Anda di halaman 1dari 325

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

S DI
PMB FIFI YANTI Z.S.Tr.Keb KABUPATEN AGAM
TANGGAL 27 APRIL S/D 16 JUNI 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun oleh:

WIDIA LESTARI
NIM: 1815401020

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
PERINTIS INDONESIA TAHUN 2021
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.S
DI PMB FIFI YANTI Z.S.Tr.Keb KABUPATEN AGAM
TANGGAL 27 APRIL S/D 16 JUNI 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


Laporan Tugas Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh:

WIDIA LESTARI
NIM: 1815401020

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA TAHUN
2021

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Laporan Tugas Akhir :Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.S di


PMB Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam
Tanggal 27 April 2021 S/D 16 Juni 2021
Nama : Widia Lestari
Nim : 1815401020

Telah diterima dan disetujui untuk di ajukan dan dipertahankan di Depan Tim
Penguji Dalam Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia Pada Hari Tanggal

Bukittinggi, Agustus 2021 Pembimbing

Yenda Hasnita, S.Tr.Keb.M.Keb


NIK: 1540120039320137

Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia

Feny Wartisa, S.SIT,M.Keb


NIK: 1540118028811069

Universitas Perintis Indonesia


Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi DIII Kebidanan
Laporan Tugas Akhir Agustus 2021

Nama : Widia Lestari


Nim : 1815401020

Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny."S"


Di Pmb Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam Tanggal
27 Mei 2021 S/D 16 Juni 2021
ABSTRAK

Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Kabupaten Agam pada tahun 2016 ditemukan 10 kasus Kematian Ibu dari 113
kasus kematian ibu yang terdapat di Sumatera Barat sedangkan Angka Kematian
Bayi (AKB) usia 0-28 hari sebanyak 85/1.000 kelahiran hidup.
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum Persalinan yang normal yaitu yang terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Masa nifas
adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat–alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gr sampai
dengan 4000 gr. Keluarga berencana adalah perencanaan kehamilan yang
diinginkan untuk menjadikan normal keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir
ini adalah metode studi kasus pendekatan manajemen kebidanan yaitu 7 langkah
varney dan soap (matriks), sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan dan rangkaian atau
tahapan yang logis untuk mengembalikan suatu keputusan yang berfokus pada ibu
/klien,
Laporan Tugas Akhir ini bertujuan memperoleh informasi, gambaran dan
pengalaman serta dapat melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif yang
dilakukan di PMB Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam pada Ny."S"
G1P0A0H0 usia kehamilan 36-3 minggu dari masa kehamilan trimester III,
bersalin, nifas, bayi baru lahir sampai dengan pemilihan alat kontrasepsi, semua
asuhan yang dilakukan di dokumentasikan dalam bentuk manajemen asuhan
kebidanan 7 langkah varney dan SOAP (matrik).
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat allah SWT, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan
ini yang berjudul Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny."S" Di Pmb Fifi
Yanti Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam Tanggal 27 Mei 2021 S/D 16 Juni 2021.

Adapun laporan ini secara garis besar berisikan tentang asuhan kebidanan
komprehensif yang dilakukan pada ibu hamil, ibu bersalin, nifas, bayi baru lahir,
dan keluarga berencana. Dalam penulisan laporan asuhan ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Ikhwan Resmala Sudji, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Perintis Padang
2. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M.Biomed selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Perintis Padang
3. Ibu Feny Wartisa, S.SIT,M.Keb selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Padang
4. Ibu Ns. Ida Suryati, M.Kep selaku ketua Jurusan Ilmu Keperawatan
dan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Padang
5. Ibu Yenda Hasnita, S.Tr.Keb.M.Keb selaku pembimbing akademik
yang selalu memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis
dalam menyusun laporan asuhan kebidanan komprehensif
6. Ibu Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb selaku pembimbing lapangan yang
membimbing dengan sabar dan sepenuh hati

7. Ibu Dosen Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Perintis Padang yang telah memeberikan ilmu

i
pengetahuan, bimbingan serta nasehat dalam menjalani pendidikan
sela 3 tahun
8. Seluruh karyawan dan staff di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Perintis Padang
9. Seluruh teman-teman seperjuangan yang sudah bersma-sama selama 3
tahun untuk melewati suka duka di kampus tercinta Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Perintis Padang, memberikan pengalaman
serta dukungan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
10. Teruntuk Keluarga tercinta yang selalu memberikan support dan doa
dengan sepenuh hati dan perjuangan yang tidak putus asa

Laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan laporan
ini dimasa yang akan datang.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Bukittinggi , Agustus 2021

Penulis DFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2 C.
Tujuan .................................................................................................. 2
D. Manfaat ................................................................................................ 3

ii
E. Ruang Lingkup ..................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan ............................................................................................ 5
B. Persalinan ............................................................................................. 24
C. Nifas .....................................................................................................
39 D. Bayi Baru
Lahir .................................................................................... 44 E.
Kontrasepsi KB .................................................................................... 56
F. Manajemen Varney ..............................................................................
62 G. Manajemen
SOAP ................................................................................ 66
H. Landasan Hukun Kewenangan Bidan .................................................. 68

BAB III METODOLOGI


A. Metode Penelitian................................................................................. 74
B. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 74

BAB IV ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


A. KEHAMILAN TRIMESTER III
1. Kunjungan I ................................................................................... 77
2. Kunjungan II ................................................................................. 91
3. Kunjungan III ................................................................................ 95
B. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin .......................................................... 99
C. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas
1. Kunjungan I .................................................................................... 126
2. Kunjungan II ..................................................................................
136 3. Kunjungan
III ................................................................................. 137
4. Kunjungan IV ................................................................................. 139
D. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
1. Kunjungan I .................................................................................... 140
2. Kunjungan II .................................................................................. 146
3. Kunjungan III ................................................................................. 150

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 153

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 164
B. Saran ..................................................................................................... 165

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Perubahan Besar Uterus pada Perabaan ............................................. 9


Tabel 2. Kebutuhan Makanan sehari-hari ibu tidak hamil ............................... 14
ibu hamil dan menyusui
Tabel 3. Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan ........................... 21
Tabel 4. Imunisasi TT ...................................................................................... 22
Tabel 5. Frekuensi Penilaian dan Intervensi dalamPersalinan Normal............ 34
Tabel 6. Cara Penilaian APGAR ...................................................................... 49

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : SAP Tanda-tanda bahaya kehamilan TM III


Lampiran 2 : SAP Persiapan Persalinan
Lampiran 3 : SAP Posisi Persalinan
Lampiran 4 : SAP Teknik Mengedan yang Benar
Lampiran 5 : SAP Personal Hygene
Lampiran 6 : SAP Gizi untuk Ibu Nifas
Lampiran 7 : SAP Senam Nifas
Lampiran 8 : SAP Kontrasepsi/ KB
Lampiran 9 : SAP Asi Esklusif
Lampiran 10 : SAP Perawatan Bayi Baru Lahir
Lampiran 11 : SAP Imunisasi

v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan salah
satu indikator keberhasilan pembangunan dalam sektor pelayanan
kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari angka kematian ibu (AKI) selama
masa kehamilan, masa persalinan dan masa nifas yang disebabkan oleh
kehamilan, persalinan, nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karna sebab
lainnya seperti kecelakaan atau incidental disetiap 100.000 kelahiran hidup
(KH). (PUSDATIN, 2019).
Menurut Word Health Organization (WHO), Angka kematian ibu
di dunia pada tahun 2020 adalah 227/100.000 kelahiran hidup (KH),
sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2018 sebanyak 18/1000
kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) ini disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan
persalinan. (UNICEF,2019)
Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2018 Angka Kematian Ibu
(AKI) secara umum terjadi penurunan dari 390 menjadi 305 per 100.000
kelahiran hidup (KH), walau cenderung menurun tetapi belum berhasil
mencapai target MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102/ 100.000
kelahiran hidup (KH). (Profil kesehatan Indonesia,2019).
Angka kematian ibu (AKI) yang dilaporkan di Provinsi Sumatera
Barat sebesar 306/100.000 kelahiran hidup (KH) dan Angka kematian
Bayi (AKB) sebesar 24/1000 kelahiran hidup pada tahun 2019. (Profil
Gender dan Anak, 2016). Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Agam pada tahun 2016 ditemukan 10
kasus Kematian Ibu dari 113 kasus kematian ibu yang terdapat di
Sumatera Barat sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) usia 0-28 hari
sebanyak 85/1.000 kelahiran hidup. (Profil gender dan anak SUMBAR,
2016)
Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah
penyebab obstetric langsung yaitu perdarahan 28%, preeklamsia/eklamsia
24%, infeksi 11%, sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma
obstetric 5% dan lain-lain.(Kemenkes RI, 2020)

1
Salah satu upaya penurunan Angka kematian ibu (AKI) dan Angka
kematian bayi (AKB) pemerintah telah membuat kebijakan agar setiap ibu
mampu mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas, pada ibu hamil
mendapatkan pelayanan Antenatal care yang berkualitas dan terpadu (10T)
dan diberikan program perencanaa persalinan dan pencegahan komplikasi,
Pada ibu bersalin, ibu diberikan asuhan persalinan sesuai dengan standar
Asuhan Persalinan Normal (APN), pada ibu nifas dengan memberikan
asuhan sesuai dengan standar yang dilakukan 4 kali jadwal kunjungan
nifas (KF) yaitu KF 1, KF 2, KF 3, KF 4 pasca persalinan. Pada neonatal
memberikan asuhan sesuai dengan standar asuhan yang dilakukan 3 kali
jadwal kunjungan neonates (KN) yaitu KN 1, KN 2, KN 3 setelah lahir,
selain itu untuk mencegah peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) pemerintah juga menyediakan rumah sakit
PONEK untuk pasien yang mengalami kegawatdaruratan (Kemenkes RI,
2017)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyusun Laporan Tugas


Akhir tentang "Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny."S"di PMB
Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam tahun 2021"

B. Rumusan Masalah
Bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada Ny."S" secara
komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan pelayanan
KB di PMB Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam tahun 2021.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny."S" di
PMB Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam tahun 2021 meliputi
asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, dan pelayanan KB.

Dengan menggunakan kerangka pemikiran 7 langkah varney dan


SOAP (Matrik).
2. Tujuan Khusus

2
a. Mahasiswa Mampu Memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil di PMB Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam.
b. Mahasiswa Mampu Memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin di PMB Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam.
c. Mahasiswa Mampu Memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi
Baru Lahir di PMB Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam.
d. Mahasiswa Mampu Memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas di PMB Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam.
e. Mahasiswa Mampu Meimplementasikan Kerangka Berfikir
Manajemen 7 Langkah Varney Dalam Memberikan Asuhan
Kebidanan Secara Komprehensif di PMB Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb
Kabupaten Agam.

D. Ruang Lingkup
Laporan ini merupakan asuhan kebidanan komprehensif yang
dilakukan di PMB Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam pada Ny,"S"
G1P0A0H0 yang dimulai pada tanggal 27 April 2021 sampai dengan 16 Juni
2021, dari masa kehamilan trimester III, bersalin, nifas, BBL dan
pelayanan KB. Laporan Tugas Akhir ini di dokumentasikan dalam bentuk
Varney dan SOAP (Matrik) yang salah satunya bertujuan untuk
mengurangi dan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) terutama di Kabupaten Agam.

E. Manfaat
1. Bagi Klien
a. Meningkatkan pengetahuan klien tentang asuhan kebidanan yang
komprehensif selama kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir
dan pelayanan KB.

b. Dapat mengetahui masalah dan kebutuhan sehingga nantinya dapat


mengatasi masalahnya

2. Bagi Institusi Pendidikan

3
a. Sebagai bahan referensi dan bahan masukan bagi institusi pendidikan
b. Hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk bahan pelaporan
selanjutnya.

3. Bagi Lahan Praktek


Sebagai bahan masukan bagi setiap lahan praktek untuk
memberikan pelayanan yang lebih bermutu, Agar tenaga kesehatan
khususnya bidan bisa menjalankan tugasnya sesuai dengan
kompetensinya.

4. Bagi penulis
Menambah wawasan terhadap teori dan praktek penulis dan
memberikan asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, dan
pelayanan KB (Keluarga Berencana)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN
1. Definisi kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

4
Bila dihitung dari saat fertilasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana
trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu,
minggu ke-28 hingga ke-40. (Elisabeth, 2015)
Kehamilan adalah hasil dari "kencan" sperma dan sel telur. Dalam
prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum)
betulbetul penuh perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang
dikeluarkan, hanya sedikit yang survive dan berhasil mencapai tempat
sel telur. Dari jumlah yang seditik itu, Cuma 1 sperma yang bisa
membuahi sel telur. (Mirza, 2008)

2. Tanda-Tanda Kehamilan
Menurut Elisabeth, 2015 tanda- tanda kehamilan sebagai berikut: a.
Tanda pasti hamil (positive sign)
Tanda pasti hamil adalah tanda yang menunjukkan langsung
keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini:
1) Gerakan janin dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh
pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia
kehamilan sekitar 20 Minggu
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar dengan pada usia 12 minggu dengan
menggunakan alat vital elektrokardiograf seperti Doppler dan
lenec, DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18 sampai
20 Minggu.
3) Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin ( Kepala dan
bokong) serta bagian kecil janin ( lengan dan kaki) dapat

5
diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester
terakhir).
4) Kerangka janin
Kerangka janin sudah dapat dilihat dengan foto rontgen
maupun USG.

3. Tanda dugaan hamil


a. Amenorea ( berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel degraaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi
lamanya amenorea dapat diinformasikan dengan memastikan hari
pertama haid terakhir atau hpht, dan diguna makan untuk
memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan
b. Mual (nausea) dan Muntah ( Emisis)
Pengaruh ekstrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang
terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness,
dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis Tetapi bila terlampau
sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut
dengan hiperemesis gravidarum.
c. Ngidam ( menginginkan makanan tertentu)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian disebut ngidam Ngidam sering terjadi pada
bulanbulan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan
tuanya kehamilan.

d. Syncope ( pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau
pingsan titik Hal ini terjadi terutama jika berada pada tempat yang
ramai, biasanya akan hilang setelah 6 minggu.
e. Kelelahan

6
Sering terjadi pada trimester pertama aku mah akibat dari
penurunan kecepatan basal metabolisme ( basal metabolisme rate
BMR) pada kehamilannya akan meningkat seiring pertambahan
usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.
f. Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada
payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan
sistem alveolar payudara. bersama somatomamotropin,
hormonhormon Ini menimbulkan pembesaran payudara,
menimbulkan perasaan tegang dan nyeri Selama 2 bulan pertama
kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum
g. Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi frekuensi miksi yang sering terjadi
pada trimester pertama akibat desakan yang terus ke kandung
kemih. pada trimester kedua umumnya keluhan ini akan berkurang
karena Uterus yang membesar keluar dari rongga panggul
(Elisabeth, 2015)

4. Tanda kemungkinan hamil ( probability sign)


Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan-perubahan fisiologis
yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan
fisik kepada wanita hamil (Elisabeth, 2015)

Tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-hal berikut ini:


a. pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus hal ini terjadi pada bulan ke-4
kehamilan
b. Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekan nya isthimus
uteri

7
c. Tanda goodel
Adalah pelunakan serviks. pada wanita yang tidak hamil serviks
nya seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak
seperti bibir.
d. Tanda chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga porsio dan serviks
e. Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris.Terjadi
karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kormu
sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu
f. Kontraksi Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, aki aktomiosin.
Kontraksi ini bermitriik sporadis, Tidak nyeri, biasanya timbul
pada kehamilan 8 Minggu, tetapi baru dapat diamati dari
pemeriksaan an abdominal pada trimester ketiga
g. Teraba ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan
pemeriksa hal ini harus ada pada pemeriksaan kehamilan karena
perabaan bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat
saja merupakan myoma uteri
h. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya human HCG
yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Dan
di rekresi Pada urine ibu. hormon ini dapat mulai ditetesi pada 26
hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30 -
60. tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi kemudian
menurun pada hari ke 100-130.
5. Perubahan Fisiologis Wanita Hamil Trimester III
a. Uterus

8
Pembesaran uterus disebabkan oleh hipertropi otot–otot rahim,
di samping itu serabut–serabut kolagen yang menjadi higroskopik
akibat meningkatnya kadar estrogen, sehingga dapat mengikuti
perkembangan janin. Uterus bertambah besar dari yang beratnya 30
gram menjadi 1.000 gram, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24
cm, ukuran muka belakang 22 cm.(Elisabeth, 2015)
Tabel 2.1
Perubahan Besar Uterus pada Perabaan dan Menurut Mc. Donald
Usia Kehamilan TFU pada Perabaan TFU (cm)
28 minggu 3 jari diatas pusat 26
32 minggu Antara pusat dengan px 30
36 minggu 3 jari dibawah px 33
(Elisabeth, 2015)

Pada trimester terakhir ini isthmus lebih nyata menjadi bagian


korpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim(SBR).
Pada kehamilan tua SBR menjadi lebih besar dan tipis akibat
kontraksi otot-otot bagian atas uterus. Tampak batas yang nyata
antara bagian atas yang lebih tebal dengan segmen bawah yang
lebih tipis. Batasan ini dikenal dengan lingkaran retraksi fisiologis
b. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan
payudaranya menjadi lunak. Setelah bulan kedua payudara akan
bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih
terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.
Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang
disebut kolusrum dapat keluar. Kolustrum ini berasal dari
kelenjer-kelenjer asinus yang mulai bersekresi.Meskipun dapat
dikeluarkan, air susu belum dapat di produksi karena hormon
prolaktin ditekan oleh prolactin inhibiting hormone. Pada bulan
yang sama areola akan membesar dan cenderung untuk menonjol
keluar. Jika payudara makin membesar striae seperti yang
terlihat pada perut akan muncul. Ukuran payudara sebelum

9
kehamilan tidak ada hubungan dengan banyaknya air susu yang
dihasilkan (Elisabeth, 2015).
c. Sistem Sirkulasi Darah
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan volume darah,
peningkatan dimulai dari usia kehamilan 10 minggu dan secara
progresif sampai dengan kehamilan 30-34 minggu (peningkatan
maksimum), sirkulasi volume darah yang tinggi diperlukan
untuk :
1) Persediaan aliran darah ekstra untuk plasenta di khorio
desidual.
2) Menyuplai kebutuhan metabolisme ekstra janin
3) Persediaan untuk perfusi ekstra dari ginjal atau organ lain.
4) Sebagai pengimbangan dari arteri yang meningkat dan
kapasitas vena.
5) Sebagai kompensasi terhadap hilangnya darah pada saat
transportasi
d. Sirkulasi darah dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
Sirkulasi darah keplasenta. Volume darah akan bertambah
banyak kira-kira 25% dengan puncak kehamilan 32 minggu. Sel
darah merah makin meningkat jumlahnya untuk memenuhi
keperluan transport zat asam yang dibutuhkan dalam kehamilan.
Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25%. Meskipun
ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan,
tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar, sehingga
kosentrasi haemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Sel
darah darah putih meningkat mencapai 10.000/ml. Protein darah
dalam bentuk albumin dan gammaglobulin dapat menurun pada
trimester I, sedangkan fibrinogen meningkat dan akan meningkat
perlahan–lahan pada akhir kehamilan (Elisabeth, 2015)
e. Metabolisme Zat Besi
Kebutuhan zat besi pada kehamilan kurang lebih 1000 mg,
500 mg dibutuhkan untuk peningkatan masa sel darah merah dan

10
300 mg untuk transportasi ke fetus dalam kehamilan 12 minggu,
200 mg lagi untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh.
Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 3,5 mg/hari.
Tujuan pemberian suplemen zat besi adalah mencegah defisiensi
zat besi pada ibu hamil. Kebutuhan zat besi meningkat sangat
tajam selama trimester III. Selama 12 minggu terakhir
kehamilan, janin hampir semua zat besi yang dimakan ibu
diterimanya
f. Sistem Respirasi
Pada kehamilan lanjut tidak jarang ibu mengeluh tentang rasa
sesak dan nafas pendek, hal ini ditemukan pada kehamilan 32
minggu ke atas yang disebabkan karena usus–usus yang tertekan
oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga diafragma
kurang leluasa bergerak. Dan juga terjadi perubahan dalam bentuk
dada dan lengkung bertambah besar pada awal kehamilan, saat
uterus bertambah besar pada awal kehamilan, diafragma membesar
4 cm dan kerangka tulang dada menjadi lebih ke atas. Kebutuhan
akan oksigen meningkat kira– kira 20 % dan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut seorang wanita hamil selalu bernafas lebih
dalam
g. Sistem Pencernaan
Progesteron yang meningkat pada kehamilan mengendorkan otot
– otot, hal ini berpengaruh besar pada usus. Lambung menjadi
kosong dan gerakan peristaltik diperlambat dengan tujuan
memperbesar penyerapan zat gizi. Akibat–akibat yang tidak
diinginkan juga merupakan akibat lambatnya pengosongan perut
dan menurunnya keasaman lambung. Timbulnya rasa panas dalam
perut merupakan hal yang sudah umum dan ada kaitannya dengan
aliran asam kembali ke lambung karena pengendoran otot lingkar
jantung (cardiac spicter). Karena terjadinya relaksasi otot-otot pada
sistem pencernaan, penyerapan air lebih lama, penekanan rektum
oleh pembesaran uterus, hipervaskularisasi pembuluh darah.

11
Sehingga terjadi gangguan pada sistem pencernaan seperti
konstipasi, hemoroid, mual muntah, panas dalam dan perut
kembung. Sembelit terjadi sebagai akibat gerakan usus yang
lamban. Sembelit dapat memperburuk haemoroid (wasir) yang
mungkin timbul sebagai akibat kerja progesteron pada otot halus di
dinding pembuluh darah (Elisabeth, 2015)
h. Metabolisme
Dengan terjadinya peningkatan pola makan selama kehamilan.
Membuat sistem gastrointestinal berubah selama masa kehamilan
disertai juga perubahan pada metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak. Perubahan yang terjadi karena human plasenta
lactogen(HPL) ini, menjadikan glukosa siap diserap oleh tubuh dan
digunakan untuk perkembangan otak fetus, juga melindungi ibu
dari defisiensi nutrisi.Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate
(BMR) meningkat, sistem endokrin juga meninggi dan tampak
lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula tiroidea). BMR meningkat
15-20 % yang umumnya ditemukan pada triwulan terakhir.Berat
badan wanita hamil akan naik kira-kira 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5
kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20
minggu terakhir. Kenaikan berat badan dalam kehamilan
disebabkan oleh :
1) Adanya hasil konsepsi, fetus, plasenta, liquor amni
2) Dari ibu sendiri, uterus dan mamae yang membesar, volume
darah yang meningkat, lemak dan protein lebih banyak dan
akhirnya menjadi retensi air

i. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak
dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan
vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks. Pada akhir
trimester pertama kehamilan, bekas kolagen menjadi kurang kuat
terbungkus. Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen
secara keseluruhan. Dengan sel-sel otot polos dan jaringan elastic,

12
serabut kolagen bersatu dengan arah parallel terhadap sesamanya
sehingga serviks menjadi lunak dibanding kondisi tidak hamil,
tetapi tetap mampu mempertahankan kehamilan
j. System Kardiovaskuler
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan
ini terjadi untuk mengurangi resistensi vascular sistemik. Selain itu
juga terjadi peningkatan denyut jantung. Antara minggu ke-10 dan
20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga terjadi
peningkatan preload. Performa ventrikel selama kehamilan
dipengaruhi oleh penurunan resistensi vascular juga akan
meningkat untuk memenuhi kebutuhan. Peningkatan estrogen dan
progesterone juga dapat menyebabkan terjadinya vasdilatasi dan
penurunan resistensi vascular perifer
k. Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjer hipofisis akan membesar
135%. Akan tetapi, kelenjer ini akan begitu mempunyai arti
penting dalam kehamilan. Kelenjer tyroid akan mengalami
pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat hyperplasia
kelenjer dan peningkatan vaskularisasi. Kelenjer adrenal pada
kehamilan normal akan mengecil, sedangkan hormone
androstenedion, testosterone, aldosteron dan kortisol akan
meningkat. Sementara itu, dehidroepiandrosteron sulfat akan
menurun.

l. Sistem Musculoskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang kearah
dua tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan
meningkat mobilitasnya yang diperkirakan karena pangaruh
hormonal
6. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III

13
a. Nutrisi
Kebutuhan kalori dan protein perlu beriringan karena tubuh
memerlukan kalori untuk melindungi protein sehingga protein tidak
terbakar untuk menghasilkan energi. Jika asupan kalori maupun
protein sama-sama tidak mencukupi maka lemak akan dikatabolis
untuk memenuhi kebutuhan energi metabolik ibu sehingga akan
terjadi asetonuria yang dapat mengakibatkan kerusakan neurologis
pada janin (Elisabeth, 2015)
Tabel 2.2
Kebutuhan Makanan sehari-hari ibu tidak hamil, ibu
hamil dan menyusui
Kalori Zat Ibu tidak Ibu hamil Ibu menyusui
Makanan Hamil
Kalori 2000 gr 2300 gr 2800 gr
Protein 55 gr 65 gr 80 gr
Kalsium 0,5 gr 1 gr 1 gr
Zat besi 12 gr 17 gr 17 gr
Vit A 4000 mg 4500 mg 6500 mg
Tiamin 0,8 mg 1 mg 1,2 mg
Riboflafin 1,1 mg 1,3 mg 1,5 mg
N Niasin 13 mg 15 mg 18 mg
Vit C 60 mg 90 mg 90 mg

(Elisabeth, 2015)

b. Istirahat dan tidur


Wanita hamil membutuhkan istirahat 10–11 jam. Istirahat
hendaknya diadakan pula di waktu siang hari. Pada waktu istirahat
hendaknya jangan mendapat gangguan. Setelah jam 18.00 WIB,
ibu jangan banyak minum lagi dan buang air kecil sebelum tidur.
Jadi waktu tidur tidak akan terganggu
c. Mandi
Sebaiknya tidak mandi air panas karena akan melelahkan dan
mandi air dingin akan membuat tubuh mengigil. Pilihan antara

14
mandi siram dan mandi di bak mandi merupakan pilihan pribadi.
Pada akhir kehamilan, mandi siram lebih aman dibandingkan
mandi dibak mandi karena kecanggungan yang timbul akibat
perubahan pada pusat gravitasi dan keseimbangan
d. Pakaian
Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Jika telah
sering hamil, maka pemakaian stagen untuk menunjang otot-otot
perut baik dinasehatkan. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit
yang tinggi sebaiknya jangan dipakai oleh karena tempat titik berat
wanita hamil berubah, hingga mudah tergelincir atau jatuh
e. Pekerjaan
Keputusan untuk tetap bekerja diserahkan pada wanita yang
bersangkutan dengan batasan periode harus dimiliki kurang lebih
setiap 2 jam, keletihan harus dihindari, stres fisik yang berat harus
dihindari dan keputusan untuk bekerja sebaiknya dikaji ulang jika
ternyata timbul komplikasi
f. Perawatan payudara
Selama kehamilan payudara harus dipersiapkan untuk dapat
menghasilkan ASI. Dilakukan perawatan payudara dengan
membersihkan setiap hari dengan air hangat dan handuk yang
lembut dan bersih kemudian keringkan dengan hati-hati. Gunakan
penyokong payudara yang baik untuk mencegah atau mengurangi
nyeri punggung bagian atas serta dapat menyamankan nyeri tekan
payudara yang besar juga memberi ruang untuk memfasilitasi
fungsi duktus
g. Hubungan seksual
Hubungan seksual dengan perubahan posisi untuk
mengakomodasi pembesaran abdomen, sebaiknya ada metode
alternatif untuk memuaskan kebutuhan seksual wanita maupun
pasangannya.
h. Persiapan Persalinan dan laktasi

15
Tujuan persiapan persalinan untuk meningkatkan kesehatan
optimal menjelang persalinan. Segera dapat memberikan laktasi
untuk dapat mencapai keadaan optimal, menjelang persalinan perlu
dilakukan senam hamil dan persiapan payudara (Miratu dkk, 2016)

7. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III


Trimester III disebut periode menunggu dan waspada sebab saat itu
mereka merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Kadangkadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu-waktu sehingga meningkatkan kewaspadaannya akan
timbulnya gejala persalinan. Ibu merasa kalau-kalau bayi yang
dilahirkannya tidak normal/cacat. Selain itu ibu juga kadang-kadang
merasa sedih karena akan kehilangan perhatian yang telah terbagi
dengan bayinya. Untuk menghilangkan kekhawatiran, ibu harus
ditanamkan kerjasama antara pasien dengan petugas kesehatan
(dokter, bidan) dan diberikan penerangan semasa kehamilannya,
dengan tujuan, Menurut
Pantikawati, (2010) :
a. Menghilangkan ketidaktahuan.
b. Latihan–latihan fisik dan kejiwaan.
c. Mendidik cara perawatan bayi.
d. Berdiskusi tentang peristiwa persalinan fisiologis.
e. Persiapan menjadi orang tua atau ibu.
f. Merasa diri diistimewakan lingkungan umum.

8. Keluhan Umum yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester III


Tidak semua wanita mengalami ketidak nyamanan umum akibat
kehamilan, akan tetapi ibu–ibu mengalami beberapa hingga banyak
dari hal-hal tersebut. Cara meringankannya tidak bisa berhasil untuk
semua wanita. (Miratu dkk, 2016)
Adapun keluhan–keluhan tersebut adalah sebagai berikut
a. Konstipasi

16
Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat
mengalami masalah ini pada trimester dua atau tiga. Konstipasi
diduga terjadi karena penurunan peristaltis yang disebabkan
relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan
jumlah progesteron, mengakibatkan peningkatan absorbsi air,
usus tertekan oleh uterus,juga sering kali akibat minum
suplement zat besi.
Cara penangan konstipasi yang paling efektif adalah:
1) Asupan cairan yang adekuat yaitu minum minimal 8
gelas/hari.
2) Konsumsi buah prem karena prem merupakan laksatif
ringan alami.
3) Istirahat cukup.
4) Minum air hangat saat bangun tidur untuk menstimulasi
peristaltis.
5) Makan makanan berserat.
6) Miliki pola defekasi yang baik dan teratur.
7) Lakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari,
pertahankan postur yang baik, mekanisme tubuh yang baik.
8) Konsumsi laksatif ringan, pelunak feses
b. Sering BAK
Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi karena
peningkatan fundus uterus. Peningkatan berat fundus uterus ini
membuat ismus menjadi lunak menyebabkan antefleksi uterus
yang membesar. Hal ini menimbulkan tekanan langsung pada
kandung kemih. Tekanan ini berkurang seiring dengan uterus
terus membesar dan keluar dari panggul sehingga menjadi salah
satu organ abdomen, sementara kandung kemih tetap
merupakan organ panggul. Satu-satunya metode yang dapat
dilakukan untuk mengurangi frekuensi berkemih ini adalah
upayakan kencing teratur,dan kurangi minum sebelum tidur
c. Insomnia

17
Insomnia dapat disebabkan oleh sejumlah penyebab seperti
kekhawatiran, kecemasan, terlalu gembira menyambut suatu
acara esok harinya. Dan gerakan janin serta kram otot.
Penanganan insomnia melalui pengaturan waktu bisa efektif
bisa tidak, dan juga bisa dilakukan beberapa hal:
1) Mandi air hangat.
2) Minum air hangat.
3) Lakukan aktifitas yang tidak menimbulkan stimulus
sebelum tidur.
4) Ambil posisi relaksasi.
5) Gunakan teknik relaksasi progresif (Elisabeth, 2015)
d. Oedema Tungkai
Oedema terjadi karena gangguan sirkulasi vena pada
ektremitas bagian bawah yang disebabkan oleh tekanan uterus
yang besar pada vena panggul saat wanita tersebut duduk.
Oedema akibat kaki yang menggantung secara umum terlihat
antara pergelangan kaki dan kaki. Langkah penanganannya :
1) Hindari menggunakan pakaian yang ketat.
2) Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari.
3) Posisi menghadap kesamping saat berbaring.
4) Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen
maternal yang dapat melonggarkan tekanan pada venavena
panggul

e. Kram Pada Kaki


Alasan fisiologis dari kram di kaki tidak jelas dasar
penyebabnya, tetapi mungkin disebabkan oleh gangguan
asupan kalsium atau asupan kalsium yang tidak adekuat atau
ketidakseimbangan rasio kalsium dan fosfor dalam tubuh.
Langkah penanganannya :
1) Ibu hamil meluruskan kaki yang terkena kram dan menekan
tumitnya.

