Anda di halaman 1dari 20

G L O B A L T R A D E

Terapi Herbal Untuk Penanganan


Scabies
Fitoterapi Kelas C
Anggota Afrian Rosyadi
Kelompok 01 162210101053

Lyta Septi Fauziah


02 162210101054

Itut Septiana Dewi


03 162210101055

Anis Dwi Astuti


04 162210101056
PENDAHULUAN
Scabies atau gudik adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit
tungau Sarcoptes scabiei var hominis (S. scabiei) yang berada pada lapisan
kulit stratum korneum dan stratum granulosum. S.cabiei merupakan jenis
parasit obligat yang ada pada manusia. Scabies menyerang manusia
hampir golongan usia, ras dan kelompok dan semua status ekonomi
terserang penyakit scabies. Tetapi kebanyakan golongan ekonomi rendah
yang rentan terkena penyakit ini

Pada tahun 2011 di indonesia terdapat jumlah penderita scabies sebesar


(2,9%) yakni 6.915.135 dari jumlah penduduk 238.452.952 jiwa. Pada tahun
2012 jumlah masyarakat indonesia yang terkena penyakit scabies Scabies
mengalami peningkatan yakni sebesar 3,6% dari jumlah penduduk di
indonesia. Sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh zeylany yang
dilakukan pada kabupaten jember, didapatkan bahwa jenis kelamin laki-laki
2,9%
memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena penyakit scabies
dibandingkan jenis kelamin perempuan. Scabies terjadi bila terdapat kontak
langsung dengan kulit pasien atau dengan benda yang telah terkontaminasi
dengan tungau. Skabies dapat menyebar pada daerah padat penduduk,
serta tempat tempat yang memiliki kebersihan yang rendah.
Pengertian Penyakit Skabies
Skabies (gudik) merupakan penyakit yang berada dikulit yang
disebabkan oleh investasi dan sesitifitas dari tungau Sarcoptes
scabiei varian hominis yang dapat menyebabkan gatal. Gatal
pada malam hari adalah gejala utama yang dapat
mengganggu aktivitas manusia, penyakit scabies sering terjadi
pada :
1. Lingkungan yang memiliki penduduk yang padat
2. lingkungan kumuh (kotor)
3. lingkungan yang tingkat kebersihannya rendah

Scabies lebih sering menyerang anak-anak usia


sekolah daripada remaja atau dewasa. Scabies
juga lebih sering menyerang laki-laki dibandingkan
dengan perempuan. Kudis adalah istilah untuk
penyakit scabies yang sering digunakan di
indonesia, orang sunda menyebutnya budug,
sedangkan orang jawa sering menyebutnya gudik.
Penularan dari scabies ini bisa secara langsung
maupun tidak langsung.
Etiologi atau Penyebab
Scabies telah dikenal lebih dari 100 tahun yang lalu yang diakibatkan oleh
infestasi tungau yang dinamakan Acarus scabiei atau pada manusia disebut
dengan Sarcoptes scabiei variasi dari hominis. Sarcoptes scabiei termasuk dalam
filum Arthropoda, dengan kelas Arachnida, ordo Acarina, dan memiliki family
Sarcoptes

Dilihat pada gambar disamping, secara morfologi bentuk dari tungau tersebut
adalah oval dan gepeng, memiliki warna putih kotor, transulen (bagian punggung
lebih lonjong daripada perut), tidak memiliki warna, yang perempuan berukuran
sekitar 300-350 mikron, dan yang laki-laki berukuan lebih kecil yakni 150-200
mikron. Pada stadium yang dewasa memiliki 4 pasang kaki yakni 2 pasang kaki
depan dan 2 pasang kaki belakang. Memiliki siklus hidup dari telur hingga dewasa
dengan waktu 1 bulan. Sarcoptes scabiei perempuan memiliki cambuk pada kaki
ke 3 dan ke 4. Sedangkan yang laki-laki hanya pada kaki ke 3 saja
PATOFISIOLOGI
Seseorang yang mengalami gejala skabies
terjadi ketika tungau Sarcoptes scabiei masuk kedalam
lapisan kulit dan membuat terowongan pada stratum
korneum yang akan menyebabkan lesi dan tungau betina
bertelur. Telur yang menetas menjadi larva dalam waktu
2 sampai 3 hari dan larva berubah menjadi nimfa dalam
waktu 3 sampai 4 hari kemudian nimfa menjadi tungau
dewasa dalam waktu 4 sampai 7 hari. Tungau jantan
akan mati setelah melalukan proses kopulasi.

