Anda di halaman 1dari 40

FILUM PROTOZOA DAN BRYOZOA

Iswar Putra Pratama1, Angela Gabriel Cristania2


1
Praktikan Praktikum Paleontologi, Laboratorium Paleontologi, Departemen
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
2
Asisten Praktikum Paleontologi, Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Paleontologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang kehidupan di masa lampau


dan berkaitan erat dengan fosil. Fosil merupakan sisa, jejak atau bekas binatang purba
yang mengalami proses pengawaten secara alami di bumi. Dalam melakukan deskripsi
fosil terdapat taksonomi fosil, proses pemfosilan hingga pada umur fosil itu sendiri,
dimana dalam umur fosil ini mengacu pada skala waktu geologi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pendeskripsian fosil-fosil secara megaskopis. Metodologi penelitian
yang digunakan yaitu melakukan pendeskripsian sebanyak 10 sampel fosil yang
dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pendahuluan > praktikum > asistensi >
penyusunan jurnal. Adapun hasil yang didapatkan, yaitu sampel fosil Parafusulina
Japonica (GUMBEL), Cyathahaxonia cornu MICH, Pleydellia Aalensis (ZIETEN),
Favosites Sagitanus LECOMPTE, Cystiphyllum “Americanum” EDW. & H. Fusulina
Alpina, Thecosmilia Annularis, Pseudohornera bifida (EICHW).
Kata Kunci: Fosil, Proses Pemfosilan, Taksonomi
__________________________________________________________________

