BULU
TAHUN 2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan
kesehatan merupakan upaya yang dilakukan oleh seluruh potensi bangsa Indonesia, baik
pemerintah, masyarakat, dan swasta.
Pembangunan kesehatan harus diimbangi dengan intervensi perubahan perilaku
yang mendorong masyarakat lebih sadar, mau dan mampu berperilaku hidup sehat
sebagai prasyarat pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Dalam
fase ini masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk dapat
berperilaku hidup sehat, sehingga masyarakat dapat hidup menolong diri sendiri dan
mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatannya. Dengan demikian, upaya promosi
kesehatan hendaknya dapat berjalan secara integral dengan berbagai aktivitas pencapaian
SDGs dalam mewujudkan jaminan kesehatan masyarakat.
Indikator Program Indonesia Sehat diprioritaskan pada upaya penurunan Angka
Kematian Ibu, Angka Kematian bayi, Angka Gizi buruk, pengendalian penyakit menular,
serta upaya Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup. Beberapa issue strategis yang
masih menjadi masalah kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Terbatasnya jangkauan, pemerataan, mutu, dan jenis pelayanan kesehatan.
2. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.
3. Rendahnya kondisi Kesehatan lingkungan khususnya sarana sanitasi dasar rumah
tangga.
4. Terjadinya beban ganda penyakit.
5. Terbatasnya sumberdaya kesehatan.
Profil kesehatan Puskesmas sebagai salah satu produk Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) berfungsi sebagai sarana penyedia data dan informasi dalam rangka
evaluasi tahunan kegiatan yang sudah dilaksanakan. Profil kesehatan sangat penting
artinya, sebagai sarana penyedia data yang merupakan indikator capaian kecamatan sehat
dan sebagai tulang punggung bagi pelaksanaan pembangunan daerah berwawasan
kesehatan dari kecamatan bersangkutan. Indikator-indikator yang tersaji dalam profil
kesehatan terdiri dari Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
dan indikator Sustainable Development Goal`s (SDG`s) yang merupakan kesepakatan
global tentang pencapaian di tahun 2030.
2
Profil kesehatan Puskesmas Bulu disusun dengan tujuan untuk menyediakan
data/informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dan
kewenangannya dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara
berhasil guna dan berdaya guna. Selain itu berfungsi untuk memantau capaian Visi dan
Misi yang telah ditetapkan di Puskesmas Bulu.
3
BAB II
A.VISI
Pembangunan kesehatan di Puskesmas Bulu Kabupaten Temanggung
diselenggarakan dalam upaya mendukung Visi Kementerian Kesehatan RI ”Masyarakat
Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”, dan juga sebagai upaya mensukseskan Visi Dinas
Kesehatan Kabupaten Temanggung ”Terwujudnya Masyarakat Temanggung yang Sehat
melalui Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) yang makin Baik”. Guna mendukung visi tersebut serta mendasarkan
kepada analisis perkembangan situasi dan kondisi, memperhatikan dasar penyelenggaraan
pembangunan dalam RPJMD bidang kesehatan, Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Temanggung, maka ditetapkan
1. VISI :
Terwujudnya masyarakat di wilayah Kecamatan Bulu yang sehat.
2. MISI :
a. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat, dan
lingkungan.
b. Mendorong kemandirian masyarakatuntuk hidup sehat.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.
d. Menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan di setiap desa.
3. TUJUAN :
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kecamatan bulu
4
yang dipikirkan dan sesuai pula dengan perbuatannya.
e. Akuntabel
Ucap, sikap, dan tingkah lakunya bisa dipertangghungjawabkan.
5. BUDAYA :
- Bina keluarga bahagia dan sejahtera
- Usahakan hari ini lebih baik dari hari kemarin
- Laku, ucap, sikap, dan perasaan positif agar dibiasakan
- Untuk Tuhan, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara hidup dipersembahkan
B.KEBIJAKAN MUTU
Untuk mencapai Visi dan Misi Puskesmas Bulu seluruh pegawai berkomitmen untuk :
1. Melaksanakan Lima Citra Puskesmas Bulu dalam pelayanan.
2. Memberikan Pelayanan yang Ramah, Cepat, Tepat, dan Nyaman.
3. Meningkatkan Kompetensi Pegawai.
4. Meningkatkan Pelaksanaan Sarana dan Prasarana secara rutin dan berkala.
5. Membangun rasa kebersamaan diantara pegawai Puskesmas.
6. Meningkatkan pengetahuan dan peran serta masyarakat melalui Promosi
Kesehatan.
7. Meningkatkan sistem memejemen ISO 9001:2008 secara efektif, efisien dan
berkesinambungan.
5
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. DATA UMUM
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BULU
A. DATA UMUM.
1. Geografi.
Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung berbatasan dengan Wilayah :
- Sebelah Utara Kecamatan Kedu.
- Sebelah Timur Kecamatan Temanggung.
- Sebelah Selatan Kecamatan Tlogomulyo.
- Sebelah Barat Kecamatan Parakan.
Tinggi Pusat Pemerintahan Wilayah 700 m diatas permukaan laut dengan komposisi topografi :
- Datar sampai berombak 6 %
- Berombak sampai berbukit 94 %, dengan suhu maksimal 25 C dan minimal 15 C.
Luas Daerah.
- Tanah Sawah : a. Irigasi setengah tehnis : 445,601 Ha.
b. Irigasi sederhana : 756,336 Ha.
c. Tadah hujan/sawah : 195,600 Ha.
- Tanah Pekarangan/kering/Emplasemen : 315,648 Ha.
