Anda di halaman 1dari 16

TUGAS ETNOFARMASI [REVIEW JURNAL]

Studi Etnofarmasi Tanaman Obat Berkhasiat Ocimum basilicum Sebagai Obat Pediatric
Atau Anti-depresan

Anggota Kelomok 5 :
Desak Ayu Lestarini D. (162210101044)
Anis Dwi Astuti (162210101056)
Fadhilah Rachman (162210101111)
Kelas : D

Dosen Pengampu : Endah Puspitasari, S.Farm., M.Farm., Apt.

BAGIAN BIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Etnofarmasi tentang
Studi Etnofarmasi Tanaman Obat Berkhasiat Ocimum basilicum Sebagai Obat Pediatric Atau
Anti-depresan.
Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga tugas tentang Studi Etnofarmasi Tanaman Obat
Berkhasiat Ocimum basilicum Sebagai Obat Pediatric Atau Anti-depresan dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.

Jember, 18 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................iii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... iv

BAB I.......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 2

BAB II ........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN......................................................................................................................... 3

2.1 Kandungan Kimia Tumbuhan Ocimum basilicum....................................................... 3

2.2 Efek Farmakologis Ocimum basilicum Sebagai Antidepresan .................................... 5

2.3 Keamanan Obat Dari Tumbuhan Ocimum basilicum .................................................. 7

BAB III ..................................................................................................................................... 10

PENUTUP ................................................................................................................................ 10

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 10

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 11

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kurva Hubungan Konsentrasi Ekstrak dan % Kematian rerata................................ 8

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kandungan Kimia Tanaman Ocinum basilicum............................................................ 4


Tabel 2 Pengujian BSLT ............................................................................................................ 8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Populasi di Negara berkembang terutama penggunaan tanaman obat semakin luas
dan berkembang pesat dimasyarakat, berdasarkan data survei yang didapat oleh WHO
menunjukkan bahwa 80% dari populasi di negara berkembang menggunakan obat herbal
untuk kebutuhan kesehatan mereka, WHO juga mendukung upaya-upaya dalam
peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional. Penggunaan obat tradisional
secara umum dinilai lebih ekonomis dan aman karena memiliki efek samping yang relatif
rendah. Dimana, Kingdom Plantae menduduki peringkat terkaya keberagaman obat
herbal untuk manusia. (WHO, 2013)
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada jurnal studi etnofarmasi yang
dilakukan pada masyarakat suku Buton di Kecamatan Binongko yaitu terdapat 35 familia
dari 53 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tumbuhan obat yang tumbuh
dipekarangan rumah maupun warga yang mendominasi penggunaannya adalah orang tua,
masyarakat yang jauh dari rumah sakit, puskesmas dan berekonomi lemah. Dimana, jenis
tumbuhan obat yang paling banyak digunakan adalah family Euphorbiaceae sebanyak 6
spesies, family Lamiaceae, Leguminosae sebanyak 3 spesies, famili Lythraceae,
Moraceae, Zingiberaceae, Solanaceae, Asteraceae, Piperaceae, Phyllanthaceae,
Annonaceae dan Liliaceae sebanyak 2 spesies. Berikut adalah table daftar tanaman dan
potensinya. (Indrayangingsih, Ibrahim and Anam, 2015)