I. Pendahuluan menjadi perhatian diantaranya ialah


1.1 Latar Belakang soal hidup dan mati yaitu bagaimana
Geologi adalah ilmu yang suatu makhluk hidup disekelilingnya
mempelajari tentang bumi dan dan bagaimana mereka itu dapat mati
seisinya. Dalam hal ini dari sejak di bumi ini. Banyak sekali sisa
manusia menghuni bumi sejak itu makhluk hidup yang mati itu sering
pula manusia ingin selalu dijumpai di dalam lapisan tanah.
mengetahui segala sesuatu yang Berbagai sisa itu membuktikan
terjadi disekitarnya. Diantara adanya suatu penghidupan di zaman
berbagai kejadian yang selalu yang telah lalu. Berbagai sisa itu
membuktikan adanya suatu kehidupan yang pernah ada di muka
penghidupan di zaman yang telah bumi sepanjang sejarah bumi.
lalu. Dengan mempelajari sisa jasad 1.2 Maksud dan Tujuan
hidup di masa yang silam tersebut Maksud dari praktikum acara II
dapat juga ditarik manfaatnya serta Filum Protozoa dan Bryozoa adalah
menarik deduksi untuk kehidupan di praktikan dapat mengenali organisme
masa yang akan datang. yang terfosilkan dari beberapa filum
Fosil berasal dari bahasa latin Protozoa dan Bryozoa. Adapun
fossa yang berarti menggali keluar tujuan dari praktikum acara II filum
dari dalam tanah. Untuk menjadi Protozoa dan Bryozoa, yaitu:
fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman 1. Praktikan dapat menjelaskan
inj harus segera tertutup sedimen. kegunaan fosil filum Protozoa
Dalam hal ini paleontologi berasal dan Bryozoa pada bidang
dari kata paleos = tua, ortos = hidup, geologi
logos = ilmu) yang sebagai ilmu 2. Praktikan dapat
yang mempelajari tentang bentuk – menginterpretasikan
bentuk kehidupan yang pernah ada lingkungan pengendapan fosil
pada masa lampau termasuk evolusi filum Protozoa dan Bryozoa.
dan interaksi satu dengan yang 3. Praktikan dapat mengetahui
lainnya serta lingkungan umur fosil filum Protozoa dan
kehidupannya selama umur bumi Bryozoa sebagai penentu umur
atau dalam skala waktu geologi batuan.
terutama yang diwakili oleh fosil. 1.3 Alat dan Bahan
Dengan demikian, fosil Adapun alat dan bahan yang
digunakan dalam paleontologi di digunakan dalam praktikum ini,
dalam lapisan kerak bumi yang yaitu:
terawetkan oleh proses – proses 1. Buku Penuntun Praktikum
alami sebagai sumber utama Paleontologi 2023
penelitian. Dalam ilmu geologi 2. Alat Tulis Menulis
tujuan mempelajari fosil adalah 3. Lap kasar dan halus
untuk mempelajari perkembangan 4. Larutan HCl 0,1 M
5. Sampel fosil untuk mengetahui proses geologi di
6. Lembar Kerja Praktikum masa lampau.
(LKP) 10 lembar Uniformitarianisme adalah
II. Tinjauan Pustaka peristiwa yang terjadi pada masa
2.1 Fosil geologi lampau dikontrol oleh
Fosil (bahasa latin : fossa yang hukum-hukum alam yang
berarti “menggali keluar dari dalam mengendalikan peristiwa pada masa
tanah”). Untuk menjadi fosil, sisa- kini.
sisa hewan atau tanaman ini harus b. Hukum Superposisi (Nicolas
segera tertutup sedimen. Oleh para Steno, 1669)
pakar dibedakan beberapa macam Dalam keadaan yang tidak
fosil. Ada fosil batu biasa, fosil terganggu, lapisan paling tua akan
terbentuk dalam batu amber, fosil ter, berada dibawah lapisan yang lebih
seperti yang terbentuk di sumur ter muda. Hal ini secara logis dapat
La Brea di California. Hewan atau dijelaskan bahwa proses
tumbuhan yang dikira sudah punah pengendapan mulai dari
tetapi ternyata masih ada disebut terbentuknya lapisan awal yang
fosil hidup dan ilmu yang terletak di dasar cekungan,
mempelajari fosil adalah selanjutnya ditutup oleh lapisan yang
paleontologi. terendapkan kemudian, dan tentu
1.1 Hukum – hukum Urutan lebih muda dari yang ditutupinya.
Kejadian c. Hukum Keaslian Horisontal
a. Uniformitarianism (James (Nicholas Steno,1669)
Hutton, 1785) Lapisan sedimen akan
“The Present is the key to the diendapkan dengan permukaan yang
past”. Maksud dari pernyataan ini horisontal dan mendekati sejajar
adalah bahwa proses-proses geologi dengan permukaan dasar tempat
di alam yang terlihat sekarang ini pengendapan. Jika dasar tempat
dipergunakan sebagai dasar pengendapan tidak rata, maka
pembahasan atau sebagai kunci sedimen pada permulaannya akan
mengikuti bentuk dasar cekungannya
namun kemudian akan tetap 3) Cross-cutting Relationship
horizontal permukaannya. Sedimentasi, terjadi jika suatu
Pengendapan lapisan batuan aliran telah mengerosi endapan
sedimen akan menyebar secara yang lebih tua pada suatu
mendatar, sampai menipis atau tempat. Sebagai contoh suatu
menghilang pada batas cekungan terusan atau saluran yang terisi
dimana ia diendapkan. Lapisan yang oleh pasir.
diendapakan oleh air terbentuk terus- 4) Cross-cutting Relationship
menerus secara lateral dan hanya Paleontologi, terjadi jika
membaji pada tepian pengendapan adanya aktivitas hewan dan
pada masa cekungan itu terbentuk. tumbuhan yang tumbuh.
d. Hukum Penerobosan / Cross- Sebagai contoh ketika jejak
Cutting Relationship (A.W.R hewan terbentuk atau
Potter & H. Robinson) terendapkan pada endapan
Suatu intrusi (penerobosan) berlebih.
batuan beku adalah lebih muda 5) Cross-cutting Relationship
daripada batuan yang diterobosnya. Geomorfologi, terjadi pada
Prinsip – prinsip Cross-Cutting daerah yang berliku atau
Relationship: bergelombang (sungai, dan
1) Cross-cutting Relationship aliran di sepanjang lembah).
Struktural, dimana suatu e. Hukum Faunal Succesion
retakan yang memotong batuan (Abbie Giraud-Soulavie, 1778)
yang lebih tua. Fosil (fauna) akan berbeda
2) Cross-cutting Relationship pada setiap perbedaan umur geologi,
Stratigrafi, terjadi jika erosi fosil yang berada pada lapisan bawah
permukaan atau akan berbeda dengan fosil di lapisan
ketidakseragaman memotong atasnya. Fosil-fosil yang dijumpai
batuan yang lebih tua, struktur pada perlapisan batuan secara
geologi atau bentuk-bentuk perlahan mengalami perubahan
geologi yang lain. kenampakan fisiknya (akibat evolusi)
dalam cara yang teratur mengikuti
waktu geologi. Demikian pula suatu Perlapisan batuan dapat
kelompok organisme secara perlahan dibedakan satu dengan yang lain
digantikan oleh kelompok organisme dengan melihat kandungan fosilnya
lain. Suatu perlapisan tertentu yang khas.
dicirikan oleh kandungan fosil h. Facies Sedimenter (Selley,
tertentu. Suatu perlapisan batuan 1978)
yang mengandung fosil tertentu Suatu kelompok litologi
dapat digunakan untuk koreksi antara dengan ciri-ciri yang khas yang
suatu lokasi dengan lokasi yang lain. merupakan hasil dari suatu
f. Law of Inclusion lingkungan pengendapan yang
Suatu tubuh batuan yang tertentu. Aspek fisik, kimia atau
mengandung fragmen dari batuan biologi suatu endapan dalam
yang lain selalu lebih muda dari kesamaan waktu. Dua tubuh batuan
tubuh batuan yang menghasilkan yang diendapakan pada waktu yang
fragmen tersebut. Law of Inclusion sama dikatakan berbeda fasies
terjadi bila magma bergerak keatas apabila kedua batuan tersebut
menembus kerak, menelan fragmen- berbeda fisik, kimia atau biologi
fragmen besar disekitarnya yang (S.S.I.)
tetap sebagai inklusi asing yang tidak 1.2 Diversitas organisme,
meleleh. Jadi, jika ada fragmen klasifikasi dan taxonomi
batuan yang terinklusi dalam suatu Diversitas organisme
perlapisan batuan, maka perlapisan mempelajari tingkatan dari suatu
batuan itu terbentuk setelah fragmen organisme yang anatominya paling
batuan. Dengan kata lain sederhana sampai dengan yang
batuan/lapisan batuan yang paling komplek. Organisme yang
mengandung fragmen inklusi lebih paling kompleks anatominya yang
muda dari batuan/lapisan batuan akan mampu bertahan. Klasifikasi
yang menghasilkan fragmen tersebut. adalah esensi pengelompokan jenis
g. Strata Identified by Fossils organisme dan diklaskan sesuai
(Smith, 1816) dengan kategori utama. Sedangkan
Taxonomi adalah upaya penyusunan
klasifikasi suatu organisme secara kategori sistematika yakni:
berurutan dari kelompok terbesar Kingdom, Filum, Klas, Ordo,
hingga terkecil. Famili, Genus dan Spesies.
Masing-masing diturunkan Sejak pengusulan penamaan
pembagian kelompoknya menjadi: binomial ini, maka penamaan suatu
Kelas, Ordo, Famili, Genus, dan takson menjadi lebih teratur, praktis,
Spesies. Tata cara penamaan dan dipakai secara internasional.
mengikuti Linnaeus, yang memberi Tata cara penulisan sebagai berikut:
nama dengan bahasa latin, disebut 1. Penulisan nama binomial
istilah Binomial Nomenclature. menggunakan nama Latin yang
Dalam Procedure in Taxonomy, edisi ditulis miring tanpa garis
3 Tahun 1956, disebutkan: Systema bawah atau ditulis tegak
Naturae oleh Carl von Linnaeus dengan garis bawah.
(Naturalist Swedia, 1758): Penamaan 2. Huruf pertama diawali dengan
bersistem secara hirarki berdasarkan huruf besar yang menunjukkan
perbedaan kategori, aturan: nama genus.
1. Prosedur penamaan suatu 3. Sedangkan kata kedua
organisme, mengikuti aturan seluruhnya ditulis dengan huruf
penamaan ganda atau kecil yang menunjukkan nama
Binary/Binomial Nomenclature spesies itu sendiri.
yang tetap digunakan hingga 4. Pada umumnya setelah nama
sekarang. genus dan spesies itu ditambah
2. Taksonomi merupakan tata dengan nama penemu species
cara sistematis, yang terdiri tersebut untuk menyertakan
dari penamaan dan klasifikasi. nama ilmiah taxon tersebut.
3. Dalam aturan penamaan Pemberian nama pada akhir
terkandung aspek nama jenis tersebut dikenal sebagai
legal/sah dan asli. Law of Priority.
4. Esensi klasifikasi suatu Istilah–istilah lain sering
kelompok berupa dijumpai pada penulisan nama suatu
urutan/rangking dari berbagai spesies dapat timbul karena
kurangnya dokumentasi yang Digunakan oleh penulis
lengkap ataupun spesies yang pertama yang memperkenalkan
dijumpai mempunyai ciri yang agak spesies tersebut dan baru
berbeda dengn spesies asli menurut dipublikasikan untuk pertama
penulisan terdahulu, atau juga karena kalinya.
rusak sehingga sangat meragukan Penggunaan seluruh istilah
dalam determinasi. Untuk kasus tersebut di atas dengan singkatan
tersebut dapat dipergunakan istilah dalam huruf kecil yang ditulis tegak,
berikut: tidak digaris bawahi dan diakhiri
a. cf. (confer ~ dengan titik
disebandingkan/disamakan) Kata fosil berasal dari bahasa
Digunakan untuk Latin fossils yang berarti menggali
kesebandingan tetapi penulis masih dan sesuatu yang diambil dari dalam
mempunyai sedikit keraguan karena tanah (terpendam).
individu fosil tersebut terawetkan 1.3 Proses Pemfosilan
kurang baik sehingga terdapat sedikit Pengertian fosil adalah sisa
perbedaan dengan yang asli. bahan organik yang terawetkan
b. aff. (affis ~ mirip) secara alamiah dan berumur lebih tua
Ditunjukan untuk spesies yang dari Holosen (10.000 tahun yang
mirip dari satu genus yang sama lalu). Proses pemfosilan adalah
karena memiliki hubungan yang semua proses yang melibatkan
sama. penimbunan hewan atau tumbuhan
c. sp. (species = spesies) dalam sedimen yang terakumulasi
Ditunjukan untuk lebih dari serta pengawetan seluruh atau
satu individu yang hampir sama sebagian maupun pada jejak-
dengan satu genus dan nama jejaknya. Ilmu pengetahuan cabang
spesiesnya tidak diketahui dengan Paleontologi yang mempelajari
pasti. bagaimana proses pemfosilan terjadi
d. n.sp. (new/nouvelle species = disebut dengan Taphonomy.
species baru) Tidak semua organisme yang
mati dapat terfosilkan hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor mencegah terjadinya proses
alami. Faktor-faktor perusak yang pemfosilan.
mencegah organisme terfosilkan: Syarat terjadinya pemfosilan:
a. Biologi, pada faktor ini adalah a. Organisme yang mati tidak
adanya kehidupan yang menjadi mangsa organisme
menjadi mangsa organisme lainnya.
lainnya. Kondisi ini b. Memiliki bagian tubuh yang
mengakibatkan organisme atau rangka yang keras
yang dimangsa tidak dapat (resisten)
terawetkan. c. Rongga-rongga pada bagian
b. Fisika, organisme yang mati yang keras yang dimasuki zat
bisa terawetkan apabila kerisik sehingga merubah
lingkungannya mendukung struktur kimiawi tanpa
proses pemfosilan. Lingkungan mengubah struktur fisik.
dimana organisme mati d. Diawetkan oleh lapisan es,
biasanya terjadi proses misal fosil mammouth.
sedimentasi yang sangat e. Kejatuhan atau terlingkupi
berpengaruh untuk terjadi atau oleh getah.
tidaknya proses pemfosilan. f. Organisme jatuh pada
Sedimentasi dari material yang lingkungan anaerob.
kasar biasanya akan merusak Berdasarkan sifat terubahnya
tubuh organisme, sehingga dan bentuk yang terawetkan, maka
mencegah terjadinya proses proses pemfosilan dapat dibagi
pemfosilan. menjadi beberapa golongan, yaitu:
c. Kimiawi, tubuh keras dari a. Fosil Tak Termineralisasi
organisme biasanya Golongan ini dibagi menjadi
mengandung unsur-unsur beberapa jenis:
kimia yang mudah larut dalam 1) Fosil yang tidak mengalami
air. Terlarutkannya unsur-unsur perubahan secara
tersebut kadang ikut merusak keseluruhan, yaitu fosil yang
bentuk shell-nya, sehingga jarang terjadi dan merupakan
keistimewaan dalam proses serta cara terubahnya. Golongan
