SISTEM PENCERNAAN
1
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
Saluran pencernaan:
-mulut dan rongga mulut
-faring
Organ-organ
-esofagus
Pencernaan
-lambung
-pilorus
-usus
-anus
Kelenjar pencernaan:
-hati
-empedu
-pancreas
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
1. Mulut
4. Lambung
5. Pilorus
Batas antara lambung dan usus yang mengatur masuknya makanan yang
sudah dicerna ke dalam usus untuk diserap
6. Usus
KELENJAR PENCERNAAN
1. Kelenjar hati
2. Kelenjar empedu
3. Kelenjar pankreas
A. Sasaran Pembelajaran
1. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan apa yang dimaksud
dengan sistem pernapasan.
2. Agar mahasiswa mampu mengenali bagian-bagian dari organ pernapasan
dan alat pernapasan tambahan.
B. Organ Pernapasan
Pernapasan merupakan proses pengambilan oksigen dan pelepasan
karbon dioksida oleh suatu organisme hidup. Untuk dapat bernapas maka
diperlukan organ pernapasan. Pada ikan, proses pernapasan umumnya dilakukan
dengan menggunakan insang (branchia).
Insang ikan juga mengalami perkembangan sebagaimana organ-organ
lainnya. Pada stadia larva, insang belum sempurna dan belum dapat berfungsi.
Untuk dapat bernapas, larva ikan biasanya menggunakan kantung telur (yolk sac)
atau pada beberapa ikan tertentu menggunakan insang luar (Gambar 58).
Setiap insang ikan terdiri dari beberapa bagian, yaitu (Gambar 59):
- Filamen insang (hemibranchia = gill filament), berwarna merah, terdiri dari
jaringan lunak, berbentuk seperti sisir, melekat pada lengkung insang. Banyak
mengandung kapiler-kapiler darah sebagai cabang dari arteri branchialis dan
merupakan tempat terjadinya pengikatan oksigen terlarut dari dalam air.
- Tulang lengkung insang (arcus branchialis = gill arch), merupakan tempat
melekatnya filamen dan tapis insang, berwarna putih, dan memiliki saluran
darah (arteri afferent dan arteri efferent) yang memungkinkan darah dapat
keluar dan masuk ke dalam insang.
- Tapis insang (gill rakers), berupa sepasang deretan batang tulang rawan yang
pendek dan sedikit bergerigi, melekat pada bagian depan dari lengkung
insang, berfungsi untuk menyaring air pernapasan. Pada ikan-ikan herbivora
pemakan plankton, tapis insangnya rapat dan ukurannya panjang. Hal ini
sesuai dengan fungsinya sebagai alat penyaring makanan. Sedangkan pada
ikan-ikan carnivora, tapis insang tersebut jarang-jarang dan berukuran pendek
(Gambar 60).
124
Gambar 58. Alat pernapasan pada larva ikan (Affandi et al., 1992)
Gambar 60. Insang pada ikan herbivora (A) dan karnivora (B)(Affandi et al., 1992)
125
Ikan-ikan bertulang sejati memiliki insang yang ditutup oleh penutup insang
(apparatus opercularis). Tutup insang ini terdapat di sebelah kanan dan kiri bagian
belakang dari kepala, berbentuk seperti setengah membundar. Setiap tutup
insang terdiri atas (Gambar 61):
- Operculum, yang tersusun atas empat potong tulang, yaitu:
- os operculare, merupakan tulang yang paling besar dan letaknya paling
dorsal
- os preoperculare, merupakan tulang kecil yang melengkung seperti sabit
dan terletak paling cranial
- os interoperculare, merupakan tulang kecil yang terletak di antara os
operculare dan os preoperculare
- os suboperculare, merupakan bagian tulang yang terletak paling caudal
- Membrana branchiostega, merupakan selaput tipis yang melekat pada
operculum dan berakhir bebas di tepi belakang dari operculum. Berfungsi
sebagai klep untuk menahan agar supaya air tidak masuk ke dalam rongga
insang dari arah belakang.
- Radii branchiostega, merupakan tulang-tulang kecil yang terletak pada bagian
ventral pharynx, dan berfungsi untuk menyokong membrana branchiostega.