18
2) Dorong wanita untuk melakukan latihan umum dan
memiliki kebiasaan mempertahankan mekanisme tubuh
yang baik guna meningkatkan sirkulasi darah.
3) Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari.
4) Anjurkan diet mengandung kalsium dan pospor

9. Antenatal Care ( Ibu Hamil )


a. Definisi
Antenatal care merupakan asuhan yang diberikan pada ibu
hamil untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin serta komplikasi
yang dapat mengancam kesehatan ibu dan janin dan
mempersiapkan agar kelahiran berjalan lancar (Eisabeth, 2015)

b. Tujuan asuhan antenatal


Tujuan asuhan antenatal Menurut (Eisabeth, 2015)
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,
dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan


selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal

c. Kunjungan ANC :

19
Menurut (Eisabeth, 2015) Kunjungan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan :
1) Satu kali pada kunjungan pertama ( sebelum 12
minggu )
2) Satu kali pada kunjungan kedua ( antara minggu 12-
24 )
3) Dua kali pada kunjungan ketiga ( antara minggu 24-
36, sesudah minggu 36 )

d. Standar 10 T (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,


2016).
Standar 10 T untuk pelayanan antenatal yaitu :
1) Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Bila tinggi badan < 145cm, maka faktor risiko panggul sempit,
kemungkinan sulit melahirkan secara normal. Penimbangan
berat badan setiap kali periksa, Sejak bulan ke-4 pertambahan
BB paling sedikit 1 kg/bulan.
2) Pengukuran tekanan darah (tensi),
Tekanan darah normal 120/80mmHg. Bila tekanan darah lebih
besar atau sama dengan 140/90mmHg, ada faktor risiko
hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan.
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA),
Bila < 23,5cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang
Energi Kronis (Ibu hamil KEK), dan beresiko melahirkan Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR).

4) Pengukuran tinggi rahim.


Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan
janin apakah sesuai dengan usia kehamilan.

Tabel 2.3
Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

20
12 minggu 1/3 di atas simpisis
16 minggu 1/2 simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu 1/2 pusat-prosessus xifoideus
36minggu Setinggi prosessus xifoideus
40minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

5. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut


jantung janin.
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau
kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak
atau ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120
kali/menit atau lebih dari 160 kali/ menit menunjukkan ada
tanda gawat janin, segera rujuk.
6. Penentuan status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT),
Oleh petugas untuk selanjutnya bila mana diperlukan
mendapatkan suntikan tetanus toksoid sesuai anjuran petugas
kesehatan untuk mencegah tetanus pada Ibu dan Bayi

Tabel 2.4
Imunisasi TT
TT Interval % perlindungan Masa perlindungan
TT 1 - 0% -
TT 2 4 minggu setelah TT 1 80 % 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 95% 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 99% 10 tahun

21
TT 5 1 tahun setelah TT 4 99% Seumur hidup

7. Pemberian tablet tambah darah


Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah
setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah
diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual
8. Tes laboratorium:
a. Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu
hamil bila diperlukan.
b. Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan
darah (Anemia).
c. Tes pemeriksaan urine (air kencing).Tes pemeriksaan darah
lainnya, seperti HIV dan Sifilis, sementara pemeriksaan
malaria dilakukan di daerah endemis
9. Konseling atau penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan
kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi
menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI
eksklusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi.
Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu
hamil
10. Tata laksana atau mendapatkan pengobatan, Jika ibu
mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil

10. Tanda-tanda bahaya kehamilan trimester


III Tanda-tanda bahaya menurut (Eisabeth,
2015) a. Perdarahan Vaginam
Pada akhir kehamilan, pendarahan yang tidak normal adalah
merah banyak dan kadang-kadang disertai nyeri. Pendarahan ini
berarti placenta previa
b. Sakit Kepala Yang Hebat.

22
Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat dan kadang-kadang ibu mungkin menemukan
penglihatan kabur atau melayang. Sakit kepala yang hebat dalam
kehamilan adalah gejala preeklamsi
c. Bengkak Pada Kaki
Hampir dari separoh ibu-ibu akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki, yang biasanya muncul pada sore hari dan hilang
setelah istirahat atau meletakkan lebih tinggi. Jika bengkak pada
muka dan tangan tidak hilang setelah istirahat dan diikuti dengan
keluhan fisik lainnya, hal ini biasanya merupakan tanda anemia,
cacat jantung atau preeklamsi
d. Nyeri Abdomen Yang Hebat.
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang
setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan nyeri. Hal ini berarti
apendiksitis, kehamilan ektropik, penyakit radang pelvik, sistitis
atau infeksi lain
e. Bayi Kurang Bergerak Seperti Biasa.
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan kelima atau
keenam beberapa ibu dapat merasakan bayinya lebih awal. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 3 jam

B. PERSALINAN
1. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan. (Miratu dkk, 2016)
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan yang normal yaitu yang terjadi pada

23
usia kehamilan cukup bulan (37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit (Naomy, 2013)
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipisnya) dan
berakhirnya dengan lahirnya plasenta lengkap (Naomy, 2013)

2. Sebab–Sebab Mulainya Persalinan


Sebabnya belum diketahui dengan jelas. Banyak faktor yang
memegang peranan dan bekerja sama sehingga terjadi persalinan.
(Miratu dkk, 2016) antara lain : a.
Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan untuk meregang dalam batas
tertentu.Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi
sehingga persalinan dapat dimulai. Keadaan uterus yang terus
membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus
b. Teori penurunan progesterone
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu,
dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu. Villi koriales mengalami perubahan dan
produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim
lebih sensitive terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai
berkontraksi setelah tercapai penurunan progesterone tertentu c. Teori
oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjer kelenjar hipofise
parstposterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone
dapat mengubah sensitifitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi braxton hiks. Menurunnya konsentrasi progesterone akibat
tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktifitas,
sehingga persalinan dimulai d. Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15
minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada

24
saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga terjadi
persalinan
e. Teori Hipotalamus – pituitari dan glandula suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering
terjadi keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk
hipotalamus.Teori ini dikemukakan oleh Lingga (1973). Malpar
(1933) mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya kehamilan kelinci
menjadi lebih lama. Pemberian kortiko steroid yang dapat
menyebabkan maturitas janin dan induksi persalinan. Dari beberapa
percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus
pituitary dengan mulanya persalinan. Glandula suprarenal merupakan
pemicu terjadinya persalinan
f. Teori berkurangnya nutrisi
Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukan oleh Hipokrates. Bila
nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan.
g. Teori Plasenta Menjadi Tua
Seiring matangnya usia kehamilan, villi chorialis dalam plasenta
mengalami beberapa perubahan, hal ini menyebabkan turunnya kadar
estrogen dan progesterone yang mengakibatkan tegangnya pembuluh
darah sehingga akan menimbulkan kontraksi uterus

3. Faktor – Faktor Penting Dalam Persalinan


Fakto-faktor prnting dalam persalinan menurut: (Miratu dkk, 2016) a.
Power/kekuatan
Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi
involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan
janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi involunter disebut juga
kekuatan primer, menandai mulainya persalinan. Apabila servik
berdilatasi, usaha volunter dimulai untuk mendorong yang disebut

25
kekuatan sekunder, dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan
kontraksi involunter
b. Passage/Jalan Lahir
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang
padat, dasar panggulvagina dan introitus(lubang luar vagina).
Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar
panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tapi panggul ibu jauh
lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil
menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku
c. Passenger/Janin
Passanger sebagian besar adalah mengenai kepala janin,
karena kepala adalah bagian terbesar dari janin dan paling sulit
untuk dilahirkan. Penolong persalinan berkeyakinan jika kepala
janin sudah dapat lahir, maka bagian tubuh yang lain akan mudah
menyusul

Menurut (Miratu dkk, 2016) Selain dari 3(P) faktor penting dari
persalinan diatas ada 3(P) lain yang juga mempengaruhi persalinan
yaitu:
a. Psikologi ibu
Tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia
tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan
kepadanya. Dukungan psikologis dari orang-orang terdekat akan
membantu memperlancar proses persalinan yang sedang berlangsung

b. Posisi ibu
Posisi ibu mempengaruhi anatomi dan psikologi penyesuaian untuk
kelahiran. Possisi tegak memberi sejumlah keuntungan yang meliputi
posisi berdiri, berjalan, duduk, jongkok. Posisi tegak akan mengurangi
insiden penekanan tali pusat c. Penolong
Penolong persalonan harus mempunyai kemampuan dan
pengetahuan serta alat untuk memberikan pertolongan.

26
4. Tanda–Tanda Dimulainya Persalinan
a. Tanda–tanda persalinan sudah dekat Menurut (Miratu dkk, 2016)
1) Terjadinya lightening
Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi
penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk PAP
yang disebabkan:
a) Kontraksi braxton hicks.
b) Ketegangan dinding perut.
c) Ketegangan ligamentom rotundum.
d) Gaya berat janin dimana kepala ke arah Masuknya kepala
janin ke dalam panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil
2) Terjadinya His permulaan/palsu
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton Hicks
yang kadang dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit yang
ditimbulkan. Adanya perubahan kadar hormone estrogen dan
progesterone menyebabkan oksitosin semakin meningkat dan
dapat menjalankan fungsinya dengan efektif untuk menimbulkan
kontraksi atau his permulaan
a) Tidak ada perubahan pada serviks atau tanda-tanda kemajuan
persalinan.
b) Rasa nyeri ringan di bagian bawah.
c) Tanda persalinan

Terjadinya his persalinan Sifatnya :


1) Pinggang terasa sakit menjalar ke ari-ari.
2) Sifatnya teratur, interval makin pendek.
3) Kekuatannya makin kuat.
4) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan servik.
5) Makin beraktifitas (berjalan) kekuatan makin bertambah.
6) Dengan berjalan bertambah intensitas.
7) Lendir darah sering tampak.
8) Ada penurunan bagian kepala janin
9) Pengeluaran lendir darah

27
5. Fisiologi Persalinan
a. Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus
yang teratur dan meningkat ( frekuensi dan kekuatannya ) hingga
serviks membuka lengkap (10cm). (Miratu dkk, 2016) Menurut
(Miratu dkk, 2016) kala I persalinan terdiri atas 2 fase, yaitu fase
laten dan fase aktif.
1) Fase laten pada kala satu persalinan
Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm. Pada
umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 7-8 jam
2) Fase aktif pada kala satu persalinan Fase aktif kala 1 dibagi
menjadi 3: a) Fase Akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung dari 3cm
menjadi 4 cm.
b) Fase Dilatasi Maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung cepat dari 4
cm menjadi 9 cm

c) Fase Dilaserasi
Pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap 10 cm sampai bayi lahir.
Kala II juga disebut kala pengeluaran bayi. Proses ini berlangsung
2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala
ini his menjadi lebih kuat dan cepat, kurang lebih 2–3 menit
sekali.Dalam kondisi yang normal pada kala ini kepala janin
sudah masuk dalam ruang panggul maka pada saat his dirasakan
tekanan pada otot– otot dasar panggul yang secara reflektoris

28
menimbulkan rasa mengedan. Ibu bersalin merasa adanya tekanan
pada rectum dan seperti akan buang air besar. (Miratu dkk, 2016)
Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebih
lebar dengan membukanya anus. Labia mulai membuka dan tidak
lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada saat ada
his. Jika dasar panggul sudah berelaksasi, kepala janin tidak
masuk lagi diluar his. Dengan kekuatan his dan mengedan
maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah
simfisis dan dahi, muka, dagu melewati perineum. Setelah his
istirahat sebentar maka his akan mulai lagi untuk mengeluarkan
anggota badan bayi.(Miratu dkk, 2016)

c. Kala III
Pada kala III, otot uterus (miometrium) berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya
bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran
tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi
semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka
plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding
uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus
atau ke dalam vagina (Miratu dkk, 2016)

Setelah bayi lahir, uterus akan teraba terus dengan fundus


uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus
berkontraksi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.
Biasanya plasenta lepas 6-15 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.

Tanda-tanda lepasnya placenta menurut (Miratu dkk, 2016).


a. Uterus membulat dan keras, fundus uteri bertambah tinggi.
b. Tali pusat memanjang.
c. Semburan darah tiba-tiba.

29
Untuk membuktikan plasenta telah lepas dapat dibuktikan
dengan pemeriksaan :
a) Perasat Kustner
Tangan kanan meregangkan tali pusat dan tangan kiri
menekan atas simpisis, bila tali pusat tertarik kedalam
vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus
b) Perasat Klien.
Ibu diminta untuk mengedan, tali pusat tampak turun
kebawah.Bila mengedannya dihentikan, tali pusat masuk
kembali kedalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari
dinding uterus
c) Perasat Strassman
Tangan kanan meregangkan tali pusat dan tangan kiri
mengetuk-ngetuk fundus uteri, bila terasa getaran pada tali
pusat yang diregang, berarti plasenta belum lepas dari
dinding uterus
d) Peregangan tali pusat terkendali.
Langkah-langkah utama untuk melakukan hal ini
sebagai berikut :
Penolong berdiri pada posisi kanan ibu Jepitan klem
pada tali Pusat ± 5-10 cm didepan vulva Selama kontraksi,
pegang klem dengan tangan kanan dan satu tangan
diletakkan pada corpus uteri tepat diatas sympisis pubis,
selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan
gerakan dorso kronial ke arah belakang dan kearah kepala
ibu.Pertahankan peregangan pada tali pusat, selama
kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang
terus menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke
uterus. Bila plasenta terasa lepas, keluarkan dengan
menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat mendekati
placenta, keluarkan placenta dengan gerakan kebawah dan
keatas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat

30
memegang placenta dan perlahan memutar placenta searah
jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban
d. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post
partum Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan
yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai
pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan
memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. (Miratu dkk,
2016)
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah :
1) Tingkat kesadaran penderita.
a) Pemeriksaan tanda–tanda vital : tekanan darah, nadi,
pernafasan dan suhu.
b) Kontraksi uterus.
c) Terjadinya perdarahan

6. Mekanisme Persalinan Normal


Mekanisme persalinan normal adalah rangkaian gerakan anak pada
persalinan melewati konfigurasi panggul ibu. (Miratu dkk, 2016) a.
Engagement
Engagment adalah peristiwa ketika diameter biparietal
melewati PAP dengan sutura sagitalis melintang di dalam jalan
lahir dan sidikit fleksi. Engagment pada primigravida terjadi pada
bulan terakhir kehamilan, sedangkan pada multigravida terjadi di
awal persalinan. (Miratu dkk, 2016)
Kepala saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam
keadaan dimana sutura sagitalis lebih dekat ke promontorium atau
ke simpisis maka hal tersebut disebut juga asinklitismus, ada 2
macam asinklitismus yaitu:
1) Asinklitismus posterior: bila sutura sagitalis mendekati
sympisis dan tulang parietal belakang lebih rendah dari pada
tulang parietal depan.

31
2) Asinklitismus anterior: bila sutura sagitalis mendekati
promotorium dan tulang parietal depan lebih rendah dari tulang
parietal belakang (Hellen, 2012).
b. Turunnya kepala
1) Turunnya kepala dapat dibagi dalam:
a) Masuknya kepala dalam pintu atas panggul.
b) Majunya kepala.
Pada primigravida biasanya majunya kepala terjadi
setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan
biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara maju dan
masuknya kepala ke dalam rongga panggul terjadi
bersamaan. (Miratu dkk, 2016)
c. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah
hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar.
Keuntungan dari bertambahnya fleksi adalah ukuran kepala yang
lebih kecil melalui jalan lahir, diameter sub eksipito bregmatika
(9,5 cm) menggantikan diameter sub accipito frontalis (11 cm).
Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya
mendapat tahanan dari pinggir PAP, serviks, dinding panggul atau
dasar panggul.(Miratu dkk, 2016)

d. Putaran Paksi Dalam


Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam ialah
Pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian
terendah dari bagian depan memutar kedepan ke bawah symphisis.
Pada pretansi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah
ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan ke
bawah symphisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk
kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan suatu usaha
untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul
e. Ekstensi

32
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di
dasar panggul, terjadilah ekstensi dari kepala. Hal ini disebabkan
karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah
kedepan dan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi
untuk melaluinya. Kalau tidak terjadi ekstensi kepala akan tertekan
pada perineum dan menembusnya. Pada kepala bekerja dua
kekuatan yang satu mendesak nya ke bawah dan satunya
disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas.
Resultannya ialah kekuatan ke arah depan atas
f. Putaran Paksi Luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali
kearah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang
terjadi
karena putaran paksi dalam. Gerakan yang terakhir ini adalah
putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran
bahu menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu
bawah panggul
g. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah
symphisis dan menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu
belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya
seluruh badan anak lahir secara searah dengan paksi jalan lahir

Adapun Penatalaksanaan persalinan Menurut (Miratu dkk, 2016) a.


Kala 1
Tabel 2.5
Frekuensi Penilaian dan Intervensi dalamPersalinan Normal
Parameter Fase Laten Fase Aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu Badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Nadi Setiap 30- 60 Menit Setiap 30-60 menit
DJJ setiap 1 jam Setiap 30 menit
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit

33
Pembukaan Serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Hasil pemeriksaan fisik pada kala I fase aktif dicatat pada partograf.

b. Kala II
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah
lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan
diameter 5-6 cm. Selama kala II petugas harus terus
memantau:
1) Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus setiap
10 menit, meliputi frekwensi kerjanya dan kekuatan.
2) Keadaan ibu.
1. Periksa nadi dan tekanan darah setiap 30 menit.
2. Keadaan janin
3. Periksa DJJ setiap 15 menit atau lebih sering dilakukan
dengan makin dekatnya kelahiran, penurunan
presentasi dan perubahan posisi serta cairan
ketuban
(Miratu dkk,2016)

3) Melahirkan bayi :
a. Menolong kelahiran kepala
Saat kepala bayi membuka vulva, letakkan kain
bersih dan kering yang dilipat 1/3nya dibawah bokong
ibu. Lindungi perineum dengan satu tangan, ibu jari
pada salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada
sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang
kepala bayi.
Lakukan pengisapan lendir pada bayi dengan
lembut, hindari penghisapan yang dalam dan Periksa
tali pusat , Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk
berhenti meneran dan bernafas cepat. Periksa leher

34
bayi apakah terlilit oleh tali pusat. Jika ada lilitan
cukup longgar maka lepaskan lilitan tersebut dengan
melewati kepala bayi
b. Melahirkan bahu dan seluruh badan
1) Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan bayi,
minta ibu meneran, setelah bahu depan lahir,
gerakkan kepala ke atas dan lateral tubuh bayi
sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat
dilahirkan.
2) Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah ke
arah perineum saat melewati perineum dan
sanggah bahu dan lengan atas pada tangan
tersebut
3) Tangan bawah menopang samping lateral tubuh
bayi saat lahir, secara simultan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang bahu, siku dan lengan
bagian anterior.
4) Lanjutkan penelusuran dan memegang tubuh bayi
ke bagian punggung, bokong dan kaki.

5) Letakkan bayi di atas kain atau handuk yang telah


di siapkan. Segera keringkan sambil melakukan
rangsangan taktil
c. Kala III
Untuk membantu kelahiran plasenta dilakukan manajemen
kala III meliputi:
1) Memberikan oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus.
2) Melakukan PTT (penegangan tali pusat terkendali).
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas
symphisis pubis. Selama kontraksi tangan mendorong
korpus uteri dengan gerakan dorso kranial ke arah belakang
dan ke arah depan ibu.Tangan yang satu memegang tali
pusat dekat vagina dan melakukan tarikan tali pusat yang

35
terus menerus dengan tegangan yang sama dengan tangan
ke atas selama kontraksi.
3) Masase uterus
4) Dilakukan setelah plasenta lahir lengkap.

d. Kala IV
Pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit dalam 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya meliputi : a.
TTV.
b. Tinggi Fundus dan kontraksi uterus.
c. Blass.
d. Perdarahan.
e. Kandung kemih
Hasil dari pemantauan kala IV dicatat di halaman belakang
partograf.

7. Partograf
a. Definisi
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan fase aktif
dalam kehamilan (Miratu dkk, 2016) Tujuan utama dari partograf :
1) Untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan
menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam
2) Untuk mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara
normal. Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini
terjadinya partus lama.
3) Sebagai data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi
ibu, bayi, grafik kemajuan proses persalinan, pemeriksaan
laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan tindakan
yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada

36
status/ rekam medic ibu bersalin dan bayi baru (Miratu dkk,
2016)
4) Mencatat temuan pada partograf
1. DJJ Dipantau setiap 30 menit
2. Warna dan adanya air ketuban
Nilai kondisi air ketuban setiap kali pelakukan periksa dalam
dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. (catat
temuan-temuan dalam kotak yang sesuai dibawah lajur DJJ )
(1) U: selaput ketuban utuh (belum pecah)
(2) J :selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
(3) M: selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur Meconium
(4) D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur darah
(5) K : selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak
mengalir lagi (kering)

3. Molase
(1) 0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan
mudah dapat dipalpasi
(2) 1.: tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuha
(3) 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih
tetapi masih dapat dipisahkan
(4) 3 : tulang-tulang kepala janin tumpah tindih dan tidak
dapat dipisahkan . (Miratu dkk, 2016)
4. Pembukaan serviks
Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam. Saat ibu
berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf
setiap temuan dari setiap pemeriksaan yang diberi tanda (X)
5. Penurunan bagian terbawah janin
Hasil pemeriksaan penurunan kepala yang menunjukkan
seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga

37
panggul. Penurunan kepala mengacu pada bagian kepala
yang teraba diatas symphisis pubis. Catat dengan tanda (0)
pada setiap pemeriksaan dalam
6. Jam dan waktu
a. Waktu dimulai fase aktif persalinan
Dibagian bawah partograf terletak kotak-kotak yang
diberi angka 1-12
b. Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
7. Kontraksi uterus
Dibawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak
dengan tulisan “ kontraksi per 10 menit “ disebelah luar
kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi.
Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi yang terjadi
dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi
yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang
mencerminkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi

(1) Kontraksi lemah jika < 20 detik


(2) Kontraksi sedang jika 20-40 detik
(3) Kontraksi kuat jika > 40 detik
8. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan atau
cairan berupa IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom
waktunya.
(1) Nadi dan tekanan darah
Nadi dihitung setiap 30 menit dan tekanan darah setiap 4
jam
(2) Temperatur Dinilai setiap 2 jam
(3) Urine volume urine setiap kali ibu berkemih

C. NIFAS
1. Pengertian

38
Masa nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat–alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa ini berlangsung selama kira–kira 6 minggu (Ai Yeyeh Rukiyah,
2011)
Masa peurperium adalah masa setelah partus dan berakhir setelah
kira-kira 6 minggu (Ai Yeyeh Rukiyah, 2011)
Tahapan Masa Nifas, Menurut (Ai Yeyeh Rukiyah, 2011)
a. Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan):
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, mendeteksi
dan merawat penyebab lain perdarahan.Rujuk bila perdarahan
berlanjut, memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri,pemberian asi awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir , menjaga bayi tetap hangat,dan sehat dengan cara mencegah
hipotermi

b. Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan)


Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi ,
fundus dibawah umbilikalus, tidak ada perdarahan abnormal ,tidak ada
bau , menilai adanya tanda-tanda demam atau infeksi, memastikan ibu
menyusui bayinya dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
c. Kunjungan ke-3( 2 minggu setelah persalinan)
Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi ,
fundus dibawah umbilikalus, tidak ada perdarahan abnormal ,tidak ada
bau , menilai adanya tanda-tanda demam atau infeksi, memastikan ibu
menyusui bayinya dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
d. Kunjungan ke-4 ( 6 minggu setelah persalinan)
Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi
alami dan memeberikan konseling untuk KB secara dini.

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

39
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis.
b. Melaksanakan skrining dan yang komprehensif yang mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi
pada bayinya, dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan Keluarga Berencana (Ai Yeyeh Rukiyah,
2011)

3. Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas


a. Keadaan Umum Ibu
b. Observasi tingkat energy dan keadaan emosi ibu
c. Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah
Tekanan darah normal yaitu < 140/90 mmHg. Tekanan darah
tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari pos
partum. Setelah persalinan sebagian besar wanita mengalami
peningkatan tekananan darah sementara waktu. Keadaan ini akan
kembali normal selama beberapa hari. Bila tekanan darah menjadi
rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum. Sebaliknya
bila tekanan darah tinggi, merupakan petunjuk kemungkinan
adanya pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas. Namun hal
ini seperti itu jarang terjadi. (Ai Yeyeh Rukiyah, 2011)
2) Suhu
Suhu tubuh normal yaitu kurang dari 38C. Pada hari ke 4
setelah persalinan suhu ibu bisa naik sedikit kemungkinan
disebabkan dari aktivitas payudara. Bila kenaikan mencapai lebih
dari 38 C pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya, harus
diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas (Ai Yeyeh Rukiyah,
2011)
3) Nadi

40
Nadi normal pada ibu nifas adalah 60-100. Denyut Nadi ibu
akan melambat sampai sekitar 60 x/menit yakni pada waktu habis
persalinan karena ibu dalam keadaan istiraha penuh. Ini terjadi
utamanya pada minggu pertama post partum. Pada ibu yang nervus
nadinya bisa cepat, kira-kira 110x/mnt. Bisa juga terjadi gejala
shock karena infeksi khususnya bila disertai peningkatan suhu
tubuh 4) Pernafasan
Pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit.Pada umumnya
respirasi lambat atau bahkan normal. Mengapa demikian, tidak lain
karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
Bila ada respirasi cepat post partum (> 30 x/mnt) mungkin karena
adanya ikutan dari tanda-tanda syok

5) Payudara
Dalam melakukan pengkajian apakah terdapat benjolan,
pembesaran kelenjar, dan bagaimanakah keadaan putting susu ibu
apakah menonjol atau tidak, apakah payudara ibu ada bernanah
atau tidak
6) Uterus
Periksa tinggi fundus uteri apakah sesuai dengan involusi
uterus Apakah kontraksi uterus baik atau tidakApabila uterus
awalnya berkontraksi dengan baik maka pada saat palpasi tidak
akan tampak peningkatan aliran pengeluaran lochea. Bila
sebelumnya kontraksi uterus tidak baik dan konsistensinya lunak,
palpasi akan menyebabkan kontraksi yang akan mengeluarkan
bekuan darah yang terakumulasi, aliran ini pada keadaan yang
normal akan berkurang dan uterus menjadi keras Diastasis Rectie
Kita melakukan pemerikasaan diastasis rectie yaitu tujuannya
adalah untuk mengetahui apakah pelebaran otot perut normal atau
tidak caranya yaitu dengan memasukkan kedua jari kita yaitu jari
telunjuk dan jari tengah ke bagian dari diafragma dari perut ibu.
Jika jari kita masuk dua jari berarti diastasis rectie ibu normal. Jika

41
lebih dari dua jai berarti abnormal. Cara penanganan diastasis rectie
adalah dengan operasi ringan (tometock)
7) Kandung Kemih
Jika kandung kemih ibu penuh, maka bantu ibu untuk
mengosongkan kandung kemihnya dan anjurkan ibu agar tidak
menahan apabila terasa BAK. Jika ibu tidak dapat berkemih dalam
6 jam post partum, bantu ibu dengan cara menyiramkan air hangat
dan bersih ke vulva dan perineum ibu. Bila berbagai cara telah
dilakukan namun ibu tetap tidak bisa berkemih, maka mungkin
perlu dilakukan pemasangan kateterisasi. Setelah kandung kemih
dikosongkan, maka lakukan massase pada fundus agar uterus
berkontraksi dengan baik

8) Ekstremitas Bawah
Pada pemeriksaan kaki apakah ada Varises, oedema, Reflek
patella, nyeri tekan atau panas pada betis. Adanya tanda Homan,
caranya dengan meletakkan 1 tangan pada lutut ibu dan di lakukan
tekanan ringan agar lutut tetap lurus. Bila ibu merasakan nyeri pada
betis dengan tindakan tersebut, tanda Homan (+)
9) Genitalia
a) Periksa pengeluaran lochea,warna,bau dan jumlahnya
b) Hematom vulva (gumpalan darah)
c) Gejala yang paling jelas dan dapat diidentifikasi dengan
inspeksi vagina dan serviks dengan cermat
Lihat kebersihan pada genitalia ibu Ibu harus selalu menjaga
kebersihan pada alat genitalianya karna pada maa nifas ini ibu
sangat mudah sekali untuk terkena infeksi
10) Perineum
Pada pemeriksaan perineum sebaiknya ibu dalam posisi dengan
kedua tungkai dilebarkan.saat melakukan pemeriksaan perineum
periksalah
a) Jahitan laserasinya

42
Sebelum melakukan pemeriksaan jahitan laserasinya, terlebih
dahulu bersihkan pada bagian jahitan laserasi dengan kasa yang
dikasih betadine supaya jahitan terlihat tampak lebih jelas Oedema
atau tidak Hemoroid pada anus Hematoma (Pembengkakan
jaringan yang isinya darah)
b) Lochea
Mengalami perubuhan karena proses involusi yaitu lochea
rubra, serosa dan alba

4. Komplikasi Post Partum


a. HPP (Hemoragi Post Partum) Di bagi menjadi 2, yaitu:
1) Perdarahan Post Partum Primer (Early HPP) yaitu perdarahan
yang terjadi dalam 24 jam pertama.

2) Perdarahan Post Partum Sekunder (Late HPP)


Yaitu perdarahan setelah 24 jam pertama sampai 6 minggu
setelah persalinan. Penyebabnya yaitu atonia uteri, retensio
plasenta, robekan jalan lahir dan kelainan pembekuan darah.
Terjadi antara 2 – 10 hari post partum dimana suhu ibu lebih
dari 40oC. Infeksi pada ibu dapat terjadi akibat partus lama,
KPD, tindakan atau operasi persalinan.
b. Sub Invo lusi
Penyebabnya yaitu mioma uteri, ketinggalan plasenta.
c. Kelainan pada payudara
Pembendungan ASI, mastitis, kelainan puting susu, puting susu
lecet.
d. Retensio Urine
Urine yang tertahan disebabkan oleh tidak bisa kencing, adanya
luka atau odema pada uretra

D. BAYI BARU LAHIR


1. Pengertian

43
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu – 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gr sampai dengan
4000 gr.(Naomy, 2013)

2. Ciri – ciri umum bayi baru lahir normal


Ciri-ciri umum bayi lahir normal Menurut .(Naomy, 2013)
a. Fisik
1) Berat badan 2500 – 4000 gram.
2) Panjang badan lahir 48 – 52 cm.
3) Keliling oksipitofrontal 33-35 cm.
4) Kepala berukuran ¼ tubuhnya.
5) Dalam keadaan telentang kepala condong ke samping dan
sebelah bahunya terangkat dari kasur.
6) Dalam posisi telungkup dengan bokong terangkat.
7) Lutut menekuk hingga menyentuh perut dan kepalanya miring
kesatu sisi.
8) Dengan tangan telentang jari-jari mencapai bagian tengah paha.
9) Tangisnya kencang
b. Kulit
1) Kulit bayi berwarna merah muda dan diliputi verniks caseosa.
2) Kulit bayi tipis dan kenyal serta mudah terkelupas.
3) Telapak tangan dan kaki lebih pucat daripada anggota tubuh
lainnya.
4) Bulu–bulu halus meliputi kulit dan bahu, bagian lengan.
5) Warna kulit umumnya bergantung pada etnis bayi.
6) Puting susu dan alat kelamin berwarna lebih tua dan mungkin
terdapat linea nigra (linea alba) yang berpigmen pada masa
kehamilan
c. Alat kelamin dan payudara
1) Bayi laki-laki maupun perempuan mempunyai jaringan
payudara sekitar puting susu.

44
2) Bayi laki-laki testis sudah turun ke arah scrotum yang memiliki
banyak tonjolan dan kulit bagian luar melekat pada ujung penis.
3) Bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora dan
hymen kelihatan besar
d. Mata
Sebagian besar bayi memiliki mata hijau tua. Bayi dengan kulit
gelap memiliki mata coklat, matapun berbeda-beda sesuai dengan asal
orang tuanya.

e. Denyut jantung
Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180 x/i
kemudian menurun 140 x/i Pada menit–menit pertama cepat
kirakira 80 x/i kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 x/i.

f. Reflek
1) Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
2) Reflek morrow sudah baik, bila dikagetkan akan mempelihatkan
gerakan seperti menekuk.
3) Graphs reflek sudah baik, apabila diletakkan suatu benda di atas
telapak tangan bayi akan menggenggam

g. Eliminasi
Urine dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama,
meconium berwarna hijau kehitaman

3. Tanda-Tanda Bayi Baru Lahir Tidak Normal


Menurut .(Naomy, 2013) tanda-tanda bayi lahir tidak normal yaitu:
1) Usia kehamilan kurang atau lebih dari 36-42 minggu,
2) Berat badan lahir kurang dari 2500-4000 gr,
3) Tidak dapat bernafas teratur dan normal,
4) Organ fisik tidak lengkap dan tidak dapat berfungsi dengan baik.

45
4. Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir
Perubahan fiologis bayi baru lahir menurut .(Naomy, 2013)
a. Sistem Pernafasan
Saat kepala bayi melewati jalan lahir ia akan mengalami penekanan
yang tinggi pada toralksnya, dan tekanan ini akan hilang dengan
tibatiba setelah bayi lahir. Proses mekanis ini menyebabkan cairan
yang ada di dalam paru-paru hilang karena terdorong ke bagian perifer
perlu untuk kemudian diabsorbsi. Karena terstimulus oleh sensor
kimia, suhu, serta mekanis akhirnya bayi memulai aktivasi napas untuk
yang pertama kali. Setelah beberapa kali napas pertama udara dari luar
mulai mengisi jalan napas pada trakea dan bronkus, akhirnya semua
alveolus mengembang karena terisi udara. Fungsi alveolus dapat
maksimal jika dalam paru-paru bayi terdapat surfaktan yang adekuat.

