Anda di halaman 1dari 5

Gunung Kerinci

1. Data Geokimia Batuan


Analisis Batuan G. Kerinci : yang dianalisis pada bulan Mei 1973 oleh Hardjadinata
adalah andesit bertekstur trakit dengan kalsit yang mengisi rongga kecil batuan sebagai
mineral sekunder.

Si02 54.98%
Al203 17.68
Fe203 3.68
Fe0 6,46 Si : 160.7
Mn0 0,17 Al : 30.5
Mg0 3,25 fm : 38.4
Ca0 6,58 C : 20.6
Na20 2,70 Alk : 10.5
K20 1,53 K : 0.3
Ti02 1,49 Mg : 0.4
P205 0.24 C/fm : 0.5
Hilang dibakar 1,09 Ti : 3.3
H20 � 110oC 0,85 P : 0.3
S03 0,04 Qz : +18.7

2. Jenis Erupsi Gunungapi


G. Kerinci yang berbentuk strato vulkano, mempunyai karakter letusan bersifat eksplosif,
diselingi dengan adanya aliran-aliran lava. Data geologi umumnya didominasi oleh aliran
- aliran lava. Karakter letusan G. Kerinci saat ini adalah letusan bertipe vulkano lemah
yang hanya mengeluarkan material abu letusan, tidak ada data aliran lava yang tercatat
sebagaimana tertera dalam sejarah letusannya.
3. Sejarah Letusan

