Abstract. Kidney stones are a condition where there are stones or crystals in urinary tract
(ureter, bladder, kidneys). It’s because of the results of a complex process from several
photochemical processes. This situation occurs, because of the accumulation of compounds
such as calcium, uric acid, potassium oxalate, or other substances in the form of crystals.
Urine that contains these substances will be difficult to filter by the kidneys, which will then
settle and potentially become kidney stones. Medications and treatments that have been
applied for kidney stones so far such as ESWL, PNL, open surgery and chemical drugs.
These treatments need a lot of money and also have side effects. Continuous consumption
of chemical drugs can cause other complications and using shock waves will cause damage
to the kidneys. Data from in vitro, in vivo, and clinical trials reveal that the use of herbs
such as Saxifraga ligulata as an alternative treatment can be useful and have smaller side
effects.
1. PENDAHULUAN
Di Indonesia, penyakit ginjal yang paling umum dijumpai adalah gagal ginjal dan batu
ginjal. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, prevalensi penderita batu ginjal di Indonesia adalah
0,6%. Prevalensi tertinggi penyakit batu ginjal yaitu di daerah DI Yogyakarta (1,2%), diikuti
Aceh (0,9%), Jawa Barat, Jawa Tengah , dan Sulawesi Tengah masing-masing (0,8%) (Depkes,
2013). Berdasar penelitian epidimiologi diduga pria menderita batu ginjal lebih banyak dibanding
wanita (Scales, et al, 2012). Prevalensi batu ginjal di Amerika Serikat adalah 12% pada laki-laki
dan 7% pada wanita (Han et al., 2015).
Batu ginjal tidak hanya terbentuk di ginjal saja, batu ini dapat terbentuk di sepanjang
saluran kemih seperti pada ureter atau kandung kemih. Batu Saluran Kemih (Urolithiasis) adalah
kondisi dimana terdapat batu atau kristal di sepanjang saluran kemih sehingga menimbulkan nyeri,
pendarahan, dan infeksi (Moe, 2006). Sedangkan, Batu Ginjal (Nefrolithiasis) adalah gangguan
pada kaliks atau pelvis ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal akibat
penyumbatan pada saluran urin. Apabila penyumbatan berlangsung terus menerus, maka dapat
mengakibatkan kerusakan ginjal yang berujung pada gagal ginjal bahkan kematian (Purnomo,
2011).
Penyebab batu ginjal sangat berhubungan erat dengan kebiasaan dan pola hidup seseorang.
Hipertensi dan obesitas yang berkaitan dengan nefrolithiasis juga berkontribusi pada pembentukan
batu. Pembentukan batu ini utamanya disebabkan oleh peningkatan zat-zat seperti kalsium, asam
urat, kalium oksalat, ataupun zat lain yang berbentuk kristal yang kemudian mengendap karena
tidak tersaring oleh ginjal (Alelign dan Petros, 2018). Beberapa kelainan metabolisme seperti
hiperkalsiuria, volume urin yang berkurang, gouty diathesis, hyperuricosuria menyebabkan
peningkatan pembentukan batu dengan mengubah komposisi dan saturasi batu. Supersaturasi
adalah penyebab utama kristalisasi dalam urin. Dibanding dengan orang dewasa normal dan sehat,
cairan tubular pasien penderita batu ginjal lebih jenuh dengan garam kalsium, dimana mendukung
inisiasi dan pembentukan kristal (Gupta dan Kanwar, 2018).
Penanganan penyakit batu ginjal ini tergantung dari lokasi dan ukuran batu. Batu yang
besar biasanya ditangani dengan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), Ureteroscopy
(URS), atau Percutaneous Nephrolithotomy (PNL). Sayangnya, penanganan menggunakan ESWL
masih menimbulkan efek samping yang signifikan seperti kerusakan ginjal. Meskipun zaman
semakin maju, alat dan obat-obatan makin berkembang, masih belum ada obat pasti yang dapat
mencegah timbulnya batu lagi maupun sebagai pencegahan dini. Dalam hal ini, banyak tanaman
tradisional yang digunakan untuk mengobati batu ginjal dan telah tebukti kasiatnya (Butterweck
dan Khan, 2009).
Saxifraga ligulata atau Bergenia ligulata telah digunakkan selama berabad-abad di Asia
Selatan, terutama di India dan Pakistan untuk berbagai macam penyakit. Namun, aktivitas
terpentingnya adalah efek diuretik dan litotripiknya, Bergenia ligulata digunakan untuk
menyembuhkan batu ginjal (Goswami et al., 2013). Oleh karena itu, tujuan dibuatnya jurnal ini
adalah untuk melanjutkan dan mereview penelitian pada jurnal yang ada dan telah membutikkan
kandungan-kandungan pada tumbuhan Saxifraga ligulata yang dapat mengobati penyakit batu
ginjal.
