Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Visi Kementerian Kesehatan RI adalah “Masyarakat Sehat yang mandiri dan
berkeadilan”. Sedangkan misinya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani;
melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumberdaya kesehatan; dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Salah
satu strategi Kementerian Kesehatan RI adalah “Meningkatkan pelayanan kesehatan
yangmerata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan serta berbasis bukti dengan
mengutamakan padaupaya promotif dan preventif.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu.Puskesmas adalah
penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat
pertama.Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, serta pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.Dalam menjalankan fungsinya, Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang
dilaksanakan melalui upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.
Upaya pelayanan gizi di puskesmas merupakan bagian tak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan dasar tingkat puskesmas yang perlu selalu ditingkatkan
kualitasnya. Sebab kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Pembangunan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupan
dan usia harapan hidup manusia, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat
serta untuk mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Upaya ini
bertujuan mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatannya
dan menyadari pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif
Puskesmas mengelola pelaksanaan upaya kesehatan termasuk pembinaan peran
serta masyarakat, serta melakukan koordinasi terhadap semua upaya dan sarana
pelayanan kesehatan yang ada di wilayahnya sesuai dengan kewenangannya.Program-
program kesehatan, terutama yang terkait dengan gizi perlu selalu disosialisasikan
secara terus menerus, hal ini dikarena perubahan tingkah laku kadang-kadang hanya
dapat terjadi dalam kurun waktu yang relatif lama.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya fasilitasi agar masyarakat tahu, mau
dan mampu untuk hidup sehat berdasarkan potensi yang dimilikinya. Salah satu wujud
pemberdayaan masyarakat adalah tumbuh dan berkembangnya Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar
kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan
bimbingan dari Petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait
lainnya.Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non
instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu
mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan
melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat.
Kelompok Pendukung Ibu menyusui merupakan salah satu upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) yang mendapatkan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari petugas kesehatan yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini.Di dalam kegiatannya dapat bersinergi
dan diintegrasikan dengan program-program di masyarakat.Pelibatan masyarakat dalam
pelaksanaannya mendorong inisiatif dan inovasi masyarakat sebagai penggerak dalam
pengambil keputusan serta bertanggung jawab untuk mewujudkan pembangunan
berwawasan kesehatan yang direncanakan oleh masyarakat sendiri.
Kelompok Pendukung ASIEksklusif merupakan kelompok pendukungibu yang
menyusui untuk dapat menyusuibayinya. Seorang ibu yang memilikipengalaman
menyusui akan memberikaninformasi, pengalaman dan menawarkanbantuan kepada ibu
lainnya dalam kondisisaling percaya dan menghargai. PesertaKelompok Pendukung ASI
Eksklusif adalahibu menyusui dan mereka mengeksplorasibeberapa pilihan yang
mendukungkeberhasilan menyusui.
Salah satu pengembangan yangdilakukan di Puskesmas Patamuan adalah
pembentukan KP ASIEksklusif dimana hanya beranggotakankelompok ibu menyusui
yang berbasismasyarakat, dimana memiliki bayi berusia0-6 bulan, dimana pertemuan ini
diadakandalam suasana saling mendukung danpercaya dan fasilitasi oleh konselor
temansebaya, dimana konselor tersebut memilikiminat untuk berbagi pengalaman, ide
daninformasi seputar menyusui dan hal-hal yangmenjadi pendukung dan penghambat
sertapermasalahan selama menyusui.
Masalah kurang gizi pada balita masih menjadi prioritas dalam pembangunan
kesehatan. memburuknya keadaan gizi masyarakat berdasarkan beberapa studi
disebabkan oleh pola asuhan gizi yang kurang baik seperti pemberian makanan
dini, tidak memberikan ASI Eksklusi pada  bayi, pemberian MP ASI yang tidak
sesuai. Bayi yang mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan secara signifikan menurunkan
resiko terjadinya diare, dan menurunkan resiko ISPA, dibandingkan bayi yang tidak
mendapatkan ASI eksklusif (S.Mihrshahi, 2008).
Berdasarkan laporan dari Puskesmas Patamuan pencapaian Indikator gizi bayi
yang mendapat ASI Ekslusif sebanyak 36,7 % dari 42 % target Kabupaten Padang
Pariaman. Dengan telah dibentuknya KP ASI di Korong Sialang Nagari Tandikat Utara
Kecamatan Patamuan, maka diharapkan mampu memberikansolusi bagi permasalahan
yang dihadapi masyarakat yang berhubungan dengan pemberian ASIEksklusif bisa
teratasi dan memungkinkanterjadinya perubahan perilaku.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan cara
memberdayakan masyarakat dalam kelompok KP ASI
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ASI Ekslusif
b. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan KP ASI dalam mengatasi masalah
menyusui
BAB II
GAMBARAN SITTUASI