Terowongan biasanya berisi tungau, telur, dan hasil


metabolisme. Terowongan berwarna putih keabu-abuan, tipis dan
kecil seperti benang dengan struktur linear atau berkelok-kelok
dengan panjang 1-10 mm. Terowongan dapat ditemukan apabila
belum terdapat infeksi sekunder. Pada saat menggali terowongan
tungau skabies mengeluarkan sekret yang mampu melisiskan
startum korneum. Sekret dan produk eksresi tersebut akan
menyebabkan sensitilisasi sehingga akan menimbulkan lesi
sekunder. Lesi sekunder dapat berupa papul, vesikel yang dapat
ditemukan di ujung terowongan dan berupa pustule dan bula.
Selain itu, juga terbentuk lesi tersier yang berupa ekskoriasi,
eksematisasi dan pioderma.
GLOBAL T R A D E

PILIHAN FITOTERAPI
Tanaman Kunyit (Curcuma longa)
Kingdom Plantae

Tracheobionta (Tanaman
Sub Kingdom
Berpembuluh)

Super Divisi Spermatophyta (Tanaman yang Berbiji)

Divisi Magnoliopsida (Tanaman Berbunga)


01
Kelas Liliopsida (Tanaman Monokotil)

Sub Kelas Zingiberidae


Klasifikasi
Ordo Zingiberales Tanaman
Family Zingiberaceae
Genus Curcuma
Spesies Curcuma longa
Bagian Tanaman yang Digunakan Senyawa yang Terkandung

Rimpang Kunyit. Menurut Egon (1985) kunyit mengandung minyak


atsiri keton sesquiterpena yaitu turmeron atau ar-
tumeron.

Tanaman
Kunyit
(Curcuma
longa)
Cara Penggunaan Efek Farmakologi
(1) Ramuan : rimpang kunyit 2 jari, dicuci bersih lalu Penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa
diparut, diremas dengan air kapur sirih kunyit (Curcuma longa) memiliki efek skabisida.
seperlunya, untuk menggosok dan melumas kulit Pada dosis antara 8 gram sampai 12 gram tanaman
yang terserang kudis (2x sehari sebanyak yang obat ini baik sekali digunakan untuk obat diare,
diperlukan). karminatifa kolagoga, dan skabisida. Pengobatan
(2) Ramuan : rimpang kunyit 1 jari, kulit batang cariyu scabies selama 2 minggu dengan pemberian
2 jari, dicuci dan ditumbuk halus, diberi pati aplikasi dari permethrin 2.5% cream efektif pada
singkong 1 sdm, diremas dengan minyak kelapa penderita skabies. Setelah pengobatan diulang
4 sdm, untuk menggosok dan menurap kulit yang selama 4 minggu, tampak permethrin 2.5%
terserang kudis (2x sehari sebanyak yang menunjukkan hasil yang lebih baik.
diperlukan)
Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera)
Kingdom Plantae
Tracheobionta (Tanaman
Sub Kingdom
Berpembuluh)

Spermatophyta (Tanaman yang


Super Divisi
Berbiji)

Divisi
Magnoliopsida (Tanaman Klasifikasi
Berbunga)

Kelas Liliopsida (Tanaman Monokotil) Tanaman


Ordo Asparagales

Family Asphodelaceae
Genus Aloe
Spesies Aloe vera L.
Bagian Tanaman yang Senyawa
Digunakan Kandungan antrakuinon,
Gel (bagian berlendir yang terutama Aloe emoedin
diperoleh dengan menyayat atau Aloebarbadiod yang
bagian dalam daun setelah dapat digunakan sebagai
eksudat dikeluarkan). antijamur.

Efek Farmakologi Cara Penggunaan


Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cara penggunaannya yaitu
terdapat efek antifungi pada ekstrak
dengan cara membasuh
etanol daun lidah buaya (Aloe vera L.)
terhadap pertumbuhan Trichophyton tubuh yang terkena scabies
rubrum secara In vitro dengan menggunakan air bersih dan
konsentrasi 100% memiliki hasil sensitif, sabun, tetapi tidak disarankan
konsentrasi 80% memiliki hasil menggunakan air panas atau
intermediet, serta konsentrasi 10%, 20%, hangat karena dapat
dan 40% memiliki hasil resisten. Dapat
membuat kulit menjadi kering
diketahui juga bahwa gel lidah buaya
(Aloe vera L.) mampu menghambat dan menimbulkan gatal).
pertumbuhan jamur tetapi tidak sampai Kemudian oleskan gel Aloe
membunuh dengan sempurna. Namun vera secara merata pada
secara stastisik gel lidah buaya (Aloe tempat terkena skabies.
vera L.) dapat menghambat pertumbuhan
koloni jamur.
Tanaman Mimba (Azadirachta indica Juss.)
Spermatophyta
Divisi
(Tanaman yang Berbiji)

Subivisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Subkelas Dialypetaleae Klasifikasi


Ordo Rutales Tanaman
Family Meliaceae

Genus Azadirachta

Spesies Azadirachta indica Juss.


Text
Here !

Senyawa Efek Farmakologi Cara Penggunaan


Bagian Tanaman yang
Digunakan Senyawa azadirachtin Zat ini diduga mempengaruhi sistem Cara memakai mimba
dari daun Mimba, diduga syaraf dan sistem pencernaan tungau, sebagai obat ruam kulit
Minyak mimba dapat memberikan efek sehingga tungau mengalami kematian. seperti kudis secara alami
digunakan untuk Azadirachtin diketahui menghambat kerja adalah : 2 tangkai daun
skabisida. enzim esterase, protease, amilase,
mengendalikan berbagai mimba dihalukan dan
lipase, fosfatase, dan glukase pada
infeksi kulit. Kulit, daun, dicampurkan dengan
pencernaan di usus, sehingga
akar, bunga dan buah menyebabkan menurunnya nafsu makan. daun sirih secukupnya.
dapat menyembuhkan Kekurangan nutrisi menjadikan tungau Balurkan pada kulit yang
morbiditas darah, mengalami gangguan metabolisme terkena skabies (kudis),
penderitaan bilier, gatal, sehingga mempengaruhi kerja fisiologis bisa diganti 2 x sehari.
borok kulit, luka bakar sistem tubuh lainnya, terutama sistem
saraf.
dan pthysis.
Serai (Cymbopogon citratus DC)
Serai atau Cymbopogon citratus DC.
merupakan tumbuhan yang masuk ke
dalam famili rumput-rumputan atau
Poaceae. Senyawa utama penyusun
minyak serai adalah sitronelal,
sitronelol, dan geraniol.

Efek Farmakologis : Pengujian daun serai secara in vitro menunjukkan


bahwa konsentrasi dari geraniol semakin tinggi menyebabkan
peningkatan mortalitas pada tungau skabies. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa daun serai memiliki aktivitas akarisida yang baik.

Cara Penggunaan : Masukkan potongan serai segar atau kering ke


dalam cangkir beserta tehnya. Diamkan kurang lebih 5 menit. Saring
airnya hingga potongan serai dan teh terpisah. Teh ini bersifat
profilaksis dari dalam. Untuk pemakaian secara topikal bisa menumbuk
sebagian daun serai dengan ditambahkan dengan sedikti air,
selanjutnya bisa dioleskan pada daerah yang sakit.
Cengkeh
Cengkeh termasuk jenis
secara tradisional yang
tumbuhan perdu yang memiliki
sering digunakan
batang pohon besar dan berkayu
masyarakat dalam
keras. Berasal dari famili
pengobatan dengan
Myrtaceae, genus Syzgium
cengkeh yaitu bunga
dengan nama Spesies Syzygium
cengkeh
aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry

Di dalam daun cengkeh


mengandung eugenol,
saponin, flavonoid dantanin.
Eugenol (C10H12O2),

Efek Farmakologis : Kegiatan acaricidal dari eugenol, komponen utama dari minyak cengkeh, dan
asetilugenol komponen minornya sertaanalog terkait isoeugenol dan metyleugenol, diuji terhadap dua
populasi tungau kudis. Kematian pada dua populasi tungau pada konsentrasi yang berbeda dari
senyawa diplot sebagai kurva dosis-respons yang menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi
semakin besar kematian pada spesies tungau.

Cara Penggunaan : Studi temukan bahwa minyak cengkeh bantu singkirkan kudis karena sifat
antiradang dan antibakterinya. campur dengan minyak kelapa, baru kemudian oleskan ke kulit yang
terinfeksi sebelum mandi. Lakukan 2-3 minggu.
Lavender
Lavender (Lavandula angustifolia) merupakan
tanaman yang termasukdalam anggota kelurga
Lamiaceae bagian yang sering digunakan yaitu
bunga.

komposisi kimia minyak atsiri bunga lavender antara


lain 1,8-cineole (9.6%), camphor (11,82%), linalool
(47,67%), terpinen-4-ol (3,08%), lavandulyl-acetate
(0,49%), dan α-terpineol (1,86%).

