Anda di halaman 1dari 11

AUTEKOLOGI AKASIA (Acacia nilotica) (L.) Willd. ex.

Del DI TAMAN NASIONAL


BALURAN JAWA TIMUR

(Autecology of Akasia (Acacia nilotica) (l. J) Willd. Ex Del. in Baluran National Park, East
Java)

Djufri
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala
E-mail: djufri_bio@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1). Siklus hidup A. nilotica, (2). Produksi biji
dan penyebarannya di TNB, (3). Potensi A. nilotica sebagai spesies biopresfektif, dan (4). Struktur
tegakan A. nilotica di TNB.
Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui siklus hidup, produksi biji dan
penyebarannya di TNB, serta struktur tegakan dilakukan pengamatan langsung di lapangan.
Mendata produksi biji digunakan metode kuadrat bersarang sebanyak 10 buah dengan
menggunakan plastik. Data struktur tegakan diperoleh dengan membuat kuadrat permanen seluas
20 m x 20 m sebanyak 15 buah, dan pada masing-masing kuadrat diukur diameter dan tinggi
sebanyak 10 pohon. Sedangkan data untuk mengetahui potensi A. nilotica sebagai spesies
bioprospektif diperoleh dari data sekunder yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1). Ada enam tahapan siklus hidup A. nilotica
yaitu; kumpulan biji (seed bank), anakan (seedling), remaja (juvinile), dewasa (adult), bunga
(flower), dan biji dalam polong (seed-in-pods), (2). Produksi biji/pohon pada usia 3 tahun berkisar
506 biji/pohon, (3). Penyebaran biji A. nilotica di TNB melalui satwa seperti banteng, kerbau liar,
rusa, dan lain sebagainya, serta air pada saat musim hujan, (4). Potensi A. nilotica sebagai spesies
biopresfektif dapat dikembangkan baik dibidang kehutanan, kesehatan, maupun industri, (5).
Struktur tegakan A. nilotica di TNB tergolong sebagai tegakan seumur.
Kata kunci : Autekologi, A. nilotica, Taman Nasional Baluran

Abstract
This research aim to to know : ( 1). Live cycle of A. nilotica, ( 2). Sspreading and Seed
production in BNP, ( 3). Potency of A. nilotica as species bioprosfektif, and ( 4) Stand structure of
A. nilotica in BNP.
Research method used to know cycle live, spreading and seed production in BNP and
the done conducted stand structure with direct perception in field. Produce seed used a square
method having a nest counted 10 fruit by using plastic. obtained stand structure data with madely
is permanent square for the width of 20 m x 20 m of counted 15 fruit, and at each square
measured by a diameter and high counted 10 tree. While data to know potency A. nilotica as
species biprospektif obtained from data relevant secunder with problems checked.
Conclusion from this research is : (1). There are six cycle step live A. nilotica that is seed
corps, seedling, juvinile, adult, flower, and seed in pod, ( 2). Production of seed/tree at age 3 year
gyrate 506seed/tree. : (3). Seed spreading A. nilotica in BNP through animal like bull, wild
buffalo, deer and others, and also water at the rains season, ( 4). Potency of A. nilotica as species
bioprospektif can be developed forestry, health, and also industrial, and ( 5). Stand structure A.
nilotica in BNP pertained as strightened age.
Key words: Autecology, A. nilotica, Baluran National Park

PENDAHULUAN dan dinamika suatu komunitas. Berhubung


karena kajian autekologi merupakan suatu
Autekologi adalah cabang ekologi yang yang kompleks, maka pemahaman terhadap
mempelajari tentang sifat dan kelakuan individu spesies pada suatu komunitas adalah
spesies atau populasi yang berhubungan dengan penting, sebab dapat digunakan sebagai
tempat hidup mereka. Penekanan autekologi dasar untuk memahami masalah vegetasi
adalah masalah siklus hidup, distribusi individu secara keseluruhan.
spesies pada kondisi alaminya, adaptasi, Menurut Barbour et al. (1987)
perbedaan populasi dan lain-lain. Kajian autekologi adalah bagian besar ekologi
autekologi penting untuk menjelaskan struktur tumbuhan yang berurusan dengan masalah
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Volume 4, Nomor 1, Juni 2012, hlm 46-55

