Oleh :
dr. Franciska A.
Pembimbing:
dr. Putri Novianty
Soft Tissue Pedis
Paulsen, F., dan Waschke, J. 2010. Paulsen dan waschke Atlas of Human Anatomy: General Anatomy and
Musculoskeletal System.
Soft Tissue Pedis
Paulsen, F., dan Waschke, J. 2010. Paulsen dan waschke Atlas of Human Anatomy: General Anatomy and
Musculoskeletal System.
Soft Tissue Tumour Pedis
Definisi dan Epidemiologi
Soft tissue tumour adalah tumor atau benjolan pada
jaringan lunak; yang biasanya berasal dari sel mesenkim
embrional.
Insidensi STT adalah 3000 tiap 1 juta penduduk
sedangkan STS adalah 30 tiap 1 juta penduduk.
99% STT bersifat superfisial dan 95% berdiameter kurang
dari 5 cm. Ekstremitas
50-60%
Retroperitonuem Badan
(15%) (19%)
Kepala-leher
(9%)
World Health Organization. 2006. Soft Tissue Tumours: Epidemiology, Clinical Features, Histopathological Typing and Grading.
Etiologi
Genetik
Lingkungan: paparan bahan kimia
Paparan radiasi
Trauma
Limfedema kronik
World Health Organization. 2006. Soft Tissue Tumours: Epidemiology, Clinical Features, Histopathological Typing and Grading.
Goldberg, A. S. 2015. Primary Soft Tissue Masses of the Foot and Ankle. CME: Podiatry Management Magazine.
Klasifikasi
Tumor adiposit
Tumor fibroblastik/ miofibroblastik
So-Called Fibrohystiocytic Tumours
Tumor otot polos
Tumor perisitik/ perivaskular
Tumor otot rangka
Tumor vaskular
Tumor kondrooseus
Tumours of uncertain differentiation
World Health Organization. 2006. Soft Tissue Tumours: Epidemiology, Clinical Features, Histopathological Typing and Grading.
Blacksin, M. F., Ha, D., dan Hameed, M. 2006. Superficial Soft Tissue Masses of the Extremities. Radiographics Journal.
Patogenesis
World Health Organization. 2006. Soft Tissue Tumours: Epidemiology, Clinical Features, Histopathological Typing and Grading.
Blacksin, M. F., Ha, D., dan Hameed, M. 2006. Superficial Soft Tissue Masses of the Extremities. Radiographics Journal.
Gambaran Klinis
Xanthoma
Xanthoma merupakan tumor jaringan lunak lain yang sering ditemukan
pada kaki. Xanthoma adalah sekelompok histiosit yang sarat jaringan lipid,
merupakan penyerta penyakit hiperlipidemia. Xanthoma umumnya berasal
dari kulit atau subkutan, namun terkadang ditemukan pada jaringan lunak
yang lebih dalam.
World Health Organization. 2006. Soft Tissue Tumours: Epidemiology, Clinical Features, Histopathological Typing and Grading.
Blacksin, M. F., Ha, D., dan Hameed, M. 2006. Superficial Soft Tissue Masses of the Extremities. Radiographics Journal.
Gambaran Klinis
Fibroma adalah massa jaringan fibrosa pada kulit atau jaringan lunak yang
bersifat jinak.
World Health Organization. 2006. Soft Tissue Tumours: Epidemiology, Clinical Features, Histopathological Typing and Grading.
Blacksin, M. F., Ha, D., dan Hameed, M. 2006. Superficial Soft Tissue Masses of the Extremities. Radiographics Journal.
Gambaran Klinis
Ganglion (kista ganglion), kista sinovial, kista ganglionik, dan bursae
Kista sinovial dan ganglia tumbuh di dekat sendi atau tendon dan
mengandung cairan musin. Kista sinovial diselubungi oleh membran
sinovial dan mungkin berhubungan dengan struktur lain yang berdekatan.
Ganglion, seringkali ditemukan dalam ukuran besar, diselubungi oleh sel
pseudosinovial pipih dan tidak berhubungan dengan struktur lain yang
berdekatan.
Bursae adalah struktur berdinding sinovial yang ditemukan di antara
permukaan tulang dan ligamen atau tendon dan biasanya mengandung
cairan yang akan meningkat saat terdapat peradangan karena gesekan
mekanik, infeksi, atau inflamasi artropati.
World Health Organization. 2006. Soft Tissue Tumours: Epidemiology, Clinical Features, Histopathological Typing and Grading.
Blacksin, M. F., Ha, D., dan Hameed, M. 2006. Superficial Soft Tissue Masses of the Extremities. Radiographics Journal.
Gambaran Klinis
Myositis ossificans merupakan massa berbentuk tulang yang tumbuh pada
jaringan lunak dan bersifat benigna. Etiologi lesi ini tidak jelas namun
trauma diduga sebagai etiologi utama. Awalnya, lesi tidak spesifik, disertai
nyeri, dan meradang. Massa yang tampak meradang tersebut perlahan
mengeras (osifikasi) dari perifer ke arah tengah selama beberapa bulan.
World Health Organization. 2006. Soft Tissue Tumours: Epidemiology, Clinical Features, Histopathological Typing and Grading.
Blacksin, M. F., Ha, D., dan Hameed, M. 2006. Superficial Soft Tissue Masses of the Extremities. Radiographics Journal.