Efek Farmakologis : mekanisme utama dalam mengatasi skabies oleh minyak essensial
suatu tanaman yaitu mekanisme akarisida. Aktivitas akarisidal beberapa tanaman minyak
atsiri dan komponen kimianya telah ditunjukkan pada beberapa spesies tungau seperti S.
scabiei

Cara Penggunaan : Penggunaan bunga lavender untuk pengobatan skabies bisa dilakukan
dengan mengambil segenggam bunga lalu ditumbuk dengan ditambahkan sedikit air.
Setelah hancur dioleskan pada bagian yang sekit.
Lada
Cengkeh berasal dari
famili Piperaceae dengan Bagian yang digunakan :
nama spesies Piper Daun, buah dan bji.
nigrum L.

Kandungan senyawa : Lada hitam memiliki rasa


pedas dan aroma yang khas. Rasa pedas tersebut
karena adanya zat piperine, piperanin, dan
chavicine. Piperine (C17H19O3N) adalah unsur
utama yang terdapat pada lada hitam (Piper nigrum
L).

Efek Farmakologis : P. nigrum dan senyawa bioaktifnya juga ditemukan memiliki sifat farmakologis penting lainnya
termasuk antimikroba, antioksidan, antikanker, analgesik, antikonvulsan, pelindung saraf, hipoglikemik, hipolipidemik,
dan aktivitas anti-inflamasi. Namun pada terapi skabies, minyak essensial dari lada hitam memiliki aktivitas akarisida
sehingga bisa membunuh jenis tungau yang menyebabkan skabies.

Cara Penggunaan : Akar Rauwolfia serpentina L. dilumatkan dengan biji P. nigrum L. dan rimpang Zingiber officinale
dan dimaserasi. Madu ditambahkan ke dalam campuran untuk membentuk pil. Tiga pil harus diminum setiap hari
selama 3 minggu. Pil berfungsi sebagai profilaksis dari dalam. Secara topikal yang biasa digunakan yaitu bagian
daun, daun dihancurkan dan dioleskan pada daerah kulit yang sakit.
KESIMPULAN
Scabies atau gudik adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit tungau
Sarcoptes scabiei var hominis (S. scabiei) yang berada pada lapisan kulit stratum
korneum dan stratum granulosum. S. scabiei merupakan jenis parasit obligat
yang ada pada manusia. Scabies menyerang manusia hampir golongan usia, ras
dan kelompok dan semua status ekonomi terserang penyakit scabies.

Seseorang yang mengalami gejala skabies terjadi ketika tungau Sarcoptes


scabiei masuk PowerPoint
kedalam lapisan kulit dan membuat terowongan pada stratum
Presentation
korneum yang akan menyebabkan lesi dan tungau betina bertelur. Telur yang
menetas menjadi larva dalam waktu 2 sampai 3 hari dan larva berubah menjadi
nimfa dalam waktu 3 sampai 4 hari kemudian nimfa menjadi tungau dewasa
dalam waktu 4 sampai 7 hari. Tungau jantan akan mati setelah melalukan
proses kopulasi. Terowongan berwarna putih keabu-abuan, tipis dan kecil
seperti benang dengan struktur linear atau berkelok-kelok dengan panjang 1-
10 mm, yang merupakan hasil dari pergerakan tungau pada startum korneum.

Tanaman yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit Scabies antara


lain : Serai, cengkeh, lavender, lada, kunyit, lidah buaya dan nimba. Semua
tanaman tersebut telah terbukti efektif untuk menyembuhkan penyakit
scabies.
DAFTAR PUSTAKA
Stone, S.P., Jonathan N.G., Rocky E.B., 2008, In:
Fitzpatrick, Dermatology in General Medicine. 7th
ed. New York: McGraw-Hill, pp. 2030-31.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012.


Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.

Siregar, R.S., 2005. Atlas Berwarna Saripati


Penyakit Kulit. Jakarta: EGC

Aisyah, dkk. (2005). Infeksi Kulit pada Bayi dan


Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Thank You
FITOTERAPI
2019

Anda mungkin juga menyukai