Surfaktan membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga alveolus


tidak kolaps saat akhir napas
b. Sistem Sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2
meningkat dan tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya
resistensi pembuluh darah paru-paru sehingga aliran darah dari arteri
pulmonis mengalir ke paru-paru dan dactus arterrosus menutup.
Dengan menutupnya arteri dan vena umbilikal, kemudian tali pusat
dipotong, aliran darah dari plasenta melalui vena cava inferror dan
foramen ovale keatrium yeri terhenti, sirkulasi janin, sekarang berubah
menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu c. Perubahan Suhu
Tubuh
Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan untuk mengalami stres
fisik akibat perubahan suhu diluar uterus. Fluktuasi (naik turunnya)
suhu di dalam uterus minimal, rentang maksimal hanya 0,6 sangat
berbeda dengan kondsi di luar uterus.
d. Metabolisme Glukosa
Pada saat tali pusat diklem BBL harus mampu untuk tahankan
glukosa untuk fungsi otak. Pada setiap BBL, glukosa darah menurun

46
dalam waktu singkat (1 hingga 2 jam setelah kelahiran). e. Sistem
Gastrointestinal
Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai menghisap dan
menelan. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan
mencerna makanan selain susu masih terbatas. Hubungan antara
esopagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas
lambung sendiri sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk seorang bayi
baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara
lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir f. Sistem Imun
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi.

Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami


mapun yang didapat. g. Sistem Ginjal
Keterbatasan fungsi ginjal menjadi konsenkuensi khusus jika bayi
baru lahir memerlukan cairan intavena atau obat-obatan yang
meningkatkan kemungkinan kelebihan cairan. Ginjal bayi baru lahir
menunjukan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi
glomerulus, kondisi ini mudah menyebabkan retensi cairan dan
intokikasi air. Bayi baru lahir dapat mengonsentrasikan urine dengan
baik, tercermin dari berat jenis urine (1,004) dan osmolalitas urine
yang rendah. Semua keterbatasan ginjal ini lebih buruk pada bayi
kurang bulan. Bayi baru lahir mengekresikan sedikit urine pada 48 jam
pertama kehidupan, yaitu hanya 30-60 ml
h. Sistem Neorologi
Bayi yang dilahirkan mempunyai sejumlah reflek hal ini
merupakan dasar bagi bayi untuk mengadakan reaksi dan tindakan
aktif. Reflek–reflek yang ada pada bayi menurut .(Naomy, 2013)yaitu:
1) Reflek moro
Reflek ini sama juga dengan reflek pekik atau kejut anak
mengembangkan tangannya kesamping lebar–lebar. Melebarkan jari
lalu mengembalikan dengan tarikan cepat seakan memeluk

47
2) Reflek tonick neck : reflek otot leher
Anak akan mengangkat leher dan menoleh kekanan dan kekiri jika
diletakkan dalam posisi tengkurap
3) Reflek rooting
Timbul karena stimulasi taktil pada pipi dan daerah mulut, anak
bereaksi memutar kepala seakan–akan memutar putting susu.
4) Reflek secking (reflek oral)
Timbul bersama–sama dengan rangsangan pipi untuk menghisap
putting susu dan menelan ASI Reflek graphspina (gengam) Bila jari
diletakkan pada telapak tangan bayi akan menggenggam dengan erat.
5) Reflek babinsky

Bila ada rangsangan pada telapak kaki, ibu jari kaki akan bergerak
ke atas dan jari–jari lain membuka.
6) Reflek stapping (melangkah)
Jika bayi ditegakkan atau berdiri maka akan ada gerakan spontan
kaki melangkah kedepan walaupun belum bisa berjalan

5. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


a. Penilaian APGAR
Tabel 2.6
Cara Penilaian APGAR
Tampilan 0 1 2
A Appearance Pucat Badan merah, Seluruh
(Warna Kulit) ekstermitas tubuh
biru kemerahan

P Pulse rate Tidak Kurang dari Lebih dari


(Frekuensi Nadi) Ada 100 100
G Grimace Tidak Sedikit Bentuk bersin
(Reaksi pada Ada gerakan mimic
rangsangan) (grimace)
A Activit Tidak Ekstermitas Gerakan aktif
(Tonus Otot) Ada dalam sedikit

48
fleksi
R Resfiration Tidak Lemah tidak Baik/menang
(Pernafasan) Ada teratur is

Derajat nilai atau score : maximum 10, minimum 0


e. Score: 7 – 10 Berarti bayi mengalami asfiksia ringan / normal
f. Score : 4 – 6 Berarti bayi asfiksia sedang
g. Score : 0 – 3 Berarti batu asfiksia berat

Nilai 1 menit pertama berguna untuk menentukan tindakan yang


akan dilakukan, sedangkan nilai pada menit ke 5 berguna untuk
menentukan prognosa bayi dimasa yang akan datang.
Sedangkan untuk penilaian BUGAR dapat dilihat ketika bayi baru
lahir, apakan ketika pada saat proses persalinan apakah usia kehamilan
ibu atterem, kemudian bagaimana keadaan air ketuban ibu, dan pada
saat lahir apakah bayi lahir dengan keadaan menagis kuat, dan yang
terakhir adalah kita harus melihat keadaan tonus ototnya, apakah baik
atau tidak.
1) Tanda Vital
a) Suhu tubuh
Suhu tubuh BBL diukur setiap 30 menit sampai keadaan suhu
bayi stabil dan setelah itu setiap 4 jam.Ukur suhu aksila dengan
termometer pada lipatan aksila selama 10 menit. Kisaran suhu bayi
yang normal adalah 36,40C sampai 37,20C.Ukur suhu timpani dengan
sensor elekronik yang dimasukkan ke dalam lubang telinga untuk
mengukur suhu sirkulasi darah dalam arteri karotis interna, hasil yang
akurat akan keluar dalam waktu beberapa detik.Kenaikan suhu sekitar
0,5–1oC masih dikategorikan normal namun kenaikan 10 C
memerlukan hidrasi cairan sebanyak 5–10 cc/kgBB/hari
b) Detak jantung
Frekuensi nadi pada BBL berkisar 120–60 x/menit. Auskultasi
frekuensi nadi selama 1 menit penuh pada saat bayi tidur. Lakukan

49
palpasi pada nadi brakialis, radialis, dan femoralis.Pada waktu bayi
tenang, hitunglah pernapasan selama 60 detik. Frekuensi pernapasan
yang normal adalah 30 sampai 60 kali per menit
c) Tekanan darah
Meskipun tidak secara rutin diukur pada waktu lahir, tekanan
darah yang dikaji dengan ultrasonografi Doppler merupakan metode
yang paling akurat pada bayi. Metode ini mengukur sistolik, diastolik
dan tekanan arteri rata–rata. Rata–rata tekanan darah pada waktu lahir
adalah 80/46 mmHg

2) Pengukuran Antropometrik
a) Pengukuran berat badan
Berat badan bayi aterm pada saat lahir berkisar antara
2500–4000 gr. .(Naomy, 2013)
b) Pengukuran lingkar dan panjang
Lingkar kepala antara 23–35 cm, lingkar dada bayi
biasanya berukuram biasanya 2 cm kurangnya dari lingkar
kepala atau 32– 34 cm dengan panjang badna bayi 48–52 cm.
lingkar perutnya adalah 31 cm dengan lingkar lengan atas 11
cm.
3) Pemeriksaan fisik secara sistematis, Menurut .(Naomy, 2013)
a) Kepala
Ubun–ubun antarior tidak boleh terasa tegang atau cekung,
ubun– ubun posterior dan sutura harus teraba, mugkin
beberapa sutura bertumpuk. Pada hari ke-10 ubun–ubun
posterior dapat menutup keadaan lain bertumpuk menghilang.
Bentuk kepala memanjang.
b) Wajah
Warna kulit wajah merah muda hingga merah, tampak
simteris pada waktu istirahat dan ketika bergerak (menangis).
c) Mata

50
Bagian kornea mata berwarna hitam/gelap. Sclera berwarna
putih, letak ke-2 belah mata simetris. Maka dapat dibuka dan
menutup rapat ketika bayi tidur. Bentuk pupil bundar, ukuran
ke-2 pupil sama besar, beraksi terhadap cahaya. Lensa mata
jernih.
d) Telinga
Terbentuk dengan baik, posisinya benar dan terdapat
kartilago.Pemeriksaan dengan inspeksi dan palpasi.

e) Hidung
Tampak simetris sering mendatar (kelenjar sebacea
tersumbat sering dijumpai). Lubang hidung simetris dan
terbuka, sehingga bernafas tanpa kesulitan. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan inspeksi
f) Mulut
Bibir tampak merah muda, sentuhan pada bibir
menimbulkan reaksi menghisap, lidah dapat dijulurkan, bersih
dan berwarna merah muda
g) Leher
Tampak pendek dan lurus, tidak terlihat pelebaran
(wenbing) oedema atau masa pada leher. Leher dapat bergerak
bebas dari sisi yang satu kesisi yang lain dari gerakan fleksi ke
ekstensi.
h) Dada
Gerakan dada mengembang simetris bersamaan dengan
respirasi, tidak tampak retraksi sternal. payudara dapat
membengkak pada hari (ke 3 hingga ke 4) sebagai respon
terhadap penghentian produksi hormon–hormon plasenta dan
dapat mensekresikan cairan (witch’s milk). Jaringan payudara
dapat teraba dengan baik pada bayi laki– laki maupun
perempuan. Putting susu simetris dan tidak tampak putting
tambahan, suara denyut jantung jelas dan teratur .(Naomy,

51
2013)
i) Abdomen
Tidak teraba massa, abdomen sedikit menonjol tapi tidak
distensi. Abdomen bergerak ke atas dan ke bawah bersamaan
dengan respirasi. Tali pusat berwarna biru atau putih yang
terdapat 3 pembuluh darah yaitu 2 arteri/vena dan tidak terlihat
perdarahan tali pusat akan mengering dan mengalami nekrosis
dan lepas pada hari ke-7 sehingga menimbulkan umbilikus
menjadi kering dan tertutup.

j) Genitalia
Pada bayi wanita labia dan clitoris sering terlihat menonjol,
pada lipatan labia, introitus vagina terlihat, kadang ditemukan
lendir. Dapat juga terlihat sedikit perdarahan dari vagina
selama beberapa hari pertama akibat penghentian hormon
plasenta.
Pada bayi laki–laki scrotum berisi 2 buah testis yang sudah
turun, preputum melekat pada glans penis, meatus uretra
terletak dibagian tengah ujung penis .(Naomy, 2013)
k) Anggota gerak
Anggota gerak tampak simetris dan dapat menahan gerakan
pasif dalam kisaran yang penuh. Ekstremitas mungkin tampak
sianosis. Memiliki 10 jari tangan dan 10 jari kaki. Kuku sering
kali panjang. Reflek menggenggam ada atau baik. Sianosis
biasanya menghilang dalam 4 jam.
l) Sendi paha
Sendi paha dapat digerakkan hingga 90 kali tanpa terasa bunyi
klik
m) Punggung dan anus
Tulang belakang utuh, tidak ada cekungan atau
pertumbuhan rambut, tulang belakang tampak lurus dan mudah
difleksikan. Kadang terlihat lekukan kecil pada dasar tulang
belakang. Bulu–bulu halus dapat terlihat menutupi daerah bahu

52
serta punggung bagian atas. Pada anus terbuka dapat dilihat
pengeluaran mekonium saat lahir atau 24 jam pertama
.(Naomy, 2013)
4) Kunjungan Neonatal
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir oleh bidan/perawat/dokter
dilaksanakan minimal 3 kali, yaitu:  Pertama pada 6 jam - 48
jam setelah lahir
• Kedua pada hari ke 3 - 7 setelah lahir
• Ketiga pada hari ke 8 - 28 setelah lahir (Kemenkes, 2016).
6. Imunisasi
a.Pengertian
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada
bayi dan anak serta ibu hamil terhadap penyakit tertentu Membentuk
daya tahan tubuh sehingga bayi/anak terhindar dari penyakit tertentu
dan kalau terkena penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau
kematian .(Naomy, 2013)

b.Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi menurut .(Naomy,


2013)
1) Penyakit TBC
Penyakit TBC sangat menular dan menyerang semua umur.
Banyak terdapat pada masyarakat dengan ekonomi rendah,
kurang gizi dan pada daerah perumahan padat. Ditandai
dengan:
a) Batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat bercampur darah.
b) Nafsu makan menurun, BB menurun.
c) Berkeringat malam tanpa aktifitas.

2) Penyakit Difteri
Difteri merupakan penyakit menular, teutama menyerang
anak kecil. Ditandai dengan:Leher bengkak, terbentuk selaput

53
putih kelabu dikerongkongan dan hidung sehingga menyumbat
jalan napas.
a) Anak gelisah karena sesak napas yang makin berat.
b) Anak tekak dan amandel membengkak dan merah.

3) Penyakit Tetanus
Penyakit Tetanus menyerang semua umur, yang
menyebabkan masalah yang cukup besar di Indonesia karena
banyak yang baru lahir mati akibat penyakit tersebut. Ditandai
dengan :

a. Kejang / kaku seluruh tubuh.


b. Mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan
melengkung
c. Kejang dirasakan sangat sakit. Pada bayi yang baru lahir (5
- 28 hari) mendadak tidak dapat menetek karena mulutnya
kaku dan mencucu seperti mulut ikan.

4) Penyakit Campak
Penyakit ini sangat menular dan menyerang hampir semua
bayi. Tanda-tanda campak :
a) Badan panas, batuk, pilek, mata merah dan berair.
b) Mulut dan bibir kering serta merah.Beberapa hari
kemudian keluar bercak-bercak di kulit dimulai di
belakang telinga, leher muka, dahi dan seluruh tubuh.
Akibat lanjut dari penyakit ini adalah radang telinga
sampai tuli,radang mata sampai terjadi kebutaan, diare dan
menyebabkan radang paru-paru serta radang otak yang
dapat menyebabkan kematian

c. Jenis-jenis Imunisasi

54
1) BCG: memberi kekebalan pada penyakit TBC 2) DPT:
memberi kekebalan pada penyakit difteri, batuk rejan 3) Polio:
memberi kekebalan pada penyakit poliomielitis.
4) Campak: memberi kekebalan pada penyakit campak.
5) H B: memberi kekebalan pada penyakit hapatitis B 6) TT:
memeberikan kekebalan pada penyakit tetanus
7) DT: memberikan kekebalan pada penyakit difteri dan tetanus

E. KELUARGA BERENCANA
1. Pengertian
Keluarga berencana adalah perencanaan kehamilan yang
diinginkan untuk menjadikan norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera. Pada hakekatnya KB adalah upaya menjarangkan kelahiran
dan menghentikan kehamilan, bila ibu sudah melahirkan anak yang
banyak (> 2) atau kesehatan ibu terganggu yang dapat membahayakan
hidupnya bila hamil atau melahirkan (Sulistyawati, 2012)
2. Tujuan Keluarga Berencana
a. Tujuan
Penurunan angka kelahiran yang bermakna. Guna mencapai
tujuan tersebut, maka ditempuh kebijaksanaan mengkatagorikan 3
fase untuk mencapai sasaran yaitu : 1) Fase menunda perkawinan
atau kesuburan
2) Fase menjarangkan kehamilan
3) Fase menghentikan atau mengakhiri kehamilan
3. Manfaat Keluarga Berencana
a. Memberikan kemungkinan bagi ibu untuk menjarangkan
kehamilansehingga dapat mengatur jumlah dan jarak anak yang
dilahirkan. Dengan demikian kesehatan ibu lebih terjamin baik
fisik, mental, sosial.

55
b. Anak yang direncanakan dan akan mendorong keluarganya
mengasuh dan memperhatikan perkembangan secara sungguh–
sungguh sehingga dapat tumbuh secara wajar.
c. Keluarga mengatur pendapatannya untuk kehidupan keluarga.
4. Jenis Metoda Kontrasepsi
a. Tanpa alat (KB Alamiah)
1) Sistem Kalender
a) Pengertian
Senggama dihindari pada masa subur yaitu dekat
pertengahan siklus haid, terdapat adanya tanda-tanda
kesuburan yaitu keluar lendir encer dari liang vagina.

b) Keterbatasan:
a. Sebagai kontrasepsi sedang 9-20 kehamilan per 100
perempuan selama 1 tahun.
b. Perlu pantang pada masa subur untuk menghindari
Kehamilan
c. Keefektifisan tergantung pada kedisiplinan pasangan
d. Perlu pencatatan setiap hari
e. Tidak terlindung dari IMS
2) Suhu basal
a) Pengertian
Peninggian suhu basal 0,2-0,5 C pada saat ovulasi Teknik
b) metode suhu basal:
(1) Gunakan thermometer
(2) Dilakukan pada waktu dan tempat yang sama
(3) Dilakukan secara oral 3 menit dan rekta l1 menit
c) Faktor yang mempengaruhi suhu basal terdiri dari :
(1) Demam
(2) Inflamasi pada lidah,mulut dan anus
(3) Jam yang tidak ireguler
(4) Pemakaian selimut elektris
(5) Ganti termometer dan tempat mengukur suhu

56
(6) Coitus interuptus

3) Coitus interuptus
a) Cara kerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi
sehingga sperma tidak masuk ke vagina.
b) Manfaat kontrasepsi
(1) Efektif bila digunakan dengan benar
(2) Tidak mengganggu produksi ASI
(3) Tidak ada efek samping
(4) Dapat digunakan setiap waktu
(5) Tidak membutuhkan biaya
c) Manfaat non kontrasepsi
(1) Meningkatkan keterlibatan suami dalam ber KB
(2) Memungkinkan hubungan lebih dekat dan saling
pengertian.
d) Keterbatasan
(1) Efektifitas bergantung pada kesediaan pasangan (2)
Efektifitas akan jauh lebih menurun bila sperma dalam
24 jam masih melekat pada penis.
(3) Memutus hubungan kenikmatan seksual.

4) MAL
a) Pengertian
Kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI
secara eksklusif artinya hanya diberikan ASI tanpa
tambahan makanan atau minuman apaun lainnya.

b) MAL sebagai kontrasepsi bila:


a. Menyusui secara penuh (full breast feeding) , lebih
efektif bila pemberian > 8 x sehari
b. Belum haid

57
c. Umur bayi kurang dari 6 bulan
d. Efektif sampai 6 bulan

c) Cara kerja :
(1) Penundaan atau penekanan ovulasi
(2) Keuntungan kontrasepsi:
(3) Efektifitasnya tinggi sekitar 98% pada 6 bulan pasca
persalinan
(4) Segera efektif
(5) Tidak mengganggu senggama

d) Keterbatasan MAL:
a. Mungkin sulit dilaksanakan karna faktor social
b. Efektifitasnya tinggi hanya sampai kembalinya haid
atau sampai 6 bulan
c. Tidak melindungi dari IMS

e) Yang dapat menggunakan MAL:


a. Ibu yang menyusui secara ekslusif
b. Bayinya berumur kurang dari 6 bulan
c. Ibu yang belum mendapatkan haid setelah melahirkan

b. Dengan alat
1. Kondom
a) Cara kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma
dengan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung
selubung karet yang dipasang pada penis. Mencegah
penularan mikroorganisme/IMS (khusus kondom yang
terbuat dari lateks dan vinil)

b) Manfaat kontrasepsi
a. Efektif bila digunakan dengan benar

58
b. Tidak mengganggu produksi ASI
c. Mudah dan dapat dibeli secara umum.
d. Merupakan metode kontrasepsi sementara bila metoda
lain ditunda

c) Manfaat non kontrasepsi


a. Memberi dukungan pada suami untuk ikut ber KB
b. Dapat mencegah penularan IMS
c. Dapat mencegah ejakulasi dini

d) Keterbatasan
a. Efektifitas tidak terlalu tinggi
b. Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi
c. Agak mengganggu hubungan seksual
d. Harus selalu tersedia setiap kali hubungan seksual

2. Kontrasepsi modern
a. Kontrasepsi hormonal
1) Cara kerja
a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga
tidak terjadi pelepasan umum.
b) Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus
spermatozoa.
c) Perubahan peristaltik tuba fallopi, sehingga konsepsi
dihambat.
d) Mengubah suasana endometrium sehingga tidak
sempurna untuk implementasi hasil konsepsi

2) Keuntungan Pil KB
a) Bila diminum sesuai aturan efektifitasnya tinggi
b) Dapat dipakai untuk pengobatan ketegangan
menstruasi, perdarahan menstruasi yang teratur,

59
nyeri saat menstruasi dan pengobatan pasangan
mandul.
c) Dapat digunakan pada penyakit endometriosis.
d) Dapat meningkatkan libido.

3) Suntik KB
a) Pemberiannya sederhana setiap 8 sampai 12 minggu
b) Tingkat efektifitasnya tinggi
c) Tidak mengganggu hubungan seksual
d) Pengawasan medis ringan
e) Dapat diberikan pasca persalinan, pasca keguguran
atau pasca menstruasi
f) Tidak mengganggu produksi ASI
g) Suntikan KB cyclofem diberikan setiap bulan dan
klien akan mendapatkan menstruasi.

4) Kerugian Pil KB
a) Harus diminum secara teratur
b) Dalam waktu panjang menekan fungsi erratum
c) Penyakit ringan, BB bertambah, rambut rontok,
tumbuh acne, mual sampai muntah
d) Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal

b. AKDR
1) Pengertian
AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga
menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan
leukosit, makrofag dan limfosit.

2) Keuntungan
a) Efektifitasnya tinggi, efektif segera setelah
pemasangan

60
b) Metode jangka panjang
c) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
d) Tidak ada efek samping hormonal
e) Tidak mempengaruhi produksi ASI
f) Dapat digunakan segera setelah melahirkan atau
setelah aborks.
g) Dapat digunakan sampai menupause.
h) Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut.

3) Kerugian
a) Efek samping umum terjadi, perubahan siklus hard,
haid lebih lama dan banyak, perdarahan spotting,
dismenorhoe.
b) Komplikasi lain : merasa sakit dan kejang selama 3–5
hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu
haid perforasi dinding uterus.
c) Tidak mencegah IMS.
d) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan
dengan IMS memakai AKDR yang dapat memicu
infertilitas.
e) Diperlukan pemeriksaan pelvik sebelum pemasangan.
f) Tidak dapat dilepas sendiri.
g) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui
sehingga perlu memeriksa posisi benang AKDR dari
waktu ke waktu

F. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN VARNEY


1. Pengertian
Manajemen berasal dari bahasa inggris management yang berarti
penatalaksanaan atau pengelolaan. Manajemen kebidanan adalah
proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakanberdasarkan teori ilmiah,
temuan dan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis

61
untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Oki,
2010).
Proses ini menggambarkan perilaku yang diharapkan dari klinis
yang tidak hanya melibatkan proses berpikir dan bertindak, tetapi juga
tingkat perilaku pada setiap langkah yang akan dicapai dalam
memberikan asuhan atau pelayanan yang aman dan menyeluruh
(Purwoastuti, 2013).

2. Proses Manajemen Kebidanan


Proses manajemen kebidanan meliputi langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Pengumpulan data dasar.
b. Interprestasi data dasar.
c. Identifikasi masalahdan diagnosa potensial.
d. Identifikasi masalah atau diagnosa yang membutuhkan
tindakan segera,kolaborasi dan rujukan.
e. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh.
f. Pelaksanaan langsung secara efisien dan aman.
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan.
1) Pengumpulan data dasar
a. Anamnesa
1) Biodata.
2) Riwayat menstruasi.
3) Riwayat kontrasepsi.
4) Riwayat kesehatan.
5) Riwayatan kehamilan, persalinan
dan nifas.
6) Pola kegiatan sehari – hari.
7) Data bio psikososial kultural dan
spritual.
8) Pengetahuan klien.
b. Pemeriksaan umum
c. Pemeriksaan khusus

62
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Auskultasi
d) Perkusi
d. Pemeriksaan penunjang 1) Laboratorium.
2) Catatan terbaru dan sebelumnya (Hellen,2012).

2) Interprestasi Data Dasar


Data dasar yang telah dikumpulkan kemudian di
interprestasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan
masalah yang spesifik.
Diagnosis kebidanan yang disimpulkan oleh bidan antara lain
sebagai berikut.
a. Paritas.
b. Usia kehamilan dalam minggu.
c. keadaan janin.
d. normal atau tidak normalnya kondisi
kehamilan ibu.
e. Masalah yang sering berkaitan dengan
hal-hal yang sedang dialami wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan
hasil pengkajian. Masalah sering pula
menyertai diagnosis

3. MengidentifikasiMasalah atau diagnosa Potensial.


Pada langkah ini kita mengidentifikasi diagnosa dan masalah
potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat
waspada dan bersiap–siap mencegah diagnosa atau masalah
potensial ini menjadi benar–benar terjadi (Benson, 2009).

63
4. Penetapan kebutuhan tindakan segera
Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap
tindakan segera, melakukan konsultasi, dan kalaborasoi dengan
tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau di
tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien

5. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan dari manajemen terhadap masalah atau diagnosa
yang telah diidentifikasikan atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana
asuhan yang sudah ter-identifikasi dari kondisi klien ataudari
setiap masalah yang berkaitan dengan hal yang diidentifikasi
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya,
apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu
merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan
sosial ekonomi, kultural atau psikologis.

6. Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman


Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah dilakukan atau
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan
tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya

7. Mengevaluasi

64
Hal yang di evaluasi meliputi apakah kebutuhan telah
terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi.
Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian
rencana tersebut efektif, sedangkan sebagian lain belum efektif.
Mengingat proses manajemen asuhan ini merupakan suatu
kegiatan yang berkesinambungan perlu mengulang kembali
dari awal setiap asuhan yang tidak efektif (Pitt Brice, 2008).

G. DOKUMENTASI KEBIDANAN METODA SOAP


1. Pengertian
Dokumentasi SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas,
logis dan tertulis. Selama masa antepartum, seorang bidan dapat
menuliskansatu catatan SOAP untuk setiap kali kunjungan, sementara
dalam masa intra partum, seorang bidan boleh menuliskan lebih dari
satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari. Disamping itu bidan
harus melihat catatan-catatan SOAP terdahulu bila ia merawat seorang
klien untuk mengevaluasi kondisinya yang sekarang (Sondakh dan
jenny, 2013).

2. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan


Pendokumentasian metoda SOAP merupakan kemajuan informasi
yang sistematis dan juga merupakan urutan yang dapat membantu
dalam mengorganisir pikirandan memberikan asuhan yang
menyeluruh.
a. S (Subjektif)
Subjektif menggambarkan dokumentasi hasil pengumpulan data
klien melalui anamnesis sebagai langkah 1 varney.
b. (Objektif)
Objektif menggambarkan dokumentasi hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam
data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 vaney.

65
c. A (Assesment)
Menggambarkan dokumentasi hasil analisis dan interpretasi data
subjektif dalam suatu identifikas Diagnosis atau masalah.
Antisipasi diagnosis atau kemungkinan masalah.
Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,konsultasi atau
kalaborasi dan rujukan sebagai langkah 2,3, dan 4 varney.

d. (Planning)
Menggambarkan dokumentasi tingkatan (I) dan
evaluasi perencanaan (E) berdasarkan pengkajian langkah 5,6 dan
7 varney (Purwoastuti, 2013).

3. Manfaat pendokumentasian
Manfaat dari dilakukannya pendokumentasian antara lain :
a. Aspek administrasi
Isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab sesuai profesi.
b. Aspek Medis
Membuat riwayat kesehatan klien diagnosa atau medis
keperawatan dan tindakan yang diberikan kepada pasien.
c. Aspek Hukum
Adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan.
d. Aspek Penelitian
Mengandung data atau informasi yang dapat digunakan sebagai
aspek penelitian dan pada ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
e. Aspek Pendidikan
Isinya menyangkut data atau informasi tentang perkembangan
kronologis dari kegiatan pelayanan yang diberikan.
f. Aspek Keuangan
Isinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya atau
pembayaran pelayanan di RS.

66
g. Aspek Dokumentasi
Isinya dapat dijadikan bahan untuk pertanggung jawaban dan
laporan RS dan megandung nilai (Elisabeth, 2015).

4. Tujuan Dokumentasi
Menunjang tertibnya administrasi dalam rangka upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan di RS atau puskesmas.

5. Prinsip SOAP
a. Sistematis yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan menjadi
suatu rencana asuhan.
b. Intisari dari proses penatalaksanaan kebidanan untuk penyediaan
dan pendokumentasian asuhan.
c. Mengorganisasikan asuhan dan memberikan asuhan yang
menyeluruh.

6. Alasan penggunaan SOAP dalam pendokumentasian


a. Pendokumentasian metoda SOAP merupakan kemajuan informasi
yang sistematis yang dapat mengorganisasikan penemuan dan
kesimpulan anda menjadi suatu rencana asuhan.
b. Metoda ini merupakan penjaringan intisari dari proses
penatalaksanaan asuhan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan
pendokumentasian asuhan.
c. SOAP merupakan urutan yang dapat membantu dalam
mengorganisir
d. pikiran andadan memberikan asuhan yang menyeluruh

H. LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN


1. Peraturan-Peraturan Bidan
a. Peraturan bidan Pasal 46 tahun 2019
1) Dalam menyelenggarakan praktik kebidanan, Bidan
bertugas memberikan pelayanan yang meliputi: a)
Pelayanan kesehatan ibu

67
b) Pelayanan kesehatan anak
c) Pelayanan kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana
d) Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan
wwewenang
e) Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

2) Tugas bidan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dapat dilaksanakan secara bersama atau
sendiri
3) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan secara bertanggung jawab
dan akuntabel

b. Peraturan bidan Pasal 47 tahun 2019


a. dalam menyelenggarakan praktik kebidanan, bidan dapat
berperan sebagai
a) pemberi pelayanan kebidanan
b) pengelola pelayanan kebidanan
c) penyuluh dan konselor
d) pendidik, pembimbing dan fasilitator klinik
e) penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan
perempuan
f) peneliti
b. peran bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.

c. Peraturan bidan Pasal 48 tahun 2019


a. Bidan dalam penyelenggaraan praktik kebidanan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 dan pasal 47, harus
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan.

68
d. Peraturan bidan Pasal 49 tahun 2019 tentang kesehatan ibu
1) Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan
ibu bagaimana di maksud dalam pasal 46 (1) huruf a, bidan
berwenang:
a) Memberikan asuhan kebidanan pada masa sebelum hamil
b) Memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan
normal

c) Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan dan


menolong persalinan normal
d) Melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu
hami, bersalin, nifas dan rujukan
e) Melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi
masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, serta pasca
keguguran dan dilanjutkan dengan rujukan

e. Peraturan bidan Pasal 50 tahun 2019 tentang kesehatan anak


1) Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan
kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat
(1) huruf b, bidan berwenang
a) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir,
bayi, balita, dan anak prasekolah
b) Memberikan imunisasi sesuai program pemerintah
pusat
c) Melakukan pemantauan tumbuh kembang pada
bayi, balita dan anak pra sekolah serta deteksi dini
kasus penyulit, gangguan tumbuh kembang dan
rujukan
d) Memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan
pada bayi baru lahir dilanjutkan dengan rujukan

f. Peraturan bidan Pasal 51 tahun 2019 tentang kesehatan


reproduksi dan keluarga berencana

69
1) Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) huruf c,
bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi,
edukasi, konseling dan memberikan pelayanan kontrasepsi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

g. Peraturan bidan Pasal 52 tahun 2019 tentang kesehatan


reproduksi dan keluarga berencana
1) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu
dan pelayanan kesehatan anak dan kesehatan pelayann
reproduksi serta keluarga berencana sebagaiman dimaksud
dalam pasal 49 sampai pasal 51 di atur dengan peraturan
mentri.
2. Kompetensi Bidan
a. Kompetensi ke 1: Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan
dan keterampilan dari ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan
etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi,
sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir dan
keluarganya.
b. Kompetensi ke 2: Bidan memberikan asuahan yang bermutu
tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan
pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan
kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
c. Kompetensi ke 3: Bidan memberi asuhan antenatal bermutu
tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan
yang meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan.
d. Kompetensi ke 4: Bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama
persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman,
menangani situasi kegawat daruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.

70
e. Kompetensi ke 5 yaitu: Bidan memberikan asuhan pada ibu
nifas dan menyusui yang bermutu tinggi, tanggap terhadap
budaya setempat.
f. Kompetensi ke 6: Bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi, komprenshensif pada bayi baru lahir sehat, sampai
dengan umur 1 bulan.

g. Kompetensi ke 7 yaitu: Bidan memberikan asuhan yang


bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bln
- 5 thn).
h. Kompetensi ke 8 yaitu: Bidan memberikan asuhan yang
bermutu tinggi, komprehensif pada keluarga, kelompok dan
masyarakat sesuai budaya setempat
i. Kompetensi ke 9 yaitu: Bidan melaksanakan asuhan kebidanan
pada wanita/ibu dengan gangguan reproduksi.

3. Standar Pelayanan Kebidanan


Standar pelayanan kebidanan mengakomodir 5 standar yaitu:
a. Standar pengelolaan pelayanan kebidanan
Standar pengelolaan pelayanan kebidanan terdiri dari 7 standar
yaitu:
1) Standar 1 : Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan
2) Standar II : Administrasi dan Pengelolaan
3) Standar III :Sumber Daya Manusia
4) Standar IV :Fasilitas dan Peralatan
5) Standar V :Kebijakan dan Prosedur
6) Standar VI :Pengarahan dan Pengembangan Staff
7) Standar VII :Evaluasi dan Pengendalian Mutu
b. Standar asuhan kebidanan
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh
bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup prakteknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, mulai dari pengkajian ,

71
perumusan diagnosa atau masalah kebidanan, perencanaan,
implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.

