Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nadya Putri Salsabila

NPM : 270110200086
Kelas : B
Tugas Vulkanologi dan Geologi Panas Bumi

Vulkanostratigrafi Gunung Guntur, Gunung Papandayan, dan Gunung


Galunggung

A. Gunung Guntur
Gunung Guntur merupakan kerucut termuda kompleks G. Guntur-Gandapura yang
terletak di sebelah baratlaut-tenggara. Gunung Guntur berumur kuarter (1,8 juta tahun lalu) dan
letusan yang tercatat mengalami erupsi pertama kali adalah letusan tahun 1690. Erupsi Gunung
Guntur menghasilkan produk vulkanik antara lain berupa kerucut vulkanik dan kawah beserta
aliran yang dihasilkan pada setiap aktivitasnya. Kebanyakan produk dari Gunung Guntur seperti
aliran lava dan pyroklastik mengalir ke arah tenggara. Tubuh Gunung Guntur dibangun oleh
hasil erupsi eksplosif dan efusif. Hasil erupsi Gunung Guntur sebagian besar berupa aliran lava
bongkah masih segar dan saling menindih. Lava yang termuda (hasil erupsi tahun 1840)
mengalir dari Kawah Gunung Guntur ke arah tenggara dan selatan dan berakhir di daerah
Cipanas dimana ujungnya membentuk morfologi tapal kuda. Di bagian lereng kaki Gunung
Guntur yang landai tersusun oleh deposit lahar yang terbentang luas. Dataran lahar ini tersusun
atas blok-blok lava andesit dan basaltik baik yang berukuran kerakal hingga bongkah-bongkah,
membentuk sudut yang tumpul dengan ukuran sedang hingga kecil dan tertanam dalam matriks
pasir kasar. Selain itu, bagian selatan Gunung Guntur bersebelahan dengan Gunung Kabuyutan.
Pada bagian timur Gunung Guntur dapat ditemukan endapan aluvial yang tersusun atas fragmen
batuan beku dalam dengan matriks pasir yang bersifat lepas.
Aliran piroklastika Guntur ada 3 (tiga) jenis, pertama adalah yang tersusun atas blok-blok
lava dengan matrik pasir kasar coklat kekuningan. Jenis Kedua tersusun atas blok-blok lava dan
bom vulkanik dengan matrik pasir kasar dan bersifat kurang padu. Sedangkan yang termuda
tersusun atas fragmen lava basaltis dan andesitis serta bom vulkanik dengan struktur kerak roti
berwarna abu kehitaman. Endapan tersusun atas Skoria dan litik basaltis berwarna hitam,
berukuran halus sampai kasar, berlapis baik dengan ketebalan berkisar antara 4-34 cm.

Gambar 1. Peta Geologi Gunung Guntur

B. Gunung Papandayan
Gunung Papandayan merupakan kerucut paling selatan dari deretan gunung api di selatan
yang telah diklasifikasikan sebagai gunung api aktif yang cukup berbahaya di Jawa Barat.
Gunung Papandayan termasuk gunungapi tipe A yaitu gunungapi yang pernah meletus setelah
tahun 1600. Awan panas meluncur ke arah timur laut dan sebagian besar dari bahan erupsi
dialirkan oleh sungai Ciparugpug dan Cibeureum ke arah hilir. Batuan penyusun G. Papandayan
terdiri dari eflata dan lava bersusunan andesit piroksen yang mengandung hablur hornblende dan
olivin. Dengan produk dari gunung ini ialah dominasi aliran lava andesit basaltik, endapan aliran
piroklastik dan jatuhan piroklastik.
Morfologi Tubuh dibentuk oleh aliran lava dan endapan aliran piroklastik, berpola aliran
radier; Morfologi Kaki, dicirikan oleh morfologi berelief halus di sektor timurlaut dan selatan,
dan berelief sedang di sektor selatan, dibentuk oleh aliran lava dan endapan aliran piroklastik,
berpola aliran dendrtitik; dan Morfologi Tapalkuda, merupakan depresi berarah timurlaut mulai
dari Kawah Mas hingga Kampung Cibalong dan Cibodas sebagai hasil dari peristiwa
pembentukkan endapan guguran puing (debris avalanche deposit).
Stratigrafi Gunung Papandayan dipisahkan menjadi Produk Primer, terdiri dari Batuan
Tersier terdiri dari andesit, ditemukan di sebelah selatan G. Papandayan; Produk Gunungapi di
sekitar G. Papandayan (endapan jatuhan piroklastik G. Geulis, intrusi G. Kembar, endapan
jatuhan piroklastik dan aliran lava G.Cikuray, endapan jatuhan piroklastik G. Jaya, dan aliran
piroklastik G.Puntang); Produk G. Papandayan (aliran lava, endapan jatuhan dan aliran
piroklastik); Produk Kawah Tegal Alun-alun (aliran lava dan endapan aliran piroklastik); Produk
G. Nangklak (endapan jatuhan piroklastik); Produk Kawah Manuk (endapan jatuhan piroklastik);
dan Produk Kawah Mas (endapan jatuhan piroklastik) dan Produk Sekunder (endapan guguran
puing Kawah Manuk, endapan guguran puing Kawah Mas, dan lahar). 