- Tanah tegalan/kebun : 2100,76 Ha.
- Tanah lain-lain/Hutan : 696,500 Ha.
JUMLAH
NO DESA/ KELURAHAN Jumlah RT Jumlah RW KET
1 Bulu 19 4
2 Tegallurung 10 2
3 Campursari 18 6
4 Gandurejo 33 11
5 Tegalrejo 8 490
6 Gondosuli 32 5
7 Ngimbrang 2 1
8 Putat 17 5
9 Danupayan 14 6
10 Mondoretno 10 2
11 Pandemulyo 23 11
12 Pasuruhan 17 5
13 Pakurejo 12 4
14 Malangsari 7 3
15 Pagergunung 14 6
16 Wonosari 16 4
6
17 Bansari 20 4
18 Wonotirto 20 4
19 Pengilon 9 3
JUMLAH 296 88
a.Penduduk
Tabel 3.2 Tabel Penduduk menurut Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk
7
Data ketenagaan dalam wilayah kerja Puskesmas Bulu th. 2016
TENAGA KEKURAN
NO JENIS TENAGA GAN KET
YG ADA
TENAGA
I PUSKESMAS INDUK
1. Dokter 1
1
2. Dokter Gigi -
2
3. Sarjana/Sarjana Muda
- SKM
1
- AKPER
4
- APK/AKL
1
-AKZI
1
4. Bidan
3
Perawat
5. Perawat Kesehatan (SPK) - 1
6. Perawat Gigi 1
7. Sanitarian (SPPH) -
8. Pembantu Ahli Gizi -
(SPAG)
9. Tenaga Laboratorium -
(SMAK)
10 Pengelola Obat (SMP 1
/terlatih)
11. Pembantu Perawat / bidan 1
RM, sopir, penjaga malam,
12. Lain – lain 3 6
fisioterapi, akuntan, administrasi
II Puskesmas Pembantu
Perawat
1. Perawat Kesehatan / bidan - 2
-
2. Pembantu
III. Bidan di Desa
1. Bidan 17 10 BDD
Masalah yang dihadapi dalam hal ketenagaan adalah kurangnya tenaga administrasi, dokter
umum, perawat, petugas promkes, petugas rekam medis, bendahara, dan kebersihan. Upaya
pemenuhan kebutuhan adalah melalui pengusulan penambahan sumber daya manusia sesuai
kebutuhan dan kualifikasi pendidikan ke Dinas Kesehatan Kab. Temanggung tiap tahunnya
2. Fasilitas Kesehatan.
8
3. Penyakit terbanyak.
1 ISPA 1025
2 114
Diare
3 655
Infeksi saluran bawah nafas
4 901
Typhoid
UMUM 5 776
Scabies
6 385
Infeksi kulit
7 1808
Reumatik
8 1283
Tukak Lambung
9 1048
Hypertensi
10 1255
Gigi
9
1. Transportasi.
Kondisi jalan yang menuju keseluruh desa di Kecamatan Bulu meski belum
seluruhnya beraspal namun pada umumnya dapat dilalui dengan kendaraan roda 4, walau
keadan hujan sekalipun.
Kendaraan angkutan umum yang digunakan dijalan raya / jalan Kabupaten antara
lain Colt dan untuk jalan kedesa menggunakan Colt dan Ojek roda dua.
Adapun jarak Puskesmas Bulu ke Desa terjauh 11 km lama ditempuh setengah
jam, untuk Ibukota Kabupaten lama dengan jarak 4 km lama ditempuh setengah jam,
sedangkan untuk jarak Ibu kota Propinsi 90 km, lama ditempuh 2 jam.
C. PERALATAN
Pemenuhan dan pengadaan peralatan kesehatan berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten (APBD II) dan kapitasi BPJS.
D. PEMBIAYAN
Sumber pembiayaan puskesmas di kabupaten Temanggung ada 3 yaitu:
a. APBD II (Penerimaan dan belanja rutin)
b. DAK Non Fisik (BOK)
c. Kapitasi BPJS
Dalam pengelolaannya mengikuti peraturan daeerah dan masih menginduk pada
Dinas Kesehatan Temanggung.
10
Tabel 3.1. Pembiayaan Kesehatan di Puskesmas Bulu Tahun 2016
Pendapatan
Realisasi Penyerapan
No Sumber Biaya Puskesmas
Belanja (%)
(Penerimaan)
1 Retribusi dan Tindakan 31.070.000 31.070.000 100
2 Bantuan Operasional Kesehatan 294.272.000 222.876.500 76
3 Kapitasi BPJS /JKN penerimaan 1.550.410.000. 1.388.557.807 89.56
'16)
4 JKN silva 2015 518.543.300 468.500.411 90.3
5 Hibah/Jamkesda 35.027.500 35.027.500 100
6 Persalinan BPJS 40.190.000 40.190.000 100
J U M LAH 1.944.416.718
2.206.310.800
Untuk belanja dari alokasi retribusi& tindakan sebagian ada di Dinas
* Kesehatan
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa 70% atau sebesar Rp. 1.550.410.000
pendapatan Puskesmas berasal dari Kapitasi BPJS dengan tingkat penyerapan 89.56%.
Sedangkan untuk retribusi tindakan hanya 1% atau Rp 31.070.000dari total
pendapatan dengan tingkat penyerapan 100%.
11
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa serapan tertinggi pada dana Kapitasi BPJS
dengan tingkat serapan 90,3%
12
Tabel Data Saranan pendidikan Sekolah Dasar di wilayah Puskesmas Bulu Tahun
2016
NO NAMA SD JUMLAH Jumlah Guru UKS Ket
Tabel 3.2 : Peran Serta masyarakat di Wilayah Puskesmas Bulu Tahun 2016.
