Habitat
Myxomycota dapat hidup di tempat yang lembab dan basah seperti hutan
basah atau sampah yang basah. Kelompok ini juga dapat ditemui di batang
kayu yang busuk, lho.
Reproduksi
(sumber: en.wikipedia.org)
Oomycota memiliki bentuk yang berbeda dari jamur lendir karena memiliki
hifa yang tidak bersekat tetapi memiliki dinding sel yang terbuat dari
selulosa.
Habitat
Habitat oomycota berada di dalam air, baik itu perairan tawar, kolam, danau,
serta di tempat-tempat yang lembab.
Reproduksi
Protista menyerupai jamur terdiri dari kelompok jamur lendir (slime mold). Jamur
lendir meliputi sekelompok mikroorganisme yang heterogen. Jamur lendir
mempunyai ciri-ciri menyerupai hewan dan jamur. Daur hidupnya melalui fase
vegetatif dan generatif yang bergantian.
Fase vegetatifnya menyerupai lendir yang dapat bergerak seperti hewan (disebut
plasmodium), namun struktur reproduksinya dapat menghasilkan spora yang
terbungkus dinding sel seperti pada jamur.
Jamur lendir tidak memiliki klorofil sehingga semuanya bersifat heterotrof yang
memakan bahan organik (dekomposer atau saprofit), bakteri, dan Protozoa atau
bersifat parasit pada organisme lain. Habitatnya adalah di perairan, tempat yang
sejuk dan lembab seperti di dasar hutan hujan tropis, serasah daun dan kayu
lapuk, dan di tanah lembab yang banyak mengandung bahan organik.
Sistem klasifikasi lama memasukkan jamur lendir endoparasit, jamur lendir seluler,
dan jamur lendir jaring ke dalam Myxomycetes, namun sekarang dipisah menjadi
kelas tersendiri yang bersama-sama dengan jamur air dimasukkan dalam filum
Heterokontophyta.
1. Myxomycetes
Beberapa ahli menyebut Myxomycetes sebagai Mycetozoa karena dalam daur
hidupnya dijumpai tahapan yang serupa dengan kehidupan Protozoa, diselingi
dengan tahapan yang menyerupai kehidupan jamur. Dalam siklus hidupnya
terdapat fase vegetatif yang diselingi dengan fase generatif.
Organisme ini memakan bakteri, Protozoa, spora jamur lain, dan bahan-bahan
organik lain seperti sisa-sisa daun, ranting, dan kayu. Makanan diserap dengan
fagositosis dan dicerna dalam vakuola makanan dan sisa-sisa yang tidak dicerna
dikeluarkan dari vakuola. Jika lingkungan tidak menguntungkan, jamur lendir ini
membentuk sel yang berdinding tebal dan keras yang disebut sklerotium.
Pada fase generatif/reproduktif, Myxomycetes hidup menetap dan mempunyai
bentuk yang khas berupa tubuh buah (sporangium) yang mempunyai dinding sel
yang disebut peridium. Tubuh buah Myxomycetes menghasilkan spora-spora
haploid yang berflagela disebut miksflagelata (myxoflagellata). Spora ini tahan
terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
Physarium polycephalum
Flagela pada spora berfungsi untuk bergerak dan dapat dilepaskan ketika tumbuh
menjadi individu baru yang disebut miksamuba (myxoamoeba). Contoh
Myxomycetes adalah Ceratiomyxa fructilosa, Physarium polycephalum, Didymium
nigripes, Trichia persimilis, dan Stemonitis splendens.
2. Plasmodiophoromycetes
Mikroorganisme ini menyerupai Myxomycetes, namun plasmodium
multinukleatnya berkembang di dalam jaringan tumbuhan inang. Plasmodium
menghasilkan zoosporangium yang menghasilkan spora. Infeksi terjadi jika
zoospora menembus akar tanaman inang dan tumbuh menjadi myxoamoeba
(perkecambahan spora yang menghasilkan bentuk serupa amoeba) yang
kemudian tumbuh menjadi plasmodium.
Dictyostelium discoideum
Spora Acrasiomycetes berbentuk seperti bola atau telur dengan dinding sel tipis
yang mengandung selulosa. Pada beberapa spesies yang lain, spora yang
dihasilkan tidak mengandung dinding sel yang disebut pseudospora. Spora akan
berkecambah membentuk miksamuba yang kemudian tumbuh menjadi
plasmodium. Contoh jamur lendir seluler adalah Acrasis, Sappina,
Polysphodylium, dan Dictyostelium discoideum.
4. Labyrinthulomycetes
Jamur lendir dalam kelas Labyrinthulomycetes memiliki sedikit persamaan dengan
golongan jamur. Kebanyakan dijumpai di lingkungan laut dan menjadi parasit atau
saprofit pada ganggang laut. Namun beberapa jenisnya juga dijumpai di daratan.
Jamur lendir ini pada permukaannya terdapat jaring halus yang berasal dari lendir
yang dikeluarkannya.
Sel-selnya sebagian besar berbentuk lonjong atau seperti gelendong. Selsel ini
tidak berdinding dan tiap sel berinti satu. Sel-sel tersebut terhimpun menjadi satu
kelompok oleh benang-benang dari lendir yang dihasilkannya. Sejumlah sel
kemudian berkelompok dan membentuk sporosit yang menghasilkan spora.
Labyrinthula minuta
Spora Labytunthulomycetes berselaput lendir dan berflagela dua. Setelah
dilepaskan dari sporosit, spora berenang menggunakan flagela. Ketika flagela
dilepaskan spora akan tumbuh dan membelah berulang kali membentuk koloni
baru. Contoh Labyrinthulomycetes adalah Labyrinthula minuta, L. algeriensis, L
vitellina, dan L. macrocystis.
