Anda di halaman 1dari 192

KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

SISTEM PENCERNAAN

1
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Definisi: Proses penyederhanaan makanan secara fisik dan kimiawi


menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan ke seluruh
tubuh melalui sistem peredaran darah

Saluran pencernaan:
-mulut dan rongga mulut
-faring
Organ-organ
-esofagus
Pencernaan
-lambung
-pilorus
-usus
-anus

Kelenjar pencernaan:
-hati
-empedu
-pancreas
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

1. Mulut

Fungsinya untuk mengambil makanan dengan cara mencaplok, menghisap,


menghancurkan atau parasitik
Letak: bagian kepala bagian anterior
Bentuk: bervariasi, ada yang dapat disembulkan, tdk dapt disembulkan,
dan seperti tabung. Bentuk yang bervariasi merupakan adaptasi
habitat dan tingkah laku
Posisi: Terminal, sub terminal, inferior, dan superior
2. Faring

Letak sesudah mulut

Pada ikan mas (Cyprinus carpio) terdapat gigi faring


Pada daerah faring terletak insang
Tapis insang: banyak, panjang (pemakan plankton)
sedikit, besar, dan jarang (karnivor)
pendek, jarang, agak banyak (omnivor)
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
3. Esofagus

Lurus dan pendek


Pd predator dapat mengembung
Otot2 memanjang dan melingkar, meneruskan makanan dari anterior ke
posterior
Terdapat ductus pneumaticus yaitu saluran antara esofagus dan
gelembung renang. Tipe dp yang terbuka (Fisostoma),
sedangkan yang tertutup (Fisoklisti)

4. Lambung

Terletak sesudah esofagus


Fungsi: proses pencernaan secara kimiawi
Mengandung asam lambung (pH 2,4 – 3,6) dan pepsin
Ikan primitif tidak memiliki lambung
Ada ikan yang memiliki lambung palsu, yaitu pembesaran usus bagian
anterior, contoh pada ikan mas
Ada ikan yang lambungnya mengalami modifikasi seperti gizzard yg
terdapat pada ikan belanak (Mugil dussumieri) yang membantu
meningkatkan proses pencernaan
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

5. Pilorus

Batas antara lambung dan usus yang mengatur masuknya makanan yang
sudah dicerna ke dalam usus untuk diserap

Piloric caeca adalah usus buntu yang merupakan:


- bagian posterior pilorus
- berjumlah sepasang sampai banyak, misalnya pada ikan
salmon (Onchorhynchus sp) yang berjumlah 2, tetapi pada ikan
makerel (Scomber sp.) berjumlah sekitar 200 buah
Ikan yang tidak memiliki piloric caeca adalah kelompok lele-lelean dan
Syngnathidae

6. Usus

Bentuk dan ukuran bervariasi


herbivor: panjang usus beberapa kali panjang badan ikan
karnivor: lebih pendek atau sama dengan panjang badan
Modifikasi usus: ikan hiu dan ikan paru-paru menjadi spiral valve yaitu
untuk meningkatkan penyerapan sari-sari makanan
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

KELENJAR PENCERNAAN

1. Kelenjar hati

Letak: pd umumnya antara lambung dan usus, salurannya masuk ke dalam


usus. Ada yg terpisah dari kelenjar pankreas, tetapi ada pula yang
bersatu dengan kelenjar pankreas yang dinamakan kelenjar
hepatopankreas seperti terdapat pada ikan mas
Jumlah: pada umumnya 2 (sepasang)
1 buah pada ikan sidat (Anguilla sp.)
3 buah pada ikan tongkol (Euthynnus sp.)
Fungsi: tempat menyimpan glikogen, lemak, dan cairan empedu

2. Kelenjar empedu

Letak: disamping kelenjar hati, salurannya masuk ke dalam hati


Jumlah: 1 buah mengandung garam2 empedu dan kolesterol
Fungsi: mengeluarkan cairan empedu untuk menguraikan lemak menjadi
asam lemak
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

3. Kelenjar pankreas

Letak: Disamping hati (pada usus depan)


Bentuk: kompak dan bersatu dengan hati (hepatopankreas)
Fungsi: mengeluarkan enzim (antara lain protease, amilase, dan lipase)
dan hormon-hormon (al: insulin dan glikogen) yang masuk ke
dalam usus
TERIMAKASIH
X. SISTEM PERNAPASAN

A. Sasaran Pembelajaran
1. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan apa yang dimaksud
dengan sistem pernapasan.
2. Agar mahasiswa mampu mengenali bagian-bagian dari organ pernapasan
dan alat pernapasan tambahan.

B. Organ Pernapasan
Pernapasan merupakan proses pengambilan oksigen dan pelepasan
karbon dioksida oleh suatu organisme hidup. Untuk dapat bernapas maka
diperlukan organ pernapasan. Pada ikan, proses pernapasan umumnya dilakukan
dengan menggunakan insang (branchia).
Insang ikan juga mengalami perkembangan sebagaimana organ-organ
lainnya. Pada stadia larva, insang belum sempurna dan belum dapat berfungsi.
Untuk dapat bernapas, larva ikan biasanya menggunakan kantung telur (yolk sac)
atau pada beberapa ikan tertentu menggunakan insang luar (Gambar 58).
Setiap insang ikan terdiri dari beberapa bagian, yaitu (Gambar 59):
- Filamen insang (hemibranchia = gill filament), berwarna merah, terdiri dari
jaringan lunak, berbentuk seperti sisir, melekat pada lengkung insang. Banyak
mengandung kapiler-kapiler darah sebagai cabang dari arteri branchialis dan
merupakan tempat terjadinya pengikatan oksigen terlarut dari dalam air.
- Tulang lengkung insang (arcus branchialis = gill arch), merupakan tempat
melekatnya filamen dan tapis insang, berwarna putih, dan memiliki saluran
darah (arteri afferent dan arteri efferent) yang memungkinkan darah dapat
keluar dan masuk ke dalam insang.
- Tapis insang (gill rakers), berupa sepasang deretan batang tulang rawan yang
pendek dan sedikit bergerigi, melekat pada bagian depan dari lengkung
insang, berfungsi untuk menyaring air pernapasan. Pada ikan-ikan herbivora
pemakan plankton, tapis insangnya rapat dan ukurannya panjang. Hal ini
sesuai dengan fungsinya sebagai alat penyaring makanan. Sedangkan pada
ikan-ikan carnivora, tapis insang tersebut jarang-jarang dan berukuran pendek
(Gambar 60).

124
Gambar 58. Alat pernapasan pada larva ikan (Affandi et al., 1992)

Gambar 59. Bagian-bagian insang ikan Teleostei (Andy Omar, 1987)

Gambar 60. Insang pada ikan herbivora (A) dan karnivora (B)(Affandi et al., 1992)

125
Ikan-ikan bertulang sejati memiliki insang yang ditutup oleh penutup insang
(apparatus opercularis). Tutup insang ini terdapat di sebelah kanan dan kiri bagian
belakang dari kepala, berbentuk seperti setengah membundar. Setiap tutup
insang terdiri atas (Gambar 61):
- Operculum, yang tersusun atas empat potong tulang, yaitu:
- os operculare, merupakan tulang yang paling besar dan letaknya paling
dorsal
- os preoperculare, merupakan tulang kecil yang melengkung seperti sabit
dan terletak paling cranial
- os interoperculare, merupakan tulang kecil yang terletak di antara os
operculare dan os preoperculare
- os suboperculare, merupakan bagian tulang yang terletak paling caudal
- Membrana branchiostega, merupakan selaput tipis yang melekat pada
operculum dan berakhir bebas di tepi belakang dari operculum. Berfungsi
sebagai klep untuk menahan agar supaya air tidak masuk ke dalam rongga
insang dari arah belakang.
- Radii branchiostega, merupakan tulang-tulang kecil yang terletak pada bagian
ventral pharynx, dan berfungsi untuk menyokong membrana branchiostega.

