Anda di halaman 1dari 3

1.

Karakteristik Plasmodiomycota

Gambar1 Plasmodiomycota

Gambar Plasmodiomycota
Jamur-jamur yang dikelompokkan dalam kelas Plasmodiophoromycetes ini memiliki banyak
persamaan dengan jamur Myxomyetes, misalnya talus berupa plasmodium, dan adanya zoospora. Kelas
ini hanya terdiri dari satu ordo saja, yaitu ordo Plasmodiophorales, dan ordo ini terdiri dari satu famili
saja, yaitu famili Plasmodiophoraceae. Famili ini terdiri atas 9 genus, yang dibedakan dari yang lainnya
berdasarkan sifat spora istirahat. Ke 9 genus itu ialah Plasmodiophora, Spongospora, Sorodiscus,
Sorophaera, Ligniera, Etramyxa, Octomyxa, Polymyxa, dan Woromina. Kebanyakan dari genus-genus
ini hidup sebagai parasit pada ganggang Vaucheria, atau pada jamur air Saprolignea, Achlia, dan
Pythium. Beberapa spesies hidup sebagai parasit pada tumbuhan berpembuluh yang hidup di air tawar
atau didarat seperti kol, kentang, dll. Dua spesies Plasmodomyocta yang terkenal, yaitu Plasmodiophora
brassiceae dan Spongospora subterranea, Spesies yang pertama adalah parasit pada Cruciferaae,
sedangkan yang kedua adalah penyebab kudis kentang.
Gambar 3. Plasmodiophora brassiceae pada kentang
Talus berupa plasmodium yang hidup dalam sel inang. Plasmodium menghasilkan zoosporangium
yang mengandung zoospora, atau langsung membagi-bagi diri menjadi spora istirahat berinti satu. Pada
beberapa spesies, spora-spora istirahat terhimpunmenjadi suatu bola atau cakram tanpa ada tubuh buah.
Tiap spora menghasilkan 1 sel kembara. Baik sel kembara maupun zoospora mempunyai 2 flagel polos
yang tidak sama panjangnya. Pembelahan inti dalam fase plasmodium berlangsung menurut suatu cara
yang hanya kedapatan pada protozoa. Tiap-tiap inti membelah diri dengan membentuk gelendong,
sedikit demi sedikit bercerai kromosom-kromosom dari bidang equator menuju kutub yang berdekatan.
Sementara itu, nukleolus membagi diri atas 2 bagian dan bagian-bagian itu bergerak mengikuti gerakan
kelompok kromosom yang menuju ke kutub. Seringkali dikatakan, bahwa pada suatu ketika datang fase
tanpa inti (akaryotik). Kemudian, spora istirahat tumbuh menghasilkan 1 sel kembara berinti 1, berflagel
2 tak sama. Kemudian sel kembara masuk kedalam inang dan tumbuh menjadi plasmodium. Pada suatu
waktu, plasmodium membagi diri menjadi zoosporangium yang biasanya berinti banyak.
Zoosporangium menghasilkan zoospora-zoospora yang haploid. Ada kalanya plasmodium membagi
dirinya menjadi spora istirahat. Bentuk spora istirahat tidak dapat dibedakan dengan zoosporangium
kecuali zoosporangium sedang menghasilkan spora.
Plasmodiophorids memiliki sejumlah ciri struktural khas dalam siklus hidup mereka. Mereka
memiliki spora istirahat yang bisa bertahan selama bertahun-tahun di berbagai lingkungan dan ini
berkecambah hingga menghasilkan zoospora (spora renang) yang digerakkan oleh dua flagella dengan
panjang tidak sama. Ini menempel pada bagian luar host dan menembus dinding sel dengan perangkat
penetrasi khusus yang menyuntikkan sitoplasma ke dalam host. Nuklei parasit dibagi oleh jenis yang
tidak biasa dan karakteristik 'salib' jenis divisi nuklir untuk menghasilkan protoplas multinukleat atau
plasmodium (dari mana kelompok itu diberi nama).
Spora istirahat tidak terlalu khas tetapi cara pengaturannya telah berguna dalam klasifikasi. Jadi,
misalnya, di Plasmodiophora, spora istirahatnya lajang (tidak terikat) meski diproduksi dalam jumlah
besar di galls root yang terinfeksi. Pada marga lainnya, spora bergabung ke dalam kelompok kecil
(Tetramyxa, Octomyxa), lapisan (Sorodiscus, Membranosorus), kelompok tidak beraturan (Polymyxa,
Ligniera, Woronina), bola berongga (Sorosphaera) atau massa spons (Spongospora).
Zoospora yang dihasilkan saat spora istirahat berkecambah (zoospora primer) adalah heterokont
(memiliki flagella dua panjang yang tidak sama) dan jenis 'whiplash' halus. Dalam genera yang telah
dipelajari, sel inang ditembus oleh struktur khusus yang diberi nama 'Rohr dan Stachel'. Stachel dipecah
melalui dinding sel dan isi zoospora mengikuti dengan cepat. Di dalam host, pembagian nuklir mitosis
adalah tipe 'cruciform' yang tidak biasa dimana nukleolus memanjang tegak lurus terhadap bidang
kromatin metafase. Kromosom yang berbeda tidak dapat dilihat atau diatasi dengan mikroskopi.
Pembagian ini menghasilkan plasmodium multinukleat, yang kemudian menjadi sporangium saat ia
membelah menjadi zoospora sekunder (yang secara morfologis identik dengan yang primer). Morfologi
fitur sporangium dan ultrastruktural dari zoospore (terutama kinetosom di dasar flagela) berbeda antar
genera.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1978. Pengantar Mikologi. Bandung : Penerbit Alumni.
Ward, Elaine and Michael Adams. 2010. Plasmodiophorida. Version 07 March 2010 (under
construction). http://tolweb.org/Plasmodiophorida/121506/2010.03.07 in The Tree of Life Web
Project, http://tolweb.org/

Anda mungkin juga menyukai