Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KULIAH

KEBIDANAN KOMUNITAS
ASUHAN ANTENATAL,INTRANATAL DAN POST PARTUM DI
KOMUNITAS

Dosen Mata Kuliah :


Feny Wartisa,S.SIT,M.KM

Disusun oleh:
Ummi natrah
Widia Lestari
Jihaan Hamiidah
Bunga natasya aina resaya

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


STIKes PERINTIS PADANG
TA: 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang,kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah kepada kami, sehingga kamidapat menyelesaikan
makalah kami yang membahas tentang Asuhan antenatal,intranatal dan ibu post
partum di komunitas
Makalah ini telah kamisusun dengan semaksimal mungkin.Untuk itu
kamimenyampaikan banyak ucapan terima kasih kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami,sehingga
kamidapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kamimengala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan inspirasi kepada pembaca.

Bukittinggi,7 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Asuhan Antenatal di komunitas..................................................................................6
2.2 Asuhan Intranatal di komunitas...................................................................................15
2.3 Asuhan ibu post partum di komunitas.........................................................................19

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan
perhatian yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab
memberikan pengawasan,nasehat serta asuham bagi wanita selama masa
hamil, bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk
pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat masyarakat dikomunitas, baik
dirumah, posyandu maupun polindes. Sebagai seorang bidan yang nantinya
akan ditempatkan di desa, dalam menjalankan tugas yang merupakan
komponen dan bagian dari masyarakat desa dimana yang bertugas. Selain
dituntut dapat mendapat asuhan bermutu tinggi dan komprehensif seorang
bidan harus dapat mengenal masyarakat sesuai dengan budaya setempat dean
sebaik-baiknya mengadakan pendekatan dan kerja sama dalam memberikan
pelayanan, sehingga masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan yang
dihadapi serta ikut secara aktif dalam menanggulangi masalah kesehatan baik
untuk individu mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat sekitarnya.

1.2 Rumusan masalah


a.       Asuhan antenatal
1)      Standar asuhan kebidanan komunitas
2)      tujuan auhan kebidanan kominitas
3)      standar asuhan antenatal
4) standar alat
5) asuhan antenatal di komunitas
b. Asuhan intranatal
1) pengertian
2) tujuan
3) standar asuhan
c. Asuhan ibu postpartum di komunitas
1) pengertian

4
2) tujuan
3) jadwal kunjungan rumah
4) post partum grup

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah ( Kebidanan Komunitas )
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui asuhan
antenatal,intranatal dan asuhan post partum di komun itas di komunitas.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ASUHAN ANTENATAL

Pengertian asuhan antenatal

Pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa


keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala. Tiap
hasil pemeriksaan di ikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan.
Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim .

Ibu Hamil

Tujuan Asuhan Antenatal


1. Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan janin yang sesuai
dengan kebutuhan, sehingga kehamilan dapat berjalan secara normal
dan bayi dapat lahir dengan sehat.
2. Tujuan Khusus
a.Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta
pertumbuhan dan perkembangan bayi
b.Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan
janin
c.Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan
d.Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi
komplikasi
e.Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI Ekslusif

6
Standar Asuhan Antenatal Stand
merupakan bagian dari ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 3 –
standar 8. Standar tersebut meliputi :

Standar 3 : identifikasi ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat


secara berkala untuk penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya
secara dini dan secara teratur.

Hasil yang diharapkan adalah :

1.  Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.


2.  Ibu, suami, anggota masyarakat meyadari manfaat pemeriksaan
kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat
pemeriksaan hamil.
3.  Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum
kehamilan 16 minggu.

Standar 4 : pemeriksaan dan pematauan antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.


Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan
seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.
Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia,
kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan
imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya
yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus dapat mencatat data yang
tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus
mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk
tindakan selanjutnya.

Hasil yang diharapkan adalah :

7
1.      Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4x selama
kehamilan.
2.      Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
3.      Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.
4.      Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda
bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.
5.      Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi
kedaruratan.

Standar 5 : palpasi abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan


melakukan palpasi untuk meperkirakan usia kehamilan. Bila umur
kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, msuknya
kepala ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.

Hasil yang diharapkan adalah :

1.      Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.


2.      Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan
kebutuhan.
3.      Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya
sesuai dengan kebutuhan.

Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan,


dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Hasil yang diharapkan adalah :

1.      Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk.


2.      Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia.

8
3.      Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR

Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah


pada kehamilandan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya,
serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

Hasil yang diharapkan adalah :

1.  Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang


memadai dan tepat waktu.
2.  Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat preeklamsia.

Standar 8 : persiapan persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,


suami/keluarganya pada trimester III memastikan bahwa persiapan
persalinan bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil
untuk hal ini.

Hasil yang diharapkan adalah :

1.   Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan


persalinan yang bersih dan aman.
2.   Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai
dengan pertolongan bidan terampil.
3.   Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin
jika perlu.
4.   Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.

9
Standar Minimal Asuhan Antenatal 14 T

1). Ukur Berat badan dan Tinggi Badan (T1).


Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu
hamil dihitung dari Trimester I sampai Trimester III yang berkisar
anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang
tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai Trimester II.
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor
resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan
rongga panggul.
2).Ukur Tekanan Darah (T2).
Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila
melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya kemungkinan
preeklampsi yang dapat membayakan proses kehamilan dan persalinan
bila tidak ditangani.

3).Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3).


Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc Donald,
yakni dengan perabaan, adalah untuk menentukan umur kehamilan
(UK) berdasarkan minggu dan hasilnya bisa dibandingkan dengan hasil
wawancara mengenai hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan
gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan
UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.

4).Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)


5).Pemberian Imunisasi TT (T5)
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang
wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada
minggu ke-4.

10
6).Pemeriksaan Hb (T6).
Pemeriksaan Hb pada ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan
pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb <11 gr%. Bila seorang ibu
hamil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg zat besi
dan 0,5 mg Asam Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.

7).Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) (T7).


Pemeriksaan dilakukan pada saat ibu hamil datang pertama kali dengan
cara diambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila hasil tes
positif, maka dilakukan pengobatan dan rujukan.

8) Pemeriksaan kadar protein dalam urin (T8).


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah pada urin
mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala preeklampsi.

9).Pemeriksaan Urine Reduksi (T9)


untuk ibu hamil dengan riwayat kencing manis (Diabetes
Melitus). Bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah
untuk memastikan adanya Diabetes Gestasional (kencing manis pada
kehamilan).

10).Perawatan Payudara (T10).


Caranya dengan senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu
hamil, yang dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia
kehamilan 6 minggu.

11). Senam Hamil (T11)


12). Pemberian Obat Malaria (T12). 
Obat ini perlu diberikan kepada ibu hamil yang merupakan
pendatang dari daerah yang endemis malaria maupun ibu hamil yang

11
tinggal di daerah yang endemis malaria. Selain itu juga kepada ibu
hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan
hasil apusan darah yang positif.

13). Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13).


Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di
daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang.

14). Temu wicara/konseling dengan bidan atau dokter kandungan anda


(T14)
Bagi Anda yang tinggal di tempat yang tak bisa memenuhi
pelayanan akan 14T, maka setidaknya seorang ibu hamil mendapatkan
pelayanan minimal yang mencakup 7T. Tanyakan pada layanan
kesehatan terdekat Anda untuk kehamilan yang sehat.
Sumber : Prawirohardjo. Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta

Standar Alat Antenatal

Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi perlatan steril dan tidak steril,
bahan-bahan habis pakai, formulir yang disediakan dan obat-obatan.

Baha
Obat-
Peralatan Tidak Peralatan n Formulir yang
Obata
Steril Steril Habis Disediakan
n
Pakai
1. Timbangan 1. Bak a. 1. Buku KIA a.
dewasa instru Kasa 2. Kartu status Golong
2. Pengukur men bersih 3. Formulir an
tinggi badan 2. Spate rujukan robora
3. Sphygmomano l b. 4. Buku ntia
meter lidah Kapas register (Vitam
(tensimeter) 3. Saru 5. Alat tulis in B6
4. Stetoskop ng c. kantor dan B
5. Funduskup tanga Alkoh 6. Kartu komple
6. Termometer n ol penapisan ks)
aksila (hand 70% dini
7. Pengukur scoen 7. Kohort  b.
waktu ) d.Laru ibu/bayi Tablet
8. Senter 4. Spuit tan zat besi
9. Refleks (jaru klorin