Ikan-ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) tidak memiliki tulang-tulang


penutup insang. Insang ikan tersebut berada di dalam rongga dan berhubungan
keluar melalui celah-celah insang yang berjumlah sekitar 5 – 7 buah (Gambar 62).

C. Organ Pernapasan Tambahan


Ada beberapa jenis ikan tertentu yang selain bernapas dengan insang juga
menggunakan paru-paru sebagai organ pernapasannya. Ikan-ikan yang
mempunyai organ paru-paru adalah ikan paru-paru Australia (Neoceratodus
forsteri (Krefft, 1870)), ikan paru-paru Afrika Timur (Protopterus annectens
annectens (Owen, 1839)), dan ikan paru-paru Amerika Selatan (Lepidosiren
paradoxa Fitzinger, 1837).
Selain insang dan paru-paru, beberapa jenis ikan tertentu memiliki alat
pernapasan tambahan yang berupa:
a. Labyrinth, lipatan membran seperti bunga mawar yang merupakan derivat
dari lengkung insang.

126
Gambar 61. Tulang penutup insang pada ikan Teleostei (Andy Omar, 1987)

Gambar 62. Celah insang pada ikan cucut (Wischnitzer, 1972)

127
Pada ikan betok (Anabas testudineus (Bloch, 1792)), organ labyrinth
terletak di bagian atas insang dan terdapat saluran yang menghubungkan
labyrinth dan insang (Gambar 63).
b. Arborescent organ, berbentuk seperti bunga karang.,Pada ikan lele (Clarias
batrachus (Linnaeus, 1758)) alat pernapasan tambahan ini terletak di
bagian atas depan insang (Gambar 64).
c. Diverticula, lipatan kulit pada bagian mulut dan ruang pharynx, misalnya
pada ikan gabus (Channa striata (Bloch, 1793))(Gambar 65).
d. Alat pernapasan tambahan berupa tabung, misalnya pada ikan
Heteropneustes microps (Günther, 1864) dan jenis catfish lainnya.
e. Dinding bagian dalam dari operculum yang banyak mengandung pembuluh
darah, misalnya pada ikan blodok (Periophthalmus kalalo Lesson, 1831).

D. Soal-soal Latihan
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per
kelompok), kemudian masing-masing kelompok menjelaskan mengapa ikan
blodok (Periophthalmus argentilineatus Valenciennes, 1837) dapat bertengger
pada akar-akar pohon bakau. Presentasikan selama 10 menit.

E. Daftar Pustaka

Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Alamsjah, Z. 1974. Ichthyologi I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas


Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Alamsjah, Z. dan M.F. Rahardjo. 1977. Penuntun Untuk Identifikasi Ikan.


Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

Andy Omar, S. Bin. 1987. Penuntun Praktikum Ichthyologi. Jurusan Perikanan


Universitas Hasanuddin, Ujungpandang.

Bond, C.E. 1979. Biology of Fishes. W.B. Saunders Company, Philadelphia.

Chiasson, R. 1980. Laboratory Anatomy of the Perch. Third edition. WM. C. Brown
Company Publishers, Dubuque, Iowa.

128
Gambar 63. Labyrinth pada ikan betok (Anabas testudineus)(Affandi et al., 1992)

Gambar 64. Organ arborescent pada ikan lele (Clarias batrachus)(Affandi et al.,
1992)

129
Gambar 65. Diverticula pada ikan gabus (Ophiocephalus striatus)(Affandi et al.,
1992)

130
Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller, and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology.
Second edition. John Wiley and Sons, Inc., New York.

Moyle, P.B. and J.J. Cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology.
Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

Wischnitzer, S. 1972. Atlas and Dissection Guide for Comparative Anatomy.


Second edition. W. H. Freeman and Company, San Francisco.

131
SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR

http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/A/AnimalHearts.html (22 Februari 2007)

1
Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat


memahami dan mendeskripsikan
prinsip dan proses sirkulasi pada hewan air
khususnya ikan, dengan fokus kepada
organ, darah, pembuluh dan metoda pengukuran serta
respon fisiologi sirkulasi terhadap kondisi lingkungan

2
TOPIK PERKULIAHAN

 Prinsip umum sirkulasi


 Fungsi dan konsep sistem sirkulasi
 Tipe-tipe sistem sirkulasi
 Komponen sistem sirkulasi
 Tipe peredaran darah pada hewan air lainnya
 Metode pengambilan sampel darah pada ikan
 Respon terhadap lingkungan
 Keterkaitan sistem sirkulasi dan respirasi

3
Prinsip dasar sistem sirkulasi

 Hanya dapat berlangsung jika ada pompa


(satu atau lebih) dan saluran di mana darah mengalir.

 Kerja pompa merupakan hasil kontraksi otot (memendek)

 Otot yang membungkus tube/ruang memungkinkan untuk


mengurangi volume

4
Prinsip dasar sistem sirkulasi
 Tipe pompa ada 2 yaitu pompa peristaltik dan
pompa berongga (chamber pumps) yang berkatup (valve)

 Karena otot hanya berkontraksi dengan cara memendek,


jantung tidak dapat menarik darah kembali 
harus ada sistem yang mengembalikan darah ke jantung

 Darah vertebrata dialirkan melalui saluran-saluran darah


(arteri, kapiler, dan vena) yang bersifat elastis,
dari jantung dan kembali ke jantung.

5
Pompa peristaltik yang umum terdapat pada
avertebrata

Pompa berongga dengan dinding-dinding


yang dapat berkontraksi terdapat pada
vertebrata (mis. jantung ikan)

Pompa berongga yang mampu mengurangi


volume karena kekuatan tekanan dari
bagian tubuh lainnya, misalnya
pada lengan manusia

Tiga jenis pompa yang mensirkulasikan  fungsi katup untuk mencegah


darah dalam tubuh (Schmidt-Nielsen, 1997) aliran balik (back flow)

6
FUNGSI SISTEM SIRKULASI

 Mengangkut nutrien (mis:glukosa dari usus ke hati)


 Mengangkut sisa-sisa metabolisme (mis: asam laktat menuju liver)
 Mengangkut produk-produk ekskresi (mis: urea dari hati ke ginjal)
 Mengangkut gas-gas (mis: O2 dari insang menuju otot-otot/daging)
 Mengangkut hormon (mis: adrenalin)
 Mengangkut panas
 Mentranmisi kekuatan (mis: mengembangkan sayap pada kupu-kupu)
 Koagulasi
 Mempertahankan homeostasi (pH & keseimbangan ion, dll)

7
Sirkulasi untuk mempertahankan kehidupan sel-sel

Difusi Difusi

pompa
Sel-sel
Permukaan posisinya
pertukaran Pergerakan cairan/fluid jauh dari
gas permukaan
pertukaran
gas
pompa

Sistem sirkulasi = pompa dan saluran-salurannya

8
Bagaimana kapiler menyampaikan substansi yang ditransportasikan?
ukuran tubuh kecil

kap
r tekanan
R oksigen

Lingkaran jaringan
mendapat asupan R-r
O2 dari kapiler

kap
tekanan
r oksigen

R
R-r

ukuran tubuh besar

Setiap kapiler dikelilingi oleh masa jaringan yang berbentuk silindris yang
mendapat asupan oksigen melalui difusi dari kapiler. Kemiringan gradien difusi
tergantung panjang jari-jari jaringan silindris (R), radius kapiler (r), dan 9
tekanan (tensi) oksigen
Mengapa sistem sirkulasi penting?

