Indyo Pratomo
Museum Geologi, Pusat Survei Geologi, Jl. Diponegoro 57, Bandung 40122
e-mail address : indyo@grdc.esdm.go.id
ABSTRACT
The Activity of Ciremai Mountain and The Impact Eruption at the Surrounding
Area The Ciremai Mountain is one of the active mountain in West Jawa, the last eruption
was detected between June 1937 to 7 January 1938, it has respite period for 3-112 years.
The potential threatening of the eruption was detected by the pirolastica, the rain dust
and ballistic explosion, the current and sliding of lava. The complete history of Ciremai
Mountain and the dangerous area by eruption were discussed here
261
262
Indiyo Pratomo
Gambar 1. Citra Digital Elevation Model (DEM) dan Shuttle Radar Topographic Mission (SRTM) Pulau Jawa, memperlihatkan posisi
G. Ciremai terhadap klaster gunungapi aktif di pulau Jawa
Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya
Gambar 2. Tatanan tektonik dan sebaran gunungapi Kuarter di pulau Jawa bagian barat
(menurut Katili & Sudradjat, 1984), menunjukkan posisi geografis G. Ciremai dalam
sebaran gunungapi aktif (tipe A) di bagian batar pulau Jawa (TA= Tangkubanparahu,
PP= Papandayan, GU= Guntur,GL= Galunggung
263
Indiyo Pratomo
264
Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya
265
Indiyo Pratomo
266
Tabel 1. Korelasi Satuan Peta Geologi Gunungapi daerah G. Ciremai dan sekitarnya (menurut Situmorang et al. 1995), memperlihatkan
hubungan vertikal dan lateral antar satuan endapan produk erupsi gunungapi Ciremai dalam ruang dan waktu.
Mutlak/Absolut
Deposits
Aliran Lahar Aliran Aliran Jatuhan Lahar Aliran Aliran Jatuhan Aliran Aliran Aliran Alira Aliran
Lava Lahar lava Piroklastik Piroklastik Lahar lava Piroklastik Piroklastik Lava Lava Lava n Lava
Lava Lava Pyriclastic Pyriclastic Lava Pyriclastic Pyriclastic Lava Lava Lava Lava Lava
Flows Flows Flows Full Flows Flows Full Flows Flows Flows Lava Flows
Flows
Celh Cejp 3 Sujp
Bui Dul
Cejp 2
Cel 3
Cel 2
- 13..350 Ceap 2
Periode 3
3rd
Periods
Cel 1
Cejp 1
KUARTER / QUATERNARY
Ceap 1
Pembentuka
n kaldera
Forming
Caldera
GHlh
GH1
GHjp
Ghap 2
- 40.800 GHI 1
2nd Periods
Ghap 1
Periode 2
1st periode
Periode 1
Pul
TERSIER Pel
TERTIARY |Pka|Pch
A Pku
Mha
267
Omcl
Indiyo Pratomo
Gambar 5. Kawah aktif G. Ciremai, memperlihatkan kegiatan solfatra yang terpusat di sekitar
bagian selatan sampai pada kedua pematang, dengan hembusan relatif lemah.
268
Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya
Gambar 6. Peta Kawasan Rawan Bencana G. Ciremai (Hadisantono et al. 2006), memperlihatkan potensi ancaman dan kawasan
yang terancam bencana erupsi G. Ciremai
269
Indiyo Pratomo
Tabel 2. Catatan kegiatan G. Ciremai dan fenomena geologi gunungapi yang teramati.
Tgl. 3 februari, 1698 “…. gunung di Cirebon telah roboh yang Brascamp, 1919
mengakibatkan air begitu tinggi, hingga Van Padang, 1951
merusak tanah daerahnya dan menyebabkan
korban manusia”. (Brascamp, 1919). Van
Padang (1951) meragukan letusan tersebut.
Fenomena banjir bandang ?
