OLEH
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
1
HALAMAN PENGESAHAN
2. Ketua Peneliti :
Mengetahui
NIP. 196606111997021001
2
Karakteristik Gempa Vulkanik Gunung Guntur Jawa Barat, Sebaran Hiposenter
Dan Episenter Berdasarkan Data Seismik
ABSTRAK
Gunung Guntur di Jawa Barat merupakan salah satu gunung aktif di Indonesia yang terletak di Kabupaten
Garut Jawa Barat. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1847, namun sampai saat ini aktivitas kegempaannya
cukup tinggi yaitu 20-30 event gempa setiap bulannya. Prinsip dari penelitian ini dilakukan dengan
menentukan sebaran episenter dan hiposenter gempa berdasarkan data seismik gempa bulan
Juni tahun 2016 yang berupa data sekunder dari data hasil rekaman (seismogram) Gunungapi
Guntur pada 7 stasiun seismometer yaitu stasiun Sodong, Citiis, Kiamis, Masigit, Papandayan,
Legokpulus dan Kabuyutan. Data gempa yang berbentuk diolah dengan menggunakan software
LS7_WVE, GAD (Geiger’s Method with Adaptive Damping), dan Origin 8.0. Pemantauan
aktivitas Gunung Guntur berdasarkan data seismik bulan Juni tahun 2016 dapat disimpulkan
bahwa pusat gempa vulkanik pada kedalaman 0-5 km dari puncak tidak mengalami perubahan
signifikan dengan hiposenter gempa VA dan VB tahun-tahun sebelumnya, tetapi untuk gempa-
gempa yang Tektonik (Lokal, Terasa dan Jauh) hiposenternya pada kedalaman lebih dari 5
km.Pola sebaran kedalamannya semakin dalam berada tepat dibawah Gunung Guntur. Persebaran
episenter menunjukkan persebaran dari Guntur-Masigit dan beberapa di kawasan Kamojang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Guntur cenderung berkurang
dari bulan Mei ke Juni tahun 2016.
Kata Kunci : seismogram, Gunung Guntur, GAD, event, gempa, hiposenter, episenter.
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kaena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis yang berjudul “Karakteristik Gempa Vulkanik Gunung Guntur Jawa Barat,
Sebaran Hiposenter dan Episenter Berdasarkan Data Seismik” ini dengan baik.
Penulis juga tak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak
yang telah memberikan dukungan, bantuan serta kritik dan saran sehinga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini,
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak luput dari berbagai kesalahan dan
kekurangan, untuk itu penulis berharap kritik dan saran yang sifatnya membangun agar
dapat membantu dalam menyempurnakan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap
supaya karya ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan pembaca.
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman
5
3.2 Jenis Data ................................................................................................ 25
3.3 Alat dan Bahan ........................................................................................ 25
3.4 Metode Penelitian .................................................................................... 24
3.5 Cara Kerja Pengolahan Data ................................................................... 26
3.6 Metode Analisis Data .............................................................................. 33
3.7 Diagram Alur ........................................................................................... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 40
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 40
5.2 Saran ........................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 42
LAMPIRAN ................................................................................................................ 44
6
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR TABEL
Halaman
8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
9
BAB I PENDAHULUAN
Salah satu aspek Geofisika yang akan dipelajari adalah proses geologi. Proses
geologi sering disebut suatu proses alamiah yang berjalan sepanjang masa dan
proses ini (endogen dan eksogen) akan membentuk, mempertahankan, dan merubah
bentuk bentang alam. Proses geologi tersebut selain merubah bentuk bentuk bentang
alam juga dapat menghasilkan sumberdaya geologi mineral logam dan non logam serta
sumberdaya energi seperti minyak bumi dan panas bumi. Selain itu, proses geologi
dapat pula menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia seperti pergerakan lempeng
dan aktivitas magma.
Indonesia mempunyai 500 gunungapi, 128 diantara tergolong aktif. Gunung api
dapat dikatakan aktif apabila aktivitas dalam gunung dapat diamati. Aktivitas gunungapi
10
tidak harus aktivitas letusan, tetapi aktivitas harian gunung, seperti gempa vulkanik,
gempa tektonik, gempa tremor dan lainnya.
11
seismik. Metode ini merupakan metode yang tepat untuk melakukan pemantauan
aktivitas kegempaan pada Gunung Guntur mengingat aktivitas letusan Gunung Guntur
di masa lampau tidak hanya dikontrol oleh aktivitas magmatik dan vulkanik, tetapi juga
aktivitas tektonik (Sadikin, 2008). Gelombang seismik kemudian dianalisis agar
diperoleh hasil aktivitas kegempaan yang berupa gempa vulkanik dan gempa tektonik
maupun gempa-gempa lain yang tercatat pada seismograf.