adaptasi dan kelakuan individu setiap spesies berduri (A. nilotica), yang semula
atau populasi yang terkait dengan tempat hidup didatangkan dari Afrika sebagai tumbuhan
mereka. Subbagian autekologi termasuk penyekat kebakaran. Kecepatan tumbuh dan
demekologi (spesiasi), ekologi populasi dan penyebaran tanaman eksotik ini telah
demografi (aturan ukuran populasi), ekologi mengakibatkan penurunan kualitas dan
fisiologi (ekofisologi), dan genekologi (genetik). kuantitas savana Baluran, merubah pola
Autekologiawan mencoba untuk menjelaskan prilaku satwa liar herbivora yang salah satu
mengapa terjadi distribusi spesies tertentu. komponen habitatnya adalah savana. Lebih
Bagaimana sifat fenologis, fisiologis, morfologis, tragis lagi merubah struktur dan komposisi
prilaku, atau sifat genetis yang tampak pada vegetasi penyusun savana Baluran.
habitat tertentu. Mereka mencoba untuk Mengingat begitu luasnya aspek
menggambarkan pengaruh lingkungan pada level yang dikaji dalam autekologi, maka
populasi, organismik, dan suborganismik. penelitian ini tidak mungkin dapat
Selanjutnya autekologiawan mencoba untuk mengungkapkan semua parameter yang
meringkas semua itu sebagai suatu pola adaptasi disebut di atas. Oleh karenanya penelitian
spesies agar tetap hidup (survive). Autekologi ini lebih memfokuskan pada beberapa
dapat bergerak dengan mudah ke dalam parameter saja yaitu; siklus hidup, produksi
spesialisasi lain di luar bidang ekologi, seperti biji dan penyebaran, struktur tegakan, dan
fisiologi, genetika, evolusi, dan biosistematik. potensi A. nilotica sebagai spesies
Aspek-aspek yang dikaji dalam bioprpsfektif.
autekologi pada individu setiap spesies
menyangkut hal berikut : identifikasi tumbuhan, METODE
asosiasi spesies tumbuhan, distribusi dan manfaat
tumbuhan, morfologi tumbuhan, sitogenetik Metode penelitian yang digunakan
spesies tumbuhan, fisiologi tumbuhan dan untuk mengetahui siklus hidup, produksi
kompleksitas lingkungan. Selain itu autekologi biji dan penyebarannya di TNB, dan
juga mengkaji masalah fenologi struktur tegakan dilakukan pengamatan
(perkecambahan, gugurnya daun, produksi buah, langsung di lapangan. Menghitung produksi
produksi biji, perbungaan, dan lain-lain) dalam biji menggunakan metode kuadrat
kaitannya dengan perbedaan musim selama bersarang sebanyak 10 buah dengan
setahun, maka aspek biotik dan abiotik harus menggunakan plastik. Data struktur tegakan
diukur secara kuantitatif pada fase pertumbuhan diperoleh dengan membuat kuadrat
yang berbeda dengan interval waktu yang teratur. permanen seluas 20 m x 20 m sebanyak 15
Kompleksitas lingkungan dibuat beberapa buah, dan pada masing-masing kuadrat
pengaruh faktor variasi kombinasi untuk setiap diukur diameter dan tinggi sebanyak 10
fase siklus hidup tumbuhan. Kemudian akan pohon. Sedangkan data untuk mengetahui
dijelaskan korelasi fenologi dengan variasi potensi A. nilotica sebagai spesies
perubahan lingkungan. Aspek yang diamati bioprospektif diperoleh dari data sekunder.
antara lain : pembungaan, penyerbukan,
perbuahan, produksi biji, pemencaran biji, HASIL DAN PEMBAHASAN
viabilitas biji, dormansi, kapasitas reproduktif,
pertumbuhan anakan, dan pertumbuhan vegetatif Siklus Hidup A. nilotica
(Shukla dan Chandel 1982). Berdasarkan pengamatan di
Savana Baluran sebagai salah satu ciri lapangan dapat dikemukakan bahwa ada
khas dan identitas Taman Nasional Baluran enam tahapan siklus hidup A. nilotica
mempunyai arti yang sangat penting, apabila sebagai berikut ; kumpulan biji (seedbank),
kelestariannya terganggu akan berpengaruh anakan (seedling), remaja (juvinele),
terhadap ekosistem-ekosistem lainnya (Sabarno, dewasa (adult), bunga (flowers), dan biji di
2002). Savana di daerah ini terluas di pulau Jawa dalam polong (seeds-in-pods), siklus hidup
dan berada di dalam kawasan konservasi, tersebut dapat digambarkan dalam bentuk
luasnya mencapai sekitar 10.000 ha atau 40% diagram, disajikan pada Gambar-6. Bunga
dari luas seluruh kawasan. Oleh karenanya, dan biji di dalam polong merupakan fase
setiap tekanan atau gangguan terhadap endogen yaitu fase hidup dari anakan
kelestarian ekosistem ini harus ditangani secara sampai dewasa. Pendekatan siklus hidup
sungguh-sungguh. Salah satu gangguan yang tersebut termasuk di dalamnya pemilihan
sangat mengkhawatirkan dan merupakan bunga yang mengalami aborsi dan polong
ancaman terbesar bagi kelestarian ekosistem ini yang mengalami kerusakan akibat
adalah semakin meluasnya invasi spesies akasia kekeringan.
Djufri, Autekologi Akasia (Accacia nilotica) (L.) Willd. ex. Del. Di Taman Nasional Baluran Jawa Timur

Siklus tersebut juga termasuk Menurut Barbour et al. (1987)


mekanisme untuk perkecambahan, kerusakan bahwa satu pendekatan terhadap demografi
biji, pertumbuhan, maturasi, pengaruh kepadatan tumbuhan adalah dengan mendeskripsikan
terhadap pertumbuhan dan mortalitas, reproduksi berbagai stadia sejarah hidup (life history)
(termasuk yang mengalami aborsi), herbivora, suatu tumbuhan dan mengkualifikasikan
kompetisi interspesifik dengan spesies rumput jumlah yang hadir pada setiap stadia. Setiap
dan perbedaan pemencaran biji dalam kaitannya tumbuhan mempunyai stadia tertentu dalam
dengan pola penyimpanan (Radford et al. 1999). sejarah hidupnya. Biji yang hadir di dalam
Di Taman Nasional Baluran A. nilotica tanah diacu sebagai seed pool atau bank biji
berbunga dari April sampai Juni, sedangkan Juli- (seed bank). Beberapa dari biji ini
Agustus pembentukan buah. Pada akhir Agustus berkecambah untuk menjadi semai
sebagaian besar buah telah jatuh. Jumlah (seedling). Lingkungan bertindak sebagai
produksi buah bergantung pada ukuran pohon penyaring, sehingga beberapa semai
dan jumlah cabang, semakin besar ukuran pohon terbentuk dan biji yang lainnya tetap berada
dengan jumlah cabang yang banyak, maka sebagai bank biji. Beberapa tumbuhan mati
semakin banyak pula produksi buahnya. sebelum mencapai stadia dewasa yang
Mengacu pada Gambar-6, maka reproduktif, dan ada yang membentuk
perubahan ukuran populasi A. nilotica menurut anakan vegetatif baru melalui reproduksi
waktu dapat ditentukan, yaitu melalui vegetatif. Unit populasi yang dihasilkan
pengamatan laju kelahiran dan kematian. Dengan secara vegetatif diacu sebagai remets.
menentukan laju kelahiran dan kematian individu Sedangkan genets diacu sebagai unit
setiap umur dalam suatu populasi, maka dapat populasi yang dihasilkan dari biji.
diproyeksikan berapa lama kiranya suatu Dua tumbuhan dengan umur sama
individu hidup, kapan akan menghasilkan anakan yang mempunyai perbedaan besar dalam
dan berapa banyak, serta keseluruhan perubahan hal ukuran dan bentuk karena keadaan
jumlah dalam populasi pada waktu tertentu. lingkungan mempunyai pengaruh yang
Karena sifat plastisitas dan kompleksitas berbeda sebagai bagian dari populasi.
morfologi tumbuhan dan kemampuan untuk Sebagai contoh, suatu tumbuhan berukuran
memproduksi secara aseksual, maka setiap besar dapat menghasilkan lebih banyak biji
individu tumbuhan dapat mempunyai bentuk dari pada tumbuhan berukuran kecil.
berbeda, dan ini tergantung pada keadaan Karenanya ini penting untuk menentukan
sekitarnya. Namun data yang kongkrit tentang modul pertumbuhan dan membuat konsep
demografi siklus hidup A. nilotica di lapangan
sangat sulit diperoleh secara komprehensif, untuk
itu diperlukan riset yang mendalam dan waktu
yang lebih panjang di laboratorium sehingga fase
siklus hidup dapat diungkapkan secara detil dan
komprehensif.