1838 Terjadi letuan dikawah pusat


1842 Terjadi letuan dikawah pusat
1874 Terjadi letuan dikawah pusat
1878 Tanggal 11 desember terjadi letusan freatik di kawah pusat
1887 Mungkin terjadi letusan freatik di kawah pusat
1908 Mungkin terjadi letusan freatik di kawah pusat
1921 Bulan Mei dan Juni terjadi letusan di kawah pusat
1936 Tanggal 30 Agustus terjadi letusan di kawah pusat
1937 Tanggal 8 September terjadi letusan freatik di kawah pusat
1938 Antara 19 Januari dan 18 Maret terjadi letusan freatik di kawah pusat dan
terbentuk kerucut kecil di dasar kawah
1952 Bulan Januari dan Juni terjadi letusan abu di kawah pusat
1960 Bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat
1963 Bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat
1964 Bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat
1967 Terjadi letusan abu di kawah pusat
1970 Mungklin terjadi letusan abu di kawah pusat
1999 Terkadang ada letusan abu tipis di sekitar puncak
2002 Terkadang ada letusan abu tipis di sekitar puncak
2007 9 September 2007 pukul 04.40 WIB dinaikkan statusnya menjadi Waspada
karena tercatat letusan abu / hembusan asap berwarna hitam pekat dan tinggi
700 - 800 m dari bibir kawah dan condong ke arah timur. Interval waktu
letusan/hembusan berlangsung setiap 5 menit.
2008 24 Maret 2008 antara pukul 11:40 - 12:25 WIB terjadi 1 kali kejadian letusan
berwarna putih tebal kehitaman dengan tinggi asap maksimum 500 m dari
puncak G. Kerinci. Pada pukul 16:30 WIB, ketinggian asap letusan maksimum
menurun menjadi ± 300 m dari puncak G. Kerinci. Status kegiatan pada level
Waspada.
4. Daerah Kawasan Bencana
Tingkat kerawanan bencana G. Kerinci dibagi menjadi tiga tingkat secara berurutan dari
tertinggi ke terendah, adalah: Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, Kawasan Rawan
Bencana II, dan Kawasan Rawan Bencana I.
Kawasan Rawan Bencana III
Kawasan yang sangat berpotensi terlanda Guguran / lontaran batu (pijar) , dan gas
beracun.
Kawasan Rawan Bencana II
Kawasan yang berpotensi terlanda lontaran atau Guguran batu (pijar), hujan abu lebat,
hujan lumpur (panas), dan gas beracun.
Kawasan Rawan Bencana I
Kawasan yang berpotensi terlanda material jatuhan berupa hujan abu, dan air dengan
keasaman tinggi, dan apabila letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material
jatuhan berupa hujan abu lebat
5. Stratigrafi Gunungapi
Stratigrafi batuan yang terdapat di sekitar G. Kerinci tersusun dari tua ke muda sebagai
berikut:
a. Batuan yang berumur Paleozoikum - Mesozoikum terdapat di bagian utara komplek
G. Kerinci, dengan dicirikan oleh bentuk morfologi yang kasar dan lembah-lembah
yang dalam akibat erosi yang sangat berlanjut, tersusun oleh batuan sedimen dan
metamorfosa dan intrusi batuan Granit.
b. Batuan berumur tersier, tersebar memanjang di sebelah barat dan timur dan selatan
dengan arah umum barat daya timurlaut. Batuan ini tersusun dari batuan sedimen
(batu pasir, lanau, tufa, batu gamping), yang tersebar di bagian selatan G. Kerinci.
Batuan vulkanik tua yang tidak diketahui sumber asalnya tersebar di bagian barat dan
timur G. Kerinci. Batuan Vulkanik tua ini terdiri dari Batuan Vulkanik Danau Tujuh
dan Batuan Vulkanik Patah Sembilan.
c. Batuan Vulkanik G. Kerinci yang tersusun dari batuan Lava, piroklastik jatuhan,
piroklastik aliran dan lahar. Satuan batuan ini terdiri dari beberapa kelompok batuan
yang diuraiakan berdasarkan urutan stratigrafinya terbagi menjadi beberapa kelompok
(dapat di lihat dalam peta Geologi G. Kerinci, disusun oleh M.S. Santoso dkk).
6. Struktur Gunungapi
Satuan morfologi daerah G. Kerinci dapat dibagi menjadi :
1. Satuan Morfologi Perbukitan
Satuan morfologi ini menempati bagian daerah kaki gunungapi bagian selatan, berupa
perbukitan yang bergelombang. Daerah ini tertutupi seluruhnya oleh batuan
piroklastika jatuhan dan merupakan dasar graben volcano tektonik yang tertimbun
hasil kegiatan letusan G. Kerinci (Djoharman1972). Sungai yang mengalir di daerah
ini adalah S. Sangir, S. Air Putih, merupakan batas sebelah timur ; S. Aro, S. Padi, S.
Panjang, S. Timbulun, Belandir di bagian utara dan di bagian selatan terdiri dari S.
Kering, S. Kersik Tuo S. Deras Kanan dan S. Siulak Deras Kiri dan di bagian barat
dibatasi oleh S. Lembar - Siulak Deras Kiri.
2. Satuan morfologi perbukitan tua
Satuan morfologi ini menempati bagian sebelah timur dan barat G. Kerinci. Bentuk
lereng dari satuan ini sangat terjal (hampir tegak) membentuk suatu dinding yang
sangat curam. Satuan morfologi ini merupakan bagian naik dari sistem sesar sumatera
(horst) yang memanjang dari utara ke selatan. Puncak yang terdapat dalam satuan
perbkitan tua bagian timur terdiri dari Bukit Ulu Batang Tandai (943 m); G. Selasi
(2391 m); G. Mandurai Besar (2481 m), titik ketinggian tanpa nama dalam peta
topografi (1956 m) ; (1574 m) dan G. Songka (1914 m). Puncak-punak yang terdapat
dalam satuan morfologi perbukitan tua bagian barat terdiri dari Bukit Putus (893 m);
Bukit Liki (1045,8 m); G. Hulu Sungai Kapur; G. Terembun (2577) m) dan G.
Lintang (2218 m). Batuan penyusun satuan morfologi ini terdiri dari aliran lava dan
piroklastika.
3. Satuan morfologi tubuh gunungapi
Menurut Van Bemmelen (1949) Gunungapi ini muncul di dalam suatu struktur
graben yang merupakan bagian dari sesar Sumatera, Djoharman (1972) menyatakan
bahwa tubuh gunungapi ini muncul di dasar suatu graben vulkano tektonik tegak
lurus pada garis tektonik Bukit Barisan yang mengalami penurunan waktu patahan
besar itu terjadi . Bagian puncak terdiri dari G. Merapi (3655 m), G. Elok (3649 m),
bentuk ini mirip dengan bekas kawah lama ataupun sisa pematang lava. Puncak
lereng sebelah baratdaya (3805 m) yang biasa disebet sebagai Pesanggrahan Pondok
Bunga merupakan pinggiran kawah tertinggi dari kawah giat sekarang. Yang terendah
dan paling luas dari kawah terletak sebelah tenggara dengan ketinggian 3620 meter,
makin ke utara terdapat tonjolan-tonjolan kecil dengan ketinggian 3624 meter. Lereng
sebelah barat laut jauh lebih sempit dengan ketinggian 3669 meter.
7. Peta Topografi

Anda mungkin juga menyukai