Anda di halaman 1dari 16

Ekologi Hewan

Nama : Baiq Marita


NIM : E1A019020
Kelas : A
Respon hewan
• Hewan, apabila diberikan rangsangan (stimulus), akan
memberikan respon sebagai bentuk reaksi. Pada konteks
ini, Hukum aksi reaksi dari Newton berlaku. Setiap aksi yang
diberikan terhadap suatu benda tertentu, akan dapat
menghasilkan gaya reaksi dari benda yang dikenai aksi
tersebut.
• Respon yang diberikan oleh hewan dapat berupapositif
(mendekati stimulus) dan negative (menjauhi stimulus).
• Contoh sederhana dari respon positif adalah ayam yang
dilempari makanan dan mendekatinya. Respon negative
contohnya adalah katak atau kodok yang didekati akan
lompat menjauh.
Respons reversible (dapat balik)
• Respons dasar hewan yang bersifat reversibel dan
paling sederhana adalah respons pengaturan
(regulation). Berlangsungnya respons melalui
mekanisme proses-proses fisiologi, dan terjadinya
sangat cepat (refleks).
• Salah satu contoh ialah perubahan bentuk pupil
mata bulat menjadi sangat memipih atau tetap
bulat tetapi sangat mengecil, bila dikenai
pencahayaan dengan intensitas yang kuat.
2. Respons ireversibel (tak dapat
balik)
• Satu-satunya tipe respons yang ireversibel selama masa
ontogeni hewan adalah respons perkembangan. Respons ini
berlangsung relatif lama karena melibatkan terjadinya proses-
proses yang beranekaragam, dan menghasilkan perkembangan
beraneka macam struktur tubuh.
• Perwujudan dan tipe respons yang menghasilkan struktur atau
morfologi tertentu hasil proses perkembangan, sifatnya
permanent dan tidak reversibel. Sekali suatu perubahan
morfologi terjadi maka perwujudan itu akan tetap salama
ontogeni hewan itu, meskipun faktor lingkungan penyebabnya
sudah tak ada lagi.
• Contoh: akibat respon embrio thp zat terotogenik dalam
lingkungan, anak yg dilahirkan cacat.
• Salah satu bentuk respons berupa gerakan adalah
taksis. Taksis adalah gerakan berpindah tempat
yang terorientasi langsusng terhadap stimulus.
Taksis umumnya terdapat pada hewan-hewan
Avertebrata dan Vertebrata rendah.
Taksis
• Faktor lingkungan yang dapat beroperasi sebagai
stimulus pada suatu saat di suatu tempat, banyak
macamnya. Ada yang berupa cahaya (foto-), suhu
(termo-), sentuhan (tigmo-), arus air (reo-), dan lain
sebagainya. Respons prilaku hewan mobil yang berupa
gerakan terorientasi langsung pada sumber stimulus
dan meliputi gerakan berpindah tempat, disebut taksis.
• Contoh gerakan tentakel dan tubuh Hydra karena ada
tetesan asam. Atas dasar tipe stimulus dan corak
responnya, suatu hewan dapat saja memperlihatkan
perilaku termotaksis negatif atau tigmotaksis positif.
• Dalam pengamatan, respons hewan terhadap
cahaya (fototaksis) dibedakan dalam tiga tipe, yaitu:
1). Fototaksis positif; apabila hewan ditemukan di
dalam bagian yang dikenai cahaya (terang).
2). Fototaksis negatif; apabila hewan ditemukan
dalam bagian yang tidak dikenai cahaya (gelap).
3). Fototaksis intermedier; apabila hewan ditemukan
dalam ruangan peralihan, antara yang terang dan
yang gelap.
Adaptasi
• Adaptasi melibatkan perubahan-perubahan yang
diakibatkan seleksi alam, sifatnya herediter
(diturun-temurunkan) dan berlangsungnya proses
meliputi sejumlah besar generasi-generasi yang
berurutan. Secara umum dapat kita kenali tiga
macam hasil proses adaptasi pada hewan, yaitu
yang disebut adaptasi fisiologis, adaptasi morfologis
dan adaptasi perilaku.
Adaptasi Fisiologi
• Adaptasi fisiologis (adaptasi fungsional) pada dasarnya
merupakan seluruh perangkat kemampuan fisiologis hewan
untuk menghadapi kondisi maupun sumberdaya lingkungan.
Totalitas dari kemampuan itu tiada lain adalah semua proses-
proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh hewan berikut
perangkat substansi-substansi kimia, enzim dan ko-enzim
serta hormon-hormon yang terlibat dalam prosesproses itu.
Menghadapi perubahan kondisi lingkungan ataupun
