Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

WAWASAN IPTEKS
KONSEP PENGETAHUAN

PAPER

OLEH :
KELOMPOK 2:
1.INDRI ANGGRENI (D061191044)
2. AGUNG NUR IHSAN (D061191022)

GOWA
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah S.W.T., Tuhan Yang Maha Esa,
pada akhirnya paper yang penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Wawasan Ipteks yang penulis beri judul: “Konsep Pengetahuan”, telah
dapat diselesaikan.
Paper ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan dan
akses internet. Tulisan ini sebagian besar hanyalah kutipan-kutipan dari beberapa
sumber sebagaimana yang tercantum dalam Daftar Pustaka, dengan beberapa
ulasan pribadi. Ulasan pribadi sifatnya hanyalah analisis dan sintesis dari beberapa
kutipan yang berasal dari bahan bacaan.
Tulisan yang amat sederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya
peran dan bantuan serta masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah
semestinya penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada pihak
yang membantu dalam penulisan paper ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan
mungkin beberapa pandangan penulis sedikitnya belum teruji kebenarannya.
Namun, harapan penulis semoga karya yang sederhana ini ada setitik manfaatnya,
terutama untuk penulis pribadi dan teman-teman yang telah membaca makalah ini.

Gowa, 16 Agustus 2020

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu lahir karena manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu.

Keingintahuan seseorang tehadap pemasalahan disekelilingnya dapat menjurus

kepada keingintahuan ilmiah (Hamid, 2011). Pengetahuan seseorang tentang

masih banyaknya hal yang belum diketahui akan mendorong orang yang

bersangkutam untuk mencari tahu, akan mengembangkan kemampuan seseorang

dalam memahami dunia sekelilingnya. Proses mencari tahu atau proses

mengetahui pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang

hayat (Malamassam, 2009).

Rasa ingin tahu manusia terbukti ketika terjadi suatu peristiwa baru di

sekitarnya. Manusia selalu ingin mengetahui sebab dan akibat (kausalitas) tentang

terjadinya peristiwa tersebut. Rasa ingin tahu tersebut akan berdampak positif bagi

berkembangnya suatu ilmu pengetahuan sehingga ilmu pengetahuan tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam usahanya untuk memahami

lingkungannya (memenuhi rasa ingin tahunya) manusia menggunakan berbagai

cara. Beberapa diantara cara tersebut adalah pengalaman, penalaran, dan

penelitian (Ardhana, 1987). Oleh karena itu, penelitian di era ini bukanlah hal

yang asing lagi. Telah banyak penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan.

Para ilmuwan tidak langsung puas begitu saja setelah mendapatkan suatu ilmu

pengetahuan baru dari hasil penelitiannya melainkan terus berusaha


mengembangkan penelitiannya tersebut dan menggali ilmu pengetahuan yang

belum diketahuinya.

Pengetahuan yang benar dapat menunjang upaya-upaya perbaikan kualitas

hidup manusia melalui pendayagunaan sumberdaya yang ada secara benar dan

bertanggung jawab. Kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang diterima oleh

seseorang atau oleh sekelompok orang akan tergantung pada sumbernya, cara atau

prosedur memperolehnya, dan penafsiran tehadap pengetahuan tersebut

berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya (Malamassam, 2009).

Makna dan manfaat sesuatu ilmu pengetahuan akan sangat tergantung pada orang

yang memahaminya (ilmuwan), kemampuan orang yang bersangkutan untuk

mendayagunakan ilmu pengetahuan itu, serta kemampuan dan kemauannya untuk

mengembangkan ilmu tersebut melalui penelitian yang berkelanjutan

(Malamassam, 2009). Oleh karena itu perlu diketahui hakikat ilmu pengetahuan.

Dengan dipahaminya ilmu pengetahuan (ilmiah) maka akan mempermudah

memahami penelitian dan hubungan antara ilmu pengetahuan dan penelitian.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu konsep pengetahuan

2. Apa itu ilmu dan penegetahuan

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa konsep pengetahuan

2. Untuk mengetahui apa itu ilmu dan pengetahuan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pengetahuan

Dalam pandangan umum, ilmu atau ilmu pengetahuan sering diartikan

sebagai salah sesuatu yang kita kenal atau ketahui mengenai suatu hal atau objek.

Kita mengetahui suatu hal tersebut diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan

sehari-hari, baik bersumber dari pengalaman kita sendiri dalam mengatasi

masalah yang dihdapi dalam kehidupan keseharian, dari informasi atau cerita

orang lain, dari kebiasaan atau adat istiadat.

