Pada ekstraksi minyak atsiri terdapat beberapa macam metode yang bias digunakan, antara
lain:
1. Destilasi
Metode destilasi terbagi atas 3 metode, yaitu
a. Destilasi air, destilasi ini merupakan metode yang menghasilkan minyak atsiri
paling tidak murni
b. Destilasi uap air, destilasi ini menghasilkan minyak atsiri yang paling murni
c. Destilasi air dan uap air, destilasi ini menghasikan minyak atsiri yang tidak murni
Pada destilasi air dan (air dan uap air) dihasilkan minyak atsiri yang tidak murni
disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
Waktu yang digunakan pada destilasi ini terlalu singkat sehingga dapat
menyebabkan fraksinasi minyak
Senyawa yang memiliki titik didih tinggi tidak dapat terbawa uap air
Produk yang dihasilkan dari proses hidrolisis biasanya bersifat larut air sehingga
tidak akan terbawa uap air
Terdapat senyawa-senyawa pengotor, seperti amina dan furfural
Senyawa pada minyak atsiri yang bersifat sensitive dapat dipengaruhi oleh uap
air, contohnya: ester akan terhidrolisis membentuk alcohol dan asam karboksilat,
alcohol tersier mudah terputus gugus hidroksinya menjadi senyawa hidrokarbon
saat dipanaskan, dan terpen yang tidak jenuh akan membentuk polimerisasi
dibawah pemanasan.
Pemurnian minyak atsiri yang diperoleh dari proses destilasi dapat dilakukan
dengan berberapa cara, diantaranya:
3. Enfleurasi
Enfleurasi adalah metode ekstraksi yang dilakukan dengan minyak padat yang
tidak berbau. Metode enfleurasi terdiri atas 2 metode, yaitu:
Enfleurasi panas
Merupakan metode enfleurasi dengan menggunakan lemak yang dicairkan
Enfleurasi dingin
Merupakan metode enfleurasi dengan menggunakan minyak padat
Hasil ekstraksi enfleurasi dinamakan Pomades. Dan untuk mendapatkan minyak atsiri
murni pomades harus diekstraksi dengan alcohol.