1
Dunia telah meningkatkan perhatian terkait dengan adanya obat-obat dari bahan
alam, ini dibuktikan dengan adanya permintaan dan penggunaan obat bahan alam di
Negara maju telah mencapai 65% dan pembelanjaan obat bahan alam di pasar global
pada tahun 2000 mencapai 43 milyar dolar Amerika. Pewarisan pengetahuan tradisional
tentang tumbuhan obat yang sebagian besar dilakukan secara lisan, sehingga baru 300
spesies tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat oleh industri obat tradisional, 38
produk tumbuhan obat yang terdaftar sebagai obat herbal terstandar dan 6 produk sebagai
fitofarmaka. Oleh karena itu perlu studi etnobotani untuk tetap menjaga pewarisan obat
alam khususnya pada tumbuhan. (Khair-ul-Bariyah, Ahmed and Ikram, 2014)
Salah satu tanaman yang berkhasiat adalah tanaman kemangi (Ocimum basilicum)
dari family Laminaceae. Ocimum basilicum memiliki khasiat sebagai obat pediatric atau
anti-depresan. Tanaman yang ditemukan pertama kali di India serta banyak ditemukan di
Iran dan China ini dapat diambil minyak atsirinya. Minyak atsiri Ocimum basilicum
mengandung berbagai macam zat kimia, salah satunya ialah eugenol. Kandungan eugenol
dalam minyak atsiri Ocimum basilicum sebanyak 46%.3 Eugenol memiliki banyak
khasiat, salah satunya sebagai antidepresan yang bekerja seperti obat penghambat
MAOA. Minyak atsiri dari tumbuhan ini aktif sebagai antidepresan sistem saraf pusat
dimana dimediasi oleh reseptor GABA.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa kandungan kimia tumbuhan Ocimum basilicum?
1.2.2 Bagaimana efek Farmakologis (Uji In vitro dan in Vivo) tumbuhan Ocimum
basilicum?
1.2.3 Bagaimana keamanan obat dari tumbuhan Ocimum basilicum?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui kandungan kimia dan efek farmakologis pada tumbuhan
Ocimum basilicum.
1.3.2 Untuk mengetahui efek Farmakologi (Uji In Vitro dan in Vivo) tumbuhan Ocimum
basilicum sebagai antidepresan.
1.3.3 Untuk mengetahui keamanan obat dari tumbuhan Ocimum basilicum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kandungan Kimia Tumbuhan Ocimum basilicum


Pencegahan penyakit dan upaya menjaga kesehatan dalam kehidupan saat ini
menjadi point terpenting, beberapa senyawa pada tanaman diperuntukan untuk obat-
obatan. Masih banyak tanaman atau ramuan dari beberapa daerah yang belum diketahui
dan diuji manfaatnya karena ramuan tersebut hanya disampaikan secara turun temurun
melalui lisan. Jika penyampaian tersebut tidak dilakukan maka tanaman yang memiliki
manfaat tidak lagi diketahui.
Ocimum basilicum merupakan tanaman bawaan suku India yang digunakan sebagai
tanaman herbal untuk pengobatan suku India dalam sistem kuno (Ayurveda dan Unani)
digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit. Namun saat ini berkembang di
Mediteranian dan negara Eropa. Minyak atsiri dari daun dan infloresens dapat diekstrak
dengan destilasi batang dimana kaya akan kavikol dan linoolol. Hal ini memiliki
keuntungan dalam mengurangi kelelahan mental. Ocimum basilicum (kemangi)
merupakan tanaman asli Afrika, Asia dan pulau Pasifik dari famili Lamiaceae. Tanaman
dalam famili ini sebagian besar merupakan tanaman tahunan. Tanaman obat ini terus
dimanfaatkan sebagai agen terapeutik untuk mengobati penyakit tradisional di
masyarakat Jos, Plateu State, Nigeria (Polytechnic and Ladi, 2011).
Family Lamiaceae terdiri dari tanaman obat yang paling dimanfaatkan sebagai
sumber konsolidasi ekstrak dan sebagai rempah-rempah. Komposisi kimia minyak atsiri
kemangi telah diteliti dan sekarang lebih dari 200 komponen kimia telah dilaporkan dari
berbagai wilayah di dunia. Ocimum basilicum adalah tanaman umum yang dikenal untuk
kepentingan tanaman hias dan terapeutik. Kandungan kimia menunjukkan adanya
hidrokarbon monoterpen, monoterpene oksigen, hidrokarbon seskuiterpen, seskuiterpen
oksigen, triterpen, flavanoids, senyawa aromatik, dan lain-lain. Senyawa-senyawa
tersebut telah dilaporkan menunjukkan adanya kandungan sebagai antibakteri dan
antijamur, antiproliferatif/antikanker, anti-dispepsia, antigiardial, anti-inflamasi,
antioksidan, antiulcer, antivirus, insektisida dan kegiatan penyembuhan luka. Selain
disebutkan diatas, kemangi juga menunjukkan respon antiwormal, stimulan jantung, efek
pada SSP, efek hipoglikemik dan hipolipidemik dan efek penghambatan pada agregasi
platelet. Berbagai bagian tanaman O. basilicum telah banyak digunakan dalam

