Anda di halaman 1dari 16

G.

DIENG,
JAWA
TENGAH
GUNUNG DIENG JAWA TENGAH,BADAN GEOLOGI,03 JUNI 2014,290216

Kawah Pengilon dan Telaga Warna, salah satu kawah yang terdapat di Dataran Tinggi
Dieng

KETERANGAN UMUM

Gunung Dieng
NAMA GUNUNGAPI :
Gunung Parahu
NAMA LAIN :
Timbang, Sikidang, Upas, Sileri, Condrodimuko, Sibanteng dan Telogo Terus.
NAMA KAWAH :
a. Geografi : 7o12' LS dan 109 o 54' BT .
b. Administratif : Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo dan
LOKASI : Kabupaten Pemalang
KETINGGIAN : 2565 m. dpl.
TIPE GUNUNGAPI : Strato, dengan lapangan solfatara dan fumarola, serta banyak kawah (cone).
Desa Karangtengah, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara. Posisi Geografi :
POS PENGAMATAN : 07o 12' 19,50" LS dan 109o 53' 18,12" BT, Ketinggian 2065 m dpl

PENDAHULUAN
Cara Pencapaian
Dataran Tinggi Dieng dapat dicapai dari dua arah, yaitu dari Kota Banjarnegara dengan waktu
tempuh sekitar dua jam dan dari Wonosobo dengan waktu tempuh 1 jam. Pencapaian kawah dan
tempat lainnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

No
. Lokasi Cara Pencapaian
Komplek Dieng/Pos Pengamatan
gunungapi, Desa Karang tengah dari Wonosobo (Kab.Banjar
1 Kec.Batur Negara),kendaraan roda empat
2 Telaga Menjer Dengan kendaraan roda empat
3. G.Bisma Dari Sikunanng
4. G.Seroja Dari kampung sembungan
Dari Karang tengah, kendaraan
5. Kw.Sikidang (2050 m) roda empat
Dari Karang tengah, kendaraan
6. Merdada roda empat
Dari Batur, dengan kendaraan
7. G.Butak dan Telogo Dringo bermotor
Dari desa Sembungan atau
8. G. Kendil Parikesit

Inventarisasi Sumber Daya Gunungapi


Sumber daya alam Komplek G. Dieng terdiri dari tenaga listrik panasbumi, bahan galian berupa batu
pecah, dan sedikit belerang yang terdapat pada Kawah Condrodimuko.

Wisata
Komplek Gunungapi Dieng tidak hanya dikenal dengan kesuburan tanahnya dan penghasil sayur-
mayur, tetapi dikenal juga dengan potensi wisatanya, diantaranya peninggalan candi-candi Hindu
yang sebagian masih terpelihara baik, terdapat di daerah Dieng Kulon. Potensi wisata lainnya lainya
berupa kawah (Condrodimuko), danau (Telaga Dringo), lapangan panasbumi dan pemandangan
alam pertanian yang sangat menarik, serta telah dibangunnya volcano theater.
SEJARAH LETUSAN
Sejarah kegiatan G. Dieng dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Produk
Tahun Nama Kawah Aktivitas letusan Letusan/korban
1450 Pakuwojo Letusan normal Abu/Pasir
1825/182
6 Pakuwojo Letusan normal Abu/Pasir
1883 Kw.Sikidang/Banteng Peningkatan kegiatan Lumpur kawah
1884 Kw.Sikidang Letusan normal -
1895 Siglagak Pembentukan celah Uap belerang
1928 Batur Letusan Normal Lumpur dan batu
Uap dan Lumpur,5
1939 Batur Letusan normal orang meninggal
Lumpur/59
Gempabumi dan meninggal,38 luka-
1944 Kw.Sileri letusan luka, 55 orang hilang
1964 Kw.Sileri Letusan normal lumpur
Kw.Condrodimuko/ Hembusan fumarola,
1965 Telaga Dringo lumpur (?) Uap air dominan
Gas CO2, CO ?, CH4
,Korban 149
1979 Kw.Sinila Hembusan gas racun meninggal
1990 Kw. Dieng Kulon Letusan freatik lumpur
Terjadi Gempa Terasa Tidak Diikuti dengan
2002 sebanyak 7 kali. letusan -
2003 Kw. Sileri Letusan Freatik Lumpur
Peningkatan
kegempaan yang
diawali dengan gempa
terasa
(tektonik lokal) pada
2006 - tanggal 2 April 2006 -
2009 Kw. Sibanteng Letusan freatik Lumpur

