Anda di halaman 1dari 8

Nama : Josua Gigir

NIM : 1850749
Mata Kuliah : Ekologi Hewan

Respon dan Adaptasi Hewan

A. Respon Dasar Hewan

Interaksi hewan dengan lingkungannya menunjukan adanya hubungan timbal balik


antara hewan dengan lingkungannya.dalam hubungan itu kondisi dan perubahan kondisi
lingkungan berpengaruh pada hewan, dan hewan mengadakan reaksi terhadap kondisi dan
perubahan kondisi lingkungannya.
Reaksi hewan terhadap kondisi dan perubahan lingkungannya dikatakan sebagai
respon hewan terhadap lingkungannya. Respons hewan terhadap lingkungan dapat berupa
perubahan fisik, fisiologis dan tingkah laku. Respons hewan terhadap kondisi dan perubhan
lingkungan ada yang bersifat aktif, artinya respons itu terbentuk dan berlaku pada saat
berpengaruh kondisi dan perubahan lingkungan berlaku.misalnya, ayam mencari tempat
yang teduh ketika hujan turun.repons-respons seperti itu merupakan respons yang terpola
untuk semua anggaota spesies.respons itu merupakan perubahan pada hewan yang bersifat
reaktif terhadap lingkungannya.
Yang mana respon ini akan terjadi apabila adanya stimulus .Perubahan fungsi yang
sifatnya sementara dan berlangsung tiba-tiba sebagai akibat dari aktivitas tubuh. Perubahan
akan hilang setelah aktivitas tubuh dihentikan. (denyut jantung,frekuensi pernafasan, suhu
tubuh, dsb).
Periode ontogeny pada hewan dikenal tiga macam respon dasar yaitu respon
pengaturan, respon penyesuaian, dan respon perkembangan. Mekanisme ketiga respon itu
berdasarkan sistem umpan balik negatif. Agar mekanisme itu berhasil maka respon yang
dihasilkan harus sesuai besarnya, waktu tepat dan berlangsung cukup cepat.

a. Respon Reversibel
Tipe respon dasar hewan yang reversible dan paling sederhana adalah respon
pengaturan (regulatori). Respon fisiologi terjadi sangat cepat (refleks).
Contoh: perubahan pupil mata terhadap intensitas cahaya.
Tipe respon lain yang bersifat reversible adalah respon penyesuaian
(aklimatori),berlangsung lebih lama dari respon regulatori karena proses yang fisiologi yang
melandasinya melibatkan perubahan struktur dan morfologi hewan. Contoh: di lingkungan
bertekanan parsial oksigen rendah, terjadi proliferasi dan pengingkatkan jumlah
eritrosit,tubuh terdedah pada kondisi kemarau terik, kulit mengalami peningkatan
pigmentasi.Respon aklimatori umum terdapat pada hewan berumur panjang, yang
menghadapi perubahan kondisi musiman. Reversibilitas respon penting sekali karena tiap
tahun kondisi khas musimana selalu berulang.

b. Respon Tak-reversibel
Tipe respon tak-reversibel selama ontogeny ( sejarah pertumbuhan makhluk hidup )
adalah respon perkembangan.
Respon berlangsung lama karena melibatkan banya proses yang menghasilkan
perkembangan beraneka ragam macam struktur tubuh. Hasilnya bersifat permanen dan tak
reversible. Contoh : perubahan jumlah mata facet pada Drosophila yang dipelihara pada
suhu tinggi, atau terbentuknya keturunan cacat akibat respon perkembangan embrio
terhadap senyawa teratogenik dalam lingkungannya.

