6-2
Pasien dan petugas kesehatan berisiko
mendapatkan infeksi jika tidak melaksanakan
tindakan pencegahan infeksi
HAIs dapat dicegah / dikendalikan dengan
beberapa strategi pencegahan infeksi
6-3
Memutus mata rantai penularan infeksi dari
peralatan medis kepada pasien, petugas
kesehatan, pengunjung dan lingkungan
rumah sakit
6-4
Pembersihan:
Suatu proses untuk menghilangkan kotoran
yang terlihat atau tidak terlihat pada
peralatan medis / objek dengan
menggunakan air mengalir, sikat detergen
sehingga kotoran / bahan organik hilang dari
permukaan.
6-5
Disinfeksi:
Suatu proses untuk menghilangkan /
memusnahkan mikroorganisme virus, bakteri,
parasit, fungi dan sejumlah spora pada
peralatan medis / objek dengan
menggunakan cairan disinfektan.
6-6
Sterilisasi:
Suatu proses menghilangkan/memusnahkan
semua bentuk mikroorganisme pada peralatan
medis / objek termasuk endospora yang dapat
dilakukan melalui proses fisika dan kimiawi
dengan menggunakan alat sterilisator
6-7
DTT merupakan perlakuan minimun yang
direkomendasikan oleh CDC.
DTT dapat membunuh semua mikroorganisme,
kecuali endospora.
Cara:
◦ Rebus dalam air mendidih selama 20 menit
◦ Rendam dalam larutan kimiawi: Glutaraldehyde,
Hydrogen Peroksida
6-8
Peralatan Kritis
Peralatan semi kritis
Peralatan non kritis
6-9
Peralatan Kritis
Peralatan semi kritis
Peralatan non kritis
6-
10
Peralatan medis yang masuk kedalam
jaringan tubuh steril atau sistem pembuluh
darah. Pengelolaan peralatan dengan cara
sterilisasi
Contoh: instrumen bedah, kateter intravena,
kateter jantung, dll
6-
11
Peralatan yang masuk / kontak dengan
membran mukosa tubuh. Pengelolaan
peralatan medis dengan disinfeksi tingkat
tinggi.
Contoh: endotracheal tube, endoscopi,
nasogastric tube
6-
12
Peralatan medis yang kontak dengan
permukaan kulit yang utuh. Pengelolaan
peralatan medis dengan cara disinfeksi
tingkat intermediate / tingkat rendah
Contoh: Tensimeter, stetoscope, bedpan,
urinal, linen, apron.
6-
13
Alat medis habis pakai
Permukaan meja / permukaan lain yang
tercemar / tumpahan darah atau cairan
tubuh pasien
Linen bekas pakai yang tercemar darah / atau
cairan tubuh pasien
6-
14
Pasang tanda
Lakukan kebersihan tangan
Pakai APD: sarung tangan, apron, masker, kaca mata
Serap darah/cairan tubuh sebanyak-banyaknya
dengan kertas/tisu
Buang kertas/tisu penyerap kedalam kantong sampah
medis
Semprotkan larutan clorin 0,5 %, tunggu selama 10
menit
Bersihkan daerah bekas tumpahan dengan lap basah
Buka sarung tangan
Lakukan kebersihan tangan
6-
15
Dekontaminasi Alat Kes Setelah Digunakan
PRE-CLEANING (Pembersihan Awal)
Mengunakan detergen atau enzymatic, sikat
Pembersihan
(Cuci bersih, tiriskan, keringkan)
6-
16
Cara pembersihan
Manual
Mesin
6-17
Lakukan kebersihan tangan
Pakai APD : sarung tangan, apron, masker, kaca
mata, pelindung wajah
Bilas alat medis yang telah direndam dgn detergen
atau enzym dengan air mengalir
Lepaskan/buka alat medis yang dapat dilepas
Sikat perlahan-lahan alat medis dari setiap
permukaan termasuk gerigi dan lekukan
Bilas sampai bersih dalam air hangat
Bersihkan sikat dan bak pencuci
Keringkan alat medis dengan kain atau di udara
Buka sarung tangan dan alat pelindung lain
Lakukan kebersihan tangan
6-
18
Ditujukan untuk mengamankan paska sterilisasi
agar terjaga efektifitas alat-alat medis pada
saat digunakan untuk perawatan pasien
Tanggung jawab unit pelayanan sterilisasi
sentral
6-
19
Mempertahankan sterilitas peralatan medis
sampai waktu penggunaan.
6-
20
• Sesuai dengan metoda sterilisasi yang dipakai.
• Dapat menahan mikroorganisme dan bakteri.
• Kuat & tahan lama.
• Mudah digunakan.
• Tidak mengandung racun.
• Segel yang baik.
• Aman & mudah dibuka.
• Masa kadaluarsa.
6-
21
Menggunakan tape indikator
Segel harus dibuat sedemikian rupa sehingga
apabila dibuka fungsi segel menjadi hilang
Harus secara rapat, menggunakan segel
panas atau segel kertas.
6-
22
1. Linen
2. Kertas
3. Plastik film
4. Kombinasi plastik film dan kertas
6-
23
1. Linen
• Tidak dianjurkan di-blech.
• Bukan dari bahan kanvas / tebal & kaku.
2. Kertas
• Hanya satu kali pakai.
• Harus bersifat menolak/tidak mengabsorpsi air.
• Harus mempunyai sifat penghalang bakteri
yang baik.
• Harus bebas dari materi toksik.