A. Gambaran Umum Puskesmas Patamuan


A. Keadaan Geografis
Puskesmas Patamuan merupakan satu dari 25 Puskesmas di Kabupaten Padang
Pariaman dan Puskesmas Patamuan di Kecamatan Patamuan. Puskesmas Patamuan
berdiri sejak tahun 2004, berada di Korong Kabun Pondok Duo, Kecamatan Patamuan
dengan luas wilayah kerja adalah 53.05 Km2.. Jarak dari Puskesmas ke Ibukota
Kecamatan ± 25 Km, dapat ditempuh dalam waktu ±40 menit ( kecepatan 40 Km/jam).
Sedangkan jarak dari Puskesmas ke Ibukota Kabupaten ±60 Km, dapat ditempuh dalam
waktu 90 menit (kecepatan 40 Km/jam).
Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Patamuan berada di daerah dataran
pegunungan atau dataran tinggi, hal ini berpengaruh terhadap keadaan iklim dan curah
hujan yang cukup tinggi.Puskesmas Patamuan mewilayahi 3 Nagari dengan 18
(Delapan Belas) Korong. Korong yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Patamuan
antara lain :
Tabel 2.1 Jumlah Korong dalam Kecamatan Patamuan
No Nagari Korong
1 Tandikat utara Paramantalang
2 Tandikat asli
3 Sialang
4 Air kelok
5 Jajaran
6 Kampung apa
7 Tandikat Pulau Air
8 Lubuk Aro
9 Labu Kumbung
10 Pucung Anam
11 Kabun Pd Duo
12 Sei kasikan
13 Galoro
14 Sarang Gagak
15 Lareh NP
16 Sei Durian Koto Mambang
17 Kp Tanjung
18 Sei Durian

B. Keadaan Demografis
Penyebaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas Patamuan tidak
merata.Sebagian desa memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi.Berikut ini
gambaran luas wilayah, jumlah desa, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan
kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas Patamuan.
Tabel 2.2 : Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Di
Wilayah Puskesmas Patamuan tahun 2017
Luas Jumlah
Jumlah
No Desa Wilayah Rumah
Penduduk
(Km2) Tangga
1 Paramantalang 3.25 737 166
2 Tandikat asli 2.9 445 105
3 Sialang 3.75 537 127
4 Air kelok 3.1 323 96
5 Jajaran 6.7 147 51
6 Kampung apa 4.3 149 46
7 Sarang gagak 1.55 121 27
8 Galoro 2.67 677 182
9 Pulau air 6.6 997 251
10 Lubuk aro 6.91 201 467
11 Labu kumbung 2.83 670 147
12 Pucung anam 3.75 1433 341
13 Kabun pondok duo 2.15 711 202
14 Lareh nan panjang 3.45 923 230
15 Sungai kasikan 3.29 1283 300
16 Sungai durian 4.04 1845 397
17 Koto mambang 4.11 1782 366
18 Kampung tanjung 3.67 1339 307
Total 53.05 16.120 3.808

