati, S.ST,.M.Kesselaku pembimbing yang telah memberikan
banyak bimbingan, masukan, motivasi, dan arahan dalam penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini.
6. Fatya Nurul Hanifa, Amd.Keb yang telah bersedia memberikan ijin kepada
penulis dalam penyusunan data.
7. Ny.Y dan Ny.E yang telah bersedia menjadi responden untuk Laporan
Tugas Akhir ini.
8. Kedua orang tua saya serta kerabat dekat yang telah memberikan banyak
dukungan dan motivasi kepada penulis.
9. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu serta memberikan semangat dan dorongan kepada penulis demi
terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini jauh
dari harapan sempurna, untuk ini saran dan kritik yang membangun
semangat penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Wassalamu’allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, September 2019.

( Penulis)

v
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................ix
BAB 1PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.............................................................. .....................................7
D. Manfaat....................................................................... ...........................................7
E. Ruang Lingkup................................................................ ......................................8
F. Keaslian Penelitian....................................................................................................9
BAB IITINJAU PUSTAKA..........................................................................................10
A. NIFAS.....................................................................................................................10
B. LUKA PERINEUM..................................................................................................19
C. Relevansi Al-Qur’an dan Hadist............................................... ..............................26
D. Kerangka Alur Pikir................................................................................................ 27
BAB IIIMETODE PENELITIAN..................................................................................29
A. Rancangan Penelitian.............................................................................................29
B. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................................29
C. Subyek Penelitian................................................................................................ 29
D. Jenis data..............................................................................................................29
E. Alat dan metode pengumpulan data.....................................................................30
F. Jalannya penelitian.............................................................. ....................................31
G.Analisis data.............................................................................................................32
H. Etika Penelitian............................................................... ........................................34
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................................35
A. Hasil Penelitian......................................................................................................35
BAB VSIMPULAN DAN SARAN...............................................................................52
A. Simpulan............................................................................ ..................................52
B. Saran.................................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................54
LAMPIRAN..................................................................................................................56

vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Time schedule penelitian
Lampiran 2 : Surat permohonan menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Informed Consent
Lampiran 4 : FormatAsuhan Kebidanan Responden 1
Lampiran 5 : Format Asuhan Kebidanan Responden 2
Lampiran 6 : Lembar Bimbingan

vii
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN
LUKA PERINEUM DERAJAT II DI PMB
UMMU HANI BANTUL
YOGYAKARTA

Nursani1, Siti Istiyati2


INTISARI
Ibu nifas yang mengalami luka perineum sangat rentan terhadap
terjadinya infeksi, luka perineum yang tidak dijaga dengan baik
kebersihannya beresiko mengalami komplikasi seperti disfungsi organ
reproduksi wanita, sebagai sumber perdarahan, dan sumber keluar
masuknya infeksi, yang kemudian dapat menyebabkan kematian karena
perdarahan atau sepsis. Prevalensi ibu bersalin yang mengalami luka
robekan perineum di indonesia pada golongan umur 25-30 tahun yaitu
27%,sedangkan pada ibu bersalin usia 32-39 tahun sebesar 62%. .Tujuan
penelitian ini untuk menganalisis asuhan kebidanan pada ibu nifas
dengan luka perineum di PMB Ummu Hani Bantul Yogyakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional.
Waktu penelitian dari bulan Januari 2020 sampai bulan Juli 2020.Subjek
penelitian yaitu ibu nifas dengan luka perineum derajat II pada saat
pasien datang kunjungan pertama.Tehnik pengumpulan data
menggunakan pemeriksaan fisik, wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi.Analisa data yang dilakukandalam penelitian ini mencakup
tiga hal antara lain reduksi data,penyajian data,dan penarikan
kesimpulan.
Subjek penelitian pada Ny.Y umur 29 tahun P1A0AH1 dengan luka
jahitan perineum derajat II dan Ny.E umur 28 tahun P3A0AH3 dengan
perawatan luka jahitan perineum derajat II.Setelah dilakukan perawatan
pada luka perineum masih basah,benang jahitan masih terlihat dan tidak
terdapat tanda-tanda infeksi,pengeluaran lokhea rubra. Saran diharapkan
tenaga kesehatan PMB Ummu Hani Bantul dapat menerapkan asuhan
dan perawatan luka perineum yang sesuai dengan prosedur pelayanan
yang sudah ada di bidan Praktek Mandiri dan dapat dijadikan sebagai
masukan penanganan kasus nifas dengan jahitan perineum.
Kata kunci :Nifas, Luka perineum, Infeksi
Kepustakaan : 35 buku (tahun 2007-2019).
Jumlah Halaman :i-xiii halaman, 1 gambar, 1 tabel, 6 lampiran.

¹ Mahasiswa Program Studi Jenjang Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu


Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
² Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

DAFTAR GAMBAR

viii
Gambar 2.1 Kerangka Alur Pikir...........................................................................63

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa Nifas (puerpurium) adalah masa dimulai setelah plasenta 
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu (Ambarwati,2016). Salah satu infeksi yang terjadi pada
masa nifas adalah infeksi pada luka jahitan, perawatan luka bekas
jahitan penting dilakukan karena luka bekas jahitan jalan lahir ini bila
tidak dirawat dapat menjadi pintu masuk kuman dan menimbulkan
infeksi, ibu menjadi panas, luka basah dan jahitan terbuka, bahkan ada
yang mengeluarkan bau busuk dari jalan lahir (vagina).Karenanya
penting dilakukan perawatan luka perineum agar tidak terjadi infeksi,
komplikasi bahkan kematian ibu post partum.
Prevalensi ibu bersalin yang mengalami luka robekan
perineum di Indonesia pada golongan umur 25-30 tahun yaitu
27%,sedangkan pada ibu bersalin usia 32-39 tahun sebesar 62%
(Prawirohardjo,2016).
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2013, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih
tinggi sebesar 359 / 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup
tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga kawasan
Association of South East Asia Nations (ASEAN). Pada tahun 2007,
ketika AKI di Indonesia mencapai 228, AKI singapura hanya 6 /
100.000 kelahiran hidup, Brunei Darussalam 22 / 100.000 kelahiran
hidup, Fillipina 112 / 100.000 kelahiran hidup serta Malaysia dan
Vietnam sama-sama mencapai 160 / 100.000 kelahiran hidup
(Kemenkes RI,2015).
Angka kematian ibu mengalami kenaikan pada tahun 2011
sampai dengan tahun 2013 dan terjadi penurunan yang signifikan pada

1
2

tahun 2014, yaitu 204/100.000 kelahiran hidup turun menjadi


46/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu pada tahun 2014
dibandingkan dengan terget SDG’s sebesar <102/100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015, maka kota yogyakarta sudah dapat
mencapainya. Hal ini menggambarkan hasil dari upaya percepatan
penurunan kematian ibu yang sudah dilakukan untuk meningkatkan
status kesehatan ibu (Dinkes Kota Yogyakarta, 2015).
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, pelayanan persalinan
normal atau pasca partum di fasilitas kesehatan tahun 2018 di
indonesia 79,3 % dan pada tahun 2018 pelayanan KF lengkap pada
perempuan 10-54 di Kalimantan Timur sekitar 38,0 % lebih
meningkat dari pada tahun 2013 ( Riskesdas,2018).
Ibu nifas yang mengalami luka perineum sangat rentan
terhadap terjadinya infeksi, karena luka perineum yang tidak dijaga
dengan baik kebersihannya akan sangat berpengaruh terhadap lama
kesembuhan(Bahiyatun, 2013). Luka perineum perlu mendapatkan
perhatian karena dapat menyebabkan disfungsi organ reproduksi
wanita, sebagai sumber perdarahan, dan sumber keluar masuknya
infeksi, yang kemudian dapat menyebabkan kematian karena
perdarahan atau sepsis. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
luka perineum adalah paritas, jarak kelahiran, berat badan bayi, proses
persalinan, umur, ekstraksi vakum, trauma alat dan episiotomi
(Manuaba, 2013).
Infeksi masuk dalam 3 penyebab utama kematian ibu di
Indonesia setelah perdarahan dan hipertensi dalam kehamilan.
Berdasarkan Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI 2016, pada
tahun 2013 tercatat prosentase penyebab kematian Ibu di Indonesia
yaitu perdarahan (30,3%), Hipertensi (27,1%), infeksi (7%), partus
lama (1,8%) dan lain-lain (40,8%) (Kemenkes RI, 2016).
Program pemerintah yang berkaitan dengan kebijakan untuk
memberikan pelayanan pada nifas terdapat pada Peraturan Menteri
3

Kesehatan Indonesia No. 28 pasal 18 tentang izin dan


penyelenggaraan praktik bidan pasal 19 ayat 1 tentang pelayanan ibu
nifas normal. Pada masa nifas, paling sedikit melakukan tiga kali
kunjungan yaitu kunjungan pertama nifas 2-6 jam, kunjungan kedua
nifas 2-6 hari dan kunjungan ketiga 2-6 minggu yang bertujuan untuk
menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi. Asuhan tersebut meliputi
pencegahan terhadap kemungkinan adanya gangguan ibu nifas dan
bayinya, mendeteksi adanya komplikasi yang terjadi pada masa nifas,
menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya (Kemenkes RI,2016).
Kejadian robekan jalan lahir sekitar 50% terjadi di ASIA yaitu
di Indonesa ibu bersalin yang mengalami robekan jalan lahir pada
golongan umur 25 – 30 tahun sebesar 24%, ibu bersalin tidak
mengalami robekan jalan lahir sebesar 14%. Rupture Perineum perlu
mendapatkan perhatian karena dapat menyebabkan disfungsi organ
reproduksi wanita, sebagai sumber perdarahan dan sumber jalan
keluar masuknya infeksi, yang kemudian dapat menyebabkan
kematian karena perdarahan atau sepsis (Manuaba, 2007).
Persalinan merupakan peristiwa keluarnya bayi, placenta, dan
selaput amnion. Kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan, 50% kematian masa nifas dan 90% pada proses persalinan
banyak mengalami robekan perineum, baik dengan atau tanpa
episiotomi (Ernawati,2010). Menurut jurnal penelitian Qurrata A’yunn
(2016) jumlah ibu bersalin pada tahun 2014 dari bulan Januari sampai
November sebanyak 821 orang dan yang mengalami rupture
perineum adalah sebanyak 532 orang (64.8%) sedangkan pada tahun
2015 pada bulan Juni sampai Desember ibu yang bersalin sebanyak
365 orang dan yang mengalami rupture perineum sebanyak 184
orang (50,4%).
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari
perdarahan pasca persalinan. Perineum ibu harus diperhatikan secara
4

teratur terhadap kemungkinan terjadinya infeksi. Diantaranya infeksi


pada masa nifas karena perlukaan jalan lahir. Infeksi pada masa nifas
menyokong tingginya mortalitas dan morbiditas maternal di Indonesia
yaitu sekitar 38% dari jumlah ibu post partum. Salah satu faktor
penyebab lain terjadinya infeksi nifas adalah daya tahan tubuh yang
kurang, perawatan nifas yang kurang baik, kurang gizi atau malnutrisi,
anemia, hygiene yang kurang baik, serta kelelahan (Lestari, 2016).
Kejadian kematian ibu maternal paling banyak adalah sewaktu
bersalin sebesar 4 orang, kematian waktu hamil 7 orang,dan pada
waktu nifas 18 orang, salah satunya pada Kabupaten Bantul terdapat 4
orang kematian pada saat luka perineum, penyebab kematian ibu di
DIY karena perdarahan 31%, eklamsia 10%, PEB 17%, sepsi dan
infeksi 7% (dinkesDIY,2016).
Perawatan perineum merupakan proses pemenuhan kebutuhan
dasar manusia seperti (biologis, psikologis, sosial dan spiritual)
.Kebersihan vagina jika tidak terjaga dengan baik pada masa nifas
maka dapat menimbulkan terjadinya infeksi pada vagina dan dapat
meluas sampai ke rahim. Infeksi masa nifas masih merupakan
penyebab tertinggi AKI. Infeksi masa nifas merupakan peradangan
yang terjadi pada organ reproduksi Ibu beresiko terjadinya infeksi post
partum dikarenakan luka bekas pelepasan pasenta, laserasi pada
saluran genetalia termasuk episiotomi dan laserasi. Robekan jalan
lahir merupakan luka atau robekan yang jaringan yang tidak teratur
(Walyani 2016).
Nyeri yang dirasakan oleh ibu nifas pada bagian perineum
disebabkan oleh luka jahitan pada waktu melahirkan karena adanya
jaringan yang terputus.respon nyeri pada setiap individu adalah unik
dan relatif berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh banyak hal seperti
pengalaman,persepsi,dan lain-lain. Nyeri yang dirasakan oleh ibu
nifas berpengaruh terhadap mobilisasi,pola tidur,suasana
hati,kemampuan BAB atau BAK, dan aktivitas sehari-hari.
5

Penyembuhan luka adalah proses pergantian dan perbaikan fungsi


jaringan yang rusak. Hal tersebut sesuai dengan tujuan akhir yaitu
bahwa saat ibu mengalami penyembuhan luka perineum ada faktor
umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, karena bertambahnya informasi
yang diperoleh dapat memengaruhi perawatan luka perineum serta
perilaku personal hygiene pada luka perineum sehingga akan
memengaruhi penyembuhan luka perineum. (Boyle, 2015).
Kewenangan bidan dalam pelayanan praktik kebidanan kepada ibu
masa nifas seperti yang sudah tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes) Nomor 28 Tahun 2017 tentang izin dan
penyelenggaraan Praktik Bidan. Bidan juga memiliki kewenangan dan
tanggung jawab penting dalam melakukan asuhan selama masa nifas
diantaranya mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan,
memberikan konseling untuk ibu dan keluarga mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya selama masa
nifas, menjaga gizi yang baik, serta mempraktikan kebersihan yang
aman , memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi,
serta memulai dan mendorong pemberian ASI untuk bayi.
(Rahmawati, 2016).
Bidan mempunyai peranan yang cukup tinggi dalam memberikan
pelayanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perenium
berdasarkan standar pelayanan kebidanan pada standar ke 15 tentang
pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas. (Mas’adah,2012).
Kebijakan terkait dengan kesehatan ibu yaitu program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi (p4k) yang bertujuan untuk
meningkatkan peran aktif suami,keluarga dan masyarakat dalam
meningkatkan persiapan menghadapi perencanaan komplikasi saat
kehamilan dan pasca persalinan ,yaitu dengan cara meningkatkan
peran suami dan keluarga untuk memberikan dukungan kepada ibu
nifas tentang perawatan luka perineum yang benar untuk mencegah
6

terjadinya komplikasi pasca persalinan (Permenkes RI Nomor 97


Tahun 2014).
Peran masyarakat khususnya ibu nifas yaitu dengan melakukan
kunjungan 4 kali dengan tujuan untuk menilai kondisi kesehatan ibu
dan bayi, melakukan pencegahan terhadap kemungkinan adanya
gangguan nifas dan bayinya, mendeteksi adanya gangguan ibu nifas
mengenai komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya (Prawiroharjo, 2011).
Penderita/keluarga penderita dalam mengatasi masalah pada masa
nifas khususnya tentang perawatan luka perineum cukup baik,tetapi
masih ada beberapa keluarga khususnya ibu nifas yang mengalami
luka jahitan perineum masih cemas dan takut untuk melakukan
kunjungan ke rumah sakit lagi.
Menurut pandangan Islam tentang kebersihan dan masa nifas yang
tercantum pada Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 222 beserta hadits
yang diriwayatkan oleh Mansyur dan Imam Ahmad dalam Himpunan
Putusan Tarjih Muhammadiyah yaitu :