April, 1775 Letusan di kawah pusat Junghuhn, 1853; 1845
Taverne, 1926
April, 1805 Letusan dari kawah Junghuhn, 1853
1917 Hembusan uap belerang dari dinding selatan Van Gils, 1917
September, 1924 Hembusan kuat dari fumarola pada bagian Van Padang, 1937
barat dinding pemisah
24 juni, 1937 – Van Padang, 1937; 1951;
7 januari, 1938 Letusan berlanjut dari kawah pusat, letusan Stehn, 1940;
abu Kusumadinata, 1971
1949 Gempa bumi Wirjosumarto dan
Abdulpatah, 1955
1955 Gempa tektonik, tidak berpengaruh kepada G. Kusumadinata, 1973
Ciremai
16, 21,26 April 1973 Gempa tektonik, tidak berpengaruh kepada G. Kusumadinata, 1979
Ciremai
270
Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya
271
Indiyo Pratomo
272
Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya
lahar. Kawasan ini dibedakan menjadi terjadi baik yang berkaitan dengan erupsi
dua, yaitu kawasan yang terancam oleh volkanik maupun kegiatannya sehari-
baha-ya aliran masa berupa awan panas, hari.
aliran lava, guguran batu pijar dan aliran Kegiatan sehari-hari dicerminkan
lahar. oleh fumarola dan solfatara yang disertai
Kawasan yang terancam oleh lon- oleh emisi gas-gas volkanik seperti CO2,
taran dan jatuhan material, yang ber- SO 2, HCl, HF dan lain-lain, hingga
ukuran kerikil, pasir dan abu. Berkaitan kemungkinan terjadinya letusan freatik
dengan tingkat kegiatan gunungapi, (uap) yang dapat terjadi setiap saat.
kawasan ini dapat dikosongkan (diungsi- Letusan freatik terjadi sebagai akibat
kan) berdasarkan rekomendasi dari Pusat interaksi antara air hujan (meteoric-
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana water) dengan permukaan panas yang
Geologi (PVMBG). terdapat disekitar lapangan solfatara dan
fumarola di sekitar kawah aktif
Kawasan Rawan Bencana (KRB) III gunungapi ini.
Kawasan ini terletak dekat dengan Komposisi gas-gas volkanik yang
pusat letusan yang merupakan sumber mengancam sangat bergantung kepada
bahaya, dan direkomendasikan agar tipe dan tingkat kegiatan gunungapi
tidak dipergunakan sebagai hunian tetap tersebut. Gas volkanik yang sangat
dan kegiatan budidaya lahan lainnya. umum dan banyak terdapat adalah uap
Pada saat erupsi, kawasan ini sering air (H2O, 30-90 mol %), CO2 (5-10 mol
terlanda awan panas, lontaran material %), hydrogen (H2, < 2 mol %), CO2 (5-
pijar dan gas beracun, sebagai dampak 40 mol %), SO2 (5-50 mol %), H2S (<2
langsung dari letusan gunungapi tersebut mol %), CO (< 0,5 mol %). Gas-gas
terutama robohan kolom erupsi. volkanik lainnya adalah merupakan
emisi langsung dari kawah aktif. Gas
PEMBAHASAN tersebut kemudian bereaksi di atmosfer
atau dalam kolom erupsi lalu membentuk
Fenomena volkanik G. Ciremai dan aerosol dan sebagian besar berubah men-
potensi ancaman bahayanya jadi HCl (asam chloride), asam fluorida
Prakiraan ancaman bahaya (HF) dan asam sulfat (H2SO4). Derajat
gunungapi merupakan suatu kajian ancaman bahaya dari gas-gas volkanik
ilmiah terhadap karakteristik kegiatan juga tergantung pada tipe gas yang
volkanik sebagai acuan (sumber) dalam dilepaskan ke udara, terutama gas yang
penentuan potensi ancaman bahayanya. tidak berwarna dan tidak berbau dan
Kajian ini didasarkan pada sifat alami relatif lebih berat dari udara, seperti CO2.