Gambar 6. Siklus hidup A. nilotica

bahwa tumbuhan sebagai metapopulasi atau populasi tumbuhan dengan pendekatan


suatu populasi modul. Kita dapat hipotesis populasi pohon. Pertumbuhan dan
mengetahui kompleksitas dinamik suatu reproduksi pohon tergantung pada kondisi
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Volume 4, Nomor 1, Juni 2012, hlm 46-55

lingkungan. Respon tersebut dilakukan cabang yang banyak, sehingga menghasilkan


dengan dua cara : (1). Bertambah banyak buah lebih banyak dibandingkan pohon yang
dengan menghasilkan biji dan dengan berukuran kecil. Pohon yang diamati dalam
demikian membentuk genet baru, (b). penelitian ini berukuran kecil dengan
Merubah keseluruhan bentuk dan orientasi diameter batang rata-rata 5,99 dan tinggi
tubuh tumbuhan. Proliferasi modul dapat pohon berkisar 3,41 khususnya di daerah
menggunakan sumber daya yang tersedia savana Bekol. Sedangkan di daerah savana
dan menahan pembentukan individu baru Balanan karakter pohonnya relatif berukuran
dan biji (Barbour et al. 1987). lebih besar, mencapai diameter 20 cm
Gejala tersebut di atas dapat dengan tinggi pohon mencapai 8-9 m. Pada
diamati pada siklus hidup A. nilotica, daerah ini produksi biji dapat mencapai
dimana tingkat kerapatan pohon 60.000-75.000 biji/pohon.
berpengaruh terhadap ukuran diameter Produksi biji A. nilotica sangat
batang, jumlah cabang yang terbentuk, tinggi jika pohon berukuran besar dan
jumlah bunga, jumlah polong dan biji yang tumbuh di sekitar saluran air. Pohon-pohon
dihasilkan. Dengan demikian, strategi yang di tanam di sepanjang saluran air
tumbuhan untuk tetap survive adalah dengan (drainase), dam atau selokan. Produksi biji
mengoptimalkan sumber daya yang tersedia jumlahnya sangat besar setiap tahun. Di
untuk membentuk organ reproduktif seperti tempat dengan sumber air yang tidak
bunga dan buah, sehingga siklus hidupnya permanen, maka produksi biji rendah (hanya
dapat berlangsung secara terus menerus. sedikit buah per pohon) kecuali pada musim
dengan jumlah curah hujan yang signifikan.
Produksi Biji dan Penyebaran A. nilotica Menurut Bolton et al. (1987). Sepanjang 3
di Taman Nasional Baluran km dari saluran air (bore drain) menurut
Berdasarkan data yang diperoleh hasil riset dari Stasiun Riset Toorak (Toorak
dapat dikemukakan bahwa rata-rata produksi Risearch Station) mengestimasi produksi
biji A. nilotica pada usia 3 tahun berkisar biji A. nilotica di Australia pada tahun
506 biji/pohon. Jumlah biji yang dihasilkan 1986/1988 dan 1987/1988 adalah 18,6 dan
dipengaruhi oleh ukuran pohon dan jumlah 24 juta biji. Ada korelasi yang kuat antara
cabang yang dihasilkan, pohon yang basal area dengan jumlah biji yang
berukuran besar menghasilkan jumlah dihasilkan.
Umur biji yang diproduksi oleh perkecambahan biji dan menyebabkan biji
pohon pada saluran air adalah antara 10 dan memiliki kemampuan untuk berdormansi.
12 bulan, tetapi dapat juga lebih panjang. Secara alami A. nilotica berkembang biak
Biji yang dihasilkan tergolong keras bila dan menyebar malalui biji. Penyebaran
tidak ada suplai air yang permanen. Bila tumbuhan ini di TNB dibantu oleh beberapa
polong yang mengandung biji jatuh, maka perantara, yaitu air dan satwa.
mereka segera dimakan hewan dan biji Pada saat musim hujan, biji-biji
tersebut disebarkan oleh hewan. Biji yang yang masih tertinggal di tanah dan tidak
mati cepat dikonsumsi, dan direduksi oleh termakan oleh herbivora akan terbawa oleh
predasi seperti insekta. Misalnya insekta aliran air dan membentuk curah atau sungai-
jenis Caryedon serratus (Coleoptera; sungai kecil yang mampu menghanyutkan
Bruchidae) sebagai kumbang yang sering biji-biji yang terdapat di permukaan tanah ke
dijumpai di dalam biji dan Bruchidius tempat lain. Pergesekan yang terjadi antara
sahbergi Schilsky (Coleoptera : Bruchidae), kulit biji dengan tanah atau batu-batu kecil
insekta melubangi biji untuk masuk ke menyebabkan kulit biji semakin menipis
dalamnya dapat dipakai sebagai upaya sehingga mempermudah ditembus oleh air
pengendalian secara biologi, tanpa dan dapat merangsang atau menstimulasi
menghancurkan biji jika hewan memakan proses perkecambahan biji tersebut.
biji segera setelah mengalami kematangan. Penyebaran biji A. nilotica oleh
Konsekkuensinya, pengendalian secara satwa dilakukan oleh herbivora yang
biologi demikian melalui perusakan biji oleh memakan biji yang kaya akan protein dan
insekta sangat tidak efektif (Lamprey et al. karbohidrat sebagai bahan makanan
1974). pengganti rumput-rumputan selama musim
A. nilotica merupakan salah satu kemarau. Adanya kulit biji yang tebal dan
spesies tumbuhan yang mempunyai biji keras, menyebabkan biji yang ditelan tidak
dengan kulit tebal, keras dan sulit ditembus dapat dicerna oleh satwa. Biji-biji akan
air. Hal ini sesungguhnya menyulitkan berada dalam saluran pencernaan (terutama
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Volume 4, Nomor 1, Juni 2012, hlm 46-55