Untuk hewan yang lebih besar dan lebih aktif, diperlukan


sistem sirkulasi yang efisien untuk kepentingan
pengangkutan di dalam (internal transport).

 Mentransportasikan cairan dengan kandungannya


(oksigen, nutrien, dll) secara cepat dalam jarak tertentu di
mana jika hanya dengan difusi tidak akan cukup atau
terlalu lambat

10
Komposisi penyusun tubuh vertebrata

Plasma 5% (air dalam darah)

Cairan Interstitial 20%


ekstraselular
(air di luar Total cairan
Membran sel) Intracellular 45% tubuh 70%
(air dalam sel)

Materi yang dibawa


oleh sistem peredaran
darah masuk ke dalam
sel melalui aliran Padatan 30%
intracelular fluid

digambar & dimodifikasi dari Schmidt-Nielsen, 1997


11
Komponen sistem sirkulasi

• Pompa berotot (jantung, menggunakan energi hasil metabolisme


untuk meningkatkan tekanan hidrostatik darah – kekuatan
pendorong utama pergerakan cairan)
• Pembuluh-pembuluh darah (blood vessels)
• Darah

12
Sistem peredaran darah terbuka
- Umum terdapat pada avertebrata
Pengecualian – sirkulasi cumi-cumi yang tertutup

- Interstitial fluid (“hemolymph”)

- Sebagian tertutup

+ Pompa (jantung)
+ Arteri-arteri
+ Sinus-sinus terbuka
+ Pori-pori jantung (“ostia”)
= Lubang-lubang dengan katup searah
= Jantung terisi saat takanan rendah
= Mencegah kehilangan hemolymph saat
kontraksi

13
Kelebihan dan kekurangan sistem peredaran darah terbuka

Keuntungan – Sel-sel diselimuti oleh hemolymph,


sehingga pertukaran materi dapat dilakukan langsung
antara hemolymph dengan jaringan-jaringan. Tidak
ada hambatan difusi.

Kekurangan – Penyebaran hemolymph dalam tubuh


tidak dapat dikontrol. Tidak ada mekanisme untuk
mengurangi aliran pada organ tertentu.

14
Sistem peredaran darah semi terbuka – pada lobster

Jantung mendorong
hemolymph melalui
arteri-arteri
anterior dan
posterior

Hemolymph mengalir menuju sinus-sinus

Sirkuit insang ditutup, sehingga


hemolymph kembali ke jantung
15
Sistem peredaran darah tertutup

Ciri umum vertebrata

Cairan dalam (“darah”)

Semuanya tertutup – dengan sebuah pompa (jantung)


dan beberapa pembuluh-pembuluh (“pipa-pipa”)

Jantung
Arteri-arteri
Kapiler-kapiler
Vena

16
(dan kapiler-kapiler)

17
Sistem sirkulasi tertutup

Keuntungan:

• Distribusi darah dapat dikontrol hingga skala


kecil pada berbagai organ tubuh.

• Dinding otot dapat berkontraksi dan


mengendur sesuai dengan jumlah darah
yang dialirkan pada pembuluh tertentu.

• Tekanan darah cukup tinggi sehingga


sirkulasi dapat berjalan lancar.
18
Skematik tipe-tipe
peredaran darah pada
grup hewan (prevertebrata,
ikan, ikan paru-paru,
amphibi, reptil, burung atau
mamalia (Holmes, 1975)

19
Hewan-hewan besar tanpa sistem sirkulasi khusus

Sistem Gastrovaskular Cnidaria


Beberapa hewan berukuran
besar seperti anemon laut,
ubur-ubur dan cacing pita
tidak memiliki sistem
sirkulasi sesungguhnya.

Lubang gastrovaskular
merupakan bagian utama
dari hewan-hewan tersebut
dan berfungsi sebagai
sistem sirkulasi serta sistem
pencernaan makanan.
20
Sistem Gastrovaskular Cacing Pita

21
Adakah organisme tanpa sistem sirkulasi?

Organisme berukuran sangat kecil.

Ukuran kecil memungkinkan nutrien-nutrien dan substansi


lainnya mencapai tubuh organisme melalui difusi
sederhana

22
Cairan sirkulasi (circulatory fluid)

Pada sistem peredaran darah terbuka:

Hemolymph = darah + cairan dalam tubuh (interstitial fluid)


yang melumuri organ-organ dalam sinus-
sinus (ruang-ruang di sekitar organ)

Pada sistem peredaran darah tertutup:

Darah yang terdapat pada pembuluh-pembuluh darah,


yakni pada bagian kapiler-kapiler darah yang berukuran
sangat kecil

23
Jantung sebagai pemompa darah

Darah yang kaya akan oksigen


masuk melalui sinus venosus
kemudian masuk melalui atrium,
selanjutnya dengan kontraksi
ventrikel darah akan diedarkan ke
seluruh tubuh

24
Jantung sebagai pemompa darah

Frekuensi detak jantung (heart beat frequency)  jumlah denyutan per menit

Jumlah detak jantung berbanding terbalik dengan ukuran hewan (semakin besar
ukuran tubuh hewan jumlah denyutan semakin sedikit dan sebaliknya)

Cardiac output (keluaran jantung)  volume darah yang dipompakan oleh jantung

Berguna untuk:

(1) Laju konsumsi oksigen


(2) Kandungan oksigen pada arteri
(3) Kandungan oksigen pada vena

Peningkatan aktivitas meningkatkan konsumsi oksigen, cardiac ouput juga


Meningkat, tetapi tidak proporsional dengan peningkatan konsumsi oksigen

25
Penyebaran aliran darah ke seluruh tubuh

Darah tidak tersebar merata kepada seluruh bagian tubuh;


Beberapa organ menerima darah lebih banyak dari ogan lainya;
Organ yang paling banyak menerima darah adalah ginjal, hati, jantung & otak

Jika aktivitas meningkat, cardiac output meningkat, distribusi darah akan


berubah. Hal ini terjadi karena peningkatan otot-otot terhadap oksigen
Dan peningkatan kerja jantung karena meningkatnya pemompaan

Aliran darah ke kulit bervariasi tergantung kepada suhu lingkungan. Saat


Dingin aliran darah menuju kulit minimum (vasoconstriction pada kulit)

