Anda di halaman 1dari 7

Abstract

Gunung Kerinci 3805 m dpt merupakan gunung api tertinggi di tndonesia pada posrsi 14150LS dan
1011552.8T, pada sebelah timur gunung api ini terdapat Kaldera Gunung Tujuh dan mempunyai danau
kawah yang disebut Danau Gunung Tujuh dan merupakan danau tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Kawah samping lainnya terbentuk di tenggaranya dan juga membentuk danau yang disebut Danau Kerinci,
seluruhnya terletak dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, dan merupakan taman nasional
terbesar di Sumatra yang memiliki luas wilayah 13.750 Km2, yang membentang di empat provinsi yaitu:
Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatra Selatan. Kekayaan alam sekitar Kerinci memiliki
keanekaragaman geologi (geodivercity) berupa bentang alam yang indah sebagaimana layaknya sebuah
gunungapi, mata air panas sebagai indikasi fenomena panas bumi, air terjun, gua, dan berbagai jenis
singkapan batuan gunungapi. Beberapa kegiatan terakhir Gunung Kerinci berupa letusan abu terjadi pada
1990, 1999, 2002, 2007 dan terakhir 24 Maret 2008, berupa letusan abu disertai asap hitam pekat setinggi
700-800 m di atas kawahnya.

Nama : G. Kerinci
Nama Lain : Peak of Indrapura, G. Gadang, Berapi Kurinci, Korinci
Lokasi : 141,5'LS -10116' BT
a. Geografi : Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, dan Kabupaten Solok,
b. Administrasi Propinsi Sumbar.
Ketinggian : 3805 m dpl

Kota Terdekat : Sungai Penuh, dan Solok


Tipe Gunungapi : Strato

Pendahuluan

SEJARAH LETUSAN

1838 terjadi letusan di kawah pusat


1842 terjadi letusan di kawah pusat
1874 terjadi letusan di kawah pusat
1878 tanggal 11 Desember terjadi letusan preatik di kawah pusat
1887 mungkin terjadi letusan preatik di kawah pusat
1908 mungkin terjadi letusan preatik di kawah pusat
1921 bulan Mei dan Juni terjadi letusan di kawah pusat
1936 tanggal April, 30 Agustus terjadi letusan di kawah pusat
1937 tanggal 8 September terjadi letusan di kawah pusat
1938 antara 19 Januari dan 18 Maret terjadi letusan preatik di kawah pusat dan terbentuk
kerucut kecil di dasar kawah
Menurut Adnawidjaja ( Kusumadinata, 1979, hal . 68 ) sebagai berikut di bawah ini :
1952 bulan Januari dan Juni terjadi letusan abu di kawah pusat
1960 bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat
1963 bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat
1964 bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat
1967 terjadi letusan abu di kawah pusat
1970 mungkin terjadi letusan abu di kawah pusat
Sampai sekarang terkadang ada letusan abu tipis di sekitar puncak, seperti terjadi tahun 1999
(juni-juli) dan 2002 (Agustus).
Karaker Letusan
G. Kerinci yang berbentuk strato vulkano, mempunyai karakter letusan bersifat eksplosif,
diselingi dengan adanya aliran-aliran lava. Data geologi umumnya didominasi oleh aliran -
aliran lava.
Karakter letusan G. Kerinci saat ini adalah letusan bertipe vulkano lemah yang hanya
mengeluarkan material abu letusan, tidak ada data aliran lava yang tercatat sebagaimana tertera
dalam sejarah letusannya.
Periode Letusan
Periode letusan yang agak besar di G. Kerinci bervariasi dari 5 tahunan hingga 30 tahunan,
GEOLOGI

