Sejarah Aves
Kata aves berasal dari kata Latin dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari kata Yunani dipakai
dalam “Ornithology” berarti ilmu-ilmu yang mempelajari burung-burung (Jasin, 1984).
Aves (burung) adalah Vertebrata yang terakhir mendiami bumi. Diperkirakan 8700 spesies yang
hidup tersebar di seluruh dunia dari Arktik (Kutub Utara) hingga Antartika (Kutub Selatan), baik di
lautan maupun di daratan, bahkan di kepulauan yang paling terpencil sekalipun banyak yang
memiliki avifauna sendiri (Sukiya, 2001).
Burung berkembang dari reptilia. Nenek moyang burung adalah Archeopteriyx yang merupakan
kombinasi sifat reptilia dan burung dan merupakan mata rantai perkembangan evolusi reptil dan
burung yang tergambar melalui temuan fosil zaman Jurasic di daerah bavaria. Beberapa akhli
menilai archeopteryx adalah burung purba dan ada pula yang berpendapat sebagai Dinosaurus yang
berbuli,di mana bulu tersebut merupakan thermoinsulator yang diperlkan pada waktu terbang
(Soesilawaty, 2012).
Menurut Jasin (1984), kelas Aves memiliki ciri-ciri khusus yaitu sebagai berikut:
a. Filoplumae, bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang
pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan
beberapa barbulae di puncak.
b. Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
d. Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang
berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
3. Skeleton kecil dan baik, kuat dan penulangannya sempurna pada mulut terdapat bagian yang
terproyeksi sebagai paruh atau sudu (cocor) yang terbungkus oleh lapisan zat tanduk, pada burung
yang terdapat pada masa ini tidak bergigi, tempurung kepala memiliki sebuah occipitale condyle,
lehernya sangat flesibel, tulang-tulangnya terbentuk pelvicus bersenyawa dengan sejumlah
vertebrae, tapi sebelah ventral terbuka, tulang sternum membesar dan biasanya memiliki suatu
cuatan sebelah median, jumlah vertebrae, ekor sedikit dan mengalami pemadatan
4. Cor terdiri atas empat ruangan, yakni aurikel dan dua ventrikulus, hanya archus aorticus kanan
yang masih ada, eritrosit berinti berbentuk oval dan convex
5. Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang kompak yang menempel pada costa dan
berhubungan dengan kantung udara (saccus pneumaticus) yang meluas pada alat-alat dalam,
memiliki kotak suara atau syrinx pada dasar trakea
6. Fertilisasi terjadi didalam tubuh, telur memiliki yolk besar terbungkus oleh cangkok yang keras,
untuk menetas diperlukan pengeraman, segmentasi neuroblastis, memiliki membrana embryonica
(amnion, chiron, yolksacc, dan allanthois) semua perkembangan dalam telur. Anak-anaknya yag
masih muda dierami, disuapi makanan dan dijaga oleh induknya
Burung biasanya menunjukkan perilaku yang sangat kompleks, terutama selama musim kawin,
ketika mereka terlibat dalam ritual percumbuan yang rumit. Karena telur-telur memiliki cangkang
saat dikeluarkan, fertilisasi harus berlangsung secara internal. Kopulasi biasanya melibatkan kontak
antar ventilasi pasangan, bukaan kloaka dari pasangan yang kawin. Setelah telur dikeluarkan, embrio
burung harus dijaga agar tetap hangat dengan dierami oleh induk betina, induk jantan, atau
keduanya, bergantung pada spesiesnya (Campbell dkk, 2012).
1. Subkelas Archaeornithes
Anggota dari subkelas ini merupakan burung purba, kedua rahang bergigi, jari tiga buah masing-
masing bercakar, sudah memiliki bulu yang sempurna tetapi tidak seperti burung sekarang, bulu-
bulu ekor tersusun berderet sepanjang kiri dan kanan ekor seperti ekor kadal, tengkorak memiliki
orbita yang besar, dan moncong semacam paruh burung. Contoh dari subkelas ini yaitu
Archaeopteryx lithographica.
2. Subkelas Neornithes
Menurut Munaf (2006), kelas aves di kelompokan kedalam beberapa Ordo sebagai berikut:
1. Ordo Apterygiformes
Kelompok burung yang tidak bisa terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
2. Ordo Struthioniformes
i. Tanpa pygostyle
Ordo ini mencakup satu Familia Struthionidae, contohnya salah satu spesies Struthio camelus
(burung unta).