12
hammer m)
10. Pita pengukur c.
lingkar lengan Vaksin
atas TT
11. Pengukur hb
12. Metline d.Kaps
13. Bengkok ul
14. Handuk kering Yodiu
15. Tabung urine m
16. Lampu spiritus
17. Reagen untuk e. Obat
pemeriksaan KB
urine
18. Tempat sampah

Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen asuhan antenatal di komunitas merupakan langkah-langkah alamiah


sistematis yang dilakukan bidan, dengan tujun untuk mempersiapkan kehamilan
dan persalinan yang sehat berdasarkan standar yang berlaku. Dalam manajemen
asuahan antenatal di komunitas, bidan harus melakukan kerja sama dengan ibu,
keluarga, dan masyarakat megenai persiapan recana kelahiran, penolong
persalinan, tempat bersalinan, tabung untuk bersalinan, dan mempersiapkan
recana apabila terjadi komplikasi.

Tidak menutup kemungkinan di dalam masyarakat, bidan akan menemui ibu


hamil yang tidak melakukan pemeriksaan selama kehamilan atau antenatal care
(ANC) diantaranya adalah ibu sakit, tidak ada transportasi, tidak ada yang
menjaga anak yang lain, kurangnya motivasi, dan takut atau tidak mau ke
pelayanan kesehatan. Upaya yang harus dilakukan bidan untuk mengatasi
kendala-kendala tersebut adalah dengan:

1. Melakukan kunjungan rumah;


2. Berusaha memperoleh informasi mengenai alasan ibu tidak melakukan
pemeriksaan;
3. Apabila ada masalah, coba untuk membuat ibu dalam mencari
pemencahannya;
4. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan.

Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care :

1. Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke -14


2. Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara trimester ke-14 sampai
minggu ke -28

13
3. Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai
minggu ke-36 dan setelah minggu ke-36

Kunjungan ideal selama kehamilan:

1. Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan terlambat haid 1


bulan
2. Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan
3. Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan
4. Satu kali setiap minggu samapai usia kehamilan 9 bulan
5. Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan

Pelaksanaan Asuhan Antenatal Dirumah

Bidan dapat melakukan beberapa hal berikut dalam memberikan asuhan antenatal
di rumah.

1. Bidan harus mempunyai data ibu hamil diwilayah kerjanya


2. Bidan melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan dengan teratur
3. Bidan harus melakukan ANC di rumah, apabila ibu hamil tidak merasakan
kehamilannya
4. Sebelum melakukan suhan dirumah, lakukan kontrak tentang waktu,
tanggal, hari, dan jam yang disepakati bersama ibu hamil agar tidak
mengganggu aktifitas ibu serta keluarga
5. Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan pemeriksaan sesuai
dengan standar, kemudian identifikasi lingkungan rumah apabila ibu
mempunyai rencana melahirkan dirumah

Pemilihan Tempat Persalinan

Pemilihan tempat persalinan dimasyarakat dipengaruhi oleh riwayat kesehatan


dan kebidanan yang lalu, keadaan kehamilan pada saat ini, pengalaman
melahirkan sebelumnya, serta ketersediaan tempat tidur, kondisi rumah, sehingga
dapat memilih tempat persalinan hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut:

1. Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan dilakukan


pada ibu sendiri atas dasar konsultasi dengan bidan atau dokter
2. Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan
percaya terhadap orang yang menolong

Tempat persalinan harus direncanakan dengan baik untuk menghindari adanya


rujukan secara estafet. Bidan harus melakukan skrining antenatal pada semua ibu
hamil atau penapisan dini pada ibu hamil yang berpotensi mempunyai masalah
atau faktor resiko. Skrining antenatal dilakukan dengan menggunakan prinsip 4T
yaitu Temu muka, Temu wicara, Temu faktor resiko, dan Temu keluarga.