TOTAL Kader
Jumlah Kader
Jumlah Murid UKS/DokcilDukun Bayi Tokoh Masyarakat
Jumlah
No Kelurahan / Desa
Posyandu Keterangan
Dilatih Aktif % Dilatih Aktif % Dilatih Aktif %
P L JML
1 SD N Bulu 130 254 1
1 Bulu 4 124 31 31 100% 2 2 100%
2 MI Bulu 2 12 10712 177
100% 1 3 3 100%
2 Tegallurung 70 F.
3 3 SD N Tegallurung7
Campursari 35 48235 100%
885 1 1 1 100 2 2 100%
403
4 MI Tegallurung 9
Gandurejo
4 43 23943 100%
437 2 2 1 100 0 0
198
5 Tegalrejo
5 SD N Campursari
2 10 10
88 100%
173 1
2 2 100%
85
6 Gondosuli 5 25 25 100% 2 2 100 3 3 100%
6 SD 242 440 1
Muhammadiyah 5 198 25 25 100% 1 1 100%
7 Putat
7 SD Santa Maria 1 8
96
8
187
100% 1 1 1 100 3 3 100%
8 Ngimbrang 91
9 8 SD N Gandurejo 16
Danupayan 30 -30 89
100% 1 0 0
89
10 9 SD N Gandurejo 25
Mondoretno -25 25
94 100%
94 1 2 2 100%
10 SD N Gandurejo11
3 55 36
55 93
100% 2 2 1 100 0 0
11 Pandemulyo 57
12 11 SD N Tegalrejo 3
Pasuruhan 18 15618 100%
272 1 3 3 100%
116
13 12 SD N Gondosuli 14
Pakurejo 20 14320 100%
268 1 1 3 3 100%
125
14 Malangsari
13 sd n Gondosuli 2
3 15 10515 100%
186 1
1 1 100%
15 4 81 20 20 100% 1 1 100 0 0
Pagergunung
14 MI Gondosuli 70 128 1
16 Wonosari 4 58 18 18 100% 1 1 100 3 3 100%
17 15 SD N Ngimbrang 4 20 12020 256
100% 1 1 0 0
Bansari 136
18 16 SD N Danupayan4
Wonotirto 20 13720 100%
277 2 2 1 100 1 1 100%
140
19 Pengilon
17 MI Danupayan
3 17 10117 100%
218 1
0 0
JUMLAH 86 117 447 447 100% 29 29 100%
18 SD N Mondoretno 187 371 1
184
19 SD N Pandemulyo 19
34 53 1
20 MI Pandemulyo 124
130 254 1
21 SD N Pasuruhan 70
107 177 1
22 MI Pasuruhan 403
482 885 1
23 SD N Pakurejo 198
239 437 1
24 MI Pakurejo 85
88 173 1
25 SD Malangsari 242 440 1
13
198
26 MI Malangsari 91
96 187 1
SD N Pagergunung
27 - 89 1
1 89
G. DATA KESEHATAN LINGKUNGAN
Tabel. 3.4. Cakupan Kegiatan Penyehatan Lingkungan di Puskesmas Bulu Tahun 2016.
Jumlah Rumah TPM TTU TEMPAT SAMPAH Jamban Keluarga SAB SPAL
Kelurahan MS MS MS MS MS RUMAH
No /Desa D RS % D % D % D % D % D % D Dg %
SPAL
10
1 Bulu 650 582 89,5 20 20 100 11 11 100 650 629 96,8 650 614 94,5 650 650 0,0 650 562 86,5
8
2 Pendowo 6519 5194 819,4 5 5 100 4 4 100 6519 613 93,3 6519 6019 92,4 6519 648 98,6 6519 563 5,19
8
3 Sanggrahan 615 5319 819,3 6 5 83 2 2 100 615 51919 93,8 615 5195 93,5 615 608 98,9 615 5319 19,3
8
4 Klepu 580 510 819,9 4 4 100 2 2 100 580 534 92,1 580 550 94,8 580 5198 99,19 580 506 19,2
8
5 Kemloko 681 591 86,8 3 3 100 3 3 100 681 6319 93,5 681 624 91,6 681 6194 99,0 681 580 5,2
8
6 Gentan 655 566 86,4 2 2 100 2 2 100 655 611 93,3 655 603 92,1 655 653 99,19 655 5519 5,0
9
19 Kramat 435 3198 86,9 2 2 100 2 2 100 506 460 90,9 506 502 99,2 506 501 99,0 506 483 5,5
Jumlah 8
42193 31938 819,5 42 41 98 26 26 100 4344 4061 93,5 4344 40195 93,8 4344 4312 99,3 4344 31988 19,2
Ket : RS = Rumah Sehat
D = Diperiksa
MS = Memenuhi Syarat
14
H. JADWAL PELAYANAN KESEHATAN
1. Puskesmas Induk
JADWAL PELAYANAN PUSKESMAS BULU
JENIS PELAYANAN
NO PELAYANAN HARI
1. KLINIK UMUM Senin s/d Sabtu
2. KLINIK GIGI Senin s/d Sabtu
3. KLINIK KIA
HAMIL Senin s/d Sabtu
KB Senin
IMUNISASI Selasa
KLINIK ANAK Senin s/d Sabtu
4. KLINIK REMAJA Senin s/d Sabtu
5. KONSULTASI GIZI Senin
6. KONSULTASI KESEHATAN LINGKUNGAN Senin & Kamis
7. KLINIK PARU Senin & Rabu
8. LABORATORIUM Senin s/d Sabtu
9. APOTIK Senin s/d Sabtu
JAM PLAYANAN
HARI JAM
Senin s/d Kamis 08.00-13.00 WIB
Jumat 08.00-10.30 WIB
Sabtu 08.00-12.00 WIB
15
JADWAL
NO NAMA DESA NAMA POS PELAKSANAAN
POSYANDU
1 Bulu 1 Wolodono Selasa I
2 Menayu Selasa II
3 Tegaljoho Selasa III
4 Bulu Selasa IV
17
I. DATA KHUSUS
1. Angka kematian
(Mortalitas)
Angka kematian di suatu daerah dari waktu ke waktu dapat menggambarkan status
kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan kesehatan. Selain
itu juga dapat dipergunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan
kesehatan dan program pembangunan kesehatan.
