Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM V

Topik Tujuan Hari/ Tanggal Tempat : Pengamatan sel pada Amaranthus sp. (bayam) : Untuk mengamati sel yang terdapat pada akar, batang, dan daun pada sel menggunakan mikroskop : Selasa, Juni 2011 : Laboratorium dasar Fakultas Perikanan

I. ALAT DAN BAHAN Alat : Mikroskop cahaya Silet Gelas Objek Cover glass Aquades Pinset Bahan : Akar Amaranthus sp. (bayam) Batang Amaranthus sp. (bayam) Daun Amaranthus sp. (bayam) II. CARA KERJA a. Pada Akar 1. Siapkan akar Amaranthus sp. sepanjang 3 sentimeter. 2. Buatlah sayatan pada akar tersebut setipis mungkin. Gunakanlah silet yang tajam. Mintalah bantuan dosen jika mendapat kesulitan.Hati-hati saat menggunakan silet. Jangan sampai melukai diri sendiri dan orang lain. 3. Kemudian, letakkan sayatan tersebut menggunakan pinset di atas gelas objek yang telah ditetesi sedikit aquades. 4. Tutup sayatan menggunakan cover glass.

5. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah. Aturlah makrometer, mikrometer, dan cahaya agar diperoleh pengamatan yang terang dan jelas. 6. Amati objek mulai dari pembesaran lensa objektif 10 sampai maksimal 45.

b. Pada Batang 1. Siapkan batang Amaranthus sp. sepanjang 5 sentimeter. 2. Buatlah sayatan pada batang tersebut setipis mungkin. Gunakanlah silet yang tajam. Mintalah bantuan dosen jika mendapat kesulitan.Hati-hati saat menggunakan silet. Jangan sampai melukai diri sendiri dan orang lain. 3. Kemudian, letakkan sayatan tersebut menggunakan pinset di atas gelas objek yang telah ditetesi sedikit aquades. 4. Tutup sayatan menggunakan cover glass. 5. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah. Aturlah makrometer, mikrometer, dan cahaya agar diperoleh pengamatan yang terang dan jelas. 6. Amati objek mulai dari pembesaran lensa objektif 10 sampai maksimal 45.

c. Pada Daun 1. Siapkan daun Amaranthus sp. sepanjang 3 sentimeter. 2. Buatlah sayatan pada daun tersebut setipis mungkin. Gunakanlah silet yang tajam. Mintalah bantuan dosen jika mendapat kesulitan.Hati-hati saat menggunakan silet. Jangan sampai melukai diri sendiri dan orang lain. 3. Kemudian, letakkan sayatan tersebut menggunakan pinset di atas gelas objek yang telah ditetesi sedikit aquades. 4. Tutup sayatan menggunakan cover glass.

5. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah. Aturlah makrometer, mikrometer, dan cahaya agar diperoleh pengamatan yang terang dan jelas. 6. Amati objek mulai dari pembesaran lensa objektif 10 sampai maksimal 45.

III. TEORI DASAR Thalophyta merupakan tumbuhan tingkat rendah dengan cirri-ciri tidak mempunyai akar, batang dan daun. Tumbuhan ini juga tidak mengandung klorofil, berkembang biak dengan membelah diri dan membentuk spora, hanya terdiri atas satu sel dan tidak mempunyai inti.Talophyta ini terdiri atas alga, fungi dan bakteri. Jamur tidak mempunyai kromatofora sehingga jamur tidak mempunyai warna, tetapi pada jamur yang tinggi tingkatannya terdapat bermacam-macam zat warna terutama dalam badan buahnya. Karena tubuhnya tidak memiliki klorofil mmaka jamur tidak termasuk dalam autotrof melainkan sebagai saprofit atau sebagai parasit pad mahkluk hidup lain. Habitat jamur adalah pada tempat-tempat yang lembab atau basah dan mengandung zat-zat organic sebab jamur tidak dapat memasak makanan sendiri. Tubuhnya mempunyai cirri khas yaitu berupa benang-benang yang disebut hifa, hanya golongan ragi ( Sacromycetes ) yang berupa sel tunggal. Hifa pada jamur ada yang bersekat-sekat tetapi ada pula yang tidak, keadaan ini merupakan cirri dari suatu kelasnya. Kebanyakan spesies jamur dapat membiak secara vegetatif maupun generatif. Pembisksn secara generatif atau seksual dilakukan dengan cara isogamet atau dengan heterogamet. Pada beberapa spesies perbedaan morfologi antara jenis sel kelamin itu bel;um tampak sehingga bsemua disebut isogamet, kadang dibedakan dengan memberi tanda (+) dan (-) untuk membedakan jenisnya. Pada jamur yang hidup di air sporanya dilengkapui dengan alat gerak yang merupakan bulu cambuk, spora yang demikian disebut spora kembara.

