(Autecology of Akasia (Acacia nilotica) (l. J) Willd. Ex Del. in Baluran National Park, East
Java)
Djufri
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala
E-mail: djufri_bio@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1). Siklus hidup A. nilotica, (2). Produksi biji
dan penyebarannya di TNB, (3). Potensi A. nilotica sebagai spesies biopresfektif, dan (4). Struktur
tegakan A. nilotica di TNB.
Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui siklus hidup, produksi biji dan
penyebarannya di TNB, serta struktur tegakan dilakukan pengamatan langsung di lapangan.
Mendata produksi biji digunakan metode kuadrat bersarang sebanyak 10 buah dengan
menggunakan plastik. Data struktur tegakan diperoleh dengan membuat kuadrat permanen seluas
20 m x 20 m sebanyak 15 buah, dan pada masing-masing kuadrat diukur diameter dan tinggi
sebanyak 10 pohon. Sedangkan data untuk mengetahui potensi A. nilotica sebagai spesies
bioprospektif diperoleh dari data sekunder yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1). Ada enam tahapan siklus hidup A. nilotica
yaitu; kumpulan biji (seed bank), anakan (seedling), remaja (juvinile), dewasa (adult), bunga
(flower), dan biji dalam polong (seed-in-pods), (2). Produksi biji/pohon pada usia 3 tahun berkisar
506 biji/pohon, (3). Penyebaran biji A. nilotica di TNB melalui satwa seperti banteng, kerbau liar,
rusa, dan lain sebagainya, serta air pada saat musim hujan, (4). Potensi A. nilotica sebagai spesies
biopresfektif dapat dikembangkan baik dibidang kehutanan, kesehatan, maupun industri, (5).
Struktur tegakan A. nilotica di TNB tergolong sebagai tegakan seumur.
Kata kunci : Autekologi, A. nilotica, Taman Nasional Baluran
Abstract
This research aim to to know : ( 1). Live cycle of A. nilotica, ( 2). Sspreading and Seed
production in BNP, ( 3). Potency of A. nilotica as species bioprosfektif, and ( 4) Stand structure of
A. nilotica in BNP.
Research method used to know cycle live, spreading and seed production in BNP and
the done conducted stand structure with direct perception in field. Produce seed used a square
method having a nest counted 10 fruit by using plastic. obtained stand structure data with madely
is permanent square for the width of 20 m x 20 m of counted 15 fruit, and at each square
measured by a diameter and high counted 10 tree. While data to know potency A. nilotica as
species biprospektif obtained from data relevant secunder with problems checked.
Conclusion from this research is : (1). There are six cycle step live A. nilotica that is seed
corps, seedling, juvinile, adult, flower, and seed in pod, ( 2). Production of seed/tree at age 3 year
gyrate 506seed/tree. : (3). Seed spreading A. nilotica in BNP through animal like bull, wild
buffalo, deer and others, and also water at the rains season, ( 4). Potency of A. nilotica as species
bioprospektif can be developed forestry, health, and also industrial, and ( 5). Stand structure A.
nilotica in BNP pertained as strightened age.
Key words: Autecology, A. nilotica, Baluran National Park
adaptasi dan kelakuan individu setiap spesies berduri (A. nilotica), yang semula
atau populasi yang terkait dengan tempat hidup didatangkan dari Afrika sebagai tumbuhan
mereka. Subbagian autekologi termasuk penyekat kebakaran. Kecepatan tumbuh dan
demekologi (spesiasi), ekologi populasi dan penyebaran tanaman eksotik ini telah
demografi (aturan ukuran populasi), ekologi mengakibatkan penurunan kualitas dan
fisiologi (ekofisologi), dan genekologi (genetik). kuantitas savana Baluran, merubah pola
Autekologiawan mencoba untuk menjelaskan prilaku satwa liar herbivora yang salah satu
mengapa terjadi distribusi spesies tertentu. komponen habitatnya adalah savana. Lebih
Bagaimana sifat fenologis, fisiologis, morfologis, tragis lagi merubah struktur dan komposisi
prilaku, atau sifat genetis yang tampak pada vegetasi penyusun savana Baluran.
