NIM : 1850749
Mata Kuliah : Ekologi Hewan
a. Respon Reversibel
Tipe respon dasar hewan yang reversible dan paling sederhana adalah respon
pengaturan (regulatori). Respon fisiologi terjadi sangat cepat (refleks).
Contoh: perubahan pupil mata terhadap intensitas cahaya.
Tipe respon lain yang bersifat reversible adalah respon penyesuaian
(aklimatori),berlangsung lebih lama dari respon regulatori karena proses yang fisiologi yang
melandasinya melibatkan perubahan struktur dan morfologi hewan. Contoh: di lingkungan
bertekanan parsial oksigen rendah, terjadi proliferasi dan pengingkatkan jumlah
eritrosit,tubuh terdedah pada kondisi kemarau terik, kulit mengalami peningkatan
pigmentasi.Respon aklimatori umum terdapat pada hewan berumur panjang, yang
menghadapi perubahan kondisi musiman. Reversibilitas respon penting sekali karena tiap
tahun kondisi khas musimana selalu berulang.
b. Respon Tak-reversibel
Tipe respon tak-reversibel selama ontogeny ( sejarah pertumbuhan makhluk hidup )
adalah respon perkembangan.
Respon berlangsung lama karena melibatkan banya proses yang menghasilkan
perkembangan beraneka ragam macam struktur tubuh. Hasilnya bersifat permanen dan tak
reversible. Contoh : perubahan jumlah mata facet pada Drosophila yang dipelihara pada
suhu tinggi, atau terbentuknya keturunan cacat akibat respon perkembangan embrio
terhadap senyawa teratogenik dalam lingkungannya.
B. Adaptasi Hewan
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyusuaian bentuk tubuh untuk kelangsugan
hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut. Merupakan proses
penyusuaian diri makhluk hidup yang memperlihatkan perubahan bentuk dan struktur
tubuh, misalnya pada hewan.
a. Ciri adaptasi hewan darat :
· Kulit tebal dengan lapisan zat tanduk.
· Anggota gerak tubuh di sesuaikan dengan habitat.
· Pada daerah tertentu seperti gurun pasir, mempunyai kantung air seperti pada
unta.
b. Ciri adaptasi hewan air :
· Tubuhnya berbentuk torpedo (stream line).
· Permukaan tubuh licin karena berlendir.
· Anggota gerak tubuh berupa sirip.
Contoh lain adaptasi morfologi yang dilakukan hewan adalah dapat kita lihat
beberapa organ misalnya :
a. Gigi
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring
besar dan runcing untuk menangkap mangsa serta gigi rahang dengan ujung pemotong
untuk memotong untuk mencabik-cabik mangsanya. Perubahan gigi hewan biasanya
berdasarkan pada makanannya, seperti : gigi taring (dens caninus) besar dan runcing pada
hewan carmivora untuk menangkap dan mengoyak daging, gigi gerahang depan (dens
premolare) dan gerahang belakang (dens molare) berbentuk lebar dan datar, di jumpai pada
hewan memamah biak (hewan ruminansia) untuk mengunyah, menggilas dan
menghaluskan rumput/daun-daunan.
b. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba amerika tengah
dan selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap.
Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan
lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai
lidah panjang dan bergetah yang dapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap
serangga.
c. Paruh
Elang mempunyai paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan
ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya. Perubahan bentuk paruh
burung biasanya pada makanannya, seperti :
· Paruh bentuk sisir, bagian atas agak melengkung pada pelican, flamingo untuk
menyaring makanan yang berupa algae, udang kecil dan rumput laut.
· Paruh bentuk kecil, runcing dan tajam pada kolibri untuk menghisap madu.
· Paruh bentuk pendek dan kuat pada nuri, pipit, kaka tua, gelatik untuk
memakan biji-bijian
· Paruh bentuk pendek, besar, kuku dan kuat pada elang, raja wali untuk
mengoyak manggsanya.
· Paruh bentuk pipih pada iti, bebek untuk mengambil makanan yang di perairan
(ikan atau udand kecil, algae)
· Paruh bentuk pahat, pada platuk untuk memahat batang pohon yang telah
lapuk.
d. Kaki
Perubahan bentuk kaki/cakar burung. Biasanya berdasarkan pada habitat dan cara
hidupnya, seperti :
· Kaki pencengkeram dengan cakar bentuk yang kuat, tajam dan pendek pada
elang, raja wali, burung hantu untuk mengcekram manggsanya)
· Kaki perenang dengan selaput renang pada iti, bebek, angsa,pelican untuk
mendayung saat berenang di air.
· Kaki yang kuat pada kaswari untuk berlari atau berjalan.
· Kaki pemancar denagn dua jari kea rah depan dan dua jari kea rah belakang
pada pelatuk untuk memanjat pohon.