1. Geomorfologi
Satuan morfologi daerah G. Kerinci dapat dibagi menjadi :
1. Satuan Morfologi Perbukitan hummocky
Satuan morfologi ini menempati bagian daerah kaki gunungapi bagian selatan, berupa
perbukitan yang bergelombang. Daerah ini tertutupi seluruhnya oleh batuan piroklastika
jatuhan dan merupakan dasar graben volcano tektonik yang tertimbun hasil kegiatan letusan G.
Kerinci (L. Djoharman1972). Sungai yang mengalir di daerah ini adalah S. Sangir, S. Air Putih,
merupakan batas sebelah timur ; S. Aro, S. Padi, S. Panjang, S. Timbulun, Belandir di bagian
utara dan di bagian selatan terdiri dari S. Kering, S. Kersik Tuo S. Deras Kanan dan S. Siulak
Deras Kiri dan di bagian barat dibatasi oleh S. Lembar Siulak Deras Kiri.
2. Satuan morfologi perbukitan tua
Satuan morfologi ini menempati bagian sebelah timur dan barat G. Kerinci. Bentuk lereng dari
satuan ini sangat terjal (hampir tegak) membentuk suatu dinding yang sangat curam. Satuan
morfologi ini merupakan bagian naik dari system sesar sumatera (horst) yang memanjang daru
utara ke selatan. Puncak yang terdapat dalam satuan perbkitan tua bagian timur terdiri dari
Bukit Ulu Batang Tandai (943 m) ; G. Selasi (2391 m); G. Mandurai Besar (2481 m), titik
ketinggian tanpa nama dalam peta topografi (1956 m) ; (1574 m) dan G. Songka (1914 m).
Puncak-punak yang terdapat dalam satuan morfologi perbukitan tua bagian barat terdiri dari
Bukit Putus (893 m); Bukit Liki (1045,8 m); G. Hulu Sungai Kapur; G. Terembun (2577) m)
dan G. Lintang (2218 m). Batuan penyusun satuan morfologi ini terdiri dari aliran lava dan
piroklastika.
3. Satuan morfologi tubuh gunungapi
Menurut Van Bemmelen (1949) Gunungapi ini muncul didalam suatu struktur graben yang
merupakan bagian dari sesar Sumatera, Djoharman (1972) menyatakan bahwa tubuh
gunungapi ini muncul didasar suatu graben vulkano tektonik tegak lurus pada garis tektonik
Bukit Barisan yang mengalami penurunan waktu patahan besar itu terjadi . Bagian puncak
terdiri dari G. Merapi (3655 m), G. Elok (3649 m), bentuk ini mirip dengan bekas kawah lama
ataupun sisa pematang lava. Puncak lereng sebelah baratdaya (3805 m) yang biasa disebet
sebagai Pesanggrahan Pondok Bunga merupakan pinggiran kawah tertinggi dari kawah giat
sekarang. Yang terendah dan paling luas dari kawah terletak sebelah tenggara dengan
ketinggian 3620 meter, makin ke utara terdapat tonjolan-tonjolan kecil dengan ketinggian 3624
meter. Lereng sebelah barat laut jauh lebih sempit dengan ketinggian 3669 meter. Tonjolan-
tonjolan lainnya yang tanpa nama adalah puncak 3570 meter dan 3573 meter yang merupakan
pematang G. Elok.
2. Stratigrafi
Stratigrafi batuan yang terdapat di sekitar G. Kerinci tersusun dari tua ke muda sebagai berikut
:
1. Batuan yang berumur Paleozoikum Mesozoikum terdapat di bagian utara komplek
G. Kerinci, dengan dicirikan oleh bentuk morfologi yang kasar dan lembah-lembah yang
dalam akibat erosi yang sangat berlanjut, tersusun oleh batuan sedimen dan
metamorfosa dan intrusi batuan Granit.
2. Batuan berumur tersier, tersebar memanjang di sebelah barat dan timur dan selatan
dengan arah umum barat daya timurlaut. Batuan ini tersusun dari batuan sedimen (batu
pasir, lanau, tufa, batu gamping), yang tersebar di bagian selatan G. Kerinci. Batuan
vulkanik tua yang tidak diketahui sumber asalnya tersebar di bagian barat dan timur G.
Kerinci. Batuan Vulkanik tua ini terdiri dari Batuan Vulkanik Danau Tujuh dan Batuan
Vulkanik Patah Sembilan.
3. Batuan Vulkanik G. Kerinci yang tersusun dari batuan Lava, piroklastik jatuhan,
piroklastik aliran dan lahar. Satuan batuan ini terdiri dari beberapa kelompok batuan
yang diuraiakan berdasarkan urutan stratigrafinya terbagi menjadi beberapa kelompok
(dapat di lihat dalam peta Geologi G. Kerinci, disusun oleh M.S. Santoso dkk).