lambung) selama 12-48 jam, melalui terubusan (hasil pertumbuhan tunas vegatatif
berbagai proses aktivitas lambung seperti yang dorman). Kecepatan pertumbuhan
pencucian, penyamakan dan penggosokan anakan A. nilotica pada savana Bekol
yang menyebabkan kulit biji menjadi lebih tergolong pesat tingginya mencapa 100 cm
tipis dan permiabel (dapat ditembus oleh dalam waktu singkat.
molekul-molekul air). Aktivitas dan kondisi Selain didukung oleh kondisi iklim
lambung herbivora juga dapat memberi tipe D (kering) dengan curah hujan 900-
keuntungan lain yaitu mematikan berbagai 1600 mm/tahun, faktor lain yang menjadi
jenis parasit seperti larva serangga yang penyebab meluasnya invasi A. nilotica
terdapat pada biji sehingga meningkatkan tingkat anakan adalah tingginya tingkat
prosentase kemungkinan biji-biji tersebut regenerasi dan kemampuan untuk bertahan
dapat hidup. Biji-biji tersebut selanjutnya ke hidup. A. nilotica tergolong tumbuhan
luar bersama kotoran satwa yang berperan Throphyta yaitu tumbuhan yang dapat hidup
sebagai media zat hara yang dibutuhkan dengan baik pada kelembaban udara yang
untuk perkecambahan. Pada musim hujan, rendah sehingga dalam kondisi air terbatas
biji-biji yang ke luar bersama kotoran satwa (curah hujan yang rendah) tetap dapat
akan berkecambah lebih awal dibanding biji melakukan regenerasi vegetatif. Hal ini
tersimpan di dalam tanah. Selain itu, kondisi dapat terlihat dengan munculnya kembali
tanah Baluran yang berlumpur, lembek dan tunas-tunas dorman (regenerasi vegetatif)
lengket saat musim hujan menyebabkan biji- yang terdapat di sisa-sisa tunggak yang
biji yang jatuh bercampur dengan lumpur, belum sempat dicabut dan dibakar atau
sehingga melekat serta terbawa oleh kaki batang-batang pohon tertinggal. Pada musim
atau terjepit di sela-sela kuku satwa dan hujan pertumbuhan tunas-tunas dorman
terbawa ke berbagai kawasan TNB. tersebut berlangsung dengan cepat dan subur
Saat ini A. nilotica telah tersebar di sehingga dengan segera membentuk
hampir seluruh savana yang ada di kawasan terubusan atau semak berduri yang rapat dan
Taman Nasional Baluran antara lain savana sulit untuk ditembus dengan ketinggian
Bekol, Kramat, Kajang, Balanan, mencapai 4,5 m dan lebar tajuk 1,5 m.
Lempuyang, Dadap, Asam Sabuk, Curah Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
Udang, Widuri dan Merak. Pada savana pertumbuhan A. nilotica sangat pesat,
Kramat, Kajang dan Balanan, tumbuhan ini sehingga antara rencana kerja yang disusun
telah membentuk kanopi tertutup. Savana oleh BTNB dalam rangka pencabutan
yang belum terinvasi seluruhnya hanya anakan A. nilotica sudah tidak sesuai.
Talpat. Selain di dearah savana, tumbuhan Pemencaran biji A. nilotica terjadi
ini juga dapat ditemukan di daerah hutan dengan beberapa cara. Pemencaran jarak
pantai seperti Kelor dan Popongan. yang jauh dilakukan oleh hewan dengan
Kondisi iklim dan alam TNB memakan biji, kemudian membawanya
merupakan faktor pendukung cepatnya keseluruh kawasan TNB. Menurut Harvey
penyebaran serta suburnya pertumbuhan A. dalam Djufri 2004 bahwa penyebaran A.
nilotica. Intensitas cahaya matahari yang nilotica di Australia oleh sapi sangat efektif
tinggi dan kekeringan merupakan pendorong sebagai agen dalam pemencaran biji
utama dimakannya biji-biji A. nilotica oleh mencapai 81% biji yang ditelan dibawa oleh
herbivora seperti banteng (Bos javanicus), hewan masih dalam keadaan utuh. Hasil tes
rusa (Cervus timorensis), kijang (Mutiacus menunjukkan bahwa paling sedikit 41% dari
muntjak) dan kerbau liar (Bubalus bubalus) biji tersebut dapat berkecambah secara
atau mamalia lain seperti babi hutan (Sus cepat. Selain dari pada itu kehadiran biji di
sp.). Biji-biji yang ke luar bersama kotoran lingkungan yang menguntungkan (dengan
satwa tersebar di seluruh kawasan yang pemupukan) berperan penting untuk
dilintasi oleh satwa tersebut. mendukung survival dibandingkan dengan
Intensitas cahaya matahari yang biji yang tumbuh pada tempat yang terbuka.
tinggi, dan curah hujan yang tinggi Pemencaran biji oleh biri-biri melalui tiga
sepanjang tahun, selain merangsang mekanisme berikut : (a). Biji dikeluarkan
pertumbuhan biji-biji yang dorman, juga bersama air liurnya dan buah polong
meransang pertumbuhan biji yang tersebar mengalami kerusakan (35%), biasanya
di seluruh kawasan. Pada areal savana Bekol dijumpai di bawah pohon. (b). Biji
terbuka (bebas dari tegakan A. nilotica) dikeluarkan bersama air liur bersama
dalam waktu singkat segera ditumbuhi material muntahan (14%). (c). Biji yang
kembali oleh anakan (seedling) dan tersisa di dalam pencernaan hewan (2%).
Djufri, Autekologi Akasia (Accacia nilotica) (L.) Willd. ex. Del. Di Taman Nasional Baluran Jawa Timur

