Anda di halaman 1dari 119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN


BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 PADA PUSKESMAS DI KOTA
YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Monalisa Mangkoan

NIM : 128114159

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN


BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 PADA PUSKESMAS DI KOTA
YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Monalisa Mangkoan

NIM : 128114159

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi
Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian Berdasar Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 Pada Puskesmas Kota
Yogykakarta. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu Farmasi (S.Farm.), program Studi Farmasi.

Selama penyelesaian skripsi ini penulis banyak mengalami permasalahan,


kesulitan, suka dan duka. Namun dengan adanya perhatian dari berbagai pihak
maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini M.Si., Apt selaku dosen pembimbing sekaligus
pencetus ide awal penelitian ini. Terimakasih saya ucapkan yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Yustina atas motivasi, semangat, dukungan, perhatian
yang begitu besar, serta selalu memberikan kritik dan saran dari awal sampai
selesai penelitian, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
3. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt selaku dosen penguji. Terimakasih atas waktu,
kritik dan saran yang telah diberikan.
4. Aris Widayati, Msi., Ph.D., Apt selaku dosen penguji. Terimakasih atas waktu,
kritik dan saran yang telah diberikan.
5. Dinas Perizinan Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga
penelitian ini dapat terlaksana.
6. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga
penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
7. Bapak dan Ibu Apoteker Puskesmas Kota Yogyakarta yang telah bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Bapak Simon Palaun dan Ibu Teresia Havi selaku orang tua. Terimakasih atas
segala dukungan, pengorbanan, motivasi, semangat, perhatian dan doa, yang
telah diberikan, saya sangat berterimakasih kepada Tuhan karena telah
memberikan saya orang tua seperti mereka.
9. Yunita Anandha adikku tercinta. Terimakasih atas dukungan dan semangat
yang telah diberikan.
10. Keluarga besar penulis. Terimakasih atas dukungan, bantuan dan motivasi
yang telah diberikan.
11. Amirul Chairiansyah (Paul/Pong). Terimakasih atas dukungan, semangat,
motivasi, pengorbanan, dan bantuan serta kasih sayang yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
12. Teman-teman seperjuangan : Nanda Tia Sari dan Aditya Lela Novitasari.
Terimakasih atas suka duka, keceriaan, kerjasama, semangat serta dukungan,
dan bantuan yang telah diberikan selama ini.
13. Teman-teman Keluarga Cemara : Tete, Vero, Ida, Atik, Itin, Rahayu, Siti,
Cindy, Rury, Sona, Satrio, Maria, Boni, Jois, Yeni, Lela, Nanda, Trisna.
Terimakasih atas semangat, dukungan, kerjasama, bantuan, motivasi dan yang
telah diberikan.
14. Teman-teman Kenjet : Dewi, Oppy dan Ica. Terimakasih atas semangat,
dukungan, keceriaan dan kebersamaannya selama ini.
15. Teman-teman Fakultas Farmasi Sanata Dharma angkatan 2012. Terimakasih
atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.
16. Teman-teman Kost Wisma Putri Anugrah WPA. Terimakasih atas
kebersamaannya selama ini.
17. Google Maps. Terimakasih atas bantuannya dalam mencari alamat Puskesmas
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
18. Prambors radio. Terimakasih telah menemani penulis dalam pengerjaan skripsi
selama ini.
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu, memberikan dukungan dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terjadi kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari semua piihak. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi
penulis dan pembaca.

Yogyakarta, 03 Mei 2016

Penulis

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER i

HALAMAN JUDUL. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN.. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI. vi

PRAKATA.... vii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL..... xii

DAFTAR LAMPIRAN.... xiii

ABSTRAK.... xiv

ABSTRACT... vv

PENDAHULUAN... 1

METODE PENELITIAN.... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN.. 3

A. Profil Demografi Responden.......... 3


B. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai... 5
C. Pelayanan Farmasi Klinik 5
D. Sumber Daya Kefarmasian.. 7
E. Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian... 8

KESIMPULAN.. 9

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA.... 10

LAMPIRAN.... 12

BIOGRAFI PENULIS... 104

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing


Standar di Puskesmas Rawat Jalan. 3
TabelII. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing

Standar di Puskesmas Rawat Inap. 4

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Inap 13

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Jalan 36

Lampiran 3. Hasil Wawancara Apoteker. 58

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Dinas Perizinan

Kota Yogyakarta 76

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan

Kota Yogyakarta.... 78

Lampiran 6. Ketentuan Permenkes Nomor 30 Tahun

2014. 79

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standard Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
pelaksanaan Standard Pelayanan Kefarmasian berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 yang ada di Puskesmas-Puskesmas Kota
Yogyakarta setalah dikeluarkannya peraturan tersebut. Apoteker penanggung
jawab yang ada di Puskesmas menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian
ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian
deskriptif.adapun instrument penelitian ini berupa kuesioner. Jumlah subjek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 14 Puskesmas yang ada di Kota
Yogyakarta.Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik demografi
responden didominasi oleh perempuan sebanyak 12 orang sedangkan laki-laki
sebanyak 2 orang, dengan rentang usia 23-40 tahun. Secara keseluruhan
pelaksanaan standard pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kota Yogyakarta pada
Puskesmas rawat jalan sebesar 63,95% dan rawat inap sebesar 68,83%. Sehingga
dapat dikatakan bahwa standard pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kota
Yogyakarta belum dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014.
Kata kunci : Kota Yogyakarta, Permenkes RI Nomor 30 Tahun 2014, Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
This research was motivated by the Regulation of the Minister of Health of the
Republic of Indonesia Number 30 Year 2014 concerning Standards of
Pharmaceutical Services in the Health Center. This study aims to describe the
implementation of the Standard of Pharmaceutical Services based on the Minister
of Health No. 30 of 2014 in the city of Yogyakarta-district health centers after the
issuance of the regulation. Pharmacist in charge in health centers were
respondents in this study.This research is non-experimental research with the
study design deskriptif.adapun this research instrument was a questionnaire. The
number of subjects used in this study are 14 health centers in the city of
Yogyakarta.The results showed that the demographic characteristics of
respondents are dominated by women as many as 12 people, while men by 2
people, with an age range of 23-40 years. The overall implementation of the
standards of pharmacy services at the health center of Yogyakarta on outpatient
health centers amounted to 63.95% and hospitalization by 68.83%. So it can be
said that the standard of pharmacy services at the health center of Yogyakarta has
not been implemented fully in accordance with the regulations of the Minister of
Health No. 30 of 2014.
Keywords: Yogyakarta City, Health Minister Regulation No. 30 Year 2014,
Standards of Pharmaceutical Services in the Primer Health Care

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Pendahuluan

Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan primer yang selama ini sangat


banyak membantu masyarakat dalam masalah kesehatan. Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes) Nomor 75 Tahun 2014 tentang pusat kesehatan
masyarakat menyebutkan bahwa puskesmas merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai palayanan kesehatan
paling dasar yang melayani rujukan pertama sebelum selanjutnya mendapatkan
rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan (Rumah Sakit), serta sangat mudah untuk
dijangkau oleh masyarakat, dituntut untuk dapat memiliki karakter mutu
pelayanan prima yang sesuai dengan harapan pasien, serta memberikan pelayanan
medis yang bermutu.

Berbicara tentang puskesmas tentunya tidak terlepas dari peran tenaga


kesehatan di dalamya termasuk tenaga kefarmasian. Tenaga kefarmasian adalah
tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas apoteker dan
tenaga teknis kefarmasian. Fungsi tenaga kefarmasian adalah sebagai pembuat
termasuk pengendali mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional (Depkes, 2009).

Sebagai tolok ukur serta pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam


melaksanakan pelayanan kefarmasian di Puskesmas maka Menteri Kesehatan
mengeluarkan peraturan yaitu Permenkes 30 Tahun 2014 tentang standar
pelayanan kefarmasian di puskesmas. Standar ini berisikan pengelolaan obat dan
bahan medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik, sumber daya kefarmasian dan
pengendalian mutu pelayanan kefarmasian. Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian,

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian serta melindungi pasien dan
masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan
pasien (patient oriented). Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat primer yang dapat diakses oleh masyarakat di seluruh pelosok Indonesia.
Mengingat belum ada penelitian tentang Permenkes No 30 tahun 2014 maka
dilakukan penelitian dengan pendekatan pelaksanaan standar pelayanan
kefarmasian di puskesmas ini. Penelitian ini memberi gambaran tentang
pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas berdasarkan ketentuan
pada Permenkes No 30 tahun 2014.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2016 di 14 Puskesmas yang


ada di Kota Yogyakarta yaitu Puskesmas Tegalrejo, Wirobrajan, Gondokusuman,
Pakualaman, Umbulharjo, Gomdomanan, Ngampilan, Danurejan, Jetis,
Mergangsan, Gedongtengan, Kraton, Kotagede. Penelitian ini termasuk jenis
penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif, untuk
mengkaji pelaksanaan pelayanan kefarmasian berdasarkan Permenkes Nomor 30
Tahun 2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah apoteker yang
bekerja di Puskesmas-Puskesmas Kota Yogyakarta. Jumlah responden dalam
penelitian ini yaitu terdapat 14 responden. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar kuisioner yang berisi informasi mengenai berdasarkan
Permenkes Nomor 30 Tahun 2014. Penilaian kuisioner menggunakan skala
Guttman yang hanya terdiri dari 2 alternatif jawaban yaitu Ya dan Tidak. Skala
ini merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel.
Skala Guttman menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item yaitu skor
pernyataan ya (skor 1) dan tidak (skor 0). Total skor diperoleh terendah adalah 0
dan tertinggi yaitu 180. Penilaian untuk mengindentifikasi dari hasil skor dibagi
dalam 2 kategori penilaian:
a. Baik adalah jika responden menjawab > 150 dari 180 pertanyaan.
b. Kurang adalah jika resonden menjawab < 0 dari 180 pertanyaan.

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengumpulan data yang berupa kuesioner langsung dikumpul pada saat hari
penyebaran kuesioner, sesaat setelah pengumpulan kuesioner akan langsung
diadakan wawancara terkait jawaban yang sudah diisi oleh para responden guna
mengetahui lebih dalam mengenai jawaban yang telah diberikan oleh para
responden.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data demografi responden
(umur, jabatan, lama masa kerja, jam kerja perhari), standar I pelaksanaan
pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai, standar II pelayanan farmasi
klinik, standar III sumber daya kefarmasian, dan standar IV pengendalian mutu
pelayanan kefarmasian (kriteria lengkap dapat dilihat di lampiran 6).

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Profil Demografi Responden
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa semua responden adalah apoteker
penanggung jawab Puskesmas, 13 orang responden berumur 23-40 tahun, dan 1
orang lebih dari 40 tahun. Masa kerja para apoteker tersebut berbeda-beda, sebelas
apoteker memiliki lama masa kerja antara 1-5 tahun, dua apoteker di bawah 1
tahun dan yang lain antara 6-10 tahun. Selain lama masa kerja peneliti juga
menemukan durasi jam kerja perhari para apteker di Puskesmas kota Yogyakarta
yaitu 12 apoteker bekerja lebih dari enam jam perhari dan lainnya memiliki jam
kerja yaitu antara 4-6 jam perhari.

Tabel I. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing Standar di Puskesmas


Rawat Jalan
Ketentuan yang dilaksanakan (%)
No Nama Standar I Standar II Standar III Standar IV Standar I-IV
Puskesmas n = 21 n = 76 n = 60 n = 21 n = 178
1 Gondokusuman 90 95 65 42 70,78
2 Mantrijeron 100 62 78 33 64,04
3 Ngampilan 100 62 60 23 56,74

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4 Pakualaman 100 70 66 9 60,11


5 Danurejan 85 62 68 0 55,05
6 Gedongtengen 95 75 75 14 64,60
7 Kraton 100 62 75 28 62,35
8 Mergangsan 90 70 61 23 58,98
9 Kotagede 100 69 91 38 71,34
10 Umbuharjo 100 91 70 38 71,91
11 Gondomanan 100 69 73 23 63,48
12 Wirobrajan 100 79 71 38 67,97
Rerata % pelaksanaan
butir standar 96.7 72,6 71 25,7 63,95

Tabel II. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing Standar di Puskesmas


Rawat Inap

Ketentuan yang dilaksanakan (%)


No Nama Standar I Standar II Standar III Standar IV Standar I-IV
Puskesmas n = 21 n = 76 n = 60 n = 21 n = 178
1 Tegalrejo 100 60 66 28 63,48
2 Jetis 100 65 91 28 74,15
Rerata % pelaksanaan
butir standar 100 62,5 78,5 28 68,82

*n = jumlah ketentuan yang ditanyakan dalam kuesioner

*standar I = pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai

*standar II = pelayanan farmasi klinik

*standar III = sumber daya kefarmasian

*standar IV = pengendalian mutu pelayanan kefarmasian

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.2 Pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai dalam standar Permenkes
Nomor 30 Tahun 2014 bertujuan untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan
keterjangkauan obat dan bahan medis habis pakai yang efisien, efektif dan
rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan
sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.