Pada penentuan hiposenter dan episenter gempa, software yang digunakan penulis
adalah Geiger’s methods with Adaptive Damping atau lebih umum disebut software
GAD. GAD (Geiger’s Adaptive Damping) merupakan salah satu software yang umum
digunakan untuk penentuan posisi hiposenter terutama dalam penentuan lokasi
hiposenter gempa didaerah gunungapi atau daerah yang mempunyai jarak yang relatif
dekat antara sumber gempa dan penerima (receiver). Data yang harus dipersiapkan
untuk menjalankan program ini adalah data waktu tiba, posisi seismometer dan struktur
kecepatan. ( Suparman, 2010)
12
1.4 Tujuan Masalah
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1Gunungapi
Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material yang
dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung (PVMBG,
2015)
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif yaitu lempeng
Eurasia, Pasifik dan indo-Australia yang menyebabkan terbentuknya gunung api,
morfologi berbukit dan sumber gempa. Kondisi yang demikian menyebabkan Indonesia
rawan terhadap bencana geologi seperti letusan gunung api, gerakan tanah, gempa
bumi, dan tsunami (Santosa, 2001)
14
Indonesia juga merupakan negara cincin api di dunia karena dikelilingi oleh
deretan gunungapi aktif dari barat hingga ke timur. Oleh sebab itu, berbagai fenomena
seperti gempa bumi dan erupsi gunung api sering terjadi di Indonesia. Kemunculan
deretan gunungapi tersebut disebabkan ole faktor geologis, yaitu letak Indonesia yang
berada pada zona pertemuan 3 lempeng aktif dunia, yaitu Eurasia, Indo-Australia dan
Pasifik. Oleh sebab itu, berbagai fenomena seperti gempa bumi dan erupsi gunungapi
sering terjadi di Indonesia. Faktor tersebut juga menyebabkan Indonesia kaya akan
sumber daya alam dan kaya juga akan bencana (Setiawan, 2014 dalam Hermon, 2015)
Pergerakan antar lempeng pada bumi menimbulkan 4 busur gunung api yang
berbeda (Santosa, 2011)
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi bentuk dan bentang
alam gunungapi terdiri atas
15
3. Gunungapi Kerucut Sinder (Cinder Cone), merupakan kerucut magmatik
yang dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria
4. Gunungapi Maar, tuff ring atau tuff cone biasanya terbentuk pada lereng
atau kaki gunungapi utama akibat erupsi freatik atau freatomagnetik dari
telutusan eksplosif
5. Gunungapi Plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan lelehan
lava
6. Gunungapi Kaldera, dibentuk pada saat tanah amblas akibat letusan
eksplosif
7. Gunungapi Perisai (Shield Volcano), terbentuk dari adanya letusan,
melainkan lebih karena adanya aliran lava basal bersifat tipis dan basa.
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam bumi secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Dalam pembagiannya, gempa bumi dibedakan menjadi dua, yaitu gempa bumi
tektonik dan gempa bumi vulkanik. Gempa bumi vulkanik terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasanya terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi, maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa disekitar
gunung api tersebut (Fadillah, 2011)
Pada saat ini klasifikasi gempa yang dipakai bagi pemantauan aktivitas seismik adalah
sebagai berikut:
16
1. Gempa Vulkano-Tektonik A = Deep Volcanotectonic Event (VTA)
Sumber dari tipe gempa ini terletak di bawah gunungapi pada kedalaman 2
sampai 5 km (klasifikasi Minakami menyatakan kedalaman gempa vulkanik
A lebih besar dari 2 km), biasanya muncul pada gunungapi yang aktif.
Gempa tipe A dapat disebabkan oleh adanya magma yang naik ke
permukaan yang disertai rekahan-rekahan. Ciri utama dari gempa tipe A ini
adalah selisih waktu tiba gelombang Primer (P) dan gelombang Sekunder (S)
sampai 5 detik dan berdasarkan sifat fisisnya, gempa ini bentuknya mirip
dengan gempa tektonik. Frekuensi dominan gempa, dari analisa data
frekuensi rekaman seismogram berkisar antara 5 dan 8 Hz.
2. Gempa Vulkano-Tektonik B = Shallow Volcanotectonic Event (VTB)
Sumber gempa vulkanik tipe B diperkirakan kurang dari 1 km dari kawah
gunungapi yang aktif (klasifikasi Minakami, kedalaman type B kurang dari
3-2 km). Gerakan awalnya cukup jelas dengan waktu tiba gelombang S yang
tidak jelas dan mempunyai nilai magnitudo yang kecil. Selisih waktu tiba
gelombang p dan gelombang s kurang dari 1 detik. Gempa jenis ini
bersumber pada kedalaman kurang dari 1 km di bawah puncak dengan
impulse pertama yang cukup jelas walaupun kadang-kadang sedikit
emergent. Frekuensi dominan gempa berkisar antara 4 dan 7 Hz.
Keterangan :
H = Hiposenter
Vs = Kecepatan Gel. Sekunder
Vp = Kecepatan Gel. Primer
D = Kedalaman (km)
17
=
( )
( ) =
( -
Dari rumus diatas, nilai dapat digunakan secara langsung untuk menentukan
klasifikasi gempa seperti ketentuan dibawah ini.
< 1 detik = Vulkanik B
1< < 4 detik = Vulkanik A
4< < 6 detik = Tektonik Lokal
> 6 detik = Tektonik Jauh
2.3.Gelombang Gempa
Jika suatu gangguan/gempa terjadi di dalam bumi, dua jenis gelombang elastis
yang dipancarkan keluar dari pusat gempa ke segala arah. Selisih waktu rambat antara
kedua gelombang tersebut ( ) akan terus bertambah sesuai dengan pertambahan jarak
tempuh kedua gelombang tersebut (Rasjid, 1985).
Pada saat terjadi gempa, energi regangan (strain energy) yang dilepaskan akibat
pecah/gesernya batuan karena peristiwa mekanik (desak, geser, tarik) kemudian
ditransfer menjadi energi gelombang. Dari pusat gempa (hiposenter) gempa akan
merambat ke segala arah yang salah satu arahnya adalah mencapai permukaan tanah.
Sebelum mencapai alat pencatat, gelombang gempa akan melewati bermacam-macam
kondisi lapisan tanah, sebagian gelombang akan dipantulkan, dibiaskan, dan ada pula
yang bergerak sepanjang permukaan tanah (Pawirodikromo, 2012)
18
tanah. Gelombang bodi terdiri atas primary wave (P-wave) dan secondary wave (S-
wave). Sementara itu gelombang permukaan juga terdiri dari gelombang Rayleigh ( R-
wave). Masing-masing gelombang mempunyai karakter yang berbeda-beda baik
kecepatan, arah gerakan gelombang dan gerakan partikel. Untuk lebih jelasnya
dijelaskan sebagai berikut:
19
Gelombang S sebenarnya masih terbagi menjadi 2 jenis yaitu S-V wave, yaitu
gelombang sekunder yang arah rambatannya vertikal (dengan gerakan
partikel ke arah horisontal) dan S-H wave adalah gelombang sekunder yang
yang arah rambatan dan arah gerakan partikel horisontal.
pada silinder yang berputar. Hasil yang berupa garis bergelombang pada grafik
membentuk seismogram yang dapat dicetak atau ditempilkan pada layar komputer.