habitat tertentu. Mereka mencoba untuk Mengingat begitu luasnya aspek
menggambarkan pengaruh lingkungan pada level yang dikaji dalam autekologi, maka
populasi, organismik, dan suborganismik. penelitian ini tidak mungkin dapat
Selanjutnya autekologiawan mencoba untuk mengungkapkan semua parameter yang
meringkas semua itu sebagai suatu pola adaptasi disebut di atas. Oleh karenanya penelitian
spesies agar tetap hidup (survive). Autekologi ini lebih memfokuskan pada beberapa
dapat bergerak dengan mudah ke dalam parameter saja yaitu; siklus hidup, produksi
spesialisasi lain di luar bidang ekologi, seperti biji dan penyebaran, struktur tegakan, dan
fisiologi, genetika, evolusi, dan biosistematik. potensi A. nilotica sebagai spesies
Aspek-aspek yang dikaji dalam bioprpsfektif.
autekologi pada individu setiap spesies
menyangkut hal berikut : identifikasi tumbuhan, METODE
asosiasi spesies tumbuhan, distribusi dan manfaat
tumbuhan, morfologi tumbuhan, sitogenetik Metode penelitian yang digunakan
spesies tumbuhan, fisiologi tumbuhan dan untuk mengetahui siklus hidup, produksi
kompleksitas lingkungan. Selain itu autekologi biji dan penyebarannya di TNB, dan
juga mengkaji masalah fenologi struktur tegakan dilakukan pengamatan
(perkecambahan, gugurnya daun, produksi buah, langsung di lapangan. Menghitung produksi
produksi biji, perbungaan, dan lain-lain) dalam biji menggunakan metode kuadrat
kaitannya dengan perbedaan musim selama bersarang sebanyak 10 buah dengan
setahun, maka aspek biotik dan abiotik harus menggunakan plastik. Data struktur tegakan
diukur secara kuantitatif pada fase pertumbuhan diperoleh dengan membuat kuadrat
yang berbeda dengan interval waktu yang teratur. permanen seluas 20 m x 20 m sebanyak 15
Kompleksitas lingkungan dibuat beberapa buah, dan pada masing-masing kuadrat
pengaruh faktor variasi kombinasi untuk setiap diukur diameter dan tinggi sebanyak 10
fase siklus hidup tumbuhan. Kemudian akan pohon. Sedangkan data untuk mengetahui
dijelaskan korelasi fenologi dengan variasi potensi A. nilotica sebagai spesies
perubahan lingkungan. Aspek yang diamati bioprospektif diperoleh dari data sekunder.
antara lain : pembungaan, penyerbukan,
perbuahan, produksi biji, pemencaran biji, HASIL DAN PEMBAHASAN
viabilitas biji, dormansi, kapasitas reproduktif,
pertumbuhan anakan, dan pertumbuhan vegetatif Siklus Hidup A. nilotica
(Shukla dan Chandel 1982). Berdasarkan pengamatan di
Savana Baluran sebagai salah satu ciri lapangan dapat dikemukakan bahwa ada
khas dan identitas Taman Nasional Baluran enam tahapan siklus hidup A. nilotica
mempunyai arti yang sangat penting, apabila sebagai berikut ; kumpulan biji (seedbank),
kelestariannya terganggu akan berpengaruh anakan (seedling), remaja (juvinele),
terhadap ekosistem-ekosistem lainnya (Sabarno, dewasa (adult), bunga (flowers), dan biji di
2002). Savana di daerah ini terluas di pulau Jawa dalam polong (seeds-in-pods), siklus hidup
dan berada di dalam kawasan konservasi, tersebut dapat digambarkan dalam bentuk
luasnya mencapai sekitar 10.000 ha atau 40% diagram, disajikan pada Gambar-6. Bunga
dari luas seluruh kawasan. Oleh karenanya, dan biji di dalam polong merupakan fase
setiap tekanan atau gangguan terhadap endogen yaitu fase hidup dari anakan
kelestarian ekosistem ini harus ditangani secara sampai dewasa. Pendekatan siklus hidup
sungguh-sungguh. Salah satu gangguan yang tersebut termasuk di dalamnya pemilihan
sangat mengkhawatirkan dan merupakan bunga yang mengalami aborsi dan polong
ancaman terbesar bagi kelestarian ekosistem ini yang mengalami kerusakan akibat
adalah semakin meluasnya invasi spesies akasia kekeringan.