a. Angka Kematian Ibu (AKI) : 2
b. Angka Kematian Bayi (AKB) : 6
c. Angka Kematian Balita (AKABA) :
d. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) : 6,99
L P L P L P L P L P L P
1 Hipertensi 16 11 16 11
2 DM 1 3 3 4 3
3 DC 4 18 14 22 14
4 Asma 1 2 11 4 12 6
5 KLL 3 1 5 1
6 Jatuh 1 0 1 1 1
19 Stroke 1 1 11 4 12 5
8 Jompo 32 25 32 25
9 Angina 0 0
10 Tetanus 0 0
11 Ginjal 1 2 2 2 3
12 Hepatitis/ liver 2 1 9 4 11 5
13 Thypus 0 0
14 Usus buntu 0 0
15 Ca Payudara 0 0
16 Ca hati/ empedu 0 0
18 Ca cervix/ uteri 0 0
19 Ca kulit 0 0
20 Bronkhitis/ PPOK(PPOM) 0 0
21 Epilepsi 0 0
22 Jiwa 0 0
23 Diare 0 0
24 Aspeksia 0 0
25 Atresia Billier 0 0
26 Sepsis 0 0
28 Kelainan bawaan 2 1 2 1
29 BBRL 0 0
30 Perdarahan 1 0 1
31 LL 2 0 2
18
2. Angka Kesakitan
(Morbiditas)
Angka kesakitan (morbiditas) adalah keadaan sakit, terjadinya penyakit atau kondisi
yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas merupakan angka kesakitan
baik insiden maupun prevalensi dari suatu penyakit. Angka morbiditas menggambarkan
kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu, yang mencerminkan
situasi derajat kesehatan masyarakat yang ada didalamnya.
Selain itu, tingkat morbiditas penyakit menular tertentu yang terkait dengan
komitmen internasional senantiasa menjadi sorotan dalam membandingkan kondisi
kesehatan antar negara.
Berikut adalah persentase 10 penyakit terbanyak berdasarkan kunjungan pasien ke
puskesmas Bulu pada tahun 2016.
Dari Gambar diatas, dapat dilihat bahwa penyakit tidak menular masih
mendominasi di masyarakat wilayah Puskesmas Bulu jika dilihat dari laporan kunjungan
ke puskesmas dalam setahun terakhir. Namun jika dilihat dari persentasinya, yang paling
besar adalah ISPA, diikuti oleh hipertensi dan gastritis
3. Status Gizi
a. Gizi buruk : 0,46
b. Gizi kurang : 0,8
c. BBLR : 4,2
d. Bumil KEK :4
19
20
Tabel. 3.6.Data kunjungan di Puskesmas Bulu Tahun 2016.
JUMLAH 6057 9399 3933 5581 9990 14980 316 4501 2486 3888 5402 8389 138 785 34 129 172 914 9111 14685 6453 9598 15564 24283
9 RUJUKAN 54 85 34 35 88 120 261 338 118 156 379 494 37 66 22 31 59 97 352 489 174 222 526 711
11 RAWAT INAP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21
BAB IV
CAPAIAN UPAYA KESEHATAN PUSKESMAS BULU
TAHUN 2016
Pelayanan kesehatan ibu rata – rata sudah baik. Kunjungan bumil K1 sesuai
sasaran riil mencapai 98%, namun K4 baru mencapai 89% karena belum mencapai
umur K4. Persalinan ada sebanyak 342, semua oleh tenaga kesehatan dengan 3 orang
bersalin di rumah. Ada 1 kematian bulin karena perdarahan. Kunjungan nifas mencapai
100%. Perlu diwaspadai deteksi dini bumil risti sejumlah 138 orang (161,9%) jauh
melebihi estimasi bumil risti 20% jumlah bumil (82 orang).
Di tahun 2016 ada 2 kematian perinatal karena kelainan kongenital 2 kasus, 1
prematur dan 1 afiksia. Lahir mati (iufd) ada 2 kasus. Ada 1 kematian bayi 4 bulan sebab
tidak diketahui (lain-lain). Dengan demikian AKB Puskesmas Bulu senilai 14,62
termasuk kriteria rendah, memenuhi target kabupaten < 14,19
22
Kasus neonatal risti juga sangat tinggi yaitu mencapai 154% lebih dari estimasi
risti neonatal yang hanya 15% dari jumlah neonatal.
Untuk KN mencapai 94,5%. Bayi BBRL ada 14 (4,2%), kunjungan bayi sudah
mencapai 100%. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang Balita mencapai
94,8%. Cakupan pelayanan balita (99,6 %).
Akseptor KB aktif di puskesmas Bulu sudah mencapai 96% dari target SPM 80%.
