Anda di halaman 1dari 9

LKM IDETIFIKASI STRUKTUR ORGAN PENCERNAAN DAN

PERNAFASAN SERTA PEMBUATAN AWETAN PADA IKAN MAS

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5

1. MAILATURROBIATIS S. (16030654005)

2. DITA KUSUMA C (16030654034)

3. ARIF HIDAYAT (16030654052)

4. CELINE NUANDA BASUKI (16030654068)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

2018
A. Judul
Idntifikasi Struktur Organ Pencernaan Dan pernafasan Serta Pembuatan
Awetan Organ Pada Ikan Mas
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi organ pencernaan dan pernafasan pada
ikan mas.
2. Untuk mengetahui cara membuat awetan organ pada ikan mas
C. Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengetahui anatomi organ pencernaan dan
pernafasan pada ikan mas.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara membuat awetan organ pada
ikan mas.
D. Prtanyaan Pngamatan
1. Bagaimana anatomi organ pencernaan dan pernafasan pada ikan
mas?
2. Bagaimana cara membuat awetan organ pada ikan mas?
E. Kajian Teori
1. Sistem Pernapasan Pada Ikan
Proses pernapasan dapat dibagi menjadi 4 tahap, yakni: (1)
pertukaran udara melalui permukaan alat pernapasan, (2) difusi oksigen
dan karbondioksida antara insang dan darah, (3) transpor oksigen dan
karbondioksida di dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel, dan (4)
pengaturan pernapasan. Proses ini dapat berlangsung karena adanya
perbedaan tekanan parsial gas (Fujaya, 2008).
Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan
menutup mulut secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup
insang. Pada waktu mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut
sedangkan tutup insang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air
masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam
insang. Dan pada waktu menutup, tutup insang membuka dan air dari
rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya air
melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan
karbondioksida terjadi pada lembaran insang .
   Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk
lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembab.
Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian
dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran
insang terdiriri dari filamen, dan tiap filamen mengandung lapisan tipis
(lamela) (Fujaya, 1999).Dan insang pada ikan dibedakan menjadi dua
macam yaitu insang dengan tutup insang (operkulum) dan insang tanpa
operkulum. Insang dengan operkulum dimiliki oleh ikan bertulang
sejati sedangkan insang tanpa operkulum dimiliki oleh ikan bertulang
rawan. Ikan bertulang sejati umumnya memiliki empat pasang insang
pada masing-masing sisi faring dan terlindungi oleh operkulum.
Masing-masing insang terdirri dari sebuah lengkung insang (arkus
brankhialis) dan tersusun atas tulang rawan.
Insang tidak hanya berfungsi tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat
ekskresi gara-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan
osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang
merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-
lipatan sehingga membuat rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini
berfungsi menyimpan cadangan O2 sehingga ikan tahan pada kondisi
yang kekurangan O2. Untuk menyimpan cadangan O2, selain dengan
labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat
punggung.
Stickney (1979) menyatakan salah satu penyesuaian ikan terhadap
lingkungan ialah pengaturan keseimbangan air dan garam dalam
jaringan tubuhnya, karena sebagian hewan vetebrata air mengandung
garam dengan konsentrasi yang berbeda dari media lingkungannya.
Ikan harus mengatur tekanan osmotiknya untuk memelihara
keseimbangan cairan tubuhnya setiap waktu.
2. Sistem Pencernaan Pada Ikan
Secara umum, proses pencernaan ikan sama dengan vertebrata
yang lain. Namun, ikan memiliki beberapa variasi terutama dalam
hubungannya dengan cara memakan. Alat pencernaan ikan terdiri atas
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada umumya, saluran
pencernaan ikan berturut-turut dimulai dari segmen mulut, rongga
mulut, faring, esophagus, lambung, pylorus, usus, rectum, dan anus.
Sedangkan sel atau kelenjar pencernaan terdapat pada lambung, hati,
dan pankeas (Fujaya, 2004).
Struktur dan fungsi saluran pencernaan pada ikan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a) Mulut
Struktur anatomi mulut erat kaitannya dengan cara
mendapatkan makanan, ada mulut yang dapat disembulkan ke
depan seperti ikan belanak. Adapula yang tidak dapat
disembulkan. Di sekitar bibir pada beberapa ikan tertentu terdapat
sungut yang mencari makanan di dasar perairan. Sungut ini
berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan. Posisi
mulut juga berkaitan dengan kebiasaan makan ikan, misalnya ikan
mas memiliki mulut yang terletak di ujung hidung, sedangkan
ikan julung-julung terletak di atas hidung (Fujaya, 2004).
b) Faring
Pada ikan filter feeding proses penyaringan makanan
terjadi pada segmen ini karena tapis insang mengarah ke segmen
faring. Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga
mulut, kadangkala masih ditemukan organ pengecap. Jika
material yang ditelan bukan makanan maka akan dibuang melalui
insang (Radiopoetro, 1984).
c) Esophagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti
pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan.
Pada ikan laut esophagus berperan dalam penyerapan garam
melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang
diminum menurun sehingga memudahkan penyerapan air oleh
usus belakang dan rectum (Fujaya, 2004).
d) Lambung
Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada
ikan yang tidak berlambung fungsi penampung makanan
digantikan oleh usus depan yang dimodifikasi menjadi kantong
yeng membesar. Pada ikan tak bergigi (biasanya herbivora)
terdapat gizzard yang berfungsi untuk menggerus makanan.
Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mucus yang
mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai
pelindung dinding lambung dri kerja asam klorida. Di bagian luar
sel epitellium terdapat lapisan lendir sebagai hasil sekresi sel
mucus tersebut. Sel-sel penghasil cairan gastric terletak di bagian
bawah dari lapisan epitellium mensekresikan pepsin dan asam
klorida. Berbeda dengan mamalia pada ikan pencernaan secara
kimiawi dimulai di bagian lambung, bukan di bagian rongga
mulut, karena ikan tidak memiliki kelenjar air liur (Fujaya, 2004).
e) Pylorus
Pylorus merupakan segmen yang terletak antara lambung
dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya
yang mengecil. Pada beberapa ikan terdapat usus-usus kecil dan
pendek yang disebut pyloric caeca. Saat menyempitnya saluran
pencernaan pada segmen ini berarti bahwa segmen pylorus
berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan (chyme) dari
lambung ke segmen usus (Fujaya, 2004).
f) Usus
Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran
penceraan. Pada bagian depan usus terdapat dua saluran yang
masuk ke dalam yaitu saluran yang berasal dari kantung empedu
dan yang berasal dari pancreas. Lapisan mukosa usus tersusun
oleh selapis sel epitellium dengan bentuk prismatic. Pada lapisan
ini terdapat tonjolan membentuk sarang tawon pada usus bagian
depan dan lebih beraturan pada usus bagian belakang, terutama
pada ikan lele. Bentuk sel yang umum ditemukan pada epithelium
usus adalah enterosit dan mukosit. Enterosit merupakan sel yang
paling dominan dan diantara enterosit terdapat mukosit. Jumlah
mukosit semakin meningkat ke arah bagian belakang usus.
Enterosit merupakan sel yang permukaan atasnya
mengarah memiliki mikrovili yang berperan dalam penyerapan
makanan. Secara histologis enterosit pada ikan yang telah
menyerap zat makanan akan berwarna keputih-putihan dan
berbeda sekali dengan sel yang tidak menyerap zat makanan.
Mukosit merupakan sel penghasil lendir yang berbentuk piala.
Bagian bawah mukosit mengandung mucigen yang akan berubah
menjadi lendir jika telah dilepaskan oleh sel dan bereaksi dengan
air (Fujaya, 2004).
g) Rectum
Rectum merupakan segmen saluran pencernaan terujung.
Segmen rectum berfungsi dalam penyerapan air dan ion. Adanya
penyerapan air ini dapat dilihat dari kondisi feces yang umumnya
berbentuk kompak, berbeda dengan keadaannya ketika masih
terdapat dalam usus bagian belakang. Pada larva ikan selain
fungsi tersebut rectum juga berfungsi untuk penyerapan protein
(Fujaya, 2004).
h) Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan
bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital.
Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh
dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan
ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di
depan pangkal ekor mendekati sirip dada.
3. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim
pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses
penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh
ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada
umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein,
sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah
karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas.
Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga
berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
Hati meupakan organ penting yang mensekresikan bahan
untuk proses pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu
kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan. Posisi hati
terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan
disekitar usus depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk
kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau
kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya
untuk menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ
hati. Secara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan
empedu.
Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan
(enzim) yang berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada
yang berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar) di antara
sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan sebab
saluran pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik
yaitu saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan
pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar dari pankreas
menuju usus depan.
Sebuah sumber penting dari enzim pencernaan pankreas.
Organ ini berdekatan dengan lambung dan dapat sebagai organ
diskrit atau difus tergantung pada spesies. Enzim diproduksi oleh
pankreas hanya di hadapan makanan dan terlibat dalam
pemecahan semua nutrisi.
Baik hati dan kantung empedu memainkan peran penting
dalam pencernaan. Hati baik asimilasi produk-produk dari
pencernaan ke dalam bentuk yang dapat digunakan dan membantu
proses pencernaan melalui produksi empedu yang disimpan dalam
kantung empedu. Empedu melayani sejumlah fungsi :
i. Membantu dengan emulsifikasi dan penyerapan
lipid/lemak,
ii. Menetralkan asam klorida dari lambung (dan sehingga
mencegah kemungkinan ulserasi usus) dan,
iii. Memastikan bahwa racun diserap kembali ke usus untuk
ukuran excretion.The dan kepenuhan kandung empedu
merupakan indikasi status makan ikan.
a. Sekresi Pankreas
Pankreas memiliki kelenjar endokrin dan eksokrin.
Bagian yang predominan adalah kelenjar eksokrin, yang terdiri
atas kelompok-kelompok sel sekretorik seperti anggur yang
membentuk kantung-kantung (asinus). Kelenjar endokrinnya
terdiri atas pulau-pulau Langerhans yang tersebar di seluruh
pankreas. Kelenjar eksokrin pankreas mensekresikan:
1. Enzim Tripsinogen
Enzim proteolitik: tripsinogen, kimotripsinogen, dan
prokarboksipeptidase.
Tripsinogen merupakan bentuk inaktif yang ketika
disekresikan ke lumen duodenum akan diaktifkan oleh
enterokinase di usus halus menjadi tripsin. Tripsin
kemudian mengubah kemotripsinogen dan
prokarboksipeptidase menjadi kimotripsin dan
karboksipeptidase.