Karakter Letusan
Kawah aktif yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng

Dominan letusan freatik dan gas (terutama CO2). Erupsi freatik cukup sering terjadi di dataran tinggi
Dieng, hal ini diperlihatkan oleh jumlah kawah yang terbentuk, yaitu lk 70 buah di bagian timur dan
tengah komplek, serta lk 30 buah dibagian barat sector Batur. Sedikitnya 10 erupsi freatik telah
terjadi dalam kurun waktu 200 tahun terahir. Erupsi freatik komplek Dieng dapat dibagi dalam dua
katagori:

1. 1Erupsi tampa adanya tanda-tanda (precursor) dari seismisity, yaitu hasil dari proses "self
sealing" dari solfatar aktif (erupsi hydrothermal).
2. 2Erupsi yang diawali oleh gempabumi lokal atau regional, atau oleh adanya retakan dimana
tidak adanya indikasi panasbumi dipermukaan. Erupsi dari tipe ini umum terjadi di daerah
Graben Batur, sebagaimana diperlihatkan oleh erupsi freatik dari vulkanik Dieng pada Pebruari
1979.
Aktivitas erupsi di komplek Dieng termasuk dalam katagori kedua.

GEOLOGI
Kegiatan gunungapi pada komplek G.Dieng dari yang tua hingga yang termuda dapat dibagi dalam
tiga episoda yang didasarkan pada umur relatif, sisa morfologi, tingkat erosi, hubungan stratigrafi
dan tingkat pelapukan.

a. Formasi pra Kaldera, diindikasikan oleh kegiatan vulkanik dari Rogo Jembangan, Tlerep,
Djimat dan vulkanik Prau. Produknya tersebar di bagian luar dari komplek Dieng.
b. Formasi setelah Kaldera, diperlihatkan oleh aktivitas vulkanik yang berada di dalam kaldera
diantaranya, Bisma-Sidede, Seroja, Nagasari, Pangonan, \igir Binem dan Vulkanik Pager
Kandang. Produknya berupa piroklastik jatuhan yang menyelimuti hampir seluruh daerah,
dikenal juga sebagai endapan piroklastik daerah Dieng yang tak terpisahkan. Kegiatan saat ini
ditandai oleh lava berkomposisi biotit andesit berasosiasi dengan jatuhan piroklastik. Aktivitas
terakhir ditandai oleh erupsi-erupsi preatik.
Episoda pertama (Formasi Pra Kaldera)
Produk piroklastika Rogojembangan (Djimat) menutupi daerah utara dan selatan komplek,
kemungkinan terbentuk pada Kuarter bawah (Gunawan, 1968). Kawah Tlerep yang terdapat pada
batas timur terbuka kearah selatan membentuk struktur dome berkomposisi hornblende andesit.
Krater vulkanik Prau terletak kearah utara dari Tlerep.Setengah dari kawah bagian barat membentuk
struktur kaldera. Prau vulkanik menghasilkan endapan piroklastik dan lava andesit basaltis.