Jika suhu meningkat (akibat pengaruh lingkungan atau peningkatan


aktivitas), sebagian panas harus dihilangkan maka aliran drah menuju
26
kulit akan meningkat
Pengaturan denyut jantung

Jantung bekerja tanpa dipengaruhi rangsangan luar

Dipengaruhi oleh dua faktor:

(1) Impuls syaraf ke pacemaker yaitu syaraf parasympathetic


(awal denyutan) yang diaktivasi oleh acetylcholine; jika
terjadi percepatan syaraf yang bekerja adalah sympathetic
(2) Pengaruh hormon adrenaline

27
Pembuluh-pembuluh darah A = atrium
A.B.A = afferent branchial arteries
A.C.S = arterial cardinal sinus
(vena)
B.A = bulbus arteriosus
D.A = dorsal aorta
D.C = ductus Cuvieri
E.B.A = efferent branchial arteries
H.V = hepatic vein
I.J.S = inferior jugular sinus
M.A = mesentric arteri menuju usus
P.C.S = posterior cardinal sinus
(vena)
S.V = sinus venosus
V = ventrikel
V.A = ventral aorta

Pembuluh darah pada insang dan kepala ikan teleost. (Satchell, 1991)

28
Pembuluh-pembuluh darah

Pembuluh darah pada bagian anterior tubuh teleost.


B = bladder (gelembung); Br. H.P.P = branches of hepatic portal vein;
B.V = bladder vein; C.V = caudal vein; D.A = dorsal aorta; G = gonad;
H.A = haemal arch; H.P.V = hepatic portal vein; H.V = hepatic vein;
K = kidney; L.L.L = left lobe of liver; P.C.S = posterior cardinal sinus;
R.P.V = renal portal vein (Satchell, 1991)
29
Sistem sirkulasi beberapa ikan yang dapat mengambil oksigen dari udara
(air breathing fishes)

A = Electrophorus sp. yang menggunakan pharingeal dan/atau opercular mucosa


B = Plecostomus sp. yang menggunakan lambung atau usus; C = Amia sp. yang
menggunakan gelembung renang; D = ikan secara umum (Hill & Wyse, 1989)30
Konsep penyaluran (1)

Laju aliran konstan secara menyeluruh pada sistem sirkulasi

“Principle of Continuity” (prinsip kesinambungan)

Pipa-pipa disusun secara seri:


Aliran harus sama di manapun

Pipa-pipa disusun secara paralel:


Aliran dalam setiap pipa dijumlahkan menjadi total
aliran

31
Paralel dan seri
Seri

D B

C
Laju aliran A =
Laju aliran A = Laju aliran B
(Laju aliran B1 + Laju aliran B2)
= Laju aliran C = Laju aliran D
= Laju aliran C = Laju aliran D

32
Laju aliran vs. ukuran pembuluh

1 jet 50 jets
4 liter 4 liter
menit menit

0.08 liter
menit
(a trickle)

Wadah-wadah Kapiler
AORTA
terisi pada -kapiler
laju yang
sama
(total aliran
konstan!)
Laju aliran per kapiler bisa sangat rendah, namun jika
total laju aliran yang melalui seluruh kapiler-kapiler
dijumlahkan menjadi tinggi! 33
Konsep penyaluran (2)
• Laju aliran ditentukan oleh
– Perbedaan tekanan
– Resistensi/tahanan

Tekanan 1 – Tekanan 2
LAJU ALIRAN (Q) =
Resistensi hidrolik

• Resistensi ditentukan oleh


8Lh
– Panjang saluran R=
– Radius saluran P r4
– Viskositas/kekentalan (h)

Radius paling penting!

34
Arteri Arteriol Kapiler Venul Vena
Pipes

• Arteri:
• Berdinding tebal
• Otot halus dengan lapisan collagen/elastin
• Arteriol-arteriol
– Berdinding tebal,
• Diameter dalam kecil = TAHANAN TINGGI
• Kapiler-kapiler
– Berdinding sangat tipis, laju aliran rendah (jumlahnya sangat
banyak)

• Venul/Vena
• Pembuluh-pembuluh besar dengan dinding tebal
• Bertahanan rendah, tekanan rendah.
35
Arteri dan arteriol
memiliki lapisan otot halus
yang menungkinkan untuk
keduanya berkontraksi
(vasoconstrict) dan
mengembang (vasodilate),
merubah diameter
sehingga darah dapat
mengalir.

Dinding arteri dan arteriol


memiliki banyak serat-serat
elastis sehingga mampu
beradaptasi terhadap tekanan
tinggi

36
Kapiler-kapiler
• Kapiler sangat kecil, sama
dengan diameter sel darah
merah (8µm atau kurang).

• Dinding-dinding kapiler
merupakan lapisan tunggal
yang terdiri dari sel-sel
endothelial yang sangat
tipis, yang menempel pada
bagian ujung dan dikelilingi
sebuah basement
membrane (extracellular
matrix). 37
Endothelial cells
Tekanan darah &
kecepatan aliran
•Karena arteri bercabang,
maka luasan area akan
meningkat sehingga tekanan
darah dan kecepatan aliran
menurun.

• Pada mamalia terdapat


sekitar 800 kali lipat
penambahan area dari aorta
ke kapiler-kapiler.

• Kecepatan dalam aorta


berkisar 40-50 cm/s tetapi
turun drastis menjadi < 0.1 38
cm/s dalam kapiler-kapiler.
Distribusi tekanan parsial (dalam mmHg) pada manusia

39
Arteri dan Vena

Arteri

Vena
Perhatikan
dinding vena
yang jauh lebih
tipis.

40
Kepadatan kapiler dalam jaringan

• Penetrasi jaringan oleh kapiler-kapiler sedemikian


besar sehingga dalam jaringan yang aktif setiap kapiler
melayani tidak lebih dari 10 kali volume kapiler.
• Tidak ada sel yang letaknya jauh dari suplai darah.

41
(A) Skema peredaran darah pada cumi-cumi dan gurita;
(B) Sistem pusat peredaran darah (central cardiovascular system) pada cumi-cumi

42
43
Metode pengukuran yang berkaitan dengan sistem sirkulasi

Bagaimana cara mengambl sampel darah (setelah ikan dibius)?

44
Gambar bagian inferior mulut ikan (dilihat dari bawah, bagian rahang bawah
tidak digambar) memperlihatkan catheter untuk mengambil darah dari
dorsal aorta (Schreck & Moyle, 1990)
45
Pengambilan darah pada bulbus arteriosus dengan menggunakan
Microretracor (Schreck & Moyle, 1990)
46
Sampling darah dari pembuluh darah pada branchial arch
(Schreck & Moyle, 1990)

47
Pengambilan darah ikan dari pembuluh-pembuluh di bagian ekor
(Schreck & Moyle, 1990)

48
Respon sirkulasi terhadap perubahan kondisi lingkungan

Suhu
Oksigen terlarut
Stress
Polusi air
Aktivitas: bergerak, istirahat
Siklus biologis (memijah, migrasi, dll)