72
BAB III METODOLOGI

A. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas
ini adalah metode studi pendekatan manajemen kebidanan yaitu suatu
proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah ,penemuan-penemuan dan keterampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis untuk mengembalikan suatu keputusan yang berfokus
pada klien.
Menurut varney alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi
7 langkah diantaranya:
1. Pengumpulan data dasar
2. Interprestasi data dasar
3. Mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial
4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera
5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh
6. Melaksanakan perencanaan
7. Evaluasi
Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan
melaui proses berfikir sistematis,didokumentasikan dalam manajemen 7
langkah Varney dan manajemen SOAP (data subjektif, data objektif,
analisa data dan pelaksanaan).

B. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai
berikut:
1. Anamnesa
Anamnesa merupakan langkah keterampilan yang pertama kali
dilakukan ketikan bertemu dengan ibu /klien yang datang
memeriksakan dirinya dari awal kehamilan, bersalin, nifas sampai
BBL serta melakukan pelayanan KB ke tempat praktik mandiri bidan

74
(PMB), dan anamnesa ini bertujuan untuk mengkaji data Subjektif
(data yang didapat dari klien/ ibu tersebut)

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis
dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran dan
penciuman sebagai suatu alat pengumpulan data dengan melakukan
pemeriksan dari kepala sampai kaki ibu/klien pada saat kehamilan,
bersalin, nifas, BBL serta melakukan pelayanan KB .

b. Palpasi
Suatu proses observasi yang meggunakan indra peraba, tangan
dan jari. Dalam hal ini dilakukan untuk memeriksa keadaaan ibu
dan janin seperti menentukan usia kehamilan,letak janin,
pemeriksaan TFU dengan menggunakan metode/ teknik leopold.

c. Auskultasi
Suatu proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk
membedakan suara normal dan abnormal dengan menggunakan
alat bantu lenec/dopler pada kehamilan dan persalinan.

d. Perkusi
Suatu pemeriksaan dengan melakukan pengetukan pada tendon
patella dengan menggunakan reflek hammer untuk menentukan
apakah ibu hamil mengalami kekurangan kalsium / tidak.

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan laboratorium seperti
(Hb, glukosa dan protein urine). Pemeriksaan Hb bertujuan untuk
mendeteksi adanya anemia pada gravidarum,, pemeriksaan proteinuria
bertujuan untuk mendeteksi adanya komplikasi obstetrik

75
preeklamsia/eklamsia, karna proteinuria menjadi salah satu diantaranya
trias tanda dari preeklamsia yang terdiri dari hipertensi 140/90
mmHg ,oedema dan proteinuria (+). Selain itu pemeriksaan proteinuria
juga bertujuan untuk mengetahui status ginjal dan pemeriksaan
glukosa bertujuan untuk mendeteksi apakah ibu mengalami diabetes
mellitus/ tidak..

4. Studi Literatur
Studi literatur adalah mencari informasi tentang teori dan
sumbersumber /literatur yang berkitan dengan karya tulis serta
mempelajari buku-buku yang membahas segala sesuatu yang
berhubungan dengan asuhan kebidanan komprehensif yang
bersangkutan serta manajemen kebidanan. Penulis mengambil dan
mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai informasi baik
berupa teori, maupun konsep yang telah ditemukan oleh berbagai ahli
dari beberapa referensi

BAB IV TINJAUAN KASUS

76
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL NORMAL PADA
NY"S" G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 36-37 MINGGU DI PMB FIFI
YANTI Z.S.Tr.Keb KABUPATEN AGAM TAHUN 2021

Hari/Tanggal : Selasa, 27 April 2021


Pukul : 09:00 WIB
Kunjungan I

I. Pengumpulan Data
A. Data Subjektif
1. Biodata
IBU SUAMI
Nama : Ny “S” : Tn “A”
Umur : 24 thn : 24 thn
Agama : Islam : Islam
Suku/ Bangsa : Minang/Indo : Minang/Indo
Pendidikan : S1 : D3
Perkerjaan : IRT : WIRAUSAHA
Alamat : Kubang Putih : Kubang Putih
2. Alasan kunjungan : Ibu ingin memeriksa kehamilannya
Keluhan : Tidak ada

3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-7 hari
Banyak : 3x ganti pembalut
Sifat Darah : Encer
Warna : Merah Kehitaman
Teratur / tidak : Teratur
Bau : Amis

77
Keluhan : Tidak ada

b. Riwayat Pernikahan
Status pernikahan : Sah
Pernikahan ke : 1 ( Pertama )
Umur menikah : 23 tahun
Jarak menikah baru hamil : 6 Hari

c. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu

KEHAMILAN PERSALINAN BAYI NIFAS

ANAK ANC TT Usia Penyulit Tahun UK Jenis Penolong Tempat penyulit BB PB JK Laktasi Lochea
KE ibu persalinan bersalin

I N I

d. Riwayat kehamilan sekarang


HPHT : 08-08-2020
TP : 15-05-2021
Trimester I
Anc : 2x ke bidan
Keluhan : Mual muntah
Anjuran : Kurangi makanan berminyak
Obat-obatan : Fe, colac, C, Bcomp
Imunisasi :-
Tanda bahaya : Tidak ada
Trimester II
Anc : 2 x kebidan
Keluhan : Tidak Ada
Anjuran : Penuhi nutrisi & cairan
Obat-obatan : B1, B2, C, PCT, Bcomp

78
Imunisasi :-
Tanda bahaya : Tidak ada

Trimester II
Anc : 2 x ke bidan
Keluhan : Tidak Ada
Anjuran : Persiapan Peralinan
Obat-obatan : B1, B6, C, PCT, Bcomp
Imunisasi :-
Tanda bahaya : Tidak ada

4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
TBC : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
Diabetes Melitus : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Anemia : Tidak ada
Malaria : Tidak ada

b. Riwayat penyakit yang menyertai kehamilan


Hipertensi : Tidak ada
Pre-Eklampsi : Tidak ada
Eklampsi : Tidak ada

c. Riwayat penyakit keluarga


Jantung : Tidak ada
TBC : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
Diabetes Melitus : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada

79
d. Riwayat Alergi : Tidak ada
e. Penyakit keturunan : Tidak ada

5. Riwayat keturunan kembar :Tidak ada

6. Pola kegiatan sehari hari

a. Nutrisi
 Makan
Frekuensi : 4x/ hari
Porsi : Sedang
Menu : Nasi putih + Lauk + Sayur + Buah
Keluhan : Tidak ada
 Minum
Frekuensi : 6-7 x / hari
Jenis : Air putih dan Susu
Keluhan : Tidak ada

b. Eliminasi
 BAB
Fekuensi : 2x/ hari
Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak ada
 BAK
Frkuensi : 8-9x/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
c. Personal hygiene
Mandi : 2x/ hari
Keramas : 3x/ minggu
Sikat gigi : 2x / hari

80
Ganti pakaian : 2x/ hari
Ganti celana dalam : 2-3x/ hari

d. Istirahat dan tidur


Siang : 1-2 jam
Malam : 6-8 jam
Keluhan : Tidak ada

e. Olahraga
Jenis : Jalan pagi
Frekuensi : 3x/ minggu
Keluhan : Tidak ada

f. Kebiasaan
Merokok : Tidak ada
Minuman keras : Tidak ada
Obat obatan : Tidak ada
Jamu : Tidak ada

g. Pola seksual
Frekuensi : 2x Seminggu
Keluhan : Tidak ada

7. Riwayat psikologis, sosial, cultural, spiritual dan ekonomi.


a. Psikologis
Perasaan ibu tentang kehamilannya : Senang
Keadaan emosi ibu : Stabil
Dukungan keluarga terhadap ibu : Ada
b. Sosial
Hubungan ibu dengan suami : Harmonis
Hubungan ibu dengan keluarga : Baik
Hubungan ibu dengan lingkungan : Baik

81
Ekonomi keluarga : Cukup
Pengambilan keputusan terhadap ibu : Suami

c. Kultural
Adat istiadat / tradisi dalam keluarga
Ibu tidak mempunyai kebiasaan adat istiadat / tradisi yang
merugikan / mengganggu kehamilannya.

d. Spiritual
Kepercayaan kepada Tuhan : Ibu percaya pada Allah
Ketaaatan ibu dalam beribadah : Ibu rajin beribadah

B. Data Objektif
Data umum
Keadaan Umum : Baik
Postur tubuh : Lordosis
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan sebelum hamil : 52 kg
Berat Badan saat hamil : 62 kg
Kenaikan Berat Badan : 10 kg
Lingkar Lengan : 24 cm
Tinggi Badan : 152 cm

Tanda tanda vital


Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/i

Pernafasan : 24x/i
Suhu : 36,5º C

1. Data Khusus
a. Kepala
Kebersihan : Tidak ada ketombe

82
Kesehatan : Rambut tidak ada rontok
Kekuatan rambut : Rambut kuat tidak patah

b. Muka
Warna : Tidak pucat
Oedema : Tidak ada
Cloasma gravidarum : Tidak ada

c. Mata
Bentuk : Simetris ki / ka
Conjungtiva : Tidak Pucat
Sklera : Tidak Kuning

c. Hidung
Polip : Tidak ada
Secret : Tidak ada

d. Telinga
Bentuk : Simetris ki/ka

e. Mulut
Bibir : Tidak ada stomatitis
Gigi : Tidak ada caries
Lidah : Bersih
Gusi : Tidak berdarah

f. Leher
Pembengkakan kelenjer tyroit : Tidak ada
Pembengkakan kelenjer limfe : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

83
g. Dada
Bentuk : Simetris ki/ka
Papilla : Menonjol
Areola : Hyperpigmentasi
Benjolan : Tidak ada
Colostrum : Tidak Ada

h. Abdomen
• Inspeksi
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran perut : Sesuai Usia Kehamilan
Striae gravidarum : Tidak Ada
Linea nigra : Ada
• Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari di bawah px pada
fundus ibu teraba bundar,
lunak, tidak melenting
Leopold II : Bagian kiri
perut ibu teraba panjang
keras memapan. Bagian
kanan perut ibu teraba
tonjolan-tonjolan kecil
Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba keras
bulat dan melenting, masih bisa di
goyangkan
Leopold IV : Tidak dilakukan

Mc. Donald : 27 cm
TBBJ : (TFU - 13) × 155
= 2.170 gram
 Auskultasi
DJJ : (+)

84
Frekuensi : 157 x/i
Irama : Teratur
Intensitas : Kuat
Punctum Maximum : Kuadran II

i. Genetalia
Varises : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
Warna : Tidak ada
Oedema : Tidak ada

j. Ekstremitas
- Tangan
Warna : Tidak pucat
Oedema : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
- Kaki
Warna : Tidak pucat
oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada

 Perkusi
Reflek patella : (+) ki/ka

2. Data penunjang
a. Darah

Gol darah : O(+)


Hb : Belum dilakukan
b. Urine
Protein urine : Negatif
Glukosa urine : Negatif

85
II. Interpretasi Data
a. Diagnosa
Ibu G1P0A0H0, usia kehamilan 36-37 minggu, janin hidup, tunggal,
intrauterin, letak kepala V, puki, keadaan ibu dan janin baik, keadaan
jalan lahir baik.
Data Dasar:
1) Data Subjektif
a) Ibu mengatakan kehamilan ini adalah anaknya yang ke1.
b) Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir 08-08-2020
c) Ibu mengatakan gerakan janinya terasa
2) Data Objektif
Ibu Hamil : G1P0A0H0
HPHT : 08-08-2020
TP : 15-05-2021
UK : 36-37 minggu
Hb : Belum dilakukan
DJJ : (+)
Frekuensi : 157x/i
Intensitas : Kuat
Irama : Teratur
Punctum Maximum : Kuadran II
Leopold I : TFU 3 jari di bawah px pada
fundus ibu teraba bundar,
lunak, tidak melenting
Leopold II : Bagian kiri perut ibu
teraba panjang keras memapan.
Bagian kanan perut ibu
teraba tonjolan-tonjolan kecil
Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba keras bulat
dan melenting, masih bisa di
goyangkan

86
Leopold IV : Tidak Dilakukan
Mc. Donald : 27 cm
TBBJ : (TFU - 13) × 155 = 2.170 gram

b. Masalah : Tidak ada


c. Kebutuhan
1. Informasi hasil pemeriksaan
2. Penkes tanda – tanda bahaya kehamilan TM III (SAP Terlampir)
3. Penkes ketidak nyamanan TM III
4. Beri ibu obat-obatan selama kehamilan
5. Kunjungan ulang

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Tidak ada

IV. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial Yang Membutuhkan


Tindakan Segera, Kolaborasi dan Rujukan
Tidak Ada

V. Perencanaan Auhan Kebidanan


1. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu
2. Beri penkes tentang tanda-tanda bahaya kehamilan TM III
(SAP Terlampir)
3. Beri penkes tentang ketidaknyamanan TM III
4. Berikan obat-obatan selama kehamilan
5. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang tanggal 03 Mei 2021

VI. Pelaksanan Asuhan Kebidanan


1. Memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan terhadap ibu dan
janin bahwa keadaan ibu dan janin baik dan didapatkan hasil TTV:

87
TD :110/70 mmHg, pernafasan 23x/i, nadi 80x/i dan suhu ibu 36,5ᵒC,
DJJ 157x/i.
2. Memberikan penkes tentang tanda-tanda bahaya kehamilan TM III
yaitu :
- Pendarahan Vagina
- Sakit Kepala Yang Hebat
- Bengkak Pada Mata
- Nyeri Abdomen Yang Berat
- Gerakan janin berkurang (SAP Terlampir)
3. Memberikan penkes tentang ketidaknyamanan TM III yaitu :
- Pusing
- Sakit pinggang dan punggung
- Mati rasa pada jari-jari tangan
- Sering buang air kecil
- Keputihan
- Kaki bengkak dan sakit
- Keram pada kaki
4. Memberikan ibu obat-obatan selama kehamilan seperti : Tablet Fe, Vit
C, B.comp, PCT, B1, B6 dimium 2 kali sehari
5. Menjadwalkan kunjungan ulang pada ibu yaitu satu minggu lagi
tanggal 03 Mei 2021

VII. Evaluasi
1. Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin
saat ini dalam keadaan baik

88
2. Ibu mengerti tentang penkes yang di berikan mengenai tanda-tanda
bahaya kehamilan TM III (SAP Terlampir)
3. Ibu mengerti tentang penkes yang di berikan mengenai
ketidaknyamanan TM III
4. Ibu akan mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan
5. Ibu akan melakukan kunjungan ulang pada tanggal 03 Mei 2021

89
90
KUNJUNGAN KE II
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL NORMAL PADA NY"S" G 1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU DI
PMB FIFI YANTI Z.S.Tr.Keb KABUPATEN AGAM TAHUN 2021

Hari/Tanggal :Senin/03-Mei-2021

Pukul :10:00 WIB


Subjectif Objectif Assasment Planning
1. Ibu mengatakan ingin Data umum: 1. Diagnosa 1.Menginformasikan hasil pemeriksaan
memeriksa kan kehamilan nya KU : baik BB Ibu G1P0A0H0, usia pada ibu bahwa
2. Ibu mengatakan sakit pinggang sebelum hamil: kehamilan KU : Ibu dan janin baik
menjalar ke 52 kg BB :63 kg 38-39 minggu,janin hidup,tunggal TD :120/80
Ari-ari TB :152 CM intrauterine,let kep,V MmHg
TTV: TD: 120/80 Puki,keadaan jalan lahir N :80x/i
mmHg baik,keadaan ibu dan janin baik. S :36,3°C
N :80X/i P :22x/i
S :36,3°C DJJ : 142x/i
2. Masalah :
Intensitas: kuat
Tidak Ada
Irama :teratur

91
P :22x/i 3. Kebutuhan :
TP:15-05-2021 1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Memberikan Penkes tentang
Data khusus : Persiapan persalinan Palpasi
Head To Toe dalam batas normal (SAP Terlampir) Leopold I:
Palpasi 3. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang TFU: Pertengahan px-pusat Leopold
Leopold I II:
TFU: pertengahan px dengan Punggung Janin Berada Pada Perut Kiri
pusat fundus teraba lunak ,bundar Ibu dan ekstermitas janin ada pada perut
dan tidak melenting kanan ibu Leopold III
Leopold II Kepala janin berada pada perut bawah
Pada bagian perut ibu sebelah kiri ibu dan sudah tidak bisa digoyangkan
teraba panjang,memapan,keras Leopold IV:
Dan pada bagian perut kanan ibu Tidak dilakukan
teraba tonjolan tonjolan kecil
Leopold III 2.Menjelaskan penkes tentang apa saja
Pada perut ibu bagian bawah teraba persiapan persalinan
bulat,keras dan Seperti
melenting.dan tidak bisa -persiapan fisik
digoyangkan -persiapan psikologis
Leopold IV: Tidak dilakukan -persiapan social
TFU:29 cm

92
93
Sejajar TBBJ: Persiapan tabungan
29-12x155 (SAP Terlampir)
=2.635 gram
DJJ:142x/i 3. Menganjurkan ibu untuk kunjungan
Kuadran:II ulang pada tanggal
Reflek patela: 09 Mei 2021 Evaluasi :
Ki(+) /Ka(+) 1. ibu sudah mengetahui hasil
Ekstermitas pemeriksaan bahwa ibu dan janin
Atas dalam keadaan baik, dan ibu senang
-warna: Tidak
dengan hasil pemeriksaan
pucat -Oedema:
2. ibu mengerti dengan penkes yang
Tidak ada
diberikan
-Sianosis:
3. ibu bersedia melakukan kunjungan
Tidak ada
ulang tanggal 09 Mei 2021
Bawah
-Warna: Tidak
pucat -Oedema:
Tidak ada
Varises: Tidak ada

94
Data Penunjang
-Darah : O+
-Hb: 11,8 gr
-protein Urine: (-)
-Glukosa urine:(-)

95
KUNJUNGAN III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL NORMAL PADA
NY”S” G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU
DI PMB FIFI YANTI,Z.S.Tr.Keb
KABUPATEN AGAM TAHUN 2021

Hari/Tanggal :Selasa /04-Mei-2021

Pukul :00:03 PM
Subjectif Objectif Assasment Planning
1.Ibu mengatakan sakit Data umum: 1. Diagnosa 1.Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu
pinggang menjalar ke Ariari KU : baik Ibu G1P0A0H0, usia bahwa
Sejak pukul 10:00 WIB BB sebelum hamil: 52 kehamilan KU : Ibu dan janin baik dan
BB :63 kg 38-39 minggu,janin TD :110/80
TB :152 CM TTV: hidup,tunggal intrauterine,let MmHg
TD: 110/80 kep,V Puki,keadaan jalan lahir N :80x/i
mmHg baik,keadaan ibu dan janin baik. S :36,4°C
N :80X/i P :23x/i
S :36,4°C 2. Masalah : DJJ : 145x/i

Tidak Ada Intensitas: kuat

96
P :23x/i TP:
15-05-2021 2. memberikan penkes tentang posisi
bersalin yaitu:
Data khusus : -posisi miring
Head To Toe dalam batas normal c. Kebutuhan : -posisi jongkok
Palpasi 1. memberitahukan hasil -posisi berbaring
Leopold I pemeriksaan pada ibu (SAP Terlampir)
TFU: 2 jari dibawah px fundus teraba
lunak ,bundar dan tidak melenting 2. memberikan penkes tentang 3. memberikan dukungan support dan
posisi persalinan mental seperti ucapan semangat dari suami ,
Leopold II (SAP Terlampir) keluarga dan penolong persalinan.
Pada bagian perut ibu sebelah kiri teraba
panjang,memapan,keras 3. memberikan dukungan support Evaluasi:
Dan pada bagian perut kanan ibu teraba dan mental 1.ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
tonjolan tonjolan kecil bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik, dan
Leopold III ibu senang dengan hasil pemeriksaan
Pada perut ibu bagian bawah teraba 2. ibu mengerti dengan penkes yang diberikan
bulat,keras dan melenting.dan tidak bisa
3. .ibu senang dengan dukungan dan suport
digoyangkan Leopold IV:
yang diberikan.

97
98
Tidak dilakukan
TFU:29 cm
Sejajar TBBJ:
29-12x155
=2.635 gram
DJJ:142x/i
Kuadran:II
Reflek patela:
Ki(+) /Ka(+)
Ekstermitas
Atas
-warna: Tidak
pucat -Oedema:
Tidak ada
-Sianosis:
Tidak ada
Bawah
-Warna: Tidak pucat
-Oedema:

99
Tidak ada
Varises: Tidak ada
Data Penunjang
-Darah : O+
-Hb: 11,8 gr
-protein Urine: (-)
-Glukosa urine:(-)

100
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY “S”
G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU
DI PMB FIFI YANTI Z.S.Tr.Keb
KABUPATEN AGAM TAHUN
2021

Hari/Tanggal : Senin, 03 -05-2021


Pukul : 22:30 WIB
Kala I

I. Pengumpulan Data

A. Data Subjektif
1. Biodata
IBU SUAMI
Nama : Ny “S” : Tn “A”
Umur : 24 thn : 24 thn
Agama : Islam : Islam
Suku/ Bangsa : Minang/Indo : Minang/Indo
Pendidikan : S1 : D3
Perkerjaan : IRT : WIRAUSAHA
Alamat : Kubang Putih : Kubang Putih

1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan nyeri pinggang menjalar ke ari-


ari sejak pukul: 10:00 WIB dan keluar lendir bercampur darah pada
pukul: 00:03 WIB.

2. Riwayat Obstetri
e. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-7 hari
Banyak : 3x ganti
pembalut

101
Sifat Darah : Encer
Warna : Merah
Kehitaman
Teratur / tidak : Teratur
Bau : Amis
Keluhan : Tidak ada

f. Riwayat Pernikahan
Status pernikahan : Sah
Pernikahan ke : 1 ( Pertama )
Umur menikah : 23 tahun
Jarak menikah baru hamil : 6 Hari

g. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu

KEHAMILAN PERSALINAN BAYI NIFAS

ANAK ANC TT Usia Penyulit Tahun UK Jenis Penolong tempat penyulit BB PB JK Laktasi Lochea
KE ibu

I
I N

h. Riwayat kehamilan sekarang


HPHT : 08-08-2020
TP : 15-05-2021
Trimester I
Anc : 2x ke bidan
Keluhan : Mual muntah
Anjuran : Kurangi makanan berminyak
Obat-obatan : Fe, colac, C, Bcomp
Imunisasi :-
Tanda bahaya : Tidak ada

102
Trimester II
Anc : 2 x kebidan
Keluhan : Tidak Ada
Anjuran : Penuhi nutrisi & cairan
Obat-obatan : B1, B2, C, PCT, Bcomp
Imunisasi :-
Tanda bahaya : Tidak ada

Trimester III
Anc : 2 x ke bidan
Keluhan : Tidak Ada
Anjuran : Persiapan Peralinan
Obat-obatan : B1, B6, C, PCT, Bcomp
Imunisasi :-
Tanda bahaya : Tidak ada

3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
TBC : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
Diabetes Melitus : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Anemia : Tidak ada
Malaria : Tidak ada

b. Riwayat penyakit yang menyertai kehamilan


Hipertensi : Tidak ada
Pre-Eklampsi : Tidak ada
Eklampsi : Tidak ada

c. Riwayat penyakit keluarga


Jantung : Tidak ada

103
TBC : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
Diabetes Melitus : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada

d. Riwayat Alergi : Tidak ada


e. Penyakit keturunan : Tidak ada

4. Riwayat keturunan kembar :Tidak ada

5. Pola kegiatan sehari hari

a. Nutrisi

 Makan
Frekuensi : 4x/ hari
Porsi : Sedang
Menu : Nasi putih + Lauk + Sayur + Buah
Keluhan : Tidak ada
 Minum
Frekuensi : 6-7 x / hari
Jenis : Air putih dan Susu
Keluhan : Tidak ada

b. Eliminasi

 BAB
Fekuensi : 2x/ hari
Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak ada
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
c. Personal hygiene
Mandi : 2x/ hari

104
Keramas : 3x/ minggu
Sikat gigi : 2x / hari
Ganti pakaian : 2x/ hari
Ganti celana dalam : 2-3x/ hari

d. Istirahat dan tidur


Siang : 1-2 jam
Malam : 6-8 jam
Keluhan : Tidak ada

e. Olahraga
Jenis : Jalan pagi
Frekuensi : 3x/ minggu
Keluhan : Tidak ada

f. Kebiasaan
Merokok : Tidak ada
Minuman keras : Tidak ada
Obat obatan : Tidak ada
Jamu : Tidak ada

g. Pola seksual
Frekuensi : 2x Seminggu
Keluhan : Tidak ada

6. Riwayat psikologis, sosial, cultural, spiritual dan ekonomi.

a. Psikologis
Perasaan ibu tentang kehamilannya : Senang
Keadaan emosi ibu : Stabil
Dukungan keluarga terhadap ibu : Ada
b. Sosial
Hubungan ibu dengan suami : Harmonis

105
Hubungan ibu dengan keluarga : Baik
Hubungan ibu dengan lingkungan : Baik
Ekonomi keluarga : Cukup
Pengambilan keputusan terhadap ibu : Suami
c. Kultural
Adat istiadat / tradisi dalam keluarga
Ibu tidak mempunyai kebiasaan adat istiadat / tradisi yang
merugikan / mengganggu kehamilannya

i. Spiritual
Kepercayaan kepada Tuhan : Ibu percaya pada Allah
Ketaaatan ibu dalam beribadah : Ibu rajin beribadah

B. Data Objektif
1. Data umum
Keadaan Umum : Baik
Postur tubuh : Lordosis
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan sebelum hamil : 52 kg
Berat Badan saat hamil : 63 kg
Kenaikan Berat Badan : 10 kg
Lingkar Lengan : 24 cm
Tinggi Badan : 152 cm
Tanda tanda vital
Tekanan Darah : 120/70 mmhg
Nadi : 80x/i
Pernafasan : 22x/i
Suhu : 36,6º C

2. Data Khusus

a. Kepala

106
Kebersihan : Tidak ada ketombe
Kesehatan : Rambut tidak ada rontok
Kekuatan rambut : Rambut kuat tidak patah

b. Muka
Warna : Tidak pucat
Oedema : Tidak ada
Cloasma gravidarum : Tidak ada

c. Mata
Bentuk : Simetris ki / ka
Conjungtiva : Tidak Pucat
Sklera : Tidak Kuning

d. Hidung
Polip : Tidak ada
Secret : Tidak ada

e. Telinga
Bentuk : Simetris ki/ka

f. Mulut
Bibir : Tidak ada stomatitis
Gigi : Tidak ada caries
Lidah : Bersih
Gusi : Tidak berdarah

g. Leher
Pembengkakan kelenjer tyroit : Tidak ada

107
Pembengkakan kelenjer limfe : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

h. Dada
Bentuk : Simetris ki/ka
Papilla : Menonjol
Areola : Hyperpigmentasi
Benjolan : Tidak ada
Colostrum : Tidak Ada

i. Abdomen
• Inspeksi
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran perut : Sesuai Usia Kehamilan
Striae gravidarum : Tidak Ada
Linea nigra : Ada
• Palpasi
Leopold I : TFU pertengahan px pusat
Pada fundus ibu teraba bundar,
lunak dan tidak melenting.

Leopold II : Bagian kiri


perut ibu teraba panjang
keras memapan. Bagian
kanan perut ibu teraba
tonjolan-tonjolan kecil
Leopold III : Bagian bawah perut ibu
teraba keras, bulat,
melenting dan tidak
bisa digoyangkan

Leopold IV : Divergen

108
Pembesaran perut : Sesuai dengan usia
Kehamilan
TFU : 29 cm
TBBJ : 29-11× 155 = 2.790 gram

 Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 146x/i
Irama : Teratur
Intensitas : Kuat
Punctum Maximum : Kuadran II
His : (+)
Frekuensi : 4-5× dalam 10 menit
Durasi : 40-50 detik
Irama : Teratur
Intensitas : Kuat
Interval : ±3 menit

j.
Genetalia
 Eksterna
Varises :Tidak Ada
Pembengkakan : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
Pengeluaran : Tidak Ada

 Interna
Massa : Tidak ada
Posisi portio : UUK kanan depan
Konsistensi portio : Lunak
Penipisan :70%
Pembukaan :7cm

109
Ketuban : (+)
Presentasi : Belakang kepala
Hodge : III
Moulase : Tidak ada
Penumbungan : Tidak ada

k. Ekstremitas

 Tangan
Warna : Tidak pucat
Oedema : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada

 Kaki
Warna : Tidak pucat
oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Reflek patella : (+) ki/ka

l.
Data penunjang
1. Darah
Gol darah : O(+)
Hb : 11,8 gr %
2. Urine
Protein urine : (-) negatif
Glukosa urine : (-) negatif
II. Interpretasi Data

a. Diagnosa
Ibu inpartu kala 1 fase aktif, usia kehamilan 38-39 minggu, janin hidup,
tunggal, PUKI, preskep V, UUK kanan depan, intrauterin, UUK kanan
depan keadaan jalan lahir normal, keadaan ibu dan keadaan janin baik.

110
• Data Dasar:

Ibu Hamil : G1P0A0H0


HPHT : 08-08-2020
TP : 15-05-2021
UK : 38-39 minggu
Hb : 11,8 gr%
DJJ : (+)
Frekuensi : 146x/i
Intensitas : Kuat
Irama : Teratur
Punctum Maximum : Kuadran II

• Palpasi

Leopold I : TFU pertengahan px pusat.


Pada fundus ibu teraba
bundar, lunak dan tidak
melenting
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba
panjang keras memapan
Bagian kanan perut ibu
teraba tonjolan-tonjolan
kecil
Leopold III : Bagian bawah perut ibu
teraba keras, bulat,
melenting dan tidak
bisa digoyangkan
Leopold IV : Divergen
TFU : 29 cm
TBBJ : (TFU-11) × 155 = 2.790 gr
Perlimaan : 2/5

111
 Auskultasi
DJJ : 146 x/i
Irama : Teratur
His
Kontraksi : 4x dalam 10 menit
Durasi : 40-50 detik
Intensitas : Kuat
Pemeriksaan Dalam (VT)
Massa : Tidak ada
Portio : Lunak
Penipisan : 70 %
Pembukaan seviks : 7 cm
Presentasi : Belakang kepala
Penurunan : Hodge III
Posisi : UUK kanan depan
Ketuban : (+)
Molase/penyusupan :0
Bagian yang menumbung : Tidak ada

b. Masalah : Tidak ada

c. Kebutuhan
1. Informasi tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
2. Informed choice dan informed consent
3. Pengawasan Kala I
4. Penkes cara mengedan yang benar (SAP Terlampir)
5. Penkes posisi saat persalinan dan pendamping persalinan
6. Rasa aman dan nyaman
7. Nutrisi dan cairan
8. Persiapan alat persalinan

112
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Tidak Ada

IV. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial Yang Membutuhkan


Tindakan Segera, Kolaborasi dan Rujukan
Tidak Ada

V. Perencanaan
1. Informasikan tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
2. Informed choice dan informed consent
3. Pengawasan Kala I
4. Berikan penkes tentang cara mengedan yang benar
5. Berikan penkes posisi saat persalinan & pendamping persalinan
6. Penuhi rasa aman dan nyaman
7. Nutrisi dan cairan
8. Persiapan alat persalinan
IV. Pelaksanaan Asuhan

1. Memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan terhadap ibu bahwa


ibu telah memasuki proses persalinan, pembukaan 7 cm,ketuban (+),
DJJ (+), keadaan ibu dan janin baik, TTV ibu TD : 120/70 mmHg, N
: 80 x/i, P :22x/i, S : 36,6ᵒC.
2. Memberikan informed consent tentang apa tindakan yang akan
dilakukan terhadap ibu dan informed choice tentang siapa
pendamping dan posisi persalinan
3. Melakukan pemantauan pengawasan kemajuan persalinan kala I
diantaranya : TTV, DJJ setiap ½ jam, HIS setiap ½ jam, &
Pembukaan servik setiap 2 jam penurunan kepala .
4. Memberikan penkes tentang cara mengedan yang benar yaitu: kedua
tangan berada di pangkal paha, posisi dagu di atas dada dan tarik kaki
kea rah dada, ambil nafas dalam, ketika kontraksi lalu tahan, mulut
dan mata terbuka. (SAP terlampir)
5. Memberikan pendkes tentang posisi bersalin kepada ibu seperti :

113
Posisi Jongkok atau posisi miring ke kiri dan memeberikan ibu
kebebasan untuk memilih pendamping persalinan agar ibu tidak cemas
saat persalinan (suami/keluarga)

6. Memenuhi kebutuhan rasa nyaman untuk mengurangi rasa nyeri,


dengan cara :

a. Mengajarkan teknik relaksasi yaitu dengan cara mengambil nafas


dalam-dalam ketika rasa nyeri datang
b. Melakukan massase dengan sentuhan lembut dipinggang ibu
c. Mengatur posisi yang nyaman bagi ibu .