5. Oomycetes
Oomycetes meliputi jenis-jenis jamur lendir uniseluler yang membentuk benang-
benang miselium yang bercabang-cabang. Habitatnya di tempat yang lembab atau
di perairan. Beberapa jenis bersifat saprofit sebagai dekomposer dan ada yang
bersifat parasit pada tanaman dan hewan air. Reproduksi aseksual pada
Oomycetes yang hidup di air dengan zoospora berflagel dua, sedangkan yang
hidup di darat dengan sporangium dan konidium. Reoproduksi seksual dengan
oogami.
Selnya membentuk struktur yang mengandung sel telur dan struktur yang
membentuk sel sperma. Kedua struktur ini kemudian bersatu sehingga terjadi
pembuahan yang menghasilkan zigot diploid yang kemudian tumbuh membentuk
spora berdinding tebal yang disebut zoospora dengan dua flagela, satu flagela
tidak berbulu menjurus ke belakang dan satu flagela berbulu menjurus ke depan.
Zoospora bila berkecambah akan membentuk individu baru.
Sebagian besar spesies dari protista mirip jamur ini bersifat parasit dan
menimbulkan penyakit bagi inang yang ditumpanginya. Namun demikian, masih
ada spesies yang memberikan manfaat bagi kehidupan. Lalu apa sajakah peranan
protista mirip jamur yang menguntungkan dan merugikan tersebut? Berikut ini
contoh-contohnya.
■ Saproglenia, adalah spesies dari filum Oomycota (jamur air) yang hidup sebagai
saprofit pada bangkai-bangkai hewan di air sehingga di dalam air tidak dipenuhi
bangkai makhluk hidup dan sampah.
■ Saprolegnia parasitica, adalah Protista mirip jamur yang bersifat parasit pada
sisik dan insang ikan yang terluka.
■ Phytoptora faberi, menimbulkan penyakit pada tanaman karet pada luka bekas
sadapan.
1. Plasmodium tumbuh dewasa dan membentuk jaringan agar mendapatkan makanan dan oksigen lebih
banyak.
2. Pada saat kondisi lingkungan kurang menguntungkan (misalnya saat kekeringan), plasmodium dewasa
membentuk sporagium bertangkai (stalkb) . Plasmodium dewasa memiliki kromosom diploid (2n).
3. Di dalam sporagium terjadi pembelahan secara meiosis dan menghasilkan spora yang haploid (n). Spora
ini tahan terhadap kekeringan.
4. Bila kondisi lingkungan membaik, maka spora akan berkecambah membentuk sel aktif yang haploid (n).
5. Sel-sel aktif tersebut memiliki bentuk yang berbeda dan dapat berubah menjadi sel amoboid atau sel
berflagela.
6. Terjadi singami antara sel-sel yang memiliki bentuk yang sama. Singami menghasilkan zigot yang
berkromosom diploid (2n).
7. Nukleus (inti) zigot yang diploid (2n) membelah secara mitosis tanpa disertai pembelahan sitoplasma
membentuk plasmodium pemakan yang diploid (2n).
Ciri-ciri Myxomycota (jamur lendir plasmodial) antara lian bersifat
heterotrof fagosit, memiliki massa ameboid, bereproduksi secara aseksual
(sporagium) dan seksual (singami).
Siklus hidup jamur lendir plasmodial
B. JAMUR LENDIR SELULER (CELLULAR SLIME
MOLD)
hifa Saprolegnia sp
Oomycota ( artinya fungsi telur) atau jamur air (water moldi) merupakan jamur uniseluler atau
multiseluler yang memiliki dinding sel dari selulosa. Oomycota disebut juga sebagai jamur karat
putih (white rust) atau jamur berbulu halus (downy mildew). Oomycota yang multiseluler berbentuk
hifa halus bercabang, tidak bersekat, dan memiliki banyak inti (senositik). Oomycota bereproduksi
secara aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela dua, dan secara seksual dengan pembuahan
sel telur oleh inti sperma yang mengahsilkan zigot resisten (oospora) .
Oomycota hidup secara heterotrof engan cara menguraikan organisme lain yang sudah mati (saproba).
Beberapa jenis ada yang hidup sebagai parasit . sebagian besar Oomycota merupakan pengurai
organisme air tawar yang sudah mati, misalnya ikan dan ganggang, sedangkan yang hidup parasit pada
umumnya tumbuh di tubuh ikan, misalnya di bagian insang, sisik, atau jaringan yang terluka. Beberapa
jenis Oomycota ada yang hidup di tanah basah atau parasit pada tumbuhan.
Terdapat sekitar 500 spesies Oomycota, antara lain sebagai berikut.
Saprolegina sp., parasit pada ikan dan serangga, dapat hidup di air yawar dengan suhu sekitar 3° C- 33°
C. Terdapat beberapa spesies, antara lain Saprolegnia australis dan Saprolegnia ferax.
Phytophthora sp. , diantaranya Phytophthora infestans (penyebab penyakit lateblight, menyerang
tanaman budidaya, misalnya tomat dan kentang), Phytophthora nicotianae sp., menyebabkan penyakit
rebah semai pada tanaman karena menyerang bagian pangkal batang bibit tanaman.
Ciri-ciri Oomycota (jamur air) antara lain bersifat uniseluler/multiseluler,
berdinding sel dari selulosa, heterotrof, saproba/parasit , dan bereproduksi
secara aseksual (membentuk zoospora biflagel) dan seksual (pembuahan
ooginium dengan inti sperma).