pemfosilan. Misalnya ini dibagi lagi menjadi beberapa
Mammoth di Siberia yang jenis, yaitu:
terbekukan dalam endapan es 1) Replacement, merupakan
tersier. penggantian total material
2) Fosil yang terubah sebagian, penyusun rumah organisme
umumnya dijumpai pada oleh mineral-mineral asing.
batuan Mesozoikum dan Contohnya adalah fosil
Kenozoikum. Contohnya cangkang organisme Crinoid
gigi-gigi binatang buas, yang berumur Silur, yang
tulang dan rangka Rhinoceros keseluruhannya tergantikan
yang tersimpan di musium oleh mineral kalsium
Rusia, serta cangkang karbonat, yang ditemukan di
moluska. Lockport’s Lowertown pada
3) Amber, yaitu getah dari formasi Rochester shale.
tumbuhan yang telah 2) Histometabasis, adalah
mengalami proses penggantian total tiap-tiap
pemfosilan. Sedangkan fossil molekul dari jaringan
amber merupakan organisme tumbuhan oleh mineral-
yang terperangkap dalam mineral asing yang meresap
getah dari tumbuhan tersebut. ke dalam jasad tumbuh-
Contohnya insekta yang tumbuhan.Walaupan seluruh
terselubungi getah damar molekul telah terganti namun
dalam endapan Oligosen di struktur mikroskopisnya
Teluk Baltik sebagi fosil masih terpelihara dan nampak
Resen. dengan jelas mineral-mineral
b. Fosil Yang pengganti tersebut, antara lain
Termineralisasikan / agate, chert ,kalsedon dan
Mineralized Fossils opak.
Golongan ini dibedakan atas 3) Permineralisasi, adalah
dasar material yang mengubahnya pengisian oleh mineral-
minaral asing ke dalam tiap lumpur, jadi yang tertinggal
pori-pori dalam kulit kerang hanya jejaknya.
tanpa mengubah material 2) Mold, adalah cetakan tapak
penyusunnya yang semula yang ditinggalkan oleh
(tulang/kulit kerang). organisme berelief tinggi.
4) Leaching, adalah proses 3) Cast, adalah cetakan dari
pelarutan dinding test oleh jejak oleh material asing yang
airtanah. terjadi apabila rongga antar
5) Distilasi / karbonisasi, yaitu tapak dan tuangan terisi zat
menguapnya kandungan gas- lain dari luar, sedang fosilnya
gas atau zat lain yang mudah sendiri telah lenyap.
menguap dalam tumbuhan 4) Koprolit, adalah kotoran
atau hewan karena binatang yang terfosilkan dan
tertekannya rangka atau tubuh berbentuk nodul-nodul
kehidupan tersebut dalam memanjang dengan
sedimentasi dan komposisi phospatik.
meninggalkan residu karbon 5) Gastrolit, fosil yang dahulu
(C) berupa lapisan-lapisan tertelan oleh salah satu hewan
tipis dan kumpulan unsur C tertentu misalnya pada reptil
yang menyelubungi atau untuk membantu pencernaan.
menyelimuti sisa-sisa 6) Trail, adalah jejak ekor
organisme yang tertekan tadi. binatang yang terfosilkan.
Contohnya adalah batubara. 7) Track, adalah jejak kuku
c. Fosil Jejak (Trace fossils) binatang yang terfosilkan.
Fosil ini terbentuk dari jejak 8) Foot print, adalah jejak kaki
hasil aktivitas organisme baik hewan yang terfosilkan.
binatang maupun tumbuhan. 9) Burrow, borring, tubes,
1) Impression, adalah jejak-jejak adalah lubang-lubang yang
organisme yang memiliki berbentuk seperti lubang bor
relief rendah. Contohnya atau pipa yang merupakan
bekas daun yang jatuh di tempat tinggal/hidup yang
telah memfosil. Burrow hidup adalah suatu lingkungan
adalah lubang yang dibuat dimana organisme itu hidup.
oleh organisme untuk Lingkungan pengendapan
mencari mangsa/makan dan dibagi menjadi tiga, yaitu :
hidup. Borring adalah lubang 1. Darat: (Danau, Gunung,
yang digunakan untuk sungai)
menyimpan makanan. 2. Transisi (Delta, Pantai,
Sedangkan tube adalah Eustarine)
lubang hasil aktivitas 3. Laut
organisme yang berbentuk Adapun penjelasan mengenai
pipa/tabung. lingkungan pengendapan:
1.4 Lingkungan Hidup 1. Lingkungan Darat
Lingkungan hidup organisme Organisme yang hidup di
ada tiga, yaitu udara, darat dan air. lingkungan darat biasanya sangat
Kondisi udara dapat diabaikan, sulit untuk terawetkan, hal ini
karena kehidupannya yang mati disebabkan mudahnya terjadi
pasti jatuh ke darat atau ke air. proses pembusukan. Lingkungan
Lingkungan hidup dibagi darat terdiri atas: flood plain,
menjadi 2, yaitu : gurun, pegunungan, dataran, dan
1. Abiotik: salinitas, kedalaman, sebagainya.
kejernihan, sinermatahai, 2. Lingkungan Air
oksigen, temperatur air laut, Dalam hal ini lingkungan air
makanan banyak kita singgung karena
2. Biotik: persaingan, nutrisi, lingkungan air banyak digunakan
bakteri, jamur, virus. organisme yang dalam
2.5 Lingkungan Pengendapan kehidupannya membutuhkan air
Lingkungan pengendapan dalam jumlah yang banyak. Hal ini
adalah suatu lingkungan tempat mengakibatkan sebagian besar
dimana lapisan batuan sedimen organisme ditemukan hidup di
diendapkan. Sedangkan lingkungan lingkungan air. Lingkungan air
terdiri atas: sungai, danau, dan laut.
Dari ketiga lingkungan tersebut, matahari sudah tidak dapat
lingkungan laut merupakan menembus kecuali pada
lingkungan sedimentasi yang paling bagian atas, sehingga berupa
banyak ditemukan fosil. Secara zona yang gelap. Tumbuh-
umum lingkungan laut dibagi tumbuhan tidak dapat
kedalam zona bathimetri (zona melakukan fotosintesa. Fosil
kedalaman) yang terdiri atas yang dijumpai umumnya
lithoral, neritic, bathyal, abyssal. adalah bersifat planktonik
a. Lithoral, merupakan zona sedangkan bentonik jarang
gelombang dan dekat dengan dijumpai. Pada lingkungan
pantai. Organisme yang ini unsur karbonat biasanya
terawetkan biasanya bertubuh akan terlarutkan karena ada
lunak seperti algae. Sifat zona CCD.
sedimen biasanya kasar, d. Abyssal, merupakan
sehingga fosil jarang lingkungan laut dengan
dijumpai. kedalaman lebih dari 2000
b. Neritic, merupakan meter. Zona yang sangat
lingkungan laut dengan gelap dan dingin, tumbuh-
kedalaman berkisar 0-200 tumbuhan tidak atau sangat
meter. Kondisi ekosistemnya jarang hidup.
adalah sinar matahari masih Organisme sendiri dalam
tembus, air terlihat jernih, kehidupan di air mempunyai cara
biasanya terjadi simbiosis dan tersendiri, yaitu:
berkoloni, proses sedimentasi 1. Planktonik, organisme ini
halus dan banyak dijumpai hidupnya pada permukaan
fosil, koral tumbuh dengan air, pergerakannya sangat
baik. dipengaruhi oleh arus, terdiri
c. Bathyal, merupakan dari:
lingkungan laut dengan a. Fitoplankton, kemampuan
kedalaman berkisar 200-2000 menghasilkan makanan dari
meter. Pada zona ini fotosintesa atau autotropik.
Contoh: Coccolithofora, 3. Nektonik, organisme ini
Diatomae, Dinoflagelata. mampu berenang bebas dan
b. Zooplankton, tidak dapat bergerak tidak tergantung
menghasilkan makanan oleh arus dan gelombang.
sendiri, memakan Contoh: Cephalopoda, Ikan,
fitoplankton, bersifat Mamalia laut.
heterotrofik. Contoh: Berdasarkan asal usulnya,
Foraminifera, Radiolaria, fosil dibedakan menjadi beberapa
Graptolit. macam, yaitu:
c. Meroplankton, pada usia 1. Biocoenosis (Moebius, 1877)
muda sebagai plankton, Biocoenosis berasal dari kata
kemudian bebas pada saat bios yang artinya hidup dan koinos
dewasa. Contoh: Molluska. yang berarti kumpulan sehingga
d. Pseudoplankton, organisme Biocoenosis dapat diartikan sebagai
tersebar karena arus dan kumpulan organisme yang hidup,
gelombang, namun menambat tumbuh dan berkembang biak
pada rumput laut, kayu, dan dalam suatu tempat/lingkungan
sebagainya. Contoh: pengendapan yang sama/biotope.
Berbakel, Brachiopoda. Lingkungan ini merupakan
2. Bentonik, organisme merayap kombinasi ideal dari faktor-faktor
di dasar laut, dapat di lingkungan, seperti temperatur,
permukaan substratum cahaya matahari, suplai makanan,
ataupun di bawah, terdiri atas: kadar garam, rasio oksidasi dan
a. Sesil, menambat pada dasar. reduksi, proses turbidit, dan
Contoh: Brachiopoda, perbandingan yang seimbang antara
Crinoidea. pemangsa dan pemakan bangkai,
b. Vagrant, Vagil, Benton yang sehingga merupakan lingkungan
merayap atau berenang pada yang favourable untuk kehidupan
dasar atau menggali dasar. organisme.
Contoh: Cacing. 2. Thanatocoenosis
Thanatocoenosis berasal dari dapat mengalami satu atau
kata thanatos yang artinya mati dan beberapa kali daur sedimentasi,
koinos yang berarti kumpulan dengan hanya sedikit menunjukkan
sehingga Thanatocoenosis adalah gejala aus, warna lebih gelap dan
organisme mati/fosil yang dapat umur yang lebih tua. Fosil ini
berasal dari satu atau beberapa dapat tercampur dalam presentasi
biotape dan tertransport setelah yang kecil bersama-sama dengan
mati ke dalam suatu lingkungan fosil asli dari sedimen baru atau
pengendapan, di mana sisa-sisa dapat juga merupakan satu-satunya
organisme tersebut secara penampilan pada sedimen tersebut.
keseluruhan atau sebagian 5. Infiltrated fossils
merupakan pembentuk sedimen Adalah fosil-fosil yang
yang bersangkutan. Perubahan berumur lebih muda yang terdapat
salah satu dari beberapa faktor pada lapisan batuan yang lebih tua.
lingkungan dapat mengakibatkan Pada beberapa kondisi, suatu
matinya satu atau beberapa spesies lapisan batuan dapat mengandung
tertentu dalam jumlah besar dan fosil-fosil yang umurnya jauh lebih
menimbulkan suatu konsentrasi muda dari umur lapisan batuan
sisa-sisa organisme yang kemudian yang sebenarnya. Hal ini dapat
tertransport/terendapkan ke tempat disebabkan infiltrasi larutan yang
lain. membawa fosil dari lapisan yang di
3. Displaced fossils atas ke dalam ruang pori atau
Adalah perpindahan fosil rekahan dari lapisan/formasi batuan
sebelum proses litifikasi terjadi. yang lebih tua.
4. Reworked fossils 2.6 Tahap Pemfosilan
Fosil-fosil pada batuan dapat Tahap pemfosilan adalah
terkikis, tertransport dan proses alami di mana sisa-sisa
terendapkan kembali dalam suatu organisme yang mati, seperti
endapan yang umurnya jelas lebih tumbuhan dan hewan, mengalami
muda. Peristiwa tersebut umumnya dekomposisi dan berubah menjadi
terjadi fosil yang cangkangnya fosil selama jutaan tahun. Tahap-
tahap pemfosilan dapat mereka memiliki kesempatan untuk
disederhanakan sebagai berikut: menjadi fosil. Oleh karena itu,
Pemadatan: Organisme mati fosil-fosil yang kita temukan hari
terkubur di lapisan sedimen, seperti ini adalah peninggalan organisme
lumpur atau pasir, seiring waktu. yang sangat jarang dan bernilai
Lapisan ini bertindak sebagai sejarah penting dalam pemahaman
tekanan dan pelindung terhadap kita tentang evolusi dan sejarah
organisme. kehidupan di Bumi.
Mineralisasi: Proses ini melibatkan 2.7 Proses Terbentuknya Fosil
penggantian materi organik Terbentuknya fosil
organisme dengan mineral dari melibatkan serangkaian proses
lapisan sedimen. Mineral tersebut alami yang memerlukan kondisi
mengisi struktur organisme dan tertentu. Berikut adalah syarat-
membentuk fosil. syarat utama yang diperlukan untuk
Kompaksi: Lapisan sedimen yang terbentuknya fosil:
mengubur organisme semakin Perlindungan dari Dekomposisi:
terkompresi oleh lapisan sedimen Salah satu syarat paling penting
yang lebih atas, yang membuat fosil adalah perlindungan organisme dari
semakin padat dan keras. dekomposisi. Organisme yang mati
Pelapukan: Proses alami dan harus segera terkubur di lingkungan
lingkungan, seperti erosi atau yang melambat atau menghentikan
pergeseran tanah, dapat proses dekomposisi. Lingkungan
mengungkapkan fosil yang terkuburnya organisme, seperti
terkubur, membawanya ke lumpur, pasir, atau sedimen, sangat
permukaan bumi. penting dalam menjaga organisme
Penting untuk diingat bahwa dari pengaruh mikroorganisme
pemfosilan adalah proses yang dekomposer dan oksigen.
sangat lambat dan jarang terjadi. Sedimentasi: Organisme yang
Banyak organisme yang mati tidak terkubur harus diselimuti oleh
mengalami pemfosilan dan lapisan sedimen. Sedimen ini bisa
akhirnya hancur oleh alam sebelum terdiri dari material seperti tanah
liat, pasir, atau debu. Proses mengalir melalui sedimen yang
sedimentasi ini menciptakan mengandung organisme dapat
tekanan dan mengisolasi organisme mengandung mineral yang
dari atmosfer dan lingkungan diperlukan untuk mineralisasi.
sekitarnya. Kondisi ini termasuk pH air,
Mineralisasi: Proses mineralisasi keberadaan mineral-mineral
adalah tahap penting dalam tertentu, dan tingkat keasaman atau
pembentukan fosil. Selama proses kebasaan lingkungan.
ini, materi organik dari organisme Tekanan: Tekanan geologi dari
digantikan oleh mineral. Mineral- sedimen di atasnya berperan dalam
mineral ini biasanya masuk ke kompresi organisme yang terkubur.
dalam jaringan organisme melalui Tekanan ini mengubah sedimen
proses perkolasi air yang menjadi batuan, yang
mengandung mineral. Mineralisasi mengencangkan dan mengerasi
memberikan struktur organisme fosil.
yang keras dan tahan terhadap Ketidakgangguan: Fosil yang
waktu. terbentuk memerlukan
Waktu: Terbentuknya fosil adalah ketidakgangguan selama proses
proses yang sangat lambat yang pembentukannya. Gangguan seperti
memerlukan jutaan tahun. gempa bumi, aktivitas vulkanik,
Organisme yang mati harus atau erosi yang kuat dapat merusak
terkubur dalam waktu relatif fosil atau membawanya ke
singkat setelah kematian mereka permukaan sebelum waktunya.
agar fosil dapat terbentuk. Semakin Jenis Organisme: Beberapa