7. Memberikan ibu nutrisi dan cairan agar ibu bertenaga


8. Menyiapkan alat-alat untuk menolong persalinan, seperti:
a. Partus set meliputi gunting episiotomi, setengah kocher, 2 buah
klem arteri, gunting tali pusat, kasa steril, pengikat tali pusat,
kateter nelaton, doek steril, spuit 3cc dan handscoon.
b. Heating set meliputi nail powder, benang catgut, kasa, gunting,
pinset serugi, nail, doek steril dan tampon.
c. Obat-obatan meliputi oksitosin,lidokain dan ergometrin.

VI. Evaluasi

1. Ibu senang dengan hasil pemeriksaan dan sedikit cemas mengahadapi


persalinan nya
2. Ibu telah diberikan informed consend dan informed choice dan ibu
memilih suami untuk mendampingi ibu pada saat Pemantauan kala I
sudah dilakukan
3. Hasil pemantauan kala I sudah tercatat dalam patograf
Jam 04:30
Pembukaan :7 cm
Penipisan : 70%
Ketuban : utuh (+)
Hodge : III
His : 4x dalam 10 menit

114
Durasi : 40-50 detik
DJJ :146x/i
TTV
TD : 120/70 mmHg,
N : 80 x/i
P :22x/i
S : 36,6ᵒC.
4. Ibu sudah mengerti tentang cara mengedan yang telah diberikan
5. Ibu memilih miring kiri sebagai posisi nya dan memilih suami sebagai
pendamping saat bersalin.
6. Ibu sudah mengerti tentang memenuhi rasa aman dan nyaman seperti
yang sudah dianjurkan
7. Ibu sudah makan dan minum untuk menambah tenaga
8. Alat pertolongan persalinan sudah disiapkan

Kala II

Hari/Tanggal : 04 Mei 2021

Pukul : 07:00 - 07:30 WIB

I. Pengkajian Data
A. Data Subjektif
1. Ibu mengatakan adanya keinginan untuk mengedan dan
merasa ingin buang air besar.
2. Ibu mengatakan sakitnya semakin kuat

B. Data Objektif
1. Data Umum Ibu
Keadaan Umum :Baik
Kesadaran :composmentis
Emosional :stabil

TD : 120/80 mmHg N : 80 x/i

P : 24x/i S : 36,8°C

115
2. Data khusus
a. Abdomen
1. His
Frekuensi : 5x dalam 10 menit
Intensitas : Kuat
Durasi : 40 – 50 detik
Interval : ±2 menit
DJJ
Frekuensi : 140 x/i
Irama : Teratur
Intensitas : Kuat
Punctum Max : Kuadran II
Blass : Tidak Teraba
Perlimaan : 0/5
2. Pemeriksaan Dalam (VT)
Massa : Tidak ada
Portio : Lunak
Pembukaan seviks : 10 cm pukul 07.00 wib
Presentasi : Belakang kepala
Penurunan : Hodge IV
Posisi : UUK kanan depan
Ketuban : (-) pukul 07.10 wib
Molase :0
Bagian yang menumbung : Tidak ada

II. Interpretasi data


a. Diagnosa
Ibu inpartu kala II normal, keadaan ibu dan janin baik Data
dasar :
1. Ibu merasa ingin mengedan
2. Pengeluaran lender bercampur darah semakin banyak
• VT :lengkap pukul 07.00 wib
• Pembukaan : 10 cm

116
• Portio : tidak teraba
• Ketuban : (-) pukul 07:10 wib
• Hodge : III-IV
• Presentasi :UUK kanan depan
• KU :Baik
• TD : 120/80 mmHg S : 36,8 C
• N : 80 x/i P : 24x/i

b. Masalah :Tidak ada

c. Kebutuhan
a. Informasi hasil pemeriksaan.
b. Support mental dan dukungan psikologis
c. Teknik mengedan yang baik dan benar (SAP Terlampir)
d. Pimpin persalinan

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Tidak Ada

IV. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial yang Membutuhkan


Tindakan Segera, Kolaborasi dan Rujukan
Tidak Ada

V. Perencanaan Asuhan Kebidanan


1. Beri tahu tentang informasi hasil pemeriksaan.
2. Berikan support mental dan dukungan psikologis
3. Ingatkan ibu teknik mengedan yang baik dan benar (SAP Terlampir)
4. Pimpin persalinan

VI. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan

117
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap pukul
07.00 wib, ketuban sudah pecah jam 07.10 wib dan cairan ketuban
warnanya jernih.
2. Memberikan support dan dukungan mental sehingga ibu yakin, kuat
dalam menghadapi persalinan.
3. Mengingatkan ibu teknik mengedan, yaitu ibu dalam letak berbaring
merangkul kedua pahanya sampai batas siku. Kepala sedikit diangkat,
sehingga dagu mendekati dadanya dan ibu dapat melihat perutnya.
4. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di sela kontraksi atau saat sakitnya
hilang dan kembali mengedan jika sakitnya terasa kembali.
5. Pimpin persalinan.
Setelah adanya tanda dan gejala kala II yang meliputi vulva membuka,
perinuem menonjol, tekanan pada anus, dorongan meneran pada ibu
dan kepala sudah tampak 5 cm di depan vulva anjurkan ibu mengedan
dengan benar dengan dagu menempel ke dada, kedua tangan merangkul
kedua lipatan paha dan mengambil nafas melalui hidung dan keluarkan
pelan pelan melalui mulut. Tahan perineum dengan tangan kanan dan
tangan yang satunya menahan kepala, setelah kepala lahir periksa lilitan
tali pusat. Kemudian tunggu kepala melakukan putaran paksi luar,
posisi tangan biparital, untuk melahirkan bahu depan kepala di tuntun
ke bawah, untuk melahirkan bahu belakang kepala di tuntun ke atas.
Kemudian lakukan sangga susur sampai badan lahir keseluruhan.

VII. Evaluasi
1. Ibu mengerti dan senang dengan penjelasan yang diberikan
2. Ibu terlihat tidak cemas lagi dan tetap semangat
3. Ibu telah memahami teknik mengedan yang benar.
4. Ibu mengerti dan telah melakukan anjuran istirahat di sela-sela
kontraksi yang diberikan.
5. Ibu senang dengan kelahiran bayinya
Jam 07.30 wib, Anak lahir spontan, menangis kuat, bugar 8/9, JK
Laki-laki, melakukan pemotongan tali pusat.

118
TFU sejajar pusat, kontraksi uterus baik, konsistensi keras, tali pusat
dipindahkan ke depan vulva.

KALA III

Tanggal : 04 Mei 2021

Pukul : 07:30 - 07:40 WIB

I. Pengkajian Data
A. Data Subjektif
1. Ibu mengatakan senang dan bahagia atas kelahiran bayinya.
2. Ibu mengatakan merasa mules pada perut bagian bawah
3. Ibu merasa letih

B. Data Objektif
1. Data umum
KU : Baik
TTV :
TD : 110/70 N : 76 x/i
P : 22 x/i S : 36,5 C

2. Data khusus
- TFU :setinggi pusat
- Kandung Kemih :tidak teraba
- Perdarahan :+ 150 cc
- Plasenta : Lahir lengkap
- Berat Plasenta : 500 gr
- Panjang tali pusat :50 cm
- Insersi : Sentralis
- Tedapat tanda-tanda pelepasan plasenta, yaitu :
a. Uterus berbentuk globular
b. Tali pusat bertambah panjang

119
c. Keluar semburan darah
- Kontraksi uterus baik

II. Interpretasi Data


1. Diagnosa

Ibu parturien kala III normal

Data dasar :
 Bayi lahir spontan pukul 07.30 WIB

JK : Laki-laki
BB : 2.700 gr
PB : 48 cm

TD : 110/80 mmHg N : 76 x/i


P : 22 x/i S : 36,5 C

- TFU :setinggi pusat


- Kandung Kemih :tidak teraba
- Perdarah :+ 150 cc
- Plasenta : Lahir lengkap
- Berat Plasenta : + 500 gr
- Panjang tali pusat : + 50 cm
- Insersi : Sentralis
- Tedapat tanda-tanda pelepasan plasenta, yaitu :
a. Uterus berbentuk globular
b. Tali pusat bertambah panjang
c. Keluar semburan darah
- Kontraksi uterus baik

2. Masalah : Tidak ada

120
3. Kebutuhan
a. Informasi hasil pemeriksaan
b. Nutrisi dan cairan ibu
c. manajemen aktif kala III

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Tidak Ada

IV. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


yang
Membutuhkan Tindakan Segera, Kolaborasi dan Rujukan
Tidak Ada

V. Perencanaan Asuhan Kebidanan


1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Penuhi nutrisi dan cairan ibu
3. Lakukan manajemen aktif kala III

VI. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan


1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dan
bayi dalam keadaan baik
2. Memberikan ibu makan dan minum pada ibu agar tenaga ibu
pulih kembali
3. Melakukan manajemen aktif kala III untuk melahirkan plasenta,
yaitu:
- Periksa apakah ada janin kedua
- Suntikan Oksitosin
- Melakukan Peregangan Tali Pusat (PTT)
Setelah tampak tanda-tanda pelepasan plasenta, pindahkan
klem 5-10 cm didepan vulva kemudian lakukan PTT dengan
tangan kanan memegang tali pusat, tangan kiri memegang
perut ibu dengan posisi tangan dorso kranial, jika plasenta

121
sudah tampak di depan vulva bungkus paseta kemudian putar
searah jarum jam sampai plasenta lahir secara keseluruhan.
- Massase fundus uteri ibu untuk merangsang kontraksi sambil
memeriksakelengkapan plasenta.
- Plasenta lahir spontan jam : 07:40 wib

VII. Evaluasi
1. Ibu senang dengan hasl pemeriksaan
2. Ibu sudah minum dan memakan sepotong roti
3. Manajemen aktif kala III sudah dilakukan, plasenta lahir
lengkap dengan selaputnya pada pukul 07:40 WIB

KALA IV

Tanggal : 04 Mei 2021

Pukul : 07:40-09: 50 WIB

I. Pengkajian Data
A. Data Subjektif
1. Ibu mengatakan senang dengan hasil pemeriksaaan
2. Ibu mengatakan senang bahwa proses persalinannya berjalan
lancar
3. Ibu mengatakan sangat lelah dan letih

B.Data Objektif
1. Data Umum
KU : Baik
Kesadaaran : Composmentis

TTV

TD : 110/90 mmHg N : 70 x/i

S : 36,5 o C P : 22 x/i
2. Data Khusus a. Abdomen

122
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : baik
Laserasi : derajat II
Kandung Kemih :tidak teraba
Perdarahan :+ 150 cc
Plasenta : Lahir lengkap
Berat Plasenta : +500 gr
Panjang tali pusat : +50 cm
Insersi : Sentralis

II. Interpretasi data


a. Diagnosa
Ibu parturien kala IV normal.
Data Dasar:
1. Data Umum
Kesadaaran : Composmentis
KU : Baik
TTV
TD : 110/90 mmHg N : 80 x/i
S : 36,5 o C P : 22 x/i
2. Data Khusus
Plasenta lahir lengkap
Kontraksi uterus baik
TFU 2 jari dibawah pusat
Blass tidak teraba

b. Masalah :Tidak ada

c. Kebutuhan
1. Informasi hasil pemeriksaan.
2. Perawatan BBL dan cara IMD

123
3. Personal hygiene serta berikan rasa aman dan nyaman.
4. Nutrisi dan cairan
5. Pengawasan kala IV
6. Penkes tentang teknik menyusui.

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Tidak Ada

IV. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial yang Membutuhkan


Tindakan Segera, Kolaborasi dan Rujukan Tidak
Ada
V. Perencanaan Asuhan Kebidanan
1. Informasikan hasil pemeriksaan.
2. Lakukan perawatan BBL
3. Lakukan personal hygiene serta berikan rasa aman dan nyaman.
4. Penuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
5. Lakukan pengawasan kala IV
6. Berikan penkes tentang teknik menyusui.

VI. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan


1. Memberitahu ibu plasenta telah lahir spontan jam wib 07.50 wib dan
lengkap, terdapat laserasi jalan lahir.
2. Perawatan BBL sudah dilakukan seperti pemberian kehangatan pada
bayi.
3. Melakukan personal hygiene pada ibu dengan cara mengganti pakaian
ibu dengan pakaian yang bersih dan kering untuk memberikan rasa
aman dan nyaman

4. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu yaitu penambahan energi


ibu nifas >500 kkal/hari. Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri
dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi
5. Melakukan pemantauan kala IV :

a. 1 jam pertama setiap 15 menit.

124
b. 1 jam kedua setiap 30 menit.

Pemantauannya terdiri dari : TTV (TD,N,S,P), TFU, kontraksi,


perdarahan, kandung kemih. ( Partograf terlampir ) Melakukan
pemantauan kala IV, yakni:

a) 1 jam pertama setiap 15 menit


Pemantau 1 jam pertama di lakukan pada Jam 08.05 wib
TTV
TD :120/80 mmHg N :80x/i, P :22 x/i S: 37,5°C
TFU :2 jari di bawah pusat
Kontraksi uterus : Baik Kandung
kemih : Tidak teraba jumlah
darah : normal

Pemantau 1 jam kedua di lakukan pada Jam 08.20 wib


TTV
TD :120/70 mmHg N :80x/i,
P :22 x/i S: 36,5°C
TFU :2 jari di bawah pusat
Kontraksi uterus : Baik Kandung
kemih : Tidak teraba jumlah
darah : normal

Pemantau 1 jam ketiga di lakukan pada Jam 08.35 wib


TTV
TD :120/80 mmHg N :80x/i,
P :22 x/i S: 36,5°C
TFU :2 jari di bawah pusat
Kontraksi uterus : Baik Kandung
kemih : Tidak teraba jumlah
darah : normal

125
Pemantau 1 jam keempat di lakukan pada Jam 08.50 wib
TTV
TD :120/80 mmHg N :80x/i,
P :22 x/i S: 36,5°C
TFU :2 jari di bawah pusat
Kontraksi uterus : Baik Kandung
kemih : Tidak teraba jumlah
darah : normal

6. Memberikan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui


a. Cari posisi duduk nyaman. Jika memungkinkan, sandarkan
punggung pada bantal empuk.
b. Dekap bayi menghadap dada ibu
c. Posisikan hidung bayi tepat di depan puting
d. Sangga payudara dari bawah dan bawa mendekati mulut bayi
e. Letakkan jari-jari ibu di areola atau puting untuk bantu
mengarahkannya ke mulut bayi
f. Tempelkan puting pada bibir bayi agar bayi membuka mulutnya
lebar-lebar
g. Saat bayi membuka mulutnya lebar-lebar, arahkan puting ke
mulut bayi
h. Tempelkan puting di bibir bawah bayi sehingga areola berada di
tengah mulut
i. Setelah puting berhasil masuk, topang payudara Ibu agar bayi
bisa mengisapnya dengan leluasa
VII. Evaluasi
1. Informasi telah diberikan dan ibu mengetahuinya.
2. Perawatan BBL sudah dilakukan
3. Pakaian ibu telah diganti dan ibu sudah merasa nyaman
4. ibu telah makan dan terlihat bertenaga
5. Pemantauan telah dilakukan
6. Pendidikan kesehatan telah diberikan dan ibu mengerti.

126
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS NORMAL 6 JAM
POST PARTUM PADA NY."S" DI PMB FIFI YANTI Z.S.Tr.Keb
KABUPATEN AGAM TAHUN 2021

Kunjungan 1

Hari/tanggal : Selasa, 04 Mei 2021

Pukul : 13.30 WIB

127
I. Pengumpulan Data

A. Data Subjektif
1. Biodata
IBU SUAMI
Nama : Ny “S” : Tn “A”
Umur : 24 thn : 24 thn
Agama : Islam : Islam
Suku/ Bangsa : Minang/Indo : Minang/Indo
Pendidikan : S1 : D3
Perkerjaan : IRT : WIRAUSAHA
Alamat : Kubang Putih : Kubang Putih
2. Alasan kunjungan : Ibu merasa lelah, letih dan nyeri pada bagian
jalan lahirnya setelah persalinan

3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-7 hari
Banyak : 3x ganti pembalut
Sifat Darah : Encer
Warna : Merah Kehitaman
Teratur / tidak : Teratur
Bau : Amis
Keluhan : Tidak ada

b. Riwayat Pernikahan
Status pernikahan : Sah
Pernikahan ke : 1 ( Pertama )
Umur menikah : 23 tahun
Jarak menikah baru hamil : 6 Hari

c. Riwayat kehamilan sekarang

128
HPHT : 08-08-2020
TP : 15-05-2021
Trimester I
Anc : 2x ke bidan
Keluhan : Mual muntah
Anjuran : Kurangi makanan berminyak
Obat-obatan : Fe, colac, C, Bcomp
Imunisasi :-
Tanda bahaya : Tidak ada

Trimester II
Anc : 2 x kebidan
Keluhan : Tidak Ada
Anjuran : Penuhi nutrisi & cairan
Obat-obatan : B1, B2, C, PCT, Bcomp
Imunisasi :-
Tanda bahaya : Tidak ada

Trimester III
Anc : 2 x ke bidan
Keluhan : Tidak Ada
Anjuran : Persiapan Peralinan
Obat-obatan : B1, B6, C, PCT, Bcomp
Imunisasi :-
Tanda bahaya : Tidak ada

d. Riwayat persalinan sekarang


Tanggal persalinan : 04 Mei 2021
Tempat bersalin : PMB Fifi Yanti,Z.S.Tr.Keb
Jenis persalinan : Spontan
Lama persalinan
Kala I : 9 jam Kala III : 10 menit

129
Kala II : 30 menit Kala IV : 2 jam
Komplikasi : Tidak ada
Plasenta : Lengkap
Ketuban : Jernih

Bayi baru lahir


Berat badan : 2.700 gram
Panjang badan : 49 cm
Jenis kelamin : laki-laki
LIKA : 32cm
LIDA : 33 cm
LILA : 11 cm
Bayi : Sehat
Cacat Bawaan : Tidak ada
Komplikasi : Tidak ada

e. Riwayat kesehatan
Keturunan kembar : Tidak ada
Penyakit menular : Tidak ada
Penyakit sistemik : Tidak ada
Penyakit keturunan : Tidak ada

B. Data Objektif
1. Data Umum
Kesadaran : Composmentis
Emosional : Stabil
TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 80 x/i

130
S : 36,6 C
P : 22 x/i
KU : Baik

a. Kepala
Kebersihan : Tidak ada ketombe
Kesehatan : Rambut tidak ada rontok
Kekuatan rambut : Rambut kuat tidak patah

b. Muka
Warna : Tidak pucat
Oedema : Tidak ada
Cloasma gravidarum : Tidak ada

c. Mata
Bentuk : Simetris ki / ka
Conjungtiva : Tidak Pucat
Sklera : Tidak Kuning

a. Hidung
Polip : Tidak ada
Secret : Tidak ada

b. Telinga
Bentuk :Simetris ki/ka

c. Mulut
Bibir : Tidak ada stomatitis
Gigi : Tidak ada caries
Lidah : Bersih
Gusi : Tidak berdarah

131
d. Leher
Pembengkakan kelenjer tyroit : Tidak ada
Pembengkakan kelenjer limfe : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

e. Dada
Bentuk : Simetris ki/ka
Papilla : Menonjol
Areola : Hyperpigmentasi
Benjolan : Tidak ada
Colostrum : Ada

f. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : Baik
Konsistensi uterus : Keras
Kandung kemih : Tidak teraba

g. Genitalia
Lochea : Rubra
Rupture Perineum : Derajat II
Hemoroid : Tidak ada

h. Ekstremitas
• Tangan
Warna : Tidak pucat
Oedema : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
• Kaki
Warna : Tidak pucat oedema
: Tidak ada Varises : Tidak ada

132
Reflek patella : (+) ki/ka

II. Interprensi Data


1. Diagnosa
Ibu post partum 6 jam normal.
Data dasar
Tanggal persalinan : 04 Mei 2021
Jam : 07:30 WIB
TTV
TD : 100/70 mmHg N : 80 x/i
S : 36,6°C P : 22 x/i

Payudara : Ada Pengeluaran colostrum, simetriks ki/ka, putting susu


menonjol, areola hiperpigmentasi
Uterus :Tidak ada massa, TFU 3 jari dibawah pusat, konsistensi
keras, kontraksi baik

Perineum : derajat II

Lokea : Rubra Merah Kehitaman, bau amis, konsistensi


encer

Kandung Kemin : Tidak teraba

2. Masalah :Tidak ada

3. Kebutuhan
1. Informasi hasil pemeriksaan
2. Mobilisasi dini
3. Penkes tentang personal hygiene (SAP Terlampir)
4. Penkes tentang tanda bahaya masa nifas
5. Obat-obatan

133
6. Kunjungan ulang

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Tidak Ada

IV. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial yang Membutuhkan


Tindakan Segera,Kolaborasi dan Rujukan
Tidak Ada

V. Perencanaan Asuhan Kebidanan


1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini
3. Berikan penkes tentang personal hygiene (SAP Terlampir)
4. Berikan penkes tentang tanda bahaya masa nifas
5. Berikan Obat - obatan
6. Jadwalkan kunjungan ulang tanggal 10 Mei 2021

VI. Pelaksanaan Rencana Asuhan


1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi ibu dan
bayi baik, TFU 2 jari dibawah pusat
TTV
TD : 100/70 mmHg N : 80 x/i
S : 36,6°C P : 22 x/i

2. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini, yaitu kalau ibu


sudah tidak merasa pusing anjurkan ibu duduk/ bantu ibu untuk duduk
dan bantu ibu untuk berjalan.
3. Meberikan penkes tentang personal hygine, diantaranya:
a. Menjaga kebersihan seluruh tubuh  mandi 2 kali sehari, mengganti
pakaian jika lembab

134
b. Menjaga kebersihan daerah kelamin dan Membersihkan daerah
kelamin dengan sabun dan air
c. Membersikan daerah genital dari depan ke belakang baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus
d. Mengganti pembalut sesering mngkin
e. Bagi ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar maka harus
menjaga kebersihan luka bekas operasi
f. Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membesrihkan daerah kelamin
4. Memberikan penkes tentang tanda bahaya masa nifas untuk mendeteksi
komplikasi selama masa nifas. Tanda bahaya berupa: a. Perdarahan
lewat jalan lahir
b. Keuar cairan berbau dari jalan lahir
c. Bengkak diwajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan
kejangkejang
d. Demam lebih dari 2 hari
e. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit
f. Ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab ( depresi )

5. Memberikan ibu obat-obatan


a. Memberi ibu tambahan tablet Fe diminum 2x1, tablet Fe sangat
bermanfaat untuk menambah zat besi didalam darah dan
menghindari terjadinya anemia. Ibu cukup memakannya 1 kali
sehari.
b. Memberi ibu kapsul vitamin A diminum 1x1, Agar ibu bisa
memberikan vitamin A kepada bayi melalui ASInya.
6. Menjadwalkan kunjungan ulang kepada ibu untuk memeriksakan
Keadaannya tanggal 10 Mei 2021. VII. Evaluasi
1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu merasa
senang
2. Ibu telah mencoba duduk dan berjalan
3. Ibu mengerti dengan penkes tentang personal hygiene

135
4. Ibu mengerti dengan penkes tentang tanda bahaya masa
nifas
5. Ibu sudah meminum obat-obatan yang diberikan bidan.
6. Ibu akan melakukan kunjungan ulang tanggal 10 Mei 2021

136
134
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
NORMAL
KUNJUNNGAN II

7 HARI POST PARTUM PADA NY."S"


DI PMB FIFI YANTI Z.S.Tr.Keb
KABUPATEN AGAM
TAHUN 2021

Hari/ :Senin ,1
Tanggal 0 Mei
2021
Pukul :12: 30
WIB
Kunjungan : 7 Hari

Subjectif Objectif Assasment Planning


1. Ibu Data a. Diagnosa 1. Memberikan
mengataka umum Ibu post partum informasi hasil
• KU: Baik 7 hari normal.
n dirinya pemeriksaan
TTV b.Masalah: Tidak
dalam kepada ibu bahwa
• TD: Ada
Keadaannya 100/70 c. Kebutuhan: ibu dalam
baik- mmhg 1. Informasi keadaan baik.
baik saja • N:82x/i hasil • KU: Baik
• P: 22x/i pemeriksaan TTV
2. Ibu
135
mengataka • S: 36,5 C 2. Penkes • TD: 100/70
n masih • Head To tentang gizi mmhg

Toe • N:82x/i
keluar yang baik
• P: 22x/i
darah dalam untuk busui
• S: 36,5 C
warna batas 3. Memberikan
kuning normal penkes
tentang asi • Head To Toe
kecoklatan • TFU: ekslusif dalam batas
pertengah normal
3. Ibu
an pusat 4. Anjurkan • TFU: pertengahan
mengataka kunjungan
dan pusat dan
n asinya ulang
simpysis simpysis dan
banyak dan
dan
bayinya
kontraksi
menyusui
uterus
dengan
baik.

136
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
NORMAL
baik. kontraksi uterus
baik.

2. Memberikan
penkes tentang apa
saja gizi yang baik
untuk busui seperti:
makan dengan diet
yang seimbang ,
banyak
mengkonsumsi
sayur dan buah dan
minum air putih
minimal 2,5 liter
sehari
3. Memberikan
ibu penkes tentang
asi ekslusif
agarberat badan
bayi ideal, dan
untuk kekebalan

137
tubuh bayi.

4. Anjurkan
ibu
untuk
melakukan
kunjungan ulang
pada tanggal 01 juni
2021

Evaluasi :
1. Ibu senang
dengan hasil
pemeriksaan
2. ibu mengerti
dengan
penkes
yang
diberikan
3. ibu menegerti
dengan penkes
yang diberikan
tentang asi
ekslusif
4. ibu bersedia

138
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
NORMAL
melakukan
kunjungan ulang
pada tanggal 01
juni 2021.

KUNJUNGAN III

28 HARI POST PARTUM PADA NY."S"


DI PMB FIFI YANTI Z.S.Tr.Keb
KABUPATEN AGAM TAHUN
2021

Hari/ :Selasa ,
Tanggal 01 Juni
2021
Pukul :15: 30
WIB
Kunjungan : 28 Hari
Subjectif Objectif Assasment Planning
4. Ibu Data a. Diagnosa 1. Memberikan
mengataka umum Ibu post partum informasi hasil
• KU: 28 hari normal.
n pemeriksaan
Baik
Keadaann TTV kepada ibu bahwa
b. Masalah:

139
ya • TD: Tidak Ada ibu dalam keadaan
baikbaik 110/70 baik.
mmhg
saja dan c. Kebutuhan: 2. Memberikan
• N:83x/i
ibu merasa • P: 1. Informasi penkes tentang
senang 22x/i hasil senam nifas untuk
5. Ibu • S: 36,4 pemeriksaa memulihkan
C
mengataka n kondisi otot-otot
• Head
n tidak ada 2. Penkes di area perut dan
To Toe tentang
lagi darah panggul
dalam senam nifas
yang 3. menganjurkan ibu
batas 3. Anjurkan
keluar dari kunjungan untuk kunjungan
normal ulang
kemaluann ulang pada tanggal
• TFU:
ya Tidak 14 juni 2021
6. Ibu teraba.
mengataka Evaluasi:
n asinya
1. Ibu senang dengan
banyak
hasil pemeriksaan
dan
bayinya 2. ibu mengerti
menyusui dengan penkes
yang diberikan
dengan baik. 3. Ibu bersedia
melakukan kunjungan
ulang pada tanggal 14
juni 2021.

140
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
NORMAL

KUNJUNGAN IV

141
40 HARI POST PARTUM PADA NY."S"
DI PMB FIFI YANTI Z.S.Tr.Keb
KABUPATEN AGAM
TAHUN 2021

Hari/ :Rabu ,1
Tanggal 6 juni
2021
Pukul :15: 00
WIB
Kunjungan : 40
Hari
Subjectif Objectif Assasment Planning
7. Ibu Data umum a. Diagnosa 1. Memberikan
mengataka • KU: Ibu post informasi
n Baik partum 40
hasil
Keadaannya TTV hari normal.
pemeriksaan
baik- • TD: b. Masalah:
120/70 mmhg Tidak Ada kepada ibu
baik saja
8. Ibu • N:83x/i c. Kebutuhan: bahwa ibu
• P: 5. Informa dalam
mengataka
22x/i si hasil keadaan
n tidak ada • S: 36,5 pemeriksaa baik.
darah lagi C
n 2. Memberikan
yang keluar • Head
To Toe dalam 6. Penkes penkes
dari
tentang
142
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
NORMAL
kemaluann batas normal  kontrasepsi tentang
ya TFU: Tidak pasca kontrasepsi
9. Ibu teraba persalinan pasca
mengataka persalinan
n asinya
banyak dan seperti :
bayinya Suntik, pil,
menyusui IUD, dan
dengan implant
baik.

Evaluasi:
1. Ibu senang
dengan hasil
pemeriksaan
2. ibu mengerti
dengan
penkes yang
diberikan

143
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
6 JAM POST PARTUM PADA BAYI NY"S" DI PMB FIFI
YANTI Z.S.Tr.Keb KABUPATEN AGAM TAHUN 2021

Kunjungan 1
Hari/tanggal : Selasa, 04 Mei 2021
Pukul : 13:40 WIB
I. Pengumpulan Data
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama bayi : By Ny.S
BB : 2.700 gram
Umur : 6 jam
PB : 49 cm
Tanggal/jam lahir : 04 Mei 2021 / 07:30 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki

Identitas Orang Tua


Nama Ibu : Ny”S” Nama Ayah : Tn”A”
Umur : 24 Tahun Umur : 24 Tahun
Suku/bangsa : Minang/Indo Suku/bangsa : Minang/Indo
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : D3
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Kubang Putih Alamat :Kubang Putih

2. Keluhan utama :Tidak ada

3. Riwayat penyakit lain : Tidak Ada

4. Riwayat penyakit turunan :Tidak ada


5. Riwayat kehamilan ibu
HPHT : 08-08-2020

144
TP : 15-05-2021
Trimester I
Anc : 2x ke bidan
Keluhan : Mual muntah
Anjuran : Kurangi makanan berminyak
Obat-obatan : Fe, colac, C, Bcomp
Imunisasi :-
Tanda bahaya : Tidak ada

Trimester II
Anc : 2 x kebidan
Keluhan : Tidak Ada
Anjuran : Penuhi nutrisi & cairan
Obat-obatan : B1, B2, C, PCT, Bcomp
Imunisasi :-
Tanda bahaya : Tidak ada

Trimester III
Anc : 2 x ke bidan
Keluhan : Tidak Ada
Anjuran : Persiapan Peralinan
Obat-obatan : B1, B6, C, PCT, Bcomp
Imunisasi :-
Tanda bahaya : Tidak ada

6. Penyakit yang menyertai :Tidak Ada Kehamilan

7. Riwayat persalinan
Tanggal persalinan : 04 Mei 2021
Pukul : 07.30 WIB
Tempat bersalin : PMB Fifi Yanti,Z.S.Tr.Keb
Penolong bersalin : Bidan

145
Jenis persalinan : Spontan
Lama bersalin
Kala I : 9 jam Kala III : 10 menit
Kala II : 30 menit Kala IV : 2 jam
Keadaan ketuban :Jernih
Komplikasi persalinan : Tidak ada
Komplikasi ibu : Tidak ada
Komplikasi bayi : Tidak ada

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum: Baik
TTV
N :120 x/i
S : 36,5 C
P : 43 x/i
Bayi : Bugar

Antropometri
BB : 2.700 gram
PB : 49 cm
LIKA : 32 cm
LIDA : 33 cm
LILA : 11 cm

2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
UUK dan UUB datar tidak ada cekungan, sutura teraba jelas, tidak
terdapat caput succadenum

b. Mata

146
Simetris kiri dan kanan, kelopak mata sudah dapat membuka, dan
tidak ada tanda – tanda infeksi .
c. Hidung
Terdapat lobang hidung , septum hidung, dan tidak ada kelainan
d. Mulut
Tidak ada labioplatoskizis,labioskizis, reflek sucking ada, dan tidak
ada kelainan
e. Telinga
Simetris kiri/kanan, tidak ada tanda – tanda infeksi, dan tidak ada
kelainan
f. Leher
Tidak ada pembenkakan maupun benjolan
g. Dada
Bentuk dada normal dan putting susu kiri / kanan
h. Abdomen
Bentuk sintal,tali pusat segar,tidak ada perdarahan tali pusat, dan
tidak ada tanda – tanda infeksi.
i. Testis sudah masuk ke scrotum
j. Punggung
Tidak ada pembengkakan dan tidak ada cekungan
k. Ekstremitas
Gerakan aktif, tidak ada kealinan, jumlah jari lengkap, dan ada
reflek morrow
l. Reflek
Tonic neck :+
Reflek morrow :+
Reflek sucking :+
Reflek rooting :+
Swallowing :+
Grapsing :+
Babinski :+

147
II. Interprensi Data
a. Diagnosa
Bayi baru lahir 6 jam post partum

b. Masalah :Tidak ada


Data dasar
 Tanggal lahir : 04 Mei 2021
 Jam : 07.30 WIB
 JK : Laki-laki
 BB : 2.700 gram
 PB : 49 cm
 Bayi :BUGAR

c. Kebutuhan
1. Informasi tentang hasil pemeriksaan
2. Jaga kehangatan bayi
3. IMD
4. Penkes Asi Ekslusif (SAP Terlampir)
5. Tanda-tanda bahaya pada BBL
6. Bounding attachment

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Tidak Ada

IV. Identifikasi Diagnosa,yang Membutuhkan Tindakan


Segera,Kolaborasi dan Rujukan
Tidak Ada
V. Perencanaan
1. Informasikan tentang keadaan bayi
2. Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi
3. Berikan ASI sedini mungkin
4. Berikan Penkes Tentang Asi Ekslusif (SAP Terlampir)

148
5. Berikan penkes tentang tanda-tanda bahaya pada BBL
6. Lakukan bounding attachment

VI. Pelaksanaan Asuhan


1. Memberi ibu hasil pemeriksaan bayi
BB : 2.700 gram
PB : 49 cm
JK : Laki-laki
Bayi Bugar
2. Menjaga kehangatan bayi agar bayi tidak hipotermi dengan
membedong bayi.
3. Memberikan ASI sedini mungkin kepada bayi agar bayi mendapatkan
kolotrum yaitu ASI yang keluar pertama kali yang berwarna
kekuningan dan kental. Cairan ini banyak mengandung banyak gizi
dan zat-zat pertahanan tubuh.
4. Memberikan asi ekslusif sedini mungkin kepada bayi agar bayi
mendapatkan kolostrum yaitu ASI pertama kali keluar yang berwarna
kekuningan dan kental , kolostrum ini memiliki banyak peran penting
bagi kesehatan bayi salah satunya untuk memperkuat daya tahan
tubuh bayi.
5. Memberikan penkes tentang tanda bahaya BBL pada ibu seperti : Bayi
Tidak mau menyusu, kejang, sesak nafas 60 kali permenit, merintih,
pusar kemerahan sampai dinding perut, demam, mata bayi bernanah
banyak, kulit bayi terlihat kuning. Jika ibu menemukannya, segera
bawa ke tenaga kesehatan.
6. Melakukan bounding attachment dengan selalu memberikan kasih
sayang yang cukup pada bayi dan menganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya.