Semakin besar gempa bumi yang terjadi, gerakan tanahnya juga semakin kuat, dan
puncak yang tergambar pada seismogram juga semakin tinggi. Seismograf dibagi
menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
20
Ujung massa stasioner yang berjarum disentuhkan pada silinder yang dipasang
vertikal.
Jaringan Seismometer yang tersebar pada kecenderungan arah tertentu akan
akurat pada arah tersebut pula. Misalkan apabila jaringan seismometer tersebar kearah
longitude maka hasilnya (koordinat hiposenter) akan akurat pada komponen longitude
saja, begitu pula sebaliknya. Oleh karenanya maka jaringan seismometer pada model
lebih baik ditempatkanpada posisi yang seimbang baik arah latitude (y) maupun arah
longitude (x) ( Suparman, 2010)
2.4.Gunung Guntur
Ketinggian : 2249 m
21
2.4.1 Kondisi Geologi
Gunung Guntur adalah nama sebuah puncak dari suatu kelompok gunungapi
yang disebut dengan Komplek Gunung Guntur. Komplek Gunung Guntur ini terdiri atas
beberapa kerucut, yaitu Gunung Masigit / Kawah Masigit (2249) yang merupakan
kerucut tertinggi. Ke arah tenggara dari Gunung Masigit terdapat kerucut Gunung
Parukuyan (2135m) dan Gunung Kabuyutan (2048)
Menurut Buku Data Dasar Gunung Api Indonesia PVMBG, Gunung Guntur tidak
berdiri sendiri sebagai kerucut tunggal, yang mana di bagian puncaknya dicirikan
dengan adanya kerucut-kerucut tua bekas titik erupsi yang merupakan satu kelompok
besar Gunung Guntur. Dari kelompok besar Gunung Guntur ini nampak dua buah
kaldera, yaitu Kaldera Pangkalan di sebelah barat dan Kaldera Gandapura di sebelah
timur.
Dengan terbentuknya kedua kaldera itu maka terbentuk pula rekahan-rekahan
yang memajang dimana kemudian muncul kerucut-kerucut gunungapi, diantaranya
Gunung Gajah, Gunung Gandapura, Gunung Agung, Gunung Picung dan Gunung
Batususun. Deretan gunungapi yang lebih muda adalah Gunung Masigit, Gunung
Sangiang Buruan, Gunung Parupuyan Gunung Kabuyutan dan Gunung Guntur yang
merupakan gunungapi termuda dan paling aktif sampai sekarang. Gunung Putri yang
terletak agak jauh diselatannya mungkin merupakan salah satu kerucut parasit dari
kelompok Gunung Guntur ini. Komplek Gunung Guntur ini di sebelah utara berbatasan
dengan dataran tinggi Leles, sedangkan di sebelah timur dan selatan berbatasan dengan
dataran tinggi Garut dan di sebelah baratnya berbatasan dengan Gunung Kunci,
Sanggar, Rakutak dan Kawah Kamojang.
Morfologi komplek Gunung Guntur mempunyai kemiringan yang sangat
bervariasi antara 20 sampai 750. Kemiringan landai umumnya terdapat di daerah
pemukiman, seperti Kota Garut, Kadung Ora, Leles, Tarogong dan Cipanas. Sedang
kemiringan yang terjal terdapat di sekitar puncak Gunung Guntur.
Purbawinata (1990) menyatakan bahwa bagian paling tua di komplek Gunung
Guntur-Gandapura adalah aktivitas vulkanik di Windu-Malang-Putri (domes), Kancing,
dan Gandapura. Dari Gandapura, aktivitas vulkanik bergerak ke arah selatan dan
tenggara masing-masing di Randukurung dan tengah Putri-Katomas-Cikakak (Basuki,
2015)
22
Tubuh Gunung Guntur dibangun oleh hasil erupsi eksplosif dan efusif. Hasil
erupsi Gunung Guntur sebagian besar berupa aliran lava bongkah masih segar dan
saling menindih. Lava yang termuda (hasil erupsi tahun 1840) mengalir dari Kawah
Gunung Guntur ke arah tenggara dan selatan dan berakhir di daerah Cipanas (sekitar
300 meter sebelah utara lokasi wisata pemandian Cipanas), dimana ujungnya
membentuk morfologi tapal kuda. Aliran Piroklastika tersebar di sebelah tenggara
Kawah Gunung Guntur dan sebagian tertutupi oleh aliran-aliran lava Guntur yang lebih
muda.
Aliran piroklastika Guntur ada 3 (tiga) jenis, pertama adalah yang tersusun atas
blok-blok lava dengan matruk pasir kasar coklat kekuningan, singkapan endapan ini
bisa dijumpai di sekitar Kampung Pesantren. Jenis Kedua tersusun atas blok-blok lava
dan bom vulkanik dengan matrik pasir kasar dan bersifat kurang padu. Sedangkan yang
termuda tersusun atas fragmen lava basaltis dan andesitis serta bom vulkanik dengan
struktur kerak roti berwarna abu kehitaman. Aliran piroklastika ini memperlihatkan pola
sebaran berbentuk kipas dari Puncak Guntur ke arah tenggara.
Endapan Jatuhan Piroklastika sebagian besar terkonsentrasi di sekitar puncak
Gunung Guntur dan menyebar ke arah utara dan tenggara. Endapan tersusun atas Skoria
dan litik basaltis berwarna hitam, berukuran halus sampai kasar, berlapis baik
denganketebalan berkisar antara 4-34 cm.
23
2.4.2 Sejarah Letusan
Antara tahun 1800 sampai 1847 tercatat tidak kurang dari 21 kali letusan.
Letusan itu berulang-ulang dalam tempo pendek, berlangsung paling lama 5 sampai 12
hari. Periode letusan berselang-selang antara 1,2 dan 3 tahun dan ada kalanya letusan
terjadi setelah masa istirahat 6 dan 7 tahun. Berikut tabel sejarah letusan Gunung
Guntur yang tercatat. Karakter letusan gunungapi Guntur adalah Eksplosif.
24
Junghuhn, seorang naturalis Belanda kebangsaan Jerman, yang rajin menuliskan laporan
tentang betapa aktifnya Gunung Guntur dalam bukunya : 13 Goentoer, Java Tweede
Afduling, De Vulkaan en Vulkanische Verschjnslen West-en Midden-Java (1850).