lama organisme terpapar oleh organisme lebih cenderung untuk
elemen dan dekomposisi, semakin menjadi fosil daripada yang lain.
kecil kemungkinan mereka menjadi Organisme dengan struktur keras
fosil. seperti tulang, cangkang, atau gigi
Kondisi Kimiawi: Kondisi kimia memiliki peluang lebih baik untuk
lingkungan tempat organisme fosil karena bagian-bagian ini lebih
terkubur juga penting. Air yang
tahan terhadap perubahan dan pengetahuan, industri, energi, dan
dekomposisi. sejarah. Di bawah ini, kita akan
Proses Eksepsi: Terkadang, fosil membahas beberapa kegunaan
terbentuk melalui proses eksepsi di utama dari fosil:
mana jejak organisme yang ada Sejarah Kehidupan: Fosil
pada substrat seperti lumpur atau memberikan wawasan yang
sedimen dicetak dan menjadi fosil. berharga tentang sejarah kehidupan
Contoh eksepsi adalah jejak kaki di Bumi. Mereka memungkinkan
dinosaurus yang terabadikan dalam ilmuwan untuk melacak evolusi
batu. spesies dari waktu ke waktu dan
Teknologi dan Penemuan: memahami bagaimana kehidupan
Terakhir, fosil hanya dapat telah berubah selama miliaran
diidentifikasi dan diambil jika tahun. Fosil juga membantu dalam
mereka ditemukan oleh manusia. merekonstruksi ekosistem masa
Penemuan fosil seringkali lalu dan memahami peristiwa-
memerlukan teknologi dan alat peristiwa penting dalam sejarah
khusus, serta pengetahuan tentang geologi Bumi.
tempat-tempat di mana fosil Ilmu Paleontologi: Paleontologi
cenderung ditemukan. adalah ilmu yang mempelajari fosil
Ketika semua syarat ini terpenuhi, dan makhluk-makhluk hidup purba.
fosil dapat terbentuk. Oleh karena Fosil adalah sumber data utama
itu, fosil-fosil yang kita temukan bagi para paleontolog untuk
hari ini adalah bukti berharga mengidentifikasi,mengklasifikasika
tentang kehidupan masa lalu di n, dan memahami organisme yang
Bumi dan membantu ilmuwan telah punah. Penemuan fosil juga
untuk memahami sejarah evolusi membantu memahami hubungan
dan lingkungan planet ini. antara spesies-spesies yang telah
2.8 Kegunaan Fosil punah dan yang masih ada.
Fosil memiliki beragam Penelitian Evolusi: Fosil
kegunaan yang signifikan dalam memainkan peran sentral dalam
berbagai bidang, termasuk ilmu penelitian evolusi. Mereka
membantu ilmuwan signifikan, seperti pemanasan
mengidentifikasi transisi antara global dan polusi udara.
spesies yang berbeda, mengungkap Penelitian Geologi: Fosil
perubahan morfologi organisme membantu geolog dalam penelitian
seiring waktu, dan memberikan mereka. Mereka membantu
bukti penting untuk teori evolusi mengidentifikasi lapisan-lapisan
Charles Darwin. geologi yang berbeda dan
Industri dan Manufaktur: Fosil memahami sejarah perubahan iklim
memiliki kegunaan dalam industri dan lingkungan di masa lalu. Fosil
dan manufaktur. Beberapa fosil juga digunakan sebagai petunjuk
seperti ambar mengandung dalam pengeboran minyak dan
organisme purba yang diawetkan pengeboran geologi lainnya.
dalam resin, dan ini digunakan Konservasi: Fosil memberikan
dalam pembuatan perhiasan dan dasar bagi upaya konservasi. Studi
barang seni. Selain itu, beberapa fosil dapat memberikan wawasan
jenis batuan fosil, seperti batu tentang perubahan ekosistem dan
gamping, digunakan dalam adaptasi spesies terhadap
pembuatan semen dan bahan perubahan lingkungan, yang dapat
bangunan lainnya. membantu dalam upaya pelestarian
Energi Fosil: Salah satu kegunaan spesies yang terancam punah.
paling dikenal dari istilah "fosil" Pendidikan dan Kebudayaan:
adalah dalam konteks bahan bakar Fosil memiliki nilai pendidikan
fosil, seperti batu bara, minyak yang besar. Mereka digunakan
bumi, dan gas alam. Bahan bakar dalam pengajaran ilmu
fosil ini digunakan untuk pengetahuan dan sejarah,
menghasilkan energi listrik, panas, membantu siswa memahami
dan tenaga mekanis. Mereka telah sejarah kehidupan di Bumi. Selain
menjadi sumber energi dominan itu, fosil sering menjadi bagian dari
selama berabad-abad, tetapi juga warisan budaya dan dapat menjadi
memiliki dampak lingkungan yang daya tarik pariwisata.
Pemahaman Perubahan Iklim: uniseluler yang termasuk dalam
Fosil yang ditemukan di lapisan- kerajaan Protista. Nama "protozoa"
lapisan geologi dapat memberikan berasal dari bahasa Yunani, yang
petunjuk tentang perubahan iklim berarti "hewan primitif," karena
di masa lalu. Penelitian ini penting mereka sering kali dikelompokkan
untuk memahami perubahan iklim bersama hewan meskipun mereka
saat ini dan dampaknya terhadap lebih sederhana dalam struktur dan
lingkungan. fungsi. Protozoa tersebar luas di
Penemuan Baru dan Inovasi: berbagai habitat, termasuk air
Penemuan fosil baru terus tawar, air laut, tanah, dan dalam
berkontribusi pada pengetahuan tubuh organisme lain. Berikut
kita tentang sejarah kehidupan di adalah beberapa karakteristik utama
Bumi. Mereka sering memicu dari Filum Protozoa:
penemuan dan inovasi baru dalam Struktur dan Ukuran: Protozoa
ilmu pengetahuan dan teknologi. bervariasi dalam bentuk, ukuran,
Secara keseluruhan, fosil memiliki dan struktur. Mereka dapat
peran penting dalam pemahaman berbentuk bulat, oval, silindris, atau
kita tentang sejarah kehidupan, bahkan tidak berbentuk tetap.
lingkungan, dan sumber daya alam. Ukurannya berkisar dari
Mereka juga berperan dalam mikroskopis hingga beberapa
industri, energi, dan penelitian milimeter.
ilmiah, serta memiliki nilai budaya Uniseluler: Protozoa adalah
dan pendidikan yang besar. Oleh organisme uniseluler, yang berarti
karena itu, penting untuk menjaga mereka terdiri dari satu sel tunggal.
fosil dan menjaga situs fosil agar Sel ini memiliki semua fungsi
dapat terus memberikan wawasan kehidupan yang diperlukan untuk
penting bagi manusia dan ilmu bertahan hidup, termasuk
pengetahuan. pencernaan, pernapasan, dan
2.9 Filum Protozoa reproduksi.
Filum Protozoa adalah Mobilitas: Banyak protozoa
kelompok mikroorganisme memiliki struktur bergerak, seperti
flagela, silia, atau pseudopodia pencernaan hewan, dan bahkan
(lengan palsu), yang dalam tubuh manusia sebagai
memungkinkan mereka bergerak parasit. Mereka memainkan peran
aktif dalam lingkungan mereka. penting dalam rantai makanan dan
Gerakan ini digunakan untuk siklus nutrisi di berbagai ekosistem.
mencari makanan, menghindari
pemangsa, atau berpindah tempat. Peran Ekologis: Beberapa protozoa
Sistem Pencernaan: Protozoa berperan sebagai predator,
memiliki sistem pencernaan mengkonsumsi bakteri dan alga
sederhana yang membantu mereka mikroskopis, sementara yang lain
mencerna makanan. Beberapa menjadi mangsa untuk organisme
spesies menangkap partikel lain dalam ekosistem. Mereka juga
makanan dengan pseudopodia, berperan dalam penguraian materi
sementara yang lain memiliki organik, memungkinkan nutrien
struktur seperti vakuola untuk kembali ke ekosistem.
mencerna makanan yang Patogen: Beberapa jenis protozoa
tertangkap. dapat menjadi parasit pada manusia
Reproduksi: Reproduksi protozoa dan hewan, menyebabkan berbagai
dapat bersifat aseksual penyakit seperti malaria
(pembelahan sel tunggal) atau (Plasmodium), amebiasis
seksual (pertukaran materi genetik (Entamoeba histolytica), dan
antara individu). Beberapa spesies penyakit tidur (Trypanosoma
dapat mengalami reproduksi brucei).
dengan pembelahan sel secara Filum Protozoa mencakup
cepat, yang memungkinkan mereka berbagai kelompok yang dibagi
berkembang biak dengan cepat berdasarkan struktur dan
dalam kondisi lingkungan yang karakteristik tertentu. Ini termasuk
cocok. Rhizopoda (yang memiliki
Habitat: Protozoa dapat ditemukan pseudopodia), Ciliophora (yang
di berbagai habitat, mulai dari air memiliki silia), Flagellata (yang
tawar hingga laut, tanah, saluran memiliki flagela), dan Sporozoa
(yang banyak bersifat parasitik). Bryozoa terdiri dari koloni individu
Keanekaragaman dalam Filum mikroskopis yang disebut zooid.
Protozoa mencerminkan adaptasi Setiap zooid memiliki tubuh
mereka terhadap berbagai kondisi berongga yang terbuka ke atas,
lingkungan dan peran ekologis dengan tentakel yang digunakan
yang mereka mainkan dalam untuk menangkap partikel makanan
ekosistem. dan memompa air ke dalam tubuh
mereka.
Tubuh zooid ini biasanya
2.10 Filum Bryozoa dilindungi oleh cangkang yang
Filum Bryozoa, juga dikenal disebut zooecium, yang terbuat dari
sebagai "bryozoans" atau "moss bahan seperti kalsium karbonat.
animals," adalah kelompok Zooecium memberikan bentuk
organisme akuatik kecil yang koloni yang khas dan dapat terlihat
termasuk dalam kerajaan Animalia. seperti kerangka atau batang.
Bryozoa terdiri dari ribuan spesies Makanan dan Pencernaan:
yang hidup di lingkungan air tawar Zooid Bryozoa umumnya memakan
maupun laut, dengan mayoritas partikel makanan kecil seperti
spesies hidup di perairan laut. plankton, bakteri, dan detritus
Mereka dikenal dengan nama organik. Mereka menggunakan
"moss animals" karena penampilan tentakel untuk menangkap makanan
koloni mereka yang sering yang mengapung dalam arus air.
menyerupai lumut, meskipun Setelah menangkap makanan, zooid
mereka sebenarnya adalah hewan mentransfer partikel makanan ke
uniseluler yang membentuk koloni dalam rongga tubuhnya dan
besar yang terdiri dari individu- mencernanya melalui pencernaan
individu kecil yang disebut zooid. intraseluler.
Berikut adalah beberapa Reproduksi:
karakteristik dan informasi penting Bryozoa memiliki berbagai mode
tentang Filum Bryozoa: reproduksi. Beberapa spesies dapat
Anatomi dan Struktur: berkembang biak secara seksual
melalui pembuahan internal, Karena keanekaragaman dan peran
menghasilkan larva yang akan ekologis yang penting, Bryozoa
berkembang menjadi zooid baru. adalah subjek penelitian ilmiah
Reproduksi aseksual juga umum, yang menarik dalam bidang biologi
dengan zooid yang membelah diri laut. Mereka juga menjadi indikator
untuk membentuk zooid baru atau lingkungan yang berguna dalam
melalui perkembangan dari tunas pemahaman kondisi ekosistem laut
yang muncul dari zooid yang sudah yang lebih luas. Meskipun mereka
ada. sering tidak terlihat oleh mata
Peran Ekologis: manusia, Bryozoa memiliki peran
Bryozoa memiliki peran ekologis yang signifikan dalam menjaga
yang penting dalam ekosistem laut, keseimbangan ekologi di perairan
terutama dalam menyaring partikel di seluruh dunia.Metode Penelitian
makanan dari air dan sebagai 3.1 Metode
substrat untuk organisme lain yang Praktikum Paleontologi Acara
dapat menempel pada koloni II “Filum Protozoa dan Bryozoa”
mereka. dilaksanakan pada hari Kamis, 7
Mereka juga merupakan sumber September 2023, pukul 13.30 – 15.30
makanan bagi beberapa hewan laut, WITA di Laboratorium Paleontologi,
seperti krustasea dan ikan. Departemen Teknik Geologi,
Keanekaragaman: Fakultas Teknik, Universitas
Filum Bryozoa mencakup ribuan Hasanuddin. Adapun metode yang
spesies yang beragam dalam ukuran dilakukan adalah menganalisis
dan bentuk. Mereka dapat sampel fosil secara langsung untuk
membentuk koloni kecil atau koloni pengenalan fosil, proses pemfosilan
yang sangat besar dan kompleks. dan lingkungan pengendapannya.
Bryozoa dapat ditemukan di 3.2 Tahapan Penelitian
berbagai habitat laut, mulai dari Praktikum Paleontologi Acara
perairan dangkal hingga kedalaman II “Filum Protozoa dan Bryozoa”
laut yang lebih dalam. Beberapa dilaksanakan pada hari Kamis, 7
spesies juga hidup di air tawar. September 2023 di Laboratorium
Paleontologi, Departemen Teknik yang dilakukan oleh praktikan yaitu
Geologi, Fakultas Teknik, dengan menentukan taksonomi,
Universitas Hasanuddin. Adapun bentuk, proses pemfosilan, umur
metode yang dilakukan adalah tahun, dan juga lingkungan
menganalisis sampel fosil secara pengendapan.
langsung untuk pengenalan, 3.3.3 Analisis Data
mempelajari identifikasi fosil dan Pada tahap ini, Pada tahapan
proses pemfosilannya. ini akan dilakukan analisis data
deskripsi yang telah diambil saat
praktikum. Untuk menunjang analisis
3.3 Tahapan Penelitian data, akan diberi bimbingan oleh
Metode praktikum kali ini para asisten.
menggunakan metode kualitatif, 3.3.4 Tahap Penyusunan Laporan
yang dimana melakukan Pada tahap ini, praktikan akan
pendekripsian, untuk mendapatkan membuat laporan dari hasil analisis
kesimpulan dalam penamaan fosil data tadi sebagai hasil akhirnya
yang diamati. dalam bentuk jurnal. Dan dilakukan
Pada praktikum ini, terdapat asistensi terhadap laporan tersebut
beberapa tahapan-tahapan dalam kepada asisten.
pembuatan laporan, antara lain : 3.3.5 Tahap Pengumpulan
3.3.1 Tahap Pendahuluan Laporan
Pada tahap ini, praktikan
Pada tahap ini, praktikan akan
melakukan pengumpulan laporan
diberi tugas pendahuluan. dimana
yang telah di ACC oleh asisten
pada tahap ini praktikan akan
sebagai tahap akhir dari tahapan
mempelajari literatul-literatul yang
penelitian.
terkait dengan pembentukan fosil
3.3.2 Tahap Praktikum
Pada tahap ini, praktikan akan
melakukan deskripsi sampel dan
penggambaran sampel yang telah
disediakan, adapun pendeskripsian
Tabel 3.1 Diagram Alir Praktikum