‫يض ۖ قُلْ هُ َو َأ ًذى فَا ْعتَ ِزلُوا النِّ َسا َء فِي‬


ِ ‫ك َع ِن ْال َم ِح‬ َ َ‫ويَ ْسَألُون‬
‫طهُرْ َن ۖ فَِإ َذا تَطَهَّرْ َن فَْأتُوهُ َّن ِم ْن‬
ْ َ‫ْال َم ِحيض ۖ َواَل تَ ْق َربُوهُ َّن َحتَّ ٰى ي‬
ِ
ِ ‫ْال ُمتَطَه‬
َ‫ِّرين‬ َ ِ‫ْث َأ َم َر ُك ُم هَّللا ُ ۚ ِإ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ التَّ َّواب‬
ُّ‫ين َويُ ِحب‬ ُ ‫َحي‬
Latin: Wa yas`alụnaka 'anil-maḥīḍ, qul huwa ażan fa'tazilun-nisā`a
fil-maḥīḍi lā taqrabụhunna ḥattā yaṭ-hurn, fa iżā taṭahharna
fa`tụhunna min ḥaiṡu amarakumullāh, innallāha yuḥibbut-tawwābīna
wa yuḥibbul-mutaṭahhirīn

Arti: Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haidh


itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan
diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati
mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka
campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
7

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan


menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
Uraian hadits diatas dapat disimpulkan bahwa darah yang keluar
selama masa nifas merupakan darah kotor, dimana perempuan yang
sedang dalammasa nifas sangat dianjurkan untuk terus menjaga
kebersihan terutama pada bagian perineum agar kelembapannya tetap
terjaga dan tidak terjadi penumpukan bakteri maupun mikroorganisme
lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu nifasdengan perawatan luka
jahitan perineum derajat II diPMB Ummu Hani Bantul Yogyakarta ?”.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan karya ilmiah yang ingin dicapai yaitu :
1. Tujuan Umum
Menganalisisasuhan kebidanan pada ibu nifas dengan luka perineum di
PMB Ummu Hani Bantul Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi data subjektif pada ibu nifas normal dengan luka
perineum derajat II.
b) Mengidentifikasi data objektif pada ibu nifas normal dengan luka
jahitan perineum derajat II.
c) Mengidentifikasipenatalaksanaan pada ibu nifas normal dengan luka
perineum derajat II.

D. Manfaat
1) Bagi bidan PMB Ummu Hani Bantul.
Diharapkan dapat memberikan masukan pengetahuan,keterampilan
serta wawasan tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kebidanan
pada ibu nifas normal dengan luka jahitan perineum derajat II.
8

2) Bagi Responden
Memberikan pengetahuan kepada responden khususnya ibu post
partum mengenai cara merawat luka perineum, kebutuhan nutrisi ibu
selama masa nifas, mobilisasi dini, serta memberitahu ibu mengenai
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan penulis selama memberikan
asuhan kebidanan masa nifas normal dengan luka perineum derajat II.

E. Ruang Lingkup
1) Ruang Lingkup Materi
Ruang Lingkup Materi dalam penelitian ini adalah ibu nifas normal
dengan luka perineum. Luka perineum yang tidak dijaga dengan baik
kebersihannya beresiko mengalami komplikasi seperti disfungsi
organ reproduksi wanita, sebagai sumber perdarahan, dan sumber
keluar masuknya infeksi, yang kemudian dapat menyebabkan
kematian karena perdarahan atau sepsis. BELUM DIBERI
ALASAN
2) Ruang Lingkup Responden
Responden pada penelitian ini adalah ibu nifas normal dengan
persalinan spontan pervaginam dengan luka perineum derajat II
sesuai dengan kewenangan bidan di PMB Ummu Hani Bantul
Yogyakarta.BELUM DIBERI ALASAN
3) Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan di PMB Ummu Hani Bantul Yogyakarta,
berdasarkan studi pendahuluan ibu bersalin tersebut mengalami luka
perineum derajat II, akan tetapi ibu nifas yang mengalami
penyembuhan luka perineum baik atau buruk belum dapat dijelaskan
secara spesifik. BELUM DIBERI ALASAN
4) Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan mulai penyusunan proposal sampai dengan
laporan tugas akhir bulan januari 2020 sampai dengan bulan
november 2020.
9

F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
NO PENELITI DAN JUDUL. DESAIN METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN PERBEDAAN

1. Vidyadari (2017) dengan Metode :observasional deskriptif Hasil penelitian setelah dilakuakn asuhan ibu nifas TTV klien Perbedaan dengan
judul penelitian “Asuhan dengan pendekatan studi kasus normal, kondisi luka jahitan hari ke 0 dan 3 luka belum penelitian ini
Kebidanan Pada Ibu Instrumen : wawancara, observasi, kering, menutup, dan tidak ada tanda infeksi. Perawatan luka adalah subjek
Nifas Dengan Perawatan penyajian data, reduksi data dan jahitan dilakukan di BPS Suratni Bantul dengan menggunakan penelitian, tempat
Luka Jahitan Perineum di penarikan kesimpulan Analisi pengusapan kassa betadine setelah vulva hygiene pada hari ke penelitian dan
BPS Suratni Bantu” data : pengumpulan data, penyajian 0 setelah itu dibersihkan biasa dan menjaga luka jahitan tetap waktu penelitian.
data dan penarikan kesimpulan bersih dan kering.

2. Dhasy F (2017) dengan Metode: observasional Hasil penelitianya adalah Asuhan Kebidanan pada Ny. E Perbedaan dengan
judul penelitian “Asuhan deskriptif .Instrumen: formulir P1A0Ah1 dilakukan sebanyak enak kali, setelah dilakukan penelitian ini
Kebidanan Pada Ibu observasi, pemeriksaan perawatan luka jahitan perineum selama tujuh hari, adalah subjek
Nifas Dengan Luka fisik,pedoman wawancara. didapatkan bahwa luka jahitan perineum kering, tidak ada penelitian, tempat
Perineum Derajat II di Analisi data : pengumpulan pengeluaran pus, tidak ada nyeri, tidak ada tanda dan gejala penelitian dan
RSUD Muntilan data,penyajian data, dan penarikan infeksi. Diharapkan Ny. E dapat melakukan perawatan luka waktu penelitian.
Kabupaten Magelang”. kesimpulan. jahitan perineum sehingga didapatkan kesembuhan luka dan
tidak terjadi infeksi.

3. Nisa (2017) dengan judul Metode :observasional partisipasif. Hasil penelitian yaitu Ny.A mengeluh nyeri perineumdan Perbedaan dengan
penelitian ”Asuhan Instrumen :data primer (wawancara terlihat luka perineum dengan derajat II. faktor yang penelitian ini
Kebidanan Pada Ibu dan observasi), data sekunder mempengaruhi luka perineum adalah kaku, kurang efektif saat adalah subjek
Nifas dengan Kebutuhan (studi kepustakaan dan rekam mengejan. Pada Ny.A luka perineum kering pada hari ke 6 penelitian, tempat
Perawatan Luka medis) Analisi data : Reduksi data, dan tidak ada tanda-tanda infeksi. penelitian dan
Perineum di RSUD penyajian data dan penarikan waktu penelitian.
Sleman” kesimpulan
BAB II
TINJAU PUSTAKA
A. Nifas
1. MASA NIFAS
a) Pengertian Nifas
Masa nifas atau biasa disebut masa involusi atau periode pasca
persalinan/postpartum. Masa nifas disebut juga dengan masa
puerperium. Puerperium berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya
bayi, parous artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan, yang
berlangsung kurang lebih enam minggu (Maryunani, 2015).
Masa nifas yaitu masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai enam minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai
setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas adalah masa
setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk
memulihkan kesehatannya kembali yang umum memerlukan waktu
enam sampai dua belas minggu (Marmi, 2017).
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai enam minggu (42 hari) setelah itu (Prawirohardjo,
2016).
b) Tujuan Asuhan Masa Nifas
Walyani dan Purwoastuti (2015) menyebutkan bahwa tujuan masa nifas
diantaranya adalah :
1) Tujuan Umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal
mengasuh anak.
2) Tujuan Khusus
a) Melaksanakan skrining yang komprehensif.
b) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun
psikologisnya.

10
11

c) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi


komplikasi pada ibudan bayinya.
d) Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi,menyusui, pemberian imunisasi, dan
perawatan bayi sehat.
e) Memberikan pelayanan keluarga berencana.
12

c) Kunjungan masa nifas


6-8 jam 11. 6-8 jam setelah persalinan 2. 6 hari setelah persalinan. 3. 2 minggu setelah persalinan, 4. 6 minggu setelah persalinan
sama seperti 6 hari setelah
persalinan.
a.Mencegah terjadinya a. Memastikan involusi uteri a.Memastikan involusi uteri a.Menanyakan pada ibu
pendarahan pada masa berjalan normal, uterus berjalan normal, uterus tentang penyulit-penyulit
nifas. berkontraksi, fundus berkontraksi, fundus yang dialami atau bayinya
b.Mendeteksi dan merawat dibawah umbilicus tidak dibawah umbilicus tidak b.Memberikan konseling
penyebab lain pendarahan ada perdarahan abnormal, ada perdarahan abnormal untuk KB secara dini,
dan memberikan rujukan dan tidak ada bau dan tidak ada bau imunisasi, senam nifas, dan
bila pendarahn berlanjut. b.Menilai adanya tanda-tanda b.Menilai adanya tanda-tanda tanda-tanda bahaya yang
c.Memberikan konseling deman, infeksi atau deman, infeksi atau dialami oleh ibu dan bayi.
pada ibu atau salah satu kelainan pascamelahirkan kelainan pascamelahirkan ( Marni,2014).
keluarga mengenai c.Memastikan ibu menyusui c.Memastikan ibu menyusui
bagaimana mencegah dengan baik dan tidak ada dengan baik dan tidak ada
perdarahan masa nifas tanda-tanda penyulit tanda-tanda penyulit
karena otonia uteri. d.Memberikan konseling d.Memberikan konseling
d.Pemberuan ASI pada kepada ibu mengenai kepada ibu mengenai
masa awal menjadi ibu asuhan pada bayi, cara asuhan pada bayi, cara
e.Mengajarkan ibu untuk merawat tali pusat, dan merawat tali pusat, dan
mempererat hubungan menjaga bayi agar tetap menjaga bayi agar tetap
antara ibu dan bayi hangat. hangat.
f.Menjaga bayi tetap sehat
dengan cara mencegah
hipotermi.
13
14

d) Tahapan Masa Nifas


Menurut (Kasih, Manado, & Kundre2015) tahapan yang terjadi pada masa
nifas adalah sebagai berikut:
1) Periode Immediate Postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa
ini sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena
atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan
pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan
suhu.
2) Periode Early Postpartum (24 jam – 1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusio uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu
cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.
3) Periode Late Postpartum (1 minggu – 5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari hari serta konseling KB.
e) Perubahan Fisiologis
a. Tanda Tanda Vital
1) Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 o c. Sesudah
partus dapat naik kurang lebih 0,5o c dari keadaan normal,
namun tidak akan melebihi 0,8o c. Sesudah dua jam pertama
melahirkan umumnya suhu badan akan kembali
normal(Mulyani & Solihah, 2020)
2) Tekanan Darah
Tekanan darah sedikit mengalami penurunan sekitar 20 mmHg
atau lebih pada tekanan systole akibat dari hipotensi ortostastik
yang ditandai dengan sedikit pusing pada saat perubahan posisi
dari berbaring ke berdiri dalam 48 jam pertama.
15