Episoda kedua
Beberapa aktivitas vulkanik berkembang didalam kaldera, diantaranya:

G. Bisma, yaitu kawah tua yang terpotong membuka kearah barat, dengan produknya
berupa lava dan jatuhan piroklastik.
G. Seroja memperlihatkan umur lebih muda dengan tingkat erosi selope yang kurang kuat
dibandingkan G.Bisma. Produknya berupa lava berkomposisi andesitis dan endapan
piroklastika.
G.Nagasari, yaitu gunungapi composite, terdapat diantara Dieng-Batur dan berkembang dari
utara ke selatan.
G. Palangonan dan Mardada memiliki kawah yang berlokasi kearah timur dari Nagasari,
masih memperlihatkan morfologi muda (bertekstur halus), serta menghasilkan lava dan
endapan piroklastika.
G. Pager Kandang (Sipandu) memiliki kawah pada bagian utara. Solfatara dan fumarola
tersebar sepanjang bagian dalam dan luar kawah dengan suhu 74oC, serta batuan lava
berkomposisi basaltis, yang tersingkap di dinding kawah.
G. Sileri, merupakan kawah preatik yang memperlihatkan aktivitas hidrotermal berupa
airpanas dan fumarola. Kawah ini telah aktif sejak dua ratus tahun terahir, menghasilkan
piroklastika jatuhan.
G. Igir Binem, adalah gunungapi strato yang memiliki dua kawah, disebut dengan telaga
warna, yang tingkat aktivitas hidrotermalnya cukup kuat.
Group G. Dringo-Paterangan terletak didalam daerah depresi Batur, terdiri dari kawah
komposite, menghasilkan lava andesitis dan piroklastik jatuhan.
Episoda ketiga
Aktivitas gunungapi pada episoda ini, menghasilkan lava andesit biotit, jatuhan piroklastik dan
aktivitas hidrotermal.

Lava andesit biotit


Ada sembilan titik erupsi pada bagian tenggara dari Dieng kaldera telah menghasilkan lava dome
dan lava flow biotit andesit. Secara fisik produk tersebut segar, blocky, dan tajam. Produk tersebut
secara tidak selaras ditutupi oleh endapan piroklastik jatuhan Dieng, dan tersebar di :

1. Sikidang dan Legetang


2. Dome tampa nama kearah timur dari dome Sikidang
3. Dome Perambanan
4. G.api strato Pakuwaja
5. Dome Kunir
6. Dome Kendil
7. Dome Watu Sumbul
8. Kawah Sikunang

Piroklastik Jatuhan G.Pakuwaja


Gunungapi Pakuwaja, mempunyai dua kawah, menghasilkan lava dan piroklastik yang menutupi
secara tidak selaras formasi lava andesit biotit. Endapan jatuhan tersebut berasal dari erupsi freatik
dan freatomagmatik yang berkompsosisi andesitis.

Endapan erupsi Hidrotermal


Sebaran produknya terbatas disekitar kawah pada komplek Dieng. Pengulangan erupsi pernah
terjadi dari beberapa kawah, diantaranya erupsi pada kawah Sileri (1944); kawah Sinila dan
Timbang (1979). Endapannya berupa Lumpur dan komponen shale yang tererupsikan melalui vent,
mengindikasikan adanya basemen material sedimen.

GEOFISIKA
Seismik
Hasil rekaman kegempaan G. Dieng hingga September 2009 masih didominasi oleh gempa tektonik
jauh gempa Vulkanik Dalam (VA) masih sering terekam meski dalam jumlah kecil.
Geomagnet
Pengukuran geomagnet di G. Dieng difokuskan pada daerah sekitar kawah-kawah serta daerah
bahaya gas CO2. Harga medan magnetik regional (TIGRF/ F) di G. Dieng berada pada harga
45033.7 nT. Nilai Deklinasi (D) pada daerah tersebut adalah 1010' dan nilai Inklinasinya (I): -32048'.