· Kaki burung petengger dengan jari yang panjang dan semua jati terlelak pada
satu bidang di atas. Di jumpai pada kutilang, kenari poksai, vinch, wambi untuk hinggap di
ranting-ranting pohon.
2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologis (adaptasi fungsional) adalah seluruh perangkat kemampuan
fisiologis untuk menghadapi kondisi lingkungannya, meliputi proses kimiawi, substansi
kimiawi, enzim, ko-enzim serta hormon yang terlibat pada proses tersebut. Adapatasi
fiologis biasa didukung oleh adaptasi structural dan perilaku.
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang
menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup
dengan baik.
Contohnya adalah sebagai berikut:
· Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan
melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari
musuhnya.
· Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh
datang, tinta di semprotkan kedalam air sekitarnya, sehingga musuh tidak dapat melihat
kedudukan cumi-cumi dan gurita.
· Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena ini di pengaruhi oleh factor dalam rupa
hormon dan factor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
· Autotomi
Yaitu proses pemutusan bagian tubuh hewan guna mempertahankan kehidupannya.
Terjadi pada cecak atau tokek.
· Eksdisi
Yaitu proses pengelupasan kulit pada hewan tertentu untuk kelangsungan hidupnya,
terjadi pada ular dan udang.
· Hibernasi
Yaitu masa istirahat dan menghemat energy pada musim dingin. Terjadi pada ular,
kelelawar,marmut, dan landak.
· Estivasi
Yaitu masa istirahat dan menghemat energy pada musim kemarau. Terjadi pada
katak/Rana sp.
Tingkah laku atau perilaku hewan adalah tindakan atau aksi yang mengubah
hubungan antara organism dan lingkungannya. Perilaku dapt terjadi akibat stimulus dari
luar. Reseptor di perlukan untuk mendekati stimulus, saraf diperlukan untuk
mengkoordinasikan respond an efektor untuk melaksanakan aksi, prilaku dapat juga terjadi
karena adanya stimulus dari dalam, misalnya rasa lapar, memberikan motivasi akan aksi
yang akan di ambil bila makanan benar-benar terlihat atau tercium. Umumnya perilaku
organism merupakan gabungan stimulus dari dalam dan luar. Beberapa adaptasi tingkah
laku/perilaku hewan antara lain :
· Perilaku Makan yaitu prilaku yang diperlihatkan oleh individu / organisme
dalam memperoleh makanannya.
· Mimikri agresif yaitu mengembangkan alat pemikat dengan meniru bentuk
mangsa dari pemangsa lain.Terjadi pada Anglerfish/Lophius americanus .
· Perilaku mempertahankan diri yaitu prilaku yang diperlihatkan oleh individu
untuk mempertahankan keselamatan diri dari musuh atau keadaan yang
berbahaya.Contohnya : Melarikan diri pada Singgung dnegan mengeluarkan bau yang
menyengat dari kelenjar bau.
· Kamuflase pada ngengat yang memiliki bintik mata pada sayapnya.
· Perilaku bertahan hidup pada lingkungan fisik yaitu prilaku yang diperlihatkan
oleh individu untuk bertahan hidup pada kondisi fisik yang berubah dengan
cepat.Contohnya : lebah madu pekerja memukulkan sayapnya untuk mengipasi sarang saat
suhu tinggi.Lebah madu pekerja mencari air untuk menyejukkan sarang.Lebah akan
menggetarkan sayapnya untuk menghangatkan sarang pada musim dingin.
· Perilaku reproduktif yaitu perilaku yang diperlihatkan individu untuk
memperoleh keturunannya.Contohnya : Burung merak / Pavo sp jantan akan mengepakkan
sayapnya untuk menarik perhatian merak betina.Hewan Rusa,Antelope jantan yang
berkelahi untuk memperoleh yang betina.Katak/Rana sp jantang yang menyanyi saat musim
kawin tiba untuk menarik perhatian katak betina.Hewan yang mengeluarkan bau
menyengat pada hewan jantan untuk menarik perhatian hewan betina.
Daftar Pustaka
Sumarto S dan Koneri R. 2016. Ekologi Hewan. Bandung : Cv. Patra Media Grafindo.
Godam. 2009. Macam Dan Jenis Adaptasi Mahluk Hidup – Morfologi, Fisiologi dan Tingkah
Laku. (Online) (http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-morfologi-
fisiologi-dan-tingkah-laku-untuk-menyesuaikan-diri, diakses 26 Maret 2011).
Godam. 2009. Contoh Bentuk Adaptasi Tingkah Laku Behavioral Pada Mahluk Hidup – Ilmu
Biologi. (Online) (http://organisasi.org/contoh-bentuk-adaptasi-tingkah-laku-behavioral-
pada-makhluk-hidup-ilmu-biologi, diakses 26 Maret 2011).