Gambaran Klinis
Fibromatosis superfisial merupakan proliferasi fibroblastik fascia yang
ditemukan pada palmar, plantar, penis, atau penonjolan buku jari (knuckle
pad). Fibromatosis plantar, dikenal juga sebagai penyakit Ledderhose,
kemungkinan besar terkait dengan trauma.
World Health Organization. 2006. Soft Tissue Tumours: Epidemiology, Clinical Features, Histopathological Typing and Grading.
Blacksin, M. F., Ha, D., dan Hameed, M. 2006. Superficial Soft Tissue Masses of the Extremities. Radiographics Journal.
Gambaran Klinis
Neurofibroma adalah lesi kecil, soliter, nodul kutan atau subkutan yang
tumbuh lambat dan biasanya timbul pada dekade ketiga kehidupan. Massa
ini tumbuh dari kulit atau saraf yang lebih besar, mengandung sel berbentuk
spindel dalam stroma miksoid, dan mengandung serat kolagen. Saat lesi
berasal dari saraf yang lebih besar, lesi berkembang menjadi massa
fusiform yang sering meluas ke jaringan lunak, dan terasa sakit.
World Health Organization. 2006. Soft Tissue Tumours: Epidemiology, Clinical Features, Histopathological Typing and Grading.
Blacksin, M. F., Ha, D., dan Hameed, M. 2006. Superficial Soft Tissue Masses of the Extremities. Radiographics Journal.
Diagnosis
Berdasarkan gambaran klinis dan histologis.
Pemeriksaan Penunjang
MRI
CT Scan
Immunohistochemistry
Biopsi
Diklasifikasikan ke 4 tipe histologis:
Benigna
Intermediet (locally agressive)
Intermediet (rarely metastasizing)
Maligna
Tatalaksana
Operatif :
Eksisi (wide local excision untuk lesi derajat rendah/ T1)
Kemoterapi ajuvan/ neoajuvan:
Doksorubisin, ifofosfamide (Lesi derajat tinggi/ metastasis jauh)
Radioterapi :
Lesi T2 atau lebih, lesi derajat sedang-tinggi
Terapi multimodal :
Kemoterapi neoajuvan > pembedahan > kemoterapi ajuvan+radioterapi
postoperatif
Kemoterapi neoajuvan bersamaan dengan radioterapi preoperatif >
pembedahan > kemoterapi ajuvan
Kemoterapi neoajuvan > radioterapi preoperatif > pembedahan >
kemoterapi ajuvan
Laporan Kasus
Identitas
Nama : Ny. N
Usia : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Baru Tengah
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status : Menikah
Tgl. Masuk RS : 7 Juni 2022
Tgl. Keluar RS : 9 Juni 2022
Tgl. Pemeriksaan : 7 Juni 2022
Anamnesis
Keluhan Utama : Benjolan di kaki kanan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara dengan
keluhan benjolan di kaki kanan muncul sejak 2 bulan yang
lalu. Awalnya, benjolan berukuran kecil, terasa panas dan
nyeri, bengkak, serta tampak kemerahan. Benjolan
kemudian semakin membesar dan rasa nyeri semakin
bertambah dengan lokasi tetap dalam 1 minggu. Pasien
berobat ke Poliklinik Bedah RS Hermina dan disarankan
operasi. Pasien diberi obat (merk tidak diketahui)
kemudian bengkak dan nyeri mereda.
Anamnesis
Benjolan kembali bengkak dan nyeri saat pasien
berjalan terlalu jauh, dan menghilang perlahan dengan
istirahat. 2 minggu sebelum jadwal operasi, bengkak dan
nyeri pada benjolan kambuh setelah pasien memiliki acara
hajatan di rumah. Secara tiba-tiba, benjolan mengeluarkan
nanah warna kuning dan kemudian terbentuk lubang di
benjolan tersebut. 2 tahun yang lalu, pasien sempat
memiliki keluhan serupa tetapi benjolan kecil dan dapat
kempes dengan hanya minum obat. Pasien dapat berjalan
normal, hanya jika terlalu lama berdiri atau berjalan,
benjolan di kaki terasa sakit.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu : Selulitis
Riwayat Trauma : Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga: Tumor disangkal
Riwayat Pengobatan : Obat dari Poliklinik Bedah RS
Hermina
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : CM
Tanda-Tanda Vital :
TD = 110/70 mmHg RR= 18 x/m
HR= 80 x/m Tax= 36,5 0C
Status Generalis :
Mata = Sklera tidak didapatkan ikterus
Status Generalis :
Mata = Sklera tidak didapatkan ikterus
Konjunctiva tidak didapatkan anemis
Follow Up
Telinga= tidak didapatkan sekret dan darah
Hidung = tidak didapatkan sekret dan darah, tidak
didapatkan pernafasan cuping hidung
Mulut = tidak didapatkan perdarahan, tidak sianosis
Thorax :
Cor = Iktus cordis tidak tampak dan teraba di ICS V MCL
sinistra, batas jantung normal, S1S2 tunggal e/g/m = -/-/-
Pulmo = Gerak dada simetris, fremitus raba n/n, sonor +/+,
suara nafas vesikuler, rhonki -/- , wheezing -/-
Follow Up
Abdomen:
I = flat
A = bising usus (+) normal
P = soepel, nyeri tekan (-), massa (-)
P = timpani
Extremitas = Akral Hangat di keempat ekstremitas
Edema tidak didapatkan di keempat ekstremitas