IV. HASIL PENGAMATAN 1. Jamur pada air tape (Saccharomyces cereviceae) a. Gambar menurut pengamatan dengan perbesaran 10x10. Keterangan: 1. Sel ragi

b.

Gambar menurut literature (Inge L Birsyam, 1992; Lampiran 21). Keterangan: 1. 2. Sel ragi Inti sel

2. Jamur pada jagung (Physarum polycephalum) Gambar menurut pengamatan menggunakan mikroskop perbesaran 10x 10 Keterangan: 1. 2. Askuspora Askus

3.

Kuncup

3. Jamur pada roti (Rhizopus stolonifer ) a. Gambar menurut pengamatan dengan perbesaran 10x10. Keterangan: 1. 2. Sporangium (kotak spora) Hifa

b.Gambar menurut literature (Inge L Birsyam, 1992; Lampiran 17) Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5. Rhizoid Sporangium Stolon Kolumela Sporangiofor

4. Jamur pada tempe (Mucor mucedo) Gambar menurut pengamatan dengan perbesaran 10x10. Keterangan: 1. 2. Sporangium Hifa

5. Jamur pada bayam yang dibusukan (Fuligo varians) Gambar menurut pengamatan dengan perbesaran 10x10. Keterangan: 1. 2. 3. Hifa Sporangium Rhizoid

V. ANALISA DATA 1. Saccharomyces cereviceae (jamur pada air tape) Klasifikasi menurut Inge L Birsyam Kingdom Divisio Classis Ordo Familia Genus Spesies : Plantae : Endomycota : Endomycetes : Endomycetales : Saccharomycetaceae : Saccharomyces : Saccharomyces cereviceae Saccharomyces cereviceae (Sacharon = gula, mycetes = fungi) mempunyai bentuk sel bulat agak lojong, sebagian ada yang sedang membentuk tunas. Jamur ini memiliki kemampuan untuk melakukan fermentasi pada substrat karbohidrat dengan menghasilkan alcohol. Saccharomyces cereviceae adalah heterotalik sehingga diperlukan dua mating type supaya dapat terjadi fusi antara

dua sel ragi, kemudian terjadi kariogami yang menghasikan sel ragi diploid. Sel ragi yang diploid ini melalui pertunasan menghasilkan beberapa generasi sel diploid juga sebelum terjadi pembentukan sporangium. Pada suatu saat, sel ragi diploid mengadakan meiosis dan menghasilkan empat meiospora. Bila dinding meiosporangium pecah, empat sel ragi yang haploid akan muncul akan bermultiplikasi melalui pembentukan tunas. 2. Physarum polycephalum (jamur pada tongkol jagung) Klasifikasi Kingdom Divisio Classis Ordo Familia Genus Spesies : Plantae : Thallophyta : Mycomycetes : Mycomycetales : Mycomycetaceae : Physarum : Physarum polycephalum Physarum polycephalum dapat kita temukan pada medium biakan tungkol jagung. Biasanya berwarna putih dan berbentuk agak bulat-bulat dan ada yang bersekat.. Jamur ini mempunyai alat perkembang biakkan seperti fungus dengan pembentukan sporangium dan spora. Jamur ini tergantung pada lingkungan, apabila lingkungan agak lembab mudah bagi sporanya membentuk kecambah. Perkecambahan spora menghasilkan sel kembara bila ada air yang cukup atau micomoeba bila kurang lembab.