3
pengobatan tradisional. Secara tradisional, Daun dan bagian bunga O. basilicum
digunakan sebagai antispasmodic, aromatik, karminatif, pencernaan, galactogogue, perut
dan agen tonik. Selain itu juga dapat mengobati berbagai penyakit seperti demam,
pencernaan yang buruk, mual, kram perut, gastro-enteritis, migrain, insomnia, depresi,
gonore, disentri dan kelelahan diare kronis. Secara eksternal, kemangi telah diterapkan
untuk pengobatan jerawat, anosmia, sengatan serangga, gigitan ular dan infeksi kulit.
(Khan, Khan and Khan, 2014)
Modifikasi zat kimia dari Ocimum basilicum dari komponen-komponen hasil
ekstraksi tumbuhan ini digunakan dalam pengobatan. Komposisi kimia dari minyak atsiri
Ocimum basilicum telah diteliti sejak 1930 dan lebih dari 200 komponen kimia telah
teridentifikasi. Ocimum basilicum metngandung beberapa senyawa diantaranya:
Tabel 1 Kandungan Kimia Tanaman Ocinum basilicum
1. Linalool (12.63%) 22. Tau-cadinol (15.13%)
2. α-terpineol (0.95%) 23. Camphor (0.70%)
3. Eugenol (19.22%) 24. Bornil acetate (1.97%)
4. β-elemene (2.68%) 25. β-cariophylene (0.61%)
5. α-bergamotene (3.96%) 26. α- cariophylene (1.67%)
6. Metil eugenol (0.76%) 27. β-farnesene (0.58%)
7. Epibiciclosesquiphelandrene (0.76%) 28. Tau muralol (0.96%)
8. α-bisabolol (0.35%) 29. δ-gurjunene (5.49%)
9. δ-cadinene (5.04%) 30. α-copaene (0.33%)
10. α-guaiene (2.33%) 31. Elixen (2.59%)
11. Germacrene D (8.55%) 32. β-cadinene (0.80%)
12. Cubenol (1.78%) 33. Petroleum ether
13. Monoterpenoids (77.8%) 34. Menthone (33.1%)
14. Sesquiterpenoids (12.8%) 35. Estragol (21.5%)
15. Oxygenated monoterpenes (75.3%) 36. Isoneomenthol (7.5%)
16. Menthol (6.1%) 37. Limonene (1.5%)
17. Pulegone (3.7%) 38. Sesquiterpene hydrocarbons
(8.8%)
18. Trans-caryophyllene (2.2%) 39. α-amorphene (1.1%)
19. Germacrene D (1.4%) 40. α-Cadinol (2.9%)