VII. Evaluasi

149
1. Ibu bersedia bayinya di lakukan pemeriksaan dan ibu sudah
mengetahui keadaan bayi nya.
2. Ibu mau menjaga kehangatan tubuh bayinya
3. Ibu sudah menyusui bayinya
4. Ibu telah memberikan ASI pertama pada bayinya
5. Ibu mengerti tentang tanda bahaya pada bayi
6. Bounding attachment telah dilakukan

150
KUNJUNGAN II

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


7 HARI POST PARTUM PADA BAYI NY"S"
DI PMB FIFI YANTI Z.S.Tr.Keb
KABUPATEN AGAM TAHUN 2021

Hari/Tanggal :Selasa, 10 Mei 2021


Pukul :12:30 WIB
Kunjungan :7 Hari
Subjectif Objectif Assasment Planning
1. Ibu mengatakan Bayinya Data umum a. Diagnosa: bayi baru lahir 7 hari post 1. Menginformasikan hasil
menyusui • KU: Baik partum pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi
dengan kuat • BB:2.700 gr dalam keadaan baik-baik saja
TTV b. Masalah: Tidak ada • KU: Baik
2. Ibu mengatakan tidak • N: 125x/i • BB:2.700 gr
menemukan tandatanda • S: 36,3 C c. Kebutuhan TTV
• P: 36x/i a. Informasikan hasil pemeriksaan
bahaya pada • N: 125x/i
Data Khusus
bayinya • S: 36,3 C
• Muka: tidak pucat dan bewarna b. Berikan penkes tentang perawatan bayi • P: 36x/i
kemerahan sehari-hari( SAP Terlampir) • Muka: tidak pucat dan bewarna
• Mata : sclera tidak kuning kemerahan

151
Bentuk simetris ka/ki, c. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang • Mata : sclera tidak kuning Bentuk
konjungtiva tidak pucat simetris ka/ki, konjungtiva tidak
• Telinga : simetris ka/ki pucat • Telinga : simetris ka/ki
• Dada : bentuk simetris • Dada : bentuk simetris
ada
• Abdomen : tidak Abdomen : tidak ada pembengkakan
pembengkakan

2. Memberikan penkes tentang cara


perawatan bayi sehari- hari seperti cara
memandikan bayi, mengganti popoknya
bila penuh, dll

3. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan


bayinya kembali pada tanggal 01 juni
2021

Evaluasi:
1. Ibu senang dengan hasil pemeriksaan yg
diberikan
2. Ibu menerti dengan penkes
yang diberikan

152
3. Ibu bersedia memeriksakan bayinya
kembali pada tanggal 01 juni 2021

KUNJUNGAN III
153
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
28 HARI POST PARTUM PADA BAYI NY"S"
DI PMB FIFI YANTI Z.S.Tr.Keb
KABUPATEN AGAM TAHUN 2021

Hari/Tanggal :Selasa, 01 juni 2021


Pukul :15:30 WIB
Kunjungan :28 Hari
Subjectif Objectif Assasment Planning
3. Ibu mengatakan Data umum d. Diagnosa: bayi baru lahir 28 hari 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
Bayinya sehat dan • KU: Baik post partum bahwa bayi dalam keadaan baik-baik saja
menyusui dengan baik • BB:2.700 gr • KU: Baik
TTV e. Masalah: Tidak ada • BB:2.700 gr
4. Ibu mengatakan tidak • N: 123x/i • TTV
menemukan tanda-tanda • S: 36,6 C • N: 123x/i
f.Kebutuhan
bahaya pada bayinya
• P: 35x/i d. Informasikan hasil pemeriksaan • S: 36,6 C
Data Khusus • P: 35x/i
e. Berikan penkes tentang imunisasi dan
• Muka: tidak pucat dan • Muka: tidak pucat dan bewarna kemerahan
manfaat imunisasi (SAP Terlampir)
bewarna kemerahan • Mata : sclera tidak kuning
f. Memberikan penkes tentang nutrisi

154
• Mata : sclera tidak dan cairan Bentuk simetris ka/ki, konjungtiva tidak pucat
kuning g. Memberikan penkes tentang pijat bayi • Telinga : simetris ka/ki
Bentuk simetris ka/ki, • Dada : bentuk simetris
konjungtiva tidak • Abdomen : tidak ada pembengkakan

pucat
2. Memberikan penkes tentang imunisasi dan manfaat
• Telinga :
imunisasi (SAP Terlampir)
simetris ka/ki
3. Menganjurkan ibu untuk memijat bayinya agar
• Dada :
meningkatkan daya tahan tubu bayi
bentuk simetris
• Abdomen : tidak ada
Evaluasi:
pembengkakan
1. Ibu senang dengan hasil pemeriksaan yg diberikan
2. Ibu menerti dengan penkes yang diberikan
3. Ibu mengerti dengan penkes yang diberikan tentang
nutrisi dan cairan
4. Ibu bersedia untuk memijat bayinya

155
156
BAB V

PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan komprehensif yaitu asuhan yang diberikan pada ibu


hamil, nifas, BBL, dan KB. Asuhan ini dilakukan pada Ny."S" di PMB Fifi Yanti
Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam dari tanggal 27 April 2021 sampai dengan 16 Juni
2021. Dalam bab ini akan dibahas tentang perbandingan antara konsep teoritis
dengan kenyataan yang ditemukan dan diterapkan pada klien/pasien di lapangan.
Penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny."S" dari usia
kehamilan 36-37, bersalin, nifas,BBL serta KB yang didokumentasikan dalam
bentuk manajemen 7 langkah Varney yang meliputi pengkajian data, interprestasi
data, identifikasi diagnosa/masalah potensial, identifikasi masalah potensial yang
membutuhkan tindakan segera kolaborasi dan rujukan, perencanaan asuhan
kebidanan, pelaksanaan asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan serta
pendokumentasian secara SOAP (Matrik).Meliputi ( Subjectif, Objectif, Analisa
data dan Pelaksanaan)

untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan tentang kesamaan dan


kesenjangan yang didapat antara teori dan praktek.

A. Pengumpulan data
1. Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila dihitung dari saat fertilasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana
trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu,
minggu ke-28 hingga ke-40. (Elisabeth, 2015)

Dari hasil yang didapatkan Pada tanggal 27 April 2021 s/d 16 Mei
2021 dilakukan pengkajian berupa anamnesa pada Ny."S". dalam
melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan metode

157
wawancara ( tanya jawab), pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus
dan pemeriksaan laboratorium. Pengumpulan data tersebut dilakukan
untuk memperoleh masalah atau kasus selama kehamilan trimester III.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia, 2019 teori asuhan pada
kehamilan trimester III dikenal dengan standar asuhan minimal dengan
langkah 10T yaitu:

a. Timbang berat badan (T1) , ukur BB dalam kg tiap kali


kunjungan, kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5
kg perminggu mulai TM2, sedangkan pertambahan berat badan
Ny.S selama kehamilan mengalami kenaikan berat badan 10 kg .
ternyata Ny."S" mengalami kenaikan berat badan dalam batas
normal dengan rekomendasi kenaikan berat badan yang
dibutuhkaan selama kehamilan 6,5-10 kg tidak ada kesenjangan
antara teori dengan praktek
b. Ukur tekanan darah (T2), tekanan darah ibu hamil harus dalam
batas normal di ukur setiap kali ibu dating atau berkunjung
Deteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya
gejala hipertensi dan preeklamsia. Tekanan darah normal
berkisar antara (110/80-120/80 mmHg), Menurut (Elisabeth,
2015) pada saat kunjungan I dan III tekanan darah ibu 110/70
mmHg dan pada kunjungan ke II tekanan darah ibu 120/80
mmHg. Tekanan darah Ny."S" termasuk dalam batas normal,
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
c. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA), bila LILA normal yaitu
23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita kurang energy
kronik ( ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat
badan rendah (BBLR). Sedangkan pada Ny."S" di dapatkan
LILA 24 cm dan termasuk dalam batas normal, tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
d. Ukur tinggi fundus uteri, tinggi fundus uteri Ny."S" pada saat
kunjungan I TFU nya adalah 27 cm dan pada kunjungan ke II
dan III TFU Ny.S adalah 29 cm dengan taksiran berat badan

158
janin yaitu 2.635 gram hal ini dalam batas normal karena berat
badan bayi normal adalah ≥ 2.500- 4000 gram (Elisabeth, 2015)
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
e. Pemberian imunisasi (tetanus toksoid ) pada Ny."S" selama
masa kehamilan, ibu tidak melakukan imunisasi TT, karena ibu
tidak bersedia melakukan suntik TT. Pada ibu hamil memang
diperlukan mendapatkan suntikan tetanus toksoid sesuai anjuran
petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada Ibu dan Bayi.
(Elisabeth, 2015). Disini didapatkan kesenjangan antara teori
dengan praktek
f. Pemberian tablet darah minimal 90 tablet selama kehamilan ,
pada Ny."S" selalu mendapat tablet Fe tiap kali kunjungan
g. Penentuan presentasi dan denyut jantung janin (DJJ) frekuensi
DJJ normal adalah 120-160 denyut permenit ,pada Ny."S" DJJ
dan presentasi kepala dalam batas normal yaitu 145x/I -157x/i,
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
h. Pelaksanaan temu wicara (Komunikasi interpersonal dan
konseling termasuk KB pasca persalinan). Tenaga kesehatan
memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,
pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusui
dini (IMD), nifas, BBL dan KB. Penjelasan ini diberikan secara
bertahap pada saat kunjungan ibu hamil (Elisabeth, 2015).
Selama masa kehamilan Ny."S" selalu diberikan konseling atau
penjelasan tentang perawatan kehamilan, tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek.
i. Pelayanan tes laboratorium. Tes Hb, tes protein urine dan
glukosa urine. Pemeriksaan Hb ibu hamil dikatakan anemia
apabila kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari
12gr% (Elisabeth, 2015) pada Ny."S" didapatkan kadar Hb
bernilai 11,8gr%, dan pada pemeriksaan protein urine dan
glukosa urine didapatkan hasil negatitif (-). Dan di dapatkan
Hasil tes laboratorium pada Ny."S" dalam batas normal tidak

159
ada kesenjangan antara teori dan praktek
j. Tatalaksana kasus sesuai dengan indikasi, bahwa pelayanan
kesehatan pada saat kehamilan, bersalin, nifas, BBL dan KB
pada Ny."S" tidak terdapat komplikasi dan kelainan yang terjadi
dan telah sesuai dengan standar pelayanan kebidanan..

2. Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Miratu dkk, 2016).

a. KALA I
Ny."S" datang ke PMB Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam
pada tanggal 03 Mei 2021 pukul 23:30 WIB, dari hasil perhitungan
HPHT 08-08- 2020 taksiran persalinan 15-05-2021 tetapi Ny."S"
melahirkan pada tanggal 04 Mei 2021 ini berarti ibu melahirkan
maju dari tanggal taksiran yang diperkirakan dengan usia kehamilan
ibu 38-39 minggu. Hal ini sesuai dengan teori bahwa persalinan
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan (38-42
minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Prawirihardjo,2001). Pada kala I ibu mengatakan : Ibu
mengatakan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sejak pukul: 10:00
WIB dan keluar lendir bercampur darah pada pukul: 00:03 dengan
pembukaan 2 cm dan pembukaan lengkap pada pukul 07:00 WIB.
Hal ini menunjukkan bahwa Ny."S" berada pada kala 1 selama 9
jam. Inpartu pada Ny."S" berlangsung sedikit lama karna ibu hamil
anak pertama (primipara) tetapi masih dalam batas normal tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek

b. KALA II

160
Ibu mengatakan sakitnya semakin kuat dan sering, mulas
bertambah sering dan ingin meneran seperti BAB keras, his semakin
kuat 5x dalam 10 menit lamanya 40-50 detik, terlihat tanda-tanda kala
II yaitu: tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka.
Kala II berlangsung selama 30 menit kontraksi menjadi lebih kuat dan
cepat kira-kira 2-3 menit, kepala janin turun masuk ruang panggul
sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektoris menimbulkan rasa ingin mengedan, tekanan anus dan
vagina , perineum menonjol , vulva membuka ketuban pecah sehingga
penulis menyampaikan tidak ada kesenjangan pada teori dan praktek.
Bayi lahir spontan pada pukul 07:30 WIB menangis kuat, gerakan
aktif tubuh dan ekstermitas kemerahan.lalu mengeringkan kan segera
tubuh bayi, melakukan pemotongan tali pusat, dan melakukan IMD
setidaknya 1 jam hal ini sesuai dengan teori ( Miratu Megasari, 2016).
Saat bayi lahir, catat waktu kelahiran, mengeringkan tubuh bayi mulai
dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan halus tanpa
membersihkan verniks, setelah tali pusat di potong letakan bayi dan
tengkurapkan di dada ibu membiarkan bayi melakukan kontak kulit ke
kulit ibu paling sedikit 1 jam. Persalinan kala II dimulai dari
pembukaan lengkap 10 cm pada puku 07:00 WIB sampai lahirnya
bayi pada pukul 07: 30 WIB. Kala II pada Ny."S" berlangsung
selama 30 menit hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek
c. KALA III
Pada Ny.S dilakukan KALA III yaitu menyuntikkan oksitosin 10
IU secara IM di 1/3 paha bagian luar setelah dipastikan tidak ada janin
kedua dan melakukan peregangan tali pusat terkendali selanjutnya
melahirkan plasenta dengan cara dorso karnial serta melakukan
massase fundus uteri selama 10 detik. Kala III pada Ny."S"
berlangsung selama 10 menit. Hal ini sesuai dengan teori
JNPKKR(2008) yang menyatakan bahwa KALA III terdiri dari
pemberian suntik oksitosin dalam satu menit pertama setelah bayi

161
lahir dengan dosis 10 IU secara IM, melakukan peregangan tali
pusat terkendali dan masase fundus uteri selama 15 detik sehingga
penulis menyampaikan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori
dengan praktik.
d. KALA IV berdasarkan hasil anamnesa pada ibu mengatakan kalau
perutnya masih mulas, dan pemeriksaan tanda-tanda vital dalam
batas normal, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik,,
pengeluaran darah pervaginam ± 150 cc. Pemantauan kala IV
dilakukan selama 2 jam yaitu setiap 15 menit dalam 1 jam pertama
dan 30 menit pada 1 jam berikutnya. Hal ini sesuai dengan yang
menyatakan bahwa pemantauan kala IV berlangsung selama 2 jam
yang dipantau yaitu TTV, kontraksi uterus, TFU, perdarahan dan
kandung kemih tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
3. Nifas
Masa nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat–alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa ini berlangsung selama kira–kira 6 minggu (Ai Yeyeh Rukiyah,
2011)

Tujuan Kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status


kesehatan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan
menangani masalah – masalah serta yang terjadi pada ibu selama masa
nifas Kunjungan nifas Ny."S" yang dilakukan pada 6 jam post partum ,
7 hari post partum, 28 hari post partum dan 6 minggu post partum.
Hasil dari kunjungan pada masa nifas tidak ada ditemukan masalah atau
komplikasi apapun. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.

a. Kunjungan I ( 6 jam post partum )


Hasil pemeriksaan Pada Ny."S" di dapatkan tinggi fundus uteri 2
jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, konsistensi uterus keras,
kandung kemih kosong, pengeluaran lochea rubra, perdarahan ±
150 cc , laserasi derajat II dan tidak ada kelainan. Menurut teori

162
bahwa tinggi fundus uteri pada pada Ny."S" pada 6 jam post
partum dalam batas normal tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
b. Kunjungan II ( 7 hari postpartum)
Untuk menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal, serta memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan
dan istirahat, dan dapat menyusui dengan baik ( Siti Saleha,2010).
Hasil pemeriksaan pada Ny."S" pada 7 hari post partum di
dapatkan tinggi fundus uteri pertengahan antara pusat dan
syimpisis, kontraksi uterus baik, pengeluaran lochea sanguinolenta
yang berwarna merah kekuningan pengeluaran ASI lancar,ibu
menyusui bayinya dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan bayi.
Dari hasil pemantauan tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
c. Kunjungan III (28 hari post partum)
Adalah menilai involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, memastikan ibu mendapatkan makanan dan cairan
dan istirahat dan memastikan ibu menyusui bayi dengan baik (Siti
Saleha,2010). Hasil pemeriksaan pada Ny."S" di dapatkan bahwa
kontraksi uterus ibu baik, TFU sudah tidak teraba lagi ibu
memakan makanan yang bergizi, tidak ada pantangan selama nifas
dan ibu istirahat yang cukup, pengeluaran ASI lancar, dan ibu
menyusui bayi nya dengan baik sesuai dengan kebutuhan bayi.
Pada saat kunjungan ini Ny."S" sudah diberikan penyuluhan
tentang senam nifas agar Ny."S" bisa memulihkan kembali otototot
pada panggul dan perineum. Dari hasil pemantauan tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktek.
d. Kunjungan IV (42 hari post partum)
Tujuan kunjungan ke IV yaitu menanyakan pada ibu apakah ada
penyulit-penyulit yang di alami ibu dan bayi selama masa nifas,
memberikan konseling tentang KB. Hasil pemeriksaan pada
Ny."S" adalah ibu menyusui bayi nya dengan baik sesuai dengan

163
kebutuhan bayi. Pada saat kunjungan ini Ny."S" sudah diberikan
penyuluhan tentang KB agar Ny."S" dapat mempersiapkan secara
dini kontrasepsi yang akan dipakainya. Lalu Ny."S" memilih
menggunakan kontrasepsi IUD dan telah diberikan penkes tentang
kontrasepsi IUD. Dari hasil pemantauan tidak ada kesenjangan
antara teori dengan praktek.

4. Bayi baru lahir


Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu – 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gr sampai dengan 4000
gr.
Bayi Ny."S" lahir cukup bulan di usia 38-39 minggu, bayi lahir
spontan pukul 07.00 WIB tidak ditemukan adanya masalah/ kelainan.
Menangis spontan, tonus otot kuat, warna kulit kemerahan, jenis
kelamin laki-laki, anus (+) dan tidak ada cacat bawaan. Pada asuhan
yang diberikan pada bayi baru lahir yaitu menjaga kehangatan bayi,
bersihkan jalan nafas dan bayi di keringkan, potong dan ikat tali pusat,
lakukan inisiasi menyusui dini (IMD), beri salep mata eritromisin 0,5%
pada kedua mata, suntikan vitamin Neo K 1Mg/0,5 cc intramuscular di
1/3 pada bagian luar sebelah kiri anterolateral lalu imunisasi Hb0.
Setelah bayi lahir dilakukan pengukuran antropometri pada By.Ny.S
dengan hasil :
 BB : 2700 gram
 PB : 49 cm
 LIKA : 32 cm
 LIDA : 33 cm
 LILA : 11 cm
Dari hasil pemeriksaan masih dalam batas normal, tidak ada
kesenjangan dengan teori

a. Kunjungan I (6 Jam)
Adalah tetap menjaga kehangatan dan bayi dan memandikan
bayi, bayi dimandikan pada pukul 13 40 WIB. Dan setelah

164
dimandikan langsung diberikan pada ibu untuk di berikan asi
dan memberikan penkes pada ibu tentang Asi Ekslusif
b. Kunjungan II ( 7 hari )
Hasil pemantauan keadaan bayi dalam batas normal, tidak
ditemukan masalah atau komplikasi, keadaan bayi baik,
mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI eklusif pada
bayinya, tidak ditemukan tanda –tanda bahaya pada bayinya dan
tali pusat belum lepas.
c. Kunjungan III (28 Hari )
Bayi Ny.S dalam keadaan baik, mau menyusu dengan baik serta
tidak rewel. Tali pusat bayi telah lepas pada hari ke 7 pada tanggal
07 Mei 2021

5. Keluarga Berencana
Setelah dilakukan penyuluhan kepada ibu tentang alat kontrasepsi
pasca persalinan, akhirnya Ny."S" dan suaminya berencana untuk
menggunakan alat kontrasepsi jenis IUD. Kontrasepsi IUD merupakan
salah satu metode kontrasepsi non hormonal yang masih banyak
digunakan ibu/klien pada saat setelah persalinan.

B. Interprestasi Data
Pada teori langkah kedua ini didapat dari pengkajian data dasar
yang disimpulkan kemudian diinterprestasikan sehingga dapat dirumuskan
menjadi diagnosa kebidanan dan masalah.
Pada kasus ini ditegakkan diagnosa kebidanan untuk kala I yaitu ibu
G1P0A0H0 Inpartu Kala I Aktif, usia kehamilan 38-39 minggu, janin
hidup tunggal, intrauterine, letkep V, puki, keadaan jalan lahir normal,
keadaan ibu dan janin baik.

Diagnosa kebidanan untuk kala II yaitu ibu inpartu kala II normal


dengan data dasar yaitu pada pukul 07.00 WIB VT pembukaan
lengkap ,ketuban (-) pukul 07:10 WIB ,kepala H III – IV,UUK kanan

165
depan dan pada pukul 07.00 WIB bayi lahir spontan dengan BB : 2.700
gram, PB : 49 cm, jenis kelamin laki-laki, APGAR 8/9.
Diagnosa kebidanan untuk kala III yaitu ibu inpartu kala III normal
dengan plasenta lahir spontan dan lengkap pada pukul 07.00 WIB,
kontraksi uterus baik, TFU normal.
Diagnosa untuk kala IV yaitu ibu inpartu kala IV normal dengan
pendarahan dalam batas normal. Jadi berdasarkan uraian diatas tidak
terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan praktek
dilapangan

C. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Pada langkah ini mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
berdasarkan rangkaian masalah yang terbaru. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, pencegahan bila memungkinkan, menunggu sambil mengamati
resiko yang akan terjadi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian, maka untuk
kasus Ny."S" tidak ditemukan identifikasi diagnosa atau masalah potensial
karena proses persalinan ibu dalam batas normal dan ibu bisa ditolong
dalam persalinan normal. Jadi berdasarkan uraian diatas tidak terdapat
kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan praktek dilapangan.

D. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Yang Membutuhkan


Tindakan Segera,Kolaborasi dan Rujukan
Pada langkah ini merupakan intervensi yang harus segera
dilakukan oleh bidan atau dokter. Pada tinjauan pustaka tindakan segera,
kolaborasi dan rujukan dilakukan pada penderita yang mengalami
komplikasi atau kegawatdaruratan akibat dari kasus yang sedang
dialaminya.Pada kasus ini Ny."S" tidak membutuhkan tindakan segera,
kolaborasi dan rujukan. Jadi berdasarkan uraian data tidak terdapat
kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan praktek lapangan

E. Perencanaan

166
Pada asuhan kebidanan perencanaan adalah proses penyusunan
suatu rencana asuhan tindakan berdasarkan identifikasi masalah yang
dapat diantisipasi masalah yang telah ditemukan. Pada tinjauan kasus ini
rencana tindakan pada Ny.S sesuai dengan tinjauan teori yang ada, jadi
pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dengan
tinjauan praktek dilapangan.

F. Pelaksanaan
Pada langkah keenam ini pelaksanaan asuhan menyeluruh seperti
yang telah di uraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara aman dan
efisien. Pada kasus ini telah dilaksanakan asuhan secara menyeluruh sesuai
dengan teori. Jadi berdasarkan uraian diatas tidak terdapat kesenjangan
antara tinjauan teori dengan tinjauan praktek dilapangan

G. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan
kebidanan yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang
diberikan kepada pasien dengan berpedoman pada masalah dan tujuan
syang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan telah dilakukannya
pemeriksaan dan pelaksanaan asuhan yang telah direncanakan didapatkan
hasil evaluasi yaitu, ibu akhirnya dapat melahirkan pervaginam, bayi lahir
dengan selamat. Pada hasil evaluasi ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dengan studi kasus

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan Kebidanan komprehensif merupakan asuhan yang telah
diberikan pada ibu mulai dari masa kehamilan trimester III, bersalin, nifas,

167
BBL dan KB. Asuhan ini diberikan melalui kunjungan rumah dan
kunjungan di praktek mandiri bidan (PMB) dan di dokumentasikan dalam
bentuk manajemen 7 langkah varney dan SOAP matrik.
1. Kehamilan trimester III
Kunjungan selama kehamilan telah dilakukan sebanyak 3 kali,
dimana kunjungan I pada usia kehamilan 36-37 minggu, kunjungan II
dan III pada usia kehamilan 38-39 minggu yang dimulai dari tanggal
27 April 2021 sampai tanggal 03 Mei 2021 selama melakukan asuhan
tidak ditemukan kendala atau permasalahan yang dapat mempengaruhi
kehamilan ibu.
2. Persalinan
Ibu dating ke Praktek Mandiri Bidan (PMB) pukul 22:30 WIB
mengeluh nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sejak pukul 10:00 WIB
dan pengeluaran lendir bercampur darah sejak pukul 00:03 WIB serta
pada pukul 07.00 WIB pembukaan ibu sudah lengkap dan persalinan
ibu berjalan dengan lancar. Persalinan pada Ny.S berlangsung secara
spontan dan tidak terdapat komplikasi atau kelainan pada ibu dan bayi.
3. Nifas
Kunjungan selama masa nifas sudah dilakukan sebanyak 4 kali,
terdiri dari 6 jam post partum, 7 hari post partum, 28 hari post partum
dan 40 hari post partum yang dimulai dari tanggal 04 Mei 2021
sampai tanggal 16 Juni 2021. Selama melakukan kunjungan tidak
ditemukan masalah komplikasi pada masa nifas.
4. Bayi
Kunjungan bayi baru lahir dilakukan sebanyak 3 kali, yang dimulai
dari tanggal 04 Mei 2021 sampai tanggal 01 Juni 2021, dimana terdiri
dari 6 jam , 7 hari dan 28 hari. Bayi lahir secara normal pada pukul
07:30 WIB dengan berat badan 2.700 gram, panjang badan 49 cm,
bayi bugar, Apgar/Score 8/9, jenis kelamin laki-laki dan tidak
ditemukan kecacatan atau kelainan pada bayi tersebut. Bayi sudah
melakukan IMD pada ibu.

168
5. Asuhan kebidanan secara komprehensif dilakukan dari masa
kehamilan trimester III, bersalin, nifas, BBL dan KB, yang di
dokumentasikan dalam bentuk manajemen 7 langkah varney dan
SOAP matriks.
B. Saran
1. Bagi Penulis
• Diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil ,bersalin, nifas, BBL dan KB
• Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis untuk
menganalisa kebutuhan serta dapat memberikan asuhan yang
berkelanjutan pada ibu hamil ,bersalin, nifas, BBL dan KB
• Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam
melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan
manajemen 7 langkah varney dan SOAP.
2. Bagi Ny.S sebagai klien
 Diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan Ny.S
tentang kehamilan, persalinan, nifas, BBL, dan KB
3. Bagi Institusi Pendidikan
• Diharapkan institusi pendidikan dapat mengevaluasi sejau mana
penerapan ilmu diberikan kepada mahasiswa tentang asuhan
komprehensif.
• Diharapkan laporan studi komprehensif ini dapat menjadi bahan/
acuan bagi kepustakaan, khususnya bagi Prodi Kebidanan di
Universitas Perintis Indonesia.

4. Bagi Lahan Praktek


Diharapkan kepada lahan praktek untuk dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dari masa kehamilan, bersalin,
nifas, BBL dan KB sehingga tenaga kesehatan khususnya bidan

169
bisa lebih terampil dalam memberikan asuhan kebidanan yang
berkelanjutan.

170
DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh Rukiyah,Lia Yulianti, Meida Lina.2011.Asuhan Kebidan III


(Nifas). Jakarta : Trans Info media
Astuti, Puji. (2012). Buku Ajaran Asuhan Kebidanan
Ibu/1(Kehamilan).Yogyakarta : Rohima Press
Asrinah, (2015). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta :
Graha Ilmu

Arum, Diah. (2011). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.


Yogyakarta : Nusa Medika

Chapman, (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta : EGC

Elisabeth Siwi Walyani.2015.Asuhan Kebidanan Pada kehamilan.


Yogyakarta: by pustaka baru press

Hesty Widyasih, Suherni, Anita Rahmawati.Perawatan Masa


Nifas.Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Kemenkes.2017.Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian


Bayi.

Kemenkes.2020.Penyebab Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia

Miratu, dkk.2016.Asuhan Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi


Baru Lahir.Yogyakarta: by Deepublish Publisher

Manurung, 2014. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Jakarta : EGC

Naomi Marie Tando.2013.Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru


Lahir.Jakarta: In Media

Nanny, Vivian. (2011). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta :


Salemba Medika

Profil Kesehatan Indonesia. 2019.Angka Kematian Ibu dan Angka


Kematian Bayi .Jakara : Kementerian
Profil Kesehatan Indonesia. 2018. Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi .Jakarta Kementerian Kesehatan RI.

Yanti, Damai. dkk (2011). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung :


Refika Aditama
LAMPIRAN 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul :Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan


Waktu : 20 Menit
Hari/Tanggal :Selasa/27 April 2021
Sasaran :Ny”S”
Tempat :PMB Fifi Yanti.Z,STr.Keb Jorong Ladang Laweh

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah Mendapatkan Penyuluhan Ibu di Harapkan Mengerti dan
Memahami Tentang Tanda Bahaya Pada Kehamilan TM III

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah Aadanya Penyuluhan diharapkan Ibu Mampu:
1. Menjelaskan Tentang Pengertian Tanda Bahaya Ibu Hamil TM III
2. Menjelaskan Tentang Macam-Macam Tanda Bahaya Ibu Hamil TM III

C. Pokok Bahasan
“Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil TM III”

D. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil TM III
2. Macam-Macam Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil

E. Materi (Terlampir)

F. Metode dan Alat Bantu Metode:


 Ceramah
 Tanya Jawab
Alat Bantu: 
Leaflet
G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Media

Promotor Audiens

Pendahuluan
1.
( 2 Menit)  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan Leaflet
penyuluhan
 Meluruskan konsep  Mendengarkan
2 Isi /Inti  Menjelaskan  Memperhatikan Leaflet
pengertian tanda
( 15 Menit) bahaya pada ibu
hamil tm 3
 Menjelaskan macam-  Melihat dan
macam mengamati
tanda bahaya ibu
hamil tm 3
3. Penutup  Memberikan  Mengajukan Leaflet
kesempatan ibu pertanyaan
( 3 Menit) untuk bertanya
 Menjawab
pertanyaan
 Menjawab
 Melakukan evaluasi
pertanyaan
 Mengucapkan  Menjawab salam
salam penutup

H. Evaluasi
1. Apakah Ibu Bisa Menyebutkan Kembali Tentang Apa Itu Pengertian
Tanda Bahaya Pada ibu Kehamilan TM III?
2. Apakah Ibu Bisa Menyebutkan Kembali Apa Saja Macam-Macam Tanda
Bahaya Pada Ibu Kehamilan TM III?