14
Langkah-langkah dalam pelaksanaan managemen asuhan antenatal di komunitas
adalah sebagai berikut:

 Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah
mungkin  dan membuatnya merasa nyaman
 Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip
mendengarkan efektif
 Melakukan anamnesis secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu dan
kebidanan
 Melakukan peeriksaan seperlunya
 Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (misalnya albumin, Hb)
 Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan
tindakan darurat
 Memberikan konseling sesuai kebutuhan
 Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman
dirumah.
 Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila ada
tanda-tanda seperti perdarahan pervagina, sakit kepala lebih dari biasanya,
gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri
abdomen, janin tidak bergerak seperti biasanya
 Memberikan tablet Fe 90 butir dimulai saat usia kehamilan 20 minggu
 Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc
 Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
 Mendokumentasikan hasil kunjungan.

2.2 ASUHAN INTRANATAL

Pengertian Asuhan Intranatal


Asuhan Intranatal adalah asuhan atau pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yaitu pelayanan persalinan yang aman yang di lakukan oleh tenaga
kesehatan kompeten, dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Tenaga
kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan bagi masyarakat adalah
dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Pada kenyataan di lapangan
masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan,dan di lakukan
di luar pelayanan kesehatan. Secara bertahap seluruh persalinan di tolong oleh
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan memberikan asuhan
intranatal yang tepat dan sesuai dengan standar, diharapkan dapat menurunkan
angka kematian ibu dan bayi. Pendekatan yang membutuhkan kemampuan
analisis yang berhubungan dengan aspek sosial, nilai-nilai dan budaya setempat.

Tujuan Asuhan Intranatal

15
1. Memastikan persalinan yang telah direncanakan

2. Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam suasana yang


menyenangkan

3. Mempersiapkan transportasi, serta biaya rujukan apabila diperlukan.

Pelayanan Kebidanan Komunitas

1. Standar pelayanan kebidanan


Dalam pelayanan kebidanan terdapat 4 standar pertolongan persalinan
a. Asuhan saat persalinan
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian
memberikan asuhan dan pemantauan yang memadahi, dengan
memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.
b. Persalinan yang aman

Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap sopandan


penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.

c. Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat

Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk


membantupengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap

d. Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi.

Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang


lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar
persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.

e. Prinsip pertolongan persalinan

f. Sterilitas/pencegahan infeksi

g. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar pelayanan

h. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan lebih tinggi.

16
2. Persiapan

a. Persiapan Bidan dalam memberikan asuhan persalinan

1) Menilai secara tepat bahwa persalinan sudah di mulai kemudian


memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai dengan
memperhatikan kebutuhan ibu selama proses persalinan
2) Mempersiapkan ruangan yang hangat dan bersih serta nyaman untuk
persalinan dan kelahiran bayi.
3) Persiapan perlengkapan dan bahan-bahan obat-obatan dan diperlukan dan
perhatikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan seta yang di
perlukan dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran
bayi.
4) Mempersiapkan persiapan rujukan bersama keluarga karena jika terjadi
keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang memadai dapat
membahayakan keselamatan ibu dan bayi apabila dia di rujuk siapkan
pendokumentasian asuhan yang telah di berikan.
5) Memberikan asuhan sayang ibu memberi dukungan emosional,
membantu mengatur posisi ibu,memberikan cairan nutrisi, memberikan
keluasan kamar mandi secara teratur,serta melakukan, pertolongan
persalinan yang bersih dan aman dengan tehnik pencegahan infeksi.

b. Persiapan rumah dan lingkungan

Ruangan atau lingkungan dimana proses persalinan akan berlangsung harus


memiliki:

1) Tersedia ruangan yang bersih dan layak 

2) Terdapat sumber air bersih, air panas dan air dingin

3) Tersedianya penerangan yang baik, ranjang sebaiknya diletakan


ditengah-tengah ruangan agar mudah didekati dari kiri

17
maupun kanan,dan cahaya sedapat mungkin tertuju pada tempat
persaalinan.

4) Terdapat fasilitas telepon yang bisa diakses untuk menghubungi


ambulan jika diperlukan saat melakukan rujukan atau tersedianya
mobil yang bisa digunakan saat diperlukan untuk merujuk. Persiapan
untuk mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh berlebihan,perlu
disiapkan juga lingkungan yang sesuai bagi bayi baru lahir dengan
memastikan bahwa ruangan bersih, hangat, pencahayaan yang cukup dan
bebas dari tiupan angin. Apabila lokasi tempat tingggal ibu di daerah
pegunungan atauyang beriklim dingin, sebaiknya sediakan minimal 2
selimut, kain atau handuk yang kering dan bersih untuk mengeringkan
dan menjaga kehangatan tubuh bayi.