3) Nadi
Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhirnya
kembali normal setelah beberapa jam postpartum. Pada masa
nifas umunya denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu
tubuh.
4) Pernapasan
Pernapasan akan sedikit meningkat pada saat partus kemudian
kembali seperti semula (Maryunani, 2015).
b. Sistem Reproduksi pada Masa Nifas
1) Involusi Uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses
dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot
hanya 60 gram. Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil
seperti sebelum hamil.
2) Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dengan diafragma pelvis serta fasia yang
meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir,
berangsur-angsur menciut kembali seperti sedia kala (Marmi,
2017).
3) Perubahan Serviks
Involusi serviks dan segmen bawah uterus pasca persalinan
berbeda dan tidak kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Serviks dan segmen bawah rahim tampak edema, tipis dan
terbuka untuk beberapa hari sesudah melahirkan portio terasa
lunak, tampak kemerahan dan bisa terjadi laserasi. Segera
setelah berakhirnya persalinan, serviks menjadi sangat lembek/
lunak kendur dan terkulai (Maryunani, 2015).
4) Lokhea
Lokhea merupakan istilah untuk sekret yang keluar dari uterus
melalui vagina selama masa puerpurium/ nifas. Lokhea adalah
cairan yang mengandung sisa jaringan uterus/ bagian nekrotik
16

yang keluar. Lokhea mengalami perubahan karena proses


involusi.
Lokhea terbagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut :
a) Lokhea Rubra/ Lokhea Kurenta
Lokhea yang terjadi pada hari satu sampai tiga hari setelah
persalinan, warna merah terang sampai merah tua yang
mengandung desidua. Merupakan darah segar yang terdapat
sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel desidua, vetriks caeosa,
lanugo dan mekonium selama satu sampai tiga hari
postpartum.
b) Lokhea Sanguinolenta
Lokhea yang terjadi empat sampai tujuh hari postpartum
berwarna merah kecoklatan dan berlendir.
c) Lokhea Serosa
Lokhea yang terjadi pada hari ke tujuh sampai empatbelas
post partum, warna lokhea berubah menjadi pink sampai
dengan kekuning-kuningan yang mengandung cairan serosa,
jaringan desidua, leukosit dan eritosit.
d) Lokhea Alba
Lokhea yang terjadi dari hari ke empatbelas post partum.
Bentuknya seperti cairan putih, merupakan cairan yang
hampir tidak berwarna sampai kekuningan (Daya, &
Tamantirto, 2016).
f) Perubahan Psikologis pada Masa Nifas
a) Fase Taking in
Periode yang terjadi pada hari pertama sampai kedua setelah
melahirkan, fase ini merupakan waktu refleksi dimana ibu
mengambil peranan pasif dan bergantung pada orang lain untuk
perawatannya, mengungkapkan lewat kata-kata tentang
persalinan dan proses melahirkan.
17

b) Fase Taking hold


Periode yang berlangsung dua sampai tujuh hari postpartum,
waktu bertambahnya independensi yang berorientasi pada
tindakan dalam melaksanakan perawatan. Memberikan
perhatian yang besar kepada perawatan bayinya. Umumnya
keadaan ini disertai dengan perasaan tidak mampu merawat
bayinya sendiri.
c) Fase Letting Go
Periode ini umumnya terjadi setelah ibu baru kembali ke rumah,
dimana ibu melibatkan waktu reorganisasi keluarga. Ibu
menerima tanggungjawab untuk perawatan bayi baru lahir. Ibu
harus beradaptasi terhadap kemandirian dan khususnya interaksi
sosial (Kundre, R., & Bataha, Y. (2017).
g) Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
a) Nutrisi dan Cairan
Ibu menyusui memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa
+700 kalori pada enam bulan pertama kemudian 500 kalori bulan
selanjutnya. Kebutuhan gizi ibu menyusui diantaranya :
1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
2) Makan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup
3) Minum sedikitnya tiga liter setiap hari
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari pasca bersalin
5) Minum vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin
A kepada bayinya melalui ASInya.
b) Istirahat
Istirahat sangat dibutuhkan ibu pada masa nifas untuk meningkatkan
produksi ASI, mempercepat proses involusi dan mencegah depresi
dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
(Maryunani, 2015).
18

c) Eliminasi
Dalam enam jam pertama post partum, pasien sudah harus dapat
buang air kecil. Semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih
maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan,
misalnya infeksi. Feces yang tertahan dalam usus semakin lama
akan mengeras karena cairan yang terkandung dalam feces akan
selalu terserap oleh usus (Sulistyawati, 2009).
h) Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Menurut Marmi (2017), bidan memiliki peranan yang sangat
penting dalam pemberian asuhan postpartum. Karena periode ini
merupakan masa kritis bagi ibu maupun bayinya. Adapun peran
dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas antara lain :
1) Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa
nifas sesuai kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik
dan psikologis selama masa nifas.
2) Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga
3) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman.
4) Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang
berkaitan ibu dan anak
5) Mendeteksi kompplikasi dan perlunya rujukan
6) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai
cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,
menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang
aman.
7) Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan
data, mengidentifikasi, menetapkan diagnosa dan rencana
tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses
pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
8) Memberikan asuhan secara profesional
19

i) Kebijakan Program Pemerintah dalam Asuhan Masa Nifas


Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali
yang bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk
mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang
terjadi. Kunjungan dalam masa nifas antara lain:
Kunjungan pertama dilakukan pada 6-8 jam setelah
persalinnan yang bertujuan untuk mencegah perdarahan,
mendeteksi dan merawat penyebap lain perdarahan rujuk bila
perdarahan berlanjut, memberi konseling pada ibu atau salah satu
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri, pemberian ASI 1 jam setelah Inisiasi Menyusui Dini
(IMD) berhasil dilakukan, melakukan hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir, menjaga bayi tetap hangat dengan cara mencegah
hipotermia.
Kunjungan kedua dilakukan 6 hari setelah persalinan yang
bertujuan untuk memastikan involusio uteri berjalan normal, uterus
berkontraksi fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau, menilai adanya tanda-tanda demam
infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit pada
payudara ibu, memberi konseling pada ibu mengenai asuhan pada
tali pusat bayi, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi setiap
hari. Kunjungan ketiga dilakukan 2 minggu setelah persalinan yang
memiliki tujuan yang sama dengan kunjungan ke dua. Kunjungan
ke empat dilakukan 6 minggu setelah persalinan yang bertujuan
untuk menanyakan pada ibu tentang penyakit yang ia atau bayi
alami, memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini
(Sari & Sumaryani, 2015).
20

B. LUKA PERINEUM
a) Pengertian
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia
(biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai
dengan sehat (Ayuningtyas & Dewi.2015). Perineum adalah daerah
antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus .Post
Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan
kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (maryuni
ani,2012). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada
ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan
kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.
b) Tujuan Perawatan Perineum
Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2014), adalah
mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan
jaringan.Sedangkan menurut Moorhouseet.al.(2009),adalah
pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi
dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi.
Keuntungan dari dilakukaknnya perawatan luka perineum jika
dilakukan dengan baik dan benar maka dapat menghindarkan dari
infeksi, menghindarkan terjadinya komplikasi, dam menghindarkan
dari kematian ibu masa nifas.
c)Bentuk Luka Perineum
Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :
1) Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya
jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau
bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak
teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan.
21

2) Episotomi
Episiotomi adalah tindakan insisi pada perineum yang
menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina cincin swlaput
darah, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan pasia
perineum dan kulit sebelah depan perineum (Purwoastuti &
Walyani, 2015).
d) Faktor Penyebab
1. Faktor Maternal
a) Partus precipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong.
b) Pasien tidak berhenti mengejan .
c) Partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan
fundus yang berlebihan.
d) Edema dan kerapuhan perineum.
e) Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit
pula sehingga menekan kepala bayi ke arah posterior. (Rahayu,
2016).
2. Faktor Janin
a) Bayi yang besar Kriteria janin cukup bulan yang lama
kandungannya adalah 40 minggu, memiliki panjang 48 – 50
cm, dan berat badan 2750 – 3000 gram (Saifuddin, 2010).
Proses persalinan dengan berat badan janin yang cukup besar
dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan robekan
jalan lahir. robekan perineum terjadi pada kelahiran dengan
berat badan bayi yang besar. Hal ini terjadi karena semakin
besar berat badan bayi yang dilahirkan akan meningkatkan
risiko terjadinya rupture perineum karena perineum tidak
cukup kuat menahan renggangan kepala bayi 36 dengan berat
badan bayi lahir yang besar sering terjadi rupture perineum
.Menurut Wulandari dan Widayanti,(2014) menyebutkan
bahwa ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan
kejadian rupture perineum pada kelahiran di BPS Rosida
22

Himawati Kabupaten Purworejo, hal ini menunjukkan bahwa


berat badan janin dapat mengakibatkan terjadinya rupture
perineum yaitu terutama pada berat badan janin lebih dari 3500
gram, karena risiko trauma partus melalui vagina seperti
distosia bahu dan kerusakan jaringan lunak ibu.
b) Posisi Kepala Abnormal Kelainan posisi merupakan posisi
abnormal ubun – ubun kecil sebagai penanda terhadap panggul
ibu. Kelainan presentasi adalah semua presentasi lain dari janin
selain presentasi belakang kepala. Janin dalam keadaan
malpresentasi dan malposisi sering menyebabkan partus lama/
partus macet.
c) Kelahiran Bokong Presentasi bokong adalah keadaan dimana
janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan
bokong berada di bawah kavum uteri (Prawirohardjo, 2009).
d) Ekstrasi forcep yang sukar Ektrasi forcep adalah suatu
persalinan buatan, janin tdilahirkan dengan cunam yang
dipasang di kepala janin. Komplikasi yang dapat terjadi pada
ibu karena tindakan ekstrasi forcep antara lain rupture uteri,
robekan portio, vagina, rupture perineum, syok, perdarahan
post partum, pecahnya varices vagina.
e) Distosia bahu Distosia bahu adalah suatu keadaan
diperlukannya tambahan manuver obstetric oleh karena dengan
tarikan bisa kearah belakang pada kepala bayi tidak berhasil
untuk melahirkan bayi (Prawirohardjo, 2009).
e) Derajat robekan Perineum
1) Robekan derajat 1
Meliputi mukosa vagina, kulit perineum tepat dibawahnya.
Umumnya robekan tingkat 1 dapat sembuh sendiri penjahitan
tidak di perlukan jika tidak perdarahandan menyatu dengan
baik.
23

2) Robekan derajat 2
Meliputi mukosa vagina, kulit perineum dan otot perineum.
Perbaikan luka di lakukan setelah di beri anestesi local
kemudian otot-otot diafragma urogenetalis di hubungkan di
garis tengah dengan jahitan dan kemudian luka pada vagina
dan kulit perineum di tutupi dengan mengikuti sertakan
jaringan-jaringan di bawahnya.
3) Robekan derajat 3
Meliputi mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum dan
otot spingterani eksternal. Pada robekan partialis denyut ke
tiga yang robek hanyalah spingter.
4) Robekan derajat 4
pada robekan yang total spingter recti terpotong dan laserasi
meluas sehingga dinding anterior rectum dengan jarak yang
bervariasi.
f) Lingkup Perawatan
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan
infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya
mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau
akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung
lochea (pembalut).
Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan kembali daerah antar paha yang dibatasi vulva dan
anus yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan
kembalinya organ genetik sampai seperti waktu sebelum hamil.
Menjaga keberhasilan pada masa nifas untuk menghindari
terjadinya infeksi, baik pada luka jahitan maupun pada kulit, yaitu
(Anggraeni, 2010).
24

1) Menjaga kebersihan alat genetalia


a) Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak bengkak
atau memar dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau
episiotomi. Anjuran yang diberikan, yaitu :
b) Menjaga alat genetalia dengan mencucinya menggunakan sabun
dan air, kemudian daerah vulva sampai anus harus kering
sebelum memakai pembalut wanita, setiap kali selesai buang air
kecil atau buang air besar, pembalut minimaldiganti tiga kali
dalam sehari.
c) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah membersihkan daerah genetalia.
d) Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara
membersihkan daerah disekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali
buang air kecil atau buang air besar.
e) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali dalam sehari. Kain dapat digunakan
berulangulang jika dicuci dengan baik dan dkeringkan dibawah
matahari atau disetrika.
f) Jika mempunyai luka episiotomi, hindari menyentuh daerah
luka. Untuk menghindari terjadinya infeksi.
g) Mengajarkan kepada ibu untuk menekan luka perineum dengan
povidone iodine(Sari & Sumaryani, 2015)
2) Membersihkan Vagina
Anggraeni (2010) menyebutkan bahwa pada prinsipnya kebersihan
vagina pada saat nifas dilandasi beberapa alasan, yaitu :
a) Banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina.
b) Vagina berada dekat saluran buang air besar dan saluran buang
air kecil.
c) Adanya luka didaerah perineum yang apabila terkena kotoran
dapat terinfeksi.
25

d) Vagina merupakan organ terbuka yang mudah dimasuki kuman


dan bakteri untuk kemudian menjalar ke rahim.
3) Menjaga kebersihan Vagina
Anggraeni (2010) menyebutkan bahwa langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam menjaga kebersihan perineum, adalah :
a) Siram vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan
BAB. Air yang digunakan tidak perlu matang asalkan bersih. Basuh
dari arah depan kebelakang sampai tidak ada sisa- sisa kotoran yang
menempel disekitar vagina, baik dari air seni maupun feses yang
mengandung kuman dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan.
b) Setelah vagina dibersihkan maka jangan lupa untuk mengganti
pembalut dengan pembalut yang baru dan bersih. Agar vagina tidak
lembab dan kotor.
c) Setelah dibasuh maka keringkan perineum dengan handuk lembut,
lalu kenakan pembalut baru. Pembalut harus diganti setelah BAB
atau BAK atau minimal tiga jam sekali atau apabila sudah merasa
tidak nyaman.
d) Setelah semua langkah dilakukan perineum dapat diolesi dengan
salep antibiotik atau ditekan dengan povidone iodine yang sudah
diresepkan dokter.
g) Penatalaksanaan
1. Persiapan
a) Ibu Pos Partum
Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan
posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi
kaki terbuka.
b) Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower
air hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik (Mangkok et
al., 2017).
26

h) Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum


1) Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi
terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena
penggantian jaringan sangat membutuhkan protein
2) Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya
dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang
mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat
dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat.
Dapat terjadi penipisan protein-kalori.
3) Sarana prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana
dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi
penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam
menyediakan antiseptik.
4) Budaya dan Keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan
perineum, misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam,
akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat
mempengaruhi penyembuhan luka.
5) Obat-obatan
a) Steroid dapat menyamarkan adanya infeksi dengan
mengganggu respon inflamasi normal.
b) Antikoagulan dapat menyebabkan hemoragi.
c) Vitamin C dapat membantu penyembuhan luka, memelihara
kesehatan jaringan penghubung, dan membantu melindungi
selsel tubuh. Antibiotik dapat digunakan untuk menekan
dan menghentikan perkembangan-perkembangan bakteri
atau mikroorganisme berbahaya yang berada dalam tubuh.
27

d) Asam mefenamat adalah salah satu obat yang mengandung


mefenamatic acid. Obat dari asam mefenamat dapat
mengatasi nyeri ringan (Rukiyah, Aiyeyeh,dkk, 2010).
i) Dampak Dari Perawatan Luka Perinium
Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat
menghindarkan halberikut ini :
1) Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat
menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat
menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.
2) Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada
saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat
berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih
maupun infeksi pada jalan lahir.
3) Kematian ibu post partum
Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan
terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat kondisi
fisik ibu post partum masih lemah (Suwiyoga, 2004).

