Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN SIDOARJO


A. SATUAN ACARA PENYULUHAN
I. Pokok Bahasan : Upaya-Upaya Pencegahan Primer
Sekunder Dan Tersier Pada Sistem
Reproduksi

II. Sub Pokok Bahasan : Perawatan Perineum


a. Waktu : 30 menit
b. Sasaran : Pasien di ruang Nifas Peristi
c. Hari/tanggal : Jum’at, 7 Desember 2018 jam 09.00 WIB
d. Tempat : Ruang Nifas Peristi
e. Pelaksana : Mahasiswa Ners STIKES Dian Husada
Mojokerto
III. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien mengerti manfaat
serta pentingnya perilaku personal hygiene ibu post partum dengan
perawatan perineum, serta bagaimana berperilaku menjaga personal
hyegiene ibu post partum dengan perawatan perineum.
IV. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien :
a. Menjelaskan definisi perawatan perineum
b. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi perawatan perineum
c. Menyebutkan bentuk-bentuk luka perineum
d. Menyebutkan tujuan perawatan perineum
e. Menyebutkan waktu perawatan perineum
f. Menyebutkan alat-alat untuk perawatan perineum
g. Menjelaskan langkah-langkah perawatan perineum
h. Menjelaskan cara perawatan pada tindakan pasca episiotomy
i. Menyebutkan langkah-langkah melakukan vulva hyegiene
j. Menyebutkan Gejala infeksi pada perawatan perineum

1
V. Materi :
Materi yang akan di berikan yaitu :
a. Definisi Perawatan Perineum
b. Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Perineum
c. Bentuk-Bentuk Luka Perineum
d. Tujuan Perawatan Perineum
e. Waktu Perawatan Perineum
f. Alat-Alat Untuk Perawatan Perineum
g. Langkah-Langkah Perawatan Perineum
h. Cara Perawatan Pada Tindakan Pasca Episiotomy
i. Langkah-Langkah Melakukan Vulva Hyegiene
j. Gejala Infeksi Pada Perawatan Perineum
VI. Metode :
a. Ceramah
b. Tanya-jawab
VII. Media :
a. Leaflet
b. Power Point
VIII. Rencana Kegiatan :
Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

5 menit Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dari  Mendengarkan
penyuluhan serta kontrak  Memperhatikan
waktu
 Menyebutkan materi yang akan  Memperhatikan
diberikan
15 Pelaksanaan :
menit  Menjelaskan definisi perawatan  Memperhatikan
perineum
 Menjelaskan faktor yang  Memperhatikan
mempengaruhi perawatan

2
perineum
 Menyebutkan bentuk-bentuk  Memperhatikan
luka perineum
 Menyebutkan tujuan perawatan  Memperhatikan
perineum
 Menyebutkan waktu perawatan  Memperhatikan
perineum
 Menyebutkan alat-alat untuk  Memperhatikan
perawatan perineum
 Menjelaskan langkah-langkah  Memperhatikan
perawatan perineum
 Menjelaskan cara perawatan
pada tindakan pasca episiotomy  Memperhatikan
 Menyebutkan langkah-langkah
 Memperhatikan
melakukan vulva hyegiene
 Menyebutkan gejala infeksi
 Memperhatikan
pada perawatan perineum
 Penyuluh memberikan
 Bertanya dan
kesempatan kepada peserta
menjawab
untuk bertanya
pertanyaan yang
diajukan
10 Penutup:
menit  Memberikan pertanyaan  Menjawab
kepada keluarga tentang materi pertanyaan
yang telah diberikan
 Mengucapkan terimakasih atas  Mendengarkan
peran serta peserta
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam

IX Pengorganisasian :

a. Moderator : Moh. Ihsan Ansori


b. Penyaji : Dini Rocma Wita dan Siti Nursamsiyah
c. Notulen : Luluk Atul Khotimah
d. Fasilitator : Wanda Deki Prasisto
e. Perlengkapan : Anugah Krisna Darmawan

3
X. Pengorganisasian tempat

6 6

6 6

6 6

6 6

6 6

Keterangan :
1. Tempat penyajian lembar balik
2. Penyaji
3. Fasilitator
4. Moderator
5. Notulen
6. Bed peseta penyuluhan