49
Keterkaitan antara fisiologi sirkulasi dengan
fisiologi respirasi?

50
Kepustakaan Utama

Butler, PJ & JF Metcalfe. 1983. Control of respiration and circulation. In


Rankin JC, TJ Pitcher & R Duggan (eds.): Control processes in
fish physiology. Croom Helm, London & Canberra. Hal: 41-65.
Cameron, JN. 1986. Principles of physiological measurement. Academic
Press, New York. Hal: 165-177.
Florey, vE. 1966. Lehrbuch der Tierphysiologie, eine Einführung in die
allgemeine und vergleichende Physiologie der Tiere. Georg Thieme
Verlag, Stuttgart. Seiten: 145 – 171.
Hill, RW & GA Wyse. 1989. Animal physiology. Harper and Row Publishers,
New York. Hal.: 334-369.
Holmes, EB. 1975. Manual of comparative anatomy, a laboratory guide and
brief text. Macmillan Publishing Co., Ltd. USA. Hal.: 245-299.
Houston, AH. 1990. Blood and circulation. In: Schreck CB & PB Moyle (eds.),
Methods for fish biology. American Fisheries Society, Bethesda,
Maryland, USA. Hal.: 273 – 334.
Leonhardt, H. 1973. Atlas der Anatomie, Innere Organe. Georg Thieme
Verlag, Stuttgart. Seiten: 4 - 81.
Satchell, GH. 1991. Physiology and form o fish circulation. Cambridge
University Press, UK. 223 Hal.
Schmidt-Nielsen, K. 1997. Animal physiology, adaptation and environment.
Cambridge University Press, UK. Hal.: 91-125. 51
SISTEM SYARAF IKAN
MOHAMMAD FAIZAL ULKHAQ
• Sistem saraf pada vertebrata mempunyai tiga
macam peranan vital, yaitu:
Orientasi terhadap lingkungan luar, menerima
stimulus dari luar & meresponnya
Mengatur kesesuaian sistem dalam tubuh dg
bantuan kerja kelenjar endokrin;
Tempat ingatan dan kecerdasan (khusus
vertebrata tingkat tinggi).
• Peranan ini semua disempurnakan oleh saraf,
medulla spinalis, dan otak, dibantu oleh organ
indra sebagai reseptor, dan otot serta kelenjar
sebagai efektor.
• Sistem saraf dibagi menjadi system saraf pusat
dan system saraf periferi.
• Sistem saraf pusat terdiri otak dan medula
spinalis.
• Sistem saraf periferi terdiri dari saraf cranial dan
spinal beserta cabang-cabangnya.
• Sistem saraf otonom merupakan bagian dari
sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan
kelenjar.
OTAK

• Otak terdapat pada susunan saraf pusat


• Banyak variasi pada morfologi otak
• Ukuran bervariasi :
berkisar antara 0.1% dr bobot (coelacanth) smp >
1% (Mormyridae)
• Otak ikan dapat dibagi menjadi lima bagian :
telencephalon, diencephalon, mesencephalon,
metencephalon dan myelencephalon.
OTAK IKAN BONY FISH
Lokasi otak

BO : bulbus olfactorius
BRC : braincase
EM : otot epaxial
PTO : palatal organ

K. Kotrschal, M.J. Van staaden and R. Huber. 1998.


Topografi secara umum otak ikan

KET.
I. olfactory nerve; II. optic nerve; III. oculamotor nerve; trochlear nerve; V.
Trigeminal nerve; VI. Abducens nerve; VII. Facial nerve; 1-6. octavus
nerve (VIIIa anterior ramus; VIIIp. Posterior ramus); ALLN. Anterior lateral
line nerve; PLLN. Posterior lateral line nerve; IX. Glossopharyngeal
nerve;X vagal nerve; C. Cerebellum; D. Diencephalon; R.
Rhombocephalon;T. Telencephalon; TE. Tectum mesencephali.
Brain Development
• Pada embrio terbagi atas 3 bagian:
– Bag depan = prosencephalon
– Bag tengah = mesencephalon
– Bag belakang = rhombencephalon
Dewasa :
• Prosencephalon telencephalon
diencephalon

• Mesencephalon -- mesencephalon

• Rhombencephalon metencephalon
myelencephalon
Brain Structure
1.Telencephalon = Cerebrum
• Otak bagian depan yang dibentuk oleh serebral
hemisfer dan rhinecephalon
• Sebagai pusat hal-hal yang berhubungan dengan
pembauan.
• Saraf utama yang keluar dari daerah ini adalah
saraf olfactory (saraf cranial I).
• Pada ikan yang mengutamakan pembauan untuk
mencari mangsanya, otak bagian depan menjadi
lebih berkembang.
• Ikan tilapia tertentu  memberikan perhatian dan
perlindungan terhadap anaknya  jika telencephalonnya
dirusak : bersifat tidak acuh terhadap anaknya.
• Ikan Betta splendens akan kehilangan tingkah laku
seksnya akibat pengrusakan telencephalon.
• Goldfish (Carrasius auratus) yg dirusak bagian
Telencephalon kehilangan spontanitas utk mengenal
lingkungan

Fungsi:
-Terutama mengatur indra penciuman/olfactory
(Pada ikan yg mengutamakan indra penciuman utk
makan, bagian olfactory lobes membesar)
-Tingkah laku
Otak depan (Proencephalon)

Telencephalon

1 . Bulbus olfactorius
Bulbus olfactorius
Tersusun oleh tiga cincin :
1. Lapis selular internal (ICL)
2. Lapis selular eksternal (ECL)
3. Lapis glomerular (GL)
2.Diencephalon
• Terletak pada bagian belakang telencephalon.
• Bagian ventral dari dienchephalon adalah
hypothalamus, bagian dorsalnya epithalamus dan
bagian lateralnya dinamakan thalamus. Epithalamus
adalah bagian yang nampak pada dorsal dari otak.
• Struktur yang paling nyata ialah dua tonjolan dorsal
yang tunggal, yaitu epifise (organ pineal) di sebelah
belakang dan parafise (organ parapineal) disebelah
depannya. Keduanya tumbuh sebagai evaginasi dari
diencephalons embrio.
- berkaitan dengan organ pineal (koneksi
dg hypothalamus)
- terdapat optic nerves menuju
mesencephalon

Fungsi :
- Berperan dlm transfer pesan utk kelenjar
endokrin
- Utk penerimaan stimuli cahaya
Klasifikasi ikan berdasarkan organ pineal:
a. Phototaksis + : memiliki tulang tengkorak
atas yg tdk berpigment/transparant
b. Phototaksis - : memiliki tulang tengkorak
atas yg berpigment/opaque
c. Phototaksis yg bervariasi tergantung
cahaya, tp punya chromatophore yg
mampu mengontrol jumlah cahaya yg
masuk
Diencephalon
1. Area preopticus,
2. Area epithalamus,
3. Area thalamus,
4. Area hypothalamus,
5. Area tuberculum
posterioris
6. Area pretectum.
3.Mesencephalon
• Otak bagian tengah pada semua vertebrata
memiliki atap berupa sepasang lobus opticus
yang bertindak sebagai pusat refleks
penglihatan, menerima serabut aferent dari
retina.
• Mesencephalon pada ikan relatif besar dan
berfungsi sebagai pusat penglihatan.
• Lobus opticus terdiri dari tectum opticum di
bagian atas tegmentum di bagian bawah.
• Tectum opticum merupakan organ koordinator
yang melayani rangsang penglihatan.
• Bayangan yang terjadi pada retina mata akan dipetakan
pada tectum opticum.
• Tegmentum merupakan pusat sel-sel motoris. Pada
mesencephalon terdapat bagian menonjol : Cerebellum,
memiliki fungsi utama yaitu mengatur kesetimbangan
tubuh dalam air, mengatur tegangan otot dan daya
orientasi thd ruang.
• Pada ikan bertulang sejati cerebellum terbagi atas dua
bagian besar, yaitu valvula cerebelli dan corpus cerebelli
yang besarnya tergantung spesiesnya.
• Beberapa jenis ikan yang memiliki cerebellum relatif
besar, utamanya ikan yang menghasilkan listrik
(mormyridae) dan ikan perenang cepat (mackerel dan
tuna).
Optic lobes paling dominan di bagian dorsal &
Tegmentum di bagian ventral
ukuran optic lobes dipengaruhi oleh seberapa
visual ikan tsb
Terdiri dart syaraf optic yg berhubungan dg
retina
Fungsi :
- utk ketepatan berenang terhadap objek
bergerak. Co: menangkap mangsa
- utk koordinasi mata-badan
- learning
- Penerimaan impuls listrik. Co: belut listrik
Mesencephalon (Otak tengah)