Pengetahuan dapat juga dijelaskan sebagai hasil dari mengetahui obyek-

obyek di alam nyata menurut akal dengan jalan pengamatan. Menurut Sidi

Gazalba dalam Sadulloh (1983:2) bahwa “ Pengetahuan adalah apa-apa yang

diketahui sebagai hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil

daripada kenal, sadar, insyaf, mengerti, dan pandai. Semua pengetahuan itu adalah

milik atau isi pikiran”.

Kaum pragmatis terutama Dewey tidak membedakan antara pengetahuan dan

kebenaran, oleh karena itu pengetahuan harus benar, kalau tidak adalah menjadi

kontradiktif. Ada teori tentang kebenaran yang dapat dijadikan acuan untuk

menentukan apakah pengetahuan itu benar atau salah, yaitu:

a.  Teori Korespondensi

Kebenaran merupakan persesuaian antara fakta dan situasi nyata. Kebenaran

merupakan persesuaian antara pernyataan dalam pikiran dengan situasi

lingkungannya. Teori ini paling luas diakuai realis.


b. Teori Koherensi

Kebenaran bukan persesuaian antara pikiran dengan kenyataan, melainkan

kesesuaian secara harmonis antara pendapat/pikiran kita dengan pengetahuan kita

yang telah dimiliki. Teori ini pada umumnya diakui olleh golongan idealis. 

c. Teori Pragmatisme

Kebenaran tidak bisa bersesuaian dengan kenyataan, sebab kita hanya bisa

mengetahui dari pengalaman kita saja.

Menurut Titus (1959) mengungkapkan ada 4 jenis pengetahuan/kebenaran yang

dapat diperoleh dan dimiliki manusia, yaitu:

1. Pengetahuan biasa atau akal sehat

2. Pengetahuan ilmiah

3. Pengetahuan filsafat

4. Pengetahuan religi

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan,

kesadaran dan sikap positif, akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku

itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama.

Karakteristik individu yang kurang pengetahuan antara lain:

a.       Mengungkapkan informasi yang tidak akurat. Informasi tidak disampaikan

lengkap sehingga maksudnya menjadi biasa.

b.      Adanya salah pengertian atau salah presepsi. Karena tidak memiliki

pengetahuan yang cukup biasanya terjadi makna yang disampaikan menjadi salah.
c.       Menanyakan kembali informasi yang telah diberikan, kemampuan

menerima informasi lambat sehingga pertanyaan diulang-ulang.

d.      Tidak terampil dalam mendemonstrasikan sesuatu karena pengetahuan yang

diterima tidak cukup biasanya kurang mampu dalam mempergunakan sesuatu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:

a.       Intelegensi

Adalah keseluruhan kemampuan individu berpikir dan bertindak secara terarah

serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif, intelegensi mengandung

unsur pengetahuan atau rasio, yang banyak digunakan dalam suatu tindakan atau

perilaku semakin berintelegensi perilaku tersebut.

b.      Emosi

Emosi atau perasaan yang timbul disertai pekerjaan intellect dapat memperkuat

dorongan pengetahuan individu. Contohnya seperti individu mampu memahami

atau tidak suatu pekerjaan.

c.       Kepercayaan

Kepercayaan merupakan dasar pengetahuan sesseorang mengenai apa yang

diharapkan dari objek tertentu. Kepercayaan datang dari apa yang telah diketahui

kemudian akan terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik

suatu objek.

d.      Pengalaman pribadi

Adalah sesuatu yang dijalani, dirasakan, dan ditanggun. Pengalaman pribadi dapat

membentuk pengetahuan seseorang, pengalaman pribadi yang digeneralisasikan

akan membentuk streotif dan penghayatan seseorang.


e.       Belajar

Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan setiap

kegiatan belajar diharapkan akan ada perubahan pada diri individu, seperti tidak

tahu menjadi tahu.

f.       Media Massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, dll mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan

kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu halmemberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 

2.2 Pengertian Ilmu

Secara etimologi ilmu berasal dari Bahasa Arab ilm yang berarti memahami,

mengerti, atau mengetahui. Dalam Bahasa Inggris ilmu biasanya dipadankan

dengan kata science. Dalam bahasa Indonesia kata science (berasal dari bahasa

latin dari kata scio, scire yang berarti tahu) umumnya diartikan Ilmu tapi sering

juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu

pada makna yang sama (Jujun, 1998:39). Dari pengertian yang terdapat dalam

KBBI ilmu dapat diartikan sebagai sebuah pengetahuan yang disusun dengan

metode tertentu. Menurut para ahli definisi ilmu adalah sebagai berikut.

(1) Mohammad Hatta menyatakan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang

teratur tentang pekerjaan hukum sebab-akibat dalam suatu golongan masalah yang

sama sifatnya, baik menurut kedudukannya (jika dilihat dari luar) maupun

menurut hubungannya (jika dilihat dari dalam).