VI. Hasil dan Pembahasan


Adapun hasil dan pembahasan pada praktikum kali ini adalah:
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil Praktikum
NO FILUM KELAS ORDO FAMILI GENUS SPESIES
1989 Mollusca Gastropoda Architaen Paludina Paludina Paludina
iglossa nidae Siluviana
(KUNTH)
471 Branchip Artikolata Craniida Minathot Minathot Minatothyrism
oda yrisidae yris Concertica var.
tumida
(KAYSER)
1722 Mollusca Scacopoda Gastropo Goniothe Goniothe Goniotheutis
da uthisidae utis Granulata
Quadrata
(STOLLEY)
1553 Branchip Articolata Carditida Neocrass Neocrass Neocrassina
oda inaidae ina (Neocrassina)
Obliqua (LAM.)
1083 Coleanter Hidrozoa Hydra Dactylot Dactylot Dactylotheca
ata hecanida heca Aspera (BRGT.)
e
805 Echinode Echinoidea Cidaroida Cidarisid Cidaris Cidaris Vesicular
rmata ae GOLDF.
157 Gbidaria Hydrozoa Chandrop Porpitesi Porpites Porpites Porpiaa
ora dae L.
244 Porifera Anthozoa Tabulata Favosites Favosites Favosites
idae Saginatus
LECOMPTE.
172 Antropod Trilobita Crustacla Calymen Calymen Calymene
a eidae e Blumenbachi
BGN (cast).
1442 Anthocer Anthodecer Phymatoc Phymato Phemato Phymatoceras
omorpha otothyta erotales cerasidae ceras cf.robostus
HYATT.