C. Relevansi Al-Qur’an dan Hadist


Dalam penjelasan QS. Al-An’am ayat 17 berikut ini :

Artinya :
“Dan jika Allah SWT melimpahkan suatu kemudharatan
kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia
sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha
Kuasa atas tiap- tiap sesuatu”. Dari penjelasan QS. Al-An’am dapat
disimpulkan bahwa segala penyakit yang didatangkan dari Allah SWT ada
obatnya dan kesembuhan itu datangnya dari Allah SWT, kita sebagai umat
manusia harus selalu berusaha dan mencari obat penyembuh tersebut.
28

D.Kerangka Alur Pikir

Persalinan

Luka perineum

Derajat laserasi

Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV

Asuhan kebidanan
-KIE Tentang Perawatan perineum :
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan
daerah genetalia.
2. Membasuh vagina dari depan ke belakang setelah BAK dan BAB
3. Mengeringkan vagina dengan handuk lembut yang bersih
4. Mengganti dengan pembalut baru yang bersih
5. Olesi atau ditekan dengan povidone iodine.
-KIE cara mencegah perdarahan karena Antonia uteri.
-Pemberian ASI awal (IMD).
-KIE hubungan antara ibu dan bayi (Bounding Attachment).
-KIE cara menjaga bayi tetap hangat untuk mencegah hipotermi.
-KIE perawatan tali pusat dan personal hygiene.
-KIE mobilisasi dini.
-KIE pemenuhan kebutuhan sehari-hari (pola pemenuhan nutrisi,eliminasi,istirahat).
-Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi atau perdarahan normal.
-KIE tentang KB.

Gambar Kerangka Alur Pikir.

Sumber Anggraeni (2010), Marmi (2017), Oxorn & Forte (2010)


29

Keterangan Gambar
Jenis robekan dapat terjadi secara spontan dan secara tindakan, spontan karena
ruptur dan tindakan karena episiotomi. Derajat robekan perineum ada empat, yaitu
: Derajat I : vagina, komisura posterior dan kulit perineum. Derajat II : Derajat I
dan otot perineum. Derajat III : Derajat II dan otot sfingter ani. Derajat IV :
Derajat III dan dinding depan rectum. Perawatan perineum meliputi mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah
genetalia, membasuh vagina dari depan ke belakang setelah BAK dan BAB, .
mengeringkan vagina dengan handuk lembut yang bersih,mengganti dengan
pembalut baruyang bersih, dan juga mengolesi atau menekan menggunakan
povidone iodine selama 10-15 detik. Selain itu juga diberikan asuhan cara
mencegah perdarahan karena Antonia uteri, pemberian ASI awal (IMD),KIE
hubungan antara ibu dan bayi (Bounding Attachment),cara menjaga bayi tetap
hangat untuk mencegah hipotermi,perawatan tali pusat dan personal hygiene,KIE
mobilisasi dini,KIE pemenuhan kebutuhan sehari-hari (pola pemenuhan
nutrisi,eliminasi,istirahat),Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi atau
perdarahan normal,KIE tentang KB.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observational deskriptif
dengan pendekatan studi kasus untuk mempelajari tentang asuhan Kebidanan
pada ibu nifas normal dengan luka perineum. Penelitian deskriptif adalah
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat
gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmojo, 2010).
Studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di
dalam konteks kehidupan nyata, batas-batas antara fenomena dan konteks
tidak tampak jelas dan menggunakan berbagai sumber atau multisumber
bukti (Yin,2013).

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di PMB Ummu Hani Bantul Yogyakarta, dari
pelaksanaan penelitian laporan tugas akhir bulan januari 2020 sampai laporan
hasil pada bulan november 2020.

C. Subyek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah Ny.Y umur 29 tahun nifas normal 6 jam
dengan luka perineum derajat II, dan Ny.E umur 28 tahun nifas normal 2
jam dengan luka jahitan perineum derajat II.

D. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer
(hasil wawancara dan observasi langsung) dan data sekunder (data yang
diperoleh dari hasil rekam medik).
1) Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan sendiri
pengumpulannya terhadapt data objektif (wawancara, angket, kuisioner,
observasi, test). Data ini diperoleh saat melakukan asuhan pada ibu nifas
dengan luka perineum.
31

2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari semua bentuk informasi
yang berhubungan dengan dokumentasi. Data yang digunkaan peneliti
dalam Karya Tulis Ilmiah diambil dari rekam medis pasien, pemeriksaan
penunjang, dan keluarga pasien.

E. Alat dan metode pengumpulan data


1. Alat Pengumpulan Data
Alatpenelitian adalah alat- alat yang digunakan untuk pengumpulan
data. Instrumen penelitian ini berupa : pedoman wawancara, formulir
observasi, dan catatan perkembangan. Pada penelitian ini menggunakan
instrumen berupa SOAP dan Pedoman Wawancara. Pada kasus ini alat-alat
yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data antara lain:
a) Alat untuk pemeriksaan yang meliputi timbangan, pengukur panjang
badan, termometer, stetoscope, dan senter.
b) Alat untuk pemeriksaan fisik meliputi bak instrumen (Handscoon,
kom kecil, kassa steril), kom besar berisi kapas DTT, povidone iodine,
bengkok, tissue, perlak, dan pengalas.
c) Alat pendokumentasian meliputi format askeb digunakan untuk
pendokumentasian asuhan, rekam medis dan lembar pemeriksaan fisik
seperti vital sign, antopometri, dan pemeriksaan genetalia.
d) Lembar pemantauan perkembangan pasien
e) Pedoman wawancara dibutuhkan agar wawancara terarah dan sesuai
kasus.
f) Alat tulis (Buku catatan atau folio, penggaris, dan Bollpoint)
g) Tempat sampah medis dan non medis.
2. Metode pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
a) Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan 4 kali yaitu hari ke satu yaitu 2-
6 jam setelah proses persalinan, kunjungan ke dua ( 3 hari masa nifas),
32

kunjungan ke 3 ( 2 minggu masa nifas ).kunjungan ke 4 (6 minggu masa


nifas).
b) Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan pada saat kunjungan yaitu hari ke
satu yaitu 2-6 jam setelah proses persalinan, kunjungan ke dua ( 3 hari
masa nifas), kunjungan ke 3 ( 2 minggu masa nifas ).kunjungan ke 4 (6
minggu masa nifas).
c) Pemeriksaan fisik
Keterampilan dasar yang diutamakan dalam pemeriksaan fisik antara lain :
1) Inspeksi
Pada penelitian ini inspeksi meliputi pemeriksaan mata, payudara,
kondisi jahitan, vulva dan lokhea.
2) Palpasi
Pemeriksaan palpasi meliputi pemeriksaan payudara, involusi uteri,
tinggi fundus uteri dan vulva.
3) Study Dokumentasi
Pada kasus ini studi dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan data
yang berasal dari rekam medik pasien.

F. Jalannya penelitian
1. Tahap Awal
a) Penyusunan proposal penelitian BAB I, II dan III, konsultasi
dengan pembimbing, revisi, dan mengikuti seminar proposal.
b) Ujian proposal dilakukan setelah pembimbing menandatangani
lembar persetujuan ujian proposal penelitian.
c) Revisi proposal penelitian, konsultasi dengan pembimbing,
menandatangani lembar pengesahan, melanjutkan penelitian
Karya Tulis Ilmiah.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Meminta izin pengambilan data di PMB Ummu Hani Bantul.
b) Mendapatkan pasien
33

c) Melakukan informed consent


d) Kunjungan pertama ( 2-6 jam setelah proses persalinan )
e) Kunjungan kedua ( hari ke tigamasa nifas ).
f) Kunjungan ketiga (2 minggu masa nifas ).
g) Kunjungan keempat ( 6 minggu masa nifas ).
3. Tahap Akhir
a) Penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah BAB I sampai V
b) Konsultasi pembimbing, revisi, kemudian setelah mendapatkan
tanda tangan pengesahan dari kedua penguji, melakukan ujian
hasil
c) Pengumpulan hard copy dan soft copy

G.Analisis data
Penulis dalam menganalisa data dilakukan secara deskriptif
berdasarkan prinsip-prinsip manajemen asuhan kebidanan. Analisa yang
digunakan dengan menarasikan atau menggunakan kata-kata yang
berkaitan yang sudah didapatkan saat pengumpulan data dengan
menggunakan tujuh langkah Varney, yaitu :
1) Mengumpulkan semua data yang akandibutuhkan untuk menilai
keadaan klien secara keseluruhan.
2) Menginterprestasikan data untuk mengidentifikasikan diagnose atau
masalah.
3) Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dan
mengantisipasi penangannya.
4) Menetapkan kebutuhan akan tindakan segera, konsultasi kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain, serta rujukan berdasarkan kondisi
klien.
5) Menyusun asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah
sebelumnya.
6) Melaksanakan lansung asuhan secara efisien dan aman.
34

7) Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang


kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak
efektif.
Analisa data dalam proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang sudah diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi (Sugiyono, 2010).
1) Reduksi data
Reduksi data dalam analisa data penelitian merupakan proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi
data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi
data dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat
ringkasan, mengkode, menelusuri tema,membuat gugus-gugus, menulis
memo dan sebagainya dengan tujuan menyisihkan data atau informasi
yang tidak relevan.Reduksi data yang digunakan berupa hasil wawancara
terhadap responden yaitu ibu nifas normal dengan luka jahitan perineum di
PMB Ummu Hani Bantul Yogyakarta.
2) Penyajian data
Pada penyajian data ini peneliti melakukan pengembangan sebuah
deskripsi terkait dengan informasi yang telah tersusun untuk menarik
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian ini dilakukan dalam
bentuk asuhan kebidanan.
3) Penarikan simpulan dan verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi dimana peneliti berusaha
menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari makna
setiap gejala yang diperoleh dari lapangan, mencatat keteraturan dan
konfigurasi yang mungkin ada.
35

H. Etika Penelitian
Menurut Sulistyaningsih (2011), etika penelitian yaitu kode etik peneliti
dalam menjalankan penelitian. Kode etik penelitian meliputi menjamin
kerahasiaan responden, menjamin kerahasiaan responden, menjamin
keamanan, adil dan mendapatkan persetujuan responden. Pada Penelitian
ini etika yang digunakan sebagai berikut :
1) Informed consent (persetujuan) peneliti melakukan persetujuan
terlebih dahulu dengan responden dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden mengenai penelitian yang akan
dilakukan, sehingga tidak ada tuntutan dikemudian hari dan tidak ada
yang merasa dirugikan dari kedua belah pihak.
2) Permohonan responden sebelum melakukan penelitian, peneliti
meminta persetujuan responden untuk menjadi subyek penelitian.
Dalam hal ini memohon ketersediaan responden secara sukarela
melalui lembar permohonan peneliti kepada responden.
3) Keamananan responden peneliti meyakinkan responden bahwa
tindakan yang dilakukan tidak akan membahayakan atau mengganggu
ibu dan bayi selama masa nifas serta dijaga saat melakukan
pemeriksaan fisik.
4) Anonimity (Tanpa Nama) Peneliti memberi jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak mrncantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
Tidak ada unsur pemaksaan Peneliti tidak memaksa siapa pun yang
akan menjadi responden dalam penelitian karena seseorang memiliki
hak yang sama dan kebebasan dalam menentukan dirinya sendiri.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1) Gambaran Umum Tempat Penelitian
PMB Ummu Hani Bantul merupakan salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan yang berada di Jalan Kasongan
No.19B,Beton,Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan, Bantul Daerah
Istimewa Yogyakarta yang melayani persalinan 24 jam,
Antenatal Care (ANC) setiap harinya, pemeriksaan USG yang
dilakukan setiap 2 minggu sekali pada minggu ke dua dan
minggu ke empat, pelayanan nifas jika terdapat ibu nifas baik
yang di ruang nifas maupun kunjungan nifas, bayi baru lahir
(BBL) jika terdapat BBL, pelayanan balita sakit setiap harinya,
pelayanan kesehatan reproduksi setiap harinya, dan keluarga
berencana (KB) setiap harinya. PMB Ummu Hani Bantul
memberikan pelayanan selama 24 jam oleh bidan.
PMB Ummu Hani Bantul memiliki satu ruang KIA, satu
ruang periksa satu untuk periksa ibu hamil dan untuk periksa
pasien umum, PMB Ummu Hani memiliki 1 kamar bersalinn
dengan 2 bad, 1 meja resusitasi, 1 wastafle, PMB Ummu Hani
memiliki 3 ruang nifas, satu ruang MTBS dan 1 ruang
pendaftaran.
PMB Ummu Hani sendiri memiliki 5 bidan, tugas bidan
sendiri yaitu melakukan pemeriksaan pada pukul 08.00-14.00
WIB dan 14.00-20.00 WIB, dan untuk pasien bersalin melayani
24 jam. Pelayanan yang diberikan di PMB Ummu Hani sudah
bagus dan sesuai dengan standar 10T, sehingga pasien yang
melakukan pemeriksaan mersa puas dengan pelayanan yang
diberikan.

36
37

2) Gambaran Subyek
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah ibu
nifas dengan luka jahitan perineum derajat II. Subyek dalam
penelitian ini adalah Ny.Y umur 29 tahun nifas 6 jam dengan
luka jahitan perineumderajat II dan Ny. E umur 28 tahun nifas 2
jam dengan luka jahitan perineum derajat II.
Responden yang diambil pada penelitian ini ada dua, yaitu
responden yang pertama adalah Ny. Y umur 29 tahun P1A0Ah1
dengan pendidikan terakhir SMA dan memiliki pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga. Subyek dalam penelitian ini adalah
ibu nifas 6 Jam dengan luka jahitan perineum di PMB Ummu
Hani Bantul. Peneliti melakukan kunjungan pada saat 6 Jam
nifas tanggal 7 Januari 2020 untuk memberikan asuhan
kebidanan nifas, terutama untuk perawatan jahitan perineum.
Responden yang kedua yaitu Ny.E umur 28 tahun P3A0Ah3
dengan pendidikan terakhir SMA dan memiliki pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga. Subyek pada penelitian ini adalah ibu
nifas 2 jam dengan luka jahitan perineum di PMB Ummu Hani
Bantul. Peneliti melakukan kunjungan pada saat 2 jam masa
nifas yaitu tanggal 21Januari 2020 dengan memberikan asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan jahitan perineum.