Perjalanan biji di dalam saluran penyebaran secara inter dan intra (Harvey
pencernaan kurang lebih 4 hari dan dalam Djufri, 2004).
kemungkinan sama untuk jenis hewan
lainnya atau menyimpannya dalam jangka Potensi A. nilotica sebagai Spesies
waktu yang lebih lama lagi. Pemencaran biji Biopresfektif
oleh kambing dilakukan dengan cara yang A. nilotica dilaporkan mengandung
sama dengan biri-biri yaitu dengan cara l-arabinose, catechol, galactan,
mengeluarkan biji bersama air liurnya galactoaraban, galactose, N-acetyldjein
sekitar 24%, dibuang bersama kotoran kolic, N-acetyldjen kolic acid, sulphoxidess
sekitar 2.3%. Biji yang dimuntahkan pentosan, saponin dan tanin. Biji
(passed) oleh biri-biri dan kambing lebih mengandung protein kasar 18,6%, ekstrak
dari 80% bersifat dapat berkecambah eter 4,4%, serat 10,1%, ekstrak nitrogen
(viable). Pemencaran biji jarak pendek bebas 61,2%, ash 5,7% dan silika 0,44%.
dalam bentuk tumpukan lumpur yang Posfor 0,29% dan Kalsium 0,9% (Duke,
menempel pada kuku hewan selama periode 1983).
hujan (basah) atau melalui angin yang dapat Banteng jantan memperoleh biji dan kulit
menerbangkan polong dari pohon yang biji (2:1) pada kondisi harian savana yang
tinggi dengan jarak mencapai 25 m, banjir kering, bobot yang diterima adalah 1,82,
dapat membawa biji untuk jarak yang sangat 0,91, dan 5,35 kg. Total bobot yang
signifikan. Di beberapa selokan di Barat diterima/100 kg berat badan adalah 1,40 kg.
Daya Queensland di sepanjangnya tumbuh Hewan menyimpan 20,8 g N dan 7,4 g Ca
A. nilotica karena banyaknya polong yang per hari, tetapi keseimbangan P adalah
terakumulasi di dalam selokan tersebut. rendah (Pande et al., 1982). Walker (1980)
Sistem drainase ke Gulf Carpentaria dan mengemukakan kandungan C/P pada pohon
danau Eyre invasi A. nilotica di tempat A. nilotica (browse) 12,9%, dan serat kasar
tersebut sangat signifikan sebab terjadi 15,2% (Duke, 1983; McMeniman et al.
1986a).

Daun A. nilotica sangat mudah dicerna dan Kandungan tanin kental tinggi di
mengandung protein yang tinggi mikro dalam seluruh komponen organ (browsed).
nutrien dengan pengecualian Sodium cukup Kandungan dalam polong (5,4%), daun
memadai untuk kebutuhan hewan. (7,6%), kulit batang (13,5%), dan ranting
Kandungan asam amino sama dengan (15,8%). Total polifenolik dalam buah
beberapa daun rumput yang ada di padang berkisar 30-60% (Ehoche et al. 1983; Reed
rumput Mitchell. Dalam buah mengandung 1986; Tanner et al. 1990). Level tanin yang
asam glutamik dan asam aspartik yang tinggi pada bagian tumbuhan terikat dengan
tinggi dan kandungan asam amino yang protein pada level tinggi, yang dapat
rendah. Asam amino methionin (sebagai meningkatkan produksi hewan secara
asam amino esensil untuk pertumbuhan mengejutkan. Banteng memakan 45%
domba) tidak dijumpai pada buah dari minyak hasil ekstrak biji A. nilotica
material yang diambil di Australia tetapi menunjukkan diet reduksi tambahan berat
dijumpai di dalam biji material yang diambil (68 g/hari-16 g/hari) dan terjadi
dari Afrika (McMeniman et al. 1986b). pengurangan sebanyak 5% (Pande et al.
1982)

A. nilotica mengandung tanin yang mencapai 36%; 10% di antaranya termasuk


dapat digunakan untuk membuat kue biji dari rata-rata penambahan per hari menurun
katun (cotton seed) untuk melindungi rumen mencapai 18% (Ehoche et al. 1983). Biri-
dari degradasi protein. Termasuk 5% tanin biri memakan polong A. nilotica dan bahan
(kemungkinan total polifenolik), tambahan kasar yang dikandungnya 204 dan 347 g/hari
berat basah dari anak biri-biri meningkat yang mempunyai (Tanner et al. 1990).