Kendeigh (1969) menglasifikasikan respon menjadi 5 macam, yaitu: semu (masking),


letal (lethal), berarah (directive), pengontrolan (controlling), dan defisien (deficient).
 Semu (masking): modifikasi pengaruh suatu faktor oleh faktor lainnya.
Sebagai contoh RH (relatif humidity atau kelembaban relatif) yang rendah
meningkatkan laju evaporasi permukaan tubuh, sehingga hewan berdarah
panas mampu bertahan pada iklim yang sangat hangat.
 Letal (lethal): faktor lingkungan menyebabkan kematian, seperti misalnya
suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin.
 Berarah (directive): faktor lingkungan menyebabkan orientasi tertentu,
misalnya burung-burung di kutub utara bermigrasi ke arah selatan pada saat
musim dingin dan kembali ke utara pada saat musim semi atau panas untuk
berbiak.
 Pengontrolan (controlling): faktor tertentu dapat mempengaruhi laju suatu
proses fisiologi tanpa masuk ke reaksi. Sebagai contoh, suhu lingkungan
dapat berpengaruh besar terhadap metabolisme, sekresi, dan lokomosi
hewan.
 Defisien (deficient): defisiensi suatu faktor lingkungan pada habitat tertentu
dapat mempengaruhi aktivitas atau metabolisme hewan. Sebagai contohnya
jika oksigen ada atau tidak ada pada tekanan rendah akan membatasi
aktivitas hewan.

B. Adaptasi Hewan

Adaptasi merupakan proses penyusuaian diri makhluk hidup dengan keadaan


lingkungan sekitarnya. Masing-masing individu mempunyai cara yang berbeda dalam
menyusuaikan diri dengan lingkungannya, ada yang mengalami perubahan bentuk tubuh
(adaptasi morfologi), ada yang mengalimi perubahan proses metabolism tubuh (adaptasi
fisiologi) dan ada juga yang mengalami perubahan sikap dan tingkah laku (adaptasi tingkah
laku). Adaptasi akan dilakukan oleh makhluk hidup bila keadaan sekitarnya membahayakan
atau tidak menguntungkan bagi dirinya, sehingga perlu untuk menyelamatkan atau
mempertahankan kehidupannya.
Ada bermacam-macam bentuk adaptasi makhluk hidup tehadap lingkungannya,
yaitu : adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, adaptasi tngkah laku.

1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyusuaian bentuk tubuh untuk kelangsugan
hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut. Merupakan proses
penyusuaian diri makhluk hidup yang memperlihatkan perubahan bentuk dan struktur
tubuh, misalnya pada hewan.
a. Ciri adaptasi hewan darat :
· Kulit tebal dengan lapisan zat tanduk.
· Anggota gerak tubuh di sesuaikan dengan habitat.
· Pada daerah tertentu seperti gurun pasir, mempunyai kantung air seperti pada
unta.
b. Ciri adaptasi hewan air :
· Tubuhnya berbentuk torpedo (stream line).
· Permukaan tubuh licin karena berlendir.
· Anggota gerak tubuh berupa sirip.
Contoh lain adaptasi morfologi yang dilakukan hewan adalah dapat kita lihat
beberapa organ misalnya :
a. Gigi
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring
besar dan runcing untuk menangkap mangsa serta gigi rahang dengan ujung pemotong
untuk memotong untuk mencabik-cabik mangsanya. Perubahan gigi hewan biasanya
berdasarkan pada makanannya, seperti : gigi taring (dens caninus) besar dan runcing pada
hewan carmivora untuk menangkap dan mengoyak daging, gigi gerahang depan (dens
premolare) dan gerahang belakang (dens molare) berbentuk lebar dan datar, di jumpai pada
hewan memamah biak (hewan ruminansia) untuk mengunyah, menggilas dan
menghaluskan rumput/daun-daunan.
b. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba amerika tengah
dan selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap.
Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan
lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai
lidah panjang dan bergetah yang dapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap
serangga.
c. Paruh
Elang mempunyai paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan
ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya. Perubahan bentuk paruh
burung biasanya pada makanannya, seperti :
· Paruh bentuk sisir, bagian atas agak melengkung pada pelican, flamingo untuk
menyaring makanan yang berupa algae, udang kecil dan rumput laut.
· Paruh bentuk kecil, runcing dan tajam pada kolibri untuk menghisap madu.
· Paruh bentuk pendek dan kuat pada nuri, pipit, kaka tua, gelatik untuk
memakan biji-bijian
· Paruh bentuk pendek, besar, kuku dan kuat pada elang, raja wali untuk
mengoyak manggsanya.
· Paruh bentuk pipih pada iti, bebek untuk mengambil makanan yang di perairan
(ikan atau udand kecil, algae)
· Paruh bentuk pahat, pada platuk untuk memahat batang pohon yang telah
lapuk.
d. Kaki
Perubahan bentuk kaki/cakar burung. Biasanya berdasarkan pada habitat dan cara
hidupnya, seperti :
· Kaki pencengkeram dengan cakar bentuk yang kuat, tajam dan pendek pada
elang, raja wali, burung hantu untuk mengcekram manggsanya)
· Kaki perenang dengan selaput renang pada iti, bebek, angsa,pelican untuk
mendayung saat berenang di air.
· Kaki yang kuat pada kaswari untuk berlari atau berjalan.
· Kaki pemancar denagn dua jari kea rah depan dan dua jari kea rah belakang
pada pelatuk untuk memanjat pohon.
· Kaki burung petengger dengan jari yang panjang dan semua jati terlelak pada
satu bidang di atas. Di jumpai pada kutilang, kenari poksai, vinch, wambi untuk hinggap di
ranting-ranting pohon.