Peta Anomali Magnetik Residual pada Permukaan G. Dieng menunjukkan bahwasanya terdapat
kelurusan-kelurusan kontras harga magnetik dengan arah relatif baratlaut-tenggara dan arah
baratdaya-timurlaut. Harga anomali magnet pada daerah penyelidikan berkisar antara -1614 s.d.
1997.9 nT.
Peta Anomali magnetik residual memperlihatkan bahwa harga anomali magnet pada daerah
penyelidikan berkisar antara -1614 s.d. 1997.9 nT nT. Harga anomali magnet tersebut dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:

Anomali magnet rendah (warna hijau - kuning tua) mempunyai harga lebih kecil dari -200 nT.
Ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat nonmagnetik yang merupakan defleksi dari batuan
vulkanik yang telah mengalami pelapukan tinggi (batuan yang telah mengalami demagnetisasi
akibat panas) yang diperkirakan berhubungan dengan keberadaan sumber panas.
Anomali magnet sedang (warna kuning tua - biru muda) dengan harga antara -200 s.d. 400
nT. Ditafsirkan sebagai daerah yang didominasi oleh batuan beku (andesit?) yang telah
mengalami pelapukan atau alterasi tingkat sedang sampai tinggi.
Anomali magnet tinggi (warna biru muda - biru tua) mempunyai harga lebih besar dari 400
nT. Ditafsirkan sebagai daerah yang didominasi oleh batuan beku (andesit?) yang telah
mengalami pelapukan tingkat rendah atau masih segar (fresh), batuan intrusi yang muncul ke
purmakaan atau batuan vulkanik yang didominasi oleh lava.
Kelurusan-kelurusan mempunyai arah relatif baratlaut-tenggara dan arah baratdaya-timurlaut, yang
ditafsirkan sebagai cerminan dari adanya struktur sesar. Blok-blok sesar yang naik berada pada
kelurusan nilai anomali magnetik yang lebih tinggi dibandingkan dengan blok-blok sesar yang turun
yang berada pada kelurusan nilai anomali magnetik yang lebih rendah.

Kelurusan-kelurusan Sesar berdasarkan Kontras Nilai Magnetik pada Peta Anomali Magnetik
Residual

Kelurusan struktur sesar yang arahnya baratdaya-timurlaut umurnya lebih tua dibandingkan dengan
kelurusan struktur sesar yang arahnya relatif baratlaut-tenggara. Keberadaan dari solfatara, fumarol
serta mofet (titik tempat keluarnya gas CO2) sangat dipengaruhi oleh keberadaan struktur tersebut.
Kelurusan dengan arah baratlaut-tenggara merupakan sumber anomali yang dangkal. Oleh
karenanya maka penyebaran gas CO2 di permukaan sangat dipengaruhi oleh keberadaan struktur
tersebut.
Kelurusan struktur sesar yang arahnya baratdaya-timurlaut umurnya lebih tua dibandingkan dengan
kelurusan struktur sesar yang arahnya relatif baratlaut-tenggara. Keberadaan dari solfatara, fumarol
serta mofet (titik tempat keluarnya gas CO2) sangat dipengaruhi oleh keberadaan struktur tersebut.
Kelurusan dengan arah baratlaut-tenggara merupakan sumber anomali yang dangkal. Oleh
karenanya maka penyebaran gas CO2 di permukaan sangat dipengaruhi oleh keberadaan struktur
tersebut.

Model Magnetik 2 Dimensi Penampang A-B pada Peta Anomali Magnetik Residual

Hasil pemodelan menginterpretasikan bahwa body 2 dan body 4 merupakan batuan intrusi yang
telah mengalami pelapukan tinggi akibat demagnetisasi akibat panas yang berasal dari magma yang
menerobos batuan pada daerah tersebut. Body 1 dan 3 merupakan zona ubahan/ alterasi, yang
ditandai oleh rendahnya nilai suseptibilitas yang dimiliki body 1 dan 3 yaitu -0.008 SI, akibat adanya
panas karena kontak dengan body 2 dan 4 sehingga mengubah komposisi mineral yang berada
pada body 1 dan 3.
GEOKIMIA

Kimia Bantuan
Jenis Batuan : Batuan vulkanik G.Dieng umumnya terdiri dari basalt, basaltic andesit sampai
andesit.