1. Optic tectum, (Toc)


2. Torus semicircularis
3.Tegmentum.
4. Metencephalon = Cerebellum
Pada beberapa species merupakan bagian
paling besar (elasmobranchii)
Cerebellum mengatur sistem koordinasi otot
Fungsi :
- orientasi berenang
- Maintenance musculator
- Keseimbangan tubuh (hub. lateral line)
Rhombencephalon
Cerebellum (Ce),
1. Valvula cerebelli,
2. Corpus cerebelli,
3. Cerebellaris caudalis
5. Myelencephalon = Medulla Oblongata
• Bagian otak paling belakang (posterior), dengan medula oblongata
sebagai komponen utamanyapusat untuk menyalurkan rangsangan
keluar melalui saraf cranial.

• Saraf cranial III-X keluar dari medulla oblongata. Pada ikan clupea
pallasi, mugil cephalus dan Trachiurus, medulla oblongata membesar
 terdapat organ :cristae cerebelli  diduga ada hubungannya
dengan kecendrungan ikan untuk berkelompok.

• Pusat syaraf sensorik (cranial nerves I-X kec penciuman I & mata II)

• Fungsi:
- mengatur tingkah laku. Co: schooling behaviour pd herring
- gustatory & tactile impuls (taste & touch). co.: barbel Carp (Cyprinus
carpio)
- respiratory & osmoregulatory function
- Swimming equilibrium
Rhombencephalon
Medulla oblongata
Penghubung mesencephalon dengan medulla spinalis
Medulla oblongata
1. Area rostralis (13 – 17)
2. Area intermedia (17 – 23)
3. Area caudalis (24 – 27)
SARAF CRANIAL

• Sebagian besar saraf cranial (SC) berhubungan dengan


bagian-bagian kepala,
• Selain dari itu ditemukan juga yang berhubungan
dengan bagian-bagian tubuh lainnya.
• Dari otak sendiri terdapat sebelas saraf cranial yang
menyebar ke organ-organ sensory tertentu dan otot-otot
tertentu.
• Saraf terminal (SC 0) adalah suatu saraf kecil yang
bergabung dengan saraf
• cranial I berhubungan dg otak depan & serabut saraf
terbesar yg mengelilingi ’’olfactory bulb”
• Saraf olfactory (SC I) menghubungkan organ olfactory
dg pusat olfactory otak depan, fungsinya membawa impuls
bau-bauan.
• Saraf optic (SC II) menghubungkan retina mata dg
tectum opticum dan berfungsi membawa 4 impuls
penglihatan.
• Saraf oculometer (SC III) berfungsi sebagai saraf motor
somatic yg mengatr otot mata superior rectus, inferior
oblique, inferior rectus dan internal rectusberhub dg otak
mesenchepalon & mrp saraf motor somatik.
• Saraf trochlear (SC IV) menginervasi otot mata superior
obliqueberhubungan dengan mesencephalon
Syaraf otak dan fungsinya
Syaraf No Nama Fungsi
I OLFACTORY Transfer impuls bau/penciuman
II OPTIC Transfer impuls visual
III OCCULOMOTOR M’atur 4 dr 6 otot bergaris mata dan otot dlm mata

IV TROCHLEAR M’atur 1 dr 6 otot bergaris pd mata


V TRIGEMINAL M’atur otot pd wajah, rahang, serta sensitivitas thd
suhu dan sentuhan pd bag kepala
VI ABDUCENS M’atur 6 otot bergaris pada mata/penggerak bola
mata
VII FACIAL Mixed: M’atur sistem sensorik dan motorik. Pada
and LL, perubahan gravitasi, rasa/taste, dan sentuhan
pd mulut & kepala
VIII ACOUSTIC
XI GLOSSOPHYARYNGEAL Mixed: taste & LL, m’atur otot insang (gill slit)
X VAGUS Mixed: motorik pd insang, taste & LL, sensory dr &
menuju organ dalam, gerak refleks
 Spinal cord
 Bwarna abu2 yi. sel syaraf yg dikelilingi serat2 syaraf bwarna putih
 Serat2 syaraf terkumpul & dselubungi myelin, bdsarkan fungsinya
 OTAK IKAN HIU
SPINAL CORD DAN SARAF SPINAL
• Saraf cranial merupakan lanjutan medulla oblongata
sampai ke bagian depan ekor.
• Batas antara medulla oblongata dg spinal cord tidak
jelas.
• Spinal cord merupakan suatu tabung, tp alur pusatnya
(central canal) berdiameter kecil dibandingkan dg
dindingnya. Sekeliling alur pusat membentuk pola yg
menyerupai sepasang sayap kupu-kupu pd potongan
melintangnya
• Bagian ini merupakan bahan kelabu (gray matter) terdiri
dari sel-sel saraf & dikelilingi o/ serabut saraf (white
matter)dibungkus & dkumpulkan dlm 1 ikatan sesuai
dg fungsinya.
• Bahan kelabu dpt dibedakan menjadi dua bagian:
1. sepasang tanduk dorsal (anterior horn)
2.sepasang tanduk ventral (posterior horn).
Tanduk dorsal menerima serabut sensori visceral dan
somatic, dan tanduk ventral berisikan inti saraf motor.
Potongan melintang spinal cord ikan cucut (Laglar et al., 1977)
TERIMAKASIH
SISTIM
UROGENETALIA

URINARIA GENETALIA

EKSKRESI REPRODUKSI

GINJAL + SALURAN JANTAN & BETINA


URINARIA

* ORGAN UTAMA : GINJAL


LAIN : INSANG, KULIT, MEMBRAN MULUT

* LETAK : RETROPERITONIAL

* FUNGSI : EKSKRESI
OSMOREGULASI
HOMEOSTATIS

* MACAM : PRONEPHROS --> LARVA, NEPHROSTOME


MESONEPHROS --> DEWASA, GLOMEROLUS
METANEPHROS --> TK. TINGGI
ADAPTASI

IKAN AIR TAWAR IKAN AIR LAUT

- GLOMEROLUS BESAR - GLOMEROLUS SEDIKIT


- SEDIKIT MINUM - BANYAK MINUM
- BYK URIN - SEDIKIT URIN
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Sistem Ekskresi

7
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Definisi sistem ekskresi:

adalah suatu sistem yang mengatur komposisi kimiawi cairan tubuh


dengan membuang sisa-sisa metabolisme dan mempertahankan
sejumlah garam, air, dan nutrien.