Adapun sasaran pelayanan gizi di wilayah kerja Puskesmas Patamuan sebagai berikut :
Tabel 2.3 Jumlah sasaran pelayanan gizimasyarakat diwilayah kerja puskesmas Patamuan
tahun 2017
Bayi Balita
No Korong Bumil Bufas
0- 6 bln 6- 11 bln 12- 59 bln
1 Paramantalang 3 9 67 19 18
2 Tandikat asli 1 3 29 7 6
3 Sialang 11 10 43 13 12
4 Air kelok 2 4 22 6 5
5 Jajaran 1 2 16 5 4
6 Kampung apa 1 2 9 5 4
7 Sarang gagak 1 2 9 4 4
8 Galore 3 10 56 14 13
9 Pulau air 14 14 98 28 27
10 Lubuak aro 20 20 125 41 40
11 Labu kumbung 5 11 60 19 18
12 PC anam 11 16 102 29 28
13 Kabun 8 10 54 20 19
14 Ln panjang 8 10 71 20 19
15 Sei kasikan 10 17 107 29 28
16 Sei durian 20 14 145 36 36
17 Koto mambang 13 13 145 38 37
18 Kp tanjung 14 15 103 31 30
  JUMLAH 146 192 1261 364 348
a. Struktur penduduk menurut jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, setengah dari seluruh penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Patamuan adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 49.6 %. Sedangkan penduduk
dengan jenis kelamin perempuan sebesar 50,4 %.
b. Data Sarana Pendidikan
Upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Patamuan  tidak terlepas dari sekolah
sebagai sasaran kegiatan, diantaranya program UKS, UKGS, Promkes  dan program
terkait lainnya. Puskesmas Patamuan memiliki sasaran Sekolah terdiri dari 15 SD , 3
SMP dan 1MTSN. Kegiatan yang dilaksanakan ke sekolah-sekolah tersebut diantaranya
penyuluhan kesehatan, PHBS sekolah, kantin sehat, kesehatan remaja, HIV/ AIDS,
Napza, pemantauan derajat kesehatan anak sekolah melalui kegiatan screening, dan
kegiatan lainnya yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan
c. Data Sumber Daya Kesehatan
1. Sarana kesehatan
Puskesmas Patamuan sebagai Unit pelayanan kesehatan tingkat pertama
didukung oleh  4 Puskesmas Pembantu, 7 Polindes dan 2 Poskesri  dengan satu
Bidan di setiap sarana tersebut. Puskesmas Pembantu tersebut adalah di Lareh Nan
panjang, Paramantalang, Labu kumbung dan Sungai kasikan.Polindes terdiri dari
Polindes Koto mambang, Sungai durian.Kampung tanjung, Galoro, Lubuk aro,
Tandikat asli dan Pulai air.Sedangkan Poskesri terdapat di Pucung Anam dan
Sialang.Masing-masing Bidan desa tersebut bertanggungjawab kepada Kepala
Puskesmas Patamuan dengan menyusun laporan setiap bulannya dan berkoordinasi
dengan pemegang program dalam pelaksanaan setiap kegiatan di wilayah kerjanya.
2. Ketenagaan
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu sumber daya yang sangat
penting dalam setiap bidang kegiatan. Dengan SDM yang cukup baik secara
kuantitas maupun  kualitas, maka diharapkan proses yang dijalankan akan berjalan
dengan baik dan menghasilkan Output yang baik pula.Puskesmas Patamuan pada
tahun 2017 memiliki staf sebanyak 52 orang. Gambaran ketenagaan di Puskesmas
Patamuan dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.4 : Data Ketenagaan Di Puskesmas Patamuan tahun 2017
No Kualifikasi Jumlah Status Kepegawaian
1 Dokter Umum 1 PNS
2 Dokter Gigi 0 -
3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 5 PNS
3 Perawat 7 PNS
4 Bidan 8 PNS
5 Bidan 13 PTT
6 Perawat gigi 1 PNS
7 Asisten Apoteker 1 PNS
8 Tenaga Gizi 1 Sukarela
9 Sanitarian 1 PNS
10 Analis 1 PNS
11 Administrasi 1 PNS
12 Tenaga sukarela (bidan& perawat) 12 Sukarela
Jumlah 52
Sumber :Profil PuskesmasPatamuan 2017
Seluruh tenaga yang ada di Puskesmas Patamuan menjalankan tugasnya sesuai
Tupoksi masing-masing yang telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.Jumlah tenaga
yang terbatas menyebabkan sebagian staf memiliki tugas lebih dari satu program.