A. nilotica juga telah dimanfaatkan sebagai spesies yang prosfektif layak


secara tradisonal di beberapa negara seperti diperhitungkan dan dikembangkan, baik
India, Sudan, Australia, beberap negara di ditinjau dari aspek manfaat di bidang
Afrika. Berdasarkan data tersebut dapat kehutanan, pertanian, industri, maupun
dikemukan bahwa potensi A. nilotica kesehatan. Namun yang menjadi persoalan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Volume 4, Nomor 1, Juni 2012, hlm 46-55

bahwa A. nilotica tumbuh di kawasan industri farmasi. Mengingat SDAH


konservasi, dimana kelestariannya harus merupakan pustaka kimia yang sangat
dijaga sebaik mungkin, sedangkan A. potensial dalam upaya pencarian obot-
nilotica justru menjadi ancaman bagi obatan baru (biopresfecting), serta pustaka
kelestarian ekosistem TNB. Dengan gen yang amat dibutuhkan untuk
demikian, potensi yang dimiliki oleh A. mengembangkan industri dan ketahanan
nilotica dapat digali dan diungkapkan lebih pangan.
lanjut pada spesies yang hidup di luar Studi tentang Sumber Daya Alam
kawasan TNB, yaitu yang tumbuh secara liar Hayati di tingkat molekul juga telah mampu
di pegunungan sekitar TNB, khususnya desa menguak tabir atau rahasia, bahwa setiap
Bajulmati, Wonorejo, dan Pandean mahluk hidup menyimpan potensi yang luar
Kabupaten Banyuwangi. biasa. Setiap helai daun dapat dipandang
Menurut Sukara (2002) kemajuan sebagai pustaka kimia yang tiada tara.
dalam bidang bioteknologi telah membuka Berbagai kemajuan dalam bidang biologi
cakrawara baru tentang Sumber Daya Alam molekuler terus berjaya, dan tiba-tiba saja
Hayati (SDAH) yang sebelumnya tidak SDAH menjadi sangat berharga, khususnya
pernah dibayangkan. Diketahuinya cara sebagai sumber gen dan sebagai sumber
mengisolasi gen atau senyawa kimia yang bahan kimia. Oleh karena itu, ekstrak yang
berfungsi untuk mengkode sesuatu sifat dari diperoleh dari SDAH sekalipun jumlahnya
suatu mahluk hidup dan diketahuinya cara amat sedikit (mikro-liter) bernilai puluhan
memindah-mindahkan gen tersebut dari satu atau ratusan dolar dan bahkan puluhan ribu
mahluk hidup ke mahluk hidup lainnya dolar. Ekstrak ini diperjualbelikan sebagai
secara bebas dan tanpa batas (rekayasa bahan baku industri gen dan industri obat
genetika) telah mendorong perkembangan moderen. SDAH tiba-tiba menjadi sumber
ilmu biologi secara luar biasa. Pada saat ini bisnis baru yang menjanjikan, sehingga
gen dari suatu tanaman ke tanaman yang lain SDAH berubah menjadi emas hijau yang
dapat dipindahkan meskipun tidak sejenis. diandalkan oleh semua negara.
Gen dapat pula dipindahkan dari kuman ke Saat ini SDAH mencuat ke
tanaman atau ke hewan atau sebaliknya. permukaan dunia dan banyak dipergunakan
Kejadian ini telah membuka peluang dalam berbagai kegiatan ekonomi baru,
berkembangnya bidang pertanian modern, ekonomi yang menggunakan sumber daya
kesehatan (industri farmasi) dan lingkungan. alam ini sebagai basisnya. Ekonomi
Salah satu spesies yang memiliki prospek semacam ini dikenal dengan istilah bio-
seperti diurikan di atas adalah A. nilotica economy. Banyak ilmuwan dunia yang
(Tabel-6). Dengan demikian diperlukan memprediksi, bahwa dominasi gelombang
penelitian lebih mendalam terhadap A. peradaban yang akan datang adalah bio-
nilotica dalam rangka mengungkapkan economy, menyusul diakhirinya puncak
karakter dasar yang dimilikinya serta pencapaian ilmu-ilmu fisika pada abad ke
pengujian lebih lanjut tentang 20. Abad 21 ini adalah milik biologi. Peran
pemanfaatannya dalam skala industri, baik Lembaga Riset Nasional dan para peneliti di
dibidang kehutanan, pertanian, dan industri Perguruan Tinggi sangat menentukan untuk
(industri farmasi). Upaya tersebut belum masa yang akan datang (Sukara, 2002).
dilakukan secara serius khususnya terhadap
A. nilotica yang hidup di Indonesia. Dengan Struktur Tegakan A. nilotica
demikian, peluang ini juga sekaligus Struktur tegakan A. nilotica,
menjadi tantangan bagi semua ilmuan yang meliputi data tentang diameter batang dan
tertarik tentang ilmu dasar (basic science) tinggi pohon di wilayah penelitian disajikan
dan kimia bahan alam, dalam rangka pada Tabel 7 dan 8.
mencari sumber baru sebagai bahan baku
Djufri, Autekologi Akasia (Accacia nilotica) (L.) Willd. ex. Del. Di Taman Nasional Baluran Jawa Timur