4.2 Pembahasan Gambar 4.1 Sampel 1989


4.2.1 Sampel 1989
Fosil dengan nomor peraga
1989, memiliki taksonomi filum
Mollusca, kelas Gastropoda, ordo
Architaeniglossa, famili
Paludinanidae, genus Paludina dan
Paludina Diluviana (KUNTH).
dan spesies Nummulites millecaput
(BOUBEE).
Proses pemfosilan fosil ini
dimulai dari organisme yang mati, organisme berupa warna yang
kemudian tertransportasikan oleh berkarat menunjukkan karbonisasi.
media geologi berupa air yang Fosil ini memiliki bentuk
mengubah bentuk dan Konikal, karena bentuknya
kedudukannya. Selama proses kerucut. Memiliki komposisi kimia
transportasi, material yang terdapat CaCO3 karena ketika ditetesi
pada organisme ini akan larutan HCl 0,1 M fosil berbuih.
menyesuaikan diri dan berubah Fosil ini berumur Plitosen Tengah
menjadi material yang lebih stabil. (±1,7 – 0,8 juta tahun yang lalu).
Kemudian fosil ini akan Berdasarkan komposisi kimianya
terendapkan pada daerah yang lebih dapat dianalisis bahwa lingkungan
rendah yang relatif kedudukannya pengendapan fosil ini adalah pada
berupa cekungan. Setelah laut dangkal, dimana laut dangkal
organisme akan tertutupi oleh sebagai wilayah atau kedalaman
lapisan batuan sedimen. Lapisan dimana mineral aragonit mulai
tersebut lama kelamaan bertambah melarut pada kedalaman sekitar
tebal yang mengakibatkan sinar 600 meter dan pada kedalaman
matahari tidak dapat menembus sekitar 2000 meter merupakan
lapisan tersebut. Sehingga bakteri zona dimana aragonit tidak
pembusuk tidak dapat bekerja dan terbentuk lagi atau dikenal sebagai
mempermudah proses Aragonite Compensation Depth
pemfosilan. Proses pemfosilan (ACD).
yang terjadi adalah karbonisasi, Fosil ini memiliki manfaat
proses dimana menguapnya dimana sebagai bukti adanya
kandungan Gas-gas atau zat lain kehidupan pada masa Plitosen
yang mudah menguap dalam hewan tengah, untuk menentukan umur
karena tertekannya rangka hewan relatif batuan dan menentukan
dalam sedimentasi meninggalkan lingkungan pengendapan dimana
residu karbon (C) berupa lapisan – fosil tersebut didapatkan.
lapisan tipis dan kumpulan unsur C 4.2.2 Sampel 471
yang menyelubungi sisa – sisa
Gambar 4.2 Sampel 471 adalah external mold, proses
dimana menguapnya kandungan
Fosil dengan nomor peraga
gas – gas atau zat lain yang mudah
471, memiliki taksonomi filum
menguap dan membuat bagian dari
Branchipoda, kelas Artikolata, ordo
organisme menguap dalam hewan
Craniida, famili Minatothyrisidae,
karena tertekannya rangka hewan
genus Minatothyris dan spesies
dalam sedimentasi meninggalkan
Minathotyris Concentrica var.
residu karbon (C) berupa lapisan –
tumida (KAYSER).
lapisan tipis dan kumpulan unsur C
Proses pemfosilan fosil ini
yang menyelubungi sisa – sisa
dimulai dari organisme yang mati,
organisme berupa bentuk yang
kemudian tertransportasikan oleh
mencetak bagian dari organisme
media geologi berupa air yang
sehingga terbentuk fosil yang sama
mengubah bentuk dan
dengan sisinya.
kedudukannya. Selama proses
Fosil ini memiliki bentuk
transportasi, material yang terdapat
Bivalia/Biconvex,karena bentuknya
pada organisme ini akan
seperti kerang. Memiliki komposisi
menyesuaikan diri dan berubah
kimia CaCO3 karena ketika
menjadi material yang lebih stabil.
ditetesi larutan HCl 0,1 M fosil
Kemudian fosil ini akan
berbuih. Fosil ini berumur Eosen
terendapkan pada daerah yang lebih
Bawah (±55 – 51 juta tahun yang
rendah yang relatif kedudukannya
lalu). Berdasarkan komposisi
berupa cekungan. Setelah
kimianya dapat dianalisis bahwa
organisme akan tertutupi oleh
lingkungan pengendapan fosil ini
lapisan batuan sedimen. Lapisan
adalah pada laut dangkal, dimana
tersebut lama kelamaan bertambah
laut dangkal sebagai wilayah atau
tebal yang mengakibatkan sinar
kedalaman dimana mineral
matahari tidak dapat menembus
aragonit mulai melarut pada
lapisan tersebut. Sehingga bakteri
kedalaman sekitar 600 meter dan
pembusuk tidak dapat bekerja dan
pada kedalaman sekitar 2000 meter
mempermudah proses pemfosilan.
merupakan zona dimana aragonit
Proses pemfosilan yang terjadi
tidak terbentuk lagi atau dikenal kemudian tertransportasikan oleh
sebagai Aragonite Compensation media geologi berupa air yang
Depth (ACD).. mengubah bentuk dan
Fosil ini memiliki manfaat kedudukannya. Selama proses
dimana sebagai bukti adanya transportasi, material yang terdapat
kehidupan pada masa eosen bawah, pada organisme ini akan
untuk menentukan umur relatif menyesuaikan diri dan berubah
batuan dan menentukan lingkungan menjadi material yang lebih stabil.
pengendapan dimana fosil tersebut Kemudian fosil ini akan
didapatkan. terendapkan pada daerah yang
4.2.3 Sampel 1722 lebih rendah yang relatif
kedudukannya berupa laut
dangkal. Setelah organisme akan
tertutupi oleh lapisan batuan
sedimen. Lapisan tersebut lama
kelamaan bertambah tebal yang
mengakibatkan sinar matahari
tidak dapat menembus lapisan
tersebut. Sehingga bakteri
Gambar 4.3 Sampel 1722 pembusuk tidak dapat bekerja