Djufri, Autekologi Akasia (Accacia nilotica) (L.) Willd. ex. Del. Di Taman Nasional Baluran Jawa Timur
lambung) selama 12-48 jam, melalui terubusan (hasil pertumbuhan tunas vegatatif
berbagai proses aktivitas lambung seperti yang dorman). Kecepatan pertumbuhan
pencucian, penyamakan dan penggosokan anakan A. nilotica pada savana Bekol
yang menyebabkan kulit biji menjadi lebih tergolong pesat tingginya mencapa 100 cm
tipis dan permiabel (dapat ditembus oleh dalam waktu singkat.
molekul-molekul air). Aktivitas dan kondisi Selain didukung oleh kondisi iklim
lambung herbivora juga dapat memberi tipe D (kering) dengan curah hujan 900-
keuntungan lain yaitu mematikan berbagai 1600 mm/tahun, faktor lain yang menjadi
jenis parasit seperti larva serangga yang penyebab meluasnya invasi A. nilotica
terdapat pada biji sehingga meningkatkan tingkat anakan adalah tingginya tingkat
prosentase kemungkinan biji-biji tersebut regenerasi dan kemampuan untuk bertahan
dapat hidup. Biji-biji tersebut selanjutnya ke hidup. A. nilotica tergolong tumbuhan
luar bersama kotoran satwa yang berperan Throphyta yaitu tumbuhan yang dapat hidup
sebagai media zat hara yang dibutuhkan dengan baik pada kelembaban udara yang
untuk perkecambahan. Pada musim hujan, rendah sehingga dalam kondisi air terbatas
biji-biji yang ke luar bersama kotoran satwa (curah hujan yang rendah) tetap dapat
akan berkecambah lebih awal dibanding biji melakukan regenerasi vegetatif. Hal ini
tersimpan di dalam tanah. Selain itu, kondisi dapat terlihat dengan munculnya kembali
tanah Baluran yang berlumpur, lembek dan tunas-tunas dorman (regenerasi vegetatif)
lengket saat musim hujan menyebabkan biji- yang terdapat di sisa-sisa tunggak yang
biji yang jatuh bercampur dengan lumpur, belum sempat dicabut dan dibakar atau
sehingga melekat serta terbawa oleh kaki batang-batang pohon tertinggal. Pada musim
atau terjepit di sela-sela kuku satwa dan hujan pertumbuhan tunas-tunas dorman
terbawa ke berbagai kawasan TNB. tersebut berlangsung dengan cepat dan subur
Saat ini A. nilotica telah tersebar di sehingga dengan segera membentuk
hampir seluruh savana yang ada di kawasan terubusan atau semak berduri yang rapat dan
Taman Nasional Baluran antara lain savana sulit untuk ditembus dengan ketinggian
Bekol, Kramat, Kajang, Balanan, mencapai 4,5 m dan lebar tajuk 1,5 m.
Lempuyang, Dadap, Asam Sabuk, Curah Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
Udang, Widuri dan Merak. Pada savana pertumbuhan A. nilotica sangat pesat,
Kramat, Kajang dan Balanan, tumbuhan ini sehingga antara rencana kerja yang disusun
telah membentuk kanopi tertutup. Savana oleh BTNB dalam rangka pencabutan
yang belum terinvasi seluruhnya hanya anakan A. nilotica sudah tidak sesuai.