3. Peran serta masyarakat

Dalampelaksanaantugasdanfungsiny
dalammemberikanpelayanankesehatankepadamasyarakat,
PuskesmasPatamuanmemerlukankerjasamakhususnyadengananggotamasyarakat yang
ada di wilayahkerjapuskesmas.

WujudperansertamasyarakatdalambidangkesehatantersebutdapatberupaUpaya
KesehatanBersumberDayaMasyarakat (UKBM). Adapunkegiatan UKBM
tersebutantara lain:
Tabel2.5. UpayaKesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) di Wilayah Kerja
Puskesmas Patamuan Tahun 2017

UKBM Jumlah
1. Posyandu 32
2. Poskesri 2
3. Pustu 4
4. Posyandu Lansia 10
5. Kader Posyandu Balita 160

Sumber : LaporanTahunanPuskesmasPatamuan Tahun 2017

4. Pembiayaan kesehatan
Dalam operasionalnya Puskesmas Patamuan memperoleh dana untuk
pembiayaan kesehatan yang bersumber dari APBD Kabupaten/ Kota dan APBN
melalui Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan dana JKN.
Sebelum dibuat POA Program puskesmas, terlebih dahulu membuat Rencana
Uraian Kerja (RUK) sebagai panduan dalam membuat POA.Hal ini di lakukan dalam
kegiatan Loka Karya Mini Puskesmas.

BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM

A. Pelaksanaan Program GiziMasyarakat Di Puskesmas Patamuan.


1. Melaksanakan Kegiatan Program Yang Ada
a. POZI
Pojok Gizi (POZI) adalah pelayanan gizi profesional yang di berikan di Puskesmas
oleh tenaga gizi kepada setiap pengunjung Puskesmas yang membutuhkan dan bertujuan
untuk pencegahan, penanggulangan, penyembuhan dan pemulihan penyakit yang berkaitan
dengan gizi.Pelayanan di POZI bekerja sama dengan semua Program baik itu KIA, Balai
pengobatan, Program P2P dan program lainnya.
b. Pemberian Vitamin A
Pemberian Vitamin A di Puskesmas Patamuan yang diperuntukkan kepada bayi dan
balita dilaksanakan secara baik dan benar dan pendistribusiannya juga merata sehingga
jumlah cakupan yang diperoleh dapat optimal. Pendistribusian Vitamin A dilakukan
bersamaam dengan pekan penimbangan Masal pada bulan februari dan Agustus setiap
tahunnya.
c. Distribusi Vitamin A dan Fe Ibu Nifas
Vitamin A tidak hanya diperuntukkan untuk bayi dan balita tetapi ibu nifas juga
perlu diberikan Vitamin A dengan waktu dan dosis yang tepat. Kerja sama yang telah
dilakukan oleh petugas gizi pada hal ini adalah dengan bekerja sama dengan bidan-bidan
praktek swasta, kader posyandu dalam hal mendistribusikan vitamin A ibu nifas kepada
sasaran. Hasil akhir dari kerja sama ini diharapkan semua ibu nifas mendapatkan Vitamin
A yang bermanfaat bagi ibu dan bayinya serta menggalakkan program ASI Ekslusif.
d. Pemeriksaan Garam Beryodium
Kekurangan yodium merupakan masalah gizi yang harus ditangani dengan baik,
upaya yang dilakukan pemerintah seperti fortifikasi yodium telah dilakukan dan menyerap
dana yang cukup besar, untuk itu perlu pengawasan yang ketat terhadap produk-produk
yang menclaim telah menambahkan zat yodium pada produk daganganya. Hal yang
dilakukan oleh petugas gizi adalah dengan jalan bekerja sama dengan kader untuk
melakukan uji zat yodium pada garam. Sebelum melaksanakan uji tersebut hal-hal yang
saya lakukan adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakt tentang kegunaan yodium
serta bahan makanan yang mengandung zat yodium serta akibat-akibat yang dapat
merugikan akibat tidak mengkonsumsi zat yodium.
e. Penyuluhan di luar gedung
Penyuluhan diluar gedung merupakan alternatif utama yang bertujuan memberikan
informasi mengenai gizi serta memberdayakan sumber daya yang ada karena penulis
menyadari sepenuhnya bahwa permasalahan gizi tidak akan selesai tanpa melibatkan
seluruh komponen masyarakat yang ada, serta program kesehatan yang lain yang juga akan
berpengaruh terhadap maju mundurnya usaha ini, selain itu juga petugas gizi sebaiknya
berperan aktif menunjang program kesehatan yang lain. Kegiatan penyuluhan kesehatan
bekerja sama dengan promosi kesehatan, selain itu petugas dapat memberikan informasi di
kelas kelas yag ada wilayah kerja seperti pada kelas ibu balita dan kelas ibu hamil.
Selain itu pembinaan yang dilakukan di posyandu juga perlu digalakkan agar gaung
informasi mengenai kesehatan khususnya dalam bidang gizi tetap bisa berkesinambungan,
pembinaaan yang serius pada akhirnya tentu saja akan berdampak positif guna mendorong
peran serta masyarakat, hasil lansung dari upaya ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi
masyarakat yang meningkat guna memamfaatkan posyandu sebagai tempat mendapatkan
pelayanan kesehatan.

