Anda di halaman 1dari 46

DIVISIO MYXOMYCOTA

(JAMUR LENDIR)
CIRI-CIRI :
• Talus berupa protoplas tak berdinding
(“telanjang”) dengan banyak
inti (multinukleat) biasa disebut plasmodium.
• Sering juga berupa pseudoplasmodium
yang merupakan hasil agregasi protoplas-
protoplas telanjang berukuran kecil yang memiliki
satu inti.
• Dapat bergerak seperti Amoeba.
• Stadium pembuiakannya seperti fungi tingkat
tinggi melalui pembentukan sporangium dan
spora uninukleat.
• Perkecambahan spora membentuk miksameba yang tak
berflagel atau spora kembara dengan dua flagel
(biflagelate) atau tak berflagel (aflagelate).
• Miksameba dihasilkan jika keadaan lingkungan kurang
lembab sedangkan spora kembara dihasilkan jika keadaan
cukup lembab.
• Miksameba atau spora kembara bergabung membentuk
zigot (2n) dan berkembang menjadi plasmodium.
• Pada genus lain langsung membentuk plasmodia.
• Plasmodium yang dihasilkan dapat bersifat diploid atau
haploid. Ketika bersifat haploid dapat menghasilkan spora
biflagelate dan bergabung berpasangan hingga akhirnya
membentuk zigot diploid.
• Kadang-kadang dikelompokan ke dalam dunia hewan dan
kadang-kadang dikelompokkan dalam dunia fungi (jamur).

• Hal ini didasarkan karena organisme ini memiliki ciri-ciri


seperti Protozoa yang ameboid dan juga memiliki ciri
seperti fungi yang membentuk tubuh buah. Tetapi pada
akhirnya dimasukkan ke dalam golongan fungi dengan
divisio tersendiri yaitu Myxophyta atau Myxomycophyta.

• Dalam klasifikasi divisio ini dipecah dalam 3 kelas yaitu


Myxomycetae, Plasmodiophoreae dan Acrasieae.
Klasifikasi :

Divisio Myxpmycota
Class 1 Myxomycetes
Subclass 1 Endosporeae
Subclass 2 Exosporeae
Class 2 Plasmodiophoromycetes
Class 3 Acrasiomycetes
Class 4 Hydromyxomycetes
Class : Myxomycetes

Ciri-ciri :
Fase vegetatif telanjang, amoeboid, multinukleat, plasmodium hidup
bebas sampai berukuran beberapa cm diameternya.

Tubuh buah plasmodium menumpuk membentuk satu bentuk spora


tertentu, sesil atau bertangkai diselubungi struktur seperti lapisan
dinding luar disebut peridium.

Protoplas sporangium membelah-belah menjadi spora dalam jumlah


banyak, masing-masing diselubungi oleh dinding.

Spora berkecambah menghasilkan 1 - 4 kumpulan spora bifalgelata


dengan satu flagel berukuran pendek dan yang lainnya panjang
• Segera setelah itu akan berpasangan, atau memperbanyak diri
secara vegetatif satu atau lebih generasi sebelum bergabung
membentuk pasangan.

• Penggabungan dua gamet dilakukan melalui penggabungan dua inti


gamet. Zigot ameboid terbentuk dan berkembang menjadi
plasmodium multinukleat dengan inti yang diploid.

• Meiosis pada umumnya terjadi sebelum pembentukan spora.

• Dalam kelas ini mencakup 60 genera dengan 400 spesies. Kelas


Myxomycetae dibagi dalam dua sbubklas : Endosporeae dan
Exosporeae.
Subclass 1: Endosporeae

Spora dihasilkan di dalam tubuh buah yang


memiliki bentuk tertentu.
Ciri-ciri :
• Talus berbentuk plasmodium
• Sering ditemukan merayap diatas substrat seperti sayuran atau kayu yang
mernbusuk.

• Endospora merupakan mikroflora tanah yang penting.

• Plasmodium berdiferensiasi ke bagian dalam berupa bagian yang bergranul-granul


dengan banyak inti, dan bagian luar berupa hialin tanpa inti.

• Plasmodium berwarna atau tidak. Pigmen mungkin dihasilkan oleh plasmodium


atau pigmen-pigmen dari organisme yang dicerna. Warna dapat relatif konstan
atau berubah-ubah. Pada beberapa spesies bergantung pada pH substrat.

• Contoh spesies : Physarum polycepharum Schw.


Physarium polycephalum
Plasmodia
• Sensitif terhadap perubahan pH oleh sebab itu soring
dijadikan sebagai indikator pH.

• Plasmodium dapat bergerak 1,35 mm/detik Bagian anterior


lebih padat dengan cuping kecil yang memandu pergerakan
ke depan dan bagian lain berupa massa yang tak beraturan
bentuknya. Bakteri dan spora jamur merupakan makanan
dari Plasmodium.