Peserta KB sebanyak 3.1981 orang mulai dari urutan pemakaian terbanyak suntik 54 %
Implant 16,9%, IUD 13,7 %, Pil 9,6%, MOW 4%, kondom 1,34 %, dan MOP 0.3%.
Tidak ada kegagalan KB atau Drop-out kb di tahun 2016.
23
Meski secara keseluruhan pencapaian di bidang KIA/ KB baik dan hampir semua
memenuhi target, namun masih terjadi kematian neonatal, bayi lahir mati yang cukup
tinggi, serta meningkatnya faktor-faktor resiko yang mengikuti seperti meningkatnya
kasus bumil risti (utamanya faktor umur, KEK, penyakit penyerta), dan kecenderungan
pernikahan muda akibat KTD / ibu hamil remaja. Dari banyaknya kasus dan
berdasarkan prioritas masalah maka langkah yang direncanakan untuk meminimalkan
kasus dan meningkatkan / mempertahankan cakupan pencapaian kegiatan adalah
sebagai berikut:
Penjaringan ibu hamil resti
Validasi dan analisa data
Peningkatan kualitas pelaksanaan kelas ibu hamil dan kelas ibu balita
Peningkatan kondisi gizi mikro bumil - bufas
Peningkatan kualitas KIE
Penyuluhan reproduksi sehat
Peningkatan pembinaan reproduksi remaja
Refreshing materi KIA dan penanganan APN bagi bidan dan Pembina wilayah
Peningkatan / Refreshing ilmu tenaga kesehatan
Peningkatan strata P4K dan penyuluhan tiap desa
Penggalakan dan pemantauan desa siaga
Refreshing kader posyandu/kesehatan
Peningkatan supervisi suportif
Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
24
rafik 4.4. Ditribusi Vitamin A Pada Bayi
di Puskesmas Bulu Tahun 2016
Dari grafik diatas dapt dilihat untuk distribusi Vit A pada bayi usia 6 – 11 bulan,
cakupan 100%, sedangkan vit usia A 12-59 bulan 100%
25
Cakupan balita mendapat pelayanan sudah mencapai 89,73%, namun demikian masih
dilihat cakupan D/S desa Ngimbrang dan Malangsari baru mencaapai 75% dan desa
Putat dan tegalrejo yang cakupan D/S mencapai 100%. Masih dijumpai balita dengan
status BGM sebanyak 1,01%, dimana persentase teringgi ditemui di desa Pengilon
3.64%
Pemberian ASI Ekslusif mencapai 83.17%. Untuk Konsumsi Garam beryodium
mencapai 100%. Prevelansi GAKY TGR pada bayi baru lahir tidak ada. Hasil survey
kadarzi berada di angka 82.66% menunjukkan masyarakat Bulu cukup sadar akan gizi,
meskipun kurang dapat menggambarkan kondisi riil karena angka ini merupakan hasil
wawancara.
Sekalipun program terlihat sudah berjalan baik, namun masih banyak ditemukan
masalah-masalah di bidang gizi, seperti adanya Bumil KEK 121 dr bumil riil 749 bumil,
balita gizi buruk 2 balita, BBLR 55 bayi,BGM 32 balita. Penyakit-penyakit gizi sangat
berpengaruh terhadap perkembangan bumil dan bayinya, serta dapat membawa ke
masalah - masalah baru seperti meningkatnya kasus risti Bumil, bayi BBRL, prematur,
kecacatan dll. Perubahan kebiasaan/ perilaku serta pengaruh adat/ kebiasaan
memerlukan kesabaran dan usaha terus-menerus. Penyelesaian masalah gizi haruslah
melibatkan Lintas Program dan Lintas Sektor terkait guna pembahasan yang lebih
mendalam.
26
Jumlah kunjungan total 39847 dgn jumlah total kunjungan baru laki 15564 dan
Perempuan 24283 Dari total kunjungan, kunjungan pasien umum sebanyak 62,66 %,
bpjs kunjungan (34.6%).JKT 1086 (2,7 %)
Jumlah kunjungan terbanyak adalah Desa Bulu dengan jumlah kunjungan 3.054
kunjungan. Hal ini dimungkinkan karena lokasi Puskesmas berada di desa Bulu,
sedangkan wilayah dengan jumlah kunjungan paling rendah adalah desa dengan jumlah
kunjungan 486 kunjungaan. Hal ini dimungkinkan karena merupakan desa dengan
jarak yang terjauh dari Puskesmas. Yang menarik disini adalah banyaknya kunjungan
luar wilayah yang menempati urutan kedua dengan jumlah kunjungan 2.941 kunjungan.
27
Grafik. 4.8. Sepuluh Besar Penyakit Tidak Menular
di Puskesmas Bulu Tahun 2016
28
Dari Grafik diatas dapat dilihat bahwa kunjuangan pasien dengan Hipertensi
menempati urutan terbesar untuk penyakit Tidak menular yaitu 13.003 pasien.
Sedangkan persentase terkecil adalah Asma(1372)
Dalam beberapa tahun terakhir nampak peningkatan jumlah penyakit kronis, yang
mungkin dapat disebabkan beberapa faktor sbb:
1. Pola / gaya hidup masyarakat
2. Tingkat kesadaran masyarakat akan kebutuhan kesehatan
3. Masalah kebutuhan hidup / stres
29
Selama kurun waktu tahun 2016 BP Umum Bulu mengadakan program prolanis
bagi peserta BPJS fokus pada penderita hipertensi dan DM tanpa komplikasi sedangkan
untuk penyakit kronis lain masih merujuk ke RS.