Gambar. Kelas Ibu Balita

f. Penatalaksanaan gizi kurang/ buruk


Penyebab langsung terjadinya gizi buruk pada anak adalah infeksi dan penyebab
tidak langsung seperti perilaku, tingkat pengetahuan dan ketahanan pangan. Tugas dan
tanggung jawab petugas gizi dalam hal ini adalah memberikan intervensi yang tepat dan
terpadu tidak hanya sekedar membuat laporan kasus.
Agar kejadian ini dapat diatasi perlu diupayakan pengobatan, suplementasi,
pemberian PMT serta penyuluhan bersama dengan program yang lain dengan hasil akhir
yang diperoleh kasus dapat diatasi dengan baik dan tidak akan terulang kembali.
Penyelesaian kasus gizi buruk dan kurang tidak akan selesai dengan pemberian PMT
saja, hal terbesar yang perlu dilakukan dengan serius adalah dengan mengidentifikasi
penyebab dan meyatukan semua program yang ada serta kerja sama lintas program yang
ada. Melalui upaya pendampingan keluarga yang rawan gizi buruk agar pada akhirnya
mereka dapat memecahkan masalah gizi yang mereka alami secara mandiri.

Gambar. Follow Up PMT


g. Pendistribusian Fe pada remaja putri
Selain bekerja sama dengan masyarakat, program gizi juga bekerja sama dalam
kegiatan pendistribusian fe pada remaja putri. Sekolah menengah yang dikunjungi adalah
SMA I Patamuann, SMP2 Patamuan dan SMP 3 Patamuan. Kegiatan ini dilakukan
terintegrasi dengan kegiatan PKPR. Karena keterbatasan alat maka dilakukan pengukuran
HB bagi siswi yang hanya mengalami gejala anemia. Sebelum dilakukan pendistribusian
fe, terlebih dahulu dilakukan penyuluhan gizi khususnya anemia pada remaja putri. Makan
obat bersama dilakukan 1 x satu minggu selama sebulan.
Gambar. Kegiatan Makan Obat Bersama di SMP 02 Patamuan

h. Kunjungan Balita dan bumil Resti dan pendistribuisan PMT

Kunjungaan balita dan bumil dilakukan apabila ada laporan dari PJ wilayah maupun
dari masyarakat itu sendiri.Balita yang diberikan PMT dengan status gizi kurang dan gizi
buruk.Bumil yang diberikan PMT dengan status gizi LILA kurang dari 23.5 cm.
Kunjungan dilakukan dengan program terkait seperti pengelola ibu dan anak.
Gambar. Kunjungan Balita Resti/ Validasi Data Antropometri
2. Program Inovasi/ Tambahan