(2) M. Izuddin Taufiq, mengemukakan bahwa ilmu adalah penelusuran data

atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan

menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.

(3) Thomas Kuhn, ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan

banyak penemuan, baik dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya.

(4) Dr. Maurice Bucaille ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal,

baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.

(5) Ns. Asmadi, ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan

proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode

ilmiah). Menurut Hamid (2011) ilmu adalah pengetahuan yang telah teruji

kebenarannya melalui metode-metode ilmiah. Oleh sebab itu, ilmu pada

hakikatnya adalah pengetahuan ilmiah. Seseorang yang telah memiliki ilmu atau 3

4 pengetahuan ilmiah dituntut memiliki sifat-sifat terbuka, jujur, teliti, kritis, tidak

mudah percaya tanpa adanya bukti-bukti, tidak cepat putus asa dengan pekerjaan

atau hasil karyanya. Menurut Dewey (1933) dalam Ardhana (1987) hakikat ilmu

terletak bukan pada simpulan yang dicapai. Melainkan pada metode observai,

eksperimentasi, dan penalaran matematikanya. Menurut Hamid (2011), terdapat

persyaratan ilmiah yang harus dipenuhi agar pengetahuan dapat disebut sebagai

ilmu, yaitu: (1) objektif berarti Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari

satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun

bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena

masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah

kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut


kebenaran objektif, bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek

penunjang penelitian. (2) metodis merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk

meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari

kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian

kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani metodos yang berarti cara, jalan.

Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya

merujuk pada metode ilmiah. (3) sistematis, dalam perjalanannya mencoba

mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan

dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang

berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, dan mampu menjelaskan rangkaian

sebab akibat menyangkut objeknya. (4) universal, kebenaran yang hendak dicapai

adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh:

semua segitiga bersudut 180º.

2.3 Pengertian Ilmu Pengetahuan

Secara terminologis, dalam pandangan dan konteks akademis, istilah ilmu

atau science itu adalah sekumpulan pengetahuan yang mempunyai kartakteristik

(ciri-ciri) dan syarat-syarat tertentu sehingga disebut ilmu pengetahuan. Jadi, pada

dasarnya ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu yang dikenal mengenai suatu

obyek, yang diperoleh dari pengalaman dalam mengatasi masalah, dari informasi

atau cerita orang lain, dan dari kebiasaan atau adat istiadat.

Ilmu terutama berfungsi menjawab pertanyaan mengapa, artinya menjelaskan

hubungan sebab akibat (kausalitas). Ilmu dikembangkan melalui kegiatan berfikir

kritis, yaitu kegiatan berpikir melalui tahap-tahap penetapan problema dalam


bidang ilmu yang bersangkutan, kemudian hipotesis (dugaan solusi atas problem

disertai argumentasi bahwa solusi itu tepat), kemudian disusul dengan tahap

pengujian hipotesis itu secara empiris, dan akhirnya penarikan kesimpulan berupa

generalisasi, prinsip, hukum, rumus dan sebagainya.

Sumber-sumber ilmu pengetahuan:

·         Kabar yang dapat dipercaya

·         Indera lahir maupun batin

·         Akal berupa nalar maupun intelektual

·         Intuisi

Jadi ada dua jalan besar yang bisa kita tempuh sebagai usaha dalam mencari ilmu

pengetahuan, cara pertama yaitu dengan melihat buku panduan yang diberikan

oleh Allah SWT lalu mencocokkan dengan alam semesta sehingga dapat

digunakan sebagai pedoman dalam menjalani hidup, cara kedua yaitu dengan

melakukan riset sendiri sebagai usaha mencari dan mengumpulkan pengertian

tentang alam serta peristiwa yang terjadi mengingat sungguh berharganya sebuah

ilmu pengetahuan. Kita dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan kosong tanpa ilmu

oleh karena itu wajib belajar agar memperoleh kemudahan dalam menjalani

hidup.
KESIMPULAN

Dari paper diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan adalah


apa-apa yang diketahui sebagai hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut
adalah hasil daripada kenal, sadar, insyaf, mengerti, dan pandai. Semua
pengetahuan itu adalah milik atau isi pikiran. Ilmu dapat diartikan sebagai sebuah
pengetahuan yang disusun dengan metode tertentu
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad & Muhammad Asrori.2014. Metodologi & Aplikasi Riset


Pendidikan.Bandung: Bumi Aksara.

Ardhana, Wayan. 1987. Bacaan Pilihan dalam Metode Penelitian


Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan. Sari, Miki Afriliya. 2014. Makalah Sumber Daya Lahan.

Basuki, Heru. 2006. Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Kemanusiaan


dan Budaya.Jakarta: Tanpa Penerbit.

Anda mungkin juga menyukai