Untuk kunjungan jiwa masih sangat kurang dari target yaitu hanya mencapai 3%
dari jumlah kunjungan. Selama ini pencatatan baru dilakukan pada kunjungan berobat /
rujukan di dalam gedung, belum dilakukan program khusus pembinaan kesehatan jiwa.
5. PENGENDALIAN PENYAKIT
a. Penyakit Bersumber Binatang
1) Pemberantasan
Penyakit Malaria
Tidak ada kasus, Temanggung sudah dinyatakan bebas malaria.
2) Pemberantasan
Penyakit Demam
Berdarah Dengue
(DBD)
Pada tahun 2016 penderita DBD ada 7 orang, sehingga Incident rate DBD
mencapai 131,6 jauh di atas target <20, dengan CFR 0 atau tidak ada angka
kematian akibat DBD. Semua sudah tertangani di RS.
Wilayah Puskesmas Bulu merupakan daerah endemis DBD dan sudah dengan
status endogenus (penularan setempat), dengan demikian perlu dilakukan
pengendalian dan pengawasan secara kontinue. Pemantauan jentik berkala
dilakukan secara rutin dengan melibatkan kader dan masyarakat. Selain itu juga
dilakukan pemberantasan sarang nyamuk 1 minggu sekali secara rutin. Angka ABJ
tahun ini baru mencapai 90,2 di bawah target 95.
30
3) Penyakit
Chikunguya,
Filaria, Kusta
Wilayah Puskesmas Bulu bukan merupakan daerah endemis Chikungunya, Filaria
dan Kusta. Dan selama Tahn 2016 tidak ditemukan kasus pada penyakit penyakit
tersebut.
b. Penyakit Menular Langsung
1) Pemberantasan
Penyakit
Tuberkulosis Paru
(P2 TB Paru)
2)
31
Penemuan BTA positif masih sedikit, dari target 28 orang baru mencapai
11% nya yaitu sejumlah 4 orang. Sedangkan pengobatan ada 5 orang, 2 orang
penderita BTA positif diperoleh dari rumah sakit. Angka kesembuhan TB 100%,
dan tahun 2016 ini tidak ada dilakukan error rate oleh dinas kesehatan.
3) Pemberantasan
Penyakit Diare
Penemuan penderita diare di Puskesmas Bulu tahun 2016 belum memenuhi
target, angka penemun tingkat Puskesmas sudah mencapai 80,4%. Seara
terperinci dapat dilihat pada grafik per desa berikut.
Grafik.4.11. Angka Penemuan Kasus Diare
di Puskesmas Bulu tahun 2016.
Dari Grafik diats dapat dilihat bahwa angka penemuan kasus diare tertinggi
pada Desa Tegalurung dengan jumlah 280 , sedangkan paling rendah adalah desa
Pandemulyo dengan angka 33 .
4) Pengobatan
Pneumonia.
Dari Penemuan pneumonia masih di bawah target karena pemeriksa masih
banyak yang tidak menghitung nafas pada balita dengan ISPA. Penemuan
pneumonia tertinggi di desa Bulu dan Gondosuli.
32
5) AFP
Tidak ada kasus
6) Penanganan HIV
AIDS
c. Imunisasi
Program Imunisasi di Puskesmas Bulu pada umumnya sudah baik karena
pencapaian UCI Puskesmas sudah mencapai 100%, walau ada beberapa penolakan
orang tua yang dengan alasan agama), beberapa anak tidak diimunisasi karena
kondisi kesehatan dan menjadi binaan puskesmas. Semua cakupan sudah di atas
target.
33
Grafik. 4.12. cakupan Layanan Imunisasi di Puskesmas Bulu tahun 2016
Untuk hasil program BIAS DT/Td th 2016 di puskesmas Bulu juga baik,
kendala pada penolakan dengan alasan agama. Untuk kendala tersebut perlu
pendekatan dan kerjasama dari lintas sektoral dan dukungan dari atas, karena
kecenderungan penolakan yang semakin meningkat setiap tahunnya.
6. PENYEHATAN LINGKUNGAN
Kesehatan lingkungan merupakan program wajib di Puskesmas Bulu yang
penting, terutama berkaitan dengan upaya promotif dan preventif. Puskesmas Bulu
hanya memiliki satu orang tenaga sanitasi yang mengelola bidang Kesehatan
Lingkungan dengan wilayah kerja meliputi 19 desa, sehingga sebagian besar pendataan
dilakukan oleh kader kesehatan. Beban kerja tersebut diharapkan dapat dibagi dengan
tenaga kesehatan yang lain seperti Bidan Desa, Pembina Desa dll agar jangkauan
pelayanan dapat meningkat. Masalah-masalah di bidang kesehatan lingkungan ini
sangat terkait dengan lintas sektor lainnya, sehingga diharapkan kerja sama lintas
sektoral yang lebih baik dan keterpaduan program dalam mengatasi masalah-masalah
yang terjadi di masyarakat. Tahun 2016 dilakukan inspeksi sanitasi dasar sebesar 69%
dari jumlah KK yang ada, dan hasil 4 indikator ( air bersih, jamban, tempat sampah,
spal) prosentasi sehatnya hanya pengelolaan Air yang berada di 91.9% sedangkan
lainnya berada di bawah dari target ( 72.5%). Desa yang melaksanakan sanitasi total
berbasis masyarakat yang ditargetkan 19 desa, masihada 1desa yang belum
melaksanakan, namun belum ada desa yang mencapai predikat Desa STBM dan Desa
ODF.
