Anda di halaman 1dari 3

Penatalaksanaan Medis

Penanganan pertama diunit gawat darurat, ruang intensif atau bangsal adalah
terapi cairan, fisioterapi dan psikiatri, pemberian obat-obatan topical. Pemberian obat-
obatan topical bertujuan tidak untuk mensterilkan luka tetapi menekan pertumbuhan
mikoroorganisme dan mengurangi kolonisasi serta mengurangi terjadinya infeksi luka
dan cegah sepsis yang seringkali masih menjadi penyebab kematian pasien (Effendi,
C.1999)
 Prosedur emergency pada saat terjadi kebakaran
a. Memisahkan dari sumber api dan padamkan api
Segera hindari sumber api atau penyebab luka bakar lainnya. Padamkan api
dan selamatkan korban dari paparan api dan asap.
b. Melepas benda yang melekat di tubuh
Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek torniket,
karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera mengalami edema dan
memudahkan pengkajian.
c. Setelah sumber luka dihilangkan, aliri/siram bagian yang terluka dengan air
mengalir suhu normal selama sekurang-kurangnya 15 menit tergantung
seberapa parah luka bakar. Hal ini dilakukan untuk menghambat terjadinya
edema lokal pada jaringan dan membuat kerusakan lebih dangkal dan
diperkecil. Namun pada luka yang lebih luas tidak dapat dilakukan karena
bahaya terjadinya hipotermi.
d. Menutup luka bakar
Hal ini dilakukan untuk meminimalkan kontaminasi bakteri dan mengurangi nyeri
karena ada kontak langsung dengna permukaan luka, selain dressing pada luka,
tidak dibenarkan untuk memberikan pengobatan atau benda pada luaka.
e. Mengirigasi luka akibat bahan kimia
Apabila korban terkena paparan bahan kimia yang korosif, maka sgera alirkan
air dingin dengan adanya tekanan pada area luka bakar.
f. Prinsip penanganan luka bakar sama seperti pada luka akibat trauma yang lain,
yaitu dengan ABC dan D (Airway, Breathing, Circulation dan Disability) yang
diikuti dengan pendekatan khusus pada komponen spesifik luka bakar pada
survey sekunder.

 Penanganan di ruang emergency


a. Wajibkan gunakan sarung tangan steril untuk memeriksa penderita
b. Pemeriksaan menyeluruh
c. Bebaskan jalan nafas (endotrakeal tube; trakeostomy bila ada infeksi)
d. Pasang IV kateter cukup besar, tidak dianjurkan pemasangan scalp vein
e. Memberikan cairan linger laktat dengan jumlah 30-50 cc/jam untuk dewasa dan
20-30 cc/jam untuk anak-anak diatas 2 tahun dan 1 cc/jam untuk anak dibawah
2 tahun
f. Memasang kateter foley untuk monitory produksi urine/jam
g. Pasang nasogastrik tube untuk gastric dekompresi
h. Mmemberikan morfin IV (jangan secara IM)
i. Timbang BB pasien
j. Memberi tetanus tokroid bila perlu
k. Pencucian luka di kamar operasi dalam keadaan blus umum, luka dicuci
debridement dan didesinfeksi dengan salvon 1: 30, setelah bersih tutup dengan
tube kemudian diolesi dengan SSD hingga rata rawat luka secara tertutup
dengan kasa steril
l. Eskartomi adalah membuang eskar dengan eksisi tangensial (lapis demi lapis
jaringan nekrotik sampai ditemukan jaringan yang berdarah).

 Resusitasi Cairan
Tujuan utama dari resusitasi cairan adalah untuk menjaga dan mengembalikan
perfusi jaringan tanpa menimbulkan edema. Prinsip dari pemberian resusitasi
cairan pertama kali adalah pemberian garam ekstrasekuker dan air yang hilang
pada jaringan yang terbakar, dan sel-sel tubuh. Formula yang terkenal untuk
resusitasi cairan adalah formula parkland yaitu pemberian cairan ringer laktat pada
14 jam pertama dengan rumus 4ml/kg BB/% luka bakar. Cara yang lebih sederhana
adalah rumus Baxter, %luka bakar x BB x 4cc separuh dari cairan ini diberikan
dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan pada 16 jamberikutnya. Pada hari pertama
terutama diberikan elektrolit yaitu larutan RL karena terjadi defisit ionnya, hari kedua
diberikan separuh cairan pertama.

 Perawatan Luka
a. Luka bakar derajat 1 merupakan luka ringan dengan sedikit hilangnya barier
pertahanan kulit. Luka seperti ini tidak perlu di balut, cukup dengan pemberian
salep antibiotik untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan kulit.
b. Luka bakar derajat 2 (superficial) perlu perawatan luka setiap harinya, pertama
–tama luka diolesi dengan salep antibiotik, kemudian dibalut dengan perban
katun dan dibalut lagi dengan perban elastic.
c. Luka derajat 2 (dalam) dan luka derajat 3 perlu dilakukan eksisi awal dan
cangkok kulit (early exicion and grafting)

 Pemberian obat
a. Antibiotik
Pemberian secara topical dalam bentuk salep atau cairan untuk merendam.
Contoh : silver sulfadiozone, mofenide acetate, silver titrate, povodone iodine,
bacitracin (untuk luka derajat 1), neomycin, polumrxin, mupirocin dan mebo.
b. Analgesik
Untuk atasi nyeri biasanya golongan oproid dan NSAID, preparat anastesi
seperti ketamin, N2O digunakan pada prosedur yang dirasakan sangat sakit
seperti saat pergantian balutan. Dapat pula diberikan obat psikotropik seperti
antilitik, tranquilizer dan anti depresan.

 Skin Grafting
Skin grating adalah tindakan memindahkan sebagiam atau seluruh tebalnya kulit
dari satu tempat lain supaya hidup ditempat baru tersebut. Biasanya epidermis dan
beberapa atau seluruh dermis bertujuan untuk menutup luka.
Metode yang digunakan adalah mesh grafting, prinsipnya adalah membuat insisi
kecil multiple dengan jarak yang teratur. Tindakan ini membuat kulit seperti jala dan
bertambah luas 1,5-9 kali tergantung dermacarrier yang digunakan. Metode ini
memungkinkan menutup defek yang luar dengansatu kali operasi.

Anda mungkin juga menyukai