2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologis (adaptasi fungsional) adalah seluruh perangkat kemampuan
fisiologis untuk menghadapi kondisi lingkungannya, meliputi proses kimiawi, substansi
kimiawi, enzim, ko-enzim serta hormon yang terlibat pada proses tersebut. Adapatasi
fiologis biasa didukung oleh adaptasi structural dan perilaku.
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang
menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup
dengan baik.
Contohnya adalah sebagai berikut:
· Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan
melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari
musuhnya.
· Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh
datang, tinta di semprotkan kedalam air sekitarnya, sehingga musuh tidak dapat melihat
kedudukan cumi-cumi dan gurita.
· Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena ini di pengaruhi oleh factor dalam rupa
hormon dan factor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
· Autotomi
Yaitu proses pemutusan bagian tubuh hewan guna mempertahankan kehidupannya.
Terjadi pada cecak atau tokek.
· Eksdisi
Yaitu proses pengelupasan kulit pada hewan tertentu untuk kelangsungan hidupnya,
terjadi pada ular dan udang.
· Hibernasi
Yaitu masa istirahat dan menghemat energy pada musim dingin. Terjadi pada ular,
kelelawar,marmut, dan landak.
· Estivasi
Yaitu masa istirahat dan menghemat energy pada musim kemarau. Terjadi pada
katak/Rana sp.