a. Germas 2017
Dalam rangka memperingati Hari Gizi ke-57 diadakan beberapa acara dimana salah satu
kegiatan Germas fokus pada Gerakan Makan Sayur Dan Buah.
Dalam pelaksaanan kegiatan Germas 2017, kerja sama anatar program sangat diperlukan
terutama dengan program Promkes. Puskesmas juga bekerja sama dengan lintas sektor
kecamatan. Keterlibatan masyarakat dan swadaya masyarakat sangat diperlukan guna
keberhasilan kegiatan.
Kegiatan program pendukung lainnya adalah kegiatan CTPS di sekolah yang dilakukan
di wilayah kerja Puskesmas, dengan melakukan CTPS di sekolah, diharapkan informasi
yang diperoleh siswa dapat di sampaikan kepada orang tuanya dirumah.
Adapun acara yang dilakukan sebagai berikut :
1. Bazar Sayur dan Buah
Kegiatan bazar buah dan sayur adalah kegiatan swadaya kader posyandu yang
menyediakan berbagai macam buah buahan local dan sayuran, yang mana semua
peserta yang menghadiri akan membeli buah dan sayur yang dipasarkan dalam
kegiatan bazar. Di beberapa sekolah juga dilakukan penyuluhan tentang gerakan
Makan Sayur Dan Buah

Gambar . Penyuluhan Makan Buah dan Sayur disekolah


Gambar .CTPS Di sekolah

Gambar. Bazar Sayur dan Buah


2. Lomba PMT Penyuluhan se- Kecamatan
PMT yang dilombakan adalah PMT Penyuluhan di Posyandu.Kader diberikan batasan
dalam mebuat PMT, artinya bahan yang digunakan adalah bahan makanan local.Yang
tentunya PMT penyuluhan juga swadaya dari kader posyandu.PMT penyuluhan
Posyandu yang dilombakan adalah 1 posyandu dimana mewakili dari 1 korong.

Gambar. Penilaian PMT Penyuluhan

3. Lomba Balita Sehat se- Kecamatan


Dalam pelaksanaaan lomba, semua lintas program terlibat mulai dari pelayanan
imunisasi, DDTK, dan Gizi pastinya. Balita yang dilombakan ada 2 kriteria dimana
criteria bayi dengan usia 0- 12 bulan dan criteria balita dengan usia 12- 36 bulan.
Balita yang mengikuti lomba adalah balita posyandu mewakili dari 1 korong.Dengan
telah dilakukan kegiatan tersebut, balita dengan peringkat juara II Lomba Balita Sehat
se Kecatan diutus mewakili Lomba Balita Sehat tingkat Propinsi.Alhasil Balita Dari
Puskesmas Patamuan mendapat peringkat no 2 di Tingkat Propinsi.
Gambar. TIM Penilaian Lomba Balita Sehat

Gambar. Penilaian Lomba Balita Sehat


4. Lomba Posyandu se- Kecamatan
Lomba posyandu dilakukan dengan cara mengunjunggi posyandu tersebut. Dengan
melibatkan lintas program, petugas melakukan penilaian dalam beberapa hari
mengingat ada 18 Posyandu yang mewakili kecamatan.
Jauh sebelum dilakukan Lomba Posyandu, terlebih dahulu dilakukan pembinaan
posyandu. Dalam hal ini petugas bekerja sama dengan petugas promkes.
5. Pembuatan TOGA dan Karang Gizi Puskesmas
Bekerjasama dengan Promkes, dilakukan pembuatan TOGA dan Karang
Gizi.tentunya dengan melakukan gotong royong bersama. Petugas membawa jenis
TOGA dan Karang Gizi, dan ditaman di Pekarangan Puskesmas

Gambar. TOGA dan Karang Gizi Puskesmas

b. Pembentukan KP ASI
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini
mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang
peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu
(ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam
pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan
Berdasarkan laporan bulanan tahun 2017, Cakupan Pencapaian ASI Ekslusif
Puskesmas Patamuan jauh dari target Kabupaten Padang Pariaman berkisar 36,7 % dari
42 % yang seharusnya. Hal ini disebabkan oleh bebarapa hal seperti
1. Kurangnya kesadaran dan pemahaman ibu tentang penting pemberian ASI Eksklusif
2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara perawatan payudara
3. Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi ibu menyusui
4. Masih banyak ibu menyusui bekerja diluar rumah/ petani/ pekebun
5. Maraknya iklan susu formula dimedia cetak dan elektonik.