Pada intinya untuk persiapan Rumah dan lingkungan dapat dibedakan menjadi
berikut :

 Situasi dan Kondisi

Situasi dan kondisi yang harus diketahui oleh keluarga, yaitu : 

a) Rumah cukup aman dan hangat

b) Tersedia ruangan untuk proses persalinan

c) Terjamin kebersihannya

d) Tersedia sarana media komunikasi

 Rumah

Tugas bidan adalah mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu


dan syarat rumah diantaranya :

a) Ruangan sebaiknya cukup luas

b) Adanya penerangan yang cukup

c) Tempat nyaman

18
d) Tempat tidur yang layak untuk proses persalinan

2.3 ASUHAN IBU POST PARTUM

Pengertian

Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan yang dilakukan
pada ibu nifas dimasyarakat. Pemberian asuhan secara menyeluruh, tidak hanya
kepada ibu nifas, akan tetapi pemberian asuhan melibatkan seluruh keluarga dan
anggota masyarakat disekitarnya. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan
dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal
kepada setiap ibu hamil bersalin, nifas dan bayi baru lahir (0- 28 hari), agar
penanganan dini atau pertolongan pertama sebelum rujukan dapat dilakukan
secara cepat dan tepat waktu. Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan
meliputi pelayanan pada masa pranikah termasuk remaja putri, prahamil,
kehamilan,persalinan, nifas, menyusui dan masa antara kehamilan (periode
interval) .

Tujuan Asuhan Post Partum


Menurut Bahiyatun (2009:2), tujuan asuhan nifas adalah sebagai berikut :
1. Memulihkan kesehatan umum ibu nifas Ibu mengalami persalinan yang sangat
melelahkan disertai dengan pengeluran darah. Disamping itu, ibu masih harus
memberikan ASI-nya kepada bayinya. Hal ini perlu dilakukan upaya pemulihan
kesehatan umum ibu, yang akan membawapengaruh positif bagi bayi juga.

2. Mempertahankan kesehatan psikologinya Ibu nifas yang mengalami kesakitan


saat persalinan maupun masa nifas serta adanya peran baru sebagai ibu., sangat
sangat membutuhkan upaya pemulihan kesehatan psikologisnya. Tidak sedikit ibu
yang merasa tidak mampu menjadi ibu yang baik bagi banyinya. Bidan
memberikan asuhan untuk menjamin kesehatan psikologis ibu nifas.

19
3. Mencegah infeksi dan komplikasinya Ibu nifas mempunyai resiko yang cukup
besar untuk mengalami infeksi dan komplikasi. Bidan memberikan asuham
berupa tindakan perawatan serta pemberian pendidikan kesehatan untuk
mencegah terjadinya hal tersebut.
4. Memperlancar pembentukan ASI Berkaitan dengan peran baru ibu, ibu dituntut
untuk dapat memberikan ASInya dengan baik yang salah satunya harus diimbangi
dengan produktivitas ASI yang cukup. Bidan mempunyai peran besar untuk
mendukung pemberian ASI.

5. Mengajarkan cara perawatan mandiri ibu dan bayi sampai nifas selesai Bidan
memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang cara perawatan ibu dan
bayi sehingga komplikasi masa nifas dapat dicegah.

6. Memberikan pelayanan KB (Anggraini 2010:3) Masa nifas selesai akan


bersambung dengan masa subur ibu. Ibu perlu waktu yang cukup untuk pulih
secara fisik dan psikis serta untuk merawat maupun memberikan kasih
sayangkepada bayi.bidan memberikan asuhan agar ibu dapat mengatur kehamilan
sehingga tidak ada pihak yang dirugikan

Jadwal kunjungan post partum


Kunjungan Post partum Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4
kali kunjungan masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru
lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah–masalah yang
terjadi. Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik
fisik maupun psikologik, melaksanakan skirining yang komperhensif, mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat, serta memberikan pelayanan keluarga berencana
Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan
dan konseling. Dalam memberikan asuhan kebidanan di rumah bidan dan keluarga
diupayakan dapat berinteraksi dalam suasana yang respek dan kekeluargaan.