Fungsi utama dari sistem ekskresi:

1. Mempertahankan konsentrasi zat-zat terlarut


2. Mempertahankan kandungan air dalam tubuh
3. Membuang sisa-sisa metabolisme
4. Membuang substansi/zat asing atau sisa-sisa metabolit

Poin 1 & 2 berkaitan dengan sistem osmoregulasi 8


KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Organ yang berperan dalam ekskresi

 Ginjal : merupakan organ utama. Substansi yang mengandung nitrogen


harus dibuang dari dalam melalui organ ini yang juga membantu
dalam keseimbangan air – garam dengan cara mengekskresikan
atau menahan mineral-mineral tertentu.

 Insang : Berperan dalam ekskresi terutama zat-zat yang mengandung


ammonia

9
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Struktur anatomi dan fungsional ginjal

Semua ginjal vertebrata, termasuk ikan, terdiri dari unit-unit nephrons

Fungsi nephrons:

a. Filtrasi glomerular terhadap air dan zat2 terlarut dari darah


b. Penyerapan kembali air dan molekul2 yang diperlukan kembali
ke darah pada bagian tubuli
c. Mensekresikan ion dan produk limbah dari kapiler ke dalam
tubuli distal

10
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Produksi urin

Filtrasi pada glomerulus dan kapsul nephron.


Penyerapan kembali di bagian tubuli proximal.
Sekresi Tubular di bagian “Loop of Henle”.
Komponen nephron

Glomerulus: menyaring darah secara mekanik


Kapsul Bowman: menyaring darah secara mekanik.
Proximal Convoluted Tubule: Menyerap kembali 75% air, garam,
glukose, dan asam amino
Loop of Henle: Countercurrent exchange, yang mempertahankan
perbedaan (gradien) konsentrasi.
Distal Convoluted Tubule: Sekresi tubular ion-ion H, Na, dan
zat2 asing tertentu.
11
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Struktur anatomi ginjal vertebrata dan proses ekskresi

saluran
kapsul pengumpul
glomerulus Bowman

12
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Ginjal ikan air tawar dibandingkan dengan ikan air laut

- Jumlah glomerulii lebih banyak dengan diameter yang lebih besar


(48 – 104 mikron rata-rata 71 mikron; ikan laut 27 – 94 mikron rata-rata
48 mikron)
- Ginjal berukuran lebih besar dibandingkan dengan spesies laut
- Urine yang dihasilkan bersifat encer dan volumenya banyak

13
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

SISTEM REPRODUKSI

14
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Sistem reproduksi :

 Sistem untuk melestarikan spesies  keturunan


 Mata rantai penting dalam siklus kehidupan
 Aliran gen dari induk ke anak  memungkinkan terjadinya perubahan
sifat  kombinasi antara induk ♂ dan ♀

17
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Tipe reproduksi
berdasarkan

Organ kelamin ♂ dan ♀ proses pembuahan Perlindungan induk


Thd telur / anak

18
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Tipe reproduksi berdasarkan organ kelamin ♀ dan ♂

a. Dioceous / biseksual (individu jantan dan betina terpisah seumur hidup)

1. Gonochoris berdiferensiasi  sejak awal sudah jelas individu bergonad


jantan dan betina dan sifatnya menetap
2. Gonokoris tidak berdiferensiasi  waktu muda semua indivisu berkelamin
betina, kemudian 50% tetap betina, 50% berkelamin jantan, kemudian
menetap  tidak stabil tergantung habitat

b. Hermaphrodit (berkelamin ganda)

1. Hermaphrodit sinkroni (serentak)


2. Hermaphrodit beriring / bergantian (Protogini / protandri)
3. Hermaphrodit spontan

c. Partenogenesis (pembuahan sel telur oleh spermatozoa secara alamiah


tanpa pengaruh materi genetik jantan (kromosom ♂)) dan
ginogenesis  pembuahan rekayasa tanpa materi genetik jantan
19
 dilakukan untuk pemurnian
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Tipe reproduksi berdasarkan proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa

a. Eksternal (ovipar)
pembuahan di luar tubuh betina
embrio berkembang di luar tubuh betina
jumlah telur : ratusan – ribuan

b. Internal

1. Vivipar
pembuahan di dalam tubuh betina
embrio mendapat pasokan dari induk sampai menetas kecuali kuda laut

2. Ovovivipar
pembuahan di dalam tubuh betina
embrio tidak mendapatkan pasokan nutrien dari induk (dipasok dari
kuning telur)
perlu organ kopulasi untuk transfer spermatozoa, ex. Gonopodium
pada ikan seribu dan klasper pada ikan cucut
20
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Tipe reproduksi berdasarkan perlindungan induk terhadap telur / anak

a. Tanpa perlindungan
jumlah telur banyak (hingga ratusan ribu) : patin, tongkol, bandeng
pemijahan di tempat terbuka
ukuran telur relatif kecil
induk pelagofil

b. Membuat sarang
tanpa ditunggu induk, sarang disusun dari dedaunan, kayu, pasir, lubang

c. Pemijahan di lokasi khusus tanpa perlindungan induk


litofil (di batuan, tenggelam di dasar), filofil (tanaman air), ostracofil
(pada cangkang bivalva hidup), psamofil (pada pasir)

d. Perlindungan induk
bui / gelembung, kayu / daun, lubang / sarang

e. Perlindungan induk di dalam tubuh: dalam mulut (Cichlidae), di kepala


21
(cinta madu), uterus (cucut / hiu)
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Ciri kelamin

Primer (gonad dan salurannya) Sekunder (terlihat dari luar,


tidak terlibat dalam pembuahan)
♂ : testes dan vas deferens
♀ : ovarium dan oviduct Bentuk / ukuran (dimorfisme) 
badan, kepala, ukuran sirip,
genital papila, ovopositor)

Warna (dikromatisme)

♂ : cerah, berwarna-warni
♀ : sederhana, satu warna

Tingkah laku
♂ : agresif, lincah
♀ : tenang
22
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Gonad

Gonad jantan / testes Gonad betina / ovari / ovarium

Biasanya sepasang, kiri & kanan Biasanya sepasang, kiri & kanan

Spermatozoa yang telah matang Telur yang sudah matang akan masuk
dikeluarkan lewat vas deferens ke dalam lumen dan dikeluarkan
melalui oviduct  proses ovulasi
Terletak di bawah ginjal, memanjang
dari anterior hingga posterior Waktu muda seperti benang
memanjang, berwarna putih
Testes waktu muda berwarna
kemerah-merahan, seperti benang Saat matang membesar seperti
Balon, mengandung butirsan telur,
Saat matang keputihan, bergelambir (di kiri-kanan atau di atas usus)
(tidak rata, di kiri-kanan atau di atas
usus) 23
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Intermittent organ

24
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Berbagai cara peletakan


telur ikan

25
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Telur dalam sarang

26
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2

Seksual dimorfisme

27
TARARENKYU
Sistem Endokrin

Darmawan Setia Budi, S.Pi., M.Si.