3. Adaptasi Tingkah Laku.


Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang di dasarkan pada tingkah laku.
Makhluk hidup melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan di sekitar habitat tempat
hidupnya tidak terkecuali manusia. Adaptasi yang dilakukan makhluk hidup bertujuan untuk
dapat bertahan hidup dari kondisi lingkungan yang mungkin kurang menguntungkan. Di
bawah ini adalah merupakan beberapa bentuk adaptasi tingkah laku (behavioral adaptation)
pada binatang/hewan di sekitar kita disertai pengertian dan arti definisi.
- Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini
sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila di dekati seekor anjing.
- Migrasi
Ikan salem raj di amerrika utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang
sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur
empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk di sepanjang pantai amerika utara untk
menuju ke sungai. Saat disungai ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur
ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah metas untuk
sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir
dan akhirnya ke laut.
- Mimikri
Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang seperti misalnya
bunglon yang dapat berubah-ubah sesuai warna benda di sekitarnya agar dapat
mengelabuhi binatang predator/pemangsa sehingga sulit mendeteksi keberadaan bunglon
untuk dimangsa. Jika bunglon dekat dengan dedaunan hijau maka dia akan berubah warna
kulit menjadi hijau, jika dekat batang pohon warna coklat, dia juga ikut ganti warna menjadi
coklat, dan lain sebagainya.
- Hibernasi
Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang keras dengan cara
tidur menonaktifkan dirinya (dorman). Hibernasi bisa berlangsung lama secara berbulan-
bulan seperti beruang pada musim dingin. Hibernasi biasanya membutuhkan energi yang
sedikit, karena selama masa itu biantang yang berhibernasi akan memiliki suhu tubuh yang
rendah, detak jantung yang lambat, pernapasan yang lambat, dan lain-lain. Binatang
tersebut akan kembali aktif atau bangun setelah masa sulit terlewati. Contoh hewan yang
berhibernasi yaitu seperti ular, ikan, beruang, kura-kura, bengkarung, dan lain-lain.
- Autotomi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara mengorbankan salah satu
bagian tubuh. Contoh autotomi yaitu pada cicak / cecak yang biasa hidup di dinding rumah,
pohon, dll. Cicak jika merasa terancam ia akan tega memutuskan ekornya sendiri untuk
kabur dari sergapan musuh. Ekor yang putus akan melakukan gerakan-gerakan yang cukup
menarik perhatian sehingga perhatian pemangsa akan fokus ke ekor yang putus, sehingga
cicak pun bisa kabur dengan lebih leluasa.
- Estivasi
Estivasi adalah menonaktifkan diri (dorman) pada saat kondisi lingkungan tidak
bersahabat. Bedanya dengan hibernasi adalah di mana pada estivasi dilakukan pada musim
panas dengan suhu udara yang panas dan kering. Hewan-hewan seperti kelelawar, tupai,
lemur kerdil, dll akan mengestivasi diri di tempat yang aman dan terlindung. Pada tumbuhan
estivasi juga dilakukan oleh oleh pohon jati dengan meranggas atau menggugurkan daun.
- Pernapasan Ikan Paus
Ikan paus adalah mamalia yang mirip ikan dan hidup di air. Paus memiliki paru-paru
yang harus diisi dengan oksigen dari permukaan laut minimal setiap setengah jam sekali.
Ikan paus ketika muncuk ke permukaan akan membuang udara kotor lewat hidung mirip
seperti air mancur yang berisi karbon dioksida bercampur uap air jenuh yang terkondensasi.

Tingkah laku atau perilaku hewan adalah tindakan atau aksi yang mengubah
hubungan antara organism dan lingkungannya. Perilaku dapt terjadi akibat stimulus dari
luar. Reseptor di perlukan untuk mendekati stimulus, saraf diperlukan untuk
mengkoordinasikan respond an efektor untuk melaksanakan aksi, prilaku dapat juga terjadi
karena adanya stimulus dari dalam, misalnya rasa lapar, memberikan motivasi akan aksi
yang akan di ambil bila makanan benar-benar terlihat atau tercium. Umumnya perilaku
organism merupakan gabungan stimulus dari dalam dan luar. Beberapa adaptasi tingkah
laku/perilaku hewan antara lain :
· Perilaku Makan yaitu prilaku yang diperlihatkan oleh individu / organisme
dalam memperoleh makanannya.
· Mimikri agresif yaitu mengembangkan alat pemikat dengan meniru bentuk
mangsa dari pemangsa lain.Terjadi pada Anglerfish/Lophius americanus .
· Perilaku mempertahankan diri yaitu prilaku yang diperlihatkan oleh individu
untuk mempertahankan keselamatan diri dari musuh atau keadaan yang
berbahaya.Contohnya : Melarikan diri pada Singgung dnegan mengeluarkan bau yang
menyengat dari kelenjar bau.
· Kamuflase pada ngengat yang memiliki bintik mata pada sayapnya.
· Perilaku bertahan hidup pada lingkungan fisik yaitu prilaku yang diperlihatkan
oleh individu untuk bertahan hidup pada kondisi fisik yang berubah dengan
cepat.Contohnya : lebah madu pekerja memukulkan sayapnya untuk mengipasi sarang saat
suhu tinggi.Lebah madu pekerja mencari air untuk menyejukkan sarang.Lebah akan
menggetarkan sayapnya untuk menghangatkan sarang pada musim dingin.
· Perilaku reproduktif yaitu perilaku yang diperlihatkan individu untuk
memperoleh keturunannya.Contohnya : Burung merak / Pavo sp jantan akan mengepakkan
sayapnya untuk menarik perhatian merak betina.Hewan Rusa,Antelope jantan yang
berkelahi untuk memperoleh yang betina.Katak/Rana sp jantang yang menyanyi saat musim
kawin tiba untuk menarik perhatian katak betina.Hewan yang mengeluarkan bau
menyengat pada hewan jantan untuk menarik perhatian hewan betina.