I. Referensi
1. Prawirohardjo, S. 2010 Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
2. Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal.Jakarta: EGG

Mengetahui

Ci Lapangan Mahasiswa
( Fifi Yanti Z,STr.Keb ) ( Widia Lestari )

Pembimbing LTA

( Yenda Hasnita, STr.Keb,M.Keb )

Lampiran Materi 1

Tanda-Tanda Bahaya Kehamilam TM III

A. Pengertian Tanda –Tanda Bahaya Kehamilan


Tanda-tanda bahaya kehamilan trimester 3 adalah tanda-tanda yang
mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau
periode antenatal, yang apabila tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu (Salmah, 2006 dan Prawirohardjo, 2010).
Ibu hamil perlu mengetahui tanda bahaya kehamilan karena
munculnya tanda bahaya dapat menjadi indikasi adanya kemungkinan
bahaya pada kehamilan yang dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu
hamil dan janin(Littleton & Engebretson, 2009; Pillitteri, 2010).
Macam-macam tanda bahaya kehamilan diantaranya:
1.perdarahan per vaginam
2. sakit kepala yang hebat
3. masalah penglihatan
4.bengkak pada muka dan tangan
5. nyeri perut yang hebat
6. gerakan janin berkurang atau menghilang
7. demam tinggi
Tanda-tanda bahaya kehamilan ini telah tercantum dalam Buku
Kesehatan Ibu dan Anak.Ibu hamil yang mengalami tanda-tanda bahaya
kehamilan harus segera menemui tenaga kesehatan terdekat seperti bidan
atau puskesmas terdekat.

B. Tanda-tanda bahaya Kehamilan


1. Perdarahan Pervagina
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah,
perdarahan banyak, atau perdarahan dengan nyeri,Perdarahan yang
terjadi selama kehamilan punya berbagai arti yang berbeda. Jika kondisi
ini dialami pada trimester ketiga, kemungkinan penyebabnya adalah
karena adanya solusio plasenta dan plasenta previa. Solusio plasenta
adalah kondisi medis yang ditandai saat sebagian atau seluruh plasenta
terlepas dari dinding rahim, sebelum masa persalinan tiba.Sementara itu,
plasenta previa terjadi ketika sebagian atau seluruh plasenta, menutupi
sebagian maupun seluruh leher rahim (serviks). Kedua kondisi terkait
plasenta tersebut sama-sama akan menimbulkan perdarahan vagina.
2. Sakit Kepala yang Hebat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah
sakit kepala yang hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau
berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah salah satu
tanda dan gejala dari preeklamsia.
3. Mual Parah
Kondisi mual saat kehamilan adalah situasi yang normal. Namun,
ketika rasa mual diiringi dengan muntah hebat apalagi diare maka ini
gejala tanda bahaya hamil trimester ketiga. Pada beberapa situasi gejala
mual dan muntah parah bisa jadi merupakan tanda kalau ibu mengidap
preeklamsia. Apalagi kalau disertai dengan pembengkakan anggota tubuh
serta gangguan penglihatan dan pernapasan.
4. Detak jantung bayi tidak terdeteksi
Selain gerakan yang tidak ada, keadaan berbahaya pada kehamilan
terutama yang berkitan dengan kondisi janin juga dapat dideteksi dari
detak jantung janin namun memerlukan alat pemeriksa dalam proses
konsultasi bersama dengan dokter kandungan dan tidak dapat dilakukan
sendiri.
5. oedema pada muka atau tangan
Selama masa kehamilan ibu hamil sering mengalami perubahan
bentuk tubuh seperti bertambahnya berat badan. Ibu hamil akan
mengalami beberapa pembengkakan seperti pada tangan, kaki dan wajah
karena hal tersebut. Namun, jika pembengkakan pada kaki, tangan dan
wajah disertai dengan pusing kepala, nyeri ulu hati, kejang dan
pandangan kabur segera bawa ke dokter untuk ditangani, karena

bisa saja ini pertanda terjadinya pre-eklampsia.


6. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Pergerakan janin yang kurang aktif atau bahkan berhenti
merupakan tanda bahaya selanjutnya. Hal ini menandakan jika janin
mengalami kekurangan oksigen atau kekurangan gizi.
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi
akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring, beristirahat dan jika ibu
makan dan minum dengan baik..
7. Demam Tinggi
Demam tinggi adalah salah satu keluhan yang harus selalu
diwaspadai oleh ibu hamil. Hal ini karena bisa jadi demam ini
disebabkan oleh adanya infeksi. Infeksi saat hamil bisa terjadi akibat
banyak penyakit, misalnya infeksi saluran kemih, infeksi saluran
pernapasan, demam tifoid, hingga infeksi pada ketuban.
Lampiran 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul :Persiapan Persalinan


Waktu : 20 Menit
Hari/Tanggal : Senin/03 Mei 2021
Sasaran :Ny”S”
Tempat :Pmb Fifi Yanti.Z,Str.Keb Jorong Ladang Laweh

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah Mendapatkan Penyuluhan Ibu Di Harapkan Mengerti Dan
Memahami Tentang Persiapan Persalinan

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah Aadanya Penyuluhan Diharapkan Ibu Mampu:
1. Menjelaskan Tentang Pengertian Persiapan Persalinan
2. Menjelaskan Tentang Apa Saja Persiapan Persalinan

C. Pokok Bahasan
“Persiapan Persalinan”

D. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian Personal Persiapan Persalinan
2. Kebutuhan Persiapan Persalinan

E. Materi (Terlampir)

F. Metode Dan Alat Bantu Metode:


 Ceramah
 Tanya Jawab Alat Bantu:
 Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No Tahap Media
Promotor Audiens
Pendahuluan  Mengucapkan salam
1.  Menjawab salam
( 2 Menit)
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
Leaflet
penyuluhan
 Meluruskan konsep  Mendengarkan
 Menjelaskan  Memperhatikan
Isi /Inti pengertian
2 Leaflet
( 15 Menit) persiapan
persalinan
 Menjelaskan  Melihat dan
Kebutuhan mengamati
persiapan
persalinan
 Memberikan  Mengajukan
kesempatan pertanyaan
Penutup ( ibu
3. Leaflet
3 Menit) untuk bertanya
 Menjawab
pertanyaan
 Menjawab
 Melakukan evaluasi
pertanyaan
 Mengucapkan  Menjawab salam
salam penutup

H. Evaluasi
3. Apakah Ibu Bisa Menyebutkan Kembali Tentang
Apa Itu
Pengertianpersiapan Persalinan?
4. Apakah Ibu Bisa Menyebutkan Kembali Apa Sajapersiapan Persalinan?

I. Referensi
1. Farrer , Helen. (2001). perawatan maternitas, Jakarta: Yasmin asih-Edisi 2,
EGC
2. Sumarah, dkk. (2009). perawatan persalinan, Yogyakarta: Fitramaya
3. Musbikin, imam. (2006). Persiapan menghadapi persalinan. Jakarta: Buku
Kedokteran Yuyun Yuningsih, EGC
Mengetahui
Ci Lapangan Mahasiswa

( Fifi Yanti.Z,STr.Keb ) ( Widia Lestari )

Pembimbing LTA

( Yenda Hasnita, STr.Keb,M.Keb )

Lampiran Materi 2
PERSIAPAN PERSALINAN

A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil
pembuahan (yaitu, janin, yang viable, plasenta dan ketuban) dari uterus
lewat vagina kedunia luar Normalnya, proses ini berlangsung pada suatu
saat ketika uterus tidak dapat tumbuh lebih besar lagi, ketika janin sudah
cukup mature untuk dapat hidup di luar rahim tapi masih cukup kecil untuk
dapat melalui jalan lahir.( Farrer, 2001).
B. Persiapanibumenghadapipersalinan
1. Membuat rencana persalinan, meliputi :
a. tempat persalinan
b. memilih tenaga kesehatan terlatih
c. bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan terlatih tersebut
d. bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke tempat
persalinan tersebut
e. siapa yang akan menemani persalinan
f. berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara
megumpulkannya
g. siapa yang kan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan

2. Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawatdaruratan pada


saat pembuatkeputusan utama tidak ada
a. siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga
b. siapa yang akan membuat keputusan jika si pembuat keputusan
utama tidak ada saat terjadi kegawat daruratan

3. Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan


a. dimana ibu akan melahirkan
b. bagaimana cara menjangkaunya
c. kemana ibu mau dirujuk
d. bagaimana cara mendapatkan dana
e. bagaimana cara mencari donor darah

4. Membuat rencana atau pola menabung


a. tabungan ibu bersalin

5. Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan


a. kain panjang 4 buah
b. pembalut wanita
c. handuk, waslap, alat mandi, alat make up
d. pakaian terbuka depan, gurita ibu, BH
e. pakaian bayi, minyak telon. tas plasti
Lampiran 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Judul :Posisi Bersalin
Waktu : 20 menit
Hari/tanggal : Selasa /04 Mei 2021
Sasaran : Ny “S”
Tempat : PMB Fifi Yanti S.Tr.Keb Jorong Ladang Laweh

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan penyuluhan ibu diharapkan mengerti dan memahami
tentang Posisi persalinan

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah adanya penyuluhan diharapkan ibu mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian posisi persalinan
2. Menjelaskan macam-macam posisi persalinan

C. Pokok Bahasan.
“Posisi persalinan ”

D. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian posisi persalinan
2. Macam –macam posisi persalinan

E. Materi (terlampir)

F. Metoda dan Alat Bantu Metode :

 Ceramah
 Tanya jawab
Alat Bantu 
Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Media

Promotor Audiens

Pembukaan
1. Leaflet
2 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
penyuluhan
 Meluruskan konsep  Mendengarkan
Isi  Memperhatikan
2  Menjelaskan pengertian Leaflet
15 menit
posisi persalinan
 Menjelaskan macam –  Melihat dan
macam posisi mengamati
persalinan
3. Penutup  Memberikan  Mengajukan Leaflet
kesempatan ibu untuk pertanyaan
3 menit bertanya
 Menjawab
pertanyaan
 Menjawab
 Melakukan evaluasi
pertanyaan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup

H. Evaluasi
1. Apakah ibu bisa menyebutkan kembali tentang apa itu posisi persalinan?
2. apakah ibu bisa menyebutkan kembali apa saja macam- macam posisi
persalinan?

I. Referensi.
1. Simkin, P. 2005. Buku Saku Persalinan. Jakarta : EGC.
2. Maemunah S, Standar Asuhan Kebidanan Persalinan, Jakarta, EGC, 2005
3. Saifudin A.B, Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2002
4. epkes RI. Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Jakarta.2008

Mengetahui

CI Lapangan Mahasiswa

( Fifi Yanti.Z,STr.Keb ) ( Widia Lestari )


Pembimbing Akademik

( Yenda Hasnita,STr.Keb,M.Keb )

Lampiran Materi 3

Posisi Persalinan

1. Pengertian yang dimaksud posisi meneran dalam penelitian ini adalah posisi ibu
bersalin saat kelahiran bayi dari mulai kepala membuka jalan lahir sampai bayi
lahir seluruhnya, dengan kategori penilaian setengah dudukdan bukan setengah
duduk (telentang, litotomi, miring). Sedangkan variabel robekan perineum adalah
robekan jalan lahir (perineum) secara tidak disengaja karena persalinan.Ruptur
perineum adalah robekan pada perineum yang biasanya disebabkan oleh trauma
persalinan (Maemunah, 2005:98).
Kemungkinan etiologi ruptur perineum adalah kepala janin terlalu cepat
lahir, pimpinan persalinan tidak sebagaimana mestinya, sebelumnya terdapat
banyak jaringan parut pada perineum dan persalinan dengan distosia bahu
(Saifuddin, 2007:181).
Posisi meneran ada beberapa macam antara lain posisi merangkak/tidur
miring, posisi jongkok atau berdiri, posisi duduk/setengah dudukdan posisi
telentang/supine. Meneran dengan posisi miring dapat mengurangi resiko
terjadinya rupture perineum. Sedangkan meneran dengan posisi telentang resiko
terjadinya rupture perineum lebih besar (JNPK-KR, 2008 : 80-83)

2. Macam-macam Posisi Persalinan


a. Posisi setengah duduk dapat dilakukan selama kala I dan kala II, yaitu
dengan cara : wanita duduk dengan tubuh membentuk sudut > 45oterhadap
tempat tidur

b. Posisi berBaring miring


Ini dilakukan sepanjang kala I dan kala II,yaitu dengan cara berbaring miring
dengan kedua pinggul dan lutut dalam keadaan fleksi dan diantara kakinya
ditempatkan, sebuah bantal atau kaki atasnya diangkat atau disokong
Adapun keuntungan dari posisi berbaring miring adalah :
• Memungkinkanwanita yang lelah untuk beristirahat
• Gaya grafitasi netral ( digunakan bila kala I maupun kala II sangat cepat)
• Dapat mengurangi hemoroid
• Dapat mengatasi masalah detak jantung janin dengan kompresi tali Pusat
 Menghindarkan tekanan tulang sakrum mencegahlaserasi perineum

c. Posisi Litotomi berlebih (posisi McRobert)


Posisi ini bisa dilakukan selama kala II, yaitudengan cara wanita
berbaring datar dengan punggungnya (bantal di bawah kepala), kaki abduksi
dan lutut ditarik ke arah bahuoleh wanita sendiri atau orang lain dengan
masing-masing menarik satu kaki ke arah bahu wanita Posisi ini dapat
menguntungkan pada keadaan tertentu, jika kepajanin“terperangkap” dan
tidak dapat melewati di antara arkus pubis dengan posisi lainnya, menarik
kedua lutut ke arah bahu akan merotasikan panggul arah posterior membuat
datar punggung bawah dan menggerakkan arkus pubis ke atas
d. Posisi terlentang tidak dianjurkan bagi ibu sebab dapat menyebabkan
hipotensi
karena bobot uterus dan isinya menekan aorta, vena cava inferior
serta pembuluh pembuluh darah lain sehingga menyebabkan
suplai darah ke janin menjadi berkurang, dimana akhirnya ibu
dapat pingsan dan bayi mengalami fetal distress ataupun anoksia
janin. Posisi ini juga menyebabkan waktu persalinan menjadi lebih
lama, besarkemungkinan terjadinya laserasi perineum dan dapat
mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung
Lampiran 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul :teknik mengedan yang benar


Waktu : 20 menit
Hari/tanggal : 04 Mei 2021
Sasaran : Ny “S”
Tempat : PMB Fifi Yanti S.Tr.Keb Jorong Ladang Laweh

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan penyuluhan ibu diharapkan mengerti dan memahami
tentang teknik mengedan yang benar

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah adanya penyuluhan diharapkan ibu mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian tentang teknik mengedan yang benar

C. Pokok Bahasan.

“teknik mengedan yang benar”

D. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian tentang teknik mengedan yang benar

E. Materi (terlampir)

F. Metoda dan Alat Bantu

Metode :

 Ceramah
 Tanya jawab
Alat Bantu

 Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Media

Promotor Audiens

Pembukaan
1. Leaflet
2 Menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Menjelaskan  Mendengarkan
tujuan penyuluhan
 Meluruskan konsep  Mendengarkan
2 Isi  Menjelaskan pengertian  Memperhatikan Leaflet
tentang teknik
15 Menit mengedan yang benar

 Menjelalaskan teknik  Melihat dan


mengedan yang benar mengamati
3. Penutup  Memberikan  Mengajukan Leaflet
kesempatan ibu untuk pertanyaan
3 menit bertanya
 Menjawab
pertanyaan
 Menjawab
 Melakukan evaluasi
pertanyaan
 Mengucapkan  Menjawab salam
salam penutup

H. Evaluasi

1. Apakah ibu bisa menyebutkan kembali pengertian tentang teknik mengedan


yang benar?
2. apakah ibu bisa mempraktekkan kembali teknik mengedan yang benar ?
I. Referensi.
a) Rukiyah, A. 2009. Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarta: TIM. Hal: 30
b) Depkes RI. 2007. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan (JNPK-K).
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
c) Azizah, N., Devi, S.A. 2017. Efektivitas Teknik Meneran terhadap
Pencegahan Ruptur perineum Spontan pada Ibu Bersalin Primigravida di
BPM Sidoarjo. Fakultas Ilmu Kesehatan. Prodi Kebidanan. Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo. Jurnal Kebidanan, Vol.1, Hal: 169-172
Mengetahui

CI Lapangan Mahasiswa

( Fifi Yanti.Z,STr.Keb ) ( Widia Lestari )

Pembimbing Akademik

( Yenda Hasnita,STr.Keb,M.Keb )
Lampiran Materi 4

Teknik Mengedan Yang Benar

1. Pengertian teknik mengejan merupakan upaya dalam memperlancar


dan mempercepat proses persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi
lebih terjamin
Mengedan adalah sifat kekuatan yang dihasilkan mirip seperti yang
terjadi pada saat buang air besar tetapi biasanya intensitasnya jauh lebih besar
setelah serviksterbuka lengkap kekuatan yang sangat penting pada
ekspulsijanin yang dihasilkan oleh peningkatan tekanan intra abdomen yang
diciptakan oleh kontrasepsi otot-otot abdomen (Rukiyah, 2009).
Menurut Azizah et al (2017), mengedan adalah respon alami yang
normal terhadap mekanisme refleks akibat dari kontraksi yang semakin kuat.
Adanya kontraksi yang kuat disertai dengan teknik mengedan yang benar
akan membantu mempercepat proses persalinan, sehingga dapat menghindari
kejadian asfiksia pada bayi baru lahir serta mengurangi kejadian ruptur
perineum, kareana jika mengedan yang tidak terkontrol dapat meningkatkan
resiko terjadinya ruptur perineum
Menurut JNPK-K (jaringan nasional pelatihan klinik-kesehatan) tahun
2007, dorongan pada fundus meningkatkan resiko distosiabahu dan
rupture uteri.
Teknik mengedan dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. ibu mengedan dimulai saat persalinan memasuki kala ke-II persalinan
b. ibu mengikuti perintah bidan untuk mengedan pada saat ada kontraksi
c. ibu menarik napas panjang, pada saat mulai mengedan dan ibu mengatur
nafas dengan baik dengan cara membuang napas sedikit demi sedikit

d. ibu mengangkat kepala saat mengedan dan merangkul kedua pahanya,


sehingga dapat menambah pembukaan pintu bawah panggul;
e. ibu berkonsentrasi mengedan pada daerah perut (bukanpada otot leher);
f. mata ibu tetap terbuka dan arah pandangan ibu ke perut pada saat
mengedan;
g. kaki ibu dilemaskan dan tidak tegang pada saat apapun posisi
melahirkan ibu;
h. ibu menutup mulut, kemudian mengedan ke daerah perut;
i. ibu berhenti mengedan pada saat penolong persalinan memerintahkan
berhenti
j. ibu dapat beristrirahat di sela periode mengedan dengan bernapas cepat
(panting), kemudian menghembuskan napas pendek-pendek dari mulut
dan mengulangi teknik mengedan yang baik sesuai dengan anjuran
bidan.
Lampiran 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul :Personal Hygiene


Waktu : 20 Menit
Hari/Tanggal :selasa/04 Mei 2021
Sasaran :Ny”S”
Tempat :PMB Fifi Yanti.Z,STr.Keb Jorong Ladang Laweh

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah Mendapatkan Penyuluhan Ibu di Harapkan Mengerti dan Memahami
Tentang Personal Hygiene

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah Aadanya Penyuluhan diharapkan Ibu Mampu:
1. Menjelaskan Tentang Pengertian Personal Hygiene
2. Menjelaskan Tentang apa saja Kebutuhan Personal Hygene pada Ibu

C. Pokok Bahasan
“Personal Hygene”

D. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian Personal Hygene
2. Kebutuhan Personal Hygrne pada Ibu

E. Materi (Terlampir)

F. Metode dan Alat Bantu Metode:

 Ceramah
 Tanya Jawab Alat Bantu:  Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No Tahap Media
Promotor Audiens
Pendahuluan  Mengucapkan salam
1.  Menjawab salam
( 2 Menit)
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
Leaflet
penyuluhan
 Meluruskan konsep  Mendengarkan
 Menjelaskan  Memperhatikan
Isi /Inti
2 pengertian Personal Leaflet
( 5 Menit)
hygene
 Menjelaskan  Melihat dan
Kebutuhan Personal mengamati
Hygene pada ibu
 Memberikan  Mengajukan
kesempatan pertanyaan
Penutup ( ibu
3. Leaflet
3 Menit) untuk bertanya
 Menjawab
pertanyaan
 Menjawab
 Melakukan evaluasi
pertanyaan
 Mengucapkan  Menjawab salam
salam penutup

H. Evaluasi
1. Apakah Ibu Bisa Menyebutkan Kembali Tentang Apa Itu Pengertian Personal
Hygene?
2. Apakah Ibu Bisa Menyebutkan Kembali Apa Saja Kebutuhan Personal Hygene?

I. Referensi
1. Dama. Dian, 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Refika Aditama.
Bandung
2. Dinkes Kota Jambi. 2016. Data Ibu Antenatal di Puskesmas Kota Jambi
Tahun 2015-2016. Jambi
3. Elisabeth dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Penerbit
Pustaka Baru Press. Jakarta
4. Puskesmas Putri Ayu. 2017. Profil Puskesmas. Jambi
5. Prasetya Lestari. 2016. Usia Berpengaruh Dominan terhadap Perilaku
Perawatan Luka Perineum pada Ibu Nifas. Yogyakarta
6. Reni. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Penerbit CV.
Trans Info Media. Jakarta
7. Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Salemba Medika. Jakarta
8. Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Penerbit PT Bina Pustaka. Jakarta

Mengetahui
Ci Lapangan Mahasiswa
( Fifi Yanti.Z,STr.Keb ) ( Widia Lestari )

Pembimbing LTA

( Yenda Hasnita, STr.Keb,M.Keb )

Lampiran Materi 5
Personal Hygene
a. Pengertian
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis.

b. Kebutuhan Personal Hygiene Pada Ibu


Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti
pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.Ibu harus
tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan
menggunakan antiseptik (PK / Denthol) dan selalu diingat bahwa membersihkan
perineum dari arah depan ke belakang. Jaga kebersihan diri secara keseluruhan
untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.

 Pakaian
Sebaiknya pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak
tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi
iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.

 Kebersihan Rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat
gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis
dibandingkan keadaan normal. Jumlah kerontokan berbeda-beda antara
wanita satu dengan yang lain. Cucilah rambut dengan conditioner yang
cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering
rambut.
 Kebersihan Kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan
dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan
pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. Oleh karena itu,
dalam minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah
keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan
jaga agar kulit tetap kering.

 Kebersihan Vulva dan sekitarnya


Membersihkan daerah kelamin dengan cara
- membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke
belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan
vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
- Sarankan ibu untuk mengganti pembalut / kain pembalut, setidaknya dua
kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
- Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka
episiotomi atau laserasi,
- sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan
air dingin atau cuci menggunakan sabun.

c. Dampak Jika Tidak Menjaga Personal Hygiene


• Ibu Mudah Sakit
• Ibu terlihat kotor / kurang bersih
• Bayi ibu sakit
• Ibu kurang percaya diri
• Ibu mengalami infeksi
Lampiran 6
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul :Gizi untuk ibu menyusui


Waktu : 20 Menit
Hari/Tanggal :Selasa/10 Mei 2021
Sasaran :Ny”S”
Tempat :PMB Fifi Yanti.Z,STr.Keb Jorong Ladang Laweh

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah Mendapatkan Penyuluhan Ibu di Harapkan Mengerti dan Memahami
Tentang Gizi untuk ibu menyusui

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah Aadanya Penyuluhan diharapkan Ibu Mampu:
1. Menjelaskan Tentang Pengertian gizi untukibu menyusui
2. Menjelaskan Tentang Apa Saja Kebutuhan Gizi untuk ibu menyusui
3. Menjelaskan Apa Saja Dampak Jika Gizi Ibu Tidak Tercukupi
4. Menjelaskan Apa Manfaat Gizi Seimbang Untuk Ibu

C. Pokok Bahasan
“Gizi untuk ibu menyusui”

D. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian Gizi untuk ibu menyusui
2. Kebutuhan Gizi untuk ibu menyusui
3. Dampak Jika Gizi Ibu Tidak Tercukupi
4. Manfaat Gizi Seimbang Untuk Ibu

E. Materi (Terlampir)
F. Metode dan Alat Bantu Metode:
 Ceramah
 Tanya Jawab
Alat Bantu:
 Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No Tahap Media
Promotor Audiens
Pendahuluan  Mengucapkan salam
1.  Menjawab salam
( 2 Menit)
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
Leaflet
penyuluhan
 Meluruskan konsep  Mendengarkan
 Menjelaskan  Memperhatikan
Isi /Inti
2 pengertian Gizi Leaflet
( 15 Menit)
untuk ibu menyusui
 Menjelaskan  Melihat dan
apa saja kebutuhan mengamati
Gizi untuk ibu
menyusui
 Menjelaskan
apa manfaat gizi
pada ibu menyusui
 Menjelaskan
apa dampak jika
gizi
tidak tercukupi
 Memberikan  Mengajukan
kesempatan pertanyaan
Penutup ( ibu
3. untuk bertanya Leaflet
3 Menit)
 Menjawab
pertanyaan
 Menjawab
 Melakukan evaluasi
pertanyaan
 Mengucapkan  Menjawab salam
salam penutup

H. Evaluasi
1. Apakah Ibu Bisa Menyebutkan Kembali Tentang Apa Itu Pengertian Gizi Untuk
Ibu Menyusui ?
2. Apakah Ibu Bisa Menyebutkan Kembali Apa Saja Kebutuhan Gizi Untuk Ibu
Menyusui ?
3. Apakah Ibu Menyebutkan Kembali Apa Saja Dampak Jika Gizi Ibu Tidak
Tercukupi
4. Apakah Ibu Bisa menjelaskan kembali apa saja manfaat dari gizi seimbang pada
ibu

I. Referensi
1. Ambarwati, E.R. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika
2. Astuti. 2010. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas
Kesehatan di Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Direktorat Gizi Masyarakat: Jakarta.
3. Atikah, P dan Erna, K. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi
Kesehatan. Yogyakarta: Mulia Medika.
4. Diane L. 2012. Diet for Breastfeeding Mothers. Philadelphia

Mengetahui
Ci Lapangan Mahasiswa
( Fifi Yanti.Z,STr.Keb ) ( Widia Lestari )

Pembimbing LTA

( Yenda Hasnita, STr.Keb,M.Keb )

Lampiran Materi 6
Gizi Untuk Ibu Menyusui
1. Pengertian
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung
zatzat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,
dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan,
aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan ideal.
Gizi seimbang mengandung 3 zat gizi utama yaitu:

• Zat tenaga (yang terdiri dari karbohidrat dan lemak)


• Zat pembangun (yang terdiri dari protein)
• Zat pengatur (yang terdiri dari vitamin dan mineral) (Godam, 2011)

2. Manfaat gizi seimbang untuk ibu menyusui Untuk melakukan aktivitas.


a. Melakukan berbagai proses di dalam tubuh.
b. Mengembalikan alat-alat kandungan ke keadaan sebelum hamil.
c. Sebagai cadangan dalam tubuh.
d. Sangat erat kaitannya dengan produksi ASI yang diperlukan untuk
pertumbuhan bayi.

3. Kebutuhan gizi seimbang untuk ibu mnyusui


a. Kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat dibandingkan dengan tidak
menyusui dan masa kehamilan.
b. Ibu dalam 6 bulan pertama menyusui membutuhkan tambahan energi
sebesar 500 kalori/hari untuk menghasilkan jumlah susu normal.
c. Sehingga total kebutuhan energi selama menyusui akan meningkat
menjadi 2400 kkal per hari yang akan digunakan untuk memproduksi
ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri yang dalam pelaksanaannya dapat
dibagi menjadi 6 kali makan (3x makan utama dan 3x makan
selingan) sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang yang dianjukan.

Kebutuhan zat gizi lain juga akan meningkat selama menyusui, yaitu: a.
Karbohidrat
Saat 6 bulan pertama menyusui, kebutuhan ibu meningkat sebesar 65
gr per hari atau setara dengan 1 ½ porsi nasi.
b. Protein
Sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu. Ibu menyusui
membutuhkan tambahan protein 17 gr atau setara dengan 1 porsi
daging (35 gr) dan 1 porsi tempe (50gr).
c. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan berperan dalam produksi
ASI serta pembawa vitamin larut lemak dalam ASI. Kebutuhan
minyak dalam tumpeng gizi seimbang sebanyak 4 porsi atau setara
dengan 4 sendok the minyak (20 gr). Lemak yang dipelukan untuk ibu
menyusui yaitu lemak tak jenuh ganda seperti omega-3 dan omega-6
d. Vitamin dan mineral
• Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin & mineral dari
ibu hamil. Kadar vitamin dalam ASI sangat dipengaruhi oleh
vitamin yang dimakan ibu, jadi suplementasi vitamin pada ibu akan
menaikkan kadar vitamin ASI.
• Vitamin yang penting dalam masa menyusui adalah vitamin B1,
B6, B2, B12, vitamin A, yodium & selenium. Jumlah kebutuhan
vitamin & mineral adalah 3 porsi sehari dari sayuran dan
buahbuahan.
• ibu menyusui rentan terhadap kekurangan gizi. Untuk
mencegahnya, Anda memerlukan suplemen baik berupa makanan
maupun vitamin dan mineral khususnya vitamin A dan zat besi.
e. Cairan
• Ibu menyusui sangat membutuhkan cairan agar dapat
menghasilkan air susu dengan cepat. Dianjurkan minum 2-3 liter
air per hari atau lebih dari 8 gelas air sehari (12-13 gelas sehari).
Terutama saat udara panas, banyak berkeringat dan demam sangat
dianjurkan untuk minum >8 gelas sehari.

• Waktu minum yang paling baik adalah pada saat bayi sedang
menyusui atau sebelumnya, sehingga cairan yang diminum bayi
dapat diganti. Kebutuhan cairan dapat diperoleh dari air putih,
susu, jus buah-buahan dan air yang tersedia di dalam makanan.

4. Dampak kekurangan gizi pada ibu menyusi


a. Pada bayi
• Proeses tumbuh kembang terganggu
• Daya tahan tubuh menurun sehingga bayi mudah sakit
• Mudah terkena infeksi
• Menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang
b. Pada ibu
• Gangguan pada mata
• Kerusakan gigi dan tulang
• Mengalami kekurangan gizi dan darah
• Kualitas ASI menurun
Lampiran 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Judul : Senam Nifas
Waktu : 20 menit
Hari/tanggal : 01 Juni 2021
Sasaran : Ny “S”
Tempat : PMB Fifi Yanti S.Tr.Keb Jorong Ladang Laweh

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan penyuluhan ibu diharapkan mengerti dan memahami
tentang Senam NifaS

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah adanya penyuluhan diharapkan ibu mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian Senam Nifas
2. Menjelaskan tentang langkah-langkah Senam nifas

C. Pokok Bahasan.

“Senam Nifas "

D. Sub Pokok Bahasan


3. Pengertian tentang senam nifas
4. Langkah –langkah senam nifas

E. Materi (terlampir)

F. Metoda dan Alat Bantu

Metode :
 Ceramah
 Tanya jawab
Alat Bantu
 Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Media

Promotor Audiens

Pembukaan
1. Leflet
2 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Menjelaskan  Mendengarkan
tujuan penyuluhan
 Meluruskan konsep  Mendengarkan
Isi  Memperhatikan
 Menjelaskan pengertian
2 senam Leaflet
15 menit
nifas
 Menjelaskan langkah  Melihat dan
langkah senam nifas mengamati
3. Penutup  Memberikan  Mengajukan Leaflet
kesempatan ibu untuk pertanyaan
3 menit bertanya
 Menjawab
pertanyaan
 Menjawab
 Melakukan evaluasi
pertanyaan
 Mengucapkan  Menjawab salam
salam penutup

H. Evaluasi

1. Apakah ibu bisa menyebutkan kembali pengertian senam nifas?


2. apakah ibu bisa mencontohkan kembali apa saja langkah-langkah senam
nifas ?
I. Referensi.

1. Sulistyawati, A. (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.


Yogyakarta: Andi.
2. Sulistyawati, W., & Dkk. (2017). Hubungan Senam Nifas dengan Proses
Involusi Uterus pada Ibu Nifas diwilayah Kerja Puskesmas TawangSari
Kab. Mojokerto. Hospital Majapahit.
3. Astuti, Sri, & Dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
(Erlangga, Ed.). Jakarta.
Mengetahui

CI Lapangan Mahasiswa

( Fifi Yanti.Z,STr.Keb ) ( Widia Lestari )

Pembimbing Akademik

( Yenda Hasnita,STr.Keb,M.Keb )

Lampiran materi 7
SENAM NIFAS

1. Pengertian masa nifas


Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (A.
Sulistyawati, 2011).
Atonia uteri merupakan kegagalan miometrium untuk berkontraksi
setelah persalinan sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh, melebar,
lembek, dan tidak mampu menjalankan oklusi pembuluh darah. Salah satu cara
agar kontraksi tetap baik sampai akhir nifas adalah mobilisasi dini dan gerakan
sederhana seperti senam nifas. Senam nifas dapat dimulai 6 jam setelah
melahirkan dan dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara bertahap,
sistematis, dan berkelanjutan yang dimulai dari tahap yang paling sederhana,
dengan melakukan senam nifas sesegera mungkin, maka hasil yang didapat pun
diharapkan bisa optimal (Astuti, Sri, & Dkk, 2015)

2. Pengertian senam nifas


Senam nifas ialah senam yang bertujuan untuk mengembalikan otot-otot
terutama rahim dan perutkekeadaan semula atau mendekati sebelum
hamil.senam nifas dari hari 1 sampai hari ke 10. Senam nifas yang dilakukan
dimulai dari gerakan yang ringan seperti mengatur pernafasan sampai gerakan
yang sulit yaitu sit up. Dimana semua gerakkan yang dilakukan pada senam
nifas ini berfungsi untuk membantu penyembuhan rahim pasca melahirkan.

