Anda di halaman 1dari 15

Mt.

PAPANDAYAN
Oleh : ROMANO AULIA RAHMAN
KETERANGAN UMUM
Nama kawah :Kawah Mas, Kawah Nangklak, Kawah Manuk Nama
kawah lain di sekitar G. Papandayan : Tegal ALun-
alun dan Tegal Brungbung.
Lokasi Geografi : 7 19'00" LS dan 107 44'00"BT
Lokasi Administrasi : Kabupaten Garut, Jawa Barat
Ketinggian : 2665 Mdpl.
Kota Terdekat : Garut.
Tipe Gunungapi : Stratovulcano.
Pos Pengamatan :Kampung Pusparendeng, Desa Pakuwon,
Kec.Cisurupan,Kab.Garut
TIPE GUNUNG API
Gunung tipe strato terbentuk akibat erupsi yang berganti-ganti
antara efusif dan eksplosif sehingga memperlihatkan batuan beku yang
berlapis-lapis pada dinding kawahnya. Batuan yang berlapis ini berasal
dari pembekuan lava dan eflata yang silih berganti. Hampir semua
gunung api di Indonesia merupakan tipe strato.
SEJARAH LETUSAN

Erupsi G. Papandayan sepanjang sejarah kehidupan manusia sampai


saat ini berupa erupsi freatik sampai freatomagmatik seperti yang terjadi
pada tahun 2002.
KARAKTER LETUSAN
 Letusan Freatomagmatik atau
hidrovulkanik terjadi akibat adanya
kontak antara magma dengan air
bawah permukaan atau formasi
batuan yang banyak mengandung air
menghasilkan abu dan material
vulkanik halus. Erupsi ini dicirikan
dengan semburan abu vulkanik yang
kadang kala diselingi oleh suara
gemuruh dan dentuman. Erupsi Th.2002
 Letusan freatik adalah erupsi
yang disebabkan adanya kontak air
dengan magma. Bedanya dengan
erupsi freatomagma, erupsi freatik
sebagian besar terdiri dari gas atau
uap air.
Tipe Freatik
MORFOLOGI
Pembagian morfologi G. Papandayan (didasarkan atas perbedaan
bentuk, kemiringan lereng, bentuk dan struktur lembah), dipisahkan menjadi:
Morfologi Puncak (G.Papandayan, +2640 m, G. Masigit, +2671 m, Pasir Malang,
2679 m, dan G. Nangklak, +2474 m, dicirikan dengan dinding tajam dan lembah
sempit, erosi kuat, vegetasi lebat); Morfologi Tubuh (termasuk di dalamnya
adalah kawah Brungbrung, Kawah Manuk, Kawah Nangklah, Kawah Baru dan
Lembah Ruslan, dibentuk oleh aliran lava dan endapan aliran piroklastik, berpola
aliran radier; Morfologi Kaki, dicirikan oleh morfologi berelief halus di sektor
timurlaut dan selatan, dan berelief sedang di sektor selatan, dibentuk oleh aliran
lava dan endapan aliran piroklastik, berpola aliran dendrtitik; dan Morfologi
Tapalkuda, merupakan depresi berarah timurlaut mulai dari Kawah Mas hingga
Kampung Cibalong dan Cibodas sebagai hasil dari peristiwa pembentukkan
endapan guguran puing (debris avalanche deposit).
STRATIGRAFI
Stratigrafi regional memberikan
gambaran umum beberapa formasi batuan
yang erat hubungannya dengan stratigrafi
daerah penelitian dan diuraikan dari satuan
batuan tertua ke satuan batuan termuda.
Stratigrafi daerah penelitian menurut M.
Alzwar, N. Akbar dan S. Bachri (1992) terdiri
atas satuan batuan berumur Miosen hingga
Holosen. Stratigrafi daerah ini mulai dari umur
tua ke muda, yaitu Formasi Bentang (Miosen
Akhir-Pliosen), Breksi Tufaan (Pliosen), Intrusi
Andesit (Pliosen), dan sisanya merupakan
endapan hasil gunungapi berumur Pliosen-
Kuarter.
STRUKTUR GEOLOGI

Peta Geologi Gn. Papandayan (P. Asmoro, D Wachyudin dan E.Mulyadi 1989)
STRUKTUR GEOLOGI