3. Ordo Rheiformes
Mencakup burung-burung yang tidak bisa terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Ordo ini mencakup satu Familia Rheidae, contoh spesies dari Familia ini yaitu Rhea americana.
4. Ordo Casuariiformes
f. Sayap kecil
Ordo ini mencakup dua Familia yang salah satunya ialah Casuaridae, contohnya Casuarius casuarius
(kasuari).
5. Ordo Tinamiformes
Mencakup burung-burung kecil, terestrial dan tidak dapat terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
e. Pemakan tumbuhan
Ordo ini mencakup satu Familia Timanidae, contoh spesiesnya yaitu Eudromia elegans.
6. Ordo Podicipediformes
c. Kaki berlebus
d. Ekor pendek
f. Tarsus pipih
7. Ordo Gaviiformes
e. Pandai terbang
8. Ordo Spheniscitormes
Ordo ini mencakup satu Familia Speniseidae, contoh spesiesnya Aptenodytes forsteri.
9. Ordo Procellariiformes
Kelompok burung laut dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Ordo ini mencakup empat Familia dan dua diantaranya ialah Familia Diomedeldae contohnya
Diomedea nigripes (albatros) dan Familia Hydrobatidae contohnya Hydrobales pelangicus.
d. Paruh panjang dapat membuka lebar untuk menangkap dan menelan ikan
e. Hidup berkoloni
Ordo ini mencakup empat Familia, beberapa diantaranya ialah Familia Plecanidae contohnya
Pelecanus conspicillasis. Familia Anhingidae dengan contoh spesies Anhinga anhinga, serta Familia
Phalacrocoracidae contohnya Phalacrocorax carbo.
d. Bulu-bulu dekoratif
Ordo ini mencakup tujuh Familia. Salah satunya Familia Ciconiidae contoh spesies Leptoptilos
javanicus (bangau) dan Familia Ardeidae contoh spesies Ardea herodrias.
b. Lidah berdaging
Ordo ini mencakup dua Familia yaitu Familia Anhimidae contoh spesies Anhima cornuta dan Familia
Anatidae contoh spesies Anas platyryncho.
c. Kuat terbang.
Ordo ini mencakup lima Familia. Beberapa diantaranya ialah Familia Falconidae contoh spesies Falco
peregrinus, Accipitridae, contoh spesies haliaster indu.
a. Terbangnya pendek-pendek.
b. Paruh pendek.
Ordo ini mencakup tujuh Familia. Beberapa diantaranya ialah famili Megapodidae contoh spesies
Megapodius. Familia Phasianidae contoh spesies Pavo mulicus (merak).
Mencakup berbagai jenis burung yang mempunyai ukuran yangb bervariasi dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
b. Bulu-bulu bercabang.
Ordo ini dua belas familia. Beberapa diantaranya ialah Familia Ralliadae contoh spesies Porphyrula
martinica.
Ordo ini mencakup 16 familia. Beberapa diantaranya ialah familia Jacanidae contoh spesies
Hydrophasianus chirurgus, familia Burhinidae contoh spesies Cumenius americanus, familia Laridae
contoh spesies Larus marinus.
d. Tembolok besar dan menghasilkan cairanj susu (Pigeon milk) diberikan kepada anaknya
Ordo ini mencakup tiga familia yaitu familia Pteroclidae contoh spesies Pterocles alehata. Familia
Raphidae contoh Raphus cuculatus (dodo) dan Familia Columbidae contoh Streptopelia bitorquata,
Columba livia.
Ordo ini mencakup satu Familia Psittacidae dengan beberapa contoh spesies Psittacula alexandri,
Cacatua galerita, Probosciger aterrimus.
a. Dua buah jari kaki ke depan, dua buah yang lain kebelakang, jari terluar dapat dibalikkan
kedepan.
c. Ekor panjang
d. Paruh sedang
e. Banyak anggota familia ini yang bersifat parasit (yang betina menitipkan telur-telurnya disarang
burung lain)
Ordo ini mencakup dua familia yaitu familia Musophagidae contoh spesies Tauroca, familia
Cuculidaae contoh spesies Centropus bengalensis dan Cuculus canorus.
b. Mata besar menghadap ke depan, dikelilingi oleh bulu-bulu yang tersusun radial (menjari).
d. Paruh pendek
e. Jari kaki mempunyai cakar yang tajam sesuai dengan fungsinya untuk mencengkram.