C. Gunung Galunggung
Gunungapi Galunggung merupakan gunung api aktif tipe strato, yang di dalam pembagian
fisiografi Jawa Barat, termasuk di dalam zona gunung api kuarter yang terbentuk di bagian
tengah Jawa Barat, dan secara pembagian karakteristik sedimen batuan tersier terletak di dalam
cekungan Bogor. Kelompok batuan Gunung Galunggung terbagi dalam 3 (tiga) formasi, yaitu:

1. Formasi Galunggung Tua (Periode Pra-Kaldera)

Aliran lava: Tersingkap baik pada dinding Kaldera Galunggung membentuk perlapisan

dengan kemiringan 3 – 50, di dasar puncak kawah. Bagian permukaan lava telah menjadi soil
dan terbentuk erosi permukaan. Ini menunjukkan bahwa telah terjadi periode istirahat adioca
(dormant period). Bagian dalam lava bersifat adioc dan bagian luarnya bersifat breksi hingga
blok lava adioc, mempunyai ketebalan antara 1 hingga 15 meter.
Aliran piroklastik: Tersingkap baik pada dinding kaldera bagian barat daya, dengan
ketebalan 3,5 – 2,5 meter, materialnya didominasi berukuran abu hingga adioca, dan
penyebarannya sempit.

Jatuhan piroklastik: bergradasi normal dan sortingnya baik .

2. Formasi Tasikmalaya (Periode Sin-Kaldera)

Debris avalanche: Merupakan batuan lereng tubuh gunung api memperlihatkan kontak
perlapisan aliran lava dengan endapan piroklostik, yang mana mempunyai kesamaan dengan
batuan dinding kaldera Galunggung. Pelapisan piroklastik hanya sedikit berubah tetapi aliran
lava selalu memperlihatkan rekahan-rekahan. Batuan ini terdiri atas blok-blok lava yang
tidak terarah dan fragmen dengan matrik berukuran ash hingga adioca.

Aliran Piroklastik: Berwarna abu tua – abu kecoklatan, tidak terkompaksi. Material
didominasi oleh ash dan juga terdapat bom dan blok. Penanggalan adiocarbon (C14) dari
Chorcoal yang terdapat pda bagian atas aliran piroklostik memberikan umur 4200 – 150
tahun BP.

3. Formasi Cibanjaran (Periode Post-Kaldera)

Erupsi 1822 : Aliran piroklastik berwarna abu tua, bersifat lepas dan didominasi oleh ash.

Erupsi 1894, Berupa jatuhan piroklostik yang ditutupi endapan halus.

Erupsi 1982-83:

 Aliran piroklostik: Tidak terkompaksi, kaya akan ash dan fragmen bom bertipe bom
kerak roti.
 Jatuhan piroklostik; mempunyai ketebalan 1-10 meter sampai 30 meter di sekitar
kawah aktif. Perlapisan baik dan memperlihatkan normal graded bedding dengan material
berukuran dari ash sampai bom dan blok. Fragmen bom bertipe bom kerak roti.
 Aliran lava: aliran lava basal keluar pada bagian kaki kerucut silinder.
DAFTAR PUSTAKA

Asep Nursalim, N. S. d. E. S., 2016. Peran Aspek Geomorfologi Dalam Menentukan


Karakteristik Endapan Debris Avalenches Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat. Jurnal
Unpad, Volume 14, Nomor 1, April 2016 (ISSN : 1693 - 4873), pp. 45-54.

vsi.esdm.go.id. G. Papandayan - Geologi. [online] Available at:


https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/211-g-papandayan?start=2
[Accessed 19 May 2023].

vsi.esdm.go.id. G. Galunggung - Geologi. [online] Available at:


https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/523-g-galunggung?start=2
[Accessed 19 May 2023].

G. Guntur - Geologi. Vsi.esdm.go.id. https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-


gunungapi/525-g-guntur?start=2

Anda mungkin juga menyukai