2. METODE
Digunakan metode studi literatur dengan terlebih dahulu mengumpulkan sumber informasi
sebagai bahan referensi. Dalam pembuatan jurnal ini, dibutuhkan data dan informasi yang
memadai dan sesuai kebutuhan. Data dan informasi yang diperoleh dari sumber data sekunder.
Sumber data sekunder adalah naskah tertulis data primer. Sumber data yang digunakan adalah
jurnal penelitian dan buku teks.
Pembuatan jurnal ini dengan metode literatur, menggunakan jurnal-jurnal dan buku untuk
informasi dan kelengkapan data penelitian. Serta sebagai kelajutan penelitian-penelitian yang telah
ada yang dibuktikan melalu beberapa tes dan percobaan pada jurnal-jurnal tertentu.
Terdapat juga peningkatan ekskresi Mg2+ pada kelompok yang diberi BLR. Mg2+
merupakan penghambat peningkatan dan pembentukan dari kalsium fosfat dan kristal kalsium
oksalat. Penggabungan antara Mg2+ dan oksalat meningkatkan kelarutan dari CaC2O4. Hasil yang
menjanjikan dalam mencegah munculnya lagi batu telah dibuktikan pada pasien yang diobati
dengan potasium magnesium sitrat. Penghambatan kristalisasi dari BLR (seperti yang dibuktikan
pada percobaan in vitro) dengan demikian dapat menjadi hasil dari peningkatan kandungan Mg2+
pada urin tikus percobaan. Ekstrak rimpang Bergenia ligulata (BLR) juga dapat mencegah
tejadinya kerusakan tubulus ginjal karena efek litogenik (Bashir dan Gilani, 2009).
4. SIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya efek antiurolitik pada rimpang Bergenia ligulata
melawan batu kalsium oksalat, melalui kombinasi penghambatan kristal CaC2O4, efek diuretik,
efek antioksidan dan efek hypermagneseuric yang dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan
batu ginjal.
5. SARAN
Penelitian ini masih perlu dilanjutkan dan dikembangkan lagi supaya memberikan hasil
yang lebih maksimal dan valid untuk dijadikan pengobatan bagi penderita batu ginjal, serta
ditemukannya keutungan-keuntungan lain dan mungkin kelemahan yang nantinya dapat
dihilangkan dengan menggabungkan tanaman herbal lain untuk pengobatan batu ginjal.
6. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
(2013). Laporan riset kesehatan dasar 2013. Jakarta.
Purnomo Basuki B. (2011). Dasar-Dasar Urologi. Jakarta.
Jurnal
Alelign, T., & Petros, B. (2018). Kidney Stone Disease: An Update on Current Concepts.
Advances In Urology, 2018, 1-12.
Bashir, S., & Gilani, A. (2009). Antiurolithic effect of Bergenia ligulata rhizome: An explanation
of the underlying mechanisms. Journal Of Ethnopharmacology, 122(1), 106-116.
Butterweck, V., & Khan, S. (2009). Herbal Medicines in the Management of Urolithiasis:
Alternative or Complementary? Planta Medica, 75(10), 1095-1103.
Goswami, P., Samant, M., & Srivastava, R. (2013). MULTI FACETED SAXIFRAGA
LIGULATA. International Journal Of Research In Ayurveda & Pharmacy, 4(4), 608-611.
Han, H., Segal, A., Seifter, J., & Dwyer, J. (2015). Nutritional Management of Kidney Stones
(Nephrolithiasis). Clinical Nutrition Research, 4(3), 137.
Moe, O. (2006). Kidney stones: pathophysiology and medical management. The Lancet,
367(9507), 333-344.
Nirumand, M., Hajialyani, M., Rahimi, R., Farzaei, M., Zingue, S., Nabavi, S., & Bishayee, A.
(2018). Dietary Plants for the Prevention and Management of Kidney Stones: Preclinical
and Clinical Evidence and Molecular Mechanisms. International Journal Of Molecular
Sciences, 19(3), 765.
S, Gupta., & SS, Kanwar. (2018). Phyto-molecules for Kidney Stones Treatment and
Management. Biochemistry & Analytical Biochemistry, 07(04).
Scales, C., Smith, A., Hanley, J., & Saigal, C. (2012). Prevalence of Kidney Stones in the United
States. European Urology, 62(1), 160-165.
Sharma, I., Khan, W., Parveen, R., Alam, M., Ahmad, I., Ansari, M., & Ahmad, S. (2017).
Antiurolithiasis Activity of Bioactivity Guided Fraction of Bergenia ligulata against
Ethylene Glycol Induced Renal Calculi in Rat. Biomed Research International, 2017, 1-
11.