126
Gambar 61. Tulang penutup insang pada ikan Teleostei (Andy Omar, 1987)
127
Pada ikan betok (Anabas testudineus (Bloch, 1792)), organ labyrinth
terletak di bagian atas insang dan terdapat saluran yang menghubungkan
labyrinth dan insang (Gambar 63).
b. Arborescent organ, berbentuk seperti bunga karang.,Pada ikan lele (Clarias
batrachus (Linnaeus, 1758)) alat pernapasan tambahan ini terletak di
bagian atas depan insang (Gambar 64).
c. Diverticula, lipatan kulit pada bagian mulut dan ruang pharynx, misalnya
pada ikan gabus (Channa striata (Bloch, 1793))(Gambar 65).
d. Alat pernapasan tambahan berupa tabung, misalnya pada ikan
Heteropneustes microps (Günther, 1864) dan jenis catfish lainnya.
e. Dinding bagian dalam dari operculum yang banyak mengandung pembuluh
darah, misalnya pada ikan blodok (Periophthalmus kalalo Lesson, 1831).
D. Soal-soal Latihan
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per
kelompok), kemudian masing-masing kelompok menjelaskan mengapa ikan
blodok (Periophthalmus argentilineatus Valenciennes, 1837) dapat bertengger
pada akar-akar pohon bakau. Presentasikan selama 10 menit.
E. Daftar Pustaka
Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Chiasson, R. 1980. Laboratory Anatomy of the Perch. Third edition. WM. C. Brown
Company Publishers, Dubuque, Iowa.
128
Gambar 63. Labyrinth pada ikan betok (Anabas testudineus)(Affandi et al., 1992)
Gambar 64. Organ arborescent pada ikan lele (Clarias batrachus)(Affandi et al.,
1992)
129
Gambar 65. Diverticula pada ikan gabus (Ophiocephalus striatus)(Affandi et al.,
1992)
130
Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller, and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology.
Second edition. John Wiley and Sons, Inc., New York.
Moyle, P.B. and J.J. Cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology.
Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
131
SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR
1
Tujuan Instruksional Khusus
2
TOPIK PERKULIAHAN
3
Prinsip dasar sistem sirkulasi
4
Prinsip dasar sistem sirkulasi
Tipe pompa ada 2 yaitu pompa peristaltik dan
pompa berongga (chamber pumps) yang berkatup (valve)
5
Pompa peristaltik yang umum terdapat pada
avertebrata
6
FUNGSI SISTEM SIRKULASI
7
Sirkulasi untuk mempertahankan kehidupan sel-sel
Difusi Difusi
pompa
Sel-sel
Permukaan posisinya
pertukaran Pergerakan cairan/fluid jauh dari
gas permukaan
pertukaran
gas
pompa
8
Bagaimana kapiler menyampaikan substansi yang ditransportasikan?
ukuran tubuh kecil
kap
r tekanan
R oksigen
Lingkaran jaringan
mendapat asupan R-r
O2 dari kapiler
kap
tekanan
r oksigen
R
R-r
Setiap kapiler dikelilingi oleh masa jaringan yang berbentuk silindris yang
mendapat asupan oksigen melalui difusi dari kapiler. Kemiringan gradien difusi
tergantung panjang jari-jari jaringan silindris (R), radius kapiler (r), dan 9
tekanan (tensi) oksigen
Mengapa sistem sirkulasi penting?
10
Komposisi penyusun tubuh vertebrata
12
Sistem peredaran darah terbuka
- Umum terdapat pada avertebrata
Pengecualian – sirkulasi cumi-cumi yang tertutup
- Sebagian tertutup
+ Pompa (jantung)
+ Arteri-arteri
+ Sinus-sinus terbuka
+ Pori-pori jantung (“ostia”)
= Lubang-lubang dengan katup searah
= Jantung terisi saat takanan rendah
= Mencegah kehilangan hemolymph saat
kontraksi
13
Kelebihan dan kekurangan sistem peredaran darah terbuka
14
Sistem peredaran darah semi terbuka – pada lobster
Jantung mendorong
hemolymph melalui
arteri-arteri
anterior dan
posterior
Jantung
Arteri-arteri
Kapiler-kapiler
Vena
16
(dan kapiler-kapiler)
17
Sistem sirkulasi tertutup
Keuntungan:
19
Hewan-hewan besar tanpa sistem sirkulasi khusus
Lubang gastrovaskular
merupakan bagian utama
dari hewan-hewan tersebut
dan berfungsi sebagai
sistem sirkulasi serta sistem
pencernaan makanan.
20
Sistem Gastrovaskular Cacing Pita
21
Adakah organisme tanpa sistem sirkulasi?