4
20. Trans-β-farnesene (1.1%) 41. Menthyl acetate (5.6%)
21. Methyl eugenol (1%)
Dari kandungan-kandungan senyawa tersebut yang bermanfaat sebagai
antidepresan adalah ekstrak petroleum ether dari Ocimum basilicum (Basanti Brar et. al,
2016). Selain itu, senyawa aktif dalam daun Ocimum basilicum adalah monoterpen (alfa-
pinen, beta-pinen); seskuiterpen (beta-betakariofilen, beta-elemen, isokariofilen, cis-3-
heksanol, linalool,fenkol,eugenol, metil-eter fenol (metil-kavikol); dan 1,8-sineol. Lalu,
zat aktif yang diklaim sebagai antidepresan adalah eugenol. (Adellina, 2013)
Klasifikasi dari tanaman ini adalah:
Kingdom : Plantae
Phylum : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Lamiales
Family : Lamiacaea
Genus : Ocimum
Species : basilicum
2.2 Efek Farmakologis Ocimum basilicum Sebagai Antidepresan
Ocimum basilicum memiliki aktivitas sebagai antidepresan. Depresi memiliki
istilah medis yaitu “depressive disorder,” atau “clinical depression.” Depresi ini
merupakan penyakit nyata dan bukan merupakan tanda kelemahan seseorang maupun
cacat karakter. Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila
kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-
harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi Mayor. Beberapa gejala
gangguan depresi mayor adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah
aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan
pola tidur. (Alodokter, 2019)
Obat Antidepresan sebagian besar dipercaya bekerja dengan menyeimbangkan zat
kimia dalam otak yang disebut neurotransmitter, sehingga memengaruhi suasana hati dan
emosi yaitu memperlambat pembuangan suatu zat-zat kimia di dalam otak. Ocimum
basilicum memiliki fungsi yang besar dalam aplikasi etnofarmasi. Telah dilaporkan
perlindungan terhadap aktivitas sistem saraf pusat yaitu dapat melawan kerusakan
oksidatif dari luang elektromagnetik/electromagnetic field (EMS). Dalam penelitian uji
kecepatan berenang pada hewan mencit jantan Wistar, dilihat bahwa pengujian

5
antidepresan dari ekstrak Ocimum basilicum memperlihatkan terjadinya pengurangan
pergerakan dan peningkatan berenang. Ekstrak basil ini memperbaiki aktivitas sistem
saraf pusat. Beberapa variasi model penelitian telah digunakan untuk menganalisis
depresan sistem saraf pusat dan aktivitas antikonvulsan juga didapatkan dari minyak atsiri
daun Ocimum basilicum. (Forman & Aujla, 2012)
Peran antidepresan juga dapat didapatkan dari senyawa aktif eugenol yang memiliki
mekanisme kerja menghambat MAO-A dan MAO-B (Adellina, 2013). Dimana, MAO-A
dan MAO-B merupakan Mono Amine Oxidase, penghambatan MAO-A digunakan untuk
profilaksis migrain sedangkan penghambatan MAO-B digunakan pada terapi depresi
klinis dan rasa cemas. Dan dapat disimpulkan bahwa efek utamanya yaitu menghambat
inaktivasi neurotransmiter monoamine yang keluar dari vesikel sehingga monoamine
dalam neuron berkurang.
Ada tujuh kombinan berpotensi yang terkandung yaitu sejumlah 98,8% dari total
kandungan minyak atsiri. Linalool, geraniol & 1,8-cineole merupakan komponen utama
yang berperan yaitu sekitar 92,95 yang didapatkan dari hasil analisis Gas
Chromatography- Mass Spectrometry (GC-MS) dan Gas Chromatography with Flame
Ionization Detector (GC-FID). Dan minyak atsiri aktif sebagai antidepresan dan aktivitas
ini dimediasi oleh reseptor utama GABA (Forman & Aujla, 2012).
Ekstrak Ocimum basilicum dipersiapkan dengan langkah awal ekstraksi
menggunakan reagen petroleum eter selama 20 hari. Lalu diekstraksi dengan eter selama
15 hari. Setelah didestilasi dengan air 2 kali, hasil akhir dari ekstraksi yaitu didapat
konsentrasi dalam water bath 22,4%. Ekstrak dengan berbagai dosis yaitu 100, 200, dan
400 mg/kg diberikan dengan gum acacia 2% secara oral (Brar B. &., 2015).
Metode analisis yang pertama digunakan untuk uji antidepresan yaitu Forced Swim
Test (FST). Hewan uji yang terpilih dikondisikan dalam sangkar akrilik dibawah kondisi
laboratorium. Mereka berpuasa setiap malam dan bebas mengakses air. Sebagai uji
sampel tersebut bergantung pada kadar garam normal (1ml/100g) dan diberikan per-oral
30 menit sebelum diberikan komponen tes (ekstrak Ocimum basilicum) melalui injeksi
intraperitoneal. Hewan uji naïf terdesak berenang ke dalam silinder vertical Plexiglas dan
hewan uji tidak bergerak, mengambang dengan pasif dengan hidung berada di permukaan
air (Brar B. &., 2015).
Metode yang kedua yaitu Tail Suspension Test (TST), hewan uji tergantung pada
ujung rak 58 cm di atas meja menggunakan perekat adesif kira-kira 1 cm di ujung