Sejak letusan terakhir yang terjadi pada tahun 1847 sampai saat ini (154 tahun)
tidak pernah terjadi letusan lagi. Aktifitas gunung ini selanjutnya dicirikan dengan
terekamnya gempa-gempa vulkanik yang berkisar antara 20-30 kejadian/bulan.
Peningkatan kegiatan yang terjadi hanya berupa peningkatan jumlah gempa vulkanik.
Seperti yang terjadi pada tahun 1997, yaitu dengan terekamnya gempa secara berurutan
yang berasal dari daerah puncak. Kemudian pada bulan Mei 1999 terjadi lagi
peningkatan gempa yang disertai dengan gempa terasa (M=2,7 dan 2,8), dimana
episenternya berada di sekitar 2 km baratlaut dari puncak.
25
vertikal di bawah puncak Kawah Gunung Guntur dengan kedalaman 0-5 km, serta di
sekitar Kaldera Kamojang, Gandapura dan Gunung Putri dengan kedalaman 5-10 km
(Suantika, 1997 dan 2002). Untuk gempa-gempa yang terjadi di bawah puncak diduga
dikarenakan oleh rekahan-rekahan kecil dalam batuan pipa kepundan hasil erupsi
sebelumnya. Dengan melihat penyebaran hiposenter dan struktur geologi permukaan
terlihat bahwa mekanisme sumber gempa di daerah Kamojang umumnya dihasilkan
oleh adanya pergeseran sesar dengan arah timurlaut dan baratdaya.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Dibuka LS7_WVE
2. Dipilih menu File lalu Select File. Dicari Data Seismik Gunung Guntur Juli
2016 dan dipilih folder 160601 kemudian OK.
Gambar III.1 Tampilan data seismik Gunung Guntur tanggal 01 Juni 2016
27
3. Dipilih Menu View lalu dihilangkan Data Value
28
Gambar III.4 Gelombang gempa
6. Dicatat waktu tiba gelombang P, waktu tiba gelombang S dan lama gempa
7. Diakukan langkah yang sama untuk tanggal 2-30 Juni 2016
Setelah event gempa tercatat, maka hal selanjutnya yang dilakukan adalah
dengan menggunakan software GAD (Geiger’s method with Adaptive Damping).
Software ini digunakan untuk menentukan Hiposenter gempa. Pada Folder GAD
terdapat 4 note yang digunakan agar program GADtester bisa berjalan (run).
Keempatnya yaitu Station.DAT, Velocity.DAT, Arrival.DAT dan Result.DAT.
29
Gambar III.5 Tampilan Station.DAT
3. Dibuka Velocity.DAT kemudian ditulis baris ke-1 jumlah lapisan, baris ke-2
koordinat Z5 diskontinuitas, baris ke ke-3 nilai kecepatan gelombang P dan
baris ke-4 nilai kecepatan gelombang S
30
26 Tanda koma “,” atau spasi “ “
27-32 Waktu tiba gelombang S dalam detik. Apabila
tidak terdeteksi maka ditulis “99.990”
33 Tanda koma “,” atau spasi “ “
34 Timbul gelombang “I” atau “E”
Tabel 4.1 Penulisan Arrival.DAT
31
Hiposenter pada hasil GAD mempunyai satuan kilometer setiap koordinatnya.
Nilai koordinat tersebut kemudian diubah dari satuan kilometer menjadi UTM sehingga
dari konversi satuan didapatkan koordinat lintang dan bujur yang digunakan untuk
memetakan sebaran hiposenter pada software Origin 8.0. Konversi satuan dari km ke
UTM dilakukan menggunakan Micosoft Excel, dirumuskan sebagai berikut :
Longitude = ((A/111,096)+$B)
Latitude = ((C/111,096)+$D)
Pensortiran data hiposenter dilakukan terlebih dahulu agar data yang bagus didapatkan,
yaitu kedalaman gempa kurang dari 10 kilometer dari puncak Gunung Guntur.
32
Gambar III.9 Workbook Episenter
5. Diplot ke grafik, lalu dipilih Layer Properties
33
8. Dilakukan pemetaan hiposenter penampang utara-selatan, dilakukan cara yang
sama, tetapi pada layernya menggonakan workbook yang berbeda
34
dicapai berbentuk gambar yang menggambarkan pemetaan hasil sebaran episenter dan
hiposenter serta klasifikasi gempa akan disajikan dalam bentuk tabel.
3.5.Diagram Alur
Mulai
Penentuanwaktu tiba tp
dan ts masing-masing
Peta Kontur Peta Penampang stasiun
NO Picking Waktu
tiba gelombang P
dan gelombang S
YES
Data Hiposenter
Plotting hiposenter
Analisis
Selesai
35
BAB IV
Gunung Guntur saat ini masih tergolong gunungapi aktif yang sedang
beristirahat sejak letusan terakhir pada tahun 1847. Masa istirahat yang panjang ini
mengisyaratkan bahwa Gunung Guntur bisa meletus dalam waktu dekat atau masih
akan beristirahat lebih lama lagi. Rata-rata setiap bulan tercatat 20-30 kali event gempa
terjadi di gunung Guntur.
Berdasarkan laporan Pos Pengamatan Gunung Api Guntur bulan Juni 2016,
pengamatan visual pada gunung Guntur tidak menunjukkan adanya perubahan yang
signifikan dan terjadi penurunan jumlah gempa vulkanik. Gempa vulkanik pada bulan
bulan Mei 2016 yang mencapai 109 kali event gempa yang terbagi menjadi 68 Vulkanik
A dan 41 Vulkanik B sedangkan bulan Juni tercatat 20 kali gempa Vulkanik A dan 19
kali gempa vulkanik B.
Data seismik yang diteliti merupakan data sekunder berupa rekaman gelombang
gempa gunung Guntur periode Juni 2016 yang diperoleh dari Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi. Dapat dikatakan penulis merupakan peneliti pasif, karena
tidak terjun langsung mengamati pergerakan gelombang gempa setiap harinya.