Batuan Vulkanik Kerinci


Penyebaran satuan ini dominannya berarah utara selatan, sedangkan penyebaran kearah
timur dan barat terhalang oleh Gunung Tujuh dan gunung Patah Sembilan.
Litologinya terdiri dari lava, aliran piroklastik, jatuhan piroklastik, lahar dan endapan
permukaan.
Morfologinya membentuk kerucut muda Kerinci dan kerucut parasit yang umumnya terdapat
disekitar tubuh kerinci muda, seperti gunung Labuh, Mageger, Buntak dan lain-lainnya.
Batuan G. Kerinci dan sekitarnya, dapat diuraikan urut-urutan satuannya dari yang tertua
sampai termuda adalah sebagai berikut :
MS Satuan Meta sedimen
LM Lava Malintang
LPS Lava Patah Sembilan
LT Lava G. Tujuh
LK.1 Lava Kerinci 1
LK.2 Lava Kerinci 2
LK.3 Lava Kerinci 3
AP. 1. Aliran Piroklastika 1.
LB Lava Buntak
JPB Jatuhan Piroklastika Bumtak
LB 1 Lava Balangir
JPB 1 Jatuhan Piroklastika Balangir
LK 4 Lava Kerinci 4.
AP. 2. Aliran Piroklastika 2.
JPK 1 Jatuhan Piroklastika 1
LH 1 Lahar 1
LMg Lava Mageger
JPMg Jatuhan Piroklastik Mageger
LL Lava Labuh
JPL Jatuhan Piroklastik Labuh
LA Lava Ayam
JPA Jatuhan Piroklastik Ayam
LK.5 Lava Kerinci. 5
LK.6 Lava Kerinci. 6
AP. 3. Aliran Piroklastik.3
LH 2 Lahar. 2
LK 7 Lava Kerinci. 7
LK 8 Lava Kerinci. 8
AP. 4. Aliran Piroklastik. 4
LK 9 Lava Kerinci. 9
LK 10 Lava Kerinci. 10
JPK 2 Jatuhan Piroklastik. 2
LH 3 Lahar 3
Al Aluvial
(Lihat Peta Geologi G. Kerinci, Santoso M.S dkk, 1989)
Berdasarkan data geologi tersebut maka letusan G. Kerinci menghasilkan batuan piroklastik
dan lava, menunjukan pernah terjadi letusan yang cukup besar untuk menghasilkan endapan
piroklastik dan lava-lava tersebut, sehinga membentuk kerucut raksasa gunungapi yang
puncaknya mencapai 3805 m diatas muka laut.

GEOFISIKA

1. Seismik
Pemantauan kegempaan secara menerus dilakukan dari Pos PGA G. Kerinci dengan
seismometer sistim pancar (RTS) 1 komponen vertical., yang dipasang pada ketinggian 1890
m dpl dengan jarak kira-kira 5 km dari puncak dan 5 km dari Pos PGA di desa Kersik Tuo.
Kegempaan yang terekam selain gempa tektonik adalah gempa-gempa Vulkanik baik tipe A
atau tipe B, juga gempa-gempa hembusan terkadang menerus. Pada keadaan normal jumlah
gempa vulkanik yang terekam, gempa Vulkanik Tipe A adalah 1-2 kali dalam 1 minggu,
Gempa Vulkanik tipe B adalah 4-5 kali dalam 1 minggu.