22
Cairan sirkulasi (circulatory fluid)
23
Jantung sebagai pemompa darah
24
Jantung sebagai pemompa darah
Frekuensi detak jantung (heart beat frequency) jumlah denyutan per menit
Jumlah detak jantung berbanding terbalik dengan ukuran hewan (semakin besar
ukuran tubuh hewan jumlah denyutan semakin sedikit dan sebaliknya)
Cardiac output (keluaran jantung) volume darah yang dipompakan oleh jantung
Berguna untuk:
25
Penyebaran aliran darah ke seluruh tubuh
27
Pembuluh-pembuluh darah A = atrium
A.B.A = afferent branchial arteries
A.C.S = arterial cardinal sinus
(vena)
B.A = bulbus arteriosus
D.A = dorsal aorta
D.C = ductus Cuvieri
E.B.A = efferent branchial arteries
H.V = hepatic vein
I.J.S = inferior jugular sinus
M.A = mesentric arteri menuju usus
P.C.S = posterior cardinal sinus
(vena)
S.V = sinus venosus
V = ventrikel
V.A = ventral aorta
Pembuluh darah pada insang dan kepala ikan teleost. (Satchell, 1991)
28
Pembuluh-pembuluh darah
31
Paralel dan seri
Seri
D B
C
Laju aliran A =
Laju aliran A = Laju aliran B
(Laju aliran B1 + Laju aliran B2)
= Laju aliran C = Laju aliran D
= Laju aliran C = Laju aliran D
32
Laju aliran vs. ukuran pembuluh
1 jet 50 jets
4 liter 4 liter
menit menit
0.08 liter
menit
(a trickle)
Wadah-wadah Kapiler
AORTA
terisi pada -kapiler
laju yang
sama
(total aliran
konstan!)
Laju aliran per kapiler bisa sangat rendah, namun jika
total laju aliran yang melalui seluruh kapiler-kapiler
dijumlahkan menjadi tinggi! 33
Konsep penyaluran (2)
• Laju aliran ditentukan oleh
– Perbedaan tekanan
– Resistensi/tahanan
Tekanan 1 – Tekanan 2
LAJU ALIRAN (Q) =
Resistensi hidrolik
34
Arteri Arteriol Kapiler Venul Vena
Pipes
• Arteri:
• Berdinding tebal
• Otot halus dengan lapisan collagen/elastin
• Arteriol-arteriol
– Berdinding tebal,
• Diameter dalam kecil = TAHANAN TINGGI
• Kapiler-kapiler
– Berdinding sangat tipis, laju aliran rendah (jumlahnya sangat
banyak)
• Venul/Vena
• Pembuluh-pembuluh besar dengan dinding tebal
• Bertahanan rendah, tekanan rendah.
35
Arteri dan arteriol
memiliki lapisan otot halus
yang menungkinkan untuk
keduanya berkontraksi
(vasoconstrict) dan
mengembang (vasodilate),
merubah diameter
sehingga darah dapat
mengalir.
36
Kapiler-kapiler
• Kapiler sangat kecil, sama
dengan diameter sel darah
merah (8µm atau kurang).
• Dinding-dinding kapiler
merupakan lapisan tunggal
yang terdiri dari sel-sel
endothelial yang sangat
tipis, yang menempel pada
bagian ujung dan dikelilingi
sebuah basement
membrane (extracellular
matrix). 37
Endothelial cells
Tekanan darah &
kecepatan aliran
•Karena arteri bercabang,
maka luasan area akan
meningkat sehingga tekanan
darah dan kecepatan aliran
menurun.
39
Arteri dan Vena
Arteri
Vena
Perhatikan
dinding vena
yang jauh lebih
tipis.
40
Kepadatan kapiler dalam jaringan
41
(A) Skema peredaran darah pada cumi-cumi dan gurita;
(B) Sistem pusat peredaran darah (central cardiovascular system) pada cumi-cumi
42
43
Metode pengukuran yang berkaitan dengan sistem sirkulasi
44
Gambar bagian inferior mulut ikan (dilihat dari bawah, bagian rahang bawah
tidak digambar) memperlihatkan catheter untuk mengambil darah dari
dorsal aorta (Schreck & Moyle, 1990)
45
Pengambilan darah pada bulbus arteriosus dengan menggunakan
Microretracor (Schreck & Moyle, 1990)
46
Sampling darah dari pembuluh darah pada branchial arch
(Schreck & Moyle, 1990)
47
Pengambilan darah ikan dari pembuluh-pembuluh di bagian ekor
(Schreck & Moyle, 1990)
48
Respon sirkulasi terhadap perubahan kondisi lingkungan
Suhu
Oksigen terlarut
Stress
Polusi air
Aktivitas: bergerak, istirahat
Siklus biologis (memijah, migrasi, dll)
49
Keterkaitan antara fisiologi sirkulasi dengan
fisiologi respirasi?