Tercatat bahwa dari ketentuan standar yang terdiri dari 21 ketentuan


(ketentuan dapat dilihat pada lampiran 6), diperoleh hasil yaitu yang dapat dilihat
pada tabel I dan tabel II yang mana hampir semua Puskesmas di Kota Yogyakarta
melaksanakan dengan baik standar yang telah dikeluarkan oleh Menteri
Kesehatan.

3.3 Pelayanan Farmasi Klinik

Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang


langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien. Pelayanan farmasi klinik berfungsi untuk meningkatkan
mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,
memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas, keamanan
dan efisiensi obat dan bahan medis habis pakai, meningkatkan kerjasama dengan
profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien yang terkait dalam Pelayanan
Kefarmasian, dan melaksanakan kebijakan obat di Puskesmas dalam rangka
meningkatkan penggunaan obat secara rasional (Depkes, 2014a)

Pada standar pelayanan farmasi klinik ini terdapat sedikit perbedaan dengan 3
standar lainnya yang mana dalam standar ini mengatur adanya ronde atau visite
bagi Puskesmas rawat inap maka dari itu dalam pelaksanaan penelitian ini penulis
membagi kuesioner manjadi dua yaitu kuesioner khusus Puskesmas rawat jalan
dan Puskesmas rawat inap. Jumlah ketentuan yang ada juga berbeda, Puskesmas
rawat jalan memiliki 62 ketentuan sementara Puskesmas rawat inap memiliki 76
ketentuan (ketentuan-ketentuan dari standar ini dapat dilihat pada lampiran 6).

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel I dan II menunjukkan bahwa
persentase terbesar diperoleh Puskesmas Gondokusuman, sementara persentase
terendah terdapat pada Puskesmas Danurejan, Ngampilan, Mantrijeron, Kraton,
sementara pada Puskesmas rawat inap persentase terendah terdapat pada
Puskesmas Tegalrejo. Rendahnya persentase tersebut dikarenakan adanya
penumpukkan pada ketentuan yang masih belum dilaksanakan oleh Puskesmas.

Ketentuan-ketentuan masih belum dilaksakanan oleh Puskesmas yaitu yang


pertama menganai pelayanan informasi obat, menurut Permenkes No. 30 tahun
2014 merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker,
perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien (Depkes, 2014b)

Ketentuan yang kedua yakni konseling, konseling didefinisikan sebagai suatu


proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan
dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien
(Depkes, 2014c). Beberapa tujuan konseling adalah meningkatkan kesadaran
(Kreitler et al.,2004) dan adherence (kepatuhan) pasien (Kreps et al., 2011).
Pengetahuan pasien merupakan awal untuk meraih tujuan tersebut (Blom dan
Krass, 2011).Pasien yang kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan
mereka cenderung kurang patuh terhadap rejimen terapi (Rapoff, 2010).Studi
tambahan juga telah menunjukkan bahwa intervensi oleh apoteker, menggunakan
konseling lisan dan tertulis pada permulaan terapi obat, menghasilkan perbaikan
yang signifikan dalam kepatuhan pasien. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
konseling dan edukasi terhadap pasien (Kurniawan dan Chabib, 2010).

Ketentuan berikutnya yang belum sepenuhnya dilaksanakan yakni pemantauan


terapi obat, ini merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk
memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Kegiatan
tersebut mencakup pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons
terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD),)dan rekomendasi perubahan
atau alternatif terapi (Depkes, 2009).

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Adanya ketentuan-ketentuan yang belum sepenuhnya dilaksanakan oleh


Puskesmas membuat penulis mengajukan wawancara singkat terkait jawaban
yang diberikan oleh para apoteker. Pada wawancara yang dilakukan secara singkat
penulis memperoleh hasil bahwa tidak dilaksanakannya ketentuan-ketentuan
tersebut dikarenakan para apoteker yang bekerja di Puskesmas tidak memiliki
cukup waktu untuk melakukannya banyaknya jumlah pasien yang berkunjung di
Puskesmas perharinya serta kurangnya tenaga yang ada di Puskesmas membuat
apoteker kewalahan jika harus malaksanakan semua ketentuan yang ada. Sama
halnya dengan konseling para apoteker juga menjelaskan bahwa dikarenakan
keterbatasan waktu dan tenaga yang ada maka konseling hanya dilakukan bila
perlu dan bila pasien membutuhkan dan dengan kriteria tertentu misalnya pasien
dengan TB, DM, dan hipertensi.

3.4 Sumber Daya Kefarmasian

Sumber daya kefarmasian mencakup dua standar yakni sumber daya manusia
dan sarana prasarana. Ketentuan yang terdapat pada standard ini berjumlah 60
ketentuan (ketentuan detail dapat dilihat pada lampiran 6).

Hasil yang diperoleh pada tabel I dan II menunjukkan bahwa persentase


tertinggi diperoleh Puskesmas Kotagede dan Jetis. Sementara persentase terendah
yakni Puskesmas Ngampilan. Rendahnya persentase ini disebabkan karena tidak
adanya surat izin praktik (SIPA) pada apoteker yang bekerja di Puskesmas
Ngampilan.

Menurut Permenkes nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang registrasi, izin


praktik, dan izin kerja tenaga kefarmasian. Surat Izin Praktik Apoteker, yang
selanjutnya disingkat SIPA adalah surat izin yang diberikan kepada Apoteker
untuk dapat melaksanakan praktik kefarmasian pada fasilitas pelayanan
kefarmasian, jika apoteker tidak memiliki SIPA sebaiknya tidak melaksanakan
praktik kefarmasian terlebih dahulu. Tetapi responden pada Puskesmas
Ngampilan mengatakan bahwa SIPA sedang dalam proses pembuatan.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Terkait hal ini penulis melakukan wawancara lebih dalam mengenai jawaban
yang telah diberikan oleh apoteker. Apoteker menjelaskan bahwa hal pertama
yang menyebabkan apoteker lebih banyak menjawab tidak pada kuesioner
dikarenakan apoteker merupakan apoteker yang baru bekerja di Puskesmas
ngampilan, jadi apoteker belum terlalu banyak tahu mengenai Puskesmas
Ngampilan.

Masalah lain yang paling banyak dijumpai penulis dalam penelitian ini adalah
masih banyak Puskesmas yang tidak menyediakan ruang konseling dan segala isi
didalamnya, tercatat dari 14 Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta Hanya 3.
Hal ini dekarenakan keterbatasan ruangan yang dimiliki oleh Puskesmas.Ruang
konseling merupakan hal yang sebenarnya harus ada di dalam sebuah Puskesmas
karena sebuah konseling yang efektif harus mempertimbangkan lingkungan dan
tempat dilakukannya konseling, lingkungan yang dimaksud haruslah kondusif,
aman serta mampu menjaga kerahasiaan untuk dapat membuat pasien menerima
dengan baik informasi yang diberikan.

3.5 Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian

Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk


mencegah terjadinya masalah terkait Obat atau mencegah terjadinya kesalahan
pengobatan atau kesalahan pengobatan/medikasi (medication error), yang
bertujuan untuk keselamatan pasien (patient safety) (Depkes, 2014d). Kegiatan
pengendalian mutu ini erdiri dari 21 ketentuan (ketentuan detail dapat dilihat pada
lampiran 6).

Berdasarkan data yang ada pada tabel I dan II rata-rata Puskesmas yang ada di
Kota Yogyakarta memiliki persentase terendah pada standar dan ketentuan ini,
bahkan diperoleh persentase 0% pada salah satu Puskesmas. Pencapaian
persentase yang rendah pada seluruh Puskesmas ini dikarenakan rata-rata apoteker
tidak punya waktu serta masih bingung tentang bagaimana sebenarnya audit klinis
dan audit professional, dan tenaga kerja yang sedikit di Puskesmas. Mengenai hal
ini penulis melakukan wawancara singkat kepada para apoteker dan apteker

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjelaskan bahwa untuk melakukan pengendalian mutu sesuai dengan standard


Permenkes 30 tahun 2014 agak sedikit susah dikarenakan pada Puskesmas, satu
karyawan yang ada di Puskesmas biasanya memegang lebih dari satu program,
jadi untuk melakukan pengendalian yang sesuai dengan standard agak sedikit
susah. Sebenarnya secara tidak langsung biasanya pada masing-masing
Puskesmas dilaksanakan audit yang diselenggarakan 3 bulan sekali, tetapi audit
yang dilakukan tidak terstruktur atau belum mengikuti Permenkes 30 Tahun
2014.

4. Kesimpulan
1. Butir-butir dalam standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas belum
sepenuhnya dilaksanakan oleh apoteker di Puskesmas Kota Yogyakarta.
2. Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas pada
Puskesmas rawat jalan sebesar 63,95 %, sedangkan pada Puskesmas rawat
inap sebesar 68,82 %.
3. Butir-butir pada standar 4 paling sedikit dilaksanakan oleh apoteker di
Puskesmas karena kurang pahamnya apoteker terhadap teknis
pelaksanaan butir-butir standar pengendalian mutu pelayanan
kefarmasian.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan RI, 2004, Standar Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta,
DirektoratJenderal Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum dan
Pendidikan
Departemen Kesehatan RI, 2009, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 889/MENKES/PER/V/2011, Tentang Registrasi, Izin
Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian,Depkes RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2009, Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009,
tentang Pekerjaan Kefarmasian, Depkes RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 tahun 201,4 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
Depkes RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 58 tahun 2014, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Rumah Sakit, Depkes RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2014, Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor Nomor
Departemen Kesehatan RI, 2014a, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2014, tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2014b, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2014c, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2014d, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Pedoman Pemantauan Terapi Obat Departemen Kesehatan
RI, 2009.
Kreitler, S., Weissler, K., Nurymberg, K., 2004, The cognitive orientation of
patients with type 2 diabetes in Israel, Patient Educ Couns, 257 67

Kreps, G.L., Villagran, M.M., Zhao, X., McHorney, C.A., Ledford, C., Weathers,
M., 2011, Development and validation of motivational messages to

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

improve prescription medication adherence for patients with chronic


health problems, Patient Educ couns, 375 81
Kurniawan, W. K., dan Chabib, L., 2010, Pelayanan Informasi Obat Teori dan
Praktik, Graha Ilmu, Yogyakarta
Rapoff, M.A., 2010, Adherence to Pediatric Medical Regimen, 2th Ed., 1-43, 48-
51, 83-84, Springer New York Dordrecht Heidelberg, London

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Inap

Nama Puskesmas : ...............................................................

No Ijin Puskesmas : ...............................................................

Nama Apoteker Penanggung Jawab : ...............................................................

No SIPA, SIKTTK : ...............................................................

Petunjuk pengisian : Berilah tanda () pada jawaban yang sesuai

Profil Demografi Responden

1. Berapakah umur anda?

<23 tahun 23-30 tahun


31 40 tahun >40 tahun

2. Apakah posisi anda di Puskesmas?

Apoteker penanggung jawab Asisten apoteker


Apoteker pendamping Apoteker pengganti

3. Berapa lama pengalaman Anda bekerja di Puskesmas ini?

< 1 tahun 1-5 tahun


6-10 tahun > 10 tahun

4. Berapa lama rata-rata Anda bekerja di Puskesmas ini dalam sehari?


< 4 jam 4-6 jam > 6jam

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Apakah proses perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh tenaga kefarmasian di bagian Ruang
Farmasi?
Ya Tidak

Penggelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

6. Pada saat proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai apakah anda melakukan
pertimbangan seperti berikut :
rencana pengembangan Ya Tidak
data mutasi Obat Ya Tidak
pola konsumsi Obat periode sebelumnya Ya Tidak
pola penyakit Ya Tidak

7. Apakah proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini mengacu
pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional?
Ya Tidak

8. Pada proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai, apakah Anda melibatkan tenaga
medis lain?
Ya Tidak

9. Jika Ya, tenaga medis mana sajakah yang Anda libatkan?


(Jawaban boleh lebih dari satu)
Dokter Ya Tidak
Dokter gigi Ya Tidak
Bidan Ya Tidak
Perawat Ya Tidak
lainnya (sebutkan) : .....

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Apakah proses perencanaan kebutuhan obat pertahun dilaksanakan secara berjenjang
(bottom-up)?
Ya Tidak

11. Apakah Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) di sediakan
Puskesmas ini?

Ya Tidak

12. Apakah permintaan obat dan bahan medis habis pakai dilakukan sesuai dengan
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat?
Ya Tidak

13. Apakah dalam penerimaan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas anda
terlibat didalamnya?

Ya Tidak

14. Apakah di Puskesmas ini diterapkan proses pengecekan yang mencakup


kemasan/peti, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan (LPLPO) pada saat
penerimaan ?