Fosil dengan nomor peraga dan mempermudah proses


pemfosilan. Proses pemfosilan
1722, Fosil dengan nomor peraga
yang terjadi adalah rekristalisasi,
1722, memiliki taksonomi filum
proses dimana Sisa organisme
Mollusca, kelas Scacopoda, ordo
terkena suhu dan tekanan yang
Gastropoda, famili
lebih tinggi, sehingga material
Goniotheuthisidae, genus
penyusunnya berubah bentuk yang
Goniotheutis dan spesies
lebih stabil.
Goniotheutis Granulata Quadrata
Fosil ini memiliki bentuk
(STOLLEY).
Tabular, karena bentuknya
Proses pemfosilan fosil ini
menunjukkan tabung. Memiliki
dimulai dari organisme yang mati,
komposisi kimia CaCO3 karena Fosil ini memiliki manfaat
ketika ditetesi larutan HCl 0,1 M dimana sebagai bukti adanya
fosil berbuih. Fosil ini berumur kehidupan pada masa kapur atas,
Kapur Atas (±100 juta tahun yang
lalu).
Berdasarkan komposisi
kimianya dapat dianalisis bahwa
lingkungan pengendapan fosil ini
adalah pada laut dangkal, dimana
laut dangkal sebagai wilayah atau
kedalaman dimana mineral untuk menentukan umur relatif
aragonit mulai melarut pada batuan dan menentukan lingkungan
kedalaman sekitar 600 meter dan pengendapan dimana fosil tersebut
pada kedalaman sekitar 2000 meter didapatkan.
merupakan zona dimana aragonit 4.2.4 Sampel 1553
tidak terbentuk lagi atau dikenal Gambar 4.4 Sampel 1553
sebagai Aragonite Compensation
Fosil dengan nomor peraga
Depth (ACD).
1553, memiliki taksonomi filum
Branchipoda, kelas Articolata,
ordo Carditida, famili
Neocrassinanidae, genus
Neocrassina dan spesies
Neocrassina (Neocrassina)
Obliqua (LAM.)
Proses pemfosilan fosil ini
dimulai dari organisme yang mati,
kemudian tertransportasikan oleh
media geologi berupa air yang
mengubah bentuk dan
kedudukannya. Selama proses
transportasi, material yang terdapat bagian cangkang. Memiliki
pada organisme ini akan komposisi kimia CaCO3 karena
menyesuaikan diri dan berubah ketika ditetesi larutan HCl 0,1 M
menjadi material yang lebih stabil. fosil berbuih. Fosil ini berumur
Kemudian fosil ini akan Jurasic Tengah (±176 – 161 juta
terendapkan pada daerah yang tahun yang lalu). Berdasarkan
lebih rendah yang relatif komposisi kimianya dapat dianalisis
kedudukannya berupa cekungan. bahwa lingkungan pengendapan fosil
Setelah organisme akan tertutupi ini adalah pada laut dangkal, dimana
oleh lapisan batuan sedimen. laut dangkal sebagai wilayah atau
Lapisan tersebut lama kelamaan kedalaman dimana mineral aragonit
bertambah tebal yang mulai melarut pada kedalaman
mengakibatkan sinar matahari sekitar 600 meter dan pada
tidak dapat menembus lapisan kedalaman sekitar 2000 meter
tersebut. Sehingga bakteri merupakan zona dimana aragonit
pembusuk tidak dapat bekerja tidak terbentuk lagi atau dikenal
dan mempermudah proses sebagai Aragonite Compensation
pemfosilan. Proses Depth (ACD).
pemfosilan yang terjadi Fosil ini memiliki manfaat
adalah Internal Mold, proses dimana sebagai bukti adanya
dimana bagian lunak dari suatu kehidupan pada masa jurasic tengah,
organisme berkontak langsung untuk menentukan umur relatif
dengan air yang mengandung ion- batuan dan menentukan lingkungan
ion terlarut, kalsium karbonat pengendapan dimana fosil tersebut
dimana unsur-unsur tadi mengisi didapatkan.
rongga-rongga dengan mineral dan 4.2.5 Sampel 1083
fosil ini akan menjadi lebih berat
dan tahan lama, serta membentuk
fosil karbonat.
Fosil ini memiliki bentuk
convex, karena bentuknya satu
Gambar 4.5 Sampel 1083 pemfosilan. Proses
pemfosilan yang terjadi
Fosil dengan nomor peraga
adalah Karbonisasi, proses
1083, Fosil dengan nomor peraga
dimana Terjadi pelepasan karbon
1083, memiliki taksonomi filum
aktif pada organisme yang
Coleanterata, kelas Hidrozoa, ordo
menyebabkan daun tersebut
Hydra, famili Dactylothecanidae,
pertama-tama terendapkan kelaut
genus Dactylotheca dan spesies
dangkal lalu bertransportasi
Dactylotheca Aspera (BRGT.) H.
terendapkan kelaut dalam sehingga
Proses pemfosilan fosil ini
menyebabkan fosil tersebut
dimulai dari organisme yang mati,
silikaan.
kemudian tertransportasikan oleh
Fosil ini memiliki bentuk
media geologi berupa air yang
tabular, karena bentuknya seperti
mengubah bentuk dan
tabung. Memiliki komposisi kimia
kedudukannya. Selama proses
SiO2 karena ketika ditetesi larutan
transportasi, material yang terdapat
HCl 0,1 M fosil tidak berbuih.
pada organisme ini akan
Fosil ini berumur Devon Tengah
menyesuaikan diri dan berubah
Karbon Atas (±290 Juta Tahun).
menjadi material yang lebih stabil.
Berdasarkan komposisi kimianya
Kemudian fosil ini akan
dapat dianalisis bahwa lingkungan
terendapkan pada daerah yang
pengendapan fosil ini adalah pada
lebih rendah yang relatif
laut dalam, dimana pada laut
kedudukannya berupa cekungan.
dalam mineral kalsit mulai melarut
Setelah organisme akan tertutupi
pada kedalaman sekitar 3000 meter
oleh lapisan batuan sedimen.
dan pada kedalaman sekitar 4200
Lapisan tersebut lama kelamaan
meter tidak ditemukan lagi
bertambah tebal yang
mineral karbonat atau disebut
mengakibatkan sinar matahari
Calcite
tidak dapat menembus lapisan
Compensation Depth (CCD).
tersebut. Sehingga bakteri
Fosil ini memiliki manfaat
pembusuk tidak dapat bekerja
dimana sebagai bukti adanya
dan mempermudah proses
kehidupan pada masa devon tengah, Kemudian fosil ini akan terendapkan
untuk menentukan umur relatif pada daerah yang lebih rendah yang
batuan dan menentukan lingkungan relatif kedudukannya berupa
pengendapan dimana fosil tersebut cekungan. Setelah organisme akan
didapatkan. tertutupi oleh lapisan batuan
4.2.6 Sampel 805 sedimen. Lapisan tersebut lama
kelamaan bertambah tebal yang
mengakibatkan sinar matahari tidak
dapat menembus lapisan tersebut.
Sehingga bakteri pembusuk tidak
dapat bekerja dan mempermudah
proses pemfosilan. Proses pemfosilan
yang terjadi adalah karbonisasi,
proses dimana menguapnya
Gambar 4.6 Sampel 805 kandungan gas – gas atau zat lain

Fosil dengan nomor peraga yang mudah menguap dalam hewan

805, memiliki taksonomi filum karena tertekannya rangka hewan

Echinodermata, kelas Echinoidea, dalam sedimentasi meninggalkan

ordo Cidaroida, famili Cidarisidae, residu karbon (C) berupa lapisan –

genus Cidaris dan spesies Cidaris lapisan tipis dan kumpulan unsur C

vesicular GOLDF. yang menyelubungi sisa – sisa

Proses pemfosilan fosil ini organisme berupa warna yang

dimulai dari organisme yang mati, berkarat menunjukkan karbonisasi.

kemudian tertransportasikan oleh Fosil ini memiliki bentuk

media geologi berupa air yang grobular, karena bentuknya seperti

mengubah bentuk dan bola. Memiliki komposisi kimia

kedudukannya. Selama proses CaCO3 karena ketika ditetesi larutan

transportasi, material yang terdapat HCl 0,1 M fosil berbuih. Fosil ini

pada organisme ini akan berumur Kapur Atas (±100 – 66 juta

menyesuaikan diri dan berubah tahun yang lalu). Berdasarkan

menjadi material yang lebih stabil. komposisi kimianya dapat dianalisis


bahwa lingkungan pengendapan fosil Chandropora, famili Porpitesidae,
ini adalah pada laut dangkal, dimana genus Porpites dan spesies
laut dangkal sebagai wilayah atau Porpites Porpiaa L.
kedalaman dimana mineral aragonit Proses pemfosilan fosil ini
mulai melarut pada kedalaman dimulai dari organisme yang mati,
sekitar 600 meter dan pada kemudian tertransportasikan oleh
kedalaman sekitar 2000 meter media geologi berupa air yang
merupakan zona dimana aragonit mengubah bentuk dan
tidak terbentuk lagi atau dikenal kedudukannya. Selama proses
sebagai Aragonite Compensation transportasi, material yang terdapat
Depth (ACD). pada organisme ini akan
Fosil ini memiliki manfaat menyesuaikan diri dan berubah
dimana sebagai bukti adanya menjadi material yang lebih stabil.
kehidupan pada masa kapur atas, Kemudian fosil ini akan
untuk menentukan umur relatif terendapkan pada daerah yang
batuan dan menentukan lingkungan lebih rendah yang relatif
pengendapan dimana fosil tersebut kedudukannya berupa cekungan.
didapatkan. Setelah organisme akan tertutupi
4.2.7 Sampel 157 oleh lapisan batuan sedimen.
Lapisan tersebut lama kelamaan
bertambah tebal yang
mengakibatkan sinar matahari
tidak dapat menembus lapisan
tersebut. Sehingga bakteri
pembusuk tidak dapat bekerja dan
mempermudah proses
pemfosilan. Fosil ini terbentuk
Gambar 4.7 Sampel 157 dari penggantian Sebagian atau

Fosil dengan nomor peraga bagian dari fosil Oleh satu jenis

157, memiliki taksonomi filum mineral karena dari masuknya

Gnidaria, kelas Hydrozoa, ordo mineral tertentu kerongga-rongga


atau pori-pori tulang, cangkang Gambar 4.8 Sampel 244
atau material organisme.
Fosil dengan nomor peraga
Fosil ini memiliki bentuk
244, Fosil dengan nomor peraga
Diskoidal, karena bentuknya
244, memiliki taksonomi filum
menunjukkan seperti cakram.
Porifera, kelas Anthozoa, ordo
Memiliki komposisi kimia CaCO3
Tabulata, famili Favositesidae,
karena ketika ditetesi larutan HCl
genus Favosites dan spesies
0,1 M fosil berbuih. Fosil ini
Favosites Saginatus LECOMPTE.
berumur Silur Tengah (±434 – 423
Proses pemfosilan fosil ini
juta tahun yang lalu). Berdasarkan
dimulai dari organisme yang mati,
komposisi kimianya dapat
kemudian tertransportasikan oleh
dianalisis bahwa lingkungan
media geologi berupa air yang
pengendapan fosil ini adalah pada
mengubah bentuk dan
laut dangkal, dimana laut dangkal
kedudukannya. Selama proses
sebagai wilayah atau kedalaman
transportasi, material yang terdapat
dimana mineral aragonit mulai
pada organisme ini akan
melarut pada kedalaman sekitar
menyesuaikan diri dan berubah
600 meter dan pada kedalaman
menjadi material yang lebih stabil.
sekitar 2000 meter merupakan
Kemudian fosil ini akan
zona dimana aragonit tidak
terendapkan pada daerah yang
terbentuk lagi atau dikenal
lebih rendah yang relatif
sebagai Aragonite Compensation
kedudukannya berupa cekungan.
Depth (ACD).
Setelah organisme akan tertutupi
Fosil ini memiliki manfaat
oleh lapisan batuan sedimen.
dimana sebagai bukti adanya
Lapisan tersebut lama kelamaan
kehidupan pada masa silur tengah,
bertambah tebal yang
untuk menentukan umur relatif
mengakibatkan sinar matahari
batuan dan menentukan lingkungan
tidak dapat menembus lapisan
pengendapan dimana fosil tersebut
tersebut. Sehingga bakteri
didapatkan.
pembusuk tidak dapat bekerja dan
4.2.8 Sampel 244
mempermudah proses
pemfosilan. Fosil ini terbentuk relatif batuan dan menentukan
dari Oleh satu jenis mineral karena lingkungan pengendapan dimana
dari masuknya mineral tertentu fosil tersebut didapatkan.
kerongga-rongga atau pori-pori 4.2.9 Sampel 172
tulang, cangkang atau material
organisme disebut permineralisasi.
Fosil ini memiliki bentuk
Branching, karena bentuknya
menunjukkan percabangan.
Memiliki komposisi kimia CaCO3
karena ketika ditetesi larutan HCl
0,1 M fosil berbuih. Fosil ini
berumur Devon Tengah (±370 – Gambar 4.9 Sampel 172