Talpat. Selain di dearah savana, tumbuhan Pemencaran biji A. nilotica terjadi
ini juga dapat ditemukan di daerah hutan dengan beberapa cara. Pemencaran jarak
pantai seperti Kelor dan Popongan. yang jauh dilakukan oleh hewan dengan
Kondisi iklim dan alam TNB memakan biji, kemudian membawanya
merupakan faktor pendukung cepatnya keseluruh kawasan TNB. Menurut Harvey
penyebaran serta suburnya pertumbuhan A. dalam Djufri 2004 bahwa penyebaran A.
nilotica. Intensitas cahaya matahari yang nilotica di Australia oleh sapi sangat efektif
tinggi dan kekeringan merupakan pendorong sebagai agen dalam pemencaran biji
utama dimakannya biji-biji A. nilotica oleh mencapai 81% biji yang ditelan dibawa oleh
herbivora seperti banteng (Bos javanicus), hewan masih dalam keadaan utuh. Hasil tes
rusa (Cervus timorensis), kijang (Mutiacus menunjukkan bahwa paling sedikit 41% dari
muntjak) dan kerbau liar (Bubalus bubalus) biji tersebut dapat berkecambah secara
atau mamalia lain seperti babi hutan (Sus cepat. Selain dari pada itu kehadiran biji di
sp.). Biji-biji yang ke luar bersama kotoran lingkungan yang menguntungkan (dengan
satwa tersebar di seluruh kawasan yang pemupukan) berperan penting untuk
dilintasi oleh satwa tersebut. mendukung survival dibandingkan dengan
Intensitas cahaya matahari yang biji yang tumbuh pada tempat yang terbuka.
tinggi, dan curah hujan yang tinggi Pemencaran biji oleh biri-biri melalui tiga
sepanjang tahun, selain merangsang mekanisme berikut : (a). Biji dikeluarkan
pertumbuhan biji-biji yang dorman, juga bersama air liurnya dan buah polong
meransang pertumbuhan biji yang tersebar mengalami kerusakan (35%), biasanya
di seluruh kawasan. Pada areal savana Bekol dijumpai di bawah pohon. (b). Biji
terbuka (bebas dari tegakan A. nilotica) dikeluarkan bersama air liur bersama
dalam waktu singkat segera ditumbuhi material muntahan (14%). (c). Biji yang
kembali oleh anakan (seedling) dan tersisa di dalam pencernaan hewan (2%).
Djufri, Autekologi Akasia (Accacia nilotica) (L.) Willd. ex. Del. Di Taman Nasional Baluran Jawa Timur
Perjalanan biji di dalam saluran penyebaran secara inter dan intra (Harvey
pencernaan kurang lebih 4 hari dan dalam Djufri, 2004).
kemungkinan sama untuk jenis hewan
lainnya atau menyimpannya dalam jangka Potensi A. nilotica sebagai Spesies
waktu yang lebih lama lagi. Pemencaran biji Biopresfektif
oleh kambing dilakukan dengan cara yang A. nilotica dilaporkan mengandung
sama dengan biri-biri yaitu dengan cara l-arabinose, catechol, galactan,
mengeluarkan biji bersama air liurnya galactoaraban, galactose, N-acetyldjein
sekitar 24%, dibuang bersama kotoran kolic, N-acetyldjen kolic acid, sulphoxidess
sekitar 2.3%. Biji yang dimuntahkan pentosan, saponin dan tanin. Biji
(passed) oleh biri-biri dan kambing lebih mengandung protein kasar 18,6%, ekstrak
dari 80% bersifat dapat berkecambah eter 4,4%, serat 10,1%, ekstrak nitrogen
(viable). Pemencaran biji jarak pendek bebas 61,2%, ash 5,7% dan silika 0,44%.
dalam bentuk tumpukan lumpur yang Posfor 0,29% dan Kalsium 0,9% (Duke,
menempel pada kuku hewan selama periode 1983).
hujan (basah) atau melalui angin yang dapat Banteng jantan memperoleh biji dan kulit
menerbangkan polong dari pohon yang biji (2:1) pada kondisi harian savana yang
tinggi dengan jarak mencapai 25 m, banjir kering, bobot yang diterima adalah 1,82,
dapat membawa biji untuk jarak yang sangat 0,91, dan 5,35 kg. Total bobot yang
signifikan. Di beberapa selokan di Barat diterima/100 kg berat badan adalah 1,40 kg.