20
Tantangan yang dihadapi bidan dalam melakukan pengkajian dan peningkatan
perawatan pada ibu dan bayi di rumah pada pelaksanaannya bisa cukup umur,
sehingga bidan akan memberi banyak kesempatan untuk menggunakan keahlian
berpikir secara kritis untuk meningkatkan suatu pikiran kreatif perawatan bersama
keluarga
1. Perencanaan Kunjungan Rumah
a. Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48
jam setelah kepulangan klien ke rumah
b. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah
dan waktu kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota
keluarga.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
2. Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan.
Tindakan kewaspadaan ini dapat meliputi:
a. Mengetahui dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien
b. Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat perhatikan
keadaan disekitar lingkungan rumah klien
c. Beritahu rekan kerja anda ketika anda pergi untuk kunjungan
d. Beri kabar kepada rekan anda segera setelah kunjungan selesai
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan
reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan
ibu.
Apabila ibu sehat maka akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan
menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan keluarga sehat dan
bahagia. Kebijakan nasional dalam kunjungan masa nifas minimal 4 (empat) kali
untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah yang terjadi. Menurut
Bahiyatun (2009:3) adalah sebagai berikut:
1. Kunjungan I (dalam 6-8 jam post partum) dengan tujuan
a.). Mencegah perdarahan karena atonia uteri. Diperkirakan bahwa 60%
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa
nifas terjadi dalam 24 jam pertama (saifuddin 2002: 122

21
Salah satu penyebab kematian tersebut adalah perdarahan, oleh karenanya
upaya pencegahan perdarahan karena atonia uteri wajib dilakukan dengan cara
melakukan massase pada uterus yang akan merangsang produksi hormon
oksitosin sehingga akan memperbaiki kontraksi uterus dan dapat mencegah
perdarahan karena atonia uteri. Stimulasi dengan pijatan lembut (massase)
dibagian fundus rahim menyebabkan perdarahan vagina meningkat untuk
sementara yang terlihat sebagai bekuan darah yang di dorong keluar (Bobak dkk
2005).
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk bila tetap
berlanjut. Perdarahan pada masa nifas dapat disebabkan oleh atonia uteri. Bila
uterus tetap lunak walaupun telah di massase dan bekuan darah telah keluar maka
petugas kesehatan harus tetap bersama pasien dan memberi pertolongan seperti
cairan intravena dan obat-obat oksitosik.
c. Berikan konseling pada ibu dan atau keluarga tentang cara mencgah
perdarahan karena atonia uteri. Pemahaman tentang penyebab dan bahaya atonia
uteri serta tujuan massase dapat membuat ibu bersedia bekerjasama.
Mengajarkannya membuat ibu mampu mempertahankan kendali dan mengurangi
rasa cemas. Distensi kandung kemih juga dapat menyebabkan perdarahan
sehingga perlu di cegah. Kandung kemih penuh akan mendorong uterus keatas
umbilikus dan ke salah satu sisi abdomen sehingga mencegah uterus berkontraksi
secara normal (Bobak dkk 2005).
d. Pemberian ASI awal, satu jam setelah IMD berhasil dilakukan. Reflek
isap bayi paling kuat pada jam-jam pertama. Setelah itu bayi mengantuk. Bila bayi
lahir tidak bermasalah maka sesegera mungkin (dalam waktu 30 menit) setelah
lahir bayi diberikan kepada ibunya untuk merangsang payudara akan
Amempercepat timbulnya reflek prolaktin dan mempercepat produksi ASI (Suradi
dkk 2004).
2. Kunjungan II (2-6 hari postpartum)dengan tuJuan :

a. Memastikan involusio uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,fundus


dibawah umbilikus,tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi.

22
c. Memastikan bahwa ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak menunjukkan tanda-tanda
penyulit
e. Memberikan onseling pada ibu menganai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari (Bahiyatun. 2009: 4) serta tentang
posyandu dan imunisasi (Pusdiknakes- WHO-JHPIEGO 2003)
3. Kunjungan III (2 minggu post partum), dengan tujuan sama seperti
kunjungan II.