gunungapi tersebut melalui telaahan data Contoh kejadian fatal pernah terjadi di
geologi, geofisika, geokimia dan sejarah komplek gunungapi Dieng pada 20
kejadiannya masa lalu, serta data pen- februari 1979, dimana gas CO 2 yang
dukung lainnya secara komprehensif. keluar melalui rekahan tanah menewas-
Ancaman bahaya gunungapi dapat kan 150 orang penduduk yang sedang
273
Indiyo Pratomo
melarikan diri untuk menghindar dari (sector collapse) dapat terjadi akibat
sebuah letusan freatik dari kawah Sinila. dipicu oleh desakan kubah lava yang
Pada gunungapi aktif yang mem- terbentuk di dalam pipa kepundan
punyai kegiatan berlanjut, pelepasan gas (crypto dome) atau aktivitas tektonik dari
berlangsung terus, menyebabkan sesar-sesar yang terdapat di sekitar tubuh
ancaman bencana yang relatif kecil dan gunungapi.
terbatas, dibandingkan fenomena bahaya Longsoran tubuh gunungapi yang
gunungapi lainnya. Dalam hal ini dipicu oleh aktivitas volkanik berawal
dampak-nya akan menjadi lebih penting dari kegiatan kubah lava di dalam pipa
dalam kurun waktu yang lebih panjang. kepundan, disertai dengan pembubungan
Gas-gas tersebut akan dapat memicu tubuh bagian lereng gunungapi (defor-
terjadinya hujan asam, yang kadangkala masi lereng) hingga menimbulkan
dapat mempengaruhi pH air hujan hingga ketidak stabilan lereng hingga dapat
men-capai 2 sampai 4, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya longsoran
me-nimbulkan dampak negatif bagi dengan atau tanpa disertai oleh letusan.
kesehat-an manusia dan lingkungan-nya. Kejadian seperti ini terdokumentasikan
dengan baik pada erupsi Mt. Saint Helens
Potensi ancaman bahaya erupsi (USA) pada tahun 1980 atau di Bandai-
gunungapi san (Jepang) dan G. Papandayan pada
Diperkirakan berdasarkan jejak atau tahun 1772 dan 2002 (Pratomo 2003).
sisa-sisa kegiatan, baik berupa material Proses kejadian seperti tersebut di atas
produk letusan maupun bekas-bekas bersifat progresif, sehingga perkemba-
kawah yang ada di sekitar puncak dan ngannya relatif dapat terpantau dengan
tubuh gunungapi ini. Secara umum teknologi pemantauan gunungapi aktif
potensi kerawanan terhadap bencana saat ini.
letusan gunungapi dapat dibedakan Berdasarkan karakteristik endapan
berdasarkan ancaman yang ditimbulkan longsoran tubuh gunungapi (‘debris
oleh aliran, longsoran, lontaran dan avalanche’) yang teridentifikasi,
jatuhan material yang berkaitan dengan longsoran dinding kawah pernah terjadi
kegiatan gunungapi aktif, baik letusan pada G. Ciremai dalam periode pertama
maupun longsoran tubuh atau bagian dan ke dua dari evolusi sejarah pertum-
kawah gunungapi (sector failure). buhan gunungapi ini, yaitu pada Kala
Potensi ancaman ini juga berkaitan Plistosen Tengah (Suradji 1993). Kedua
dengan jarak dari pusat erupsi (kawah), kejadian tersebut di atas adalah berkaitan
bentang alam (morfologi) puncak, dengan letusan gunungapi ini, karena
keadaan topografi (kelerengan) dan endapan-endapan tersebut berhubungan
kualitas serta kuantitas produk erupsinya. dengan endapan aliran piroklastika dan
jatuhan piroklastika. Dampak kejadian
-Longsoran bagian tubuh ini yang berkaitan dengan kegiatan
gunungapi (sector collapse) gunungapi adalah terbentuk kawah yang
Longsoran bagian tubuh gunungapi berbentuk tapal kuda dengan atau tanpa
274
Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya
275
Indiyo Pratomo
di daerah puncak (Gambar 3). Pada gangguan pada proses asimilasi dan
keadaan tertentu, pada ujung leleran lava dapat mematikan tumbuhan tersebut.