Inovasi Pembentukan KP ASI merupakan kegiatan yang efektif untuk meningkatkan


Cakupan ASI Eksklusif Dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) secara khusus diselenggarakan untuk para ibu
yang ingin berhasil melaksanakan pemberian air susu ibu (ASI) secara optimal, yang
meliputi inisiasi menyusu dini (IMD), Asi Eksklusif 6 bulan, dan meneruskan pemberian
ASI hingga 2 tahun atau lebih dengan makanan pendamping yang bergizi.Dalam
melakukan kegiatan, Kelompok Pendukung ASI bertemu secara rutin sebulan sekali
termasuk kunjungan rumah untuk saling bertukar pengalaman, berdiskusi dan saling
memberi dukungan terkait kesehatan ibu dan anak khususnya seputar kehamilan,
menyusui dan gizi, dipandu/difasilitasi oleh motivator.
Adapun tugas dari KP ASI adalah :
1. Memberikan nasihat praktis kepada ibu-ibu hamil dan menyusui tentang perawatan
payudara, cara menyusui yang baik dan benar, manfaat ASI dan menyusui secara
eksklusif dan nasehat tentang cara mengatasi permasalahan yang ditemui pada waktu
menyusui.
2. Memberikan motivasi dan dukungan psikologis kepada ibu menyusui sehingga
menimbulkan rasa percaya diri pada ibu.
3. Bertukar pengalaman dan berdiskusi.
4. Kunjungan rumah kepada ibu yang baru melahirkan terkait pemberian ASI.
KP ASI Korong Sialang Nagari Tandikat Utara Kecamatan Patamuan merupakan
kelompok KP ASI yang baru dibentuk pada tahun 2017.Kegiatan Pembentukan KP ASI
ini melibatkan lintas sector dan pemberdayaan masyarakat Korong Sialang Nagari
Tandikat Utara.
Dalam kegiatan KP ASI, peserta diberikan materi tentang tujuan dibentuknya
kelompok pendukung ASI dan tugas dari anggota KP-ASI.
Yang nantinya setelah dilakukan pembentukan, akan dilakukan pertemuan rutin semua
anggota guna diberikan materi tentang ASI. Pertemuan pembentukan KP ASI dilakukan
selama 2 hari. Hari kedua pertemuan, dilakukan penanda tangan Komitmen Bersama
yang isinya :
1. Mendukung pelaksanaan IMD dan Pemberian ASI Eksklusif
2. Memberikan ASI saja pada bayi usia 0-6 bulan dan memberikan MP-ASIsetelah usia 6
bulan serta ASI tetap diberikan sampai usia 2 tahun
3. Tidak memberikan dot, empeng dan susu formula selama bayi usia 0-6 bulan
4. Menyebarkan informasi tentang ASI Eksklusif keseluruhmasyarakat

Gambar. Pemberian Materi pada Pembentukan KP ASI Korong Sialang


Gambar. Penandatanganan Komitmen Bersama KP ASI

Adapun reward berkelanjutan dari pelaksanaan ini ibu balita diberiksn Sertifikat ASI
Ekslusif 6 bulan. Hal ini di lakukan pada semua bayi se Kecamatan Patamuan. Hal ini
dilakukan untuk memotivasi ibu balita di posyandu, supaya mau menyusui anaknya
secara ASI Ekslusif.

c. Pembentukan Kader PMBA


Strategi Nasional Peningkatan Pemberian ASI dan MP-ASI merekomendasikan
pemberian makanan yang baik dan tepat bagi bayi dan anak 0-24 bulan adalah:
(1) inisiasi menyusu dini segera setelah lahir minimal selama 1 jam;
(2) pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan;
(3) memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6 bulan;
(4) meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih.

Hasil dari Penimbangan Massal November 2017 diperoleh hasil penimbangan dengan
angka stanting yang cukup tinggi.Penyebab stanting adalah gangguan pola makan yang
salah dalam jangka yang lama/ akut.Dengan latar belakakng tersebut, petugas mencoba
melibatkan kader untuk menyelesakan masalah ini.Peranan tenaga kader posyandu
terampil sangat besar terhadap keberhasilan Pemberian makanan bayi dan Anak (PMBA),
peningkatan pemberdayaan ibu, peningkatan dukungan anggota keluarga serta
peningkatan kualitas makanan bayi dan anak yang akan meningkatkan status gizi balita.

