Anda di halaman 1dari 7

Peningkatan Aktivitas dan....

(Dwi Wahyuningsih& Singgih Murwani) 65

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA


PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI MODEL
NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI
2 YOGYAKARTA

THE IMPROVEMENT OF STUDENT’S ACTIVITIES AND ACHIEVEMENT IN THE


BIOLOGY LEARNING THROUGH THE IMPLEMENTATION OF NUMBERED HEAD
TOGETHER MODEL IN CLASS XI SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA

Dwi Wahyuningsih1, Singgih Murwani2

1)Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta


2)SMA Negeri 2 Yogyakarta

E-mail : -

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses implementasi model Cooperative Learning tipe
NHT, mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar aspek kognitif melalui implementasi
model Cooperative Learning tipe NHT pada materi pokok jaringan hewan kelas XI SMA Negeri 2
Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 4
tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas
XI IPA5 SMA Negeri 2 Yogyakarta. Indikator keberhasilan penelitian adalah implementasi model
Cooperative Learning tipe NHT sesuai dengan sintaks yang diacu, aktivitas siswa pada saat proses
pembelajaran mampu mencapai kategori baik untuk semua aspek penilaian, dan persentase hasil belajar
aspek kognitif siswa mampu mencapai nilai gain berkategori sedang yaitu 0,30 < g ≤ 0,70. Instrumen
yang digunakan adalah soal pretest dan posttest, lembar observasi aktivitas siswa, serta lembar observasi
keterlaksanaan proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model
Cooperative Learning tipe NHT sesuai sintaks yang diacu yaitu meliputi penomoran (numbering),
pemberian pertanyaan (questioning), diskusi (head together), dan menjawab pertanyaan (answering).
Peningkatan pemahaman konsep siswa pada siklus I dan siklus II adalah 0,28 dan 0,43. Untuk aktivitas
siswa pada siklus I dan II mencapai 71,43% dan 80,52%.
Kata kunci: model cooperative learning, NHT, aktivitas siswa, hasil belajar aspek kognitif

Abstract
This study is aimed at describing the implementation process of Cooperative Learning model type
NHT, determine the increase in student activity and cognitive aspects of learning outcomes through the
implementation of Cooperative Learning model type NHT in the subject matter of animal tissues in class
XI SMA Negeri 2 Yogyakarta. The method used is classroom action research which consists of four
stages: planning, implementation, observation, and reflection. The subject is students of class XI IPA5
SMA Negeri 2 Yogyakarta. The success indicators of the research are the implementation model of
Cooperative Learning NHT in accordance with the syntax referenced, student activities during the
learning process is able to achieve a good category for all aspects of assessment, and the percentage of
learning cognitive aspects of the students were able to achieve gain value category was 00.30 < g ≤ 0.70.
The research instruments are pretest and posttest quiz, student activity observation sheet, and learning
process observation sheets. The results showed that the implementation of cooperative learning model of
NHT accordance referenced syntax that includes numbering, questioning, head together, and answering.
The increased of student activity in the first cycle and the second cycle was 0.28 and 0.43. The increased
of the student’s concept understanding in the first cycle and the second cycle was 71.43% dan 80.52%.
66 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun III, No. 1, Juni 2015