Ya Tidak

15. Apa saja pertimbangan yang dilakukan dalam penyimpanan obat dan bahan medis
habis pakai di Puskesmas ini?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Pertimbangan Bentuk dan jenis sediaan Ya Tidak

Pertimbangan suhu Ya Tidak

Pertimbangan cahaya Ya Tidak

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertimbangan kelembaban Ya Tidak

Pertimbangan mudah atau tidaknya Ya Tidak

meledak/terbakar

Pertimbangan narkotika dan psikotropika Ya Tidak

disimpan dalam lemari khusus

Sebutkan pertimbangan lainnya jika ada :

16. Apakah penyebaran pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai dilakukan
secara merata dan teratur di seluruh sub unit yang ada di Puskesmas?

Ya Tidak

17. Apakah terdapat proses pengendalian obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas
ini?
Ya Tidak

18. Jika Ya, pengendalian apa sajakah yang dilakukan?


(Jawaban boleh lebih dari satu)
Pengendalian persediaan Ya Tidak
Pengendalian penggunaan Ya Tidak
Penanganan Obat hilang Ya Tidak
Penanganan rusak Ya Tidak
Penanganan kadaluwarsa Ya Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
19. Apa saja yang dilakukan terhadap Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya?
Pencatatan Ya Tidak

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pelaporan Ya Tidak
Pengarsipan Ya Tidak
lainnya (sebutkan) : .....

20. Secara periodik/berkala apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan evaluasi
terhadap pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai?

Ya Tidak
Pelayanan Farmasi Klinik

21. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pengkajian resep sebelum obat diserahkan kepada
pasien?
Ya Tidak

22. Jika Ya, seleksi persyaratan apa saja yang dilakukan?


(Jawaban boleh lebih dari satu)
Persyaratan administrasi Ya Tidak
Persyaratan farmasetik Ya Tidak

Persyaratan klinis Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

23. Jika dilakukan seleksi persyaratan administrasi, apa saja persyaratan tersebut?

(Jawaban boleh lebih satu)

Nama pasien Ya Tidak

Umur pasien Ya Tidak

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jenis kelamin pasien Ya Tidak

Berat badan pasien Ya Tidak

Nama dokter Ya Tidak

Paraf dokter Ya Tidak

Tanggal resep Ya Tidak

Ruangan/unit asal resep Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

24. Jika dilakukan seleksi persyaratan farmasetik, apa saja persyaratan tersebut?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Bentuk sediaan Ya Tidak

Kekuatan sediaan Ya Tidak

Dosis obat Ya Tidak

Jumlah obat Ya Tidak

Stabilitas obat Ya Tidak

Ketersediaan obat Ya Tidak

Aturan pakai obat Ya Tidak

Cara penggunaan obat Ya Tidak

Inkompatibilitas Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25. Jika dilakukan persyaratan klinis, apa saja persyaratan tersebut?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Ketepatan indikasi Ya Tidak

Ketepatan dosis Ya Tidak

Ketepatan waktu penggunaan obat Ya Tidak

Duplikasi obat Ya Tidak

Alergi Ya Tidak

Interaksi Ya Tidak

Efek samping obat Ya Tidak

Kontra indikasi Ya Tidak

Adiktif Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

26. Dalam Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Puskesmas, apakah Anda memberikan dan
menyebarkan informasi kepada konsumen?

Ya Tidak

27. Jika Ya, apakah informasi tersebut dilakukan secara?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Pro aktif Ya Tidak

Pasif Ya Tidak

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28. Pada saat menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan lain, apakah
Anda menerima layanan :

Telepon

Ya Tidak

Surat

Ya Tidak

29. Untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, perawat,
profesi kesehatan lainnya dan pasien, apa yang Anda lakukan di Puskesmas?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Membuat Buletin Ya Tidak

Membuat Leaflet Ya Tidak

Membuat Label obat Ya Tidak

Membuat Poster Ya Tidak

Membuat Majalah dinding Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

30. Apakah di Puskesmas ini dilakukan kegiatan penyuluhan tentang informasi obat
kepada masyarakat?

Ya Tidak

31. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai?

Ya Tidak

32. Apakah dalam memberikan informasi obat Anda menggacu kepada sumber-sumber
tertentu?

Ya Tidak

33. Jika Ya, sebutkan sumber tersebut?

sumber : ....................................................................................................................

34. Apakah dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas, Anda menerima konseling?

Ya Tidak

35. Jika Ya, apakah kriteria pasien tersebut?

(jawaban boleh lebih dari satu)

Pasien rujukan dokter Ya Tidak

Pasien dengan penyakit kronis Ya Tidak

Pasien dengan Obat yang berindeks Ya Tidak

terapetik sempit dan poli farmasi

Pasien geriatrik Ya Tidak

Pasien pediatrik Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36. Apakah ada ruangan khusus untuk konseling antara anda dan pasien maupun dengan
keluarga pasien?

Ya Tidak

37. Apakah anda memperagakan atau menjelaskan dengan lengkap cara penggunaan
obat?
Ya Tidak

38. Apakah dilakukan verifikasi akhir tentang pemahaman pasien akan obat yang
diberikan?
Ya Tidak

39. Apakah di Puskesmas ini dilakukan Ronde/Visite pasien?

Ya Tidak

40. Jika Ya, jenis visite apa sajakah yang dilakukan?

Visite mandiri Ya Tidak

Visite bersama tim Ya Tidak

41. Pada saat melakukan visite mandiri untuk pasien baru apa sajakah yang Anda
lakukan?

Memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari kunjungan?

Ya Tidak

Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadwal pemberian Obat?

Ya Tidak

Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah, mencatat jenisnya dan

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melihat instruksi dokter pada catatan pengobatan pasien?

Ya Tidak

Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah terkait Obat yang
mungkin terjadi?

Ya Tidak

42. Untuk pasien lama dengan instruksi baru apakah Anda :

Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru?

Ya Tidak

Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat?

Ya Tidak

43. Untuk semua pasien, apakah Anda :

Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien?

Ya Tidak

Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah dalam satu buku
yang akan digunakan dalam setiap kunjungan?

Ya Tidak

44. Pada saat kegiatan visite bersama tim apakah Anda :

Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan pegobatan pasien dan

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyiapkan pustaka penunjang?

Ya Tidak

Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau keluarga pasien
terutama tentang Obat?

Ya Tidak

Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat?

Ya Tidak

Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, seperti Obat


yangdihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lainlain?

Ya Tidak

45. Apakah dilakukan (Home Pharmacy Care) pada pasien rawat inap yang telah pulang
ke rumah?

Ya Tidak

46. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan pelaporan terhadap efek samping
obat?

Ya Tidak

47. Apakah di Puskesmas ini tersedia formulir monitoring efek samping obat?

Ya Tidak

48. Guna memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat yang efektif,
terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping apakah
dilakukan pemantauan terapi obat (PTO) di Puskesmas ini?

Ya Tidak

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49. Jika Ya, apa saja kriteria pasien yang menerima PTO tersebut?

(jawaban boleh lebih dari satu)

Anak-anak

Ya Tidak

Lanjut usia

Ya Tidak

Ibu hamil dan menyusui

Ya Tidak

Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis

Ya Tidak

Adanya multidiagnosis

Ya Tidak

Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati

Ya Tidak

Menerima Obat dengan indeks terapi sempit

Ya Tidak

Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan

Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50. Guna menjamin Obat yang digunakan pasien sesuai indikasi, efektif, aman dan
terjangkau (rasional), apakah di Puskesmas ini dilakukan evaluasi penggunaan obat?

Ya Tidak

Sumber Daya Kefarmasian

51. Apakah anda seorang tenaga kefarmasian?

Ya Tidak

52. Apakah terdapat Apoteker sebagai penanggung jawab di Pukesmas ini?

Ya Tidak

53. Jika Ya, apakah anda memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik untuk
melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk
Puskesmas?

Ya Tidak

54. Sebagai soerang tenaga kefarmasian, apakah anda selalu meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan meningkatkan kompetensi?

Ya Tidak

55. Apakah terdapat SPO (Standar Prosedur Operasional) di Puskesmas ini?

Ya Tidak

56. Jika Ya, apakah yang menyusun SPO tersebut adalah kepala ruang farmasi?

Ya Tidak

57. Apakah SPO tersebut di laksanakan?

Ya Tidak

58. Dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian serta

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara optimal, apakah di


Puskesmas ini dilaksanakan pendidikan dan pelatihan?

Ya Tidak

59. Apakah Puskesmas ini melakukan penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan
keterampilan tenaga kefarmasian dalam rangka penyiapan dan pengembangan
pengetahuan dan keterampilan tenaga kefarmasian?

Ya Tidak

60. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut...

Apakah setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas mempunyai kesempatan yang sama


untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya?

Ya Tidak

Dalam menyusun program pengembangan staf, apakah Apoteker dan/atau Tenaga Teknis
Kefarmasian memberikan masukan kepada pimpinan?

Ya Tidak

Apakah pada staf baru dilakukan orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi, wewenang
dan tanggung jawabnya?

Ya Tidak

Apakah dilakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi


tenaga kefarmasian?

Ya Tidak

Apakah tenaga kefarmasian difasilitasi untuk mengikuti program yang diadakan oleh
organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan berkelanjutan?

Ya Tidak

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apakah Puskesmas ini memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan
praktik, magang, dan penelitian tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas?

Ya Tidak

61. Untuk menunjang pelayanan kefarmasian, apakah di Puskesmas disediakan sarana


dan prasarana?

Ya Tidak

62. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut...

Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penerimaan resep?

Ya Tidak

Jika Ya, apakah terdapat :

Satu set meja dan kursi : Ya Tidak

Satu set komputer : Ya Tidak

Apakah ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah
terlihat oleh pasien?

Ya Tidak

Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang pelayanan resep dan peracikan?

Ya Tidak

Jika Ya, apakah terdapat :

Rak Obat : Ya Tidak

Meja peracikan : Ya Tidak

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Timbangan Obat Ya Tidak

Air mineral untuk pengencer : Ya Tidak

Sendok Obat : Ya Tidak

Bahan pengemas Obat : Ya Tidak

Lemari pendingin : Ya Tidak

Termometer ruangan : Ya Tidak

Blanko salinan resep : Ya Tidak

Etiket dan label Obat : Ya Tidak

Buku catatan pelayanan resep : Ya Tidak

Buku-buku referensi : Ya Tidak

Pendingin ruangan : Ya Tidak

63. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyerahan Obat?

Ya Tidak

64. Jika Ya, apakah terdapat :

buku pencatatan penyerahan Ya Tidak

buku pencatatan pengeluaran Obat Ya Tidak

65. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang konseling?

Ya Tidak

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66. Jika Ya, apakah terdapat :

Satu set meja dan kursi konseling : Ya Tidak

Lemari buku : Ya Tidak

Buku-buku referensi : Ya Tidak

Leaflet : Ya Tidak

Poster : Ya Tidak

Alat bantu konseling : Ya Tidak

Buku catatan konseling : Ya Tidak

Formulir jadwal konsumsi Obat : Ya Tidak

Formulir catatan pengobatan pasien : Ya Tidak

Lemari arsip (filling cabinet) : Ya Tidak

Komputer : Ya Tidak

67. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai?

Ya Tidak

68. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut....

Apakah selalu di perhatikan dan di cek :

kondisi sanitasi

Ya Tidak

kelembaban

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ya Tidak

ventilasi

Ya Tidak

Untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas, apakah dilakukan pemisahan?

Ya Tidak

Apakah di dalam ruang penyimpanan obat terdapat pencahaayaan?

Ya Tidak

Apakah ruang penyimpanan di Puskesmas ini dilengkapi dengan :

Rak/lemari Obat
: Ya Tidak

Pallet
: Ya Tidak

Pendingin ruangan (AC)


: Ya Tidak

Lemari pendingin
: Ya Tidak

Lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika : Ya Tidak

Lemari penyimpanan Obat khusus : Ya Tidak

Pengukur suhu
: Ya Tidak

Kartu suhu
: Ya Tidak

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang arsip?

Ya Tidak

Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian

70. Apakah di Puskesmas ini dilakukan Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian?

Ya Tidak

Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikkut :

Apakah dilakukan perencanaan yang meliputi penyusunan rencana kerja, cara monitoring
dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar?

Ya Tidak

Apakah dilakukan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja


(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)?

Ya Tidak

Apakah dilakukan pemberian umpan balik terhadap hasil capaian?

Ya Tidak

71. Apakah dilakukan Tindakan hasil monitoring dan evaluasi?

Ya Tidak

72. Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut :

Apakah dilakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar?

Ya Tidak

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apakah dilakukan peningkatan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan?

Ya Tidak

73. Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian, apakah
dilakukan evaluasi?

Ya Tidak

74. Jika Ya, berdasarkan metode apa saja evaluasi itu dilakukan :

(jawaban boleh lebih dari satu)

Waktu pengambilan data Ya Tidak

Cara pengambilan data Ya Tidak

Teknik pengambilan data Ya Tidak

75. Jika evaluasi berdasarkan waktu pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya
evaluasi tersebut?

apakah dilakukan secara Retrospektif?

(pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan)

Ya Tidak

apakah dilakukan secara Prospektif?

(pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan)

Ya Tidak

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76. Jika evaluasi berdasarkan Cara pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya
evaluasi tersebut?

Langsung (data primer, data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh
pengambil data)

Ya Tidak

Tidak langsung (data sekunder, data diperoleh dari sumber informasi yang tidak
langsung)

Ya Tidak

77. Jika evaluasi berdasarkan Teknik pengambilan data, dengan cara apakah
dilakukannya evaluasi tersebut?

Apakah dilakukan secara Survei (pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner)?

Ya Tidak

Apakah dilakukan secara Observasi (pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan

menggunakan cek list atau perekaman)

Ya Tidak

78. Pada saat pelaksanaan evaluasi, apakah dilaksanakan audit?

Ya Tidak

79. Jika Ya,

Apakah dilaksanakan audit klinis?

Ya Tidak

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apakah dilaksanakan audit secara professional?

Ya Tidak

80. Apakah di Puskesmas ini dilakukan review / pengkajian terhadap pelaksanaan


pelayanan kefarmasian?

Ya Tidak

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Jalan

Nama Puskesmas : ...............................................................

No Ijin Puskesmas : ...............................................................

Nama Apoteker Penanggung Jawab : ...............................................................

No SIPA, SIKTTK : ...............................................................

Petunjuk pengisian : Berilah tanda () pada jawaban yang sesuai

Profil Demografi Responden

1. Berapakah umur anda?

<23 tahun 23-30 tahun


31 40 tahun >40 tahun

2. Apakah posisi anda di Puskesmas?

Apoteker penanggung jawab Asisten apoteker


Apoteker pendamping Apoteker pengganti

3. Berapa lama pengalaman Anda bekerja di Puskesmas ini?

< 1 tahun 1-5 tahun


6-10 tahun > 10 tahun

4. Berapa lama rata-rata Anda bekerja di Puskesmas ini dalam sehari?


< 4 jam 4-6 jam > 6jam

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penggelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

5. Apakah proses perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh tenaga kefarmasian di bagian Ruang
Farmasi?
Ya Tidak

6. Pada saat proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai apakah anda melakukan
pertimbangan seperti berikut :
rencana pengembangan Ya Tidak
data mutasi Obat Ya Tidak
pola konsumsi Obat periode sebelumnya Ya Tidak
pola penyakit Ya Tidak

7. Apakah proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini mengacu
pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional?
Ya Tidak

8. Pada proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai, apakah Anda melibatkan tenaga
medis lain?
Ya Tidak

9. Jika Ya, tenaga medis mana sajakah yang Anda libatkan?


(Jawaban boleh lebih dari satu)
Dokter Ya Tidak
Dokter gigi Ya Tidak
Bidan Ya Tidak
Perawat Ya Tidak
lainnya (sebutkan) : .....

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Apakah proses perencanaan kebutuhan obat pertahun dilaksanakan secara berjenjang
(bottom-up)?
Ya Tidak

11. Apakah Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) di sediakan
Puskesmas ini?

Ya Tidak

12. Apakah permintaan obat dan bahan medis habis pakai dilakukan sesuai dengan
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat?
Ya Tidak

13. Apakah dalam penerimaan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas anda
terlibat didalamnya?

Ya Tidak

14. Apakah di Puskesmas ini diterapkan proses pengecekan yang mencakup


kemasan/peti, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan (LPLPO) pada saat
penerimaan ?

Ya Tidak

15. Apa saja pertimbangan yang dilakukan dalam penyimpanan obat dan bahan medis
habis pakai di Puskesmas ini?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Pertimbangan Bentuk dan jenis sediaan Ya Tidak

Pertimbangan suhu Ya Tidak

Pertimbangan cahaya Ya Tidak

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertimbangan kelembaban Ya Tidak

Pertimbangan mudah atau tidaknya Ya Tidak

meledak/terbakar

Pertimbangan narkotika dan psikotropika Ya Tidak

disimpan dalam lemari khusus

Sebutkan pertimbangan lainnya jika ada :

16. Apakah penyebaran pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai dilakukan
secara merata dan teratur di seluruh sub unit yang ada di Puskesmas?

Ya Tidak

17. Apakah terdapat proses pengendalian obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas
ini?
Ya Tidak

18. Jika Ya, pengendalian apa sajakah yang dilakukan?


(Jawaban boleh lebih dari satu)
Pengendalian persediaan Ya Tidak
Pengendalian penggunaan Ya Tidak
Penanganan Obat hilang Ya Tidak
Penanganan rusak Ya Tidak
Penanganan kadaluwarsa Ya Tidak
lainnya (sebutkan) : .....

19. Apa saja yang dilakukan terhadap Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya?

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pencatatan Ya Tidak
Pelaporan Ya Tidak
Pengarsipan Ya Tidak
lainnya (sebutkan) : .....

20. Secara periodik/berkala apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan evaluasi
terhadap pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai?

Ya Tidak
Pelayanan Farmasi Klinik

21. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pengkajian resep sebelum obat diserahkan kepada
pasien?
Ya Tida

22. Jika Ya, seleksi persyaratan apa saja yang dilakukan?


(Jawaban boleh lebih dari satu)
Persyaratan administrasi Ya Tidak
Persyaratan farmasetik Ya Tidak

Persyaratan klinis Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

23. Jika dilakukan seleksi persyaratan administrasi, apa saja persyaratan tersebut?

(Jawaban boleh lebih satu)

Nama pasien Ya Tidak

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Umur pasien Ya Tidak

Jenis kelamin pasien Ya Tidak

Berat badan pasien Ya Tidak

Nama dokter Ya Tidak

Paraf dokter Ya Tidak

Tanggal resep Ya Tidak

Ruangan/unit asal resep Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

24. Jika dilakukan seleksi persyaratan farmasetik, apa saja persyaratan tersebut?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Bentuk sediaan Ya Tidak

Kekuatan sediaan Ya Tidak

Dosis obat Ya Tidak

Jumlah obat Ya Tidak

Stabilitas obat Ya Tidak

Ketersediaan obat Ya Tidak

Aturan pakai obat Ya Tidak

Cara penggunaan obat Ya Tidak

Inkompatibilitas Ya Tidak

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lainnya (sebutkan) : .....

25. Jika dilakukan persyaratan klinis, apa saja persyaratan tersebut?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Ketepatan indikasi Ya Tidak

Ketepatan dosis Ya Tidak

Ketepatan waktu penggunaan obat Ya Tidak

Duplikasi obat Ya Tidak

Alergi Ya Tidak

Interaksi Ya Tidak

Efek samping obat Ya Tidak

Kontra indikasi Ya Tidak

Adiktif Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

26. Dalam Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Puskesmas, apakah Anda memberikan dan
menyebarkan informasi kepada konsumen?

Ya Tidak

27. Jika Ya, apakah informasi tersebut dilakukan secara?

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Pro aktif Ya Tidak

Pasif Ya Tidak

28. Pada saat menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan lain, apakah
Anda menerima layanan :

Telepon

Ya Tidak

Surat

Ya Tidak

29. Untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, perawat,
profesi kesehatan lainnya dan pasien, apa yang Anda lakukan di Puskesmas?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Membuat Buletin Ya Tidak

Membuat Leaflet Ya Tidak

Membuat Label obat Ya Tidak

Membuat Poster Ya Tidak

Membuat Majalah dinding Ya Tidak

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lainnya (sebutkan) : .....

30. Apakah di Puskesmas ini dilakukan kegiatan penyuluhan tentang informasi obat
kepada masyarakat?

Ya Tidak

31. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga
kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai?

Ya Tidak

32. Apakah dalam memberikan informasi obat Anda menggacu kepada sumber-sumber
tertentu?

Ya Tidak

33. Jika Ya, sebutkan sumber tersebut?

sumber : ...........................................................................................

34. Apakah dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas, Anda menerima konseling?

Ya Tidak

35. Jika Ya, apakah kriteria pasien tersebut?

(jawaban boleh lebih dari satu)

Pasien rujukan dokter Ya Tidak

Pasien dengan penyakit kronis Ya Tidak

Pasien dengan Obat yang berindeks Ya Tidak

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terapetik sempit dan poli farmasi

Pasien geriatrik Ya Tidak

Pasien pediatrik Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

36. Apakah ada ruangan khusus untuk konseling antara anda dan pasien maupun dengan
keluarga pasien?

Ya Tidak

37. Apakah anda memperagakan atau menjelaskan dengan lengkap cara penggunaan
obat?
Ya Tidak

38. Apakah dilakukan verifikasi akhir tentang pemahaman pasien akan obat yang
diberikan?
Ya Tidak

39. Untuk pasien lama dengan instruksi baru apakah Anda :

menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru?

Ya Tidak

Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat?

Ya Tidak

40. Untuk semua pasien, apakah Anda :

Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien?

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ya Tidak

Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah dalam satu buku
yang akan digunakan dalam setiap kunjungan?

Ya Tidak

41. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan pelaporan terhadap efek samping
obat?

Ya Tidak

42. Apakah di Puskesmas ini tersedia formulir monitoring efek samping obat?

Ya Tidak

43. Guna memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat yang efektif,
terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping apakah
dilakukan pemantauan terapi obat (PTO) di Puskesmas ini?

Ya Tidak

44. Jika Ya, apa saja kriteria pasien yang menerima PTO tersebut?

(jawaban boleh lebih dari satu)

Anak-anak

Ya Tidak

Lanjut usia

Ya Tidak

Ibu hamil dan menyusui

Ya Tidak

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis

Ya Tidak

Adanya multidiagnosis

Ya Tidak

Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati

Ya Tidak

Menerima Obat dengan indeks terapi sempit

Ya Tidak

Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan

Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

45. Guna menjamin Obat yang digunakan pasien sesuai indikasi, efektif, aman dan
terjangkau (rasional), apakah di Puskesmas ini dilakukan evaluasi penggunaan obat?

Ya Tidak

Sumber Daya Kefarmasian

46. Apakah anda seorang tenaga kefarmasian?

Ya Tidak

47. Apakah terdapat Apoteker sebagai penanggung jawab di Pukesmas ini?

Ya Tidak

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48. Jika Ya, apakah anda memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik untuk
melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk
Puskesmas?

Ya Tidak

49. Sebagai soerang tenaga kefarmasian, apakah anda selalu meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan meningkatkan kompetensi?

Ya Tidak

50. Apakah terdapat SPO (Standar Prosedur Operasional) di Puskesmas ini?

Ya Tidak

51. Jika Ya, apakah yang menyusun SPO tersebut adalah kepala ruang farmasi?

Ya Tidak

52. Apakah SPO tersebut di laksanakan?

Ya Tidak

53. Dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian serta
mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara optimal, apakah di
Puskesmas ini dilaksanakan pendidikan dan pelatihan?

Ya Tidak

54. Apakah Puskesmas ini melakukan penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan
keterampilan tenaga kefarmasian dalam rangka penyiapan dan pengembangan
pengetahuan dan keterampilan tenaga kefarmasian?

Ya Tidak

55. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut...

Apakah setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas mempunyai kesempatan yang sama

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya?

Ya Tidak

Dalam menyusun program pengembangan staf, apakah Apoteker dan/atau Tenaga Teknis
Kefarmasian memberikan masukan kepada pimpinan?

Ya Tidak

Apakah pada staf baru dilakukan orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi, wewenang
dan tanggung jawabnya?

Ya Tidak

Apakah dilakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi


tenaga kefarmasian?

Ya Tidak

Apakah tenaga kefarmasian difasilitasi untuk mengikuti program yang diadakan oleh
organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan berkelanjutan?

Ya Tidak

Apakah Puskesmas ini memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan
praktik, magang, dan penelitian tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas?

Ya Tidak

56. Untuk menunjang pelayanan kefarmasian, apakah di Puskesmas disediakan sarana


dan prasarana?

Ya Tidak

57. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut...

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penerimaan resep?

Ya Tidak

Jika Ya, apakah terdapat :

Satu set meja dan kursi : Ya Tidak

Satu set komputer : Ya Tidak

Apakah ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah
terlihat oleh pasien?

Ya Tidak

Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang pelayanan resep dan peracikan?

Ya Tidak

Jika Ya, apakah terdapat :

Rak Obat : Ya Tidak

Meja peracikan : Ya Tidak

Timbangan Obat : Ya Tidak

Timbangan obat : Ya Tidak

Air mineral untuk pengencer : Ya Tidak

Sendok Obat : Ya Tidak

Bahan pengemas Obat : Ya Tidak

Lemari pendingin : Ya Tidak

Termometer ruangan : Ya Tidak

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Blanko salinan resep : Ya Tidak

Etiket dan label Obat : Ya Tidak

Buku catatan pelayanan resep : Ya Tidak

Buku-buku referensi : Ya Tidak

Pendingin ruangan : Ya Tidak

58. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyerahan Obat?