Ordo ini mencakup dua familia yakni familia Tyctonidae contoh spesies Tyto alba. Familia Strigidae
contoh spesies Bubo virginianus.
b. Mulut lebar, tepi paruh bagian atas tertutup oleh bulu-bulu peraba yang bentuknya seperti
rambut-rambut kaki.
c. Bulu-bulu halus.
e. Nocturnal, insektivor.
Ordo ini mencakup lima Familia. Dua diantaranya ialah Familia Caprimulgidae contoh spesies
Caprimulgus vociferus.
a. Tubuh kecil
c. Sayap runcing
d. Paruh kecil dan lunak. Ada yang langsing dengan lidah berbentuk buluh panjang
Ordo ini mencakup tiga familia Apolidae contoh spesies Collocolia esculanta..
Ordo ini mencakup satu familia Trogonidae dengan salah satu contoh spesies Trogan viridis.
Ordo ini mencakup satu familia Colidae contoh spesies Colius macrourus.
Mencakup berbagai jenis burung yang morfologis tidak begitu mirip. Ciri-ciri umumnya sebagai
berikut
a. Paruh kuat
Ordo ini mencakup tujuh familia. Dua diantaranya ialah familia Alcedinidae contoh spesies Halycon
dan familia Rucerotidae contoh spesies Buceros bicornis (enggang).
Mencakup jenis-jenis burung yang morfologis tidak begitu mirip. Ciri-ciri umumnya dalah sebagai
berikut :
a. Paruh kuat
c. Lidah dengan ujung yang kasar atau dilengkapi dengan bayangan seperti bulu. Lidah dapat
dijulurkan
Ordo ini mencakup enam familia. Diantaranya adalah familia Picidae contoh spesies Dinopium
panense.
Mencakup sejumlah besar jenis burung dengan jenis burung dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sistem Penceernaan
Saluran pencernaan pada burung menurut Hendywan dkk (2013) terdiri dari:
2. Rongga mulut yang terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut
dan tanduk
4. Esofagus pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tombolok, berperan sebagai
tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat.
6. Intestinum yang terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
8. Kelenjar pencernaan burung yang meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas.
2. Sistem Saraf
Menurut Hendywan dkk (2013) sistem saraf pada burng terdiri dari :
a. Cerebrum (Otak besar) Permukaan otak besar tidak berlipat sehingga saraf (neuron) tidak
banyak. Ukuran relatif besar
b. Mesencephalon (otak tengah), otak tengah berbentuk 2 gelembung berkembang dengan cukup
pesat merupakan pusat saraf pengelihatan
c. Cerebellum (Otak kecil) Permukaanya berlipat-lipat sehingga mampu menampung sel saraf
(neuron) dalam jumlah yang banyak. Ukuran relatif besar, merupakan pusat pengatur keseimbangan
burung pada waktu terbang.
d. Medulla mengandung sel saraf (neuoron) yang membantu mengatur detak jantung, respirasi,
dan tekanan darah
e. Pendengaran, Pendengaran burung baik, dari telinga ada salura eustachius yang menuju ke
faring dan bermuara pada langit-langit bagian belakang.
f. Penciuman, Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan dua lubang hidung yang berupa
celah pada dorsal paruh. Indra pencium pada burung kurang baik.
g. Pengelihatan mata besar dengan pekten, yaitu sebuah membran bervaskulasi dan berpigmen
yang melekat pada mangkuk optik, dan melanjut ke dalam humor vitreus. Syaraf optik memasuki
sklera mata di tempat yanag disebut bingkai skleral. Kepekaan terhadap warna sangat tajam, cepat
berakomodasi pada berbagai jarak.
3. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, berwarna merah coklat, tertutup oleh peritonium
(retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren sebelah ventral keluarureter yang
sempit menuju ke caudal dan berakhir pada kloaka (Jasin, 1984).
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru dan kulit.
Ginjal berjumlah sepasang dan berwarna coklat, berfungsi mengekskresikan zat berupa urine dalam
bentuk asam urat dan garam. Kelebihan kelarutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar
melalui nares (lubang hidung). Burung tidak memiliki kandung kemih sehingga urine dan fesesnya
bersatu dan keluar melalui lubang kloaka. Metabolisme burung sangat cepat. Dengan demikian,
sistem ekskresi juga harus memiliki dinamika yang sangat tinggi. Peningkatan efektivitas ini terlihat
pada jumlah nefron yang dimiliki oleh ginjal burung. Setiap 1 mm3 ginjal burung, terdapat 100–500
nefron. Jumlah tersebut hampir 100 kali lipat jumlah nefron pada manusia. Jenis burung laut juga
memiliki kelenjar ekskresi garam yang bermuara pada ujung matanya. Hal tersebut untuk
mengimbangi pola makannya yang memangsa ikan laut dengan kadar garam tinggi (Hendywan, dkk
2013).