3) Hasil Penelitian
a. Subjektif 1
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada kasus
pertama nifas 6 jam pada Ny. Y tanggal 7 Januari 2020
pukul 10.50 WIB di PMB Ummu Hani Bantul. Hasil
pengkajian data subyektif didapatkan hasil anamnesa bahwa
ibu melahirkan pada tanggal 7 Januari 2020 pukul 04.35
WIB di PMB Ummu Hani Bantul. Riwayat obstetri ibu
P1A0Ah1, anak lahir pada tanggal 7 januari 2020cukup
38

bulan, spontan, jenis kelamin perempuan, berat badan 2600


gram dan tidak ada komplikasi. Ibu mengatakan tidak
pernah menggunakan alat kontrasepsi.
Responden mengatakan bahwa ibu dan keluarga
tidak memiliki riwayat penyakit menurun, menular dan
menahun seperti diabetes, hipertensi, TBC, asma dan
jantung. Ibu makan 3x sehari, minum 8 gelas sehari. BAB
terakhir 1x sehari dan BAK 2x sehari, pola istirahat malam
6 jam sehari dan siang 1 jam sehari, ibu mengatakan tidak
memiliki kebiasaan merugikan seperti merokok dan minum
beralkohol, ibu mengatakan asinya sudah keluar dan tidak
melakukan seksualitas selama masa nifas.
Menurut hasil wawancara ibu mengatakan belum
mengetahui cara perawatan jahitan perineum yang baik dan
benar. Ibu masih takut untuk menyentuh jahitan
perineumnya karena merasa perih dan ibu masih takut
untuk ke kamar mandi.
b. Subyektif 2
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada ibu
nifas2 jam Ny.E tanggal 21 januari 2020 pukul 07.45 WIB
di PMB Ummu Hani Bantul. Hasil pengkajian data
subyektif didapatkan hasil anamnesa bahwa ibu melahirkan
pada tanggal 21 januari 2020 pukul 05.30 WIB di PMB
Ummu Hani Bantul. Riwayat obstetri ibu P3A0Ah3, anak
pertama lahir tahun 2013 cukup bulan, spontan, jenis
kelamin perempuan, penolong dokter, berat badan 3500
gram dan komplikasi ketuban pecah dini. Anak kedua lahir
tahun 2018 cukup bulan, spontan, jenis kelamin
perempuan,penolongbidan, berat badan 3700 gram dan
tidak ada komplikasi. Anak ketiga lahir pada tanggal 21
januari 2020, cukup bulan, spontan, jenis kelamin
39

perempuan, penolong bidan, berat badan 3600 gram, tidak


ada komplikasi. Ibu mengatakan hanya menggunakan
kondom.
Responden mengatakan bahwa ibu dan keluarga
tidak memiliki riwayat penyakit menurun, menular dan
menahun seperti diabetes, hipertensi, TBC, asma dan
jantung. Ibu mengatakan makan terakhir jam 20.25 WIB,
minum terakhir 2 gelas. Ibu mengatakan belum BAB dan
sudah BAK 2x sehari, istirahat malam tidur 5-6 jam sehari
dan tidak melakukan seksualitas selama masa nifas.
Menurut hasil wawancara ibu mengatakan masih
bingung cara perawatan jahitan perineum. Ibu masih takut
untuk menyentuh jahitan perineumnya karena merasakan
perih.
40

Hasil pemeriksaan data obyektif

Hasil Subyek 1 Subyek 2


Pemeriksaan Keadaan umum : baik Keadaan umum : ibu merasa masih
umum Kesadaran : composmentis pusing dan lemas
Kesadaran : composmentis
TTV TD : 120/80mmhg TD : 120/80 mmhg
N: 81x/m N : 80x/m
R : 21X/m R : 21x/m
S : 35,50C S : 36,70C
Antropometri BB : 58 kg BB : 57 kg
TB : 156 cm TB : 155 cm.
Pemeriksaan Kepala : mesochepal, rambut hitam, bersih, tidak ada ketombe, tidak Kepala: mesochepal, rambut hitam,
fisik rontok, tidak ada benjolan abnormal bersih,tidak ada ketombe,tidak
Wajah : tidak pucat, tidak ada oedema. rontok, tidak ada benjolan
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih abnormal
Hidung :bersih tidak ada polip Wajah : tidak pucat, tidak ada oedema.
Mulut dan Gigi : mulut bersih, bibir kembab, tidak pucat, tidak Mata : simetris, konjungtiva merah
stomatitis, gusi tidak bengkak tidak berdarah, tidak muda, sklera putih
ada gigi berlubang tidak ada caries gigi Hidung : bersih tidak ada polip
Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada nyeri Mulut dan Gigi : mulut bersih,
telinga,tidak ada tanda infeksi bibir kembab, tidak pucat,
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, kelenjar tyroid, dan tidak stomatitis, gusi tidak
tidak ada pembengkakan vena jugularis bengkak tidak berdarah, tidak
Payudara :simetris,puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, ada gigi berlubang tidak ada
tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, caries gigi
terdapat pengeluaran asi. Telinga: simetris, bersih, tidak ada
Abdomen :tidak ada bekas luka operasi,tidak ada benjolan abnormal, serumen, tidak ada nyeri
41

TFU 3 jari dibawah pusat,kontraksi keras. telinga,tidak ada tanda infeksi


Genetalia : terdapat luka jahitan masih basah,pengeluaran lochea Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar
rubra,tidak terdapat tanda-tanda infeksi. limfe, kelenjar tyroid, dan tidak
Ekstrimitas :tidak oedema,tidak ada varises,ekstrimitas atas dan ada pembengkakan vena
bawah lengkap,tidak ada batasan gerak. jugularis
Payudara :simetris,puting susu menonjol,
areola hiperpigmentasi, tidak
ada benjolan abnormal, tidak
ada nyeri tekan, terdapat
pengeluaran asi.
Abdomen:tidak ada bekas luka operasi,
tidak ada benjolan abnormal,
TFU 2 jari dibawah
pusat,kontraksi keras.
Genetalia : terdapat luka jahitan masih
basah,pengeluaran lochea
rubra,tidak terdapat tanda-
tanda infeksi.
Ekstrimitas:tidak oedema,tidak ada
varises,ekstrimitas atas dan
bawah lengkap,tidak ada
batasan gerak.
42

Kedua subyek dilakukan pemeriksan, pemeriksaan fisik


pada Ny. Y abdomen teraba kontraksi uterus keras, TFU 3 jari
dibawah pusat. Pada Ny. E juga teraba kontraksi uterus keras dan
TFU 2 jari dibawah pusat. Segera setelah persalinan,TFU 2 cm
dibawah pusat,12 jam kemudian kembali 1 cm diatas pusat dan
menurun kira-kira 1 cm setiap hari.pada hari ke dua setelah
persalinan TFU 1 cm dibawah pusat.pada hari ke 3-4 TFU 2 cm
dibawah pusat,pada hari 5-7 TFU setengah pusat sympisis.pada
hari ke-10 TFU tidak teraba ( anggraeni,2016). Involusi uterus atau
pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali
ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Ukuran
uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil
(Marmi, 2017).
Pada pemeriksaan genetalia Ny. Y terdapat lochea rubra
dan jahitan luka perineum grade II mash basah,tidak terdapat
tanda-tanda infeksi dan pada pemeriksaan genetalia Ny. E juga
terdapat lokhea rubra dan luka jahitan perineum grade II masih
basah,tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Lokhea merupakan istilah
untuk sekret yang keluar dari uterus melalui vagina selama masa
puerpurium/nifas. Lokhea yang terjadi pada hari pertama sampai
tiga hari setelah persalinan, warna merah terang sampai merah tua
yang mengandung desidua. Merupakan darah segar yang terdapat
sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel desidua, vetriks caeosa, lanugo
dan mekonium selama satu sampai tiga hari
postpartum(Sulistyawati, 2009).
43

b.Penatalaksanaan
Pada Ny.Y dan Ny.E diberikan asuhan sebagai berikut :
1) KIE memberitahu ibu untuk memperbanyak nutrisi dan istrahat
yang cukup agar tidak pusing dan lemas.
2) KIE Menjaga alat genetalia dengan mencucinya menggunakan
sabun dan air, kemudian daerah vulva sampai anus harus kering
sebelum memakai pembalut wanita, setiap kali selesai buang air
kecil atau buang air besar, pembalut minimal diganti tiga kali
dalam sehari.
3) KIE cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah membersihkan daerah genetalia.
4) KIE mengajarkan ibu untuk Siram vagina hingga bersih dengan
air setiap kali habis BAK dan BAB. Air yang digunakan tidak
perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan kebelakang
sampai tidak ada sisa- sisa kotoran yang menempel disekitar
vagina, baik dari air seni maupun feses yang mengandung
kuman dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan.
5) Setelah vagina dibersihkan maka jangan lupa untuk mengganti
pembalut dengan pembalut yang baru dan bersih. Agar vagina
tidak lembab dan kotor.
6) Setelah dibasuh maka keringkan perineum dengan handuk
lembut, lalu kenakan pembalut baru. Pembalut harus diganti
setelah BAB atau BAK atau minimal tiga jam sekali atau
apabila sudah merasa tidak nyaman.
7) KIE mengajarkan kepada ibu untuk menekan luka perineum
dengan povidone iodine yang sudah diresepkan dokter.
8) Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi obat yang
diberikan oleh tenaga kesehatan untuk mempercepat
penyembuhan luka jahitan perineum serta mengurangi rasa
nyeri.
44

A. Pembahasan
Dipembahasan itu semua dibahas
misalnya
1. Subjektif
Data subjektif kasus pertamaNy.Y umur 29 tahun
disebutkan bahwa ibu bersalin secara spontan pada tanggal
21 januari 2020 jam 07.45 wib.
Ibu mengatakan masih lemas dan pusing serta nyeri
pada luka jahitan perineum. Nyeri pada luka jalan lahir ibu
disebabkan dari robekan jalan lahir dan jahitan sehingga ibu
harus mendapatkan perawatan luka perineum dengan baik
dan benar. Peneliti mengatakan bahwa nyeri yang dialami
ibu adalah normal dan fisiologis karena adanya luka jahitan
perineum. Marmi (2014) menyebutkan bahwa nyeri
disebabkan karena terputusnya jaringan syaraf dan otot
disekitar luka jahitan perineum. Hal ini sesuai dengan jurnal
penelitian Wijayanti (2014) bahwa nyeri yang timbul
setelah persalinan dapat diprediksi berdasarkan terjadinya
jejas persalinan dan syaraf yang mengirimkan sinyal aferen
ke sistem syaraf pusat.
Luka perineum diakibatkan oleh rusaknya jaringan
secara alamiah karena adanya proses desakan kepala janin
atau bahu pada saat proses persalinan. Pada umumnya luka
perineum bentuknya tidak teratur sehingga jaringan yang
robek sulit dilakukan jahitan (Rukiyah, Aiyeyeh, dkk,
2016).
Riwayat obstetric P3A0Ah3,riwayat kesehatan ibu
mengatakan baik dari ibu maupun suami tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti
HIV/AIDS,TBC,hepatitis,dan menurun seperti
hipertensi,asma,DM.
45

POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI,


PERUBAHAN PSIKOSOSIAL SPIRITUAL BELUM
DIBAHAS
Ibu mengatakan dirinya dan keluarga sangat senang
atas kehadiran bayinya,keluarga juga ikut berperan dalam
merawat bayinya,pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
makan sekali,porsi sedang,ibu mengonsumsi makanan gizi
seimbang yang mengandung protein yang tinggi seperti
putih telur,ikan,sayur-sayuran dan lainnya. Hal ini sesuai
dengan jurnal penelitian Moloku (2018) bahwa campur
tangan ibu sangatlah diperlukan untuk dapat mempercepat
proses penyembuhan luka jahitan perineum.
Menurut hasil penelitian dalam jurnal terpadu ilmu
kesehatan Supiati dan Siti, (2016) juga menyebutkan waktu
yang dibutuhkan untuk kesembuhan luka jahitan perineum
pada ibu masa nifas yang diberikan telur rebus mayoritas
membutuhkan waktu lima sampai enam hari,sedangkan
masa nifas yang tidak diberikan telur rebus mayoritas
membutuhkan waktu penyembuhan delapan sampai sepuluh
hari.
Ibu mengatakan BAB sekali,ibu mengatakan masih
takut BAB kekamar mandi. Menurut Safitri,(2017) rasa
khawatir dan takut buang air besar setelah melahirkan lebih
sering dialami ibu yang melahirkan sacara normal,cara
untuk menghilangkan rasa khawatir saat buang air besar
bisa dengan cara mengonsumsi makanan yang banyak serat
seperti buah-buahan dan sayur,serta memperbanyak minum
air putih.
Personal hygiene ibu belum mandi,ganti pakaian
sekali,ibu mengatakan senang atas kehadiran bayinya,dan
keluarga juga senang serta membantu untuk merawat
46

bayinya,mendukung ibu untuk memberikan asi ekslusif 6


bulan penuh.
Dewi (2012) menyebutkan bahwa involusi uterus
terjadi segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang
berkontraksi posisi fundus berada kurang lebih pertengahan
antara umbilicus dan simpisis atau sedikit lebih tinggi.
Kontraksi adalah sama dengan kontraksi ketika persalinan,
yang membedakan adalah tujuannya. Seperti yang sudah
diketahui, ketika uterus berkontraksi seorang wanita akan
merasakan mulas. Inilah yang disebut nyeri setelah
melahirkan. Hal tersebut akan berlangsung selama dua
sampai tiga hari setelah melahirkan.
Pada kasus kedua Ny.Y umur 29 tahun ibu
mengatakan telah bersalin secara spontan pada tanggal 7
januari 2020,keluhan ibu masih lemes. Menurut manuaba
(2015),pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada
nifas,pusing bisa disebabkan oleh karena tekanan darah
rendah ( sistol 160 mmhg dan distol 110 mmhg), pusing dan
lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh anemia
bila kadar haemoglobin,lemas yang berlebihan merupakan
tanda-tanda bahaya dimana keadaan lemas disebabkan oleh
kurangnya istrahat dan kurangnya asupan kalori sehingga
ibu keliatan pucat,tekanan darah rendah (sistol).
Riwayat obstetric P1A0Ah1, riwayat kesehatan ibu
mengatakan baik dari ibu maupun suami tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS,TBC,
hepatitis, dan menurun seperti hipertensi,asma, diabetes
militus.
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari ibu makan
2x setelah persalinan,porsi sedang,jenis lauk pauk nasi
sayur buah,minum 6 gelas,BAB 1x,BAK 1x, Menurut hasil
47

penelitian dalam jurnal terpadu ilmu kesehatan Supiati dan


Siti, (2016) juga menyebutkan waktu yang dibutuhkan
untuk kesembuhan luka jahitan perineum pada ibu masa
nifas yang diberikan telur rebus mayoritas membutuhkan
waktu lima sampai enam hari,sedangkan masa nifas yang
tidak diberikan telur rebus mayoritas membutuhkan waktu
penyembuhan delapan sampai sepuluh hari.
Ibu mengatakan sakit pada luka jahitan perineum.
Nyeri pada luka jalan lahir ibu disebabkan dari robekan
jalan lahir dan jahitan sehingga ibu harus mendapatkan
perawatan luka perineum dengan baik dan benar. Peneliti
mengatakan bahwa nyeri yang dialami ibu adalah normal
dan fisiologis karena adanya luka jahitan perineum. Marmi
(2014) menyebutkan bahwa nyeri disebabkan karena
terputusnya jaringan syaraf dan otot disekitar luka jahitan
perineum. Hal ini sesuai dengan jurnal penelitian Wijayanti
(2014) bahwa nyeri yang timbul setelah persalinan dapat
diprediksi berdasarkan terjadinya jejas persalinan dan syaraf
yang mengirimkan sinyal aferen ke sistem syaraf pusat.
istrahat 2 jam,ibu mengatakan belum mandi,ganti pakaian
1x,gosok gigi 1x,ibu mengatakan masih membutuhkan
bantuan dari orang lain,ibu dan keluarga senang atas
kehadiran bayinya,keluarga membantu untuk merawat bayi
serta memberikan dukungan untuk memberikan asi ekslusif
6 bulan penuh.
2. Data obyektif
Pada hasil pemeriksaan Ny.Y keadaan umum ibu
masih lemas,kesadaran composmentis,pengukuran tanda-
tanda vital yaitu tekanan darah 110/80 mmHg, nadi
81x/menit, respirasi 21x/menit dan suhu badan 35,5oC.
48