34
a. Data Kondisi Sarana Air Bersih
Akses air bersih di wilayah Puskesmas Bulu umumya terdiri dari Perpipaan /
PAM,PDAM, sumur dan mata air. Kondisi sarana air bersih yang ada di wilayah
Puskesmas Bulu sebagian terpengaruh oleh kondisi cuaca. Jika pada musim kemarau
maka debit air akan menurun. Dari sekitar 12,170 RT yang diperiksa semuanya
(100%) memiliki akses terhadap air bersih. Namun demikian ada sebagian
masyarakat (8,1%) yang memakai sarana air bersih yang belum terpenuhi persyaratan
kesehatannya.
b. Rumah Sehat
Dari 12.170 rumah yang diperiksa, yang memenuhi syarat sehat sejumlah
8.885 rumah (73 %).
c. Cakupan Jamban dan SPAL
Dari sampel jumlah rumah yang diperiksa terlihat cakupan jamban sehat
mecapai 78,7% dan SPAL yang memenuhi syarat sejumlah 77,3%. Banyak rumah
yang memiliki SPAL terbuka . Pada pemakaian jamban ada kendala pada musim
kemarau kurang air, sehingga perlu diwaspadai penyakit-penyakit yang mungkin
timbul.
d. TTU dan TPM
Dari TTU yang diperiksa 119, sudah memenuhi syarat kesehatan 76,5%
sedangkan TPM yang ada di wilayah Bulu masih ada yang kurang memenuhi
persyaratan kesehatan (cakupan 72,4%) sehingga perlu dilakukan penyuluhan dan
pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan.
e. Institusi dibina
35
Dari 208 institusi yang diperiksa, sudah memenuhi syarat (77,1%).
f. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Puskesmas Bulu terdiri dari 19 desa. Dari tahun 2009 – 2016 sudah ada 7 desa
yang mendapatkan program pansimas yaitu desa Malangsari (2009), Danupayan
(2009), Gondosuli, Wonosari (2011) dan Wonotirto (2011) , Gandurejo dan
Mondoretno dimana yang terakhir merupakan desa Reguler. Dari monitoring sebelum
dan sesudah implentasi, terlihat ada kemajuan dalam perilaku STOP BABS,
kebiasaan BAB di jamban sehat serta kepemilikan jamban sehat. Tahun 2017 desa
Malangsari akan menjadi desa ODF. Kendala umumnya pada debit air yang kecil, di
musim kemarau air tidak mengalir, dan pemeliharaan yang kurang. Jadi secara
keseluruhan sudah 18 desa melakukan STBM sekalipun belum menjadi desa STBM.
Untuk Wilayah Bulu sebagaian besar penduduk memanfaatkan air perpipaan sebagai
sarana air bersih.
36
Hasil pendataan strata Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bulu tahun 2016
adalah didapatkan Posyandu Pratama sebanyak 0% 2 Posyandu Madya (1%), 3.
Posyandu Purnama (13%) dan sebagian besar sudah Posyandu Mandiri 24 pos (86%).
Posyandu aktif mencapai 98,8% dan keaktifan kader balita mencapai 95,5%. Semua
kader sudah terlatih, dan secara rutin diadakan rakor dan pembinaan. Desa dengan strata
posyandu Mandiri 100% persen dan tingkat keaktifan 100% yaitu desa bulu dan desa
Tegalrejo, sedangkan wilayah yang masih terdapat posyandu strata pratama adalah desa .
Tingkat keaaktifan posyandu terendah adalah desa Bansari.
Jumlah Polindes / PKD di wilayah kerja Puskesmas Bulu ada 17 PKD yaitu di
desa Danupayan, Ngimbrang, Putat, Malangsari, Wonosari, Pakurejo, Pengilon,
Pasuruhan, Pagergunung, Wonotirto, Tegalrejo, Gandurejo, Campursari.serta 2 pustu di
Di desa Mondoretno, Bansari, Bulu, Tegallurung pelayanan kesehatan masih
meminjam bangunan Balai Posyandu Desa dan Gedung PKK Desa. Diharapkan tahun
2019 dapat dibangun PKD dengan dana APBD / APBDes. Untuk tahun 2016 desa
Mondoretno membangun PKD dengan dana APBDes. Di semua desa sudah terdapat
bidan desa.
Jumlah Pondok Pesantren di wilayah kerja Puskesmas Bulu ada 6 Ponpes yang
semuanya membutuhkan pembinaan dan pemantauan. Dua pondok berupa sekolah (MTs
& MAN) sedangkan yang 4 lagi murni pondok pesantren.
Penyebaran informasi kesehatan di Puskesmas Bulu dilakukan oleh tenaga
kesehatan di Puskesmas, baik melalui Rakor kader, rakor LS, penyuluhan kelompok di
desa maupun sekolah, dll. Penyebaran informasi menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab, diskusi kelompok, bermain peran, demonstasi dll, dibantu dengan media
seperti buku dan leaflet, poster dsb. Penyuluhan selama tahun 2016 sejumlah 300,
dengan prioritas penyuluhan adalah Napza kurang sedikit dari target 30%.
Hasil Rekapitulasi Pemetaan Rumah Tangga Sehat (PHBS) tahun 2015
mencapai 95,42% (Sehat Utama & Paripurna) sedangkan 3 permasalahan utamanya
37
adalah Tidak Merokok (24,9%), JPK (36,46%) dan lantai kedap air (62,319%) tidak
banyak berbeda dengan tahun lalu.