PENDAHULUAN pembelajaran. Melalui aktivitas, seorang sis-


Upaya meningkatkan mutu pendidikan wa akan dapat memahami pelajaran dari pe-
membutuhkan proses belajar mengajar yang ngalamannya sehingga akan mempertinggi
optimal, sehingga memperoleh hasil belajar hasil belajarnya.
yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Berdasarkan pernyataan di atas dapat di-
Kesadaran baik dari siswa sebagai subjek simpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pro-
yang harus terlibat secara aktif dalam proses ses pembelajaran sangat penting. Hasil obser-
belajar maupun guru sebagai pendidik sangat vasi pada kegiatan belajar mengajar Biologi di
dibutuhkan, karena belajar pada hakikatnya SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI IPA5
adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam
oleh seseorang untuk menghasilkan peruba- mengikuti pembelajaran masing-masing ha-
han tingkah laku pada dirinya sendiri, baik da- nya sebesar 17,85% bertanya kepada guru,
lam bentuk pengetahuan dan keterampilan ba- 25,00% menjawab pertanyaan guru, dan h-
ru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang anya 39,28% yang aktif ketika presentasi di
positif. kelas. Sebagian besar dari siswa justru mem-
Pembelajaran biologi mencakup proses perlihatkan aktivitas yang tidak relevan de-
mengajar dan proses belajar. Proses mengajar ngan pembelajaran, seperti kelihatan mela-
dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan mun, kurang bergairah, kurang memperhati-
proses belajar dilaksanakan oleh siswa seba- kan, bermain-main sendiri, berbicara dengan
gai peserta didik. Biologi cenderung dipan- teman ketika dijelaskan, canggung berbicara
dang sebagai mata pelajaran yang kurang di- atau berdialog dengan teman waktu diskusi,
sukai oleh sebagian siswa, karena pelajaran dan lain sebagainya. Melihat data aktivitas
biologi lebih banyak menghafal sehingga bu- siswa dalam proses pembalajaran tersebut je-
tuh ketekunan dan kemampuan menghafal las mengindikasikan adanya permasalahan se-
yang cukup tinggi. Guru harus memiliki krea- rius dalam kegiatan pembelajaran yang harus
tivitas yang tinggi dalam mengajar untuk dicarikan pemecahannya.
menciptakan kondisi yang menyenangkan dan Model NHT merupakan salah saru tipe
tidak monoton sehingga siswa merasa senang dari Cooperative Learning. NHT merupakan
dan menyukai pelajaran biologi, siswa dapat salah satu model pembelajaran paling seder-
lebih aktif bertanya dan mengemukakan gaga- hana dan sesuai bagi para guru yang baru
sannya. Guru harus memiliki kreativitas yang menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin,
tinggi dalam mengajar untuk menciptakan 2008:143). NHT menekankan pada struktur-
kondisi yang menyenangkan dan tidak mono- struktur khusus yang dirancang untuk mempe-
ton sehingga siswa merasa senang dan me- ngaruhi pola-pola interaksi siswa dalam me-
nyukai pelajaran Biologi, siswa dapat lebih miliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
aktif bertanya dan mengemukakan gaga- isi akademik. Keunggulan penggunaan model
sannya. NHT adalah memastikan seluruh siswa boleh
Menurut Hermawan (2007:83), aktivitas menjawab pertanyaan guru sehingga keter-
dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk gantungan positif akan terwujud karena ma-
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. sing-masing anggota kelompok menghendaki
Mereka aktif membangun pemahaman atas wakil kelompok yang dipanggil nomornya da-
persoalan atau segala sesuatu yang mereka pat memberikan jawaban yang benar.
hadapi dalam kegiatan pembelajaran. Inti kegiatan dari NHT adalah belajar
Aktivitas belajar siswa merupakan unsur dalam kelompok. Melalui model ini
dasar yang penting bagi keberhasilan proses diharapkan aktivitas siswa dalam proses
Peningkatan Aktivitas dan.... (Dwi Wahyuningsih& Singgih Murwani) 67