Sehingga data rekaman waveform yang didapat tidak cukup baik.
Data seismik sekunder tercatat dari 7 seismograf type L4C yang berada di 7
lokasi stasiun yaitu Citiis, Sodong, Kabuyutan, Kiamis, Legokpulus, Masigit dan
Papandayan. Stasiun terdekat dengan kawah gunung Guntur adalah stasiun Masigit
(MSG) yang berjarak 50 meter dari kawah gunungapi Guntur sedangkan Pos
Pengamatan Gunungapi Guntur berada di stasiun Citiis.
Seperti yang diketahui apabila jaringan seismometer tersebar kearah longitude
maka hasilnya (koordinat hiposenter) akan akurat pada komponen longitude saja, begitu
pula sebaliknya. Stasiun seismik yang menggunakan 3 komponen pengamatan yaitu
MIS dan LGP tidak dimasukkan kedalam data penelitian, peneliti hanya memasukkan
data stasiun CTS, SDG, MSG, PPD dan KBY yang menggunakan seismometer
komponen vertikal L4C.
Pada penelitian “Penentuan Sebaran Episenter dan Hiposenter Gunungapi
Guntur Jawa Barat Berdasarkan Data Seismik Bulan Juni Tahun 2016” diperoleh hasil
36
waktu kedatangan gelombang Primer (P) dan gelombang Sekunder (S) terdapat pada
lampiran 1, peta persebaran episenter dan hiposerter, serta klasifikasi gempa vulkanik
berdasarkan kedalaman episenter gempa.
Arrival time hasil penentuan waktu tiba gelombang Primer (P) dan gelombang
Sekunder (S) gempa menggunakan LS7_WVE kemudian ditulis sesuai ketentuan pada
Tabel 2 menggunakan software GAD lalu di run pada GADtester kemudian muncul
nilai koordinat X,Y,Z dengan satuan kilometer (km) dan dikonversikan menjadi satuan
UTM (LAMPIRAN 2). Penulis terlebih dahulu men-sortir gempa yang kedalamannya
kurang dari 10 km untuk di lanjutkan ke Software Origin 8.0. Data yang telah disortir
kemudian dicopy ke program Origin 8.0 untuk dilakukan pemetaan sebaran episenter
dan hiposenter. Dibawah ini merupakan gambar hasil pemetaan episenter dan hiposenter
gempa gunung Guntur bulan Juni tahun 2016.
Gambar 4.1 menunjukkan sebaran episenter gempa vulkanik dan tektonik yang
penyebarannya terdistribusi ke arah yang berbeda dalam gugusan komplek gunungapi
Guntur. Persebarannya dominan pada kompleks Guntur-Masigit, dan yang lainnya di
daerah Kawah Kamojang (barat). Perubahan episenter yang cukup signifikan
37
dibandingkan dengan data episenter gempa-gempa sebelumnya yang sangat fokus pada
area kawah gunungapi Guntur-Masigit-Gandapura.
Gambar 4.2 Hasil pemetaan sebaran Hiposenter ditinjau dari arah utara-selatan
Gambar 4.3 Hasil pemetaan sebaran Hiposenter ditinjau dari arah barat-timur
38
Berdasarkan hiposenter dari beberapa gempa yang terjadi pada bulan Juni tahun
2016, diperoleh pusat gempa banyak terjadi pada sekitar kawah gunungapi Guntur-
Masigit yang berada pada kedalaman lebih dari 1 hingga 10 km dari puncak. Pola
sebaran kedalamannya paling dalam berada tepat dibawah Gunung Guntur. Sumber
gempa vulkanik hampir sama dengan bulan dan tahun sebelumnya yang terkonsentrasi
secara vertikal di bawah puncak Gunung Guntur dengan kedalaman 0-5 km. Sedangkan
gempa tektonik lokal ada pada kedalaman 5-10 km.
Klasifikasi gempa bumi yang digunakan penulis adalah klasifikasi berdasarkan
kedalaman gempa. Beberapa sumber menyatakan metode klasifikasi gempa tidak hanya
menggunakan kedalaman gempa tetapi juga bisa menggunakan selisih waktu tiba
gelombang P dan gelombang S atau disingkat tsp. Data yang diperoleh tidak semuanya
menunjukkan waktu tiba gelombang S, oleh karena itu penulis tidak menggunakan
metode ini. Dibawah ini merupakan gambar gelombang S yang tidak terdeteksi.
Laporan pengamatan Pos PGA gunung Guntur mencatat pada tanggal 12 Juni
pukul 00:16 WIB terjadi Gempa Tektonik Lokal Terasa arah 23 km barat laut dari
39
puncak gunung Guntur dengan kedalaman gempa 26,8 km. Magnitude gempa 4,8 SR
atau setara dengan I MMI dengan ciri-ciri dirasakan hanya oleh beberapa orang, tidak
ada getaran serius dan barang-barang tidak bergoyang.
Hasil penelitian penulis tidak memasukkan semua data gempa tektonik lokal dan
gempa tektonik jauh sebab batasan masalah penulis fokus kepada episenter dan
hiposenter gempa serta klasifikasi gempa vulkanik dan gempa yang kedalamannya
kurang dari 10 km. Begitu juga dengan hasil persebaran episenter dan hiposenter gempa
masih kurang bagus seperti terlihat pada hasil result GADtester nilai probable error
lebih dari 1 padahal nilai probable error yang bagus kurang dari 1.
40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
5.2.Saran
1. Pada saat picking gempa harus lebih teliti karena akan berpengaruh
terhadap nilai dan lokasi hiposenter
2. Diperlukan data seismogram dengan periode yang lebih panjang
sehingga hasil pemetaan akan lebih bagus
3. Diusahakan nilai probable error pada result GADtester dipilih yang
nilainya kurang dari 1.
41
DAFTAR PUSTAKA
Anynomous (2016, Juli 2016). Gempa Bumi. Retrieved from Ilmu Sosial (Kumpulan
ilmu Pengetahuan Sosial) web site: http://www.ilmusocial.com/gempa-bumi/
Data Dasar Gunungapi Indonesia, Edisi kedua. 2011 : Badan Geologi Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral
Fadillah, Taruna. 2011. Mitigasi Bencana Gempa Bumi di Sekitar Sesar Lembang.
Buletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3 Halaman 1-5.
Hermon, Dedi. 2015. Geografi Bencana Alam. Jakarta : PT. RAJA Grafindo Persada.
Rasjid, S.A., Sumaryono, Sugiyo, dan Kusma. 1985. Laporan Pengamatan Seismik G.
Guntur Citiis Garut Bulan Januari-Februari 1985. Proyek Penyelidikan dan
Pengamatan Gunungapi Direktorat Vulkanologi Nomor 287/DV/1985, p. 1-8
Rosmiyatin dan Basid, Abdul. 2012. Penentuan Sebaran Hiposenter Gunung Merapi
Berdasarkan Data Gempa Vulkanik Tahun 2006. Jurnal Neutrino Vol 4, No 2 April
2012, 188-200.
Sudradjat, Adjat. 2000. Seputar Gunung Api dan Gempa Bumi. Bandung : Ilham Jaya.
Sudradjat, Adjat, Modjo, Subroto, dan S., Kartijoso. 1991. Berita Berkala Vulkanologi
Edisi Khusus G. Guntur No. 169 Tahun 1991. Direktorat Vulkanologi
Santosa, Imam. 2011. Pemahaman Masyarakat pada Peta Kawasan Rawan Bencana
Gunungapi Ijen, Jawa Timur. Buletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6
42
Suparma, Yasa, dkk. 2010. Simulasi Perhitungan Waktu Tempuh Gelombang dengan
Metoda Eiknal : Suatu Contoh Aplikasi dalam Estimasi Ketelitian Hiposenter
Gempa. Buletin Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi , Volume 5 Nomor
1, Januari 2010, 1-6
Telford, W.M, Geldart, L.P, Sheriff, R.E. Applied Geophysics Second Edition.
Cambridge University Press
43
LAMPIRAN 1
44
Lampiran 1. Daftar Gempa Gunungapi Guntur Bulan Juni 2016
45
0 0
02:28:20.74 02:28:24.55
3,810
KBY 0 0
02:28:21.99 02:28:26.38
4,390
LGP 0 0
5 00:54:03.73 00:54:04.95 12 Tektonik Lokal
1,220
PPD 0 0
00:54:03.74 00:54:04.94
1,200
SDG 0 0
00:54:03.70 00:54:04.99
1,290
KBY 0 0
00:54:03.80 00:54:05.08
1,280
LGP 0 0
09:26:20.80 20 Vulkanik B
CTS 0
09:26:17.17
MIS 0
09:26:19.03
MSG 0
09:26:17.18
PPD 0
09:26:20.36
SDG 0
09:26:17.40
LGP 0
09:26:20:24
KBY 0
09:43:11.90 09:43:15.55 29 Vulkanik A
3,550
MSG 0 0
09:43:10.06 09:43:14.64
4,580
PPD 0 0
09:43:12.06 09:43:15.61
3,550
SDG 0 0
09:43:12.63 09:43:15.85
3,220
KBY 0 0
09:43:11.62 09:43:14.87
3,250
LGP 0 0
21:44:03.30 28 Vulkanik B
MSG 0
21:44:01.09
PPD 0
21:44:01.12
SDG 0
21:44:01.12
KBY 0
21:44:02.64
LGP 0
23:29:15.40 132 Tektonik Lokal
MSG 0
23:29:16.09
PPD 0
46
23:29:15.61
SDG 0
23:29:15.13
KBY 0
23:29:16.63
LGP 0
6 15:51:41.73 15:51:42.59 30 Vulkanik B
0.860
CTS 0 0
15:51:41.86
MSG 0
15:51:41.72 15:51:42.68
0.960
SDG 0 0
15:51:14.16
LGP 0
15:51:41.98
KBY 0
16:22:33.26 137 Vulkanik A
PPD 0
16:22:33.10
SDG 0
16:22:33.90
KBY 0
16:22:34.84
LGP 0
7 06:22:13.57 16 Vulkanik B
CTS 0
06:22:13.89
MSG 0
06:22:13.78
SDG 0
06:22:14.16 06:22:15.38
1,220
LGP 0 0
06:22:13.83
KBY 0
07:05:39.06 51 Vulkanik A
PPD 0
07:05:39.77
SDG 0
07:05:42.70
KBY 0
07:05:42.59
LGP 0
8 14:06:08.91 14:06:09.70 12 Vulkanik B
0.790
CTS 0 0
14:06:09.05
MSG 0
14:06:08.82
SDG 0
14:06:09.41
LGP 0
14:06:08.92
KBY 0
47
9 01:59:27.70 01:59:29.99 25 Vulkanik A
2,290
CTS 0 0
01:59:25.36
MIS 0
01:59:27.65
MSG 0
01:59:27.78 01:59:29.56
1,780
PPD 0 0
01:59:27.61
SDG 0
01:59:27.89
KBY 0
01:59:27.01
LGP 0
22:29:35.42 12 Tektonik Lokal
PPD 0
22:29:35.45
SDG 0
22:29:35.46 22:29:41.48
6,020
KBY 0 0
22:29:35.66 22:29:41.25
5,590
LGP 0 0
10 01:12:09.48 01:12:10.99 15 Tektonik Lokal
1,510
CTS 0 0
01:12:09.33
MSG 0
01:12:08.69 01:12:11.02
2,330
SDG 0 0
01:12:09.53 01:12:10.84
1,310
LGP 0 0
01:12:08.88
KBY 0
11 04:31:13.84 04:31:14.71 15 Vulkanik B
0.870
CTS 0 0
04:31:14.21
MSG 0
14:31:13.84 14:31:14.80
0.960
SDG 0 0
04:31:14.36
LGP 0
04:31:14.01
KBY 0
14:05:43.76 14:05:44.60 20 Vulkanik B
0.840
CTS 0 0