Daya Queensland di sepanjangnya tumbuh Hewan menyimpan 20,8 g N dan 7,4 g Ca
A. nilotica karena banyaknya polong yang per hari, tetapi keseimbangan P adalah
terakumulasi di dalam selokan tersebut. rendah (Pande et al., 1982). Walker (1980)
Sistem drainase ke Gulf Carpentaria dan mengemukakan kandungan C/P pada pohon
danau Eyre invasi A. nilotica di tempat A. nilotica (browse) 12,9%, dan serat kasar
tersebut sangat signifikan sebab terjadi 15,2% (Duke, 1983; McMeniman et al.
1986a).
Daun A. nilotica sangat mudah dicerna dan Kandungan tanin kental tinggi di
mengandung protein yang tinggi mikro dalam seluruh komponen organ (browsed).
nutrien dengan pengecualian Sodium cukup Kandungan dalam polong (5,4%), daun
memadai untuk kebutuhan hewan. (7,6%), kulit batang (13,5%), dan ranting
Kandungan asam amino sama dengan (15,8%). Total polifenolik dalam buah
beberapa daun rumput yang ada di padang berkisar 30-60% (Ehoche et al. 1983; Reed
rumput Mitchell. Dalam buah mengandung 1986; Tanner et al. 1990). Level tanin yang
asam glutamik dan asam aspartik yang tinggi pada bagian tumbuhan terikat dengan
tinggi dan kandungan asam amino yang protein pada level tinggi, yang dapat
rendah. Asam amino methionin (sebagai meningkatkan produksi hewan secara
asam amino esensil untuk pertumbuhan mengejutkan. Banteng memakan 45%
domba) tidak dijumpai pada buah dari minyak hasil ekstrak biji A. nilotica
material yang diambil di Australia tetapi menunjukkan diet reduksi tambahan berat
dijumpai di dalam biji material yang diambil (68 g/hari-16 g/hari) dan terjadi
dari Afrika (McMeniman et al. 1986b). pengurangan sebanyak 5% (Pande et al.
1982)
Berdasarkan data pada Tabel-7 yang masuk ke lantai hutan akan berbeda
dapat ditunjukkan bahwa rata-rata ukuran pula. Akibatnya pada tegakan A. nilotica
diameter batang A. nilotica pada kerapatan yang lebih rapat maka semakin sedikit
>2500 individu /ha terbesar adalah savana spesies yang mampu hidup di bawahnya
Balanan. Secara berurutan adalah 15,33 cm (lihat penjelasan pada bab sebelumnya).
pada savana Balanan, 8,98 savana Kramat,
dan 7,55 savana Bekol. Dengan demikian Tabel 7. Rata-rata diameter batarg dan
dapat dikemukakan bahwa bila ditinjau tinggi pohon A. nilotica dengan kerapatan <
ukuran diameter batang maka tegakan A. 2500/ha
nilotica lebih besar dibandingkan dengan LOKASI SAMPLING
savana lainnya pada tingkat kerapatan tegkan PLOT KRAMAT BALANAN BEKOL
yang sama (>2500/ha). Hal ini disebabkan DB TP DB TP DB TP
karena pada kawasan savana Balanan belum 1. 8,78 3,80 14,87 6,50 8,94 3,40
2. 9,14 3,90 15,23 6,50 7,45 3,10
pernah dilakukan upaya pemberantasan 3. 9,06 3,80 15,30 6,50 6,92 3,00
terhadap anakan A. nilotica maupun terhadap 4. 8,30 3,80 16,00 6,70 7,18 2,60
tegakan yang berukuran besar. 5. 9,07 3,70 14,35 6,00 7,74 2,80
Bila ditinjau secara keseluruhan 6. 9,06 3,60 14,80 6,20 7,52 2,50