4. Kunjungan IV (6 minggu post partum) dengan tujuan :


a. Mengkaji tentang kemungkinan penyulit pada ibu atau bayinya
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini Ada istilah lain dalam kunjungn
nifas: yaitu KF1 (6-48 jam), KF2 (3-7 hari), KF3 (8-28 hari), dan KF4 (28-42 hari

Post Partum Group

Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu post partum di komunitas salah


satunya adalah dalam bentuk kelompok. Ibu post partum dikelompokkan dengan
mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu post partum dengan ibu post
partum lainnya .Kegiatan dapat dilaksanakan di salah satu rumah ibu post partum/
posyandu dan polindes. 

Kegiatannya dapat berupa penyuluhan dan konseling.tentang :

1. Kebersihan diri

2. Istirahat

3. Gizi

4. Menyusui

5. Lochea

6. Involusi uterus

23
7. Senggama

 Keluarga berencana

Cara dukungan untuk mengatasi postpartum dari kelompok pendukung


postpartum :

1.  Cara pendekatan komunikasi terapeutik yang tujuannya untuk menciptakan


hubungan baik antara bidan dan juga pasien dalam rangka kesembuhannya dengan
cara : 

a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi

b. Dapat memahami dirinya

c. Dapat mendukung tindakan konstruktif.

2. Cara peningkatan support mental post partum dapat dilakukan keluarga


misalnya :

a. Sekali-kali ibu meminta suami untuk ikut membantu dalam mengerjakan


pekerjaan  rumah seperti membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan
susu, dll

b. Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi
kesibukan merawat bayinya.

c. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian
terhadap istrinya.

d. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir.

e. Memperbanyak dukungan dari suami.

24
f. Suami menggantikan peran istri saat istri kelelahan.

g. Ibu dianjurkan untuk sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja
melahirkan

h. Bayi memakai pampers untuk meringankan kerja ibu.

i. Mengganti suasana dengan bersosialisasi.

j. Suami sering menemani istri dalam mengurus bayinya.

Selain hal diatas dukungan post partum dari dirinya sendiri diantaranya dengan
cara :

a. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi.

b. Tidurlah ketika bayi tidur.

c. Berolahraga ringan.

d. Ikhlas dan tulus dengan peran baru ssebagai ibu.

e. Tidak perfectsionis dalam hal mengurus bayi,

f. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan.

g. Bersikap fleksibel.

h. Kesempatan merawat bayinya hanya datang satu kali.

i. Bergabung dengan kelompok ibu.

Kelompok postpartum merupakan salah satu bentuk kelompok atau


organisasi kecil dari ibu nifas. Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan
mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul masa nifas. Di dalam
melaksanakan asuhan pada ibu postpartum di komunitas, salah satunya adalah
dalam bentuk kelompok. Ibu-ibu postpartum dikelompokkan dengan

25
mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum
lainnya. 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan


perhatian yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab memberikan
pengawasan,nasehat serta asuham bagi wanita selama masa hamil, bersalin dan
nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk pengawasan pelayanan
kesehatan masyarakat masyarakat dikomunitas, baik dirumah, posyandu maupun
polindes. Sebagai seorang bidan yang nantinya akan ditempatkan di desa, dalam
menjalankan tugas yang merupakan komponen dan bagian dari masyarakat desa
dimana yang bertugas

26
DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Neonatal Essensial. 2008 Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas.


Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.

Depkes RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan,
Persalinan dan Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri,
Tim Penggerak PKK dan WHO. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Pelayanan Obtetri dan
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)

Meilani,niken.2009.kebidanan komunitas.yogyakarta:FITRAMAYA
Rinjani M.Mid dkk.2010 penerbit buku kedokteran

http://id.scribd.com/doc/73989520/ASUHAN-INTRANATAL
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/asuhan
intranatal.html#ixzz2MgFJ0oYl
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : obstetri fisiologi dan obstetri patologi.

Jakarta: EGC. Runjati. 2010. Asuhan Kebdanan Komunitas. Jakarta: EGC.

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.

Yogyakarta : ANDI Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas.

Jakarta: EGC Yulifah, Rita dan Yuswanto,Tri.2009.Asuhan Kebidanan

27
Komunitas. Jakarta: Salemba Medika

28

Anda mungkin juga menyukai