14:05:43.84
MSG 0
14:05:43.74 14:05:44.69
0.950
SDG 0 0
14:05:44.21
LGP 0
14:05:44.02
KBY 0
48
17:09:43.78 120 Tektonik Lokal
MSG 0
17:09:42.36
PPD 0
17:09:42.39
SDG 0
17:09:42.23
KBY 0
17:09:42.18
LGP 0
12 00:16:35.00 205 Tektonik Terasa
CTS 0
00:16:33.74
MIS 0
00:16:34.96
MSG 0
00:16:31.82
PPD 0
00:16:34.86
SDG 0
00:16:34.48
LGP 0
00:16:35.09
KBY 0
00:57:15.21 00:57:18.23 30 Tektonik Jauh
3,020
MSG 0 0
00:57:14.83
PPD 0
00:57:14.86
SDG 0
00:57:14.87 00:57:18.36
3,490
KBY 0 0
00:57:16.45 00:57:18.78
2,330
LGP 0 0
13 00:15:12.08 00:15:18.86 81 Tektonik Jauh
6,820
PPD 0 0
00:15:13.56 00:15:18.88
5,320
SDG 0 0
00:15:11.04 00:15:18.84
7,800
KBY 0 0
00:15:11.54 00:15:16.77
5,230
LGP 0 0
20:33:23.46 20:33:24.21 20 Vulkanik A
0.750
PPD 0 0
20:33:23.65
SDG 0
20:33:23.50 20:33:24.27
0.770
LK 0 0
14 20:59:20.29 Vulkanik A
MSG 0
20:59:19.61 20:59:21.58
1,970
PPD 0 0
49
20:59:19.53
SDG 0
20:59:20.43 20:59:21.95
1,520
KBY 0 0
20:59:20.85
LGP 0
15 17:50:04.82 17:50:06.59 70 Tektonik Lokal
1,770
MSG 0 0
17:50:03.63
PPD 0
17:50:03.75 17:50:07.37
3,620
SDG 0 0
17:50:03.78 17:50:07.17
3,390
KBY 0 0
17:50:04.51 17:50:07.12
2,610
LGP 0 0
16 01:54:11.11 21 Tektonik Lokal
01.54.08.590 2,520
MSG 0
01:54:08.10 01:54:11.19
2,090
PPD 0 0
01:54:08.20
01.54:11.200 3,000
SDG 0
01:54:08.55 01:54:11.16
2,610
KBY 0 0
01:54:11.28
01.54:08.350 2,930
LGP 0
04:42:37.45 04:42:43.14 17 Tektonik Jauh
5,690
MSG 0 0
04:42:38.20 04:42:42.96
4,760
PPD 0 0
04:42:38.23
SDG 0
04:42:38.26 04:42:43.06
4,520
KBY 0 0
04:42:38.54 04:42:43.11
4,570
LGP 0 0
15:58:18.95 15:58:19.98 12 Vulkanik B
1,030
CTS 0 0
15:58:18.72 15:58:19.53
0.810
MSG 0 0
15:58:18.89 15:58:20.11
1,220
SDG 0 0
15:58:19.15 15:58:20.24
1,090
LGP 0 0
15:58:18.85
KBY 0
17 04:40:34.53 04:40:36.05 87 Vulkanik A
1,520
PPD 0 0
04:40:34.70 04:40:35.99
1,290
SDG 0 0
04:40:34.72 04:40:38.48
3,760
KBY 0 0
50
04:40:35.55 04:40:39.00
3,450
LGP 0 0
18 18:04:57.34 20 Tektonik Lokal
PPD 0
18:04:57.39
SDG 0
18:04:57.83
LGP 0
18:07:17.75 18:07:20:07 21 Tektonik Lokal
2,320
PPD 0 0
18:07:17.78
SDG 0
18:07:17.98 18:07:20.06
2,080
LGP 0 0
19 02:47:02.81 24 Tektonik Jauh
MSG 0
02:47:00.56
PPD 0
02:47:00:56
SDG 0
02:47:00:58
KBY 0
02:47:02.19 02:47:04.28
2,090
LGP 0 0
20 10:56:38.52 44 Tektonik Jauh
MSG 0
10:56:36.21
PPD 0
10:56:36.27
SDG 0
10:56:38.66
KBY 0
10:56:38.30
LGP 0
21 00:56:35.95 00:56:38.18 27 Vulkanik A
2,230
PPD 0 0
00:56:35.59
SDG 0
00:56:36.01
KBY 0
00:56:36.04 00:56:39.15
3,110
LGP 0 0
02:15:17.32 70 Tektonik Lokal
PPD 0
02:15:17.64
SDG 0
02:15:18.12
KBY 0
02:15:18.18
LGP 0
21:12:38.31 149 Tektonik Lokal
PPD 0
51
21:12:38.43
SDG 0
21:12:41.48
KBY 0
21:12:41.01
LGP 0
22 01:37:21.97 01:27:22.74 14 Vulkanik A
0.770
PPD 0 0
01:37:22.39 01:37:22.72
0.330
SDG 0 0
01:37:22.07 01:37:22.75
0.680
KBY 0 0
03:33:08.97 8 Vulkanik B
03:33.08.040 0.930
MSG 0
03:33:07.98 03:33:08.64
0.660
LGP 0 0
03:33:08.13 03:33:08.92
0.790
KBY 0 0
04:33:24.77 04:33:25.66 11 Vulkanik A
0.890
CTS 0 0
04:33:24.83 04:33:25.55
0.720
SDG 0 0
04:33:25.41
LGP 0
04:33:24.96
KBY 0
24 09:06:39.65 09:06:40.14 51 Vulkanik A
0.490
MSG 0 0
09:06:36.43
PPD 0
09:06:39.51 09:06:40.48
0.970
SDG 0 0
09:06:39.70 09:06:40.48
0.460
KBY 0 0
09:06:39.17 09:06:40.36
1,190
LGP 0 0
11:26:10.45 Vulkanik A
MSG 0
PPD 11:26.09.720
11:26:10.76
KBY 0
11:26:09.99 11:26:12.22
2,230
LGP 0 0
14:11:36.02 15 Vulkanik B
14:11.36.500 0.480
CTS 0
14:11:35.98
MSG 0
14:11:36.14 14:11:36.63
0.490
SDG 0 0
14:11:36.86
LGP 0
52
14:11:36.13
KBY 0