terkait dengan ukuran rata-rata diameter 7. 9,23 3,70 15,00 6,50 7,12 2,70
batang dan tinggi pohon relatif sama pada 8. 9,17 3,80 15,20 6,60 7,61 2,70
setiap savana yang diamati. Hal ini 9. 9,12 3,70 16,00 6,70 7,28 2,60
mengindikasikan bahwa tegakan A. nilotica 10. 9,00 3,80 16,10 6,40 7,86 2,80
yang tumbuh pada kawasan tersebut 11. 8,98 3,60 14,73 6,40 7,62 2,70
12. 8,90 3,70 16,20 6,70 7,28 2,60
tergolong sebagai tegakan seumur yang 13. 8,98 3,70 15,80 6,50 7,86 2,80
tumbuh secara alami. 14. 8,86 3,70 14,90 6,30 7,61 2,70
Berdasarkan data pada Tabel 8 15. 9,07 3,70 15,40 6,30 7,28 2,60
dapat ditunjukkan bahwa rata-rata ukuran Jumlah 134,7 560, 229,90 96,8 113,27 41,60
diameter batang A. nilotica pada kerapatan 2 00 0
<2500 individu/ha terbesar adalah savana Rerata 8,98 3,73 15,33 6,45 7,55 2,77
Balanan. Secara berurutan adalah 13,08 cm
pada savana Balanan, 6,42 savana Kramat,
dan 2,33 savana Bekol. Dengan demikian Tabel 8. Rata-rata diameter batarg dan
dapat dikemukakan bahwa bila ditinjau tinggi pohon A. nilotica dengan kerapatan >
ukuran diameter batang maka tegakan A. 2500/ha
nilotica lebih besar dibandingkan dengan LOKASI SAMPLING
savana lainnya pada tingkat kerapatan tegkan PLOT KRAMAT BALANAN BEKOL
yang sama (<2500 individu/ha). DB TP DB TP DB TP
Hal ini disebabkan karena pada kawasan 1. 6,28 3,00 12,62 5,60 6,49 2,90
savana Balanan belum pernah dilakukan 2. 3,66 3,20 12,98 5,60 5,00 2,60
3. 6,56 3,10 13,05 5,60 4,47 2,60
upaya pemberantasan terhadap anakan A.
4. 5,80 3,10 13,75 5,80 4,73 2,20
nilotica maupun terhadap tegakan yang 5. 6,57 3,70 12,10 5,10 5,29 2,30
berukuran besar. 6. 6,56 3,00 12,55 5,30 5,07 2,10
Berdasarkan uraian tersebut di atas 7. 6,73 3,00 12,75 5,60 4,67 2,20
maka dapat dikemukakan bahwa tingkat 8. 6,92 3,10 12,95 4,70 5,16 2,30
kerapatan pohon berpengaruh kepada ukuran 9. 6,87 3,00 13,75 5,80 4,83 2,20
diameter batang dan tinggi pohon A. 10. 6,75 3,10 13,87 5,50 5,41 2,30
nilotica, di mana semakin tinggi kerapatan 11. 6,73 2,90 12,48 5,20 5,17 2,30
pohon A. nilotica, maka semakin kecil 12. 6,65 3,00 13,95 5,80 4,83 2,10
13. 6,73 3,00 13,55 5,60 5,41 2,30
ukuran diameter batang dan tinggi
14. 6,61 3,00 12,69 5,50 5,62 2,40
pohonnya, demikian juga sebaliknya. Hal ini 15. 6,82 3,00 13,19 5,40 4,83 2,10
diduga terkait dengan kompetisi dalam Jumlah 96,24 45,6 196,2 82,1 76,98 34,90
memperebutkan unsur hara dan ruang yang 0 3 0
berpengaruh langsung terhadap Rerata 6,42 3,00 13,08 5,47 5,13 2,33
pertumbuhan tanaman. Selain itu, pada
tingkat kerapatan tegakan A. nilotica yang Mengacu pada hasil pendataan komposisi
tinggi >2500 ha juga berpengaruh terhadap spesies pada tiga tipe tegakan A. nilotica
jumlah spesies yang mampu hidup di maka salah satu alternatif untuk
bawahnya, karena tingkat intensitas sinar mempertahankan komposisi spesies savana
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Volume 4, Nomor 1, Juni 2012, hlm 46-55