Telaga Pager Pateranga


Cth Menjer Kandang PangonanSrojo n Kendil Pakuwojo
SiO2 51,19 53,08 55,64 55,76 57,50 60,48 62,93
Al2O
3 20.02 18.26 17.91 17.85 17.49 16.96 14.37
FeO 5.24 2.64 5.13 3.60 3.88 2.92 2.78
MnO 0.15 0.08 0.14 0.15 0.14 0.07 0.09
CaO 9.75 7.17 7.16 5.93 4.49 5.60 4.38
Na2O 3.38 3.11 3.65 3.23 2.92 3.65 3.16
K2O 1.42 1.86 2.07 2.52 3.01 2.82 3.29
H2O+ 0.64 1.39 0.62 1.59 2.33 1.25 1.33
H2O- 0.30 1.82 0.45 0.73 1.43 0.20 0.51
TiO2 1.05 0.95 0.93 0.89 0.83 0.63 0.69
P2O5 0.17 0.02 0.15 0.17 0.17 0.16 0.05
100.4
Total 100.45 100.46 100.24 4 100.27 100.2999.86
S.g 2.881 2.724 2.813 2.611 2.67 2.577 2.595
MgO 3.45 3.27 3.20 3.27 2.73 2.38 2.31

Kimia Gas
Emisi gas yang dihasilkan oleh beberapa kawah sudah diketahui sejak lama (Bemmelen, 1949;
Allard dkk., 1989). Pada tahun 1979, terjadi erupsi freatik pada kawah Sinila, menghasilkan gas-gas,
hususnya CO2. Akumulasi gas CO2 yang cukup tinggi tersebut bergerak menuruni lereng dan
lembah serta melewati jalan perkampungan, menyebabkan terbunuhnya 142 penduduk yang tinggal
di sekitar daerah letusan tersebut. Komposisi kimia dari kawah Sigaludug (gas exhalation) dan dari
lapangan fumarola Dieng (1979).

H2O (Vol. CO2 CH4 H2S SO2 Ar N2 O2 CO He


Samples %total) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (ppm) (ppm)
Sigludug (30 oC)
G88 (1) ~0 97.5 0.77 0.01 0.06 1.27 0.39 0.014 - 6.6
92 (1) ~0 98.1 0.80 0.03 0.18 0.71 0.17 0.009 11 6.9
12 (1) ~0 98.2 0.75 0.03 0.19 0.69 0.16 0.008 8 6.8
M3 (2) ~0 88.8 0.61 <0.01 <0.01 8.35 2.17 0.096 9 5.4
M22 (2) ~0 90.7 0.59 <0.01 <0.01 6.91 1.71 0.084 41 5.3
Pakuwadja (95 oC)
M1 (2) 98.2 82.2 1.46 1.08 <0.01 12.46 2.71 0.120 37 5.8
98 (2) 98.0 86.1 1.19 1.45 <0.01 8.50 1.92 0.080 - 5.4
64 (2) 98.0 83.7 1.28 1.02 <0.01 11.02 2.91 0.105 64 6.5
Pagerkandang (74
oC)
M2 (2) 74.0 15.3 0.08 0.014 <0.01 66.6 17.2 0.80 - 4.8
Sikidang (86 oC)
M11 (2) 97.3 94.9 1.05 1.79 <0.01 1.82 0.37 0.030 76 6.6

HASIL ANALISIS KIMIA GAS JANUARI 2009 (Dalam satuan % mol)

Si Banteng Sisi Si Banteng Sisi Si Kidang Si Kidang


kanan lubang kanan lubang Titik tradisi Jalan Sikendang/
Unsur letusan 1 letusan 2 1 setapak 2 telaga warna
H2 1,33 E-3 3,20 E-3 8,96 E-3 0,27 Tt
O2 +
Ar Tt tt Tt 0,95 Tt
N2 0,03 0,02 0,05 4,79 0,16
CH4 Td Td 4,39 E-3 - 0,34
CO2 2,27 1,73 4,24 50,62 55,17
SO2 0,69 0,33 0,75 10,10 1,42
H2S 0,44 0,63 0,59 6,28 2,1
HCl 0.07 0,05 0,04 4,11 0,04
NH3 1,28 1,54 1,53 22,86 2,67
H2O 95,22 95,70 92,79 - -
Suhu,
oC 93,4 93,4 88,7 92,1 37,74