• Jika kondisi lingkungan sangat ekstrim sperti kelembaban,


suhu dan suplay makanan yang tidak menguntungkan,
plasmodium akan mempertahankan diri dengan cara
membentuk struktur yang disebut sklerotia.
• Sklerotia dibentuk dengan cara memadatkan
tubuh plasmodium kedalam satu atau lebih
struktur seperti terompet/tanduk berdinding
tebal. Jika kondisi menguntungkan sklerotia akan
berubah kembali ke bentuk plasmodium.

• Periode waktu fase atau bentuk sklerotia


bergantung pada spesies. Badhamia filiicola Lister
viabel sampai kurang lebih satu bulan, dan
Physarum polycephalum viabel sampai 3 tahun.
Sporangia
• Pada umumnya plasmodium akan bermigrasi ke tempat
terang sebelum pembentukan spora.

• Spora dibentuk pada struktur sporangia bertangkai


membentuk kelompok diatas substrat, atau sporangium
tungal yang sesil (lepas).

• Bentuk spora dapat pipih seperti biskuit disebut aethalium,


atau berbentuk bulat disebut plasmodiocarp.

• Protoplasma saporangium muda bersifat multinukleat dan


terdistribusi homogen dalam sitoplasmanya.
Perkecambahan spora
• Terjadi dalam waktu yang singkat setelah spora
dibebaskan.

• Namun demikian perkecambahan dapat tertunda


sampai beberapa saat jika kondisi lingkungan
tidak memungkinkan.

• Spora dari spesies tertentu diketahui tetap viabel


sampai lebih dari 25 tahun. Tercatat pula ada
yang sampai 62 tahun.
Subclass 2 : Exoxporeae

Ciri-ciri :
• Spora muncul secara eksternal dan pada sejumlah genera
bentuknya tampak lurus, bercabang atau tubuh buah berupa pilar.

• Perkembangan vegetatif terjadi di dalam substrat dan plasmodium


tidak bermigrasi ke permukaan sampai waktu pembentukan tubuh
buah terjadi. Kemudian masa papila protoplasma plasmodia muncul
ke permukaan setelah plasmodium sempurna dalam perkembangan
vegetatifhya. Papila berdiferensiasi menjadi bagian inti gelatin non
materi hidup (sporophore) dan seludang penutup protoplasma.

• Contoh terpilih : Ceratomyxa fruticulosa.


Ceratomyxa fruticulosa
Class : Plasmodiophoromycetes

• Ciri-ciri :
• Plasmodia telanjang, perkembangan vegetatif talus terjadi di dalam
jaringan inang (tumbuhan) dan bersifat multinukleat. Kadang-
kadang tubuh vegetatif tertanam di dalam dinding pada waktu
membentuk spora, tetapi lebih sering tanpa dilengkapi dinding.

• Spora dengan dinding tertentu dalam susunan teratur atau tidak.


Perkecambahan spora menghasilkan heterokon yang memiliki dua
flagel (biflagelate).

• Kelas ini terdiri dari 12 genera, semuanya dikelompokkan ke dalam


ordo Plasmodiophorales dan famili Plasmodiophoraceae.
Contoh terpilih : Plasmodiophora brassica,

• Parasit pada famili Crussiferae khususnya genus


Brassica, menyebabkan penyakit bengkak akar.

• Infeksi terjadi pada saat perkecambahan kubis terjadi.

• Infeksi melalui bentuk zoospora yang berkembang


menjadi miksamoeba.

• Penggabungan gamet terjadi dalam bulu-bulu akar atau


setelah bermigrasi kedalam jaringan kortek akar.
Plasmodiophora brassica
Class : Acrasiomycetes

Ciri-ciri :
• Kelas ini berbeda dari kelas Myxomycetes dalam hal tidak
pernah dijumpainya perkembangan plasmodium yang multinukleat atau
plasmodium berflagel.

• Reproduksi terjadi melalui agregasi sejumlah miksamoeba uninukleat


membentuk suatu massa yang disebut pseudoplasmodium dan setiap
miksamoeba tetap sebagai satu individu tunggal.

• Pseudoplasmodium kemudian berubah menjadi tubuh buah


disebut sorocarp dan berdiferensiasi menjadi bagian yang steril dan fertil.

• Hanya terdapat 1 ordo yaitu Acrasiales, 3 familia, 9 genera dan 25 spesies.


Contoh terpilih : Genus Dictyostelium
• Terdiri dari 9 spesies.
• Ditandai dengan spora berkecambah
membentuk miksamoeba berinti tunggal dan
terdapat vakuola kontraktil.
• Makanannya berupa bakteri.
• Spesies terpilih : Dictyostelium discoideum
Dictyostelium discoideum
Tubuh buah bertangkai
Stemonitis smithii
Dictydium
Spora Pysarum polycephalum
Macam-macam bentuk tubuh buah
1. Tipe Aetalium
2. Tipe Plasmodiocarp

Anda mungkin juga menyukai