4. Sistem Respirasi
Selain Paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang disebut pundi-pundi
hawa atau kantong udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai keperut, leher dan sayap.
Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher (saccus servicalis) rongga dada (saccus
thoracalis anterior dan posterior), antara tulang selangka atau karakoit (saccusinterclavicularis)
ketiak (saccus axillaris) dan diantara lipatan usus atau rongga perut (saccus abdomenalis). Kantung
udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak terjadi difusi udara pernafasan.
Adanya kantung udara mengakibatkan pernafasan burung menjadi efisien (Rayi, 2012). Kantung
udara memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. membantu pernafasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen cadangan.
2. Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara
berlebihan.
5. Sistem Otot
Pada tubuh vertebrata rendah, otot daging yang bersegmen lebih dominan dari pada otot daging
tidak bersegmen, tetapi sebaliknya pada Aves dan Mamalia. Otot daging extrimitas berkembang
menjadi besar, berhubung aktivitas gerak yang cepat. Gerak sayap pada waktu terbang dilakukan
oleh musculus pectoralis yang terdapat pada dada, berupa otot daging putih dibedakan atas :
musculus pectoralis mayor yang terletak disebelah luar dan musculus pectoralis minor yang terletak
disebelah dalam. Kedua ujung otot pada dada terikat di crania, sedang ujung lain terikat pada kepala
humerus dari sayap disebelah ventro lateral. Kontraksi otot yang bergantian menyebabkan sayap
bergerak keatas kebawah sehingga burung dapat terbang (Jasin, 1984).
1. Otot halus
Otot yang membangun organ yang tidak dapat di kontrol, misalnya saluran pencernaan
2. Otot kardiak
3. Otot skeletal
6. Sistem Reproduksi
Alat reproduksi jantan terdiri dari testis, duktus deferens, dan epidedermis. Testis yang berjumlah
sepasang, berbentuk oval, permukaannya licin, terletak disebelah ventral lobus renis bagian paling
kranial, pada musim kawim ukurannya membesar, dan berfungsi sebagai tempat untuk membuat
dan menyimpan spermatozoa (Rosandi, 2013).
Saluran reproduksi jantan yaitu Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis.
Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada saat masih muda, duktus deferen
bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Di Dekat
glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara
di kloaka sebagai duktus ejakulatori. Duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil
kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika
masuk kloaka (Rosandi, 2013).
Alat reproduksi betina terdiri dari ovarium dan vagina. Ovarium yang berkembang hanya pada
sebelah kiri dan terletak pada bagian dorsal rongga abdomen (Rosandi, 2013).
1. Jantan
Sistem reproduksi jantan terdiei dari 2 testis. Testis tidak pernah turun ke dalam skorotum eksternal
seperti pada mamalia. Testis terdiei dari saluran tubulus seminiferus yang menuju ke ductus
deferent.
2. Betina
Sistem reproduksi betina terdiri dari ovarium dan oviduct
· Ovarium
· Oviduct
1. Infudibulum, berfungsi untuk menangkap kuning telur (15 menit), dan tempat terjadinya
fertilisasi
3. Isthmus, membentuk membran kerabangg bagian dalam dan bagian luar, selama1,5 jam
Proses pembentukan telur memerlukan waktu 23-26 jam dari proses pembentukan kuning telur
hingga terbentuknya telur yang siap dikeluarkan
Perkembangan Embrio
Perkembangan awal struktur pada ungggas berlangsung di dalam tubuh induk setelah terjadi
fertilisasi, saat telur dalam tubuh. Perkembangan berlanjut setelah telur di tetaskan atau di
eramiinduk. Ketika awal perkembangan terjadinya diferensi, terjasi tiga lapisan sel. Ketiga lapisan swl
tersebut akan di kembang kan menjadi berbagai organ dan sistem tubuh.