4
XI. Evaluasi :

1. Evaluasi struktur
 Semua peserta hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan.
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Nifas Peristi
RSUD Sidoarjo.
 Pengorganisasian penyuluhan dilakukan 3 hari sebelumnya.
2. Evaluai proses
 Alat dan tempat bisa di gunakan sesuai rencana yang ditentukan.
 Pasien antusias terhadap materi penyuluhan.
 Pasien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai.
 Pasien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi hasil
 Pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan
 Jumlah peserta yang menghadiri penyuluhan + 80 %

5
B. MATERI PENYULUHAN
1. Definisi Perawatan Perineum
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia
(biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai
dengan sehat (Aziz, 2004).
Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi
oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu
antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik
seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar,2002).
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu
yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya
organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
a. Menjaga perineum selalu bersih dan kering
b. Hindari penggunaan obat-obat tradisional pada perineum
c. Cuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3-4 kali
perhari
d. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan (jika ada
luka episiotomi). Ibu harus kembali lebih awal jika ia mengalami
gejala-gejala seperti demam,mengeluarkan cairan yang berbau busuk
dari daerah lukanya atau jika daerah tersebut menjadi nyeri.

Perawatan Perineum yang dilakukan dengan Baik dapat menghindarkan


Hal Berikut ini :
a. Infeksi Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat
menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan
timbulnya infeksi pada perineum.
b. Komplikasi Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada
saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat
pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi
pada jalan lahir.

6
c. Kematian ibu post partum Penanganan komplikasi yang lambat dapat
menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat
kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Suwiyoga, 2004).

2. Faktor yang mempengaruhi perawatan perineum


a. Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap
proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian
jaringan sangat membutuhkan protein.
b. Obat-obatan
1) Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan
menggangu respon inflamasi normal.
2) Antikoagulan : Dapat menyebabkan hemoragi.
3) Antibiotik spektrum luas / spesifik : Efektif bila diberikan
segera sebelum pembedahanuntuk patolagi spesifik atau
kontaminasi bakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak
efektif karena koagulasi intrvaskular.
c. Keturunan Sifat geneti
Seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam
penyembuhan luka salah satu sifat genetik yang mempengaruhi
adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapatdihambat, sehingga
menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan
protein-kalori
d. Sarana prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam
perawatan perineum akansangat mempengaruhi penyembuhan
perineum, misalnya kemampuan ibu dalammenyediakan antiseptik.
e. Budaya dan Keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan
perineum, misalnya kebiasaantarak telur, ikan dan daging ayam,
akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat
mempengaruhi penyembuhan luka.

7
3. Bentuk-Bentuk Luka Perineum
Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada dua macam yaitu :
a. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh
rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala
janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture
biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan
penjahitan. (Hamilton, 2002). Seperti Tuberositas ischia, Arteri
pudenda interna, Arteri rektalis inferior
b. Episiotomy
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk
memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum
keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A, 1996).
Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan
vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini
dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh
kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi
lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi
episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi
garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak
pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah
diperbaiki (Jones Derek,2002).
Jenis – jenis episiotomy :
1) Episiotomi Medialis adalah yang dibuat di garis tengah.
2) Episiotomi Mediolateralis dari garis tengah ke samping
menjauhi anus
3) Episiotomi Lateralis 2 cm diatas commisuro posterior ke
samping.
4) Episiotomi Sekunder adalah ruptur perinii yang spontan atau
episiotomi medialis yang melebar sehingga dimungkinkan
menjadi ruptura perinii totalis maka diguntingke samping

8
4. Tujuan Perawatan Luka Perineum
Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002) adalah
mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan.
Sedangkan menurut Moorhouse et. Al (2001) adalah pencegahan
terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari
setelah kelahiran anak atau aborsi.
5. Waktu perawatan perineum
Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah
a. Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah
terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada
cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu
dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu,
untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
b. Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan
besar terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat
memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan
pembersihan perineum.
c. Setelah buang air besar
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran
disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari
anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan
proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.

