E-mail : -
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses implementasi model Cooperative Learning tipe
NHT, mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar aspek kognitif melalui implementasi
model Cooperative Learning tipe NHT pada materi pokok jaringan hewan kelas XI SMA Negeri 2
Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 4
tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas
XI IPA5 SMA Negeri 2 Yogyakarta. Indikator keberhasilan penelitian adalah implementasi model
Cooperative Learning tipe NHT sesuai dengan sintaks yang diacu, aktivitas siswa pada saat proses
pembelajaran mampu mencapai kategori baik untuk semua aspek penilaian, dan persentase hasil belajar
aspek kognitif siswa mampu mencapai nilai gain berkategori sedang yaitu 0,30 < g ≤ 0,70. Instrumen
yang digunakan adalah soal pretest dan posttest, lembar observasi aktivitas siswa, serta lembar observasi
keterlaksanaan proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model
Cooperative Learning tipe NHT sesuai sintaks yang diacu yaitu meliputi penomoran (numbering),
pemberian pertanyaan (questioning), diskusi (head together), dan menjawab pertanyaan (answering).
Peningkatan pemahaman konsep siswa pada siklus I dan siklus II adalah 0,28 dan 0,43. Untuk aktivitas
siswa pada siklus I dan II mencapai 71,43% dan 80,52%.
Kata kunci: model cooperative learning, NHT, aktivitas siswa, hasil belajar aspek kognitif
Abstract
This study is aimed at describing the implementation process of Cooperative Learning model type
NHT, determine the increase in student activity and cognitive aspects of learning outcomes through the
implementation of Cooperative Learning model type NHT in the subject matter of animal tissues in class
XI SMA Negeri 2 Yogyakarta. The method used is classroom action research which consists of four
stages: planning, implementation, observation, and reflection. The subject is students of class XI IPA5
SMA Negeri 2 Yogyakarta. The success indicators of the research are the implementation model of
Cooperative Learning NHT in accordance with the syntax referenced, student activities during the
learning process is able to achieve a good category for all aspects of assessment, and the percentage of
learning cognitive aspects of the students were able to achieve gain value category was 00.30 < g ≤ 0.70.
The research instruments are pretest and posttest quiz, student activity observation sheet, and learning
process observation sheets. The results showed that the implementation of cooperative learning model of
NHT accordance referenced syntax that includes numbering, questioning, head together, and answering.
The increased of student activity in the first cycle and the second cycle was 0.28 and 0.43. The increased
of the student’s concept understanding in the first cycle and the second cycle was 71.43% dan 80.52%.
66 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun III, No. 1, Juni 2015
pembelajaran dapat meningkat (Zeni Kurnia- aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran
wati, 2009). mampu mencapai kategori baik untuk semua
Penelitian ini bertujuan untuk mengeta- aspek penilaian, persentase hasil belajar siswa
hui bagaimana implementasi model Coopera- mampu mencapai nilai gain berkategori sed-
tive Learning tipe NHT, seberapa besar pe- ang yaitu 0.30 < g ≤ 0.70.
ningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar as-
pek kognitif melalui implementasi model HASIL DAN PEMBAHASAN
Cooperative Learning tipe NHT pada materi Penelitian ini berjalan dalam dua siklus,
pokok jaringan hewan kelas XI SMA Negeri yang dalam setiap siklusnya berlangsung satu
2 Yogyakarta. kali pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung
selama dua jam pembelajaran (2 x 45 menit).
METODE PENELITIAN Setiap siklus penelitian terdiri dari empat ta-
Subjek dalam penelitian ini adalah sis- hap kegiatan utama, yaitu perencanaan, tinda-
wa kelas XI IPA5 SMA Negeri 2 Yogyakarta, kan, pengamatan, dan refleksi. Data yang di-
Bener, Tegalrejo, Yogyakarta dengan jumlah kumpulkan dalam setiap siklus adalah data
siswa 34 orang. Sesuai dengan jenis ranca- tentang aktivitas belajar dan hasil belajar as-
ngan penelitian yang dipilih, yaitu penelitian pek kognitif siswa melalui instrumen pe-
tindakan kelas, maka penelitian ini menggu- ngumpulan data yang telah ditetapkan..