Berdasarkan data pada Tabel-7 yang masuk ke lantai hutan akan berbeda
dapat ditunjukkan bahwa rata-rata ukuran pula. Akibatnya pada tegakan A. nilotica
diameter batang A. nilotica pada kerapatan yang lebih rapat maka semakin sedikit
>2500 individu /ha terbesar adalah savana spesies yang mampu hidup di bawahnya
Balanan. Secara berurutan adalah 15,33 cm (lihat penjelasan pada bab sebelumnya).
pada savana Balanan, 8,98 savana Kramat,
dan 7,55 savana Bekol. Dengan demikian Tabel 7. Rata-rata diameter batarg dan
dapat dikemukakan bahwa bila ditinjau tinggi pohon A. nilotica dengan kerapatan <
ukuran diameter batang maka tegakan A. 2500/ha
nilotica lebih besar dibandingkan dengan LOKASI SAMPLING
savana lainnya pada tingkat kerapatan tegkan PLOT KRAMAT BALANAN BEKOL
yang sama (>2500/ha). Hal ini disebabkan DB TP DB TP DB TP
karena pada kawasan savana Balanan belum 1. 8,78 3,80 14,87 6,50 8,94 3,40
2. 9,14 3,90 15,23 6,50 7,45 3,10
pernah dilakukan upaya pemberantasan 3. 9,06 3,80 15,30 6,50 6,92 3,00
terhadap anakan A. nilotica maupun terhadap 4. 8,30 3,80 16,00 6,70 7,18 2,60
tegakan yang berukuran besar. 5. 9,07 3,70 14,35 6,00 7,74 2,80
Bila ditinjau secara keseluruhan 6. 9,06 3,60 14,80 6,20 7,52 2,50
terkait dengan ukuran rata-rata diameter 7. 9,23 3,70 15,00 6,50 7,12 2,70
batang dan tinggi pohon relatif sama pada 8. 9,17 3,80 15,20 6,60 7,61 2,70
setiap savana yang diamati. Hal ini 9. 9,12 3,70 16,00 6,70 7,28 2,60
mengindikasikan bahwa tegakan A. nilotica 10. 9,00 3,80 16,10 6,40 7,86 2,80
yang tumbuh pada kawasan tersebut 11. 8,98 3,60 14,73 6,40 7,62 2,70
12. 8,90 3,70 16,20 6,70 7,28 2,60
tergolong sebagai tegakan seumur yang 13. 8,98 3,70 15,80 6,50 7,86 2,80
tumbuh secara alami. 14. 8,86 3,70 14,90 6,30 7,61 2,70
Berdasarkan data pada Tabel 8 15. 9,07 3,70 15,40 6,30 7,28 2,60
dapat ditunjukkan bahwa rata-rata ukuran Jumlah 134,7 560, 229,90 96,8 113,27 41,60
diameter batang A. nilotica pada kerapatan 2 00 0
<2500 individu/ha terbesar adalah savana Rerata 8,98 3,73 15,33 6,45 7,55 2,77
Balanan. Secara berurutan adalah 13,08 cm
pada savana Balanan, 6,42 savana Kramat,
dan 2,33 savana Bekol. Dengan demikian Tabel 8. Rata-rata diameter batarg dan
dapat dikemukakan bahwa bila ditinjau tinggi pohon A. nilotica dengan kerapatan >
ukuran diameter batang maka tegakan A. 2500/ha
nilotica lebih besar dibandingkan dengan LOKASI SAMPLING
savana lainnya pada tingkat kerapatan tegkan PLOT KRAMAT BALANAN BEKOL
yang sama (<2500 individu/ha). DB TP DB TP DB TP
Hal ini disebabkan karena pada kawasan 1. 6,28 3,00 12,62 5,60 6,49 2,90
savana Balanan belum pernah dilakukan 2. 3,66 3,20 12,98 5,60 5,00 2,60
3. 6,56 3,10 13,05 5,60 4,47 2,60
upaya pemberantasan terhadap anakan A.
4. 5,80 3,10 13,75 5,80 4,73 2,20
nilotica maupun terhadap tegakan yang 5. 6,57 3,70 12,10 5,10 5,29 2,30
berukuran besar. 6. 6,56 3,00 12,55 5,30 5,07 2,10
Berdasarkan uraian tersebut di atas 7. 6,73 3,00 12,75 5,60 4,67 2,20
maka dapat dikemukakan bahwa tingkat 8. 6,92 3,10 12,95 4,70 5,16 2,30
kerapatan pohon berpengaruh kepada ukuran 9. 6,87 3,00 13,75 5,80 4,83 2,20
diameter batang dan tinggi pohon A. 10. 6,75 3,10 13,87 5,50 5,41 2,30
nilotica, di mana semakin tinggi kerapatan 11. 6,73 2,90 12,48 5,20 5,17 2,30
pohon A. nilotica, maka semakin kecil 12. 6,65 3,00 13,95 5,80 4,83 2,10
13. 6,73 3,00 13,55 5,60 5,41 2,30
ukuran diameter batang dan tinggi
14. 6,61 3,00 12,69 5,50 5,62 2,40
pohonnya, demikian juga sebaliknya. Hal ini 15. 6,82 3,00 13,19 5,40 4,83 2,10
diduga terkait dengan kompetisi dalam Jumlah 96,24 45,6 196,2 82,1 76,98 34,90
memperebutkan unsur hara dan ruang yang 0 3 0
berpengaruh langsung terhadap Rerata 6,42 3,00 13,08 5,47 5,13 2,33
pertumbuhan tanaman. Selain itu, pada
tingkat kerapatan tegakan A. nilotica yang Mengacu pada hasil pendataan komposisi
tinggi >2500 ha juga berpengaruh terhadap spesies pada tiga tipe tegakan A. nilotica
jumlah spesies yang mampu hidup di maka salah satu alternatif untuk
bawahnya, karena tingkat intensitas sinar mempertahankan komposisi spesies savana
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Volume 4, Nomor 1, Juni 2012, hlm 46-55