Pengertian
• Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar
tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran
darah untuk memengaruhi organ-organ lain

• Kerja endokrin = syaraf  atur & kontrol


keseimbangan kerja organ dalam tb (fungsi
metabolik)

• Hormon  zat kimia organik yang dibuat dalam


sel normal yang hasilnya disalurkan melalui
pembuluh darah ke organ target
IKAN  MAMALIA
• Berkembang
• Pertumbuhan
• Ruaya
• Reproduksi
• Kondisi perairan
• Homeostatis
KELENJAR ENDOKRIN
PITUITARI
PITUITARI
• Terdiri atas adenohipofisa dan neurohipofisa
• Adenohipofisa terdiri atas pars distalis
(prolaktin, Adrenocorticotropic/ACTH, Tyroid
Stimulating Hormone/TSH, Somatotropin,
gonadotropin) dan pars intermedia
(Melanocyte Stimulating Hormone/MSH)
• Neurohipofisa terdiri dari pars nervosa :
menghasilkan ocytixin, arginin vacotocin, dan
isotocin.
Hormon pituitari
Prolaktin
• Aksi berhubungan dengan reproduksi dan
parental care, serta osmoregulasi
• Reproduksi : pembuatan sarang, persiapan
migrasi prapemijahan, sekresi vesikula
seminalis, dll
• Osmoregulasi : ekskresi ginjal, sekresi mukus
kulit dan insang.
Hormon pituitari
Somatotropin
• Menunda katabolisme asam-asam amino dan
memacu inkorporasinya ke dalam protein-
protein tubuh.
• Umpan balik negatif dgn somatostatin yang
dihasilkan pankreas.
Hormon pituitari
ACTH dan MSH
• Merangsang sintesis melanin, mempengaruhi
melanofor
• MSH yang utama
• ACTH korteks adrenal
Hormon pituitari
Gonadotropin
• Berperan dalam produksi sperma dan telur
• GTH I (pematangan): FSH
• GTH II (pemijahan): LH
Hormon pituitari
TSH
• Tirotrofin/Tyroid Stimulating Hormone
Hormon pituitari
Oxytocin, arginin vasotocin, dan isotocin
• Dilepaskan oleh neurohipofisis (Oxytocin dan
arginin vasotocin/AVT), berperan dalam
osmoregulasi
• Arginin vasotocin menyebabkan peningkatan
produksi urin pada ikan air tawar
• Oxytocin berperan dalam produksi
vasocontstriction pada pembuluh darah insang
• AVT juga berperan terhadap kontraksi otot polos
pembuluh darah dan otot polos ovarian dan
oviduct
THYROID
THYROID
• Karakteristik : sel tunggal yang dikelilingi
folikel, mengubah iodin dan inkorporasinya
menjadi hormon tiroid.
• Fungsi tiroid: membuat, menyimpan, dan
mengeluarkan sekresi yang berhubungan
dengan pengaturan laju metabolisme.
• Hormon tiroksin : pertumbuhan,
metamorfosis, dan reproduksi.
PANKREAS
PANKREAS
• Terdiri dari kelenjar eksokrin dan endokrin
• Eksokrin : getah pankreas
• Endokrin (pulau langerhans):
1. Sel-sel A: glukagon → glikogenolisis → kadar
gula darah ↑
2. Sel-sel B: insulin → pemakaian glukosa,
mencegah glikogenolisis.
3. Sel-sel D: hormon identik somastostatin
PANKREAS
GONAD
• Dipengaruhi gonadotropin
• Ovarium: Estrogen
• Testis: Androgen
GINJAL
• Kontrol pituitari melalui ACTH
• Kelenjar endokrin terdiri dari:
1. Jaringan interrenal
2. Sel-sel kromaffin
3. Juxtaglomerulus
4. Korpuskel Stanius
Jaringan interrenal
• Letak : kepala ginjal (teleostei), ujung caudal
ginjal (elasmobranchi)
• Menghasilkan beberapa hormon
kortikosteroid yang merupakan derivat dari
kolesterol, di antaranya kortikosteron dan
kortisol.
• Secara umum berperan dalam proses
osmoregulasi
Sel-sel Kromaffin
• Terletak pada kepala ginjal dalam jaringan
yang mengeliligi vena cardial
• Menghasilkan epineprin dan norepineprin
• Berfungsi meningkatkan denyut jantung dan
tekanan darah sistole, mencegah hipoglikemia
dengan merangsang metabolisme dan
mobilisasi glikogen sebagai glukosa.
• Pada hipotalamus merupakan
neurotransmitter
Juxtaglomerular
• Terletak di samping glomerulus ginjal, tidak
ditemukan pada elasmobranchi
• Berfungsi membentuk renin dan melepaskannya
ke dalam aliran darah agar berikatan dengan
angoitensinogen untuk membentuk angiotensin
• Angiotensin berfungsi meningkatkan tekanan
darah dan menstimulasi adrenal untuk
mensekresi aldosteron utk meningkatkan fungsi
ginjal
Korpuskel Stannius
• Berperan dalam regulasi kalsium pada
teleostei
• Proliferasi dari saluran kencing
KELENJAR ULTIMOBRANCHIAL
• Terletak pada septum
pemisah antara rongga
abdomen dan sinus venosus,
nampak sebagai pita
berwarna putih pada septum
• Tidak berupa folikel melainkan
menyebar pada septum
• Menghasilkan hormon
kalsitonin berperan
menurunkan kadar kalsium
darah dan adaptasi pada
lingkungan hidromineral yang
berubah-ubah.
UROFISIS
• Terletak dibagian
belakang spinal
chord
• Secara umum
berhubungan dgn
osmoregulasi
• Menghasilkan
hormon urotensin I,
II, III, dan IV
PINEAL
(A) Overview of the major subdivision of the teleost
(here, salmonid) brain: olf. b., olfactory bulb. (B)
Schematic rendering of a midsagittal section through the
area indicated by the rectangular frame in (A), showing
the topological relation of the pineal organ to the dorsal
diencephalon (habenula and habenular commissure, hc),
midbrain optic tectum, and telencephalon: ds, dorsal sac;
pc, posterior commissure; SCO, subcommissural organ.
(C) Schematic rendering of cell types in the epithelium of
the pineal end-vesicle, indicated by a circular frame in
(B): a, axons of pineal neurons, gathered in a bundle; bl,
basal lamina; c, capillaries; e, erythrocytes; eic,
interstitial cell; is, photoreceptor inner segment with
mitochondria; l, pineal lumen; n, centrally projecting
neuron, ‘ganglion cell’; nu, nucleus; os, photoreceptor
outer segment; prc, photoreceptor cells; pvs,
perivascular space; sr, synaptic ribbons; arrow indicates
photoreceptor basal process that terminates on the basal
lamina (note that such have been described in only the
pike and the rockling); arrowheads indicate tight
junctions that form a barrier against the cerebrospinal
fluid of the pineal lumen. Drawing modified from Falco´n
(1979b)

Fotoneuroendokrin: mengontrol ritme


circadian dan musim pemijahan.
Maturnuwun

Anda mungkin juga menyukai