Gas vulkanik sering juga disebut sebagai bahan volatile yang dikeluarkan oleh gunungapi dalam
bentuk uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), sulphur dioksida (SO2), hydrogen sulfida (H2S),
hidrogen (H2), karbon mono oksida (CO), hydrogen klorida (HCl), hidrogen fluoride (HF), dan helium
(He). Gas yang berbahaya apabila terhirup oleh makhluk hidup adalah SO2, CO2, H2S, dan HF.

Sebaran Gas CO2


Untuk mengetahui karakteristik gas racun yang berdampak pada masyarakat akibat letusan di
daerah Dieng, maka dibuat Peta Sebaran CO2. Pemetaan dan pengukuran gas ini telah dilakukan
pada periode tahun 2000 sampai 2007 dan dilakukan di daerah vulkanik maupun non vulkanik. Di
daerah vulkanik, pengukuran gas CO2 dilakukan di sekitar kawah (Candradimuka, Sileri, Sinila,
Luwuk, Balekambang, Lumut, Cebong, Dringo, Siterus, Jalatunda, Pengilon, dan Telagawarna),
fumarol (Sinila), solfatara (Wanapriya, Sikidang, Sikendang) dan kolam lumpur panas (Sikidang,
Candradimuka). Sedangkan di daerah non vulkanik, pengukuran gas CO2 dilakukan di sepajang
rekahan dan zona sesar.
Bahaya Gas CO2

Komposisi udara normal di atmosfir terdiri atas nitrogen (78,1%), oksigen (20,9%), argon (0,8%),
karbon dioksida (0,03%) dan gas lain (0,04%). Ambang batas aman dari CO2 bagi kesehatan
adalah 0,5% volume (HSE, 2002). Manusia dapat bertahan bila kontak langsung dengan gas pada
konsentrasi tersebut paling lama 8 jam. CO2 merupakan gas racun dan berbahaya Karen sifatnya
yang tidak terlihat dan tidak berbau. Pada konsentrasi tinggi, gas ini berbahaya bagi makhluk hidup
karena menyebabkan sesak napas, perih di mata, hidung maupun gangguan tenggorokan. Menurut
OSHA, NIOSH, dan ACGIH, kontak langsung dengan konsentrasi gas CO2 sebesar 3% volume
akan bertahan selama 15 menit, konsentrasi 4% volume akan langsung berdampak bagi kesehatan
atau kehidupan. Sedangkan Hathway, dkk (1991) mengemukakan, pada konsentrasi CO2 20-30%
volume akan menyebabkan kejang-kejang dan kehilangan kesadaran. Kontak langsung dengan
konsentrasi gas diatas 30% volume dapat menyebabkan kematian.
Peta Sebaran Gas CO2 di Kompleks Vulkanik Dieng

MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

Pemantauan kegiatan G. Dieng, dilakukan secara menerus dengan secara visual dan kegempaan
dari Pos Pengamatan Gunungapi Dieng, terletak di desa Karang Tengah (2032 m dpl).

Visual

Pengamatan visual dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kawah-kawahnya, berupa hembusan


asap, bualan lumpur, konsentrasi H2S, perubahan kegiatan solfatara dan fumarola serta suhu
kawah aktif. Pengamatan tersebut dilakukan secara berkala oleh petugas pengamat gunungapi.