Peta Geologi dan Struktur Geolog hasil penafsiran citra Landsat Band 4,5 dan 7.
KAWASAN RAWAN BENCANA
KAWASAN RAWAN BENCANA
 Kawasan Rawan Bencana III
Kawasan Rawan Bencana III adalah kawasan yang sangat berpotensi terlanda awan
panas, aliran lava, material lontaran batu pijar, guguran lava, hujan abu lebat dan atau gas
beracun. Merupakan daerah yang terancam oleh awan panas dan aliran lava serta eflata dan
lahar. Daerah ini meliputi daerah timurlaut (daerah bukaan kawah aktif). Pada erupsi 1772, daerah
ini terlanda awan panas dengan korban jiwa dan kerugian harta benda yang besar. Kampung yang
termasuk ke dalam Daerah Bahaya I ini adalah; kampung Pangadegan, Ciburuy (data 1984).
 Kawasan Rawan Bencana II
Merupakan daerah yang terancam jatuhan bom gunungapi dan eflata lainnya (jatuhan
piroklastik). Tanpa memperhitungkan arah tiupan angin, meliputi daerah hampir berbentuk
lingkaran di luar daerah bahaya dengan jari-jari 5 sampai 8 km, berpusat di kawah aktif (Kawah
Mas). Daerah bahaya lontaran ini meliputi 44 kampung (menurut data tahun 1984, jumlah
penduduk di sekitar bahaya lontaran ini sekitar 46.494 jiwa), di antaranya; kampung Simpang
(sebagian), Rancadadap, Pusparendeng (sebagian), Pasirjeungjing, Panday, Cisaroni, Cisero, dan
Cidatar.
 Kawasan Rawan Bencana I
Merupakan daerah yang terancam bahaya lahar pada musim penghujan (bahaya
sekunder), meliputi daerah yang letaknya berdekatan dengan sungai yang berhulu dari tepi kawah
(daerah puncak) dan secara toopografi, letaknya relatif lebih rendah. Kampung yang terdapat
dalan Daerah Bahaya II ini, adalah; kampung Cipagetaran (sebagian), Jamban, Cibalong
(sebagian), Cipelah, Cempaka, Cimuncang, Garduh (sebagian), Ciraab, Leles, Cimanuk, Cibuluh,
Panagan, Panggilingan, Simpang 1, dan Pasirparung. Jumlah penduduk yang berada di Daerah
Bahaya II ini sekitar 46.494 jiwa (data 1984).
MATERIAL GUNUNG API
 Aliran lava produk G. Papandayan, dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, yakni:
aliran lava berkomposisi basalt augit hipersten (bertekstur aliran pilotaksit, terdiri dari
andesin An56An44 hingga labradorit An46An54, augit, hipersten, olivin, magnetit dalam
masadasar gelas gunungapi) dan aliran lava andesit hipersten augit.
 Lava andesit hipersten augit vitrofirik, terdiri dari lava bertekstur vitrofirik, terdiri dari
hipersten, augit, andesin An66An34, dan magnetit dalam masadasar gelas gunungapi;
sebagian terubah (kloritisasi, limonitasasi dan serisitisasi). Di beberapa tempat terdapat
batuan asing (kuarsit dan batulempung mengandung bijih) yang terkungkung dalam
lava andesit hipersten augit.
 Lava andesit hipersten augit kriptokristalin, tersusun oleh hipersten, augit, andesin
An66An34, magnetit, dan pigeonit dalam masadasar gelas gunungapi. Sebagian lava
yang terdapat di sekitar Kawah Walirang sudah tidak bisa dikenali lagi, berwarna merah
bata, abu-abu keputihan - cenderung berubah menjadi lempung dan kaolin. 9) Di
daerah kawah, pengaruh hembusan solfatar terhadap aliran lava menghasilkan
endapan lempung dan kaolin bercampur lumpur belerang, sering disertai dengan firit,
lembar-lembar gipsum, limonit dan jarosit.

Basalt Andesit
MITIGASI BENCANA
 Pemantauan kegiatan G. Papandayan, dilakukan dengan sistem pengamatan visual
dan seismik dari Pos Pengamatan Gunungapi Papandayan yang terletak di kampung
Pusparendeng/Pangadegan, Desa Pakuwon, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut.
 Pemeriksaan kegiatan gunungapi yang tampak di permukaan berupa hembusan asap,
bualan lumpur, konsentrasi H2S, perubahan kegiatan solfatara dan fumarola serta
suhu kawah aktif dilakukan secara berkala oleh petugas pengamat.
 Pengamatan seismik dilakukan untuk memantau kegiatan gempa vulkanik dan tektonik
dengan menggunakan satu seismograf. PS-2. Signal gempa yang diterima di G.
Papandayan dikirim secara telemetri ke Pos Pengamatan G. Papandayan di Kampung
Pangadegan, Desa Pakuwon, Cisurupan-Garut, di lereng timur laut 6 Km dari G.
Papandayan. Selama ini, hasilnya didominasi oleh gempa-gempa tektonik yang
bersumber dari daerah pantai selatan P. Jawa. Pada umumnya kegiatan di setiap
kawah tidak menunjukkan kegiatan yang mencolok.

Seismograf Vertikal Seismograf Horizontal


DAFTAR PUSTAKA
http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-
gunungapi/211-g-papandayan
 Aidil, 1980, Laporan Pemeriksaan Kawah-Kawah G.
Papandayan, G. Guntur dan G.Galunggung Bulan Mei 1980;
Bandung: Direkt. Vulkanol., tidak dipublikasikan.
 Anonim, 1934, Archives of Papandayan Volcano 1826-1934.
 Anonim, 1974, Data Dasar: G. Papandayan, G. Galunggung,
G. Guntur, G. Ciremai, Pegunungan Dieng, G. Merapi, G.
Kelut, G. Lamongan dan G. Raung.
 Asmoro, P., Wahyudin, D., dan Mulyadi, E., 1986, Pemetaan
Geologi G. Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat;
Bandung: Direkt. Vulkanologi., tidak dipublikasikan.
 Asmoro, P., Wahyudin, D., dan Mulyadi, E., 1986, Laporan
Kemajuan I Pemetaan Geologi G. Papandayan Bagian
Utara; Bandung: Direkt. Vulkanol., tidak dipublikasikan

Anda mungkin juga menyukai