Ya Tidak

59. Jika Ya, apakah terdapat :

buku pencatatan penyerahan Ya Tidak

buku pencatatan pengeluaran Obat Ya Tidak

60. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang konseling?

Ya Tidak

61. Jika Ya, apakah terdapat :

Satu set meja dan kursi konseling : Ya Tidak

Lemari buku : Ya Tidak

Buku-buku referensi : Ya Tidak

Leaflet : Ya Tidak

Poster : Ya Tidak

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Alat bantu konseling : Ya Tidak

Buku catatan konseling : Ya Tidak

Formulir jadwal konsumsi Obat : Ya Tidak

Formulir catatan pengobatan pasien : Ya Tidak

Lemari arsip (filling cabinet) : Ya Tidak

Komputer : Ya Tidak

62. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai?

Ya Tidak

63. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut....

Apakah selalu di perhatikan dan di cek :

kondisi sanitasi

Ya Tidak

kelembaban

Ya Tidak

ventilasi

Ya Tidak

Untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas, apakah dilakukan pemisahan?

Ya Tidak

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apakah di dalam ruang penyimpanan obat terdapat pencahaayaan?

Ya Tidak

Apakah ruang penyimpanan di Puskesmas ini dilengkapi dengan :

Rak/lemari Obat
: Ya Tidak

Pallet
: Ya Tidak

Pendingin ruangan (AC)


: Ya Tidak

Lemari pendingin
: Ya Tidak

Lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika : Ya Tidak

Lemari penyimpanan Obat khusus : Ya Tidak

Pengukur suhu : Ya Tidak

Kartu suhu : Ya Tidak

64. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang arsip?

Ya Tidak

Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian

65. Apakah di Puskesmas ini dilakukan Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian?

Ya Tidak

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikkut :

Apakah dilakukan perencanaan yang meliputi penyusunan rencana kerja, cara monitoring
dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar?

Ya Tidak

Apakah dilakukan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja


(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)?

Ya Tidak

Apakah dilakukan pemberian umpan balik terhadap hasil capaian?

Ya Tidak

66. Apakah dilakukan Tindakan hasil monitoring dan evaluasi?

Ya Tidak

67. Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut :

Apakah dilakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar?

Ya Tidak

Apakah dilakukan peningkatan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan?

Ya Tidak

68. Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian, apakah
dilakukan evaluasi?

Ya Tidak

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69. Jika Ya, berdasarkan metode apa saja evaluasi itu dilakukan :

(jawaban boleh lebih dari satu)

Waktu pengambilan data Ya Tidak

Cara pengambilan data Ya Tidak

Teknik pengambilan data Ya Tidak

70. Jika evaluasi berdasarkan waktu pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya
evaluasi tersebut?

apakah dilakukan secara Retrospektif?

(pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan)

Ya Tidak

apakah dilakukan secara Prospektif?

(pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan)

Ya Tidak

71. Jika evaluasi berdasarkan Cara pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya
evaluasi tersebut?

Langsung (data primer, data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh
pengambil data)

Ya Tidak

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tidak langsung (data sekunder, data diperoleh dari sumber informasi yang tidak
langsung)

Ya Tidak

72. Jika evaluasi berdasarkan Teknik pengambilan data, dengan cara apakah
dilakukannya evaluasi tersebut?

Apakah dilakukan secara Survei (pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner)?

Ya Tidak

Apakah dilakukan secara Observasi (pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan

menggunakan cek list atau perekaman)

Ya Tidak

73. Pada saat pelaksanaan evaluasi, apakah dilaksanakan audit?

Ya Tidak

74. Jika Ya,

Apakah dilaksanakan audit klinis?

Ya Tidak

Apakah dilaksanakan audit secara professional?

Ya Tidak

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75. Apakah di Puskesmas ini dilakukan review / pengkajian terhadap pelaksanaan


pelayanan kefarmasian?

Ya Tidak

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.Hasil Wawancara Apoteker

Puskesmas tegalrejo

Penulis : apa alasan untuk belum dilaksanakannya standar pada pertanyaan nomor
29 yang ada pada kuesioner?

Apoteker : karena SDM yang ada pada Puskesmas ini terbatas, terutama SDM
bagian kefarmasian, jadi untuk saat ini belum bias untuk dilakukan.

Penulis : untuk pertanyaan pada kuesioner nomor 36, apa alasan anda untuk belum
dilakukan?

Apoteker : dokter sering lupa, sebenarnya sudah di infokan ke dokter tetapi dokter
selalu lupa.

Penulis : pertanyaan nomor 40, apa yang menjadi kendala sehingga belum
dilkukan?

Apoteker : kendalanya adalah waktu, menyatukan jadwal dokter satu dan lainnya
saja susah apalagi menyatukan jadwal apoteker dan dokter, dan kegiatan ini juga
belum terlalu rutin dilakukan hanya bila ada waktu saja baru dilakukan.

Penulis : untuk pencatatan pada pertanyaan nomor 43, apa alasannya untuk belum
dilakukan?

Apoteker :pencatatan hanya dilakukan untuk konseling saja, karena Puskesmas ini
belum mempunyai rekam medis.

Penulis : pertanyaan nomor 45 apakah yang menjadi alasan sehingga belum


dilakukan?

Apoteker : alasannya hanya karna belum mempunyai waktu saja sih mbak, yaa..
waktu dan tenaga.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 60, alasan nya untuk belum dilakukan kenapa
ya bu?

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apoteker : karena ya belum tau bentunya seperti apa, pelatihan dan lain-lain
dilakukan rutin oleh Dinas saat rapat diminta butuh materi apa aja gitu mbak.

Penulis : untuk timbangan obat dan blanko salinan resep kenapa belum dilakukan
di Puskesmas ini bu?

Apoteker : untuk timbangan obat kebanyakan sediaan di Puskesmas ini


merupakan sediaan yang sudah jadi tidak punya serbuk dan lain-lain, itu sudah
mencukupi dan ada sirup juga. Untuk blanko memeng tidak ada iter atau diulang
di Puskesmas ini jadi kalo mau ada resep keluar ya ada form nya sendiri untuk
resep keluar.

Penulis : pertanyaan nomor 64 pada kuesioner, apa alasan nya untuk belum
dilakukan?

Apoteker : checklist dan PIO pakenya dan pake axcel.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 65, alasannya untuk belum dilakukan kenapa
bu?

Apoteker : belum dilakukan karena keterbatasan ruangan saja.

Penulis : apakah lemari penyimpanan obat khusus memang tidak ada bu?

Apoteker :memeng tidak ada mbak.

Penulis : untuk ruang arsip memang tidak disediakan ya bu?

Apoteker : ada nya cuma lemari arsip karena kalo ruang, terbatas mbak.

Puskesmas wirobrajan

Penulis :untuk inkompatibilitas alasannya untuk belum dilakukan apa ya pak?

Apoteker : saya bingung tentang inkompatibilitas,

Penulis : pertanyaan nomor 35 pada kuesioner, alasan nya untuk belum


dilakukan?

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apoteker : untuk geriatric biasanya sudah sering ke Puskesmas obat nya sama
rata-rata pasien lama jadi tidak perlu konseling, sebenarnya mau, tetapi terbatas
pada waktu dan tenaga.

Penulis :untuk pertanyaan nomor 36 apa alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : tidak ada ruangan khusus atau ruang laktasi tenaga juga jadi masalah,
sudah diusulkan untuk ruang konseling tapi tidak jadi.

Penulis : pertanyaan nomor 40 apa alasnnya untuk belum dilakukan pak?

Apoteker : repot, hanya untuk pasien TBC saja biasanya.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 44, apa alasanya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena keterbatasan tenaga.

Penulis : untuk timbangan obat, lemari pendingin dan blanko salinan rese papa
alasannya untuk belum dilakukan pak?

Apoteker : untuk timbangan tidak ada karena di Puskesmas ini tidak ada racikan
Cuma tablet kemudian digerus. Tidak ada lemari pendingin karena tidak ada
tempat jadi lemari pendingin nya digabung dengan laboratorium, lemari vaksin,
dan KIE, untuk blanko salinan resep tidak ada karena tidak boleh nulis resep.

Penulis : pada pertanyaan nomor 64 apa alasan nya untuk belum dilakukan?

Apoteker : Cuma ada rak karena keterbatasan ruangan.

Penulis : pertanyaan nomor 70 alasan nya untuk belum dilakukan apa ya pak?

Apoteker : setelah pelayanan kalo bersamaam tidak memungkinkan karena


waktunya dan tenaga juga kurang.

Penulis : untuk audit apa alasan nya untuk belum dilakukan pak?

Apoteker : audit iya cuma disini ada tim auditor 3 bulan sekali mereka yanhg
mengaudit, bukan dari farmasi.

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Puskesmas Gondokusuman

Penulis : apa alasan dari belum dilaksanakannya penangganan terhadap obat


hilang dan adiktif?

Apoteker : memang belum dilakukan saja

Penulis : pada pertanyaan nomor 29 apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : baru dilakukan secara lagsung saja.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 53 alasan untuk belum dilakukan apa ya bu?

Apoteker : dari Puskesmas belum ada dana, kalo ada seminar pun memang
inisiatif sendiri, kalo anggaran tidak ada dari Puskesmas.

Penulis : pertanyaan nomor 54, alasan nay untuk belum dilakukan apa ya bu?

Apoteker : memang dari dinas langsung biasanya.

Penulis : untuk timbangan obat dan blanko salinan resep, alasan nya untuk belum
dilakukan apa ya bu?

Apoteker : untuk timbangan memang tidak ada, untuk blanko salinan resep kalo
resep keluar dokter langsung yang membuatnya.

Penulis : untuk ruang konseling sendiri apa alasannya untuk belum ada?

Apoteker : baru akan, karena keterbatasan ruangan

Puskesmas Umbulharjo

Penulis :untuk bulletin dan madding pada pertanyaan di kuesioner nomor 29, apa
alasan nya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena memang tidak ada biasanya ada info apa tentang apa ada
pengumuman apa ditempel.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 31 apa alasannya untuk belum dilakukan?

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apoteker : biasanya lewat dinas.

Penulis : kalo pertanyaan nomor 36 alasan nya untuk belum dilakukan apa bu?

Apoteker : lokasi tidak ada, baru akan disiapkan baru dalam proses pengajuan.

Penulis : pertanyaan nomor 39, apa alasan nya untuk belum dilakukan?

Apoteker : keluhan memang tidak ada karena dari pasien selama ini tidak ada
keluhan.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 40 alasannya belum dilakukan apa ya bu?

Apoteker : Cuma pada beberapa saja misalnya pada TB, tensi dan DM.

Penulis : pada pertanyaan nomor 55 alasan untuk belum dilakukannya analisis apa
ya bu.?

Apoteker : karena tidak punya kewenangan cuma bisa mengusulkan cuma kepala
Puskesmas yang punya kewenangan.

Penulis : timbangan obat, blanko salinan tesep, buku-buku referensi, dan kartu
suhu alasan nya untuk belum dilakukan apa ya bu?

Apoteker : untuk timbangan memang di Puskesmas tidak ada serbuk atau bahan
aktif, kalo untuk buku referensi hanya buku yang dari dinas saja misalnya seperti
peraturan dan DOEN. Untuk kartu suhu memang tidak ada.

Puskesmas Gondomanan

Penulis : apa alasan dari belum dilakukannya seleksi terhadap paraf dokter dan
adiktif?

Apoteker : untuk paraf dokter karena di Puskesmas ini tidak pernah berganti-ganti
dokter, kalau adiktif memang tidak dilakukan saja.

Penulis : kenapa tidak dilaksanakan pelayanan informasi obat berupa surat buletin,
leaflet, poster, majalah dinding?

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apoteker : tenaga tidak ada, dan kerjaan cukup banyak.

Penulis : untuk ruang konseling, apa alasan nya untuk belum diadakan ruang
konseling?

Apoteker : karena keterbatasan ruangan.

Penulis : pada pertanyaan nomor 39 di kuesioner apa alasan untuk belum


dilakukannya pertanyaan keluhan kepada pasien setelah pemberian obat?

Apoteker : karena pasien rata-rata yang setelah diberikan obat di Puskesmas ini
tidak mengeluh.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 40 alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena memang tidak ada.

Penulis : apa alasn anda untuk belum melakukan PTO?

Apoteker : karena memang belum melakukan saja.

Penulis : untuk blanko salinan resep apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : itu langsung dari dokter.

Penulis : untuk catatan penyerahan obat apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena memang tidak ada.

Penulis : thermometer apakah memang tidak ada di Puskemas ini?

Apoteker : ya memang tidak ada.

Penulis : pada pertanyaan nomor 73 alasan untuk belum dilakukan apa ya bu?

Apoteker : duh.. saya masih bingung tentang yang itu dek..

Puskesmas Ngampilan

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apoteker : maaf dek.. karena saya baru di Puskesmas ini jadi jawabannya banyak
saya jawab tidak, karena saya belum tahu system di Puskesmas ini seperti apa.