Dan hasil pemeriksaan pada Ny. E keadaan umum


ibu masih merasa pusing,kesadaran composmentis,tanda-
tanda vital yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
80x/menit, respirasi 20x/menit dan suhu badan 36,7oC.
Hasil pemeriksaan Ny.Y dan Ny.E sesuai dengan hasil
penelitian Suherni(2017),suhu tubuh wanita inpartu tidak
lebih dari 37,20C.pasca melahirkan suhu tubuh dapat naik
kurang lebih 0,50C dari keadaaan normal. Dan nadi normal
pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Tekanan darah
normal pada manusia adalah sistol antara 90-120
mmhg,dan diastole 60-80 mmhg,pernapasan normal pada
orang dewasa adalah 16-24 kali permeni.,ibu mengatakan
asi sudah keluar.
Sesudah dua jam pertama melahirkan umumnya
suhu badan akan kembali normal. Tekanan darah sedikit
mengalami penurunan sekitar 20 mmHg atau lebih pada
tekanan systole akibat dari hipotensi ortostastik yang
ditandai dengan sedikit pusing pada saat perubahan posisi
dari berbaring ke berdiri dalam 48 jam pertama.Denyut
nadi yang meningkat selama persalinan akhirnya kembali
normal setelah beberapa jam postpartum. Pada masa nifas
umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu
tubuh.Pernapasan akan sedikit meningkat pada saat partus
kemudian kembali seperti semula (Maryunani, 2015).
Pemeriksaan fisikhead to toe kedua kasus yaitu
mata simetris,konjungtiva tidak anemis,sclera putih.hasil
pemeriksaan ini sesuai dengan penelitian yang hasilnya
mata normal terlihat simetris,konjungtiva tidak
anemis,sklera putih (Novemita,2018).
Hasil pemeriksaan leher kedua subjek tidak terdapat
pembesaran vena jugularis,kelenjar limfe,dan kelenjar
49

tyroid.hasil pemeriksaan ini sesuai dengan penelitian yang


hasilnya leher tidak ada pembengkakan apapun
(Putri,2018).
Hasil pemeriksaan dada kedua subjek terlihat
simetris, tidak ada benjolan abnormal, putting menonjol,
tidak terdapat bendungan asi, tidak keras. Hasil
pemeriksaan ini sesuai dengan penelitian (cesar,2017).
Hasil pemeriksaan abdomen kedua subjek pada Ny.
Y abdomen teraba kontraksi uterus keras, TFU 3 jari
dibawah pusat. Pada Ny. E juga teraba kontraksi uterus
keras dan TFU 2 jari dibawah pusat.Involusi uterus atau
pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60
gram. Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil
seperti sebelum hamil(Marmi, 2017).
Pada pemeriksaan genetalia Ny. Y terdapat lochea
rubra,dan jahitan luka perineum grade II masih basah,tidak
terdapat tanda-tanda infeksi. Dan pada pemeriksaan
genetalia Ny. E juga terdapat lokhea rubra dan luka jahitan
perineum grade II masih basah,tidak terdapat tanda-tanda
infeksi. Lokhea merupakan istilah untuk sekret yang
keluar dari uterus melalui vagina selama masa
puerpurium/nifas.Lokhea yang terjadi pada hari pertama
sampai tiga hari setelah persalinan, warna merah terang
sampai merah tua yang mengandung desidua. Merupakan
darah segar yang terdapat sisa- sisa selaput ketuban, sel-
sel desidua, vetriks caeosa, lanugo dan mekonium selama
satu sampai tiga hari postpartum(Sulistyawati, 2009).
Pada pemeriksaan esktrimitas kedua subjek tidak
oedem,tidak ada varises,jari lengkap,esktrimitas atas dan
bawah lengkap,tidak ada batasan gerak.hasil pemeriksaan
50

sesuai dengan penelitian yang hasil normalnya esktrimitas


dimana gerakan aktif dan tidak ada batasan gerak,jari-jari
lengkap,dan tidak terdapat varises (Novemita,2018).
3)Analisa
a. Ny. Y umur 29 tahun P1A0Ah1 nifas 6 jam dengan jahitan
perineum grade II.
b. Ny. E umur 28 tahun P3A0Ah3 nifas 2 jam dengan jahitan
perineum grade II.
4) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. Y Pada saat
pemantauan dua jam post partum, menganjurkan ibu untuk
melakukan mobilisasi dini yang bertujuan untuk mengurangi
risiko infeksi dan darah yang keluar lancar, mengurangi rasa
nyeri, dan mempercepat penyembuhan luka. Hal ini sesuai
dengan jurnal penelitian Yasmalizar (2013) dengan judul
“Hubungan umur , Asupan Gizi, dan Mobilisasi Dini dengan
Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Labuhan Haji Timur Aceh Selatan” yang juga
menayatakan bahwa mobilisasi berpengaruh terhadap
penyembuhan luka perineum.
Mengajarkan ibu untuk tidak takut BAK ataupun BAB
dengan cara membasuh vagina dari arah depan ke belakang
setelah BAK ataupun BAB hingga bersih, lalu mengeringkannya
dengan handuk yang bersih, setelah itu mengompres luka jahitan
menggunakan kassa steril dan povidone iodine, setelah
melakukan perawatan luka jahitan ibu mengganti pembalut
dengan yang baru. Walyani (2016) menyebutkan bahwa, apabila
ibu takut untuk bergerak dan hanya berbaring terus – menerus
karena rasa nyeri yang dirasakan, maka hal ini akan
menghambat proses penyembuhan luka dan menyebabkan
sirkulasi darah pada luka tersebut menjadi tidak lancar dan
51

mencegah aliran darah terhambat. Hambatan aliran darah dapat


menyebabkan terjadinya trombosit vena dalam dan dapat
menyebabkan infeksi.
Menganjurka ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri atau
personal hygiene, sering membersihkan area tubuh, pakaian,
tempat tidur dan lingkungannya dan mencegah bakteri
(Bahiyatu,2016).
Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan
payudara. Jika putting terbenam, lakukan masase payudara
secara perlahan dan tarik keluar secara hati-hati,pada masa
postpartum seorang ibu akan rentan terhadap infeksi,untuk
itu,menjaga kebersihan sangatlah penting untuk mencegah
infeksi.
KIE menganjurkan ibu untuk istrahat dan tidur yang cukup
untuk mengurangi kelelahan,tidur siang atau istrahat selagi bayi
tidur. Menurut (Rahmawati,2015),kurang istrahat ibu nifas dapat
mengurangi jumlah asi,memperlambat involusi,yang akhirnya
bisa menyebabkan perdarahan,Depresi.
Menganjurkan ibu untuk senam nifas. Menurut
(Suherni,2015), selama kehamilan dan persalinan ibu banyak
mengalami perubahan fisik seperti dinding perut menjadi
kendor, longgarnya liang senggama, dan otot dasar panggul,
untuk mengembalikan kepada keadaan normal penting untuk
dilakukan senam nifas agar mempercepat pemulihan.
KIE berkbprogram kontrasepsi harus segera dilakukan
sebelum hubungan seksual karena ada kemungkinan hamil
kembali dalam kurun waktu kurang dan 6 minggu (kontrasepsi
untuk mecegah kehamilan),(Bahiyatu,2018).
Pada penatalaksanaan Ny.E juga diberikan asuhan yang
samauntuk perawatan jahitan perineum agar ibu tetap menjaga
kebersihan genetalia dengan prinsip bersih dan kering.
52

Membasuh vagina setelah BAK ataupun BAB dari arah depan


ke belakang hingga bersih, mengeringkan dengan handuk
kering, lalu mengompres jahitan perineum dengan kassa steril
yang telah diberi povidone iodine, setelah itu mengganti
pembalut dengan yang baru.
Anggraeni (2010) menyebutkan bahwa langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam menjaga kebersihan perineum yaitu
menyiram vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis
BAK dan BABdari arah depan ke belakang sampai tidak ada
sisa-sisa kotoran yang menempel disekitar vagina, keringkan
perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan pembalut
baru.Setelah semua langkah dilakukan perineum dapat diolesi
dengan salep antibiotik atau ditekan dengan povidone iodine
yang sudah diresepkan.
Kebersihan salah satu nilai yang diajarkan dalam islam, terdapat
firman Allah dalam (QS At-Taubah [9] : 108).
ٰ ‫علَىالتَّ ْق ٰوىم ْنا َ َّوليوْ ٍماَحقُّا َ ْنتَقُوْ مف ْي ۗهف ْيهرجالٌيُّحبُّوْ نَا َ ْنيَّتَطَهَّرُوْ ۗاو‬šš‫اَل تَقُمف ْيهاَبد ًۗالَم ْسج ٌداُسِّس‬
ِّ‫اللّهُي ُِحب ُّْال ُمطَّه‬ َ ِ َ ِ ِ ِِ َِ َ َِ ِ َ َ ِ َ َ ِ ِْ
۱۰۸ : ‫ِر ْينَ ﴿التوبة‬
Dalam surat ini ditafsirkan Allah menyukai orang-orang
yang bersih. Ibu nifas juga bisa menerapkan kebersihan salah
satunya dengan mengganti pembalutnya dan merawat jahitan
perineumnya. Menjaga kebersihan juga bermanfaat untuk
mempercepat penyembuhan pada ibu nifas dengan jahitan
perineum agar tidak terjadi infeksi.
Menganjurka ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri atau
personal hygiene, sering membersihkan area tubuh,
pakaian,tempat tidur dan lingkungannya dan mencegah bakteri
(Bahiyatu,2016).
Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan
payudara.jika putting terbenam,lakukan masase payudara secara
perlahan dan tarik keluar secara hati-hati,pada masa postpartum
53

seorang ibu akan rentan terhadap infeksi,untuk itu,menjaga


kebersihan sangatlah penting untuk mencegah infeksi.
KIE menganjurkan ibu untuk istrahat dan tidur yang cukup
untuk mengurangi kelelahan,tidur siang atau istrahat selagi bayi
tidur. Menurut (Rahmawati,2015),kurang istrahat ibu nifas dapat
mengurangi jumlah asi,memperlambat involusi,yang akhirnya
bisa menyebabkan perdarahan,Depresi.
Menganjurkan ibu untuk senam nifas. Menurut
(Suherni,2015), selama kehamilan dan persalinan ibu banyak
mengalami perubahan fisik seperti dinding perut menjadi
kendor,longgarnya liang senggama,dan otot dasar panggul,untuk
mengembalikan kepada keadaan normal penting untuk
dilakukan senam nifas agar mempercepat pemulihan.
KIE berkb,program kontrasepsi harus segera dilakukan
sebelum hubungan seksual karena ada kemungkinan hamil
kembali dalam kurun waktu kurang dan 6 minggu (kontrasepsi
untuk mecegah kehamilan),(Bahiyatu,2018).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan asuhan yang telah dilakukan pada Ny. Y umur
29 tahun P1A0Ah1 dengan luka jahitan perineum derajat II dan
pada Ny. E umur 28 tahun P3A0Ah3 dengan luka jahitan
perineum derajat II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada hasil pengkajian didapatkan hasil data subyektif yang
ditemukan ibu masih merasa nyeri pada luka jahitan perineum
dan kegiatan ibu sehari-hari adalah merawat bayinya, danibu
sudah bisa melakukan perawatan jahitan perineumnya.
2. Pada pemeriksaan fisik Ny.Y didapatkan hasil data obyektif yaitu
keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital normal, tekanan darah
110/80 mmhg, nadi 81x/m, respirasi 21x/m, suhu 35,5oC dan
terdapat luka jahitan perineum derajat II masih basah,tidak
terdapat tanda-tanda infeksi.Pada Ny. E keadaan umum ibu baik,
tanda-tanda vital normal tekanan darah 120/80 mmhg, nadi
80x/m, respirasi 21x/m, suhu 36,7oC dan terdapat luka jahitan
perineum derajat II masih basah dan tidak terdapat tanda-tanda
infeksi.
3. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka jahitan perineum
pada Ny.E dan Ny.Y mengatakan mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi seperti daging, ikan, hati dan Vitamin C
dapat membantu penyembuhan luka, memelihara kesehatan ,dan
asam mefanamat untuk mengatasi rasa nyeri pada jahitan
perineum.
4. Penatalaksanaan yang diberikan pada ibu nifas dengan luka
jahitan perineum yaitu asuhan secara holistic, meliputi
pemantauan tanda-tanda vital, proses involusi, pengeluaran
lochea, KIE perawatan jahitan perineum dengan cara membasuh
bersih vagina, mengeringkan lalu mengompres dengan povidone
iodine dan mengganti pembalut yang baru untuk mencegah
infeksi.