nakan model penelitian tindakan dari Kemmis Langkah yang pertama adalah pemben-
dan Taggart. Tahapan penelitian tindakan pa- tukan kelompok. Pembentukan kelompok di-
da suatu siklus meliputi empat tahapan, yaitu lakukan oleh guru didasarkan pada nilai rapor
tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi semester sebelumnya dan jenis kelamin. Da-
dan tahap refleksi. Teknik pengumpulan data lam satu kelompok terdiri dari empat orang
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah ob- yang memiliki tingkat kecerdasan yang berbe-
servasi yang hasilnya dipergunakan untuk da, mulai dari siswa yang memiliki nilai rapor
memperoleh data tentang aktivitas belajar sis- tinggi sampai rendah. Selain itu, siswa yang
wa. Sedangkan alat pengumpulan data berupa berjenis kelamin perempuan dan laki-laki di-
lembar observasi untuk mengukur aktivitas bagi secara merata pada masing-masing ke-
siswa dan soal pretest dan posttest untuk me- lompok. Dengan demikian diharapkan terben-
ngukur pemahaman konsep siswa dalam pem- tuk kelompok yang heterogen. Pengelompok-
belajaran Biologi. an seperti ini dapat memberi kesempatan sis-
Sesuai dengan jenis rancangan peneliti- wa untuk saling mengenal dan saling berdis-
an yang dipakai adalah penelitian tindakan ke- kusi membahas masalah.
las (classroom action research). Teknik anali- Proses pemecahan masalah akan efektif
sis data yang digunakan adalah teknik analisis jika dilakukan melalui kelompok kecil. De-
deskriptif. Dengan teknik ini maka data yang ngan mengelompokkan siswa ke dalam ke-
telah dikumpulkan dari hasil penelitian akan lompok-kelompok kecil akan memberi pelu-
dipilih dan selanjutnya disajikan dalam ben- ang bagi siswa untuk mendiskusikan masalah
tuk persentase atau tabel distribusi (Suwarsih yang dihadapi dan memperdebatkan alternatif
Madya, 2007). Tolak ukur keberhasilan dari pemecahan masalahnya. Siswa yang mengala-
penelitian ini adalah implementasi NHT sesu- mi kesulitan memahami dapat bertanya pada
ai dengan sintaks yang diacu, yaitu meliputi siswa yang lebih pandai dalam kelompoknya.
penomoran (numbering), pemberian pertanya- Kelompok tersebut bersifat permanen, artinya
an (questioning), diskusi bersama (head toge- selama proses pembelajaran berlangsung sis-
ther), dan menjawab pertanyaan (answering), wa berada dalam kelompok yang tetap.
68 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun III, No. 1, Juni 2015
Langkah kedua adalah penomoran. Ma- mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dari
sing-masing siswa dalam satu kelompok dibe- guru. LKS inilah yang dikerjakan oleh ma-
ri nomor dari nomor 1 sampai 4 yang dipa- sing-masing kelompok. Dengan berpikir ber-
sang di dada sebelah kanan atas. Adanya pe- sama semua soal dapat terselesaikan dengan
nomoran ini mempermudah pengamatan oleh baik.
observer. Selain itu, berguna juga pada saat Langkah kelima yaitu pemanggilan no-
diskusi kelas yaitu ketika guru memanggil no- mor dalam kegiatan diskusi. Setelah siswa se-
mor tertentu untuk menjawab pertanyaan. lesai mengerjakan LKS, guru memanggil no-
Langkah ketiga adalah pemberian tugas. mor tertentu untuk menjawab sebuah perta-
Tugas yang diberikan berupa Lembar Kerja nyaan atau soal hasil diskusi dalam kelom-
Siswa (LKS) yang berisi wacana, petunjuk poknya. Jawaban disampaikan kepada seluruh
pengerjaan dan pengamatan, serta soal yang anggota kelas. Siswa yang lain boleh membe-
harus dikerjakan oleh siswa dalam kelompok- rikan pertanyaan, tanggapan, atau pendapat
nya. Penggunaan LKS dalam pembelajaran atas jawaban siswa yang ditunjuk tadi. Demi-
dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi kian seterusnya, guru memanggil nomor-no-
sendiri pengetahuannya dan mengaktifkan sis- mor yang lain sampai semua soal yang ada di
wa. Menurut Bakrodin (2000) kegunaan LKS LKS selesai dibahas. Guru dapat memberikan
adalah salah satu alternatif bagi guru untuk klarifikasi jika jawaban siswa tidak sesuai de-
mengarahkan pengajaran, dapat mempercepat ngan pertanyaan atau salah.
proses pengajaran, dapat mempermudah pe- Keberhasilan proses pembelajaran yang
nyelesaian tugas-tugas perorangan atau ke- telah dilakukan dapat dilihat dari peningkatan
lompok kecil dan dapat meningkatkan kerja hasil tes kognitif yang menunjukkan pengua-
guru dalam memberi bantuan atau mendidik saan konsep dari materi yang diajarkan serta
terutama untuk mengelola kelas. persentase ketercapaian aktivitas siswa setiap
Langkah keempat adalah berpikir bersa- siklus. Secara lengkap dapat dilihat pada Ta-
ma. Kegiatan ini dilakukan siswa setelah bel 1.