atau lidah lava yang mengalir pada lereng Sebaran endapan abu volkanik G.
gunungapi dapat terakumulasi, akibat Ciremai hasil letusan terdahulu dijumpai
efek dari proses pendinginan dan gra- hingga mencapai 7,5 km jauhnya dari
vitasi, memicu terjadinya longsoran dan pusat erupsi, sedangkan material lontaran
membentuk guguran lava pijar. dari kegiatan terdahulu dari bongkah
Sebaran aliran lava umumnya yang berdiameter 5-7 cm, dijumpai pada
terbatas pada kawasan yang relatif tidak kawasan dalam radius 4 hingga 5 km dari
jauh dari pusat erupsi (kawah) dan ber- pusat letusan (Surmayadi et al. 2005;
langsung secara lambat (progresif), Hadisantono et al. 2005).
sehingga ancaman bahayanya lebih kecil Sebaran material produk letusan
dibandingkan jenis ancaman bahaya tersebut sangat bergantung arah angin
letusan gunungapi lainnya. Berdasarkan dominan yang bertiup pada saat letusan
sifat fisik dan mobilitasnya, potensi terjadi.
ancaman bahaya aliran lava relatif kecil
dibandingkan jenis ancaman bahaya Lahar dan Banjir-bandang
letusan gunungapi lainnya. Terdapat dua jenis lahar berdasarkan
asal usul kejadiannya, yaitu lahar letusan
Hujan abu lebat dan lontaran material dan lahar hujan. Lahar letusan terbentuk
letusan lainnya (balistik) bersamaan dengan letusan gunungapi
Prakiraan ancaman bahaya hujan yang kawahnya berisi air dalam jumlah
abu lebat akibat erupsi G. Ciremai pada (volume) tertentu. Lahar hujan terjadi
masa yang akan datang didasarkan pada bersamaan dangan turunnya hujan di
skenario tipe letusan dan arah serta kawasan puncak gunungapi, sehingga
kecepatan angin dominan pada saat memicu terjadinya aliran masa endapan
erupsi terjadi. Lontaran material letusan material hasil letusan gunungapi dari
(balistik) biasanya terbatas pada radius berbagai ukuran (bongkah – abu) yang
tertentu, dan dapat diprakirakan terdapat di sekitar puncak dan lereng
berdasarkan sebaran sisa-sisa produk gunungapi secara gravitasional. Lahar ini
erupsi terdahulu. Abu gunungapi terdiri mengalir melalui lembah-lembah sungai
dari fragmen serat-serat gelas yang ber- yang mempunyai hulu di sekitar kawasan
susunan silica, pada umumnya berukuran puncak dan lereng gunungapi ini, dengan
lebih kecil dari 10 mikrometer , dapat jangkauan jarak tempuh tergantung pada
menimbulkan gangguan pada mata sifat hidrolika masa lahar tersebut dan
(iritasi) dan sistem pernafasan (silicosis) kelerengan lintasan yang dilaluinya.
pada manusia dan hewan. Endapan abu Tidak ada ancaman bahaya lahar
letusan gunungapi dapat menutupi letusan di sekitar G. Ciremai, karena
permukaan daun dan bagian lain dari kawah aktif gunungapi ini tidak berisi air.
tetumbuhan lainnya yang mengakibatkan Ancaman bahaya lahar hujan pada
kawasan di sekitar G. Ciremai adalah
276
Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya
277
Indiyo Pratomo
278