yang telah terinvasi A. nilotica adalah Board, Brisbance. Internal


dengan penjarangan tegakan. Berdasarkan Report. Nopember 1985.
temuan di lapangan menunjukkan bahwa Djufri. (2004). REVIEW: Acacia nilotica
paling tidak tingkat kerapatan tegakan A. (L.) Willd. ex Del. dan
nilotica dipertahankan <2500 individu/ha. Permasalahannya di Taman
Dalam kondisi demikian spesies yang Nasional Baluran Jawa Timur.
mampu hidup di bawahnya mencapai 22 Biodiversitas. 5(2):96-104.
spesies di savana Bekol, 6 spesies di Duke, J.A. 1981. Handbook of legums of
antaranya adalah rumput yaitu Brachiaria world economic importance.
reptans, Dichantium coricosum, Polytrias Plenum Press. New York.
amaura, Dactyloctenium aegyptium, Duke. 1983. Medicinal palnts of the Bible.
Oplismenus burmanii, dan Axonopus Trado-Medic Books, Owerri, New
compressus. Savana Kramat dijumpai 10 York.
spesies, 4 spesies di antaranya adalah Ehoche, O.W., Y.M. Theresa, V.
rumput yaitu Brachiaria reptans, Buvanendran, and I.F. Adu. 1983.
Dichantium coricosum, Polytrias amaura, The nutritive value of tannin treated
Oplismenus burmanii. Sedangkan di savana cottonseed cake for growing lambs.
Balanan dijumpai 14 spesies, 3 di antaranya Journal of Animal Production
adalah rumput yaitu Dichantium coricosum, Research 3:15-25.
Oplismenus burmanii, dan Axonopus Gupta, R.K. 1970. Resource survey of
compressus. gummiferous acacias in Western
Rajasthan. Tropical Ecology 11.
SIMPULAN 148-161.
Lamprey, H.F., Halevy, G. and Makacha, S.
Berdasarkan hasil analisis data 1974. Interaction between Acacia,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan bruchid seeds (Acacia nilotica) for
berikut : (1). Ada enam tahapan siklus hidup use as livestock feed. Animal Feed
A. nilotica yaitu; kumpulan biji (seed bank), Science and Technology 11: 45-48.
anakan (seedling), remaja (juvinile), dewasa Mahgoub, S. 1979. On the subspecies of
(adult), bunga (flower), dan biji dalam Acacia nilotica in the Sudan. Sudan
polong (seed-in-pods), (2). Produksi Silva 4:57-62.
biji/pohon pada usia 3 tahun berkisar 506 N.A.S. 1980. Firewood crop. Shrub and tree
biji/pohon, (3). Penyebaran biji A. nilotica di species for energy production.
TNB melalui satwa seperti banteng, kerbau National Academy of Sciences,
liar, rusa, dan lain sebagainya, serta air pada Washington, DC.
saat musim hujan, (4). Potensi A. nilotica Nasroun, T.H. 1979. Pulp and paper making
sebagai spesies biopresfektif dapat properties of some tropical
dikembangkan baik dibidang kehutanan, hardwood species grown in the
kesehatan, maupun industri, (5). Struktur Sudan. Sudan Silva 4: 22-32.
tegakan A. nilotica di TNB tergolong sebagai New. T.R. 1984. A. Biology of Acacia.
tegakan seumur. Melbourne: Oxford University
Press.
DAFTAR PUSTAKA McMeniman, N.P., I.F. Beale, and G.M.
Murphy. 1986a. The nutritional
Ayoub, S.M.H. 1983. Algicidal properties of evaluation of south-west
Acacia nilotica. Fitoterapia 53 Queensland pasture. I. The
(55-56): 175-178. botanical and nutrien content of
Barbour, G.M., J.K. Burk and W.D. Pitts. diets selected by sheep grazing
(1987). Terrestrial Plant on mitchell grass and
Ecology. The mulga/grassland association.
Benyamin/Cummings Publshing. Australian Journal of
Inc., New York. Agricultural Research 37: 289-
Bolton, M.P. and James P.A. 1985. A. 302.
survey of prickly acacia (Acacia McMeniman, N.P. 1986b. The nutritional
nilotica) in five Western evaluation of south-west
Queensland shires. Stock Routes Queensland pasture. II. The
and Rural Lands Protection intake and digestion of organic
matter and nitrogen by sheep
Djufri, Autekologi Akasia (Accacia nilotica) (L.) Willd. ex. Del. Di Taman Nasional Baluran Jawa Timur

grazing on mitchell grass and East African Browse Species.


mulga/grassland association. Journal of Range Management
Australian Journal of 39: 5-7.
Agricultural Research 37:303- Shukla, R.S. and P.S. Chandel. (1982). Plant
314. Ecology. S. Chand & Company
Pande, M.B., P.M. Talpada, Z.N. Patel, L.P. LTD., Ram Nagar, New Delhi.
Purohit, and P.C. Shukla. 1982. Shetty, K.A.B. 1977. Social forestry in
Note on processed babul feeding Tamil Nadu. Indian Farming 26,
to mature Kankrej bullocka. 82.
Indian Journal of Animal Science Sukara Endang. 2002. Sumber Daya Alam
52:798-799. Hayati dan Pencarian Bahan
Radford, I.D. D.J. Kriticos, M. Nicholas, Baku Obat (Bioprspecting).
and J.R. Brown. 1999. Towords Prosiding Simposium Nasional II
an integrated approach to Tumbuhan Obat dan Aromatik.
management of Acacia nilotica LIPI, KEHATI, APINMAP,
in northern Australia. UNESCO, and JICA. Bogor.
Proceedings of the VI Umalkar, C.V., S. Begum, K.M.A.
International Rangeland Nehimiah. 1976. Inhibitory effect
Congress, Jul, 17-23 1999. of Acacia nilotica extract on
Townsville. pectolytic enzyme production by
Reed, J.D. 1986. Relationship among some pathogenic fungi. Indian
soluble phenolic, insoluble Phytopatghology (publ. 1977) 29
proanthocyanidins and fibri in (4): 469-470.

Anda mungkin juga menyukai