50
Kepustakaan Utama
BO : bulbus olfactorius
BRC : braincase
EM : otot epaxial
PTO : palatal organ
KET.
I. olfactory nerve; II. optic nerve; III. oculamotor nerve; trochlear nerve; V.
Trigeminal nerve; VI. Abducens nerve; VII. Facial nerve; 1-6. octavus
nerve (VIIIa anterior ramus; VIIIp. Posterior ramus); ALLN. Anterior lateral
line nerve; PLLN. Posterior lateral line nerve; IX. Glossopharyngeal
nerve;X vagal nerve; C. Cerebellum; D. Diencephalon; R.
Rhombocephalon;T. Telencephalon; TE. Tectum mesencephali.
Brain Development
• Pada embrio terbagi atas 3 bagian:
– Bag depan = prosencephalon
– Bag tengah = mesencephalon
– Bag belakang = rhombencephalon
Dewasa :
• Prosencephalon telencephalon
diencephalon
• Mesencephalon -- mesencephalon
• Rhombencephalon metencephalon
myelencephalon
Brain Structure
1.Telencephalon = Cerebrum
• Otak bagian depan yang dibentuk oleh serebral
hemisfer dan rhinecephalon
• Sebagai pusat hal-hal yang berhubungan dengan
pembauan.
• Saraf utama yang keluar dari daerah ini adalah
saraf olfactory (saraf cranial I).
• Pada ikan yang mengutamakan pembauan untuk
mencari mangsanya, otak bagian depan menjadi
lebih berkembang.
• Ikan tilapia tertentu memberikan perhatian dan
perlindungan terhadap anaknya jika telencephalonnya
dirusak : bersifat tidak acuh terhadap anaknya.
• Ikan Betta splendens akan kehilangan tingkah laku
seksnya akibat pengrusakan telencephalon.
• Goldfish (Carrasius auratus) yg dirusak bagian
Telencephalon kehilangan spontanitas utk mengenal
lingkungan
Fungsi:
-Terutama mengatur indra penciuman/olfactory
(Pada ikan yg mengutamakan indra penciuman utk
makan, bagian olfactory lobes membesar)
-Tingkah laku
Otak depan (Proencephalon)
Telencephalon
1 . Bulbus olfactorius
Bulbus olfactorius
Tersusun oleh tiga cincin :
1. Lapis selular internal (ICL)
2. Lapis selular eksternal (ECL)
3. Lapis glomerular (GL)
2.Diencephalon
• Terletak pada bagian belakang telencephalon.
• Bagian ventral dari dienchephalon adalah
hypothalamus, bagian dorsalnya epithalamus dan
bagian lateralnya dinamakan thalamus. Epithalamus
adalah bagian yang nampak pada dorsal dari otak.
• Struktur yang paling nyata ialah dua tonjolan dorsal
yang tunggal, yaitu epifise (organ pineal) di sebelah
belakang dan parafise (organ parapineal) disebelah
depannya. Keduanya tumbuh sebagai evaginasi dari
diencephalons embrio.
- berkaitan dengan organ pineal (koneksi
dg hypothalamus)
- terdapat optic nerves menuju
mesencephalon
Fungsi :
- Berperan dlm transfer pesan utk kelenjar
endokrin
- Utk penerimaan stimuli cahaya
Klasifikasi ikan berdasarkan organ pineal:
a. Phototaksis + : memiliki tulang tengkorak
atas yg tdk berpigment/transparant
b. Phototaksis - : memiliki tulang tengkorak
atas yg berpigment/opaque
c. Phototaksis yg bervariasi tergantung
cahaya, tp punya chromatophore yg
mampu mengontrol jumlah cahaya yg
masuk
Diencephalon
1. Area preopticus,
2. Area epithalamus,
3. Area thalamus,
4. Area hypothalamus,
5. Area tuberculum
posterioris
6. Area pretectum.
3.Mesencephalon
• Otak bagian tengah pada semua vertebrata
memiliki atap berupa sepasang lobus opticus
yang bertindak sebagai pusat refleks
penglihatan, menerima serabut aferent dari
retina.
• Mesencephalon pada ikan relatif besar dan
berfungsi sebagai pusat penglihatan.
• Lobus opticus terdiri dari tectum opticum di
bagian atas tegmentum di bagian bawah.
• Tectum opticum merupakan organ koordinator
yang melayani rangsang penglihatan.
• Bayangan yang terjadi pada retina mata akan dipetakan
pada tectum opticum.
• Tegmentum merupakan pusat sel-sel motoris. Pada
mesencephalon terdapat bagian menonjol : Cerebellum,
memiliki fungsi utama yaitu mengatur kesetimbangan
tubuh dalam air, mengatur tegangan otot dan daya
orientasi thd ruang.