Penulis : oh iya bu.. tidak apa-apa mari kita mulai saja wawancaranya.

Apoteker : iya..

Penulis : apakah di ibu memang tidak melayani surat dalam pelayanan informasi
obt?

Apoteker : iya memang tidak ada,

Penulis : pada pertanyaan nomor 29 apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena belum pernah

Penulis : untuk pertanyaan nomor 35 apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : untuk poli farmasi jarang ya, tapi kalo untuk pasien geriatric dan
pediatric memang ngak aja.

Penulis : untuk catatan permasalahan pada pertanyaan nomor 40, apa alasannya
untuk belum dilakukan bu?

Apoteker : karena saya baru disini jadi saya ngak tau.

Penulis : pada pertanyaan nomor 44, apa alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena ya memang tidak dan Cuma dilakukan untuk pasien TB saja.

Penulis : untuk SIP kenapa belum dibuat bu?

Apoteker saya kalo STR ada tapi kalo SIPA memang belum membuat.

Penulis : untuk timbangan obat dan termometer apakah memang tidak ada bu?

Apoteker : ya.. timbangan obat dan thermometer memang tidak ada.

Penulis : untuk blanko salinan resep, apakah memang tidak ada bu?

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apoteker : ya.. memang tidak ada.

Penulis : untuk catatan penyerahan obat kenapa tif=dak ada bu?

Apoteker : ya memang tidak ada saja.

Penulis :untuk pertanyaan nomor 60 pada kuesioner kenapa belum ada bu?

Apoteker : ruangan yang disediakan cuma ruangan psikologi saja untuk farmasi
belu karena keterbatasan ruangan yang ada.

Penulis : untuk masalah sanitasi, kelembaban, dan juga ventilasi pada farmasi
kenapa tidak dilakukan bu?

Apoteker : karena focus kepada ruang KIA aja sih untuk itu kalo farmasi ngak.

Penulis : untuk narkotika yang disimpan di lemari khusus kenapa belum dilakukan
bu?

Apoteker : karena memang tidak ada ada sih, tapi Cuma dalam satu lemari terus
dipisah.

Puskesmas Danurejan

Penulis : pada pertanyaan nomor 30, apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : tenaga terbatas mbak, takut menganggu kelancaran pelayanan

Penulis : untuk pertanyaan nomor 31, apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : memang belum tapi rencanannya akan direncanakan workshop

Penulis : pertanyaan nomor 35 apa alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : bias dilakukan sebenarnya Cuma tidak bias dilakukansecara mendalam


karena utuh ruangan khusus Cuma kalo ada temuan penyakit khusus.

Penulis :untuk pertanyaan nomor 36 apa alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena memang belum disediakan dari Puskesmas.

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penulis : apa alasan anda untuk tidak mengajukan pertanyaan kepada pasien
terkait keluhan?

Apoteker : karena jarang sih.. kecuali kalo pasien menyampaikan sendiri.

Penulis : apa alasan anda untuk tidak membuat catatan pengobatan pasien?

Apoteker : hanya dicatat di setiap lembar resep saja, kalo untuk catatan khusus sih
memang tidak ada.

Penulis : untuk PTO apa alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena saya belum tau kriteria pasiennya.

Penulis : pada pertanyaan nomor 55, apa alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena memang belum ada penawaran dari atasan atau dinkes.

Penulis : untuk timbangan apakah memang tidak ada bu?

Apoteker : memang belum ada..

Penulis : untuk lemari pendingin apakah memenag tidak ada bu?

Apoteker : lemari pendingin dijadikan satu dengan lab karena ruangan sempit.

Penulis : untuk blanko salinan resep kenapa belum dilakukan?

Apoteker : blanko baru akan diajukan sih..

Penulis : ruang konseling memang tidak ada ya bu?

Apoteker : iya tidak ada karena keterbatasan ruangan.

Penulis : pada pertanyaan nomor 67, alasan untuk belum dilakukan apa?

Apoteker : karena belum mempunyai cukup waktu

Penulis : untuk pertanyaan pada kuesioner nomor 68 apa alasannya untuk belum
dilakukan?

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apoteker : biasanya itu dilakukan dibagian gudang farmasi dengan cara


pengamatan tidak menggunakan data.

Penulis : pada pertanyaan nomor 75, apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : Cuma pada rapat saja yang dilakukan tiap bulan dibuat progresnya.

Puskesmas Jetis

Penulis :untuk pertanyaan nomor 25 tentang adiktif, apa alasan dari belum
dilakukannya hal tersebut?

Apoteker : jarang yaa..

Penulis : untuk konseling pada pediatric apa alasannya untuk tidak dilakukan?

Apoteker : khawatir waktu akan habis bila dilakukan pada semua pasien, di
Puskesmas ini hanya memprioritaskan pasien dengan penyakit TB, DM,
Hipertensi, perubahan terapi, poli farmasi, dan obat khusus.

Penulis : untuk visite mandiri apa alasan untuk tidak dilakukan?

Apoteker : karena susah mengatur jadwal

Penulis : untuk catatan penyelesaian malalah pada pertanyaan kuesioner nomor 43


apa alasaanya untuk belum dilakukan?

Apoteker : sebenarnya dibuat, tetapi tidak dibukukan karena repot.

Penulis : untuk home care kenapa tidak dilakukan?

Apoteker : karena yang di Puskesmas ini pasien rawat inapnya cuma ada pasien
bersalin saja jadi tidak dilakukan.

Penulis : apa alasannya untuk tidak dilakukannya PTO terhadap anak-anak?

Apoteker : karena tidak ada waktu

Penulis : untuk timbangan obat apakah memang tidak ada bu?

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apoteker : memang tidak ada karena pake obat jadi langsung.

Penulis : pada blanko salinan resep apakah memang tidak ada?

Apoteker : ya, memang tidak ada

Penulis : untuk buku pencatatan penyerahan obat kenapa tidak dilakukan?

Apoteker : puskesmas sekarang sudah menggunakan simplus, jadi data-data nya


dimasukkan kedalam simplus setiap hari.

Penulis : pada pertanyaan nomor 66 untuk formulir apa alasannya untuk tidak
dilakukan?

Apoteker : belum buat memang

Penulis : untuk pallet apakah memang tidak ada bu?

Apoteker : belum dianggarkan

Penulis : pada pertanyaan nomor 75, apakah kenapa pada prospek tidak
dilakukan?

Apoteker : karena tidak sempat atau tidak ada waktu

Penulis :untuk pertanyaan nomor 79 yaitu pada audit klinis, apa alasannya untuk
belum dilakukan?

Apoteker : hanya kadang-kadang saja sih, dilakukan 32 bulan sekali.

Puskesmas Mergangsan

Penulis : pada pertanyaan nomor 16 apa alasannya untuk tidak diakukan?

Apoteker : karena kebutuhan bahan medis berbeda, untuk penanganan obat hilang
sendiri tidak pernah dilaporkan.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 20, apa alasannya untuk belum dilakukan?

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apoteker : memang tidak ada karena belum pernah dapat pelatihan tentang itu
untuk evaluasinya

Penulis : untuk pertimbangan berat badan apa alasannya untuk tidak dilakukan?

Apoteker : memang tidak karena dianggap normal kecuali anak-anak

Penulis : untuk inkompatibilitas kenapa tidak dilakukan?

Apoteker :karena tidak punya dasarnya.

Penulis : adiktif kenapa tidak dilakukan pak?

Apoteker : memang tidak saja

Penulis : untuk madding kenapa tidak dibuat pak?

Apoteker : memang tidak saja karena tidak ada waktu.

Penulis : pada pertanyaan nomor 31 di kuesioner kenapa tidak dilakukan pak?

Apoteker : memang tidak dilakukan saja.

Penulis : untuk pasien dengan rujukan dokter kenapa tidak dilakukan pak?

Apoteker : karena memang belum pernah ada

Penulis : pada pasien pediatric, geriatric, dan penyakit kronis kenapa tidak
dilakukan konseling pak?

Apoteker : dijadikan satu lihat sikon juga kalo sepi bisa tapi kalo rame ya ngak
mungkin dilakukan.

Penulis : pertanyaan nomor 36 pada kuesioner, kenpa belum dilakukan pak?

Apoteker : tidak ada ruangan memang atau keterbatasan ruangan

Penulis : pada pertanyaan nomor 43 kenapa tidak dilakukan?

Apoteker : dilakukan tetapi tidak ke semua pasien

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penulis : untuk PTO kenapa tidak dilakukan pak?

Apoteker : PTO di Puskesmas ini cuma dilakukan pada pasien TB saja

Penulis : untuk computer apa alasannya untuk tidak ada pak?

Apoteker : karena tidak cukup ruangan

Penulis : kenapa timbangan obat tidak ada di Puskesmas ini pak?

Apoteker : tidak perlu

Penulis : untuk blanko salinan resep apakah memang tidak ada pak?

Apoteker : ya, memang tidak ada

Penulis : apakah memang tidak disediakan buku pelayanan resep pak?

Apoteker : semua dicatat dalam computer

Penulis : apakah pallet memang tidak ada di Puskesmas ini?

Apoteker : memang tidak ada

Penulis : kenapa tidak ada ruang arsip di Puskesmas ini pak?

Apoteker : karena keterbatasan ruangan

Penulis : untuk audit klinis apakah memang tidak ada pak?

Apoteker : memang tidak ada

Puskesmas Gedongtengan

Penulis :untuk pertimbangan mudah atau tidaknya terbakar apa alasannya utuk
tidak dilakukan bu?

Apoteker : ada sih.. tapi cuma etilkloride, karena belum punya ruangan khusus aja
sih,,

Penulis : untuk stabilitas kenapa tidak dilakukan pertimbangan?

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apoteker : karena disini rata-rata merupakan obat jadi

Penulis : untuk interaksi obat, apa akasannya untuk tidak dilakukan?

Apoteker : tidak semua obat karena obat rata-rata simple

Penulis :pada pelayanan informasi obat apakah memang tidak dilakukan bu?

Apoteker : ya, memang belum menerima lewat surat

Penulis : untuk ruang konseling apakah memang tidak ada bu?

Apoteker : ruang konseling ada menjadi ruang konseling bersama dengan ruang
konseling narkotika dan HIV untuk farmasi sendiri belum punya ruang khusu
konseling karena keterbatasan ruangan.

Penulis : pada pasien pediatric kenapa tidak dilakukan konseling?

Apoteker : karena memang belum bias dilakukan saja

Penulis : untuk keteranga catatan pengobatan pasien kenapa tidak dilakukan bu?

Apoteker :belum bias melakukan karena banyak banget hanya untuk yang
konseling aja

Penulis : pada ESO kenapa belum dilakukan bu?

Apoteker : karena belum sempat

Penulis : PTO pada anak-anak dan ibu hami apa alasannya untuk tidak dilakukan
bu?

Apoteker : belum saja karena belum kepikiran

Penulis : untuk timbangan obat apakah memang tidak ada bu?

Apoteker : iya memang tidak menimbang karena semua bahan sudah jadi

Penulis : apakah lemari pendingin memeng tidak ada bu?

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apoteker : iya mbak memang belum ada

Penulis :blanko salinan resep apa alasannya untuk tidak ada bu?

Apoteker : memang tidak ada, resep langsung dari dokter

Penulis : untuk lemari buku dan lemari penyimpanan obat apakah memang tidak
ada bu?

Apoteker : iya memang tidak ada

Penulis : apakah kartu suhu memang tidak ada di Puskesmas ini?

Apoteker : iya memang belum ada aja

Penulis : monitoring evaluasi dan pencapaian kenapa belum dilakukan bu?

Apoteker : hanya dilakukan pengelolaan dan evaluasi terhadap waktu tunggu


pasien saja dan kepuasan pasien untuk yang lainnya belum dilakukan.

Puskesmas Kraton

Penulis : pada pertanyaan pada nomor 25 apa alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena tidak ada waktu dan kekurangan tenaga.

Penulis : pada pertanyaan nomor 29 di kuesioner apa alasannya untuk belum


dilakukan?

Apoteker : karena waktu kurang, tenaga kurang, dan belum sanggup


melakukannya

Penulis : untuk pelayanan surat memang tidak dilakukan ya bu di Puskesmas ini?

Apoteker : memang jarang dilakukan.

Penulis : untuk konseling pada pediatric mengapa tidak dilakukan konseling Bu?

Apoteker : karena memang di Puskesmas ini hanya untuk penyakit kronis saja
yang dilakukan konseling.

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penulis : untuk pertanyaan nomor 36 mengapa tidak dilakukan Bu?

Apoteker : karena memang belum disediakan.

Penulis : untuk verifikasi akhir tentang pasien pada pertanyaan kuesioner nomor
38 mengapa tidak dilakukan Bu?

Apoteker :jarang dilakukan.. karena memenag pasien kalo nga paham langsung
tanya biasanya.

Penulis : pemantauan dan pelaporan efek samping obat mengapa belum dilakukan
Bu?