GEOKIMIA

1. Jenis Batuan
Analisis Batuan G. Kerinci : yang dianalisis pada bulan Mei 1973 oleh Hardjadinata adalah
andesit bertekstur trakit dengan kalsit yang mengisi rongga kecil batuan sebagai mineral
sekunder.
Si02 54.98%
Al203 17.68
Fe203 3.68
Fe0 6.46 Si : 160.7
Mn0 0.17 Al : 30.5
Mg0 3.25 fm : 38.4
Ca0 6.58 C : 20.6
Na20 2.70 Alk : 10.5
K20 1.53 K : 0.3
Ti02 1.49 Mg : 0.4
P205 0.24 C/fm : 0.5
Hilang dibakar 1.09 Ti : 3.3
H20 110oC 0.85 P : 0.3
S03 0.04 Qz : +18.7
MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

Usaha yang telah dilakukan dalam mitigasi bencana gunungapi adalah pemantauan secara
rutin dan menerus baik secara visual maupun instrumental dari pos PGA G. Kerinci di Kersik
Tuo. Sedangkan pemantauan secara temporer dilakukan pula dengan melakukan beberapa
pengukuran dari berbagai metoda misalnya pengukuran geofisika dan pengukuran kimia air.
Pemantauan temperatur air panas yang berada di sekitar G. Kerinci seperti dilakukan pada
bulan September 1999 dan pengukuran sebelumnya (tahun 1997), di Desa Semurup,
Sungaipenuh (35 km dari Pos PGA) di lima titik pengukuran pada suhu udara 25 o C, adalah
sbb:
TitikPengukuran Tahun 1997 Tahun 1999 Tahun 2002
Mata air panas 1 86 80 87
Mata air panas 2 93 82 94
Mata air panas 3 85 87 91
Mata air panas 4 84 86 86
Mata air panas 5 94 86 83
Pemandian 45 44 43
Dalam mengantisipasi terjadinya suatu letusan, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi telah melakukan pembuatan Peta Kawasan Rawan Bencana (Peta Daerah Bahaya).
Peta Daerah Bahaya G. Kerinci dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
Daerah Bahaya I, dimana daerah ini kemungkinan dapat terlanda langsung oleh material
letusan seperti awan panas, leleran lava, jatuhan batu pijar, dan hujan abu lebat. Daerah yang
masuk wilayah ini kebetulan tidak ada perkampungan, yang mencakup seluas kira-kira 165,7
km 2.
Daerah bahaya Lontaran dengan radius 5 km dari kawah, daerah ini akan terpengaruh
langsung oleh hujan batu pijar dan hujan abu lebat.
Daerah Bahaya II adalah daerah di sepanjang lembah sungai yang berhulu dari puncak,
daerah ini yang dapat terlanda oleh aliran lahar bila hujan setelah letusan atau setelah banyak
endapan material vulkanik di sekitar gunungapi.. Sungai sungai yang termasuk wilayah ini
adalah : S. air putih, ke arah utara, S, Lambai, S. Balangir dan S. Timbulun ke barat laut dan
S. Siulakderas Kanan, S Kumbang, S. Kering dan Kerisih Tua alirannya menuju Selatan dan
Tenggara.
DAFTAR PUSTAKA

1. A. Effendi, 1990 G. Kerinci, Berita berkala Vulkanologi, Edisi Khusus no. 159
2. Dira Sutisna S dkk, Pemetaan Daerah Bahaya G. Kerinci, Kab. Sungai Penuh,
Prof. Jambi Sumbar.
3. G Suantika dkk, Pengamatan Visual dan Seismik Serta Pemasangan Seismograf
Sistim Telemetri PS2 Kinemetrik di G. Kerinci
4. K. Kusumadinata 1979, Data Dasar Gunungapi
5. Kartijoso, 1983, Laporan Singkat Kunjungan ke Lap. PB. Lempur, Kab. Kerinci.
6. Salamun, dkk, 1983, Laporan Kegiatan Pemindahan dan Pemasangan Separator
Sumur Uji di Lap. PB. Lempur, Kabupaten Kerinci.
7. S. Farisy dkk, Laporan Pemeriksaan Puncak G. Kerinci, G.Talang, G.Merapi dan
Sorik.
8. Santoso MS dkk, 1989, Laporan Pemetaan Geologi Tahap Akhir G. Kerinci, Kab
Solok dan Kab. Kerinci, Propinsi Sumatra Barat - Jambi
9. Zainuddin dkk, 1999. Laporan Evaluasi Kegiatan G. Kerinci, Jambi
10. Zainuddin dkk, 2002, Evaluasi visual dan seismik G. Kerinci, Prop. Jambi.

Anda mungkin juga menyukai