1. perkembangan telur sebelum keluar tubuh dan di luar tubuh Setelah fertilisasi, terbentuk
zygote, perkembangan embrional di mulaiSekitar 5 jam setelah ovulasi pembelahan sel pertama
berlangsung, pembelahan selanjutnya 20 menit kemudian Satu jam kemudian, saat telur
meninggalkan isthmus pembelahan membentuk 16 sel. Sekitar 4 jam berada di dalam uterus
terebentuk 256 sel sebagai blastoderm
1. Lapisan pertama, ektodermis (membentuk kulit, bulu, paruh, kukuy, sistem syaraf, lensa dan
retina mata, serta lapisan mulut dan vent)
2. Lapisan kedua, entodermis (membentuk organ saluran pencernaan dan respirasi serta sektori)
3. Lapisan ketiga akan terbentuk pada saat telur ditetaskan atau di erami induk. Lapisan ketiga,
mesodermis (membentuk tulang, darah, serta organ reproduksi dan organ ekskretori)
Oleh karena pada unggas embrio tidak memiliki hubungan langsung dengan induknya selama
perkembangan embrinal maka zat-zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio berasal
dari telur itu sendiri. Penyerapan zat-zat makanan dan metabolisme selama perkembangan embrio
dalam telur dapat berlangsung karena adanya membran ekstraembrional. Terdapat 4 membran
ekstraembrional yang memiliki peranan penting selama perkembangan embrional yaitu amnion dan
chorion, yolk sac, dan allantois.
System sirkulasi
Sistem sirkulasi pada burung merupakan sistem peredaran tertutup. Darah yang dipompa oleh
jantung dialirkan ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jantung merpati
terdiri dari 4 ruangan yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung terrsebut mempunyai warna merah hati
pekat
Jantung mempunyai empat ruang dengan sekat yang sempurna antara belahan jantung kiri dan
kanan. Atrium dextra menerima darah yang sudah dipakai oleh tubuh bagian atas maupun bagian
bawah. Melalui klep, darah dari atrium dextra dialirkan ke dalam ventrikulum dextra dan selanjutnya
dipompakan ke paru-paru. Darah dioksider (mengandung O2) yang berasal dari paru-paru masuk ke
dalam atrium sinistra, dari atrium sinistra darah menuju ventriculum sinistra melalui klep.
Selanjutnya darah dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta (Soemiadji,1986).
Pembuluh darah dibedakan atas pembuluh darah arteri dan pembuluh darah vena:
1. Pembuluh darah arteri keluar dari ventrikulum sebanyak tiga buah yaitu:
Masing-masing arteri anonima bercabang: arteri carotis comunis yang menuju ke daerah kepala,
arteri pectoralis yang besar menuju ke musculus pectoralis may, arteri sublavia yang menuju ke
ketiak menjadi arteri axilaris dan yang menuju terus ke anggota muka sebagai arteri branchialis.
c. aorta merupakan sisa dari archus aorticus yang menuju ke kanan, sedangkan archus aorticus
yang menuju ke kiri telah hilang. Archus aortae tersebut melingkari bronchus kemudian membelok
ke kaudal menjadi aorta dorsalis.
Dari ventricum dextrum ke luar hanya sebuah arteri yaitu arteri pulmonalis yang selanjutnya pecah
menjadi ramus dextrum menuju pulmo kanan, dan ramus sinentrum menuju ke pulmo kiri
a. Yang masuk ke dalam atrium dextrum yaitu vena cava superior terdiri atas vena cava superior
terdiri atas vena cava superior sinistrum dan vena cava superior dextrum. Masing-masing vena cava
tersebut menerima darah dari: vena cava jugularis dari daerah kepala, vena sub clavia dari anggota
muka, vena pecroralis dari musculus pectoralis, vena cava inferior, yang membawa darah dari
bagian bawah tubuh.
b. Yang masuk ke dalam atrium sinistrum yaitu dua bagian vena pulmonalis yang datang dari
pulmo kanan dan kiri (Jasin,1984)
Terdapat dua pembuluh prekava fungsional dan postkava lengkap. Prekava terbentuk oleh
penyatuan pembuluh darah dari kerongkongan dan bagian tulang selangka (subklavia) pada tiap sisi.
Postkava menerima darah dari anggota badan melalui saluran gerbang ginjal (portal renalis), yang
lewat melalui ginjal tetapi tidak terpecah menjadi kapiler-kapiler dan karenanya tidak dapat
disamakan dengan portal renalis dari vertebrata yang lebih rendah (Sukiya,2005).
Munaf, Herman.2006.Taksonomi Vertebrata.Padang: Universitas Padang.