Faktor Yang Menentukan Adaptasi


Beberapa faktor yang sangat mendukung perlunya hewan dalam melakukan adaptasi
dengan lingkungan sekitar diantaranya :
1. Individu Daratan
· Persediaan air,seperti : adaptasi hewan dilingkungan sedikit air dengan
mengurangi penguapan.
· adaptasi hewan di lingkungan lembab dengan memiliki kulit tebal dan bersisik.
· Kisaran suhu,seperti :
- Memiliki bulu tebal dan banyak lemak untuk suhu dingin
- Hibernasi dan estivasi
- Berkubang di lumpur
- burung mandi untuk mengatur suhu tubuh.
· keadaan tanah
Jenis tanah akan menentukan jenis tumbuhan dan hewan yang mendominasi suatu
daerah.
2. Individu Perairan
· Salinitas / kadar garam perairan
Masing – masing perairan memiliki salinitas yang berbeda,seperti di air tawar
salinitasnya adalah 0,06 % sedangkan air laut salinitasnya 3,5% salinitasnya akan
mempengaruhi perbedaan tebal – tipisnya lapisan kulit,tingkah lak,susunan atau fungsi
organ tubuh organisme perairan.
Kedalaman air.Semakin dalam suatu perairan maka semakin besar/tinggi pula
tekanan yang terjadi.Kedalaman air juga mempengaruhi interaksi cahaya yang diperoleh
individu.Semakin dalam maka semakain sedikit cahaya yang diperoleh.
Contoh :
Ü Ikan pari dengan tubuh pipih dan lebar
Ü Ikan cucut dengan tubuh yang langsing
Ü Gurat sisi/linea lateralis pada tubuh ikan
Ü Gelembung udara pada tubuh ikan untuk dapat turun dan naik pada perairan.
· Intensitas cahaya
Semakin keruh dan dalam suatu perairan maka intensitas cahaya yang masuk
semakin sedikit/rendah.Intensitas cahaya mempengaruhi suhu air dan derajat
fotosintesi.Dibagi menjadi 3 daerah yaitu daerah fotik,daerah perbatasan( remang –
remang),daerah afotik.Semakin kearah daerah afotik maka intensitas cahay yang masuk
perairan semakin berkurang.Hal ini akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya.
· Kadar Oksigen
Daerah permukaan kadar oksigen lebih banyak dibandingkan dengan daerah
dibawahnya.Semakin keruh suatu perairan maka kadar oksigen semakin berkurang/rendah.
Ciri adaptasinya adalah :
a. Perluasan labirin
b. Munculnya ikan dipermukaan
c. Tubuh ikan ramping dan berlendir

Daftar Pustaka
Sumarto S dan Koneri R. 2016. Ekologi Hewan. Bandung : Cv. Patra Media Grafindo.
Godam. 2009. Macam Dan Jenis Adaptasi Mahluk Hidup – Morfologi, Fisiologi dan Tingkah
Laku. (Online) (http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-morfologi-
fisiologi-dan-tingkah-laku-untuk-menyesuaikan-diri, diakses 26 Maret 2011).
Godam. 2009. Contoh Bentuk Adaptasi Tingkah Laku Behavioral Pada Mahluk Hidup – Ilmu
Biologi. (Online) (http://organisasi.org/contoh-bentuk-adaptasi-tingkah-laku-behavioral-
pada-makhluk-hidup-ilmu-biologi, diakses 26 Maret 2011).

Anda mungkin juga menyukai