6
ekornya. Diberikan ekstrak yang telah dibuat dengan variasi dosis tersebut. Durasi dari
tidak bergeraknya dicatat dalam kurun waktu 5 menit setelah 1 jam. Hewan uji tidak
bergerak ketika mereka menekuk ke bawah dengan pasif dan akan bergerak pelan dalam
1 menit terakhir (Brar & Duhan, 2015).
Hasil kedua uji tersebut yaitu hanya ekstrak petroleum eter Ocimum basilica
dengan dosis 200mg/kg dan 400mg/kg yang menunjukkan efek antidepresan. Dalam TST
persentasi masa tidak bergerak ± SEM yaitu 104,6 ± 3,54 dan 93,2 ± 1,82 dengan
persentasi inhibisi 42,01% dan 48,33% dari dosis 200mg/kg dan 400mg/kg setelah 1 jam
perlakuan. Sedangkan pada FST persentasi masa tidak bergerak ± SEM yaitu 106,8 ±
2,75 dan 92,2 ± 1,32 dengan persentasi inhibisi 35,19% dan 44,05% dari dosis 200 mg/kg
dan 400 mg/kg setelah 1 jam perlakuan. Ekstrak petroleum eter dengan dosis 400 mg/kg
menunjukkan hasl antidepresan yang lebih signifikan dibandingkan dengan dosis 200
mg/kg (Brar B. &., 2015).
2.3 Keamanan Obat Dari Tumbuhan Ocimum basilicum
Penggunaan suatu bahan alam sebagai senyawa obat perlu melalui uji toksisitas. Uji
toksisitas didefinisikan sebagai segala hal yang memiliki bahaya dari senyawa aktif
maupun dari obat terhadap organisme target. Uji toksisitas Ocimum basilicum dilakukan
dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) merupakan uji toksisitas akut dengan
efek toksik suatu senyawa ditentukan dalam waktu singkat, yaitu rentang waktu selama
24 jam setelah pemberian dosis uji. Hasilnya akan diperoleh nilai LC50 dengan
mengamati tingkat kematian Artemia salina L (S, HF, & Kurniatin, 2014).
Suatu ekstrak dikatakan toksik berdasarkan metode BSLT jika harga LC < 1000
μg/mL (BNNR & ML, 1982). Penggunaan LC50 dimaksudkan untuk pengujian
ketoksikan dengan perlakuan terhadap hewan coba secara inhalasi atau dengan media air
(Juniarti, 2009). Uji toksisitas Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dilakukan dengan cara
ekstrak etanol daun kemangi diuji potensi farmakologinya dengan metode BSLT. Ekstrak
dikeluarkan dari pendingin satu jam sebelum pengujian dilakukan. Sebanyak 10 ekor
larva udang dimasukkan ke dalam vial yang di dalamnya terdapat sampel uji (ekstrak
etanol daun kemangi) dengan konsentrasi 0 ppm sebagai kontrol, 10 ppm, 50 ppm, 100
ppm, dan 500 ppm, masing-masing dilakukan dua kali pengulangan. Larva udang yang
mati dihitung jumlahnya setelah 24 jam, untuk tiap-tiap konsentrasi dihitung dan dicatat.
Nilai LC50 ditentukan dengan menggunakan analisis probit program SPSS (S, HF, &
Kurniatin, 2014).