B. Saran
1. Bagi Pasien ibu Nifas.
Diharapkan dapat melakukan perawatan luka perineum
dengan baik dan benar sehingga didapatkan kesembuhan luka
yang baik.
2. Bagi Bidan PMB Ummu Hani Bantul
Diharapkan tenaga kesehatan PMB Ummu Hani Bantul dapat
menerapkan asuhan dan perawatan luka perineum yang
sesuai dengan prosedur pelayanan yang sudah ada di bidan
Praktek Mandiri dan dapat dijadikan sebagai masukan
penanganan kasus nifas dengan jahitan perineum.
3. Bagi Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan pembaca dalam menerapkan ilmu yang
diperoleh dan sebagai bahan acuan Karya Tulis Ilmiah
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

.Alka, M., Kebidanan, P. S., Kedokteran, F., Ilmu, D. A. N., Islam, U., &
Alauddin, N. (2017). Karya Tulis Ilmiah.
Artikel, I. (2020). ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE DI PMB
SUKANI EDI. 5(1).
Belakang, A. L. (2009). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Silvia
Sulistyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2016. 1–11.
Bpm, D. I., Anik, N. Y., Jekek, D., Baron, K., & Nganjuk, K. (2017). MINAT IBU
NIFAS DALAM MELAKUKAN MOBILISASI DINI DI BPM NY. ANIK
SULISTYAWATI (Desa Jekek Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk). 6(1),
8–13.
Bps, D. I., & Arofah, M. U. (2012). No Title.
Kasih, P., Manado, G., & Kundre, R. (2015). E-journal Keperawatan (e-Kp)
Volume 3 Nomor 2 Oktober 2015 HUBUNGAN VULVA. 3, 2–6.
Kebidanan, A., Ibu, P., Dengan, N., Perineum, R., Ii, D., Puskesmas, D. I., …
Yogyakarta, A. (2015). 1 2 3 . 3–9.
Keilmuan, B., Maternitas, K., & Kuala, P. U. S. (2010). Relationship of
Knowledge and Attitudes of Primiparous about Puerperium with Nursing
Care of Puerperium in the Midwifery Room Rsia Banda Aceh Dewi
Hermawati. II(1).
Kim, J., & Kim, J. (2011). Institutional Knowledge at Singapore Management
University Corporate tax avoidance and stock price crash risk : Firm-level
analysis Corporate Tax Avoidance and Stock Price Crash Risk : Firm-Level
Analysis. 639–662.
Komang Subagiastraa, I Putu Edy Arizonab, I. N. K. A. M. (2016). PENGARUH
PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN KELUARGA, DAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
(Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia) Komang. 1(2),
167–193.
Kundre, R. (2017). Personal Hygiene. 5.
Luka, N., Pada, P., & Post, I. B. U. (2008). PENGGUNAAN BEBAT PERINEUM
(KEMPITAN) UNTUK MENGURANGI NYERI LUKA PERINEUM PADA
IBU POST PARTUM Dewi Susilowati, Triwik Sri Mulati. 41–47.
Mangkok, A., Sebagai, G., Pencegahan, U., Payudara, P., Menyusui, I. B. U.,
Estiwidani, D., … Yogyakarta, P. K. (2017). Buku ii.
Mulyani, Y., & Solihah, I. (2020). EFFECTIVENESS OF EARLY
MOBILIZATION , EARLY BREASTFEEDING INITIATION , AND
OXYTOCIN MASSAGE AGAINST UTERINE INVOLUTION. 09(02), 98–
102. https://doi.org/10.30591/siklus.v9i2.1900.g1162
Percepatan, T., & Luka, P. (2017). Pengaruh konsumsi telur rebus terhadap
percepatan penyembuhan luka.
Publikasi, N., Studi, P., Program, K., Terapan, S., & Kesehatan, F. I. (2019).
HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN INVOLUSIO UTERI
PADA IBU NIFAS 2 JAM.
Rahayu, P. P. (2016). PERINEUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA
YOGYAKARTA TAHUN 2014. XI(April), 22–31.
Rahmawati, A. E. M. A. (2016). ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS NORMAL
PADA Ny. F DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG KOTA
SEMARANG HALAMAN JUDUL.
Ringroad, J., Daya, B., & Tamantirto, N. (2016). Usia Berpengaruh Dominan
terhadap Perilaku Perawatan Luka Perineum pada Ibu Nifas di RSUD
Sleman Postpartum Women Hospital Sleman. 95–101.
Rupture, L., Pada, P., Proliferasi, F., & Post, I. B. U. (2017). No Title. 3(1), 49–
56.
Sari, A. S., & Sumaryani, S. (2015). HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN
KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI
KLINIK. 2(3), 183–189.
Studi, P., Pendidik, B., Diploma, J., & Kesehatan, F. I. (2017a). Hubungan
perawatan perineum dengan kesembuhan luka perineum pada ibu nifas di
klinik bersalin widuri sleman.
Studi, P., Pendidik, B., Diploma, J., & Kesehatan, F. I. (2017b). PENGARUH
KONSUMSI TINGGI PROTEIN NABATI.
Studi, P., Pendidik, B., Iv, D., & Kesehatan, F. I. (2017). Hubungan senam hamil
dengan kejadian robekan perineum pada ibu bersalin di klinik umum
pratama bina sehat kasihan bantul.
Tingkat, H., Ibu, P., Tentang, N., Luka, P., Dan, P., Gizi, S., … Luka, P. (n.d.).
PERAWATAN LUKA PERINEUM DAN STATUS GIZI DENGAN PROSES
PENYEMBUHAN LUKA OLEH Yayat Suryati , Eni Kusyati , Witry Hastuti
Program Study S1 Keperawatan STIKES Karya Husada Semarang. 23, 25–
32.
Who, E., & Group, W. B. (2015). Trends in Maternal Mortality : 1990 to 2015.
LAMPIRAN
Lampiran 1
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS DENGAN LUKAPERIENEUM DERAJAT II
Sep- Nov- Mei- Jun-
Dec-19 Jan-20 Feb-20 Mar-20 April-20
Jenis Kegiatan 19 19 20 20
3-4 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1-4 1-4
Pengajuan judul Karya
Tulis Ilmiah
BAB I (pendahuluan)
Revisi BAB I
BAB II (tinjuan
pustaka)
Revisi BAB II
BAB III (Metode
Penelitian)
Revisi BAB III
Seminar Proposal
Revisi Proposal
Pengumpulan data
Penyusunan BAB IV
dan V
Ujian Hasil Karya Tulis
Ilmiah
Revisi dan Penjilidan
Karya Tulis Ilmiah
Pengumpulan Karya
Tulis Ilmiah
Lampiran 2
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Ibu Responden
Di PMB Ummu Hani Bantul Yogyakarta
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dengan Hormat,Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nursani
Nim : 1710105199
Adalah mahasiswa semester V Prodi DIII Kebidanan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Kesehatan yang sedang melakukan
penelitian dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Perawatan
Luka Jahitan Perineum Derajat II di PMB Ummu Hani Bantul Yogyakarta”
Dengan ini saya memohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam
penelitian ini. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian. Diharapkan ibu menjawab dengan jujur tanpa
menutupi hal yang sebenarnya.Apabila ibu menyetujui, maka saya mohon
kesediaannya untuk menadatangani persetujuan dan menjawab pertanyaan yang
saya berikan.
Atas perhatian dan kesediaan sebagai responden, saya ucapkan
terimakasih.
Yogyakarta,………..2020

Responden
(…………….)
Lampiran 3

INFORMED CONCENT
Dengan hormat.
Bersama ini saya
Nama :
Umur :
Alamat :
Bersedia dengan sukarela menjadi responden pada penelitian yang dilakukan oleh
Nama : Nursani
Pendidikan : DIII Kebidanan Universitas’Aisyiyah Yogyakarta
Alamat : Jln.Ring Road Barat
No.63,Mlangi,Nogotirto,Gamping,Sleman,Yogyakarta (55292).
Judul penelitian : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Perawatan Luka
Jahitan Perineum Derajat II di PMB Ummu Hani Bantul.
Saya berharap jawaban yang saya berikan dijaga dengan kerahasianya. Demikian
surat pernyataan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak
manapun.

Yogyakarta, 2019

Responden

Lampiran 4 Format Asuhan Kebidanan Responden 1


FORMAT ASKEB
ASUHAN KBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMALPADA
NY.Y UMUR 29 TAHUN P1A0AH1 POST PARTUM NORMAL
6 JAM DI PMB UMMU HANI BANTUL
No.Register :
Tanggal,jam : 7 januari 2020 / 10.50 WIB
Ruang : Nifas
Pengkajian oleh: Nursani

Identitas IBU SUAMI


Nama : Ny.Y Tn.A
Umur : 29 tahun 40 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa Jawa
Pendidikan : SMU SMU
Pekerjaan : IRT Buruh
Alamat : Kaliputih Kaliputih
No.telp : 089xxx -

SUBJEKTIF
1. Alasan dating : Ibu mengatakan telah bersalin normal pada tanggal 7
januari 2020,di tolong oleh bidan di PMB Ummu Hani Bantul.
2. Keluhan utama : Ibu mengatakan masih lemas
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-6 hari
Banyak : 2-3x ganti pembalut
Sifat darah : cair
Warna : merah
Keluhan : tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
Pernikahan ke : 1
Menikah umur: 27 tahun
Lama Perkawinan : 6 tahun
5. Riwayat Obstetri : P1A0AH1
6. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Ibu : Ibu mengatakan bahwa ibu dan suama tidak ada
yang menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS,hepatitis,TBC dan
menurun seperti hiprtensi,asma,dm.
b. Kesehatan Keluarga : Ibu mengatakan bahwa keluarga ibu dan
suami tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
HIV/AIDS,TBC,hepatitis dan menurun seperti asma,hipertensi,dm.
7. Riwayat Kontrasepsi : Ibu mengatakan belum pernah menggunakkan alat
kontrasepsi.
8. Riwayat pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi : makan 3x sehari,porsi sedang,nasi lauk pauk.minum +7
gelas,air putih dan tidak ada keluhan.
b. Eliminasi : Ibu mengatakan sudah BAB 3 Jam setelah bersalin
c. Istrahat : kurang lebih 2 jam
d. Aktivitas : menyusui 2 jam sekali
e. Personal Hygiene : mandi 2x sehari,keramas 2x seminggu,gosok gigi
2x sehari,ganti pakaian seperlunya.
9. Riwayat Biopsikososial spiritual cultural :
1. ibu mengatakan selama masa nifas keluarga dan suami selalu
mendukung dan membantu dalam merawat bayinya.
2. Ibu merasa sangat senang dengan kehadiran bayinya dan sudah
bisa menyesuaikan diri dan merawat bayinya.

OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadan Umum :ibu mengatakan masih merasa pusing.
Kesadaran :Composmentis
2. Tanda Vital
Tekanan darah: 110/80 mmhg
Nadi : 81x/menit
Respirasi : 21x/menit
Suhu : 35,5 0C
3. Antropometri
BB : 58 kg
TB : 156 cm
LILA : 26 cm
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : bersih,rambut hitam,tidak ada benjolan abnormal.
b. Muka : tidak pucat,tidak oedema.
c. Mata : simetris,sklera putih,konjungtiva merah muda.
d. Hidung : bersih,tidak ada polip,tidak ada sekret.
e. Mulut : bibir lembab,tidak ada pembekakan digusi,tidak ada caries
gigi.
f. Telinga : simetris,pendengaran baik,bersih,tidak ada serume
berlebihan.
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,limfe dan vena
jugularis.
h. Payudara :simetris,putting menonjol,areola hitam
kecoklatan,pengeluaran asi sudah.
i. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi,tidak ada benjolan,terdapat
linea nigra,tfu 2 jari dibawah pusat,kontraksi keras.
j. Genetalia : terdapat luka jahitan masih basah,tidak terdapat tanda
infeksi,pengeluaran lochea rubra.
k. Anus : berlubang.
l. Eksterimitas : atas dan bawah jari lengkap,tidak oedema,tidak ada
varises,refleks patella kanan dan kiri +.
5. Catatan Medic Lainnya
a. Riwayat prenatal dan perinatal
Umur kehamilan : 37+3 mg
Penolong : bidan
Jenis persalinan : spontan
Komplikasi : tidak ada
Plasenta : lengkap
Perineum : jahitan derajat II
b. Keadaan BBL
Lahir tanggal : 7-1-2020
Jenis kelamin : perempuan
BB/PB : 2600 gram /48 cm
LK/LD/LP : 37cm/35cm,35cm
LILA : 11 cm
APGAR : 8/9/10
c. Pemeriksaan penunjang : -
ANALISA
Ny.Y Umur 29 tahun P1A0AH1 post partum normal dengan nifas 6 jam.
PENATALAKSANAAN Yogyakarta,7 januari 2020
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan keadaan ibu dan bayi baik.
2. Memberitahu ibu untuk selalu membersihkan genetalianyaa dengan
sabu dan air bersih,serta obati luka jahitan dengan menggunakan
betdaine dan kassa steril.
3. Mengajurkan ibu untuk istrahat yang cukup
4. Mengajurkan ibu untuk selalu memberikan asi pada bayinya setiap 2
jam sekali atau setiap bayinya ingin menyusui.
5. Mengajurkan ibu untuk tetap makan gizi seimbang
6. Memberitahu ibu pada masa nifas ini tidak dianjurkan melakukan
hubungan seksual karena tidak dianjurkan dari kesehatan dan agama
islam.
7. Memberitahu ibu untuk selalu mengkonsumsi obat yang diberikan oleh
bidan.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang seminggu lagi atau
apabila ada keluhan segera ke tenaga kesehatan.
9. Melakukan pendokumentasian dibuku register.

FORMAT ASKEB
ASUHAN KBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMALPADA
NY.Y UMUR 29 TAHUN P1A0AH1 POST PARTUM NORMAL
6 JAM DI PMB UMMU HANI BANTUL
No.Register :
Tanggal,jam : 7 januari 2020 / 10.50 WIB
Ruang : Nifas
Pengkajian oleh: Nursani

Identitas IBU SUAMI


Nama : Ny.Y Tn.A
Umur : 29 tahun 40 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa Jawa
Pendidikan : SMU SMU
Pekerjaan : IRT Buruh
Alamat : Kaliputih Kaliputih
No.telp : 089xxx -

SUBJEKTIF
1.Alasan datang : Ibu mengatakan telah bersalin normal pada tanggal 7
januari 2020,di tolong oleh bidan di PMB Ummu Hani Bantul.
2. Keluhan utama : Ibu mengatakan masih lemas
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-6 hari
Banyak : 2-3x ganti pembalut
Sifat darah: cair
Warna : merah
Keluhan : tidak ada
4.Riwayat Perkawinan
Pernikahan ke :1
Menikah umur : 27 tahun
Lama Perkawinan : 6 tahun
5.Riwayat Obstetri : P1A0AH1
6.Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Ibu : Ibu mengatakan bahwa ibu dan suama tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS,hepatitis,TBC dan menurun
seperti hiprtensi,asma,dm.
b. Kesehatan Keluarga : Ibu mengatakan bahwa keluarga ibu dan suami
tidak ada yang menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS,TBC,hepatitis
dan menurun seperti asma,hipertensi,dm.
7.Riwayat Kontrasepsi : Ibu mengatakan belum pernah menggunakkan alat
kontrasepsi.
8.Riwayat pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi : makan 3x sehari,porsi sedang,nasi lauk pauk.minum +7 gelas,air
putih dan tidak ada keluhan.
b. Eliminasi : Ibu mengatakan sudah BAB 3 Jam setelah bersalin
c. Istrahat : kurang lebih 2 jam
d. Aktivitas : menyusui 2 jam sekali
e. Personal Hygiene : mandi 2x sehari,keramas 2x seminggu,gosok gigi
2x sehari,ganti pakaian seperlunya.
9.Riwayat Biopsikososial spiritual cultural : ibu mengatakan selama masa nifas
keluarga dan suami selalu mendukung dan membantu dalam merawat bayinya.