• Pada ikan bertulang sejati cerebellum terbagi atas dua
bagian besar, yaitu valvula cerebelli dan corpus cerebelli
yang besarnya tergantung spesiesnya.
• Beberapa jenis ikan yang memiliki cerebellum relatif
besar, utamanya ikan yang menghasilkan listrik
(mormyridae) dan ikan perenang cepat (mackerel dan
tuna).
Optic lobes paling dominan di bagian dorsal &
Tegmentum di bagian ventral
ukuran optic lobes dipengaruhi oleh seberapa
visual ikan tsb
Terdiri dart syaraf optic yg berhubungan dg
retina
Fungsi :
- utk ketepatan berenang terhadap objek
bergerak. Co: menangkap mangsa
- utk koordinasi mata-badan
- learning
- Penerimaan impuls listrik. Co: belut listrik
Mesencephalon (Otak tengah)
• Saraf cranial III-X keluar dari medulla oblongata. Pada ikan clupea
pallasi, mugil cephalus dan Trachiurus, medulla oblongata membesar
terdapat organ :cristae cerebelli diduga ada hubungannya
dengan kecendrungan ikan untuk berkelompok.
• Pusat syaraf sensorik (cranial nerves I-X kec penciuman I & mata II)
• Fungsi:
- mengatur tingkah laku. Co: schooling behaviour pd herring
- gustatory & tactile impuls (taste & touch). co.: barbel Carp (Cyprinus
carpio)
- respiratory & osmoregulatory function
- Swimming equilibrium
Rhombencephalon
Medulla oblongata
Penghubung mesencephalon dengan medulla spinalis
Medulla oblongata
1. Area rostralis (13 – 17)
2. Area intermedia (17 – 23)
3. Area caudalis (24 – 27)
SARAF CRANIAL
URINARIA GENETALIA
EKSKRESI REPRODUKSI
* LETAK : RETROPERITONIAL
* FUNGSI : EKSKRESI
OSMOREGULASI
HOMEOSTATIS
Sistem Ekskresi
7
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
9
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
Fungsi nephrons:
10
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
Produksi urin
saluran
kapsul pengumpul
glomerulus Bowman
12
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
13
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
SISTEM REPRODUKSI
14
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
Sistem reproduksi :
17
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
Tipe reproduksi
berdasarkan
18
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
a. Eksternal (ovipar)
pembuahan di luar tubuh betina
embrio berkembang di luar tubuh betina
jumlah telur : ratusan – ribuan
b. Internal
1. Vivipar
pembuahan di dalam tubuh betina
embrio mendapat pasokan dari induk sampai menetas kecuali kuda laut
2. Ovovivipar
pembuahan di dalam tubuh betina
embrio tidak mendapatkan pasokan nutrien dari induk (dipasok dari
kuning telur)
perlu organ kopulasi untuk transfer spermatozoa, ex. Gonopodium
pada ikan seribu dan klasper pada ikan cucut
20
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
a. Tanpa perlindungan
jumlah telur banyak (hingga ratusan ribu) : patin, tongkol, bandeng
pemijahan di tempat terbuka
ukuran telur relatif kecil
induk pelagofil
b. Membuat sarang
tanpa ditunggu induk, sarang disusun dari dedaunan, kayu, pasir, lubang
d. Perlindungan induk
bui / gelembung, kayu / daun, lubang / sarang
Ciri kelamin
Warna (dikromatisme)
♂ : cerah, berwarna-warni
♀ : sederhana, satu warna
Tingkah laku
♂ : agresif, lincah
♀ : tenang
22
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
Gonad
Biasanya sepasang, kiri & kanan Biasanya sepasang, kiri & kanan
Spermatozoa yang telah matang Telur yang sudah matang akan masuk
dikeluarkan lewat vas deferens ke dalam lumen dan dikeluarkan
melalui oviduct proses ovulasi
Terletak di bawah ginjal, memanjang
dari anterior hingga posterior Waktu muda seperti benang
memanjang, berwarna putih
Testes waktu muda berwarna
kemerah-merahan, seperti benang Saat matang membesar seperti
Balon, mengandung butirsan telur,
Saat matang keputihan, bergelambir (di kiri-kanan atau di atas usus)
(tidak rata, di kiri-kanan atau di atas
usus) 23
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
Intermittent organ
24
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
25
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
26
KULIAH 7 : ANATOMI DALAM 2
Seksual dimorfisme
27
TARARENKYU
Sistem Endokrin