6-
24
1. Plastik film
• Film plastik tidak dapat menyerap air
(cairan/uap)
• Tidak bisa digunakan utk sterilisasi uap
• Dikombinasikan dgn Kertas pada salah satu
sisinya apabila untuk sterilisasi uap
• Polyethylene dpt menyerap Ethylene Oxide
• Bahan PVC (Polyvinyl Chloride) tdk menyerap
EO tidak direkomendasikan untuk
sterilisasi EO.
2. Kombinasi plastik film dan kertas
6-
25
◦ Nama alat yang akan dikemas
◦ Langkah penyiapan dan disortir alat
◦ Metode sterilisasi yang digunakan
◦ Cara penempatan item yang benar dalam
kemasan
◦ Cara penempatan indikator kimia internal dan
eksternal
◦ Metode penyegelan kemasan
◦ Cara penempatan kemasan dalam chamber
◦ Cara penyimpanan yang benar.
6-
26
Sterilisasi sebaiknya dilaksanakan disuatu unit
tersendiri yang disebut pelayanan sterilisasi
sentral (CSSD)
Dekontaminasi, pembersihan, dan disinfeksi
dapat dilakukan di ruangan atau di unit
pelayanan sterilisasi sentral (CSSD).
6-
27
Menyediakan alat-alat medis yang steril.
Membantu mencegah terjadinya HAIs.
Menjamin kualitas sterilisasi.
Efisiensi tenaga, bahan dan alat.
6-
28
Bagan organisasi yang jelas, menggambarkan
alur tanggung jawab dan komunikasi dengan
unit-unit yang memerlukan pelayanan
sterilisasi
Unit sterilisasi harus dipimpin oleh seorang
yang memahami tentang seluruh prosedur
pemrosesan alat
6-
29
Ada prosedur tertulis mengenai proses
dekontaminasi, pencucian, pengemasan dan
sterilisasi semua alat-alat medis
Ada loket terpisah antara penerimaan alat-
alat medis kotor dan penyerahan alat-alat
medis steril
Ada ruangan tempat penyimpanan peralatan
kotor, bersih dan peralatan steril yang
terpisah.
6-
30
Direktur Rumah Sakit
Ka.Instalasi CSSD
Pws = Pengawas
Pnt = Panitia
Peng = Pengelola 6-31
6-
32
Harus mempunyai tekanan positif aliran
udara dari dalam ke luar.
Kelembaban harus dijaga 20-23 C.
Upayakan tidak ada pipa, kabel yang
menonjol untuk menghindari timbunan
kuman.
Hanya petugas penyimpanan barang yang
boleh masuk. Distribusi stok barang dengan
sistem FIFO.
Ada meja kerja yang cukup memadai (stainless
steel) untuk memproses alat-alat medis dan
alat-alat tenun/linen 6-
33
6-
34
Udara dari ruangan kotor tidak mengalir ke
ruangan bersih
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
Ada tempat cuci tangan dengan air
mengalir
Kualitas air baik
Mesin sterilisator diperiksa secara teratur.
Sebaiknya memiliki dua pintu depan dan
belakang.
6-
35
Tersedia APD
Ada pemeriksaan secara berkala dengan
indikator fisik, kimiawi dan mikrobiologik
terhadap alat-alat yang disterilkan
Jadual dan tata kerja diatur sedemikian rupa
agar unit sterilisasi dapat berfungsi di luar
jam kerja
6-
36
Proses sterilisasi terjadi dengan memaparkan
energi thermal dalam bentuk panas
kering/basah, zat kimia dalam wujud cair/gas
maupun bentuk radiasi terhadap suatu benda
dalam waktu tertentu.
6-
37
Daya bunuh yang kuat
Daya penetrasi yang baik
Aman / tidak toksik
Bisa digunakan untuk semua alat indikator
Proses cepat
6-
38
Sterilisasi dengan suhu tinggi
◦ Sterilisasi uap (Steam Heat)
◦ Sterilisasi panas kering (Dry Heat)
Sterilisasi dengan suhu rendah
◦ Ethylene Oxide
◦ Hydrogen Peroxide Plasma Sterilization
(STERRAD)
◦ Liquid Paracetic Acid
6-
39
Metode sterilisasi paling tua, aman, efektif,
relatif tidak mahal, bersifat non toksik
Suhu dan waktu:
◦ 121 ° C (250° F) selama 30 menit
◦ 132 ° C (270° F) selama 4 menit .
Direkomendasikan untuk peralatan yang tahan
panas dan tahan uap.
6-
40
Keuntungan:
◦ dapat mensterilkan bahan yang tidak dapat
ditembus steam
◦ tidak bersifat korosi, mencapai seluruh
permukaan alat
Kelemahan:
◦ penetrasi panas lambat - waktu lama
◦ perlu suhu tinggi
◦ dapat merusak bahan karet
6-
41
Penggunaan untuk:
◦ minyak, serbuk halus, syringe, kaca, gelas, benda
tajam
6-
42
Untuk sterilisasi alat medis yang sensitif
terhadap panas dan uap.
ETO tidak berwarna, mudah terbakar
Suhu 29° - 65 °C atau 45 °C -85 °C.
Keuntungan:
◦ non korosif terhadap plastik, metal , karet.
◦ tidak berbau
Kelemahan:
◦ waktu lama (2 – 5 jam), biaya tinggi, bersifat
toksik, mutagenik, karsinogenik, iritasi saluran
pernapasan, dalam konsentrasi tinggi dapat
menimbulkan pusing, mual, muntah.
6-
43
Pembersihan tidak adekuat
Konsentrasi larutan disinfektan tidak tepat
Penyimpanan tidak benar
Penyimpanan basah setelah sterilisasi
6-
44
6-
45