Apoteker : karena belum pernah pemantauan ESO ya.. belum pernah mengirim
juga karena bingung ngirim kemana..

Penulis : untuk formulir efek samping obat pada kuesioner nomor 42 mengapa
tidak ada Bu?

Apoteker : karena sebenarnya formulir udah ada.. Cuma belum di print dan diisi.

Penulis : mengapa tidak dilakukan PTO di Puskesmas ini?

Apoteker : karena memang tidak pernah

Penulis : pada analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi


tenaga kefarmasian mengapa tidak dilakukan?

Apoteker : karena memang tidak pernah, karena Cuma terima dari dinas saja

Penulis : untuk timbangan obat mengapa tidak ada Bu?

Apoteker : timbangan memang tidak ada karena sediaan di Puskesmas rata-rata


tidak membutuhkan timbangan.

Penulis : pada pertanyaan kuesioner nomor 60 untuk ruang konseling mengapa


tidak ada Bu?

Apoteker : karena tempat di Puskesmas ini terbatas.

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penulis : untuk umpan balik mengapa tidak dilakukan Bu?

Apoteker : lihat langsung satu Puskesmas jadi satu campur

Penulis : pada pertanyaan nomor 70 mengapa tidak dilakukan Bu?

Apoteker : dilakukan biasa aja, Cuma ngisi pake kuesioner biasa

Penulis : untuk audit mengapa tidak dilakukan Bu?

Apoteker : biasanya akreditasi khusus, jadi tidak ada audit.

Puskesmas Kotagede

Penulis : untuk nama dan paraf dokter mengapa tidak dilakukan skrining Bu?

Apoteker : memang belum dari awal dulu pertama saya kerja disini karena dokter
belum mau

Penulis : untuk buletin, poster serta madding mengapa tidak dilakukan di


Puskesmas ini?

Apoteker : memang tidak pernah dan orang atau tenaga kerja nya pun terbatas.

Penulis : mengapa tidak dilakukan pendidikan dan pelatihan terkait dengan Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas ini?

Apoteker : biasanya dilakukan langsung oleh dinas/UPT farmasi

Penulis : unutk pelaporan ESO kenapa tidak dilakukan?

Apoteker : karena memang belum saja.

Penulis : untuk MESO mengapa tidak dilakukan?

Apoteker : karena belum menemukan

Penulis : untuk PTO pada anak dan lainnya mengapa tidak dilakukan Bu?

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apoteker : selau, tetapi karena tidak ada rawat inap jadi tidak tertulis, sebenarnya
dilakukan sih, Cuma sama pasien TB saja.

Penulis : untuk timbangan obat mengapa tidak ada Bu?

Apoteker : karena memang tidak ada tapi setiap tahun selalu diusulkan

Penulis : untuk poster pada pertanyaan nomor 61 di kuesioner mengapa tidak ada
Bu?

Apoteker : karena memang tifak ada ya.. paling pas ada anak-anak PKL saja baru
ada dan dibuat,

Penulis : untuk formulis jadwal konsumsi obat mengapa tidak ada di Puskesmas
ini Bu?

Apoteker : karena Cuma konseling biasa karena banyak PTO Cuma pake formulir
konseling PTO 30 aja.

Penulis : mengapa tidak ada kartu suhu di Puskesmas ini Bu?

Apoteker : karena memang belum ada, di Puskesmas ini Cuma ada kartu suhu di
vaksin saja.

Penulis : untuk ruang arsip sendiri mengapa tidak ada Bu?

Apoteker : memang tidak ada, karena keterbatasan ruangan

Penulis : untuk audit mengapa tidak dilakukan Bu?

Apoteker : memang tidak karena tenaga kerja yang sedikit, satu karyawan di
Puskesmas bisa memegang banyak program.

Penulis : untuk review mengapa tidak dilakukan Bu?

Apoteker : memang belum karena belum sempat.

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Ketentuan Permenkes Nomor 30 Tahun 2014

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 30 TAHUN 2014

TENTANG

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,


s

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di


Puskesmas yang berorientasi kepada pasien diperlukan
suatu standar yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
pelayanan kefarmasian;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud
dalam huruf a dan untuk melaksanakanketentuan Pasal
21 ayat (4) Peraturan PemerintahNomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentangStandar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas;

Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5062);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3781);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Kefarmasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5419);
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/Menkes/SK/III/2006 tentang
Kebijakan Obat Nasional;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 322);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR


PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

2. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan


sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian.
3. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien.

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia.
5. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
6. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
7. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker.
8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.

Pasal 2
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan untuk:
a. meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;
b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
c. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).

Pasal 3

(1) Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:


a. pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
b. pelayanan farmasi klinik.
(2) Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a meliputi:
a. perencanaan kebutuhan;
b. permintaan;
c. penerimaan;
d. penyimpanan:
e. pendistribusian;
f. pengendalian;
g. pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; dan
h. pemantauan dan evaluasi pengelolaan.
(3) Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
meliputi:
a. pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat;
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO);

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. konseling;
d. ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap);
e. pemantauan dan pelaporan efek samping Obat;
f. pemantauan terapi Obat; dan
g. evaluasi penggunaan Obat.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan pelayanan farmasi klinik
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini

Pasal 4

(1) Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus


didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang
berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Sumber daya kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. sumber daya manusia; dan
b. sarana dan prasarana.

(3) Pengorganisasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus


menggambarkan uraian tugas, fungsi, dan tanggung jawab serta hubungan
koordinasi di dalam maupun di luar pelayanan kefarmasian yang ditetapkan
oleh pimpinan Puskesmas.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sumber daya kefarmasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 5

(1) Untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, harus


dilakukan pengendalian mutu Pelayananan Kefarmasian meliputi:
a. monitoring; dan
b. evaluasi.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengendalian mutu Pelayananan


Kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Pasal 6

(1) Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dilaksanakan pada


unit pelayanan berupa ruang farmasi.
(2) Ruang farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apoteker sebagai penanggung jawab.

Pasal 7

Setiap Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang menyelenggarakan


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas wajib mengikuti Standar Pelayanan
Kefarmasian sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.

Pasal 8

(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini


dilakukan oleh Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai tugas dan fungsi masing-masing.
(2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat melibatkan organisasi profesi.

Pasal 9

(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, bagi Puskesmas yang belum
memiliki Apoteker sebagai penanggung jawab, penyelenggaraan Pelayanan
Kefarmasian secara terbatas dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian atau
tenaga kesehatan lain.
(2) Pelayanan Kefarmasian secara terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
b. pelayanan resep berupa peracikan Obat, penyerahan Obat, dan pemberian
informasi Obat.
(3) Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian secara terbatas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) berada di bawah pembinaan dan pengawasan
Apoteker yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
(4) Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menyesuaikan dengan
ketentuan
Peraturan Menteri ini dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak
Peraturan Menteri ini mulai berlaku.

Pasal 10

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR
PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang
menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),
dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya
kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan
kesehatan di Indonesia termasuk Puskesmas.

Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan dasar yang ada di Puskesmas


dilakukan sejalan dengan perkembangan kebijakan yang ada pada berbagai
sektor. Adanya kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi diikuti pula
dengan menguatnya kewenangan daerah dalam membuat berbagai kebijakan.
Selama ini penerapan dan pelaksanaan upaya kesehatan dalam kebijakan
dasar Puskesmas yang sudah ada sangat beragam antara daerah satu dengan
daerah lainnya, namun secara keseluruhan belum menunjukkan hasil yang
optimal.

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak


terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas,
yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama
yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan


untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah Obat dan
masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan
masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan
adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug
oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient
oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care).

B. Ruang Lingkup
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Obat dan BahanMedis
Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatantersebut harus
didukung oleh sumber daya manusia dan sarana dan prasarana.

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
PENGELOLAAN OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah satukegiatan
pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta
pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan
ketersediaan dan keterjangkauanObat dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien,
efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian,
mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu
pelayanan.

Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
menjamin terlaksananya pengelolaan Obat dan Bahan Medis HabisPakai yang
baik.

Kegiatan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:

1. Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Obat dan Bahan MedisHabis
Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Obat dalam rangkapemenuhan
kebutuhan Puskesmas.

Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:


a. perkiraan jenis dan jumlah Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang
mendekati kebutuhan;
b. meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan
c. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.

Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas


setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas.

Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan
mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Obat periode sebelumnya,
data mutasi Obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional
(DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan
tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan,
dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan.

Proses perencanaan kebutuhan Obat per tahun dilakukan secara berjenjang


(bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian Obat dengan
menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan kompilasi dan


analisa terhadap kebutuhan Obat Puskesmas di wilayah kerjanya,
menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu
kekosongan Obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih.

2. Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Tujuan permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi
kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat.

3. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan dalam
menerima Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.

Tujuannya adalah agar Obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan


berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas.

Semua petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab


atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai berikut kelengkapan catatan yang
menyertainya.

Petugas penerimaan wajib melakukan pengecekan terhadap Obat dan Bahan


Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlahkemasan/peti, jenis
dan jumlah Obat, bentuk Obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO),
ditandatangani oleh petugas penerima, dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
Bila tidak memenuhi syarat, maka petugas penerima dapat mengajukan
keberatan.

Masa kedaluwarsa minimal dari Obat yang diterima disesuaikan dengan


periode pengelolaan di Puskesmas ditambah satu bulan.

4. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap Obat yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar
dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.

Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat


dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan


mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. bentuk dan jenis sediaan;
b. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
c. mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan
d. narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

5. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan
pengeluaran dan penyerahan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi
Puskesmas dan jaringannya.

Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Obat sub unit pelayanan


kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah
dan waktu yang tepat.

Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:


a. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas;
b. Puskesmas Pembantu;
c. Puskesmas Keliling;
d. Posyandu; dan
e. Polindes.

Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain) dilakukan
dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floorstock),
pemberian Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) ataukombinasi,
sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan dengan cara
penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floorstock).

6. Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan
untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi
dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat di unit
pelayanan kesehatan dasar.

Pengendalian Obat terdiri dari:


a) Pengendalian persediaan;
b) Pengendalian penggunaan; dan
c) Penanganan Obat hilang, rusak, dan kadaluwarsa.

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan


Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan dalam
rangka penatalaksanaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara tertib,
baik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan,
didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.

Tujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah:


a. Bukti bahwa pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai telah
dilakukan;
b. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan
c. Sumber data untuk pembuatan laporan.

7. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis HabisPakai


Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
a. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas
maupun pemerataan pelayanan;
b. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai; dan
c. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
PELAYANAN FARMASI KLINIK

Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang


langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien.

Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk:


1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas,
keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien
yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian.
4. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan
penggunaan Obat secara rasional.

Pelayanan farmasi klinik meliputi:


1. Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat
2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
3. Konseling
4. Ronde/Visite Pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
5. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
7. Evaluasi Penggunaan Obat

1. Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat Kegiatan


pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi, persyaratan
farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat
jalan.

Persyaratan administrasi meliputi:


a. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
b. Nama, dan paraf dokter.
c. Tanggal resep.
d. Ruangan/unit asal resep.

Persyaratan farmasetik meliputi:


a. Bentuk dan kekuatan sediaan.
b. Dosis dan jumlah Obat.
c. Stabilitas dan ketersediaan.
d. Aturan dan cara penggunaan.
e. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Persyaratan klinis meliputi:


a. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.
b. Duplikasi pengobatan.
c. Alergi, interaksi dan efek samping Obat.
d. Kontra indikasi.
e. Efek adiktif.

Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat merupakan


kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap menyiapkan/meracik Obat,
memberikan label/etiket, menyerahan sediaan farmasi dengan informasi yang
memadai disertai pendokumentasian.

Tujuan:
a. Pasien memperoleh Obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan.
b. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi pengobatan.

2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.

Tujuan:
a. Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan lain di
lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan
dengan Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat oleh jaringan dengan
mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat penyimpanan yang
memadai).
c. Menunjang penggunaan Obat yang rasional.

Kegiatan:
a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro
aktif dan pasif.
b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui
telepon, surat atau tatap muka.
c. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lain-
lain.
d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap,
serta masyarakat.
e. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai.
f. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan
Kefarmasian.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan: a. Sumber informasi Obat.

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Tempat.
c. Tenaga.
d. Perlengkapan.

3. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah
pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan rawat
inap, serta keluarga pasien.

Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang benar


mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan,
jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek samping, tanda-
tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan Obat.

Kegiatan:
a. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
b. Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh dokter
kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open-ended question),
misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai Obat,bagaimana cara
pemakaian, apa efek yang diharapkan dari Obat tersebut, dan lain-lain.
c. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan Obat
d. Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan
Obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.

Faktor yang perlu diperhatikan:


a. Kriteria pasien:
1) Pasien rujukan dokter.
2) Pasien dengan penyakit kronis.
3) Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli
farmasi.
4) Pasien geriatrik.
5) Pasien pediatrik.
6) Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.

b. Sarana dan prasarana:


1) Ruangan khusus.
2) Kartu pasien/catatan konseling.