3. Langkah-langkah senam nifas


Dengan mulut tertutup, tarik dantiupkan nafas dengan lembut, juga cukup santai
serta biarkan dindingperut naik dengan tarikan nafas danturun dengan
pengeluaran nafas.
a. Posisi tidur lurus,kedua tangan diangkat dandiluruskan ke atas
kemudiantelapak tangan saling bertepuk
b. Relaksasikan keduakelompok otot dengan hati-hati dankontraksikan otototot
pinggangbahwa untuk membuat salurandibawahnya.
c. Posisi tidur, kakiditekuk keduanya, tangan sebelahkanan diletakkan di atas
perut,tarik napas lalu kepala diangkatkemudian diturunkan lagi,
lakukansampai beberapa kali
d. Posisi kaki sebelahkiri ditekuk, kaki sebelah kanandipanjangkan dan tangan
sebelahkanan diangkat ke atas sambil leherdiangkat sedikit keatas
dilakukansambil bergantian dengan tangankiri
e. Posisi kaki kiridipanjangkan, kaki kanan ditekuklalu dipanjangkan lagi,
lakukansecara bergantian dengan kaki kiridan kanan
f. Posisi kakidipanjangkan keduanya, kemudiankaki kiri berjauhan dengan
kakikanan dan dirapatkan lagi,dilakukan secara bergantian dengankaki
kanan
g. Posisi kaki diangkatkeduanya secara tegap lurus laluditahan sebentar lalu
diturunkanlagi H Merangkak dengan tengantepat dibawah bahu dan lutut
tepatdibawah panggul
h. Posisi badanterlentang kemudian badan dantangan dibawah kepala
laludiangkat kaki lurus kedepandilakukan sampai beberapa kali
Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul :Kontrasepsi KB
Waktu : 20 Menit
Hari/Tanggal : Rabu/16 Juni 2021
Sasaran :Ny”S”
Tempat :PMB Fifi Yanti.Z,STr.Keb Jorong Ladang Laweh

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah Mendapatkan Penyuluhan Ibu di Harapkan Mengerti dan Memahami
Tentang Kontrasepsi KB

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah Aadanya Penyuluhan diharapkan Ibu Mampu:
1. Menjelaskan Tentang Pengertian Kontrasepsi KB
2. Menjelaskan Tentang Macam-Macam Kontrasepsi KB

C. Pokok Bahasan
“Kontrasepsi KB”

D. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian Kontrasepsi KB
2. Macam-Macam Kontrasepsi KB

E. Materi (Terlampir)

F. Metode dan Alat Bantu Metode:

 Ceramah
 Tanya Jawab Alat Bantu:  Leaflet
G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Media

Promotor Audiens

Pendahuluan
1.
( 2 Menit)  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan Leaflet
penyuluhan
 Meluruskan konsep  Mendengarkan
Isi /Inti  Menjelaskan  Memperhatikan
pengertian
2 ( 15 Menit) Leaflet
kontrasepsi
kb
 Menjelaskan macam-  Melihat dan
macam mengamati
kontrasepsi kb
3. Penutup  Memberikan  Mengajukan Leaflet
kesempatan ibu pertanyaan
( 3 Menit) untuk bertanya
 Menjawab
pertanyaan
 Menjawab
 Melakukan evaluasi
pertanyaan
 Mengucapkan  Menjawab salam
salam penutup

H. Evaluasi
1. Apakah Ibu Bisa Menyebutkan Kembali Tentang Apa Itu Pengertian
Kontrasepsi KB?
2. Apakah Ibu Bisa Menyebutkan Kembali Apa Saja Macam-Macam Kontrasepsi
KB?

I. Referensi
1. Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Tekhnik Penggunaan Alat Kontrasepsi.
Salemba Medika: Jakarta.
2. Arum, DNS dan sujiyatini. 2009. Panduan Lengakap Pelayanan KB Terkini.
Mitra Cendikia Press: Yogyakarta.

Mengetahui

Ci Lapangan Mahasiswa
( Fifi Yanti Z,STr.Keb ) ( Widia Lestari )

Pembimbing LTA

( Yenda Hasnita, STr.Keb,M.Keb )

Lampiran Materi 8

ALAT-ALAT KONTRASEPSI

A. Pengertian Alat-Alat Kontrasepsi


Kontrasepsi merupakan pencegahan terjadinya kehamilan/konsepsi
(bukan aborsi). Alat kontrasepsi merupakan alat yang digunakan untuk
mencegah terjadinya suatu kehamilan.

B. Pertimbangan Pemakaian Alat Kontrasepsi


1. Usia ibu < 20 tahun: kontrasepsi yang reversibilitasnya tinggi/kembali
ke kesuburan tinggi
2. Usia ibu > 35 tahun: kontrasepsi effektif/kegagalan rendah dan
reversibel/ireversibel
3. Usia reproduksi sehat: effektif, reversible dan tidak mengganggu ASI

C. Macam-Macam Alat Kontrasepsi Yang Bisa Digunakan


Ada berbagai macam alat kontrasepsi di Indonesia. Terdiri dari KB
hormonal, non hormonal, alamiah, dan kontrasepsi mantap. Adapun KB
hormonal.
Efek samping dari metode kontrasepsi hormonal ini adalah:
a. Menstruasi menjadi tidak teratur atau tidak mens sama sekali (kecuali pil)
b. Kenaikan berat badan
c. Muncul flek hitam pada wajah
d. Mual, pusing, atau muntah

Cara kerja:
a. Menekan ovulasi
b. Mencegah implantasi
c. Mengentalkan lendir servik, sehingga sulit dilalui oleh sperma
d. Pergerakan tuba terganggu, sehingga transportasi telur juga terganggU
 KB Hormonal
1. Pil oral kombinasi
a. Afektif dan reversible
b. Harus diminum setiap hari
c. Efek samping yang serius jarang terjadi
d. Efek samping yang sering timbul yaitu mual dan bercak perdarahan atau
spotting
e. Tidak dianjurkan pada wanita yang sedang menyusui
f. Dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi darurat

Jenis-jenis pil oral kombinasi, yaitu:


a. Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dalam dosis yang sama dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif
b. Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progestin dengan dua dosis yang berbeda dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif
c. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progestin dengan tiga dosis yang berbeda dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif

Kebihan pil oral kombinasi, yaitu:


a. Memiliki efektifitas yang tinggi
b. Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
c. Tidak mengganggu hubungan seksual
d. Siklus haid teratur, tidak terjadi nyeri haid
e. Dapat digunakan jangka panjang selama wanita itu ingin menggunakannya
f. Mudah diberhentikan setiap saat dan kesuburan akan kembali setelah
diberhentikan
g. Untuk kontrasepsi darurat

Kekurangan pil oral kombinasi, yaitu:


a. Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
b. Mual, terutama pada 3 bulan pertama
c. Perdarahan bercak/spotting terutama 3 bulan pertama
d. Nyeri payudara, BB mengalami kenaikan, tidak untuk wanita menyusui
e. Meningkatkan TD

B. Suntik
1) Suntik progestin
Merupakan metoda kontrasepsi yang efektif, aman, dapat dipakai oleh
semua WUS, kembalinya ke kesuuburan lebih lambat (4 bulan), cocok
untuk masa laktasi karena tidak mempengaruhi ASI.

Jenis-jenis suntik progestin


a. DMPA mengandung 150 mg DMPAyang diberikan setiap 3 bulan dengan
cara disuntikkan IM
b. Depo Noristerat yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat dengan
cara disuntikan IM dalam

Kelebihan suntik progestin, yaitu:


a. Sangat efektif untuk pencegahan kehamilan jangka panjang
b. Tidak mempengaruhi hubungan suami istri
c. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak pada penyakit
jantung
d. Tidak berpengaruh terhadap ASI

Kekurangan suntik progestin, yaitu:


a. Sering ditemukan gangguan haid seperti spotting, siklus memanjang dan
memendek
b. Klien bergantuung pelayanan kesehatan dan tidak dapat dihentikan
sewaktuwaktu
c. Peningkatan BB dan terlambanya kembali ke kesuburan setelah penghentian
pemakaian

2) Suntik kombinasi
Merupakan jenis suntikan yang terdiri atas 25 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi
IM 1 bulan sekali.
Kelebihan suntik kombinasi, yaitu:
a. Resiko terhadap kesehatan kecil, tidak mempengaruhi hubungan suami
istri
b. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam dan metode jangka panjang
c. Efek samping yang kecil
d. Klien tidak perlu menyimpann obat suntik

Kekurangan suntik kombinasi, yait


a. U:Terjadi perubahan pola haid, apotting, perdarahan sela sampai 10 hari
b. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan
c. Ketergantungan terhadap pelayanan kesehatan
d. Peningkatan BB dan terlambat kembali kesuburannya

C. Implan
Efektif 5 tahun untuk Norpalan (terdiri dari 6 batang ), 3 tahun untuk
Indoplan/Implano, klien merasa kenyamanan, dapat dipakai oleh semua ibu
usia reproduksi, pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan, kesuburan
akan kembali setelah dicabut, efek samping utama berupa perdarahan tidak
teratur, bercak dan aminorhea dan aman dipakai saat menyusui.
Keuntungan implant, yaitu:
a. Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (5 tahun), pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

b. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengarus estrogen,


tidak mengganggu coitus dan tidak mempengaruhi ASI
c. Klien kontrol ke klinik jika ada keluhan dan dapat dilakukan pencabutan
setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Kekurangan implant, yaitu: a.
Perubahan pola haid
b. Nyeri kepala dan nyeri dada
c. Peningkatan/penurunan BB
d. Memerlukan pembedahan minor untuk pemasangan dan pelepasan

 KB non hormonal
a) AKDR (IUD) Cara kerja:
1. Menghambat kemampuan sperma masuk tuba fallopi.
2. Mencegah implantasi telur dalam uterus.
3. Mencegah sperma dan ovum bertemu.
Keuntungan IUD, yaitu:
1. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
2. Meningkatkan kenyamanan hubungan seksual.
3. Tidak mempengaruhi ASI.
4. Metode jangka panjang
5. Dapat digunakan sampai menopouse
.
Efek samping penggunaan IUD:
a. Menstruasi menjadi lebih lama dan banyak
b. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama)
c. Perdarahan irreguler (spotting) di antara menstruasi
d. Saat haid lebih sakit

b) Kondom
Cara kerja:
1. Menghalangi bertemunya sperma dan sel telur.
2. Mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan ke
pasangan lain.
Keuntungan kondom, yaitu:
1) Tidak mengganggu produksi ASI.
2) Mencegah PMS
3) Mencegah ejakulasi dini.
4) Mencegah terjadinya kanker serviks.
5) Mencegah imunoinfertiltas.
6) Murah dan dapat diberi secara umum.
7) Memberi dorongan suami untuk ber KB.

Efek samping:
1) Kondom rusak atau bocor sebelum berhubungan
2) Alergi
3) Mengurangi kenikmatan hubungan seksual

 KB yang tanpa memakai alat apapun (alamiah)


a) Coitus interuptus (senggama terputus)
Adalah suatu metode koontrasepsi dimana senggama diakhiri
sebelum terjadi ejakulasi intravaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genitalia
eksterna wanita. Cara kerja: alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum
ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina. Dengan demikian
tidak ada pertemuan antara apermatozoa dengan ovum sehingga kehamilan
dapat dicegah.

Keuntungan:
1. Efektif bila dilaksanakan dengan benar
2. Tidakk mengganggu produsi ASI
3. Dapat digunakan sebagai pendukung metoda KB lainnya
4. Tidak ada efek samping
5. Tidak memerlukan alat

b) Kalender
Metode KS dengan tidak melakukan sanggama pada masa subur,
effektivitasnya 75%-80%, pengertian antar pasangan harus ditekankan,
faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur dan siklus haid yg
tidak teratur Masa subur siklus terpanjang dikurangi 11 dan siklus
terpendek dikurangi 18.

c) MAL (metode amenorrea laktasi)


Merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI
secara eksklusif. MaL dapat dipakai sebagai kontraseepsi bila: menyusui
secara penuh, lebih efektif jika pemberian belum haid, usia bayi kurang
dari 6 bulan. Efektifitasnya sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan
pemakaian metode kontrasepsi lainnya. Cara kerjanya yaitu menunda atau
menekan ovulasi.

Keuntungannnya:
efektifitas tinggi (98%) pada 6 bulan pertama setelah melahirkan,
segera efektif, tidak mengganggu senggama, tidak ada eefek samping
secara sistemik, tidak perlu perawatan medis, tidak perlu obat atau alat dan
tanpa biaya.

Keterbatasannya:
1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui
dalam 30 menit pasca persalinan
2) Mungkin sulit dilakukan karena kondisi sosial
3) Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan
6 bulan
4) Tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual, termasuk
hepatitis B (HBV) dan HIV/AIDS.
5) Yang dapat menggunakan MAL adalah ibu yang menyusui secara
eksklusif, bayinya berusia kurang dari 6 bulandan belum mendapat
haid setelah melahirkan.
 Kontrasepsi mantap terdiri dari:
a) Tubektomi (MOW)
Pengikatam/pemotongan tuba fallopi kiri dan kanan pada wanita untuk
mencegah transport ovum dari ovarium melalui tuba ke arah uterus,
dilakukan dengan cara operasi, effektivitas : tinggi, reversibilitas: rendah,
disebut kontrasepsi mantap

b) Vasektomi (MOP)
Pengikatan/pemotongan vas defferen kiri dan kanan pada pria
untuk mencegah transport spermatozoa dari testis, dilakukan dengan cara
operasi kecil / minor surgery, effektifitas : tinggi, reversibilitas : rendah,
disebut kontrasepsi mantap.
Lampiran 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul :Asi Eklusif


Waktu : 20 menit
Hari/tanggal : Selasa /04 Mei 2021
Sasaran : Ny “S”
Tempat : PMB Fifi Yanti S.Tr.Keb Jorong Ladang Laweh

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan penyuluhan ibu diharapkan mengerti dan memahami
tentang Asi Ekslusif

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah adanya penyuluhan diharapkan ibu mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian Asi Ekslusif
2. Menjelaskan tentang Manfaan Asi Ekslusif
3. Menjelaskan Kandungan Asi Ekslusif

C. Pokok Bahasan.
"Asi Ekslusif ”

D. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian Asi Ekslusif
2. Manfaat Asi Ekslusif
3. Kandungan Asi Ekslusif

E. Materi (terlampir)
F. Metoda dan Alat Bantu Metode :

 Ceramah
 Tanya jawab
Media
 Leaflet
G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Media

Promotor Audiens

Pembukaan
1. Leaflet
2 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
penyuluhan
 Meluruskan konsep  Mendengarkan
Isi  Menjelaskan  Memperhatikan
2 pengertian Leaflet
15 menit
Ekslusif Asi
 Menjelaskan  Melihat dan
Manfaat dan mengamati
Kandungan Asi
Ekslusif
3. Penutup  Memberikan  Mengajukan Leaflet
kesempatan ibu pertanyaan
3 menit untuk bertanya
 Menjawab
pertanyaan
 Menjawab
 Melakukan evaluasi
pertanyaan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup
H. Evaluasi
1. Apakah ibu bisa menyebutkan kembali tentang apa itu Asi Ekslusif?
2. Apakah ibu bisa Memahami tentang Apa Manfaat Asi Ekslusif?
3. Apakah ibu bisa memahami apa kandungan asi ekslusif?
I. Referensi.
1. Yuliarti, N. 2010. Keajaiban ASI –Makanan Terbaik untuk Kesehatan,
Kecerdasan, dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : Andi Off set
2. Walyani, E. S. 2015. Perawatan Kehamilan dan Menyusui Anak Pertama
agar Bayi Lahir dan Tumbuh Sehat. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
3. Soetjiningsih. 2012. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Mengetahui
CI Lapangan Mahasiswa

( Fifi Yanti.Z,STr.Keb ) ( Widia Lestari )

Pembimbing Akademik

( Yenda Hasnita,STr.Keb,M.Keb )

Lampiran Materi 9
Asi Ekslusif

1. Pengertian
Proses pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur
0–6 bulan disebut ASI eksklusif. ASI eksklusif yang dimaksud yaitu bayi tidak
diberikan apapun, kecuali makanan yang langsung diproduksi oleh ibu yaitu ASI
(Yuliarti, 2010). World Health Organization (WHO) dan United Nation
Childrens Fund (UNICEF) merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberi air
susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan pertama dalam kehidupan
seorang bayi dan dilanjutkan dengan makanan pendamping yang tepat sampai
usia 2 tahun dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang diciptakan khusus yang keluar
langsung dari payudara seorang ibu untuk bayi. ASI merupakan makanan bayi
yang paling sempurna, praktis, murah dan bersih karena langsung diminum dari
payudara ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan bayi
untuk memenuhi kebutuhan gizi di 6 bulan pertamanya. Jenis ASI terbagi
menjadi 3 yaitu kolostrum, ASI masa peralihan dan ASI mature. Kolostrum
adalah susu yang keluar pertama, kental, berwarna kuning dengan mengandung
protein tinggi dan sedikit lemak (Walyani, 2015)

2. Manfaat Asi Ekslusif


ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara melalui proses laktasi. Pemberian ASI
perlu karena memberikan beberapa manfaat bagi bayi antara lain:
a) dapat memberikan kehidupan yang baik dalam pertumbuhan maupun
perkembangan bayi, mengandung antibodi yang melindungi bayi dari
penyakit infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit,
b) mengandung komposisi yang tepat karena kandungan ASI diciptakan sesuai
dengan kebutuhan bayi

c) meningkatkan kecerdasan bayi


d) terhindar dari alergi yang biasanya timbul karena konsumsi susu formula,
e) bayi merasakan kasih sayang ibu secara langsung saat proses menyusui
f) ketika beranjak dewasa akan mengurangi risiko untuk terkena hipertensi,
kolesterol, overweight,obesitas dan diabetes tipe

Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif akan lebih rentan untuk terkena
penyakit kronis, seperti jantung, hipertensi, dan diabetes setelah ia dewasa
serta dapat menderita kekurangan gizi dan mengalami obesitas
Pemberian ASI eksklusif selain bermanfaat bagi bayi juga bermanfaat
bagi ibu diantaranya:
a. sebagai kontrasepsi alami saat ibu menyusui dan sebelum menstruasi
b. menjaga kesehatan ibu dengan mengurangi risiko terkena kanker
payudara
c. membantu ibu untuk menjalin ikatan batin kepada anak.

3. Kandungan Asi Ekslusif


Kandungan ASI antara lain yaitu sel darah putih, zat kekebalan, enzim
pencernaan, hormon dan protein yang sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan
hingga bayi berumur 6 bulan. ASI mengandung karbohidrat, protein, lemak,
multivitamin, air, kartinin dan mineral secara lengkap yang sangat cocok dan
mudah diserap secara sempurna dan sama sekali tidak mengganggu fungsi ginjal
bayi yang sedang dalam tahap pertumbuhan. Komposisi ASI dipengaruhi oleh
stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, dan diit ibu (Soetjiningsih, 2012)
Lampiran 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul :Perawatan bayi sehari-hari


Waktu : 20 menit
Hari/tanggal : Senin/10 Mei 2021
Sasaran : Ny “S”
Tempat : PMB Fifi Yanti S.Tr.Keb Jorong Ladang Laweh

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan penyuluhan ibu diharapkan mengerti dan memahami
tentang Cara Perawatan Bayi Sehari-hari

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah adanya penyuluhan diharapkan ibu mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian Perawatan Bayi sehari-hari
2. Menjelaskan tentang cara perawatan bayi sehari-hari

C. Pokok Bahasan.
“Perawatan bayi sehari-hari ”

D. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian perawatan bayi sehari-hari
2. Cara perawatan bayi sehari-hari

E. Materi (terlampir)

F. Metoda dan Alat Bantu

Metode :
 Ceramah
 Tanya jawab
Media
 Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Media

Promotor Audiens

Pembukaan
1. Leaflet
2 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Menjelaskan  Mendengarkan
tujuan penyuluhan
 Meluruskan konsep  Mendengarkan
Isi  Menjelaskan pengertian  Memperhatikan
2 perawatan bayi sehari- Leaflet
15 menit
hari
 Menjelaskan cara  Melihat dan
perawatan bayi mengamati
seharihari
3. Penutup  Memberikan  Mengajukan Leaflet
kesempatan ibu untuk pertanyaan
3 menit bertanya
 Menjawab
pertanyaan
 Menjawab
 Melakukan evaluasi
pertanyaan
 Mengucapkan  Menjawab salam
salam penutup

H. Evaluasi
1. Apakah ibu bisa menyebutkan kembali tentang apa itu perawatan bayi
seharihari?
2. apakah ibu bisa mempraktekkan kembali cara perawatan bayi sehari-hari ?
I. Referensi.
5. Henderson, Christine & Jones, Kathleen, 2005, Buku Ajar Konsep
Kebidanan, EGC. Jakarta: xvii + 755 hlm
6. Saifuddin, Abdul Bari, 2009, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta: xxiv + 608 hlm
7. Rukiyah, Yeyeh. (2012). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta:
TIM
8. Kelly, Paula. (2010). Buku Saku Asuhan Neonatusdan Bayi.Jakarta: EGC
Mengetahui

CI Lapangan Mahasiswa

( Fifi Yanti.Z,STr.Keb ) ( Widia Lestari )

Pembimbing Akademik

( Yenda Hasnita,STr.Keb,M.Keb )
Lampiran Materi 10

Perawatan Bayi Sehari-Hari

1. Pengertian perawatan bayi


Nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2007:122).
Menurut Henderson (2005:393-394) perawatan bayi sehari-hari meliputi:
• perawatan tali pusat
• higienis
• pemberian makan (ASI)
• penimbangan berat badan.

a. Perawatan tali pusat


Bayi tidak perlu dimandikan dan dikeramas setiap hari. Dua
sampai tiga kali seminggu sudah cukup selama area genital dan wajah
tetap dibersihkan setiap hari. Keramas yang sering justru menyebabkan
kulit kepala bayi kering (Kelly, 2010: 46).
• Gunakan waslap lembut dan sabun yang ringan
• mulai dengan membersihkan wajah bayi, telinga kemudian lehernya.
• Pada saat memandikan, perhatikan lipatan leher dan sela-sela jari
tangan dan jari kaki,
• jika sudah selesai memandikan kemudian bilas sampai bersih lalu
selimuti dengan handuk untuk tetap menjaga kehangatan bayi
Pada penelitian ini sebagian ibu dalam memandikan bayinya
tidak dimulai dari wajahnya tetapi langsung ke badan bayi. Setelah
badan kemudian baru ke wajah

b. Kebutuhan higienis
Kebutuhan higienis bayi terutama memandikan bayi,
membersihkan alat genitalia kebersihan mata, kebersihan mulut dan
kebersihan kulit.

c. Pemberian ASI
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi atau sesuai
keinginan ibu (jika payudara penuh) atau sesuai kebutuhan bayi setiap 23
jam (paling sedikit 4 jam), berikan secara bergantian. (Rukiyah &
Yulianti, 2012:66).Pada penelitian ini sebagian besar ibu memberi
minum/ASI bayinya pada saat bayinya menangis saja dan kelihatan lapar.
Kebanyakan pada saat bayinya tidur ibu membiarkan tidak memberi
minum sesuai jadwalnya yaitu setiap 2 jam sekali.

d. Menjaga Kebersihan Telinga


Menjaga kebersihan sangatlah penting bagi kesehatan bayi,
apalagi pada bagian telinga. Selain bermanfaat untuk mencegah
menumpuknya kotoran, membersihkan telinga juga bisa menghilangkan
sel-sel mati yang telah menumpuk pada lipatan Telinga yang tidak dijaga
kebersihannya, akan menimbulkan infeksi pada telinga karena
menumpuknya kotoran pada telinga.
e. Mengganti popok membuat kewalahan untuk mengurusnya. Apabila bayi
tidak mengalami masalah ruam popok serius, tidak perlu selalu
mengganti popok pada malam hari. Jika bayi dapat tidur nyenyak, dapat
dipastikan bayi merasa nyaman (Kelly, 2010: 43).

Dalam mengganti popok Setiap kali bayi buang air besar, maka segera
bersihkan daerah bokong bayi, agar tidak lecet dan mengganggu
kenyamanan bayi, karena jika daerah bokong lembab dan kotor mudah
mengalami lecet sehingga nantinya bayi akan rewel. Untuk
membersihkan daerah bokong, sebaiknya memakai air bersih hangat dan
sabun, kemudian segera keringkan dengan handuk secara lembut
(Rukiyah & Yulianti, 2012: 70-71).
Lampiran 11
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul :Imunisasi
Waktu : 20 Menit
Hari/Tanggal :selasa/01 Juni 2021
Sasaran :Ny”S”
Tempat :PMB Fifi Yanti.Z,STr.Keb Jorong Ladang Laweh

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah Mendapatkan Penyuluhan Ibu di Harapkan Mengerti dan
Memahami Tentang Imunisasi pada Byi

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah Aadanya Penyuluhan diharapkan Ibu Mampu:
1. Menjelaskan Tentang Pengertian Imunisasi
2. Menjelaskan Tentang Macam-macam Imunisasi

C. Pokok Bahasan
“Imunisasi”

D. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian Imunisasi
2. Macam-macam Imunisasi

E. Materi (Terlampir)

F. Metode dan Alat Bantu Metode:


 Ceramah
 Tanya Jawab Alat Bantu:

 Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No Tahap Media
Promotor Audiens
Pendahuluan  Mengucapkan salam
1.  Menjawab salam
( 2 Menit)
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
Leaflet
penyuluhan
 Meluruskan konsep  Mendengarkan
 Menjelaskan  Memperhatikan
Isi /Inti
2 pengertian Leaflet
( 5 Menit)
Imunisasi
 Menjelaskan macam-  Melihat dan
macam mengamati
Imunisasi
 Memberikan  Mengajukan
kesempatan pertanyaan
Penutup ( ibu
3. untuk bertanya Leaflet
3 Menit)
 Menjawab
pertanyaan
 Menjawab
 Melakukan evaluasi
pertanyaan
 Mengucapkan  Menjawab salam
salam penutup

H. Evaluasi
1. Apakah Ibu Bisa Menyebutkan Kembali Tentang Apa Itu Pengertian
Imunisasi?
2. Apakah Ibu Bisa Menyebutkan Kembali Macam-Macam Imunisasi Pada
Bayi ?

I. Referensi
1. Rizema P S. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan
Kebidanan Jogjakarta: DMEDIKA; (2012).
2. Dompas R. Buku Saku Bidan : Ilmu Kesehatan Anak Jakarta ECG;
(2010).
3. Depkes RI. Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta: Depkes RI;
(2011).
4. Atika Putri Dewi, Eryanti Darwin, Edison. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada
Bayi di Kelurahan Parupuk Tabing Wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Buaya Kota Padang Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas.
(2013);3(2).

Mengetahui
Ci Lapangan Mahasiswa
( Fifi Yanti.Z,STr.Keb ) ( Widia Lestari )

Pembimbing LTA

( Yenda Hasnita, STr.Keb,M.Keb )

Lampiran Materi 11
Imunisasi

d. Pengertian
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.

e. Tujuan imunisasi
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit
tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan suatu
penyakit tertentu dari dunia

f. Macam-macam imunisasi dasar


 Imunisasi Bacillus Celmette-Guerin (BCG)
Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan Tuberkulosis
(TBC) tuberkulosis disebabkan oleh sekelompok bakteria bernama
Mycobacterium tuberculosis complex Imunisasi BCG disuntikan
secara intrakutan di daerah lengan kanan atas. Disuntikan ke dalam
lapisan kulit dengan penyerapan pelan-pelan.
berubah menjadi pastula, kemudian pecah menjadi luka
Jadwal imunisasi BCG hanya satu kali, ketika bayi berusia 3 bulan,
tetapi lebih efektif dan optimal bila bayi mendapatkannya saat usia 2
bulan.

 Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus)


Imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah 3 penyakit sekaligus,
yaitu difteri, pertusis, tetanus. Difteri merupakan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria
a. Difteri disebabkan oleh bakteri yang ditemukan di mulut,
tenggorokan dan hidung. Difteri menyebabkan selaput tumbuh
disekitar bagian dalam tenggorokan. Selaput tersebut dapat
menyebabkan kesusahan menelan, bernapas, dan bahkan bisa
mengakibatkan mati lemas.
b. Pertusis, merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman
Bordetella Perussis.

c. Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman


Clostridium tetani. Kuman ini bersifat anaerob, sehingga dapat
hidup pada lingkungan yang tidak terdapat zat asam (oksigen).
Jadwal imunisasi DPT pertama kali diberikan pada bayi
usia dua bulan dengan interval atau jeda satu bulan sehingga
pemberiannya saat bayi usia 2, 3, 4 bulan

 Imunisasi Campak
Imunisai campak ditujukan untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit campak. Campak, measles atau rubelal adalah
penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak jadwal
imunisasi terbaru dari IDAI, anak usia 9 bulan sudah bisa menerima
vaksin MMR. Ini adalah vaksin untuk mencegah penyakit campak
(measles), gondongan (mumps), dan rubella

 Imunisasi Polio
Merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit
poliomyelitis. Pemberian vaksin polio dapat dikombinasikan dengan
vaksin DPT. Terdapat 2 macam vaksin polio:
a. Inactivated Polio Vaccine (IPV = Vaksin Salk), mengandung virus
polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan.
b. Oral Polio Vaccine (OPV = Vaksin Sabin), mengandung vaksin
hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau
cairan.
Bayi mendapatkan imunisasi polio tipe OPV ketika ia baru lahir
sampai usia 1 bulan. Kemudian pengulangan setiap bulan yaitu
usia 2,3, dan 4 bulan.Pemberiannya bisa bersamaan dengan vaksin
DPT yang tergabung dalam imunisasi pentabio. Setidaknya ada
satu pemberian vaksin pada usia 2,3 dan 4 bulan melalui OPV yang
dengan bersamaan OPV-3

 Imunisasi hepatitis
Imunisasi hepatitis B, ditujukan untuk memberi tubuh berkenalan
terhadap penyakit hepatitis B, disebakan oleh virus yang telah
mempengaruhi organ liver (hati).
Bayi menerima imunisasi Hepatitis B sebanyak 4 kali sebelum usia 6
bulan.Pemberian vaksin ini jaraknya satu bulan, yaitu ketika bayi baru
lahir, bayi usia 2, 3, 4 bulan. Anda bisa memberikan imunisasi HB
bersamaan dengan DPT.
NO HARI/ MATERI SARAN TANDA TANGAN
TANGGAL PEMBIMBING PEMBIMBING PEMBIMBING
1 Jumat/23 April SAP dan Leaflet Perbaikan
2021 penulisan dan
spasi penulisan

2 Sabtu/24 April Manajemen ANC 1 Perbaikan cara


2021 dan Leaflet penulisan dan
media
3 Mingggu/ 25 SAP, manajemen
April 2021 ANC dan Leaflet Perbaikan

4 Selasa/27 SAP , Leaflet Perbaikan


kunjungan 2 dan Referensi SAP
April 2021
Manajemen ANC dan Penulisan
Kunjungan2

5 Sabtu/ SAP kunjungan ke


3 dan Leaflet dan Perbaikan
1 Mei
2021 Manajemen ANC

SAP,Leaflet, dan Perbaikan


6
Minggu/ Manajemen ANC
2 Mei
Manjajemen ANC Perbaikan
7 2021

Senin/ 03 Mei
SAP,Leaflet Perbaikan
8 2021
,Manajemen INC
Rabu/ 05 Mei
SAP, Leaflet,dan Perbaikan
9 2021
BAB 1
Senin /14 Juni
2021

LEMBAR KONSULTASI

Nama mahasiswa : Widia Lestari


NIM : 1815401020
Nama Pembimbing : Yenda Hasnita, S.Tr.Keb.M.Keb
Judul Studi Kasus : Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.S di
PMB Fifi Yanti Z.S.Tr.Keb Kabupaten Agam Tanggal 27
April 2021 S/D 16 Juni 2021
10 Rabu/ 16 Juni Sap,Leaflet Dan Perbaikan
2021 Bab 1

11 Kamis/ 22 Juli Bab 1 Perbaikan


2021 bahasa yang
masih rancu

12 Kamis /29 juli Bab 1 Dan Perbaikan


2021 Manajemen Anc,
Inc,Bbl

13 Jumat/ 30 juli Bab 1 Perbaikan data


2021 AKI dan AKB

14 Sabtu /31 juli Bab 1 Dan Bab 4 Perbaikan


2021

15 Senin/ 02 Bab 1 ,Bab 3 ,Bab Perbaikan


agustus 2021 4 bahasa dan
penulisan

16 Selasa /03 Bab 1 ,Bab 3,Bab 4


agustus 2021 Dan Bab 5 Perbaikan

17 Rabu/ 04 Bab 1 bab ,bab 3,


agustus 2021 bab 4, bab 5 Perbaikan

18 Kamis 05 Bab 1, Bab 3, Bab Perbaikan


/agustus 2021 4, Bab 5

19 Jumat Bab 2, Bab 3, Bab Perbaikan


06/agustus 4,Bab 5 dan Bab 6
2021

Anda mungkin juga menyukai