memanfaatkan sumberdaya dari lingkungan tidak hanya
menyangkut masalah proses. Karena itu adaptasi-adaptasi
fisiologis biasanya didukung oleh adaptasi-adaptasi struktural
prilaku.
• Hewan ektotermal, amfibi, memiliki mucus (cairan)
yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang berada
di endodermis kulitnya. Cairan ini membantu dalam
mengontrol suhu dan kelembaban tubuhnya agar
tetap berada pada rentang toleransi.
Adaptasi Morfologi
• Adaptasi morfologis (struktural) pada umumnya
berkaitan secara fungsional dengan adaptasi-
adaptasi fisiologis maupun prilaku.
• Adaptasi morfologis dapat dijumpai pada semua
hewan.
• Contoh: perbedaan paruh burung, kaki burung,
bentuk karang pada perairan dalam, tenang dan
gelombang kuat.
Beberapa contoh adaptasi
morfologi:
• Modifikasi alat gerak (ekstremitas)
• Alat gerak hewan, mengalami modifiksi bentuk sesuai fungsinya. Sebagai contoh:
tungkai pada kelelawar berubah bentuk menjadi bentuk parasut sesuai dengan
fungsinya untuk terbang.
• Modifikasi bentuk dan ukuran paruh burung
• Bentuk dan ukuran paruh burung menggambarkan bentuk adaptasinya terhadap
jenis makanannya. Sebagai contoh model paruh tebal bengkok dengan ujung
runcing pada kakatua diadaptasikan untuk fungsi mencongkel buah.
• Modifikasi bentuk gigi
• Bentuk gigi pada hewan juga mengalami modifikasi sesuai dengan fungsinya.
Pada ular berbisa (kobra atau viper), sepasang taring mengalami modifikasi
menjadi bentuk jarum suntik (solenoglifa) untuk memasukkan atau
menyemprotkan bisa ke mangsanya.
• Modifikasi struktur kaki pada burung
• Morfologi kaki burung dapat menjadi contoh yang baik untuk menjelaskan
bentuk modifikasi morfologi menurut fungsinya. Kaki pada ayam diadaptasikan
untuk fungsi mengais, kaki maleo diadaptasikan untuk menggali tanah.
• Corak warna kulit dan bulu/rambut
• Warna kulit singa (Felis leo), cheetah (Acinonyx jubatus) diadaptasikan untuk
warna latar belakang pada habitatnya sehingga tersamar dari pandangan
mangsa.
• Adaptasi morfologi terhadap kehidupan di air secara baik ditunjukkan oleh
bentuk tubuh ikan. Bentuk yang pipih atau ramping memudahkan ikan untuk
berenang secara cepat sehingga selain digunakan sebagai bentuk adaptasi juga
bermanfaat dalam perilaku mencari makan dan menghindari predator.
• Untuk beradaptasi dengan kehidupannya di gurun yang panas dan kering, tubuh
unta beradaptasi secara morfologi, antara lain memiliki punuk yang berfungsi
untuk menyimpan cadangan air
• Berdasarkan masukan dari sejumlah besar hasil
penelitian, dapat diketahui tentang adanya pola
(“aturan”) umum mengenai adaptasi-adaptasi
struktural pada hewan. Beberapa diantara
generalisasi-generalisasi itu adalah sebagai berikut :
• Aturan Bergmann
• Aturan Allen
• Aturan Gloger
• Aturan Jordan
• Aturan Bergmann : individu-individu hewan yang
hidup di daerah yang bersuhu tinggi cenderung
mempunyai tubuh yang berukuran lebih kecil
dibandingkan dengan kerabat-karabatnya yang
hidup di daerah bersuhu rendah.
• Aturan Allen : paruh, daun telinga, ekor dan bagian-
bagian yang terjulur lainnya, cenderung lebih
pendek pada hewan-hewan yang hidup di daerah
bersuhu rendah dibandingkan dengan kerabat-
kerabatnya yang hidup di daerah bersuhu tinggi.
• Aturan Gloger : hewan-hewan homeoterm yang hidup di
daerah beriklim panas dan lembab cenderung
mengandung lebih banyak pigmen hitam, di daerah yang
beriklim kering lebih banyak pigmen kuning, coklat dan
merah, sedang yang hidup di daerah beriklim dingin
pigmentasinya secara umum mengalami reduksi.
• Aturan Jordan : jumlah vertebra pada jenis-jenis ikan
yang hidup dalam perairan yang bersuhu rendah
cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan yang
hidup dalam perairan yang bersuhu tinggi. Sayap dari
jenis-jenis burung yang hidup di daerah pegunungan

Anda mungkin juga menyukai