OBJEKTIF
1.Pemeriksaan Umum
Keadan Umum : baik
Kesadaran :Composmentis
2.Tanda Vital
a. Tekanan darah: 110/80 mmhg
b. Nadi : 81x/menit
c. Respirasi : 21x/menit
d. Suhu : 35,5 0C
3.Antropomsetri
a. BB : 58 kg
b. TB : 156 cm
c. LILA : 26 cm
4.Pemeriksaan fisik
a. Kepala : bersih,rambut hitam,tidak ada benjolan abnormal.
b. Muka : tidak pucat,tidak oedema.
c. Mata : simetris,sklera putih,konjungtiva merah muda.
d. Hidung : bersih,tidak ada polip,tidak ada sekret.
e. Mulut : bibir lembab,tidak ada pembekakan digusi,tidak
ada caries gigi.
f. Telinga : simetris,pendengaran baik,bersih,tidak ada serume
berlebihan.
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,limfe dan
vena jugularis.
h. Payudara :simetris,putting menonjol,areola hitam
kecoklatan,pengeluaran asi sudah.
i. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi,tidak ada
benjolan,terdapat linea nigra,tfu 2 jari dibawah pusat,kontraksi
keras.
j. Genetalia : terdapat luka jahitan masih basah,tidak terdapat
tanda infeksi,pengeluaran loches rubra.
k. Anus : berlubang.
l. Eksterimitas : atas dan bawah jari lengkap,tidak oedema,tidak
ada varises,refleks patella kanan dan kiri +.
5.Catatan Medic Lainnya
6.Riwayat prenatal dan perinatal
a. Umur kehamilan : 37+3 mg
b. Penolong : bidan
c. Jenis persalinan : spontan
d. Komplikasi : tidak ada
e. Plasenta : lengkap
f. Perineum : jahitan derajat II
7.Keadaan BBL
a. Lahir tanggal : 7-1-2020
b. Jenis kelamin : perempuan
c. BB/PB : 2600 gram /48 cm
d. LK/LD/LP : 37cm/35cm,35cm
e. LILA : 11 cm
f. APGAR : 8/9/10
8.Pemeriksaan penunjang :-

ANALISA
Ny.Y Umur 29 tahun P1A0AH1 post partum normal dengan nifas 6 jam.
PENATALAKSANAAN Yogyakarta,7 januari 2020
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan keadaan ibu dan bayi baik.
2. Memberitahu ibu untuk selalu membersihkan genetalianyaa dengan
sabu dan air bersih,serta obati luka jahitan dengan menggunakan
betdaine dan kassa steril.
3. Mengajurkan ibu untuk istrahat yang cukup
4. Mengajurkan ibu untuk selalu memberikan asi pada bayinya setiap 2
jam sekali atau setiap bayinya ingin menyusui.
5. Mengajurkan ibu untuk tetap makan gizi seimbang
6. Memberitahu ibu pada masa nifas ini tidak dianjurkan melakukan
hubungan seksual karena tidak dianjurkan dari kesehatan dan agama
islam.
7. Memberitahu ibu untuk selalu mengkonsumsi obat yang diberikan oleh
bidan.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang seminggu lagi atau
apabila ada keluhan segera ke tenaga kesehatan.
9. Melakukan pendokumentasian dibuku register.
Lampiran 4 Format Asuhan Kebidanan Responden 2
FORMAT ASKEB
ASUHAN KBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMALPADA
NY.E UMUR 28 TAHUN P3A0AH3 POST PARTUM NORMAL
2 JAM DI PMB UMMU HANI BANTUL

Tanggal,jam :21 -1-2020/ 07.45 WIB


Ruang : Nifas
Pengkajian oleh: Nursani

Identitas IBU SUAMI


Nama : Ny.E Tn.S
Umur : 28 tahun 34 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa Jawa
Pendidikan : SMU SMU
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Beran Beran
No.telp : 082xxx -

SUBJEKTIF
1.Alasan dating : Ibu mengatakan telah bersalin normal pada tanggal 21
januari 2020,di tolong oleh bidan di PMB Ummu Hani Bantul.
2.Keluhan utama : Ibu mengatakan masih lemas dan pusing
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lama : 5-6 hari
d. Banyak : 2-3x ganti pembalut
e. Sifat darah : cair
f. Warna : merah
g. Keluhan : nyeri pada luka jahitan
4. Riwayat Perkawinan
a. Pernikahan ke : 1
b. Menikah umur: 21 tahun
c. Lama Perkawinan :9 tahun
5. Riwayat Obstetri : P3A0AH3
6. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Ibu : Ibu mengatakan bahwa ibu dan suama tidak ada
yang menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS,hepatitis,TBC
dan menurun seperti hiprtensi,asma,dm.
b. Kesehatan Keluarga : Ibu mengatakan bahwa keluarga ibu dan
suami tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
HIV/AIDS,TBC,hepatitis dan menurun seperti asma,hipertensi,dm.
7. Riwayat Kontrasepsi : Ibu mengatakan hanya menggunakan kondom.
8. Riwayat pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi : makan 3x sehari,porsi sedang,nasi lauk
pauk.minum +7 gelas,air putih dan tidak ada keluhan.
b. Eliminasi : Ibu mengatakan sudah BAB setelah bersalin
c. Istrahat : kurang lebih 2 jam
d. Aktivitas : menyusui 2 jam sekali
e. Personal Hygiene : mandi 2x sehari,keramas 2x
seminggu,gosok gigi 2x sehari,ganti pakaian seperlunya.
9. Riwayat Biopsikososial spiritual cultural : ibu mengatakan selama
masa nifas keluarga dan suami selalu mendukung dan membantu
dalam merawat bayinya.

OBJEKTIF
1.Pemeriksaan Umum
Keadan Umum : baik
Kesadaran :Composmentis
2.Tanda Vital
a. Tekanan darah: 120/80 mmhg
b. Nadi : 80x/menit
c. Respirasi : 21x/menit
d. Suhu : 36,7 0C
3.Antropometri
a. BB :87 kg
b. TB : 155 cm
c. LILA : 28 cm
4.Pemeriksaan fisik
a. Kepala : bersih,rambut hitam,tidak ada benjolan abnormal.
b. Muka : tidak pucat,tidak oedema.
c. Mata : simetris,sklera putih,konjungtiva merah muda.
d. Hidung : bersih,tidak ada polip,tidak ada sekret.
e. Mulut : bibir lembab,tidak ada pembekakan digusi,tidak
ada caries
f. gigi.
g. Telinga : simetris,pendengaran baik,bersih,tidak ada serume
h. berlebihan.
i. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,limfe dan
vena jugularis.
j. Payudara :simetris,putting menonjol,areola hitam
kecoklatan,pengeluaran asi sudah.
k. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi,tidak ada
benjolan,terdapat linea nigra,tfu 3 jari dibawah pusat,kontraksi
keras.
l. Genetalia : terdapat luka jahitan masih basah,tidak terdapat
tanda infeksi,pengeluaran loches rubra.
m. Anus : berlubang.
n. Eksterimitas : atas dan bawah jari lengkap,tidak oedema,tidak
ada varises,refleks patella kanan dan kiri +.
5.Catatan Medic Lainnya
6. Riwayat prenatal dan perinatal
Hamil persalinan Nifas
ke
lahir Uk Jenis penolon komp Jenis Berat laktasi kel
persalinan g kelamin badan
2013 39mg Spontan Bidan - P 3500g asi -
r
2 2018 38mg Spontan Bidan - P 3700g Asi -
r
3 2020 37mg Spontan Bidan - P 3600g Asi -
r

7.Pemeriksaan penunjang :-
ANALISA
Ny.E Umur 26 tahun P3A0Ah3 post partum normal dengan nifas 2
jam.

PENATALAKSANAAN Yogyakarta,21 januari 2020


1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan keadaan ibu dan bayi baik.
2. Memberitahu ibu untuk selalu membersihkan genetalianyaa dengan
sabu dan air bersih,serta obati luka jahitan dengan menggunakan
betdaine dan kassa steril.
3. Mengajurkan ibu untuk istrahat yang cukup
4. Mengajurkan ibu untuk selalu memberikan asi pada bayinya setiap 2
jam sekali atau setiap bayinya ingin menyusui.
5. Mengajurkan ibu untuk tetap makan gizi seimbang
6. Memberitahu ibu pada masa nifas ini tidak dianjurkan melakukan
hubungan seksual karena tidak dianjurkan dari kesehatan dan agama
islam.
7. Memberitahu ibu untuk selalu mengkonsumsi obat yang diberikan oleh
bidan.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang seminggu lagi atau
apabila ada keluhan segera ke tenaga kesehatan.
9. Melakukan pendokumentasian dibuku regist.
FORMAT ASKEB

ASUHAN KBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMALPADA


NY.E UMUR 28 TAHUN P3A0AH3 POST PARTUM NORMAL
2 JAM DI PMB UMMU HANI BANTUL
Tanggal,jam :21 -1-2020/ 07.45 WIB
Ruang : Nifas
Pengkajian oleh: Nursani

Identitas IBU SUAMI


Nama : Ny.E Tn.S
Umur : 28 tahun 34 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa Jawa
Pendidikan : SMU SMU
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Beran Beran
No.telp : 082xxx -

SUBJEKTIF
1.Alasan dating : Ibu mengatakan telah bersalin normal pada tanggal 21
januari 2020,di tolong oleh bidan di PMB Ummu Hani Bantul.
2.Keluhan utama : Ibu mengatakan masih lemas dan pusing
3.Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lama : 5-6 hari
d. Banyak: 2-3x ganti pembalut
e. Sifat darah : cair
f. Warna : merah
g. Keluhan : nyeri pada luka jahitan
4.Riwayat Perkawinan
a. Pernikahan ke :1
b. Menikah umur : 21 tahun
c. Lama Perkawinan :9 tahun
5. Riwayat Obstetri : P3A0AH3
6. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Ibu : Ibu mengatakan bahwa ibu dan suama tidak ada
yang menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS,hepatitis,TBC
dan menurun seperti hiprtensi,asma,dm.
b. Kesehatan Keluarga : Ibu mengatakan bahwa keluarga ibu dan
suami tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
HIV/AIDS,TBC,hepatitis dan menurun seperti asma,hipertensi,dm.
7. Riwayat Kontrasepsi : Ibu mengatakan hanya menggunakan kondom.
8. Riwayat pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi : makan 3x sehari,porsi sedang,nasi lauk
b. pauk.minum +7 gelas,air putih dan tidak ada keluhan.
c. Eliminasi : Ibu mengatakan sudah BAB setelah bersalin
d. Istrahat : kurang lebih 2 jam
e. Aktivitas : menyusui 2 jam sekali
f. Personal Hygiene : mandi 2x sehari,keramas
2xseminggu,gosok gigi 2x sehari,ganti pakaian seperlunya.
9. Riwayat Biopsikososial spiritual cultural : ibu mengatakan selama
masa nifas keluarga dan suami selalu mendukung dan membantu
dalam merawat bayinya.

OBJEKTIF
1.Pemeriksaan Umum
a. Keadan Umum : baik
b. Kesadaran :Composmentis
2.Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmhg
b. Nadi : 80x/menit
c. Respirasi : 21x/menit
d. Suhu : 36,7 0C
3.Antropometri
a. BB :87 kg
b. TB : 155 cm
c. LILA : 28 cm
4.Pemeriksaan fisik
a. Kepala : bersih,rambut hitam,tidak ada benjolan abnormal.
b. Muka : tidak pucat,tidak oedema.
c. Mata : simetris,sklera putih,konjungtiva merah muda.
d. Hidung : bersih,tidak ada polip,tidak ada sekret.
e. Mulut : bibir lembab,tidak ada pembekakan digusi,tidak
f. ada caries
g. gigi.
h. Telinga : simetris,pendengaran baik,bersih,tidak ada serume
i. berlebihan.
j. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,limfe dan
vena jugularis.
k. Payudara :simetris,putting menonjol,areola hitam
kecoklatan,pengeluaran asi sudah.
l. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi,tidak ada
benjolan,terdapat linea nigra,tfu 3 jari dibawah pusat,kontraksi
keras.
m. Genetalia : terdapat luka jahitan masih basah,tidak terdapat
tanda infeksi,pengeluaran loches rubra.
n. Anus : berlubang.
o. Eksterimitas : atas dan bawah jari lengkap,tidak oedema,tidak
ada varises,refleks patella kanan dan kiri +.
5.Catatan Medic Lainnya
6. Riwayat prenatal dan perinatal
Hamil persalinan Nifas
ke
Lahir Uk Jenis Penolon komp Jenis Berat laktasi kel
persalinan g kelamin badan
2013 39mg Spontan Bidan - P 3500g asi -
r
2 2018 38mg Spontan Bidan - P 3700g Asi -
r
3 2020 37mg Spontan Bidan - P 3600g Asi -
r

7.Pemeriksaan penunjang :-
ANALISA
Ny.E Umur 26 tahun P3A0AH3 post partum normal dengan nifas 2 jam.
PENATALAKSANAAN Yogyakarta,21 januari 2020
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan keadaan ibu dan bayi baik.
2. Memberitahu ibu untuk selalu membersihkan genetalianyaa dengan
sabu dan air bersih,serta obati luka jahitan dengan menggunakan
betdaine dan kassa steril.
3. Mengajurkan ibu untuk istrahat yang cukup
4. Mengajurkan ibu untuk selalu memberikan asi pada bayinya setiap 2
jam sekali atau setiap bayinya ingin menyusui.
5. Mengajurkan ibu untuk tetap makan gizi seimbang
6. Memberitahu ibu pada masa nifas ini tidak dianjurkan melakukan
hubungan seksual karena tidak dianjurkan dari kesehatan dan agama
islam.
7. Memberitahu ibu untuk selalu mengkonsumsi obat yang diberikan oleh
bidan.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang seminggu lagi atau
apabila ada keluhan segera ke tenaga kesehatan.
9. Melakukan pendokumentasian dibuku regist.
Lampiran 6

Anda mungkin juga menyukai