361 juta tahun yang lalu). Fosil dengan nomor peraga


Berdasarkan komposisi kimianya 172, Fosil dengan nomor peraga
dapat dianalisis bahwa lingkungan 172, memiliki taksonomi filum
pengendapan fosil ini adalah pada Antropoda, kelas Trilobita, ordo
laut dangkal, dimana laut dangkal Crustacla, famili Calymeneidae,
sebagai wilayah atau kedalaman genus Calymene dan spesies
dimana mineral aragonit mulai Calymene Blumenbachi BN (cast).
melarut pada kedalaman sekitar Proses pemfosilan fosil ini
600 meter dan pada kedalaman dimulai dari organisme yang mati,
sekitar 2000 meter merupakan kemudian tertransportasikan oleh
zona dimana aragonit tidak media geologi berupa air yang
terbentuk lagi atau dikenal mengubah bentuk dan
sebagai Aragonite Compensation kedudukannya. Selama proses
Depth (ACD). transportasi, material yang terdapat
Fosil ini memiliki manfaat pada organisme ini akan
dimana sebagai bukti adanya menyesuaikan diri dan berubah
kehidupan pada masa Devon menjadi material yang lebih stabil.
Tengah, untuk menentukan umur Kemudian fosil ini akan
terendapkan pada daerah yang sebagai wilayah atau kedalaman
lebih rendah yang relatif dimana mineral aragonit mulai
kedudukannya berupa cekungan. melarut pada kedalaman sekitar
Setelah organisme akan tertutupi 600 meter dan pada kedalaman
oleh lapisan batuan sedimen. sekitar 2000 meter merupakan
Lapisan tersebut lama kelamaan zona dimana aragonit tidak
bertambah tebal yang terbentuk lagi atau dikenal
mengakibatkan sinar matahari sebagai Aragonite Compensation
tidak dapat menembus lapisan Depth (ACD).
tersebut. Sehingga bakteri Fosil ini memiliki manfaat
pembusuk tidak dapat bekerja dan dimana sebagai bukti adanya
mempermudah proses kehidupan pada masa silur tengah,
pemfosilan. Fosil ini terbentuk untuk menentukan umur relatif
dari cetakan material asing yang batuan dan menentukan lingkungan
terjadi apabila Rongga antar tapak pengendapan dimana fosil tersebut
dan tuangan terisi zat lain dari luar, didapatkan.
sedangkan fosilnya sendiri sudah 4.2.10 Sampel 1542
lenyap, dan terisi material-material
sedimen, disebut cast.
Fosil ini memiliki bentuk
byfuring, karena bentuknya
menunjukkan percabangan.
Memiliki komposisi kimia CaCO3
karena ketika ditetesi larutan HCl
0,1 M fosil berbuih. Fosil ini
berumur Silur Tengah (±434 – 423 Gambar 4.10 Sampel 1542

juta tahun yang lalu). Berdasarkan Fosil dengan nomor peraga


komposisi kimianya dapat 172, memiliki taksonomi filum
dianalisis bahwa lingkungan Anthoceromorpha, kelas
pengendapan fosil ini adalah pada Anthodecerotohyta, ordo
laut dangkal, dimana laut dangkal Phymatocerotales, famili
Phymatocherasidae, genus terbawa pergi setelah sebelumnya
Phymatoceras dan spesies terkubur dalam sedimen kemudian
Phymatoceras cf.robostus larut oleh air tanah, sehingga
HYATT. meninggalkan rongga pada batuan
Proses pemfosilan fosil ini yang selanjutnya terisi oleh
dimulai dari organisme yang mati, material baru disebut dengan
kemudian tertransportasikan oleh replacement.
media geologi berupa air yang Fosil ini memiliki bentuk
mengubah bentuk dan byfuring, karena bentuknya
kedudukannya. Selama proses menunjukkan percabangan.
transportasi, material yang terdapat Memiliki komposisi kimia SiO2
pada organisme ini akan karena ketika ditetesi larutan HCl
menyesuaikan diri dan berubah 0,1 M fosil tidak berbuih. Fosil ini
menjadi material yang lebih stabil. berumur Jurasic Bawah (±145 –
Kemudian fosil ini akan 177 juta tahun yang lalu).
terendapkan pada daerah yang Berdasarkan komposisi kimianya
lebih rendah yang relatif dapat dianalisis bahwa lingkungan
kedudukannya berupa cekungan. pengendapan fosil ini adalah pada
Setelah organisme akan tertutupi laut dangkal, dimana laut dangkal
oleh lapisan batuan sedimen. sebagai wilayah atau kedalaman
Lapisan tersebut lama kelamaan dimana mineral aragonit mulai
bertambah tebal yang melarut pada kedalaman sekitar
mengakibatkan sinar matahari 600 meter dan pada kedalaman
tidak dapat menembus lapisan sekitar 2000 meter merupakan
tersebut. Sehingga bakteri zona dimana aragonit tidak
pembusuk tidak dapat bekerja dan terbentuk lagi atau dikenal
mempermudah proses sebagai Aragonite Compensation
pemfosilan. Fosil ini Depth (ACD).
terbentuk dari penggantian Fosil ini memiliki manfaat
total bagian dari fosil dengan dimana sebagai bukti adanya
Material lain, oranisme asli telah kehidupan pada masa jurasic bawah,
untuk menentukan umur relatif 2. A. Biologi, pada faktor
batuan dan menentukan lingkungan ini adalah adanya kehidupan
pengendapan dimana fosil tersebut yang menjadi mangsa
didapatkan. organisme lainnya. Kondisi
ini mengakibatkan organisme
yang dimangsa tidak dapat
terawetkan.
B. Fisika, organisme

III. Penutup yang mati bisa terawetkan

5.1 Kesimpulan apabila lingkungannya

Berdasarkan hasil analisis data mendukung proses

praktikum, sehingga dapat pemfosilan. Lingkungan

disimpulkan bahwa: dimana organisme mati

1. Fosil (bahasa latin : fossa biasanya terjadi proses

yang berarti “menggali keluar sedimentasi yang sangat

dari dalam tanah”). Untuk berpengaruh untuk terjadi

menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tidaknya proses

atau tanaman ini harus segera pemfosilan. Sedimentasi dari

tertutup sedimen. Oleh para material yang kasar biasanya

pakar dibedakan beberapa akan merusak tubuh

macam fosil. Ada fosil batu organisme, sehingga

biasa, fosil terbentuk dalam mencegah terjadinya proses

batu amber, fosil ter, seperti pemfosilan.

yang terbentuk di sumur ter C. Kimiawi, tubuh keras

La Brea di California. Hewan dari organisme biasanya

atau tumbuhan yang dikira mengandung unsur-unsur

sudah punah tetapi ternyata kimia yang mudah larut

masih ada disebut fosil hidup dalam air. Terlarutkannya

dan ilmu yang mempelajari unsur-unsur tersebut kadang

fosil adalah paleontologi. ikut merusak bentuk shell-


nya, sehingga mencegah mulai melarut pada kedalaman
terjadinya proses pemfosilan. sekitar 3000 meter dan pada
3. Kegunaan fosil pada bidang kedalaman sekitar 4200 meter
geologi, diimana untuk tidak ditemukan lagi mineral
menentukan umur relatif karbonat atau disebut Calcite
batuan, menentukan korelasi Compensation Depth (CCD).
batuan antara tempat yang satu Umur fosil sebagai penentu
dengan tempat lain, umur batuan, diimana pada
mengetahui evolusi makhluk sampel yang dipraktikumkan
hidup dan menentukan didapatkan bahwa spesies
lingkungan pengendapan fosil. Nummulites millecaput
Lingkungan pengendapan fosil (BOUBEE) berumur eosen
yang dipraktikumkan terdapat tengah, spesies Corbicula
pada laut dangkal dan terdapat gravesi (DESH.) berumur
pula pada laut dalam. eosen bawah, spesies Favosites
Interpretasi lingkungan polymorphus GOLDF berumur
pengendapan fosil pada laut devon tengah, spesies
dangkal sebagai wilayah yang Pseudasteroceras stellaeformis
memiliki kedalaman dimana GUMB berumur jurasic bawah,
mineral aragonit mulai melarut spesies Cystiphyllum
pada kedalaman sekitar 600 americanum EDW. & H
meter dan pada kedalaman berumur devon tengah, spesies
sekitar 2000 meter merupakan Cidaris vesicular GOLDF
zona dimana aragonit tidak berumur kapur atas dan spesies
terbentuk lagi atau dikenal Homotelus bromidensis
sebagai Aragonite ESKER berumur ordovisium
Compensation Depth (ACD). tengah.
Sedangkan interpretasi 5.2 Saran
lingkungan pengendapan fosil 5.2.1 Saran untuk laboratorium
pada laut dalam pada laut Adapun saran untuk
dalam dimana mineral kalsit laboratorium, yaitu :
1. Pertahankan kebersihan Teknik Geologi Fakultas
ruangan laboratorium Teknik Universitas
Hasanuddin.
2. Sebaiknya suhu ruangan
laboratorium jangan terlalu
rendah (dingin)
3. Sebaiknya sampel fosil
tersusun rapi
5.2.2 Saran untuk asisten
Adapun saran untuk asisten,
yaitu :
1. Pertahankan interaksi terhadap
praktikan
2. Pertahankan cara menjelaskan
proses pemfosilan sampel fosil
kepada praktikan
3. Tetap konsisten terhadap
jadwal asistensi yang telah
disepakati

DAFTAR PUSTAKA
Amin, Mustaghfirin. 2014.
Paleontologi Semester 1.
Jakarta: Direktur Pembinaan
SMK Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Tim Asisten. 2016. Buku Panduan
Praktikum Makropaleontologi
2016/2017. Yogyakarta:
Laboratorium Paleontologi
Umum Sie Makropaleontologi.
Tim Asisten. 2023. Penuntun
Praktikum Paleontologi.
Gowa: Laboratorium
Paleontologi Departemen

Anda mungkin juga menyukai