7
Jumlah kematian larva Artemia salina Leach pada setiap tabung uji dalam berbagai
konsentrasi perlakuan ekstrak daun kemangi (tabel 2). Data pada tabel tersebut
menunjukkan bahwa berbagai konsentrasi ekstrak daun kemangi pada percobaan ini
memperlihatkan pengaruh yang berbeda terhadap kematian larva Artemia salina L.
Persentase rerata kematian Artemia pada konsentrasi 500 ppm, 100 ppm, 50 ppm, 10
ppm, dan 0 ppm berturut-turut adalah 100%, 20%, 0%, 10% dan 6.67% (S, HF, &
Kurniatin, 2014).
Tabel 2 Pengujian BSLT

Ekstrak Jumlah Artemia Mati (ekor) % Kematian % Rerata


No.
(ppm) 1 2 3 1 2 3 Kematian
1 0 0 2 0 0 20 0 6.67
2 10 1 0 2 10 0 20 10.00
3 50 0 0 0 0 0 0 0.00
4 100 2 3 1 20 10 10 20.00
5 500 10 10 10 100 100 100 100.00

Contoh perhitungan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ 𝑎𝑟𝑡𝑒𝑚𝑖𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑖
% 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑢𝑗𝑖
2
% 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 = 𝑥 100% = 20 %
10
% 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 3
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 % 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

0 + 20 + 0
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 % 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 = = 6.67
3

Gambar 1 Kurva Hubungan Konsentrasi Ekstrak dan % Kematian rerata


8
Penentuan LC50; y= 50; x= konsentrasi ekstrak (ppm)
y = a + bx
50 = 0,194x + 1,713
x = 248.90 ppm
Jumlah larva tiap tabung uji adalah 10 ekor dengan jumlah total larva Artemia
salina L yang digunakan adalah 50 ekor larva. Total kematian diperoleh dengan
menjumlahkan larva yang mati pada setiap konsentrasi, sedangkan ratarata kematian
larva diperoleh dengan membagi total kematian larva pada tiap konsentrasi dengan jenis
konsentrasi yang dilakukan yaitu lima. Kemudian dihitung persentase kematian larva dari
rata-rata kematian pada tiap konsentrasi (S, HF, & Kurniatin, 2014).
Dari kurva hubungan antara konsentrasi ekstrak dan % kematian rerata, didapatkan
persamaan garis y = 0.194x + 1.713 dengan nilai R² = 0.970 (gambar 1). Hasil dari
analisis grafik menunjukkan harga LC50 dari ekstrak daun kemangi adalah 248.90 ppm,
sehingga dapat dikatakan ekstrak daun kemangi pada percobaan ini memiliki potensi
toksisitas akut menurut metode BSLT yaitu pada perlakuan dengan hewan coba larva
Artemia salina Leach (S, HF, & Kurniatin, 2014).
Metode BSLT dapat digunakan sebagai bioassay-guided fractionation dari bahan
alam, karena mudah, cepat, murah dan cukup reproducible. Namun, bila tidak bersifat
toksik maka tanaman tersebut dapat diteliti kembali untuk mengetahui khasiat lainnya
dengan menggunakan hewan coba lain yang lebih besar dari larva Artemia salina Leach
seperti mencit dan tikus secara in vivo (S, HF, & Kurniatin, 2014).