3. Rhizopus stolonifer (jamur pada roti) Klasifikasi menurut Inge L Birsyam Kingdom Divisio Classis Ordo : Plantae : Zygomycota : Zygomycetes : Mucorales

Familia Genus Spesies

: Mucoraceae : Rhizopus : Rhizopus stolonifer

Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang hidup pada roti, biasanya berwarna biru kehitam-hitaman, mempunyai maselium yang luas, bercabangcabang, tak bersepta, miselium yang tak bersepta dan berinti banyak disebut sonosit. Septanya dibentuk pada batas alat-alat reproduksi seperti sporangium, gametangium, juga terbentuk pada miselium tua. Miselium sering membentuk rhizoid. Sporangium dari hifa yang mendukungnya terpisah oleh satu sekat, yang menonjol kedalam sporangium; tonjolon ini dinamakan kolumela. 4. Mucor mucedo (Jamur pada tempe) Klasifikasi menurut Inge L Birsyam Kingdom Divisio Classis Ordo Familia Genus Spesies : Plantae : Zygomycota : Zygomycetes : Mucorales : Mucoraceae : Mucor : Mucor mucedo Mucor mucedo merupakan jamur yang ditemukan pada medium roti. Dari miselium yang terdapat pada subtratnya, keluar benang-benang tegak, dengan sporangium pada ujungnya. Tetapi didalamnya tidak lagi terdapat zoospora, melainkan spora yang telah disesuaikan hidup didarat, berupa sel-sel bulat, berdinding dan mengandung banyak inti, plasma yang berinti banyak pula yang keluar dengan bebas dan tersebar secara pasif jika sporangium pecah. Dari spora itu lalu tumbuh miselium baru. Mucor mucedo berumah dua sehingga pembiakan generatif hanya akan terjadi jika dua hifa yang berlainan jenis berjumpa dan bersatu. Pada peristiwa ini dua ujung hifa bersentuhan lau masing-masing membentuk suatu sekat dan terjadilah gametangium yang sama bentuknya.

5. Fuligo varians ( jamur pada bayam yang telah membusuk ) Klasifikasi Kingdom Divisio Classis Ordo Familia Genus Spesies : Plantae : Thallophyta : Mycomycetes : Fuligocales : Fuligoceae : Fuligo : Fuligo varians Fuligo varians merupkan jamur lendir yang dapat kita temukan pada medium bayam yang dibusukan. Bentuk dari jamur ini yaitu bulat berhifa dengan miselium di bawahnya. Dalam keadaan vegetatif tubuhnya berupa massa protoplasma telanjang yang bergerak sebagai amoeba yang sering disebut Plasmodium dengan cara hidup sebagai saprofit.plasmodium terjadi karena suatu perkawinan (seksual) dan kemudian akan membentuk suatui sporangium yang berdinding. VI. KESIMPULAN 1. Jamur (fungi) merupakan eukariota dan tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrofik. Sebagian jamur ada yang bersifat saprofit dan parasit pada tumbuhan lain. 2. Jamur berkembang biak dengan baik dengan membentuk spora. Jamur mempunyai beraneka ragam bentuk, dari yang sangat sederhana hingga yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi. 3. Pengklasifikasian jamur berdasarkan atas sporanya.

VII. DAFTAR PUSTAKA Birsyam, Inge L. 1992. Botani Tumbuhan Rendah. Bandung: ITB.

1. Pada pembesaran berapakah sehingga kamu dapat melihat sel batang Amaranthus sp. dengan jelas? 2. Bagaimanakah bentuk sel pada batang Amaranthus sp.?

PARAF

NILAI

Anda mungkin juga menyukai