16:19:08.81 74 Vulkanik A
MSG 0
16:19:08.62
PPD 0
16:19:09.06
KBY 0
16:19:09.21
LGP 0
25 02:40:26.18 02:40:29.19 17 Tektonik Jauh
3,010
PPD 0 0
02:40:26.22 02:40:29.42
3,250
KBY 0 0
02:40:25.65 02:40:29.81
4,160
LGP 0 0
20:18:59.68 20:19:01.56 43 Tektonik Jauh
1,980
MSG 0 0
20:18:59.32 20:19:01.65
2,330
PPD 0 0
20:18:59.63 20:19:01.28
0.650
KBY 0 0
20:18:58.86 20:19:01.76
1,800
LGP 0 0
20:18:59.70 20:19:00.97
1,270
SDG 0 0
27 00:06:58.35 00:06:59.69 16 Vulkanik A
1,330
PPD 0 0
00:06:58.39
SDG 0
00:06:58.60 00:06:59.50
0.900
KBY 0 0
00:06:09.35
LGP 0
01:39:52:15 01:39:52.80 3 Vulkanik A
0.650
PPD 0 0
01:39:52:71 01:39:52.95
0.240
SDG 0 0
01:39:52:71 01:39:52.95
0.240
KBY 0 0
01:39:59:25 4 Vulkanik A
PPD 0
01:39:59.38
SDG 0
01:39:59.25 01:39:59.82
0.570
KBY 0 0
05:13:14.90 05:13:18.79 13 Tektonik Jauh
3,890
PPD 0 0
05:13:16.52 05:13:18.90
2,380
KBY 0 0
05:13:15.70 05:13:19.02
3,320
LGP 0 0
53
05:33:07.88 12 Vulkanik A
PPD 0
05:33:08.07 05:33:08.67
0.600
SDG 0 0
05:33:08.03 05:33:08.51
0.480
KBY 0 0
28 02:01:24.39 02:01:26.04 55 Vulkanik A
1,650
PPD 0 0
02:01:25.19 02:01:27.08
1,890
KBY 0 0
02:01:25.22 02:01:27.25
2,030
LGP 0 0
03:20:21.93 03:20:22.14 7 Vulkanik B
0.210
PPD 0 0
03:20:21.98 03:20:22.13
0.150
KBY 0 0
03:20:21.98 03:20:22.12
0.140
SDG 0 0
10:33:33.41 10:33:36.81 104 Vulkanik A
3,400
MSG 0 0
10:33:30.40
PPD 0
10:33:31.99
SDG 0
10:33:33.67 10:33:36.97
3,300
KBY 0 0
10:33:33.33 10:33:36.74
3,310
LGP 0 0
29 09:33:01.17 16 Vulkanik B
CTS 0
09:33:01.21
SDG 0
09:33:02.99
KBY 0
17:41:01.66 25 Tektonik Lokal
PPD 0
17:41:01.89
SDG 0
17:41:02.12
KBY 0
17:42:31.42 20 Tektonik Lokal
PPD 0
17:42:31.71
SDG 0
17:42:31.72
KBY 0
30 01:55:26.69 01:55:29.22 21 Vulkanik B
2,530
PPD 0 0
01:55:26.69
SDG 0
01:55:26.71
KBY 0
54
01:55:26.80
LGP 0
23:03:14.90 23:03:15.83 46 Vulkanik A
0.930
MSG 0 0
23:03:14.95 23:03:16.62
1.67
SDG 0 0
23:03:14.82
KBY 0
23:03:14.67 23:03:18.63
3,960
LGP 0 0
55
Lampiran 2
56
Lampiran 2 Data Hiposenter Gempa
-
Kawah Masigit 107.8409 7.14385 2196
57
160619 2:47 9.798 -22.779 19.157 107.9291 -7.3489 19157
160620 10:56 6.626 -85.865 76.219 107.9006 -7.9167 76219
160621 0:56 2.669 -2.485 2.801 107.8649 -7.1662 2801
160621 2:15 3.847 -4.551 5.040 107.8755 -7.1848 5040
160621 21:21 3.166 -4.665 3.938 107.8694 -7.1858 3938
160622 1:37 -2.168 -0.917 2.888 107.8214 -7.1521 2888
160622 3:33 -1.512 -1.551 0.281 107.8273 -7.1578 281
160622 4:33 3.159 -4.193 6.673 107.8693 -7.1816 6673
160624 9:06 -2.982 -3.770 2.840 107.8141 -7.1778 2840
160624 11:26 -1.637 -1.028 4.202 107.8262 -7.1531 4202
160624 14:11 0.337 -0.101 0.311 107.8439 -7.1448 311
160624 16:09 4.046 -5.117 5.582 107.8773 -7.1899 5582
160625 2:40 1.505 -17.850 10.478 107.8545 -7.3045 10478
160625 20:19 -23.712 6.848 19.349 107.6275 -7.0822 19349
160627 0:06 3.583 -2.141 3.048 107.8732 -7.1631 3048
160627 1:39 1.559 -1.984 2.603 107.8549 -7.1617 2603
160627 1:39 -3.141 -4.226 3.962 107.8126 -7.1819 3962
160627 5:13 2.244 -20.255 13.641 107.8611 -7.3262 13641
160627 5:33 -4.070 -3.700 2.518 107.8043 -7.1772 2518
160628 2:01 1.176 -3.830 3.220 107.8515 -7.1783 3220
160628 3:20 -2.087 -3.281 2.036 107.8221 -7.1734 2036
160628 10:33 3.900 -3.271 2.158 107.876 -7.1733 2158
160629 9:33 4.253 -3.788 2.004 107.8792 -7.1779 2004
160629 17:41 -3.984 -2.957 6.252 107.805 -7.1705 6252
160629 17:42 -4.604 -1.067 6.283 107.7995 -7.1535 6283
160630 1:55 2.419 -2.884 2.315 107.8627 -7.1698 2315
160630 23:03 2.187 2.437 3.020 107.8606 -7.1219 3020
58