Gambar. Pemberiaan materi Kader PMBA


Peserta yang mengikuti kegiatan antara lain: kader, ibu hamil dan ibu
balita.Kegiatan dilakukan selama 2 hari, dimana hari I peserta diberikan materi, dan pada
hari kedua diberikan praktek. Dengan adanya kader PMBA di Korong Labu Kumbung,
diharapkan kegiatan POS Gizi juga dapat terbentuk, mengingat kasus Balita BGM yang
ada.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. CAPAIAN INDIKATOR GIZI TAHUN 2017


Tabel dengan 18 indikator gizi
B. PERMASALAHAN
C. INTERVENSI MASALAH
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan program gizi di Puskesmas Patamuan masih membutuhkan perbaikan dan
peningkatan di berbagai sektor. Kerja sama lintas program dan lintas sektor harus ditingkatkan
dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Patamuan.Upaya intervensi permasalahan gizi yang telah dilakukan perlu dikembangkan dan
dilaksanakan secara terarah dan terpadu.
Pemberdayaan masyarakat adalah hal yang paling penting dalam menanggulangi masalah
gizi yang ada, terutama dalam hal perubahan perilaku. Dalam melakukan usaha merubah
perilaku masyarakat dari perilaku yang merugikan kesehatan menjadi perilaku yang sesuai
dengan kesehatan dan menguntungkan untuk kesehatan merupakan suatu hal yang tidak mudah.
Petugas kesmas dilapangan harus banyak melakukan pengembangan dengan kegiatan-kegiatan
inovasi yang cocok dengan masyarakat yang dihadapi.
Penilaian tenaga kesehatan teladan ini diharapkan mampu mendorong semua Nakes yang
ada untuk senantiasa menjalankan tugas dan fungsinya secara professional, bermutu dan
berkompeten. Menjadikan tenaga kesehatan yang  memiliki semangat pengabdian yang tinggi,
berdisiplin, kreatif, berilmu, terampil, berbudi luhur serta dapat memegang teguh etika profesi.

B. Saran
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman
Diharapkan senantiasa memberikan bimbingan, pengawasan dan evaluasi terhadap
kinerja tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Padang Pariaman, sehingga kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan semakin meningkat.
2. Puskesmas Patamuan
Diharapkan untuk terus meningkatkan kinerja, kekompakan dan kerja sama dalam
berbagai kegiatan baik lintas program maupun lintas sektor, sehingga permasalahan
kesehatan di masyarakat dapat ditanggulangi dan tepat sasaran
DOKUMENTASI KEGIATAN KEGIATAN PROGRAM GIZI MASYARAKAT DI
PUSKESMAS PATAMUAN

Gambar.Pemberian materi Gizi Masyarakat dalam rangka penyegaran kader Posyandu


Ganbar. Penyuluhan Gizi di SDN 15 Patamuan

Gambar . Pemeriksaan Yodium RT


Gambar. Peemriksaan HB pada remaja putrid SMP 2 Patamuan

Gambar. Pelaksanaan Kelas Ibu Balita


Gambar. Hadiah dan Tropi Lomba memperingati HGN ke 57

Gambar. Keterlibatan Lintas sektpr Kecamatan / Lomba memperingati HGN ke 57


Gambar. Keterlibatan Lintas sektpr Kecamatan / Lomba memperingati HGN ke 57

Gsmbar. Penilian Lomba Bayi dan Balita Sehat


Gambar. Acara Hiburan

Gambar. TIM Juri Lomba Kader di Pantai Godoriah Pariaman


Gambar. Lomba Balita Sehat Tk Propinsi Sumatera Barat
Gambar. Kunjungan Balita Resti
Ganbar. Sertifikat ASI Ekslusif Bayi 0- 6 bulan
Gambar. SK KP ASI Wali Nagari Tandikat Utara
Gambar. SK KP ASI Wali Nagari Tandikat Utara
Gambar. Komitmen Bersama KP ASI Korong Sialang

Anda mungkin juga menyukai