90
80
70
Siklus I
60
Siklus II
50
40
30
20
10
Untuk mengetahui perkembangan pe- yang diterapkan sesuai dengan sintaks baku
mahaman konsep siswa terhadap materi pem- yang diacu. Sintaks model pembelajaran NHT
belajaran dilakukan posttest di setiap akhir si- meliputi penomoran (numbering), pemberian
klus. Sebelum diberi tindakan, siswa terlebih pertanyaan (questioning), diskusi bersama
dahulu mengerjakan pretest pada setiap awal (heads together), dan menjawab pertanyaan
siklus. Pada setiap siklus tersebut dilihat be- (answering). 2) Penerapan model Cooperative
sarnya peningkatan hasil belajar siswa. Pada Learning tipe NHT dapat meningkatkan hasil
setiap siklus dari siklus I ke siklus II dalam belajar siswa dilihat dari aspek kognitif pada
penelitian ini terdapat peningkatan pemaha- pemahaman konsep. Hal ini terbukti dari hasil
man konsep yang ditunjukkan pada Tabel 2. peningkatan nilai gain siklus I ke siklus II. Pa-
da siklus I nilai gain sebesar 0.,8 yang berada
Tabel 2. Data Peningkatan Pemahaman
dalam kategori rendah, sedangkan pada siklus
Konsep
Siklus pretest posttest Gain II gain yang dihasilkan sebesar 0,43 yang te-
I 64,23 74,17 0,28 lah mencapai kategori sedang. 3) Penerapan
II 61,37 78,06 0,43 model Cooperative Learning tipe NHT pada
pembelajaran Biologi dapat meningkatkan ak-
Berdasarkan data Tabel 2 siklus I rata-
tivitas siswa pada saat pembelajaran. Hal ini
rata hasil pretest siswa sebesar 64,23 dan hasil
terbukti dari peningkatan ketercapaian persen-
posttest rata-rata siswa mencapai 74,17 serta
tase rata-rata aktivitas siswa yang diamati se-
besarnya peningkatan 0,28. Pada siklus II ra-
lama pembelajaran. Pada siklus I rata-rata ke-
ta-rata hasil pretest siswa sebesar 61,37 dan
tercapaian aktivitas siswa sebesar 71,43%
hasil posttest rata-rata siswa mencapai 78,06
yang berada dalam kategori sedang. Pada si-
serta besarnya peningkatan 0,43. Pemahaman
klus II mengalami peningkatan dibandingkan
konsep siswa mengalami peningkatan, hal ini
siklus I. Ketercapaian rata-rata aktivitas siswa
terlihat dari besarnya hasil perhitungan skor
pada siklus II sebesar 80,52%. Aktivitas siswa
hasil pretest dan posttest (gain) yang dilaku-
dalam siklus II dalam kategori baik.
kan dalam setiap siklus. Pada siklus I pening-
Dengan demikian, maka tindakan guru
katan (gain) sebesar 0,28 yang termasuk kate-
dalam menerapkan model Cooperative
gori rendah, sedangkan pada siklus II pening-
learning tipe NHT pada mata pelajaran Biolo-
katan (gain) sebesar 0,43 yang termasuk da-
gi telah berhasil mencapai tujuan yang dii-
lam kategori sedang. Menurut Hake yang di-
nginkan.
kutip oleh Nana Sudjana (2005:92), gain skor
(g) merupakan metode yang baik untuk meng-
DAFTAR PUSTAKA
analisis hasil pretest dan posttest. Gain skor
Bakrodin. 2000. Efektivitas Penggunaan LKS
merupakan indikator yang baik untuk menun- Dalam Pengajaran Kubus dan Balok
jukkan tingkat keefektifan pembelajaran yang Kelas I SLTPN I Ngluwar Kabupaten
dilakukan dilihat dari skor pretest dan post- Magelang Tahun Ajaran 1999/2000.
test. TABS. Yogyakarta: Prodi Pendidikan
Matematika UNY.
SIMPULAN DAN SARAN Hermawan. 2007. Media Pembelajaran SD.
Berdasarkan analisis data dan pembaha- Bandung: UPI Press.
san di atas, maka dapat disimpulkan sebagai
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil dan
berikut bahwa 1) Implementasi cooperative Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
learning tipe NHT di SMA Negeri 2 Yogya- Remaja Rosdakarya.
karta berjalan lancar. Model pembelajaran
Peningkatan Aktivitas dan.... (Dwi Wahyuningsih& Singgih Murwani) 71
Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Zeni Kurniawati. 2009. Efektivitas Penerapan
Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Model Pembelajaran Numbered Head
Grafindo Persada. Together (NHT) terhadap Peningkatan
Partisipasi dan Prestasi Belajar Biologi
Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning. Siswa untuk Materi Pokok Sistem
Bandung: Nusa Media. Pencernaan pada Manusia (Kasus
Suwarsih Madya. 2007. Teori dan Praktik Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas
Penelitian Tindakan (Action Research). VIII SMP N 7 Purworejo Tahun Ajaran
Bandung: Penerbit Alfabeta. 2009/2010. Skripsi. Yogyakarta: Prodi
Pendidikan Biologi FMIPA UNY.