pembelajaran dapat meningkat (Zeni Kurnia- aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran
wati, 2009). mampu mencapai kategori baik untuk semua
Penelitian ini bertujuan untuk mengeta- aspek penilaian, persentase hasil belajar siswa
hui bagaimana implementasi model Coopera- mampu mencapai nilai gain berkategori sed-
tive Learning tipe NHT, seberapa besar pe- ang yaitu 0.30 < g ≤ 0.70.
ningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar as-
pek kognitif melalui implementasi model HASIL DAN PEMBAHASAN
Cooperative Learning tipe NHT pada materi Penelitian ini berjalan dalam dua siklus,
pokok jaringan hewan kelas XI SMA Negeri yang dalam setiap siklusnya berlangsung satu
2 Yogyakarta. kali pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung
selama dua jam pembelajaran (2 x 45 menit).
METODE PENELITIAN Setiap siklus penelitian terdiri dari empat ta-
Subjek dalam penelitian ini adalah sis- hap kegiatan utama, yaitu perencanaan, tinda-
wa kelas XI IPA5 SMA Negeri 2 Yogyakarta, kan, pengamatan, dan refleksi. Data yang di-
Bener, Tegalrejo, Yogyakarta dengan jumlah kumpulkan dalam setiap siklus adalah data
siswa 34 orang. Sesuai dengan jenis ranca- tentang aktivitas belajar dan hasil belajar as-
ngan penelitian yang dipilih, yaitu penelitian pek kognitif siswa melalui instrumen pe-
tindakan kelas, maka penelitian ini menggu- ngumpulan data yang telah ditetapkan..
nakan model penelitian tindakan dari Kemmis Langkah yang pertama adalah pemben-
dan Taggart. Tahapan penelitian tindakan pa- tukan kelompok. Pembentukan kelompok di-
da suatu siklus meliputi empat tahapan, yaitu lakukan oleh guru didasarkan pada nilai rapor
tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi semester sebelumnya dan jenis kelamin. Da-
dan tahap refleksi. Teknik pengumpulan data lam satu kelompok terdiri dari empat orang
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah ob- yang memiliki tingkat kecerdasan yang berbe-
servasi yang hasilnya dipergunakan untuk da, mulai dari siswa yang memiliki nilai rapor
memperoleh data tentang aktivitas belajar sis- tinggi sampai rendah. Selain itu, siswa yang
wa. Sedangkan alat pengumpulan data berupa berjenis kelamin perempuan dan laki-laki di-
lembar observasi untuk mengukur aktivitas bagi secara merata pada masing-masing ke-
siswa dan soal pretest dan posttest untuk me- lompok. Dengan demikian diharapkan terben-
ngukur pemahaman konsep siswa dalam pem- tuk kelompok yang heterogen. Pengelompok-
belajaran Biologi. an seperti ini dapat memberi kesempatan sis-
Sesuai dengan jenis rancangan peneliti- wa untuk saling mengenal dan saling berdis-
an yang dipakai adalah penelitian tindakan ke- kusi membahas masalah.
las (classroom action research). Teknik anali- Proses pemecahan masalah akan efektif
sis data yang digunakan adalah teknik analisis jika dilakukan melalui kelompok kecil. De-
deskriptif. Dengan teknik ini maka data yang ngan mengelompokkan siswa ke dalam ke-
telah dikumpulkan dari hasil penelitian akan lompok-kelompok kecil akan memberi pelu-
dipilih dan selanjutnya disajikan dalam ben- ang bagi siswa untuk mendiskusikan masalah
tuk persentase atau tabel distribusi (Suwarsih yang dihadapi dan memperdebatkan alternatif
Madya, 2007). Tolak ukur keberhasilan dari pemecahan masalahnya. Siswa yang mengala-
penelitian ini adalah implementasi NHT sesu- mi kesulitan memahami dapat bertanya pada
ai dengan sintaks yang diacu, yaitu meliputi siswa yang lebih pandai dalam kelompoknya.
penomoran (numbering), pemberian pertanya- Kelompok tersebut bersifat permanen, artinya
an (questioning), diskusi bersama (head toge- selama proses pembelajaran berlangsung sis-
ther), dan menjawab pertanyaan (answering), wa berada dalam kelompok yang tetap.
68 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun III, No. 1, Juni 2015

Langkah kedua adalah penomoran. Ma- mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dari
sing-masing siswa dalam satu kelompok dibe- guru. LKS inilah yang dikerjakan oleh ma-
ri nomor dari nomor 1 sampai 4 yang dipa- sing-masing kelompok. Dengan berpikir ber-
sang di dada sebelah kanan atas. Adanya pe- sama semua soal dapat terselesaikan dengan
nomoran ini mempermudah pengamatan oleh baik.
observer. Selain itu, berguna juga pada saat Langkah kelima yaitu pemanggilan no-
diskusi kelas yaitu ketika guru memanggil no- mor dalam kegiatan diskusi. Setelah siswa se-
mor tertentu untuk menjawab pertanyaan. lesai mengerjakan LKS, guru memanggil no-
Langkah ketiga adalah pemberian tugas. mor tertentu untuk menjawab sebuah perta-
Tugas yang diberikan berupa Lembar Kerja nyaan atau soal hasil diskusi dalam kelom-
Siswa (LKS) yang berisi wacana, petunjuk poknya. Jawaban disampaikan kepada seluruh
pengerjaan dan pengamatan, serta soal yang anggota kelas. Siswa yang lain boleh membe-
harus dikerjakan oleh siswa dalam kelompok- rikan pertanyaan, tanggapan, atau pendapat
nya. Penggunaan LKS dalam pembelajaran atas jawaban siswa yang ditunjuk tadi. Demi-
dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi kian seterusnya, guru memanggil nomor-no-
sendiri pengetahuannya dan mengaktifkan sis- mor yang lain sampai semua soal yang ada di
wa. Menurut Bakrodin (2000) kegunaan LKS LKS selesai dibahas. Guru dapat memberikan
adalah salah satu alternatif bagi guru untuk klarifikasi jika jawaban siswa tidak sesuai de-
mengarahkan pengajaran, dapat mempercepat ngan pertanyaan atau salah.
proses pengajaran, dapat mempermudah pe- Keberhasilan proses pembelajaran yang
nyelesaian tugas-tugas perorangan atau ke- telah dilakukan dapat dilihat dari peningkatan
lompok kecil dan dapat meningkatkan kerja hasil tes kognitif yang menunjukkan pengua-
guru dalam memberi bantuan atau mendidik saan konsep dari materi yang diajarkan serta
terutama untuk mengelola kelas. persentase ketercapaian aktivitas siswa setiap
Langkah keempat adalah berpikir bersa- siklus. Secara lengkap dapat dilihat pada Ta-
ma. Kegiatan ini dilakukan siswa setelah bel 1.