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan mendapat


risiko masalah terkait Obat misalnya komorbiditas, lanjut usia, lingkungan
sosial, karateristik Obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas penggunaan
Obat, kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang
bagaimana menggunakan Obat dan/atau alat kesehatan perlu dilakukan
pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) yang bertujuan
tercapainya keberhasilan terapi Obat.

4. Ronde/Visite Pasien
Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan secara
mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter,
perawat, ahli gizi, dan lain-lain.

Tujuan:
a. Memeriksa Obat pasien.
b. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat dengan
mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.
c. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan penggunaan
Obat.
d. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan
dalam terapi pasien.

Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan, pembuatan


dokumentasi dan rekomendasi.

Kegiatan visite mandiri:


a. Untuk Pasien Baru
1) Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari
kunjungan.
2) Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan
jadwal pemberian Obat.
3) Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah,
mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan
pengobatan pasien.
4) Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah
terkait Obat yang mungkin terjadi.

b. Untuk pasien lama dengan instruksi baru


1) Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru.
2) Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat.

c. Untuk semua pasien


1) Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien.
2) Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah
dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan.

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kegiatan visite bersama tim:


a. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan
pegobatan pasien dan menyiapkan pustaka penunjang.
b. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau
keluarga pasien terutama tentang Obat.
c. Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat.
d. Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, seperti
Obat yang dihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lain-lain.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


a. Memahami cara berkomunikasi yang efektif.
b. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien dan tim.
c. Memahami teknik edukasi.
d. Mencatat perkembangan pasien.

Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan terputusnya
kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan Obat. Untuk itu,
perlu juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy
Care) agar terwujud komitmen, keterlibatan, dankemandirian pasien dalam
penggunaan Obat sehingga tercapai keberhasilan terapi Obat.

5. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
memodifikasi fungsi fisiologis.

Tujuan:
a. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat,
tidak dikenal dan frekuensinya jarang.
b. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah
sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.

Kegiatan:
a. Menganalisis laporan efek samping Obat.
b. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping Obat.
c. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
d. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.

Faktor yang perlu diperhatikan:


a. Kerja sama dengan tim kesehatan lain.
b. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan
terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping.

Tujuan:
a. Mendeteksi masalah yang terkait dengan Obat.
b. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait dengan
Obat.

Kriteria pasien:
a. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
b. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
c. Adanya multidiagnosis.
d. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
e. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
f. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang
merugikan.

Kegiatan:
a. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
b. Membuat catatan awal.
c. Memperkenalkan diri pada pasien.
d. Memberikan penjelasan pada pasien.
e. Mengambil data yang dibutuhkan.
f. Melakukan evaluasi.
g. Memberikan rekomendasi.

7. Evaluasi Penggunaan Obat


Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan Obat secara terstruktur
dan berkesinambungan untuk menjamin Obat yang digunakan sesuai indikasi,
efektif, aman dan terjangkau (rasional).

Tujuan:
a. Mendapatkan gambaran pola penggunaan Obat pada kasus tertentu.
b. Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan Obat tertentu.

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
SUMBER DAYA KEFARMASIAN

A. Sumber Daya Manusia


Penyelengaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas minimal harus
dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai penanggung jawab,
yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai kebutuhan.

Jumlah kebutuhan Apoteker di Puskesmas dihitung berdasarkan rasio


kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan
pengembangan Puskesmas. Rasio untuk menentukan jumlah Apoteker di
Puskesmas adalah 1 (satu) Apoteker untuk 50 (lima puluh) pasien perhari.

Semua tenaga kefarmasian harus memiliki surat tanda registrasi dan surat izin
praktik untuk melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk Puskesmas, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Setiap tahun dapat dilakukan penilaian kinerja tenaga kefarmasian yang


disampaikan kepada yang bersangkutan dan didokumentasikan secara
rahasia. Hasil penilaian kinerja ini akan digunakan sebagai pertimbangan
untuk memberikan penghargaan dan sanksi (reward andpunishment).

1. Kompetensi Apoteker
a. Sebagai Penanggung Jawab
1) mempunyai kemampuan untuk memimpin;
2) mempunyai kemampuan dan kemauan untuk mengelola dan
mengembangkan Pelayanan Kefarmasian;
3) mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri;
4) mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain;
dan
5) mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi, mencegah,
menganalisis dan memecahkan masalah.

b. Sebagai Tenaga Fungsional


2) mampu memberikan pelayanan kefarmasian;
3) mampu melakukan akuntabilitas praktek kefarmasian;
4) mampu mengelola manajemen praktis farmasi;
5) mampu berkomunikasi tentang kefarmasian;
6) mampu melaksanakan pendidikan dan pelatihan; dan
7) mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan.

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Semua tenaga kefarmasian di Puskesmas harus selalu meningkatkan


pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan
meningkatkan kompetensinya. Upaya peningkatan kompetensi tenaga
kefarmasian dapat dilakukan melalui pengembangan profesional
berkelanjutan.

Semua tenaga kefarmasian di Puskesmas melaksanakan Pelayanan


Kefarmasian berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang dibuat
secara tertulis, disusun oleh Kepala Ruang Farmasi, dan ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat.
Jenis SPO dibuat sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang dilakukan pada
Puskesmas yang bersangkutan.

Contoh-contoh SPO sebagaimana terlampir.

2. Pendidikan dan Pelatihan


Pendidikan dan pelatihan adalah salah suatu proses atau upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian atau bidang yang
berkaitan dengan kefarmasian secara berkesinambungan untuk
mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara
optimal. Puskesmas dapat menjadi tempat pelaksanaan program pendidikan,
pelatihan serta penelitian dan pengembangan bagi calon tenaga kefarmasian
dan tenaga kefarmasian unit lain.

Tujuan Umum:
a. Tersedianya tenaga kefarmasian di Puskesmas yang mampu
melaksanakan rencana strategi Puskesmas.
b. Terfasilitasinya program pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga
kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain.
c. Terfasilitasinya program penelitian dan pengembangan bagi calon tenaga
kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain.

Tujuan Khusus:
a. Tersedianya tenaga kefarmasian yang mampu melakukan pengelolaan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
b. Tersedianya tenaga kefarmasian yang mampu melakukan Pelayanan
Kefarmasian.
c. Terfasilitasinya studi banding, praktik dan magang bagi calon tenaga
kefarmasian internal maupun eksternal.
d. Tersedianya data Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konseling tentang
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
e. Tersedianya data penggunaan antibiotika dan injeksi.
f. Terwujudnya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yang optimal.
g. Tersedianya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
h. Terkembangnya kualitas dan jenis pelayanan ruang farmasi Puskesmas.

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pengembangan Tenaga Kefarmasian dan Program Pendidikan


Dalam rangka penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan
keterampilan tenaga kefarmasian maka Puskesmas menyelenggarakan
aktivitas sebagai berikut:
a. Setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas mempunyai kesempatan
yang sama untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
b. Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian harus memberikan
masukan kepada pimpinan dalam menyusun program pengembangan
staf.
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi,
wewenang dan tanggung jawabnya.
d. Melakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan bagi tenaga kefarmasian.
e. Tenaga kefarmasian difasilitasi untuk mengikuti program yang
diadakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan
pendidikan berkelanjutan terkait.
f. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik,
magang, dan penelitian tentang pelayanan kefarmasian di
Puskesmas.

Pimpinan dan tenaga kefarmasian di ruang farmasi Puskesmas berupaya


berkomunikasi efektif dengan semua pihak dalam rangka optimalisasi dan
pengembangan fungsi ruang farmasi Puskesmas.

B. Sarana dan Prasarana


Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di
Puskesmas meliputi sarana yang memiliki fungsi:
1. Ruang penerimaan resep
Ruang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep, 1 (satu) set
meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan. Ruang
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah
terlihat oleh pasien.

2. Ruang pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)


Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara
terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di
ruang peracikan disediakan peralatan peracikan, timbangan Obat, air
minum (air mineral) untuk pengencer, sendok Obat, bahan pengemas
Obat, lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket
dan label Obat, buku catatan pelayanan resep, buku-buku
referensi/standar sesuai kebutuhan, serta alat tulis secukupnya. Ruang ini
diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup. Jika
memungkinkan disediakan pendingin ruangan (air conditioner) sesuai
kebutuhan.

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Ruang penyerahan Obat


Ruang penyerahan Obat meliputi konter penyerahan Obat, buku pencatatan
penyerahan dan pengeluaran Obat. Ruang penyerahan Obat dapat
digabungkan dengan ruang penerimaan resep.

4. Ruang konseling
Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku,
buku-buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu konseling,
buku catatan konseling, formulir jadwal konsumsi Obat (lampiran), formulir
catatan pengobatan pasien (lampiran), dan lemari arsip (filling cabinet), serta
1 (satu) set komputer, jika memungkinkan.

5. Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,
kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan
keamanan petugas. Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang
cukup. Ruang penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari
Obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan
khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan Obat khusus,
pengukur suhu, dan kartu suhu.

6. Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan Kefarmasian
dalam jangka waktu tertentu. Ruang arsip memerlukan ruangan khusus yang
memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen dalam
rangka untuk menjamin penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan
teknik manajemen yang baik.

Istilah ruang di sini tidak harus diartikan sebagai wujud ruangan secara fisik,
namun lebih kepada fungsi yang dilakukan. Bila memungkinkan, setiap fungsi
tersebut disediakan ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka dapat digabungkan
lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang jelas antar fungsi.

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN

Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk mencegah


terjadinya masalah terkait Obat atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan
atau kesalahan pengobatan/medikasi (medicationerror), yang bertujuan untuk
keselamatan pasien (patient safety).

Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan:


a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
ketersediaan dana, dan Standar Prosedur Operasional.
b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.
c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon
dan tingkat pendidikan masyarakat.

Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian terintegrasi dengan program


pengendalian mutu pelayanan kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi
untuk peningkatan mutu sesuai standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1) monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja
(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja); dan
2) memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu:
1) melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar; dan
2) meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.

Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung untuk


memastikan bahwa aktivitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.
Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga kefarmasian yang melakukan proses.
Aktivitas monitoring perlu direncanakan untuk mengoptimalkan hasil
pemantauan.
Contoh: monitoring pelayanan resep, monitoring penggunaan Obat, monitoring
kinerja tenaga kefarmasian.

Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian, dilakukan


evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperoleh
melalui metode berdasarkan waktu, cara, dan teknik pengambilan data.

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:


a. Retrospektif:
pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.
Contoh: survei kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.
b. Prospektif:
pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan.
Contoh: Waktu pelayanan kefarmasian disesuaikan dengan waktupelayanan
kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:


a. Langsung (data primer):
data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data.
Contoh: survei kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan kefarmasian.
b. Tidak Langsung (data sekunder):
data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung.
Contoh: catatan penggunaan Obat, rekapitulasi data pengeluaran Obat.

Berdasarkan teknik pengumpulan data, evaluasi dapat dibagi menjadi:


a. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Contoh:
survei kepuasan pelanggan.

b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan
menggunakan cek list atau perekaman. Contoh: pengamatan konseling pasien.

Pelaksanaan evaluasi terdiri atas:


a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan dengan
pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan
kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan dengan
menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit merupakan alat
untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan kefarmasian secara
sistematis.

Terdapat 2 macam audit, yaitu:


1) Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan
kefarmasian, meliputi prosedur yang digunakan untuk pelayanan,
penggunaan sumber daya, hasil yang didapat dan kualitas hidup pasien.
Audit klinis dikaitkan dengan pengobatan berbasis bukti.

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2) Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan kefarmasian oleh seluruh
tenaga kefarmasian terkait dengan pencapaian sasaran yang disepakati,
penggunaan sumber daya dan hasil yang diperoleh. Contoh: audit
pelaksanaan sistem manajemen mutu.

b. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaanpelayanan
kefarmasian tanpa dibandingkan dengan standar. Contoh: kajian penggunaan
antibiotik.

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI
PENUTUP

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ditetapkan sebagai acuan


pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Untuk keberhasilan
pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ini diperlukan
komitmen dan kerja sama semua pemangku kepentingan terkait. Hal tersebut akan
menjadikan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas semakin optimal dan dapat
dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat
meningkatkan citra Puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat.

MENTERI
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA,

ttd

NAFSIAH
MBOI

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Monalisa Mangkoan, merupakan anak pertama dari


pasanganSimon Palaun dan Teresia Havi.Lahir di Putussibau
Pada tanggal 16 Juli 1994. Pendidikan awal dimulai di SD
Negeri 01 Putussibau pada tahun 2000-2006, dilanjutkan ke
jenjang pendidikan SMP Karya Budi Putussibau pada tahun
2006-2009. Kemudian naik ke jenjang pendidikan SMA Karya
Budi Putussibau pada tahun 2009-2012.Selanjutnya pada tahun 2012 melanjutkan
pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dan menyelesaikan studi pada tahun 2016.

104

Anda mungkin juga menyukai