Adapun penyebab permasalahannya adalah sbb:
1. Masyarakat sudah mengerti tentang bahaya merokok, tapi belum bisa untuk
menghentikan kebiasaan merokok maupun menghindari merokok karena berhubungan
dengan adat, kebiasaan dan faktor ekonomi.
2. Masyarakat belum memahami manfaat JPK / BPJS. Dan tidak semua Kepala
Keluarga yang kurang mampu mendapatkan fasilitas BPJS PBI.
3. Kebanyakan lantai dapur masih tanah, di samping faktor ekonomi juga kesadaran
masyarakat tentang pentingnya lantai kedap air masih kurang.
8. PERKESMAS
Pembinaan keluarga risti meliputi kegiatan dalam gedung maupun luar gedung.
Kegiatan yang dilakukan antara lain kunjungan rumah dan penyuluhan. Adapun
sasarannya adalah keluarga/ individu maupun kelompok dengan bumil risti, bufas risti,
bayi balita risti, anak sekolah/ remaja risti maupun keluarga dengan masalah gizi,
penyakit menular, usila. Dalam pelaksanaannya melibatkan lintas program maupun
lintas sektoral.
38
2. USAHA KESEHATAN SEKOLAH
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS dan UKGS) di Puskesmas Bulu meliputi
pelayanan di Puskesmas, PKD, Polindes. Penyuluhan, Screening, serta pemeriksaan
berkala 2 kali/ tahun, pembinaan dokter kecil, pembinaan sekolah sehat.
a. Usaha Kesehatan Sekolah
Di wilayah Puskesmas Bulu, semua sekolah dari jenjang TK sampai dengan
SLTP sudah dilaksanakan Penjaringan kesehatan untuk siswa baru dan pemeriksaan
berkala setiap 6 bulan sekali. Target untuk SD yaitu 100 %, sedangkan TK sampai
SLTP sebesar 80 %, telah tercapai.
b. PHBS Sekolah
Untuk PHBS sekolah umumnya cukup baik walau untuk sarana prasarana masih
kurang. Ada 4 TK berstrata Sehat Madya dan Sehat Utama 10 TK. 2 TK tanpa
jamban dan 1 TK tidak memiliki sarana air bersih. Sedangkan untuk SD/MI yang
berstrata sehat madya 2 sekolah, sehat utama 9 sekolah dan sehat paripurna 19
sekolah. Prioritas masalah adalah pemberantasan jentik nyamuk (hanya 9 SD), dana
sehat sekolah (4 SD) dan pemanfaatan R, UKS (3 SD). PHBS tk SMP/MTs / SMK/
39
MA, dari 8 sekolah ada 2 sekolah Sehat Madya dan 6 sekolah Sehat Utama. Prioritas
masalah ada pada CPTS dan Membasmi jentik nyamuk.
c. Katin Sekolah
Untuk kantin sekolah, semua SD/ MI di wilayah Puskesmas Bulu baru berupa
warung sekolah, belum ada yang berstatus sebagai kantin sehat. Di tahun 2014 ada 2
sekolah yang mendapat bantuan etalase untuk warung sekolah, untuk 2015 tidak ada.
b. Dari hasil pemeriksaan terlihat bahwa kesadaran siswa mengenai kebersihan
perorangan terutama kesehatan gigi dan mulut belum optimal.
c. Semua siswa tingkat SMP di wilayah Puskesmas Bulu berstatus gizi baik. Tingkat
TK gizi normal mencapai 95%, gizi kurang 3% dan gizi lebih 2%. Tingkat SD gizi
baik sejumlah 94,194%, 1,199% berstatus gizi kurang, gizi lebih 3,46%. Masih perlu
pembinaan dalam hal kualitas maupun pola makannya.
d. Penyuluhan kesehatan reproduksi, narkoba, hiv aids dan bahaya merokok
dilaksanakan untuk jenjang SMP sederajat serta di pondok pesantren. Perlu dipikirkan
apakah perlu dilaksanakan di tingkat SD untuk kelas 5-6.
e. Untuk PAUD Puskesmas Bulu melaksanakan pembinaan dan pemeriksaan kesehatan
atas dasar permohonan dari masing masing sekolah.
Dari hasil evaluasi cakupan program, terlihat bahwa sebagian besar indikator sudah
tercapai. Adapun beberapa hal yang masih belum mencapai harapan (nilai aktual
dengan nilai harapan) diupayakan dengan beberapa strategi sebagai berikut:
1) Evaluasi pencapaian kinerja melalui Lokmin
2) Perencanaan kegiatan oleh masing-masing pemegang program dengan fokus pada
target yang belum tercapai
3) Meningkatkan koordinasi / kerjasama LP & LS
4) Pendampingan kegiatan
5) Supervisi suportif
6) Pemantauan terus menerus
7) Optimalisasi SDM
8) Mempererat/ memperkuat team work
9) Pembenahan manajemen puskesmas
40
BAB V
PENUTUP
Dari uraian tersebut Puskesmas Bulu berusaha untuk mewujudkan suatu misi dan visi
yang disepakati bersama, satu upaya untuk mewujudkan misi dan visi adalah dengan
melaksanakan manajemen yang baik, meskipun masih banyak hambatan yang harus
dihadapi.
Kami menyadari dalam penyusunan dokumen ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kami mohon saran dan bimbingan agar pembangunan bidang kesehatan di wilayah Puskesmas
Bulu dapat berjalan dengan lancar, sasaran tercapai sehingga akhirnya dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
41
Bulu, Januari 20119
LAMPIRAN
42
LAPORAN SP3 PUSKESMAS BULU
43