2. Amilase dan Maltosa pankreas


Mengubah polisakarida menjadi disakarida maltosa.
Amilase disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak
membahayakan sel-sel sekretorik.Amilase (α-amilase)
terdapat dalam saliva dalam bentuk enzim ptyalin yang
terutama disekresi oleh kelenjar parotis. Kerja ptialin
berlangsung setelah makanan masuk dalam lambung yaitu
sampai isi fundus dicampur dengan isi lambung. Amilase
juga terdapat dalam usus halus yang disekresi oleh
pancreas.
3. Lipase pankreas
Lipase menghidrolisis trigliserida menjadi
monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak
yang dapat diabsorbsi. Defisiensi enzim pankreas
menyebabkan maldigesti lemak yang serius, sehingga dapat
menimbulkan steatorea (kelebihan lemak pada feses).
Lipase dalam cairan pankreas berfungsi sebagai katalis
dalam proses hidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol,
monoasilgliserol dan diasilgliserol.

F. Alat Dan Bahan

Alat :

1. 1 set alat bedah


2. Sapu tangan karet
3. Pinset
4. Jarum pentul
5. Botol awetan
6. Raktabungreaksi
7. Tabungreaksi10 buah
8. Gelasbeker 400 ml 1 buah
9. Penjepittbungreaksi 1 buah
10. Papanseksi

Bahan :

1) Ikan mas
2) Aquades
3) 0,5% COSO4
4) 10% NaOH
5) Larutan protein albumin
6) Larutan Benedict
7) Larutan Biuret
8) LarutanGlukosa 5%
9) LrutanFruktosa 10%
10) Larutansukrosa 5
11) LarutanIodin
12) Larutangula
13) KorekApi
14) Toluen 4-5 tetes
15) Gliserin 50% 20 ml
16) Jus/ susuinstan
17) Buahbuahan / sayur-sayuran
18) Tepung/Tahu/Roti
19) Bahanapapun yang dapatdicampurdengan air
Daftar Pustaka

Aida. 2014. LaporanFisiologiHewan (Online).

(https://id.scribd.com/doc/134504193/25/Tes-pembuktian-adanya-enzim-
tripsin, diakses 12 Maret 2018).

Darwindra, Haris Dianto. 2010.  Karbohidrat (Online).

(https://harisdianto.files.wordpress.com/2010/01/karbohidrat pdf, diakses


12 Maret 2018).

Anda mungkin juga menyukai