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ocimum basilicum merupakan tanaman bawaan suku India yang digunakan sebagai
tanaman herbal untuk pengobatan suku India dalam sistem kuno. Kandungan kimia dari
tanaman Ocimum basilicum menunjukkan adanya hidrokarbon monoterpen, monoterpene
oksigen, hidrokarbon seskuiterpen, seskuiterpen oksigen, triterpen, flavanoids, senyawa
aromatik, dan lain-lain. Senyawa-senyawa tersebut telah menunjukkan adanya kandungan
sebagai antibakteri dan antijamur, antiproliferatif/antikanker, anti-dispepsia, antigiardial,
anti-inflamasi, antioksidan, antiulcer, antivirus, insektisida dan penyembuhan luka.
Ocimum basilicum memiliki aktivitas sebagai antidepresan. Peran antidepresan
didapatkan dari senyawa aktif eugenol yang memiliki mekanisme kerja menghambat
MAO-A dan MAO-B. MAO-A digunakan untuk profilaksis migrain sedangkan
penghambatan MAO-B digunakan pada terapi depresi klinis dan rasa cemas. Dari
beberapa penelitian, hasil uji FST dan TST menunjukkan hanya ekstrak petroleum eter
Ocimum basilica dengan dosis 200mg/kg dan 400mg/kg yang menunjukkan efek
antidepresan. Ekstrak petroleum eter dengan dosis 400mg/kg menunjukkan hasl
antidepresan yang lebih signifikan dibandingkan dengan dosis 200mg/kg.
Uji toksisitas Ocimum basilicum dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality
Test (BSLT) merupakan uji toksisitas akut dengan efek toksik suatu senyawa ditentukan
dalam waktu singkat, yaitu rentang waktu selama 24 jam setelah pemberian dosis uji.
Hasilnya akan diperoleh nilai LC50 dengan mengamati tingkat kematian Artemia salina.
Konsentrasi ekstrak (ppm) yang diperoleh dari penentuan LC50 adalah 248.90 ppm. Nilai
konsentrasi menunjukkan bahwa ekstrak kemangi bersifat toksik karena tidak berada
dalam rentang LC50 < 1000 ppm.

10
DAFTAR ISI

Abdoly, M., Farnam, A., Fathiazad, F., Fathiazad, F., Khaki, A. A., Ibrahimi, A., et al. (2012).
Antidepressant-like activities of Ocimum basilicum (sweet Basil) in the forced
swimming test of rats. African Journal of Pharmacy and Pharmacology Vol. 6, 4.

Adellina, R. (2013). Kajian Tanaman Obat Indonesia yang Berpotensi sebagai Antidepresan.
Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol 3.1.2013:9-18, 7.

Ahmed, M. N., & Azam, M. N. (2014). Traditional Knowledge and Formulations of


Medicinal Plants Used by the Traditional Medical Practitioners of Bangladesh to.
Schizophrenia Research and Treatment Volume 2014, 5-6.

BNNR, M., & ML, F. (1982). Brine Shrimp, a convinient general bioassay for active plant
constituents. J of Plant Medical Research, 45: 31-34.

Brar, B. &. (2015). Antidepressant Activity of Various Extracts from Seeds of Ocimum
basilicum Linn. International Journal of Scientific Research.

Brar, B., & Duhan, J. S. (2015). Antidepressant Activity of Various Extracts from Seeds of
Ocimum basilicum Linn. International Journal of Scientific Research.

Forman, D. A., & Aujla, M. I. (2012). Ocimum basilicum: A Review on Phytochemical and
Pharmacological Studies. Pakistan Journal of Chemistry 2012, 79-82.

Juniarti, D. O. (2009). Kandungan senyawa kimia, uji toksisitas (Brine Shrimp Lethality Test)
dan antioksidan (1,1-diphenyl-2pikrilhydrazyl) dari ekstrak daun saga (Abrus
precatorius L.). Makara Sains, Vol 13 (01): 50-54.

S, A. S., HF, S., & Kurniatin, P. A. (2014). Studi Khasiat, Keamanan dan Mutu Kemangi
(Ocimum sp). Institut Pertanian Bogor.

11

Anda mungkin juga menyukai