Tabel 1. Data Aktivitas Siswa


Ketercapaian (%)
No Aspek yang dinilai
Siklus I Siklus II
1. Membaca dan memahami setiap petunjuk dalam LKS 75.24 87.62
2. Mengerjakan tugas-tugas dalam LKS 88.57 93.33
3. Siswa berpartisipasi dalam menemukan jawaban pertanyaan dalam LKS 83.81 83.81
4. Bekerja sama dengan kelompok dalam mendiskusikan jawaban
75.24 80.00
pertanyaan/ tugas dalam LKS
5. Berani mengajukan pendapat saat diskusi 61.90 75.24
6. Terlibat dalam pembuatan kesimpulan hasil diskusi kelompok 57.14 79.05
7. Siswa dapat memahami materi diskusi kelompok 71.43 83.81
8. Mengajukan pertanyaan saat diskusi beralangsung 49.52 70.48
9. Memperhatikan penjelasan guru saat kegiatan belajar mengajar
68.57 68.58
berlangsung
10. Memperhatikan saat anggota kelompok lain sedang mempresentasikan
89.52 91.43
hasil diskusi kelompoknya
11. Mencatat hal-hal penting yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar 64.76 70.48
Ketercapaian rata - rata 71.43 80.52
Peningkatan Aktivitas dan.... (Dwi Wahyuningsih& Singgih Murwani) 69

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa 19,64%. Peningkatan persentase aktivitas sis-


aktivitas siswa mengalami peningkatan. Pada wa dapat pula dilihat dalam Gambar 1.
siklus I aktivitas siswa sebesar 71.43% yang Aktivitas siswa dalam setiap siklusnya
berada dalam kategori sedang. mengalami peningkatan di berbagai aspek.
Pada siklus I aktivitas siswa belum Pada pembelajaran siswa terlibat aktif dalam
maksimal. Hal ini terjadi karena siswa belum diskusi kelompok serta menyelesaikan tugas
melakukan aspek aktivitas delam pembelaja- dan kegiatan dalam LKS. Pada saat pembela-
ran secara optimal. Pembelajaran siklus I jaran siswa tidak hanya mencatat dan mende-
yang kurang optimal dilanjutkan tindakan be- ngarkan, tetapi siswa terlibat aktif dalam me-
rikutnya yaitu siklus II. Pada siklus II rata-rata lakukan pengamatan, ikut berpartisipasi da-
ketercapaian persentase aktivitas siswa sebe- lam menyelesaikan tugas kelompok, berani
sar 80,52% yang berada dalam kategori baik. menyampaikan pendapat dan pertanyaan. Ke-
Aktivitas siswa pada siklus II mengalami pe- terlibatan siswa secara aktif menandakan bah-
ningkatan dibandingkan siklus I yang telah wa proses pembelajaran berjalan dengan baik.
mencapai kategori baik. Menurut Sardiman (2009:96-99) belajar ada-
Berdasarkan data pada Tabel 1 tersebut lah berbuat dan sekaligus merupakan proses
diketahui bahwa aktivitas siswa mengalami yang membuat anak aktif, dalam belajar sa-
peningkatan dari 47,31% pada siklus I me- ngat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa ada
ningkat menjadi 66,95% pada siklus II, yang aktivitas, proses belajar tidak mungkin ber-
berarti mengalami peningkatan sebesar langsung dengan baik.
100