6. Alat-Alat Perawatan Perineum


a. Air dan sabun
b. Betadine
c. Kassa steril
d. Pembalut bersih
e. Air cebok/air anti septik
f. Celana dalam yang bersih

9
7. Langkah-Langkah Perawatan Perineum.
a. Ganti pembalut wanita yang bersih setiap 4-6 jam. Posisikan
pembalut dari arah depan dengan baik tidak tergeser.
b. Melakukan cuci tangan.
c. Lepaskan pembalut dari arah depan kebelakang untuk
menghindari penyebaran bakteri dari anus ke kemaluan.
d. Cebok dari arah depan ke belakang untuk mencegah kontaminasi
luka kemaluan dari daerah anus.
e. Bilas dengan air hangat/bilas dengan cairan anti septic pada
daerah kemaluan setelah BAB.
f. Bersihkan area anus dari kotoran dan feses jika ada. Bersihkan
dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) dengan satu usapan.
Ulangi dengan kapas yang berbedasampai bersih.
g. Keringkan menggunkan washlap dengan cara ditepuk dari arah
depan ke belakang. Pasang pembalut pada celana dalam.
Celupkan pada kassa steril ke dalam larutan bethadine, peras
lembab dan tempelkan di daerah perineum (bila ada jahitan) atau
bila ada salep oleskan.
h. Pasang celana dalam yang sudah dipasang pembalut, kemudian
dirapikan.
i. Pakai pakaian bawah
j. Cuci tangan
k. Jangan memegang daerah kemaluan sampai area tersebut pulih
l. Rasa gatal disekitar jahitan adalah normal. Hal tersebut
merupakan tanda penyembuhan, untuk mengurangi rasa tidak
nyaman sebaiknya berendam di air hangat atau kompres dingin
m. Hindari berdiri atau duduk lama, untuk mengurangi tekanan pada
daerah kemaluan. Tidur miring lebih dianjurkan.
n. Lakukan senam kegel sesering mungkin untuk merangsang
peredaran darah disekitar kemaluan, sehingga mempercepat
penyembuhan dan memperbaiki fungsi otot-otot.

10
8. Perawatan pada Tindakan Pasca Episiotomi
Jika persalinan normal sampai memerlukan tindakan episiotomy,
ada beberapa hal yang harus dilakukan agar proses pemulihan
berlangsung seperti yang diharapkan. Inilah cara perawatan setelah
episiotomy :
a. Untuk menghindari rasa sakit kala buang air besar, ibu dianjurkan
memperbanyak konsumsi serat seperti buah-buahan dan sayuran.
Dengan begitu tinja yang dikeluarkan menjadi tidak keras dan ibu
tidak perlu mengejan. Kalau perlu dokter akan memberikan obat
untuk melembekkan tinja.
b. Dengan kondisi robekan yang terlalu luas pada anus, hindarkan
banyak bergerak pada minggu pertama karena bisa merusak otot-otot
perineum. Banyak-banyaklah duduk dan berbaring. Hindari berjalan
karena akan membuat otot perineum bergeser
c. Jika kondisi robekan tidak mencapai anus, ibu disarankan segera
melakukan mobilisasi setelah cukup beristirahat.
d. Setelah buang air kecil dan besar atau pada saat hendak mengganti
pembalut darah nifas, bersihkan vagina dan anus dengan air seperti
biasa. Jika ibu benar-benar takut untuk menyentuh luka jahitan
disarankan untuk duduk berendam dalam larutan antiseptic selama
10 menit. Dengan begitu, kotoran berupa sisa air seni dan feses juga
akan hilang
e. Bila memang dinajurkan dokter, luka dibagian perineum dapat
diolesi salep antibiotik.

9. Gejala Infeksi
Infeksi bisa terjadi karena ibu kurang telaten melakukan
perawatan pasca persalinan. Ibu takut menyentuh luka yang ada di
parenium sehingga memilih tidak membersihkannya. Padahal, dalam
keadaan luka, perineum rentan didatangi kuman dan bakteri sehingga
mudah terinfeksi. Gejala-gejala infeksi yang dapat diamati adalah :

11
a. Suhu tubuh melebihi
b. Menggigil, pusing dan mual
c. Keputihan
d. Keluar cairan seperti nanah dari vagina
e. Cairan yang keluar disertai bau yang menyengat
f. Keluarnya cairan disertai dengan rasa nyeri
g. Terasa nyeri di perut
h. Perdarahan kembali banyak padahal sebelumnya sudah sedikit.

12
DAFTAR PUSTAKA

13
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN DI RUANG NIFAS PERISTI
RSUD KABUPATEN SIDOARJO

Hari/tanggal : Jum’at, 7 Desember 2018

Nama Alamat Tanda tangan


No

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15..

16.

17.

18.

19.

20.

14
15

Anda mungkin juga menyukai