Seismik

Pengamatan seismik dilakukan untuk memantau kegiatan gempa vulkanik dan tektonik dengan
menggunakan rekorder PS-2. Lokasi sensor, seismometer L4C, vertikal, ditempatkan di kawah
timbang (07o 11' 54,42" LS dan 109o 50' 26,53" BT ketinggian 1783 m dpl). Sinyal gempa
ditransmisikan ke pos pengamatan dengan radio telemetri

KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI

Peta kawasan rawan bencana gunungapi adalah peta petunjuk tingkat kerawanan bencana suatu
daerah apabila terjadi letusan/kegiatan gunungapi. Peta kawasan rawan bencana gunungapi
menjelaskan tentang jenis dan sifat bahaya gunungapi, daerah rawan bencana, arah/jalur
penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana Peta Rawan bencana G.
Dieng dibagi menjadi tiga Kawasan Rawan Bencana, yaitu Kawasan Rawan Bencana III, Kawasan
Rawan Bencana II, Kawasan Rawan Bencana I.

Kawasan Rawan Bencana III

Kawasan Rawan Bencana III adalah kawasan yang berpotensi keluarnya gas racun terkena
endapan base surge, hujan lumpur dan aliran lumpur. Penyebaran kawasan ini meliputi daerah di
sekitar Kawah Timbang, Telaga Nila dan Sumur Jalatunda. Di sekitar Kawah Timbang banyak
dijumpai pemunculan gas racun di sepanjang rekahan yang berarah relatif utara-selatan, yaitu di
sekitar Kawah Timbang, Kali Tempurung dan Kali Putih. Luas daerah ini sekitar 4,06 km2. Kawasan
ini tidak lagi dihuni oleh penduduk setelah kejadian letusan Kawah Sinila pada tahun 1979. Jalan
beraspal yang menghubungkan Desa Pekasiran dan Desa Serang sudah tidak dipergunakan lagi.
Sebagai alternatif telah dibuka jalan yang melewati Dusun Kaliputih - Desa Sumber dan Dusun
Serang yang terletak di sebelah selatan jalan lama. Daerah ini oleh Pemda melalui surat Gubernur
Jawa Tengah tidak boleh dihuni kembali.

Kawasan Rawan Bencana II

Kawasan Rawan Bencana II adalah kawasan yang berpotensi terkena lontaran batu, base surge,
hujan lumpur dan aliran lahar. Kawasan ini meliputi lereng baratdaya Kawah Timbang, di selatan
berupa lembah yang cukup lebar yang wilayahnya melintasi sebagian jalan yang menghubungkan
Dusun Kaliputih-Desa Sumber sampai cabang Kali Putih, di sebelah utara Sinila serta di sebelah
timur Sumur Jalatunda. Daerah yang termasuk kawasan ini adalah Dusun Kali Putih yang termasuk
Desa Sumberrejo. Jumlah penduduk Suberrejo sebanyak 5243 jiwa. Di Kecamatan Kejajar terdapat
tiga desa yang berada dalam kawasan ini, yaitu Desa Parikesit, Desa Jojogan dan Desa
Sembungan masing berpenduduk 1958, 1274 dan 1116 jiwa.

Kawasan Rawan Bencana I

Kawasan Rawan Bencana I adalah kawasan yang diperkirakan sebagai perluasan dari Kawasan
Rawan Bencana II. Apabila terjadi letusan yang semakin besar. Kawasan ini berpotensi terlanda
base surge, hujan lumpur dan aliran sungai yang melewati Desa Batur, di lembah sungai yang
melintasi Desa Sumberrejo dan lembah sepanjang Kali Puith yang terletak di sektor baratdaya dan
selatan Kawah Timbang. Sedangkan di bagian Timur Kawah Timbang meliputi daerah sepanjang
aliran sungai yang ada di sebelah barat Pasurenan. Daerah yang berada dalam kawasan ini adalah
Dusun Kali Putih, Dusun Serang, dusun Simbar, Dea Sumberrejo dan Kota Kecamatan Batur.
Penduduk di kawasan ini berjumlah 14,427 jiwa.

Peta Kawasan Rawan Bencana Komplek G. Dieng

Anda mungkin juga menyukai