90

80

70
Siklus I
60
Siklus II
50

40

30

20

10

Gambar 1. Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus II


70 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun III, No. 1, Juni 2015

Untuk mengetahui perkembangan pe- yang diterapkan sesuai dengan sintaks baku
mahaman konsep siswa terhadap materi pem- yang diacu. Sintaks model pembelajaran NHT
belajaran dilakukan posttest di setiap akhir si- meliputi penomoran (numbering), pemberian
klus. Sebelum diberi tindakan, siswa terlebih pertanyaan (questioning), diskusi bersama
dahulu mengerjakan pretest pada setiap awal (heads together), dan menjawab pertanyaan
siklus. Pada setiap siklus tersebut dilihat be- (answering). 2) Penerapan model Cooperative
sarnya peningkatan hasil belajar siswa. Pada Learning tipe NHT dapat meningkatkan hasil
setiap siklus dari siklus I ke siklus II dalam belajar siswa dilihat dari aspek kognitif pada
penelitian ini terdapat peningkatan pemaha- pemahaman konsep. Hal ini terbukti dari hasil
man konsep yang ditunjukkan pada Tabel 2. peningkatan nilai gain siklus I ke siklus II. Pa-
da siklus I nilai gain sebesar 0.,8 yang berada
Tabel 2. Data Peningkatan Pemahaman
dalam kategori rendah, sedangkan pada siklus
Konsep
Siklus pretest posttest Gain II gain yang dihasilkan sebesar 0,43 yang te-
I 64,23 74,17 0,28 lah mencapai kategori sedang. 3) Penerapan
II 61,37 78,06 0,43 model Cooperative Learning tipe NHT pada
pembelajaran Biologi dapat meningkatkan ak-
Berdasarkan data Tabel 2 siklus I rata-
tivitas siswa pada saat pembelajaran. Hal ini
rata hasil pretest siswa sebesar 64,23 dan hasil
terbukti dari peningkatan ketercapaian persen-
posttest rata-rata siswa mencapai 74,17 serta
tase rata-rata aktivitas siswa yang diamati se-
besarnya peningkatan 0,28. Pada siklus II ra-
lama pembelajaran. Pada siklus I rata-rata ke-
ta-rata hasil pretest siswa sebesar 61,37 dan
tercapaian aktivitas siswa sebesar 71,43%
hasil posttest rata-rata siswa mencapai 78,06
yang berada dalam kategori sedang. Pada si-
serta besarnya peningkatan 0,43. Pemahaman
klus II mengalami peningkatan dibandingkan
konsep siswa mengalami peningkatan, hal ini
siklus I. Ketercapaian rata-rata aktivitas siswa
terlihat dari besarnya hasil perhitungan skor
pada siklus II sebesar 80,52%. Aktivitas siswa
hasil pretest dan posttest (gain) yang dilaku-
dalam siklus II dalam kategori baik.
kan dalam setiap siklus. Pada siklus I pening-
Dengan demikian, maka tindakan guru
katan (gain) sebesar 0,28 yang termasuk kate-
dalam menerapkan model Cooperative
gori rendah, sedangkan pada siklus II pening-
learning tipe NHT pada mata pelajaran Biolo-
katan (gain) sebesar 0,43 yang termasuk da-
gi telah berhasil mencapai tujuan yang dii-
lam kategori sedang. Menurut Hake yang di-
nginkan.
kutip oleh Nana Sudjana (2005:92), gain skor
(g) merupakan metode yang baik untuk meng-
DAFTAR PUSTAKA
analisis hasil pretest dan posttest. Gain skor
Bakrodin. 2000. Efektivitas Penggunaan LKS
merupakan indikator yang baik untuk menun- Dalam Pengajaran Kubus dan Balok
jukkan tingkat keefektifan pembelajaran yang Kelas I SLTPN I Ngluwar Kabupaten
dilakukan dilihat dari skor pretest dan post- Magelang Tahun Ajaran 1999/2000.
test. TABS. Yogyakarta: Prodi Pendidikan
Matematika UNY.
SIMPULAN DAN SARAN Hermawan. 2007. Media Pembelajaran SD.
Berdasarkan analisis data dan pembaha- Bandung: UPI Press.
san di atas, maka dapat disimpulkan sebagai
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil dan
berikut bahwa 1) Implementasi cooperative Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
learning tipe NHT di SMA Negeri 2 Yogya- Remaja Rosdakarya.
karta berjalan lancar. Model pembelajaran
Peningkatan Aktivitas dan.... (Dwi Wahyuningsih& Singgih Murwani) 71

Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Zeni Kurniawati. 2009. Efektivitas Penerapan
Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Model Pembelajaran Numbered Head
Grafindo Persada. Together (NHT) terhadap Peningkatan
Partisipasi dan Prestasi Belajar Biologi
Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning. Siswa untuk Materi Pokok Sistem
Bandung: Nusa Media. Pencernaan pada Manusia (Kasus
Suwarsih Madya. 2007. Teori dan Praktik Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas
Penelitian Tindakan (Action Research). VIII SMP N 7 Purworejo Tahun Ajaran
Bandung: Penerbit Alfabeta. 2009/2010. Skripsi. Yogyakarta: Prodi
Pendidikan Biologi FMIPA UNY.

Anda mungkin juga menyukai